PENGGUNAAN PENDEKATAN SAVI
(SOMATIC, AUDITORY, VISUAL AND INTELLECTUAL)
UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA
KELAS V SDN KENARI
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
IKA ROSMAWATI
1105553
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGGUNAAN PENDEKATAN SAVI
(SOMATIC, AUDITORY, VISUAL AND INTELLECTUAL)
UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA
KELAS V SDN KENARI
Oleh Ika Rosmawati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Ika Rosmawati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
Ika Rosmawati, 2015
ABSTRAK
IKA ROSMAWATI (1105553), Penggunaan Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory,
Visual and Intellectual) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman
Pada Siswa Kelas V SDN Kenari.
Dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa yang belum mampu menyimpulkan isi cerita dengan baik karena tidak memahami bacaan dengan baik, sehingga hasil belajar siswa rendah. Guru belum menggunakan metode membaca yang menarik bagi siswa dalam membaca pemahaman.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kemampuan membaca pemahaman siswa dan menganalisis peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SDN Kenari.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan teknik siklus model Kemmis dan Mc.Taggart melalui beberapa tahap yaitu prasiklus, siklus I, dan siklus II. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes hasil belajar siswa, observasi terhadap aktivitas guru dan siswa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan SAVI dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa, pelaksanaannya meliputi empat tahapan yaitu tahap persiapan, tahap penyampaian, tahap pelatihan, dan tahap penampilan hasil. Prosentase aktivitas belajar meningkat, pada siklus I hanya mecapai 59,69% dan pada siklus II meningkat menjadi 80%. Hasil belajar siswa meningkat, prosentase tingkat penguasaan bacaan menunjukkan 67,81% pada siklus I, menjadi 80,31% pada siklus II.Dengan demikian maka penggunaan pendekatan SAVI dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman.Pembelajaran membaca pemahaman dengan pendekaatan SAVI diharapkan menjadi inspirasi bagi guru untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
ABSTRACT
IKA ROSMAWATI (1105553), Use SAVI Approach (Somatic, Auditory, Visual and Intellectual) Ability To Improve Reading Comprehension In Grade Students of SDN Kenari.
Motivated by the many students who have not been able to conclude the story well because they do not understand the reading well, so that student learning outcomes waslow. Teachershave not beenusingan interesting read for students inreading comprehension. This study aimed to obtain students 'reading comprehension andanalyze the improvement of students'reading comprehension class V SDN Kenari. The method usedin this researchis aClassroom Action Research(CAR) with techniquesMc. Taggart and Kemmismodel cycle through several stages ofpre-cycle, the first cycleandthe second cycle.Instruments usedin this research that tests students' learning outcomes, observation ofthe activities of teachers and students. he results showed that SAVI approach can improve students' reading comprehension, implementation includes fourphases, namely preparation phase, delivery phase, the training phase, and stage appearances results. The results showed that SAVI approach can improve students' reading comprehension, implementation includes fourphases, namely preparation phase, delivery phase, the training phase, and stage appearances results. Percentage of learning activityin creased, in the first cycle only reach 59.69% and the second cycle increased to 80%. Increased student learning outcomes, the percentage level of mastery of reading indicates67.81% in the first cycle, being 80.31% in the second cycle. Thus, theuse of SAVI approach can improve students' skills inreading comprehension. Teaching reading comprehension with SAVI approachis expected tobe an inspiration for teachers to create in novative learning especially in Indonesian learning.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ... vii
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR DIAGRAM ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Definisi Istilah ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 7
1. Pendekatan SAVI ... 7
2. Hakikat Pembelajaran Membaca ... 13
3. Membaca Pemahaman ... 16
4. Membaca Pemahaman di Kelas V SD ... 17
B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 19
C. Kerangka Berpikir ... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ... 23
B. Prosedur Penelitian ... 24
C. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 28
D. Rancangan Penelitian ... 28
E. Teknik Pengumpulan Data ... 34
F. Analisis Data ... 35
G. Indikator Keberhasilan ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 38
1. Deskripsi Awal (Prasiklus) ... 38
2. Deskripsi Hasil Siklus I ... 41
3. Deskripsi Hasil Siklus II ... 52
4. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 63
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 67
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 70
B. Rekomendasi ... 71
DAFTAR TABEL
Tabel . Halaman
2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran dalam Model Pembelajaran SAVI ... 10
3.1 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dengan Pendekatan SAVI ... 29
3.2 Lembar Observasi Aktivitas Guru dengan Pendekatan SAVI ... 31
3.3 Format Tes Membaca Pemahaman dengan Pendekatan SAVI ... 33
4.1 Hasil Belajar Kemampuan Membaca Pemahaman Tahap Prasiklus ... 39
4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dengan Pendekatan SAVI Siklus I ... 44
4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru dengan Pendekatan SAVI Siklus I ... 45
4.4 Hasil Belajar Kelompok dengan Pendekatan SAVI Siklus I ... 48
4.5 Hasil Belajar Siswa dengan Pendekatan SAVI Siklus I ... 49
4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dengan Pendekatan SAVI Siklus II ... 55
4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru dengan Pendekatan SAVI Siklus II ... 57
4.8 Hasil Belajar Kelompok dengan Pendekatan SAVI Siklus II ... 59
4.9 Hasil Belajar Siswa dengan Pendekatan SAVI Siklus II ... 60
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
4.1 Rerata Hasil Penelitian Menggunakan Pendekatan SAVI Siklus I ... 50
4.2 Rerata Hasil Penelitian Menggunakan Pendekatan SAVI Siklus II ... 62
4.3 Rekapitulasi Prosentase Aktivitas Belajar Siswa dan Aktivitas Guru ... 64
4.4 Rekapitulasi Prosentase Tingkat Penguasaan Siswa dalam Membaca
Pemahaman ... 66
4.5 Rekapitulasi Keseluruhan Aktivitas Siswa, Aktivitas Guru dan Hasil Belajar
DAFTAR LAMPIRAN
I. LAMPIRAN A: Siklus I
1. RPP Siklus I
2. Teks Wacana Siklus I
3. Lembar Kerja Siswa Siklus I
4. Hasil Tes Siswa Siklus I
II.LAMPIRAN B: Siklus II
1. RPP Siklus II
2. Teks Wacana Siklus II
3. Lembar Kerja Siswa Siklus II
4. Hasil Tes Siswa Siklus II
III.LAMPIRAN C: Surat-Surat
1. Surat Keputusan Pengangkatan Dosen Pembimbing
2. Surat Permohonan Izin Mengadakan Studi Lapangan/Observasi
3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SD
IV. LAMPIRAN D: Foto Kegiatan
1. Foto Kegiatan Pra Siklus
2. Foto Kegiatan Siklus I
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi vital bagi manusia. Dengan
bahasa, manusia akan dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia
lainnya, baik dengan menggunakan bahasa lisan maupun tulisan. Begitupun
pembelajaran bahasa di sekolah yang memiliki tujuan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif, baik
secara lisan maupun tulisan tergantung pada konteks dan situasinya.
Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
berlaku saat ini, ruang lingkup dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang
meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara,
membaca dan menulis (Depdiknas, 2005, hlm.318). Keempat keterampilan
berbahasa tersebut harus dikuasai siswa secara utuh, agar siswa terampil
berbahasa tidak hanya secara teori tetapi juga dalam prakteknya yaitu bahasa
sebagai alat komunikasi. Dalam pembelajaran di sekolah, keempat
keterampilan berbahasa ini harus dipelajari secara seimbang dan terpadu
karena keempatnya memiliki keterkaitan satu sama lain.
Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang diajarkan di Sekolah
Dasar adalah keterampilan membaca. Keterampilan membaca merupakan
keterampilan dasar yang harus dikuasai siswa agar dapat mengikuti semua
kegiatan pembelajaran dengan baik. Apabila siswa tidak memiliki
keterampilan membaca, maka siswa tersebut tidak mampu berkomunikasi
melalui tulisan.
Broughton (Tarigan, 2008, hlm. 12) mengemukakan bahwa terdapat
dua aspek penting dalam membaca yaitu keterampilan yang bersifat mekanis
dan keterampilan yang bersifat pemahaman. Dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia di SD kedua keterampilan tersebut diajarkan. Keterampilan yang
2
pengenalan unsur linguistik (fonem, kata, kalimat) dan ejaan. Sedangkan
keterampilan membaca yang bersifat pemahaman diajarkan di kelas tinggi
meliputi kegiatan memahami pengertian sederhana, memahami makna dan
memahami isi bacaan.
Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa pengajaran membaca
pemahaman (membaca lanjut) di sekolah dasar cenderung diabaikan.
Umumnya, guru SD menganggap bahwa pengajaran membaca telah berakhir
ketika seorang siswa sekolah dasar telah dapat membaca dan menulis
permulaaan yang dilaksanakan di kelas rendah. Pada jenjang kelas yang lebih
tinggi, pengajaran membaca lanjut belum mendapat perhatian yang serius.
Sedangkan pelajaran membaca tidak hanya sekedar menyuarakan bunyi-bunyi
bahasa, atau mencari kata-kata sulit dalam teks bacaan. Membaca juga
melibatkan pemahaman, memahami apa yang dibacanya, memahami maksud
bacaan dan implikasinya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan, kemampuan
membaca siswa di kelas V SDN Kenari secara keseluruhan menunjukkan skor
yangtermasuk kategori rendah, begitupun dengan kemampuan membaca
pemahaman siswa. Guru kelas sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran
sebagaimana tercantum dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran,
akan tetapi kemampuan membaca siswa masih belum optimal. Tingkat
penguasaan membaca pemahaman siswa diharapkan mencapai 75% namun
pada kenyataannyabaru mencapai 59%.
Dalam pembelajaran di kelassiswa belum mampu menentukan pokok
pikiran dan menyimpulkan isi cerita dengan baik. Rendahnya skor
kemampuan membaca pemahaman tersebut disebabkan oleh minat baca yang
rendah. Minat baca yang rendah ini disebabkan oleh metode yang digunakan
guru mengajar tidak tepat dan tidak disesuaikan dengan karakteristik siswa di
kelas. Dalam pembelajaran membaca pemahaman di kelas guru masih
menggunakan metode konvensional seperti ceramah dan tanya jawab,
3
Guna meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa, guru
perlu menggunakan pendekatan yang inovatif sehingga proses pembelajaran
lebih menyenangkan dan membuat siswa lebih aktif. Salah satu pendekatan
pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran membaca
adalah Pendekatan Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI).
Pendekatan SAVI merupakan pendekatan yang melibatkan empat
macam gaya belajar yaitu somatik (kinestetik), auditori, visual dan intelektual.
Pendekatan ini menggabungkan antara gerakan fisik dengan aktivitas
intelektual dan menggunakan semua alat indera saat pembelajaran sehingga
akan berpengaruh besar pada proses pembelajaran.
Pendekatan SAVI ini memiliki beberapa unsur yang dapat membuat
pembelajaran menjadi menyenangkan, seperti yang diungkapkan Meier (2002,
hlm.91) yaitu somatik sebagai belajar dengan bergerak dan berbuat (learning
by moving and doing), auditori sebagai belajar dengan berbicara dan mendengarkan (learning by talking and hearing), visual sebagai belajar
dengan mengamati dan menggambarkan (learning by observing and
picturing), dan intelektual sebagai pembelajaran dengan pemecahan masalah dan melakukan refleksi (learning by problem solving and reflecting).
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan
SAVI merupakan pendekatan yang melibatkan semua alat indera dan pikiran
dalam pembelajaran. Dengan pendekatan SAVI diharapkan proses
pembelajaran akan lebih menyenangkan, membuat siswa lebih aktif, tubuh dan
otak senantiasa beraktifitas dan hasil pembelajaran dapat lebih optimal. Atas
dasar tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “PENGGUNAAN PENDEKATAN SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL (SAVI) UNTUK MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS V
4
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam dua bentuk
pertanyaan yang meliputi:
1. Bagaimanakahkemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD
dengan Pendekatan SAVI?
2. Seberapa besar peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa
kelas V SD dengan Pendekatan SAVI?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk memperoleh gambaran kemampuan membaca pemahaman siswa
kelas V SD dengan Pendekatan SAVI.
2. Untuk menganalisis peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa
kelas V SD dengan Pendekatan SAVI.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun secara praktis yaitu untuk peneliti, guru ataupun siswa yang
secara langsung maupun tidak langsung bersentuhan dengan masalah
penelitian tindakan kelas ini. Manfaat penelitian ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Manfaat dari Segi Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan landasan pengembangan
pembelajaran Bahasa Indonesia yang menarik dan menyenangkan
khususnya sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa Sekolah Dasar.
2. Manfaat dari Segi Kebijakan
5
pemahaman menggunakan pendekatan SAVI dapat menginspirasidan
menjadi referensi guru untuk menerapkan metode baru yang lebih aktif,
inovatif, kreatif, menarik, menyenangkan dan bermakna bagi siswa.
3. Manfaat dari Segi Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap pembelajaran membaca di kelas V Sekolah Dasar.
a. Bagi Siswa:
1) Kemampuan membaca pemahaman siswa meningkat melalui
pendekatan SAVI.
2) Pembelajaran akan lebih menarik karena situasi belajar diciptakan
lebih memberikan kenyamanan dan menyenangkan.
3) Menumbuhkan motivasi siswa untuk berperan aktif dalam
pembelajaran dengan dasar memadukan seluruh alat indra dan
pikiran.
b. Bagi Guru
1) Meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan pendekatan
SAVI pada pembelajaran membaca pemahaman.
2) Menawarkan inovasi baru dalam pembelajaran dapat dijadikan
referensi sebagai pendekatan pembelajaran membaca pemahaman.
c. Bagi Sekolah
1) Sebagai masukan untuk memberikan dorongan kepada guru dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar agar menerapkan cara
mengajar yang menarik dan menyenangkan.
2) Menumbuhkan iklim pembelajaran yang kondusif sehingga tercipta
kualitas pembelajaran yang baik, aktif, efektif dan inovatif.
d. Bagi Peneliti
1) Sebagai bahan pertimbangan dan kajian bagi peneliti selanjutnya
yang ingin melakukan penelitian tentang permasalahan yang sama.
2) Sebagai bekal bagi peneliti, menambah wawasan tentang pendekatan
SAVI dan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
6
4. Manfaat dari Segi Isu dan Aksi Sosial
Dengan adanya penelitian ini peneliti berharap pada proses
pembelajaran guru tidak lagi menggunakan metode konvensional yang
berperan banyak di kelas.Saat ini siswa yang harus lebih banyak
berperan aktif dalam pembelajaran di kelas agar lebih memberikan
pemahaman bermakna pada siswa dan menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan.
E. Definisi Istilah
Agar pembaca tidak mengalami kesulitan dan tidak menimbulkan
kesimpangsiuran dalam memahami istilah dalam penelitian ini, berikut ini
peneliti jelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini.
1. Pendekatan SAVI
Pendekatan SAVI adalah pendekatan yang melibatkan empat macam gaya
belajar yaitu somatic, auditory, visual, intellectual. Empat macam gaya
belajar tersebut menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual
dan sebagai ciri khas pada pendekatan ini yaitu penggunaan semua alat
indera dalam pembelajaran.
S Somatic sebagai belajar dengan berbuat dan bergerak. A Auditory sebagai belajar dengan berbicara dan mendengar.
V Visual sebagai belajar dengan mengamati dan menggambarkan. I Intellectual sebagai belajar dengan memecahkan masalah dan
berpikir.
2. Membaca Pemahaman
Menurut Tarigan (2008, hlm.58), membaca pemahaman (reading for
understanding) adalah sejenis kegiatan membaca yang bertujuan untuk memahami 1) standar atau norma kesastraan, 2) resensi kritis, 3) drama
tulis, 4) pola-pola fiksi. Membaca pemahaman juga sering didefinisikan
sebagai perbuatan membaca yang dilakukan dengan hati-hati dan teliti.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
atau Classroom Action Research (CAR). Action research, sesuai dengan arti
katanya, diterjemahkan menjadi penelitian tindakan yang oleh Carr dan
Kemmis (Uno B. Hamzah, 2011, hlm. 40) didefinisikan sebagai berikut:
Action research is a form of self-reflective enquiry undertaken by participants (teachers, students or principals, for example) in social (including educational) situations in order to improve the rationality and justice of (a) their own social or educational practices, (b) their understanding of these practices, and the situations (and institutions) in which the practices are carried out.
Jika kita cermati pengertian di atas, maka ditemukan sejumlah ide
pokok sebagai berikut:
1) Penelitian tindakan adalah satu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang
dilakukan melalui refleksi diri.
2) Penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang
diteliti, seperti guru, siswa, atau kepala sekolah.
3) Penelitian tindakan dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi
pendidikan.
4) Tujuan penelitian tindakan adalah memperbaiki dasar pemikiran dan
kepantasan dari praktek-praktek, pemahaman terhadap praktek tersebut,
serta situasi atau lembaga tempat praktek tersebut dilaksanakan.
Dari penjelasan tersebut maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
merupakan penelitian yang dilakukan di dalam kelas dengan tujuan guna
meningkatkan kualitas maupun kuantitas mengajar berdasarkan asumsi dan
teori pendidikan. Penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri atas empat rangkaian
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan siklus berulang. Siklus di
dalam penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu terdiri dari, perencanaan,
24
Model PTK yang akan digunakan oleh peneliti dalam melakukan
penelitian adalah model PTK yang diperkenalkan oleh Stephen Kemmis dan
Mc. Taggart. Alasan peneliti memilih model ini karena peneliti merasa bahwa
model inilah yang tepat digunakan oleh peneliti untuk dapat mengatasi
kesulitan siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca
pemahaman.
Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Mc.
Taggart dikenal dengan sistem spiral refleksi terdiri dari beberapa tahapan.
Tahapan tersebut sebagai berikut: perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Di dalam satu siklusnya dan selanjutnya mengadakan perencanaan
kembali sebagai rencana perbaikan pada tahap perencanaan selanjutnya. Hal
ini dilakukan agar kesulitan yang dihadapi siswa dapat diatasi dengan hasil
yang memuaskan.
Penjelasan tentang komponen PTK model Kemmis dan Mc. Taggart:
1. Perencanaan
Rencana tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan
atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi.
2. Tindakan
Apa yang dilakukan guru sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau
perubahan yang diinginkan.
3. Observasi
Mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan
4. Refleksi
Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil dari tindakan dari
berbagai kriteria.
Untuk lebih jelasnya, siklus PTK model Kemmis dan Mc. Taggart
25
B. Prosedur Penelitian
1) Pra Siklus
a) Observasi
Dilakukan pengamatan di kelas ketika proses kegiatan belajar
mengajar sebelum menerapkan pendekatan SAVI.Kegiatan yang
Gambar 3.1
Model PTK Kemmis dan Mc Taggart (Sumber: Apriani, 2013, hlm. 27)
Observasi
PRA SIKLUS
Refleksi
Observasi SIKLUS I Perencanaan
Refleksi Tindakan
Perencanaan
SIKLUS II
Observasi
Refleksi Tindakan
Perencanaan
SIKLUS III
Observasi
Refleksi Tindakan
26
dengan Kepala Sekolah dan satu orang guru sebagai guru mitra serta
kegiatan pengamatan peneliti terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kebiasaan
dan kondisi nyata guru dan siswa di dalam kelas pada proses
pembelajaran berlangsung. Aspek yang diamati berfokus pada
kemampuan siswa dalam membaca pemahaman.
b) Refleksi
Berdasarkan berbagai pengamatan yang ditemukan peneliti terhadap
proses pembelajaran akhirnya peneliti dapat mengetahui
permasalahan yang dihadapi guru di lapangan. Maka dari itu, peneliti
pada fase ini mengadakan diskusi serta evaluasi untuk merumuskan
tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang
ada pada proses pembelajaran.
2) Siklus I
a) Perencanaan
Pada tahap ini guru dan peneliti menyusun dan merancang tindakan
yang akan dilakukan. Rancangan tindakan yang dibuat di dasarkan
pada temuan-temuan dari pra siklus. Kegiatan yang dilakukan dalam
tahap rencana ini antara lain:
(1) Merancang materi pembelajaran yang berdasarkan pada
kurikulum tentang konsep membaca (RPP)
(2) Menyusun lembar observasi untuk mengamati keaktifan siswa
(3) Membuat alat evaluasi
(4) Menentukan dan menyiapkan alat instrumen penelitian
b) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan secara
kolaboratif oleh guru kelas dan peneliti. Pelaksanaan pembelajaran
disesuaikan dengan RPP. Pelaksanaan RPP dapat bersifat fleksibel
yaitu fleksibel terhadap perubahan dan disesuaikan dengan situasi
27
dimaksud adalah pembelajaran membaca pemahaman menggunakan
pendekatan SAVI. Sebelum pelaksanaan pembelajaran
menggunakan pendekatan SAVI, peneliti menjelaskan terlebih
dahulu kepada guru tentang pendekatan SAVI yang akan digunakan
dalam pembelajaran membaca pemahaman beserta
langkah-langkahnya. Kemudian siswa mulai melakukan pembelajaran
membaca pemahaman dengan menggunakan pendekatan SAVI.
Proses pembelajaran membaca pemahaman dengan Pendekatan
SAVI, yakni:
(1) Bagian awal pembelajaran, guru melakukan apersepsi untuk
menggali konsep awal siswa dengan melakukan tanya jawab
yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
(2) Guru mengajukan pertanyaan yang memberikan stimulus dan
menghasilkan respon dari siswa.
(3) Memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
(4) Mengevaluasi proses pembelajaran dan menyimpulkan
pembelajaran hari ini.
c) Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap
pelaksanaan tindakan pembelajaran melalui pendekatan SAVI
dengan menggunakan pedoman observasi sehingga hasil yang
didapatkan akurat dari lembar atau instrumen pengamatan.
Selanjutnya guru mengolah data yang didapat baik dari segi
kelebihan serta kekurangan proses kegiatan untuk dijadikan dasar
tahap refleksi.
d) Refleksi
Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan
analisis-sintesis, interpretasi dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua
informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Setiap
28
Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang
diperoleh pada saat melakukan kegiatan.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menganalisis dan
mengevaluasi terhadap permasalahan yang ada selama proses
pembelajaran berlangsung. Hasil temuan yang diperoleh dapat
dijadikan acuan bagi guru dan peneliti untuk mengevaluasi diri
apakah tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan kemampuan
siswa dan mengatasi kesulitan siswa dalam memahami bacaan,
apabila belum berhasil temuan yang didapat pada tahap observasi
dijadikan dasar untuk menentukan dan merencanakan tindakan baru
yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.
C. Partisipan dan Tempat Penelitian
1. Partisipan Penelitian
Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Kenari
Kecamatan Kasemen Kota Serang yang berjumlah 33 siswa yang
terdiri dari laki-laki 18 orang dan perempuan 15 orang.
2. Tempat Penelitian
Pemilihan lokasi yang peneliti gunakan yaitu di SDN Kenari
Kecamatan Kasemen Kota Serang. Alasan dipilihnya lokasi tersebut
karena kurangnya pemahaman siswa dalam membaca wacana di
sekolah tersebut, maka peneliti mencoba menerapkan dengan
menggunakan pendekatan SAVI pada proses pembelajaran di kelas.
Diharapkan ketika proses pembelajaran berlangsung situasi dalam
kelas mampu aktif dan menarik serta menyenangkan.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
29
hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis (Arikunto, dkk,
2007, hlm. 160).
Dalam kegiatan penelitian ini, instrumen yang akan digunakan adalah
observasi dan tes.
1. Observasi
“Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran”
(Arikunto, dkk, 2007, hlm. 127).
Observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa
selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
pendekatan SAVI dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu
khususnya membaca pemahaman di kelas V SDN Kenari.
Tabel 3.1
Lembar Observasi Aktivitas Siswa dengan menggunakan Pendekatan SAVI
No
- Siswa berdiskusi dan mengikuti
langkah-langkah kegiatan di
LKS
2 Auditory -Siswa berani bertanya dengan
bahasanya sendiri
-Siswa mampu mengungkapkan
idenya secara verbal dalam
diskusi
30
suatu masalah yang ditimbulkan
dalam pembelajaran (kegiatan
LKS)
-Siswa menyimak penjelasan
guru dan menyimak presentasi
kelompok lain di depan kelas
3 Visual -Siswa dapat membaca teks dengan teliti dan seksama
4 Intellectual -Siswa dapat membuat
kesimpulan dan ringkasan cerita
-Siswa dapat menyampaikan
hasil diskusinya di depan kelas
Jumlah
Prosentase (%)
Rata-rata
Keterangan:
Setiap indikator yang muncul diberi tanda centang (√)
Selanjutnya dari hasil pengamatan tersebut, data diolah berdasarkan
jumlah indikator yang tampak di setiap aspeknya dengan ketentuan
sebagai berikut:
Nilai 4 = Jika 4 indikator yang tampak
Nilai 3 = Jika 3 indikator yang tampak
Nilai 2 = Jika 2 indikator yang tampak
Nilai 1 = Jika 1 indikator yang tampak
Adapun kriteria penilaiannya adalah:
9,50 - 10 = istimewa
8,00 - 9,49 = amat baik
6,50 - 7,99 = baik
31
4,01 - 5,49 = kurang
< 4,01 = amat kurang
Selain mengamati aktivitas siswa, dalam kegiatan observasi ini
peneliti juga mengamati aktivitas guru selama proses pembelajaran.
Berikut adalah lembar observasi yang disusun untuk mengamati
aktivitas guru dalam pembelajaran membaca pemahaman:
Tabel 3.2
Lembar Observasi Aktivitas Guru dengan Menggunakan Pendekatan SAVI No Indikator Aspek Yang Diamati Ya Tidak
I. Persiapan (Kegiatan Pendahuluan) 1. Kesesuaian RPP dengan pendekatan SAVI
2. Menyiapkan media yang sesuai dengan pendekatan SAVI
3. Menyiapkan instrumen evaluasi sesuai dengan indikator tujuan RPP
4. Melakukan apersepsi dan menjelaskan tujuan pembelajaran (auditory)
5. Membangkitkan minat siswa, memberikan perasaan positif dan menempatkan mereka dalam situasi optimal dalam belajar (somatic)
II. Kegiatan Inti (Penyampaian dan Pelatihan) A. Penyampaian Materi
6. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
7. Melakukan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa
8. Mengkondisikan siswa dalam keadaan rileks sebelum membaca teks cerita (somatic)
9. Menyampaian materi secara jelas, sesuai dengan karakteristik siswa (auditory)
32
11. Mengkondisikan siswa untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang (somatic)
12. Membantu siswa menemukan materi belajar yang melibatkan pancaindera (somatic, auditory, visual, intellectual)
13. Membimbing siswa berdiskusi dalam kelompok mengikuti langkah-langkah yang ada di Lembar Kerja Siswa(somatic, auditory, visual)
14. Melaksanakan pembelajaran sesuai waktu yang telah dialokasikan
C. Pemanfaatan Media/Sumber Belajar
15. Menggunakan media secara efektif dan efisien sesuai dengan aturan SAVI
16. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media untuk menghasilkan pesan yang menarik (somatic)
D. Pembelajaran yang Memacu Keterlibatan Siswa 17. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran (somatic)
18. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
19. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
E. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
20. Memantau kemajuan belajar selama proses pembelajaran (intellectual)
21. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)
F. Penggunaan Bahasa
22 Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas, baik dan benar (auditory, visual)
23. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai (somatic)
III. Penampilan Hasil (Kegiatan Penutup)
24. Melakukan refleksi dengan melibatkan siswa untuk menerapkan dan memperluas pengetahuan
33
arahan kegiatan atau tugas sebagai pengayaan
Jumlah
Prosentase (%)
Keterangan:
Setiap indikator yang muncul diberi tanda centang (√)
Setiap satu indikator bernilai 1
2. Tes
“Tes adalah serentetan pernyataan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”
(Arikunto, dkk, 2007, hlm. 150).
Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang
kemampuan membaca pemahaman siswa dalam pelajaran Bahasa
Indonesia dengan menggunakan pendekatan SAVI. Adapun jenis tes
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis, baik tes tertulis
untuk kelompok dan juga tes tulis individual yang disesuaikan dengan
isi bacaan. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Tampubolon
(2008, hlm. 244), bahwa pemahaman terhadap suatu bacaan dapat
diukur dengan menggunakan prosentase jawaban benar tentang isi
bacaan yang telah dibacanya. Berikut format tes membaca pemahaman
dengan pendekatan SAVI:
Tabel 3.3
Format Tes Membaca Pemahaman dengan Menggunakan Pendekatan SAVI
34
Isilah soal di bawah ini dengan jawaban yang tepat sesuai dengan bacaan di atas! *
*disesuaikan teks bacaan setiap siklusnya
Tabel di atas merupakan format instrumen soal untuk tes membaca
pemahaman dengan menggunakan pendekatan SAVI. Soal yang
diberikan untuk tes individu berjumlah lima buah soal dengan tingkatan
kognitif pengetahuan, pemahaman dan penerapan dengan tingkat
kesukaran yang berbeda.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan
adalah berupa observasi partisipan dan tes. Adapun data yang dikumpulkan
melalui instrumen penelitian tersebut sebagai berikut:
1. Observasi Partisipan
Observasi partisipan digunakan untuk menyelidiki satuan-satuan
sosial yang besar seperti masyarakat, suku bangsa karena pengamatan
partisipan memungkinkan peneliti dapat berkomunikasi secara akrab dan
leluasa dengan observer, sehingga memungkinkan untuk bertanya secara
lebih rinci dan detail terhadap hal-hal yang akan diteliti.
Dalam kegiatan observasi partisipan, peneliti menghasilkan data
bahwa nilai siswa belum mencapai KKM.Dalam observasi ini peneliti
berperan sebagai guru. Observasi ini dilakukan pada saat proses belajar
mengajar di kelas dengan menggunakan instrumen penelitian berupa
35
aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan
pendekatan SAVI.
2. Analisis Dokumen
Analisis dokumen dilaksanakan pada pembelajaran membaca
pemahaman di kelas V SDN Kenari. Dalam melaksanakan analisis
dokumen peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, catatan
siswa, dokumen dan lain-lain. Dalam penelitian ini dokumen yang ada
yaitu hasil tes tulis siswa, catatan penilaian proses pembelajaran siswa.
Instrumen yang digunakan berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) dan lembar
tes individual. Lembar tes ini akan membantu untuk mengetahui tingkat
penguasaan pemahaman yang dicapai siswa dalam pembelajaran membaca
pemahaman dengan menggunakan pendekatan SAVI.
F. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis kualitatif. Pendekatan yang bersifat deskriptif digunakan untuk
menggambarkan kegiatan, aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran
berlangsung, serta penilaian lembar kerja siswa.
Setelah data nilai tes kemampuan membaca pemahaman,hasil
observasi aktivitas siswa, dan hasil observasi aktivitas guru didapatkan maka
peneliti melakukan pengolahan data. Untuk itu diperlukan beberapa langkah
yaitu:
1. Persiapan
Kegiatan dalam persiapan ini adalah mengecek nama dan kelengkapan
identitas pengisi. Mulai dari pembuatan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), soal-soal tes tertulis, LKS, media pembelajaran. Hal
ini perlu dilakukan agar memudahkan dalam penyusunan tabulasi data.
2. Tabulasi
Setelah data diterima melalui tes, observasi, maka data ditabulasi dalam
bentuk tabel dengan tujuan untuk mengetahui frekuensi masing-masing
36
Pengolahan data digunakan untuk mengadakan perbaikan keterampilan
membaca pemahaman. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang
diharapkan, maka harus disusun perencanaan selain Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS)
kelompok dan individual.
a. Analisis pengamatan aktivitas siswa dan guru
Untuk menganalisis data aktivitas siswa dan guru yang diamati
digunakan teknik prosentase (%).
Prosentase (%) = � �� � � � ℎ
� 100
Kemudian, hasil prosentase tersebut diukur melalui kriteria penilaian di
bawah ini:
Tabel 3.4
Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa dan Guru Kriteria Deskripsi
Aktivitas Tinggi Jika prosentase rata-rata memenuhi 75% ≤ 100%
Cukup Jika prosentase rata-rata memenuhi 50% ≤ 75%
Rendah Jika prosentase rata-rata memenuhi 25% ≤ 50%
b. Analisis hasil belajar siswa
Analisis terhadap hasil belajar siswa dapat dilihat dari peningkatan
rata-rata yang diperoleh, baik secara individu maupun secara keseluruhan.
Kemampuan siswa dalam membaca pemahaman dapat dilihat dari
prosentase tingkat penguasaan siswa terhadap suatu bacaan. Adapun
analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Nilai individu
37
2) Rata-rata kelas
Nilai rata-rata = � �� ℎ � �
� �
3) Tingkat penguasaan bacaan
Prosentase (%) = � � � � ℎ � �
� � � x 100%
Dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
85% - 100% = Baik Sekali
75% - 84 % = Baik
60% - 74% = Cukup
40% - 59% = Kurang
0% - 39% = Gagal
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan aktivitas belajar membaca pemahamanyang
dicapai siswa dalam penelitian ini adalah meningkatnya aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan hasil observasi pada siklus
satu ke siklus selanjutnya. Peningkatan aktivitas belajar siswa tersebut
ditandai dengan meningkatnya rata-rata prosentase hasil observasi aktivitas
belajar dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disesuaikan
dengan prosedur dan aspek-aspek pada pendekatan SAVI. Aspek yang diamati
pada aktivitas belajar siswa dalam membaca pemahamanadalah aspek belajar
somatic, auditory, visual, intellectual (tercantum dalam lembar observasi aktivitas belajar siswa). Jika rata-rata prosentase aktivitas belajar siswa kurang
dari 75%, maka aktivitas belajar siswa rendah dan perlu ditingkatkan lagi. Jika
rata-rata prosentase aktivitas belajar siswa secara keseluruhan mencapai 75%,
maka dapat disimpulkan aktivitas belajar siswa sudah ada dalam aktivitas
tinggi dan menunjukkan gaya belajar yang baik.
38
rata tingkat penguasaan siswa terhadap suatu bacaan, yaitu minimal 75%
setelah diterapkannya pembelajaran dengan pendekatan SAVI dari setiap
siklusnya. Jika tingkat penguasaan siswa terhadap suatu bacaan kurang dari
75%, maka kemampuan membaca pemahaman siswa masih rendah dan perlu
ditingkatkan lagi dengan tindakan pada siklus berikutnya. Jika tingkat
penguasaan siswa terhadap suatu bacaan sudah mencapai 75%, maka
kemampuan membaca pemahaman siswa sudah baik dan siswa sudah berhasil
mencapai indikator-indikator yang telah ditentukan. Indikator-indikator yang
harus dicapai meliputi:
1. Siswa dapat memahami bacaan dengan baik.
2. Siswa dapat menjawab pertanyaan berdasarkan teks cerita.
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan di
SDN Kenari Kecamatan Kasemen Kota Serang tentang pembelajaran
membaca pemahaman dengan menggunakan pendekatan SAVI, maka dapat
ditarik beberapa simpulan dari pelaksanaan prasiklus, siklus I dan siklus II
sebagai berikut:
1. Kemampuan membaca pemahaman siswa dapat meningkatsecara
signifikan dengan pendekatan SAVI, karena siswa dilatih untuk
melibatkan seluruh alat indera saat proses pembelajaran berlangsung.
Siswa secara simultan bergerak dari tempat duduk membentuk kelompok
belajar (somatic) untuk menghasilkan gambaran dari wacana yang dibaca
(visual) sambil membicarakan apa yang harus dikerjakan dalam diskusi kelompok (auditory), sehingga pada akhirnya siswa mampumenyimpulkan
isi cerita tersebut dengan baik (intellectual). Keempat modalitas belajar
yang dimiliki siswa baik somatic, auditory, visual, dan intellectual sudah
dimunculkan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa menjadi lebih
aktif.
2. Hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman mengalami peningkatan
yang baik, hal ini bisa dilihat dari rata-rata prosentase tingkat penguasaan
siswa mengenai suatu bacaan. Prosentase tingkat penguasaan siswa masih
kurang pada tahap prasiklus yaitu 59,69%, pada siklus I nilai rata-rata
mengalami peningkatan mencapai 67,82 dan prosentase 67,81% dengan
kategori cukup. Pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi
80,32 dengan prosentase 80,31% dalam kategori baik. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan
khususnya pada pembelajaran membaca pemahaman, tingkat penguasaan
71
B. Rekomendasi
Berdasarkan temuan-temuan penelitian tindakan kelas di kelas V SDN
Kenari, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
1. Guru
Penelitian ini menghasilkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
berdasarkan pendekatan SAVI yang dapat digunakan guru sebagai acuan
dalam mengajar. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI
diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif dalammembaca pemahaman
agar hasil belajar siswa dalam memahami suatu bacaan tercapai dengan
baik. Dengan menerapkan keempat unsur somatic, auditory, visual dan
intellectual maka siswa akan berperan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas guna mengkonstruksi pemahaman mereka tentang
materi pembelajaran yang dipelajarinya.
2. Kepala Sekolah
Instrumendalam penelitian dengan pendekatan SAVI ini dapat digunakan
sebagai rujukan dalam pembelajaran membaca pemahaman. Selaku
pemegang kebijakan tertinggi di sekolah, kepala sekolah hendaknya
memberikan dukungan dan penghargaan kepada guru yang berusaha
meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memilih pendekatan atau
metode yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan. Kepala sekolah
diharapkan senantiasa selalu memantau guru dengan memberikan saran
terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru, guna mewujudkan
peningkatan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.
3. Instansi Terkait
Data rekapitulasi yang dihasilkan dari penelitian ini dapat digunakan
sebagai referensi oleh instansi yang terkait, khususnya dinas pendidikan
supaya mengadakan pembinaan dalam rangka mensosialisasikan terhadap
guru-guru tentang penggunaan pendekatan SAVI. Pihak sekolah juga
diharapkan memberikan dukungan dan pengawasan dalam meningkatkan
72
menarik bagi siswa, sehingga minat siswa dalam kegiatan membaca akan
semakin baik.
4. Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya, dikarenakan dalam penelitian ini masih
ditemukan adanya kekurangan, maka data hasil penelitian dengan
menggunakan pendekatan SAVI bisa dijadikan bahan diskusi dan referensi
untuk diteliti lebih lanjut sebagai upaya memperbaiki dan mengembangkan
penelitian-penelitian yang sudah ada agar terciptanya pembelajaran yang
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, Vina. (2013). Mengatasi Kesulitan Siswa Kelas V SDN Pasireurih 1 Dalam Membaca Pemahaman Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe CIRC. Jurnal Ilmiah: Universitas Pendidikan Indonesia.
Arikunto, S. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Astuti, Puput Yoga. (2010) Upaya meningkatkan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat dengan Model Pembelajaran Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI) Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Sigaluh Banjarnegara. Jurnal Ilmiah: Universitas Negeri Yogyakarta
Depdiknas. (2005). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas
De Porter, Bobbi & Hernaki, Mike. (2002). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Diterjemahkan oleh Ary Nilandari. Bandung: Kaifa.
Meier, Dave. (2002). The Accelerated Learning: Handbook. Diterjemahkan oleh Rahmani Astuti. Bandung. Kaifa.
Rahim, Farida. (2009). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Resmini Novi, dkk. (2006). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS
Sari, Nita Puspita. (2013). Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif dengan menggunakan Pendekatan Somatic, Auditory, Visual, Intelectual (SAVI). Jurnal Pendidikan: FKIP Universitas Sebelas Maret.
Tampubolon, D.P. (2008). Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Uno, B. Hamzah. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara