• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA

DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI

MEDIA AUDIO VISUAL

(PenelitianTindakanKelasSiswakelas VI SDN CempakaBaru 01 Pagi Jakarta)

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program StudiPendidikanDasar

KonsentrasiPendidikanBahasa Indonesia

OLEH

HJ. AEMI LISONDA GULTOM NIM 1204724

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PENINGKATAN KEMAMPUANBERBICARA DENGAN PENDEKATAN

KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

Oleh

HJ. AEMI LISONDA GULTOM, S.PD

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Dasar

(3)

Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(4)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing 1

Dr. Hj. IsahCahyani, M.Pd NIP. 196407071989012001

Pembimbing II

BachrudinMusthafa, M.A., Ph.D NIP. 195703101987031001

Mengetahui

Ketua Program StudiPendidikandasar

(5)

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... ii

ABSTRAK ... iii A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. Identifikasi, BatasandanPerumusanMasalah ... 4

C. TujuanPenelitian ... 6

D. ManfaatPenelitian ... 6

E. StrukturOrganisasiTesis……….... ... 7

BAB II KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL A. HakikatBerbicara ... 8

1. PengertianBerbicara ... 8

2. Jenis - jenisBerbicara ... 11

3. TujuanBerbicara ... 12

4. ManfaatBerbicara ... 13

5. Proses Berbicara ... 14

6. Faktor-faktor yang MempengaruhiBahasa... 15

7. TujuanPengajaranKeterampilanBerbicara ... 17

B. PengertianPembelajaranKontekstual ... 19

(6)

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. KomponenPembelajaranKontekstual ... 22

3. StrategiPembelajaranKontekstual... 27

4. KeunggulandanKelemahanPembelajaranKontekstual di SekolahDasar ... 29

5. Teori-teori yang MendukungPembelajaranKontekstual… .... 30

C. Media Adio Visual… ... 32

1. Pengertian Audio Visual……… ... 32

2. Proses Pemanfaatan Media Audio Visual………. .. 33

3. KelebihandanKekurangan Media Audio Visual…………. .... 35

4. TujuanPenggunaan Media Audio Visual DalamPembelajaran……… ... 35

5. PenelitianTerdahulu………. ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desainpenelitian ... 39

B. MetodedanDesainIntervensiTindakan……….. ... 39

C. Lokasi, WaktudanSubyekPenelitian ... 42

D. Data Penelitian ... 42

E. TeknikPengumpulan Data... 43

F. Analisa Data ... 44

G. ProsedurPenelitian ... 44

H. DefinisiOperasional………... .. 47

I. InstrumenPenelitian ... 48

J. Instrument Pengumpulan Data………... .. 48

K. Instrument PedomanPenelitian……….. .. 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. HasilPenelitian ... 51

1. PenelitianTindakanKelasSiklusPertama ... 56

a. Perencanaan (Planning) ... 56

b. Pelaksanaan (Actuating) ... 61

(7)

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Refleksi (Reflection) ... 82

2. PenelitianTindakanKelasSiklusKedua ... 83

a. Perencanaan (Planning) ... 83

b. Pelaksanaan (Actuating) ... 88

c. Pengamatan (Observation) ... 89

d. Refleksi (Reflection) ... 110

3. PenelitianTindakanKelasSiklusKetiga ... 111

a. Perencanaan (Planning) ... 111

b. Pelaksanaan (Actuating) ... 116

c. Pengamatan (Observation)... 117

d. Refleksi (Reflection) ... 137

B. PembahasanHasilPenelitian ... 142

1. PerencanaanPembelajaran ... 142

2. PelaksanaanPembelajaran ... 142

3. PeningkatanKemampuanBerbicara ... 144

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 148

B. Saran ... 150

DAFTAR PUSTAKA ... 152

LAMPIRAN

(8)

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

(9)

iii

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

HJ. AEMI LISONDA GULTOM NIM. 1204724

ABSTRAK

Untukberbicaradalamsituasi yang tidakresmi,

parasiswatidakbanyakmengalamikesulitan,

merekadapatberbicaradenganlancar.Berbedahalnyaapabilasiswadihadapkansuatup embicaraan yang sifatnyaresmi, misalnyadiskusiataupidatoatauberbicaradi

depankelas, banyak di antaramereka yang

sulitmengungkapkangagasan.Kesulitanberbicarasiswakelas VI dalammengemukakangagasanpadasuasana formal atauresmi di depankelasBerdasarkan hasil wawancara dan pengamatan penulis di SDN Cempaka Baru 01 ditemukan karena seringnyapara guru menggunakanteknikceramahuntukmenjelaskanbahan ajar.Walaupunadasiswa

yang

mauberbicaratapistrukturnyamasihberbelit-belitdankurangsistematissehinggatidakterjadikomunikasi yang baikantarasipembicaradansipenyimak, bahkanadabeberapasiswa yang samasekalisulitdalammengemukakangagasanuntukberbicara.Penelitianinimembah

as: (1) bagaimanaperencanaanpembelajaranyang

dapatmeningkatkankemampuanberbicaradenganpendekatankontekstualmelalui media audio visual?, (2) bagaimana proses pembelajaran yang dapatmeningkatkankemampuanberbicaradenganpendekatankontekstualmelalui

mediaaudio visual?,(3)

bagaimanahasilpembelajaranberbicaradenganpendekatankontekstualmelalui

media audio visual?. Metodepenelitian yang

digunakanadalahpenelitiantindakankelasdenganmetodekualitatifdandeskriptifdeng ansubjekpenelitianadalahsiswakelasenamtahun 2013-2014 SDN CempakaBaru 01

Pagi Jakarta Pusatdenganjumlah31 orang

siswa.Hasiltindakandalampembelajaranberbicaradenganpendekatankontekstualme

lalui media audio visual

sangatefektifuntukpenguasaanhubungandengantopikdenganisi, strukturisi, keberaniandankelancaranberbicara, berdasarkanhasiltindakansiklus I sampaidengansiklus III mengalamipeningkatan.

(10)

iv

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

IMPROVED ABILITY TO SPEAK WITH A CONTEXTUAL APPROACH THROUGH AUDIO VISUAL MEDIA

HJ . AEMI LISONDA GULTOM NIM . 1204724

ABSTRACT

To speak in formal situations,the students did not experience any difficulties, they can speak fluently. Unlike the case when students are exposed to a conversation that an official nature, such as discussions or speeches or speaking in front of the class, many of them are difficult to express ideas. Difficulty speaking sixth grade students in expressing ideas in a formal or formal atmosphere in front of the class Based on interviews and observations of the author in New Cempaka SDN 01 is found as often teachers use the lecture to explain the techniques of teaching materials.While there are students who want to talk but its structure is still convoluted and less systematically so there is good communication between the speaker and the penyimak, even some students at all difficult to put forward ideas to talk . This study discusses : ( 1 ) how learning plan that can improve the ability to speak with a contextual approach through audio-visual media ?, ( 2 ) how the learning process can improve the ability to speak with a contextual approach through audio-visual media ?, ( 3 ) how the learning outcomes talk with contextual approach through audio-visual media?. The research method used was action research with qualitative methods and descriptive research subject is the 2013-2014 sixth grade students of SDN 01 Morning New Cempaka Jakarta Pusat the number of 31 students. Action results in learning to talk with contextual approach through audio-visual media is very effective for control of the relationship with the subject content, the content structure, courage and eloquence, based on the results of the first cycle of action until the third cycle has increased.

(11)

v

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

(12)

1

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual.Bahasa Indonesia memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting yakni sebagai bahasa negara dan bahasa nasional.

Mengingat fungsi yang diemban oleh bahasa Indonesia sangat banyak, maka kita perlu mengadakan pembinaan dan pengembangan terhadap bahasa Indonesia. Tanpa adanya pembinaan dan pengembangan tersebut bahasa Indonesia tidak akan dapat berkembang, sehingga dikhawatirkan bahasa Indonesia tidak dapat mengemban fungsi-fungsinya.

Salah satu cara dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia itu adalah melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Pembinaan dan pengembangan kemampuan dan keterampilan berbahasa yang diupayakan di sekolah berorientasi pada empat jenis keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut berhubungan erat satu dengan yang lain.

Seorang guru khususnya guru bahasa memiliki kewajiban sebagai pengarah atau pembimbing agar siswa mampu berbahasa dengan baik. Pernyataan tersebut sesuai dengan tujuan berbicara yaitu, Tujuan berbicara tiada lain adalah menumbuhkan anak didik agar mereka sanggup bertutur secara lisan lancar dengan menggunakan kalimat-kalimat.

(13)

2

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam perkembangan bahasa juga merupakan suatu keterlambatan dalam kegiatan suatu bahasa.

Untuk berbicara dalam situasi yang tidak resmi, para siswa tidak banyak mengalami kesulitan, mereka dapat berbicara dengan lancar. Berbeda halnya apabila siswa dihadapkan suatu pembicaraan yang sifatnya resmi, misalnya diskusi atau pidato atau berbicara di depan kelas, banyak di antara mereka yang sulit mengungkapkan gagasan.

Dari hasil studi awal di SDN Cempaka Baru 01 tampak bahwa mereka mengungkapkan gagasan atau perasaannya masih berbelit-belit dan kurang sistematis sehingga tidak terjadi komunikasi yang baik. Bahkan ada beberapa siswa yang sama sekali sulit mengemukakan gagasan ,kurang percaya diri, suara terlalu pelan, dan berbicara tersendat sendat.

(14)

3

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari data awal di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbicara di SDN Cempaka Baru 01 perlu ditingkatkan, terutama dalam membimbing siswa dalam mengungkapkan gagasan dalam berbicara.

Oleh karena itu, bimbingan guru sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan minat siswa untuk dapat berbicara dengan baik, di antaranya dengan latihan yang terus menerus agar siswa terbiasa mengungkapkan gagasan secara sistemik. Di samping itu guru perlu menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan, tidak monoton dan lebih bermakna, karena itu para pendidik harus berjuang dengan segala cara dengan mencoba untuk membuat pembelajaran yang dipelajari siswa di sekolah agar dapat dipergunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari.Salah satu prinsip paling penting dari psikologi pendidikan adalah guru tidak boleh semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa.Siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan ide, dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan sendiri ide-ide, dan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri dalam belajar.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak sulit untuk berbicara, diantaranya berikut ini.

1. Anak kurang menguasai Bahasa Indonesia dengan baik, sehingga anak malu untuk berbicara, dalam arti tidak ada keberanian untuk mengungkapkan pendapatnya.

2. Anak kurang fasih dalam melafalkan kata-kata bahasa Indonesia. 3. Anak kurang mampu menyusun struktur kalimat yang baik.

(15)

4

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengatasi masalah kesulitan berbicarapada siswa tersebut, maka perlu ada teknik yang dianggapmenarik dan menyenangkan. Salah satu pendekatan pembelajaran CTL dan dengan menggunakan media audio visual.

CTL merupakan suatu konsep belajar di mana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung lebih alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Pembelajaran kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme dipandang sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi.

Dengan lima strategi pembelajaran kontekstual (contextual teaching and

learning), yaitu relating, experiencing, applying, cooperating, dan transfering

diharapkan peserta didik mampu mencapai kompetensi secara maksimal. Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.

Salah satu media yang dapat dipilih untuk meningkatkan kemampuan berbicara adalah dengan menggunakan model dongeng dengan media audio visual dalam kelompok kecil maupun dalam kelompok besar, dengan tujuan siswa dapat menyampaikan pesan dan menanggapi isi pesan dengan berbicara.

(16)

5

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi, Batasan dan Perumusan Masalah.

Dari latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dikelompokan sebagai berikut.

1. Siswa sulit memahami isi dongeng, dan belum bisa menceritakan semua unsur-unsur yang ada dalam dongeng.

2. Siswa kurang berani menjelaskan isi dongeng dan merangkai isi dongeng secara runtut.

3. Siswa cenderung tidak berani mengemukakan pendapat dalam pembelajaran.

4. Pembejalaran bahasa Indonesia kurang bervariasi atau monoton dan membuat kejenuhan pada peserta didik sehingga siswa pasif dalam berbicara.

Batasan Masalah

Dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi sebagai berikut.

1. perencanaan pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekatan kontekstual melalui media audio visual bagi peserta didik

2. proses pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekatan kontekstual melalui media audio visual bagi peserta didik

3. hasil belajar siswa dalam berbicara dengan pendekatan kontekstual melalui media audio visual

Rumusan Masalah

(17)

6

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekatan kontekstual melalui media audio visual bagi peserta didik ?

2. Bagaimanakah proses pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekatan kontekstual melalui media audio visual bagi peserta didik ?

3. Bagaimana hasil belajar siswa dalam berbicara dengan pendekatan kontekstual melalui media audio visual?

C. Tujuan Penelitian

Memperhatikan rumusan masalah yang telah penulis tetapkan, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini dapat dikemukakan sebagai berikut.

1. Ingin mengetahui sejauhmana kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan melalui penggunaan media audio visual.

2. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran berbicara siswa dengan pendekatan kontekstual melalui penggunaan media audio visual.

3. Mengujicobakan proses pembelajaran berbicara dengan pendekatan kontekstual melalui penggunaan media audio visual.

4. Mengukur hasil yang dicapai dalam berbicara siswa melalui penggunaan media audio visual.

D. Manfaat Penelitian

Mengingat pentingnya penelitian ini dalam berbagai faktor, maka manfaat penelitian ini ditinjau dari dua segi, yaitu :

1. Secara Teoretis

(18)

7

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan berbicara kelas VI Sekolah Dasar.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang teori pembelajaran guna meningkatkan berbicara siswa kelas VI Sekolah Dasar.

2. Secara Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan metode baru bagi guru guna mengembangkan pembelajaran berbicara kelas kelas VI Sekolah Dasar melalui media audio visual dengan pendekatan kontekstual, kemudian dapat menjadi alternatif cara belajar berbicara yang efektif dan tepat bagi siswa, serta dapat menjadi sumbangan ide untuk memperbaiki sistem pembelajaran berbicara yang lebih baik bagi sekolah.

E. Struktur Organisasi Tesis

BAB I Pendahuluan

Terdiri atas: latar belakang masalah, Identifikasi masalah, batasan masalah dan rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian serta Struktur Organisasi Tesis

(19)

8

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

audio visual, tujuan penggunaan media audio visual dalam pembelajaran, dan penelitian terdahulu.

BAB III Metode Penelitian

Membahas desain penelitian, metode dan disain intervensi tindakan, lokasi, waktu dan subyek penelitian, data penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, prosedur penelitian, definisi operasional, intrumen penelitian,dan instrument pedoman penelitian. BAB IV Hasil Penelitian

Menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian BAB VSimpulan dan Saran

(20)

1

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas ( PTK ). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian di dalam kelas sasaran dengan memanfaatkan interaksi, kolaborasi antara peneliti dengan kelas sasaran ( dalam hal ini siswa ). Penelitian tindakan kelas dilaksanakan demi perbaikan dan peningkatan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, yang ada pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi profesional pendidikan yang dinamakan guru. Oleh karena itu pendekatan tindakan kelas merupakan salah satu cara strategis memperbaiki dan meningkatkan layanan pendidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks upaya peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan dalam masyarakat yang dapat berubah. Menurut Arikunto (2009) ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat 4 tahap yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan ( bahan ajar, silabus, dan RPP ), (2) pelaksanaan (3) Pengamatan, (4) Refleksi.

B. Metode dan Disain Intervensi Tindakan

Jenis tindakan ini adalah penelitian tindakan (action research) yang merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung pada ruang kelas atau ajang dunia kerja. Dalam dunia pendidikan penelitian ini dapat memperbaiki efektifitas dan efisiensi praktik pembelajaran.

(21)

2

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ebbut mengemukakan bahwa penelitian adalah studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut.

Penelitian merupakan kegiatan siklusitas yang bersifat menyeluruh dan berdaur ulang. Di mana setiap siklusnya terdiri dari tahapan-tahapan perencanaan ( planning ), penerapan tindakan ( action ), pengamatan dan evaluasi proses serta hasil tindakan ( observation and evaluating ) , dan refleksi ( reflection ) setelah terselesaikan refleksi lalu dilanjutkan dengan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah. Kemudian disusun modifikasi yang diaktualisasikan dalam bentuk rangkaian tindakan dan pengamatan lagi, begitu seterusnya membentuk sebuah siklus.

(22)

3

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desain penelitian yang digunakan adalah Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Rochiati, 2012: 66) yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Model Penelitian Kemmis dan McTaggart

Gambar 3.1

Model Spiral Kemmis dan Taggart

(Sumber : Hopkins, 1993 : 48)

Prosedur penelitian tindakan ini dilakukan melalui empat kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi dengan diawali orientasi terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran.

(23)

4

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diharapkan, maka penelitian dapat diakhiri hingga siklus tersebut (Wiriaatmadja, 2002: 130-131).

C. Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cempaka Baru 01. Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan waktu penelitan tindakan dikerjakan selama 2 bulan (Oktober s.d November 2013). Subyek dalam penelitianini adalah siswa kelas VI yang muridnya berjumlah 31 orang terdiri dari 15 siswa Jam laki-laki dan 16 orang siswa perempuan.Dilaksanakan setiap hari kamis setiap minggunya.

Penelitian ini menekankan kepada penggunaan media audio-visual dalam pembelajaran bahasa indonesia pada pokok bahasan persoalan faktual untuk meningkatkan keterampilan berbicara.

D. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder yaitu hasil pengamatan, wawancara, rekaman, dan hasil tes penilaian yang dilakukan peneliti selam tindakan berbicara berlangsung. Data primer dan sekunder inilah yang kemudian diolah melalui analisis data (dalam hal ini berupa refleksi yang akhirnya dapat dijadikan simpulan sebagai jawaban atas pernyataan penelitian yang telah ditetapkan. Fungsi data dalam adalah landasan refleksi (Madya, 1994:32).

(24)

5

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai hasil yang maksimal, dilakukan dalam beberapa tahap, berikut ini.

Tahap I, guru mengadakan kegiatan belajar mengajar berbicara dengan media audio visual, kemudian hasilnya dievaluasi, guru mencatat kekurangan siswa dalam berbicara dan perlu diperbaiki.

Tahap II, guru mengadakan kegiatan belajar mengajar berbicara dengan menggunakan media audio visual dengan melihat kekurangan dari tahap I, guru mengevaluasi hasilnya dan mencatat kemajuan dan kekurangan siswa dalam berbicara dan perlu diperbaiki.

Tahap III, guru mengadakan kegiatan belajar mengajar berbicara dengan media audio visual, dengan melihat kekurangan dari tahap II, guru mengevaluasi hasilnya dan mencatat kemajuan dan kekurangan siswa dalam berbicara. Demikian seterusnya sampai siswa tersebut benar-benar paham dan dapat berbicara dengan baik dan benar

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Moleong (2002:111) ada empat teknik yang dapat digunakan mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu (1) pengamatan, (2) wawancara, (3) catatan lapangan, dan (4) penggunaan dokumen.Keempat teknik tersebut digunakan sesuai dengan jenis data yang diperlukan.Dalam penelitian ini keempat teknik ini yang dikemukakan Moleong tersebut digunakan secara proporsional.Adapun instrumen yang digunakan selain penilaian sebagai instrument kunci, juga digunakan format catatan lapangan, pedoman wawancara, alat perekam, dan kamera foto.

(25)

6

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bersama-sama dengan praktisi.Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang kesan dan perasaan, serta pengalaman murid dalam lokakarya berbicara.Wawancara ini dilakukan secara formal di kelas maupun non formal di luar kelas dengan bantuan alat perekam.Catatan lapangan digunakan untuk mencatat refleksi peneliti, pendapat, gagasan, yang berkaitan dengan data yang dicatat pada waktu observasi.

F. Analisis Data

Analisis data penelitian tindakan menurut Madya (1994:33) diwakili oleh momen refleksi putaran penelitian tindakan.Pengertian refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan kendala yang nyata dalam tindakan (Madya, 1994:23). Namun demikian secara kualitatif analisis penelitian pun tetap berpijak pada ciri penelitian kualitatif yaitu melalui mengorganisasikan, mengurutkan data ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar (Patton dalam Moleong, 2002). Proses analisis data menurut Moeloeng sebagai berikut.

Proses analisis dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber dan berbagai teknik, yaitu wawancara yang telah dituliskan kemudian data tersebut direduksi. Langkah selanjutnya menyusun menjadi satuan-satuan, kemudian dikategorisasikan sambil membuat koding dan mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah data ditafsirkan, dimaknai dan disimpulkan.(2002:190)

Dari pendapat Moleong di atas dapat disimpulkan bahwa analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan reduksi data, menyajikan data, pemaknaan data dan penyimpulan .

G. Prosedur Penelitian

(26)

7

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Refleksi Awal,

Meliputi observasi dan wawancara awal tentang konteks yang sedang berlangsung yaitu mengetahui kegiatan pembelajaran berbicara yang dilaksanakan guru di kelas. Catatan hasil observasi awal secara garis besar memperlihatkan bahwa pembelajaran berbicara di kelas yang diteliti belum maksimal.

Hasil observasi yang diperoleh kemudian dikonfirmasi dengan guru pengajar dan murid setiap selesai pengamatan. Guru mengakui belum tahu strategi apa yang harus dilakukan gar pengajaran itu terlaksana dengan baik.

2. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil refleksi awal guru dan peneliti secara kolaboratif merencanakan tindakan.Langkah perencanaan meliputi kegiatan berikut.

1. Peneliti dengan guru menyusun rancangan tindakan berupa satuan pelajaran dengan menggunakan media audio visual. Terlampir

2. Menyusun alat perekam data yang terdiri atas format catatan lapangan, format observasi, format wawancara, menyiapkan rekaman, dan kamera foto.

3. Menyusun rambu-rambu untuk mengolah data, baik data proses maupun data hasil yang berkaitan dengan kemampuan berbicara siswa. Sumber rambu-rambu ini dari fokus dan tujuan khusus yang telah ditetapkan dalam rancangan tindakan (RPP). rambu-rambu ini berupa kriteria norma yang dinyatakan dalam bentuk kemunculan deskriptor yang diisi melalui ceklis. Rambu-rambu ini dimaksudkan untuk pedoman menentukan keberhasilan atau kegagalan pembelajaran yang dilakukan.

3. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

(27)

8

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pada tahap ini peneliti dan praktisi melaksanakan pembelajaran berbicara menggunakan media audio visual dengan RPP yang telah dibuat.

2. Peneliti melakukan pengamatan menggunakan instrument pengumpulan data yang sudah ditetapkan yaitu format catatan lapangan, format observasi dan alat perekam.

3. Peneliti dan praktisi melakukan refleksi terhadap tindakan yang dilakukan. Hal ini dilakukan oleh peneliti dan praktisi melalui diskusi. Dari kegiatan ini terbuahkan hasil refleksi

4. Mengadakan Evaluasi / Refleksi

Evaluasi ini berupa pemeriksaan kesesuaian informasi yang dikumpulkan dengan berdasarkan pada target yang telah ditetapkan. Apakah informasi yang terkumpul itu sesuai dengan target yang telah ditetapkan pada waktu perencanaan? Selain itu juga perlu meninjau kelemahan dari target hasil yang telah ditetapkan atau kelemahan pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan tindakan. Di sini dipilih mana hasil-hasil yang sesuai dengan target, mana hasil yang lemah karena tidak sesuai dengan target.Langkah ini penting sebagai bahan untuk mempersiapkan perencanaan berikutnya. Hal ini sesuai dengan fungsi evaluasi tindakan/refleksi juga dapat berfungsi untuk mengetahui jika ada hasil sampingan pelaksanaan tindakan, baik yang bersifat positif maupun negatif (Sumarno,1997:11).

(28)

9

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Perencanaan Ulang

Perencanaan ulang didasarkan hasil langkah keempat.Peneliti dan praktisi merencanakan tindakan ulang dengan memperbaiki hal-hal yang kurang sesuai atau masih kurang optimal.

Perencanaan ulang hasil perbaikan ini dibuat seminggu sebelum tindakan ulang penyempurnaan dilakukan kembali.Dengan demikian praktisi (guru) mempunyai waktu untuk mempelajari bahan/ perencanaan hasil perbaikan untuk diterapkan/ dilaksanakan pada siklus berikutnya.

6. Melaksanakan Tindakan Ulang

Tindakan ulang dilaksanakan dalam siklus baru seperti pelaksanaan siklus sebelumnya (tahap ketiga) dengan beberapa perbaikan/ penyempurnaan dari hasil refleksi/evaluasi

H. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Kemampuan berbicara yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu keterampilan menyampaikan pesan secara lisan antar satu individu dengan individu lainnya agar maksud dan tujuan dari penyampai pesan dapat dipahami dan dimengerti sehingga kepentingan dua individu tersebut dapat terwujud melalui proses komunikasi.

2. Pendekatan Kontekstual adalah suatu strategi pembelajaran di mana materi disajikan melalui konteks yang bervariasi dan berhubungan dengan kehidupan sehari‐hari, baik,di sekolah maupun di lingkungan masyarakat secara luas.

(29)

10

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap materi yang disampaikan karena materi disampaikan dengan ilustrasi yang jelas.

I. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data dalam penelitian tindakan berpusat pada penelitian itu sendiri, karena penelitian berperan sebagai pengamat penuh dan berperan aktif, Moleong (2002, 121), menyatakan “Kedudukan penelitian dalam penelitian deskritif-kualitatif cukup rumit, mengingat ia sekaligus sebagai perencana, pelaksana, penganalisis, penafsir data dan pada akhirnya sebagai pelapor. “Oleh karena itu peneliti sebagai instrument sangat tepat dan sulit untuk diganttikan kedudukannya.

Penelitian ini menggunakan dua jenis instrumen yaitu (1) instrument pengumpul data, untuk mengumpulkan data awal, dan (2) instrument pedoman penilaian, untuk mengumpulkan prestasi hasil belajar siswa dalam keterampilan berbicara.

J. Instrumen Pengumpul Data

Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) observasi, instrument ini digunakan waktu peneliti dapat memperoleh data awal sebagai bahan penelitian. (2) catatan lapangan, digunakan pada waktu proses terjadinya kegiatan belajar mengajar. (3) wawancara, hal ini yang menjadi objek wawancara gurudan murid, guru dilaksanakan pada awal dan akhir penelitian tapi siswa dilakukan pada setiap siklus berakhir. (4) kamera foto, tapecorder, dilaksanakan pada waktu proses kegiatan belajar mengajar yang sebagai bahan dokumentasi penelitian.

(30)

11

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Media audio visual yang dibuat oleh peneliti sebanyak empat buah tayangancerita.Hal ini disesuaikan dengan tarap kemampuan siswa sekolah dasar.

K. Instrumen Pedoman Penelitian

Instrumen pedoman penelitiian ini memuat tentang alat yang menjadi tolak ukuran pada siswa selama proses kegiatan belajar mengajar. Komponen yang tercantum dalam instrument ini adalah (1) isi cerita yang termasuk komponen ini hubungan topik dengan isinya, struktur isi, dan kualitas isi.dan (2) non kebahasaan melingkupi keberanian dan kelancaran.

Dengan kriteria penilaian sebagai berikut. 1. Hubungan Isi dengan Dongeng

5 = Isi dongeng cocok dengan judul,sudah mengandung 4 unsur dongeng (tema, latar, tokoh, watak dan amanat dari dongeng)

4 = hanya dapat menceritakan 3 unsur dongeng 3 = hanya dapat menceritakan 2 unsur dongeng 2 = hanya dapat menceritakan 1 unsur dongeng

1 = Benar-benar dirasakan hampir tidak ada hubungan isi dengan cerita. Banyak sekali penyimpangan isi dari topik.

2. Kualiatas Isi

5 = Isi cerita sangat bermakna, sangat bermutu, empat unsur dari dongeng diceritakan.

4 = Isi cerita sudah bagus, bermakna, tetapi belum sampai pada tingkat istimewa hanya tiga unsur dongeng yang diceritakan

3 = Kualitas isi memadai, tidak bagus tetapi tidak pula jelek, baru dua unsur dongeng yang diceritakan

2 = Dilihat dari kualitas isinya dirasakan cukup banyak kekurangannya, karena hanya satu unsur dongeng yang diceritakan

1 = Isi cerita sangat jauh dari memadai. tidak sesuai dan tidak ada maknanya yang diceritakan.

(31)

12

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5 = Sangat berani, bersemangat, arah pandangan kedepan. 4 = Berani, cukup bersemangat.

3 = Agak malu, tetapi bersemangat. 2 = Malu-malu dan tidak bersemangat.

1 = Tidak berani tetapi memaksakan diri ke depan. 4. Kelancaran

5 = Sangat lancar, baik dari segi penguasaan isi maupun bahasa.

4 = Pembicaraan lancar, hanya ada beberapa gangguan yang tidak berarti. 3 = Cukup lancar walaupun ada gangguan

(32)

148 Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkanhasilpenelitian, analisa data danpembahasanhasilpenelitian yang dilakukan, makakesimpulan yang diperolehadalahsebagaiberikut.

A. Simpulan

1. PerencanaanPembelajaran

Rencanapelaksanaanpembelajaran yang

disusundalampenelitianinimengacupadaprinsip-prinsippenggunaan media audio visual

sebagaisaranamendekatkanmateripelajarandenganpengalamansiswa.Untukindikat ordirumuskanberdasarkanstandarkompetensidankompetensidasar yang diambildaristandarisi.materipadapenelitianinidibatasipadapokokbahasanmengome ntariisitayangandongengdarisetiapsiklus yang dilaksanakanyaitusiklus I sampaisiklus III.

Perencanaanpadasiklus II dan III

denganmengacupadahasilrefleksikegiatanpadasiklus I dan II, perubahanlebihterlihatdaripengkondisiansiswauntuksiapdalammenyaksikansebuah tayangan,

sehinggasiswadapatlebihmemahamitentangdongengdandapatberfikirkritissertadap atmengomentaripersoalan-persoalan yang terjadipadatayangandngeng yang dilihatnya.

2. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaranberlangsungdalamtigasiklus, yaitusiklus 1 dua kali pertemuan, siklus 2 dua kali pertemuandansiklus 3 jugadua kali pertemuan.

Langkah – langkah yang

(33)

149

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cerita di depankelas, penayangandongenganakdenganmenggunakan LCD Proyektordandiskusikelasuntukmembahas proses pembelajaran.

Padaawalpembelajaran guru

memotivasisiswauntukmemilikikeberanianberbicara di depankelas. Guru mengemukakanbahwaberbicaraitumerupakansuatu proses komunikasi yang sangatpentingdikuasaiolehsetiapmanusia,

karenamelaluiberbicarakitadapatmengungkapkandanmenyampaikanpikirandanper asaan.

Padakegiatanberbicaradenganpendekatankontekstual,

dandenganmenggunakan audio visual sebagaialat bantu, siswatampaksenangdanmerasatertolongdalamberbicarakarenasiswamerasamendap at ide denganmelihattayangangambarbergerakdanbersuara..Menggunakan media

audio visual memandupikiransiswa.Siswa SD

masihdalamtarafberpikiroperasikongkret (Piaget),

terjadipeningkatankemampuanberbicarasiswa, halini di karenakanpadasikluspertama proses pembelajaran yang dilaksanakanadalahsiswamemperhatikanpenjelasan guru tentanghal-hal yang harusdikerjakansetelahmembacadongeng yang adapadabukupelajaran, makahanya 11 siswaatau 35% yang dapatnilai di atas KKMataudapatberbicara di depankelasuntukmenceritakankembaliisicerita,sementara 20 siswabelummencapai

KKM yaitu 65.

(34)

150

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelahdilakukanrefleksipadasiklus I, makadalampelaksanaansikluske II perencanaanpembelajaranpadasikluskeduaditingkatkanlagiyaitudenganmetodeyan g samahanyapenayangannyadiulangdua kali.Padasikluske III tidakterjadibanyakperubahanhanyapenayangannyaditambahmenjaditiga kali, sehinggasiswamenjadibetul-betulmengertidanpahamjalanceritadongengtersebut.

Peningkatanhasilbelajardenganmenggunakan media audio visual dikatakanberhasil, dariperbaikanpembelajaran yang dilakukanberdasarkanhasilrefleksipadasiklus I, pembelajaranpadasiklus II berhasildenganbaikditandaidenganadanyapeningkatanhasilteskemampuanberbicar adari 77% rata-rata 69.7 menjadi 84% terjadipeningkatansebanyak 7% dengan rata-rata 71.9. Danhasil yang signifikanterlihatpadasiklus III teskemampuanberbicaranyameningkatdari 84% menjadi 100% dengan rata-rata 79.5

B.Saran

Berdasarkanhasilpenelitiantindakankelastentangpenggunaan media audio visual untukmeningkatkankemampuanberbicarasiswa SDN CempakaBaru 01, makaadabeberapahal yang penulissarankan, yaitu:

1. Diharapkankepada guru bahasa Indonesia agar menerapkan model pembelajarandenganpendekatankontekstualmelalui media audio visualisebagaisalahsatualternatifdalampembelajaranbahasa Indonesia

sesuaidenganrancangantindakan yang

telahdipaparkandandilaksanakanolehpeneliti.

2. Pembelajarandenganpendekatankontekstualmelalui media audio visual sudahterbuktidapatmeningkatkanaktivitasdanhasilbelajarsiswadalampembelaja ranketerampilanberbicarapadamatapelajaranbahasa Indonesia.

(35)

151

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Pemanfaatan media audio

visualdalampembelajaransudahterbuktimampumeningkatkanaktivitasdanhasilb elajarsiswa. Diharapkankepada guru agar memanfaatkanmedia tersebutdalam proses belajar-mengajarterutamadalampembelajaranberbicara.

Berbicaradenganbantuanmedia audio visual

akanmenghasilkanpenangkapaninformasi yang baikpadapihakpenyimak.

Sementara stimulus yang

(36)

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agnes, Sawir. 2005. AnalisisKinerjaKeuangan Dan PerencaanKeuangan

Perusahaan. PT. GramediaPustakaUtama: Jakarta

Ang, Robert. 1997. BukuPintarPasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide To

Indonesian Capital Market). Jakarta: Mediasoft Indonesia

Arikunto, Suharsimi. 2006. ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktek.

EdisiRevisi. Jakarta: RinekaCipta

BEI. 2010. BukuPanduanIndeksHargaSaham Bursa Efek Indonesia

Berstein, Leopold A. 1983. Financial Statement Analysis, Theory Application,

And Interpretation. 3rd Ed. Richard D. Irwin

Brigham, Eugene Dan Joel F. Houston. 2001. ManajemenKeuangan. EdisiKedelapan. Jakarta: Erlangga

Courtis, J.K, 1987. Modeling A Financial Ratio, Categorized Frame Work,

Journal Of Business Finance And Accounting, Winter:201-224

Fahmi, Irham. 2013. RahasiaSahamdanObligasi. Bandung: Alfabeta

Harahap, SofyanSyafri. 2008. AnalisisKritisAtasLaporanKeuangan. Jakarta: PT . Raja GrafindoPersada

Hariyani, Iswi, Serfianto. 2010. BukuPintarHukumBisnisPasar Modal.Jakarta :TransmediaPustaka

Husnan, Suad. 225. Dasar-DasarTeoriPortofoliodanAnalisisSekuritas.

Yogyakarta: UPP Amp Ykpn

Jogiyanto. 2008. TeoriPortofolio Dan AnalisisInvestasi. Yogyakarta: BPFE Kasmir. 2008. AnalisisLaporanKeuangan. Jakarta :RajawaliPers

Munawir, S . 2010. AnalisisLaporanKeuangan. Yogyakarta: Liberty

Sambas danMaman. 2007. AnalisisKorelasi, Regresi, Dan JalurDalamPenelitian. PustakaSetia: Bandung

Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal Dan ManajemenPortofolio. Jakarta: Erlangga

(37)

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Subramanyamdan John J. Wild. 2010. AnalisisLaporanKeuangan, Edisi 10. Jakarta: SalembaEmpat

Sugiyono. 2009. StatistikaUntukPenilaian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. MetodePenelitianKuantitatif Dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Tandelilin, Eduardus. 2010. AnalisisInvestasi Dan ManajemenPortofolio.

Yogyakarta: BPFE

Umar, Husein. 2008. DesainPenelitianAkuntansiKeperilakuan. PT. RajagrafindoPersada: Jakarta

Waspada, Ikaputera. 2010. PengetahuanPasar Modal Dan Portofolio (AnalisisPraktisPasar Modal). Bandung: Laboratorium PEK UniversitasPendidikan Indonesia

Widoatmodjo, Sawidji. 2005. Cara SehatInvestasi Di Pasar Modal. Jakarta: Media Komputindo

JurnaldanKaryaIlmiah

Budialim, Giovani. 2013. PengaruhKinerjaKeuangan Dan RisikoTerhadap

Return Saham Perusahaan Sektor Consumer Goods Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011.JurnalIlmiahMahasiswaUniversitas

Surabaya Vol. 2 No.1

Faried, AbsiRachman. 2008. AnalisisPengaruhFaktor Fundamental Dan

NilaiKapitalisasiPasarTerhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di BEI Periode 2002-2006.Tesis.UniversitasDiponegoro:

tidakditerbitkan.

Hernendiastro, Andre. 2005. PengaruhKinerja Perusahaan Dan KondisiEkonomiTerhadap ReturnSahamDenganMetodeIntervalling (StudiKasusPadaSaham-Saham LQ45. Tesis.UniversitasDiponegoro: tidakditerbitkan.

Malintan, Rio. 2012. Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Price

Earning Ratio, dan return on asset terhadap return sahamperusahaanpertambangan yang terdaftar di bursa efek Indonesia

tahun

2005-2010.SkripsiSarjanapadaAkuntansiFakultasEkonomidanBisnis.Universita

sBrawijaya: tidakditerbitkan.

MamikMardiani, Topowijono, dan M.G. Wi Endang NP. 2011.

(38)

Hj.Aemi Lisonda Gultom, 2013

Peningkatkan kemampuan berbicara dengan pendekataan kontekstual melalui media audio visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ndankonsepEVA (Economic Value Added) (Studipada PT. HM Sampoerna, Tbk yang terdaftar di BEI periodetahun 2009-2011).FakultasIlmuAdmisnistrasi. UniversitasBrawijaya: tidakditerbitkan.

Prihantini, Ratna. 2009. AnalisisPengaruhInflasi, NilaiTukar, ROA, DER Dan CR

Terhadap Return Saham (Studikasussaham industry real estate and property yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2003-2006).Tesis.UniversitasDiponegoro: tidakditerbitkan.

Internet

PT. PEFINDO [9 April 2014] http://new.pefindo.com Okezone [8 April 2014]

http://economy.okezone.com

BURSA EFEK INDONESIA [13 Maret 2014] http://www.idx.co.id

SINDO [10 Juni 2014]

http://www.sindotrijaya.com/news/detail/5287/prospek-ekonomi-2014-dinilai-memiliki-peluang-positif-bagi-indonesia#.U5ZnzCg09kM

KOMPAS [10 Juni 2014]

http://m.kompasiana.com/post/read/631625/1/sekilas-ekonomi-indonesia-2014.html

Bank Indonesia [29 Juni 2014]

Gambar

Gambar 3.1 Model Spiral Kemmis dan Taggart

Referensi

Dokumen terkait

• Dalam implementasi dengan bahasa Ada, fungsi Valid dapat dihilangkan, karena dalam pembentukan sebuah JAM dapat memanfaatkan sub type untuk HH, MM dan SS serta

Rencana Kerja (RENJA) Dinas Pendidikan Kota Dumai Tahun 2015 diharapkan dapat memberikan gambaran umum mengenai gambaran target pencapaian kinerja, hasil program, dan kegiatan,

Hasil: Dari 918 orang (100%) sampel pasien TB paru tersangka yang dikumpulkan di RSUP Adam Malik Medan, didapati bahwa 204 orang (22.2%) merupakan pasien yang pertama kali

[r]

procedure Edit2KeyPress(Sender: TObject; var Key: Char); procedure Button4Click(Sender: TObject);. procedure

Berdasarkan persamaan matematis tersebut, maka dapat dihitung berapa kadar glukosa sebagai produk dari reaksi – reaksi enzim selulase terhadap substrat jerami padi pada

second cycle. Because,in second cycle, the researcher tried to modified based on the weaknesses found in first cycle. So, for second cycle the students were asked to recite the

[r]