• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA."

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PUSAT REHABILITASI

KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

TUGAS AKHIR

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Arsitektur

Oleh

Akbar Raditya Permana NIM 1104333

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

(2)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

(3)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pusat Rehabilitasi

Korban

Penyalahgunaan NARKOBA Pria

Oleh

Akbar Raditya Permana

Sebuah laporan Tugas Akhir yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Akbar Raditya Permana 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

September 2015

(4)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Laporan Tugas Akhir ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(5)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu AKBAR RADITYA PERMANA

PUSAT REHABILITASI

KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Tutin Aryanti, Ph.D NIP. 19750815 200312 2 001

Pembimbing II

Fauzi Rahmanullah, S.Pd., MT. NIP. 19761207 200501 1 003

Mengetahui

(6)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dr. Eng. Usep Surahman

(7)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir dengan judul "Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA Pria" ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, September 2015

(8)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(9)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA Pria Akbar Raditya Permana - 1104333

Program Studi Teknik Arsitektur Departemen Pendidikan Teknik Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA Pria merupakan suatu tempat yang mewadahi kegiatan pemulihan kepada para korban penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya, sehingga mereka dapat kembali berperan dan beraktivitas secara normal di dalam masyarakat. Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA Pria ini berlokasi di kawasan Bandung Timur tepatnya di jalan Cipadung Gagak, Desa Palasari, Ujung Berung. Lokasi yang strategis ini berada di kawasan kaki Gunung Manglayang dengan kondisi lahan yang tidak terlalu dekat dengan pemukiman warga, tingkat polusi udara dan suara yang rendah dan pemandangan alami sehingga dapat memberikan kenyamanan serta mewadahi aktivitas bagi para pasien dalam melakukan pemulihan di Pusat Rehabilitasi ini. Latar belakang dari perancangan Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA Pria ini berlandaskan pada tingginya korban penyalahgunaan NARKOBA berjenis kelamin pria dan pusat rehabilitasi di Kota Bandung masih belum dapat memenuhi kebutuhan, sehingga banyak korban penyalahgunaan NARKOBA yang ingin sembuh namun tidak mendapatkan pertolongan dan fasilitas. Selain itu, ajakan untuk kembali menggunakan NARKOBA terus bermunculan, sehingga lingkungan yang aman dari tekanan para pecandu NARKOBA aktif sangat diperlukan. Dari segi arsitektural, terdapat permasalahan lain yang menjadi pertimbangan perancangan yaitu lingkungan fisik yang dirancang haruslah dapat memberikan dampak penyembuhan kepada pasien terutama dari segi psikologisnya. Pendekatan perilaku dianggap cocok dalam menyelesaikan berbagai permasalahan perencanaan dan perancangan di atas. Pendekatan perilaku lebih menekankan terhadap terbentuknya lingkungan yang dapat menimbulkan perasaan nyaman dan aman pada diri pasien. Metode penyembuhan yang digunakan di dalam Pusat Rehabilitasi ini yaitu metode rehabilitasi medis dan metode rehabilitasi therapeutic community. Metode penyembuhan yang diterapkan ini juga akan dijadikan sebagai landasan perancangan. Diharapkan dengan perencanaan dan perancangan Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA Pria ini, dapat memfasilitasi semakin banyak pasien untuk melepaskan diri dari jeratan NARKOBA.

(10)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Men’s Drug Rehabilitation Center

Akbar Raditya Permana - 1104333

Program Studi Teknik Arsitektur Departemen Pendidikan Teknik Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRACT

Men’s Drug Rehabilitation Center is a place where treatment activities for drug addicts’ recovery are held, so that they can return to their normal activity. Men’s Drug Rehabilitation Center is located in Cipadung Gagak, Desa Palasari, Ujung Berung, Bandung Timur. This strategic location lies in the area of Mount Manglayang, which is quite distant from residential areas. It has clean air, low noise pollution as well as beautiful natural scenery.The location is perfect for providing relax atmosphere and meets the requirements in order for the patients to do various activities. This project is based on the number of drug addicts that increases every year. On the other hand, Bandung does not have enough facilities that can provide and accommodate these patients. Besides this condition, these patients often get influence from other active drug users; this condition makes recovery more difficult. We need a safe environment that is free from this bad influence. From architectural perspective, facilities that have been already built poorly serve patients’ psychological needs. Therefore, behavioral architecture is a perfect design approach to be applied in this project. Behavioral approach focuses on creating an ideal environment that can increase patient’s motivation for recovery and stop them from consuming drugs in their daily life, so they can have a normal life again. The treatment methods that are used in this Men’s Drug Rehabilitation Center are: medical rehab method and therapeutic community method. This project design is developed based on those methods. Hopefully, this project can facilitate patients to recover from drug addiction and return to their normal life. Furthermore, it is expected to serve as an ideal model of drug rehabilitation center design.

(11)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii BAB I ... Error! Bookmark not defined.

PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Perancangan ... Error! Bookmark not defined.

B. Maksud dan Tujuan ... Error! Bookmark not defined.

C. Identifikasi Masalah Perancangan ... Error! Bookmark not defined.

D. Batasan Masalah Perancangan ... Error! Bookmark not defined.

E. Pendekatan dan Gambaran Capaian yang DitujuError! Bookmark not defined.

F. Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined.

G. Sistematika Laporan ... Error! Bookmark not defined.

BAB II ... Error! Bookmark not defined.

KAJIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. NARKOBA ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian NAPZA/NARKOBA ... Error! Bookmark not defined.

2. Jenis-jenis NARKOBA... Error! Bookmark not defined.

3. Faktor Penyebab Penyalahgunaan NARKOBAError! Bookmark not defined.

4. Tahapan Penyalahgunaan NARKOBA ... Error! Bookmark not defined.

5. Ciri-ciri Korban Penyalahgunaan NARKOBAError! Bookmark not defined.

6. Perilaku dan Ketergantungan NARKOBA ... Error! Bookmark not defined.

B. Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBAError! Bookmark not defined.

1. Pengetian Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBAError! Bookmark not defined.

2. Sejarah Perkembangan Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBAError! Bookmark not def

3. Tipologi Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBAError! Bookmark not defined.

4. Standar Minimal Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBAError! Bookmark not defin

5. Tahapan Pengobatan Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBAError! Bookmark not def

C. Metode Rehabilitasi yang Diterapkan ... Error! Bookmark not defined.

1. Metode Rehabilitasi Medis ... Error! Bookmark not defined.

2. Metode Rehabilitasi Therapeutic Community (TC)Error! Bookmark not defined.

3. Metode Rehabilitasi Religius ... Error! Bookmark not defined.

(12)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DESKRIPSI PROYEK ... Error! Bookmark not defined.

A. Nama Proyek ... Error! Bookmark not defined.

B. Lokasi ... Error! Bookmark not defined.

1. Kriteria Lokasi ... Error! Bookmark not defined.

2. Analisis Lokasi ... Error! Bookmark not defined.

C. Rona Lingkungan ... Error! Bookmark not defined.

D. Kaji Banding ... Error! Bookmark not defined.

1. Perbandingan Pusat Rehabilitasi Penyalahgunaan NARKOBAError! Bookmark not defined.

2. Kajian Terhadap Pola Perilaku Pasien ... Error! Bookmark not defined.

3. Simpulan Kaji Banding ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV ... Error! Bookmark not defined.

ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGANError! Bookmark not defined.

A. Analisis Lingkungan dan Tapak ... Error! Bookmark not defined.

B. Analisis Bangunan ... Error! Bookmark not defined.

C. Analisis Program Kegiatan dan Kebutuhan RuangError! Bookmark not defined.

D. Elaborasi Tema ... Error! Bookmark not defined.

BAB V ... Error! Bookmark not defined.

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANError! Bookmark not defined.

A. Konsep Dasar ... Error! Bookmark not defined.

B. Konsep Perencanaan Tapak ... Error! Bookmark not defined.

C. Konsep Perancangan Bangunan ... Error! Bookmark not defined.

D. Konsep Modul Perancangan ... Error! Bookmark not defined.

E. Konsep Bentuk, Fungsi, Ruang Interior ... Error! Bookmark not defined.

F. Konsep Struktur dan Konstruksi... Error! Bookmark not defined.

G. Konsep Bahan Bangunan... Error! Bookmark not defined.

H. Konsep Pencahayaan dan Penghawaan ... Error! Bookmark not defined.

I. Konsep Utilitas ... Error! Bookmark not defined.

J. Konsep Elektrikal ... Error! Bookmark not defined.

K. Konsep Perancangan Lansekap ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

RIWAYAT HIDUP ... Error! Bookmark not defined.

(13)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1. Jumlah Kasus Penyalahgunaan NARKOBA Berdasarkan Umur ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 2. Jumlah Kasus Penyalahgunaan NARKOBA Berdasarkan Jenis Kelamin ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 1. Tipologi Rehabilitasi Medis Korban Penyalahgunaan NARKOBA .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 2. SDM Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 3. Rasio Jumlah Tenaga Ahli ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 4. Standar peralatan Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 5. Tahap Pelayanan Rehabilitasi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 1. Analisis Lokasi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 2. Analisis Besaran Tapak ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 3. Analisis Kriteria Lokasi Tapak ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 4. Kaji Banding ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 5. Pola Perilaku Pasien ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 1. Analisis Jarak dan Waktu Tempuh ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 2. Analisis Jumlah Pengguna ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 3. Jumlah Pasien Rawat Jalan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 4. Analisis Besaran Ruang Gedung Pelayanan UmumError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 5. Analisis Besaran Ruang Gedung UGD ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 6. Analisis Besaran Ruang Gedung DetoksifikasiError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 7. Analisis Besaran Ruang Gedung Rawat JalanError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 8. Analisis Besaran Ruang Gedung Rehabilitasi Psikologis ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 9. Analisis Besaran Ruang Gedung Rehabilitasi SosialError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 10. Analisis Besaran Lainnya... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 11. Kesimpulan Besaran Ruang ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 12. Analisis Karakter Ruang Gedung Pelayanan UmumError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 13. Analisis Karakter Ruang Gedung UGD .. Error! Bookmark not defined.

(14)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4. 15. Pengelompokan K.Inap Berdasarkan Karakter Pasien Detoksifikasi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 16. Analisis Karakter Ruang Gedung Rawat JalanError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 17. Analisis Karakter Ruang Gedung Rehabilitasi Psikologis ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 18. Analisis Karakter Ruang Gedung Rehabilitasi SosialError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 19. Persepsi Warna Bagi Manusia ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 5. 1.Pengelompokan Zona pada Tapak ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 5. 2. Persepsi Warna Bagi Manusia ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 5. 3. Konsep Karakter Ruang Gedung Pelayanan UmumError! Bookmark not defined.

Tabel 5. 4. Konsep Karakter Ruang Gedung UGD ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 5. 5. Konsep Karakter Ruang Gedung DetoksifikasiError! Bookmark not defined.

Tabel 5. 6. Pengelompokan Kamar Inap Gedung DetoksifikasiError! Bookmark not defined.

Tabel 5. 7. Konsep Karakter Ruang Gedung Rawat JalanError! Bookmark not defined.

Tabel 5. 8. Konsep Karakter Ruang Gedung Rehabilitasi Psikologis ... Error! Bookmark not defined.

(15)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1. 1. Kerangka Berfikir ... Error! Bookmark not defined.

Diagram 2. 1. Sejarah Perkembangan Pelayanan RehabilitasiError! Bookmark not defined.

Diagram 4. 1. Struktur Organisasi... Error! Bookmark not defined.

Diagram 4. 2. Alur Kegiatan Pasien... Error! Bookmark not defined.

Diagram 4. 3. Alur Kegiatan Pengelola ... Error! Bookmark not defined.

Diagram 4. 4. Alur Kegiatan Pengunjung ... Error! Bookmark not defined.

Diagram 4. 5. Alur Kegiatan Pelaku Lainnya ... Error! Bookmark not defined.

Diagram 4. 6. Analisis Hubungan Ruang Gedung Penerimaan Awal ... Error! Bookmark not defined.

Diagram 4. 7. Analisis Hubungan Ruang Gedung UGDError! Bookmark not defined.

Diagram 4. 8. Analisis Hubungan Ruang Gedung DetoksifikasiError! Bookmark not defined.

Diagram 4. 9. Analisis Hubungan Ruang Gedung Rawat JalanError! Bookmark not defined.

Diagram 4. 10. Analisis Hubungan Ruang Gedung Rehabilitasi Psikologis ... Error! Bookmark not defined.

Diagram 4. 11. Analisis Hubungan Ruang Gedung Rehabilitasi Sosial ... Error! Bookmark not defined.

Diagram 5. 1. Skema Utilitas Air Limbah ... Error! Bookmark not defined.

(16)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1. Jumlah Kasus Penyalahgunaan NARKOBA Berdasarkan Jenis Zat ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 1. 2. 10 Ibu Kota Provinsi dengan Penyalahgunaan NARKOBA Tertinggi ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 1. 3. Perbandingan Jumlah Pengguna dengan Jumlah Penduduk ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3. 1. Pemilihan Lokasi Sub Wilayah Kota Ujung BerungError! Bookmark not defined.

Gambar 3. 2. Analisis Lokasi Tapak ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3. 3. Lokasi Tapak Terpilih ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 1. Aksesibilitas ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 2. Tata Guna Lahan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 3. Orientasi Matahari ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 4. Arah Angin ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 5. Arah Drainase ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 6. Kebisingan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 7. Sebaran Vegetasi ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 8. Arah Sirkulasi ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 9. View Tapak ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 10. Potongan Tapak ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 11. Interior Ruang Penjara Panopticon ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 12. Potongan dan Denah Penjara PanopticonError! Bookmark not defined.

Gambar 5. 1. Konsep Pemintakatan Tapak ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 5. 2. Konsep Sirkulasi dan Parkir ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 5. 3. Konsep Perancangan Bangunan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 5. 4. Standar Ukuran Minimal Ruang Tindakan dan Ruang Intensif ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 5. 5. Konsep Bentuk Lingkaran ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 5. 6. Konsep Bentuk Lingkaran ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 5. 7. Konsep Transformasi 1 ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 5. 8. Konsep Transformasi 2 ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 5. 9. Konsep Transformasi 3 ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 5. 10. Konsep Transformasi 4 ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 5. 11. Konsep Transformasi 5 ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 5. 12. Konsep Transformasi 6 ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 5. 13. Konsep Transformasi Bentuk Atap ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 5. 14. Konsep Muka Depan ... Error! Bookmark not defined.

(17)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 5. 16. Pemintakatan Gedung Pelayanan Umum dan Rawat Jalan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 5. 17. Pemintakatan Gedung Detoksifikasi dan UGDError! Bookmark not defined.

Gambar 5. 18. Pemintakatan Gedung Rehabilitasi PsikologisError! Bookmark not defined.

Gambar 5. 19. Pemintakatan Gedung Rehabilitasi SosialError! Bookmark not defined.

Gambar 5. 20. Sketsa Interior Kamar Inap DetoksifikasiError! Bookmark not defined.

Gambar 5. 21. Sketsa Interior Ruang Isolasi... Error! Bookmark not defined.

Gambar 5. 22. Konsep Struktur dan Konstruksi ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 5. 23. Sistem AC Central ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 5. 24. Pohon Angsana (Pterocarpus indicus)Error! Bookmark not defined.

Gambar 5. 25. Pohon Trembesi (Albizia Saman) ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 5. 26. Pohon Dadap Merah (Erythrina crista-galli)Error! Bookmark not

defined.

Gambar 5. 27. Asam Kranji (Dialium Indium) ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 5. 28. Pohon Cemara (Casuarinaceae) ... Error! Bookmark not defined.

(18)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Sketsa Konsep Tapak... 175

Lampiran 2. Sketsa Konsep Bangunan ... 176

Lampiran 3. Sketsa Konsep Bangunan. ... 177

Lampiran 4. Sketsa Konsep Muka Bangunan dan Interior. ... 178

Lampiran 5. Gambar Peta Lokasi. ... 179

Lampiran 6. Gambar Rencana Situasi. ... 180

Lampiran 7. Gambar Rencana Blok Massa Bangunan ... 181

Lampiran 8. Gambar Rencana Tapak... 182

Lampiran 9. Gambar Denah Keseluruhan. ... 183

Lampiran 10. Gambar Denah Pelayanan Umum dan Rawat Jalan ... 184

Lampiran 11. Gambar Denah Detoksifikasi dan UGD ... 185

Lampiran 12. Gambar Denah Rehabilitasi Psikologis ... 186

Lampiran 13. Gambar Denah Rehabilitasi Sosial. ... 187

Lampiran 14. Gambar Tampak ... 188

Lampiran 15. Gambar Potongan. ... 189

Lampiran 16. Gambar Perspektif. ... 190

Lampiran 17. Gambar Detil Struktural. ... 191

Lampiran 18. Gambar Detil Arsitektural. ... 192

Lampiran 19. Gambar Rencana Atap ... 193

Lampiran 20. Gambar Rencana Utilitas. ... 194

Lampiran 21. Gambar Potongan Tapak. ... 195

Lampiran 22. Gambar Potongan Prinsip. ... 196

(19)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perancangan

Korban dari penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif

lainnya (NAPZA) atau yang biasa dikenal sebagai NARKOBA (Narkotika dan

Obat berbahaya) di Indonesia dari tahun ke tahun terus bertambah. Hal ini

membuktikan bahwa Indonesia masih belum dapat terlepas dari jeratan

NARKOBA. Permasalahan penyalahgunaan NARKOBA merupakan

permasalahan yang sangat kompleks, yang memerlukan penanggulangan yang

benar baik dari segi medis maupun dari segi psikologis.

NARKOBA menurut Kementrian Kesehatan RI (2010) merupakan zat

psikoaktif yang dapat mengubah keadaan psikologis seseorang seperti perasaan,

pikiran, suasana hati serta perilaku seseorang ketika masuk ke dalam tubuh baik

dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya.

Di dalam dunia kedokteran, sebagian besar golongan Narkotika, Psikotropika, dan

Zat Adiktif lainnya ini masih bermanfaat bagi pengobatan, namun apabila

disalahgunakan atau digunakan tidak menurut indikasi dan standar pengobatan,

akan berakibat sangat merugikan bagi individu maupun masyarakat luas

khususnya generasi muda.

Maraknya penyalahgunaan NARKOBA kini tidak hanya di kota-kota besar,

tetapi sudah sampai ke kota-kota kecil di Indonesia. Berdasarkan data hasil

estimasi yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam Republika Online mengatakan bahwa, korban penyalahgunaan NARKOBA di Indonesia pada tahun 2015 akan mencapai 5,1 juta orang. Hal tersebut juga didukung

dengan hasil penelitian Pusat Data dan Informasi Kementerian RI (2014) yang

menyebutkan bahwa terjadi peningkatan jumlah kasus penyalahgunaan

(20)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 1. 1. Jumlah Kasus Penyalahgunaan NARKOBA Berdasarkan Jenis Zat

(Sumber : Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI,2014)

Dari gambar di atas diketahui bahwa, jumlah kasus yang masuk ke dalam

golongan narkotika mengalami peningkatan dalam 5 tahun terakhir. Sedangkan

yang masuk ke dalam golongan psikotropika dan bahan adiktif lainnya

mengalami penurunan, pada tahun 2010. Peredaran dan penyalahgunaan

NARKOBA ini juga kini sudah menyentuh berbagai kelompok umur dan jenis

kelamin masyarakat. Kondisi ini juga diperburuk dengan gaya hidup saat ini yang

individual sehingga kurangnya kepedulian satu sama lain. Adapun data jumlah

penyalahgunaan NARKOBA di Indonesia yang digolongkan berdasarkan

kelompok umur dan jenis kelamin adalah sebagai berikut :

Tabel 1. 1. Jumlah Kasus Penyalahgunaan NARKOBA Berdasarkan Umur

(21)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1. 2. Jumlah Kasus Penyalahgunaan NARKOBA Berdasarkan Jenis Kelamin

(Sumber : Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI,2014)

Sebagian besar penyalahgunaan NARKOBA dilakukan oleh kalangan pria

dewasa dengan rentang umur diatas 29 tahun. Namun, tak dapat dipungkiri juga

bahwa penyalahgunaan NARKOBA kini sudah marak dikalangan remaja dan

anak-anak. Fenomena ini juga diperparah dengan angka kematian akibat

penyalahgunaan NARKOBA yang mencapai 40 orang perhari di seluruh

Indonesia. Hal ini terjadi karena hanya 10% korban dari penyalahgunaan

NARKOBA yang mendapatkan layanan terapi rehabilitasi.

Untuk dapat mengurangi tingginya penyalahgunaan NARKOBA, pemerintah

dan BNN telah mengeluarkan kebijakan yang sesuai dengan arahan United Nations Office on Drugs and Crime yakni merehabilitasi pecandu, bukan memenjarakan. Kebijakan ini pun sesuai Undang-undang Nomor 34 Tahun 2009

pasal 54 tentang narkotika yang menyebutkan bahwa “korban penyalahgunaan

narkotika wajib direhabilitasi”. Undang-undang tersebut juga mengatur bahwa rehabilitasi adalah alternatif lain dari hukuman penjara.

Kota Bandung merupakan salah satu ibu kota provinsi di Indonesia yang

mendapatkan peringkat ke-5 tertinggi penyalahgunaan NARKOBA. Hal ini

membuktikan bahwa kota Bandung merupakan salah satu pusat peredaran

(22)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 1. 2. 10 Ibu Kota Provinsi dengan Penyalahgunaan NARKOBA Tertinggi

(Sumber : Dokumen BNN, 2010)

Tingginya penyalahgunaan NARKOBA di kota Bandung ini juga semakin

diperparah dengan terjadinya peningkatan jumlah penyalahgunaan NARKOBA

seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk kota Bandung.

Gambar 1. 3. Perbandingan Jumlah Pengguna dengan Jumlah Penduduk di Kota Bandung

(Sumber : PUSLITKES UI dan BNN,2012)

Dengan bertambahnya jumlah penyalahgunaan NARKOBA, maka bertambah

pula kebutuhan akan tempat rehabilitasi NARKOBA khususnya di Kota Bandung

karena berdasarkan data hasil analisis tim Gerakan Anti NARKOBA (GRANAT),

di Kota Bandung sendiri baru terdapat 7 lokasi yang menyediakan pelayanan bagi

korban penyalahgunaan NARKOBA dengan jenis pelayanan yang berbeda

(23)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rehabilitasi merupakan suatu proses pemulihan kepada para korban

penyalahgunaan NARKOBA, sehingga mereka dapat kembali berperan dan

beraktivitas secara normal di dalam masyarakat. Terapi medis merupakan terapi

yang lazim digunakan dan bertujuan untuk mengurangi racun yang berada di

dalam tubuh. Terapi ini merupakan terapi awal bagi para korban penyalahgunaan

NARKOBA agar dapat terputus dari jeratan NARKOBA. Selain terapi medis,

terdapat pula terapi psikologis yaitu terapi yang ditujukan untuk mengembalikan

kondisi sosial korban penyalahgunaan NARKOBA ini. Untuk dapat mewujudkan

hal tersebut, terdapat beberapa metode terapi yang digunakan di dalam

penyembuhannya. Namun, menurut Dr. Selly yang merupakan dokter spesialis

bidang psikiatri RSHS Kota Bandung, “tidak terdapat satu metode terapi yang

sesuai untuk seluruh pasien penyalahgunaan NARKOBA”. Karena pada dasarnya, pasien penyalahgunaan NARKOBA memiliki gangguan pada sistem syaraf

otaknya sehingga mereka tidak mampu mengontrol diri mereka sendiri. Maka dari

itu pelayanan yang dilakukan pun haruslah dengan berbagai metode rehabilitasi.

Therapeutic Community (TC) merupakan salah satu metode terapi yang digunakan pada perancangan bangunan ini. Therapeutic Community (TC) menurut psikolog Winanti adalah sebuah metode penyembuhan dimana pasien

dikelompokkan menjadi sebuah keluarga atas orang-orang yang mempunyai

masalah yang sama dan memiliki tujuan yang sama, yaitu menolong diri sendiri

dan sesama, sehingga terjadi perubahan tingkah laku dari yang negatif ke arah

yang positif. Metode ini dirasa cocok dengan karakteristik masyarakat Indonesia

yang gemar berinteraksi sosial. Therapeutic Community (TC) juga menekankan sistem penghargaan dan hukuman. Hal ini sesuai dengan prinsip perilaku manusia

dimana ketika mereka melakukan kebaikan mereka mendapatkan

hadiah/penghargaan, sedangkan bila mereka melakukan kejahatan mereka

(24)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan masyarakat, tetapi juga dapat kembali mendekatkan diri kepada sang

pencipta yang harapkan keimanan korban penyalahgunaan NARKOBA

meningkat sehingga mereka tidak mudah terjerumus kembali ke dalam jeratan

NARKOBA.

Untuk dapat mendukung berlangsungnya metode rehabilitasi yang telah

diterapkan, diperlukan pula lingkungan yang menyehatkan. Peran arsitek di sini

bukan hanya mengatur bagaimana perletakan yang tepat bagi metode pemulihan

yang akan dilakukan, tetapi juga bagaimana menciptakan lingkungan fisik yang

dapat menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi korban penyalahgunaan

NARKOBA sehingga proses pemulihan pun menjadi lebih efektif.

Sesuai dengan kebutuhan dari metode penyembuhan yang akan digunakan

pada Pusat Rehabilitasi Penyalahgunaan NARKOBA ini, lokasi yang dibutuhkan

berada di daerah yang jauh dari keramaian, hal ini bertujuan untuk meringankan

beban sosial baik pasien maupun keluarga pasien. Selain itu, lokasi pun harus

memiliki tingkat polusi udara dan suara yang rendah yang ditujukan untuk

menciptakan suasana yang nyaman sehingga pasien dapat melakukan proses

penyembuhan dengan baik. Memiliki kondisi alam yang dapat mendukung dan

mewadahi segala aktivitas, Pegunungan Manglayang yang terletak di wilayah

Bandung Timur ini dirasa dapat memenuhi seluruh kriteria tersebut. Maka dari

itu, pemilihan lokasi yang dipilih pun berada di wilayah Gunung Manglayang.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari perancangan Pusat Rehabilitasi Korban

Penyalahgunaan NARKOBA ini adalah sebagai berikut :

1. Maksud

a. Merancang Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA yang

memberikan pelayanan medis dan pelayanan psikologis.

b. Merancang fisik bangunan Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan

(25)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tujuan

a. Menciptakan fasilitas pelayanan pengobatan bagi korban penyalahgunaan

NARKOBA yang efektif dan tepat guna sesuai dengan prosedur

rehabilitasi.

b. Menciptakan kondisi lingkungan terapeutik yang aman dan nyaman

sehingga dapat membantu proses penyembuhan menjadi lebih efektif.

C. Identifikasi Masalah Perancangan

Identifikasi masalah perancangan yang dihadapi dalam merancang Pusat

Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan

NARKOBA yang dapat memberikan pelayanan baik melalui rehabilitasi

medis maupun rehabilitasi psikologis?

2. Bagaimana merancang kondisi fisik bangunan yang dapat memberikan

kenyamanan kepada pasien sehingga pasien dapat melakukan proses

penyembuhan lebih baik?

3. Bagaimana merancang kondisi fisik bangunan yang aman sehingga pasien

tidak dapat membahayakan dirinya sendiri?

4. Bagaimana merancang sistem keamanan yang dapat mengawasi seluruh

kegiatan pasien tanpa mempengaruhi kejiwaan pasien?

5. Bagaimana menciptakan lingkungan yang dapat membantu proses

penyembuhan pasien?

D. Batasan Masalah Perancangan

Batasan pada perancangan Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan

NARKOBA ini adalah sebagai berikut :

Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA yang dirancang

berbasis pelayanan medis dan pelayanan rehabilitasi sesuai dengan Keputusan

Menteri Kesehatan No. 420. Pusat Rehabilitasi ini menerima seluruh pasien pria

(26)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memenuhi standar pelayanan minimal kelas A yang memiliki lebih dari 100

tempat tidur (berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 340 tentang Kriteria

Klasifikasi RS Ketergantungan Obat) serta perancangan dibatasi hanya pada

bangunan pelayanan rehabilitasi utamanya saja.

E. Pendekatan dan Gambaran Capaian yang Dituju

Dalam perancangan Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA

ini digunakan 2 pendekatan yaitu pendekatan proses/sistem dan pendekatan

perilaku. Pendekatan proses digunakan hanya sebatas untuk mengetahui alur

kegiatan yang berlangsung di dalam Pusat Rehabilitasi yang mengacu terhadap

peraturan pemerintah. Sedangkan pendekatan perilaku merupakan fokus utama

perancangan guna memfasilitasi dan menciptakan batasan-batasan bagi pasien

tanpa mempengaruhi kondisi kejiwaan pasien. Untuk dapat memenuhi hal

tersebut, maka dilakukanlah studi literatur, studi banding terhadap Pusat

Rehabilitasi sejenis, dan pengamatan lapangan. Adapun capaian yang dituju

adalah sebagai berikut :

1. Studi Literatur

Studi literatur ini mengkaji dan memahami kebutuhan dan persyaratan

yang dibutuhkan dalam perancangan Pusat Rehabilitasi Korban

Penyalahgunaan NARKOBA. Dari studi literatur ini didapatkan analisis data

yang kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan perancangan.

2. Studi Banding

Studi banding dilakukan dengan melakukan pengamatan melalui

informasi dari internet dan studi langsung seperti:

a. Pusat Rehabilitasi UNITRA Lido Bogor.

b. Pusat Rehabilitasi FAN Campus Bogor.

c. Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat.

d. Balai Rehabilitasi Sosial Parmadi Putera (BRSPP) Lembang.

(27)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pengamatan lapangan yang dilakukan bertujuan untuk :

a. Mempelajari karakteristik masyarakat dan lokasi perancangan.

b. Mencari data mengenai kondisi, potensi, dan hal-hal yang dapat

mempengaruhi perancangan.

c. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan spasial yang berkaitan

(28)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Kerangka Berpikir

Latar Belakang

 Tingginya korban penyalahgunaan NARKOBA di Kota Bandung.

 Belum terdapatnya fasilitas rehabilitasi yang menggabungkan pelayanan rehabilitasi medis dengan rehabilitasi psikologis di Kota Bandung.

 Kondisi fisik bangunan pusat rehabilitasi yang ada kurang mempertimbangkan kondisi psikologis pengguna.

Permasalahan

 Kurangnya fasilitas pelayanan rehabilitasi medis dan rehabilitasi psikologis.  Kondisi fisik bangunan yang tidak nyaman menimbulkan persepsi negatif bagi pasien.  Kondisi fisik bangunan yang kurang memperhatikan keamanan bagi pasien.  Sistem keamanan dapat mempengaruhi kejiwaan pasien.

 Lingkungan sangat berpengaruh terhadap proses penyembuhan pasien. Maksud & Tujuan

 Merancang Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA yang memberikan pelayanan medis dan pelayanan psikologis sehingga menciptakan pelayanan yang efektif dan tepat guna.

 Merancang fisik bangunan Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA yang mampu mewadahi kebutuhan psikologis pasien sehingga pasien dapat merasa aman dan nyaman dalam melakukan rehabilitasi.

Pengumpulan Data

 Pusat Rehabilitasi UNITRA Lido Bogor.

 Pusat Rehabilitasi FAN Campus Bogor.

 Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat.

 Balai Rehabilitasi Sosial Parmadi Putera (BRSPP) Lembang.

Analisa

 Analisis Tapak yaitu : analisa matahari, vegetasi, sirkulasi, view dari luar site kedalam site dan peraturan bangunan.

 Analisis Pemrograman yaitu : analisa pengguna, aktivitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, persyaratan ruang, hubungan antar ruang.

 Analisis penerapan arsitektur dan struktur pada bangunan

Konsep

 Konsep Dasar “Aman dan Nyaman”.

 Konsep Perencanaan Tapak yaitu: pemintakatan, gubahan massa bangunan, pencapaian, hubungan ruang, sirkulasi, parkir, utilitas, potensi tapak.  Konsep Perencanaan Bangunan yaitu: bentuk, fungsi, sirkulasi, struktur &

konstruksi, material, interior, utilitas bangunan, sist. Kebakaran, ME, lansekap.

 Tinjauan Umum NARKOBA

 Tinjauan Umum Rehabilitasi

Wawancara

 Dr. Selly, Psikiater RSHS

 Rijal, Ayu, Psikolog Klinis Diagram 1. 1. Kerangka Berfikir

(29)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Sistematika Laporan

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang proyek, maksud, tujuan proyek, permasalahan

perancangan, pendekatan yang digunakan dan kerangka berpikir yang akan

dijadikan sebagai acuan perancangan.

BAB II KAJIAN

Meliputi kajian eksplorasi teoritis mengenai perancangan proyek Tugas

Akhir dengan kaitannya terhadap permasalahan yang akan dipecahkan secara

arsitektural.

BAB III DESKRIPSI PROYEK

Meliputi gambaran umum proyek, lokasi terpilih yang dilengkapi dengan

penjelasan akan aspek-aspek lingkungan yang mempengaruhi proyek, dan studi

banding dari berbagai fasilitas rehabilitasi yang sejenis.

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Meliputi analisis terhadap lingkungan dan tapak terpilih dilengkapi dengan

potensi dan permasalahan yang ada, analisis jenis bangunan yang dibutuhkan

beserta program kegiatan dan kebutuhan ruang yang diperlukan dalam

perancangan, dan analisis terhadap konsep tema pada proyek.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Berupa Gagasan dan Konsep Dasar perancangan guna menentukan Konsep

Perencanaan Tapak yang meliputi pemintakatan, sirkulasi di dalam tapak, tata

letak bangunan, pemintakatan tapak, Konsep Perancangan Bangunan guna

menentukan bentuk dasar bangunan, Konsep Modul Perencanaan, Konsep

Bentuk yang meliputi gubahan massa, fasad, fungsi dan pemintakatan dalam

bangunan, Konsep Interior, Konsep Struktur dan Konstruksi, Konsep Bahan

Bangunan, Konsep Pencahayaan dan Penghawaan, Konsep Elektrikal, Konsep

Utilitas, dan Konsep Perancangan Lansekap. Konsep-konsep tersebut juga

merupakan respon terhadap potensi dan permasalahan yang ada.

(30)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses

perencanaan dan perancangan proyek.

LAMPIRAN

(31)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

DESKRIPSI PROYEK

A. Nama Proyek

Proyek : Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA Pria

Tema : Arsitektur Perilaku

Status Proyek : Fiktif

Pemilik Proyek : Swasta

Sumber Dana : Swasta

Lokasi : Jalan Cipadung Gagak, Kecamatan Cibiru, Kelurahan

Pasirbiru, Kota Bandung.

B. Lokasi

1. Kriteria Lokasi

Berdasarkan hasil studi banding yang telah dilakukan, dalam pemilihan

lokasi dan tapak Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA Pria

ini haruslah memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :

a. Jauh dari pusat kota

Untuk menciptakan pemulihan yang lebih efektif, tapak pun harus

berada jauh dari pusat kota. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan

faktor-faktor negatif yang mungkin timbul seperti keinginan pasien kembali ke

rumah.

b. Kepadatan penduduk rendah

Jumlah kependudukan ini akan sangat berpengaruh terhadap

lingkungan Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA. Wilayah

dengan jumlah penduduk tinggi relatif memiliki penyebaran penyakit yang

lebih cepat sehingga akan membahayakan pasien Rehabilitasi Korban

(32)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Pencapaian

Pencapaian yang dimaksud adalah lokasi masih dapat di akses baik

menggunakan transportasi umum maupun transportasi pribadi. Dengan

adanya akses yang baik dan mudah, maka akan membantu pasien untuk

datang melakukan rehabilitasi. Namun disisi lain, akses yang ada jangan

sampai memudahkan pasien untuk melarikan diri.

d. Kesesuaian dengan kondisi pasien.

Dalam melakukan penyembuhan, pusat rehabilitasi haruslah dapat

memberikan kenyamanan bagi para pasien. Hal ini bertujuan agar proses

penyembuhan menjadi lebih efektif. Maka dari itu, diperlukanlah suasana

lingkungan yang tenang, beriklim sejuk, serta terhindar dari polusi udara.

e. Terdapatnya sarana pendukung

Sarana pendukung ini ditujukan bagi para staf yang menetap dan

keluarga pasien yang datang. Sarana pendukung ini berupa fasilitas

pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas perekonomian, serta

terminal/stasiun.

f. Tidak berdekatan dengan fasilitas pelayanan Rehabilitasi Korban

Penyalahgunaan NARKOBA lainnya.

Untuk mengefektifkan pelayanan, lokasi sebaiknya tidak berdekatan

dengan fasilitas pelayanan Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan

NARKOBA lainnya karena untuk memeratakan pelayanan yang ada.

g. Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Lokasi perancangan haruslah sesuai dengan Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW), hal ini ditujukan agar bangunan Pusat Rehabilitasi

Korban Penyalahgunaan NARKOBA ini sesuai dengan peruntukan

beberapa tahun mendatang.

h. Terdapatnya jaringan listrik, telpon dan utilitas.

Jaringan listrik, telepon, dan utilitas merupakan sarana penunjang

(33)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Analisis Lokasi

Berdasarkah kriteria lokasi tersebut, berikut analisis lokasi pada

Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA :

Tabel 3. 1. Analisis Lokasi

No Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8

1 Jauh Pusat Kota 0 0 0 0 5 10 10 5

2 Kepadatan Penduduk

Rendah

8.4 8.3 7.7 8.4 9.5 9.2 9.1 9.1

3 Pencapaian 8.5 5.5 5 10 5.5 5 5 5

4 Kesesuaian dengan

Kondisi Pasien

9 5 8 8 5 8 8 8

5 Akses dari Terminal

dan Stasiun

Berdasarkan hasil analisis di atas, lokasi terpilih berada pada Sub Wilayah

Kota (SWK) Ujung Berung sebagai wilayah yang sesuai dengan kriteria

lokasi perancangan Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA. Untuk

tahap selanjutnya yaitu penentuan lokasi pada Sub Wilayah Kota (SWK)

(34)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3. 1. Pemilihan Lokasi Sub Wilayah Kota Ujung Berung

(Sumber: Dokumen Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya,2015)

Penentuan lokasi pada Sub Wilayah Kota (SWK) Ujung Berung ini

mengacu terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung

tahun 2015-2031. Dalam tahap pemilihan lokasi kali ini, digunakan

pendekatan kriteria lokasi yang sama seperti sebelumnya. Namun, untuk

besaran tapak yang dibutuhkan, digunakan perbandingan terhadap bangunan

Rehabilitasi yang memberikan pelayanan kelas A yaitu UNITRA LIDO

Bogor untuk menghasilkan asumsi luas tapak minimal pada bangunan Pusat

Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA Pria .

Tabel 3. 2. Analisis Besaran Tapak

Nama Tempat Kapasitas Luas Lahan

UNITRA LIDO Bogor 200 TT 11,2 Ha

Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan sebesar 11,2 Ha, maka untuk 100 TT:

=(100:200)x11,2 Ha =5,6 Ha

(35)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan kriteria tersebut, terpilihlah 3 lokasi tapak yang berada di

Desa Palasari, Kecamatan Pasir Biru. Adapun karakteristik lingkungan Desa

Palasari adalah sebagi berikut :

a. Memiliki kondisi lingkungan yang tenang, beriklim sejuk, view yang baik serta terhindar dari polusi udara karena berada di kaki Gunung

Manglayang.

b. Memiliki jumlah penduduk yang rendah.

c. Memiliki banyak lahan kosong.

d. Karakteris lingkungan yang memiliki nilai keagamaan yang tinggi

sehingga sesuai dengan metode rehabilitasi yang akan diterapkan yaitu

metode religius. Salah satu bentuk keagamaan yang terlihat yaitu dengan

adanya sarana-sarana pendidikan berbasis islam.

e. Terdapat fasilitas pendidikan seperti TPA, SD, SMP 46 Bandung, SMAN

26 Bandung, MAN 2 Bandung, SMAT Krida Nusantara, Universitas Islam

Bandung.

f. Terdapat fasilitas kesehatan seperti Puskesmas Cipadung.

g. Terdapatnya fasilitas ekonomi seperti retail dan pasar sebagai sarana

penunjang kebutuhan sehari-hari.

h. Tersedianya jaringan listrik, telpon dan utilitas sebagai sarana penunjang

(36)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3. 2. Analisis Lokasi Tapak

(Sumber: Analisis Penulis,2015)

Berikut merupakan hasil analisis terhadap 3 lokasi tapak yang terpilih :

 Tapak 1

Berada pada sebuah tikungan di jalan Cipadung Gagak; Akses dari

jalan utama yang mudah; Dilalui oleh transportasi umum; Kontur tidak

terlalu curam; Luas lahan +- 5,6 Ha.

 Tapak 2

Berbatasan langsung dengan lembah dan sawah; Berada tepat di

samping jalan Cipadung Gagak; Dilalui oleh transportasi umum; Kontur

tidak terlalu curam; Luas lahan +- 5,6 Ha.

 Tapak 3

Berbatasan dengan fasilitas pendidikan; Hanya dapat dilalui oleh

(37)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berikut penilaian terhadap ke-3 lokasi tapak tersebut :

Tabel 3. 3. Analisis Kriteria Lokasi Tapak

KRITERIA ALTERNATIF

Tapak 1 Tapak 2 Tapak 3

Kesesuaian dengan kebutuhan Rehabilitasi (lingkungan yang tenang, iklim yang sejuk, rendah polusi)

2 3 4

Kemiringan kontur 5 4 3

Potensi View 3 5 1

Aksesibilitas 4 4 1

Luas lahan memadai 4 4 4

Total 18 20 14

(Sumber: Analisis Penulis,2015)

Keterangan :

Skala Penilaian 0-5

Lokasi terpilih :

Gambar 3. 3. Lokasi Tapak Terpilih

(38)

Akbar Raditya Permana, 2015

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Rona Lingkungan

Luas lahan : 56.182 m2

KDB : 40 %

Luas lantai dasar maksimal : 56.182 m2 x 40 % = 22.472,8 m2

KLB : 0.6

Luas lantai keseluruhan maksimal: 56.182 m2 x 0.6 = 33709.2 m2

Jumlah lantai maksimal : 33709.2 m2 : 22.472,8 m2 = 1,5 lantai

GSB : 4 m

Batas wilayah ;

1. Utara : Perkebunan

2. Selatan : Komplek Manglayang Sari

3. Timur : Jalan Cigagak, Perkebunan

(39)

44

D. Kaji Banding

1. Perbandingan Pusat Rehabilitasi Penyalahgunaan NARKOBA

Tabel 3. 4. Kaji Banding

N o.

Objek Kajian

UNITRA Lido Bogor FAN Campus Bogor Rumah PALMA RSJ Prov. Jawa

Barat

Balai Rehabilitasi Sosial Putera Parmadi

1. Lokasi

Jalan Raya Bogor Sukabumi, Desa Wates Jaya, Cigombong, Kabupaten Bogor.

Jalan Jurang No.28, Desa Tugu Utara, Cisarua, Bogor.

Jalan Kolonel Masturi Km.11, Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.

Jalan Maribaya No. 22, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

5 Ha Tidak Ditemukan Tidak Ditemukan 3189 m2

4. Jumlah

 Pelayanan Rehabilitasi :

Therapeutic Community

(TC)

 Pelayanan Medis : Detoksifikasi Metadon

 Pelayanan Rehabilitasi :

Therapeutic Community (TC)

 Pelayanan Medis : Detoksifikasi Lengkap

 Pelayanan Rehabilitasi :

Therapeutic Community (TC)

 Pelayanan Rehabilitasi :

Therapeutic Community (TC)

6. Daya Tampung

 200 Residen Pria. Rentang usia 16-37 Tahun.

 100 Residen Pria dan Wanita. Rentang usia 18-42 Tahun.

 300 residen Pria dan Wanita bersama fasilitas Jiwa

(40)

45

7. Pengelola  Bukan Mantan Pecandu NARKOBA

 Mantan Pecandu NARKOBA

 Mantan Pecandu NARKOBA  Bukan Mantan Pecandu NARKOBA

 Mantan Pecandu NARKOBA

 Bukan Mantan Pecandu NARKOBA

 Mantan Pecandu NARKOBA

8. Pengguna  Residen Pria  Residen Magang

(Pria/Wanita); Orang LSM yang mempelajari sistem TC dan bukan mantan pecandu yang mempelajari sistem TC dan bukan mantan pecandu NARKOBA

 Social Worker/ Pekerja Sosial  Perawat

 Sarjana Agama  Sarjana Pendidikan  Instruktur ketrampilan dari

Departeme n Tenaga Kerja dan Swasta

 Instruktur PBB dari Pusdikajen Lembang

(41)

46

Re-Entry / After CareRe-Entry / After Care  Terapi kelompok

 Terapi religi

 Terapi rekreasi dan olahraga  After-care

1 0.

Rencana Situasi (Site Plan)

1 1.

Denah Gedung Rehabilitasi Gedung Rehabilitasi Gedung Rehabilitasi

Denah Detoksifikasi

Denah Primary Care

(42)

47

Denah Re-Entry/After Care

1 2.

Organisasi Ruang

(43)

48 hijau) untuk memudahkan pengawasan

 Garis Merah : Pagar Dinding , Garis Hijau : Taman, Garis

 Penggunaan lantai kayu akan bermanfaat untuk mengetahui setiap pergerakan karena lantai kayu yang terinjak akan mengeluarkan bunyi.

 Penggunaan jendela mati untuk mengurangi resiko residen yang melarikan diri.

 Seluruh bagian jendela dilapisi teralis besi untuk mengurangi pasien yang mencoba melarikan diri.

 Penggunaan CCTV pada beberapa sudut ruangan.

(44)

49

Kuning : Area TC. Disini residen tidak diperkenankan keluar dari wilayah kuning.

 Pengawasan dua menara pada bagian luar dan CCTV pada area dalam bangunan

Lantai 2

1 4.

(45)

50

 Pagar Pembatas Lingkungan dengan area luar

 Pagar Dinding Pembatas Gedung TC dengan lingkungan UNITRA Lido Bogor

 Gedung Therapeutic Community (TC)

 Ruang Terapi pada Gedung TC

 Suasana Lingkungan

Guest House

 Musholla

 Suasana Lingkungan

 Gedung Rawat Jalan

 Lapangan Olahraga

 TPSS

 Suasana Lingkungan

 Gerbang Administrasi/Umum

(46)

51

 Koridor pada Gedung TC

 Tangga Utama pada Gedung TC

 Saung

 Gedung Therapeutic Community (TC)

 Ruang Keluarga pada Gedung TC

 TPS Limbah D3

 IPAL

 Generator

 Gedung Rawat Inap

 Respsionis Gedung Rawat Inap

(47)

52

 Ruang Tidur pada Gedung TC

 Toilet / WC pada Gedung TC

 Ruang Makan Residen pada Gedung TC

 Ruang Makan Staff pada Gedung TC

 Dapur pada Gedung TC

 Ruang Administrasi Gedung Detoksifikasi

 Ruang Tindakan Medis Gedung Detoksifikasi

(48)

53

 Ruang Penyimpanan pada Gedung TC

 Ruang Jemur Pakaian pada Gedung TC

 Ruang Makan pada Gedung TC

 Ruang Tidur pada Gedung TC

 Ruang Tengah Serbaguna pada Gedung TC

 Pantri Medis Gedung Detoksifikasi

 Ruang Bersama/Santai Gedung Detoksifikasi

(49)

54

 Aula Multi fungsi pada Gedung TC

 Ruang Menonton TV pada Gedung TC

 Ruang Duduk Santai pada Gedung TC

 Ruang Kelas pada Gedung TC

 Ruang Isolasi

 Ruang Cuci Pakaian

 Ruang WC Gedung Detoksifikasi

(50)

55

 Ruang Monitoring Komunal pada Gedung TC

 Ruang Komputer pada Gedung TC

 Ruang Tidur Gedung

Preliminary Care&After Care

 Ruang Bersama Gedung

(51)

56

 Ruang Ibadah Gedung

Preliminary Care&After Care

(52)

57

 Resepsionis Gedung

Preliminary Care&After Care

Material Dominan

 Lantai : Marmer  Dinding : Bata Cat Putih  Kusen : Alumunium  Pintu : Kaca

 Jendela : Jendela Mati

 Lantai : Kayu dan Batu  Dinding : Kayu  Kusen : Kayu  Pintu : Kayu

 Lantai : Keramik  Dinding : Bata Cat Putih  Kusen : Kayu

 Pintu : Kayu

 Jendela : Jendela Hidup

 Lantai : Lantai

 Dinding : Bata Cat Putih  Kusen : Kayu

(53)

58

(Kaca)  Jendela : Jendela Mati (Kaca) (Kaca) + Tralis  Jendela : Jendela Mati (Kaca)

(Sumber : Analisis Penulis,2015)

1. Kajian Terhadap Pola Perilaku Pasien

Tabel 3. 5. Pola Perilaku Pasien

No. Objek

Kajian

UNITRA Lido Bogor FAN Campus Bogor Rumah PALMA RSJ Prov. Jawa

Barat

Balai Rehabilitasi Sosial Putera Parmadi

1. Motivasi Karena hanya terdapat beberapa aktivitas yang dapat terpenuhi, kenyamanan residen ketika melakukan rehabilitasi pun menjadi kurang optimal sehingga tujuan utama untuk sembuh pun terkalahkan oleh motivasi untuk segera keluar dari lingkungan ini (tidak nyaman).

Karena seluruh aktivitas layaknya berada di rumah yang dapat dipenuhi oleh lingkungan ini, FAN Campus memberikan sugesti positif kepada residen yang ada di dalamnya untuk sembuh. FAN Campus memberikan kenyamanan bagi residen sehingga penyembuhan pun lebih optimal.

Karena seluruh aktivitas layaknya berada di rumah yang dapat dipenuhi oleh lingkungan ini, Rumah Palma memberikan sugesti positif bagi pasien untuk sembuh. Namun, karena sedikitnya pasien rawat inap di sini, mengakibatkan banyaknya fasilitas yang terbengkalai.

Karena seluruh aktivitas layaknya berada di rumah yang dapat dipenuhi oleh lingkungan ini, sugesti positif pun timbul di dalam diri pasien sehingga proses penyembuhan pasien menjadi lebih efektif. Ditambah dengan kondisi lingkungan yang alami menyebabkan pasien merasa nyaman.

2. Interaksi Karena terdapatnya hirarki ruang yang jelas dan batasan ruang-ruang yang dapat dimasuki dan tidak dapat dimasuki, maka pola interaksi residen pun menjadi terbatas.

Karena skala atau lingkup residen FAN Campus yang lebih sedikit, penerapan hirarki ini tidak terlalu berpengaruh.

Karena terdapatnya hirarki ruang yang jelas dan pengelompokan ruang berdasarkan pelayanannya, aktivitas pasien pun menjadi terbatas dan hanya terbentuk di ruangan tersebut.

Karena pelayanan yang diberikan hanya pelayanan rehabilitasi psikologis dan sosial, interaksipun banyak terjadi baik di dalam bangunan maupun di lingkungan sekitar.

(54)

59 bagi residen. Salah satu

contohnya kamar mandi yang bersifat terbuka sehingga memudahkan resinden lain untuk saling melihat satu sama lain. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ruang-ruang yang akan menjadi tempat persembunyian residen.

Kamar Mandi. bagi residen. Salah satu contohnya kamar mandi yang bersifat terbuka sehingga memudahkan resinden lain untuk saling melihat satu sama lain. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ruang-ruang yang akan menjadi tempat persembunyian residen.

Kamar Mandi.

4. Keamana n

Kecenderungan akibat sesama gender berkumpul dalam waktu yang lama dengan berbagai konflik yang terjadi di dalamnya dapat menimbulkan perasaan tidak aman. Untuk mengatasi hal tersebut, digunakanlah kamera CCTV sebagai media pengamanan.

Pengaturan ruang-ruang yang memusat membuat pengawasan semua kegiatan dapat lebih maksimal sehingga tidak memerlukan CCTV dan petugas keamanan yang berpatroli.

Pengamanan terhadap pasien dilakukan langsung oleh staf yang berjaga di setiap ruangan ditambah dengan penggunaan CCTV pada beberapa sudut ruangan yang minim pengawasan.

Pengamanan terhadap pasien dilakukan langsung oleh staf yang berjaga di setiap ruangan.

5. Kenyama nan

Waktu relaksasi yang diberikan cukup banyak. Aktivitas yang dapat dilakukan residen hanya di dalam gedung (tidak dapat mempergunakan ruang luar). Namun karena pengaturan elemen

Dengan penggunaan kayu sebagai maerial utama bangunan, nuansa hangat dan relaksasi pun dapat dirasakan, ditambah lagi sarana untuk berinteraksi sosial yang lebih bebas untuk mempergunakan luar

Waktu relaksasi dibatasi dan tetap diberikan pengawasan. Aktivitas relaksasi pasien pun hanya dapat dilakukan didalam gedung. Namun, karena pengaturan elemen ruang yang belum tepat, efek relaksasi

(55)

60 ruang yang belum tepat, efek

relaksasi tidak dirasakan di dalam gedung ini padahal sebagian besar kegiatan dilakukan di dalam gedung dan akses pemandangan keluar juga tidak memberikan efek relaksasi tersebut.

ruangan sehingga memberikan kenyamanan yang lebih baik. Akses pemandangan ke luar pun menimbulkan perasaan rileks.

pun kurang dirasakan oleh pasien. lingkungan.

6. Pembent ukan Karakteri stik

Karena adanya pengaturan ruang dan pemakaian yang jelas terhadap fungsi ruang tersebut, maka residen memiliki disiplin diri yang baik. Penerapan aturan cukup tegas dan hirarki sangat dijunjung tinggi disini layaknya sebuah organisasi.

Karena adanya penerapan nilai-nilai kekeluargaan yang lebih hangat dan terasa dekat memberikan semangat pada residen untuk menjalani proses rehabilitasinya selalu lebih baik dari hari ke hari.

Karena adanya penerapan nilai-nilai kekeluargaan yang lebih hangat dan terasa dekat memberikan semangat pada residen untuk menjalani proses rehabilitasinya selalu lebih baik dari hari ke hari.

Karena adanya penerapan nilai-nilai kekeluargaan yang lebih hangat dan terasa dekat memberikan semangat pada residen untuk menjalani proses rehabilitasinya selalu lebih baik dari hari ke hari.

(56)

2. Simpulan Kaji Banding

Berdasarkan hasil kaji banding ke 4 lokasi pusat rehabilitasi, terdapat

beberapa kajian yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam

perancangan. Adapun kajian tersebut adalah sebagai berikut :

a. Lokasi Pusat Rehabilitasi sebaiknya berada pada kawasan yang jauh dari

keramaian, guna menciptakan kondisi lingkungan rehabilitasi yang

nyaman.

b. Massa bangunan sebaiknya dibuat satu lantai guna meminimalisir

terjadinya kecelakaan pada pasien baik yang disengaja seperti pasien yang

meloncat untuk bunuh diri dan tidak disengaja seperti hilangnya kontrol

sehingga pasien terjatuh.

c. Sirkulasi di dalam bangunan dibuat mengalir agar memudahkan pasien

dalam bergerak dengan pertimbangkan kondisi pasien yang memiliki

kesadaran yang rendah.

d. Setiap kelompok pelayanan rehabilitasi dipisahkan satu sama lainnya guna

memaksimalkan kegiatan di dalam bangunan dan menghindari terjadinya

kontak langsung pasien dengan orang luar. Selain itu, dengan terdapatnya

pemisahan ini juga akan memaksimalkan sistem keamanan. Karena pada

dasarnya, pasien Pusat Rehabilitasi ini harus mendapatkan perlindungan

dari pengguna NARKOBA yang masih aktif.

e. Tampak depan bangunan harus menciptakan suasana yang ramah, tidak

formal, dan alami sehingga persepsi awal pasien yang baru datang akan

merasa terayomi dan merasa nyaman.

f. Area hijau didalam tapak dibuat luas guna menghindari pandangan secara

langsung ke area luar tapak. Selain itu juga, penggunaan pohon-pohon

tinggi dapat digunakan guna pengalaman pada area tapak dan menciptakan

batas secara halus.

g. Area servis diletakan jauh dari massa bangunan rehabilitasi guna

(57)

h. Material kaca pada bangunan dapat digunakan guna menciptakan

pengawasan secara alami terhadap aktifitas pasien di dalam ruangan.

i. Pada area kamar tidur pasien di dalam pelayanan rehabilitasi psikologis

dapat menggunakan kasur tingkat guna menciptakan interaksi antara

pengguna kasur bawah dan kasur atas.

j. Pada area kamar mandi, tingkat privasi pasien dihilangkan karena

biasanya pada area ini pasien cenderung melakukan hal-hal negatif bahkan

melakukan hal yang berbahaya bagi dirinya sendiri. Area kamar mandi

dapat dibuat semi terbuka, sehingga aktifitas pasien didalam kamar mandi

tetap mendapatkan pengawasan dari luar.

k. Pada bagian jendela, dapat digunakan jendela mati dengan tipe jendela

khusus guna menghindari pasien yang melarikan diri. Untuk sistem

Gambar

Tabel 3. 1. Analisis Lokasi 1 2 3
Tabel 3. 2. Analisis Besaran Tapak Kapasitas
Gambar 3. 2. Analisis Lokasi Tapak
Tabel 3. 3. Analisis Kriteria Lokasi Tapak ALTERNATIF
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, maka merupakan kewajiban hakim yang memeriksa dan mengadili perkara untuk menilai kekuatan alat bukti yang diajukan oleh pihak-pihak yang berperkara,

Semakin banyak serangan yang memanfaatkan kerentanan sistem komputer, salah satunya adalah Botnet. Botnet merupakan sekumpulan komputer yang terinfeksi dan dapat

Hal yang perlu diperhatikan oleh seorang karyawan untuk dapat meningkatkan kinerja adalah kualitas emosional atau kecerdasan emosi dan suasana hati (mood). Tujuan penelitian ini

Masyarakat sasaran pada program PKMM ini yaitu pemanfaatan kacang hijau sebagai bahan dasar pembuatan kue buah fantasi kacang hijau adalah ibu-ibu rumah tangga di

[r]

Keunggulan menggunakan koefisien variasi Williamson didalam menjelaskan disparitas ialah mampu dijalankan untuk jumlah pengamatan kecil di dalam suatu wilayah atau di satu

Penentuan formula optimum tablet hisap dilakukan dengan aplikasi Design Expert 10.0.3.1 (trial) menggunakan metode Simplex Lattice Design dengan menilai parameter

Setelah selesai urusannya, ke Qadian dengan membawa empat orang pemuda Tapaktuan yaitu Abdul Wahid, Mohammad Yakin Munir (keduanya merupakan kemenakan dari Mamak Sulaeman),