• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan Program Studi D-III Keperawatan

Oleh

Dwi Herdawati NIM 1105646

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Oleh Dwi Herdawati

Sebuah karya tulis ilmiah yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan Program Studi D-III Keperawatan

pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

©Dwi Herdawati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

(3)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karya Tulis Ilmiah ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lain tanpa izin dari penulis.

Halaman Pengesahan

DWI HERDAWATI

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK

DI SMA BPI 2 BANDUNG

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Upik Rahmi,M.Kep

Pembimbing II

Iman Imanudin S.Pd,M.Pd

NIP 197508103001121001

Mengetahui

Ketua Prodi Keperawatan

Iman Imanudin S.Pd,M.Pd

(4)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

(5)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Halaman pengesahan

DWI HERDAWATI

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK

DI SMA BPI 2 BANDUNG

disetujui dan disahkan oleh penguji :

Penguji I

Suci Tuty Putri, S.Kep.,Ners.,M.Kep

NIP 198406042012122001

Penguji II

Upik Rahmi,M.Kep

Penguji III

Iman Imanudin S.Pd,M.Pd

(6)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

(7)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Rokok sudah menjadi kebiasaan di kalangan penduduk di Indonesia, termasuklah anak SMA. Pengetahuan yang kurang terhadap rokok pada usia mereka yang mendominasi banyaknya remaja yang telah berperilaku merokok. Pada studi pendahuluan berdasarkan data dari bidang bimbingan dan konseling didapatkan siswa yang ketahuan merokok di sekitar lingkungan sekolah sebanyak 19 siswa dengan jumlah kelas I sebanyak 2 orang, kelas II sebanyak 12 orang dan sisanya kelas III sebanyak 5 orang. Pada 10 siswa yang berhasil diwawancarai 8 orang mengatakan hanya tahu sedikit mengenai rokok dan 2 orang mengatakan tidak terlalu mengerti tentang rokok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Siswa Kelas II SMA Tentang Rokok Di SMA BPI 2 Bandung. Metodologi yang digunakan yaitu metode deskriptif. Populasi penelitian siswa kelas II SMA di SMA BPI 2 Bandung berjumlah 85 siswa, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Alat pengumpul data adalah kuesioner tertutup. Dari penelitian tersebut didapat hasil bahwa sebagian responden berpengetahuan baik 35 orang (41,2%), sebagian besar responden berpengetahuan cukup 42 orang (49,2%), dan sebagian kecil responden berpengetahuan kurang 8 orang (9,4%). Dapat disimpulkan bahwa sebagian responden berpengetahuan cukup 42 orang (49,2%). Cukupnya pengetahuan tentang rokok pada seluruh siswa/i kelas II SMA menunjukkan bahwa responden sudah lebih memahami tentang rokok, sehingga pengetahuan remaja yang tinggi tentang kategori perokok, komponen rokok dan bahaya rokok, dapat memudahkan responden mengenali penyakit dan akibat-akibatnya. Saran peneliti perawat dapat merencanakan pemberian pendidikan dan penyuluhan tentang rokok dengan melibatkan pihak sekolah, selain itu perlunya pelarangan dan sangsi bagi perokok di sekolah. Bagi peneliti lain penelitian ini dapat dijadikan data awal dan pendukung untuk pengembangan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja.

(8)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ……….. i

HALAMAN PERNYATAAN ………. iii

ABSTRAK ……… iv

KATA PENGANTAR ……….. v

DAFTAR ISI ………. vii

DAFTAR TABEL ……… ix

DAFTAR GAMBAR ……… x

DAFTAR LAMPIRAN ……… xi

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang Penelitian………. 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian………. 4

C. Batasan Masalah Penelitian……….. 4

D. Rumusan Masalah Penelitian……… 4

E. Tujuan Penelitian……….. 4

F. Manfaat Penelitian……….... 5

BAB II PENGETAHUAN SISWA TENTANG ROKOK UNTUK MENGETAHUI PEMAHAMAN KATEGORI PEROKOK, KOMPONEN DALAM ROKOK, DAN BAHAYA ROKOK ……… 6

A. Pengetahuan……….. 6

(9)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Rokok……… 18

D. Kerangka Teori………. 32

BAB III METODE PENELITIAN ……… 33

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ..……….. 33

B. Desain Penelitian…..………. 34

C. Metode Penelitian….………. 35

D. Definisi Operasional.………. 35

E. Instrument Penelitian ..………... 36

F. Pengumpulan Data………..………... 37

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian……… 38

H. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ……… 39

I. Etika Penelitian ………. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 43

A. Hasil Penelitian ………. 43

B. Pembahasan ………... 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………. 47

A. Simpulan ……… 47

B. Saran ……….. 47

DAFTAR PUSTAKA ……….. 49

(10)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL Tabel 3.3 Definisi Operasional Hal.36

Tabel 4.1 Umur Responden Hal.43

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden Hal.43

(11)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Teori Hal.32

Gambar 3.1. Desain Penelitian Hal.34

(12)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner

Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Jawaban Kuesioner

Lampiran 4 Surat Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 5 Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 6 Surat Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 7 Surat Balasan Perizinan Studi Pendahuluan

Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 9 Surat Balasan Perizinan Penelitian

Lampiran 10 Data Hasil Penelitian Kuesioner

Lampiran 11 Frekuensi Hasil Penelitian

Lampiran 12 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

(13)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran panjang sekitar 70-120

mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi

daun-daun tembakau yang telah dicacah (Elizabeth, 2010).Rokok dibakar pada

salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat

mulut pada ujung lain (Yudistira, 2008).

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali ditemui orang merokok

dimana-mana, baik di kantor, di pasar ataupun di tempat lainnya, dikalangan rumah

tangga sendiri atau bahkan di sekolah, namun kebiasaan merokok di negeri ini

tetap tidak bisa dihilangkan, bahkan semakin meningkat. Betapa merokok

merupakan bagian hidup masyarakat. Diperkirakan sejumlah 1,1 miliar

perokok dunia berumur 15 tahun ke atas, sepertiga total penduduk dunia. 800

juta perokok berada di negara-negara sedang berkembang, didominasi oleh

kaum lelaki dan terutama Asia (Bustan, 2007). Berdasarkan hasil laporan

WHO (World Health Organization) yang dikutip oleh Nusantaraku(2009)

jumlah perokok di dunia tahun 2008 berkisar 1,35 miliar orang.

Data WHO tahun 2008 menunjukkan, jumlah perokok di Indonesia

berkisar 65 juta orang. Dari jumlah tersebut, Indonesia dinobatkan oleh

WHO sebagai negara dengan konsumsi rokok terbesar nomor 3 setelah India

dan China (Nusantaraku, 2009).

Berdasarkan survei yang dilakukan Global Youth Tobacco Survey (GYTS)

2009 menunjukkan, 20,3% anak sekolah 13-15 tahun merokok. Perokok

pemula usia 10-14 tahun naik dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir, yakni

dari 9,5% pada tahun 2001 menjadi 17,5% pada tahun 2010.Karakteristik

remaja yang erat dengan keinginan adanya kebebasan, independensi dan

(14)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memunculkan slogan-slogan promosi yang mudah tertangkap mata dan telinga

serta menantang (Al-Mukaffi, 2009).

Riset yang dilakukan Dinas Kesehatan Jawa Barat pada tahun 2007

menyebutkan kebiasaan merokok di Jawa Barat rata-rata didominasi sejak usia

remaja 15-19 tahun, presentasinya mencapai 50,4 persen. Disusul kelompok

usia 20-24 tahun, sekitar 24,7 persen (Dinas Kesehatan Jawa Barat,2007).

Implikasi keperawatan diharapkan dapat memicu atau memotivasi perawat

sebagai tenaga kesehatan untuk berperan penting dalam tingkat kesehatan

masyarakat, dalam hal ini siswa SMA BPI 2 Bandung. Pengetahuan kesehatan

adalah salah satu cara untuk mengetahui pengetahuan seseorang terhadap

suatu yang spesifik dari suatu materi yang sudah dipelajari sebelumnya

terutama dalam bidang kesehatan yang bertujuan untuk memberi informasi

dalam rangka merubah perilaku individu atau masyarakat ke arah perilaku

hidup sehat.

Di Indonesia hasil pengukuran tingkat kesegaran jasmani yang dilakukan

oleh pusat kesegaran jasmani di 22 provinsi pada tahun 2005 terhadap 7685

orang pelajar dan mahasiswa, hasilnya adalah 38,4% mempunyai tingkat

kesegaran jasmani kurang dan kurang sekali, 9,53% baik dan baik sekali,

sedangkan sisanya dinyatakan sedang. Dari data tersebut bahwa adanya

penurunan peran aktif dalam berolahraga kurang, sehingga remaja yang

mengkonsumsi rokok, porsi olahraganya harus lebih tinggi karena tentu saja

dengan merokok kadar toksik dalam tubuh lebih tinggi dan harus lebih banyak

olahraga untuk mengeluarkan toksik tersebut dan menghindarkan diri dari

bahaya rokok (Susilowati,2007).

Sebagian besar orang bisa meninggal dikarenakan mengkonsumsi rokok

dengan berlebih. Awalnya memang tidak terasa sakit, tetapi semakin lama

seseorang mengkonsumsi rokok, maka akan banyak timbul berbagai penyakit

dalam tubuhnya. Sebagian besar penyakit yang akan diderita oleh remajayang

merokok adalah penyakit yang umumnya tidak dapat disembuhkan sehingga

(15)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkurangnya usia tulang. Apabila rokok dikonsumsi sejak usia dini akan

berpengaruh terhadap fungsi otaknya, jika remaja perokok terus-menerus

menghisap rokok, maka akan terjadi penumpukan nikotin di otak.

(Abdullah,2010).

Pada studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMA BPI 2 Bandung

didapatkan data yaitu Sekolah SMA BPI 2 terletak di pinggir jalan raya

dengan akses transportasi yang memadai, terdiri dari 13 kelas dari kelas I

sampai dengan kelas III. Jumlah pelajar kelas I sebanyak 138 orang, kelas II

sebanyak 85 orang, dan kelas III sebanyak 150 orang. Tahun 2013

berdasarkan data dari bidang bimbingan dan konseling didapatkan siswa yang

ketahuan merokok di sekitar lingkungan sekolah sebanyak 19 siswa dengan

jumlah kelas I sebanyak 2 orang, kelas II sebanyak 12 orang dan sisanya kelas

III sebanyak 5 orang. Pada 10 siswa yang berhasil di wawancarai 8 orang

mengatakan hanya tahu sedikit mengenai rokok dan 2 orang mengatakan tidak

terlalu mengerti tentang rokok. Selain itu terdapat 2 fasilitas (toko) yang

berada diluar sekolah tepat diseberang jalan dan samping sekolah. Toko ini

menyediakan dan menjual rokok secara bebas meskipun memakai seragam

sekolah.

Remaja merupakan calon generasi penerus bangsa, jika sedari jenjang

pendidikan telah terpapar dengan kebiasaan merokok yang akan menggiring

mereka kepada berbagai penyakit seperti yang telah disebutkan diatas. Bukan

tidak mungkin kebiasaan buruk yang sering kurang mendapat perhatian ini

dapat menjadikan bangsa Indonesia loose generation. Hal inilah yang

mendorong dilakukannya penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan Siswa

Kelas II SMA Tentang Rokok”. Adapun peneliti hanya mengambil kelas II

dengan alasan berdasarkan data pada studi pendahuluan tampak kelas II

memiliki jumlah siswa merokok lebih banyak dibandingkan kelas I dan kelas

III. Adapun lokasi penelitian diambil di SMA BPI 2 Bandung dengan alasan

tampak di SMA BPI 2mempunyai banyak fasilitas yang yang memungkinkan

(16)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bidang ilmu khususnya tentang kesehatan baik melalui buku, majalah, surat

kabar, internet, maupun media lainnya, serta jumlah siswa yang merokok di

sekolah lebih banyak, selain itu letak sekolah yang lebih dekat dengan pusat

keramaian, dan memiliki banyak kantin dekat sekolah.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini

dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Adanya peningkatan penyakit di usia remaja yaitu kanker paru,

berkurangnya usia tulang serta berpengaruh terhadap fungsi otak.

2. Semakin meningkatnya perokok pemula usia 10-14 tahun naik dua kali

lipat dalam 10 tahun terakhir, yakni dari 9,5% pada tahun 2001 menjadi

17,5% pada tahun 2010.

3. Adanya penurunan peran aktif remaja dalam berolahraga terutama bagi

remaja yang merokok.

4. Kebiasaan merokok didominasi sejak usia remaja 15-19 tahun.

5. Kurangnya pengetahuan remaja tentang rokok.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada masalah kurangnya pengetahuan remaja

tentang rokok, yang selanjutnya difokuskan pada pengetahuan kelas II SMA

tentang rokok.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengangkat rumusan

masalah “Bagaimana Gambaran Pengetahuan Siswa Kelas II SMA Tentang

Rokok Di SMA BPI 2 Bandung ?”

(17)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswa kelas II SMA tentang

rokok di SMA BPI 2 Bandung.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis

a. Bagi SMA BPI 2

Sebagai bahan masukan/informasi bagi pihak sekolah agar lebih

mengontrol siswa agar tidak merokok dan mempertegas aturan

merokok bagi siswa dan lebih mengaktifkan kegiatan bimbingan dan

konseling.

b. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa

mengenai gambaran pengetahuan rokok, agar siswa semakin mantap

untuk menghindari rokok, dan setidaknya siswa yang sudah terbiasa

merokok harap mengurangi konsumsi rokok, dan yang tidak merokok

diharapkan tidak sampai merokok bahkan mencoba.

2. Manfaat Akademis

a. Pendidikan Keperawatan

Sebagai dokumen dan bahan bacaan untuk menambah pengetahuan

bagi mahasiswa di Program Studi D-3 Keperawatan UPI mengenai

gambaran pengetahuansiswa kelas II SMA tentang rokoksehingga

dapat menjadi langkah awal bagi perawat untuk merencanakan

pemberian pendidikan dan penyuluhan tentang rokok, juga sebagai

tindakan preventif dan promotif untuk mencegah dampak negatif yang

ditimbulkan dari perilaku merokok.

b. Penelitian Selanjutnya

Diharapkan dapat menjadi dasar dalam penelitian selanjutnya dengan

menggunakan desain penelitian yang lebih baik yang berkaitan dengan

rokok dengan memperluas variabel, serta dapat menjadi bahan acuan

(18)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

(19)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi adalah tempat atau lokasi yang digunakan untuk pengambilan

kasus atau observasi (Notoatmodjo,2010). Lokasi penelitian

dilaksanakan di SMA BPI 2 Bandung yang bertempat di jalan

Burangrang No.8 Bandung 40262 – Indonesia.

2. Subjek Penelitian

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,2010).

Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh siswa

kelas II SMA BPI 2 Bandung sebanyak 85 siswa.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(Hidayat,2009).

Besar sampel menurut Arikunto (2010), jika populasi kurang dari

100 lebih baik di ambil semua, jika populasi lebih dari 100 dapat

diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Dalam penelitian

ini, karena populasinya berjumlah 85 subjek dan diambil

seluruhnya, maka penelitian ini merupakan penelitian total

sampling. Total sampling yaitu teknik pengambilan sample jika

jumlah populasi dijadikan sampel dalam penelitian (Arikunto,

2010).

Kriteria responden yang yang layak untuk diteliti :

(20)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat

dimasukkan atau layak untuk diteliti.Kriteria inklusi dari

penelitian ini adalah :

1) Siswa/i berusia 16-18 tahun

2) Siswa yang hadir pada saat pengisian kuesioner

3) Bersedia berpartisipasi menjadi responden

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun

sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap

pertanyaan penelitian. Desain penelitian mengacu pada jenis

penelitianyang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian, serta berperan

sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan tersebut. Desain

penelitian membantu peneliti untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan

penelitian dengan sahih, objektif, akurat serta hemat (Setiadi, 2007).

Desain penelitian yang digunakan merupakan penelitian

deskriptifmelalui metode ini peneliti ingin mengidentifikasi gambaran

pengetahuan siswa kelas II di SMA BPI 2 Bandung.

Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah, sebagai berikut :

Pengetahuan remaja

tentang rokok

Baik jika jawaban benar

(76%-100%)

Cukup jika jawaban benar

(56%-75%)

Kurang jika jawaban benar

(21)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Desain Penelitian

C. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan penulis dalam membuat

penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Deskriptif kuantitatif adalah

penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau

deskripsi suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk

memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada

situasi sekarang atau yang sedang terjadi (Notoatmodjo,2010). Kuantitatif

adalah data yang berbentuk angka atau data yang diangkakan

(Sugiyono,2011).

D. Definisi Operasional

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel yang

diteliti, variabel tersebut perlu diberi batasan atau definisi operasional.

Definisi operasional bermanfaat untuk mengarahkan pengukuran atau

pengamatan terhadap variabel yang bersangkutan serta pengembangan

instrument atau alat ukur (Notoatmodjo,2010). Yang dimaksud dengan

pengetahuan siswa tentang rokok adalah gambaran pengetahuan siswa

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan rokok meliputi kategori perokok,

(22)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3 Definisi Operasional

Variabel Indikator Skala Kategori

Variabel tunggal : Segala sesuatu Ordinal a. Baik jika Pengetahuan yang diketahui jawaban benar Siswa tentang siswa tentang (76%-100%) Rokok rokok antara lain : b. Cukup jika

a. Kategori perokok jawaban benar

b. Komponen rokok (56%-75%)

c. Bahaya rokok c. Kurang jika

jawaban benar

(<55%)

(Arikunto,2006)

E. Instrument Penelitian

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner. Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner

dengan beberapa pertanyaan (Hidayat,2009). Alat ukur ini digunakan bila

responden jumlahnya besar dan tidak buta huruf. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan kuesioner tertutup. Kuesioner ini telah dibuat oleh

peneliti sebelumnya yaitu Mustikawati (2010) yang telah melalui uji

validitas dan reabilitas data.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indek yang menunjukkan alat ukur itu

(23)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kuesioner yang kita susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak

kita ukur, maka perlu di uji dengan korelasi anata skor (nilai) tiap-tiap

item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner tersebut. Pada penelitian

ini uji validitas dilkukan dengan menggunakan korelasi product

moment dengan menilai corrected item total correlation. Nilai r

dikatakan valid nilai r hitung lebih besar dari r tabel, dengan

menggunakan jumlah sebanyak 20 responden didapat nilai r tabel yaitu

0,444. Pada penelitian ini uji validitas dilakukan di SLTPN 1

Parongpong dan didapatkan 1 item pertanyaan tidak valid yaitu

pertanyaan nomor 24 dengan nilai 0,429 sehingga pertanyaan nomor

24 dieliminasi dan digunakan jumlah pertanyaan sebanyak 24

pertanyaan untuk penelitian (Nugroho,2008).

2. Uji Reabilitas

Reliabilitas adalah indek yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau

tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap

gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pada uji

reabilitas menggunakan alpha crombach.Instrument dikatakan reliabel

jika > 0,60 (Nugroho, 2008). Pada penelitian ini reliabilitas dilakukan

di SLTPN 1 Parongpong dengan jumlah sampel 20 orang dan di dapat

nilai alpha 0,970.

F. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner

tertutup kepada responden dengan memilih alternatif jawaban yang

disediakan. Data diperoleh dari data primer yaitu data yang diperoleh

secara langsung dari objek penelitian oleh peneliti, sehingga diperoleh

(24)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan data primer yang diperoleh melalui pengisian kuesioner

oleh responden tentang rokok.

Pengambilan data dilakukan setelah siswa diberi penjelasan

terlebih dahulu mengenai tujuan dan tata kerja penelitian serta bersedia

untuk dijadikan sampel penelitian. Siswa kemudian diminta untuk mengisi

dengan lengkap kuesioner yang telah disediakan. Selama pengambilan

data, peneliti mendampingi siswa agar dapat memberikan penjelasan

terhadap pertanyaan yang tidak dimengerti oleh siswa. Peneliti kemudian

memeriksa kembali kelengkapan jawaban dari kuesioner yang telah diisi.

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah – langkah penelitian berguna untuk mempermudah dalam

menyelesaikan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Menentukan masalah, rumusan masalah, studi kepustakaan, studi

pendahuluan, penyusunan proposal penelitian dan instrumen, mengajukan

proposal pada dosen pembimbing, serta permohonan izin penelitiankepada

pihak-pihak yang terkait dan izin pengambilan data kepada kepala sekolah

BPI 2 Bandung.

2. Pelaksanaan Penelitian

Kontrak waktu dengan para responden, menjelaskan maksud dan tujuan

diadakannya penelitian, izin persetujuan penelitian dari para responden,

pembagian kuesioner, pengumpulan kuesioner, dan pengecekan

kelengkapan lembar jawaban responden.

3. Pengolahan dan Analisa Data

a. Pengolahan data hasil kuesioner.

b. Menganalisis data.

c. Membuat kesimpulan.

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif

(25)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Hidayat, 2009). Selain itu, penelitian ini menggunakan bantuan komputer

program SPSS 16.0.

Adapun langkah-langkah/prosedur penelitian digambarkan dengan

skema pada gambar berikut ini :

Gambar 3.2.Skema Prosedur Penelitian

Sumber : Arikunto (2010)

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Menurut Hidayat (2009), dalam proses pengolahan data terdapat

langkah-langkah yang harus ditempuh diantaranya : Menentukan subjek penelitian

(Siswa Kelas II SMA)

Menentukan variabel penelitian (Gambaran Pengetahuan)

Melakukan pengukuran

Menggambarkan pengetahuan:  Baik

 Cukup  Kurang

Analisis dan Pengolahan data

(26)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Editing

Pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan terhadap data-data

yang ada, terutama dalam kelengkapan data yang dikumpulkan.

Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dan kejelasan

jawaban dan penyesuaian data yang diperoleh dengan kebutuhan

penelitian. Hal ini dilakukan di lapangan sehingga sehingga apabila

terdapat data yang meragukan atau ataupun salah maka akan

dijelaskan lagi ke responden.

b. Coding

Mengkonversi (menerjemahkan) jawaban-jawaban yang terkumpul

dari responden ke dalam kategori-kategori dengan cara memberi

kode/tanda berbentuk angka pada masing-masing jawaban

sehingga lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan untuk keperluan

analisis yaitu skala penilaian 1 untuk jawaban yang benar dan 0

untuk jawaban yang salah. Hasil kemudian dikategorikan

berdasarkan Arikunto (2006), baik apabila persentase 76%-100%

dari hasil skor, cukup 56%-75% dari hasil skor, kurang apabila

<55% dari hasil skor.

c. Entri data

Memasukkan data dengan bantuan perangkat lunak komputer

sesuai dengan kodifikasi yang telah dibuat, sesuai dengan jawaban

masing-masing pertanyaan (Notoatmodjo,2010).

d. Melakukan teknis analisis

Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian

angka menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan

dengan tujuan yang hendak dianalisis.

2. Analisis data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

univariat yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

(27)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara diskriptif ini nantinya menghasilkan distribusidan persentase

dari setiap variabel, dan disajikan dalam bentuk narasi,tabeldan

diagram. Untuk mengetahui pengetahuan siswa kelas II SMA tentang

rokok diperoleh dari wawancara dengan alat bantu kuesioner. Setiap

jawaban yang benar diberi nilai 1, dan jawaban yang salah diberi nilai

0.

Rumus yang dipakai untuk menghitung persentaseadalah sebagai

berikut :

keterangan :

x = hasil persentase

f = hasil pencapaian/jumlah jawaban yang benar

n = hasil pencapaian maksimal/jumlah total pertanyaan

100% = bilangan konstanta tetap

Selanjutnya hasil perhitungan yang diperoleh dikategorikan kedalam

tiga kategori yaitu:

1). Baik : jika 76%-100% jawaban benar.

2). Cukup : jika 56%-75% jawaban benar.

3). Kurang : jika < 55% jawaban benar.

(Arikunto, 2006)

I. Etika Penelitian

Peneliti menjamin hak-hak responden dengan cara menjamin

kerahasiaan, identitas responden, memberikan hak kepada responden x= f x 100%

(28)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk menolak dan memberikan informed consent kepada responden

(Hamid, 2008).

1. Informed Consent

Lembar persetujuan (Informed Consent) penelitian diberikan kepada

responden dengan tujuan agar subjek mengetahui maksud dan tujuan

peneliti.Jika subjek tidak bersedia untuk diteliti maka peneliti tidak

memaksa dan tetap menghormati haknya dengan tidak memasukkan

responden dalam penelitian. Peneliti memberikan penjelasan pada

responden tentang manfaat penelitian dan semua responden bersedia

untuk berperan serta untuk ikut dalam penelitian.

2. Anonimity (Tanpa nama)

Untuk mejaga kerahasiaan identitas responden maka peneliti tidak

mencantumkan nama responden pada kuesioner.

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh

peneliti dengan tidak memberikan informasi hasil penelitian selain

(29)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan Siswa

Kelas II SMA Tentang Rokok di SMA BPI 2 Bandung” dapat

disimpulkan bahwa sebagian responden berpengetahuan cukup 42

orang (49,2%), namun masih ditemukan sebagian kecil responden

berpengetahuan kurang 8 orang (9,4%).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka saran-saran yang diajukan

yaitu :

1. Secara Praktis a. Bagi SMA BPI 2

Sebagai bahan masukan/informasi bagi pihak sekolah agar lebih mengontrol siswa agar tidak merokok dan mempertegas aturan merokok bagi siswa dan lebih mengaktifkan kegiatan bimbingan dan konseling.

b. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa mengenai gambaran pengetahuan rokok, agar siswa semakin mantap untuk menghindari rokok, dan setidaknya siswa yang sudah terbiasa merokok harap mengurangi konsumsi rokok, dan yang tidak merokok diharapkan tidak sampai merokok bahkan mencoba.

2. Secara Akademis

a. Pendidikan Keperawatan

Sebagai dokumen dan bahan bacaan untuk menambah

pengetahuan bagi mahasiswa di Program Studi D-III

(30)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

II SMA tentang rokok sehingga dapat menjadi langkah awal

bagi perawat untuk merencanakan pemberian pendidikan dan

penyuluhan tentang rokok, juga sebagai tindakan preventif dan

promotif untuk mencegah dampak negatif yang ditimbulkan

dari perilaku merokok.

Dengan kondisi tersebut diharapkan dapat memberikan

pendidikan kesehatan dapat menggunakan pendekatan yang

efektif dengan media yang mendukung seperti poster, leaflet,

dan stiker tentang rokok.

b. Penelitian Selanjutnya

Diharapkan dapat menjadi dasar dalam penelitian selanjutnya

dengan menggunakan desain penelitian yang lebih baik yang

berkaitan dengan rokok dengan memperluas variabel, serta

(31)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A.H. (2010). Nikotin Beku dalam Otak Perokok.[Online].Tersedia di:

http://inijalanku.wordpress.com/parti2/nikotin.terkumpul-dalam-otak-perokok.Diakses 14 Maret 2014.

Al-Mukaffi, Abduraman.(2009). Pacaran Dalam Kacamata Islam.Jakarta: Media Dakwah.

Arikunto, S. (2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Ariyadin. (2007). Rokok Anda : Relakah Mati Demi Sebatang Rokok ?. Yogyakarta: Manyar Media.

Asrofuddin.(2010). Pendidikan Sebagai Wadah Kemajuan

Bangsa.[Online].Tersedia di: http://www.canboyz.co.cc./2010/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuan.html.Diakses 19 Maret 2014.

Astanti.(2006). Rokok dan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta.

Atkinson, R. (2008). Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga.

Bangun, A.P. (2008). Sikap Bijak Bagi Perokok. Jakarta:Bentera Cipta.

Bustan, M.N. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.

Caldwell. (2009). Berhenti Merokok. Yogyakarta: Pustaka Populer.

Dariyo, A. (2007). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Depkes RI. (2008). SUSENAS 2001.[Online]. Tersedia di: http://www.Detik.comDiakses 28 April 2014.

Dinas Kesehatan Jawa Barat. (2007). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.[Online].Tersedia di: http://diskes.jabarprov.go.id.Diakses 15 Maret 2014.

Ellizabet, L.A. (2010). Stop Merokok. Yogyakarta: Pustaka Populer.

(32)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hidayat, A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Indonesia GYTS.(2009). Rokok dan Prevalensi Merokok.[Online].Tersedia di:

http://www.ind.searo.who.int/LinkFiles/TobaccoInitiativeBab1-RokokdanPrevalensi Merokok.doc.doc. Diakses 15 Maret 2014.

Juanita. (2006). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok.(Skripsi). Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Kohlbreg, Lawrence. (1995) dalam Wong, Donna L. (2009).Buku Ajar Keperawatan Pediatric. Jakarta: EGC.

Khairani, M. (2012).Tingkat Pengetahuan Siswa SMA dan Remaja Putus Sekolah Terhadap Bahaya Rokok.(KTI). Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Mustikawati, T. (2010).Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Rokok Di Sekolah Lanjutan Tingkat Perama Negeri 1 Cisarua

KabupatenBandung.(KTI). Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani, Cimahi.

Notoatmodjo, S. (2007).Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nusantaraku.(2009). Prevalensi Perokok Dunia.[Online].Tersedia di: http://Perokok Indonesia Peringkat 3 di Dunia - Hidayatullah.com.htm. Diakses 15 Maret 2014.

Panjaitan, Yudhistira. (2008). Bahaya Rokok Terhadap Tubuh.[Online].Tersedia di: http://blogspot.satuan-acara-penyuluhan-19.html. Diakses 15 Maret 2014.

Piaget. (1969) dalam Wong, Donna L. (2009).Buku Ajar Keperawatan Pediatric. Jakarta: EGC.

Susanti, R. & Indriyati.(2006). Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Siswa SLTP 1 Petang Jogyakarta Terhadap Kebiasaan Merokok.(Tesis). Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Gajah mada.

Riwidikdo, H. (2007). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

(33)

Herdawati, Dwi. 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sarafino, E.P. (2006). Health Psychology: Biopsychosocial Interaction. USA: Fifth Edition

Sarwono, S.W. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Setiadi.(2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Shamsuddin, BT. N. (2011). Tingkat Pengetahuan Siswa SMA Dharma Pancasila Tentang Perokok Pasif.(KTI).Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sugiyono.(2011). Stastika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suheni, Yuliana. (2007). Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Hipertensi pada Laki-Laki Usia 40 Tahun ke Atas di Badan Rumah Sakit Daerah Cepu. Fakultas Ilmu Keolahragaan Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Susilowati.(2007). Faktor-Faktor Resiko yang Berpengaruh Terhadap Kesegaran Jasmani Polisi Lalu Lintas di Kota Semarang.(Tesis). Magister Epidemiologi, Program Pascasarjana Diponegoro, Semarang.

Suyanto, D. (2009). Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut.Subdit Gizi Klinis-Direktorat Gizi Masyarakat Depkes RI.[Online].Tersedia di: http://www.gizi.net. Diakses 19 Maret 2014.

Taylor, S.E. (2009). Psikologi Sosial.Jakarta: Kencana Predana Media.

Trim, B. (2006). Merokok Itu Konyol. Jakarta: Ganeca Exact.

Widiawati, W. (2012).Tingkat Pengetahuan Siswa SMP Kelas VIII Tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Di SMP Negeri 7 Wonogiri.(KTI). Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada, Surakarta.

Gambar

Tabel 3.3 Definisi Operasional
Gambar 3.2.Skema Prosedur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

 Siswa dapat menyalin huruf, kata, dan kalimat dari buku atau papan tulis dengan benar.  Siswa dapat melengkapi kalimat yang

Kata pemajemukan dalam bahasa Thai adalah kata yang terdiri dari dua suku. kata atau lebih, bila disatukan akan memiliki satuan makna

[r]

Penerapan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Learning Vector Quantization (lvq) Untuk Pengenalan Wajah Dengan Citra Wajah Gaussian Blur.. Universitas Pendidikan Indonesia

IPv6 Tunnel Broker merupakan salah satu mekanisme transisi dari IPv4 ke IPv6 dengan cara menyediakan konfigurasi secara otomatis untuk melakukan Tunneling IPv6

SEBAGAI PENUTUP SEGENAP NABI DAN

Wundulako, dengan ini Panitia Pengadaan Barang/Jasa Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Kolaka mengundang saudara untuk mengikuti

Universitas Kristen Maranatha Tionghoa mempersepsi bahwa budaya Sunda lebih sesuai dengan dirinya daripada budaya Tionghoa yang ada dalam dirinya maka kemungkinan besar mahasiswa