• Tidak ada hasil yang ditemukan

Biologi Serangga Penyerbuk Elaeidobius kamerunicus (Coleoptera: Curculionidae) Setelah 33 Tahun Diintroduksi di Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Biologi Serangga Penyerbuk Elaeidobius kamerunicus (Coleoptera: Curculionidae) Setelah 33 Tahun Diintroduksi di Sumatera Utara"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

i

i

ABSTRACT

Riki Juliansen Girsang, “Biology of insect Pollinator Elaeidobius kamerunicus (Coleoptera: Curculionidae) after 33 years introduced

in North Sumatera”, Supervised by Maryani Cyccu Tobing and Yuswani Pangestuningsih. The objective of the research was to study the biology of Elaeidobius kamerunicus after 33 years introduction in North Sumatera. The research was conducted at Indonesian Oil Palm Resesarch Institute (IOPRI), Marihat from March to May 2016. It was done by using descriptive method. The results showed that life cycle is 9 – 22 (+ 12,25) days; eggs 1 – 2 (+ 1,01) days, first instar larvae 1 – 2 (+ 1,05) days, second instar larvae 1 – 2 (+ 1,06) days, third instar larvae 2 – 11 (+ 4,75) days and pupae 2 – 3 (+ 2,35) days. Age of males 31 – 61 (+ 52,53) days longer than females 29 – 55 (+ 37,87) days. Preoviposition period 2 days, oviposition period 17 – 48 (31,07) days and post oviposition period 0 – 18 (+ 4,8) days. A female laids 69 – 252 (+ 199,97) eggs.

Key words: Elaeidobius kamerunicus, biology, oil palm.

(2)

ii

ii

ABSTRAK

Riki Juliansen Girsang, “Biologi Serangga Penyerbuk Elaeidobius kamerunicus (Coleoptera: Curculinidea) setelah 33 tahun diintroduksi

di Sumatera Utara“, dibawah bimbingan Maryani Cyccu Tobing dan Yuswani Pangestuningsih. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari biologi serangga Elaeidobius kamerunicus setelah 33 tahun diintroduksi di Sumatera Utara. Penelitian dilaksanakan di Insektarium Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat mulai bulan Maret sampai Mei 2016. Penelitian dilaksanakan dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total siklus hidup yaitu 9 – 22 (+ 12,25) hari: telur menetas setelah 1 – 2 (+ 1,01) hari, larva instar pertama sekitar 1 – 2 (+ 1,05) hari, larva instar kedua sekitar 1 – 2 (+ 1,06) hari, larva instar ketiga sekitar 2 – 11 (+ 4,76) hari dan pupa sekitar 2 – 3 (+ 2,35) hari. Umur imago jantan 31 - 61 (+ 52,53) hari lebih lama dari pada imago betina 29 – 55 (+ 37,87) hari. Masa prapeneluran yaitu 2 hari, masa peneluran 17 - 48 (+ 31,07) hari, masa pasca peneluran 0 – 18 (+ 4,8) hari. Jumlah telur yang diletakkan seekor betina yaitu 69 – 252 (+ 197,97).

Kata Kunci: Elaeidobius kamerunicus, biologi, kelapa sawit.

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk silinder pada massa bangunan utama menciptakan ruang terbuka atau inner court di dalam yang menjadi area primer sedangkan bentuk silindernya sendiri menjadi area

Alat Pasteurisasi susu, “Eco Mini PasteurizerFJ 15”, https://www.farmandranchdepot.com/farm-equipment/FJ15-Eco-Mini-. pasteurizer.html , (diakses pada tanggal 20

Hal ini terlihat pada lebar koridor yang lebih lebar dibandingkan dengan area hunian, cahaya pada bukaan jendela yang lebar lebih banyak masuk ke area podium, ruang

Faktor yang mempengaruh lokasi pengelolaan sampah rumah tangga, antara lain: a. Lokasi shaft sampah berada di sisi kanan dan kiri bangunan seperti pada gambar 3.8, Renkonbang

The result of the research showed that FCC model which was used as the reference in doing swallowing exercise in the working area of Simalingkar Puskesmas,

Hasil dari pengujian notifikasi untuk pengisian air dapat dilihat pada

Dari kajian dan analisis teori terkait kondisi lapangan dengan kajian teori mengenai Tatanan Massa Bangunan, Pencahayaan dan Sirkulasi Udara Alami Unit Rusun Cingised

2( Untuk mengetahui besar efektifitas pembelajaran Make a Match terhadap hasil belajar matematika materi garis dan sudut siswa kelas VII MTs Al- Ma’arif