ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NONLABA BERDASARKAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
NOMOR 35 (ISAK 35)
(Studi Kasus Gereja Katolik Santa Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Silvia Renatha Sitanggang 172114049
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2022
ii
ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NONLABA BERDASARKAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
NOMOR 35 (ISAK 35)
(Studi Kasus Gereja Katolik Santa Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Silvia Renatha Sitanggang 172114049
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2022
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v MOTTO
“If you really want something, sooner or later you’ll find a way”
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan
syukur”
- Filipi 4 : 6 -
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk : Tuhan Yesus Kristus Ayah tercinta, Alm. Bapak Posroha sitanggang yang di surga Ibu saya, Rina Malau Kakak saya Pebriyanti Sitanggang Adik-adik saya, Hillaria Dewi Sitanggang dan Elizabet Juliana Sitanggang
vi
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM
STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NONLABA BERDASARKAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
NOMOR 35 (ISAK 35)
(Studi Kasus di Gereja Katolik Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta)
dan diajukan untuk diuji pada tanggal 19 Januari 2022 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat sebagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta,31 Januari 2022 Yang membuat pernyataan,
Silvia Renatha Sitanggang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Silvia Renatha Sitanggang Nomor Mahasiswa : 172114049
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NONLABA BERDASARKAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
NOMOR 35 (ISAK 35)
(Studi Kasus di Gereja Katolik Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta)
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma baik untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 31 Januari 2022
Yang membuat pernyataan,
Silvia Renatha Sitanggang
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada program studi Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penulisan skripsi ini, penulis memperoleh banyak masukan, dukungan, kritik maupun saran dari banyak pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku rektor Universitas Sanata Dharma
2. Tiberius Handono Eko Prabowo, Ph. D selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
3. Dr. Firma Sulistiyowati,MSi.,Ak., CA., QIA, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi Penulis 4. Semua dosen fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah
membagikan ilmunya kepada penulis selama proses perkuliahan.
5. Romo Yohanes Iswahyudi,Pr selaku pastor paroki yang sudah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di Gereja Santa Maria Assumpta Babarsari dan Ibu Lucia Iswandari selaku bendahara 1 yang sudah bersedia untuk memberikan informasi dan data terkait penelitian ini
6. Almarhum ayah saya Bapak Posroha Sitanggang yang sudah tenang bersama Bapa di surga yang semasa hidupnya selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
7. Ibu tercinta Rina Malau yang telah bekerja keras sekaligus memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis untk menyelesaikan skripsi ini.
8. Kakak saya Pebriyanti Sitanggang, adik-adik saya Hilla Ria Dewi Sitanggang dan Elizabet Juliana Sitanggang yang selalu memberi dukungan, motivasi dan semangat kepada saya.
9. Saudara saya Adeyustri Saragih , Agus Fernando sitanggang, Sunario Sitanggang,Aldo Manik dan Tety Sinurat yang selalu mendorong saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat penulis Miranda Meiyuliana Gultom , Alberta Tiara Ningrum , Megawati simamora, Laura Yolanda, Merry Angelina, Mitha Pardede dan Berlian Anita yang memberikan semangat dan dukungan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Seluruh pihak yang sangat berjasa dalam proses penulisan skripsi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini , oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk penulisan selanjutnya.
Yogyakarta, 31 Januari 2022
Silvia Renatha Sitanggang
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii
HALAMAN DAFTAR ISI ... x
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xvi
ABSTRAK ... xvii
ABSTRACT ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
F. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
A. Organisasi Nonlaba ... 5
1. Pengertian Organisasi Nonlaba ... 5
B. Akuntansi Sektor Publik ... 6
1. Pengertian Akuntansi Sektor Publik ... 6
2. Ciri-ciri organisasi sektor publik ... 6
3. Tujuan Akuntansi Sektor Publik ... 7
C. Gereja ... 7
1. Pengertian Gereja ... 7
2. Gereja Sebagai Organisasi Nonlaba ... 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
D. Paroki ... 10
1. Pengertian Paroki ... 10
2. Pastor Paroki ... 10
3. Keuangan Paroki ... 12
E. Laporan Keuangan ... 14
1. Definisi Laporan Keuangan ... 14
2. Tujuan Laporan Keuangan ... 14
3. Laporan Keuangan Organisasi Nonlaba ... 15
F. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Nomor 35 ... 17
1. Konsep Dasar ISAK 35 ... 17
3. Contoh Bentuk Laporan Keuangan ... 21
G. Penelitian Terdahulu ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A. Desain Penelitian ... 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 32
D. Data yang dibutuhkan ... 32
F. Teknik Analisis Data ... 34
BAB IV GAMBARAN UMUM PAROKI SANTA MARIA ASSUMPTA BABARSARI ... 36
A. Sejarah dan Perkembangan Gereja ... 36
B. Visi dan Misi Gereja ... 38
C. Program Kerja Paroki ... 39
D. Evaluasi Laporan Kegiatan ... 39
E. Akuntansi dan Keuangan ... 40
F. Lokasi Gereja ... 41
G. Jadwal Ibadah ... 41
H. Susunan Kepengurusan Paroki ... 41
xii
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 44
A. Deskripsi Data ... 44
B. Analisis Data ... 45
C. Pembahasan ... 56
BAB VI PENUTUP ... 62
A. Kesimpulan ... 62
B. Keterbatasan Penelitian ... 63
C. Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 64
LAMPIRAN ... 66
BIOGRAFI PENULIS ... 76 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Perbedaan Organisasi nonlaba dan Perusahaan Komersial ... 5
Tabel 2. Laporan Posisi Keuangan Menurut ISAK 35 ... 22
Tabel 3. Laporan Aktivitas Menurut ISAK 35 ... 24
Tabel 4. Laporan Arus Kas Menurut ISAK 35 ... 25
Tabel 5. Pembagian Wilayah Paroki ... 37
Tabel 6. Susunan Kepengurusan ... 41
Tabel 7. Analisis Penyajian Laporan Keuangan ... 47
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Neraca Paroki Babarsari 2020 ... 67
Lampiran 2 Laporan Aktivitas Paroki Babarsari 2020… ... 69
Lampiran 3 Transkrip wawancara ... 72
Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian… ... 75
Lampiran 5 Biografi Penulis ... 76 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 Struktur Organisasi Paroki ... 43
xvi
ABSTRAK
ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NONLABA BERDASARKAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
NOMOR 35 (ISAK 35)
(Studi Kasus di Gereja Katolik Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta) Silvia Renatha Sitanggang
NIM : 172114049
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2022
Pada dasarnya, laporan keuangan berfungsi untuk menentukan posisi keuangan sebuah organisasi atau perusahaan dan juga sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban kepada para donatur. Begitu pula dengan organisasi nonlaba, organisasi ini harus membuat laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak donatur atau penyumbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penerapan ISAK No.35 dalam hal penyajian laporan keuangan Gereja Katolik Santa Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta .
Tempat penelitian yaitu Gereja Katolik Santa Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi dokumen dan wawancara dengan bendahara dan sekretaris gereja.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa laporan keuangan Gereja Santa Maria Assumpta Babarsari belum sepenuhnya sesuai dengan penyajian laporan keuangan menurut ISAK No.35. Gereja Santa Maria assummpta Babarsari menyajikan laporan keuangannya berdasarkan format yang sudah ditetapkan oleh Keuskupan Agung Semarang. Laporan keuangan di Gereja Santa Maria Assumpta Babarsari hanya berupa laporan posisi keuangan dan laporan aktivitas.
Kata Kunci : Laporan Keuangan, , Organisasi Nonlaba, ISAK No.35 , Gereja Katolik Santa Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE PRESENTATION OF FINANCIAL STATEMENTS OF NON-PROFIT ORGANIZATIONS
BASED ON THE INTERPRETATION OF FINANCIAL ACCOUNTING NUMBER 35 (ISAK 35)
(Case Study at the Catholic Chuch of Santa Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta)
Silvia Renatha Sitanggang NIM : 172114049
Sanata Dharma University, Yogyakarta 2022
Basically, financial statements function to determine the financial position of an organization or company and also as a form of accountability to donors. Likewise with non-profit organizations, these organizations must make financial reports as a form of accountability to donors or contributors. This study aims to determine the suitability of the application of ISAK No. 35 in terms of presenting the financial statements of the Catholic Church of Santa Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta.
The types of research in this study is a qualitative research with a case study approach conducted at the Catholic Church of Santa Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta. Data collection techniques were carried out by means of document studies and interviews with church treasurers and secretaries
The results of this study indicate that the financial statements of the Church of Santa Maria Assumpta Babarsari are not fully in accordance with the presentation of financial statements according to ISAK No. 35. The Catholic Church of Santa Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta presents its financial statements based on the format established by the Archdiocese of Semarang. The financial statements of the Church of Santa Maria Assumpta Babarsari are only in the form of statements of financial position and activity reports.
Keywords: Financial Statements, Non-profit Organizations, ISAK No.35, Catholic Church of Santa Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Organisasi nonlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (Fredrik, 2016:3). Sumber daya utama dari organisasi nonlaba berasal dari penyumbang yang tidak mengharapkan laba atau keuntungan yang sebanding dengan sumber daya yang mereka korbankan.
Organisasi nonlaba sanggup menghasilkan barang dan jasa tanpa bertujuan untuk menuntut laba atau keuntungan . Jika entitas menghasilkan laba maka nominalnya tidak akan pernah dibagikan kepada penyumbang atau pemilik entitas. Organisasi nonlaba meliputi tempat ibadah: gereja,masjid, sekolah negeri, derma publik rumah sakit, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang- undangan, serikat buruh, dan beberapa para petugas pemerintah.
Selama ini, tempat ibadah hanya dijadikan sebagai tempat untuk melakukan atau melayani aktivitas ritual peribadatan ,seperti sholat, sembahyang, berdoa, menyembah, dan lain sebagainya. Tetapi, sebenarnya tempat ibadah apabila disadari sebagai salah satu bentuk organisasi memiliki peranan yang sangat strategis dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, bahkan tidak kalah strategisnya dengan organisasi tipe publik yang lain.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Oleh sebab itu, tempat ibadah harus disadari serta dimaknai sebagai sebuah organisasi, karena setiap organisasi tentu mempunyai tujuan yang akan dicapai, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan alat organisasional seperti dalam hal pengelolaan keuangan adalah akuntansi.
Gereja merupakan salah satu tempat ibadah yang merupakan bagian dari organisasi nonlaba yang harus menyusun laporan keuangan sebagai wujud tanggung jawab kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan gereja sangat penting mengingat meningkatnya kegiatan operasional gereja yang perlu dilakukan baik kegiatan untuk operasional di dalam gereja maupun kegiatan di luar gereja oleh pendeta, majelis, komisi, maupun umat gereja.
Laporan keuangan menyajikan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas nonlaba. Standar akuntansi adalah suatu metode dan format baku dalam penyajian informasi laporan keuangan suatu kegiatan usaha. Standar Akuntansi Keuangan atau SAK adalah standar praktik akuntansi yang digunakan di Indonesia, yang disusun dan diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang dibentuk oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
3
Gereja Katolik Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta merupakan salah satu gereja yang berdiri di bawah naungan Keuskupan Agung Semarang dimana didalamya tidak hanya terdapat aktivitas peribadatan dan pelayanan saja tetapi terdapat juga aktivitas ekonomi berupa sumbangan, usaha dana, maupun kolekte. Aktivitas tersebut perlu dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan yang tentunya informasinya sangat dibutuhkan oleh pihak internal maupun eksternal gereja.
Dalam penyajian laporan keuangannya organisasi nonlaba menggunakan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.35 . Dengan adanya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.35, diharapkan laporan keuangan entitas nonlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi. Sejak tanggal 1 Januari 2020, PSAK 45 diubah menjadi ISAK 35 karena DSAK IAI menganggap aturan mengenai penyajian laporan keuangan telah diatur dalam PSAK 1: tentang penyajian laporan keuangan sehingga tidak perlu ada 2 (dua) PSAK hanya untuk mengatur hal yang esensinya sama.
Dengan adanya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.35, diharapkan laporan keuangan entitas nonlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, memiliki daya banding dan dapat dupertanggungjawabkan. Sebaliknya jika laporan keuangan Gereja tidak disusun berdasarkan standar dan prinsip yang berlaku, dapat menyesatkan penggunanya. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin mengetahui apakah penyajian Laporan keuangan Gereja Katolik Santa Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta sudah sesuai dengan Penyajian ISAK 35.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang ada, maka penulis merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan : Apakah penyajian laporan keuangan Gereja Katolik Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta sesuai dengan ISAK No.35 ?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian adalah peneliti membatasi penelitian dengan meneliti dua dari empat komponen dalam laporan keuangan organisasi nonlaba yaitu hanya terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas dan laporan arus kas.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kesesuaian penerapan ISAK No.35 dalam hal penyajian laporan keuangan Gereja Katolik Santa Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta .
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu:
1. Bagi Gereja Katolik Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada Gereja Katolik Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta dalam menyusun laporan keuangan, sehingga laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
5
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan dapat menambah masukan bagi pembaca, khususnya dalam bidang sektor publik.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memenuhi salah satu persyaratan guna menyelesaikan perkuliahan serta menambah wawasan penulis mengenai praktik penyusunan laporan keuangan organisasi sektor publik di Gereja Katolik Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta
F. Sistematika Penulisan 1. Bab I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
2. Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan mengenai kajian-kajian teori yang menjadi acuan dalam penulisan skripsi ini.
3. Bab III Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Bab IV Gambaran Umum Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari
Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum organisasi seperti sejarah singkat organisasi, visi dan misi organisasi, kegiatan atau program organisasi, dan struktur organisasi.
5. Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan mengenai analisis data yang diperoleh dari observasi yang telah dilakukan dan menjawab pertanyaan dari rumusan masalah.
6. Bab VI Penutup
Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan hasil penelitian, yaitu analisis dan pembahasan, saran, dan keterbatasan penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Organisasi Nonlaba
1. Pengertian Organisasi Nonlaba
Organisasi nonlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter).
Organisasi nonlaba meliputi gereja, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut riset, museum, dan beberapa para petugas pemerintah Tabel 1 Perbedaan Organisasi nonlaba dan Perusahaan Komersial
Organisasi Nonlaba Perusahaan Komersial Menerima kontribusi sumber dana
dalam jumlah signifikan dari pemberi dana yang tidak mengharapkan pengembalian
Pemberi dana adalah pemilik atau kreditur yang mempunyai
kepentingan untuk memiliki atau pengembalian tambah keuntungan atau bunga
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Beroperasi untuk menghasilkan barang dan jasa yang bukan untuk mencari laba
Menghasilkan barang dan jasa untuk menghasilan laba
Pemberi dana tidak mempunyai kepentingan terhadap organisasi
Pemberi dana mempunyai kepentingan untuk memiliki atau pengembalian dana
Sumber : AICPA, Audit and Accounting Quide, NFPOs, (NY,2002,par.1.0).
B. Akuntansi Sektor Publik
1. Pengertian Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi sektor publik adalah sebuah system yang digunakan oleh lembaga-lembaga publik sebagai sebuah alat pertanggung jawaban kepada publik . Menurut Kam (1990) , menjelaskan praktik akuntansi sektor publik telah ada sejak dahulu kala sebelum masehi. Dari sudut pandangg ilmu ekonomi, sektor publik didefinisikan sebagai “suatu entitas yang berkaitan dengan aktivitas pada penyediaan barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan dan hak publik”.
2. Ciri-ciri organisasi sektor publik
Ciri-ciri dari organisasi sektor publik adalah : - Bersifat mandiri
- Bertujuan tidak untuk mencari keuntungan finansial
7
- Secara kolektif dimiliki publik
- Sumber daya yang dimiliki tidak digambarkan dalam bentuk saham yang dapat diperjual belikan.
- Tujuan dan aktivitasnya terencana, jelas dan terperinci.
3. Tujuan Akuntansi Sektor Publik
Tujuan dari akuntansi sektor publik adalah :
- Memberikan informasi yang sangat diperlukan guna mengelola secara tepat, efisien dan ekonomis atas alokasi suatu sumber daya yang dapat dipercayakan kepada organisasi. Tujuan tersebut terkait dengan pengendalian manajemen.
- Memberikan informasi yang berguna bagi manajer untuk melaporkan pelaksanaan pertanggung jawaban secara tepat dan efektif program dan penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya lalu bagi pegawai pemerintah guna melaporkan atas hasil dari operasi pemerintah dan penggunaan dana publik.
C. Gereja
1. Pengertian Gereja
Gereja (bahasa Inggris: Church; bahasa Portugis: Igreja) adalah suatu kata bahasa Indonesia yang berarti suatu perkumpulan atau lembaga dari penganut iman Kristiani. Istilah Yunani ἐκκλησία, yang muncul dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen biasanya diterjemahkan sebagai
"jemaat/umat".
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Kata "gereja" merupakan kata ambilan dari bahasa Portugis: igreja, yang berasal dari bahasa Yunani: εκκλησία (ekklêsia) yang berarti dipanggil keluar (ek= keluar; klesia dari kata kaleo= memanggil); kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari dunia memiliki beberapa arti:
1. Arti pertama adalah "umat" atau lebih tepatnya "persekutuan" orang Kristen. Arti ini diterima sebagai arti pertama bagi orang Kristen. Jadi, gereja pertama-tama bukanlah sebuah gedung.
2. Arti kedua adalah sebuah perhimpunan atau pertemuan ibadah umat Kristen. Bisa bertempat di rumah kediaman, lapangan, ruangan di hotel, maupun tempat rekreasi.
3. Arti ketiga ialah mazhab (aliran) atau denominasi dalam agama Kristen.
Gereja Katholik, Gereja Protestan, dan lain-lain.
4. Arti keempat ialah lembaga (administratif) daripada sebuah mazhab Kristen. Contoh kalimat “Gereja menentang perang Irak”.
9
2. Gereja Sebagai Organisasi Nonlaba
Gereja adalah salah satu organisasi nonlaba. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia , Gereja adalah tempat perkumpulan atau lembaga dari penganut iman kristiani. Tujuan didirikannya Gereja adalah untuk tempat memuji dan mengagungkan Tuhan. Selain itu gereja sebagai tempat untuk membentuk persekutuan umat Allah melalui pengajaran-Nya yang bersumber dari Firman Tuhan dan tugas penginjilan keseluruh dunia sehingga semakin banyak orang yang terpanggil sebagai umat Allah. Gereja memerlukan adanya manajemen dalam melakukan pelayanan.
Manajemen gereja dibuat untuk kepentingan dalam pelayanan sehingga pelayanan dapat dilaksanakan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan untuk dilaksanakan dengan baik. Pelayanan di dalam gereja dilakukan dalam berbagai kegiatan, seperti ibadah, penginjilan, sosial, dan pembuatan laporan keuangan yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan di gereja. Manajemen gereja dibuat untuk kepentingan dalam pelayanan sehingga pelayanan dapat dilaksanakan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan untuk dilaksanakan dengan baik. Pelayanan di dalam gereja dilakukan dalam berbagai kegiatan, seperti ibadah, penginjilan, sosial, dan pembuatan laporan keuangan yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan di gereja. Semua itu membutuhkan adanya manajemen untuk mengatur berjalannya pelayanan, agar dapat terkoordinir dan terlaksana dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
D. Paroki
1. Pengertian Paroki
Menurut Keuskupan Agung Semarang (2008) definisi Paroki adalah :
“Paroki adalah persekutuan paguyuban-paguyuban umat beriman sebagai bagian dari keuskupan dalam batas-batas wilayah tertentu yang sudah memiliki pastor kepala , yang berdomisili di parokinya sendiri”.
Karena paroki merupakan organisasi nirlaba dan juga merupakan Yayasan Gerejawi, maka paroki termasuk organisasi sektor publik (Mahsun dkk, 2007). Sebagai bentuk dari organisasi nirlaba paroki juga mempunyai dalam hal pengelolaan keuangan.
2. Pastor Paroki
Pastor Paroki adalah perpanjangan tangan uskup dalam menjalankan tugas pastoral uskup. Oleh karena itu, pemberian dan pemberhentian jabatan pastor paroki merupakan hak dari uskup.
Berikut ini merupakan syarat-syarat menjadi pastor paroki (Kan.521) : a. Harus sudah ditahbiskan jadi imam.
b. Harus unggul dalam ajaran sehat dan moral.
c. Harus memiliki perhatian pada jiwa-jiwa dan keutamaan- keutamaan lain.
d. Harus mempunyai kualitas yang dituntut hukum universal dan particular untuk membina paroki yang bersangkutan.
11
e. Sudah ada kepastian kecakupannya menurut cara yang ditentukan oleh uskup diosesan.
f. Sudah ada kepastian tentang kecakapannya dari ujian-ujian akademik.
Tugas utama yang dipercayakan kepada pastor paroki (Kan 528. Dan Kan.529) yaitu :
a. Mengusahakan agar sabda Allah diwartakan secara utuh kepada orang-orang yang tinggal di parokinya.
b. Mengusahakan agar ekaristi menjadi pusat jemaat parokial kaum beriman.
c. Mengenal kaum beriman yang dipercayakan kepada reksanya.
d. Secara aktif mengembangkan peranan khas yang dimiliki umat awam dalam tugas perutusan gereja di tengah masyarakat.
Adapun fungsi-fungsi khusus pastor paroki sebagai reksa pastoral, seperti : a. Pelayanan baptis.
b. Pelayanan sakramen penguatan kepada mereka yang berada di dalam bahaya mati
c. Pelayanan viaticum (bekal suci) dan juga pengurapan orang sakit.
d. Peneguhan nikah dan pemberkatan perkawinan.
e. Penyelenggaraan upacara pemakaman.
f. Pemberkatan bejana baptis di masa paskah, memimpin prosesi di luar gereja , dan juga pemberkatan meriah di luar gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
g. Memimpin perayaan ekaristi pada hari-hari minggu dan hari raya wajib . 3. Keuangan Paroki
Keuangan Paroki adalah uang dan harta benda Paroki yang berasal dari kolekte, amplop persembahan, sumbangan dan usaha-usaha lain yang halal sesuai dengan peraturan gereja yang berlaku, dimana tanggung jawab pengelolaannya dijalankan oleh Pastor Kepala Paroki dibantu dengan Bendahara Paroki (Mahsun dkk,2007). Harta benda paroki diperoleh melalui pembelian, penghasilan, kolekte, amplop persembahan, derma, pemberian usaha-usaha lain yang halal sesuai dengan prinsip-prinsip kristiani dan peraturan Gereja yang berlaku . (Keuskupan Agung Semarang, 1991 :8).
Dalam Kitab Hukum Kanonik (Kan 1254 : 2) dikatakan bahwa fungsi keuangan paroki adalah :
a. Mengatur ibadah ilahi
b. Memberi sustensi yang layak kepada Klerus serta pelayan-pelayan Kristus
c. Melaksanakan karya-karya kerasulan suci serta karya-karya amal kasih , terutama terhadap mereka yang berkekurangan
Dalam pengelolaan keuangannya , pastor paroki adalah yang bertugas dalam pengelolaan keuangan paroki . Menurut hukum gereja, paroki yang didirikan secara legitim adalah badan hukum (Kan 515:3).
13
Sebagai badan hukum, paroki mengelola keuangannya melalui aktivitas- akitivitas pribadi fisik yang bekerja entah secara individual maupun kolektif, yang disebut “organ” badan hukum. Hukum gereja mengeaskan bahwa pada dasarnya kompetensi untuk mengelola harta benda gerejawi dimiliki oleh orang secara langsung memimpin badan yang memiliki harta tersebut. Maka berdasarkan aturan inilah tanggung jawab pengelolaan keuangan paroki berada di tangan pastor paroki.
Pastor paroki hanyalah menjalankan fungsi administrator dan menjadi pihak individu yang bertindak atas nama badan hukum paroki sehingga keuangan milik paroki tetaplah menjadi milik paroki yang bersangkutan.
Dalam hal ini pastor paroki haruslah handal dalam menjadi administrator.
Pastor paroki haruslah terampil dalam pengelolaan keuangan paroki seperti perencanaan anggaran, penggerakan dan pengarahan, pengawasan dan pelaporan.
Sedangkan peran kaum awam dalam menjalankan pengelolaan keuangan paroki adalah sebagai Dewan Keuangan Paroki (DKP). Umat yang dipilih adalah umat yang dipilih atas dasar kompetensi yang dimiliki. Pastor paroki berhak menerima atau menolak pertimbangan yang diberikan oleh DKP karena DKP bersifat konsultif. Maka dalam pengambilan keputusannya, DKP memberikan pertimbangan dan penilaian untuk selanjutnya dikonfirmasi dan disetujui oleh pastor paroki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
E. Laporan Keuangan
1. Definisi Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Tujuan umum pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan,kinerja, dan arus kas dari suatu entitas yang berguna bagi sejumlah besar pemakai dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya yang dipakai oleh suatu entitas dalam aktivitasnya untuk mencapai tujuan.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Secara rinci, tujuan laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, adalah untuk menyajikan informasi mengenai :
a. Jumlah dan sifat aset, liabilitas, dan aset neto entitas nonlaba
b. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah nilai dan sifat aset neto
c. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus kas keluar sumber daya dalam satu periode dan hubungan antar keduanya
d. Cara entitas nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lain yang berpengaruh terhadap likuiditasnya.
15
3. Laporan Keuangan Organisasi Nonlaba Laporan Posisi Keuangan
Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, dan aset neto serta informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan, dan informasi dalam laporan keuangan lain dapat membantu pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur , dan pihak lain untuk menilai kemampuan entitas nirlaba untuk membeikan jasa secara berkelanjutan dan menilai likuiditas , fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal. Laporan posisi keuangan bisnis nirlaba mencakup total aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih. Laporan posisi keuangan mencakup entitas nonlaba secara keseluruhan dan menyajikan total aset, liabilitas, dan aset neto.
Laporan Aktivitas
Laporan aktivitas dibuat untuk menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih, hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, serta bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa.
Informasi dalam laporan aktivitas digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan oleh: Donatur, anggota organisasi, kreditur, pihak lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto ; hubungan antar transaksi dan peristiwa lain ; dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa Laporan Arus Kas
Laporan arus kas berfungsi sebagai penyedia informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan arus kas bisnis nirlaba disajikan sesuai PSAK dengan tambahan sebagai berikut:
1. Aktivitas Pendanaan
- Penerimaan kas dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali yang penggunaannya dibatasi dalam jangka panjang.
- Penerimaan kas dari pemberi sumber daya dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan , pembangunan, dan pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana abadi.
- Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya dalam jangka panjang .
2. Pengungkapan Informasi
Dengan laporan arus kas, Anda dapat memberikan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan non kas seperti sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.
17
Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan adalah catatan tambahan dan informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca dengan informasi lebih lanjut. Catatan atas Laporan Keuangan membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dalam laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih komprehensif dari kondisi keuangan perusahaan. Catatan atas Laporan Keuangan dapat mencakup informasi tentang hutang, kelangsungan usaha, piutang, kewajiban kontinjensi, atau informasi kontekstual untuk menjelaskan angka-angka keuangan (misalnya untuk menunjukkan gugatan.)
F. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Nomor 35 1. Konsep Dasar ISAK 35
Pada tanggal 11 April 2019 Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia telah mengesahkan ISAK 35 (Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan) yang mengatur tentang penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba yang berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2020.
Dimana sebelumnya untuk organisasi nonlaba diatur dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 45) yang sekarang telah diganti menjadi ISAK 35.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Antara PSAK 45 dengan ISAK 35 terdapat perbedaan, dimana perbedaan yang mendasar yaitu klasifikasi aset neto, yang mana menggabungkan aset neto terikat permanen dan aset neto terikat temporer menjadi aset neto dengan pembatasan (with retrictions) akan mengurangi kompleksitas dan aset neto tidak terikat menjadi aset neto tanpa pembatasan (without retrictions), oleh karena itu akan membawa pemahaman yang lebih baik dan manfaat lebih besar bagi pengguna laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba.
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK 35) menjelaskan perincian penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba yang telah disahkan seperti berikut:
a. PSAK 1 : Penyajian laporan keuangan paragraf 05 menyatakan bahwa
“pernyataan ini menggunakan terminologi yang cocok bagi entitas yang berorientasi laba, termasuk entitas bisnis sektor publik. Jika entitas dengan aktivitas nonlaba di sektor swasta atau publik menerapkan pernyataan ini, maka entitas tersebut perlu menyesuaikan deskripsi yang digunakan untuk beberapa pos yang terdapat dalam sendiri“.
Oleh sebab itu ruang lingkup PSAK 1 secara substansi telah mencakup ruang lingkup penyajian laporan keuangan an entitas dengan aktivitas nonlaba.
19
b. PSAK 1 : Penyajian laporan keuangan tidak menyediakan pedoman bagaimana entitas dengan aktivitas nonlaba menyajikan laporan keuangannya. Entitas dengan aktivitas nonlaba dalam interpretasi ini selanjutnya merujuk kepada entitas berorientasi nonlaba.
c. Karakterisitik entitas berorientasi nonlaba berbeda dengan entitas bisnis berorientasi laba. Perbedaan utama yang mendasar antara entitas berorientasi nonlaba dengan entitas bisnis berorientasi laba terletak pada cara entitas berorientasi nonlaba memperoleh sumber untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Entitas berorientasi nonlaba memperoleh sumber daya dari yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
d. Pengguna laporan keuangan entitas beroerientasi nonlaba umumnya memiliki kepentingan untuk menilai: (a) cara manajemen melaksanakan tanggung jawab atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka; serta (b) informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan ekonomi. Kemampuan entitas berorientasi nonlaba dalam menggunakan sumber daya tersebut dikomunikasikan melalui laporan keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2. Interpretasi
a. ISAK 35 Paragraf 09: penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba disusun dengan memperhatikan persyaratan penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan dan persyaratan minimal isi laporan keuangan yang telah diatur dalam PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan.
b. ISAK 35 Paragraf 10: entitas berorientasi nonlaba dapat membuat penyesuaian deskripsi yang digunakan untuk beberapa pos yang terdapat dalam laporan keuangan. Sebagai contoh, jika sumber daya yang diterima oleh entitas berorientasi nonlaba mengharuskan entitas untuk memenuhi kondisi yang melekat pada sumber daya tersebut berdasarkan sifatnya, yaitu pada adanya pembatasan (with retrictions) atau tidak adanya pembatasan (without retrictions) oleh pemberi sumber daya.
c. ISAK 35 Paragraf 11: entitas berorientasi nonlaba juga dapat menyesuaikan deskripsi yang digunakan atas laporan keuangan itu sendiri. Sebagai contoh, penyesuaian atas penggunaan judul ‘laporan perubahan aset neto’ daripada ‘laporan perubahan ekuitas’. Penyesuaian atas judul laporan keuangan tidak dibatasi sepanjang penggunaan judul mencerminkan fungsi yang lebih sesuai dengan isi laporan keuangan.
21
d. ISAK 35 paragraf 12: entitas berorientasi nonlaba tetap harus mempertimbangkan seluruh fakta dan keadaan relevan dalam menyajikan laporan keuangannya termasuk catatan atas laporan keuangan, sehingga tidak mengurangi kualitas informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
3. Contoh Bentuk Laporan Keuangan a. Laporan Posisi Keuangan
Terdapat 2 (dua) format laporan posisi keuangan yang disajikan sebagai contoh dalam lampiran ini. Setiap format memiliki keunggulan.
1. Format A menyajikan informasi pos penghasilan komprehensif lain secara tersendiri sebagai bagian dari aset neto tanpa pembatasan dari pemberi sumber daya . Akan tetapi, jika penghasilan komprehensif lain berasal dari aset neto dengan pembatasan, maka entitas menyajikan informasi penghasilan komprehensif lain tersebut sesuai dengan kelas aset netonya, atau
2. Format B tidak menyajikan informasi pos penghasilan komprehensif secara tersendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Tabel 2 Laporan Posisi Keuangan Menurut ISAK 35 ENTITAS XYZ
Laporan Posis Keuangan per 31 Desember 20X2 (dalam jutaan rupiah)
20X2 20X1
ASET Aset Lancar
Kas dan Setara Kas xxx xxx
Piutang Bunga xxx xxx
Investasi jamgka pendek xxx xxx
Aset lancar lain xxx xxx
Total aset lancar xxx xxx
Aset Tidak Lancar
Properti investasi xxx xxx
Investasi jangka Panjang xxx xxx
Aset tetap xxx xxx
Total Aset tidak lancar xxx xxx
TOTAL ASET xxx xxx
LIABILITAS
Liabilitas Jangka pendek Pendapatan diterima dimuka
xxx xxx
Utang jangka pendek xxx xxx
Total Liabilitas Jangka Pendek
xxx xxx
Berlanjut…
23
Lanjutan…
Liabilitas Jangka Panjang
Utang jangka Panjang xxx xxx
Liabilitas Imbalan kerja xxx xxx
Total Liabilitas Jangka Panjang
xxx xxx
ASET NETO
Tanpa Pembatasan dari Pemberi Sumber Daya
xxx xxx
Surplus Akumulasian xxx xxx
Penghasilan Komprehensif Lain *)
xxx xxx
Dengan Pembatasan Dari Pemberi Sumber daya
(Catatan B) xxx xxx
Total Aset Neto xxx xxx
Total Liabilitas dan Aset Neto
xxx xxx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Tabel 3 Laporan Aktivitas Menurut ISAK 35 ENTITAS XYZ Laporan Aktivitas
Untuk Tahun Yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 20X2 (dalam jutaan rupiah)
20X1 20X2
TANPA PEMBATASAN DARI PEMBERI SUMBER DAYA Pendapatan
Sumbangan xxx xxx
Jasa Layanan xxx xxx
Penghasilan Investasi Jangka Pendek
xxx xxx
Penghasilan Investasi Jangka Panjang
xxx xxx
Lain- lain xxx xxx
Total Pendapatan xxx xxx
Beban
Gaji,upah xxx xxx
Jasa dan Profesional xxx xxx
Administrasi xxx xxx
Depresiasi xxx xxx
Bunga xxx xxx
Lain-lain xxx xxx
Total Beban xxx xxx
Beban
Kerugian akibat kebakaran xxx xxx
Total Beban xxx xxx
Surplus (defisit) xxx xxx
Dengan pembatasan dari pemberi sumber daya Pendapatan
Sumbangan xxx xxx
Penghasilan investasi jangka panjang
xxx xxx
Total pendapatan Beban xxx xxx
Berlanjut…
25
Laporan Aktivitas Menurut ISAK 35 (lanjutan)
Kerugian akibat kebakaran xxx xxx
Surplus (defisit) xxx xxx
PENGHASILAN
KOMPREHENSIF LAIN
xxx xxx
TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
xxx xxx
Sumber : ISAK 35
Tabel 4 Laporan Arus Kas Menurut ISAK 35 ENTITAS XYZ Laporan Arus Kas
Untuk Tahun Yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 20x2 (dalam jutaan rupiah)
20X2 20X1
AKTIVITAS OPERASI
Kas dari sumbangan xxx xxx
Kas dari pendapatan jasa xxx xxx
Bunga yang diterima xxx xxx
Pendapatan lain-lain xxx xxx
Bunga yang dibayarkan xxx xxx
Kas yang dibayarkan kepada karyawan
xxx xxx
Kas Neto dari aktivitas operasi xxx xxx AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan dari sumbangan yang dibatasi untuk :
Investasi dalam dana abadi xxx xxx
Investasi bangunan xxx xxx
Aktivitas pendanaan lain : xxx xxx
Bunga dibatasi untuk reinvestasi
xxx xxx
Pembayaran liabilitas jangka Panjang
xxx xxx
Kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan
xxx xxx
Berlanjut…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Laporan Arus Kas Menurut ISAK 35 (lanjutan) AKTIVITAS INVESTASI
Ganti rugi dari asuransi kebakaran
xxx xxx
Pembelian peralatan xxx xxx
Penerimaan dari penjualan investasi
xxx xxx
Pembelian investasi xxx xxx
Kas yang digunakan untuk aktivitas investasi
xxx xxx
KENAIKAN(PENURUNAN) NETO KAS DAN SETARA KAS
xxx xxx
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE
xxx xxx
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE
xxx xxx
Sumber : ISAK 35
G. Penelitian Terdahulu
Putri (2020) pernah melakukan penelitian tentang analisis kesiapan penerapan
penyajian laporan keuangan organisasi nonlaba berdasarkan ISAK 35 dan SAK ETAP pada laporan keuangan berorientasi nonlaba di Yayasan Sayap Ibu. Hasil dari
penelitian tersebut menyatakan bahwa Yayasan Sayap Ibu dalam menyajikan laporan keuangan belum sepenuhnya sesuai dengan ISAK No.35. Dari dua puluh satu
paragraph yang mengatur mengenai penyajian laporan keuangan organisasi nonlaba berdasarkan ISAK 35, terdapat ketidaksesuaian penyajian laporan keuangan pada informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen, temporer, dan terikat serta penyajian laporan arus kas.
BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2016 : 9) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakanuntuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti sebagai instrument kunci. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus. Studi kasus adalah metode penelitian yang dilakukan secara intensif dan mendetail terhadap suatu kasus yang berupa peristiwa, lingkungan, dan situasi tertentu yang memungkinkan untuk mengungkapkan atau memahami sesuatu hal (Prastowo, 2010). Penelitian ini menggunakan satu objek tertentu untuk diteliti yaitu Gereja Katolik Santa Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian : Penelitian dilakukan di gereja Katolik Santa Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Inspeksi, Jl. Selokan Mataram Jl.Raya Kledokan, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman , Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian : Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2021 sampai dengan Oktober 2021
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Pada Penelitian ini yang menjadi subjek penelitian ini adalah Gereja Katolik Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta bagian yang berhubungan dengan penyusunan laporan keuangan , dalam hal ini bendahara gereja yaitu Ibu Lucia Iswandari
2. Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian adalah Laporan Keuangan Gereja Katolik Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta
D. Data yang dibutuhkan
1. Gambaran Umum Gereja Katolik Santa Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta 2. Laporan Keuangan Gereja Katolik Santa Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta
33
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data yang dilakukan pada penelitian ini ada 2 cara, antara lain :
1. Wawancara
Wawancara (interview) adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden. Wawancara dapat berupa wawancara personal, wawancara intersep dan wawancara telepon. Wawancara ini dilakukan dengan cara bertanya secara langsung dengan pihak gereja yaitu staf yang bekerja pada bagian yang berhubungan dengan penyusunan laporan keuangan diantaranya adalah bendahara gereja dan bagian pembukuan.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data dengan cara mengutip data dari dokumen yang berasal dari Gereja Katolik Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta, dalam hal ini yang diperoleh adalah gambaran umum Gereja,struktur organisasi, dan laporan keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Teknik Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2014:91), kegiatan analisis data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Komponen analisis data yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangku,, memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya (Sugiyono, 2014:92). Reduksi data merupakan data yang diperoleh di lapangan oleh peneliti melalui wawancara, observasi, serta dokumentasi yang direduksi dengan cara merangkum, memilih dan memfokuskan data terhadap hal- hal yang sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, bila dalam melakukan penelitian peneliti menemukan hal-hal yang dianggap asing dan tidak perlu karena tidak sesuai dengan tujuan penelitian, disinilah yang menjadi perhatian dari mereduksi data.
b. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan setelah data selesai direduksi atau dirangkum.
Data yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi dan observasi mengenai penerapan asas-asas dalam pengelolaan keuangan desa kemudian dianalisis untuk mengambil aksi berdasarkan pemahaman.
Bentuk penyajian data kualitatif dapat berupa teks naratif (catatan lapangan, tabel, diagram atau bagan).
35
Proses ini akan dilakukan dari hasil wawancara yang berupa audio kemudian dituangkan dalam bentuk teks. Kemudian dokumen-dokumen yang telah diperoleh dievaluasi.
c. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Berdasarkan data yang telah direduksi dan disajikan, peneliti membuat kesimpulan yang didukung dengan bukti-bukti yang kuat pada tahap pengumpulan data. Kesimpulan adalah jawaban dari rumusan masalah dan pertanyaan yang telah dibahas oleh peneliti sejak awal. Peneliti menarik kesimpulan atas laporan keuangan Gereja Katolik Santa Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta sudah sesuai dengan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan No.35 atau belum sesuai dengan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan No.35.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
GAMBARAN UMUM PAROKI SANTA MARIA ASSUMPTA BABARSARI
A. Sejarah dan Perkembangan Gereja
Pada tanggal 15 Agustus 1998 gedung gereja dan pastoran diresmikan oleh Bp.Arifin Ilyas , Bupati Sleman waktu itu dan diberkati oleh Mgr.Ignaatius Suharyo. Pada tanggal itu pulalah Gereja merayakan hari raya Santa Perawan Maria diangkat ke surga. Oleh karena itu, Gereja Babarsari memilih Santa Maria Assumpta sebagai pelindungnya. Spiritualitas pelindung dikembangkan melalui hymne “Santa Maria Assumpta” , patung dan replika Santa Maria Assumpta, prosesi patung Bunda Maria ke lingkungan- lingkungan, Novena Santa Maria Assumpta, dan DSBY yang dilaksanakan setiap tanggal 15 dalam bulan untuk mengingat-ingat tanggal pesta pelindung.
Sejak tanggal 27 Januari 2007, Romo Gregorius kriswanta, Pr mulai tinggal di pastoran Babarsari. Meski masih berada di bawah tata penggembalaan Paroki Kristus Raja Baciro, mulai saat itu pula reksa pastoral Gereja Babarsari ditata dan dikelola secara lebih intensif. Bertepatan dengan diresmikannya Gereja Babarsari sebagai Paroki Mandiri , mulai tanggal 20 september 2009, Romo Gregorius Kriswanta,Pr menjabat sebagai pastor Kepala Paroki Babarsari (SK/0988/A/VIII/6/09). Gereja St.Maria Assumpta Babarsari sebelumnya berada di bawah tata penggembalaan Paroki Kristus Raja Baciro.
36
37
Gereja Katolik St. Maria Assumpta Babarsari diresmikan sebagai paroki mandiri pada tanggal 20 September oleh Mgr.Ignatius Suharyo (SK No.
0981/B/I/b6a/09), tertanggal 12 September 2009), dan menjadi badan hukum Gereja sejak tanggal 21 Desember 2009, berdasarkan Akta Notaris No.08 tentang Pendirian Badan Gereja “PGPM” Paroki Santa Maria Assumpta di Babarsari, Yogyakarta.
Gereja Katolik Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari mempunyai 2 orang pastor yang melayani 9 lingkungan (tidak ada wilayah) dengan total kepala keluarga mencapai 314 jiwa yang terdiri dari 231 pria dan 83 wanita.
Paroki Babarsari hanya memiliki 8 lingkungan saja, sejak tanggal 13 Agustus 2018 dikembangkan menjadi 9 lingkungan dengan memekarkan lingkungan Santa Elisabeth menjadi Lingkungan Santo Rafael dan Santo Mikael. Berikut penjelelasan lengkapnya :
Tabel 5 Pembagian Wilayah Paroki
No. Lingkungan Lokasi/ Daerah
Kepala Keluarga Seluruh Umat
P W Ttl P W Ttl % 1. St. Bartholomeus Babarsari 36 12 48 75 78 153 15,6 2. St. Rafael Seturan 22 6 28 54 56 110 11,2 3. St. Maria Bantulan 24 12 36 56 53 109 11,1 4. St.Maria Immaculata Kledokan 23 6 3 43 45 88 8,9 5. Menara Gading Mundu. Saren,
Tempel 30 17 47 62 79 141 14,4 6. Sang Timur Janti 28 8 36 59 59 118 12,1 7. St. Stefanus Puluh Dadi 21 3 24 45 43 88 9,0 8. St. Yusuf Tambak Bayan 24 7 31 43 42 85 8,7 9. St. Mikael Seturan 23 10 33 49 38 87 8,9
Jumlah 231 83 314 486 493 979
% 73,6 26,4 49,6 50,4
Sumber : Data Gereja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
B. Visi dan Misi Gereja - Visi
Umat allah Santa Maria Assumpta Babarsari , menjadi persekutuan paguyuban murid-murid Kristus, menghadirkan kerajaan Allah dengan memberdayakan umat, terutama kaum muda, dalam kesetiaan dan keterbukaan terhadap sabda Allah di tengah-tengah umat serta masyarakat yang majemuk.
- Misi
Untuk mewujudkan Visi Paroki Babarsari , ditempuh melalui tata penggembalaan yang meliputi bidang-bidang :
a. Liturgi dan Peribadatan
Menyelenggarakann liturgi dan peribadatan yang menggairahkan secara manusiawi serta menggugah hati umat beriman terutama kaum muda dalam tugas perutusan berpartisipasi terhadap tri tugas Kristus sebagai iman, raja dan nabi.
b. Pewartaan
Menyelenggarakann pewartaan yang membuat umat semakin kritis dan mandiri sebagai orang beriman terutama kaum muda agar kuat dan gigih memperjuangkan serta menghayati nilai-nilai injili.
c. Paguyuban
Menyelenggarakan kegiatan paguyuban-paguyuban umat terutama kaum muda agar dewasa dalam iman, bertanggung jawab secara intelektual, dan mandiri sebagai umat beriman.
39
d. Pelayanan
Melayani umat dan masyarakat dengan melibatkan kaum muda yang penuh semangat cinta kasih serta solidaritas.
e. Reksa pastoral
Terlaksananya reksa pastoral yang terbuka , dapat dipertanggung jawabkan , dan tanggap akan kebutuhan umat serta masyarakat.
C. Program Kerja Paroki
Penyusunan program kerja berasal dari rapat kerja tiap bidang dan harus memenuhi aturan yang telah ditetapkan , yaitu pengisian kolom-kolom yang meliputi :
a. Nama program kerja
b. Indikator rencana, dengan jumlah dan satuan c. Besar anggaran
d. Rencana waktu pelaksanaan e. Faktor pendukung
D. Evaluasi Laporan Kegiatan
Laporan kegiatan dilaksanakan setiap 4 bulan 1 kali (catur wulan) dengan melakukan Monitoring dan Evaluasi yang dipimpin oleh ketua bidang masing-masing kemudan diadakan evaluasi secara bersamaan lengkap seluruh bidang dan tim kerja yang dipimpin oleh ketua Dewan Paroki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Pada laporan monitoring dan evaluasi setiap tim kerja mengisi formulir yang telah disiapkan oeh bidang litbang dengan daftar isian mengacu dari program kerja yang direncanakan dengan tambahan
a. Realisasi indikator dengan jumlah dan satuan b. Realisasi anggaran
c. Realisasi waktu pelaksanaan d. Faktor pendukung ( Strength)
e. Faktor Penghambat Internal ( Weakness)
f. Rekomendasi / Pembelajaran ( Opportunity) g. Penghemat Eksternal ( Theart)
E. Akuntansi dan Keuangan
Pengelolaan keuangan Paroki St.Maria Assumpta Babarsari berjalan dengan baik . Dalam pelaksanaannya, Bendahara dibantu oleh tim Penghitung kolekte. Pembagian tugas bendahara paroki antara lain sebagai berikut : a. Bendahara I, sebagai koordinator tim bendahara, memeriksa ,
mengesahkan dan bertangggungjawab atas laporan keuangan bulanan.
b. Bendahara II, melaksanakan fungsi keuangan paroki (dalam hal ini berperan sebagai kasir), membuat bukti penerimaan dan pengeluaran uang, membuat pencatatan, penerimaan, dan pengeluaran uang sesuai rekening atau pos perkiraan paroki.
c. Bendahara III, melaksanakan fungsi akuntansi, mengoperasikan program GL Paroki.
41
F. Lokasi Gereja
Lokasi Gereja Katolik St. Maria Assumpta Babarsari berlokasi di Jl.
Inspeksi selokan Mataram , Caturtunggal, Kec.Depok , Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
G. Jadwal Ibadah
Misa Harian : Pagi 05.30
Misa Jumat pertama : Sore / Malam 17.00 Misa Sabtu Sore : Sore / Malam 17.00 Misa Hari Minggu : Pagi 07.00
Sore / Malam 17.00
H. Susunan Kepengurusan Paroki
Susunan pengurus Dewan Pengurus Dewan Paroki St. Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta masa bakti 2018-2020
Tabel 6 Susunan Kepengurusan
Ketua Yohanes Iswahyudi, Pr
Wakil Ketua I Yohanes Riyanto, Pr
Wakil Ketua II Benedictus Renny See
Sekretaris I Errol Andreas Ngantung
Sekretaris II A.Pandu Setiyanto
Bendahara Umum F.X Bambang Suripno
Bendahara I Lucia Iswandari
Bendahara II Regina Ira Rosanti
Bendahara III B.Viyanti Lapaningrum
Berlanjut…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Susunan Kepengurusan (lanjutan)
Ketua Bidang Liturgi dan Peribadatan L.Antonius Ladjajawa Ketua Bidang Pewartaan Maria Droste
Ketua OMK Jeremy
KTP Komsos Gisella Maria Meyta Dewi
Ketua Bidang Pelayanan dan
Kemasyarakatan Ch. Anggaraeni Purwitaningsih
Ketua Bidang Paguyuban dan
Persaudaraan Yustinus Sabarno
Ketua Bidang Rumah Tangga Victor Suko Widayanto Kaetua Bidang Penelitian dan
Pengembangan Aloysius Airlangga Bajuadji
Koordinator Ketua Lingkungan Th. Rahmani Nusantari Sumber : Data Gereja
43
Uskup Pemersatu (K.A Semarang)
Paroki Lembaga
Gerejawi
- - - - - -
Ketua
Wakil Ketua I Wakil Ketua II Ketua-ketua bidang Sekretaris I-II
Bendahara Umum : I-
Dewan Harian
Dewan Inti
Koordiator- koordinator tim
kerja
Ketua-Ketua wilayah
Ketua Koordinal Kategorial
Dewan Pleno
Tokoh
Ketua-ketua Lingkungan
Ketua-ketua kelompok kategorial
-Wakil organisasi -Wakil biara -Wakil Karya
Pastoral Khusus
U M A T
Gambar 1 Struktur Organisasi Gereja
Sumber : Data Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini yang menjadi dasar ialah penyajian laporan keuangan 2020 yang dimiliki oleh Gereja Katolik St.Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta. Penulis akan mendeskripsikan data laporan keuangan untuk menjawab rumusan masalah. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan wawancara dengan narasumber yaitu bu Luci selaku bendahara gereja.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bendahara Gereja Santa Maria Assummpta Babarsari Yogyakarta, laporan keuangan yang disusun meliputi laporan aktivitas, laporan posisi keuangan (neraca) , dan laporan arus kas.
Untuk laporan arus kas sendiri dalam beberapa tahun terakhir bendahara tidak melaporkannya karena tidak diminta oleh keuskupan. Laporan posisi keuangan (neraca) yang disusun meliputi, aset, aktiva dal kewajian bersih, laporan aktivitas berupa penerimaan dan pengeluaran gereja.
Bendahara Gereja mengatakan bahwa mereka selalu mecatat setiap transaksi yang ada guna memberikan informasi yang relevan bagi pengguna laporan keuangan baik pihak internal maupun eksternal gereja. Penyajian laporan keuangan Gereja Katolik Santa Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta disajikan secara bulanan dengan menggunakan format yang telah dibuat oleh Keuskupan Agung Semarang sebagai induk dari gereja Katolik di Yogyakarta.
44