• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Pelaksanaan lebih lanjut didasarkan atas pedoman penyusunan penetapan kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik.

Untuk mencapai Akuntabilitas Instansi Pemerintah yang baik, Kecamatan Rancasari selaku unsur pembantu pimpinan, dituntut selalu melakukan pembenahan kinerja. Pembenahan kinerja diharapkan mampu meningkatkan peran serta fungsi Kecamatan Rancasari sebagai sub sistem dari sistem Pemerintahan Daerah yang berupaya memenuhi aspirasi masyarakat.

Dalam perencanaan pembangunan daerah Kota Bandung, capaian tujuan dan sasaran pembangunan yang dilakukan tidak hanya mempertimbangkan visi dan misi daerah, melainkan kondisitasnya dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai pada lingkup pemerintahan Kota, Propinsi dan Nasional.

Terwujudnya suatu tata pemerintahan yang baik dan akuntabel merupakan harapan semua pihak. Berkenanan harapan tersebut diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban

(2)

2

yang tepat, jelas, terukur legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Sejalan dengan pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaran negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, maka di terbitkan Peraturan Presiden No.

29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Sehubungan dengan hal tersebut Kecamatan Rancasari Kota Bandung diwajibkan untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP). Penyusunan LKIP Kecamatan Rancasari Kota Bandung Tahun 2014 yang dimaksudkan sebagai perwujudan akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan yang dicerminkan dari pencapaian kinerja, visi, misi, realisasi pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran dengan target yang telah ditetapkan.

B. Gambaran Umum Kecamatan

Kecamatan Rancasari Kota Bandung dari presfektif geografis merupakan bagian dari pusat pemerintahan primer kedua yang berada di wilayah timur Kota Bandung yang memiliki luas wilayah 755 Ha. Dalam Peraturan Daerah Nomor 06 tahun 2006 tentang Tentang Pemekaran dan Pembentukan Wilayah Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung dengan batas wilayah meliputi :

a. Sebelah Utara

b. Sebelah Timur c. Sebelah Selatan

d. Sebelah Barat

:

: :

:

Jl. Soekarno Hatta (Kecamatan Arcamanik) Kecamatan Gedebage Jl. Tol Padaleunyi / Kabupaten Bandung Kecamatan Buahbatu

(3)

3

Wilayah Kecamatan Rancasari terbagi dalam 4 (empat) Kelurahan yang terdiri dari 51 Rukun Warga dan 339 Rukun Tetangga sebagai berikut :

Nama Kelurahan Jumlah

RW RT Umpi RW Komplek

a. Cipamokolan b. Derwati c. Manjahlega d. Mekarjaya

11 13 16 11

93 84 96 66

4.976 6.969 5.419 3.209

7 5 14

7

Jumlah 51 339 20.576 33

Kecamatan Rancasari Kota Bandung termasuk dari salah satu Kecamatan yang mengalami pemekaran berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung No. 6 Tahun 2006 Tentang Pemekaran Wilayah di Lingkungan Pemerintahan Kota Bandung.

(4)

4

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Kecamatan Rancasari Kota Bandung memiliki sarana/prasarana dan potensi sumber daya manusia (SDM) pada saat ini berjumlah 48, terdiri dari

a. Golongan IV : 4 Pegawai b. Golongan III : 29 Pegawai c. Golongan II : 15 Pegawai

C. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung No. 14 Tahun 2007 tentang pembentukan dan susunan organisasi kecamatan di lingkungan Pemerintah Kota Bandung, Kecamatan Rancasari mempunyai tugas dan kewajiban Membantu Walikota Dalam menyelenggarakan tugas dan kewajiban tersebut mempunyai fungsi:

1. Melakukan identifikasi potensi lokal di wilayahnya masing-masing sekaligus strategi mengembangkannya;

2. Memiliki kemampuan untuk mengatur dan mengurus kewenangan yang telah dilimpahkan;

3. Memiliki kemampuan untuk mendinamisasi aktivitas dan kreativitas warga di wilayahnya;

4. Mampu melaksanakan fungsi pemerintahan dan pembangunan;

5. Melaksanakan fungsi pelayanan serta pemberdayaan masyarakat dengan prinsip tepat sasaran dan tepat manfaat.

Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban Kecamatan dipimpin oleh camat yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh pejabat structural sebagaimana terdapat dalam struktur organisasi dibawah ini:

(5)

5

D. Isu Strategis

Isu Strategis berdasakan Tugas Pokok dan Fungsi yang dilaksanakan oleh Pemerintahan Kecamatan Rancasari Kota Bandung yang berkaitan dengan fungsi pelayanan pemerintah Kecamatan Rancasari ada beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi untuk dijadikan dasar isu strategis antara lain :

Permasalahan pembangunan yang dihadapi oleh Kecamatan Rancasari yang dapat menghambat dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan menuju good governance and clean government sehingga akan berdampak pada kualitas pembangunan daerah. Berkaitan dengan isu-isu dan masalah pembangunan yang

(6)

6

dihadapi Kecamatan Rancasari Kota Bandung pada tahun 2014 antara lain :

1) Tuntutan masyarakat untuk memberikan pelayanan yang prima.

2) Adanya tuntutan akuntabilitas tata pengelolaan pemerintahan.

3) Pengembangan Iptek yang harus dibarengi dengan semangat SDM untuk meningkatkan kemampuannya.

4) Membangun komitmen seluruh aparatur dalam melaksanakan TUPOKSI untuk mewujudkan komitmen.

5) Meningkatkan komitmen aparatur dalam menyelenggarakan Pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat.

Isu-isu strategis tersebut memerlukan penanganan secara komprehensif melalui pendekatan spesial sebagaimana ditetapkan dalam RTRW Kota Bandung yang mencakup arahan pemanfaatan ruang, indikasi program pemanfaatan ruang dan indikasi sumber pendanaan program pemanfaatan ruang. Implikasinya terhadap pelayanan tugas pokok dan fungsi Kecamatan Rancasari Kota Bandung, sebagai berikut : 1) Membangun sistem pelayanan prima yang murah, aman, cepat,

efisien, dan transparan.

2) Membangun komitmen seluruh aparatur dalam melaksanakan TUPOKSI untuk mewujudkan akuntabilitas.

3) Meningkatkan komitmen aparatur dalam penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat.

Dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan menuju good governance and clean government yang akan berdampak pada kualitas pembangunan daerah maka Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan (LKIP) ini dipadukan dengan pengembangan teknologi informasi dalam aplikasi Silakip Kota Bandung. Aplikasi Silakip ini diharapkan dapat memberikan perubahan dengan adanya masukan ataupun saran sekaligus sebagai media informasi untuk publik mengetahui perkembangan yang ada diwilayah Kota Bandung khususnya SKPD yang ada di Pemerintah Kota Bandung.

(7)

7

E. Landasan Hukum

LKIP Kota Bandung ini disusun berdasarkan beberapa landasan hukum sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan NegaraYang Bersih, Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

5. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP};

6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

7. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013 - 2018.

(8)

8

F. Sistematika

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kecamatan Rancasari Kota Bandung Tahun 2014 adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi Gambaran Umum, Tugas dan Fungsi, Isu Strategis yang dihadapi SKPD, Dasar Hukum dan Sistematika.

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Meliputi Perencanaan Strategis sebelum dan setelah Review BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Meliputi Capaian IKU, Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja serta Akuntabilitas Keuangan

BAB IV PENUTUP

(9)

9

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2014 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

A. Rencana Strategis

Rencana Strategis Kecamatan Rancasari Kota Bandung adalah merupakan dokumen yang disusun melalui proses sistimatis dan berkelanjutan serta merupakan penjabaran dari pada Visi dan Misi Kepala Daerah yang terpilih dan terintegrasi dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan, dalam hal ini Kecamatan Rancasari Kota Bandung. Rencana Strategis Kecamatan Rancasari Kota Bandung yang ditetapkan untuk jangka waktu 5 ( lima ) tahun yaitu dari Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2018 ditetapkan dengan Surat Keputusan Kecamatan Rancasari Kota Bandung Nomor 005 Tahun 2014 tentang Penetapan Rencana Strategis Kecamatan Rancasari Kota Bandung Tahun 2013-2018. Penetapan jangka waktu 5 tahun tersebut dihubungkan dengan pola pertanggung jawaban Walikota terkait dengan penetapan / kebijakan bahwa Rencana Strategis Kecamatan Rancasari Kota Bandung dibuat pada masa jabatannya, dengan demikian akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintah daerah akan menjadi akuntabel.

Renstra Kecamatan Rancasari Kota Bandung tersebut ditujukan untuk mewujudkan visi dan misi daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013-2018.

Penyusunan Renstra Kecamatan Rancasari Kota Bandung telah melalui tahapan - tahapan yang simultan dengan proses penyusunan

(10)

10

RPJMD Kota Bandung Tahun 2013 - 2018 dengan melibatkan stakeholders pada saat dilaksanakannya Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD, Forum SKPD, sehingga Renstra Kecamatan Rancasari Kota Bandung merupakan hasil kesepakatan bersama antara Kecamatan Rancasari Kota Bandung dan stakeholder.

Selanjutnya, Renstra Kecamatan Rancasari Kota Bandung tersebut akan dijabarkan kedalam Rencana Kerja (Renja) Kecamatan Rancasari Kota Bandung yang merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun. Didalam Renja Kecamatan Rancasari Kota Bandung dimuat program dan kegiatan prioritas yang diusulkan untuk dilaksanakan pada satu tahun mendatang.

1. Visi

Visi adalah gambaran kondisi ideal yang diinginkan pada masa mendatang oleh pimpinan dan seluruh staf Kecamatan Rancasari Kota Bandung. Visi tersebut mengandung makna bahwa Kota Bandung dengan potensi, keragaman dan kompleksitas masalah yang tinggi, harus mampu dibangun menuju Bandung sebagai Kota Jasa yang Bermartabat serta Unggul, Nyaman dan Sejahtera,

“Bandung Juara”.

Visi Kecamatan Rancasari Kota Bandung Tahun 2013 - 2018 adalah : Membangun Kecamatan Rancasari Menuju Kecamatan Yang Handal, Inovatif, Bersih, Rindang, Indah, Damai Dan Aman

2. Misi

Sedangkan untuk mewujudkan Visi Kecamatan Rancasari Kota Bandung Tahun 2013 - 2018 tersebut diatas dilaksanakan Misi sebagai berikut :

a. Mewujudkan Pelayanan Publik Prima

b. Meningkatkan Kinerja Aparatur Pemerintahan Kecamata Rancasari yang Akuntable.

(11)

11

3. Tujuan dan Sasaran

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisa strategis.

Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Istansi Pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu / tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran yang ditetapkan untuk mencapai Visi dan Misi Kota Bandung Tahun 2013 - 2018 sebanyak 3 (tiga) sasaran strategis.

Upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, Pemerintah Kota Bandung juga melakukan Review terhadap Indikator Kinerja, baik tingkat Pemerintah Daerah maupun tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah, dalam melakukan Review dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi.

Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas kinerja Kecamatan dilakukan Review terhadap Perencanaan Strategis, Indikator Kinerja Utama dan Perjanjian Kinerja Kecamatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bandung dengan narasumber dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Hasil Review tersebut selanjutnya menjadi dasar penyusunan Laporan akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kecamatan Rancasari Tahun 2014.

Hasil Review pada rencana strategis Kecamatan terutama merevisi indikator kinerja pada seluruh sasaran, selain bertambahnya jumlah indikator juga merevisi penempatan indikator kinerja strategis menjadi lebih menggambarkan keberhasilan tujuan dan atau sasaran.

Hasil Review selanjutnya menjadi lembar kerja tambahan pada

(12)

12

Rencana Strategis Kecamatan Rancasari Tahun 2013 - 2018.

Beberapa cacatan dan rekomendasi yang diperoleh dalam pelaksanaan Review Rencana strategis Kecamatan di lingkungan Pemerintah Kota Bandung antara lain :

1. Rekomendasi Bappeda Kota Bandung

 Pada formulasi pengukuran untuk tiap-tiap kriteria indikator dibuat rumus masing-masing.

 Indikator yang merupakan output kegiatan disarankan untuk dihapus.

2. Rekomendasi Narsumber Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

 Penggabungan beberapa indikator menjadi indikator yang dapat menggambarkan cakupan kinerja sasaran penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Kecamatan

 Beberapa indikator dihapus karena merupakan output kegiatan

 Kriteria indikator lembaga kemasyarakatan yang aktif perlu ditambah kriteria yang lainnya

 Penggabungan kriteria dalam satu indikator kinerja

 Cascading pada semua indikator harus dibagi habis ke masing- masing kepala seksi dan Lurah dengan penghitungan bobot dari masing-masing capaian kinerja.

Berdasarkan hasil Review dan tindaklanjut perbaikan Rencana Strategis Kecamatan tersebut, selanjutnya diuraikan pada tabel berikut :

(13)

13

Tabel 2.1

Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja sebelum Review dan setelah Review Kecamatan Rancasari Kota Bandung

NO TUJUAN

SEBELUM REVIEW SETELAH REVIEW

SASARAN INDIKATOR

KINERJA SASARAN INDIKATOR KINERJA

1

1. Meningkat kan Kepuasan Masyaraka t Terhadap Pelayanan Publik Prima di Kecamatan dan Kelurahan

1. Meningkat nya Kepuasan Masyara kat Terhadap Pelayanan Publik Prima di Kecamat an dan Kelurahan

1. Indeks Pelayanan / Indeks Kepuasan Masyarakat

1. Meningkat nya Kepuasan Masyarak at Terhadap Pelayanan Publik Prima di Kecamat an dan Kelurahan

1. Indeks Pelayanan /Indeks Kepuas an Masyarakat 2. Persentase Keluh

an/ pengaduan pelayanan admi nistratif yg ditindaklanjuti 3. Nilai Standar ke

patuhan pelayan an publik versi ombudsman RI 2. Meningkat

nya kinerja penyeleng garaan Tugas Umum Pemerin- tahan Kecamat an

2. Capaian Kinerja TUP Kecamat an: Bidang pe merintahan, per ekonomian, Pem bangunan, Ling kungan Hidup, Pendidikan dan kemasya rakat an,ketentraman dan ketertiban ser ta pelayanan

2. Mening katnya kinerja penye lenggara an Tugas Umum Pemerin- tahan Kecamat an

4. Persentase pela yanan administra si kependu dukan tepat waktu 5. Persentase wak tu

pelayanan adm.

Umum lainnya tepat waktu 6. Persentase Kelu-

rahan yang me menuhi standar kriteria baik 3. Meningkat

nya kinerja penyeleng garaan Tu gas Umum Pemerin- tahan Ke camatan

3. Meningkat nya kinerja penyeleng garaan Tugas Umum Pemerin- tahan Kecamat an

7. Persentase RW Juara

8. Persentase Lem baga kemasyara katan Aktif

9. Rasio Anggota Linmas

2

2. Meningkat kan Akun tabilitas Kinerja

4. Meningkat nya akunta bilitas kiner ja

Kecamatan

3. Nilai AKIP

Kecamatan 4. Meningkat nya akun tabilitas kinerja Ke cama an

10. Nilai AKIP Kecamatan

(14)

14

5. Prosenta se temuan BPK / In spekto rat yang di tin daklanjuti

11. Persentase temuan

BPK/Inspektorat yang ditindak lanjuti 6. Tertib ad

ministrasi barang/as set daerah

B. Indikator Kinerja Utama

Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Kecamatan Rancasari Pemerintah Kota Bandung telah menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tingkat Kecamatan melalui Surat Keputusan Camat Rancasari Nomor : 19 Tahun 2014 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan Kecamatan Rancasari Kota Bandung Tahun 2013-2018

Adapun penetapan Indikator Kinerja Utama Kecamatan Rancasari Kota Bandung tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Bersamaan dengan Review rencana strategis Kecamatan juga dilakukan Review Indikator Kinerja Utama (IKU) Kecamatan serta menghasilkan penjelasan tentang Indikator berupa formulasi pengukuran dan kriteria indikator kinerja agar berorientasi hasil.

Ada beberapa indikator kinerja yang tidak dimasukan ke Indikaotr Kinerja Utama antara lain : Nilai Standar kepatuhan pelayanan publik versi ombudsman RI, Rasio Anggota Linmas dan Nilai AKIP Kecamatan karena merupakan unsur penunjang dan merupakan tupoksi SKPD lain sehingga tidak masuk indikator kinerja utama di Kecamatan

Berikut ini Indikator Kinerja Utama Kecamatan hasil sebelum dan setelah Review berikut :

(15)

15

Tabel 2.2

Sasaran dan Indikator Kinerja Utama sebelum Review dan setelah Review Kecamatan Rancasari Kota Bandung

No

Sebelum Review Setelah Review

Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Indikator Kinerja

1

1. Meningkat nya Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Publik Prima di Kecamatan dan Kelurahan

1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

1. Meningkatnya Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Publik Prima di Kecamatan dan Kelurahan

1. Indeks Pelayanan / Indeks Kepuas an Masyarakat 2. Persentase Ke

luhan/ pengadu an pelayanan ad ministratif yang ditindaklanjuti

2

2. Meningkatnya kinerja penyeleng garaan Tugas Umum Pemerin-tahan Kecamatan

2. Tingkat Kinerja bidang Tugas Umum Pemerintah an (seksi)

2. Meningkatnya kinerja penyeleng garaan Tugas Umum Pemerin-tahan Kecamatan

3. Persentase pela yanan adminis trasi kependuduk an tepat waktu 4. Persentase waktu

pelayan an adm.

Umum lainnya tepat waktu 5. Persentase Kelu

rahan yang me menuhi standar kriteria baik

3

3.Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan kecamatan

3. Rata-rata Tingkat Pelak sanaan Inova si Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK)

6. Persentase RW Juara

7. Persentase Lem baga kemasyara katan Aktif

4 4. Meningkat nya akuntabilitas ki nerja Kecamatan

4. Nilai evaluasi AKIP

3. Meningkatnya akuntabilitas kinerja Kecamatan 5

5. Terwujudnya Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN

5. Prosentase Temu an BPK/Inspektorat yg ditindaklajuti 6. Prosentase Tertib

Administrasi Ba rang / asset daerah

Untuk Formulasi dan kriteria indikatoe dari IKU sebagaimana terlampir dalam lampiran

(16)

16

C. Perjanjian Kinerja 2014

Perjanjian Kinerja sebagai tekad dan janji dari perencana kinerja tahunan sangat penting dilakukan oleh pimpinan instansi di lingkungan Pemerintahan karena merupakan wahana proses tentang memberikan perspektif mengenai apa yang diinginkan untuk dihasilkan. Perencanaan kinerja yang dilakukan oleh instansi akan dapat berguna untuk menyusun prioritas kegiatan yang dibiayai dari sumber dana yang terbatas. Dengan perencanaan kinerja tersebut diharapkan fokus dalam mengarahkan dan mengelola program atau kegiatan instansi akan lebih baik, sehingga diharapkan tidak ada kegiatan instansi yang tidak terarah.

Penyusunan Perjanjian Kinerja Kecamatan Rancasari Kota Bandung Tahun 2014 mengacu pada dokumen Renstra Kecamatan Rancasari Kota Bandung Tahun 2013 - 2018, dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014, dokumen Rencana Kerja (Renja) Tahun 2014, dan dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun 2014. Kecamatan Rancasari Kota Bandung telah menetapkan Penetapan Kinerja Tahun 2014.

Sesuai dengan tujuan dan sasaran jangka menengah Kecamatan hasil Review dan sebagai bahan tahun 2014 diperjanjikan antara Camat dengan Walikota adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3

Perjanjian Kinerja Perubahan Kecamatan Rancasari Kota Bandung Tahun 2014

NO Sasaran Strategis

Sebelum Review Setelah Review

Indikator

Kinerja Target Indikator Kinerja Satu

an Target

1

Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik

1. Indeks Pelayanan / Indeks Kepuasan Masya rakat

71,25

1. Indeks Pelayanan / Indeks

Kepuasan Masyarakat Nilai 71,25 2. Prosentase

Keluhan/pengaduan pelayanan administratif yang ditindaklanjuti

% 100

3. Nilai Standar kepatuhan pelayanan publik versi Ombudsman RI

Nilai 850

(17)

17

2

Meningkatnya kinerja penyelenggara an Tugas Umum Pemerintahan Kecamatan

2. Capaian Kinerja TUP Kecamatan:

Bidang pemerintahan, perekonomi an, Pemba ngunan, Ling kungan Hidup, Pendidikan dan kemasya rakatan, keten traman dan ketertiban serta pelayanan

0,6

4. Rata-rata Prosentase pelayanan administrasi kependudukan tepat waktu

% 60

5. Rata-rata prosentase waktu pelayanan Adm. Umum lainnya tepat waktu

% 60

6. Prosentase Kelurahan yang memenuhi standar kriteria baik

% 25

7. Prosentase RW Juara % 30,77 8. Prosentase Lembaga

kemasyarakatan Aktif % 53,33 9. Rasio Anggota Linmas Rasio 1 : 1,2

3

Meningkatnya Kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi

3. Nilai AKIP

Kecamatan 70 10. Nilai AKIP Kecamatan Kriter ia 50 4. Prosen tase

Temuan BPK/

Inspektorat yang ditindak lanjuti

100%

11. Persentase temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti

% 100

5. Tertib adminis trasi barang/

Aset Daerah

100%

(18)

18

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. Kecamatan Rancasari Kota Bandung selaku pengemban amanah masyarakat melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Kecamatan Rancasari Kota Bandung yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/618/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pecapaian target masing-masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam dokumen Renstra Tahun 2013 - 2018 maupun Rencana Kerja Tahun 2014. Sesuai dengan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang ditetapkan untuk mewujudkan misi dan visi Kecamatan Rancasari.

A. Kerangka Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah.

Pengukuran kinerja dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/618/2004 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; dan Peraturan

(19)

19

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Capaian indikator kinerja utama (IKU) diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerjanya masing-masing, sedangkan capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis, cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran.

Predikat nilai capaian kinerjanya dikelompokan sebagai berikut :

No Capaian Kinerja Interprestasi

1.

2.

3.

> 100 %

=100 %

< 100 %

Melebihi/Melampaui Target Sesuai Target

Tidak Mencapai Target

Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.

Dalam laporan ini, Kecamatan Rancasari Kota Bandung dapat memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam dokumen Renstra 2013 - 2018 maupun Rencana Kerja Tahun 2014. Sesuai ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan Misi instansi pemerintah. Pelaporan kinerja ini didasarkan pada Perjanjian Kinerja Kecamatan Rancasari Tahun 2014 hasil Review dan Indikator Kinerja Utama Kecamatan Rancasari berdasarkan Surat Keputusan Camat Rancasari Nomor : 19 Tahun 2014 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan

(20)

20

Kecamatan Rancasari Kota Bandung Tahun 2013-2018, telah ditetapkan 3 (tiga) sasaran dengan 11 (sebelas) indikator kinerja (out comes) dengan rincian sebagai berikut :

 Sasaran 1 terdiri dari 3 indikator

- Indeks Pelayanan / Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

- Prosentase Keluhan/pengaduan pelayanan administratif yang ditindak lanjuti

- Nilai Standar Kepatuhan Pelayanan Publik versi Ombudsman RI

 Sasaran 2 terdiri dari 6 indikator

- Prosentase pelayanan administrasi kependudukan tepat waktu - Prosentase waktu pelayanan Administrasi Umum lainnya tepat

waktu

- Prosentase Kelurahan yang memenuhi standar kriteria baik - Prosentase RW Juara

- Prosentase Lembaga kemasyarakatan Aktif - Rasio Anggota Linmas

 Sasaran 3 terdiri dari 2 indikator - Nilai AKIP Kecamatan

- Persentase temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti

Pada Perjanjian Kinerja (PK) Kecamatan Rancasari ditetapkan 3 (tiga) sasaran dengan 11 (indikator) kinerja (outcomes) sedangkan untuk Indikator Kinerja Utama (IKU) Kecamatan Rancasari ditetapkan sebanyak 3 (tiga) sasaran dan 7 (tujuh ) indikator. Indikator yang tidak masuk dalam IKU Kecamatan Rancasari adalah : Indikator Nilai Standar kepatuhan pelayanan publik versi Ombudsman RI, Rasio Linmas, Nilai AKIP Kecamatan dan Persentase temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti. Hal ini karena indikator tersebut merupakan pendukung dan indikator yang merupakan tupoksi SKPD lain serta untuk Indikator yang diukur pada tahun 2014 dalam Renstra 2013 - 2018 Kecamatan Rancasari ditetapkan sebanyak 3 (tiga) sasaran dengan 11 (sebelas) indikator.

(21)

21

B. Capaian Indikator Kinerja Utama

Dalam rangka mengukur dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Untuk itu pertama kali yang perlu dilakukan instansi pemerintah adalah menentukan apa yang menjadi kinerja utama dari instansi pemerintah yang bersangkutan. Dengan demikian kinerja utama terkandung dalam tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah, sehingga IKU adalah merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Dengan kata lain IKU digunakan sebagai ukuran keberhasilan dari instansi pemerintah yang bersangkutan. Kecamatan Rancasari Kota bandung telah menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk Satuan Kerja Perangkat Daerah melalui Surat Keputusan Camat Rancasari Nomor : 19 Tahun 2014 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan Kecamatan Rancasari Kota Bandung Tahun 2013 - 2018. Upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, Kecamatan Rancasari Kota Bandung juga melakukan Review terhadap Indikator Kinerja Utama, dalam melakukan Review dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Hasil pengukuran atas indikator kinerja utama Kecamatan . Rancasari Kota Bandung tahun 2014 menunjukan hasil sebagai berikut :

Tabel 3.1

Capaian Indikator Kinerja Utama Kecamatan Rancasari Kota Bandung Tahun 2014

No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Reali sasi

Capaian

% 1 Indeks Pelayanan / Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM) Nilai 71,25 81,9 114,9 2 Prosentase Keluhan/pengaduan

pela yanan administratif yang ditindaklanjuti

% 100 100 100

3 Prosentase pelayanan administrasi kependudukan tepat waktu

% 60 89,20 148,69

4 Prosentase waktu pelayanan administrasi Umum lainnya tepat waktu

% 60 98,89 164,82

(22)

22

5 Prosentase Kelurahan yang

memenuhi standar kriteria baik % 25 50 200

6 Prosentase RW Juara % 30,77 27,45 89,21

7 Prosentase Lembaga

kemasyarakatan Aktif % 53,33 73,33 137,50

Rata – Rata Capaian IKU 133,94

Grafik 3.1

Capaian Indikator Kinerja Utama Kecamatan Rancasari Tahun 2014

Dari tabel tersebut terlihat bahwa tingkat pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

Capaian kinerja yang melebih / melampaui target ditunjukan pada indikator Indeks Pelayanan / Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dengan capaian kinerja 114,9 %, pada indikator Prosentase pelayanan administrasi kependudukan tepat waktu, dengan capaian kinerja 148,67

%, pada indikator Prosentase waktu pelayanan administrasi Umum lainnya tepat waktu, dengan capaian kinerja 164,82 %, pada indikator Prosentase Kelurahan yang memenuhi standar kriteria baik, dengan

5;

71.43%

1;

14.29%

1;

14.29%

Melebihi Target Sama dengan Target Kurang dari target

(23)

23

capaian kinerja 200 %, pada indikator Prosentase RW Juara, dengan capaian kinerja 101,94 %.

Capaian kinerja yang sesuai target atau mencapai 100%

ditunjukan pada indikator Prosentase Keluhan / pengaduan pelayanan administratif yang ditindaklanjuti, dengan capaian kinerja 100 %, pada indikator Prosentase Lembaga kemasyarakatan Aktif, dengan capaian kinerja 100 %.

Untuk mendapatkan capaian kinerja pada indikator Indeks Pelayanan / Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dengan menggunakan quisioner yang dibagikan kepada setiap pengunjung yang datang pada loket pelayanan, pada indikator Prosentase Keluhan / pengaduan pelayanan administratif dengan menggunakan kotak saran/melalui loket dan media LAPOR, indikator pelayanan administrasi kependudukan tepat waktu, dengan capaian kinerja dan waktu pelayanan administrasi Umum lainnya tepat waktu sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan dengan penghitungannya sesuai pada tempelete dalam lampiran.

Capaian kinerja pada pada indikator Prosentase Kelurahan yang memenuhi standar kriteria baik, Prosentase RW Juara, dan Prosentase Lembaga Kemasyarakatan Aktif merupakan indikator baru disesuaikan dengan roadmap walikota dan penghitungannya sesuai tempelete yang telah ditetapkan diatas

C. Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis Secara umum Kecamatan Rancasari Kota Bandung telah dapat melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra 2013 - 2018. Jumlah Sasaran yang ditetapkan untuk mencapai visi dan misi Kecamatan Rancasari Kota Bandung Tahun 2013 - 2018 sebanyak 3 ( tiga ) sasaran.

Tahun 2014 adalah tahun pertama pelaksanaan Rencana Strategis Kecamatan, dari 3 (tiga) sasaran strategis dengan 11 (sebelas) indikator kinerja yang ditetapkan maka pencapaian kinerja sasaran Kecamatan Rancasari Kota Bandung adalah sebagai berikut:

(24)

24

TABEL 3.2 Capaian Kinerja Sasaran Kecamatan Rancasari Kota Bandung Tahun 2014 2015 Capaian 97,5 100 91,57 89,20 98,89 50 29,73 73,33 62,77 65,29 100

Target 84 100 950 100 100 100 92,31 100 1 : 1,8 78 100

Capaian 2014 114,94 100 102,35 148,67 164,82 200 89,21 137,50 93,33 50,93 100

Realisasi 2014 81,9 100 870 89,20 98,89 50 27,45 73,33 1 : 1,12 50,93 100

Target 2014 71,25 100 850 60 60 25 30,77 53,33 1 : 1,2 50 100

Capaian 2013 72,23 - - - - - - - - Rasio 100

Status Nilai % Nilai % % % % % Rasio Nilai %

Indikator Kinerja Utama Indeks Pelayanan/Indeks Kepuasan Masyarakat Prosentase Keluhan/Pengaduan Pelayanan Administrasi yang ditindaklanjuti Nilai Standar Kepatuhan Pelayanan Publik versi Ombudsman Prosentase Pelayanan Administrasi Kependudukan tepat waktu Prosentase waktu pelayanan administrasi umum lainnya tepat waktu Prosentase Kelurahan yang memenuhi Standar Kriteria Baik Prosentase RW Juara Prosentase Lembaga Kemasyarakatan Aktif Rasio Anggota Linmas Nilai AKIP Kecamatan Prosentase Temuan BPK / Inspektorat yang ditindaklanjutii

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

(25)

25

Beradasarkan pengukuran kinerja tersebut di atas dapat diperoleh data dan informasi kinerja Kecamatan pada beberapa table berikut :

Tabel 3.3

Pencapaian Kinerja Kecamatan

Kecamatan Rancasari Kota Bandung Tahun 2014

NO. SASARAN STRATEGIS Jumlah

Indikator CAPAIAN

1 Melebihi/Melampaui Target 7 63,64 %

2 Sesuai Target 2 18,18 %

3 Tidak Mencapai Target 2 18,18 %

Adapun pencapaian kinerja sasaran dirinci dalam tabel, sebagai berikut:

Tabel 3.4

Pencapaian Target Sasaran Kecamatan Rancasari Kota Bandung

Tahun 2014

No. Sasaran

Jumlah Indikator

Sasaran

Tingkat Pencapaian Melampaui target

(>100%)

Sesuai Target (100%)

Belum Mencapai Target (<100%)

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 sasaran 1 3 2 66,67 1 33,33 - -

2 Sasaran 2 6 4 66,67 - - 2 33,33

3 Sasaran 3 2 1 50,00 1 50,00 - -

Jumlah 11 7 63,64 2 18,18 2 18,18

Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang. Selain itu, dalam evaluasi kinerja dilakukan pula analisis.

Dalam melakukan evaluasi kinerja, perlu juga digunakan pembandingan-pembandingan antara lain :

(26)

26

a. kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan.

b. kinerja nyata dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya.

c. kinerja suatu instansi dengan kinerja instansi lain yang unggul di bidangnya ataupun dengan kinerja sektor swasta.

d. kinerja nyata dengan kinerja di kecamatan lain atau dengan standar nasional.

Selanjutnya pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai pada tahun 2014 dan membandingkan antara target dan realisasi pada indikator sasaran dari 3 sasaran dan 11 indikator kinerja dari 2 Misi, sebagaimana telah ditetapkan dalam Renstra Kecamatan Rancasari Kota Bandung tahun 2013 - 2018, analisis pencapaian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan secara rinci dapat dilihat sebagai berikut :

Sasaran 1

Meningkatnya kualitas pelayanan publik

Pencapaian sasaran 1 dapat dilihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.5

Analisis Pencapaian Sasaran 1 Meningkatnya kualitas pelayanan publik

No Indikator Kinerja Satuan Reali sasi 2013

Tahun 2014 Capaian

%

Thn

2018 Capai an % Target Reali sasi Target

Review 1 Indeks

Pelayanan/Indeks

Kepuasan Masyarakat Nilai 72,23 71,25 81,9 114,94 84 97,5

2

Prosentase

keluhan/pengaduan pelayanan administratif yang ditindaklanjuti

% - 100 100 100 100 100

3

Nilai standar

kepatuhan pelayanan publik versi

ombudsman RI

Nilai - 850 870 102,35 950 91,57

Rata-rata Capaian Kinerja 105,76 96,36

(27)

27

Sasaran meningkatnya kualitas pelayanan publik dapat dilihat dari 3 (tiga) indikator : Indeks Pelayanan / Indeks Kepuasan Masyarakat, Prosentase keluhan/ pengaduan pelayanan administratif yang ditindaklanjuti, Nilai standar kepatuhan pelayanan publik versi ombudsman RI

Capaian kinerja nyata indikator Indeks Pelayanan / Indeks Kepuasan Masyarakat adalah sebesar 81,9 dari target sebesar 71,25 yang direncanakan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2014, sehingga persentase capaian kinerjanya adalah 114,94 % atau melebihi target yang diperjanjikan.

Tahun 2014 adalah tahun pertama renstra, capaian tahun 2014 sebesar 114,94 % bila dibandingkan dengan target akhir renstra kecamatan maka capaian kinerjanya mencapai 97,5 %. Capaian kinerja ini belum mencapai target akhir Renstra yang telah ditetapkan, target akhir Renstra ini diharapkan dapat dicapai dalam seluruhnya pada akhir renstra sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat di kewilayahan. Evaluasi terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dilakukan melalui survey pengisian quisioner kepada masyarakat yang mengajukan permohonan pelayanan di loket pelayanan di Kantor Kecamatan Rancasari. Indeks Kepuasan Masyarakat diharapkan ada peningkatan pada setiap tahunnya dan memenuhi target pada tahun yang bersangkutan sehingga perlu adanya peningkatan pelayanan yang dapat menunjang menuju tercapainya target untuk tahun 2018 . Pada penyusunan Renstra 2013 – 2018 telah memiliki data eksisting Indeks Pelayanan / Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebelumnya dan dalam target tahunan yang telah ditentukan pada tahun 2013 tetapi belum dapat menggambarkan target yang seharusnya dicapai dikarenakan terdapat kelemahan pada target awal yaitu target masih menggunakan huruf B sehingga target masih menggunakan kisaran antara.

Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat yang dilakukan pada tahun 2014 merupakan pengukuran yang kedua sehingga bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya memperoleh nilai sebesar 72,23 sehingga mengalami peningkatan nilai sebesar 9,67 point dan lingkupnya pengukurannya baru dilakukan tingkat kecamatan saja dan belum meluas hingga tingkat

(28)

28

kelurahan. Data penunjang capaian kinerja indikator Indeks Pelayanan / Indeks Kepuasan Masyarakat yang diperoleh dari Kepala Seksi Pelayanan Kecamatan Rancasari Sebagaimana table berikut :

Tabel 3.6

Data Indeks Pelayanan/Indeks Kepuasan Masyarakat Kecamatan Rancasari Tahun 2014

No UNSUR PELAYANAN

NILAI UNSUR

PELAYANAN KETERANGAN 2013 2014

1 Prosedur Pelayanan 2,95 3,30 Diatas Rata Rata 2 Persyaratan Pelayanan 2,72 3,19 Dibawah Rata Rata 3 Kejelasan Petugas Pelayanan 2,95 3,32 Diatas Rata Rata 4 Kedisiplinan Petugas Pelayanan 2,90 3,23 Dibawah Rata Rata 5 Tanggung Jawab Petugas Pelayanan 2,86 3,27 Dibawah Rata Rata 6 Kemampuan Petugas Pelayanan 2,81 3,31 Diatas Rata Rata 7 Kecepatan Petugas Pelayanan 2,95 3,22 Dibawah Rata Rata 8 Keadilan Mendapatkan Pelayanan 2,86 3,20 Dibawah Rata Rata 9 Kesopanan dan Keramahan Petugas 3,00 3,36 Diatas Rata Rata 10 Kewajaran Biaya Pelayanan 2,90 3,20 Dibawah Rata Rata 11 Kepastian Biaya Pelayanan 3,36 3,20 Dibawah Rata Rata 12 Kepastian Jadwal Pelayanan 3.36 3,26 Dibawah Rata Rata

13 Kenyamanan Lingkungan 2,90 3,62 Diatas Rata Rata

14 Keamanan Pelayanan 2,10 3,44 Diatas Rata Rata

Rata Rata 3,29

Sumber : Kasi Pelayanan Kecamatan Rancasari

(29)

29

Foto ruang pelayanan Kecamatan Rancasari

Dari hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) tahun 2014 terdapat nilai unsur pelayanan tertinggi yang perlu dipertahankan adalah kenyamanan lingkungan dengan nilai 3,32 hal ini menandakan bahwa memposisikan ruang tunggu dan sarana pendukungnya sudah mencukupi sebagaimana foto terlampir diatas. Tabel diatas dapat dilihat pula ada beberapa nilai yang berada diurutan dibawah perlu ditingkatkan untuk mencapai hasil yang maksimal yaitu persyaratan pelayanan, keadilan mendapatkan pelayanan, kewajaran biaya dan kepastian biaya pelayanan. Adapun penyebab nilai unsur pelayanan berada diposisi dibawah sebagai berikut :

1. Persyaratan pelayanan nilai 3,19 disebabkan masih adanya persyaratan yang belum tercantum dalam leaflet karena tidak tercantum dalam perundang undangan yang ada seperti perbedaan nama/huruf dapat mengacu pada surat nikah atau ijazah.

2. Keadilan mendapatkan pelayanan nilai 3,20 disebabkan masih adanya pelayanan masyarakat yang dilayani tidak menggunakan nomor antrian.

3. Kewajaran dan Kepastian biaya disebabkan pertanyaan dalam quisioner yang masih membinggungkan responden karena pelayanan yang ada tidak dipunggut biaya atau gratis.

Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, maka pencapaian nilai unsur pelayanan pada tahun 2013 dan nilai unsur pelayanan tahun 2014, ada beberapa unsur yang mengalami kenaikan maupun penurunan sehingga perlu perlu adanya pembahasan dalam tiap nilai unsur pelayanan pada tahun lalu dan tahun 2014 sehingga dapat dijadikan acuan perbaikan maupun peningkatan pada tahun berikutnya. Adapun unsur-unsur pelayanannya sebagai berikut :

(30)

30

1. Prosedur Pelayanan

Prosedur pelayanan merupakan salah satu standar yang perlu di bakukan sehingga tidak membinggungkan bagi penerima pelayanan publik. Prosedur pelayanan ini mengalami kenaikan sebesar 0,35 point pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun lalu karena alur untuk tiap pelayanan sudah tertempel pada ruang pelayanan dan memudahkan penerima pelayanan untuk mengetahui prosedur pelayanan yang mereka inginkan.

2. Persyaratan Pelayanan

Persyaratan merupakan kelengkapan yang harus dipenuhi oleh penerima pelayanan untuk proses layanan yang diinginkan. Prosedur pelayanan pada tahun 2014 mengalami kenaikan 0,47 point dari tahun lalu walaupun pada tahun 2014 pada posisi pada urutan terbawah, hal ini disebabkan persyaratan dapat dilihat oleh pengguna layanan pada leaflet maupun pada dinding sebagaimana foto diatas.

3. Kejelasan Petugas Pelayanan

Kejelasanan petugas pelayanan pada tahun 2014 mengalami kenaikan 0,37 point dari tahun lalu. Kenaikan nilai ini disebabkan telah dipampangkan nama berserta foto pelaksana pelayanan pada loket pelayanan sehingga pengguna pelayanan dapat mengetahui.

4. Kedisiplinan Petugas Pelayanan

Adanya pembinaan aparatur yang sering dilakukan kepala SKPD maka Kedisiplinan petugas pelayanan pada tahun 2014 mengalami peningkatan nilai sebesar 0,33 point dari tahun lalu.

5. Tanggungjawab Petugas pelayanan

Pada tanggungjawab petugas pelayanan pada tahun 2014 mengalami kenaikan nilai dari tahun lalu sebesar 0,41 point

6. Kemampuan Petugas Pelayanan

Selain sistem informasi layanan manual untuk menjelaskan pelayanan yang dibutuhkan pengguna pelayanan, kemampuan petugas pun dibutuhkan untuk memperjelask pelayanan sehingga pengguna pelayanan mengerti dalam mengajukan layanan yang dibutuhkan. Pada Kemampuan petugas Pelayanan tahun 2014 mengalami kenaikan nilai dari tahun lalu sebesar 0,50 point.

(31)

31

7. Kecepatan Petugas Pelayanan

Kecepatan petugas dalam melakukan pelayanan sangat diperlukan tetapi harus teliti dalam memeriksa berkas yang masuk, sehingga tidak membuat jenuh pengguna layanan menunggu antrian. Kecepatan petugas pelayanan pada tahun 2014 mengalami kenaikan 0,27 point dari tahun lalu.

8. Keadilan Mendapatkan Pelayanan

Memperlakukan pengguna layanan untuk memperoleh hak pelayanan yang sama.

Pada tahun 2014 nilai unsur pelayanan keadilan mendapatkan pelayanan naik 0,46 point dari tahun lalu.

9. Kesopanan dan Keramahan Petugas

Kesopanan dan keramahan petugas dalam memberikan pelayanan kepada pengguna layanan mengalami kenaikan pada tahun 2014 sebesar 0,36 poin dari tahun lalu hal ini disebabkan dalam melayani terkadang masih ada salam, tegur sapa dan mengendalikan diri untuk tidak emosi setiap ada permasalahan muncul.

10. Kewajaran Biaya Pelayanan

Kewajaran biaya pelayanan mengalami kenaikan sebesar 0,30 point dari tahun 2014 terhadap tahun lalu. Hasil analisa masih adanya kebinggungan dari responden pengguna layanan dalam pengisian quisioner karena pelayanan yang kami lakukan tidak dipunggut biaya atau gratis.

11. Kepastian biaya pelayanan yang nilainya tahun lalu 3,36 dan tahun 2014 nilainya 3,20 sehingga mengalami penurunan sebesar 0,16 point hal ini disebabkan posisi pemasangan pengumuman pelayanan gratis kurang strategis.

12. Kepastian jadwal pelayanan mengalami penurunan nilainya sebesar 0,1 point dari tahun lalu nilai sebesar 3,36 dan pada tahun 2014 menjadi 3,26 hal ini disebabkan banyaknya gangguan jaringan internet pada tahun 2014 sehingga pelayanan sering mengalami keterlambatan dalam pemprosesan.

13. Kenyamanan Lingkungan

Kenyamanan lingkungan sangat mendukung pemberian pelayanan kepada masyarakat seperti lahan parkir yang luas, WC, TV dll. Pada tahun 2014 mengalami kenaikan dari tahun lalu sebesar 0,72 Point.

(32)

32

14. Keamanan Pelayanan

Fasilitas dan sarana sebagai pendukung pelayanan sangat aman digunakan oleh pengguna layanan dan tidak membahayakan seperti kursi, ruang tunggu. Pada Tahun 2014 nilai keamanan pelayanan mengalami kenaikan sebesar 1,34 point dari tahun lalu.

Capaian kinerja indikator Indeks Pelayanan / Indeks Kepuasan Masyarakat sebesar 81,9 % lebih baik dari capaian rata rata Kota Bandung sebesar 75,23 %, dan bila dibandingkan dengan kecamatan lain yang ada di Kota Bandung Capaian tersebut lebih tinggi. Kecamatan Buahbatu yang lokasinya saling berdampingan memiliki kultur kehidupan dan kondisi wilayah yang hampir sama.

Tabel 3.7

Data perbandingan IKM Kecamatan dan Rata Rata Kota Bandung

No SKPD / Kota Nilai Keterangan

1 Rancasari 81,9

2 Rata Rata Kota Bandung 75,23

data Laporan Pertanggung jawaban Walikota Bandung

Tahun 2014

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Kec. Rancasari Rata Rata Kota Bandung

81.9 75.23

GRAFIK 3.2

PERBANDINGAN IKM KECAMATAN RANCASARI DAN RATA RATA KOTA BANDUNG

(33)

33

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai IKM Kecamatan Rancasari lebih tinggi dari rata rata IKM Kota Bandung yang merupakan rata rata IKM dari SKPD di Kota Bandung

Tabel 3.8

Data Perbandingan Indeks Kepuasan Masyarakat Per-Kecamatan Kota Bandung Tahun 2014

No Nama Kecamatan Nilai Rank Keterangan

1 Kec. Sukasari 79,5 Diatas Rata Rata

2 Kec. Sukajadi 66,67 Dibawah Rata Rata

3 Kec. Cicendo 75,25 Dibawah Rata Rata

4 Kec. Andir 81 Diatas Rata Rata

5 Kec. Cidadap 75,2 Dibawah Rata Rata

6 Kec. Coblong 77,05 Diatas Rata Rata

7 Kec. Bandung Wetan 81 Diatas Rata Rata

8 Kec. Sumur Bandung 74,57 Dibawah Rata Rata

9 Kec. Astanaanyar 61,55 Dibawah Rata Rata

10 Kec. Bojongloa Kaler 80,02 Diatas Rata Rata 11 Kec. Babakan Ciparay 79,15 Diatas Rata Rata 12 Kec. Bojongloa Kidul 89,2 1 Diatas Rata Rata

13 Kec. Bandung Kulon 73,6 Dibawah Rata Rata

14 Kec. Regol 75,4 Dibawah Rata Rata

15 Kec. Lengkong 81,68 Diatas Rata Rata

16 Kec. Batununggal 70,5 Dibawah Rata Rata

17 Kec. Bandung Kidul 73,79 Dibawah Rata Rata

18 Kec. Kiaracondong 69,75 Dibawah Rata Rata

19 Kec. Cibeunying Kidul 74,92 Dibawah Rata Rata 20 Kec. Cibeunying Kaler 86,3 2 Diatas Rata Rata

21 Kec. Antapani 80,2 Diatas Rata Rata

22 Kec. Cinambo 69,63 Dibawah Rata Rata

23 Kec. Mandalajati 79.5 Diatas Rata Rata

24 Kec. Arcamanik 75,6 Dibawah Rata Rata

25 Kec. Ujung Berung 81 Diatas Rata Rata

26 Kec. Cibiru 73,6 Dibawah Rata Rata

27 Kec. Buahbatu 81,3 Diatas Rata Rata

28 Kec. Rancasari 81,9 3

29 Kec. Gedebage 75,43 Dibawah Rata Rata

30 Kec. Panyileukan 77,86 Diatas Rata Rata

Rata Rata 76,74

Sumber Data : Aplikasi Silakip Kota Bandung

(34)

34

Dari data dan grafik diatas dapat dilihat bahwa Kecamatan Rancasari menduduki level ke-3 dari urutan teratas dan perlu dipertahankan atau ditingkatkan kembali. Bila dibandingkan dengan capaian yang menduduki level 1 (sebagaimana data dalam lampiran), ada nilai - nilai yang perlu ditingkatkan dalam beberapa bidang sehingga mencapai hasil yang maksimal

Keberhasilan pencapaian nilai pada indikator Indeks Kepuasan Masyarakat disebabkan faktor pendukung dan penghambat sebagai berikut :

Faktor pendukung :

1. Sarana mesin antrian sudah tersedia

2. Adanya space tempat diluar loket pelayanan Faktor Penghambat

1. Loket pelayanan yang kurang memadai/cukup kecil 2. Leaflet pelayanan masih kurang lengkap

0 89.2 86.3 81.9 81.68 81.3 81 81 81 80.02 80.2 79.5 79.5 79.15 77.86 77.05 75.6 75.43 75.4 75.25 75.2 74.92 74.57 73.79 73.6 73.6 70.5 69.75 69.63 66.67 61.55

1 2 3 4 5 6 6 6 9 9 11 11 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 24 26 27 28 29 30

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95

Kecamatan Kec. Bojongloa Kidul Kec. Cibeunying Kaler Kec. Rancasari Kec. Lengkong Kec. Buahbatu Kec. Ujung Berung Kec. Bandung Wetan Kec. Andir Kec. Bojongloa Kaler Kec. Antapani Kec. Sukasari Kec. Mandalajati Kec. Babakan Ciparay Kec. Panyileukan Kec. Coblong Kec. Arcamanik Kec. Gedebage Kec. Regol Kec. Cicendo Kec. Cidadap Kec. Cibeunying Kidul Kec. Sumur Bandung Kec. Bandung Kidul Kec. Bandung Kulon Kec. Cibiru Kec. Batununggal Kec. Kiaracondong Kec. Cinambo Kec. Sukajadi Kec. Astanaanyar

Grafik 3.3

Perbandingan Nilai IKM Tingkat Kecamatan Se-Kota Bandung

(35)

35

3. Pemanfaatan sarana pelayanan nomor antrian oleh masyarakat belum maksimal

4. Sarana pemandu alur pelayanan belum tepat pemasangannya.

Untuk meningkatkan nilai indikator Indeks Kepuasan Masyarakat, berdasarkan hasil evaluasi dan analisis tersebut diatas, maka dimasa yang akan datang direkomendasikan/solusi perbaikan sebagai berikut :

1. Pembuatan leaflet yang untuk semua jenis pelayanan yang dilakukan 2. Mengatur sarana informasi pada tempat yang strategis

3. Melakukan sosialisasi pelayanan kepada warga masyarakat

Capaian kinerja nyata indikator Prosentase keluhan / pengaduan adalah sebesar 100 % dari target sebesar 100 % yang direncanakan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2014, sehingga persentase capaian kinerjanya adalah 100 % atau sesuai target yang diperjanjikan.

Tahun 2014 adalah tahun pertama renstra, capaian tahun 2014 sebesar 100%

bila dibandingkan dengan target akhir renstra kecamatan maka capaian kinerjanya mencapai 100 %. Pengukuran capaian kinerja prosentase keluhan / pengaduan pengaduan baru dilakukan pada tahun 2014 dan lingkupnya pengukurannya hanya tingkat kecamatan saja dan belum meluas hingga tingkat kelurahan. Data penunjang capaian kinerja indikator Prosentase keluhan / pengaduan yang diperoleh dari Kasi Pelayanan dan admin LAPOR Kecamatan Rancasari dan petugas lapor sebagaimana table berikut :

Tabel 3.9

Data keluhan/pengaduan Kecamatan Rancasari Tahun 2014

No Komponen Jumlah

Pengaduan

Jumlah Selesai

ditindaklanjuti Capaian

1 Media LAPOR 23 23 100 %

2 Loket Pengaduan - - 100 %

Jumlah 23 23 100 %

Sumber : Kecamatan Rancasari

Capaian kinerja indikator Prosentase keluhan/pengaduan sebesar 100

% dan tidak ada pengaduan melalui loket karena belum adanya pengaduan administrasi yang masuk melalui loket.

(36)

36

Adapun data pengaduan berdasarkan perwilayah kerja di kantor Kecamatan Rancasari yang ada pada Tahun 2014 sebagai berikut :

Tabel 3.10

Data keluhan/pengaduan berdasarkan per-Wilayah Kerja Kecamatan Rancasari Tahun 2014

No Wilayah Kerja Jumlah

Pengaduan Jumlah

Tindaklanjut Capaian

1 Kel. Cipamokolan - - 100

2 Kel. Derwati - - 100

3 Kel. Manjahlega - - 100

4 Kel. Mekarjaya 1 1 100

5 Kec. Rancasari 6 6 100

6 SKPD Lain yang masuk LAPOR Kec.Rancasari 16 16 100

Jumlah 23 23 100

Sumber data : LAPOR

Dari tabel dan Grafik diatas dapat dilihat bahwa pengaduan di 3 kelurahan Kel. Cipamokolan, Derwati dan Manjahlega pengaduan zero complain yang perlu dipertahankan, 1 kelurahan pengaduannya 1, Kantor

0 5 10 15 20

Kel. Cipamokolan Kel. Derwati Kel. Manjahlega Kel. Mekarjaya Kec. Rancasari SKPD Lain

0 0 0 1

6

16

Jumlah Pengaduan

Grafik 3.4

Perbandingan Pengaduan Masyarakat Per-Wilayah Kerja Kecamatan Rancasari Tahun 2014

Gambar

TABEL 3.2 Capaian Kinerja Sasaran   Kecamatan Rancasari Kota Bandung Tahun 2014 2015 Capaian 97,5 100 91,57 89,20 98,89 50 29,73 73,33 62,77 65,29 100
Foto ruang pelayanan Kecamatan Rancasari
Tabel 3.25  Data perbandingan
Tabel 3.30  Kriteria RW Juara
+3

Referensi

Dokumen terkait

panjang 20x12 meter persegi, sawah seluas satu petak dan kapal atau bagan. g) Nur sebagai anak perempuan memperoleh tanah dengan panjang 20x14 meter persegi, sawah satu

Salah satu faktor yang berhubungan dengan pasien yaitu banyaknya kunjungan pasien Tujuan Penelitian Mengetahui Hubungan Antara Kondisi Overcrowded Dan

Posted at the Zurich Open Repository and Archive, University of Zurich. Horunā, anbēru, soshite sonogo jinruigakuteki shiten ni okeru Suisu jin no Nihon zō. Nihon to Suisu no kōryū

20 Tahun 2001 Tentang Pemilikan Saham Dalam Perusahaan yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing yakni dalam rangka lebih mempercepat peningkatan dan perluasan kegiatan

[r]

Penelitian ini hanya mengambil responden yang mempunyai bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan, sehingga perlu diberikan pengetahuan untuk tahap selanjutnya

Maka dari itu penulis berkeinginan membuat sebuah search engine Java yang dapat mempermudah belajar siswa dalam memahami dan mencerna bahasa java yang

suatu barang, bea masuk yang sudah dibayarkan pada saat barang itu diimpor, dapat ditarik kembali, setelah barang jadi hasil produksi diekspor, dengan