• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hubungan Gender dengan Strategi Nafkah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Hubungan Gender dengan Strategi Nafkah."

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

DESI ROSITA

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Hubungan Gender dengan Strategi Nafkah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalamteks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2015

(3)

ABSTRAK

DESI ROSITA. Analisis Hubungan Gender dengan Strategi Nafkah. Dibimbing oleh IVANOVICH AGUSTA.

Gender merupakan perbedaan peran, status, tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan. Adanya perbedaan gender menyebabkan perbedaan pada aktivitas yang dijalankan oleh suami dan istri. Namun, di Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, tidak hanya seorang suami yang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tetapi seorang istri juga ikut serta dalam kegiatan ekonomi. Tujuan dari penelitian ini yang pertama adalah menganalisis hubungan antara karakteristik individu dengan profil gender. Kedua, menganalisis hubungan profil gender dengan ekonomi keluarga. Ketiga, menganalisis hubungan ekonomi keluarga dengan strategi nafkah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan pendekatan kuantitatif didukung dengan data kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara umur dengan curahan waktu profil aktivitas. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi. Terdapat hubungan antara jenis pekerjaan dengan tingkat pengambilan keputusan. Terdapat hubungan antara tingkat pengeluaran dengan tingkat pengambilan keputusan. Terdapat hubungan antara tingkat pengeluaran dengan tingkat pengambilan keputusan. Terdapat hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola nafkah ganda.

Kata kunci: Gender, karakteristik individu, strategi nafkah. ABSTRACT

DESI ROSITA. Analysis of Gender Relations Livelihoods Strategy. supervised by IVANOVICH AGUSTA.

Gender are differences in the roles, status, and responsibilities between man and woman. Existence of gender lead to difference activities conducted by husband and wife. However, in Ciherang Village, Dramaga Subdistrict, Bogor District , West Java, it is not only husband who earns to meet needs of the family, but also participates in economic activities. Aims of this study is first to analyze the relationship between individual characteristics by gender profile. Second, analyze the relationship between gender profile and family economy. Third, analyze the economic relations with the family livelihood strategies. Method used in this research is survey with quantitative approach supported by qualitative data. The results showed that there is a relationship between age and time outpouring activity profile. There is relationship between level of education and level of participation. There is relationship between the type of work to the level of decision-making. There is relationship between the level of expenditure to the level of decision-making. There is relationship between the level of expenditure to the level of decision-making. There is relationship between type of work and double livelihood patterns.

(4)

ANALISIS HUBUNGAN GENDER DENGAN STRATEGI NAFKAH

DESI ROSITA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Analisis Hubungan Gender dengan Strategi Nafkah. Nama : Desi Rosita

NIM : I34110139

Disetujui oleh

Dr Ivanovich Agusta SP, MSi Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Siti Amanah, MSc Ketua Departemen

(6)

PRAKATA

Untaian puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, yang masih memberikan nikmat jasmani dan rohani serta waktu yang bermanfaat bagi penulis sehingga skripsi dengan judul “Analisis Hubungan Gender dengan Strategi Nafkah” dapat diselesaikan tanpa hambatan dan masalah yang berarti. Pujian dan sholawat senantiasa penulis sampaikan kepada

Rasullah SAW, keluarga beliau, dan para sahabat hingga tabi‟in dan pengikutnya

hingga akhir.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik karena dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Dr Ivanovich Agusta, SP MSi, dosen pembimbing skripsi yang telah banyak mencurahkan waktu untuk membimbing dan memberikan masukan yang sangat berarti selama penulisan skripsi ini.

2. Masyarakat RW 07 Desa Ciherang yang telah membantu penulis dalam proses pengisian kuesioner.

3. Suherwin, SH sebagai kepala Desa Ciherang yang telah membantu penulis dalam proses pengumpulan data.

4. Ayah Machpud, Yanti Aprianti, S.Pi, Udi Kusdinar, S.Hut, Roni Wardani, Santi Agustianti, Lina Herlina sebagai saudara yang merupakan sumber motivasi penulis dalam segala hal.

5. Andika Rachman sebagai pembangkit semangat serta motivasi lebih selama proses penulisan skripsi.

6. Teman-teman tercinta Yunizar Sri W, Iradhatie Wurinanda, Gina Sutanti, Annisa Amalia Ikhsania, Wira Fuji Astuti, atas semangat dan kebersamaannya selayaknya keluarga.

7. Teman-teman yang memberikan dukungan penuh dari Futri Amelia, Tiffany Diahnisa yang sudah membantu memberikan masukan dalam penulisan. 8. Sahabat selama di asrama TPB (Tingkat Persiapan Bersama) Amelia

Rahmawati dan Indah yang saling menyemangati satu sama lain.

9. Teman-teman seperjuangan SKPM 48 atas semangat dan kebersamaan selama ini.

10. Semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga terselesaikannya skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca dalam memahami lebih jauh tentang gender dan strategi nafkah.

Bogor, Mei 2015

(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian

3 3

PENDEKATAN TEORITIS 4

Tinjauan Pustaka 4

Konsep Gender 4

Strategi Nafkah 5

Kerangka Berfikir 8

Hipotesis 8

Definisi Operasional 9

PENDEKATAN LAPANGAN 14

Metode Penelitian 14

Lokasi dan Waktu Penelitian 14

Teknik Penentuan Informan dan Responden 14

Teknik Pengumpulan Data 15

Teknik Analisis Data 15

GAMBARAN DESA CIHERANG 17

Kondisi Geografis 17

Kondisi Ekonomi 18

Kondisi Sosial 19

KARAKTERISTIK INDIVIDU 21

Umur 21

Tingkat Pendidikan 21

PROFIL GENDER 23

Profil Aktivitas Produksi 23

Profil Aktivitas Reproduksi 24

Profil Akses (Tingkat Partisipasi) Kontrol (Pengambilan Keputusan)

28 31 EKONOMI KELUARGA Jenis pekerjaan 34 34

Tingkat Pendapatan 35

Tingkat Pengeluaran 36

STRATEGI NAFKAH

Intensifikasi Lahan Pertanian Pola Nafkah Ganda

38 38 39

Rekayasa Spasial (Migrasi) 40

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PROFIL GENDER

HUBUNGAN PROFIL GENDER DENGAN EKONOMI KELUARGA

41 43 HUBUNGAN EKONOMI KELUARGA DENGAN STRATEGI

NAFKAH

(8)

SIMPULAN DAN SARAN 46

Simpulan 46

Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 48

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Strategi nafkah menurut Scoones (1998) 6 Tabel 2 Definisi operasional profil gender 10 Tabel 3 Definisi operasional karakteristik individu

Definisi operasional ekonomi keluarga

11 12 Tabel 4 Definisi operasional strategi nafkah 12

Tabel 5 Pemilihan informan 15

Tabel 6 Pemanfaatan lahan Desa Ciherang tahun 2014 17 Tabel 7 Jumlah dan persentase pendapatan asli Desa Ciherang tahun

2014 18

Tabel 8 Jumlah penduduk menurut matapencaharian 19 Tabel 9 Jumlah dan penduduk menurut mobilitas dan mutasi

penduduk Desa Ciherang tahun 2014 19 Tabel 10 Jumlah penduduk menurut selang umur 19 Tabel 11 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Ciherang tahun 2014 20 Tabel 12 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri

berdasarkan kategori umur di RW 07, Desa Ciherang,

Kecamatan Dramaga 21

Tabel 13 Jumlah dan persentase responden pasangan suami istri berdasarkan tingkat pendidikan di RW 07, Desa Ciherang,

Kecamatan Dramaga 21

Tabel 14 Jumlah dan persentase responden suami istri berdasarkan

aktivitas produksi 23

Tabel 15 Jumlah dan persentase responden suami istri berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di bidang bahan bakar

24 Tabel 16 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri

berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di bidang pangan

24 Tabel 17 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri

berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di bidang pengasuhan anak

25 Tabel 18 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri

berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di bidang kesehatan

26 Tabel 19 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri

berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di bidangkebersihan

26 Tabel 20 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri

berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di bidang pasar

27 Tabel 21 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri

berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di bidang pakaian

27 Tabel 22 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri

berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di bidang alat rumah tangga

(10)

Tabel 23 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri berdasarkan pihak yang melakukan akses terhadap sumberdaya tanah

28 Tabel 24 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri

berdasarkan pihak yang melakukan akses terhadap peralatan rumah tangga

29

Tabel 25 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri berdasarkan pihak yang melakukan akses terhadap

pendidikan 29

Tabel 26 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri berdasarkan pihak yang melakukan akses terhadap penghasilan

29 Tabel 27 Jumlah dan persentase responden pasangan suami istri

berdasarkan pihak yang memperoleh manfaat pendapatan atas akses

30

Tabel 28 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri berdasarkan pihak yang memperoleh manfaat dari hasil kekayaan

30 Tabel 29 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri

berdasarkan pihak yang memperoleh manfaat atas kebutuhan dasar

30 Tabel 30 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri

berdasarkan pihak yang mengambil keputusan dalam hal keuangan

31

Tabel 31 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri berdasarkan pihak yang mengambil keputusan dalam hal pangan

31

Tabel 32 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri berdasarkan pihak yang mengambil keputusan dalam hal pendidikan

31

Tabel 33 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri berdasarkan pihak yang mengambil keputusan dalam hal kesehatan

32

Tabel 34 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri berdasarkan pihak yang mengambil keputusan dalam keperluan lainnya

32

Tabel 35 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri berdasarkan pihak yang mengambil keputusan dalam hal strategi pemenuhan kebutuhan hidup

32

Tabel 36 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri berdasarkan jenis pekerjaan

34 Tabel 37 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri

berdasarkan tingkat pendapatan

35 Tabel 38 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri

berdasarkan tingkat pengeluaran konsumsi

36 Tabel 39 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri

berdasarkan tingkat pengeluaran bukan konsumsi

(11)

Tabel 41 Jumlah dan persentase berdasarkan kegunaan lahan 37 Tabel 42 Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri

berdasarkan pihak yang bekerja

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka berfikir 8

Gambar 2 Grafik pendapatan bulanan suami 35 Gambar 3 Grafik pendapatan bulanan istri 36

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Waktu pelaksanaan penelitian 51

Lampiran 2 Sketsa Desa Ciherang 52

Lampuran 3 Hasil Uji Reabilitas 53

Lampiran 4 Hasil uji statistik Rank Spearman 53

(13)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris karena sebagian besar penduduknya mengandalkan sektor pertanian sebagai matapencaharian. Namun, saat ini jumlah lahan pertanian semakin berkurang. Menurut data Biro Pusat Statistik (2014), menunjukan di Pulau Jawa setiap tahun telah terjadi alih fungsi lahan pertanian seluas 27.000 hektar. Selain itu, secara nasional konversi lahan pertanian mencapai 100.000 hektar hingga 110.000 hektar per tahun. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil sensus pertanian 2013 yaitu terjadinya penurunan rumah tangga petani dari 31,17 juta rumah tangga pada tahun 2003 menjadi 26,13 juta rumah tangga pada tahun 2013. Mayoritas petani beralih fungsi ke sektor lain karena tren penduduk bergeser dari sektor usaha pangan ke sektor jasa. Sektor pertanian dipandang kurang memberikan keuntungan dibidang ekonomi. Sementara kebutuhan hidup semakin hari semakin meningkat. Menurut Badan Komunikasi dan Informasi menyatakan bahwa harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan, hampir disemua pasar, mulai dari Rp 500- Rp 1000.

Gender merupakan perbedaan peran, fungsi, status dan tanggung jawab pada laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari bentukan konstruksi sosial budaya yang tertanam lewat proses sosialisasi dari satu generasi ke generasi berikutnya, Puspitawati (2012). Berdasarkan Instruksi Presiden RI Nomor 9 Tahun 2000, pengarusutamaan gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan nasional, dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut. Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG) penting dilakukan, agar antara perempuan dan laki-laki mendapatkan kesetaraan gender. Menurut data (Biro Perencanaan dan Keuangan), pada saat ini jumlah penduduk Indonesia diperkirkan sekitar 225 juta jiwa, separuhnya adalah perempuan, namun potensi perempuan sebagai sumberdaya pembangunan belum dioptimalkan. Jika pemerintah dapat memberikan suatu kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan laki-laki maupun perempuan maka kebijakan tersebut akan tepat guna. Prastiwi dan Sumarti (2012), keberhasilan pelaksanaan CSR bidang pemberdayaan ekonomi lokal PT Holcim Indonesia Tbk, program tersebut tidak hanya berorientasi dibidang ekonomi, tetapi sosial dan lingkungan dengan upaya memberdayakan ekonomi lokal. Program ini memberikan biaya untuk melakukan usaha mikro melalui Baitul Maal wa Tamwil (BMT) kepada laki-laki dan perempuan.

Dharmawan (2007) mengatakan bahwa strategi nafkah adalah taktik dan aksi yang dibangun oleh individu ataupun kelompok untuk mempertahankan kehidupan mereka dengan tetap memperhatikan eksistensi, infrastruktur sosial, struktur sosial, dan sistem nilai budaya yang berlaku. Strategi nafkah dilakukan agar individu atau rumahtangga dapat bertahan hidup dengan kondisi yang ada. Pemilihan strategi nafkah yang cocok akan membantu dalam peningkatan ekonomi keluarga.

(14)

nafkah. Namun, tidak jarang perempuan terlibat dalam mencari nafkah. Akibatnya perempuan memikul beban ganda. Peran perempuan dalam kebutuhan pangan keluarga, menyebabkan anggota keluarga terpaksa memasuki usaha diluar pertanian. Pada penelitian ini, peran suami lebih mendominasi dalam pengambilan keputusan keluarga. Istri boleh membantu suami mencari nafkah, istri berhak mendapatkan akses dan kontrol sumberdaya yang ada. Pada pengambilan keputusan untuk urusan pangan didominasi oleh istri. Pengambilan keputusan pada bidang pendidikan, kesehatan, keuangan, pemeliharaan rumah diambil secara bersama-sama.Pembagian kerja dalam keluarga dalam sektor domestik dilakukan oleh istri. Pada aktivitas publik lebih banyak dilakukan oleh suami, namun istri terkadang membantu mencari nafkah.

Desa Ciherang merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan data hingga Januari 2014 jumlah penduduk Desa Ciherang berjumlah 13.009 jiwa yang terbagi sebanyak 6.698 penduduk laki-laki, 6.311 penduduk perempuan, dan 3.653 kepala keluarga (KK)1. Mayarakat Desa Ciherang khususnya RW 07 rata-rata memiliki mata pencaharian di sektor informalseperti menjadi sopir angkot, usaha warung, kuli bangunan, dan buruh pabrik. Namun,selain peran laki-laki sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga, di desa ini perempuan juga berperan serta dalam menunjang perekonomian keluarganya. Oleh karena itu, yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sejauh mana hubungan profil gender dengan strategi nafkah?

Masalah Penelitian

Gender merupakanperbedaan peran, fungsi, status dan tanggung jawab pada laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari bentukan konstruksi sosial budaya yang tertanam lewat proses sosialisasi dari satu generasi ke generasi berikutnya (Puspitawati 2012). Perbedaan peran tersebut diterapkan pada setiap aktivitas yang dijalankan dalam kehidupan sehari-hari.

Profil gender dalam masyarakat dipengaruhi oleh tingkat karakteristik individu, antara lain: umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Umur merupakan faktor yang berhubungan dengan reit partisipasi angkatan kerja. Semakin tinggi pendidikan yang dicapai seseorang maka akan semakin tinggi pula kesempatan orang tersebut untuk memperoleh pekerjaan yang diinginkan. Kemudian, dengan pekerjaan yang didapatkan maka akan berdampak terhadap seberapa besar pendapatan yang diperoleh. Oleh karena itu, menjadi penting bagi peneliti untuk mengetahui sejauh mana hubungan karakteristik individu dengan profil gender?

Peran antara laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan, seperti dalam hal memenuhi kebutuhan hidupnya. Begitu juga dalam hal ekonomi atau biasa disebut aktivitas produksi. Oleh karena itu, menjadi penting bagi peneliti untuk mengetahui sejauh mana hubungan profil gender dengan ekonomi keluarga?

1

(15)

Strategi nafkah merupakan suatu taktik dan aksi yang dibangun oleh individu ataupun kelompok untuk mempertahankan kehidupan mereka dengan tetap memperhatikan eksistensi, infrastruktur sosial, struktur sosial, dan sistem nilai budaya yang berlaku (Dharmawan 2007). Setiap individu memiliki strategi nafkah yang berbeda untuk mempertahankan kehidupannya. Oleh karena itu, menjadi penting bagi peneliti untuk mengetahui sejauh mana hubungan ekonomi keluarga dengan strategi nafkah?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian secara umum adalah untuk menganalisis hubungan gender dengan strategi nafkah rumah tangga dan tujuan secara khusus adalah untuk:

1. Menganalisis hubungan karakteristik individu dengan profil gender. 2. Menganalisis hubungan profil gender dengan ekonomi keluarga 3. Menganalisis hubungan ekonomi keluarga dengan strategi nafkah.

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat bagi para pihak yang berminat maupun yang terkait dengan masalah gender dalam penerapan strategi nafkah, khususnya kepada: tambahkan kalimat

1. Civitas akademika, untuk memperoleh pengetahuan tentang karakteristik individu dan profil gender. Sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan gender maupun strategi nafkah.

2. Masyarakat, untuk memperoleh pengetahuan tentang strategi nafkah agar masyarakat bisa mencocokan strategi apa yang tepat untuk di terapkan dalam mempertahankan hidupnya.

(16)

PENDEKATAN TEORITIS Tinjauan Pustaka Gender

Kata “gender” diartikan sebagai perbedaan peran, fungsi, status dan tanggung jawab pada laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari bentukan konstruksi sosial budaya yang tertanam lewat proses sosialisasi dari satu generasi ke generasi berikutnya (Puspitawati 2012). Kata gender dalam istilah bahasa

Indonesia sebenarnya berasal dari bahasa inggris, yaitu „gender’. Istilah gender pertama kali dikenalkan oleh Robert Stoller, untuk memisahkan pencirian manusia yang didasarkan pada pendefinisian yang bersifat sosial-budaya dengan pendefinisian yang berasal dari ciri-ciri fisik biologis. Gender merupakan behavioral differences (perbedaan perilaku) antara laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial, yakni perbedaan yang bukan ketentuan tuhan melainkan diciptakan oleh manusia (bukan kodrat) (Nugroho 2011). Sementara menurut Kantor Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indinesia, mengartikan, gender adalah peran-peran sosial yang dikonstruksikan oleh masyarakat, serta tanggung jawab dan kesempatan laki-laki dan perempuan yang diharapkan masyarakat agar peran-peran sosial tersebut dapat dilakukan oleh keduanya (laki-laki dan perempuan). Gender tidak bersifat universal namun bervariasi dari masyarakat satu ke masyarakat yang lain dari waktuke waktu. Gender adalah suatu konstruksi sosial atau bentuk sosial yang sebenarnya bukan bawaan lahir sehingga dapat dibentuk atau diubah tergantung dari tempat, waktu/zaman, suku/ras/bangsa, budaya, status sosial, pemahanman agama, Negara, ideologi, politik, hukum dan ekonomi.sedangkan jenis kelamin (Seks) merupakan kodrat Tuhan yang berlaku dimana saja dan sepanjang masa yang tidak dapat diubah dan dipertukarkan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

(17)

dan menentukan seksualitas, hubungan, kemampuan untuk membuat keputusan secara autonom.

Gender Framework Approach Analysis (GFA) ialah suatu analisis yang digunakan untuk melihat suatu profil gender dari suatu kelompok sosial dan peran gender dalam proyek pembangunan, yang mengutarakan perlunya tiga komponen dan interelasi satu sama lainnya, yaitu: profil aktivitas, profil akses dan profil kontrol (Overholt et al dalam Handayani dan Sugiarti 2008):

1.Profil aktivitas dilihat dari pembagian kerja produktif, reproduktif, sosial-budaya. Pembagian kerja dalam keluarga maupun komunitas (masyarakat) pada umumnya dapat dilihat dari profil kegiatannya. Profil kegiatan mencakup: siapa yang melakukan kegiatan, kapan dan dimana kegiatan dilaksanakan serta berapa frekuensi waktu dbutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut, dan berapa pendapat yang dihasilkan melalui kegiatan tersebut. Pembagian kerja berdasarkan gender mengacu kepada pekerjaan yang berbeda yang dilakukan oleh perempuan dan laki-laki sebagai konsekuensi dari pola-pola sosialisasi, tugas-tugas secara

tradisional diidentifikasikan dilihat sebagai „kerja perempuan‟ dan „kerja

laki-laki‟

Kerja reproduktif seringkali dikaburkan oleh pandangan yang menempatkan sebagai bagian “alami” dari perempuan. Seorang istri cenderung feminimnya melayani, yang membawa memikul tanggung-jawab mengasuh anak dan mengurus rumah keluarganya, dengan ketersediaan uang yang diberikan oleh pencari nafkah laki-laki. Pekerjaan rumah tangga merupakan suatu aspek pembagian kerja berdasarkan gender dimana laki-laki cenderung melakukan pekerjaan yang dibayar dan perempuan mengerjakan pekerjaan yang tidak dibayar. 2. Profil akses adalah peluang atau kesempatan dalam memperoleh atau

menggunakan sumberdaya tertentu ataupun hasilnya tanpa memiliki wewenang untuk mengambil keputusan terhadap cara penggunaan dan hasil sumberdaya tersebut. Akses, dalam arti kesamaan hak dalam mengakses sumberdaya produktif di dalam lingkungan (Nugroho 2011). 3. Kontrol adalah penguasaan atau wewenang atau kekuatan untuk

mengambil keputusan. kontrol yang dimaksudkan disini adalah kewenangan penuh untuk mengambil keputusan atas penggunaan hasil dari sumberdaya. Kontrol, yaitu bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk melakukan kontrol atas pemanfaatan sumberdaya.

4. Manfaat, yaitu bahwa lelaki dan perempuan harus sama-sama menikmati hasil-hasil pemanfaatan sumberdaya atau pembangunan secara setara. Strategi Nafkah

(18)

modal keuangan, dan sosial) kegiatan dan akses (dimediasi oleh lembaga dan modal keuangan, dan sosial) yang bersama-sama menentukan hidup individu atau rumah tangga. Menurut Paulina et al (2007), Strategi nafkah yaitu cara kegiatan ekonomi untuk bertahan hidup.

Strategi nafkah muncul karena adanya persoalan kemiskinan yang

kemudian menjelma ke dalam persoalan “derivate” seperti diversivikasi sumber nafkah, pekerjaan nafkah wanita dan pembagian kerja dalam rumah tangga, ataupun lapangan kerja/usaha dan kesempatan kerja di pedesaan.Alasan individu melakukan diversivikasi sebagai strategi nafkah adalah karena keterpaksaan (necessity) dan pilihan (choice). Istilah lain yang sering digunakan adalah antara bertahan hidup (survival) dan akumulasi (accumulation) Ellis (2000). Chambers (1992) membagi strategi nafkah rumah tangga ke dalam tiga tahap yaitu: desperation, vulnerability, dan independence. Masing-masing tahap memiliki prioritas pemenuhan kebutuhan yang berbeda pula. Tahap pertama yaitu Desperation, tujuannya adalah bertahan hidup (survival), cara yang ditempuh adalah dengan menjadi buruh lepas, memanfaatkan common proverty, migrasi musiman, dan meminjam dari patron. Tahap kedua yaitu vulnerability, jaminan keamanan adalah tujuan utamanya, diperoleh dengan mengembangkan asset, menggadaikan asset, dan berhutang.Tahap ketiga yaitu independace, misalnya membebaskan diri dari status klien dalam hubungan patron-klien, melunasi hutang, menabung, dan membeli atau mengembangkan asset yang mereka miliki. Sumber-sumber Strategi Nafkah

Scoones (1998), mengemukakan bahwa dalam penerapan strategi nafkah, rumahtangga petani memanfaatkan berbagai sumberdaya yang dimiliki dalam upaya untuk dapat mempertahankan hidup. Strategi nafkah (livelihood strategy) diklasifikasikan berdasarkan tiga kategori, yaitu: rekayasa sumber nafkah pertanian, yang dilakukan dengan memanfaatkan sektor pertanian secara efektif dan efisien melalui penambahan input eksternal seperti teknologi dan tenaga kerja (intensifikasi), maupun dengan memperluas lahan garapan (ekstensifikasi); pola nafkah ganda (diversifikasi), yang dilakukan dengan cara mencari pekerjaan lain selain pertanian untuk meningkatkan pendapatan atau dengan mengerahkan tenaga kerja keluarga (ayah, ibu dan anak) untuk ikut bekerja, selain pertanian dan memperoleh pendapatan; rekayasa spasial (migrasi), merupakan usaha yang dilakukan dengan melakukan mobilitas ke daerah lain di luar desanya, baik secara permanen maupun sirkuler untuk memperoleh pendapatan tambahan

Tabel 1. Strategi Nafkah menurut Scoones (1998) Rekayasa Sumber Nafkah

Pertanian

Pola Nafkah Ganda Rekayasa Spasial Sektor petanian:

Intensif Ekstensif

Mengerahkan tenaga kerja keluarga: Ayah

Ibu Anak

(19)

Ellis (2000) mengemukakan tiga klasifikasi sumber nafkah (income source) yaitu: a. Sektor farm income : sektor ini mengacu pada pendapatan yang berasal

dari tanah pertanian milik sendiri, baik yang diusahakan oleh pemilik tanah maupun diakses melalui sewa menyewa atau bagi hasil. Strategi on farm merujuk pada nafkah yang berasal dari pertanian dalam arti luas. b. Sektor off farm income : sektor ini mengacu pada pendapatan di luar

pertanian, yang dapat berarti penghasilan yang diperoleh berasal dari upah tenaga kerja, sistem bagi hasil, kontrak upah kerja non upah, dan lain-lain namun masih dalam lingkup pertanian.

(20)

Kerangka Penelitian

Tujuan dari penelitian ini salah satunya adalah mengetahui hubungan profil gender terhadap strategi nafkah.

Berdasarkan kerangka analisis gender dapat dianalisis dengan menggunakan kerangka Harvard yaitu tingkat profil aktivitas, tingkat profil akses, dan kontrol terhadap sumberdaya.Adanya perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan di masyarakat dalam tingkat profil aktivitas, tingkat akses dan kontrol tersebut dapat dihubungkan oleh karakteristik individu.

Karakteristik individu antara lain umur, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan. Umur merupakan faktor yang berhubungan dengan reit partisipasi angkatan kerja. Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk usia 15-64 tahun. Pendidikan seseorang berhubungan dengan kesempatan jenis pekerjaan yang akan diperoleh. Semakin tinggi pendidikan yang dicapai seseorang maka akan semakin tinggi pula kesempatan orang tersebut untuk memperoleh pekerjaan yang diinginkan. Kemudian, dengan pekerjaan yang didapatkan maka akan berdampak terhadap seberapa besar pendapatan yang diperoleh. Strategi nafkah merupakan cara atau aksi bagaimana seseorang untuk mempertahankan hidupnya.

Keterangan:

Berhubungan

Gambar 1. Kerangka Berfikir Hipotesis Hipotesis Penelitian

1. Terdapat hubungan antara karakteristik individu dengan profil gender. 2. Terdapat hubungan antara profil gender dengan ekonomi keluarga. 3. Terdapat hubungan ekonomi keluarga dengan strategi nafkah.

Karakteristik Individu X1.1 = Umur

X1.2 = Tingkat Pendidikan

Profil Gender X2.1 = Profil Aktivitas

X2.2 = Profil Akses dan Kontrol

Ekonomi Keluarga X3.1 = Status Pekerjaan X3.2 = Tingkat Pendapatan X3.3 = Tingkat Pengeluaran

(21)

Definisi Operasional Gender

Teknik analisis Harvard atau yang biasa disebut Gender Framework Analysis (Overholt et. Al dalam Handayani dan Sugiarti 2008) yaitu suatu analisis yang mengutarakan perlunya tiga komponen dan interelasi satu sama lain, yaitu: 1. Profil Aktivitas berdasarkan pada pembagian kerja gender (siapa

mengerjakan apa, didalam rumah tangga dan masyarakat), yang memuat daftar tugas perempuan dan laki-laki, sehingga dimungkinkan untuk dilakukan pengelompokan menurut umur, etnis, kelas sosial tertentu, dimana dan kapan tugas-tugas tersbut dilakukan. Aktivitas dikelompokan menjadi aktivitas produktif, reproduktif. Tingkat Profil aktivitas dapat diukur dengan frekuensi dan curahan waktu.

Aktivitas Produksi adalah kegiatan yang menyumbang pendapatan keluarga dalam bentuk uang atau barang. Kegiatan ini disebut juga sebagai kegiatan ekonomi.

Aktivitas Reproduksi adalah kegiatan yang menjamin kelangsungan hidup manusia dan keluarga. Kegiatan ini disebut juga kegiatan reproduksi sosial Tingkat Frekuensi adalah berapa banyak atau seberapa sering pekerjaan tersebut dilakukan.

Tingkat Curahan waktu adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan.Curahan waktu tidak hanya dicurahkan pada sektor usaha tani tetapi pada juga pada sektor diluar usaha tani.Satuan ukuran yang umumnya dipakai untuk mengukur curahan waktu kerja adalah jumlah kerja dan hari kerja total. Jumlah jam dan hari kerja total.

2. Profil Akses adalah siapa yang mempunyai akses terhadap sumberdayaproduktif termasuk sumberdaya alam seperti tanah, hutan, peralatan, pekerja, pendidikan. Perempuan bisa mempunyai apa dan laki-laki memperoleh apa.Tingkat profil akses dan kontrol dapat diukur dari tingkat partisipasi dan tingkat pengambilan keputusan.

Sumberdaya adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan, seperti tanah, peralatan, tenaga kerja, pendidikan.

Manfaat adalah hasil yang diperoleh atas sumberdaya

(22)

Tabel 2. Definisi Operasional Profil Gender

No. Variabel Definisi

Operasional

Indikator Jenis

Data

Sumber Rujukan 1. Profil

Aktivitas: - Aktivitas Produksi - Aktivitas Reproduktif Berdasarkan pada pembagian kerja gender (siapa mengerjakan apa, didalam rumah tangga dan masyarakat), yang memuat daftar tugas perempuan dan laki-laki, dan kapan tugas-tugas tersebut dilakukan. - Frekuensi 5= Tidak pernah 4= Jarang Sekali 3= Jarang 2= Sering 1= Selalu - Curahan waktu rendah jika

(≥ 7,8/ hari),

- Curahan waktu sedang jika ( 7,8 jam/ hari < curahan waktu > 11,5 jam/ hari), - Curahan waktu tinggi

jika (≤ 11,5

jam/ hari). Ordinal dan Nominal The Oxfam Gender Training Manual ( Terjemah an) dalam Handaya ni 2008) dan Sugiarti

2. Profil Akses dan Kontrol -Sumberdaya - Manfaat siapa yang mempunyai akses terhadap sumberdaya produktif termasuk sumberdaya alam seperti tanah, hutan, peralatan, pekerja, pendidikan. Perempuan bisa mempunyai apa dan laki-laki

memperoleh apa

Tingkat Partisipasi: 1= Istri saja 2= Istri dominan 3= Istri dan suami setara 4= suami dominan 5= suami saja

(23)

Karakteristik Individu

1. Umur adalah lamanya seseorang hidup dalam satuan tahun. Dinyatakan dalam tahun menggunakan skala ordinal.

2. Tingkat Pendidikan menurut UU Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tingkat pendidikan atau sering disebut dengan jenjang pendidkan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan.Jenjang pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.Dinyatakan dengan skala ordinal.

Ekonomi Keluarga

1. Jenis pekerjaan adalah Pekerjaan utama dalam perolehan pendapatan utama dalam KK. Dinyatakan dengan skala ordinal.

2. Tingkat Pendapatan adalah rata-rata hasil kerja berupa uang yang diperoleh uang yang diperoleh tiap individu per bulan, tingkat pendapatan diukur berdasarkan rataan pendapatan rumah tangga responden.

3. Tingkat pendapatan adalah rata-rata pengeluaran untuk kebutuhan pangan, sandang, papan berdasarkan rataan pengeluaran rumah tangga responden, Tabel 3. Definisi Operasional Karakteristik Individu

No Variabel Definisi Operasional Indikator Jenis Data

Sumber Rujukan 1. Umur lamanya seseorang

hidup dalam satuan tahun.

Ordinal Rusli S (2012) 2. Tingkat

Pendidikan

Tingkat Pendidikan Menurut UU Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tingkat pendidikan atau sering disebut dengan jenjang pendidkan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang

dikembangkan.Jenja ng pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Diploma 5. Sarjana 6. Master 7. Doktor

(24)

No Variabel Definisi Operasional Indikator Jenis Data

Sumber Rujukan pendidikan tinggi.

1. Jenis pekerjaan

Pekerjaan utama dalam perolehan pendapatan utama dalam KK.

1: PNS/POL/TNI 2: Swasta 3:Pedagang 4: Buruh 5: Petani 6: Wiraswasta 7: Ternak 8:Tidak Bekerja

Nominal Kariyasa , Siregar, Suradisast ra, dan Yusdja

2. Tingkat Pendapatan

Rata-rata hasil (X) kerja berupa uang yang diperoleh tiap individu per bulan, tingkat pendapatan diukur berdasarkan rataan pendapatan rumah tangga responden.

X ≤ ½ SD :

rendah

½ SD < X < ½ SD : sedang

X ≥ ½ SD : tinggi

Ordinal BPS (2005)

3 Tingkat Pengeluaran Rata-rata (X) konsumsi/pengeluaran untuk pemenuhan kebutuhan pangan, pendidikan dan kesehatan (non-pangan). Pengukuran tingkat pengeluaran didasarkan pada pengeluaran rumah tangga responden untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan pendidikan dan jasa (non-pangan).

X ≤ ½ SD :

rendah

½ SD < X < ½ SD : sedang

X ≥ ½ SD : tinggi

Ordinal BPS (2005)

Strategi Nafkah

Berikut ini definisi operasional strategi nafkah yang diketahui menurut Scoones (1998).

Tabel 4. Definisi Operasional Strategi Nafkah menurut Scoones(1998) No Variabel Definisi Operasional Indikator Jenis

Data

Sumber Rujukan 1. Sumber

Nafkah Pertanian rekayasa sumber nafkah pertanian, yang dilakukan dengan memanfaatkan sektor pertaniansecara efektif dan efisien

(25)

No Variabel Definisi Operasional Indikator Jenis Data

Sumber Rujukan melalui penambahan

input eksternal seperti teknologi dan tenaga kerja (intensifikasi). 2. Pola Nafkah

Ganda

pola yang dilakukan dengan cara mencari pekerjaan lain selain pertanian untuk meningkatkan pendapatan atau dengan mengerahkan tenaga kerja

keluargaselain di sektor pertanian .

 Suami bekerja  Istri bekerja  Anak bekerja

Ordinal Scoones (1998)

3. Rekayasa Spasial

memperluas lahan garapan

ekstensifikasi rekayasa spasial (migrasi), merupakan usaha yang dilakukan dengan melakukan mobilitas ke daerah lain di luar desanya, baik secara permanen maupun sirkuler untuk memperoleh pendapatan

tambahan.

Migrasi:

Tahun Migrasi Pernah

melakukan migrasiatau tidak

(26)

PENDEKATAN LAPANGAN Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Pertama melakukan sensus pasangan suami istri untuk pembuatan kerangka sampling. Setelah memperoleh data mengenai sensus penduduk kemudian akan dlakukan metode pengambilan sampel. Kerangka sampling yang dipakai adalah pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling). Metode kuantitatif dilakukan dengan mengisi kuesioner. Pendekatan kuantitatif diharapkan mampu menjawab bagaimana hubungan profil gender dengan strategi nafkah di Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Data kualitatif dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam terhadap informan.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di RW 07, Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Wilayah ini termasuk kedalam wilayah semi perkotaan. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara Purposive (sengaja). Pemilihan lokasi tersebut dengan mempertimbangkan matapencaharian penduduk yang beragam mulai dari supir angkot, buruh, wiraswasta. Banyaknya perempuan yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sementara laki-laki lebih banyak yang menganggur. Hal tersebut menjadi relevan dengan topik gender dengan melihat hubungan antara gender dengan strategi nafkah. Penetapan lokasi ini ditetapkan setelah melakukan penjajagan.

Proses penelitian diawalai dengan penyusunan proposal penelitian pada bulan Desember 2014. Penelitian dilaksanakan selama enam bulan, terhitung mulai bulan Desember 2014 sampai dengan bulan Maret 2015, jadwal penelitian secara lengkap tersaji pada lampiran. Kegiatan penelitian meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, pengambilan data lapangan, penulisan draft skripsi, sidang skripsi, dan perbaikan laporan skripsi.

Teknik Penentuan Informan dan Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat, terutama suami dan istri di RW 07 Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Pemilihan responden dilakukan melalui metode sensus. Kemudian, dilakukan penentuan sampel. Penentuan sampel digunakan dengan melihat kerangka sampling dan melakukan sampel acak sederhana (simple random sampling) sebanyak 30 pasangan suami-istri.

Informan adalah orang yang menceritakan tentang lingkungannya atau pihak-pihak lain. Informan juga dikatakan sebagai pihak yang dapat mendukung keberlangsungan informasi penelitian secara lancar. Informan yang dimaksudkan adalah tokoh kunci atau yang dipandang dimasyarakat, seperti tokoh perempuan dan tokoh masyarakat dengan cara snowball.

(27)

Tabel 5. Pemilihan Informan

Kerangka Berfikir Informan

Profil Gender Tokoh Masyarakat (Bapak Mus) Tokoh Perempuan (Ibu Ddh) Karakteristik Individu Tokoh Masyarakat (Bapak Mus)

Tokoh Perempuan (Ibu Ddh) Strategi Nafkah Tokoh Masyarakat (Bapak Mus)

Tokoh Perempuan (Ibu Ddh) Teknik Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif diperoleh melalui kuesioner (lampiran 6). Kuesioner berisi beberapa variabel profil gender, tingkat karakteristik individu dan variabel tingkat startegi nafkah. Data kualitaif diperoleh melalui wawancara mendalam pada beberapa informan.Topik wawancara mendalam mengenai profil gender, tingkat karakteristik individu dan strategi nafkah.

Hasil dari pengamatan dan wawancara dilapangan dituangkan dalam catatan harian dengan bentuk uraian rinci dan kutipan langsung. Data sekunder diperoleh melalui literatur yaitu buku-buku, podes, Biro Pusat Statistik (konsep gender dan konversi lahan), profil Desa Ciherang yang diunduh dari internet, informasi tertulis, data-data dan literatur-literatur yang mendukung kebutuhan data mengenai fokus penelitian seperti data monografi Desa Ciherang tahun 2014.

Teknik Analisis Data

Unit analisis dari penelitian ini adalah individu. Adapun individu dalam penelitian ini adalah suami dan istri masyarakat Desa Ciherang khususnya RW 07. Penelitian ini mempunyai dua jenis data yang akan diolah dan dianalisis yaitu data kuantitaif dan data kualitatif. Data kuantatif menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2007 dan SPSS for windows 20.0. Pembuatan tabel frekuensi, grafik, diagram, serta tabel tabulasi silang untuk melihat data awal responden untuk masing-masing variabel secara tunggal menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2007. Kemudian SPSS. for windows 20.0 digunakan untuk membantu dalam uji statitistik yang akan menggunakan uji korelasi. Uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar dua variabel yang berskala ordinal dan tidak menentukan prasyarat data terdistribusi normal. Rank Spearman digunakan untuk uji korelasi yang menghubungkan variabel profil gender, tingkat karakteristik individu serta adanya hubungan keduanya dengan strategi nafkah.

Data kuantitatif diperoleh dengan menggunakan kuesioner.Kuesioner tersebut telah diuji dengan menggunakan uji realibilitas. Hasil uji realibilitas (Cronbach Alfa) (Lampiran 4) yaitu 0, 779.

(28)
(29)

GAMBARAN UMUM Kondisi Geografis

Ciherang merupakan desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Desa ini memiliki luas wilayah 251,57 Ha. Pemanfaatan lahan Desa Ciherang antara lain digunakan untuk perumahan, sawah, ladang, kolam, sungai, jalan, pemakaman, lapangan olahraga, bangunan industri, tanah peribadatan, dan bangunan pendidikan. Pemanfaatan lahan terluas adalah sawah dengan luas 151 Ha. Pemilihan lokasi penelitian di Desa Ciherang karena sesuai dengan konsep gender dan strategi nafkah, dimana pemanfaatan lahan terluas untuk persawahan, namun jumlah penduduk yang bermatapencaharian di sektor usaha tani lebih sedikit dibandingkan dengan matapencaharian di sektor informal. Selain itu tidak hanya suami yang bekerja untuk mencari nafkah keluarga, tetapi istri juga turut berperan serta dalam mencari nafkah.

Tabel 6. Pemanfaatan lahan Desa Ciherang, tahun 2014

No. Pemanfaatan Luas (Ha) Persentase

(%)

1. Sawah 151,00 59,54

2. Perumahan/pemukiman dan pekarangan 70,73 27,89

3. Ladang 20,34 8,02

4. Jalan 4,00 1,58

5. Kolam/ tambak 2,00 0,79

6. Sungai 2,00 0,79

7. Pemakaman/ kuburan 2,00 0,79

8. Tanah/ bangunan pendidikan 0,70 0,28

9. Lapangan olah raga 0,30 0,12

10. Tanah/ peribadatan 0,50 0,19

Sumber: Data Monografi Desa Ciherang Tahun 2014

Desa Ciherang terdiri atas 11 RW (Rukun Warga) dan 49 RT (Rukun Tetangga) dan memiliki wilayah administratif yang berbatasan dengan Desa lainnya. Batas-batas administratifnya sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Kelurahan Margajaya - Sebelah Timur : Desa Laladon

- Sebelah Selatan : Desa Ciapus dan Desa Sukawening - Sebelah Barat : Desa Dramaga dan Desa Sinarsari.

Kondisi geografis Desa Ciherang berada pada ketinggian tanah dari permukaan laut sekitar 196 meter dengan suhu rata-rata 25̊ C- 32 ̊ C. Orbitasi dan waktu tempuh dari pusat kecamatan 1,5 km dengan waktu tempuh 10 menit dan dari ibu kota kabupaten 25 km dengan waktu tempuh 60 menit.

(30)

cukup tinggi dengan terlihat rumah yang saling berhimpitan satu sama lain. Lahan kosong sudah jarang terlihat karena ditutupi oleh pemukiman penduduk, namun masih ada beberapa petak sawah milik warga.

Kondisi Ekonomi

[image:30.595.88.482.254.454.2]

Jumlah lahan pertanian yang cukup luas ternyata belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Desa Ciherang.Oleh karena itu, sebagian besar masyarakat Desa Ciherang lebih banyak bekerja di sektor non pertanian dengan jumlah penduduk yang bermatapencaharian sebagai buruh berjumlah 2.440 orang.

Tabel 7. Jumlah dan persentase pendapatan asli Desa Ciherang, tahun 2014 Sumber Pendapatan Asli Desa Jumlah Persentase(%)

Swadaya Masyarakat Swadaya Masyarakat/ Partisipasi

Calon Kades 131.097.135 93,89

Pungutan Desa 8.532.000 6,11

Total Swadaya Masyarakat 139.629.135 100,00 Bantuan Pemerintah

Pemerintah Pusat 198.861.764 49,97

Pemerintah Provinsi 100.000.000 25,13

Pemerintah Kabupaten Retribusi

Pajak 99.114.828 24,90

Total Bantuan Pemerintah 397.976.592 100,00 Sumber: Data Monografi Desa Ciherang Tahun 2014

Perekonomian desa didukung oleh partisipasi masyarakat maupun para calon kepala desa. Sumber pendapatan desa terbesar berasal dari swadaya masyarakat dalam menggalang dana yaitu sebesar Rp 131.097.135,- serta pungutan desa sebesar Rp 8.532.000. Dana tersebut dipergunakan untuk keberlangsungan pembangunan desa.Namun, pendapatan tidak hanya diperoleh dari partisipasi masyarakat. Adapun bantuan anggaran dari pemerintah, baik pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten sebesar Rp 397.976.592,-.

(31)
[image:31.595.103.509.72.842.2]

Tabel 8. Jumlah dan persentase penduduk menurut matapencaharian, tahun 2014

No. Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase

(%)

1. Buruh 2.440 34,77

2. Wiraswasta 1.489 21,21

3. Pedagang 787 11,21

4. Pegawai Negeri Sipil 552 7,87

5. Petani 523 7,45

6. Jasa 499 7,11

7. Pengusaha 247 3,52

8. Tukang Bangunan 386 5,50

9. Pengusaha 247 3,52

10. Pensiunan/ Purnawirawan 67 0,95

11. Peternak 16 0,23

Sumber: Data Monografi Desa Ciherang Tahun 2014 Kondisi Sosial

Kondisi sosial Desa Ciherang terdiri dari masyarakat yang heterogen dengan adanya penduduk pendatang yang tinggal di Desa.Desa Ciherang memiliki jumlah penduduk 13.009 Jiwa, dengan komposisi jenis kelamin laki-laki berjumlah 6.698 Jiwa dan jenis kelamin perempuan berjumlah 6.311 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 3.653 KK.RW 07 terdiri atas 5 RT (Rukun Tetangga) dan terhimpun dalam 295 KK (Kepala Keluarga).

Tabel 9. Jumlah dan persentase penduduk menurut mobilitas dan mutasi penduduk Desa Ciherang, tahun 2014

No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

Lahir

1. Laki-laki 144 53,33

2. Perempuan 126 46,67

3. Jumlah 270 100,00

Mati

1. Laki-laki 59 50,86

2. Perempuan 57 49,14

3. Jumlah 116 100,00

Datang

1. Laki-laki 194 50,92

2. Perempuan 187 49,08

3. Jumlah 381 100,00

Pindah

1. Laki-laki 164 52,90

2. Perempuan 146 47,10

3. Jumlah 310 100,00

Sumber: Data Monografi Desa Ciherang Tahun 2014

[image:31.595.111.514.98.285.2]
(32)
[image:32.595.88.483.196.619.2]

adalah umur 0-4 tahun dengan jumlah persentase sebanyak 12,8% hal ini disebabkan banyaknya bayi yang lahir setiap tahunnya. Usia 20-24 memiliki jumlah persentase yang cukup tinggi yaitu sebesar 9,39%, hal ini dikarenakan adanya migrasi yang masuk ke Desa Ciherang. Alasan melakukan migrasi cukup beragam yaitu memperbaiki kehidupan dan ikut suami atau istri tinggal di desa tersebut.

Tabel 10. Jumlah dan persentase penduduk menurut selang umur, tahun 2014 No. Kelompok

umur

Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase (%)

1. 0-4 872 787 1.659 12,75

2. 5-9 662 614 1.276 9,81

3. 10-14 598 555 1.153 8,86

4. 15-19 578 571 1.149 8,83

5. 20-24 635 586 1.221 9,39

6. 25-29 595 538 1.133 8,71

7. 30-34 535 488 1.023 7,86

8. 35-39 471 462 933 7,17

9. 40-44 446 427 873 6,71

10. 45-49 398 361 759 5,83

11. 50-54 335 292 627 4,82

12. 55-59 256 225 481 3,69

13. 60 > 317 405 722 5,55

Jumlah 6.698 6.311 13.009 100,00

Sumber: Data Monografi Desa Ciherang Tahun 2014.

Tabel 11. Jumlah dan persentase berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat Desa Ciherang, tahun 2015

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase(%)

1. Belum Sekolah 2259 17,36

2. Tidak Tamat SD 73 0,56

3. Tamat SD 1479 11,36

4. Tamat SLTP 3425 26,32

5. Tamat SLTA 4204 32,31

6. Tamat Akademika/ Diploma 951 7,31

7. Sarjana 618 4,75

Total 13009 100,00

Sumber: Data Monografi Desa Ciherang Tahun 2014

Dari segi pendidikan, masyarakat Desa Ciherang tergolong sedang, karena dari jumlah dan presentase tingkat pendidikan yang tertinggi pada tingkat tamat SLTA yaitu 32,3% dan presentase terendah adalah tidak tamat SD dengan presentase 0,53%.

(33)

KARAKTERISTIK RESPONDEN

Responden diteliti menggunakan sensus pasangan suami istri di lokasi RW 07, Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sensus dalam peneltian ini menghasilkan responden yang terdiri atas 30 orang suami dan 30 orang istri dengan total berjumlah 60 responden.

Tabel 12. Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri berdasarkan kategori umur di RW 07, Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, tahun 2015

Kelompok Umur Suami Istri Jumlah Persentase (%)

23-36 Tahun 7 12 19 31,66

37-49 Tahun 14 11 25 41,66

50-75 Tahun 9 7 16 26,66

Total 30 30 60 100,00

Rata-rata umur pasangan suami istri di RW 07 berkisar antara umur 23 tahun sampai dengan umur 75 tahun. Umur dikelompokan ke dalam tiga kelompok yaitu tinggi, sedang dan rendah. Umur yang memiliki jumlah presentase tertinggi yaitu sebesar 41,66 % untuk umur 37 tahun sampai dengan 49 tahun. Kelompok umur 23 tahun sampai dengan 36 tahun memiliki jumlah persentase sebanyak 31,66%, Sedangkan jumlah presentase terendah sebesar 26,66% untuk umur 50 tahun sampai dengan umur 75 tahun. Jika dilihat berdasarkan kelompok umur tersebut, pasangan suami-istri di RW 07 merupakan pasangan usia produktif. Rata-rata umur suami di desa ini berkisar antara 37 tahun sampai 49 tahun dan untuk kelompok istri termasuk kedalam kategori muda yaitu antara umur 23 tahun sampai dengan 36 tahun.

Tingkat pendidikan merupakan suatu pengukuran jenjang pendidikan yang sudah ditempuh oleh seseorang.Tingkat pendidikan seseorang dapat menentukan peluang seseorang untuk memperoleh pekerjaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin tinggi peluang untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik, begitu pula sebaliknya. Jika tingkat pendidikan seseorang itu rendah maka orang tersebut akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan.

Tabel 13. Jumlah dan presentase responden pasangan suami-istri berdasarkan tingkat pendidikan di RW 07, Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, tahun 2015

Pendidikan Suami Istri Jumlah Persentase (%)

SD/ sederajat- tidak tamat 5 3 8 13,33

SD/ tamat 6 10 16 26,66

SMP/ sederajat- tidak sama 5 3 8 13,33

SMP/ sederajat- sama 1 6 7 11,66

SMA/ sederajat- tamat 10 8 18 30,00

Kuliah 2 0 2 3,33

Kursus 1 0 1 1,66

[image:33.595.117.511.599.744.2]
(34)
(35)

PROFIL GENDER

Identifikasi Profil Gender di RW 07, Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga Profil gender dapat dianalisis dengan menggunakan model Harvard atau yang biasa disebut dengan Gender Framework Approach Analysis (GFA), yaitu suatu analisis yang digunakan untuk melihat suatu profil gender dari suatu kelompok sosial dan peran gender dalam proyek pembangunan, yang mengutarakan perlunya tiga komponen dan interelasi satu sama lainnya, yaitu: profil aktivitas, profil akses dan profil kontrol (Overholt et al dalam Handayani dan Sugiarti 2008).

Profil Aktivitas

[image:35.595.112.512.376.476.2]

Profil aktivitas dibedakan atas dua jenis yaitu aktivitas produksi dan aktivitas reproduksi. Aktivitas produksi adalah kegiatan yang biasa disebut kegiatan ekonomi atau kegiatan yang menghasilkan uang.Sedangkan, aktivitas reproduksi adalah kegiatan yang menjamin kelangsungan hidup manusia dan keluarga.Kegiatan ini disebut juga kegiatan reproduksi sosial.

Tabel 14. Jumlah dan persentase responden berdasarkan aktivitas produksi, tahun 2015.

Aktivitas Produksi

Jumlah (%) Curahan Waktu

(%) Frekuensi (%) Suami 28 46,66 Rendah 31,70 Rendah 0,00 Istri 12 20,00 Sedang 35,00 Sedang 76,70 Tidak

Bekerja

20 33,33 Tinggi 33,30 Tinggi 23,30

Total 60 100,00 Total 100,00 Total 100,00 Pasangan suami-istri dalam hal aktivitas produksi banyak dilakukan oleh suami dengan jumlah persentase sebesar 46,66%, namun tidak hanya suami sebagai pihak yang melakukan kegiatan produksi, tetapi istri juga berperan serta dalam kegiatan tersebut. Hal tersebut ditunjukan dengan jumlah dan persentase sebanyak 20% istri ikut bekerja di sektor informal untuk mendukung perekonomian keluarganya. Pendapatan dari suami tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga. oleh karena itu sebagian istri yang ada di desa ini ikut bekerja.

“…sebagian istri ada yang bekerja sebagai pembantu dan berjualan,

tapi itu bagi yang kurang mampu dan pendapatannya minim, jika termasuk kedalam keluarga mampu ya hanya menjadi ibu rumah

tangga saja..” Ibu Didoh (tokoh perempuan).

Curahan waktu adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan. Aktivitas produksi setiap pasangan suami-istri memiliki curahan waktu yang berbeda satu sama lain. Waktu yang dicurahkan dalam melakukan aktivitas produksi tergolong kategori sedang yaitu dilakukan dalam waktu 7,8 jam sampai dengan 11,5 jam dalam satu hari.

(36)

tersebut dilakukan oleh pasangan suami-istri di RW 07, Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga. Frekuensi yang dilakukan untuk aktivitas produksi termasuk kategori sedang dengan jumlah persentase sebesar 76,70%. Aktivitas produksi dilakukan antara 3-5 kali dalam satu minggu oleh suami maupun istri.

Aktivitas reproduksi merupakan kegiatan yang menjamin kelangsungan hidup manusia dan keluarga. Aktivitas reproduksi dapat terlihat dari beberapa kegiatan mengenai sandang, pangan, dan papan.

Tabel 15. Jumlah dan persentase responden pasangan suami-istri berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di bidang bahan bakar, tahun 2015

Pihak yang Mengerjakan

Jumlah (%) Curahan Waktu

(%) Frekuensi (%)

Suami 4 6,66 Rendah 46,70 Rendah 20,00 Istri 26 43,33 Sedang 23,30 Sedang 46,70 Tidak

Melakukan

30 50,00 Tinggi 30,00 Tinggi 33,30

Total 60 100,00 Total 100,00 Total 100,00 Bahan bakar merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mendukung aktivitas produksi. Mahalnya harga bahan bakar mempengaruhi terhadap tindakan untuk membeli bahan bakar tersebut. Sebanyak 50% pasangan suami istri memutuskan untuk tidak membeli bahan bakar karena kendala ekonomi dan tidak memiliki kendaraan bermotor. Aktivitas reproduksi dibidang bahan bakar banyak dilakukan oleh pihak istri dengan jumlah persentase sebesar 43,33%, sedangkan suami hanya sebesar 6,66%.

Curahan waktu yang dilakukan dalam melakukan aktivitas di bidang bahan bakar rendah dengan persentase sebesar 46,70%. Hal tersebut karena untuk pembelian bahan bakar tidak membutuhan curahan waktu yang besar. Sementara frekuensi yang dilakukan dalam pembelian bahan bakar termasuk kedalam golongan sedang dengan jumlah persentase sebesar 46,70%, pembelian bahan bakar dilakukan 3-5 kali dalam satu minggu.

Tabel 16. Jumlah dan persentase responden pasangan suami istri berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di bidang pangan, tahun 2015. Pihak

yang Mengerjakan

Jumlah (%) Curahan Waktu

(%) Frekuensi (%)

Suami 8 13,33 Rendah 20,00 Rendah 66,70 Istri 52 86,66 Sedang 66,70 Sedang 6,70 Tidak

Melakukan

[image:36.595.86.486.246.386.2] [image:36.595.84.486.612.740.2]
(37)

Aktivitas reproduksi dibidang pangan lebih dominan dilakukan oleh pihak istri dengan jumlah persentase sebesar 86,66%. Aktivitas yang terdiri dari kegiatan menyiapkan bahan masakan sampai dengan menyajikan makanan dilakukan oleh pihak istri. Hanya sebesar 13,33% suami yang mengerjakan aktivitas reproduksi dibidang pangan, karena kegiatan tersebut kebanyakan dilakukan oleh istri sebagai ibu rumah tangga,

Curahan waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan reproduksi dibidang pangan tergolong pada curahan waktu sedang dengan jumlah persentase sebesar 66,70%. Kegiatan ini memerlukan waktu yang cukup banyak karena memasak membutuhkan waktu yang cukup lama. Frekuensi untuk melakukan kegiatan reproduksi dibidang pangan termasuk kedalam kategori rendah. Karena tidak setiap hari pasangan suami istri melakukan kegiatan memasak.

Tabel 17. Jumlah dan persentase responden pasangan suami istri berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di bidang pengasuhan anak, tahun 2015.

Pihak yang Mengerjakan

Jumlah (%) Curahan Waktu

(%) Frekuensi (%)

Suami 4 6,66 Rendah 23,30 Rendah 20,00 Istri 44 73,33 Sedang 36,70 Sedang 73,30 Tidak

Melakukan

12 20,00 Tinggi 40,00 Tinggi 6,70

Total 60 100,00 Total 100,00 Total 100,00 Mengasuh anak merupakan aktivitas reproduksi yang penting didalam rumah tangga. Kegiatan ini banyak dilakukan oleh istri dengan jumlah persentase sebesar 73,33%. Banyaknya istri yang melakukan kegiatan ini karena stereotype bahwa seorang istri hakikatnya yang melakukan kegiatan mengurus anak, rumah, dan suaminya. Oleh karena itu kegiatan ini kebanyakan dilakukan oleh pihak istri dibandingkan dengan suami yang hanya memiliki jumlah persentase sebesar 6,66%.

(38)

Tabel 18. Jumlah dan persentase responden pasangan suami istri berdasarkan pihak yang melakukan kegiatan reproduksi di bidang kesehatan, tahun 2015.

Pihak yang Mengerjakan

Jumlah (%) Curahan Waktu

(%) Frekuensi (%)

Suami 22 36,66 Rendah 33,30 Rendah 20,00 Istri 36 60,00 Sedang 36,70 Sedang 10,00 Tidak

Melakukan

2 3,33 Tinggi 30,00 Tinggi 70,00 Total 60 100,00 Total 100,00 Total 100,00 Aktivitas reproduksi dibidang kesehatan lebih banyak dilakukan oleh pihak istri dengan jumlah persentase sebanyak 60%. Aktivitas dibidang kesehatan ini meliputi pembelian obat serta pemilihan sarana kesehatan untuk keluarga. Namun, jika istri tidak bisa melakukan pembelian obat, digantikan posisinya oleh suami. Kegiatan dibidang kesehatan dilakukan oleh suami dengan jumlah persentase sebesar 36,66%.

Curahan waktu yang dilakukan dalam bidang kesehatan tergolong sedang dengan jumlah persentase sebesar 36,70% dengan frekuensi tinggi sebesar 70%. Aktivitas dalam bidang kesehatan rupanya sering dilakukan oleh pasangan suami istri demi menjaga kesehatan keluarganya.

Tabel 19. Jumlah dan persentase responden pasangan suami istri berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di bidang kebersihan, tahun 2015.

Pihak Yang Mengerjakan

Jumlah (%) Curahan Waktu

(%) Frekuensi (%)

Suami 0 0,00 Rendah 40,00 Rendah 43,30 Istri 58 96,66 Sedang 33,30 Sedang 36,70 Tidak

Melakukan

2 3,33 Tinggi 26,70 Tinggi 20,00 Total 60 100,00 Total 100,00 Total 100,00

Aktivitas reproduksi di bidang kebersihan dilakukan oleh pihak istri dengan jumlah persentase sebesar 96,66%. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan menyapu, mengepel hingga membersihkan halaman. Kegiatan ini banyak dilakukan istri karena stereotype bahwa istri yang mengerjakan kegiatan mengurus rumah tangga.

(39)

Tabel 20. Jumlah dan persentase responden pasangan suami istri berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di bidang pasar, tahun 2015.

Pihak Yang Mengerjakan

Jumlah (%) Curahan Waktu

(%) Frekuensi (%)

Suami 8 13,33 Rendah 30,00 Rendah 30,00 Istri 52 86,66 Sedang 33,30 Sedang 33,30 Tidak

Melakukan

0 0,00 Tinggi 36,70 Tinggi 36,70 Total 60 100,00 Total 100,00 Total 100,00 Aktivitas reproduksi di bidang pasar dominan dilakukan oleh istri dengan jumlah persentase sebesar 86,66%. Aktivitas teresebut meliputi kegiatan berbelanja kepasar terkait dengan kebutuhan sehari-hari. Hanya sebesar 13,33% pihak suami yang melakukan aktivitas ini. Kegiatan ini lebih banyak dilakukan oleh istri dibandingkan suami karena menurut responden kegiatan ini wajib dilakukan oleh seorang istri.

Curahan waktu dalam melakukan kegiatan dibidang pasar tergolong tinggi dengan jumlah persentase sebesar 36,70%. Dengan frekuensi tinggi sebesar 36,70%. Aktivitas produksi dibidang pasar sering dilakukan setiap hari karena untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan pada masing-masing keluarga.

Tabel 21. Jumlah dan persentase pasangan suami istri berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi dibidang pakaian, tahun 2015.

Pihak Yang Mengerjakan

Jumlah (%) Curahan Waktu

(%) Frekuensi (%)

Suami 12 20,00 Rendah 30,00 Rendah 23,30 Istri 42 70,00 Sedang 33,30 Sedang 43,30 Tidak

Melakukan

6 10,00 Tinggi 36,70 Tinggi 33,30 Total 60 100,00 Total 100,00 Total 100,00

Aktivitas reproduksi dibidang pakaian lebih banyak dilakukan oleh pihak istri dengan jumlah persentase sebesar 70%. Aktivitas tersebut meliputi kegiatan pembelian pakaian sehari-hari, pakaian sekolah, hingga pakaian kerja. Hanya sebesar 20% pihak suami yang melakukan aktivitas tersebut, karena kegiatan ini lebih banyak dilakukan oleh pihak istri.

(40)

Tabel 22. Jumlah dan persentase responden pasangan suami istri berdasarkan pihak yang melakukan aktivitas reproduksi di bidang alat rumah tangga, tahun 2015.

Pihak Yang Mengerjakan

Jumlah (%) Curahan Waktu

(%) Frekuensi (%)

Suami 10 16,66 Rendah 6,70 Rendah 26,70 Istri 36 60,00 Sedang 0,00 Sedang 43,30 Tidak

Melakukan

14 23,33 Tinggi 93,30 Tinggi 30,00 Total 60 100,00 Total 100,00 Total 100,00

Aktivitas reproduksi di bidang alat rumah tangga lebih banyak dilakukan oleh pihak istri dengan jumlah persentase sebesar 60%. Aktivitas tersebut meliputi kegiatan pembelian alat memasak dan alat perbaikan kerusakan rumah. Segala hal yang bersangkutan dengan kegiatan rumah tangga lebih banyak dilakukan oleh istri. Pihak suami membantu kegiatan tersebut jika istri tidak bisa mengerjakannya.

Curahan waktu dalam kegiatan dibidang rumah tangga tergolong tinggi dengan jumlah persentase sebesar 93,30% dengan frekuensi kategori sedang sebesar 43,30%.

Profil Akses

Profil akses adalah kesempatan dalam memperoleh atau menggunakan sumberdaya tertentu ataupun. Profil akses dapat terlihat dari partisipasi masing-masing individu dalam aspek pengelolaan sumberdaya.

Tabel 23. Jumlah dan persentase responden pasangan suami istri berdasarkan pihak yang melakukan akses terhadap sumberdaya tanah, tahun 2015. Pihak yang

Mengerjakan

Jumlah (%) Frekuensi (%)

Suami 12 20,00 Rendah 60,00

Istri 48 80,00 Sedang 26,70

Tidak Melakukan 0 0,00 Tinggi 13,30

Total 60 100,00 Total 100,00

[image:40.595.85.484.494.589.2]
(41)

Tabel 24. Jumlah dan persentase responden pasangan suami istri berdasarkan pihak yang melakukan akses terhadap peralatan rumah tangga, tahun 2015.

Pihak yang Mengerjakan

Jumlah (%) Frekuensi (%)

Suami 4 6,66 Rendah 26,70

Istri 50 83,33 Sedang 43,30

Tidak Melakukan 6 10,00 Tinggi 30,00

Total 60 100,00 Total 100,00

Profil akses terhadap peralatan rumah tangga lebih banyak dilakukan oleh pihak istri dengan jumlah persentase sebesar 83,33%. Profil akses tersebut meliputi pemilihan alat-alat yang menunjang kebutuhan hidup rumah tangga. Pihak suami hanya memiliki peran serta sebesar 6,66%. Frekuensi dalam akses terhadap peralatan rumah tangga tergolong partisipasi sedang dengan jumlah persentase sebesar 43,30%.

Tabel 25. Jumlah dan persentase responden pasangan suami istri berdasarkan pihak yang melakukan akses terhadap pendidikan, tahun 2015.

Pihak yang Mengerjakan

Jumlah (%) Frekuensi (%)

Suami 6 10,00 Rendah 20,00

Istri 46 76,66 Sedang 73,30

Tidak Melakukan 8 13,33 Tinggi 6,70

Total 60 100,00 Total 100,00

Profil akses terhadap pendidikan lebih banyak dilakukan oleh pihak istri dengan jumlah persentase sebanyak 76,66%. Profil akses tersebut meliputi pemilihan sekolah anak dimana pihak istri memiliki akses yang lebih besar dibandingkan suami dalam hal menentukan pendidikan untuk keluarganya. frekuensi akses terhadap pendidikan tergolong sedang dengan jumlah persentase sebesar 73,30%.

Tabel 26. Jumlah dan persentase responden suami istri berdasarkan pihak yang melakukan akses terhadap penghasilan, tahun 2015.

Pihak yang Mengerjakan

Jumlah (%) Frekuensi (%)

Suami 6 10,00 Rendah 33,30

Istri 54 90,00 Sedang 56,70

Tidak Melakukan 0 0,00 Tinggi 10,00

Total 60 100,00 Total 100,00

(42)

hanya memiliki jumlah persentase sebesar 10%. Frekuensi dalam akses terhadap penghasilan tergolong kategori sedang dengan jumlah persentase sebesar 56,70%. Tabel 27. Jumlah dan persentase responden pasangan suami istri berdasarkan

pihak yang memperoleh manfaat pendapatan atas akses, tahun 2015. Pihak yang

Memperoleh

Jumlah (%) Frekuensi (%)

Suami 6 10,00 Rendah 30,00

Istri 54 90,00 Sedang 60,00

Tidak Melakukan 0 0,00 Tinggi 10,00

Total 60 100,00 Total 100,00

Manfaat terhadap pendapatan lebih dirasakan oleh pihak istri dengan jumlah persentase sebesar 90%, dimana seluruh pendapatan keluarga diambil alih oleh istri. Pendapatan yang diperoleh suami seluruhnya disetorkan kepada istri untuk dikelola demi memenuhi kebutuhan keluarganya. hanya sebesar 10% suami yang menikmati hasil pendapatannya. Frekuensi dalam memperoleh manfaat tergolong sedang dengan jumlah persentase sebesar 60%.

Tabel 28. Jumlah dan persentase responden pasangan suami istri berdasarkan pihak yang memperoleh manfaat dari hasil kekayaan, tahun 2015. Pihak yang

Mengerjakan

Jumlah (%) Frekuensi (%)

Suami 16 26,66 Rendah 26,70

Istri 42 70,00 Sedang 46,70

Tidak Melakukan 2 3,33 Tinggi 26,70

Total 60 100,00 Total 100,00

Manfaat atas hasil dari kekayaan lebih dirasakan oleh pihak istri dengan jumlah persentase sebesar 70%. Kekayaan tersebut meliputi kepemilikan rumah, mobil, motor dan perhiasan. Istri memiliki kendali atas pemilikan kekayaan keluarga. frekuensi manfaat yang diterima tergolong sedang dengan jumlah persentase sebesar 46,70%.

Tabel 29. Jumlah dan persentase responden pasangan suami istri berdasarkan pihak yang memperoleh manfaat atas kebutuhan dasar, tahun 2015. Pihak yang

Mengerjakan

Jumlah (%) Frekuensi (%)

Suami 16 26,66 Rendah 0,00

Istri 44 73,33 Sedang 80,00

Tidak Melakukan 0 0,00 Tinggi 20,00

Total 60 100,00 Total 100,00

(43)

26,66%. Frekuensi manfaat yang diterima tergolong kategori sedang dengan jumlah persentase sebesar 80%.

Kontrol

Profil kontrol dapat terlihat dari tingkat pengambilan keputusan dalam menentukan berbagai hal dalam keluarga.

Tabel 30. Jumlah dan persentase responden pasangan suami istri berdasarkan pihak yang mengambil keputusan dalam hal keuangan, tahun 2015. Pihak yang

Mengerjakan

Jumlah (%) Frekuensi (%)

Suami 10 16,67 Rendah 10,00

I

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berfikir Hipotesis
Tabel 2. Definisi Operasional Profil Gender
Tabel 3. Definisi Operasional Karakteristik Individu
Tabel 4. Definisi Operasional Strategi Nafkah menurut Scoones(1998)
+7

Referensi

Dokumen terkait

apalagi apabila pasangan suami istri tidak ada komunikasi maka hubungan keluarga. menjadi

Karena itu, penulis terinspirisi untuk membuat perancangan sebuah bioskop untuk pasangan kekasih atau pasangan suami istri yang sedang berkencan... akan merancang

Apabila dikaitkan dengan pasangan menikah lanjut usia di Kecamatan Mandalle Kabupaten Pangkep suami istri dalam keadaan baik bisa dikatakan dalam keadaan harmonis, sehingga

Adapun implikasi dalam penelitian ini menguatkan bahwa relasi suami istri jama’ah t abliq dan suami istri secara umum sangat berbeda dari segi pemenuhan nafkah

Pasangan usia subur adalah pasangan suami istri yang berstatus menikah yang istrinya berusia 15-49 tahun ( UU No. Penduduk merupakan modal dasar dan sekaligus

adapun adaptasi fisik, ekonomi, dan sosial termasuk dalam kategori sedang; DAN (4) Terdapat hubungan negatif pada indikator tingkat pendidikan dan adaptasi fisik, yang

Strategi Ekspansi usaha berdagang ini dilakukan oleh pedagang yang mempunyai tingkat pendapatan rumah tangga tergolong sedang dan tinggi, sehingga dapat dipastikan bahwa rumah

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa 1 Kemampuan komunikasi interpersonal pasangan suami istri di Kecamatan Siulak Mukai berada pada kategori cukup, 2 Leharmonisan dalam keluarga di