DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN ORIENTASI MATA PENCAHARIAN DI KECAMATAN
CIKARANG TIMUR KABUPATEN BEKASI
(Studi Kasus Perubahan Mata Pencaharian Petani Padi Sawah Ke Sektor Informal)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Geografi
Disusun oleh: Dede Yogi Iskandar
0901102
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN ORIENTASI MATA PENCAHARIAN DI KECAMATAN CIKARANG TIMUR
KABUPATEN BEKASI
(Studi Kasus Perubahan Mata Pencaharian Petani Padi Sawah Ke Sektor Informal)
Oleh
Dede Yogi Iskandar 0901102
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Pendidikan Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Dede Yogi Iskandar Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang.
DEDE YOGI ISKANDAR
DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN ORIENTASI MATA PENCAHARIAN DI KECAMATAN CIKARANG TIMUR
KABUPATEN BEKASI
(Studi Kasus Perubahan Mata Pencaharian Petani Padi Sawah Ke Sektor Informal)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Pembimbing I
Prof. Dr. R. Gurniwan Kamil P, M.Si NIP. 19610323 198603 1 002
Pembimbing II
Drs. Jupri, MT
NIP. 19600615 198803 1 003
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Geografi
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN ORIENTASI MATA PENCAHARIAN DI KECAMATAN
CIKARANG TIMUR KABUPATEN BEKASI
(Studi Kasus Perubahan Mata Pencaharian Petani Padi Sawah Ke Sektor Informal)
Oleh :
Dede Yogi Iskandar (0901102)
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kata Kunci : Konversi, Mata pencaharian, Pendapatan, Luas Kepemilikan
lahan.
ABSTRACT
IMPACT OVER THE FUNCTION OF AGRICULTURAL LAND TO
CHANGE ORIENTATION LIVELIHOOD IN CIKARANG SUB-DISTRICT
EASTERN DISTRICT BEKASI
(A Case Study Of The Change Of Paddy Rice Farmers Livelihoods To The
Informal Sector)
By :
Dede Yogi Iskandar (0901102)
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
livelihood as farmers and most just as peasants. and 2).For residents in district of East Cikarang to utilize the sales results of the money to buy new land elsewhere to have an investment for the future.
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan puji dan syukur ke Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Geografi. Skripsi yang berjudul “Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Perubahan Orientasi Mata Pencaharian Di Kecamatan Cikarang Timur
Kabupaten Bekasi (Studi Kasus Perubahan Mata Pencaharian Petani Padi
Sawah Ke Sektor Informal)” Karya tulis ini membahas mengenai tentang perubahan kondisi fisik yang berupa penggunaan lahan pertanian ke non pertanian terhadap perubahan mata pencaharian petanian di daerah tersebut. Penelitian ini diharapkan dapat menemukan hal-hal yang dapat menjadi arahan kepada semua pihak tentang penting pertanian untuk banyak masyarakat dan bagi Negara kita, khusunya pada penyediaan pangan. Sehingga selanjutnya dapat menghasilkan rekomendasi pengembangan untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Skripsi ini dapat diselesaikan tidak terlepas dari bantuan semua pihak. Terimakasih banyak kepada pihak yang telah membantu dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tentunya tidak dapat ditulis satu persatu. Akhirnya penulis berharap semoga amal baik tersebut mendapat imbalan dari yang Maha Kuasa.
Bandung, Februari 2014
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...i
ABSTRACT ...ii
KATA PENGANTAR ...iii
DAFTAR ISI ...iv
DAFTAR TABEL ...vii
DAFTAR GAMBAR ...ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian... 3
BAB II KAJIAN TEORI ... 4
A. Dampak ... 4
1. Pengertian Dampak ... 4
B. Alih Fungsi Lahan (Konversi) ... 4
1. Pengertian Alih fungsi lahan ... 4
2. Konversi lahan Pertaninan ... 5
3. Pola Konversi lahan Alih FungsiLahan Pertanian (Konversi) .... 6
4. Faktor Penyebab Konversi Lahan ... 7
5. Implikasi Konversi Lahan ... 8
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Kepemilikan Lahan ... 10
D. Mata Pencaharian ... 11
1. Pengertian Mata Pencaharian ... 11
2. Perubahan Orientasi Mata Pencaharian ... 13
E. Pendapatan ... 15
F. Pekerjaan Non Pertanian atau Sektor Informal ... 15
G. Alih Fungsi Lahan Sebagai Bahan Pembelajaran Geografi di SMA ... 17
H. Kerangka Berpikir ... 19
I. Hipotesis ... 20
BAB III METODE PENELITIAN ... 21
A. Metode Penelitian ... 21
B. Variabel Penelitian ... 21
C. Populasi dan Sampel ... 22
1. Populasi ... 22
2. Sampel ... 23
D. Definisi Operasional ... 28
E. Teknik Pengumpulan Data ... 31
1. Observasi ... 31
2. Wawancara ... 31
3. Studi Dokumentasi ... 32
4. Studi Literatur ... 32
F. Alat Pengumpulan Data ... 33
G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 33
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 36
1. Kondisi Fisik ... 36
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 52
1. Karakteristik Jumlah Responden... 52
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Alih Fungsi Lahan ... 56
C. Analisis Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kecamatan Cikrang Timur ... 70
1. Analisis Hubungan Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Perubahan Mata Pencaharian Petani ... 70
a. Perubahan Mata Pencaharian Berdasarkan Luas Kepemilikan lahan ... 72
b. Perubahan Mata Pencaharian Berdasarkan Luas Lahan Garapan ... 73
c. Perubahan Mata pencaharian Berdasarkan Satus Petani 75 d. Perubahan Mata Pencaharian Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 76
e. Perubahan Mata Pencaharian Berdasarkan Tingkat pendapatan... 77
2. Analisis Hubungan Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Luas Kepemilikan Lahan ... 79
3. Analisis Hubungan Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Tingkat Pendapatan ... 81
D. Implementasi Hasil Penelitian Terhadap mata Pelajaran Geografi ... 83
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...86
A. Kesimpulan ...86
B. Rekomendasi………….. ...87
DAFTAR PUSTAKA ...88
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Perbandingan Penggunaan Lahan Kecamatan Cikarang Timur Tahun 2006
dengan 2013 ... 2
3.1 Jumlah KK petani ...23
3.2Jumlah KK Petani Berdasarkan Luas Lahan Sawah Terkonversi ... 24
3.3 Kategori Luas Pertanian Sawah Terkonversi ... 25
3.4 Kategori Luas Lahan Pertanian Sawah Terkonversi Tiap Desa... 25
3.5 Sampel Wilayah ... 26
3.6 Proposri Sampel Penduduk ... 28
3.7 Kriteria Penilaian Skor ... 34
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.2 Klasifikasi Iklim Menurut Oldeman ... 41
4.3Potensi Air Tanah ... 42
4.4Luas Lahan Sawah Berdasarkan Pengairannya Per Desa ... 43
4.5Penggunaan Lahan di Kecamatan Cikarang Timur ...44
4.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur ... 49
4.7 Penduduk Produktif dan Tidak Produktif ... 49
4.8 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 51
4.9 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 52
4.10 Jumlah Responden Berdasarkan Golongan Usia dan Jenis Kelamin ... 53
4.11 Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 54
4.12 Jumlah Responden Berdasarkan Luas Kepemilikan Lahan Tahun 2006 dan 2013 ... 55
4.13. Jenis dan Luas Lahan Beralih Fungsi... 58
4.14 Jumlah Responden Berdasarkan Luas Lahan Yang Beralih Fungsi ... 59
4.15 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Alih Fungsi Lahan ... 60
4.16 Jumlah Responden Berdasarkan Harga Lahan ... 61
4.17 Jumlah Responden Berdasarkan Alasan Menjual Lahan ... 62
4.18 Jumlah Responden Berdasarkan Pemanfaat Uang Hasil Penjualan Lahan ... 63
4.19 Jumlah Responden Berdasarkan Mata Pencaharian ... 65
4.20 Jumlah Responden Berdasarkan Mata Pencaharian Sampingan ... 66
4.21 Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Pokok ... 68
4.22 Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Sampingan...69
4.23 Perubahan Mata Pencaharian Responden ... 70
4.24 Perubahan Mata Pencaharian Berdasarkan Luas Kepemilikan Lahan ... 72
4.25 Perubahan Mata Pencaharian Berdasarkan Luas Lahan Garapan ... 73
4.26 Perubahan Mata Pencaharian Berdasarkan Status Petani ... 75
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.28 Perubahan Mata Pencaharian Berdasarkan Tingkat pendapatan ... 78 4.29 Luas Kepemilikan Lahan Tahun 2006 dengan 2013... 79 4.30 Tingkat Pendapatan Penduduk Kecamatan Cikarang Timur Tahun 2006
dengan 2013 ... 81
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Peta Administratif Kecamatan Cikarang Timur... 38 4.2Persentase Luas Lahan Sawah Berdasarkan Jenis Pengairannya di Kecamatan
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.3Peta Penggunaan Lahan Tahun 2006 ... 46
4.4Peta Penggunaan Lahan Tahun 2013 ... 47
4.5Persentase Penduduk berdasarkan Usia Produktif dan Tidak produktif ... 50
4.6Persentase Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 51
4.7 Persentase Responden Berdasarkan Golongan Usia dan Jenis Kelamin ... 54
4.8 Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 55
4.9 Peta Penggunaan Perubahan Lahan ... 57
4.10 Persentase Responden Berdasarkan Luas Lahan Yang Terkena Alih Fungsi Lahan ... 59
4.11 Persentase Responden Berdasarkan Jenis Alih Fungsi Lahan ... 60
4.12 Persentase Responden Berdasarkan Harga Lahan ... 61
4.13 Persentase Responden Berdasarkan Alasan Menjual Lahan ... 62
4.14 Persentase Responden Berdasarkan Pemanfaatan Uang Hasil Penjualan .... 64
4.15 Grafik Responden Berdasarkan Mata Pencaharian……….66
4.16 Persentase Responden Berdasarkan Mata Pencaharian Sampingan …….. .. 67
4.17 Grafik Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Pokok ... 68
4.18 Grafik Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Sampingan ....69
4.19 Grafik Perubahan Mata Pencaharian Berdasarkan Luas Lahan Kepemilikan ... 73
4.20 Grafik Perubahan Mata Pencaharian Berdasarkan Luas Lahan Garapan ... 74
4.21 Grafik Perubahan Mata Pencaharian Berdasarkan Status petani ... 76
4.22 Grafik Perubahan Mata Pencaharian Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 77
4.23 Grafik Perubahan Mata Pencaharian Berdasarkan Tingkat Pendaptan... 78
4.24 Grafik Luas Kepemilikan Lahan Tahun 2006 dengan 2013………..80
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULAUN
A.Latar Belakang Masalah
Pertanian di Indonesia merupakan sektor yang mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian nasional. Pada saat ini, sektor pertanian kurang diperhatian oleh pemerintah dan program-program pertanian yang tidak terarah pada tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini pada kehancuran seperti banyaknya pengalihan fungsi lahan pertanian ke nonpertanian seperti industri-industri dan perumahan. Alih fungsi lahan tersebut disebabkan oleh adanya pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, serta terjadinya dengan diikuti oleh kebutuhan lahan untuk dijadikannya tempat tinggal yang pada akhirnya masyarakat memanfaatkan lahan pertanian yang dialih fungsikan menjadi pemukiman untuk tempat tinggal sehingga lahan pertanian semakin berkurang dan terjadi ketimpangan antara luas lahan pertanian dengan kebutuhan lahan lainya.
Seperti yang dikemukakan oleh Sumaatmadja (1980: 87) bahwa :
“ pertumbuhan dan pertambahan penduduk akan mendorong pertumbuhan akan kebutuhannya, kebutuhan tersebut antara lain kebutuhan perumahan dan tempat kegiatan ekonomi seperti pabrik, pertokoan, pasar dan lain-lain dengan cara menggeser lahan pertanian, terutama dari lahan pertanian ke lahan non pertanian.”
2
Kota Negara yang menyebabkan masyarakat menginginkan tempat tinggal dengan fasilitas yang layak, sehingga banyak masyarakat mengkavlingkan lahan pertaniannya kepada pengembang. Semakin berkurangnya pertanian khususnya pada pertanian padi sawah didalam negeri, maka akan berpengaruh pada tingkat kesejahteraan dan kondisi sosial ekonomi. Apabila hal tersebut dibiarkan tahun demi tahun pertanian akan berkurang dan berakibat hilangnya mata pencaharian para petani di Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi yang hampir seluruh penggunaan lahannya dimanfaatkan untuk pertanian. Perubahan penggunaan lahan pertanian dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut :
Tabel 1.1
Perbandingan Penggunaan Lahan 2006 dan 2013
Tahun 2006 Tahun 2013
Penggunaan
Pekarangan 348 Pekarangan 348
Kolam 60 Kolam 60
Pemukiman 833 Pemukiman 922
Lahan kosong 435 Lahan kosong 435
Industri 279 Industri 349
Jumlah 5.131 Jumlah 5.131
Sumber : Monografi 2006 Dan BPP 2013 Kecamatan Cikarang Timur
Terjadinya perubahan penggunaan lahan pertanian padi sawah ke perumahan dan industri. Alih fungsi lahan tersebut berkosekuensi terhadap perubahan mata pencaharian penduduk setempat yang bekerja sebagai petani. Adapun perubahan mata pencaharian penduduk setempat yang dari petani beralih kegiatannya dari sektor pertanian ke nonpertanian atau sektor informal.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis sangat tertarik untuk mengetahui tentang masalah tersebut, sehingga penulis mengambil judul “Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Perubahan Orientasi Mata Pencaharian Di Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi”.
3
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Adakah dampak alih fungsi lahan pertanian yang terjadi antara tahun 2006 sampai 2013 terhadap perubahan orientasi mata pencaharian petani di Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi?
2. Adakah dampak alih fungsi lahan pertanian yang terjadi antara tahun 2006 sampai 2013 terhadap tingkat pendapatan penduduk di Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi?
3. Adakah dampak alih fungsi lahan pertanian yang terjadi antara tahun 2006 sampai 2013 terhadap perubahan luas kepemilikan lahan pertanian di Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka terdapat tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian petani di Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi
2. Untuk mengidentifikasi dampak alih fungsi lahan lahan pertanian terhadap perubahan luas kepemilikan lahan pertanian di Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi.
3. Untuk mengidentifikasi dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap tingkat pendapatan penduduk Kecamatan Cikarang Timur.
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan kepada pemerintahan Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi dalam menentukan kebijakan mengenai pembangunan perumahan maupun industri di daerah tersebut .
4
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENEITIAN
A. Metode Penelitian
Pada sebuah penelitian terdapat sesuatu metode atau cara yang bersifat ilmiah yang di perlukan untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Menurut Surakhmad (1998: 131)” Cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, yaitu untuk menguji serangkaian hipotensis dengan menggunakan teknik dan
alat-alat tertentu”.
Berdasarkan penjelasan di atas maka penelitian ini menggunakan Metode Deskriptif Kuantitatif , Sebagaimana yang dikemukakan oleh Tika (2005: 4) yaitu : Metode Deskriptif adalah penelitian ini mengarah pada pengungkapan suatu masalah, atau keadaan sebagaimana adanya yang mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini berupa wawancara dan metode observasi, karena metode ini bertujuan menggambarkan secara akurat dan sistematis yang ada dilapangan. Penggunaan metode ini diharapkan dapat mengetahui tentang pengaruh alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi perubahan mata pencaharian petani di Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi.
B. Variabel Penelitian
Menurut Hartono (2011: 32) “variabel adalah objek penelitian atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Sedangkan menurut Sugiono (2002: 32)
22
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan pengertian di atas bahwa suatu variabel dalam penelitian adalah suatu hal yang sangat diperhatikan, karena variabel adalah suatu titik perhatian suatu penelitian terhadap objek yang akan diteliti dan ditarik kesimpulanya tentang penelitian tersebut.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang menunjukan gejala yang diketahui pengaruhnya terhadap variabel terikat. Sedangkan variabel terikat adalah pengaruh yang terjadi karena disebabkan dari variabel bebas.
Variabel penelitian yang digunakan didalam penelitian adalah :
Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y) Alih fungsi lahan pertanian :
1. Perumahan
Menurut Hartono (2011: 46)” populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian”. Sedangkan menurut Tika (2005:24) bahwa “ populasi adalah
23
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah suluruh objek dan subyek yang ada pada suatu penelitian ini yaitu seluruh lahan pertanian dan penduduk yang pekerjaannya sebagai petani dilokasi penelitian dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian ini adalah populasi petani yang ada di Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi yang luas lahan pertanian yang terkonversi 131 Ha Serta jumlah KK petaninya 3.726 orang dapat dilihat pada Tabel.3.1 Jumlah Keluarga petani.
Tabel.3.1 Jumlah KK petani
Sumber :Badan Pusat Statistik 2012
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan bahwa jumlah penduduk yang mata pencahariannya sebagai petani 3.726 KK.
No Desa Jumlah KK petani
1 Sertajaya 157
2 Hegarmanah 854
3 Cipayung 874
4 Jatireja 234
5 Jatibaru 410
6 Tanjung baru 543
7 Labansari 241
8 Karang sari 413
24
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Sampel
Dalam sebuah penelitian harus ditentukan suatu sampel dari sebuah populasi yang akan diteliti dalam sebuah wilayah yang diurutkan dari karakteristiknya seperti yang dikemukan oleh beberapa ahli dibawah ini :
Menurut Tika (2005: 24) yaitu :“sampel adalah sebagian dari objek atau individu-individu yang mewakili populasi.
Menurut Hartono (2011: 46) mengemukakan bahwa “penelitian sampel adalah penelitian yang dilakukan pada sampel yang dipilih dengan teknik tertentu yang hasilnya dapat digeneralisasikan( populasi yang memiliki karakteristik yang
sama).”
Berdasarkan definisi diatas bahwa dalam sebuah penelitian harus ditentukan suatu sampel dengan karakteristik tertentu dari populasi yang akan
diteliti. Dalam penelitian ini menggunakan pengambilan sampel dengan “simple
random sampling“ yaitu pengambilan sampel wilayah dimana semua memperoleh kesempatan yang sama untuk dipilih. Dari 8 desa yang ada di Kecamatan Cikarang Timur diambil sampel berdasarkan dari banyak, sedang, dan sedikitnya jumlah keluarga petani di desa yang ada di Kecamatan Cikarang Timur.
a. Sampel Wilayah
25
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel . 3.2
Jumlah KK Petani Berdasarkan Luas Lahan Sawah Terkonversi
Sumber :BPP Kecamatan Cikarang Timur tahun 2006 dan 2012
Untuk mempermudah dalam pengambilan sampel maka luas lahan Pertanian sawah di Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi diklasifikasi menjadi tiga kategori yang dapat dilihat dari Tabel 3.3. Kategori luas lahan sawah terkonversi dibawah ini :
Tabel 3.3
Kategori Luas Pertanian Sawah Terkonversi
Luas Lahan Pertanian
Berdasarkan kriteria luas lahan pertanian sawah tersebut dapat diketahui kategori dari setiap desa di Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi. Seperti
No Desa Luas Lahan Sawah yang
terkonversi (Ha) Jumlah KK petani
26
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang terdapat di Tabel 3.3.Kategori Luas Lahan Pertanian Sawah Terkonversi tiap Desa, sebagai berikut :
Tabel 3.4. Kategori Luas Lahan Pertanian Sawah Terkonversi Tiap Desa
S
S
Sumber : Hasil Penelitian 2013
27
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3 Tanjungbaru 49 543
Jumlah 78 Ha 1187KK
Sumber : Hasil penelitian 2013
b. Sampel penduduk
1) Menentukan Besaran Sampel
Sampel penduduk dalam penelitian ini adalah petani yang terdapat di Kecamatan Cikarang Timur yang berjumlah 3.726 KK petani. Untuk mengetahui besarnya sampel yang diambil dan dapat mewakili suatu populasi, maka digunakan Rumus Taro Yamane (Ridwan, 2009: 65) yaitu :
Keterangan : n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi KK Petani d2 : Presisi yang ditetapkan
Berdasakan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel (n) penelitiannya sebagai berikut, dengan nilai presisi 15 % (0,15) :
28
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari hasil penghitungan di atas jumlah sampel yang diambil dari penelitian
ini adalah 44 sampel (responden).
2) Menentukan Proporsi Sampel
Jumlah sampel dari setiap kelurahan bervariasi, maka dilakukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara proporsional random sampling dengan menggunakan rumus alokasi proporsional dari Sugiyono (1999) yaitu :
Keterangan :
ni : Banyaknya sampel dari tiap kelurahan
n : Banyaknya sampel yang diambil dari 8 kelurahan Ni : Jumlah KK Petani tiap kelurahan
N : Jumlah KK petani keseluruhan
Penentuan banyaknya proporsi sampel penduduk berdasarkan desa yang telah dijadikan sampel wilayah yaitu :
-Desa Jatibaru
-Desa tanjung Baru
-Desa Jatireja
29
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Maka sampel penduduk yang didapat dari ketiga Desa yang dijadikan sampel wilayah dapat dilihat pada tabel.3.6.
Tabel .3.6.
Alih fungsi lahan merupakan konsekuensi logis dari peningkatan aktivitas dan jumlah penduduk serta suatu proses pembangunan lainya. Pada umumnya perubahan tata guna lahan ini wajar terjadi pada kehidupan sehari-hari. Namun alih fungsi lahan ini dapat berdampak pada kondisi penduduk yang ada di sama, misalnya terjadi pada lahan pertanian yang produktif yang dimana disana penduduknya sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Menurut
Sumaatm’adja (1981: 56), mengemukakan bahwa :“pergeseran fungsi tata guna
lahan tanpa memperhatikan kondisi geografis yang meliputi segala faktor fisik dengan daya dukungnya dalam jangka panjang akan membawa dampak begatif terhadap lahan dan lingkungan bersangkutan yang akhirnya pada kegiatan
30
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pola Konversi lahan Alih FungsiLahan Pertanian (Konversi)
Sihaloho, (2004: 86) juga mengemukakan berdasarkan faktor-faktor penggerak utama konversi lahan, pelaku, pemanfaatan dan proses konversi, maka tipologi konversi terbagi menjadi tujuh tipologi yaitu:
a. Konversi gradual-berpola sporadik, pola konversi yang diakibatkan oleh dua faktor penggerak utama yaitu lahan yang tidak/kurang produktif/bermanfaat secara ekonomi dan keterdesakan pelaku konversi.
b. Konversi sisitematik berpola enclave, pola konversi yang mencakup wilayah dalam bentuk sehamparan tanah secara serentak dalam waktu yang relatif sama.
c. Konversi adaptif demografi, pola konversi yang terjadi karena kebutuhan tempat tinggal/pemukiman akibat adanya pertumbuhan pendudukan.
d. Konversi yang disebabkan oleh masalah sosial, pola konversi yang terjadi karena motivasi untuk berubah dari kondisi lama untuk keluar dari sector pertanian utama.
e. Konversi tanpa beban, pola konversi yang dilakukan oleh pelaku untuk melakukan aktivitas menjual tanah kepada pihak pemanfaat yang selanjutnya dimanfaatkan untuk peruntukan lain.
f. Konversi adaptasi agraris, pola konversi yang terjadi karena keinginan untuk meningkatkan hasil pertanian dan membeli tanah baru ditempat tertentu.
g. Konversi multi bentuk atau tanpa pola, konversi yang diakibatkan berbagai faktor peruntukan seperti pembangunan perkantoran, sekolah, koperasi, perdagangan, dan sebagainya.
Setiap kegiatan konversi lahan yang ada dilakukan berdasarkan faktor-faktor geografis atau dilakukan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia, yang tentunya akan memiliki pola yang berbeda pada setiap kegiatan konversi lahan sesuai bagaimana lahan itu dikonversi seperti untuk pertanian, pemukiman sarana umum dan lain sebagainya .
31
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Petani di Indonesia dilihati dari segi luas kepemilikan lahannya menurut Tohir adalah sebagai berikut :
1. Orang yang memiliki tanah seluas kurang dari 0,1 hektar tidak digolongkan sebagai petani; mereka adalah buruh tani.
2. Petani yang memiliki tanah seluas 0,1-0,5 hektar adalah petani miskin. 3. Petani yang memiliki tanah seluas 0,5-1,0 hektar adalah petani
cukupan.
4. Petani yang memiliki tanah seluas 1 hektar adalah petani mampu. Berdasarkan kriteria petani berdasarkan kepemilikan lahan diatas dapat disimpulkan bahwa petani dapat digolongkan berdasarkan luas lahannya dimulai dari buruh tani, petani miskin, petani cukupan dan petani mampu. Lahan yang tidak menjamin kehidupan petani akan sejahtera, karena lahan membutuhkan sumberdaya manusia yang baik untuk mengolah lahan tersebut sehingga dapat efisien dalam mengolahnya.
4. Mata pecaharian
Mata pencaharian merupakan suatu aktivitas kegiatan yang muncul sebagai cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut kamur bahasa indonesia mata pencaharian dapat diartikan pencaharian utama yang dilakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Mata Pencaharian di suatu daerah sewaktu-waktu akan berubah dengan seiring perubahan zaman dan keadaan alam yang berjalan dengan relatif cepat. Menurut Adurachmat (1984: 21) bahwa : “Mata Pencaharian adalah macam dan corak aktivitas ini berbeda-beda pada tiap golongan dan daerah sesuia dengan
kemampuan penduduk dan tata geografi”.
a. Perubahan orientasi mata pencaharian/alih profesi
32
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perubahan orentasi dalam penelitian ini adalah beralihnya pekerjaan petani ke sektor non pertanian akibat adanya alih fungsi lahan pertanian padi sawah di daerah tersebut.
Pendapatan merupakan salah satu faktor yang menentukan suatu kesejahteraan masyarakat. Besar kecilnya suatu pendapatan bergantung pada faktor modal, faktor pendidikan dan fakor kewirausahaan.
5. Pendapatan
Pendapatan petani memiliki ciri khas yaitu penerimaan diterima pada setiap panen sekali yaitu selama 6 bulan sekali. Jadi, petani dalam satu tahun menerima pendapatannya hanya 2 kali atau 2 musim.
Menurut samuelson dan Nordhaus (1995: 258) mengemukakan bahwa:
“ Pendapatan menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh
seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu (biasanya satu
tahun)”.
Dari pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa pendapatan hanya didapat pada satu tahun sekali. Petani yang menerima penghasilannya hanya pada saat panen saja yaitu 6 bulan sekali atau semusim, sehingga pada satu tahun mereka menerima 2 kali penghasialan pada satu tahun.
D. Teknik Pengumpulan Data
33
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Observasi
Menurut Tika (2005: 44) observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian.
Dalam observasi ini peneliti akan mengamati langsung dilapangan tentang alih fungsi lahan pertanian menjadi bentuk lahan non pertanian apa sajakah yang terjadi di Kecamatan Cikarang Timur, yaitu dengan cara mengamati desa yang telah menjadi sampel wilayah dalam penelitian ini. Alat pengumpulan data dalam observasi ini adalah ceklist pengamatan. Melalui observasi kita dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang lokasi.
2. Wawancara
Menurut Tika (2005: 49) wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal. Jadi, semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.
Wawancara ini dilakukan pada setiap desa masyakat petani yang menjadi objek penelitian dan kepada beberapa pihak yang terkait juga seperti instani pemerintahan Kecamatan Cikarang Timur yaitu desa-desa yang ada di wilayah Kecamatan Cikarang Timur.
Teknik wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data sebagai berikut : a. Identitas Petani
b. Luas kepemilikan dan status kepemilikan lahan sawah c. Luas garapan
34
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu f. Luas lahan yang beralih fungsi dan jenis alih fungsi lahan g. Mata pencaharian sebelum dan sesudah terjadi alih fungsi lahan
3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi melakukan suatu pemotretaan pada daerah yang dijadikan sebagai lokasi penelitian agar didapatnya data yang akurat dengan didukung dengan foto-foto hasil dokumentasi dari lapangan seperti :
1. Foto wawancara dengan responden
2. Foto penggunaan lahan yang telah beralih fungsi misalnya : a. Pabrik
b. Perumahan/pemukiman c. Pertokoan
d. Perkantoran e. Dan lain-lain
4. Studi Literatur
Studi literatur menggunakan berbagai sumber seperti buku, internet dan literatur lainnya. Untuk penyeimbang dan penyesuai data yang kita dapat dari hasil penelitian dari lapangan.Teknik ini penulis gunakan untuk memperoleh data dari berbagai buku untuk menunjang penelitian ini, yang dimaksudkan agar menjadi arahan dan bahan pertimbangan sehingga dapat mempertajam analisis dalam pemecahan masalah. Data yang digunakan seperti buku-buku yang berhubungan dengan alih fungsi lahan (konversi), mata pencaharian, perubahan mata pencaharian, dan sektor informal. Referensi dari instasi seperti data petani, luas lahan sawah dan monografi di daerah penelitian.
E. Alat Pengumpulan Data
35
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini penulis memerlukan alat-alat yang mendukung. Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dilapangan adalah sebagai berikut:
a. Kamera, digunakan untuk pengambilan gambar atau mendokumentasikan objek penelitian di lapangan.
b. Pedoman wawancara, adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden.
2. Bahan Penelitian
a. Peta Rupabumi skala 1 : 25.000 lembar 1209 – 514, lembar 1209 – 523 Karawang, lembar 1209 – 532 Sukatani, dan data dari BAPPEDA. Untuk memperoleh peta lokasi penelitian yang terkena konversi lahan yang di jadikan pedoman dalam penelitian ini.
b. Sumber atau buku-buku yang relevan, data monografi dan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kecamatan Cikarang Timur, yang digunakan sebagai bahan informasi sekunder penelitian.
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Setelah data yang berkaitan telah terkumpul, maka tahapan selanjutnya adalah melaksanakan pengolahan data dengan langkah sebagai berikut :
a. Mengadakan pengecekan instrumen, meliputi pengisian, kejelasan informasi dan kebenaran mengisi.
36
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Menghitung dengan menggunakan rumus chi-square melihat hubungan yang nyata antar variabel dengan data minimal berbentuk nominal.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Rumus Persentase
Dimana :
P = Persentase
n = Jumlah responden
f = Frekuensi tiap kategori jawaban 100 = Bilangan konstanta
Penafsirannya menggunakan criteria penilaian skor menurut Arikunto (2006 :57) dapat dilihat pada tabel 3.7 sebagai berikut :
Tabel 3.7. Kriteria Penilaian Skor
Persentase Kriteria
100% Seluruhnya
75 – 99% Sebagian besar 51-74% Lebih dari sebagian
50% Setengahnya
25-49% Kurang dari setengahnya 1-24% Sebaian kecil
0% Tidak ada
37
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
fo= frekuaensi yang diobservasi (frekuensi empiris) fe= frekuensi tang diharapkan (frekuensi teoritis)
3. Menghitung derajat kebebasan dengan rumus :
db = (b-1) (k-1) ketergantungan untuk melihat berapa besar hubungan antara
faktor :
a. x²< x² tabel, faktor independen ( tidak ada hubungan) b. x²> x² tabel, faktor dependen (ada hubungan)
5. Menguji hipotensis membandingkan C dan Cmaks dengan rumus :
C = √
C = √
Keterangan :
38
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu n = Banyak Sampel
x² = chi kuadrat
6. Menentukan koefisiensi kontinguensi yang di klasifikasikan :
C = 0 Tidak Memiliki Korelasi
0 C < 0,20 C maks Korelasi Rendah
0,20 Cmaks ≤ C < 0,40 Cmaks Korelasi Rendah
0,40 Cmaks ≤ C < 0,60 Cmaks Korelasi Sedang
0,60 Cmaks ≤ C < 0,80 Cmaks Korelasi Tinggi
0,80 Cmaks ≤ C < 0,90 Cmaks Korelasi Tinggi Sekali
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Dampak Alih Fungsi Lahan
pertanian Terhadap Orientasi Perubahan Mata Pencaharian di Kecamatan
Cikarang Timur Kabupaten Bekasi”,dapat disimpulkan bahwa dampak alih fungsi
lahan pertanian terhadap perubahan mata pencaharian yaitu menunjukan adanya dampak antara alih fungsi lahan terhadap perubahan mata pencaharian petani didaerah. Terdapat sebagain petani yang beralih mata pencaharian ke sektor informal yaitu buruh bangunan,buruh industri, jasa dan sebagai pedagang. Sebagain besar (80%) memilih tetap bertani. Perubahan mata pencaharian ke sektor informal ini dikarenakan penggunaan uang hasil penjualan digunakan untuk modal usaha lain dan masyarakat yang hanya menggarap sawah orang lain beralih mata pencaharian dikarenakan hilangnya lapangan pekerjaan.
Alih fungsi lahan pertanian terhadap luas kepemilikan lahan setelah hasil perhitungan menunjukan terdapat dampak antara alih fungsi lahan terhadap luas kepemilikan lahan. Alih fungsi lahan terhadap luas kepemilikan lahan penduduk yang disebabkan banyak penduduk yang menjual lahan dan memanfaatkan uang hasil penjualan lahan tersebut untuk membeli lahan kembali di desa lain yang harga lahannya lebih murah dibandingkan didaerah tersebut.
87
tingkat pendapatan penduduk, karena adanya penduduk yang beralih mata pencaharian yang dikarenakan minimnya penghasilan yang didapat mereka karena itu, mereka beralih mata pencaharian yang pertamanya sebagai petani sekarang menjadi pedagang dan disebabkan juga oleh lahan yang dihargai mahal oleh para pengembang lalu uang hasil penjualan lahan tersebut dimanfaatkan untuk modal usaha.
A.Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas penulis mencoba memberikan rekomendasi terhadap pemerintah dan masyarakat yang terkena Dampak Alih Fungsi Lahan pertanian Terhadap Orientasi Perubahan Mata Pencaharian di Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah agar memberi pengarahan kepada masyarakat agar menggunakan uang hasil penjualan untuk membeli lahan kembali dan pemerintah juga menjadikan lahan pertanian abadi bagi desa yang belum terkena alih fungsi mengingat banyak penduduknya yang bermata pencaharian sebagai petani dan sebagaian besar hanya sebagai buruh tani. Serta kehidupan buruh tani tersebut hanya bergantung kepada lahan pertanian yang ada dan kebanyakan hanya memiliki pendidikan rendah. Sehingga mereka tidak bingung untuk beralih mata pencaharian.
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abduracmat, Idris. (1984). Prinsip-Prinsip Ekonomi. Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS IKIP. Bandung.
Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Cikarang Timur. (2013). Luas Areal
Tanaman Padi Sawah Kecamatan Cikarang Timur. Bekasi:BPP.
Badan Pusat Statistik. (2012). Kecamatan Cikarang Timur Dalam Angka. Bandung: BPS.
Data Monografi Kecamatan Cikarang Timur Tahun 2006. Pemerintahan
Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi: Tidak diterbitkan. Hartono, (2011).Metodologi Penelitian, Yogyakarta.Zanafa Publising.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2014). Dampak. [Online]. Tersedia :http://kbbi.web.id/dampak. [10 Maret 2014]
Kirana, Candra dan Sadoko, Isona. (1994). Dinamika Ekonomi Informal, Jakarta:UI Press.
Kuncoro, Mudrajad. (2000). Membangun Sistem Ekonomi. Yogyakarta : BPFE. Mubyarto,(1986). Pengantar Ilmu Ekonomi. LP3ES.Jakarta.
Mulyawan, Rizqi. (2006). Perubahan Orientasi Mata Pencaharian Pada
Masyarakat Desa (Studi Kasus Pada Petani Sawah Di Desa Pasanggrahan, Kecamatan Munjul Kabupaten Magelang). Skripsi Jurusan Pendidikan
Geografi Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak diterbitkan.
Mutakin, Awan dan Kamil Pasya, Guniawan, R. (2004).Geografi
Budaya.Bandung : Buana Nusantara.
89
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Samuelson, Paul A. dan Nordhaus,Wiliam D. (1995). Mikro-ekonomi edisi ke empatbelas. Erlangga:Jakarta
Santoso, Budi (2012). Analisis Pekerja Sektor Informal. Artikel tersedia di : http:/www.google.com/sihaloho ( 12 April 2013).
Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sihaloho, Martua. (2004). Konversi Lahan Pertanian Dan Perubahan Struktur
Agraria.(Online). Tersedia: http:/www.google.com/sihaloho ( 12 April
2013)
Sihalolo,M. et al. (2007). Konversi Lahan Pertanian Dan Perubahan Struktur
Agraria.(online). Bogor: Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan
Ekologi Manusia, LPPM IPB.
Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Sooetrisno, L. (2002). Paradigma Baru Pembangunan Pertanian Sebuah Tinjaun
Sosiologi. KANISUS. Yogyakarta.
Sugiyono, Drs. 1999. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suibah. (1999). Tingkat Sosial Ekonomi Petani dan pengelolaan Lahan Kritis di
Kecamatan Palimanan Kabupaten DT II Cirebeon. Skripsi Sarjana pada
FPIPS UPI Bandung
Surakhmand.(1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik. Bandung: Transito.
Smaatmadja, Nursid. (1981).Geografi Pembangunan. Jakarta. Depdikbud: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependudukan.
Tika, Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi.Jakarta: Bumi Aksara.
Waluya, Bagja (2009). Memahami Geografi Sma/Ma Kelas X. Jakarta : Pusat pembukuan, Depdiknas.
90
Dede Yogi Iskandar, 2014
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian di kecamatan Cikarang Timur kabupaten Bekasi studi kasus perubahan mata pencaharian petani padi sawah ke sektor informal