• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pada UMKM Multi Kue Palopo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pada UMKM Multi Kue Palopo"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

94 | Jurnal Manajemen Perbankan Keuangan Nitro (JMPKN), Vol 5, No 2, Juli 2022

Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pada UMKM Multi Kue Palopo

Nasruddin1*, Hamda Aidil1

1 Universitas Andi Djemma, Palopo, Indonesia

*email korespondensi: nhast.plp@gmail.com Abstrak

Pertumbuhan UKM di Kota Palopo cukup tinggi dalam memperebutkan pangsa pasar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan volume penjualan pada UKM Multi Kue Kota Palopo. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian melalui wawancara, riset internet, kuisioner, dan observasi langsung yang dilakukan kepada pemilik, karyawan, dan pelanggan UKM Multi Kue Kota Palopo. Metode analisis data yang digunakan adalah menggunakan analisis SWOT yaitu dengan menganalisis faktor internal (menggunakan matriks IFAS) dan faktor eksternal (menggunakan matriks EFAS) untuk menggambarkan matriks SWOT. Hasil penelitian berdasarkan diagram analisis SWOT menunjukkan bahwa UKM Multi Kue berada pada kuadran pertama, yang menunjukkan bahwa UKM Multi Kue tergolong dalam usaha yang berkembang serta memiliki posisi yang kuat dan berpeluang. Strategi yang digunakan pada kuadran pertama adalah strategi Strength-Opportunity (SO) atau yang disebut sebagai strategi progresif (growth).

Kata kunci : Analisis SWOT, Kue Bagea, Strategi Pemasaran

Abstract

The growth of SMEs in Palopo City is quite high in fighting for market share. This study aims to determine the marketing strategy that can be used to increase sales volume at UKM Multi Kue Palopo City. Data collection was carried out in the research through interviews, internet research, questionnaires, and direct observations made to the owners, employees, and customers of the Multi Kue Palopo UKM. The data analysis method used is using SWOT analysis, namely by analyzing internal factors (using the IFAS matrix) and external factors (using the EFAS matrix) to describe the SWOT matrix.

The results of the study based on the SWOT analysis diagram show that Multi Kue UKM is in the first quadrant, which indicates that Multi Kue UKM is classified as a growing business and has a strong and opportunity position. The strategy used in the first quadrant is the Strength-Opportunity (SO) strategy or what is known as the progressive (growth) strategy.

Keywords: SWOT Analysis, Bagea Cake, Marketing Strategy.

Article History:

Received 20-06-2022;Received in Revised 01-07-2022; Accepted 05-07-2022.

1. Latar Belakang

Kota Palopo memiliki berbagai jenis makanan khas dari olahan dari tanaman sagu (Metroxylon sp). Sejak dulu sagu dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk diolah menjadi berbagai jenis makanan seperti kapurung, aneka kue, Bagea dan jenis lainnya. Kue bagea merupakan salah satu kue tradisional yang menjadi produk unggulan Kota Palopo (Hasbi & Sari, 2020). Kue bagea berbahan dasar tepung sagu yang dimasak dengan cara dipanggang. Kue ini memiliki rasa yang gurih serta renyah sehingga disukai oleh semua kalangan. Masyarakat sekitar menjadikan kue bagea

e-ISSN 2620-7524, p-ISSN 2620-780X

(2)

sebagai oleh-oleh maupun sebagai hidangan saat bersantai atau mengadakan pesta yang biasanya disajikan bersama kopi atau teh. Banyak masyarakat yang tertarik menjadikan kue bagea sebagai bisnis usaha karena memiliki daya beli yang tinggi (Mudaffar, 2019).

Beberapa penelitian pendukung penelitian ini diantaranya, Setiawan (2019) dengan tujuan pada penelitian yaitu untuk menentukan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) dan posisi UKM Kue Pia Sari Rasa.

Hasil penelitian menunjukkan perhitungan matriks IFAS dengan kekuatan utama adalah harga yang ditawarkan cukup terjangkau dan kelemahan utama adalah kurangnya varian rasa, sedangkan dari perhitungan matriks EFAS dengan peluang utama adalah pangsa pasar yang luas dan ancaman utama dari UKM ada banyak varian makanan ringan di Indonesia. Posisi UKM Kue Kue Pia Sari Rasa berdasarkan analisis SWOT adalah berada pada kuadran II yaitu dengan menerapkan strategi deversifikasi yaitu melakukan inovasi terbaru pada Kue Pia yang belum ada di Indonesia.

Penelitian yang dilakukan oleh Prastiwi (2019) dengan tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi yang tepat yang dapat digunakan oleh perusahaan. Hasil penelitian ini dengan menggunakan analisis SWOT menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh UMKM Produksi Roti Alfaris Bakery Medan adalah strategi agresif atau strategi SO (Strength-Opportunity), yaitu perusahaan harus melakukan pengembangan pasar dan pengembangan produk.

Selanjutnya, Bakhri dkk (2019) dengan tujuan peneitian ini adalah mengembangkan Home Industry Kue Gapit Sampurna Jaya melalui penyusunan strategi usaha yang tepat. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis SWOT menunjukkan bahwa Home Industry Kue Gapit Sampurna menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi disisi lain menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Alternatif strategi pemasaran yang dapat dilakukan diantaranya menjaga kualitas produk, memaksimalkan produksi, menyediakan lahan parkir, menambah modal, menambah variasi rasa gapit, serta memperluas pemasaran.

Adapun lokus penelitian ini yaitu pada UKM Multi Kue yang merupakan salah satu unit usaha yang memproduksi kue bagea dan telah berdiri selama 15 tahun.

Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa sejak tahun 2017 volume penjualan kue Bagea, UKM Multi Kue tidak menunjukkan adanya peningkatan penjualan dan seringkali mengalami penurunan penjualan. Salah satu penyebab dari permasalahan tersebut adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman para pelaku UKM Multi Kue akan strategi pemasaran. Penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni dkk (2015) menunjukkan hasil bahwa kurangnya pengetahuan para pelaku usaha dalam bidang produksi, pemasaran, dan perkembangan usaha yang belum stabil menjadikan belum optimalnya UKM yang ada di Indonesia. Bedasarkan alasan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan penjualan pada UKM Multi Kue Kota Palopo.

(3)

2. Tinjauan Pustaka

Strategi pemasaran memegang peranan penting pada keberhasilan perusahaan.

Di samping itu, strategi pemasaran harus selalu dikembangkan seiring perkembangan dan lingkungan pasar. Strategi pemasaran harus bisa menggambarkan dengan jelas mengenai apa yang akan dilakukan perusahaan pada setiap peluang yang ada di pasar sasaran. Kotler dan Keller (2016) menungungkapkan bahwa American Marketing Association menyatakan pemasaran adalah pelaku usaha yang mengarahkan barang dari produsen ke pelanggan. Rangkuti (2014) mengungkapkan bahwa volume penjualan adalah pencapaian yang dinyatakan secara kuantitatif dari segi fisik atau volume atau unit suatu produk. Voume penjualan dan dapat dinyatakan dalam bentuk unit, kilo, ton atau liter. Semakin besar volume penjualan yang dihasilkan perusahaan, semakin besar pula laba yang akan dihasilkan perusahaan.

Berikut adalah beberapa indikator dari volume penjualan meliputi (1) Mencapai volume penjualan, dilakukan dengan cara seperti melalui media periklanan, pemasaran penjualan, publisitas, potongan harga, maupun melalui personal selling;

(2) Mendapatkan laba, dengan cara memberikan kepuasan kepada konsumen; (3) Menunjang pertumbuhan perusahaan, dimana tujuan tersebut dicapai saat penjualan dilakukan sesuai rencana. Dengan demikain, kesimpulannya bahwa volume penjualan adalah total penjualan suatu perusahaan pada periode tertentu dalam mendapatkan laba semaksimal mungkin sehingga dapat menunjang pertumbuhan perusahaan.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah sebuah bisnis atau usaha yang dijalankan rumah tangga, individu, maupun badan usaha kecil. Suatu usaha masuk kategori mikro, kecil, atau menengah adalah berdasarkan jumlah aset atau kekayaan dan omzet per tahun. Usaha yang tidak masuk kategori UMKM digolongkan sebagai usaha besar. Usah besar adalah usaha ekonomi produktif yang didirikan oleh suatu badan usaha dengan aset, omzet, dan jumlah karyawan yang lebih besar dari usaha menengah. Yang masuk kategori usaha besar seperti usaha nasional milik negara (BUMN) ataupun swasta, usaha asing, dan usaha patungan.

Aidil (2022) mengungkapkan bahwa UMKM memiliki peran penting terhadap perekonomian negara Indonesia, karena merupakan penyumbang PDB terbesar, dapat bertahan saat krisis keuangan melanda, dan paling banyak menyerap lapangan kerja (Syukri & Didiharyono, 2018). Kriteria UMKM dimuat dalam Undang-Undang No.

20 Tahun 2008.

Tabel 1. Kriteria UMKM dan Usaha Besar Berdasarkan Aset dan Omzet Ukuran

Usaha

Kriteria Aset

(tidak termasuk tanah/bangunan)

Omzet (dalam 1 tahun) Mikro Maksimal Rp. 50 juta Maksimal Rp. 300 juta

Kecil Lebih dari Rp. 50 juta - Rp. 500 juta

Lebih dari Rp. 50 juta - Rp.

500 juta Menengah Lebih dari Rp. 500 juta - Rp. 10

miliar

Lebih dari Rp. 2.5 miliar - Rp.

50 miliar

Besar Lebih dari Rp. 10 miliar Lebih dari Rp. 50 miliar

(4)

SWOT merupakan akronim dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), dan Threat (ancaman). SWOT adalah alat analisis yang membantu manajer mengembangkan empat jenis strategi. Analisis SWOT merupakan identifikasi sistematis berbagai faktor untuk merumuskan strategi pemasaran perusahaan yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (oppurtunity) tetapi sekaligus meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threat). Proses pengambilan keputusan strategi pemasaran terlebih dahulu harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman) dalam kondisi saat ini. Analisis kondisi perusahaan menggunakan analisis SWOT sangat populer untuk tujuan merumuskan strategi pemasaran (Nasruddin, 2020).

Analisis SWOT digunakan untuk menyusun strategi pemasaran dalam jangka waktu tertentu agar arah dan tujuan pemasaran produk dapat tercapai dan jelas serta keputusan dapat segera diambil sehingga segala hambatan dalam menghadapi persaingan dapat diantisipasi. Analisis SWOT ini membandingkan faktor eksternal yang terdiri dari faktor peluang dan ancaman dengan faktor internal yang terdiri dari faktor kekuatan dan kelemahan.

3. Metodologi

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis SWOT.

Analisis SWOT adalah alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. SWOT menggambarkan secara jelas kondisi internal dan eksternal perusahaan. Analisis kondisi internal perusahaan akan mengungkapkan kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), sedangkan analisis pada kondisi eksternal akan mengungkapkan peluang (oppurtunity) dan ancaman (threat) perusahaan.

Deskripsi karakteristik responden berguna untuk memberikan gambaran mengenai beberapa identitas terhadap 35 responden. Karakteristik responden yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu umur, jenis kelamin, dan alasan melakukan pembelian. Berikut merupakan rumus dalam menghitung presentase responden.

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 % = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 100%

Perumusan matriks SWOT dilakukan untuk merumuskan berbagi alternatif strategi pemasaran. Matriks SWOT merupakan sebuah alat pencocokan yang dapat membantu mengembangkan empat jenis alternatif strategi, yaitu: SO (Strength- Opportunity), WO (Weakness-Opportunity), ST (Strength-Weakness), dan WT (Weakness-Threat).

• Strategi SO (Strength-Opportunity) adalah strategi yang menggunakan semua kekuatan (strength) untuk memanfatkan peluang (opportunity) sebesar-besarnya.

• Strategi WO (Weakness-Opportunity) adalah strategi yang memanfaatkan peluang (opportunity) yang ada dengan meminimalkan kelemahan (weakness) yang ada.

(5)

• Strategi ST (Strength-Threat) adalah strategi yang memaksimalkan kekuatan (strength) untuk mengatasi ancaman (threat) yang ada.

• Strategi WT (weakness-threat) adalah strategi yang berupaya meminimalkan kelemahan (weakness) serta menghindari ancaman (threat) (Rangkuti, 2014).

Tabel 2. Matriks SWOT

Diagram analisis SWOT menggunakan diagram kartesius yaitu dengan membuat titik potong antara sumbu X dengan sumbu Y. Nilai dari sumbu X didapat dari selisih antara total kekuatan dan kelemahan, sedangkan Nilai dari sumbu Y didapat dari selisih antara total peluang dan ancaman.

Penentuan alternatif strategi pada suatu perusahaan dapat dilakukan saat posisi perusahaan untuk kondisi sekarang berada pada kuadran sebelah mana diketahui. Hal tersebut dilakukan karena strategi yang akan dipilih merupakan strategi yang tepat dan sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan saat ini. Posisi perusahaan dapat dikelompokkan dalam empat kuadran sebagai berikut.

• Kuadran I (progresif/positif, positif)

Posisi ini menunjukan bahwa perusahaan ataupun strategi pemasarannya memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang ada. Rekomendasi strategi pada posisi ini adalah progresif (Growth Oriented Strategy), artinya perusahaan dalam kondisi prima untuk terus melakukan ekspansi dan meraih kemajuan secara maksimal.

• Kuadran II (strategi diversifikasi atau strategi inovasi/positif, negatif)

Posisi ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi yang kuat namun dihadapkan pada tantangan yang besar. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi, artinya perusahaan dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan perusahaan akan mengalami kesulitan apabila hanya mengandalkan strategi yang dilakukan sebelumnya. Perusahaan disarankan untuk segera memperbanyak variasi strateginya.

(6)

• Kuadran III (turn around atau ubah strategi/negatif, positif)

Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi menghadapi kendala atau kelemahan internal. Fokus strategi pada posisi ini adalah meminimalkan masalah internal untuk merebut peluang pasar dengan cara mengubah strategi sebelumnya, sebab strategi yang lama sulit untuk menangkap peluang yang ada dan memperbaiki kinerja perusahaan.

• Kuadran IV (strategi defensif atau bertahan/negatif, negative)

Posisi ini menandakan perusahaan lemah dan menghadapi tantangan besar.

Rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Perusahaan sebaiknya meenggunakan strategi bertahan dengan mengendalikan atau membenahi kinerja internal dengan terus agar tidak semakin terpuruk.

4. Hasil dan Pembahasan

Faktor-faktor internal dan eksternal UKM Multi Kue merupakan variabel yang akan diteliti dan menjadi daftar pernyataan dalam kuisioner. Penyebaran kuisioner dilakukan di tempat penjualan Kue Bagea UKM Multi Kue dan diberikan kepada 35 responden yang merupakan konsumen UKM Multi kue. Kuisioner berguna untuk mendapatkan pendapat atau persepsi responden terhadap pernyataan yang diajukan dalam kuisioner. Pendapat atau persepsi seluruh responden berguna sebagai data yang diolah dalam analisis SWOT

Alasan melakukan pembelian menjadi karakteristik responden dengan tujuan untuk mengetahui proporsi alasan responden atau konsumen melakukan pembelian kue bagea. Pada kuisioner yang disebarkan, peneliti memberikan pilihan jawaban terhadap alasan konsumen melakukan pembelian kue bagea.

Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Pembelian Alasan Membeli Frekuensi Presentase

Dijadikan oleh-oleh 12 34%

Diberikan ke kerabat 9 26%

Konsumsi pribadi 8 23%

Hidangan acara 6 17%

Lain-lain 0 0%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa alasan pembelian kue bagea untuk dijadikan oleh-oleh merupakan alasan yang paling banyak dipilih oleh responden yang jumlah 12 orang dengan persentase 34%. Alasan pembelian karena ingin diberikan ke kerabat berjumlah 9 orang dengan persentase 26%, untuk dikonsumsi pribadi berjumlah 8 orang dengan persentase 23%, dijadikan hidangan acara berjumlah 6 orang dengan persentase 17%. Persentase responden yang memilih jawaban lain-lain adalah 0%, artinya responden melakukan pembelian kue bagea dikarenakan oleh keempat pilihan lainnya.

(7)

• Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)

Identifikasi dari faktor internal diperlukan untuk menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan agar dapat memaksimalkan faktor kekuatan dan meminimalisir faktor kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Berikut adalah faktor internal yang dimiliki UKM Multi Kue.

Tabel 4. Faktor-Faktor Internal UKM Multi Kue Faktor-Faktor Internal

Kekuatan (Strength)

1 Produk telah memiliki sertifikasi halal MUI dan Izin P-IRT 2 Mengutamakan kualitas produk

3 Rasa bagea yang enak

4 Produk dapat bertahan lama (6 bulan) 5 Mempunyai banyak varian rasa

Kelemahan (Weakness) 1 Produk tidak dipasarkan secara online 2 Tempat penjualan yang terbatas 3 Pemilik tidak memiliki toko tersendiri 4 Lokasi produksi tidak strategis

5 Kemasan kurang menarik

Untuk mengetahui secara pasti posisi internal UKM Multi Kue, maka terlebih dahulu dilakukan perhitungan bobot dan rating berdasarkan kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang dimiliki UKM Multi Kue. Tahapan dalam menyusun matriks IFAS adalah sebagai berikut.

1. Menyusun faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan.

2. Responden memberikan bobot pada masing-masing faktor. Pemberian bobot berguna terhadap penilaian urgensi/kepentingan suatu faktor, yang didasarkan pada pengaruh posisi strategis. Pada faktor kelemahan (weakness), pemberian bobot didasarkan pada seberapa penting suatu faktor untuk ditangani.

3. Pengisian nilai bobot relatif didapatkan dari bobot dibagi dengan total bobot, dimana jumlah seluruh nilai bobot tidak boleh melebihi total skor sama dengan 1

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡

4. Pihak internal perusahaan memberikan rating atau peringkat pada masing-masing faktor. Rating dimaksudkan terhadap penilaian kondisi perusahaan saat ini.

Pemberian rating pada suatu faktor didasarkan pada penilaian terhadap kinerja perusahaan saat ini dibandingkan dengan para pesaing utama. Semakin besar kelemahan (weakness) maka semakin kecil nilai rating yang diberikan.

5. Nilai bobot relatif dikalikan dengan rating untuk mendapatkan skor.

6. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan total skor perusahaan.

Berikut adalah hasil pemberian bobot dan rating pada faktor internal UKM Multi Kue yang disajikan dalam matriks IFAS.

(8)

Tabel 5. Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary) Faktor Internal Bobot Bobot

Relatif

Rating Skor

Kekuatan (Strength)

Rasa bagea yang enak 4.89 0.114 4 0.456

Mengutamakan kualitas produk 4.80 0.112 4 0.448 Produk telah memiliki sertifikasi halal

MUI dan Izin P-IRT

4.63 0.107 4 0.432

Produk dapat bertahan lama (6 bulan) 4.31 0.101 4 0.403 Mempunyai banyak varian rasa 4.34 0.101 3 0.304

Jumlah 0.536 2.043

Kelemahan (Weakness)

Kemasan kurang menarik 4.20 0.098 3 0.294

Pemilik tidak memiliki toko tersendiri 3.86 0.090 3 0.270 Tempat penjualan yang terbatas 4.17 0.097 2 0.195 Lokasi produksi tidak strategis 3.86 0.090 2 0.180 Produk tidak dipasarkan secara online 3.80 0.089 2 0.177

Jumlah 0.464 1.116

Total 42.86 1 3.159

Pemberian bobot dilakukan oleh responden dalam hal ini konsumen UKM Multi Kue. Nilai pada kolom bobot Tabel 9 merupakan nilai bobot rata-rata yang dapat dilihat pada lampiran 3. Sedangkan nilai rating merupakan nilai yang diberikan oleh pemilik UKM Multi Kue. Tabel 9 menunjukkan bahwa kekuatan utama UKM Multi Kue adalah rasa bagea yang enak (skor: 0.456). Sedangkan kelemahan utama yang dimiliki adalah produk tidak dipasarkan secara online (skor: 0.177).

• Matriks EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary)

Identifikasi dari faktor eksternal diperlukan untuk menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan agar dapat memaksimalkan faktor peluang dan meminimalisir faktor ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.

Tabel 6. Faktor-Faktor Eksternal UKM Multi Kue Faktor-Faktor Eksternal

Peluang (Opportunity) 1 Peluang bersaing dalam pasar masih luas 2 Menambah varian rasa

3 Teknologi yang semakin maju Ancaman (Threat)

1 Banyaknya pesaing baru dengan usaha sejenis 2 Adanya produk sejenis dengan harga murah

3 Pemasaran dari pesaing lain dilakukan secara meluas

Untuk mengetahui secara pasti posisi eksternal UKM Multi Kue, maka terlebih dahulu dilakukan perhitungan bobot dan rating berdasarkan peluang (opportunity)

(9)

dan ancaman (threat) yang dihadapi UKM Multi Kue. Tahapan dalam menyusun matriks EFAS adalah sebagai berikut.

1. Menyusun faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman.

2. Responden memberikan bobot pada masing-masing faktor. Pemberian bobot berguna terhadap penilaian urgensi/kepentingan suatu faktor, yang didasarkan pada pengaruh posisi strategis. Pada faktor ancaman (weakness), pemberian bobot didasarkan pada seberapa penting suatu faktor untuk ditangani.

3. Pengisian nilai bobot relatif didapatkan dari bobot dibagi dengan total bobot, dimana jumlah seluruh nilai bobot tidak boleh melebihi total skor sama dengan 1 (Davis dalam Andika, 2020).

𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡

4. Pihak internal perusahaan memberikan rating atau peringkat pada masing-masing faktor. Rating dimaksudkan terhadap penilaian kondisi perusahaan saat ini.

Pemberian rating pada suatu faktor didasarkan pada penilaian terhadap kinerja perusahaan saat ini dibandingkan dengan para pesaing utama. Semakin besar ancaman (threat) maka semakin kecil nilai rating yang diberikan (Budiman, 2017).

5. Nilai bobot relatif dikalikan dengan rating untuk mendapatkan skor.

6. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan total skor perusahaan.

Berikut adalah hasil pemberian bobot dan rating pada faktor eksternal UKM Multi Kue yang disajikan dalam matriks EFAS.

Tabel 7. Matriks EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary) Faktor Eksternal Bobot Bobot

Relatif

Rating Skor

Peluang (Opportunity) Peluang bersaing dalam pasar masih

luas

4.20 0.187 4 0.749

Teknologi yang semakin maju 4.03 0.180 4 0.718

Menambah varian rasa 3.37 0.150 3 0.451

Jumlah 0.517 1.918

Ancaman (Threat) Adanya produk sejenis dengan harga

murah

3.83 0.171 3 0.512

Promosi dari pesaing lain dilakukan secara meluas

3.66 0.163 2 0.326

Banyaknya pesaing baru dengan usaha sejenis

3.34 0.149 2 0.298

Jumlah 0.483 1.136

Total 22.43 1.00 3.054

(10)

Tabel 7 menunjukkan bahwa peluang terbesar UKM Multi Kue adalah peluang bersaing dalam pasar masih luas (skor: 0.749). Sedangkan ancaman terbesar yang dihadapi adalah banyaknya pesaing baru dengan usaha jenis (skor: 0.298).

5. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini yaitu (1) matriks IFAS menunjukkan bahwa kekuatan utama UKM Multi Kue adalah rasa bagea yang enak (skor: 0.456) untuk meningkatkan kekuatan ini maka UKM Multi perlu mempertahankan resep khas yang dimiliki dan kualitas bahan serta tidak mengurangi komposisi dan takaran agar rasa tidak berkurang pada produknya. (2) matriks EFAS menunjukkan bahwa peluang terbesar yang dimiliki UKM Multi Kue adalah peluang bersaing dalam pasar masih luas (skor: 0.749) untuk meningkatkan peluang ini UKM Multi Kue perlu mempertahankan kualitas produk serta menambah varian rasa yang lebih menarik.

Berdasarkan diagram analisis SWOT dapat dilihat bahwa UKM Multi Kue berada pada kuadran I, yang menunjukkan bahwa UKM Multi Kue tergolong dalam usaha yang berkembang serta memiliki posisi yang kuat dan berpeluang. Strategi yang digunakan pada kuadran I adalah strategi Strength-Opportunity (SO) atau yang disebut sebagai strategi progresif (growth). Adapun usulan strategi progresif berdasarkan rancangan strategi Strength-Opportunity (SO) yang dapat diterapkan UKM Multi Kue yaitu memperluas pasar secara offline dan online, mempertahankan kualitas produk, dan menambah varian rasa yang lebih menarik

Daftar Pustaka

Aidil, A. (2022). Integrasi Lean Six Sigma, TRIZ, dan Taguchi untuk Meningkatkan Kualitas Produk dan Proses Produksi Kue Bagea. Repository Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Anggraeni, F.D. Hardjanto, I. &Hayat, A. (2015). Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Melalui Fasilitas Pihak Eksternal dan Potensi Internal (Studi Kasus pada Kelompok Usaha “Emping Jagung” di Kel.

Pandanwangi Kec. Blimbing, Kota Malang. Jurnal Administrasi Publik, Vol.

01 No. 06, 1286-1295.

Bakhri, S., Aziz, A., & Khulsum, U. (2019). Analisis SWOT Untuk Strategi Pengembangan Home Industry Kue Gapit Sampurna Jaya Kabupaten Cirebon. Dimasejati: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1).

Kothler, P, & Keller, K.L. (2016). Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jakarta: PT.

Indeks.

Hasbi, A. R., & Sari, H. (2020). Atribut Produk yang Dipertimbangkan dalam Pembelian Olahan Sagu di Kota Palopo. Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian, 4(1).

(11)

Mudaffar, R. A. (2019). Upaya Pengembangan Bauran Pemasaran Pada Industri Rumah Tangga “Multi Kue” Di Kota Palopo. Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan, 7(2), 121-133.

Nasruddin, N. (2020). Analisis Strategi Pemasaran Produk Rumah Herbal Bidara Kota Palopo. JEMMA (Journal of Economic, Management and Accounting), 3(2), 165-172.

Prastiwi, Q. (2019). Analisis Strategi Pemasaran Dalam meningkatkan Volume Penjualan Pada UMKM Produksi Roti Alfaris Bakery Medan. Repository Universitas Sumatera Utara.

Rangkuti, F. (2014). Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Setiawan, O.V. (2019). Analisis Strategi Pemasaran Usaha Kecil Menengah Menggunakan Metode SWOT (Studi Kasus Kue Pia Sari Rasa). Repository Universitas Muhammadiyah Palembang.

Syukri, M., & Didiharyono, D. (2018). Pengaruh PAD, Dana Perimbangan Dan PMA Terhadap Tingkat Kemajuan Daerah Kabupaten dan Kota Di Provinsi Sulavesi Selatan. Jurnal Masagena, 13(1), 525-534.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan dalam pembahasan, maka penulis menemukan kesimpulan strategi komunikasi pemasaran yang

Tujuan penelitian ini untuk mempelajari pengaruh rasio massa kitin dengan volume NaOH dan waktu reaksi terhadap karakteristik kitosan yang disintesis dari limbah industri udang

Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model cooperative learning tipe group investigation di kelas IV SDN Simpangan 01 Cikarang Utara pada materi

Data pada tabel 2 dan grafik 2 menunjukkan peningkatan kemampuan motorik halus anak kelompok A TK Alam Rizkia, Cimpaeun- Tapos, Kota Depok yang berjumlah 16 orang

Kapasitas dapur dapat memuat 20 jenis peralatan sekali proses penyepuhan dalam jangka waktu 20 s/d 30 menit, dibandingkan dengan proses dapur tiup terbuka yang membutuhkan waktu

[r]

Menurut Rina Mustika (2009), dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Usaha Tani Budidaya Ikan Nila Dalam Kolam Di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan dengan

Berdasarkan data hasil tangkap dan upaya tangkap yang diperoleh dari tempat pelelangan ikan (TPI) selat Bali, maka produktivitas alat yang dicerminkan oleh