• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "3. METODE PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

3. METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan penjelasan mengenai informasi yang berhubungan dengan penelitian yang mencakup jenis penelitian, teknik pengukuran variabel, teknik pembuatan kuesioner, desain sampel, metode, dan program analisa data yang digunakan untuk membahas dan menjawab permasalahan dalam penelitian ini, yaitu mengenai pengaruh reputasi perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan terbuka sektor perbankan.

3.1 Model Analisis

Model analisis yang digunakanuntuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1.Model Analisis Hipotesis

3.2 Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

Variabel yang muncul dalam sebuah penelitian, harus dapat dijelaskan secara operasional. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012).

Penjelasan operasional dari sebuah variabel merupakan sebuah konsep untuk H6

H5 H4

H3

H2 H1

Loyalitas Pelanggan Reputasi

Perusahaan

Kepuasan Pelanggan

Kinerja Keuangan

(2)

membuat sesuatu terukur, dengan melihat perilaku dimensi, aspek, atau properti yang dilambangkan oleh konsep tersebut (Sekaran, 2003). Mendefinisikan variabel secara operasional berarti mendefinisikan variabel berdasarkan karakteristik yang diamati yang memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2007). Dalam penelitian ini terdapat tiga jenis variabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabelintervening.

3.2.1. Variabel Bebas (Variabel Independen)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen, baik secara positif atau negatif(Sekaran & Bougie, 2010). Variabel ini merupakan variabelyang mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2012). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah reputasi perusahaan.

- Konsep: reputasi perusahaan (X)

Definisi Operasional: representasi persepsi tindakan masa lalu dan prospek masa depan perusahaan yang menggambarkan daya tarik perusahaan secara keseluruhan bila dibandingkan dengan pesaing (Fombrun, 1996).

Dimensi: Customer Orientation (X1) Indikator Empirik:

a) Customer needs: Memperhatikan kebutuhan pelanggan (X11) b) Courteousness: Memperlakukan pelanggan dengan sopan (X12) c) Concerned: Memperhatikan pelanggannya (X13)

Dimensi: Good Employer (X2) Indikator Empirik:

a) Good company: Perusahaan yang bagus sebagai tempat untuk bekerja (X21)

b) Treating people: Memperlakukan orang dengan baik (X22)

c) Excellent leadership: Perusahaan yang kepemimpinannya sangat baik (X23)

Dimensi: Reliable and Financially Strong Company (X3) Indikator Empirik:

(3)

a) Outperform competitors: Cenderung mengungguli pesaing (X31)

b) Market opportunities: Mengenali dan memanfaatkan peluang pasar (X32) c) Future growth: Memiliki prospek pertumbuhan di masa depan yang kuat

(X33)

Dimensi: Social and Environmental Responsibility (X4) Indikator Empirik:

a) Create new jobs: Berupaya untuk menciptakan lapangan kerja baru (X41) b) Ensure environment: Memastikan kebersihan lingkungan (X42)

c) Environmentally responsible: Bertanggung jawab atas lingkungan (X43) 3.2.2 Variabel Intervening

Variabel intervening adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen dan dapat pula mempengaruhi variabel dependen.Menurut Tuckman, variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung, serta tidak dapat diamati dan diukur (dalam Sugiyono, 2008).

Variabel ini merupakan variabel penyela yang terletak di antara variabel independen dengan variabel dependen, sehingga variabel bebas tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2007).Variabel intervening yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan.

- Konsep: Kepuasan Pelanggan (Z)

Definisi Operasional: perasaan senang atau kecewa yang muncul dari perbandingan kinerja produk yang diterima dengan yang diharapkan (Kotler & Keller, 2007).

Dimensi: Service Quality (Z1) Indikator Empirik:

a)

Core: berarti aspek hasil (Z11)

b)

Relational: berarti aspek proses atau juga dapat dikatakan hubungan antar pelanggan dan pegawai (Z12)

c)

Tangible: berarti aspek wujud yang dapat dilihat (Z13)

Dimensi: Service Features (Z2) Indikator Empirik:

(4)

a) Enabling: berhubungan dengan kenyamanan dan aksesibilitas, hal yangmembuat pelanggan merasa nyaman (Z21)

b) Competitive: persepsi pelanggan atas daya saing dari tingkat suku bunga yang ditawarkan bank (Z22)

- Konsep: Loyalitas Pelanggan (W)

Definisi Operasional: komitmen untuk membeli kembali atas produk atau jasatertentu di masa depan secara konsisten, meskipun terdapat situasi yang mempengaruhi dan usaha pemasaran yang berpotensi menyebabkan perilaku untuk beralih (Oliver, 1999).

Dimensi: Behavioral Measurement(W1) Indikator Empirik:

Repetious purchase behavior: Mempertimbangkan perilaku pembelian berulang-ulang yang konsisten sebagai indikator loyalitas (W11)

Dimensi: Attitudinal Measurement(W2) Indikator Empirik:

Emotional and Psychological: Bersangkutan dengan rasa kesetiaan,keterlibatan dan kepatuhan (W21).

3.2.3 Variabel Terikat (Variabel Dependen)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2012). Variabel inimerupakan variabel yang menjadi ketertarikan utama peneliti. Variabel dependen diukur sesuai dengan perubahan yang dialami oleh variabel lainnya.Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan.

- Konsep: Kinerja Keuangan (Y)

Definisi Operasional: gambaran kondisi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan maupun penyaluran dana (Kusumo, 2008).

Indikator Empirik:

a) Return On Asset =𝑁𝑒𝑡𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 b) Return On Equity =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦𝑁𝑒𝑡𝐼 𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒

(5)

c) Interest Margin =𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 −𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

3.3 Skala Pengukuran

Menurut Sekaran dan Bougie (2010), skala adalah sebuah alat atau mekanisme yang membedakan individu-individu, misalnya seperti bagaimana mereka berbeda satu dengan yang lain pada variabel yang menjadi perhatian pada penelitian yang dilakukan.Penentuan skala pada dasarnya merupakan pemilihan terhadap ukuran apa suatu data akan diukur (Zikmund, 1997). Menurut Malhotra dan Birks (2006), pengukuran diartikan sebagai pemberian angka, atau simbol lainnya terhadap suatu karakteristik dari obyek sesuai dengan peraturan yang sudah ditentukan sebelumnya. Pada dasarnya, skala pengukuran dibagi ke dalam dua kategori yaitu metric dan non-metric (Hair, Money, Page, & Samouel, 2007).

Dalam tiap kategori terdapat dua jenis skala pengukuran, yaitu nominal dan ordinal untuk kategori non-metric, serta interval dan ratio untuk kategori metric.

Tjalla (2008) mendefinisikan skala pengukuran tersebutsebagai berikut:

1) Skala pengukuran nominal

Skala pengukuran yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja dan tidak menunjukkan tingkatan apa-apa. Angka tersebut tidak memberikan arti apa-apa jika ditambahkan karena angka yang diberikan hanya berfungsi sebagai label saja.

2) Skala pengukuran ordinal

Skala pengukuran dimana angka yang diberikan mengandung pengertian tingkatan. Skala ordinal digunakan untuk mengurutkan objek dari yang terendah ke yang tertinggi atau sebaliknya. Skala ini tidak memberikan nilai absolut terhadap objek, tetapi hanya memberikan urutan (ranking) saja. Skala ini juga tidak menyatakan bahwa interval antar ranking-ranking tersebut sama besarnya.

3) Skala pengukuran interval

Seperti skala pengukuran ordinal, skala pengukuran interval juga mengurutkan objek berdasarkan suatu atribut tertentu. Tetapi skala pengukuran interval memberikan informasi tentang interval antara satu objek dengan objek

(6)

lainnya. Interval atau jarak yang sama pada skala interval dipandang mewakili interval atau jarak yang sama pula pada objek yang diukur.

4) Skala pengukuran rasio

Skala pengukuran yang mencakup semua skala pengukuran sebelumnya ditambah dengan satu sifat lain, yaitu memberi keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur. Skala rasio memiliki titik nol, sehingga interval tidak dinyatakan dengan beda angka rata-rata satu kelompok dibandingkan dengan titik nol. Karena ada titik nol tersebut, maka skala rasio dapat dibuat perkalian atau pembagian. Angka pada skala rasio menunjukkan nilai sebenarnya dari objek yang diukur.

Skala pengukuran yang digunakan untuk mengevaluasi jawaban dari responden pada penelitian ini yaitu skala pengukuran interval. Sedangkan instrumen yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu fenomena sosial (Sugiyono, 2008). Skala Likert merupakanpengukuran skala dengan 5 kategori mulai dari “sangat tidak puas”

hingga “sangat puas”, yang mengharuskan responden untuk menunjukkan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan berkaitan dengan serangkaian pertanyaan yang diberikan dengan bobot penilaian tertentu (Malhotra, 2004).Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai rating 1-5. Lima poin skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini dapat dirincikan sebagai berikut:

1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju

3 = Netral 4 = Setuju

5 = Sangat Setuju

3.4 Jenis dan Sumber Data

Definisi penelitian menurut Sekaran (2003) adalah upaya yang terorganisir dan sistematis untuk menginvestigasi masalah spesifik yang membutuhkan suatu solusi. Penelitian kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang mendeskripsikan keadaan yang menjadi fokus dalam penelitian berdasarkan data

(7)

berupa angka yang telah dikumpulkan (Widayat, 2004). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena menggunakan data yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada nasabah. Penelitian kausal merupakan jenis penelitian yang menjelaskan hubungan yang bersifat mempengaruhi antara dua variabel atau lebih (Riduwan, 2008). Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal, karena bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya. Yang dimaksud dengan hubungan sebab akibat dalam penelitian ini adalah pengaruh reputasi perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

3.4.1 Jenis Data

Data merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar menarik suatu kesimpulan (Tjalla, 2008). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, karena dinyatakan dalam bentuk jumlah dan angka yang dapat dihitung secara matematika dan statistik.

3.4.2 Sumber Data

Ditinjau dari sumber mana data diperoleh, data dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder (Tjalla, 2008). Menurut Sekaran dan Bougie (2010), data primer adalah data mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama pada variabel yang menjadi perhatian oleh peneliti untuk tujuan spesifik penelitian, sedangkan data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang sudah ada.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Disebut data primer karena penulis mengumpulkan data secara langsung melalui penyebaran kuesioner dan disebut data sekunder karena penulis mendapatkan data tidak secara langsung yaitu bersumber dari laporan keuangan perusahaan terbuka sektor perbankan yang sudah tersedia dalam situs resmi Bursa Efek Indonesia (http://www.idx.co.id).

3.5 Instrumen dan Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Studi Pustaka

(8)

Studi pustaka ini memberikan landasan bagi perumusan hipotesis, penyusunan daftar pertanyaan (kuesioner),serta pembahasan teoritis. Penulis mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian ini melalui beberapa artikel relevan yang bersumber dari literatur, jurnal, media, serta data internet yang berkaitan dengan materi.

2. Penyebaran Kuesioner

Kuesioner merupakan salah satu teknik terstruktur dalammengumpulkan data yang terdiri dari sejumlah pertanyaan, baik tertulis maupun lisan, kepada responden untuk dijawab (Malhotra, 2004). Dalam penelitian ini, penyebaran kuesioner akan dilakukan sendiri oleh peneliti agar memungkinkan untuk mengumpulkan semua tanggapan dalam waktu singkat dan bila muncul pertanyaan yang berhubungan dengan kuesioner dari responden dapat segera diklarifikasi di tempat (Sekaran & Bougie, 2010).

3.6 Populasi

Menurut Sugiyono (2008), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.7 Sampel dan Teknik Sampling 3.7.1 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi yang jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah populasinya (Sugiyono, 1999). Menurut Sekaran (2003), hal penting yang menentukan sebuah sampel adalah bahwa sampel harus bisa mewakili karakteristik dari total populasi. Dari populasi, sampel yang memenuhi kriteria penulis adalah 31 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2012, dimana masing-masing bank diwakili oleh 10 nasabah. Penulis berpedoman pada pendapat yang dikemukakan oleh Malhotra (2006), bahwa besarnya jumlah sampel yang diambil paling sedikit dapat

(9)

ditentukan dengan mengalihkan banyaknya indikator dengan 4 atau 5 kali. Dalam penelitian ini terdapat 29 item pertanyaan. Penulis bekerjasama dengan penulis lain dengan 17 item pertanyaan dan 13 item pertanyaan sehingga didapati total 59 item pertanyaan, setelah dikali lima didapat 295 sampel, lalu dibagi ke 31 bank sehingga didapati kurang lebih 10 nasabah untuk setiap bank.

3.7.2 Teknik Sampling

Terdapat dua kategori pemilihan sampel, yaitu probability dan nonprobability sampling. Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling, dimana tidak semua populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi responden dan pengambilan sampel didasarkan pada pertimbangan peneliti (Simamora, 2004). Teknik non probability sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling, dimana pemilihan sampel dilakukan kepada tipe orang yang spesifik, yang dapat menyediakan informasi yang diinginkan, baik karena hanya mereka yang memiliki informasi tersebut atau karena hanya mereka yang memenuhi kriteria yang dimiliki peneliti(Sekaran &

Bougie, 2010). Kriteria perusahaan perbankan yang digunakan sebagai sampel adalah perusahaan perbankan yang telah menerbitkan laporan keuangannya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2012.

3.8 Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah nasabah dari 31 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berada di Surabaya dan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia itu sendiri. Penulis meneliti mengenai reputasi perusahaan, kepuasan pelanggan, dan loyalitas pelanggan dari nasabah. Dari perusahaan perbankan, penulis meneliti mengenai kinerja keuangan perusahaan.

3.9 Rancangan Kuesioner

Penulis menggunakan rancangan kuesioner yang diadopsi dari peneliti terdahulu dan disusun dengan menggunakan skala Likert. Kuesioner terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1) Customer-based corporate reputation, diadopsi dari Walsh dan Beatty (2007)

(10)

2) Kepuasan pelanggan, diadopsi dari Levesque dan McDougall (1996)

3) Loyalitas pelanggan,diadopsi dari Beerli, Martin, dan Quitana (2004); Ehigie (2006)

Contoh kuesioner yang telah dibuat akan dilampirkan.

3.10 Teknik Analisis Data

Untuk menghindari terjadinya salah interpretasi data yang diperoleh dalam proses penelitian, terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui dalam melakukan metode penelitian partial least square (PLS).

3.10.1 Partial Least Square (PLS)

Penelitian ini menggunakan pendekatan Structural Equation Modelling (SEM) dengan menggunakan path diagram yang memungkinkan untuk memasukkan semua observed variable sesuai dengan model teori yang dibangunnya. SEM merupakan sekumpulan teknik-teknik statistik yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit secara simultan (Waluyo, 2011). Menurut Ferdinand (2006), SEM dapat mengidentifikasi dimensi-dimensi dari sebuah konstruk dan pada saat yang sama mampu mengukur pengaruh atau derajat hubungan antar faktor yang telah diidentifikasikan dimensi-dimensinya. Hubungan yang rumit tersebut dapat diartikan sebagai rangkaian hubungan antara satu atau beberapa variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel independen, dimana setiap variabel dependen dan independen berbentuk faktor atau konstruk yang dibangun dari beberapa indikator yang diobservasi atau diukur langsung.

Analisa SEM yang digunakan adalah partial least square (PLS) dengan proses perhitungan yang dibantu program aplikasi software smartPLS. Analisa PLS mempunyai 2 model, yaitu inner model dan outer model. Outer model disebut juga dengan outer relation atau measurement model, menunjukkan spesifikasi hubungan antar variabel dengan indikatornya. Dengan kata lain, outer model mendefinisikan karakteristik konstruk dengan variabel manifesnya.

Sedangkan inner model yang disebut juga dengan inner relation atau structural model, menunjukkan spesifikasi hubungan antar variabel tersembunyi atau laten, yaitu antara variabel eksogen dengan variabel endogen (Ghozali, 2008). Variabel

(11)

eksogen adalah variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen.

Sebaliknya, variabel endogen merupakan variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel independen. Sebuah variabel laten dapat berfungsi sebagai variabel eksogen maupun endogen. Petunjuk yang dapat digunakan untuk mengetahui fungsi variabel tersebut adalah dari tanda panah yang menghubungkan variabel- variabel laten tersebut. Apabila variabel laten tersebut bersifat endogen, maka variabel tersebut ditunjuk oleh sebuah tanda panah dari variabel eksogen.

Pemodelan dalam PLS-Path Modeling ada 2 model, Structural Model (Inner model) yaitu model struktural yang menghubungkan antar variabel laten dan Measurement Model (Outer Model) yaitu model pengukuran yang menghubungkan indikator dengan variabel latennya (Hair, Ringle, dan Sarstedt, 2011).

3.10.2 Mengkonstruksi Path Diagram

Path Diagram atau yang juga sering disebut Arrow Scheme adalah model yang merepresentasikan teori, dengan mengubah konsep teoritikal menjadi variable laten dan konsep empiris menjadi indikator yang dihubungkan dengan beberapa hipotesis, dimana diagram ini menunjukan bagaimana elemen-elemen yang berbeda saling berhubungan satu dengan yang lain (Haenlein & Kaplan, 2004). Agar lebih mudah dipahami, konsep tersebut divisualisasikan ke dalam gambar. Gambar berbentuk kotak menunjukkan indikator empirik, sedangkan gambar berbentuk bulat adalah variabel laten atau konstruk yang terdiri dari variabel eksogen dan variabel endogen (Ghozali, 2008). Diagram path dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

(12)

Gambar 3.2. Diagram Path Partial Least Square

3.10.3 Evaluasi Goodness-of-fit Outer Model

Langkah pertama adalah mengevaluasi Goodness-of-fit Outer Model dengan cara memeriksa pengukuran reliabilitas dan validitas menurut beberapa kriteria yang berhubungan dengan spesifikasi model pengukuran formatif dan reflektif (Hair, Ringle, dan Sarstedt, 2011). Dengan mengevaluasi goodness-of-fit outer model, validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dapat diketahui. Uji validitas adalah pengujian seberapa baik suatu instrumen yang dikembangkan untuk mengukur konsep tertentu yang memang ditujukan untuk diukur, sedangkan uji reliabilitas adalah pengujian seberapa konsisten instrument pengukuran dalam mengukur konsep yang diukur (Sekaran & Bougie, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud. Sebuah instrument dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Sekaran & Bougie, 2010). Prinsip validitas mengandung dua unsur yang tidak dapat dipisahkan yaitu kecermatan dan ketelitian. Alat ukur yang valid tidak sekedar mampu

H3

H5 H4 H6

H1

Service Quality

Service Features

ROA

ROE

Interest Margin

H2 Kinerja

Keuangan Reputasi

Perusahaan

Kepuasan Pelanggan Customer

Orientation

Reliable and Financially Strong Company

Good Employer

Social and Environmental Responsibility

Loyalitas Pelanggan

Behavioral Measuremaent

Attitudinal Measurement

(13)

mengungkapkan data dengan tepat, tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Valid tidaknya suatu instrumen dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi antara skor item dengan skor totalnya pada taraf signifikansi yang dipilih.

Pengujian terhadap kesesuaian model melalui pengujian validasi pada PLS dilakukan dengan goodness-of-fit outer model. Model pengukuran atau outer model dievaluasi dengan convergent dan discriminant validity dari indikatornya dan composite realibility untuk blok indikator. Evaluasi outer model yang digunakan dalam penelitian ini: (Jogiyanto, 2009)

1) Convergent validity

Convergent validity merupakan pengukuran korelasi antara skor indikator dengan skor variabel latennya. Parameter uji validitas konvergen dengan menggunakan nilai loading factor, AVE, dan Communality, dimana masing- masing harus bernilai di atas 0,50. Artinya, probabilitas indikator di suatu konstruk masuk ke variabel lain lebih rendah (kurang dari 0,50) sehingga probabilitas indikator tersebut konvergen dan masuk di konstruk yang dimaksud lebih besar, yaitu di atas 50 persen. Nilai Average Variance Extracted (AVE) yang disarankan adalah harus lebih tinggi dari 0,50 (Hair, Ringle, dan Sarstedt, 2011).

2) Discriminant validity

Discriminant validity dibuat bila, berdasarkan teori, dua variabel yang diprediksi akan berkorelasi (Sekaran dan Bougie, 2010). Discriminant validity merupakan pengukuran indikator dengan variabel latennya. Pengukuran discriminant validity dinilai berdasarkan pengukuran cross loading dengan konstrak. Jika korelasi konstruk dengan pokok pengukuran (setiap indikatornya) lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka konstruk laten memprediksi indikatornya lebih baik daripada konstruk lainnya. Selain itu discriminant validity dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai square root average variance extracted (akar AVE) setiap konstruk dengan korelasi antar konstruk dengan korelasi antar konstruk tersebut terhadap konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE suatu konstruk lebih besar dibandingkan dengan nilai korelasi terhadap konstruk lainnya dalam model,

(14)

maka dapat disimpulkan konstruk tersebut memiliki discriminant validity yang baik (Hair, Ringle, dan Sarstedt, 2011).

3) Composite reliability

Composite reliability menunjukan derajat yang mengindikasikan common latent (unobserved), sehingga dapat menunjukan indikator blok yang mengukur konsistensi internal dari indikator pembentuk konstruk. Nilai composite reliability seharusnya lebih tinggi dari 0,70, tetapi untuk exploratory research, nilai 0,60 sampai dengan 0,70 masih dapat diterima (Hair, Ringle, dan Sarstedt, 2011). Perhitungan composite reliability dapat dilakukan dengan rumus :

𝜌𝑐 = 𝜆𝑖 2 𝜆𝑖 2+ 𝑣𝑎𝑟 𝜀𝑖 𝑖

Dimana:

𝜆𝑖 = faktor loading dan 𝜀𝑖 = 1 − 𝜆𝑖 2

3.10.4 Evaluasi Goodness-of-Fit Inner Model

Model struktural atau inner model dievaluasi dengan melihat presentase varian yang dijelaskan yaitu dengan melihat R-Square untuk konstruk laten dependen dengan menggunakan ukuran Stone-Geisser Q-Square test dan juga melihat besarnya koefisien jalur stukturalnya. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan uji t-statistik dan pengaruh positif dan negatif dilihat dari original sample (O) yang didapat lewat prosedur bootstrapping.

Evaluasi goodness-of-fit dari inner model dievaluasi dengan menggunakan R-Square untuk variabel laten dependen dengan interprestasi yang sama dengan regresi. Sedangkan untuk mengukur model konstruk digunakan Q-Square predictive relevance. Q-Square dapat mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Jika Q-Square > 0 berarti menunjukan bahwa model memiliki predictive relevance, sebaliknya jika nilai Q- Square < 0 menunjukan model kurang memiliki predictive relevance (Hair, Ringle, dan Sarstedt, 2011). Perhitungan Q-Square dilakukan dengan rumus:

𝑄2 = 1 (1 − 𝑅2) (1- 𝑅2)....(1-𝑅2)

(15)

Dimana:

𝑅12, 𝑅22, … . . , 𝑅𝑃2 = −𝑠𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒variabel endogen model dalam persamaan

3.11 Uji Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menjelaskan variabel dependen atau untuk memprediksi hasil organisasi (Sekaran & Bougie, 2010). Setelah merumuskan hipotesis penelitian maka dilakukan uji statistik untuk menentukan daerah penolakan H0 sehingga dapat diperoleh kesimpulan hasil hipotesis penelitian. Uji statistik yang digunakan adalah uji t dan original sample estimate yang ditunjukkan oleh tabel Result for Inner Model pada ouput PLS. Daerah penolakan H0 adalah: Tolak H0 jika [T-statistic] > TTabel yaitu sebesar 1,96 dan original sample estimate positif. Masing-masing nilai T-statistic variabel eksogen terhadap variabel endogen dilihat untuk dapat diambil kesimpulan pengaruh tiap variabel tersebut secara parsial.

Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut :

1. Pengaruh antara reputasi perusahaan terhadap kepuasan pelanggan

H10 : Tidak terdapat pengaruh positif antara reputasi perusahaan terhadap kepuasan pelanggan pada sektor manufaktur di Surabaya.

H1a : Terdapat pengaruh positif antara reputasi perusahaan terhadap kepuasan pelanggan pada sektor manufaktur di Surabaya.

2. Pengaruh antara kepuasan pelanggan terhadap kinerja keuangan

H20 : Tidak terdapat pengaruh positif antara kepuasan pelanggan terhadap kinerja keuangan

pada sektor manufaktur di Surabaya.

H2a : Terdapat pengaruh positif antara kepuasan pelanggan terhadap kinerja keuangan

pada sektor manufaktur di Surabaya

3. Pengaruh antara reputasi perusahaan terhadap kinerja keuangan

H30 : Tidak terdapat pengaruh positif antara reputasi perusahaan terhadap kinerja keuangan pada sektor manufaktur di Surabaya.

H3a : Terdapat pengaruh positif antara reputasi perusahaan terhadap kinerja keuangan pada sektor manufaktur di Surabaya.

(16)

4. Pengaruh antara reputasi perusahaan terhadap loyalitas pelanggan

H40 : Tidak terdapat pengaruh positif antara reputasi perusahaan terhadap loyalitas pelanggan.

H4a : Terdapat pengaruh positif antara reputasi perusahaan terhadap loyalitas pelanggan.

5. Pengaruh antara kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan

H50 : Tidak terdapat pengaruh positif antara kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan.

H5a : Terdapat pengaruh positif antara kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan.

6. Pengaruh antara loyalitas pelanggan terhadap kinerja keuangan

H60 : Tidak terdapat pengaruh positif antara loyalitas pelanggan terhadap kinerja keuangan.

H6a : Terdapat pengaruh positif antara loyalitas pelanggan terhadap kinerja keuangan.

Gambar

Gambar 3.1.Model Analisis Hipotesis
Gambar 3.2. Diagram Path Partial Least Square

Referensi

Dokumen terkait

Keseimbangan (homeostasis) zink dalam tubuh tergantung pada absorpsi dan ekskresi. Ekskresi zink akan menurun pada defisiensi zink. Dengan demikian kebutuhan tubuh akan

Di dalam metode penelitian dijelaskan mengenai informasi yang berhubungan dengan penelitian yang mencakup populasi, sampel dan teknik sampling, unit analisis, jenis

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut: pertemuan pertama merupakan tes awal menulis puisi,

sumber lisan, peneliti melakukan perbandingan antar hasil wawancara narasumber satu dengan narasumber yang lain (cross checking) dengan tujuan untuk mendapatkan kecocokan

Upaya untuk merekontruksi peristiwa sejarah yang menjadi objek kajian, yaitu dengan mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara memperoleh informasi dari buku

meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM personel Polres Sidoarjo yang meliputi perubahan pola pikir (Mindset) dan budaya kerja (Culture Set) Polri melalui

Guru meminta siswa menjelaskan alasan alat tubuh yang tersisa dapat dijadikan sebagai petunjuk terjadinya evolusi.. Kegiatan Akhir (waktu:

Tesis ini membahas mengenai penerapan sanksi pidana yang dikenakan kepada seorang Notaris sebagai pejabat umum yang memiliki kewenangan membuat akta otentik yang mempunyai