• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DITINJAU DARI PEMBERIAN ASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DITINJAU DARI PEMBERIAN ASI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DITINJAU DARI PEMBERIAN ASI

Willy Astriana1, Berta Afriani2

Program Studi DIII Kebidanan, STIKES Al-Ma’arif Baturaja1 Program Studi DIII Keperawatan, STIKES Al-Ma’arif Baturaja2

willy.astriana@gmail.com1 afrianiberta974@gmail.com2 DOI: https://doi.org/10.36729

ABSTRAK

Latar Belakang: ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa pemberian tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air, teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim dari usiai 0-6 bulan. Bayi yang diberi ASI akan lebih sehat dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula dimana bayi yang diberi susu formula memiliki resiko kematian karena diare sebesar 3,94kali lebih besar dibandingkan dengan bayi ASI eksklusif.

Tujuan: Diketahuinya hubungan pemberian ASI dengan peningkatan berat badan pada bayi umur 0-6 bulan diwilayah kerja Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2021. Metode: Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan crossectional. Sampel ini diperoleh sebanyak 67 sampel, uji statistic yang dilakukan adalah univariat dan bivariat. Hasil: Dalam penelitian ini didapatkan dari hasil analisis chi square menghasilkan adanya hubungan pemberian asi dengan peningkatan berat badan pada bayi umur 0-6 bulan dengan nilai p vaule 0,003. Saran: Diharapkan angka pemberian ASI ekslusif dengan peningkatan berat badan pada bayi umur 0-6 bulan semakin banyak yang memberikan ASI Ekslusif, dan perlu dilakukan peningkatan fasilitas pelayanan baik untuk mendukung peningkatan pemberian ASI Ekslusif pada bayi seperti penyediaan pojok ASI dikantor-kantor atau tersedia kulkas khusus penyimpan ASI.

Kata Kunci: Berat Badan, Bayi, ASI Ekslusif

ABSTRACT

Background: Namely exclusive breastfeeding is breastfeeding without additional fluids such as formula milk, oranges, honey, water, tea, water and without additional solid foods such as bananas, papaya, milk porridge, biscuits, rice porridge and team from 0-6 months old. Breastfed babies are healthier than formula-fed babies, where formula-fed babies have a 3.94 times greater risk of dying from diarrhea than exclusively breastfed babies. Objective: This study was to determine the relationship between breastfeeding and weight gain in infants aged 0-6 months in the Tanjung Agung Public Health Center in 2021. The research method: Used in this study was analytic with a cross- sectional approach. This sample was obtained as many as 67 samples, statistical tests carried out were Univariate and Bivariate. Results: In this study, it was obtained from the results of the chi square analysis that there was a relationship between breastfeeding and weight gain in infants aged 0-6 months with a p value of 0.003. Suggestion: It is expected that the number of exclusive breastfeesing with an increase in body weight in infants age 0-6 months will increasingly provide exclusive breastfeeding, and it is necessary to improve good servive facilities.

Keywords: Weight, Baby, Exclusive Breastfeeding

(2)

PENDAHULUAN

Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh, termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung didalamnya. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia bayi 6 bulan.

Setelah itu, ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan tambahan (Maryunanti, 2012) . Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan paling sempurna dengan kandungan gizi yang sesuai untuk tubuh dan protein pengikat B12 Asam amino essensial sangat penting untuk meningkatkan jumlah sel otak bayi yang berkaitan dengan kecerdasan bayi.

Pemberian ASI eksklusif berpengaruh pada kualitas kesehatan bayi, Semakin sedikit jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif, maka kualitas kesehatan bayi dan balita akan semakin buruk. Hal itu dikarenakan pemberian makanan pendamping ASI yang tidak benar dapat menyebabkan gangguan pencernaan yang berakibat gangguan pertumbuhan dan meningkatkan Angka Kematian Bayi (AKB) (Kemenkes RI, 2018) .

Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif baik bagi ibu maupun bayinya. Manfaat memberikan ASI bagi ibu tidak hanya menjalin kasih sayang, tetapi dapat mengurangi perdarahan

setelah melahirkan, mempercepat pemulihan kesehatan ibu, menunda kehamilan, mengurangi risiko terkena kanker payudara dan merupakan kebahagiaan tersendiri bagi ibu. ASI merupakan salah satu makanan yang sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal (Kemenkes RI, 2019).

Menurut profil kesehatan Indonesia angka capaian pemberian ASI Eksklusif secara nasional tahun 2017; 2018 yaitu 61,33%; 68,74%. Dengan target nasional 44%; 47% (Kemenkes RI, 2019). Waktu yang direkomendasikan Word Health Organization (WHO) untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa tambahan. Dalam kajian WHO, yang melakukan penelitian sebanyak 3000 kali, menunjukkan bahwa ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi untuk bertahan hidup pada 6 bulan pertama, mulai hormon antibodi, faktor kekebalan, hingga antioksidan. Berdasarkan hal tersebut, WHO kemudian mengubah ketentuan mengenai ASI eksklusif yang semula 4 bulan menjadi 6 bulan. Sejalan dengan WHO, menteri kesehatan melalui Kepmenkes RI No. 450/MENKES/IV/

2004 pun akhirnya menetapkan perpanjangan pemberian ASI secara

(3)

eksklusif dari 4 bulan menjadi 6 bulan (Riksani, 2012).

Berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan 2030, menyusui merupakan salah satu langkah pertama bagi seorang manusia sejahtera, menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2019, jumlah AKB sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup.

Usaha dalam mencapai target penurunan AKB, dapat dilakukan dengan cara pemberian ASI Eksklusif. Pemberian ASI Eksklusif dapat menekan AKB dengan mengurangi sebesar 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian bayi di dunia melalui pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan sejak jam pertama kelahirannya tanpa memberikan makanan dan minuman tambahan kepada bayi (Fithananti, 2013). Dari penelitian yang dilakukan oleh J Kuchenbecker et al, 2015 menyimpulkan bahwa pemberian ASI eksklusif dinegara-negara berpenghasilan rendah sangat penting dalam mencegah keterbelakangan pertumbuhan.

Jika dilihat dari grafik kartu menuju sehat bayi yang mendapat ASI eksklusif akan tumbuh lebih lambat sebelum usia 4 sampai 6 bulan dibandingkan bayi yang mendapat susu formula akan tumbuh lebih cepat setelah 6 bulan dan seringkali dihubungkan resiko obesitas dikemudian hari. ASI sebagai

makanan terbaik untuk bayi yang merupakan pemberian Tuhan yang tidak dapat ditiru oleh para ahli dalam bidang pembuatan makanan bayi sehingga pemberian ASI akan sangat mempengaruhi pertumbuhan maupun perkembangan bayi yang akhirnya sangat mempengaruhi status gizinya dan juga peningkatan berat badannya. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang diharapkan dapat menjawab pokok masalah yang ada tentang hubungan pemberian ASI eksklusif dengan peningkatan berat badan pada bayi umur 0- 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Agung.

Waktu yang direkomendasikan WHO untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa tambahan. Dalam kajian WHO, yang melakukan penelitian sebanyak 3000 kali, menunjukkan bahwa ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi untuk bertahan hidup pada 6 bulan pertama, mulai hormon antibodi, faktor kekebalan, hingga antioksidan.

Berdasarkan hal tersebut, WHO kemudian mengubah ketentuan mengenai ASI eksklusif yang semula 4 bulan menjadi 6 bulan. Sejalan dengan WHO, menteri kesehatan melalui Kepmenkes RI No.

450/MENKES/IV/2004 pun akhirnya menetapkan perpanjangan pemberian ASI

(4)

secara eksklusif dari 4 bulan menjadi 6 bulan (Riksani, 2012).

Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, jumlah AKB sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup. Usaha dalam mencapai target penurunan AKB, dapat dilakukan dengan cara pemberian ASI Eksklusif. Pemberian ASI Eksklusif dapat menekan AKB dengan mengurangi sebesar 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian bayi di dunia melalui pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan sejak jam pertama kelahirannya tanpa memberikan makanan dan minuman tambahan kepada bayi (Fithananti, 2013).

Penelitian Perilaku ibu menyusui selama masa pandemic Corona Virus Disease-19 (Covid-19) di Indonesia oleh tim peneliti Health Collaborative Center (HCC) menunjukkan bahwa prevalensi keberhasilan pemberian ASI ekslusif di Indonesia pada tahun 2020 mencapai sebesar 89,4%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Astutik dan Heni Purwanti, 2021 didapatkan hubungan yang antara pemberian ASI eksklusif dengan pertumbuhan berat badan pada bayi 0-6 bulan di klinik Kartika Jaya di Samarinda.

Begitupun dengan penelitian yang dilakukan oleh Guslaini dkk (2019) menyimpulkan bahwa peningkatan berat badan bayi yang diberikan ASI eksklusif

lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif.

Di Kabupaten OKU tahun 2019 Cakupan pemberian ASI Ekslusif sebesar 43,9% menurun 0,2% dari tahun 2018 (sebesar 44,1%). Cakupan pemberian ASI Ekslusif selama empat tahun terakhir adalah tahun 2016 sebesar 51,2%, tahun 2017 sebesar 48,5% , tahun 2018 sebesar 44,1% dan 2019 sebesar 43,9% Sedangkan diwilayah kerja puskesmas tanjung agung Ogan Komering Ulu tahun 2019 capaian pemberian ASI ekslusif pada baru mencapai 50,8% (Profil Dinas Kesehatan OKU, 2019).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan peningkatan berat badan. Rancangan penelitian menggunakan Cross Sectional.

Berdasarkan pengolahan data yang digunakan, penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif (Notoadmojo, 2018).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi umur 0-6 bulan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Agung tahun 2021 sebanyak 67 bayi, tehnik sampling yang digunakan adalah dengan metode pengambilan sampel dengan cara Total sampling. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2021-Januari 2022.

(5)

Pengumpulan data primer menggunakan checklist .

Teknik analisa data secara univariat dan bivariat untuk melihat hubungan variabel independen dan dependen, dilakukan tabulasi silang dan uji statistik chi-square dengan proses SPSS dengan derajat kepercayaan 95% bila P.value ≤

0,05 menunjukan hubungan bermakna dan tidak bermakna jika p.value> 0,05.

HASIL PENELITIAN Analisis Univariat

Pada Analisa univariat semua data yang terkumpul disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. (Peningkatan Berat Badan Bayi dan Pemberian ASI).

Tabel 1.

Distribusi Frekuensi Peningkatan Berat Badan Bayi dan Pemberian ASI

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Peningkatan Berat Badan Bayi

 Naik 59 88.1

 Tidak 8 11.9

Pemberian ASI

 Ya 60 89.6

 Tidak 7 10.4

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa dari 67 responden, responden yang terjadi peningkatan berat badan lebih banyak dibandingkan yang tidak naik yaitu sebanyak 59 responden (88,1%) dan responden yang mendapat ASI ekslusif lebih banyak yaitu sebanyak 60 responden (89,6%).

Analisis Bivariat

Untuk melihat masing-masing hubungan antara variabel independen yaitu

pemberian ASI ekslusif serta variabel dependen yaitu peningkatan berat badan dengan menggunakan uji statistik Chi- square dengan α = 0,05 dan derajat kepercayaan 95 % dan tingkat kemaknaan p value < 0,05. Dikatakan ada hubungan bermakna bila p value ≤ 0,05 dan apabila p value > 0,05 maka variabel tersebut tidak ada hubungan yang bermakna.

(6)

Tabel 2.

Hubungan Pemberian ASI dengan Peningkatan Berat Badan Pada Bayi Umur 0-6 Bulan

Pemberian ASI Peningkatan Berat Bada Total

p value

Naik Tidak Naik

N %

n % n %

Ya 56 93,3 4 6,7 60 100 0,003

Tidak 3 42,9 4 57,1 7 100

Jumlah 59 88,1 8 11,9 67 100

Berdasarkan tabel 2 didapatkan bahwa dari 67 responden yang mendapat ASI ekslusif dan mengalami peningkatan berat badan sebanyak 56 (93,3%).

Sedangkan dari 67 responden yang tidak mendapat ASI ekslusif tetapi mengalami peningkatan berat badan yaitu 3(42,9%).

Hasil statistik uji chi-square diperoleh nilai p value 0,003 ≤ 0,05 sehingga ada hubungan bermakna antara pemberian ASI Ekslusif dengan peningkatan berat badan.

PEMBAHASAN

Hasil uji statistik dengan Chi- Square dengan tingkat kepercayaan 95%

diperoleh p value sebesar 0,003 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara hubungan pemberian pemberian ASI Eksklusif dengan pertumbuhan berat badan pada bayi 0-6 bulan.

Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Lemak ASI mudah di cerna dan diserap oleh bayi karena ASI mengandung enzim lipase yang mencerna lemak trigliserida menjadi digliserida,

sehingga sedikit sekali lemak yang tidak diserap oleh sistem pencernaan bayi.

Sedangkan susu formula tidak mengandung enzim pencernaan seperti lipase dan amilase karena enzim akan rusak bila dipanaskan. Itu sebabnya, bayi akan sulit menyerap lemak susu formula dan menyebabkan bayi menjadi diare serta menyebabkan penimbunan lemak yang pada akhirnya akan berakibat kegemukan (obesitas) pada bayi (Yendi dkk, 2017).

Selain itu, bayi yang mendapat makanan lain, misalnya nasi lumat atau pisang hanya akan mendapat banyak karbohidrat sehingga zat gizi yang masuk tidak seimbang. Terlalu banyak karbohidrat menyebabkan anak lebih mudah menderita kegemukan atau memiliki berat badan yang tidak baik atau tidak sehat (Yendi dkk, 2017).

Menurut hasil penelitian Hamzah (2018), berdasarkan penelitian tersebut ternyata pemberian ASI Eksklusif berpengaruh terhadap berat badan bayi, dengan hasil p value 0,000. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

(7)

Siregar dan Ritonga (2018) yang memperoleh hasil ada hubungan pemberian ASI ekslusif dengan pertumbuhan berat badan bayi 0-6 bulan (p=0,003). Begitupun hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmah dkk (2022) menyimpulkan ada perbedaan yang signifikan pada rata-rata berat badan bayi yang diberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan mereka yang tidak

Air susu ibu (ASI) terutama yang diberikan secara eksklusif, tidak tergantikan oleh susu manapun. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif akan lebih sehat, lebih cerdas, mempunyai kekebalan terhadap berbagai penyakit, dan secara emosional akan lebih nyaman karena kedekatan dengan ibu. Manfaat positif juga diperoleh ibu yang memberikan ASI eksklusif. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pemberian susu formula dan susu sapi dapat mengakibatkan alergi pada bayi (Roesli, 2013).

Pemberian makanan tambahan pada usia dini terutama makanan padat justru menyebabkan banyak infeksi, kenaikan berat badan, alergi terhadap salah satu zat gizi yang terdapat dalam makanan (Pudjiadi, 2008). Karena pemberian makanan tambahan pada usia kurang dari 6 bulan, membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman apalagi tidak disajikan higienis dapat menyebabkan

diare. Alergi disebabkan sel-sel disekitar usus belum siap untuk menerima kandungan dari makanan sehingga makanan yang masuk dapat menyebabkan reaksi imun dan terjadi alergi (Murniningsih dan Sulastri, 2008).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Hubungan Pemberian ASI ekslusif dengan peningkatan berat badan pada bayi umur 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Agung tahun 2021 peneliti menyimpulkan bahwa Ada hubungan yang bermakna antara variabel pemberian Asi Ekslusif dengan kejadian peningkatan berat badan bayi 0-6 bulan dengan p value = 0,003.

Saran

Beberapa hal yang layak untuk dipertimbangkan adalah diharapkan angka pemberian ASI ekslusif dengan peningkatan berat badan pada bayi umur 0- 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Agung di Puskesmas Tanjung Agung semakin banyak yang memberikan ASI Ekslusif, dan perlu dilakukan peningkatan fasilitas pelayanan baik untuk mendukung peningkatan pemberian ASI Ekslusif pada bayi seperti penyediaan pojok ASI dikantor-kantor atau tersedia kulkas khusus penyimpan ASI.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Astutik, L. P., & Purwanti, H. (2021). Pemberian ASI Eksklusif dengan Penambahan Berat Badan Bayi Usia 6 Bulan. Journal for Health Sciences, 5 (1): 114-119.

Fithananti, N. (2013). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan Puskesmas dalam Pelaksanaan Program ASI Eksklusif di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan:

Masyarakat FKM UNDIP, 2(1),1–10 doi:10.1017/CBO9781107415324.004.

Guslaini, Margono, & Setiyawati, N. (2019). Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Peningkatan Berat Badan pada Bayi Usia 6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta Tahun. Yogyakarta: Skripsi Thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

Hamzah, D. F. (2018). Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Berat Badan Bayi Usia 4-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Kota. Jumantik (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan) .

J Kuchenbecker, I. J. (2015). Exclusive Breastfeeding And Its Effect On Growth Of Malawian Infants: Results From A Cross-Sectional Study. Paediatr. Int. Child Health, 35(1): 14–23

Maryunanti, A. (2012). Inisiasi Menyusu Dini, ASI Ekslusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta:

Trans Info Media

Murniningsih, & Sulastri. (2008). Hubungan antara Pemberian Makanan Tambahan pada Usia Dini dengan Tingkat Kunjungan Ke Pelayanan Kesehatan di Kelurahan Sine Sragen. Publikasi Ilmiah Universitas Muhamadiyah Surakarta, 1(3)

Notoadmojo, S. (2018). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Pudjiadi, S. (2008). Ilmu Gizi Klinis pada Anak Edisi Empat. Jakarta: Gaya Baru

Kementrian Kesehatan RI. (2018). Manfaat ASI Eksklusif untuk Ibu dan Bayi.

(https://promkes.kemkes.go.id/manfaat-asi-eksklusif-untuk-ibu-dan-bayi)

Kementrian Kesehatan RI, . (2019). Pedoman Pekan ASI seduania (PAS) tahun 2019.

(https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Buku Pedoman_PAS-2019_1385.pdf)

Rahmah, H., Apriani, S. S., & Suryani, Y. (2022). Difference in Body Weight of Babies With Versus Without Exclusive Breastfeeding. in The 4th International Seminar on Global Health, KnE Medicine, pages 30–35.

Riksani, R. (2012). Keajaiban ASI (Air Susu Ibu). Jakarta: Dunia Sehat

Roesli. (2013). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya

(9)

Siregar S dan Ritonga, S. H. (2018). Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Pertumbuhan Badan bayi 0-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Padangmatinggi Kota Padangsidimpuan. Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia, 5(1)

Yendi, Y. O., Candrawati, E., & Warsono. (2017). Perbedaan Berat Badan Bayi Usia 2-6 Bulan Yang Mendapat ASI Eksklusif dan ASI Non Eksklusif di Desa Mulyo Agung Malang. Nursing News Jurnal Ilmiah Keperawatan.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian diharapkan mereka siap untuk bersaing dengan sumber daya manusia atau tenaga kerja dari negara lainnya ketika besok pada tahun 2015 Masyarakat Ekonomi ASEAN

(a) Rubisco-limited (solid curve) or RuBP-limited (dashed curve) photosynthesis of sunlit leaves within the canopy, the cu- mulative leaf area index at which photosynthesis of

Jika dilihat dari rumusan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa gratifikasi atau pemberian hadiah berubah menjadi suatu yang perbuatan pidana suap khususnya

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui persepsi tentang picture health warning pada bungkus rokok dan perilaku merokok remaja di SMK ISTEK Kota Tegal dan

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1) Mengkaji tanggung jawab pengurus terhadap pelaksanaan perjanjian kredit apabila terjadi

Pada aspek afektif tidak dilakukan penghitungan statistika karena parameter bersifat kebutuhan dari realita yang ada di lapangan atau dengan kata lain merupakan

Sistem parlemen biasanya memiliki pembedaan yang jelas antara kepala pemerintahan dan kepala negara, dengan kepala pemerintahan adalah perdana menteri, dan kepala negara

Kegiatan pengembangan pemberian kompensasi pada umumnya bertujuan, selain untuk kepentingan Organisasi juga untuk Pegawai itu sendiri, hal ini dimaksudkan agar supaya tujuan