07/ S1-PKh/April/2015
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TUNARUNGU DENGAN ANAKNYA YANG MEMILIKI PENDENGARAN NORMAL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Deniaty Sinaga
NIM 1005463
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TUNARUNGU DENGAN ANAKNYA YANG MEMILIKI PENDENGARAN NORMAL
oleh Deniaty Sinaga
1005463
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Departemen Pendidikan Khusus
© Deniaty Sinaga 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DENIATY SINAGA
POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TUNARUNGU DENGAN ANAKNYA YANG MEMILIKI PENDENGARAN NORMAL
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Drs. Endang Rusyani, M.Pd NIP. 195705101985031003
Pembimbing II
Dr. H. Dudi Gunawan, M.Pd NIP. 196211211984031002
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Khusus
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TUNARUNGU DENGAN ANAKNYA YANG MEMILIKI PENDENGARAN NORMAL
Pola komunikasi merupakan bentuk atau gambaran sederhana dari proses pengiriman dan penerimaan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Bentuk atau gambaran tersebut secara sederhana dapat dilihat dalam bentuk komunikasi total, komunikasi verbal maupun nonverbal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi yang terjadi antara orang tua tunarungu dengan anaknya yang memiliki pendengaran normal antara lain: (a) pola komunikasi yang terjadi, (b) perkembangan bahasa anak, (c) kendala yang dialami, dan (d) upaya yang dilakukan untuk mengatasinya. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan studi dokumen. Teknik pengujian keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber. Analisa data yang dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Hasil temuan menunjukkan subyek menggunakan komunikasi total dalam berkomunikasi sehari-hari. Kondisi ketunarunguan orang tua tidak mengakibatkan keterlambatan perkembangan bahasa pada anak karena adanya anggota keluarga lain yang tinggal bersama mereka. Meskipun demikian masih sering terjadi kesalahpahaman dalam memahami pesan dan ketidakjelasan dalam menyampaikan pesan antara orang tua dan anak. Untuk mengatasinya subyek melakukan pengulangan dalam penyampaan pesan, memperlambat tempo bicara, menggunakan isyarat atau bahasa tulisan.
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
COMMUNICATION PATTERN OF DEAF PARENT WITH THEIR HEARING CHILDREN
Communication pattern is a simple form of sending dan recieving process between one component of communication to other componet with the right way so that the message can be understood. That form can simply can be seen in the form of total communication, verbal communication and nonverbal communication. This study aims are to determine the communication between deaf parents with their hearing children include: (a) th communication pattern, (b) Children language development, (c) Their problems in communication, and (d) Their efforts to deal with the problems. This study using qualitative approach and descriptive method. Collecting data performed by interviews, observations, and document studies. Data validity testing performed in three steps, data reduction, displaying data, and conclution. The result shows that subjects use total communication in their daily conversations. The deafness condition of parents do not give effect in hearing children language development because their other family members live with them. Nevertheless, misnderstanding and vagueness is still common problems between the deaf parents and their hearing children. To overcome the problem, they are doing repeating the messages, slowing the tempo of their speech, using sign language or writting the messages.
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Fokus Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Tunarungu ... 8
B. Konsep Komunikasi ... 17
C. Pola Komunikasi Orang Tua ... 19
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 30
B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 33
C. Pengumpulan Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 35
D. Analisis Data ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian ... 42
B. Pembahasan ... 46
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 54
B. Rekomendasi ... 55 DAFTAR PUSTAKA
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Komunikasi adalah hal yang sangat mendasar bagi setiap makhluk hidup. Ziberman (dalam Mulyana, 2000, hlm. 4) merumuskan bahwa tujuan komunikasi dapat dibagi menjadi dua kategori besar. Pertama, untuk memenuhi tugas-tugas penting bagi kehidupan kita, memuaskan rasa penasaran kira akan lingkungan dan menikmati hidup. Yang kedua, kita berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain.
Salah satu fungsi komunikasi yaitu fungsi sosial yang mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, memupuk hubungan dengan orang lain dan membangun konsep diri. Selain itu komunikasi juga menjadi sarana untuk menyampaikan norma-norma yang berlaku baik secara horzontal, yaitu dari masyarakat ke masyarakat yang lain, maupun secara vertikal, yaitu dari generasi ke generasi. (Mulyana, 2000, hlm. 5)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, hlm. 721), komunikasi didefinisikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Sementara itu Ruben dan Stewart (2006, hlm. 19) mendefinisikan komunikasi sebagai berikut
“komunikasi manusia adalah proses melalui mana individu dalam hubungan,
kelompok, organisasi, dan masyarakat membuat dan menggunakan informasi untuk berhubungan satu sama lain dan dengan lingkungan.”
2
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam sebuah keluarga, komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Pertukaran pesan yang terjadi dalam sebuah keluarga bukan hanya untuk mempertahankan tetapi juga untuk menghidupkan sebuah keluarga. Keluarga yang komunikasinya tidak berjalan dengan baik besar kemungkinan mengalami berbagai masalah dalam keluarganya. Penelitian – penelitian tentang hubungan keluarga menunjukkan bahwa semua hubungan dalam keluarga merupakan faktor penting dalam perkembangan individu. Namun dari semua hubungan dalam keluarga, hubungan orang tua dan anak merupakan hubungan yang paling penting dan paling berpengaruh pada perkembangan individu terutama pada masa-masa awal kehidupan individu tersebut. Kelangsungan hidup anak-anak sangat bergantung pada orang dewasa di sekitar mereka. Faktanya, bayi manusia bergantung pada orang lain lebih lama dibandingkan dengan makhluk hidup spesies lain.
Hubungan orang tua dan anak yang baik tentunya ditunjang dengan komunikasi yang baik pula. Komunikasi antara orang tua dan anak juga merupakan dasar perkembangan psikologis anak. Komunikasi yang lebih intim melibatkan sentuhan dan dekapan yang dapat membuat anak merasa nyaman dan aman. Komunikasi intim juga melibatkan perkataan (bahasa) verbal yang penuh makna untuk menjelaskan hal-hal yang tidak diketahui anak. Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak akan melahirkan anak yang cerdas.
Soyomukti (2012, hlm. 147) memaparkan bahwa jika aliran informasi antara penyampaian pesan dan penerimaan pesan berjalan dengan lancar, pesan yang disampaikan mendatangkan kejelasan dan pencerahan/penyadaran (bukan manipulasi atau kebohongan) maka komunikasi yang baik dapat terjadi.
3
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
baik antara orang tua dan anak dapat menunjang perkembangan bahasa yang baik pula bagi anak.
Bagi orang tua, terkadang mendidik anak bisa menjadi sangat sulit jika tidak dapat mengkomunikasikannya dengan baik. Tidak jarang orang tua mengalami stress dan frustasi karena merasa tidak mampu mendidik anak mereka. Orang tuna rungu juga melalui fase perkembangan hidupnya sebagai orang tua. Banyak orang tuna rungu memilih pasangan yang juga tuna rungu dan sekitar 90% mereka memiliki anak-anak dengan kemampuan pendengaran yang normal.
Perbedaan kondisi kemampuan pendengaran antara orang tua dan anak rentan memunculkan kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan dalam penyampaian maksud dan keinginan. Orang tua yang tunarungu tentu perlu menyesuaikan keterbatasan dirinya dengan tanggung jawab mereka untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak baik kebutuhan-kebutuhan materi, fisiologis, psikologis maupun kebutuhan-kebutuhan untuk membangun relasi sosial. Penelitian Mallory, Schein dan Zingle (dalam Singleton, 2000, hlm. 226), mengenai persepsi dan performace orang tua tuna rungu dalam mengasuh anak, menghasilkan bahwa orang tua tunarungu sebenarnya memiliki pandangan yang positif mengenai efektivitas pengasuhan dalam keluarga mereka.
Namun pada kenyataannya, hubungan komunikasi antara orang tua tunarungu dengan anak mereka yang berpendengaran normal memiliki perbedaan yang jelas dalam hal bahasa. Beberapa penelitian menyatakan bahwa 90% orang tunarungu lahir dan tumbuh besar dari orang tua normal. Saat orang tua mendapati bahwa anak mereka tunarungu, sudah pasti orang tua mencari berbagai informasi dari berbagai sumber untuk mengasuh dan merawat anak mereka yang tunarungu. Hal ini mengakibatkan anak tunarungu yang telah dewasa dan berkeluarga tidak memiliki contoh nyata dalam mengasuh anak dengan pendengaran normal.
Berdasarkan alasan itu peneliti merasa terpanggil dan tertarik mengadakan
4
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Fokus Penelitian
Membatasi masalah yang akan diteliti, dan supaya dapat mengungkap lebih dalam mengenai masalah yang diteliti maka peneliti menentukan fokus masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana orang tua tunarungu dan anaknya yang memiliki pendengaran normal menggunakan pola komunikasi verbal dan nonverbal?
2. Bagaimana kemampuan bahasa anak dengan pendengaran normal yang lahir dari orang tua tunarungu?
3. Kendala apa saja yang dihadapi oleh orang tua tunarungu dan anaknya yang memiliki pendengaran normal dalam berkomunikasi?
4. Upaya apa saja yang di lakukan oleh orang tua tunarungu dan anaknya yang memiliki pendengaran normal dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam berkomunikasi?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pola komunikasi yang terjadi dalam keluarga orang tua tunarungu dengan anak yang memiliki pendengaran normal.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
a. Penelitian ini diharapkan dapat mengemukakan penggunaan pola komunikasi verbal dan nonverbal oleh orang tua tunarungu dengan anaknya yang memiliki pendengaran normal?
b. Penelitian ini diharapakan dapat mengungkapkan kemampuan bahasa anak dengan pendengaran normal yang lahir dari orang tua tunarungu.
5
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan upaya apa saja yang dilakukan oleh orang tua tunarungu dalam berkomunikasi dengan anaknya yang memiliki pendengaran normal.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur untuk penelitian lebih lanjut mengenai pola orang tua tunarungu dengan anaknya yang memiliki pendengaran normal.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu orang tua tunarungu yang memiliki anak dengan pendengaran normal dalam aspek komunikasi di tengah-tengah keluarga mereka. Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan pengetahuan mengenai individu tunarungu.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Adapun sistematika penulisan di dalam penelitian ini yaitu terdapat lima bab, sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan
Pada bab ini mencakup latar belakang masalah yang menjadikan dasar dilakukan penelitian mengenai komunikasi orang tua tunarungu dengan anaknya yang memiliki pendengaran normal. Kemudian rumusan masalah penelitian berguna untuk menunjukkan aspek apa saja yang ingin diungkap dalam penelitian. Selain itu, adapula tujuan dan manfaat penelitian untuk menjelaskan apa yang dimaksud dan mengapa penelitian ini dilakukan. Selanjutnya, struktur organisasi skripsi berisi tentang urutan penulisan dari setiap bab, dimulai dari bab pertama hingga bab terakhir.
6
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Bab II Kajian Pustaka
Bab ke dua yaitu kajian pustaka yang mencakup beberapa poin yang berkaitan dengan rinci konsep tunarungu yang mencakup definisi, klasifikasi dan dampak ketunarunguan. Kemudian konsep komunikasi yang menjabarkan tentang pengertian dan fungsi komunikasi. Selanjutnya rincian tentang pola komunikasi orang tua yang berisi tentang pola komunikasi sendiri, komunikasi keluarga, dan juga penjabaran mengenai orang tua tunarungu serta komunikasinya dengan anak yang memiliki pendengaran normal.
3. Bab III Metode Penelitian
Bab ke tiga berisi penjabaran metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian. Pada bab ini dijelaskan secara rinci desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Partisipan dan tempat penelitian dalam penelitian ini yaitu keluarga dengan orang tua tunarungu dan anak yang memiliki pendengaran normal. Selain itu, pengumpulan data juga disajikan pada bab tiga ini yakni melalui wawancara, observasi, studi dokumen, dan catatan lapangan. Setelah itu, data dianalisis dengan cara disusun secara sistematis melalui data reduction (reduksi data) dan data display (penyajian data).
4. Bab IV Temuan Dan Pembahasan
Bab ke empat menyampaikan temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data sesuai dengan urutan rumusan masalah penelitian dan pembahasan temuan penelitian yang telah dilaksanakan, yaitu pembahasan mengenai bagaimana pola komunikasi orang tua tunarungu dengan anaknya yang memiliki pendengaran normal, untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.
5. Bab V Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi
7
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini menyajikan uraian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian. Metode penelitian ini mencakup desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif atau naturalistik. Penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan pada upaya investigatif untuk mengkaji secara natural fenomena yang tengah terjadi dalam keseluruhan kompleksitasnya. Menurut Moleong (2007, hlm. 6) bahwa :
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, perseps, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Penggunaan pendekatan kualitatif didasari oleh pemikiran bahwa pendekatan tersebut memiliki kesesuaian dengan fokus penelitian yang pada hakekatnya ingin melakukan eksplorasi pada objek penelitian serta memperoleh gambaran secara mendalam mengenai pola komunikasi orang tua tunarungu dengan anaknya yang memiliki pendengaran normal.
31
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola komunikasi antara orang tua tunarungu dengan anaknya yang memiliki pendengaran normal dalam komunikasi sehari-hari dalam lingkungan keluarga.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.
Penelitian deskriptif juga berarti penelitian yang dimaksud untuk menjelaskan fenomena atau karakteristik individual, situasi atau kelompok tertentu secara akurat. Hal tersebut berarti bertujuan untuk menjelaskan pola komunikasi yang terjadi di tengah-tengah keluarga dari orang tua tunarungu dengan anaknya yang memiliki pendengaran normal secara akurat.
Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu: 1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan persiapan sebelum melakuka penelitian di lapangan. Persiapan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menyusun rancangan penelitian tentang pola komunikasi orang tua tunarungu dengan anaknya yang memiliki pendengara normal.
b. Memilih fokus penelitian seputar pola komunikasi yang terjadi antara orang tua dan anak, perkembangan bahasa anak, kendala yang dalami, dan upaya yang dilakukan orang tua dan anak dalam mengatasi kendala yang dihadapi. c. Mengurus perizinan pelaksanaan penelitian sesuai dengan aturan yang
berlaku.
d. Memilih pertisipan penelitian yang merupakan bagian dari Gerakan Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin).
e. Menyiapkan perlengkapan penelitian berupa instrumen penelitian pola komunikasi orang tua tunarungu dengan anaknya yang memiliki pendengaran normal.
2. Tahap Pelaksanaan
32
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Memahami latar penelitian yaitu tentang pola komunikasi orang tua tunarungu dengan anaknya yang memiliki pendengaran normal.
b. Menemui partisipan penelitian tentang pola komunikasi orang tua tunarungu dengan anaknya yang memiliki pendengaran normal dan menjelaskan maksud dari penelitian tersebut.
c. Melakukan pengumpulan data di lapangan baik dengan cara wawancara, observasi dan studi dokumentasi.
3. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dilakukan setelah peneliti selesai mengumpulkan data di lapangan. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis data yang telah terkumpul dengan cara melakukan reduksi data, penyajian data kemudian menarik kesimpulan dan verifikasi.
a. Mereduksi Data yang Telah Dikumpulkan.
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian, peabsraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Dalam proses ini data observasi, wawancara, dan studi dokumentasi yang telah dikumpulkan akan dikelompokkan, difokuskan sesuai dengan apa yang ingin diungkap, sehingga lebih mudah dipahami.
b. Penyajian Data.
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang telah direduksi tadi kemudian disusun sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan mengenai pola komunikasi yang terjadi antara orang tua tunarungu dengan anaknya yang memiliki pendengaran normal.
c. Menarik Kesimpulan dan Verifikasi dari Data yang Disajikan.
33
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
1. Partisipan
Partisipan dalam penelitian adalah pihak-pihak yang bersedia memberikan berbagai informasi berisi keterangan dan data penting yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah keluarga dimana rekomendasi didapat dari sekolah dimana salah satu orang tua tunarungu pernah menempuh pendidikan sebelumnya. Penentuan subjek penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Kedua orang tua adalah penyandang tunarungu dan memiliki dua orang anak dengan pendengaran normal. Kedua orang tua telah menjalani pendidikan di sekolah luar biasa hingga jenjang menengah atas. Adapaun anggota keluarga yang menjadi subyek penelitian tersebut adalah :
a. Ayah penyandang tunarungu
Nama (Inisial) : HS
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 06 Mei 1969
Agama : Kristen
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan Terakhir : SLB B
Alamat : Jl. Flamboyan, Cimahi
Bapak HS mengalami ketunarunguan sejak lahir dan telah menempuh pendidikan di Sekolah Luar Biasa khusus tunarungu. Meskipun demikian bapak HS mampu menggunakan komunikasi total dalam berkomunikasi sehari-hari, yaitu bahasa ujaran dan isyarat. Kondisi ketunarunguan Bapak HS yang berat mengakibatkan kurang jelasnya pengucapan bapak HS dibandingkan dengan ibu MT sehingga bapak HS masih sangat bergantung pada bahasa isyarat meskipun sudah terbiasa berbahasa ujaran.
b. Ibu penyandang tunarungu
Nama (Inisial) : MT
34
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Agama : Kristen
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan Terakhir : SLB B
Alamat : Jl. Flamboyan, Cimahi
Ibu MT lahir dalam keadaan normal, namun di usia satu tahun, ibu MT mengalami sakit demam tinggi yang pada akhirnya mengakibatkan ketunarunguan pada ibu MT. Orang tua ibu MT memberikan kursus bicara ujaran dan membaca ujaran sejak ibu MT kecil, sehingga walaupun ibu MT menempuh pendidikan di sekolah luar biasa khusus tunarungu, yang sebagian besar percakapannya menggunakan bahasa isyarat, ibu MT tetap mampu menggunakan bahasa ujaran di masyarakat pada umumnya.
c. Identitas Anak
Nama (Inisial) : MS
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 14 Maret 2003
Agama : Kristen
Kelas : 6 SD
Sekolah : SD Mandiri
Alamat Rumah : Jl. Flamboyan, Cimahi.
Nama (Inisial) : LS
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 20 April 2004
Agama : Kristen
Kelas : 5 SD
Sekolah : SD Mandiri
Alamat Rumah : Jl. Flamboyan, Cimahi.
2. Tempat Penelitian
35
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Pengumpulan Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah cara atau prosedur yang sistematik guna mengumpulkan data penelitian. Penelitian tentang pola komunikasi orang tua tunarungu dengan anaknya yang memiliki pendengaran normal ini menggunakan pendekatan kualitatif, sehingga yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Menurut Sugiono (2009, hlm. 306), “Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan
sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya”.
Menurut Lofland dan Lofland (Moleong 1994, hlm. 12) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain. Itulah sebabnya dalam penelitian ini peneliti membuat istrumen observasi dan wawancara untuk mengumpulkan data utama dalam pola komunikasi orang tua tunarungu dengan anaknya yang memiliki pendengaran normal yang berupa kata-kata dan tindakan yang diamati peneliti.
Menurut Patton (dalam Nasution, 2003, hlm. 106) data kualitatif dapat dipilah menjadi tiga jenis :
a. Hasil pengamatan : uraian rinci tentang situasi, kejadian, interaksi dan tingkah laku yang diamati di lapangan.
b. Hasil pembicaraan : kutipan langsung tentang orang-orang tentang pengalaman, sikap, keyakinan, dan pemikiran mereka dalam kesempatan wawancara mendalam.
c. Bahan tertulis : petikan atau keseluruhan dokumen, surat menyurat, rekaman, dan kasus sejarah.
36
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
juga dilakukan kepada setiap anggota keluarga tersebut untuk mendapatkan kutipan langsung mengenai pengalaman, sikap dan pemikiran mereka berkaitan dengan pola komunikasi orang tua tunarungu dan anaknya yang memiliki pendengaran normal. Dengan demikian data hasil pembicaraan juga dapat dikumpulkan untuk menunjang hasil penelitian yang lebih akurat. Peneliti juga melakukan studi dokumentasi dari hasil belajar bahasa indonesia anak di sekolah, untuk memperkuat data penelitian mengenai kemampuan bahasa anak.
Data kualitatif tersebut peneliti kumpulkan untuk mengungkapkan pola komunikasi yang terjadi diantara orang tua tunarungu dengan anaknya yang memiliki pendengaran normal sebagai sumber data utama dalam penelitian kualitatif.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
a. Observasi
37
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Wawancara
Moleong (2007, hlm. 186) mendefinisikan wawancara sebagai “percakapan dengan maksud tertentu”. Sementara itu menurut Herdiyansyah (3013, hlm. 31) wawancara adalah “... sebuah proses interaksi komunikasi yang dilakukan oleh setidaknya dua orang, atas dasar ketersediaan dan dalam setting alamiah, dimana arah pembicaraan mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan dengan mengedepankan trust sebagai landasan utama dalam proses memahami.” Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa wawancara adalah percakapan yang terjadi oleh dua orang atau lebih, atas dasar ketersediaan dan dalam setting ilmiah yang dilakukan dengan maksud tertentu.
Wawancara dilakukan bertujuan untuk mendapatkan informasi guna mengungkap pola komunikasi yang terjadi diatara orang tua tunarungu dengan anaknya yang memiliki pendengaran normal. Untuk mengungkap hal tersebut maka dalam penelitian ini wawancara ditujukan kepada:
1) Seorang ayah yang menyandang tunarungu dan memiliki anak dengan pendengaran normal.
2) Seorang ibu yang menyandang tunarungu dan memiliki anak dengan pendengaran normal.
3) Anak yang memiliki pendengaran normal yang lahir dari orang tua tunarungu.
c. Studi Dokumentasi
Nasution (1996, hlm. 85) menjelaskan bahwa data dalam penelitian naturalistik kebanyakan diperoleh dari sumber manusia (human resources) melalui wawancara dan observasi. Namun terdapat pula data yang bukan bersumber dari manusia (non human resources), diantaranya dokumen, foto, dan bahan statistik. Data tersebut dapat digunakan untuk memperkuat hasil penelitian serta dapat digunakan sebagai perbandingan dengan data yang diperoleh dari responden.
38
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perkembangan bahasa anak dengan pendengaran normal yang lahir dari orang tua tunarungu.
2. Instrumen Penelitian
Alat-alat bantu untuk mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera, video recorder, tape recorder dan catatan lapangan. Alat-alat bantu tersebut diharapkan dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data di lapangan. Selain itu peneliti juga menggunakan pedoman penelitian berupa instrumen penelitian. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Tabel Kisi – Kisi Penelitian
39
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang lahir dari orang
Upaya Orang tua Wawancara & Observasi
Orang tua tunarungu
Upaya Anak Wawancara & Observasi
Anak
D. Analisis Data
Stainback (dalam Sugiono, 2009, hlm. 89) mengemukakan bahwa analisis data adalah :
40
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami sendiri dan orang lain.
Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen (dalam Moleong, 2007, hlm. 248) adalah „upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan data yang dapat dikelola, mengintensifkannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang akan dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain‟.
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia, baik data primer maupun data sekunder. Proses analisis data yang disampaikan oleh Miles & Huberman (dalam Sugiono, 2009, hlm. 91) yaitu „Aktivitas analisis data secara kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh‟. Aktifitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclution drawing/verification.
1. Reduksi Data
41
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Penyajian Data
Basrowi & Suwandi (2008, hlm. 209) mengungkapkan bahwa “penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan”. Bentuk penyajian data dapat berupa narasi, matrik, grafik, jaringan dan bagan untuk memudahkan membaca dan menarik kesimpulan. Dengan penyajian data, hasil wawancara dan observasi dalam penelitian tentang pola komunikasi orang tua tunarungu dengan anaknya yang memiliki pendengaran normal akan lebih mudah untuk dibaca dan ditarik kesimpulannya.
3. Menarik Kesimpulan dan Verifikasi.
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pola komunikasi orang tua tunarungu dengan anaknya yang memiliki pendengaran normal diperoleh bahwa pola komunikasi yang terjadi diantara orang tua dan anak adalah komunikasi total. Orang tua tunarungu dan anak berkomunikasi dengan menggunakan perpaduan antara komunikasi verbal yaitu bahasa ujaran dan komunikasi nonverbal yaitu bahasa isyarat, bahasa tubuh (gesture), mimik wajah, dan lain sebagainya.
Perkembangan bahasa anak tidak menunjukkan adanya keterlambatan meskipun kondisi orang tuanya memiliki keterbatasan dalam pendengaran yang secara otomatis berdampak pula pada kemampuan bahasa orang tua. Anak tetap berkembang sebagaimana mestinya sesuai dengan tahap perkembangan bahasa diusianya. Anak mampu memahami tata bahasa dengan baik dan memiliki perbendaharaan kata yang sesuai dengan usianya. Selain itu anak kemampuan bahasa reseptif visual dan ekspresif visual anak telah berkembang dilihat dari kemampuan anak membaca dan menulis. Selain itu dengan adanya anggota keluarga lain seperti nenek, kakek, paman dan bibi, maka kebutuhan anak akan masukan bahasa dapat tercukupi.
Kendala yang dialami orang tua tunarungu dan anaknya dalam berkomunikasi adalah ketidak jelasan saat menyampaikan pesan baik yang disampaikan oleh orang tua maupun anak. Selain itu masalah kesalahpahaman pun seringkali terjadi saat orang tua maupun anak berusaha memahami pesan yang disampaikan satu sama lain.
55
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka rekomendasi yang yang diberikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Orang Tua Tunarungu
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran sekaligus masukan bagi orang tua tunarungu mengenai sistem komunikasi yang digunakan sehari-hari dapat disesuaikan dengan kondisi keluarga. Melihat dari keluaga subyek penelitian, maka orang tua tunarungu lainnya pun yang memiliki anak dengan pendengaran normal dapat menggunakan berbagai pola dalam berkomunikasi dengan anak sehingga anak dapat tetap terbiasa menggunakan bahasa ujaran. Selain itu komunikasi antara orang tua dan anak juga harus lebih ditingkatkan. Semakin sering berkomunikasi maka kendala yang dihadapi akan semakin rendah.
2. Bagi Anak dari Orang Tua Tunarungu
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan uraian yang lebih rinci mengenai pola komunikasi yang terjadi antara anak dengan orang tua tunarungu. Meskipun orang tua mengalami ketunarunguan, tetapi anak tetap harus tetap mengeluarkan suara saat berbicara dengan orang tua. Selain itu anak tetap harus lebih sering berkomunikasi dengan orang tua, supaya orang tua tidak merasa rendah diri karena keterbatasannya.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku dan Artikel Jurnal :
Adler, R. B., & Rodman, R. (1985). Understanding Human Communication, 3rd edition. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Aw, S. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta : Graha Ilmu
Djamarah, S.B. (2004). Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga (Sebuah Perspektif Pendidikan Islam). Jakarta: Rineka Cipta
Efendi, M. (2008). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara
Hardjana, A.M. (2003). Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta : Penerbit Kanisius
Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi Kelima. Alih Bahasa: Istiwidayanti dan
Soedjarwo. Jakarta: Erlangga
Kanto, L., Huttunen, K., & Laakso, M.L. (2013). Relationship between the linguistic environments and early bilingual language development of hearing children in deaf-parented families. Journal of Deaf Studies and Deaf Education, 18 (2), hlm. 242 – 260.
Kuntaraf, K.H dan Jonathan K. (1999). Komunikasi Keluarga: Kunci Kebahagiaan Anda. Indonesia: Indonesia Publishing House
Muhammad, J.K.A. (2008). Special Education For Special Children. Jakarta: Hikmah
Mulyana, D. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda
Deniaty Sinaga, 2015
Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Reynolds, C. R. & Janzen, E. F. (2002). Concise Encyclopedia of Spesial Education Second Edition. Canada: John Wiley & Sony, Inc.
Ruben, B.D & Stewart, L.P. (2006). Komunikasi dan Perilaku Manusia.Terjemahan Ibdu Hamad. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Singleton, J. & Tittle, M.D. (2000). Deaf parents and their hearing children. Journal of Deaf Studies and Deaf Education, 5 (3), hlm. 221 – 236.
Somantri, T.S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama Soyomukti, N. (2012). Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. (2007). Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan Bagian 1 : Ilmu Pendidikan Teoretis. Bandung: PT. IMTIMA
UPI. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI
Yusuf, S. (2010). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda
2. Sumber online dan bentuk lain :
Clark, K. Communication and Parenting Issues in Fammilies with Deaf Parents
and Hearing Children. [Online]. Diakses dari
http://www.lifeprint.com/asl101/pages-layout/coda.htm
Connor, M.J. (2004). The Hearing Child of Deaf Parents. [Online]. Diakses dari http://www.codaukireland.co.uk/uploads/1/3/0/0/13000270/connor_m.j._th e_hearing_child_of_deaf_parents_october_2004.pdf