TINNITUS
PRACTICAL APPROACH AND TREATMENT
Dr. Kurnia Kusumastuti, dr., SpS(K) FK UNAIR SURABAYA
Tinnitus
• Persepsi suara disekitar kepala • Tanpa sumber suara eksternal • Prevalensi : 15-20%
– 25% mengganggu kegiatan sehari-hari
– 1-3% mengganggu kualitas hidup
Secara klinis sangat heterogen dalam hal:
• Kausa
• Karakteristik perseptualnya
• Gejala yang menyertai
• Frustrasi • Iritabel • Cemas • Depresi • Pendengaran menurun • Hiperakusis • Insomnia • Gangguan konsentrasi ↓ • Kualitas hidup ↓ 3
• Faktor risiko tinitus – Penurunan pendengaran – Obat Ototoksik – Trauma kepala – Depresi 4
Kategori Tinnitus
Tinnitus Subyektif
• Stimulus akustik (–)
• Hanya bisa didengar pasien
Tinnitus Obyektif
• Generasi suara dekat telinga pasien
• Dapat didengar pemeriksa dengan stetoskop
• Kausa
– Turbulensi aliran darah
– Kontraksi otot di palatum mole atau telinga dalam
Patofisiologi
• Patofisiologi tinitus
– Salah satu isu yang paling kontroversial dalam
medical science
• Teori patofisiologi baru
– SSP merupakan sumber generator tinitus
• Pemahaman tentang patofisiologi tinitus
Terapi inovatif dengan target neuronal
• Tinitus sering di triger oleh mekanisme perifer seperti gangguan kohlea
• Biasanya terjadi setelah muncul kerusakan nervus auditorius
↓
• Keikutsertaan mekanisme sentral
fMRI + PET Scan : Telinga Dalam dan Otak
1. Sel Rambut Koklear rusak 2. Lesi nervus auditorius
Input koklear ke
sistem auditorik sentral menurun (auditory deprivation)
Peningkatan aktivitas neuron
Di semua level sistem auditorik (homeostatic plasticity)
9
Level kortikal :
• area deaferen terjadi penurunan inhibisi
• Area normal : - expansi ( distorsi tonotopik)
- eksitasi ↑
↓
• Mekanisme – distorsi tonotopik
• Mekanisme kompensasi ↓ diperdebatkan ↓ Plastisitas maladaptif 10
Nukleus Kohlearis Dorsalis
• nukleus kohlearis dorsalis (DCN) menerima input secara langsung dari nervus auditorius • input pada nervus auditorius ↓
↓
disinhibisi dari DCN
aktivitas spontan pada jalur auditoris sentral ↑
11
Interaksi jalur auditoris dan non
auditoris
• Input aferen somatosensori nervus trigeminal • Input serat saraf C2 pada jalur central
auditoris
↓
berinteraksi dengan jalur auditoris di DCN
• Penurunan inhibisi pada input somatosensoris ke DCN disinhibisi DCN peningkatan persepsi tinnitus
12
13
• Perubahan fungsional di mediasi oleh neurotransmisi GABAergik, glycinergik dan glutamatergik.
↓
• Target terapi
14
15
Swain SK (Ed). 2016. Tinnitus and its current treatment. India.
Trauma Akustik Ototoksisitas Ablasi Koklea
Kerusakan Sel Rambut Koklea
Penurunan kontrol inhibisi eksternal neuron Peningkatan kontrol eksitasi eksternal neuron Perubahan membran intrinsik neuron Peningkatan spontan firing rate neuron
TINNITUS
TATALAKSANA
Banyak etiologi
Patofisiologi kompleks
Terapi definitif masih harus dikembangkan
Tujuan Utama terapi tinnitus
– Meningkatkan kualitas hidup
– Bukan “absolute cure”
Cara meningkatkan kualitas hidup
– Mengobati komorbiditas • Gangguan pendengaran • Depresi • Insomnia • Kecemasan 17
Sebelum terapi dimulai maka harus dilakukan • Asesmen klinis • Identifikasi – Faktor etiologi - Gejala penyerta – Komorbiditas 18
Algoritma Diagnostik dan Manajemen Terapi Pasien dengan Tinitus
19
Langguth, B. et al. 2014. Tinnitus: Causes and Clinical Management. Lancet Neurol 2013; 12: 920–30
Algoritma Diagnostik dan Manajemen Terapi Pasien dengan Tinitus
20
Langguth, B. et al. 2014. Tinnitus: Causes and Clinical Management. Lancet Neurol 2013; 12: 920–30
Algoritma Diagnostik dan Manajemen Terapi Pasien dengan Tinitus
21
Langguth, B. et al. 2014. Tinnitus: Causes and Clinical Management. Lancet Neurol 2013; 12: 920–30
Terapi
• Tinnitus Retraining Therapy (TRT)
– Counceling : CBT
– Sound generation therapy
Konsep TRT : Bypassing/overriding abnormal auditory cortex
1. Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
• Cognitive behavioral therapy merupakan bagian dari terapi psikologis
• cara yang paling baik untuk mencapai coping terhadap tinnitus.
• Tujuannya : mengubah respon kognitif, emosional, dan behavioral tinnitus yang maladaptatif melalui restrukturisasi kognitif dan modifikasi behavioral.
• Komponen utama CBT : psikoedukasi, latihan relaksasi, mindfulness-based training, teknik pengaturan konsentrasi, imagery training, dan
pemaparan situasi sulit pada modifikasi behavioral maladaptif
23
Langguth, B. et al. 2014. Tinnitus: Causes and Clinical Management. Lancet Neurol 2013; 12: 920–30
Tujuan CBT
• Mencapai keadaan habituasi
• Pasien tidak menyadari keadaannya kecuali bila pasien fokus pada tinnitusnya
• Perbaikan 80% kasus (not well controlled studies)
Auditory neural pathway
Berperan pada 1. Terjadinya tinnitus
2. Induksi habituasi terhadap signal tinnitus
2. Stimulasi Akustik atau Terapi Suara
• Terapi suara menggunakan alat environmental sound
generator dan custom sound generator.
1. Environmental sound generator menghasilkan suara ombak, sungai, air terjun, hujan, atau white noise untuk menciptakan suasana rileks dan mengurangi persepsi suara tinnitus.
2. Custom sound generator mirip dengan alat bantu dengar dan dikaitkan di belakang daun telinga. Alat ini menghasilkan suara frekuensi luas (wide band sound) yang dapat diatur dan memberi efek masking secara parsial maupun komplit.
26
Langguth, B. et al. 2014. Tinnitus: Causes and Clinical Management. Lancet Neurol 2013; 12: 920–30
Sound generator untuk terapi suara
Environmental sound generator
Custom sound generator
27 http://www.emedmd.com/content/sound-stimulation-tinnitus-treatment
Terapi Farmakologi
• Glutamat antagonis : masih dalam penelitian • Anxiolytic : diazepam
Antidepresan : amitryptilin Antikonvulsan
Diuretik
Antihistamin
hasil inkonsisten inkonklusif
Terapi
• Ginkgo biloba
– Sangat banyak dipakai
– Definitive success ?
• Betahistin : meningkatkan cochlear blood flow
efektif untuk tinnitus pada meniere disease dll ? no evidence • Suggested – Intake vitamin B – Zinc – Magnesium ↓ Tinnitus ↓ 29
Terapi Non Farmakologi
• Embolisasi atau ligasi untuk terapi anomali
vaskuler
• Penggunaan alat bantu dengar dan implan cochlear
untuk terapi sensoryneural hearing loss
• Laser akupuntur disfungsi sendi
temporomandibular memberikan perbaikan partial atau total terhadap nyeri dan tidak ada komplikasi
• Akupuntur, herbal, ear candling, laser tenaga rendah,
stimulasi elektromagnetik : ?
• Tinitus dengan “low buzz” type : berhubungan dengan gangguan sendi temporo mandibular
↓
Mengenai tuba Eustachii dan struktur timpanik
↓
Laser acupuncture
Terapi
Antikonvulsan Sindroma
masking mioklonus
Miotenotomi stapedius
+ Toksin botulinum A → hasil bagus
Prevensi
• Hindari suara keras
• Hindari obat ototoksik dan sitotoksik
• Hindari rokok, alkohol, kafein, obat stimulan SSP
• Hindari aspirin
• Pemberian Antioksidan menjanjikan
– D-metionin,
– kombinasi beta karoten, vitamin C, Vitamin E
KESIMPULAN
• Tim penangan tinnitus : ahli THT, neurologi, psikologi, psikiater, konsultan nyeri atau tidur. • Penanganan ditujukan terutama untuk
meningkatkan kualitas hidup
• Pengetahuan patofisiologi tinnitus lebih
berkembang dari dekade sebelumnya seiring dengan pengetahuan molekular, biokimia dan teknik pencitraan.
Anamnesis Pasien Tinitus
36
Langguth, B. et al. 2014. Tinnitus: Causes and Clinical Management. Lancet Neurol 2013; 12: 920–30
Anamnesis Pasien Tinnitus
Latar belakang
• usia
• riwayat keluarga dengan tinnitus (orang tua, saudara, anak) Riwayat tinnitus
• durasi
• onset awal: gradual atau mendadak? Kejadian yang
berhubungan, perubahan pendengaran, trauma akustik, otitis media, trauma kepala, whiplash, terapi gigi, stress, atau lainnya?
• pola: pulsatil? Intermiten atau konstan?fluktuatif atau tidak? Yang lainnya?
Anamnesis Pasien Tinnitus
Riwayat tinnitus
• lokasi: telinga kanan? Telinga kiri? Kedua telinga
(simetris)? Didalam kepala?
• kebisingan: skala 1-100, saat terburuk atau terbaik?
• kualitas suara: nada asli atau bising? Tidak tentu atau
polifonik?
• posisi nada: sangat tinggi, tinggi, medium, rendah?
• proporsi waktu bangun dengan tinnitus
• proporsi waktu bangun terganggu dengan tinnitus
• terapi tinnitus sebelumnya (tidak ada, beberapa, atau banyak)
Anamnesis Pasien Tinnitus
Faktor yang mempengaruhi
• natural masking? musik, suara tiap hari, suara lain? • terganggu dengan suara keras?
• perubahan dengan gerakan kepala dan leher atau
sentuhan kepala atau lengan atas?
• efek waktu tidur dan bangun pada tinnitus?
• efek stress?
• efek pengobatan?
Anamnesis Pasien Tinnitus
Kondisi terkait
• Gangguan pendengaran
• Alat bantu dengar (tidak ada, telinga kiri, telinga kanan, atau kedua telinga; efek pada tinnitus)?
• Gangguan atau intoleransi suara? Nyeri yang dipicu oleh suara? Hiperakusis?
• Vertigo atau dizziness?
• Gangguan temporomandibular?
• Nyeri leher?
• Sindroma nyeri yang lain?
• Dalam penanganan gangguan psikiatri?
Asesmen
Derajat
Keparahan
Tinitus
41
Langguth, B. et al. 2014. Tinnitus: Causes and Clinical Management. Lancet Neurol 2013; 12: 920–30
KESIMPULAN
• Pasien membaik dengan CBT dan terapi suara meskipun masih banyak yang lebih memilih terapi farmakologi
• Terapi molekuler penanganan tinnitus
merupakan tantangan dimasa akan datang