• Tidak ada hasil yang ditemukan

Moch Ali Noer Zamal Werdana. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Moch Ali Noer Zamal Werdana. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBANDINGAN PENGAKUAN PENDAPATAN BERBASIS KAS DAN BERBASIS AKRUAL TERHADAP BESARNYA LABA BRUTO

(Studi Kasus PDAM Tirta Sukapura Kab. Tasikmalaya)

Moch Ali Noer Zamal Werdana

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Jl. Siliwangi no.24 kotak pos 164 tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46155 Email : info@unsil.ac.id

ABSTRACT

This research aims to know how it compares to gross profit with cash-based recognition and the accrual basis of revenue recognition at PDAM Tirta Sukapura kab. Tasikmalaya. In this study the author uses descriptive analysis method with a case study approach to the PDAM Tirta Sukapura Kab.

Tasikmalaya. Data collected through field research and library research. To test the hypothesis, the authors use statistical analysis t test at 95% confidence level, it thitung < ttabel , this means that Ho accepted and Ha rejected. Thus, it can be concluded that the gross profit with no significant difference accrual basis with gross profit cash basis.

Keywords :cash basis gross profit and gross profit accrual basis

(2)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana perbandingan laba bruto dengan pengakuan berbasis kas dan dengan pengakuan pendapatan berbasis akrual pada PDAM Tirta Sukapura. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus pada PDAM Tirta Sukapura Kab. Tasikmalaya. Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Untuk menguji hipotesis, penulis menggunakan analisis statistik uji t pada tingkat keyakinan 95%, ternyata thitung < ttabel , hal ini berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perolehan laba bruto dengan basis akrual tidak signifikan perbedaannya dengan perolehan laba bruto basis kas.

Kata kunci : laba bruto basis kas dan laba bruto basis akrual

PENDAHULUAN

Dewasa ini, seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi dan kondisi perekonomian global yang tak menentu, menuntut para pelaku usaha dalam dunia perekonomian untuk semakin pandai dalam memanfaatkan peluang. Perusahaan- perusahaan baik dalam skala kecil maupun nasional tak terkecuali perusahaan milik pemerintah daerah diharapkan mampu untuk tetap bertahan dan berkembang ditengah persaingan bisnis yang ketat. Untuk itu perusahaan harus mampu mengambil tindakan dalam menyusun perubahan strategi dan perkembangan ekonomi sampai saat ini termasuk didalamnya penyampaian laporan keuangan yang relevan dalam pengambilan keputusan yang tepat.

Bagi pihak manajemen pengambilan keputusan yang tepat menentukan masa depan perusahaan sehingga keputusan yang diambil harus berdasarkan informasi yang dapat dipercaya, tepat sasaran, dan tepat waktu dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan. Salah satu informasi penting yang sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan usaha adalah informasi akuntansi yang berguna bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.

Salah satu bentuk informasi akuntansi adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan, hasil operasi atau kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan.

Secara konseptual, informasi akuntansi harus dapat memenuhi kriteria biaya - manfaat. Sehingga informasi akuntansi yang dihasilkan harus memiliki manfaat yang lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Laporan keuangan dalam pelaporannya harus disajikan secara wajar dengan pengertian keadaan yang sebenarnya. Laporan keuangan harus memenuhi Standar Akuntansi Keuangan yang sudah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

(3)

Akuntansi berbasis akrual merupakan suatu basis akuntansi dimana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat dan disajikan, dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Dalam akuntansi berbasis akrual, waktu pencatatan (recording) sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya, sehingga dapat mengidentifikasi posisi keuangan perusahaan dan perubahannya. Sehingga dapat menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat, begitu juga laba yang diperoleh pada saat pencatatan laporan keuangan tidak harus pada saat uang yang diterima (tanpa memperhatikan kas dan setara kas diterima) dalam bentuk piutang laba sudah diakui.

Salah satu hasil studi yang dilakukan IFAC Public Sector Commitee (2002) menyatakan bahwa pelaporan berbasis akrual bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja perusahaan terkait biaya jasa layanan, efisiensi dan pencapaian tujuan.

Dengan pelaporan berbasis akrual, pengguna dapat mengidentifikasi posisi keuangan perusahaan dan perubahaannya, bagaimana perusahaan mendanai kegiatannya sesuai dengan kemampuan pendanaannya sehingga dapat diukur kapasitas perusahaan yang sebenarnya.

Berbeda dengan akuntansi berbasis kas, menurut Indra Bastian (2011 ; 22), akuntansi barbasis kas dapat diartikan sebagai sistem akuntansi yang hanya mengakui arus kas masuk dan kas keluar. Transaksi dicatat/diakui apabila menimbulkan perubahan atau berakibat pada kas, yaitu menaikkan atau menurunkan kas. Dalam kasus ini, laporan keuangan tidak dapat dihasilkan karena ketiadaan data tentang aktiva dan kewajiban. Dalam akuntansi berbasis kas, pendapatan diakui ketika kas/uang telah diterima dan pengeluaran diakui ketika telah dilakukan pembayaran kas. Sehingga laba yang diperoleh, dicatat dan diakui pada saat pelaporan keuangan ketika transaksi uang benar-benar terjadi dan arus kas masuk bertambah.

Oleh karena itu, secara teori Akuntansi akrual dianggap lebih baik daripada akuntansi kas dalam perolehan laba bruto. Akuntansi akrual diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya, akurat, komprehensif dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial dan politik.

Pencatatan pengakuan pendapatan berbasis kas maupun berbasis akrual berpengaruh terhadap laba yang akan diperoleh. Dalam pengakuan pendapatan berbasis kas, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi dan kemudian terakumulasi sampai akhir periode. Pengukuran dan pengakuan laba juga akan paralel dengan kriteria pengakuan pendapatan dan biaya. Pengakuan laba atas dasar basis kas sama dengan pengakuan pendapatan atas dasar kriteria terealisasi dan sama dengan pengakuan biaya atas dasar kriteria konsumsi manfaat.

Pengakuan pendapatan berbasis kas ini memiliki berbagai keunggulan misalnya jumlah rupiah aset dan kewajiban secara otomatis tersedia pada akhir periode serta perubahan aset dan kewajiban merupakan perubahan nilai yang diakui secara objektif. Sedangkan kelemahannya apabila transaksinya dalam bentuk piutang

(4)

yang akan mempengaruhi arus kas masuk, piutang tidak diakui laba, akan mempengaruhi laba yang diperoleh.

Sedangkan pengakuan pendapatan berbasis akrual, laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan perusahaan dan bukan sebagai hasil suatu transaksi. Pendekatan ini paralel dengan konsep penghimpunan sebagai basis akrual pendapatan. Dengan konsep ini, laba dapat dinyatakan telah terbentuk bersamaan dengan dilakukannya kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas (produksi, penjualan, dan pengumpulan kas) walaupun secara realisasi belum terjadi transaksi secara real. Pendekatan ini memiliki keunggulan dalam membantu management melakukan analisis internal seperti mengukur efisiensi dan profitabilitas setiap kegiatan operasional perusahaaan.

Secara spesifik bahwa PDAM Tirta Sukapura merupakan perusahaan daerah air minum milik pemerintah Kabupaten Tasikmalaya yang bergerak di bidang jasa, yang kegiatan utamanya memberikan pelayanan kepada masyarakat kabupaten Tasikmalaya dan sekitarnya yang mencakup kebutuhan air bersih yang dibutuhkan masyarakat Tasikmalaya

PDAM Tirta Sukapura yang beralamat Jalan Jendral A.H Nasution Km 8 Tasikmalaya kode pos 46181, mengungkapkan bahwa transaksi-taransaksi keuangan dengan pelanggan setianya dilakukan cara piutang, hampir seluruh pelanggan ada piutang yang belum terbayarkan ke perusahaan, untuk itu perusahaan mengharuskan terobosan dalam pelaporan keuangan yang dipercaya, akurat, komprehensif dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi dan sosial dari pelaporan keuangan terdahulu yang berbasis kas yang dianggap kurang relevan untuk diterapkan di perusahaan untuk saat ini. Dasar-dasar akrual mengungkapkan bahwa piutang dapat diakui sebagai pendapatan perusahaan merupakan pilihan yang tepat dan relevan untuk diterapkan sebagai langkah terobosan untuk membuat laporan keuangan yang objektif.

Sejalan dengan perubahan laporan keuangan yang terjadi di PDAM Tirta Sukapura, peneliti ingin membandingkan dan uji beda pengakuan pendapatan berbasis kas dengan berbasis akrual terhadap besarnya laba bruto perusahaan

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif analitis adalah suatu metode yang menggambarkan keadaan atau situasi perusahaan yang sesungguhnya berdasarkan fakta-fakta atau kejadian-kejadian pada perusahaan tersebut untuk kemudian di adakan suatu analitis sehingga pada akhirnya menghasilkan sebuah kesimpulan (Moh. Nazir, 2003 : 64). Sedangkan pendekatan studi kasus adalah

(5)

penelitian ilmiah yang membahas dan menganalisa masalah berdasarkan kondisi yang sebenarnya terjadi pada perusahaan yang diteliti.

Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis.

Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam rangka pengujian hipotesis, data tersebut diolah terlebih dahulu kemudian dianalisis dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode stattistik parametrik yaitu dengan mengunakan statistik t-test. Teknik statistik parametris yang digunakan untuk menguji komparasi data rasio atau interval. (Sugiyono, 2003 : 134). Dalam analisis data digunakan statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menghitung dan Membandingkan Dua Mean

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan stattistik uji t untuk membedakan dua mean yaitu untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan Laba bruto berdasarkan pengakuan pendapatan berbasis kas dengan berdasarkan pengakuan pendapatan berbasis akrual.

Adapun tahapannya sebagai berikut : a. Hipotesis Operasional

Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata sampel perhitungan laba bruto dengan pengakuan pendapatan berbasis kas dan berbasis akrual.

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata sampel perhitungan laba bruto dengan pengakuan pendapatan berbasis kas dan berbasis akrual.

b. Rata-rata besarnya Laba bruto dari masing-masing sampel dengan menggunakan rumus, sebagai berikut :

𝑋

1

=

𝑖 = 1

𝑛 𝑋𝑖

𝑛 Keterangan :

𝑋1 = Rata-rata besarnya Laba bruto pengakuan pendapatan berbasis kas 𝑋1 = Besarnya Laba bruto pengakuan pendapatan berbasis kas

𝑛1 = Ukuran sampel 6 tahun

𝑋

2

=

𝑖 =1 𝑛 𝑋𝑖

𝑛

(Moch. Nazir, 2005 : 337)

(6)

Keterangan :

𝑋2 = Rata-rata besarnya Laba bruto pengakuan pendapatan berbasis akrual 𝑋2 = Besarnya Laba bruto pengakuan pendapatan berbasis akrual

𝑛2 = Ukuran sampel 6 tahun

Untuk menghitung nilai t yaitu untuk menguji signifikasi dalam mengambil kesimpulan, digunakan rumus sebagai berikut :

𝑡 =

𝑋1− 𝑋2

𝑆𝑔𝑎𝑏 1

𝑛 1 + 1

𝑛 2

(Sugiyono, 2011 : 145)

Keterangan :

t = Rata-rata besarnya Laba bruto berdasarkan pengakuan pendapatan berbasis kas dan berbasis akrual

𝑋1 = Rata-rata besarnya laba bruto berdasarkan pengakuan pendapatan berbasis kas

𝑋2 = Rata-rata besarnya laba bruto berdasarkan pengakuan pendapatan berbasis akrual

𝑛1 = Ukuran sampel 6 tahun 𝑛2 = Ukuran sampel 6 tahun 𝑆𝑔𝑎𝑏 = Simpangan baku

Menghitung simpangan baku gabungan antara pengakuan pendapatan berbasis kas dan pengakuan pendapatan berbasis akrual, digunakan rumus sebagai berikut :

(7)

𝑆

𝑔𝑎𝑏

=

𝑛1− 1 𝑆12+ (𝑛2 – 1)𝑆22

𝑛1+ 𝑛2 − 2

(Sugioyono, 2011 ; 145) Keterangan :

𝑆1 = Simpangan baku berdasarkan hasil laba bruto berdasarkan pengakuan pendapatan berbasis kas

𝑆2 = Simpangan baku berdasarkan hasil laba bruto berdasarkan pengakuan pendapatan berbasis akrual

𝑆𝑔𝑎𝑏 = Simpangan baku gabungan 𝑛1 = Ukuran sampel 6 tahun 𝑛2 = Ukuran sampel 6 tahun

c. Tingkat Signifikasi yang Digunakan

Tingkat keyakinan dalam penelitian ini ditentukan sebesar 0,95 dengan tigkat kesalahan yang ditolelir atau alpha 0,05. Penentuan alpha sebesar 0,05 merujuk pada kelaziman yang digunakan secara umum dalam penelitian ilmu sosial yang dapat digunakan sebagai kriteria dalan pengujian signifikansi hipotesi penelitian.

d. Kaidah Keputusan

Penarikan kesiimpulan dilakukan berdasarkan pengujian hipotesis

Ho diterima (Ha ditolak) jika : -tα/2;df (𝑛1+ 𝑛2 − 2) ≤ thitung ≤ + tα/2;df (𝑛1+ 𝑛2− 2).

Ho ditolak (Ha diterima) jika : < -tα/2;df (𝑛1+ 𝑛2− 2) atau thitung > +tα/2;df (𝑛1 + 𝑛2− 2).

e. Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan penujian hipotesis ditarik kesimpulan apakah hipotesis yang telah ditetapkan itu diterima atau ditolak.

(8)

PEMBAHASAN

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak di laporan keuangan, tepatnya laba rugi. Laba bruto dengan Pengakuan Pendapatan Berbasis Kas merupakan perolehan laba dengan laporan laba-rugi berbasis kas yaitu teknik pencatatan transaksi ketika transaksi terjadi dimana uang benar-benar diterima atau dikeluarkan, sehingga tidak ada berkaitan dengan estimasi piutang yang tak tertagih.

Laba bruto dengan Pengakuan Pendapatan Berbasis Akrual merupakan perolehan laba dimana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat dan disajikan, dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Dalam akuntansi berbasis akrual, waktu pencatatan (recording) sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya, sehingga dapat mengidentifikasi posisi keuangan perusahaan dan perubahannya.

Rekonstruksi

Pada periode 2009-2011 laporan laba/rugi PDAM Tirta Sukapura kab.

Tasikmalaya menerapkan laporan laba/rugi berbasis kas, untuk membandingkan perolehan laba bruto dengan berbasis akrual dengan periode yang sama, berikut tabel perbandingan laporan laba rugi hasil rekonstruksi dari berbasis kas ke berbasis akrual periode 2009-2011 :

Tabel 4.3

Perbedaan/Perbandingan perolehan Laba Bruto periode 2009-2011 (cash basic) dengan hasil rekonstruksi periode 2009-2011 (accrual basic)

Tahun/Periode Perolehan Laba Bruto cash basic

2009 Rp 3.859.752.340,00

2010 Rp 2.310.694.889,00

2011 Rp 3.054.718.031,00

accrual basic (hasil rekonstruksi)

2009 Rp 3.902.532.539,00

2010 Rp 2.925.337.601,00

2011 Rp 3.193.171.230,00

Dari data tabel diatas laporan laba/rugi cash basic setelah direkonstruksi ke accrual basic, perbedaan laba bruto accrual basic laba bruto nya lebih besar

(9)

daripada cash basic dikarenakan acrual basic piutang tak tertagih dicantumkan dalam pendapatan air (penjualan air). (Lampiran halaman 1-12 (cash basis) dan (lampiran halaman 26-37 (hasil rekonstruksi))

Pada periode 2012-2014 laporan laba/rugi PDAM Tirta Sukapura kab.

Tasikmalaya menerapkan laporan laba/rugi berbasis akrual,untuk membandingkan perolehan laba bruto dengan berbasis akrual dengan periode yang sama, berikut tabel perbandingan laporan laba rugi hasil rekonstruksi dari berbasis akrual ke berbasis kas periode 2012-2014 :

Tabel 4.4

Perbedaan/Perbandingan perolehan Laba Bruto periode 2012-2014 (acrual basic) dengan hasil rekonstruksi periode 2012-2014 (cash basic)

Tahun/Periode Perolehan Laba Bruto Acrual basic

2012 Rp 5.488.053.154,00

2013 Rp 5.702.616.943,00

2014 Rp 4.217.225.521,00

Cash basic (hasil rekonstruksi)

2012 Rp 4.088.109.552,00

2013 Rp 2.467.648.972,00

2014 Rp 3.301.993.418,00

Dari data tabel diatas laporan laba/rugi acrual basic setelah direkonstruksi ke cash basic, perbedaan laba bruto cash basic laba bruto nya lebih kecil daripada accrual basic dikarenakan cash basic piutang tak tertagih tidak dicantumkan dalam pendapatan air (penjualan air).

Uji Beda

Untuk mengetahui perbedaan antara laba bruto berdasarkan pengakuan pendapatan berbasis kas dengan laba bruto berdasarkan pengakuan pendapatan

(10)

berbasis akrual pada PDAM Tirta Sukapura, maka dilakukan suatu analisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Formulasikan Ho dan Ha

Ho : μ1 = μ2 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara laba bruto berdasarkan pengakuan pendapatan berbasis kas dengan laba bruto berdasarkan pengakuan pendapatan berbasis akrual Ha : μ1 ≠ μ2: Terdapat perbedaan yang signifikan antara laba bruto berdasarkan

pengakuan pendapatan berbasis kas dengan laba bruto berdasarkan pengakuan pendapatan berbasis akrual

2. Pemilihan Tes Statistik

Pemilihan tes statistik ini digunakan untuk melihat apakah terdapat perbedaan antara dua variabel yang diuji. Dengan menggunakan SPSS versi 21.0 tabel independent sample test terlampir, maka diperoleh rata-rata tiap sampel dan standard deviation tiap sampel sebagai berikut: untuk rata-rata perolehan laba bruto berbasis kas sebesar 3.18E9, standard deviation sebesar 7.184E8 dan standard error mean sebesar 2.933E8. Sementara itu untuk rata-rata perolehan laba bruto berbasis akrual sebesar 4.24E9, standard deviation sebesar 1.152E9, dan standard error sebesar 4.703E8.

3. Menentukan Nilai t

Dari hasil perhitungan SPSS versi 21.0 diketahui thitung adalah sebesar 1,908 dan signifikansi 0,00 sementara itu selanjutnya mencari ttabel pada tabel distribusi dengan tingkat signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan df = n1 + n2 – 2 atau 6+6-2 = 10, dan hasil yang diperoleh untuk ttabel adalah sebesar 2,20099 (tercantum dalam lampiran).

4. Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Dengan menggunakan kaidah penerimaan Ho jika thitung < ttabel dan penolakan Ho jika thitung> ttabel maka 1,908 > 2,20099 atau thitung < ttabel, dan juga berdasarkan tingkat signifikansi yaitu 0,00 < 0,05. Oleh karena itu Ho diterima, sehingga menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perolehan laba bruto berbasis kas dengan laba bruto berbasis akrual. (lihat lampiran)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laporan laba/rugi dengan basis kas dan akrual hampir sama baiknya untuk diaplikasikan pada PDAM Tirta Sukapura Kab. Tasikmalaya. Kinerja keuangan PDAM Tirta Sukapura bagus, dikarenakan pengeloaan piutang (pembayaran tagihan air yang kredit) dikelola dengan baik.

Faktor-faktor yang menyebabkan laporan laba/rugi basis kas perbedaannya tidak signifikan dengan laporan laba/rugi basis akrual dengan hasil rekonstruksi dan dilakukan uji beda ialah :

- Piutang yang tidak tertagih rasionya sedikit

Berdasarkan hasil penelitian, Hal ini disebabkan piutang yang tertagih lebih besar dibandingkan dengan piutang yang belum tertagih. Sebagai contoh

(11)

periode 2009, Laba bruto periode tersebut berdasarkan cash basis Rp 3.859.752.340,00 kemudian direkonstruksi berdasarkan accrual basis dengan memperoleh hasil Rp 3.902.532.539,00 . Selisih perolehan Laba bruto dengan piutang tak tertagih dengan piutang tertagih (berdasarkan accrual basis dengan cash basis) ialah sebesar Rp 42.780.199,00 . Jadi selisihnya Rp 42.780.199 : Rp 3.859.752.340 sehingga rasio pada periode 2009 ialah 1,1 % : 98,9 %. Rasio yang sangat besar antara piutang tak tertagih dengan piutang tertagih mendandakan bahwa kinerja keuangan PDAM Tirta Sukapura sangat baik dalam hal pengelolaan piutang pelanggannya. Rasio keseluruhan piutang tak tertagih seluruh periode yang penulis teliti pada perusahaan tersebut dengan rentang 1-10 %.

Sehingga dapat disimpulkan dari hasil penelitian tersebut Laporan laba/rugi cash basis dengan laporan laba/rugi accrual basis perbedaannya tidak signifikan bedasarkan perhitungan SPSS.

- Penurunan perolehan laba bruto dalam beberapa periode

Penurunan perolehan laba bruto terjadi pada periode 2010 dan 2014, perolehan laba bruto periode 2010 ialah sebesar Rp 2.310.694.889,00 lebih kecil dibanding periode 2009 sebesar Rp 3.859.752.340,00 dan juga perolehan laba bruto periode 2014 sebsar Rp 4.217.225.521,00 lebih kecil dibanding periode 2013 sebesar Rp 5.702.616.943,00. Dari data penurunan laba bruto periode tersebut sehingga terdapat perbedaan yang tidak signifikan dari perhitungan

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada PDAM Tirta Sukapura Kab. Tasikmalaya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Laporan Laba/Rugi berbasis kas periode 2009-2011 pada PDAM Tirta Sukapura dengan kinerja keuangan cukup sehat, tagihan piutang yang terjaga dengan baik, laporan laba/rugi basis kas masih relevan diaplikasikan untuk laporan pertanggungjawaban kinerja keuangan kepada Pemerintah Daerah dikarenakan basis kas menghitung transaksi terjadi dimana uang benar-benar diterima atau dikeluarkan.

2. Laporan Laba/Rugi berbasis Akrual periode 2012-2014 pada PDAM Tirta Sukapura, yang mulai diterapkan sesuai Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 Laporan keuangan Khususnya Laporan Kinerja Keuangan berdasarkan SAK ETAP. Penerapan SAK ETAP disetujui oleh Dewan Pengawas PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya melalui surat no.

32/DP-PDAM/XII/2011 tanggal 30 Desember 2011, dan penerapan laporan keuangan dimulai periode 1 Januari 2012, bahwa penelitian yang dilakukan penulis laporan laba/rugi berbasis akrual yang secara teori lebih baik

(12)

daripada berbasis kas sejalan dengan hasil penelitian yang penulis lakukan, diantranya besaran laba bruto masing-masing lebih besar daripada basis kas serta penyusunan laporan laba/rugi dapat disusun secara transparan dan dapat dipertangungjawabkan.

3. Perbandingan laba bruto berbasis kas dengan laba bruto berbasis akrual, untuk periode 2009-2011 (basis kas) direkonstruksi ke berbasis akrual dengan periode yang sama dan periode 2012-2014 (basis akrual) direkonstruksi ke berbasis kas pada periode yang sama. Penulis melakukan uji beda dengan menggunakan metode stattistik parametrik yaitu dengan mengunakan statistik t-test, dari data perhitungan yang penulis lakukan diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perolehan laba bruto berbasis kas dengan laba bruto berbasis akrual. Disebabkan bahwa yang dianalisis penulis kinerja keuangan PDAM Tirta Sukapura khususnya laporan laba/rugi dapat mengontrol dengan baik piutang (tagihan yang belum dibayarkan pelanggan) sehingga rasio piutang yang tidak tertagih lebih kecil/sangat kecil dengan tagihan yang tertagih. Rasio perbandingan piutang tak tertagih dengan yang tertagih dengan rentang 1- 10%

Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian yang diperoleh diatas, maka beberapa saran yang dapat diberikan untuk PDAM Tirta Sukapura Kab. Tasikmalaya maupun pengembangan penelitian yang akan datang adalah sebagai berikut : 1. Bagi PDAM Tirta Sukapura Kab. Tasikmalaya

PDAM Tirta Sukapura dapat terus mengaplikasikan laporan kinerja keuangan berbasis akrual sesuai Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2011, dengan catatan apabila laporan laba/rugi perusahaan tersebut pendapatan yang diperoleh rasio tagihan yang tertagih lebih besar daripada rasio tagihan yang tidak tertagih atau tagihan tertagih > tagihan tidak tertagih

2. Bagi penelitian selanjutnya

Bagi para peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti dengan periode pengamatan diperpanjang supaya dapat memberikan hasil yang konsisten dengan penelitian yang penulis lakukan, serta untuk memperhatikan laporan kinerja perusahaan dan mengontrol piutang tak tertagih, karena setiap periode piutang tak tertagih besarannya beda-beda tetapi sampai periode saat ini rasionya masih sangat kecil.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hafiz Tanjung.2012.Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Pendekatan Teknis Sesuai PP No. 71/2010. Alfabeta. Bandung.

Abdul Halim. 2007. Akuntansi Sektor Publik : Akuntansi Keuangan Daerah.

Edisi 3.Salemba 4. Jakarta.

Baswir, Revrisond.1997. Akuntansi Pemerintahan Indonesia, BPFE- Yogyakarta. Yogyakarta.

Binsar H. Simanjuntak. 2010. Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Di Sektor Pemerintahan Di Indonesia. Kongres Xi Ikatan Akuntansi Indonesia.

Jakarta.

Chariri, A dan Ghazali, I. 2001. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Hansen, Don. R. dan M. Mowen, Mayane. 2001. Manajemen Biasa Akuntansi dan Pengendalian. Buku Dua. Edisi Kesatu. Salemba Empat. Jakarta.

Horngren, CT, dkk. 1997. Akuntansi di Indonesia. Edisi ke-3. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan Edisi 2007.

Penerbit: Salemba Empat. Jakarta.

Nainggolan, Pahala. 2006. Cara Mudah Memahami Akuntansi.Seri Manajemen Keuangan No.8. Lembaga ManajemenPPM dan Penerbit PPM.

Jakarta.

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Simanjuntak, Binsar H., 2010. Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Sektor Pemerintahan di Indonesia, Disampaikan Pada Kongres XI IAI. di Indonesia. Jurnal Akuntansi Pemerintahan Vol.1 No.1, Mei.

Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab dan Pengelolaan Keuangan Negara.

Waybright, Jeffrey and Kemp, Robert., 2010, Financial Accounting, New Jersey, Pearson.

Referensi

Dokumen terkait

serta kelestarian ekologis kawasan. Tata Bangunan adalah produk dari penyelenggaraan bangunan gedung beserta lingkungannya sebagai wujud pemanfaatan ruang, meliputi

Penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui kondisi faktual pemanfaatan

Premija po glavi stanovnika (density) i učešće ukupne ostvarene premije u bruto domaćem proizvodu (penetration) iz godine u godinu postepeno se povećava.. Postoji

При про- ектировании магнитного редуктора следует учи- тывать, что передаточное число редуктора не СРАВНИТЕЛЬНЫЙ АНАЛИЗ ДВУХ ГЕНЕРАТОРОВ С

1) Faktor genetik, mempunyai kemampuan untuk mereduksi radikal bebas, perubahan kadar enzim antioksidan, dan kemampuan melindungi protein dari trauma panas,

Ada hubungan antara faktor internal, yaitu: tingkat pendapatan rumah tangga petani, jumlah tanggungan, tingkat ketergantungan pada lahan, dan tingkat pendidikan dengan

Suandy (2009: 132) salah satu cara dalam meminimalkan pajak terutang yang dilakukan dalam tax planning adalah dengan memaksimalkan biaya fiskal. Biaya fiskal