• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN. Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "1. PENDAHULUAN. Universitas Kristen Petra"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Café adalah tempat untuk makan dan minum dengan suasana yang santai. Café berbeda dengan restaurant karena penyajian suasana dan juga biasanya disertai dengan musik secara live maupun tidak. Hal tersebut membuat café digandrungi oleh banyak masyarakat baik itu remaja, pemuda, dan professional. Di Surabaya sendiri café menjadi jujugan bagi banyak orang yang ingin bersantai sejenak melepas penat ataupun berkumpul bersama teman / relasi untuk sekedar makan ringan, besar, ataupun minum. Salah satu café tersebut adalah Le Jardin.

Le Jardin adalah salah satu sebuah café yang berkonsep café taman yang terletak di bagian Surabaya Barat tepatnya terletak di G-Walk Citraland. Pada awal Le jardin ini berdiri, yaitu sekitar dua tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2006, café ini sangat ramai pengunjung bahkan masuk dalam jajaran acara televisi milik TransTV, yaitu Wisata Kuliner.

Hal tersebut tidak terlepas dari konsep sebuah café yang memiliki tema

“taman” (karena nama Le Jardin sendiri berasal dari bahasa Belanda yang berarti “taman”). Mulai dari remaja sampai dengan professional muda maupun tua gemar mengunjungi café ini. Selain menyuguhkan makanan khas Indonesia, juga terdapat menu dari negara Paman Sam, yaitu sandwich, burger, spaghetti, dan lain-lain. Tidak lupa pula minuman jus ataupun kopi siap menemani pengunjung Le Jardin. Harga menu makanan dan minuman Le Jardin ini pun tidak terbilang mahal, mulai dari Rp 2.500,- sampai dengan Rp 30.000,-; mulai dari menu-menu ringan sampai dengan menu-menu dahsyatnya. Tersedia juga paket makanan dengan harga yang lebih hemat.

Café ini juga melakukan afiliasi dengan beberapa produk makanan lain, sebut saja rawon setan Bu Sup yang pusatnya terletak di Jalan Embong Malang depan hotel JW Marriot ini pun tersedia di café ini, sehingga masyarakat yang tinggal di daerah Surabaya Barat ini pun tidak perlu jauh-jauh untuk menikmati sajian rawon tersebut. Afiliasi makanan

(2)

lainnya yaitu Janur yang menyajikan masakan khas Indonesia lengkap dengan ayam dan ikan bakarnya juga semakin melengkapi menu makanan café ini. Terdapat dua afiliasi lainnya yaitu Mie Jogja yang menyajikan mie goreng dan nasi goreng ala Yogyakarta, dan Albatos sebuah mini counter yang menjual kentang goreng yang dapat disajikan di tempat ataupun dibawa pulang.

Café Le Jardin memiliki kapasitas untuk menampung ± 150 orang pengunjung, tersedia dengan dua puluh lima meja dengan kapasitas dua sampai dengan delapan orang pada setiap mejanya. Café ini juga menyuguhkan kenyamanan bagi para pengunjungnya dengan menawarkan suasana santai sambil memanjakan telinga para pengunjung dengan alunan musik jazz yang bernuansa lembut. Tidak hanya itu, proyektor LCD yang berukuran ± 60 inch juga hadir untuk menghibur pengunjung dengan layanan acara “paypal television” yang menghadirkan tontonan dalam maupun luar negeri. Apabila bertepatan dengan event-event tertentu, sebut saja piala dunia sepak bola maka tidak tanggung-tanggung café ini akan menayangkan siaran tersebut untuk membuat pengunjung yang gila bola semakin betah di sana, tak ayal banyak teriakan layaknya “gooolll…”

terdengar dari salah satu pengunjung café ini sehingga dapat menarik perhatian pengunjung lain untuk dapat ikut bergabung bersama untuk menikmati sajian dari café ini.

Namun seiring berjalannya waktu, kesuksesan café Le Jardin lambat laun mulai redup. Café ini mulai sepi pengunjung diawali pada pertengahan tahun 2007 lalu dan berlangsung hingga saat ini. Bila dahulunya setiap hari café ini selalu ramai dengan pengunjung, namun pemandangan itu saat ini sudah tidak nampak lagi. Pada hari Senin sampai dengan hari Jumat banyak sekali pemandangan kursi-kursi kosong dibanding dengan café dan resto sebelahnya. Suasana ramai hanya terlihat pada hari Sabtu dan Minggu saja. Suasana lesu tersebut sudah berlangsung lebih dari enam bulan. Penambahan menu baru juga telah dilakukan, namun tidak nampak perubahan berarti. Hal tersebut semakin diperberat oleh ketatnya persaingan café dan resto yang terletak di G-Walk tersebut terutama pada sisi yang bersebelahan dengan Le Jardin (Panda Kitchen,

(3)

CQ, dan Agojas yang terletak satu kompleks dengan café Le Jardin).

Banyak resto dan café di sekitar yang gencar melakukan promosi dan pemasaran, namun tidak dengan Le Jardin. Promosi yang dilakukan sangatlah minim. Terlebih lagi dengan keberadaan Agojas yang sudah memiliki “nama” sebagai tempat jujugan pengunjung yang ingin makan jagung ataupun roti bakar di sana. Padahal secara letak, Le Jardin memiliki posisi strategis yang berada tepat di depan pintu masuk G-Walk dan termasuk dalam lokasi G-Walk yang baru, bahkan dua buah pintu masuk terpampang lebar di sana. Namun ternyata hal tersebut tidak cukup tanpa disertai dengan media dan strategi promosi yang baik untuk meningkatkan citra keemasan café Le Jardin.

Oleh karena itu dibutuhkanlah sebuah solusi yang tepat untuk mendongkrak citra Le Jardin ini kembali. Bukan suatu hal yang tidak mungkin bagi Le Jardin untuk meraih impiannya kembali seperti mengulang kesuksesannya terdahulu dengan meminimalkan kesalahan yang terjadi di masa saat ini. Masih banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengembalikan citra café tersebut, mengingat banyaknya fasilitas dan suguhan makanan yang ditawarkan begitu “wah” sehingga masalah yang ada bukanlah menjadi suatu masalah yang besar. Perlunya promosi yang jelas, berkarakter, dan kuat dapat menjadi “jurus” andalan. Sebut saja contohnya event-event tertentu seperti promosi event yang sedang digandrungi masyarakat Surabaya, pergelaran band anak muda (sesuai dengan target marketnya), event komunitas otomotif roda dua atau roda empat, hal tersebut dilakukan untuk mendongkrak peningkatan animo pengunjung. Dalam pemanfaatkan event tersebut juga dapat dilakukan strategi harga berupa diskon untuk event-event tersebut ataupun pada hari- hari dan jam-jam tertentu. Semua hal tersebut tentunya dapat direalisasikan dengan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.

Adapun event tersebut dapat direalisasikan pada tanggal 16 dan 17 Agustus 2008 mendatang, yaitu hari perayaan Kemerdekaan Indonesia.

Event tersebut bertajuk “Glittering on Liberated Dinner”, sebuah acara makan malam penuh kemilau di hari Kemerdekaan Indonesia café Le Jardin yang nantinya ditujukan pada target pasar anak muda yang

(4)

diidentikkan memiliki semangat juang yang tinggi beserta pemanfaatan mengenang hari perayaan besar hari jadi Indonesia. Hal tersebut menjadikan event ini memiliki potensi promosi event yang akan menarik peminat pengunjung khususnya kaum anak muda (baik “couple” ataupun

“gathering party”). Juga pemanfaatan event besar G-Walk berlangsung setiap hari Sabtu / Minggu yang sebagian besar menggandeng banyak perusahaan terkenal seperti Djarum, tidak menutup kemungkinan Le Jardin dapat ikut andil di sana. Tak ayal impian dan visi pemilik Le Jardin pun dapat tervisualisasikan dengan gambaran café Le Jardin yang ramai dengan pengunjung dengan suasana ceria, romantis, riang, tawa, santai, dan nyaman.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mensosialisasikan event Glittering on Liberated Dinner untuk komunitas orang muda di Surabaya?

2. Apakah tujuan dari perancangan event tersebut di atas terhadap café dan resto Le Jardin?

3. Bagaimana merancang bentuk komunikasi visual yang dapat mendukung event tersebut di atas?

1.3. Tujuan Perancangan

1. Untuk mensosialisasikan event Glittering on Liberated Dinner dalam rangka untuk menyambut hari kemerdekaan RI ke 63, khususnya di kalangan anak muda Surabaya, maka dilaksanakan program media promosi secara tepat sampai dengan pada hari “H”.

2. Memperkenalkan café dan resto Le Jardin sebagai café berkualitas yang menyuguhkan menu, tempat, acara, dan suasana yang terbaik bagi pengunjung.

3. Event tersebut tentu saja ditunjang oleh media promosi yang tepat seperti melalui sarana ATL, BTL, maupun TTL sesuai keefektifan fungsi masing-masing media. Kemudian dihubungkan dengan tema

“Glittering on Liberated Dinner” yang mengandung unsur kemilau keindahan dan kemewahan, dan berkarakter Kemerdekan Indonesia.

(5)

1.4. Batasan Masalah

1. Perancangan media promosi yang dilakukan difokuskan untuk menarik pengunjung anak muda dan siap untuk bersaing dengan kompetitor lainnya serta disesuaikan dengan habit masyarakat Surabaya.

2. Perancangan strategi promosi / pemasaran yang berkaitan dengan perancangan media promosi untuk café Le Jardin, seperti pengadaan event makan malam yang penuh kemilau.

3. Target audience primer adalah para remaja, pemuda, pasangan muda, keluarga muda, dan professional muda.

4. Target audience sekunder adalah orang berusia 36 tahun ke atas.

1.5. Manfaat Perancangan 1. Bagi Penulis

Perancangan ini sangat berguna untuk menambah wawasan penulis secara luas terutama dalam bidang keilmuan tentang hubungan komunikasi visual terhadap promosi event di bidang kuliner serta membangun hubungan kerja sama terhadap relasi yang ikut andil dalam event-event tersebut.

2. Bagi café dan resto Le Jardin

Peningkatan animo pengunjung secara signifikan melalui event yang digelar pada tanggal 16 dan 17 Agustus 2008 sehingga tidak menutup kemungkinan akan terjadi “Brand Awarness” bagi masyarakat Surabaya untuk mengenal café dan resto Le Jardin ini lebih jauh dan lebih baik.

3. Bagi Universitas Kristen Petra

Perancangan ini bermanfaat untuk menambah kekayaan ilmu pengetahuan baik di dalam dunia bidang kuliner juga terhadap Desain Komunikasi Visual untuk menciptakan dan menyatukan suatu perancangan promosi event tersebut dengan kemilau dan keindahan di hari raya Kemerdekaan Indonesia.

4. Bagi Masyarakat

Masyarakat mendapat suatu suguhan event yang menarik dan terutama bagi komunitas tertentu akan mendapat wadah / ruang lingkup tempat

(6)

untuk menggelar event hari raya Kemerdekaan Indonesia yang penuh dengan kemilau bersama café Le Jardin.

1.6. Metode Perancangan 1.6.1. Metode Pengumpulan Data:

1. Literatur

Mengumpulkan data yang berhubungan dengan segala sesuatu tentang promosi, event, kemilau, dan hari raya Kemerdekaan Indonesia. Data- data tersebut bisa didapat melalui buku-buku, majalah-majalah, kemasan di pasaran, dan website yang bersangkutan.

2. Kuisioner

Mengumpulkan data melalui pembagian kuisioner terhadap masyarakat ataupun pengunjung Le Jardin mengenai café tersebut.

Pengolahan data nantinya dapat dipakai untuk menentukan output perancangan promosi event Le Jardin.

3. Observasi

Pengamatan secara langsung terhadap segala sesuatu yang terjadi di dalam dan di luar mengenai kuliner, café, event, dan tren anak muda di Surabaya secara subyektif dan obyektif.

1.6.2. Metode Analisis:

1. Analisa SWOT

Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh Le Jardin. Berikut ini adalah jabaran pengertian analisa SWOT:

a. Strength

Kekuatan merupakan hal yang positif yang sifatnya internal.

(7)

b. Weakness

Kelemahan merupakan hal yang negatif yang sifatnya internal.

c. Opportunity

Kesempatan merupakan hal positif yang sifatnya eksternal.

d. Threath

Ancaman merupakan hal negatif yang sifatnya eksternal.

2. Life Style Analysis

Tehnik mengamati dan mengamati perilaku dan kebiasaan hidup masyarakat, khususnya di Surabaya. Melalui tehnik ini maka yang menjadi objek utama adalah melakukan pengamatan terhadap gaya hidup anak muda di Surabaya yang suka pergi ke café.

1.6.3. Definisi Operasional dan Konseptual:

1. Apa itu café?

Café adalah restaurant khusus yang menawarkan jajaran menu berupa makanan ringan ataupun berat seperti sandwich dan sebagainya.

Bergantung dengan hukum yuridifikasi setiap negara, sebuah café dapat memiliki lisensi untuk menyajikan minuman ber-alkohol. Dalam kondisi tertentu, sebuah café juga dapat diidentikkan sebagai “bistro”

atau sebuah restoran mini yang memiliki fasilitas menu layaknya sebuah hotel.

Di sebuah kota kecil, café local sering menjadi tempat berkumpul untuk pertemuan atau tempat untuk mengobrol. Beberapa café memiliki spesialisasi yang popular untuk makan pagi. Di perkotaan besar, café biasanya buka hanya di pagi dan siang hari saja, semenjak pelanggan mereka meninggalkan area café setelah jam kerja. Namun tidak untuk era saat ini, di mana beberapa café buka sampai malam hari ataupun buka di setengah hari mulai pagi sampai siang hari ataupun malam sampai dini hari.

2. Mengenai Kemerdekaan Indonesia

Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan

(8)

di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir.

Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.

Peringatan detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka dipimpin oleh Presiden RI selaku Inspektur Upacara. Peringatan ini biasanya disiarkan secara langsung oleh seluruh stasiun televisi. Acara-acara pada pagi hari termasuk: penembakan meriam dan sirene, pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih (Bendera Pusaka), pembacaan naskah Proklamasi, dll. Pada sore hari terdapat acara penurunan bendera Sang Saka Merah Putih.

Pada akhirnya dalam setiap tahun pada tanggal 17 Agustus, rakyat Indonesia merayakan Hari Proklamasi Kemerdekaan ini dengan meriah. Mulai dari lomba panjat pinang, lomba makan kerupuk, sampai upacara militer di Istana Merdeka, seluruh bagian dari masyarakat ikut berpartisipasi dengan cara masing-masing. Hingga saat ini perayaan Kemerdekaan Indonesia pun semakin meriah dan mewah sesuai dengan perkembangan jaman.

1.7. Konsep Perancangan

Perancangan diarahkan pada bulan Agustus 2008 dengan event

“Glittering on Liberated Dinner” selama dua hari tepatnya pada hari

(9)

Sabtu 16 Agustus 2008 dan Minggu 17 Agustus 2008. Mengapa tanggal 16 juga diikutsertakan? Karena pada hari Sabtu selalu terjadi pergolakan animo pengunjung anak muda di areal G-Walk. Event tersebut dikemas berupa keindahan gemilang kemilau yang mewah, sesuai dengan tren anak muda masyarakat Surabaya saat ini dan dilebur dengan perayaan Kemerdekaan Indonesia sehingga secara tidak langsung perancangan event ini juga memiliki sifat Nasionalisme. Perancangan promosi event juga dapat membutuhkan dukungan media-media tertentu pada saat launching event baik secara khusus maupun secara umum. Secara khusus event dapat menggunakan jasa event organizer, sedangkan secara umum event tersebut menggunakan media-media pendukung pada saat acara berlangsung.

1.8. Sistematika Perancangan HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ABSTRAK DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah 1.3. Tujuan Perancangan 1.4. Batasan Masalah 1.5. Manfaat Perancangan

1.5.1. Bagi Penulis 1.5.2. Bagi Le Jardin

1.5.3. Bagi Universitas Kristen Petra

(10)

1.5.4. Bagi Masyarakat 1.6. Metode Perancangan

1.6.1. Metode Pengumpulan Data 1.6.2. Metode Analisis

1.6.3. Definisi Operasional dan Konseptual 1.7. Konsep Perancangan

1.8. Sistematika Perancangan 1.9. Skematika Bagan Perancangan 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI

2.1. Studi Literatur 2.1.1. Pemasaran

2.1.1.1. Pengertian Pemasaran 2.1.1.2. Fungsi Pemasaran 2.1.1.3. Marketing Mix

2.1.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Marketing Mix

2.1.1.5. Strategi Pemasaran 2.1.2. Promosi

2.1.2.1. Pengertian Promosi

2.1.2.2. Fungsi dan Peran Promosi dalam Kegiatan Pemasaran

2.1.2.3. Paduan Promosi (Promotion Mix) 2.1.2.4. Strategi Promosi

2.2. Data Perusahaan

2.2.1. Tinjauan tentang Le Jardin 2.2.2. Tinjauan Produk

2.2.3. Tinjauan Market 2.2.4. Tinjauan Kompetitor 2.2.5. SWOT Analisis 2.2.6. Costumer Le Jardin

2.3. Peranan Komunikasi Visual dalam Kegiatan Promosi 2.3.1. Pengertian Komunikasi Visual

2.3.2. Hubungan Komunikasi Visual dengan Kegiatan Promosi

(11)

2.4. Data Survei

2.4.1. Tabulasi Data Survei 2.4.2. Kesimpulan Analisa Data 3. KONSEP DESAIN

3.1. Tinjauan Pemasaran 3.1.1. Tujuan Pemasaran

3.1.1.1. Tujuan Pemasaran Jangka Pendek 3.1.1.2. Tujuan Pemasaran Jangka Panjang 3.1.2. Strategi Pemasaran

3.2. Strategi Promosi

3.2.1. Tujuan Komunikasi Periklanan 3.2.2. Strategi Komunikasi Periklanan 3.3. Konsep Media

3.3.1. Tujuan Media 3.3.2. Strategi Media 3.3.3. Pemilihan Media

3.3.3.1. Analisis Target Audience Media 3.3.3.2. Jenis Media

3.3.3.3. Program Media 3.3.3.4. Biaya Media 3.4. Konsep Kreatif

3.4.1. Tujuan dan Maksud Kreatif 3.4.2. Strategi Kreatif

3.4.3. Program Kreatif

3.4.3.1. Pemilihan Bentuk Verbal 3.4.3.2. Pemilihan Bentuk Visual 3.4.4. Keunikan dan Keunggulan Kreatif 3.5. Biaya Kreatif

4. LAYOUT DESAIN 4.1. Penjaringan Ide

4.2. Thumbnail masing-masing Media 4.3. Tight Tissue masing-masing Media 4.4. Eksekusi Final Desain

(12)

5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan 5.2. Saran

DAFTAR REFERENSI LAMPIRAN

1.9. Skematika Bagan Perancangan

Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Perancangan

Pengumpulan Data Analisis Data

Sintesis Konsep Perancangan

Konsep Media Konsep Kreatif

Tujuan Media Tujuan Kreatif Strategi Media Strategi Kreatif Program Media Program Kreatif Budgeting Media Budgeting Media

Visualisasi Penjaringan Ide

Thumbnail Tight Tissue

FINAL

Gambar 1.1 Skematika Bagan Perancangan

Gambar

Gambar 1.1 Skematika Bagan Perancangan

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 1959 diambil alih Pemerintah Republik Indonesia dan pengelolaannya diserahkan kepada Perusahaan Perkebunan Negara (PPN), Kejadian serupa mengenai aksi

Sakeco sebagai salah satu bentuk penyampaian puisi rakyat Sumbawa dapat dijadikan sebagai sumber materi pembelajaran sastra, khususnya mengungkapkan gagasan dalam

Hasil kajian menunjukkan bahawa apabila paras siri POT boleh disuaikan oleh taburan Pareto dengan proses Poisson, model POT didapati dapat menghasilkan anggaran nilai hujung

(iv) penggunaan logo rasmi SKUM pada sijil penyertaan / penghargaan tertakluk kepada program dan aktiviti yang dijalankan oleh syarikat korporat, NGO dan badan-badan lain

Metode ini berbeda dari metode peleburan, dalam hal sumber unsur penentu tidak perlu pada air kristal asam sitrat, akan tetapi boleh juga air ditambahkan ke dalam bukan

Verifikasi hasil perhitungan dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan Excel dengan hasil perhitungan manual dengan metode yang ada pada buku teks untuk desain

Fenomena ini sering disebut sebagai efek Urban Heat Island (UHI). Makalah ini mencoba mengkaji Fenomena UHI Pada Beberapa Kota Besar Di Indonesia Sebagai Salah Satu

Klik Membuat sebuah ikatan baji ke bawah bidang Tekan-tarik Menggambar ikatan baji ke bawah bidang Klik sebuah ikatan Merubah menjadi baji ke bawah bidang Down wedge