Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan Program Studi D-III Keperawatan
Oleh
Dwi Herdawati NIM 1105646
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Oleh Dwi Herdawati
Sebuah karya tulis ilmiah yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan Program Studi D-III Keperawatan
pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
©Dwi Herdawati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Karya Tulis Ilmiah ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lain tanpa izin dari penulis.
Halaman Pengesahan
DWI HERDAWATI
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK
DI SMA BPI 2 BANDUNG
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Upik Rahmi,M.Kep
Pembimbing II
Iman Imanudin S.Pd,M.Pd
NIP 197508103001121001
Mengetahui
Ketua Prodi Keperawatan
Iman Imanudin S.Pd,M.Pd
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Halaman pengesahan
DWI HERDAWATI
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK
DI SMA BPI 2 BANDUNG
disetujui dan disahkan oleh penguji :
Penguji I
Suci Tuty Putri, S.Kep.,Ners.,M.Kep
NIP 198406042012122001
Penguji II
Upik Rahmi,M.Kep
Penguji III
Iman Imanudin S.Pd,M.Pd
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Rokok sudah menjadi kebiasaan di kalangan penduduk di Indonesia, termasuklah anak SMA. Pengetahuan yang kurang terhadap rokok pada usia mereka yang mendominasi banyaknya remaja yang telah berperilaku merokok. Pada studi pendahuluan berdasarkan data dari bidang bimbingan dan konseling didapatkan siswa yang ketahuan merokok di sekitar lingkungan sekolah sebanyak 19 siswa dengan jumlah kelas I sebanyak 2 orang, kelas II sebanyak 12 orang dan sisanya kelas III sebanyak 5 orang. Pada 10 siswa yang berhasil diwawancarai 8 orang mengatakan hanya tahu sedikit mengenai rokok dan 2 orang mengatakan tidak terlalu mengerti tentang rokok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Siswa Kelas II SMA Tentang Rokok Di SMA BPI 2 Bandung. Metodologi yang digunakan yaitu metode deskriptif. Populasi penelitian siswa kelas II SMA di SMA BPI 2 Bandung berjumlah 85 siswa, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Alat pengumpul data adalah kuesioner tertutup. Dari penelitian tersebut didapat hasil bahwa sebagian responden berpengetahuan baik 35 orang (41,2%), sebagian besar responden berpengetahuan cukup 42 orang (49,2%), dan sebagian kecil responden berpengetahuan kurang 8 orang (9,4%). Dapat disimpulkan bahwa sebagian responden berpengetahuan cukup 42 orang (49,2%). Cukupnya pengetahuan tentang rokok pada seluruh siswa/i kelas II SMA menunjukkan bahwa responden sudah lebih memahami tentang rokok, sehingga pengetahuan remaja yang tinggi tentang kategori perokok, komponen rokok dan bahaya rokok, dapat memudahkan responden mengenali penyakit dan akibat-akibatnya. Saran peneliti perawat dapat merencanakan pemberian pendidikan dan penyuluhan tentang rokok dengan melibatkan pihak sekolah, selain itu perlunya pelarangan dan sangsi bagi perokok di sekolah. Bagi peneliti lain penelitian ini dapat dijadikan data awal dan pendukung untuk pengembangan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja.
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ……….. i
HALAMAN PERNYATAAN ………. iii
ABSTRAK ……… iv
KATA PENGANTAR ……….. v
DAFTAR ISI ………. vii
DAFTAR TABEL ……… ix
DAFTAR GAMBAR ……… x
DAFTAR LAMPIRAN ……… xi
BAB I PENDAHULUAN ……….. 1
A. Latar Belakang Penelitian………. 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian………. 4
C. Batasan Masalah Penelitian……….. 4
D. Rumusan Masalah Penelitian……… 4
E. Tujuan Penelitian……….. 4
F. Manfaat Penelitian……….... 5
BAB II PENGETAHUAN SISWA TENTANG ROKOK UNTUK MENGETAHUI PEMAHAMAN KATEGORI PEROKOK, KOMPONEN DALAM ROKOK, DAN BAHAYA ROKOK ……… 6
A. Pengetahuan……….. 6
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Rokok……… 18
D. Kerangka Teori………. 32
BAB III METODE PENELITIAN ……… 33
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ..……….. 33
B. Desain Penelitian…..………. 34
C. Metode Penelitian….………. 35
D. Definisi Operasional.………. 35
E. Instrument Penelitian ..………... 36
F. Pengumpulan Data………..………... 37
G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian……… 38
H. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ……… 39
I. Etika Penelitian ………. 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 43
A. Hasil Penelitian ………. 43
B. Pembahasan ………... 44
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………. 47
A. Simpulan ……… 47
B. Saran ……….. 47
DAFTAR PUSTAKA ……….. 49
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL Tabel 3.3 Definisi Operasional Hal.36
Tabel 4.1 Umur Responden Hal.43
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden Hal.43
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Teori Hal.32
Gambar 3.1. Desain Penelitian Hal.34
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner
Lampiran 2 Kuesioner
Lampiran 3 Jawaban Kuesioner
Lampiran 4 Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 5 Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 6 Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 7 Surat Balasan Perizinan Studi Pendahuluan
Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 9 Surat Balasan Perizinan Penelitian
Lampiran 10 Data Hasil Penelitian Kuesioner
Lampiran 11 Frekuensi Hasil Penelitian
Lampiran 12 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran panjang sekitar 70-120
mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi
daun-daun tembakau yang telah dicacah (Elizabeth, 2010).Rokok dibakar pada
salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat
mulut pada ujung lain (Yudistira, 2008).
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali ditemui orang merokok
dimana-mana, baik di kantor, di pasar ataupun di tempat lainnya, dikalangan rumah
tangga sendiri atau bahkan di sekolah, namun kebiasaan merokok di negeri ini
tetap tidak bisa dihilangkan, bahkan semakin meningkat. Betapa merokok
merupakan bagian hidup masyarakat. Diperkirakan sejumlah 1,1 miliar
perokok dunia berumur 15 tahun ke atas, sepertiga total penduduk dunia. 800
juta perokok berada di negara-negara sedang berkembang, didominasi oleh
kaum lelaki dan terutama Asia (Bustan, 2007). Berdasarkan hasil laporan
WHO (World Health Organization) yang dikutip oleh Nusantaraku(2009)
jumlah perokok di dunia tahun 2008 berkisar 1,35 miliar orang.
Data WHO tahun 2008 menunjukkan, jumlah perokok di Indonesia
berkisar 65 juta orang. Dari jumlah tersebut, Indonesia dinobatkan oleh
WHO sebagai negara dengan konsumsi rokok terbesar nomor 3 setelah India
dan China (Nusantaraku, 2009).
Berdasarkan survei yang dilakukan Global Youth Tobacco Survey (GYTS)
2009 menunjukkan, 20,3% anak sekolah 13-15 tahun merokok. Perokok
pemula usia 10-14 tahun naik dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir, yakni
dari 9,5% pada tahun 2001 menjadi 17,5% pada tahun 2010.Karakteristik
remaja yang erat dengan keinginan adanya kebebasan, independensi dan
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memunculkan slogan-slogan promosi yang mudah tertangkap mata dan telinga
serta menantang (Al-Mukaffi, 2009).
Riset yang dilakukan Dinas Kesehatan Jawa Barat pada tahun 2007
menyebutkan kebiasaan merokok di Jawa Barat rata-rata didominasi sejak usia
remaja 15-19 tahun, presentasinya mencapai 50,4 persen. Disusul kelompok
usia 20-24 tahun, sekitar 24,7 persen (Dinas Kesehatan Jawa Barat,2007).
Implikasi keperawatan diharapkan dapat memicu atau memotivasi perawat
sebagai tenaga kesehatan untuk berperan penting dalam tingkat kesehatan
masyarakat, dalam hal ini siswa SMA BPI 2 Bandung. Pengetahuan kesehatan
adalah salah satu cara untuk mengetahui pengetahuan seseorang terhadap
suatu yang spesifik dari suatu materi yang sudah dipelajari sebelumnya
terutama dalam bidang kesehatan yang bertujuan untuk memberi informasi
dalam rangka merubah perilaku individu atau masyarakat ke arah perilaku
hidup sehat.
Di Indonesia hasil pengukuran tingkat kesegaran jasmani yang dilakukan
oleh pusat kesegaran jasmani di 22 provinsi pada tahun 2005 terhadap 7685
orang pelajar dan mahasiswa, hasilnya adalah 38,4% mempunyai tingkat
kesegaran jasmani kurang dan kurang sekali, 9,53% baik dan baik sekali,
sedangkan sisanya dinyatakan sedang. Dari data tersebut bahwa adanya
penurunan peran aktif dalam berolahraga kurang, sehingga remaja yang
mengkonsumsi rokok, porsi olahraganya harus lebih tinggi karena tentu saja
dengan merokok kadar toksik dalam tubuh lebih tinggi dan harus lebih banyak
olahraga untuk mengeluarkan toksik tersebut dan menghindarkan diri dari
bahaya rokok (Susilowati,2007).
Sebagian besar orang bisa meninggal dikarenakan mengkonsumsi rokok
dengan berlebih. Awalnya memang tidak terasa sakit, tetapi semakin lama
seseorang mengkonsumsi rokok, maka akan banyak timbul berbagai penyakit
dalam tubuhnya. Sebagian besar penyakit yang akan diderita oleh remajayang
merokok adalah penyakit yang umumnya tidak dapat disembuhkan sehingga
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berkurangnya usia tulang. Apabila rokok dikonsumsi sejak usia dini akan
berpengaruh terhadap fungsi otaknya, jika remaja perokok terus-menerus
menghisap rokok, maka akan terjadi penumpukan nikotin di otak.
(Abdullah,2010).
Pada studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMA BPI 2 Bandung
didapatkan data yaitu Sekolah SMA BPI 2 terletak di pinggir jalan raya
dengan akses transportasi yang memadai, terdiri dari 13 kelas dari kelas I
sampai dengan kelas III. Jumlah pelajar kelas I sebanyak 138 orang, kelas II
sebanyak 85 orang, dan kelas III sebanyak 150 orang. Tahun 2013
berdasarkan data dari bidang bimbingan dan konseling didapatkan siswa yang
ketahuan merokok di sekitar lingkungan sekolah sebanyak 19 siswa dengan
jumlah kelas I sebanyak 2 orang, kelas II sebanyak 12 orang dan sisanya kelas
III sebanyak 5 orang. Pada 10 siswa yang berhasil di wawancarai 8 orang
mengatakan hanya tahu sedikit mengenai rokok dan 2 orang mengatakan tidak
terlalu mengerti tentang rokok. Selain itu terdapat 2 fasilitas (toko) yang
berada diluar sekolah tepat diseberang jalan dan samping sekolah. Toko ini
menyediakan dan menjual rokok secara bebas meskipun memakai seragam
sekolah.
Remaja merupakan calon generasi penerus bangsa, jika sedari jenjang
pendidikan telah terpapar dengan kebiasaan merokok yang akan menggiring
mereka kepada berbagai penyakit seperti yang telah disebutkan diatas. Bukan
tidak mungkin kebiasaan buruk yang sering kurang mendapat perhatian ini
dapat menjadikan bangsa Indonesia loose generation. Hal inilah yang
mendorong dilakukannya penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan Siswa
Kelas II SMA Tentang Rokok”. Adapun peneliti hanya mengambil kelas II
dengan alasan berdasarkan data pada studi pendahuluan tampak kelas II
memiliki jumlah siswa merokok lebih banyak dibandingkan kelas I dan kelas
III. Adapun lokasi penelitian diambil di SMA BPI 2 Bandung dengan alasan
tampak di SMA BPI 2mempunyai banyak fasilitas yang yang memungkinkan
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bidang ilmu khususnya tentang kesehatan baik melalui buku, majalah, surat
kabar, internet, maupun media lainnya, serta jumlah siswa yang merokok di
sekolah lebih banyak, selain itu letak sekolah yang lebih dekat dengan pusat
keramaian, dan memiliki banyak kantin dekat sekolah.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Adanya peningkatan penyakit di usia remaja yaitu kanker paru,
berkurangnya usia tulang serta berpengaruh terhadap fungsi otak.
2. Semakin meningkatnya perokok pemula usia 10-14 tahun naik dua kali
lipat dalam 10 tahun terakhir, yakni dari 9,5% pada tahun 2001 menjadi
17,5% pada tahun 2010.
3. Adanya penurunan peran aktif remaja dalam berolahraga terutama bagi
remaja yang merokok.
4. Kebiasaan merokok didominasi sejak usia remaja 15-19 tahun.
5. Kurangnya pengetahuan remaja tentang rokok.
C. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada masalah kurangnya pengetahuan remaja
tentang rokok, yang selanjutnya difokuskan pada pengetahuan kelas II SMA
tentang rokok.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengangkat rumusan
masalah “Bagaimana Gambaran Pengetahuan Siswa Kelas II SMA Tentang
Rokok Di SMA BPI 2 Bandung ?”
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswa kelas II SMA tentang
rokok di SMA BPI 2 Bandung.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis
a. Bagi SMA BPI 2
Sebagai bahan masukan/informasi bagi pihak sekolah agar lebih
mengontrol siswa agar tidak merokok dan mempertegas aturan
merokok bagi siswa dan lebih mengaktifkan kegiatan bimbingan dan
konseling.
b. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa
mengenai gambaran pengetahuan rokok, agar siswa semakin mantap
untuk menghindari rokok, dan setidaknya siswa yang sudah terbiasa
merokok harap mengurangi konsumsi rokok, dan yang tidak merokok
diharapkan tidak sampai merokok bahkan mencoba.
2. Manfaat Akademis
a. Pendidikan Keperawatan
Sebagai dokumen dan bahan bacaan untuk menambah pengetahuan
bagi mahasiswa di Program Studi D-3 Keperawatan UPI mengenai
gambaran pengetahuansiswa kelas II SMA tentang rokoksehingga
dapat menjadi langkah awal bagi perawat untuk merencanakan
pemberian pendidikan dan penyuluhan tentang rokok, juga sebagai
tindakan preventif dan promotif untuk mencegah dampak negatif yang
ditimbulkan dari perilaku merokok.
b. Penelitian Selanjutnya
Diharapkan dapat menjadi dasar dalam penelitian selanjutnya dengan
menggunakan desain penelitian yang lebih baik yang berkaitan dengan
rokok dengan memperluas variabel, serta dapat menjadi bahan acuan
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi adalah tempat atau lokasi yang digunakan untuk pengambilan
kasus atau observasi (Notoatmodjo,2010). Lokasi penelitian
dilaksanakan di SMA BPI 2 Bandung yang bertempat di jalan
Burangrang No.8 Bandung 40262 – Indonesia.
2. Subjek Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,2010).
Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh siswa
kelas II SMA BPI 2 Bandung sebanyak 85 siswa.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Hidayat,2009).
Besar sampel menurut Arikunto (2010), jika populasi kurang dari
100 lebih baik di ambil semua, jika populasi lebih dari 100 dapat
diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Dalam penelitian
ini, karena populasinya berjumlah 85 subjek dan diambil
seluruhnya, maka penelitian ini merupakan penelitian total
sampling. Total sampling yaitu teknik pengambilan sample jika
jumlah populasi dijadikan sampel dalam penelitian (Arikunto,
2010).
Kriteria responden yang yang layak untuk diteliti :
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat
dimasukkan atau layak untuk diteliti.Kriteria inklusi dari
penelitian ini adalah :
1) Siswa/i berusia 16-18 tahun
2) Siswa yang hadir pada saat pengisian kuesioner
3) Bersedia berpartisipasi menjadi responden
B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun
sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap
pertanyaan penelitian. Desain penelitian mengacu pada jenis
penelitianyang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian, serta berperan
sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan tersebut. Desain
penelitian membantu peneliti untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan
penelitian dengan sahih, objektif, akurat serta hemat (Setiadi, 2007).
Desain penelitian yang digunakan merupakan penelitian
deskriptifmelalui metode ini peneliti ingin mengidentifikasi gambaran
pengetahuan siswa kelas II di SMA BPI 2 Bandung.
Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah, sebagai berikut :
Pengetahuan remaja
tentang rokok
Baik jika jawaban benar
(76%-100%)
Cukup jika jawaban benar
(56%-75%)
Kurang jika jawaban benar
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Desain Penelitian
C. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan penulis dalam membuat
penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Deskriptif kuantitatif adalah
penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau
deskripsi suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk
memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada
situasi sekarang atau yang sedang terjadi (Notoatmodjo,2010). Kuantitatif
adalah data yang berbentuk angka atau data yang diangkakan
(Sugiyono,2011).
D. Definisi Operasional
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel yang
diteliti, variabel tersebut perlu diberi batasan atau definisi operasional.
Definisi operasional bermanfaat untuk mengarahkan pengukuran atau
pengamatan terhadap variabel yang bersangkutan serta pengembangan
instrument atau alat ukur (Notoatmodjo,2010). Yang dimaksud dengan
pengetahuan siswa tentang rokok adalah gambaran pengetahuan siswa
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan rokok meliputi kategori perokok,
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3 Definisi Operasional
Variabel Indikator Skala Kategori
Variabel tunggal : Segala sesuatu Ordinal a. Baik jika Pengetahuan yang diketahui jawaban benar Siswa tentang siswa tentang (76%-100%) Rokok rokok antara lain : b. Cukup jika
a. Kategori perokok jawaban benar
b. Komponen rokok (56%-75%)
c. Bahaya rokok c. Kurang jika
jawaban benar
(<55%)
(Arikunto,2006)
E. Instrument Penelitian
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner
dengan beberapa pertanyaan (Hidayat,2009). Alat ukur ini digunakan bila
responden jumlahnya besar dan tidak buta huruf. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan kuesioner tertutup. Kuesioner ini telah dibuat oleh
peneliti sebelumnya yaitu Mustikawati (2010) yang telah melalui uji
validitas dan reabilitas data.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indek yang menunjukkan alat ukur itu
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kuesioner yang kita susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak
kita ukur, maka perlu di uji dengan korelasi anata skor (nilai) tiap-tiap
item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner tersebut. Pada penelitian
ini uji validitas dilkukan dengan menggunakan korelasi product
moment dengan menilai corrected item total correlation. Nilai r
dikatakan valid nilai r hitung lebih besar dari r tabel, dengan
menggunakan jumlah sebanyak 20 responden didapat nilai r tabel yaitu
0,444. Pada penelitian ini uji validitas dilakukan di SLTPN 1
Parongpong dan didapatkan 1 item pertanyaan tidak valid yaitu
pertanyaan nomor 24 dengan nilai 0,429 sehingga pertanyaan nomor
24 dieliminasi dan digunakan jumlah pertanyaan sebanyak 24
pertanyaan untuk penelitian (Nugroho,2008).
2. Uji Reabilitas
Reliabilitas adalah indek yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau
tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pada uji
reabilitas menggunakan alpha crombach.Instrument dikatakan reliabel
jika > 0,60 (Nugroho, 2008). Pada penelitian ini reliabilitas dilakukan
di SLTPN 1 Parongpong dengan jumlah sampel 20 orang dan di dapat
nilai alpha 0,970.
F. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner
tertutup kepada responden dengan memilih alternatif jawaban yang
disediakan. Data diperoleh dari data primer yaitu data yang diperoleh
secara langsung dari objek penelitian oleh peneliti, sehingga diperoleh
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan data primer yang diperoleh melalui pengisian kuesioner
oleh responden tentang rokok.
Pengambilan data dilakukan setelah siswa diberi penjelasan
terlebih dahulu mengenai tujuan dan tata kerja penelitian serta bersedia
untuk dijadikan sampel penelitian. Siswa kemudian diminta untuk mengisi
dengan lengkap kuesioner yang telah disediakan. Selama pengambilan
data, peneliti mendampingi siswa agar dapat memberikan penjelasan
terhadap pertanyaan yang tidak dimengerti oleh siswa. Peneliti kemudian
memeriksa kembali kelengkapan jawaban dari kuesioner yang telah diisi.
G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Langkah – langkah penelitian berguna untuk mempermudah dalam
menyelesaikan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Menentukan masalah, rumusan masalah, studi kepustakaan, studi
pendahuluan, penyusunan proposal penelitian dan instrumen, mengajukan
proposal pada dosen pembimbing, serta permohonan izin penelitiankepada
pihak-pihak yang terkait dan izin pengambilan data kepada kepala sekolah
BPI 2 Bandung.
2. Pelaksanaan Penelitian
Kontrak waktu dengan para responden, menjelaskan maksud dan tujuan
diadakannya penelitian, izin persetujuan penelitian dari para responden,
pembagian kuesioner, pengumpulan kuesioner, dan pengecekan
kelengkapan lembar jawaban responden.
3. Pengolahan dan Analisa Data
a. Pengolahan data hasil kuesioner.
b. Menganalisis data.
c. Membuat kesimpulan.
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Hidayat, 2009). Selain itu, penelitian ini menggunakan bantuan komputer
program SPSS 16.0.
Adapun langkah-langkah/prosedur penelitian digambarkan dengan
skema pada gambar berikut ini :
Gambar 3.2.Skema Prosedur Penelitian
Sumber : Arikunto (2010)
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Menurut Hidayat (2009), dalam proses pengolahan data terdapat
langkah-langkah yang harus ditempuh diantaranya : Menentukan subjek penelitian
(Siswa Kelas II SMA)
Menentukan variabel penelitian (Gambaran Pengetahuan)
Melakukan pengukuran
Menggambarkan pengetahuan: Baik
Cukup Kurang
Analisis dan Pengolahan data
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Editing
Pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan terhadap data-data
yang ada, terutama dalam kelengkapan data yang dikumpulkan.
Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dan kejelasan
jawaban dan penyesuaian data yang diperoleh dengan kebutuhan
penelitian. Hal ini dilakukan di lapangan sehingga sehingga apabila
terdapat data yang meragukan atau ataupun salah maka akan
dijelaskan lagi ke responden.
b. Coding
Mengkonversi (menerjemahkan) jawaban-jawaban yang terkumpul
dari responden ke dalam kategori-kategori dengan cara memberi
kode/tanda berbentuk angka pada masing-masing jawaban
sehingga lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan untuk keperluan
analisis yaitu skala penilaian 1 untuk jawaban yang benar dan 0
untuk jawaban yang salah. Hasil kemudian dikategorikan
berdasarkan Arikunto (2006), baik apabila persentase 76%-100%
dari hasil skor, cukup 56%-75% dari hasil skor, kurang apabila
<55% dari hasil skor.
c. Entri data
Memasukkan data dengan bantuan perangkat lunak komputer
sesuai dengan kodifikasi yang telah dibuat, sesuai dengan jawaban
masing-masing pertanyaan (Notoatmodjo,2010).
d. Melakukan teknis analisis
Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian
angka menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan
dengan tujuan yang hendak dianalisis.
2. Analisis data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
univariat yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
secara diskriptif ini nantinya menghasilkan distribusidan persentase
dari setiap variabel, dan disajikan dalam bentuk narasi,tabeldan
diagram. Untuk mengetahui pengetahuan siswa kelas II SMA tentang
rokok diperoleh dari wawancara dengan alat bantu kuesioner. Setiap
jawaban yang benar diberi nilai 1, dan jawaban yang salah diberi nilai
0.
Rumus yang dipakai untuk menghitung persentaseadalah sebagai
berikut :
keterangan :
x = hasil persentase
f = hasil pencapaian/jumlah jawaban yang benar
n = hasil pencapaian maksimal/jumlah total pertanyaan
100% = bilangan konstanta tetap
Selanjutnya hasil perhitungan yang diperoleh dikategorikan kedalam
tiga kategori yaitu:
1). Baik : jika 76%-100% jawaban benar.
2). Cukup : jika 56%-75% jawaban benar.
3). Kurang : jika < 55% jawaban benar.
(Arikunto, 2006)
I. Etika Penelitian
Peneliti menjamin hak-hak responden dengan cara menjamin
kerahasiaan, identitas responden, memberikan hak kepada responden x= f x 100%
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk menolak dan memberikan informed consent kepada responden
(Hamid, 2008).
1. Informed Consent
Lembar persetujuan (Informed Consent) penelitian diberikan kepada
responden dengan tujuan agar subjek mengetahui maksud dan tujuan
peneliti.Jika subjek tidak bersedia untuk diteliti maka peneliti tidak
memaksa dan tetap menghormati haknya dengan tidak memasukkan
responden dalam penelitian. Peneliti memberikan penjelasan pada
responden tentang manfaat penelitian dan semua responden bersedia
untuk berperan serta untuk ikut dalam penelitian.
2. Anonimity (Tanpa nama)
Untuk mejaga kerahasiaan identitas responden maka peneliti tidak
mencantumkan nama responden pada kuesioner.
3. Confidentiality
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh
peneliti dengan tidak memberikan informasi hasil penelitian selain
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan Siswa
Kelas II SMA Tentang Rokok di SMA BPI 2 Bandung” dapat
disimpulkan bahwa sebagian responden berpengetahuan cukup 42
orang (49,2%), namun masih ditemukan sebagian kecil responden
berpengetahuan kurang 8 orang (9,4%).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran-saran yang diajukan
yaitu :
1. Secara Praktis a. Bagi SMA BPI 2
Sebagai bahan masukan/informasi bagi pihak sekolah agar lebih mengontrol siswa agar tidak merokok dan mempertegas aturan merokok bagi siswa dan lebih mengaktifkan kegiatan bimbingan dan konseling.
b. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa mengenai gambaran pengetahuan rokok, agar siswa semakin mantap untuk menghindari rokok, dan setidaknya siswa yang sudah terbiasa merokok harap mengurangi konsumsi rokok, dan yang tidak merokok diharapkan tidak sampai merokok bahkan mencoba.
2. Secara Akademis
a. Pendidikan Keperawatan
Sebagai dokumen dan bahan bacaan untuk menambah
pengetahuan bagi mahasiswa di Program Studi D-III
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
II SMA tentang rokok sehingga dapat menjadi langkah awal
bagi perawat untuk merencanakan pemberian pendidikan dan
penyuluhan tentang rokok, juga sebagai tindakan preventif dan
promotif untuk mencegah dampak negatif yang ditimbulkan
dari perilaku merokok.
Dengan kondisi tersebut diharapkan dapat memberikan
pendidikan kesehatan dapat menggunakan pendekatan yang
efektif dengan media yang mendukung seperti poster, leaflet,
dan stiker tentang rokok.
b. Penelitian Selanjutnya
Diharapkan dapat menjadi dasar dalam penelitian selanjutnya
dengan menggunakan desain penelitian yang lebih baik yang
berkaitan dengan rokok dengan memperluas variabel, serta
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, A.H. (2010). Nikotin Beku dalam Otak Perokok.[Online].Tersedia di:
http://inijalanku.wordpress.com/parti2/nikotin.terkumpul-dalam-otak-perokok.Diakses 14 Maret 2014.
Al-Mukaffi, Abduraman.(2009). Pacaran Dalam Kacamata Islam.Jakarta: Media Dakwah.
Arikunto, S. (2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Ariyadin. (2007). Rokok Anda : Relakah Mati Demi Sebatang Rokok ?. Yogyakarta: Manyar Media.
Asrofuddin.(2010). Pendidikan Sebagai Wadah Kemajuan
Bangsa.[Online].Tersedia di: http://www.canboyz.co.cc./2010/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuan.html.Diakses 19 Maret 2014.
Astanti.(2006). Rokok dan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta.
Atkinson, R. (2008). Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga.
Bangun, A.P. (2008). Sikap Bijak Bagi Perokok. Jakarta:Bentera Cipta.
Bustan, M.N. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
Caldwell. (2009). Berhenti Merokok. Yogyakarta: Pustaka Populer.
Dariyo, A. (2007). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Depkes RI. (2008). SUSENAS 2001.[Online]. Tersedia di: http://www.Detik.comDiakses 28 April 2014.
Dinas Kesehatan Jawa Barat. (2007). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.[Online].Tersedia di: http://diskes.jabarprov.go.id.Diakses 15 Maret 2014.
Ellizabet, L.A. (2010). Stop Merokok. Yogyakarta: Pustaka Populer.
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hidayat, A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.
Indonesia GYTS.(2009). Rokok dan Prevalensi Merokok.[Online].Tersedia di:
http://www.ind.searo.who.int/LinkFiles/TobaccoInitiativeBab1-RokokdanPrevalensi Merokok.doc.doc. Diakses 15 Maret 2014.
Juanita. (2006). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok.(Skripsi). Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
Kohlbreg, Lawrence. (1995) dalam Wong, Donna L. (2009).Buku Ajar Keperawatan Pediatric. Jakarta: EGC.
Khairani, M. (2012).Tingkat Pengetahuan Siswa SMA dan Remaja Putus Sekolah Terhadap Bahaya Rokok.(KTI). Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Mustikawati, T. (2010).Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Rokok Di Sekolah Lanjutan Tingkat Perama Negeri 1 Cisarua
KabupatenBandung.(KTI). Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani, Cimahi.
Notoatmodjo, S. (2007).Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nusantaraku.(2009). Prevalensi Perokok Dunia.[Online].Tersedia di: http://Perokok Indonesia Peringkat 3 di Dunia - Hidayatullah.com.htm. Diakses 15 Maret 2014.
Panjaitan, Yudhistira. (2008). Bahaya Rokok Terhadap Tubuh.[Online].Tersedia di: http://blogspot.satuan-acara-penyuluhan-19.html. Diakses 15 Maret 2014.
Piaget. (1969) dalam Wong, Donna L. (2009).Buku Ajar Keperawatan Pediatric. Jakarta: EGC.
Susanti, R. & Indriyati.(2006). Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Siswa SLTP 1 Petang Jogyakarta Terhadap Kebiasaan Merokok.(Tesis). Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Gajah mada.
Riwidikdo, H. (2007). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Herdawati, Dwi. 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS II SMA TENTANG ROKOK DI SMA BPI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sarafino, E.P. (2006). Health Psychology: Biopsychosocial Interaction. USA: Fifth Edition
Sarwono, S.W. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Setiadi.(2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Shamsuddin, BT. N. (2011). Tingkat Pengetahuan Siswa SMA Dharma Pancasila Tentang Perokok Pasif.(KTI).Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Sugiyono.(2011). Stastika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suheni, Yuliana. (2007). Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Hipertensi pada Laki-Laki Usia 40 Tahun ke Atas di Badan Rumah Sakit Daerah Cepu. Fakultas Ilmu Keolahragaan Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Susilowati.(2007). Faktor-Faktor Resiko yang Berpengaruh Terhadap Kesegaran Jasmani Polisi Lalu Lintas di Kota Semarang.(Tesis). Magister Epidemiologi, Program Pascasarjana Diponegoro, Semarang.
Suyanto, D. (2009). Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut.Subdit Gizi Klinis-Direktorat Gizi Masyarakat Depkes RI.[Online].Tersedia di: http://www.gizi.net. Diakses 19 Maret 2014.
Taylor, S.E. (2009). Psikologi Sosial.Jakarta: Kencana Predana Media.
Trim, B. (2006). Merokok Itu Konyol. Jakarta: Ganeca Exact.
Widiawati, W. (2012).Tingkat Pengetahuan Siswa SMP Kelas VIII Tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Di SMP Negeri 7 Wonogiri.(KTI). Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada, Surakarta.