69
METODE PENELITIAN
4.1 Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini yaitu Marugame Udon dan Tempura Bandung. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian mengenai pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Terhadap Disiplin Kerja karyawan pada Marugame Udon dan Tempura cabang Bandung yang beralamat di Jl. LL RE Martadinata No.112 Cihapit Kota Bandung 40114.
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan.
Gambar 4.1 Logo Perusahaan
Marugame Udon & Tempura merupakan restoran jepang yang berada dibawah PT. Sriboga Marugame Indonesia salah satu anak dari perusahaan PT.
Sriboga Group. Restoran authentic jepang ini merupakan franchise dari Marugame Seimen yang berada dibawah naungan Toridoll Corporation yang berdiri pada 19 Juni 1990, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang bisnis restaurant, yang berpusat di Kobe, Jepang.
Marugame Udon & Tempura pertama hadir untuk konsumen di Indonesia dan pertama kali dibuka untuk umum pada 14 Februari 2013 di Mall Taman Anggrek Jakarta dengan mengusung konsep open kitchen dimana konsumen leluasa melihat proses memasak udon & tempura langsung dari dapur Marugame.
Restoran Marugame sangat mengutamakan kualitas makanan untuk konsumennya dengan konsep freshly cooked terlihat dari treatment udon & tempura yang di display tidak lebih dari 20 menit, apabila lebih dari 20 menit maka akan ditarik dan diganti dengan yang baru. Keunikan dari Marugame Udon & Tempura juga terlihat dari konsep self service yang diusungnya.
Marugame Udon & Tempura memiliki sebuah komitmen yaitu menjaga kualitas dari udon, soup dan kondimen dengan cara mengikuti standard yang berlaku.
Pada tanggal 01 Agustus 2013 Marugame Udon & Tempura membuka outlet ke-2 di mall Gandaria City Jakarta dan sangat mendapat respon positif dari masyarakat, tanggal 30 Oktober 2013 Marugame Udon membuka outlet di mall kota Casablanca Jakarta dan pada tanggal 23 November 2013 Marugame Udon &
Tempura membuka outlet ke-4 nya di Mall Summarecon Serpong dan outlet ini sebagai penutup pembukaan cabang marugame ditahun 2013.
Visi dan Misi Marugame Udon & Tempura a. Visi Marugame Udon & Tempura
Mengembangkan usaha/bisnis dalam bidang makanan dengan Udon &
Tempura sebagai produk utama dan menjadi yang terunggul pada tingkat restoran kelas menengah di Indonesia.
b. Misi marugame Udon & Tempura
a. Melakukan lebih dari apa yang diharapkan konsumen, terus berjuang untuk perbaikan dan teliti dalam segala hal. Jalankan tugas dengan rela dan hadapi segala tantangan yang ada untuk mencapai standar yang tertinggi.
b. Selalu melayani konsumen dengan pelayanan terbaik
c. Menerima kritik dari customer agar perusahaan dapat menjadi lebih baik.
Struktur organisasi Marugame Udon & Tempura
Struktur organisasi perusahaan adalah gambaran mengenai bagian-bagian yang ada di dalam perusahaan, kondisi antar bagian dan pembagian tugas, tanggung jawab serta wewenang dalam organisasi.
Gambar 4.2
Struktur organisasi Marugame Udon & Tempura
4.2 Metode Penelitian
Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya, secara umum data yang diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.
Dalam pelaksanaannya, penelitian menggunakan metode deskriptif dan verifikatif yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan, yaitu memberikan gambaran mengenai Peran Kepemimpinan, motivasi kerja, dan disiplin kerja pegawai negeri sipil yang diperoleh dari observasi. Metode deskriptif menurut Sugiyono (2013: 11) adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan keadaan yang ada pada perusahaan berdasarkan fakta, sifat-sifat populasi berdasarkan data yang telah dikumpulkan kemudian disusun secara sistematis dan selanjutnya dianalisis untuk diambil kesimpulannya.
4.3 Populasi dan Teknik Sampling
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:117).
Untuk menentukan jumlah sampel peneliti menggunakan dasar menurut Simamora (2004), menyatakan bahwa :
“Apabila populasi kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua populasi. Selanjutnya jika populasinya besar atau diatas 100 orang maka diambil 10%-15% atau 15%-20% atau lebih dari itu”.
Sedangkan pengertian sampel menurut Sugiono (2014:149), sampel adalah dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini penulis mempergunakan pengambilan sampel dengan teknik sampling jenuh, Sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus. Karena populasinya berjumlah 46 orang maka teknik sampling yang diambil adalah semua anggota populasi sebanyak 46 orang karyawan pada Marugame Udon dan Tempura Riau Bandung.
Di dalam penelitian penulis tidak melakukan teknik sampling dikarenakan objek penelitian yang penulis ambil yaitu seluruh karyawan Marugame Udon dan Tempura Riau Bandung.
4.4.1 Jenis Data
Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif.
1. Data Kualitatif
Menurut Sugiono (2014:224) menyatakan bahwa data kualitatif ialah data yang tidak menggunakan angka (numerik) dan penelitian datanya pun bersifat seni (kurang terpola) dan data yang dihasilkan dari penelitian ini pun lebih berkenan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan di lapangan. Yang termasuk
data kualitatif dalam penelitian ini yaitu gambaran secara umum Marugame Udon dan Tempuran Riau Bandung, meliputi sejarah singkat perusahaann, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan karyawan, keadaan sarana dan prasana.
2. Data kuantitatif
Menurut Sugiyono (2014:224) menyatakan bahwa data kuantitatif adalah data yang bersifat numerik atau angka yang dapat dianalisis dengan menggunakan statistik.
4.4.2 Sumber Data
Seperti yang dikemukakan oleh Yusi (2012:7). Berdasarkan cara memperolehnya,data dapat dibagi ke dalam:
1. Data Primer
Menurut Sugiyono (2014) data perimer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perseorangan langsung dari objeknya dengan cara melakukan wawancara langsung pada karyawan Marugame Udon dan Tempura Riau Bandung.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang tidak secara langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2014). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang dperoleh buku, artikel, jurnal, internet dan lainnya.
4.5 Teknik Pengumpulan Data
1. Penelitian Lapangan (field research)
Mengumpulkan data dengan melakukan survei lapangan yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti jenis penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan
data primer. data yang diambil terbagi menjadi tiga metode Terdiri dari : a. Observasi
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara meninjau atau mengunjungi perusahaan yang bersangkutan secara langsung, untuk mencatat informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
b. Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan tanya jawab antara penulis dengan pihak yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti, yaitu manager yang terkait untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan komunikasi terhadap disiplin kerja karyawan.
c. Kuesioner
Yaitu lembar isian di dalamnya berisi pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Data-data yang diperoleh kemudian diolah, dianalisis, dan diambil kesimpulan.
2. Studi Kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan ini ialah pengumpulan data dengan cara mempelajari berbagai literatur, buku, hasil penelitian yang sejenis dan media lain yang mempunyai kaitan dengan masalah yang akan di teliti.
4.6 Operasional Variabel
Variabel penelitian adalah segala suatuhal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Adapun defenisi dari Variabel Independen dan Dependen menurut Sugiyono (2015) sebagai berikut.
1. Variabel Independen sering kali disebut sebagai variabel stimulus, prediktor. Dalam bahasa Indonesia seing disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang menjadi sebab perusahaanya atau
timbulnya variabel dependen (terkait).
2. Variabel dependen sering kali disebut sebagai variabel output, kriteria dan konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel terkait.
Variabel terkait menunjukkan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas.
Untuk mengetahui hubungan Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi terhadap Disiplin kerja pegawai maka diperlukan operasionalisasi variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh melalui pengukuran variabel-variabel penelitian. Gaya Kepemiminan (X1) dan Komunikasi (X2) merupakan variabel bebas (independen) terhadap Disiplin Kerja (Y) yang merupakan variabel tetap (Dependen).
Tabel 4.1
Operasionalisasi Variabel dan Indikatornya
Variabel Variabel Konsep Dimensi Indikator
Variabel Skala
Variabel Independen (X1) Gaya Kepemimpin an
Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis pada umumnya berasumsi bahwa pendapat orang banyak lebih baik dari pendapatnya sendiri dan adanya partisipasi akan menimbulkan tanggung
jawab bagi
pelaksanaannya.
Indrawijaya dalam Rivai (2014: 267)
1. Keputusan dibuat bersama
• Terlibat bersama- sama dalam membuat pengambilan keputusan.
• Melakukan aktivitas bersama demi pencapaian suatu tujuan
ordinal
organisasi.
2. Menghargai potensi bawahanny a
• Menghargai setiap potensi bawahan
• Memberikan penghargaan berupa bonus atau sertifikat kepada bawahan yang berprestasi.
ordinal
3. Mende ngar kritik, saran, dan pendapat dari bawahan
• Mendengar kritik dari bawahan.
• Mendengar saran/pendapat dari bawahan
ordinal
4. Melakuk an kerja sama dengan
• Dapat bekerja sama dengan bawahan dalam
bawahan nya
pencapaian tujuan organisasi.
• Pemimpin terjun
langsung ke lapangan untuk
menjalankan tugas dan mengontrol bawahan.
Komunikasi (X2)
”Communication in the process of passing information and
understanding from one person to another”.
(komunikasi merupakan proses penyampaian dan pemahanan dari seseorang kepada orang lain).
Keith Davis (2010)
1. personal feedback
• kemudahan karyawan dalam menerima
informasi dari berbagai sumber.
• Kemampuan pihak perusahaan untuk
menginformasika n tugas/pekerjaan pada karyawan.
• Pihak atasan bisa mengevaluasi hasil kerja karyawan.
ordinal
2. Integrasi Organisai
• Karyawan bisa memahami job disk.
• Rencana departemen dipahami oleh karyawan.
• Perbedaan karyawan setiap devisi tidak membuat karyawan kesulitan mendapatkan informasi.
ordinal
3. Komunikasi horizontal
• Komunikasi yang baik antar karyawan.
• Karyawan mampu bekerja dalam tim kerja.
• Karyawan saling percaya akan tugas dan kinerjanya masing-masing.
ordinal
4. Komunikasi Vertikal
• Karyawan bisa menjelaskan hasil pekerjaan kepada
atasannya.
• Karyawan terbuka pada atasan jika ada kendala
• Karyawan mudah untuk berkomunikasi dengan
atasannya.
ordinal
5. Kualitas Media
• Karyawan bisa meminimalisir miss
understanding antar karyawan.
• Teknologi media
diperusahaan memadai dan membau
pekerjaan karyawan.
• Terlambatnya penyampaian
Ordinal
informasi menimbulkan permasalahan baru.
Disiplin Kerja
(Y)
Disiplin kerja adalah kemampuan kerja seseorang untuk secara teratur, tekun, terus-menerus, dan bekerja sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dengan tidak melanggar aturan- aturan yang sudah ditetapkan. Hasibuan (dalam Barnawi 2012:112)
1. Tujuan dan kemampua n
• Tujuan
perusahaan jelas dan ideal.
• Pekerjaan yang diberikan sesuai dengan
kemampuan
ordinal
2. Teladan pimpinan
• Memberikan contoh yang baik.
• Pekerjaan yang diberikan sesuai dengan kemampuan
3. Balas jasa • Gaji dan kesejahteraan sesuai dengan beban kerja.
Saya selalu bertanggung jawab atas semua pekerjaan yang dilakukan Kepatuhan Tingkat melaksanakan 4. Keadilan • Pekerjaan
sesuai dengan ketetapan yang berlaku
• Perlakuan sama dengan anggota lain.
Ordinal
5. Waskat (pengawasa n Ketat)
• Pimpinan memberikan evaluasi disiplin karyawan secara berkala
• Pimpinan aktif dan langsung mengawasi tingkah laku karyawan.
6. Sanksi Hukuman
• Sanksi hukuman yang diberikan
logis dan diinformasik an secara jelas.
7. Ketegasan • Pimpinan berani bertindak tegas kepada karyawan.
8. Hubungan kemanusiaa n
• Hubungan karyawan yang harmonis baik secara vertikal maupun horizontal
3.7 Analisis Data
Analisis data memiliki tujuan untuk menjawab pertanyaan penelitiaan yang telah dirumuskan sehingga hasil dari analisisdata dapat dijadikan dalam membuat kesimpulan serta rekomendasi bagi pengguna ( Nuryaman &
Christina, 2015:115).
Sugiyono (2013) berpendapat bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari yang sangat positif sampai sangat negatif. Dengan demikian, penulis membuat pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk
memperoleh data atau keterangan dari responden yang merupakan pegawai Marugame Udon dan Tempura.
Kemudian data yang diolah dari hasil pengumpulan kuesioner diberi bobot dalam setiap altenatif jawaban. Untuk pengolahan data hasil dari kuesioner tersebut maka penulis menggunakan metode skala likert, nilai dalam skala likert dimana variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel dan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang menggunakan skala likert dan mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan sangat negatif.
4.7.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2014:361) menyatakan bahwa validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item kuisioner yang valid dan mana yang tidak valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untukmengukur apa yang hendak diukur Sugiyono(2012) . hal ini dilakukan dengan mencari korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total pertanyaan untuk hasil jawaban responden yang mempunyai skala pengukuran interval. Adapun untuk pengujian validitas digunakan dengan melihat korelasi item indikator dengan Pearson Product Moment ( Sugiyono 2012:356) sebagai berikut :
Rumus uji validitas:
r = NΣXY−(ΣX)(ΣY)
√{NΣX2− (ΣX2)}{NΣY2−(ΣY2)}
Keterangan:
Dimana:
r = Pearson Product Moment n = jumlah responden
X = skor salah satu pernyataan Y = skor total untuk pernyataan
Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrumen valid adalah nilai indeks validitasnya ≥ 0,3 (Sugiyono, 2013) dan jika koefisien korelasi Product Moment > r tabel. Oleh karena itu, semua pertanyaan yang memiliki tingkat korelasi dibawah 0,3 harus diperbaiki karena dianggap tidak valid.
4.7.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2013:121). Cara menguji reliabilitas yaitu dengan menggunakan metode Split half, hasilnya bisa dilihat dari nilai Correlation Between Forms. Jika rhitung >
rtabel, maka instrumen tersebut dikatakan reliabel atau membandingkannya dengan nilai cut off point 0,3 maka reliabel jika r > 0,3. Sebaliknya, jika rhitung dari nilai rtabel yaitu 0,7 maka dapat dikatakan 75 reliabel. Menurut Suharsimi Arikunto (2013:239) rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas intrument yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian. Adapun rumus yang dipakai dalam uji reliabilitas ini adalah :
r11= (𝒌−𝟏𝒌 )(1 −𝜮𝝈𝒃²𝝈𝒕²)
Keterangan :
r11 = Realiabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertayaan atau banyaknya soal 𝜮𝝈𝒃² = Jumlah varians butir
𝝈𝒕² = Varians total
Untuk kuisioner yang mempunyai item banyak (Multi item quetionmaire) umunya diukur melalui Cronbach Alpha. Pengukuran reliabilitas yang digunakan oleh penulis adalah one shoot atau pengukuran sekali saja yaitu pengukuran yang dilakukan sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan skor total. SPSS memberi fasilitas untuk mengukur reliabilitas, dengan uji statistik cronbach alpha. Menurut Umar (2006) suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,6.
4.8 Metode Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
4.8.1 Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif merupakan data yang berbentuk alphabetic yang digunakan untuk mendukung penelitian penelitian dan dapat menyatakan kebenaran dan hipotesisnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari kuesioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan maupun pernyataan.
Indikatornya diukur dengan menggunakan skala ordinal berdasarkan teknik skala likert. Menurut Sugiyono (2014:134) menjelaskan bahwa, “Skala Likert digunakan untuk mengukur suatu sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial”. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis instrumen angket atau kuesioner dengan pemberian skor senagai berikut :
Tabel 4.2
Bobot Nilai Jawaban Kuesioner
Pernyataan Jawaban Bobot Nilai
Sangat Setuju SS 5
Setuju S 4
Kemudian pernyataan dalam kuesioner tersebut disesuaikan dengan variabel-variabel yang diperlukan yaitu pernyataan mengenai Gaya Kepemimpinan Demokratis (X1), Komunikasi (X2), dan Disiplin Kerja Karyawan (Y). kemudian, dicari rata-rata dari setiap jawaban responden. Untuk memudahkan penelitian dari rata-rata tersebut, maka perlu dibuat interval. Dalam penelitian ini penulis menentukan banyak kelas interval sebesar 5 (lima). Rumus yang digunakan menurut Sudjana (2011) yaitu :
Keterangan :
P = Panjang Kelas Interval
Rentang = Data Terbesar – Data Terkecil Banyak Kelas = 5
Maka, kriteria dari penilaian adalah sebagai berikut :
Kurang Setuju KS 3
Tidak Setuju TS 2
Sangat Tidak Setuju STS 1
P = Rentang
Banyak Kelas Interval
Tabel 4.5
Alternatif Jawaban Interval
4.8.2 Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif merupakan analisis yang digunakan untuk mengolah data berbentuk numerik dan dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang diajukan.
Peneliti menggunakan analisis kuantitatif untuk mengetahui jawaban dari responden dengan bantuan alat statistic melalui program Software Statistics Package and Social Science (SPSS).
4.9 Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistic yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear. Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak diuji atau tidak. Sebuah model regresi akan digunakan untuk melakukan peramalan, sebuah model yang baik adalah model dengan kesalahan peramalan yang seminimal mungkin. Karena itu, sebuah model sebelum digunakan seharusnya memenuhi asumsi, yang biasa disebut asumsi klasik. Santoso (2012: 342).
Interval Alternatif Jawaban
Variabel X Variabel Y 1,00 – 1,79 Sangat Tidak Baik Sangat Rendah
1,80 – 2,59 Tidak Baik Rendah
2,60 – 3,39 Cukup Baik Cukup Tinggi
3,40 – 4,19 Baik Tinggi
4,20 – 5,00 Sangat Baik Sangat Tinggi
Uji asumsi klasik pada analisis regresi linear sederhana meliputi uji normalitas dan uji heterokedastisitas.
4.9.1 Uji Asumsi Normalitas
Menurut Ghozali (2013: 160) menyatakan bahwa, “Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Dengan kata lain, uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sifat distribusi data penelitian yang berfungsi untuk mengetahui apakah sampel yang diambil normal atau tidak dengan menguji sebaran data yang dianalisis.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melihat normalitas data dalam penelitian ini, yaitu dengan menggunakan 3 alat uji, yaitu:
1. Uji Kolmogorov Smirnov, dalam uji ini pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan yaitu:
a. Jika nilai signifikan < 0,05 maka distribusi data tidak normal.
b. Jika nilai signifikan > 0,05 maka distribusi data normal.
2. Histogram, yaitu pengujian dengan menggunakan ketentuan bahwa normal berbentuk lonceng (Bell Shaped). Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Jika data menceng ke kanan atau ke kiri berarti memberitahukan bahwa data tidak berdistribusi normal.
3. Grafik Normality Probability Plot, ketentuan yang digunakan adalah:
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/ atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
4.9.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antara variabel independen model regresi. Adapun prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Dalam penelitian ini model pengujian yang digunakan yaitu dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF).
Menurut Santoso (2005), pada umumnya jika VIF lebih besar dari lima, maka variabel tersebut tidak terbebas dari multikolinearitas.
4.9.3Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut heteroskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastis.
Model regresi yang baik adalah homoskedastis.
Cara untuk mendekteksi adanya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya plot tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residualnya (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Dengan analisis sebagai berikut :
a. Jika ada pla tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu dan teratur ( bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengidentifikasi terjadinya heteroskedastis.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastis.
4.10 Metode Analisis Data 4.10.1 Uji F (Uji Model)
Pengujian yang akan dilakukan ini adalah uji parameter β (Uji Korelasi) dengan menggunakan Uji F-Statistik. Untuk menguji pengaruh variable bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variable terikat digunakan Uji F.Menurut Sugiyono (2013:257) merumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
Fh = Nilai Uji F
R2 = Koefesien Korelasi Berganda k = Jumlah Variabel Independen n = Jumlah Anggota Sampel
Distribusi F ini ditentukan oleh derajat kebebasan penghitung dan penyebut, yaitu : k dan n – k – 1 dengan menggunakan tingkat kesalahan 0,05.
Bila Fhitung > Ftabel dan nilai signifikan < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwamodel regresi dapat dilakukan.
Fh = R2/k ((1-R2)/n-k-1)
4.10.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda.
Menurut Sugiyono (2014:277) mengemukakan bahwa, “Analisis regresi linier berganda bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variable dependen (kriterium), bila 2 (dua) atau lebih variable independen sebagai faktor prediator dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi, analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variable independennya minimal 2 (dua)”.
Keterangan :
a = Konstanta
b1b2 = Koefisien Regresi X1 dan Koefisien Regresi X2
X1 = Kompetensi X2 = Komunikasi
Y = Kepuasan Kerja Pegawai
4.10.3 Analisis Koefisien Korelasi
Analisis data ini digunakan ntuk melihat hubungan antara Lingkungan Kerja, Motivasi Kerja dengan Kinerja Karyawan. Korelasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan korelasi rank spearman. Korelasi rank spearman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikasi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal dan sumber data antar variabel tidak harus sama (Sugiyono;2013:106).
Kriteria uji koefisien korelasi spearman:
Y = a + b1X1 + b2X2
• Jika nilai sig. < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
• Jika nilai sig. > 0,05 , maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
• Untuk dapat memberikan interpretasi seberapa kuat hubungan antara variabel X1, X2, dengan variabel Y, Maka digunakan pedoman interpretasi data yang dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.6
Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2013:250)
4.10.4 Analisis Koefisien Determinasi
Koefesien determinasi untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (dependent). Apabila koefesien determinasi semakin mendekati satu, maka dikatakan bahwa variabel bebas (dependent) berpengaruh sangat kuat terhadap variabel berikut (dependent).
Sedangkan jika r2 kecil maka berpengaruh variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent) sangat rendah (Ghozali, 2005). Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan denganrumus koefesien determinan sebagai berikut :
𝐾𝑑 = 𝑟2× 100%
Keterangan :
KD = Koefisien determinasi r = Koefisien korelasi
4.10.5 Uji Hipotesis secara Parsial ( Uji t)
Pengujian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruuh secara parsial dari masing-masing variable bebas terhadap variable terikat yaitu dengan membandingkan ttabel dan thitung. Menurut Ghozali (2013) menjelaskan bahwa,
“Uji (t-test) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variable independen terhadap variable dependen. Uji t (t-test) melakukan pengujian terhadap koefisien regresi secara parsial, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi peran secara parsial antara variable independen terhadap variable dependen dengan mengasumsikan bahwa variable independen lain dianggap konstan”. Menurut Sugiyono (2014:250), menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
t = Distribusi t
r = Koefesien Korelasi Parsial r2 = Koefesien Determinasi n = Jumlah Sampel
t = r √𝑛 − 2
√1 − 𝑟2
Uji thitung ini selanjutnya dibandingkan dengan ttabel dengan menggunakan tingkat kesalahan 0,05. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
• Diterima jika nilai ≤ atau nilai sig > α
• Ditolak jika nilai ≥ atau nilai sig < α
Bila terjadi penerimaan H0 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan. Sedangkan, jika H0 ditolak artinya terdapat pengaruh yang signifikan.
Rancangan pengujian hipotesis statistik ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variable independen (X) yaitu Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi terhadap variable dependen (Y) yaitu Disiplin Kerja karyawan.
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
• H0 : β = 0 , tidak terdapat pengaruh yang signifikan.
• H0 : β = 0, terdapat pengaruh yang signifikan.
.