• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. barang dan jasa yang dapat berlaku di suatu negara. Hal tersebut seperti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. barang dan jasa yang dapat berlaku di suatu negara. Hal tersebut seperti"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan ekonomi sebagai salah satu indikator yang sangat penting untuk melakukan analisis yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi di suatu negara. Pembangunan sendiri tidak hanya berkaitan dengan pertumbuhan saja, tetapi juga berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan, keamanan, keadilan dan kualitas Sumber Daya diantaranya Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA). Pertumbuhan Ekonomi mengukur atau menjelaskan prestasi dari perkembangan suatu ekonomi. Pada dasarnya, Dalam kegiatan perekonomian pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai perekembangan fiskal produksi barang dan jasa yang dapat berlaku di suatu negara. Hal tersebut seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan manufaktur, pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal (Sukirno, 2013).

Sukirno, 2000 dalam,(Julianto & Suparno, 2016) menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa diproduksi dalam masyarakat meningkat dan kemakmuran serta perkembangan masyarakat daerah juga akan meningkat.

Selanjutnya untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai perlu dihitung berdasarkan pendapatan nasional rill menurut harga tetap, khususnya pada harga-harga yang berlaku ditahun dasar yang dipilih. Maka dari itu pertumbuhan

(2)

ekonomi mengukur pencapaian dari kemajuan perekonomian suatu daerah. Konsep yang sesuai dan berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi adalah GDP dengan biaya atau harga tetap. GDP merupakan nilai jasa dan barang-barang yang dapat diproduksikan di suatu negara tersebut pada satu tahun tertentu (Sukirno, 2013).

Dalam hal ini Endogeneous Economic Growth dan Exogeneous Economic Growth menjadi penting akan keterkaitanya dalam pertumbuhan ekonomi, Endogen sebagai faktor yang berubah sedangkan eksogen dianggap tetap kaitanya dengan pertumbuhan ekonomi. Di suatu daerah pertumbuhan ekonomi diperoleh dari peningkatan modal melalui investasi dan tabungan masyarakat, perluasan kualitas dan kuantitas tenaga kerja melalui peningkatan angkatan kerja dan peningkatan pengetahuan, ketrampilan serta lebih mengembangkan teknologi dalam proses produksi yang akan menghasilkan nilai output suatu produksi, serta kemampuan untuk meningkatkan nilai tambah terhadap bahan baku yang sudah diolah.

Provinsi Jawa Timur merupakan kawasan industri yang terus berkembang menjadi pusat bisnis terbesar di wilayah bagian timur Indonesia. Jatim Net menjelaskan bahwa sejak dekade 1970 pemerintah mengembangkan Provinsi Jawa Timur sebagai Kawasan Industri, Kawasan Industri Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari 10 Kabupaten/Kota yang menjadi pusat industri besar diantaranya yaitu Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Tuban, Kabupaten Gresik, Kota Kediri, Kota Malang, Kota Mojokerto, Kota Surabaya (Gilas, 2019). 10 Kabupaten/Kota tersebut berada di wilayah koridor Selatan, koridor Barat Daya serta Koridor Utara Provinsi Jawa Timur. 10 Kabupaten/Kota tersebut merupakan penyumbang ekonomi yang tinggi

(3)

dan berkontribusi besar jika dilihat dari data Produk Domestik Regional Bruto dibandingkan dengan kota-kota lain di Provinsi Jawa Timur. Dibawah ini dapat disajikan data persentase pertumbuhan ekonomi 10 Kabupaten/Kota Kawasan Industri Provinsi Jawa Timur berdasarkan indikator Data Produk Domestik Regional Bruto ADHK yang diperoleh dari WEB BPS Provinsi Jawa Timur.

Sumber : djpk Kemenkeu.go.id dan BPS Provinsi Jawa Timur, Diolah 2022 Gambar 2.1

(%) Variabel Independet 10 Kabupaten/Kota Kawasan Industri terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Tahun 2016-2020

Dari data diatas dapat diketahui persentase pertumbuhan ekonomi di 10 Kabupaten/kota kawasan industri berdasarkan indikator PDRB ADHK. 10 Kabupaten/Kota Kawasan Industri Provinsi Jawa Timur merupakan daerah yang tingkat perekonomianya relatif lebih maju, Kota Surabaya merupakan penyumpang Produk Domestik Regional Bruto tertinggi bagi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur dengan persentase sebesar 24%. Dari data diatas dapat diketahui bahwa 10 Kabupaten/Kota memiliki dominasi kuat jika dilihat dari jumlah persentasenya

63% 63%

39% 26% 34%

63% 65%

33%

24%

34%

63% 66%

33%

25%

34%

64% 69%

33%

24%

34%

62% 61%

33%

26%

56%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

300%

350%

PDRB IBS TK PP PKRT

(%) Variabel independent terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kawasan Industri Provinsi Jawa Timur Tahun 2016-2020

2016 2017 2018 2019 2020

(4)

menyumbang sebesar 63% di tahun 2016-2018 meningkat di tahun 2019 sebesar 64% dan menurun di tahun 2020 sebesar 62% terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan Data PDRB ADHK menurut lapangan usaha tahun 2020 yang diperoleh dari data BPS, Industri Pengolahan merupakan faktor dominan yang mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur. Industri Pengolahan merupakan penyumbang ekonomi terbesar yang dapat terus mendorong pertumbuhan ekonomi. Perusahan Industri dapat digolongkan menajdi 4 golongan yaitu, Industri Besar dan Sedang, Industri Kecil dan Rumah Tangga.

Jumlah dan Banyaknya sektor industri di Provinsi Jawa Timur sangat menentukan kualitas SDM yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Semakin banyaknya sektor industri dapat mendorong banyaknya penyerapan tenaga kerja yang nantinya mampu memaksimalkan pemanfaatan Sumber Daya Manusia, sehingga dapat meningkatkan perekonomian serta mensejahterakan masyarakat.

Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang unggul dalam sektor industri. Hal tersebut menjadikan beberapa faktor untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian melaluli sektor industri. Sektor industri memiliki peran yang mampu meningkatkan ekonomi di berbagai daerah, Dikarenakan industri memiliki potensi yang sangat besar dalam mempercepat pembangunan daerah.

Industri sebagai sektor yang unggul atau bisa dibilang Leading Sector yang memiliki hubungan lurus terhadap pertumbuhan ekonomi, banyaknya sektor industri akan mendorong banyaknya kesempatan kerja yang nantinya dapat mengurangi tingkat pengangguran serta meningkatkan pendapatan masyarakat.

Pertumbuhan sektor industri diukur dengan indikator antara lain jumlah unit usaha.

(5)

Berdasarkan Gambar 2.1 diatas dapat dilihat jumlah persentase industri besar dan sedang tahun 2016-2020 di 10 Kabupaten/Kota kawasan industri terhadap jumlah industri di Provinsi Jawa Timur, jumlah persentase industri besar dan sedang sebesar 63%, 65%, 66%, 69% dan 61% di tahun 2016-2020. 10 Kabupaten/Kota diatas sebagai Kawasan industri tidak terlepas dari industri- industri besar yang terkenal di Provinsi Jawa Timur diantaranya yaitu Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER), Sidoarjo Rangkah Industrial Estate (SIRIE) yang berada Ngoro Industrial Park (NIP) dan Industri Sepatu, Jombang Industrial Park, Kawasan Industri Tuban (KIT), Kawasan Industri Maspion (KIM), Kawasan Pabrik Rokok Gudang Garam.Tbk, Kawasan sentra pergudangan, Kawasan sentra industri rokok, keramik, rotan, meuble yang serta SIER-Berbek dan SIER- Rungut (Gilas, 2019).

Pada tahun 2019 jumlah unit usaha terbanyak berada di Kabupaten Sidoarjo.

Kabupaten Sidoarjo merupakan penyumbang kontribusi tertinggi dalam sektor Industri Pengolahan. Berdasakan Data PDRB ADHK Lapangan Usaha Industri Pengolahan mencapai nilai 71.841,26 Milliar rupiah dengan laju pertumbuhanya sebesar 8,88%. Namun disi lain pada situasi Pandemi seperti saat ini laju pertumbuhan ekonomi mengalami fluktuasi, perekonomian global hampir semua melemah. Tidak terkecuali laju pertumbuhan industri juga mengalami fluktuasi dan penurunan di tahun 2020. Hal tersebut tentunya mempengaruhi banyaknya unit usaha yang mengalami penurunan di Provinsi Jawa Timur.

(6)

Tenaga kerja yang berkualitas tentunya sangat dibutuhkan untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi, Banyaknya industri yang ada di 10 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur jika tidak diimbangi dengan tenaga kerja yang berkualitas maka akan melambat proses produksi. Jumlah penduduk yang besar akan mendorong banyaknya tenaga kerja maupun kesempatan kerja di suatu daerah, Banyaknya penduduk yang berkualitas merupakan pasar potensial yang berguna dalam memasarkan hasil produksi, sedangkan kualitas penduduk menentukan sebesar apa produktivitas yang ada. Tenaga kerja yang berkualitas merupakan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi dan terus menjadi tonggak kemakmuran di setiap daerah.

Dalam sektor industri tenaga keja merupakan suatu input atau faktor produksi yang digunakan untuk proses produksi.

Berdasarkan gambar 2.1 diatas dapat diketahui pada tahun 2016 persentase tenaga kerja sebesar 39% dan terus mengalami penurunan hingga tahun 2020 sebesar 33%. 10 Kabupaten/Kota diatas sebagai Kawasan Industri di Provinsi Jawa Timur memiliki jumlah tenaga kerja yang besar di bandingkan dengan kota-kota lain. Kota Surabaya dan Kota Sidoarjo sebagai kota dengan penyerapan tenaga kerja yang paling tinggi jika dilihat dari jumlah persentase dan data yang ada tertinggi di tahun 2020 sebesar 7% dan 6%. Sedangkan Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Tuban, Kabupaten Gresik, Kota Kediri, Kota Malang, Kota Mojokerto masih dibawahnya. Dalam hal ini berarti pengembangan sektor industri penting dilakukan, karena sektor industri menjadi sektor utama yang dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

(7)

Selain tenaga kerja faktor lain yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di suatu daerah khusunya di 10 Kabupaten/Kota kawasan industri Provinsi Jawa Timur yaitu adanya peran pemerintah. Peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk mengendalikan perekonomian agar tidak menyebabkan terjadinya ekseternalitas yang dapat membawa dampak tidak seimbangnya perekonomian.

Pengeluaran pemerintah dan penerimaan pemerintah diatur dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah Daerah (APBD) (Keuangan, 2021). Menurut M. Suparmoko, APBD adalah anggaran yang berisi ikhtiar terperinci tentang jenis dan jumlah penerimaan, jenis dan jumlah pengeluaran negara yang diharapkan dalam jangka waktu satu tahun tertentu. Sedangkan pengeluaran daerah bersumber dari seluruh pendapatan daerah yang didapatkan dari bantuan pemerintah pusat yang akan digunakan untuk mendanai setiap kegiatan daerah atau dari daerahnya itu sendiri. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2021 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pasal 1, Menurut fungsinya belanja pemerintah pusat merupakan belanja yang dapat digunakan untuk menjalankan fungsi-fungsi diantaranya sebagai fungsi pelayanan umum, fungsi pertahanan, fungsi ketertiban dan keamanan, fungsi ekonomi, fungsi perlindungan lingkungan hidup, fungsi perumahan dan fasilitas umum, fungsi Kesehatan, fungsi pariwisata, fungsi agama, fungsi Pendidikan, dan fungsi perlindungan sosial (Presiden RI, 2021).

Menurut Dumairy(1996) dalam (Sunusi et al., 2014), menjelaskan bahwa pemerintah melakukan begitu banyak pengeluaran untuk mendanai kegiatan- kegiatanya. Pengeluaran-pengeluaran tersebut tidak hanya untuk menjalankan roda pemerintah sehari-hari, tetapi juga untuk mendukung kegiatan perekonomian.

(8)

Artinya pemerintah tidak turut berbisnis, melaikan dalam arti pemerintah harus menggerakan dan merangsang kegiatan ekonomi secara umum. Pemerintah yang baik harus berusaha menghindari dan memperbaiki kegagalan pasar untuk mecapai efisiensi.

Adapun Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang tidak dapat terpisahkan dari kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia. Dalam pertumbuhan ekonomi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebagai salah satu faktor demand pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga adalah pengeluaran atas barang dan jasa yang dilakukan rumah tangga sebagai tujuan untuk konsumsi.

Dalam hal ini fungsi dari konsumsi rumah tangga sebagai penggunaan akhir (final demand) atas berbagai jenis barang dan jasa yang tersedia di dalam suatu perekonomian (SIRUSA.BPS, 2021). Konsumsi Rumah Tangga juga sebagai salah satu indikator dari kesejahteraan rumah tangga, dan suatu komponen dalam penggunaan barang dan jasa yang telah disediakan. Berdasarkan gambar 2.1 bahwa pada tahun 2020 Pengeluaran Pemerintah dan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga menyumbang persentase yang tinggi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Timur sebesar 24% dan 56%.

(9)

Berdasarkan uraian yang sudah dipaparkan diatas maka saya tertarik untuk meneliti lebih lanjut bagaimana pertumbuhan ekonomi dengan memilih 10 Kabupaten/Kota yang termasuk Kawasan industri dikarenakan kota-kota tersebut sebagai peyumbang Produk Domestik Regional Bruto dengan nilai yang tinggi, serta banyaknya jumlah industri besar maupun industri sedang dan mampu menyerap tenaga kerja bagi masyarakat di Provinsi Jawa Timur serta daerah sekitarnya terbukti dari banyaknya jumlah tenaga kerja yang ada , maka dari itu dalam penelitian ini saya menambah beberapa variabel yang memiliki keterkaitan terhadap pertumbuhan ekonomi diantaranya Jumlah (unit) Sektor industri besar dan sedang, Tenaga Kerja, Pengeluaran Pemerintah, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di tahun 2016-2020. Dengan demikian saya mengambil judul “ANALISIS MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DI KAWASAN INDUSTRI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016-2020”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ditelah diuraikan sebelumnya, Maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah Industri Besar dan Sedang berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi di 10 Kabupaten/Kota Kawasan Industri Provinsi Jawa Timur ? 2. Apakah Tenaga Kerja berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi di 10

Kabupaten/Kota Kawasan Industri Provinsi Jawa Timur?

3. Apakah Pengeluaran Pemerintah berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi di 10 Kabupaten/Kota Kawasan Industri Provinsi Jawa Timur ?

(10)

4. Apakah Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi di 10 Kabupaten/Kota Kawasan Industri Provinsi Jawa Timur ?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan mendalam model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model statis, dan membatasi pada variabel yang digunakan dalam hal ini pertumbuhan ekonomi merupakan variabel terikat maka perlu adanya keterkaitan variabel yang mempengaruhi, Maka dari itu variabel bebas dari penelitian ini terdiri dari Industri Besar dan Sedang, Tenaga Kerja, Pengeluaran Pemerintah serta Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Dengan mengambil wilayah penelitian di 10 Kabupaten/Kota yang termasuk kedalam wilayah Industri, dikarenakan sebagai wilayah yang berkontribusi besar terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, Adapun tujan dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk menganalisis pengaruh Industri Besar dan Sedang terhadap Pertumbuhan Ekonomi di 10 Kabupaten/Kota Kawasan Industri Provinsi Jawa Timur.

(11)

2. Untuk menganalisis pengaruh Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi di 10 Kabupaten/Kota Kawasan Industri Provinsi Jawa Timur.

3. Untuk menganalisis pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di 10 Kabupaten/Kota Kawasan Industri Provinsi Jawa Timur.

4. Untuk menganalisis pengaruh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga terhadap Pertumbuhan Ekonomi di 10 Kabupaten/Kota Kawasan Industri Provinsi Jawa Timur.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan diatas, maka manfaat yang dapat diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan

Penelitian ini memiliki manfaa sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya atau khususnya mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan yang akan melakukan penelitian dengan mengambil tema Pertumbuhan Ekonomi untuk menambah ilmu pengetahuan.

2. Bagi Masyarakat

Penelitian ini memiliki manfaat sebagai tambahan pengetahuan masyarakat luas mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur. Dan informasi tambahan bagi Pemerintah Provinsi Jawa Timur bagaimana keadaan pertumbuhan ekonomi dari tahun

(12)

2016-2020, sehingga kedepanya pemerintah dapat membuat perencanaan mengenai penerimaan dan neraca pembangunan yang akan dilakukan.

3. Bagi Penulis

Untuk menerapkan secara langsung metode dan ilmu yang didapatkan selama perkuliahan, serta melatih untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui analisis-analisis maupun teori yang lainya.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, karena atas berkat, pertolongan, pendampingan, rahmat, dan kasihNya, Penulis dapat

Dapat dilihat bahwa total skor untuk Hubungan timbal balik dengan indikator kepedulian sosial yaitu sebesar 107, jika kita melihat besar skornya atau bobot

Pada dasarnya setiap negara akan menghadapi keterbatasan wilayah, karena setiap negara mempunyai batas-batas geografis yang diakui oleh dunia (Samuelson dan Nordhaus, 1993 dan

HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH PANITIA PELAKSANA PERINGATAN SUMDAWAN TAHUN 2016 Sekretariat: Kampus FHIS Undiksha Jalan Udayana No.11 Singaraja-Bali

Untuk menghitung derajat keanggotaan sudut topografi digunakan bentuk fungsi keanggotaan segitiga seperti terlihat pada Gambar 15 (dengan R melambangkan fungsi

Penelitian yang dilakukan oleh Sune (2013) juga menghasilkan bahwa motivasi intrinsik perawat lebih berkontributor terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan

Maka dari penelitian tersebut, penulis dapat mengetahui pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang terkait penagihan pajak restoran yang

SENDIRI.. Seksyen 2C – Pengelasan semula rahsia rasmi oleh Menteri atau pegawai awam. Seseorang Menteri atau pegawai awam yang dipertanggungkan dengan apa-apa tanggungjawab