ANALISIS PERLINTASAN KERETA API JALUR GANDA TANPA PALANG PINTU DI JALAN CIHARASHAS DESA CILAME
KECAMATAN NGAMPRAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Sipil
Oleh :
Abdul Muhyi 1104207
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ANALISIS PERLINTASAN KERETA API JALUR GANDA TANPA PALANG PINTU DI JALAN CIHARASHAS DESA CILAME KECAMATAN
NGAMPRAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Oleh Abdul Muhyi
Sebuah tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
©Abdul Muhyi 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang. Tugas Akhir ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak
LEMBAR PENGESAHAN
Abdul Muhyi
1104207
ANALISIS PERLINTASAN KERETA API JALUR GANDA TANPA PALANG PINTU DI JALAN CIHARASHAS DESA CILAME KECAMATAN
NGAMPRAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Bandung, Mei 2015
Menyetujui dan mengesahkan,
Pembimbing I
Dr. Ir. Drs. H. Iskandar Muda Purwaamijaya, MT.
NIP. 19641018 199101 1 001
Pembimbing II
Dr. Rina Marina Masri, MP.
NIP.19650530 199101 2 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Ketua Program Studi
Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI Teknik Sipil DPTS FPTK UPI
Drs. Sukadi, M.Pd.,MT Drs. H. Rakhmat Yusuf, MT
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir dengan judul “Analisis Perlintasan
Kereta Api Jalur Ganda Tanpa Palang Pintu Di Jalan Ciharashas Desa Cilame
Kecamatan Ngamprah Kabuparen Bandung Barat” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila
dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari
pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Mei 2015
Pembuat Pernyataan,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH... ii
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Penelitian ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.5 Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
2.1 Jalur Kereta Api ... 8
2.2 Perlintasan KA ... 9
2.2.1. Perlintasan Sebidang ... 9
A. Persyaratan Perlintasan Sebidang ... 9
B. Persyaratan Prasarana Jalan dan KA pada Perlintasan Sebidang ... 13
C. Penentuan Perlintasan Sebidang ... 22
2.2.2. Perlintasan Tidak Sebidang ... 28
A. Perlintasan Tidak Sebidang Dimana Jalan di Atas Jalur Kereta Api ... 28
B. Perlintasan Tidak Sebidang Dimana Jalan di Bawah Jalur Kereta Api ... 31
2.3 Dampak Perlintasan ... 32
2.3.1. Perlintasan Sebidang Tanpa Palang Pintu ... 32
2.3.2. Perlintasan Sebidang Dengan Palang Pintu ... 32
2.5 Lalu Lintas Harian Rata-Rata... 41
2.5.1. Karakteristik Komponen Lalu Lintas ... 41
2.5.2. Arus (Flow) ... 42
2.5.3. Kapasitas (Capacity) ... 43
2.5.4. Derajat Kejenuhan (Degree of Saturation) ... 43
2.5.5. Kepadatan (Density) ... 45
2.6 Studi Kelayakan Finansial... 45
2.7 Studi Kelayakan Lingkungan ... 48
2.7.1. Usaha Wajib AMDAL ... 48
2.7.2. Dokumen Lingkungan Hidup ... 49
2.8 Peraturan dan Perundangan yang Mendukung Kajian ... 56
BAB III METODE PENELITIAN ... 58
3.1 Lokasi Penelitian ... 58
3.2 Metode Penelitian ... 59
3.3 Prosedur Penelitian ... 61
3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 67
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 71
4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 71
4.1.1. Kondisi Eksisting ... 72
4.2 Pembahasan ... 83
4.2.1. Frekuensi Kereta di Lokasi Studi ... 83
4.2.2. LHR Kendaraan di Lokasi Studi ... 88
4.2.3. Penentuan Alternatif Perlintasan Kereta Api di Lokasi Studi ... 113
4.2.4. Studi Kelayakan Finansial ... 129
4.2.5. Studi Kelayakan Lingkungan ... 142
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 306
5.1 Simpulan ... 306
5.2 Rekomendasi ... 309
DAFTAR GAMBAR
2.1.Kemiringan jalan pada perlintasan jalan dengan jalur kereta api ... 11
2.2.Potongan melintang perlintasan sebidang kereta api dengan plat beton .... 12
2.3.Potongan melintang perlintasan sebidang kereta api dengan balok kayu .. 12
2.4.Potongan melintang perlintasan sebidang kereta api dengan
perkerasan aspal ... 12
2.5.Rambu peringatan persilangan datar dengan lintasan kereta api berpintu . 14
2.6.Rambu peringatan persilangan datar dengan lintasan kereta api tanpa
pintu ... 15
2.7.Rambu peringatan jarak ... 16
2.8.Rambu peringatan berupa kata-kata ... 16
2.9.Rambu larangan berjalan terus, wajib berhenti sesaat dan meneruskan
perjalanan setelah mendapat kepastian aman dari lalu lintas arah lainnya 17
2.10.Rambu larangan berjalan terus pada persilangan persilangan sebidang
lintasan kereta api jalur tunggal, wajib berhenti sesaat untuk
mendapatkan kepastian aman ... 18
2.11.Rambu larangan berjalan terus pada persilangan persilangan sebidang
lintasan kereta api jalur ganda, wajib berhenti sesaat untuk
mendapatkan kepastian aman ... 19
2.12.Rambu larangan berbalik arah bagi kendaraan bermotor maupun tidak
bermotor ... 19
2.13.Rambu larangan berupa kata-kata ... 20
2.14.Contoh pemasangan rambu marka dan perlengkapan lampu pada
perlintasan sebidang ... 21
2.15.Lebar lajur dan dimensi median jalan pada perlintasan jalan 2 lajur 2
arah dengan jalur kereta api ... 22
2.16.Grafik area perlintasan sebidang berdasarkan Frekuensi Kereta per Hari
dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata ... 23
2.17.Contoh Perlintasan tanpa pintu pada jalan dua lajur dua arah dengan
2.18.Contoh perlintasan berpintu pada jalan dan lajur dua arah dengan jalur
tunggal kereta api ... 26
2.19.Contoh perlintasan berpintu pada jalan empat lajur dua arah dengan jalur tunggal kereta api ... 26
2.20.Contoh perlintasan berpintu pada jalan empat lajur dua arah dengan jalur ganda kereta api ... 27
2.21.Desain pintu perlintasan kereta api ... 27
2.22.Ruang bebas kendaraan pada perlintasan tidak sebidang overpass ... 28
2.23.Ruang bebas rel tunggal di tikungan ... 29
2.24.Ruang bebas rel tunggal lurus ... 29
2.25.Ruang bebas rel ganda lurus ... 30
2.26.Ruang bebas rel ganda di Tikungan ... 30
2.27.Penempatan rambu pengaman berupa portal (WF = 400 x 300 mm) pada underpass dengan tinggi maksimum ... 32
2.28.Bagan Dampak-dampak lingkunganyang tercantum dalam RKL-RPL ... 53
3.1. Lokasi penelitian ... 58
3.2. Lokasi penelitian ... 59
3.3. Prosedur Penelitian ... 61
3.4. Grafik area perlintasan sebidang berdasarkan Frekuensi Kereta per Hari dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata ... 66
3.5. Grafik area perlintasan sebidang berdasarkan Frekuensi Kereta per Hari dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata ... 69
4.1. Rambu larangan jalan terus ... 75
4.2. Rambu larangan jalan terus dari arah Cilame ... 76
4.3. Rambu larangan jalan terus dari arah Cimareme ... 76
4.4. Rambu peringatan perlintasan KA berpintu... 77
4.5. Rambu peringatan perlintasan KA tanpa pintu ... 77
4.6. Rambu peringatan persilangan datar dengan lintasan KA berpintu di lokasi studi ... 78
4.8. Rambu larangan berjalan terus pada persilangan sebidang lintasan KA
jalur ganda di lokasi studi ... 79
4.9. palang portal bambu ... 80
4.10.Pos pangkalan ojek & gapura masjid ... 81
4.11.Bangunan semi permanen di bantaran rel ... 81
4.12.Pemukiman warga ... 82
4.13.Grafik frekuensi perjalanan kereta hari Sabtu ... 85
4.14.Grafik frekuensi perjalanan kereta hari Minggu ... 85
4.15.Grafik frekuensi perjalanan kereta hari Senin ... 85
4.16.Grafik frekuensi perjalanan kereta hari Selasa ... 86
4.17.Grafik frekuensi perjalanan kereta hari Rabu ... 86
4.18.Grafik frekuensi perjalanan kereta hari Kamis ... 86
4.19.Grafik frekuensi perjalanan kereta hari Jumat ... 87
4.20.Grafik frekuensi perjalanan kereta seminggu ... 87
4.21.Grafik hasil pengamatan LHR hari Sabtu arah Cimareme ... 90
4.22.Grafik hasil pengamatan LHR hari Sabtu arah Cilame ... 90
4.23.Grafik hasil pengamatan LHR hari Sabtu dua arah ... 90
4.24.Grafik hasil pengamatan LHR hari Minggu arah Cimareme ... 92
4.25.Grafik hasil pengamatan LHR hari Minggu arah Cilame ... 92
4.26.Grafik hasil pengamatan LHR hari Minggu dua arah ... 92
4.27.Grafik hasil pengamatan LHR hari Senin arah Cimareme ... 94
4.28.Grafik hasil pengamatan LHR hari Senin arah Cilame ... 94
4.29.Grafik hasil pengamatan LHR hari Senin dua arah ... 94
4.30.Grafik hasil pengamatan LHR hari Selasa arah Cimareme ... 96
4.31.Grafik hasil pengamatan LHR hari Selasa arah Cilame ... 96
4.32.Grafik hasil pengamatan LHR hari Selasa dua arah ... 96
4.33.Grafik hasil pengamatan LHR hari Rabu arah Cimareme ... 98
4.34.Grafik hasil pengamatan LHR hari Rabu arah Cilame ... 98
4.35.Grafik hasil pengamatan LHR hari Rabu dua arah ... 98
4.36.Grafik hasil pengamatan LHR hari Kamis arah Cimareme ... 100
4.37.Grafik hasil pengamatan LHR hari Kamis arah Cilame ... 100
4.39.Grafik hasil pengamatan LHR hari Jumat arah Cimareme ... 102
4.40.Grafik hasil pengamatan LHR hari Jumat arah Cilame ... 102
4.41.Grafik hasil pengamatan LHR hari Jumat dua arah ... 102
4.42.Grafik rekapitulasi hasil pengamatan LHR kendaraan seminggu ... 104
4.43.Hasil plot grafik area perlintasan berdasarkan Frekuensi Kereta dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata pengamatan hari Sabtu ... 114
4.44.Hasil plot grafik area perlintasan berdasarkan Frekuensi Kereta dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata pengamatan hari Minggu ... 116
4.45.Hasil plot grafik area perlintasan berdasarkan Frekuensi Kereta dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata pengamatan hari Senin ... 118
4.46.Hasil plot grafik area perlintasan berdasarkan Frekuensi Kereta dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata pengamatan hari Selasa ... 120
4.47.Hasil plot grafik area perlintasan berdasarkan Frekuensi Kereta dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata pengamatan hari Rabu ... 122
4.48.Hasil plot grafik area perlintasan berdasarkan Frekuensi Kereta dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata pengamatan hari Kamis ... 124
4.49.Hasil plot grafik area perlintasan berdasarkan Frekuensi Kereta dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata pengamatan hari Jumat ... 126
4.50.Hasil plot grafik area perlintasan berdasarkan Frekuensi Kereta dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata pengamatan seminggu ... 128
4.51.Grafik Pay Back Period Flyover ... 136
4.52.Grafik Pay Back Period Underpass ... 141
4.53.Grafik kualitas air... 151
4.54.Grafik angin ... 152
4.55.Grafik kadar SO2 di udara pertahun ... 153
4.56.Grafik kadar NO2 di udara pertahun... 153
4.57.Grafik kadar CO di udara pertahun ... 154
4.58.Grafik kadar pm10 di udara pertahun ... 154
4.59.Grafik tingkat kebisingan pertahun ... 155
4.60.Diagram alir dampak penting hipotetik pembangunan perlintasan tidak sebidang Jalan Ciharashas Desa Cilame ... 174
4.62.Grafik kualitas air... 210
4.63. Grafik angin ... 211
4.64.Grafik kadar SO2 di udara pertahun ... 212
4.65.Grafik kadar NO2 di udara pertahun... 212
4.66.Grafik kadar CO di udara pertahun ... 213
4.67.Grafik kadar pm10 di udara pertahun ... 213
4.68.Grafik tingkat kebisingan pertahun ... 214
4.69.Diagram evaluasi dampak rencana kegiatan pembangunan perlintasan tidak sebidang jalan Ciharashas ... 271
DAFTAR TABEL
2.1. Kelas Jalan Kereta Api ... 8
2.2. Jadwal KRD Bandung Raya (Cicalengka – Padalarang)... 34
2.3. Jadwal KRD Bandung Raya (Padalarang – Cicalengka)... 34
2.4. Jadwal kereta api lokal Cibatu ... 36
2.5. Jadwal KA Argo Parahyangan ... 37
2.6. Jadwal KA Ciremai Ekspres (Cirebon-Bandung PP) ... 38
2.7. Jadwal KA Harina (Sb.Pasarturi-Bandung-Sb.Pasarturi) ... 39
2.8. Jadwal KA Serayu Pagi ... 39
2.9. Jadwal KA Serayu Malam ... 40
2.10. Ekivalensi Kendaraan Penumpang (emp) Untuk Jalan 2/2 UD ... 42
3.1. Instrumen penelitian pengambilan data jumlah kendaraan ... 68
3.2. Instrumen penelitian pengambilan data frekuensi kereta ... 69
4.1. Identifikasi jalan di lokasi studi ... 72
4.2. Rekapitulasi perlintasan kereta api di wilayah DAOPS 2 ... 73
4.3. Rincian lokasi perlintasan di wilayah Kab.Bandung Barat ... 74
4.4. Shift warga penjaga perlintasan ... 82
4.5. Frekuensi perjalanan kereta yang melintas di lokasi studi seminggu83 4.6. EMP untuk jalan perkotaan ... 88
4.7. Hasil pengamatan LHR kendaraan hari Sabtu ... 89
4.8. Hasil pengamatan LHR kendaraan hari Minggu ... 91
4.9. Hasil pengamatan LHR kendaraan hari Senin ... 93
4.10. Hasil pengamatan LHR kendaraan hari Selasa ... 95
4.11. Hasil pengamatan LHR kendaraan hari Rabu ... 97
4.12. Hasil pengamatan LHR kendaraan hari Kamis ... 99
4.13. Hasil pengamatan LHR kendaraan hari Jumat ... 101
4.14. Rekapitulasi LHR kendaraan selama seminggu ... 103
4.15. Perhitungan arus ... 105
4.16. Perhitungan kepadatan ... 106
4.18. Faktor penyesuaian kapasitas akihat lebar jalur lalu-lintas (FCW) 108
4.19. Faktor penyesuaian kapasitas akibat pemisahan arah (FCSP)... 109
4.20. Kelas hambatan samping ... 109
4.21. Faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping (FCSF) .. 110
4.22. Hasil perhitungan derajat kejenuhan ... 111
4.23. Tingkat pelayanan jalan ... 112
4.24. LHR dan frekuensi kereta pengamatan hari Sabtu ... 113
4.25. LHR dan frekuensi kereta pengamatan hari Minggu... 115
4.26. LHR dan frekuensi kereta pengamatan hari Senin ... 117
4.27. LHR dan frekuensi kereta pengamatan hari Selasa ... 119
4.28. LHR dan frekuensi kereta pengamatan hari Rabu ... 121
4.29. LHR dan frekuensi kereta pengamatan hari Kamis ... 123
4.30. LHR dan frekuensi kereta pengamatan hari Jumat ... 125
4.31. LHR dan frekuensi kereta di lokasi studi selama seminggu ... 127
4.32. Estimasi biaya pembangunan flyover ... 129
4.33. Estimasi biaya pembangunan underpass ... 130
4.34. Tarif tiket kereta yang melewati lokasi studi... 131
4.35. Total pendapatan... 131
4.36. Pemotongan dari pendapatan ... 132
4.37. NPV Flyover dengan suku bunga 7%... 132
4.38. NPV Flyover dengan suku bunga 7%... 133
4.39. NPV Flyover dengan suku bunga 15%... 134
4.40. Perhitungan Pay Back Period Flyover ... 136
4.41. NPV Underpass dengan suku bunga 7% ... 137
4.42. NPV Underpass dengan suku bunga 7% ... 138
4.43. NPV Underpass dengan suku bunga 15% ... 139
4.44. Perhitungan Pay Back Period Underpass ... 140
4.45. Tempat asal material ... 148
4.46. Jumlah Curah hujan di Kab.Bandung Barat ... 150
4.47. Sumber air bersih di Desa Cilame ... 151
4.48. Luas tanaman pangan menurut komoditas ... 156
4.50. Luas tanaman apotik hidup menurut komoditas ... 157
4.51. Populasi ternak di Desa Cilame ... 158
4.52. Produksi peternakan desa Cilame ... 158
4.53. Jumlah penduduk Desa Cilame menurut RW... 159
4.54. Mata Pencaharian Masyarakat Desa Cilame ... 161
4.55. Jumlah penduduk Desa Cilame menurut jenjang pendidikan ... 162
4.56. Sepuluh besar pola penyakit yang ditangani Puskesmas 2013 ... 163
4.57. Jumlah tenaga kesehatan di Kecamatan Ngamprah tahun 2013 ... 164
4.58. Banyaknya bangunan tempat tinggal menurut desa tahun 2013 .... 165
4.59. Luas lahan di setiap desa di Kecamatan Ngamprah ... 166
4.60. Luas wilayah menurut penggunaan ... 166
4.61. Pangkalan ojek di lokasi studi ... 167
4.62. Matrik identifikasi dampak potensial ... 172
4.63. Matrik dampak penting hipotetik ... 173
4.64. Kampung yang terkena dampak ... 176
4.65. Kampung yang terkena dampak ... 177
4.66. Batas waktu kajian ... 178
4.67. Kompilasi metode pengumpulan data, analisis data, dan prakiraan besaran dampak fisik lingkungan ... 182
4.68. Kompilasi metode pengumpulan data, analisis data, dan prakiraan besaran dampak peningkatan partikel debu & gas ... 185
4.69. Kompilasi metode pengumpulan data, analisis data, dan prakiraan besaran dampak Sosial ekonomi dan kesehatan ... 187
4.70. Ringkasan proses pelingkupan ... 190
4.71. Jumlah Curah hujan di Kab.Bandung Barat ... 210
4.72. Sumber air bersih di Desa Cilame ... 210
4.73. Luas tanaman pangan menurut komoditas ... 215
4.74. Luas tanaman buah-buahan menurut komoditas ... 216
4.75. Luas tanaman apotik hidup menurut komoditas ... 216
4.76. Populasi ternak di Desa Cilame ... 217
4.77. Produksi peternakan desa Cilame ... 217
4.79. Mata pencaharian masyarakat Desa Cilame ... 220
4.80. Jumlah penduduk Desa Cilame menurut jenjang pendidikan ... 221
4.81. Sepuluh besar pola penyakit yang ditangani Puskesmas 2013 ... 222
4.82. Jumlah tenaga kesehatan di Kecamatan Ngamprah tahun 2013 ... 223
4.83. Banyaknya bangunan tempat tinggal menurut desa tahun 2013 .... 224
4.84. Luas lahan di setiap desa di Kecamatan Ngamprah ... 225
4.85. Luas wilayah menurut penggunaan ... 225
4.86. Pangkalan ojek di lokasi studi ... 226
4.87. Faktor emisi parameter kualitas udara ... 234
4.88. Besar emisi masing-masing parameter untuk pemakaian 0,2 liter solar ... 235
4.89. Penambahan emisi masing-masing kadar gas ... 235
4.90. Faktor kebisingan kendaraan sebagai fungsi dari kecepatan ... 237
4.91. Tingkat kebisingan dari Alat-alat berat (dBA) ... 238
4.92. Kriteria resiko kerusakan pendengaran ... 239
4.93. Ruas jalan yang diperkirakan akan mengalami kerusakan ... 245
4.94. Faktor emisi parameter kualitas udara ... 252
4.95. Besar emisi masing-masing parameter untuk pemakaian 0,2 liter solar ... 252
4.96. Penambahan emisi masing-masing kadar gas ... 253
4.97. Tingkat kebisingan alat konstruksi (pada jarak 50 feet) ... 257
4.98. Matrik evaluasi dampak... 270
4.99. Rencana Pengelolaan Lingkungan... 286
4.100. Rencana Pemantauan Lingkungan ... 298
5.1. Frekuensi kereta api selama seminggu (dari tanggal 14-20 Februari 2015) di lokasi studi ... 306
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
1. Dokumentasi
2. Jadwal Perjalanan Kereta Api
3. Instrumen Studi Kelayakan Lingkungan 4. Rincian waktu kereta melintas
5. Rincian perhitungan analisis kelayakan finansial flyover 6. Rincian perhitungan analisis kelayakan finansial underpass 7. Data kecelakaan di Perlintasan Jalan Ciharashas, Desa Cilame
Lampiran 2
1. Nilai Jual Objek Pajak
2. Gambar bestek usulan flyover
3. Analisis Harga Satuan pembangunan flyover 4. Perhitungan volume pekerjaan flyover 5. Rekapitulasi volume flyover
6. Estimasi biaya pembangunan flyover 7. Gambar bestek usulan underpass
8. Analisis Harga Satuan pembangunan underpass 9. Perhitungan volume pekerjaan underpass 10. Rekapitulasi volume underpass
11. Estimasi biaya pembangunan underpass 12. Data penyelidikan tanah
13. Perhitungan pondasi
Lampiran 3
Expert Judgement
Surat Keterangan Permohonan Data Surat Penunjukan Dosen Pembimbing Lembar Bimbingan Tugas Akhir Undangan Seminar Tugas Akhir 1 Berita Acara Seminar Tugas Akhir 1 Undangan Seminar Tugas Akhir 2 Berita Acara Seminar Tugas Akhir 2 Undangan Sidang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Penelitian
Seiring berkembangnya suatu kawasan, bertambah pula
penduduk di kawasan tersebut. Hal itu yang terjadi di Ngamprah,
Kabupaten Bandung Barat. Sejak kantor pemerintahan dipindahkan
ke Desa Mekarsari Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung
Barat, Jalan Ciharashas menjadi salah satu alternatif jalan yang
menuju kantor pemerintahan tersebut. Dampaknya lalu lintas
kendaraan semakin ramai, bahkan jalan-jalan utama seperti jalan
raya Cimareme menjadi padat. Dampak lainnya, Transportasi umum
pun menjadi kebutuhan yang mendesak bagi masyarakat. Salah
satunya, Kereta api menjadi transportasi umum yang murah dan
banyak diminati masyarakat. Jika di Jabodetabek kita mengenal KRL
Commuter Line, Tetapi di Bandung kita mempunyai KRD yang
melintasi Kabupaten Bandung Barat-Kota Cimahi-Kota
Bandung-dan Kabupaten Bandung atau sebaliknya. Demi memenuhi pangsa
pasar, frekuensi perjalanan kereta pun semakin bertambah. Akan
tetapi seiring bertambahnya frekuensi perjalanan kereta dan
kendaraan yang melintas tersebut, tidak diimbangi dengan
peningkatan sarana dan prasarana lalu lintas, seperti perlintasan
kereta api. Peningkatan perlintasan kereta api perlu dilakukan jika
frekuensi perjalanan kereta dan volume lalu lintas kendaraan
semakin ramai dan tidak memenuhi persyaratan yang tertuang dalam
Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor :
SK.770/KA.401/DRJD/2005 tentang pedoman teknis perlintasan
Sepanjang-panjangnya rel kereta api pasti akan
berpotongan/bersilangan dengan jalan raya. Persilangan antara jalan
rel dengan jalan raya biasa disebut perlintasan sebidang. Perlintasan
sebidang banyak memakan korban jiwa dikarenakan banyak faktor.
Demi keamanan, diharapkan warga tidak membuka jalan memotong
rel kereta untuk membuat perlintasan liar. Akan tetapi, faktanya
banyak perlintasan liar yang dibuka oleh warga. Data dari Dinas
Perhubungan Provinsi Jawa Barat, Perlintasan kereta di Wilayah
Kabupaten Bandung Barat jumlahnya 78 perlintasan, yang terdiri
dari 14 perlintasan resmi dan 64 sisanya perlintasan liar.
Perlintasan sebidang ada yang dilengkapi dengan palang pintu
dan tanpa palang pintu. Untuk perlintasan sebidang dengan palang
pintu sangat bermanfaat karena dijaga oleh PJL (Petugas Jaga
Lintasan) dan dilengkapi sirine beserta alat lainnya, sehingga kita
aman ketika akan melewati perlintasan tersebut. Sedangkan,
perlintasan sebidang tanpa palang pintu walaupun tanpa dilengkapi
dengan sirine dan sebagainya, sebenarnya aman untuk dilewati
selama ada warga masyarakat yang sukarela menjaga, seperti di jalan
Ciharashas, Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten
Bandung Barat. Akan tetapi, disisi lain kelalaian pasti ada,
dikarenakan penjaga tersebut hanya mengetahui kereta akan lewat
dengan mendengar suara kereta atau jika malam hari warga melihat
sorot lampu dari kejauhan. Tentunya ada faktor kelalaian dari
penjaga yang mungkin bisa terjadi, entah lupa atau tidak melihat atau
tidak mendengar adanya kereta yang akan lewat. Dan dari faktor
kendaraan yang akan melewati tersebut, entah mesinnya mati
mendadak atau gangguan teknis lainnya. Dan kereta tidak bisa
melakukan pengereman mendadak, kecuali 500 meter sebelum
pemberhentian. Kecelakaan di perlintasan sebidang memang sangat
kita hindari, namun kenyataannya masih banyak kejadian kecelakaan
diperlintasan. 2013 lalu, truk tangki pertamina terbakar akibat
permai, pondok betung, pesanggrahan, Jakarta Selatan dan baru-baru
ini, ayah dan anak tertabrak KRL commuter line di perlintasan liar
rawa buaya. Dengan adanya peristiwa laka lantas di perlintasan ini,
diharapkan pengendara berhati-hati jika melewati perlintasan kereta
sebidang.
Kecelakaan di perlintasan kereta sangat kita hindari dan tidak
kita inginkan. Untuk meminimalisasi kecelakaan di perlintasan,
Setiap perlintasan idealnya dilengkapi dengan rambu-rambu
peringatan dan marka jalan sebagaimana diatur dalam peraturan
Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor
SK.770/KA.401/DRJD/2005 tentang Pedoman Teknis Perlintasan
Sebidang Antara Jalan Dengan Jalur Kereta Api, namun
kenyataannya tidak semua perlintasan dilengkapi rambu dan marka
jalan, bahkan minim rambu peringatan dan marka jalan.
Lintasan kereta api dari stasiun Padalarang sampai stasiun
Bandung merupakan jalur yang lalu lintas keretanya cukup ramai,
menghubungkan antara Bandung dan Cikampek, persilangan terletak
pada jalan Ciharashas yang menjadi jalur alternatif menuju pusat
Kabupaten Bandung Barat dan alternatif menuju Lembang/Subang.
Sebenarnya ada jalan alternatif lain untuk menuju pusat
Kab.Bandung Barat, namun karena jarak yang berputar cukup jauh,
maka warga lebih memilih jalan Ciharashas sebagai alternatif ke
pusat pemerintahan Kab.Bandung Barat. PNS yang berdinas di
Kab.Bandung Barat sebagian besar melewati jalan ini untuk menuju
ke kantor pemerintahan dan para pelajar/pekerja yang berangkat
sekolah/kerja. Akan tetapi, belum ada perhatian dari pihak terkait
untuk mencari alternatif dari permasalahan perlintasan sebidang
tanpa palang pintu di jalan Ciharashas, Cilame ini. Dari
permasalahan tersebut, penulis tergugah untuk melakukan penelitian
di perlintasan sebidang tanpa palang pintu di jalan Ciharashas, Desa
Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa
primer dan sekunder di lokasi tersebut, kemudian dari hasil
penelitian tersebut dapat ditentukan model alternatif solusi untuk
perlintasan ini, pilihannya antara lain dengan, perlintasan sebidang
hanya dengan tanda signal bahaya, perlintasan sebidang dengan
palang pintu, atau perlintasan tidak sebidang (fly over atau
underpass). Pemilihan jenis alternatif tersebut dilakukan pula studi
kelayakan lingkungan dan finansial wilayah tersebut.
1.2.Identifikasi dan Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis dapat
mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Seiring bertambahnya penduduk, kendaraan dan frekuensi
perjalanan kereta bertambah.
2. Sepanjang-panjangnya rel kereta pasti bersilangan dengan jalan
raya.
3. Kereta tidak bisa melakukan pengereman mendadak, kecuali
500 meter sebelum pemberhentian.
4. Tidak semua perlintasan dilengkapi dengan rambu peringatan
dan marka jalan.
5. Belum ada perhatian dari pihak terkait untuk mencari alternatif
dari permasalahan perlintasan sebidang tanpa palang pintu di
jalan Ciharashas, Cilame ini.
Dengan keterbatasan yang dimiliki penulis, maka penulis perlu
membatasi dan merumuskan permasalahan yang akan diangkat
dalam Tugas Akhir ini agar penelitian fokus. Berikut ini adalah
pembatasan masalah dalam penelitian:
1. Frekuensi perjalanan kereta yang melintas di perlintasan jalan
Ciharashas, Cilame.
2. Volume lalu lintas harian rata-rata kendaraan di jalan Ciharashas,
3. Penentuan alternatif perlintasan di lokasi studi setelah dilakukan
pengambilan data lapangan.
4. Analisis kelayakan finansial untuk alternatif perlintasan
diperlukan untuk mengetahui kelayakan secara finansial biaya
pembangunan perlintasan tersebut
5. Analisis kelayakan lingkungan untuk alternatif perlintasan
diperlukan untuk mengetahui kelayakan dari segi lingkungan
sebelum dibangun.
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana frekuensi perjalanan kereta yang melintas di lokasi
studi?
2. Bagaimana LHR di jalan Ciharashas, Cilame yang melintasi saat
pagi hari, siang hari, sore hari, dan malam hari?
3. Bagaimana penentuan alternatif perlintasan di lokasi studi
setelah dilakukan pengambilan data lapangan?
4. Bagaiamana analisis kelayakan finansial untuk alternatif
perlintasan?
5. Bagaiamana analisis kelayakan lingkungan untuk alternatif
perlintasan?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui frekuensi perjalanan kereta yang melintas di lokasi
studi.
2. Mengetahui Volume LHR di lokasi studi saat pagi hari, siang
hari, sore hari, dan malam hari.
3. Mengetahui penentuan alternatif di lokasi studi setelah
dilakukan pengambilan data lapangan.
4. Mengetahui analisis kelayakan finansial untuk alternatif
5. Mengetahui analisis kelayakan lingkungan untuk alternatif
perlintasan.
1.4.Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain dapat mengetahui LHR
kendaraan, arus, kapasitas, dan derajat kejenuhan dari pelayanan
jalan dan frekuensi perjalanan kereta yang berada di perlintasan
kereta api. Selain itu, kita dapat mengetahui hasil penentuan area
perlintasan kereta api yang dianjurkan sesuai ketentuan. Dari hasil
penentuan tersebut dapat dijadikan gagasan untuk membuat studi
kelayakan lingkungan & finansial jika proyek jadi dilaksanakan.
1.5.Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan untuk tugas akhir ini terdiri atas bab I
sampai dengan bab V, dimana setiap bab memiliki deskripsi
masing-masing yakni sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan struktur organisasi
penelitian. Berfungsi untuk memaparkan alasan mengapa masalah
ini penting untuk diteliti.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka atau kajian teori, penulis menjelaskan mengenai
variabel dari setiap hal dalam penelitian penulis.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi lokasi, metode, dan prosedur penelitian yang
menunjang dalam penulisan tugas akhir ini. Serta teknik
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil observasi di lapangan dan hasil pengolahan data.
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat atau
lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu,
pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat diobservasi (Nasution, 2011).
Unsur tempat atau lokasi adalah tempat dimana berlangsungnya
penelitian tersebut. Lokasi penelitian bertempat di Perlintasan
sebidang tanpa palang pintu jalan Ciharashas, Desa Cilame
[image:24.595.146.566.235.595.2]Kec.Ngamprah, Kab.Bandung Barat.
Gambar 3.1. Lokasi penelitian
Gambar 3.2. Lokasi penelitian
(Sumber : https://www.google.co.id/maps)
3.2. Metode Penelitian
Pemecahan masalah dalam suatu penelitian membutuhkan suatu
metode yang sistematis, dengan harapan dapat menentukan teknik
pengumpulan data yang relevan dalam pemecahan masalah. Hal itu
sesuai dengan Sugiyono (2013 : 1) yang mengatakan bahwa “Secara
umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Metode pendekatan yang biasa digunakan dalam pemecahan
masalah dalam penulisan terdiri dari beberapa metode. Arikunto (2006
: 80) berpendapat bahwa: “Pada dasarnya metode pendekatan dalam
penelitian terbagi menjadi tiga golongan, yaitu : pendekatan deskriptif,
historis, dan eksperimental”.
Senada dengan itu, Suprian A.S. Dalam Nurgaeni (2003 : 48)
membagi penelitian menjadi lima golongan, yaitu:
1. Penelitian historis sejarah, yaitu penelitian yang bertujuan Jalan
Ciha rashas
Jalan Ciha
rashas
Jalan Cihara
2. Penelitian eksploratif atau penelitian pengajaran.
3. Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat-saat sekarang.
4. Penelitian ex post facto, meneliti hubungan-hubungan atau kolerasional mengenai hal-hal yang terjadi.
5. Penlitian eksperimen, yaitu mengungkapkan hubungan dua variabel atau lebih atau mencari pengaruh variabel terhadap variabel lainnya.
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka metode penelitian
yang relevan dengan masalah yang diteliti adalah metode deskriptif,
karena metode deskripitf merupakan metode penilitian yang tertuju
pada pemecahan masalah yang dihadapi pada masa sekarang dengan
tahapan yang ditempuh mulai dari pengumpulan data, pengolahan
data, dan membuat kesimpulan.
Metode deskriptif menurut Nazir (2005:54), dapat didefinisikan
sebagai suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia,
suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif
ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
hubungan antarfenomena yang diselidiki.
Dengan menggunakan metode ini, penulis berusaha dalam
memperoleh gambaran mengenai fakta-fakta lapangan di perlintasan
kereta api jalur ganda tanpa palang pintu di Jalan Ciharashas Desa
1.3. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dibuat untuk memberikan arahan dan alur dari
penelitian yang akan dilakukan. Adapun prosedur penelitian
[image:27.595.155.568.153.623.2]ditampilkan pada gambar berikut.
Gambar 3.3. Prosedur penelitian Tahap persiapan
Studi pustaka
Pemilihan lokasi penelitian dan Identifikasi masalah
Tahap pengambilan data
Data primer:
1. Jumlah kendaraan 2. Frekuensi perjalanan
kereta 3. Lebar jalan 4. Jumlah rambu lalin
Data sekunder:
1. Jadwal perjalanan kereta api 2. Peraturan terkait 3. Sosial kependudukan 4. Dan lain-lain
Tahap pengolahan data
Penjelasan dari gambar di atas sebagai berikut:
1. Studi Pustaka
Studi pustaka dimaksudkan untuk melihat penelitian yang pernah
dibuat, lalu dikembangkan menjadi penelitian yang akan kita
buat.
2. Pemilihan Lokasi Penelitian dan Identifikasi Masalah
Pemilihan lokasi penelitian bertujuan untuk mencocokkan judul
penelitian kita dan kondisi yang ada di lapangan untuk kita
identifikasi masalah yang ada di sana.
3. Tahap Persiapan
Peneliti mempersiapkan segala perlengkapan untuk keperluan
penelitian misalnya:
a. Kamera, memori, dan baterai cadangan.
b. Formulir survai pengumpulan data arus lalu lintas dan
frekuensi perjalanan kereta
c. Papan dada
d. Alat Tulis
4. Tahap Pengambilan Data
Pengambilan data primer
Pada tahap ini peneliti berada di lokasi penelitian dengan
membawa perlengkapan diatas, tahap ini berisi:
a. Survai pengumpulan data LHR kendaraan dan frekuensi
perjalanan kereta api yang melintas
b. Observasi data penunjang lainnya, seperti data wilayah, data
rona awal lingkungan, data kependudukan, data jumlah
kepemilikan kendaraan bermotor, dan lain-lain.
Pengambilan data sekunder
a. Melakukan permohonan data ke instansi terkait.
5. Tahap Pengolahan Data
Data jumlah kendaraan diolah menjadi data LHR (Lalu lintas
Harian Rata-rata) dengan menggunakan rumus
a. Volume LHR
Fsmp = (empLV x LV% + empHV x HV% + empMC x MC%)/100
b. Arus
Keterangan :
q = arus (kendaraan/jam)
empLV = ekivalensi mobil penumpang kendaraan ringan
empHV = ekivalensi mobil penumpang kendaraan berat
empMC = ekivalensi mobil penumpang sepeda motor
(Sumber : MKJI 1997)
c. Kepadatan
D = F / SMS
Keterangan :
D = Kepadatan (Kendaraan/Km)
F = Q = Flow = Arus (Kendaraan/jam)
SMS = Space Mean Speed
= kecepatan rerata kendaraan melewati sepenggal
d. Kapasitas
C = Co x FCw x FCsp x FCsf
Keterangan :
C = Kapasitas (smp/jam)
Co = Kapasitas dasar (smp/jam)
Fcw = Faktor penyesuaian lebar jalan
FCsp = Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk
jalan tak terbagi)
FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu
jalan
(Sumber : MKJI 1997)
e. Derajat Kejenuhan
DS = Q / C
Keterangan:
Ds = Derajat kejenuhan
Q = Arus (kendaraan/jam)
C = Kapastitas (smp/jam)
(Sumber : MKJI 1997)
Dari perhitungan derajat kejenuhan dapat ditentukan LOS
Tabel 2.11. Tingkat pelayanan jalan
Q/C Ratio Tingkat
Pelayanan
Keterangan
<0,60 A Arus lancar, volume rendah,
kecepatan tinggi
0,60-0,70 B Arus stabil, kecepatan
terbatas, volume sesuai untuk
jalan luar kota
0,70-0,80 C Arus stabil, kecepatan
dipengaruhi oleh lalu lintas,
volume sesuai untuk jalan kota
0,80-0,90 D Mendekati arus tidak stabil,
kecepatan rendah
0,90-1,00 E Arus tidak stabil, kecepatan
rendah, volume padat atau
mendekati kapasitas
>1,00 F Arus yang terhambat,
kecepatan rendah, volume
diatas kapasitas, banyak
berhenti
Dari hasil perhitungan LHR, lalu bersama frekuensi perjalanan
kereta diplotkan ke dalam grafik yang termuat dalam Peraturan
Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor
:SK,770/KA.401/DRJD/2005 untuk penentuan perlintasan. Data
LHR kendaraan diplotkan ke sumbu X dan data frekuensi
perjalanan kereta diplotkan ke sumbu Y, dari hasil plot tersebut
diperoleh area penentuan perlintasan berupa 3 (tiga) area, antara
lain area perlintasan sebidang tanpa palang pintu, area
perlintasan sebidang dengan pintu, dan area perlintasan tidak
Gambar 3.4. Grafik area perlintasan sebidang berdasarkan Frekuensi Kereta per
Hari dan Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata
(Sumber : Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor :
SK.770/KA.401/DRJD/2005)
Hasil penentuan perlintasan tersebut dijadikan acuan untuk studi
kelayakan lingkungan dan studi kelayakan finansial sebuah
usulan/gagasan perlintasan di daerah tersebut. Untuk studi
kelayakan finansial dilakukan dengan cara menganalogikan
sebuah proyek pembuatan perlintasan yang sudah ada atau dengan
desain sendiri lalu dihitung analisis kelayakan finansialnya seperti
NPV (Net Present Value), BCR (Benefit Cost Ratio), IRR
(Internal Rate of Return), dan PBP (Pay Back Period).
Sedangkan, untuk studi kelayakan lingkungan diperlukan data
lingkungan di wilayah tersebut. Data tersebut merupakan data
sekunder yang diperoleh dari instansi atau referensi lainnya yang
mendukung untuk dibuat KA (Kerangka Acuan), Andal (analisis
dampak lingkungan), RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan),
dan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan).
6. Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan adalah tahap akhir dari penelitian yang
sebelumnya sudah dikonsultasikan bersama pembimbing.
3.4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Noor (2011:101) mengemukakan bahwa
Instrumen secara garis besar dapat dibedakan ke dalam test dan skala. Test adalah suatu prosedur sistematik pengujian individu dengan pemberian seperangkat rancangan stimuli dan pemberian bilangan atau seperangkat bilangan terhadap respon yang timbul dari stimuli tersebut.
Penelitian adalah melakukan pengoptimalan data terhadap fenomena
sosial maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat
dinamakan membuat laporan dari pada melakukan penelitian. Namun
demikian dalam skala yang paling rendah, laporan juga dapat
dinyatakan sebagai bentuk penelitian, karena pada dasarnya meneliti
adalah melakukan pengukuran.
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini
antara lain:
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah tahapan/proses pengumpulan data yang
berhubungan dengan teori-teori yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti baik dari buku, jurnal, paper, literatur, dan bahan
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah tahapan/proses pengumpulan data
dengan menggunakan kamera untuk merekam, memotret,
sekaligus mengamati kondisi yang ada di lapangan.
3. Pencatatan Langsung
Penulis melakukan pencatatan langsung ketika kamera yang
sedang digunakan mengalami kendala teknis atau kondisi lainnya
yang mengharuskan pencatatan langsung.
Adapun instrumen dalam penelitian ini antara lain:
1. Instrumen pengambilan data jumlah kendaraan
Instrumen ini pada dasarnya termuat dalam Peraturan Direktur
Jendral Perhubungan Darat Nomor : SK.770/KA.401/DRJD/2005,
namun oleh penulis diubah namun tetap mengacu pada ketentuan
[image:34.595.71.542.486.645.2]tersebut.
Tabel 3.1. Instrumen penelitian pengambilan data jumlah
kendaraan
NO WAKTU
ARAH CIMAREME ARAH CILAME
KENDARAAN KENDARAAN
RINGAN (LV) BERAT (HV) SEPEDA MOTOR (MC) TAK BERMOTOR RINGAN (LV) BERAT (HV) SEPEDA MOTOR (MC) TAK BERMOTOR
1.
00.00-00.30
... ...
48.
23.30-24.00
TOTAL
2. Instrumen pengambilan data frekuensi perjalanan kereta api
Instrumen ini dibuat sendiri oleh penulis. Instrumen ini dibuat
Tabel 3.2. Instrumen penelitian pengambilan data frekuensi kereta
NO. WAKTU
FREKUENSI PERJALANAN KERETA / HARI
SABTU MINGGU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
1 00.00-00.30
... ...
48 23.30-24.00
TOTAL
3. Instrumen penentuan perlintasan
Instrumen ini berupa grafik yang termuat dalam Peraturan
Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor :
SK.770/KA.401/DRJD/2005.
Gambar 3.5. Grafik area perlintasan sebidang berdasarkan Frekuensi Kereta per
[image:35.595.152.504.254.676.2](Sumber : Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor :
SK.770/KA.401/DRJD/2005)
4. Instrumen studi kelayakan lingkungan
Instrumen ini mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup No.16 Tahun 2012 tentang pedoman penyusunan dokumen
lingkungan hidup. Untuk tabel instrumen terlampir dalam
DAFTAR RUJUKAN
Admojo, F.M. (2008). Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang. Semarang: UNDIP
Algony, Z.A. (2014). Studi Kelayakan Finansial pada Proyek Pembangunan Kawasan Pasar Terpadu Blimbing Kota Malang. Malang: Universitas Brawijaya
Amal, A. S. (2003). Pengaruh Penutupan Pintu Perlintasan Kereta Api Terhadap Tundaan dan Panjang Antrian Kendaraan Pada Jalan Raya Malang-Surabaya KM.10. Semarang: UNDIP
Anonim. (2005). Perbaikan dan Rekonstruksi Jalan dari Banda Aceh sampai Meulaboh. Aceh: Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga
Anonim. (2013). Data Perlintasan Kereta Api di wilayah DAOPS 2 & DAOPS 3. Jawa Barat: PT.KAI
Anonim. (2013). Data Kecelakaan di wilayah DAOPS 2 & DAOPS 3. Jawa Barat: PT.KAI
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Aswad, Yusandy. (2010). Studi Kelayakan Perlintasan Sebidang pada Jaringan Jalan Dalam Kota dan Antar Kota. Medan: Media Teknik Sipil USU.
Divisi Pemasaran Angkutan Daerah Operasi 2 Bandung. (2015). Jadwal Perjalanan Kereta Api Lokal Bandung Raya. Bandung: PT.KAI
Divisi Pemasaran Angkutan Daerah Operasi 2 Bandung. (2015). Jadwal Perjalanan Kereta Api 2015. Bandung: PT.KAI
Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum. (1997). Manual Kapasitas Jalan di Indonesia (Indonesian Haighway Capacity Manual). Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Departemen Pekerjaan Umum. (2005). Studi Kelayakan Proyek Jalan dan Jembatan No.Pd T-19-2005-B. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum
Indriany, Sylvia.,dkk. (2013). Pengaruh Perlintasan Kereta Api Terhadap Kinerja Jalan Raya Citayam (169T). Jakarta: Universitas Mercu Buana.
KLH Kota Cirebon. (2007). Memprakirakan Dampak Kualitas Udara. Cirebon: Kantor Lingkungan Hidup
Mulyono, G.S. (2006). Analisis Lalulintas Pertemuan Jalan Raya dengan Lintasan Kereta Api Ledok sari di Surakarta. Solo: Jurnal eco Rekayasa, vol.2 No.1, Tahun 2006. Teknik Sipil UMS
Nurgaeni, Erlina. (2003). Konstribusi Proses Bimbingan Akademik Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa JPTB FPTK UPI. Skripsi. FPTK UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.
Pemerintah Desa Cilame. (2014). Profil Cilame. Bandung Barat: Pemerintah Desa Cilame
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. (2011). Dokumen AMDAL Rencana Pembangunan Stasiun Mall di Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Bandung Barat: Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
Pujawan, I.N. (2009). Ekonomi Teknik. Surabaya: Guna Widya.
Purwaamijaya, I.M. (2013). Rekayasa Teknik Jalan Rel. Bandung: Laboratorium Survey dan Pemetaan JPTS FPTK UPI.
Ratnayanti, Rini, dkk. (2006). Analisis Kelayakan Investasi Pada Rumah Sakit X di Cimahi. Bandung: ITENAS
Satker Pembangunan Jaur Ganda Cirebon-Kroya. (2009). Kerangka Acuan Andal Pembangunan Jalan KA Jalur Ganda Cirebon Kroya. Purwokerto: Departemen Perhubungan.
Satker Pembangunan Jaur Ganda Cirebon-Kroya. (2009). Analisis Dampak Lingkungan Pembangunan Jalan KA Jalur Ganda Cirebon Kroya. Purwokerto: Departemen Perhubungan.
Satker Pembangunan Jaur Ganda Cirebon-Kroya. (2009). Rencana Pengelolaan Dampak Lingkungan Pembangunan Jalan KA Jalur Ganda Cirebon Kroya. Purwokerto: Departemen Perhubungan.
Satker Pembangunan Jaur Ganda Cirebon-Kroya. (2009). Rencana Pemantauan Lingkungan Pembangunan Jalan KA Jalur Ganda Cirebon Kroya. Purwokerto: Departemen Perhubungan.
Sasongko, D.P. (2000). Metoda, Teknik Pengukuran dan Analisis Data Kebisingan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Seksi Integrasi Pengelolaan dan Diseminasi Statistik BPS Kabupaten Bandung Barat. (2014). Kabupaten Bandung Barat Dalam Angka 2014. Bandung Barat: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat.
Seksi Integrasi Pengelolaan dan Diseminasi Statistik BPS Kabupaten Bandung Barat. (2014). Kecamatan Ngamprah Dalam Angka 2014. Bandung Barat: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Utomo, S.H.T., (2006). Jalan Rel. Sleman: Beta Offset.
Widodo, A.P. (2006). Kajian Penutupan Perlintasan Sebidang antara Jalan Kereta Api dengan Jalan Raya pada lokasi Jalan KH. Mas Mansyur dan Jalan Abdul Syafi’ie Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Jakarta: Universitas Gunadharma.
Keputusan Menteri Perhubungan No.53 Tahun 2000 tentang perpotongan dan/atau persinggungan antara jalur kereta api dengan bangunan lain Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.KEP-48/MENLH/1996
tentang baku tingkat kebisingan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.KEP-49/MENLH/1996 tentang baku tingkat getaran
Keputusan Kepala Bapedal No.Kep.056/1994 tentang kriteria dampak penting.
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat No.2 Tahun 2012 tentang rencana tata ruang wilayah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2009-2029.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.22 Tahun 2010 tentang rencana tata ruang wilayah Provinsi Jawa Barat 2009-2029.
Peraturan Departemen Perencanaan Wilayah No.008/PW/2004 tentang Pedoman Perencanaan Perlintasan Jalan dengan Jalur Kereta Api. Peraturan Dinas No.10 tentang Perencanaan Konstruksi Jalan Rel. Peraturan Dinas No.19 tentang Peraturan Perjalanan Kereta Api.
Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.05 Tahun 2012 tentang jenis usaha yang wajib memiliki AMDAL.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.16 Tahun 2012 tentang pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.17 Tahun 2012 tentang pedoman keterlibatan masyarakat dalam proses AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.11/PRT/M/2013 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum
Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 2012 tentang izin lingkungan.
Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1999 tentang baku mutu lingkungan udara ambien.
Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan kereta api
Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia No.4518/UN40/HK/2014 tentang Pedoman penulisan karya ilmiah UPI tahun akademik 2014/2015.
Peraturan RSNI 4 tentang standar perencanaan struktur beton untuk jembatan.
Undang-Undang No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Undang-Undang No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.
Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan ruang.
Sakti, C.K.L. (Tanpa Tanggal Upload). Studi Kasus Perlintasan Kereta Api Pasirhalang Stasiun Padalarang Kab.Bandung Barat. Scribd [online]. Tersedia : https://www.scribd.com/doc/90455916/Proposal-Citra. [27 Januari 2015]
Ilham, M.N. (2011, 8 Juli). Contoh Perhitungan Struktur Jembatan dan
Struktur Bangunan Gedung. MNI [online]. Tersedia :