• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lipid Nutrient Supplement

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lipid Nutrient Supplement"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

L

ipid

N

utrient

S

upplement

Meningkatkan Kadar Vitamin dan Zink

Dr. Andi Maryam, SKM.,M.Kes

Tohar Media

(2)

MENINGKATKAN KADAR

VITAMIN DAN ZINK

Penulis :

Dr. Andi Maryam, S.ST.,SKM.,M.Kes

Editor :

Andi Elias

(3)

Dr. Andi Maryam, S.ST.,SKM.,M.Kes

Editor :

978-602-51979-6-3

Cetakan Pertama Februari 2019

Ai Siti Khairunisa

(0411) 8987659 / 085243537215

Rp. 500.000.000 (Lima Ratus Juta Rupiah). Suriati

(4)

iii

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, Buku yang berjudul LNS (Lipid Nutrient Supplement) Meningkatkan Kadar Vitamin A dan Zink ini dapat diselesaikan dengan baik. Buku ini disusun untuk memenuhi kebutuhan bahan ajar bagi mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum yang mempelajari tentang pemenuhan gizi Anak.

Penulis menekankan LNS (Lipid Nutrient Supplement) Meningkatkan Kadar Vitamin A dan Zink yang dewasa ini berkembang dengan pesat sehubungan dengan kebutuhan gizi anak di Indonseia sehingga banyak pendapat yang juga berubah dengan cepat. Buku ini membahas tentang pentingnya vitamin A dan Zink, MP-ASI, LNS (Lipid Nutrient Supplement), Keterkaitan LNS, Vitamin A dan Zink, dan perubahan kadar Zink dan kadar Vitamin A.

Penulis menyadari buku ini masih banyak kekurangan oleh karena itu saran dan kritik membangun sangat penulis harapakan. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

Makassar, Januari 2019 Penulis

Dr. Andi Maryam.,S.ST.,SKM.,M.Kes

(5)

iv

HALAMAN SAMPUL i

HALAMAN PENERBIT ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

BAB I VITAMIN A DAN ZINK 1

A. Pentingnya Vitamin A DAN Zink 6

B. Vitamin A DAN Zink 11

BAB II MP – ASI 41

A. Pengertian MP-ASI 41

B. Tujuan dan Manfaat MP-ASI 48

C. Permasalahan Dalam Pemberian MP-ASI 52

BAB III LIPID NUTRIENT SUPLEMENT 57

A. Lipid Nutrient Suplement (LNS) 57

B. Frekuensi dan Cara Konsumsi LNS 59

BAB IV KETERKAITAN LNS, VITAMIN A DAN ZINK 63

A. Keterkaitan LNS, Vitamin A dan Zink 63

B. Perubahan Kadar Zink dan Kadar Vitamin A 66

(6)

1

BAB I

VITAMIN A DAN ZINK

Masalah gizi kurang pada balita bukanlah merupakan hal yang baru, namun masalah ini tetap aktual, yang dicerminkan dengan adanya peningkatan prevalensi Kurang Energi Protein di beberapa daerah yang tergolong miskin , selain gizi buruk juga masih tingginya kasus gizi kurang. Belum lagi terjadinya trend peningkatan masalah gizi lebih yang semakin meningkat. Berdasarkan Human Development Report 2010, Angka Kematian Balita (AKB) di Indonesia mencapai 31 per 1.000 kelahiran.

Masalah ini menjadi sangat penting untuk ditindak lanjuti, karena pada periode masa Balita, merupakan periode masa kritis. Masa ini merupakan periode optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan otak. masalah kurang gizi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan dapat menjadi penyebab kematian terutama pada kelompok resiko tinggi

(7)

2

(bayi dan balita). Gizi kurang pada balita tidak terjadi secara tiba – tiba, tetapi diawali dengan keterbatasan kenaikan berat badan yang tidak cukup. Perubahan berat badan balita dari waktu kewaktu merupakan petunjuk awal perubahan status gizi balita. Dalam periode 6 bulan, bayi yang berat badannya tidak naik dua kali berisiko mengalami gizi kurang 12,6 kali di bandingkan pada balita yang berat badannya naik terus.

Meskipun secara nasional terjadi penurunan angka kejadian gizi buruk dan kurang tapi dibeberapa daerah masih ditemukan adanya kejadian gizi buruk dan gizi kurang yang tentu saja berdampak terhadap kejadian morbiditas dan mortalitas bayi dan balita.

Masalah gizi makro di Indonesia dan di negara berkembang pada umumnya adalah Kurang Energi dan Protein (KEP) dan sejak beberapa dekade ini perlahan bergeser menjadi masalah gizi ganda. Selain masalah gizi makro, bangsa Indonesia masih dihadapkan pula pada masalah gizi mikro yang permasalahannya terus berkembang, dimulai dari masalah Anemia Gizi Besi, Kekurangan Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI), dan akhir-akhir ini mulai lebih diteliti gangguan akibat kekurangan Zink, Folat maupun Selenium.

Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak dan disimpan dalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar (esensial), berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Zink yang biasanya juga disebut dengan seng merupakan zat gizi yang esensial dan telah mendapat perhatian yang cukup besar akhir-akhir ini. Zink berperan di dalam bekerja dengan lebih dari 10 macam enzim. Berperan di dalam sintesa deoksiribonukleosida (DNA) dan Ribonukleosida Adenosin (RNA), dan protein. Maka bila terjadi defisiensi

(8)

3

zink dapat menghambat pembelahan sel, pertumbuhan dan perbaikan jaringan .

Akibat defisiensi Zink adalah gangguan pertumbuhan. Zink membantu mengeluarkan karbon dioksida dari sel ke paru-paru pada proses ekshalasi. Juga penting untuk kalsifikasi tulang dan untuk perkembangan serta berfungsinya organ reproduksi. Zink berperan penting dalam sistem enzim yang terlibat dalam proses cerna dan pernafasan. Hormon insulin yang berguna untuk mengatur kadar gula darah memerlukan Zink agar dapat berfungsi baik. Zink bekerja sama dengan vitamin A dalam fungsi penglihatan dan reproduksi. Jika jumlah Zink dalam tubuh berkurang, daya adaptasi mata untuk melihat dalam gelap juga berkurang. Kekurangan zink juga dapat mengakibatkan beberapa gangguan kulit, perbaikan luka bakar dan luka. Zink berperan dalam fungsi kekebalan. Kelenjar timus yang berperan membentuk hormon untuk fungsi kekebalan.

Umur 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya (Nutrisiani, 2010).

Menurut Global Report, 2009 bahwa defisiensi vitamin A dan zink merupakan bagian yang paling berbahaya untuk anak, karena mereka rentan terhadap penyakit campak, diare dan malaria. 20-24% kematian

(9)

4

anak-anak dikarenakan ke-3 penyakit tersebut, salah satunya disebabkan karena ketidakcukupan intake vitamin A dan Zink. Defisiensi vitamin A umumnya hampir mengenai sekitar 670.000 anak balita didunia dan defisiensi zink hampir sekitar 450.000 anak dan Kira-kira sepertiga dari anak-anak berumur 5 tahun di dunia memiliki intake yang tidak adekuat terhadap vitamin A dan zink.

Dengan demikian, diperlukan sebuah upaya inovatif melalui peningkatan kualitas MP-ASI sebagai salah satu dari beberapa strategi yang

cost-effective untuk memperbaiki status gizi dan kesehatan anak.

Kurang gizi mikro (vitamin A dan zink) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian kurang gizi kronis. Studi di Surabaya tahun 2008, menemukan bahwa diantara balita yang kadar retinol tidak normal, ditemukan status gizi (TB/U) pendek sebesar 33,3% dan sangat pendek 26,7%.(Taufiqurrahman, 2009)

Beberapa akibat yang terjadi apabila kekurangan vitamin dan mineral diantaranya : (1) pada bayi : BBLR, tingginya angka mortalitas, gangguan perkembangan mental, dan peningkatan resiko penyakit kronis; (2) pada anak-anak menimbulkan terjadinya stunting, menurunkan kemampuan mental, frekuensi terkena penyakit infeksi meningkat, tidak memadainya pertumbuhan, menurunnya produktivitas dan tingginya angka mortalitas; (3) pada remaja menimbulkan terjadinya stunted, menurunnya kemampuan mental,kelelahan dan meningkatnya resiko penyakit infeksi; (4) pada Ibu hamil : meningkatkan mortalitas dan komplikasi perinatal, dan mengurangi produktivitas; (5) pada orang dewasa : menurunkan produktivitas, malnutrisi dan rendahnya status social-ekonomi; dan (6) pada Usila : meningkatnya angka morbiditas (Osteoporosis, gangguan mental, dll) dan meningkatnya angka mortalitas.

(10)

5

Ketidaktahuan tentang cara pemberian makanan bayi dan anak, serta adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara langsung dan tidak langsung menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak, khususnya pada umur dibawah 2 tahun (baduta).

Bertambah umur bayi bertambah pula kebutuhan gizinya. Ketika bayi memasuki umur 6 bulan ke atas, beberapa elemen nutrisi seperti karbohidrat, protein dan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam ASI atau susu formula tidak lagi mencukupi. Sebab itu sejak umur 6 bulan, kepada bayi selain ASI mulai diberi makanan pendamping ASI (MP-ASI) Agar kebutuhan gizi bayi/anak terpenuhi.Dalam pemberian MP-ASI SUN perlu diperhatikan waktu pemberian MP-ASI ,frekuensi porsi, pemilihan bahan makanan, cara pembuatan dan cara pemberiannya. Disamping itu perlu pula diperhatikan pemberian makanan pada waktu anak sakit dan bila ibu bekerja di luar rumah.Pemberian MP-ASI yang tepat diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, namun juga merangsang keterampilon makan dan merangsang rasa percaya diri.

Ready to use food (RUF) yang sesuai untuk mencegah dan penanganan gizi kurang memiliki potensi untuk meningkatkan hasil gizi yang dramatis pada anak-anak. Selama beberapa tahun terdapat sejumlah perhatian atas keseuaian energy dan kepadatan energy dalam sereal/legume blend yang digunakan untuk mencukupi makanan anak-anak yang berumur 6-23 bulan. Meskipun demikian, terdapat keterbatasan untuk meningkatkan gizi dan kepadatan energy pada bubur tanpa adanya kemajuan teknologi.

Lipid Nutrient Suplement (LNS) merupakan salah satu RUF, dalam bentuk pasta berbasis minyak, dengan tekstur yang serupa dengan selai/mentega kacang. Merupakan makanan yang padat energy, mineral

(11)

6

dan diperkaya dengan vitamin yang dapat dikonsumsi secara langsung dari kemasan tanpa dimasak sebelumnya. Karena dapat dikonsumsi secara langsung dan tidak perlu dimasak atau dilarutkan dengan air, maka makanan ini mengandung kuantitas gizi makro dan mikro yang tepat. Makanan ini memiliki kandungan yang lembab , sehingga tidak cepat rusak dan bisa disimpan dalam kemasan sederhana pada iklim tropis setidaknya selama enam bulan.Zat gizi LNS dapat digunakan untuk meningkatkan kualitasdiet anak-anak. LNS didesain untuk mencegah gizi kurang, pertumbuhan linear bayi dan sebaiknya memudahkan pemulihan malnutrisi akut sedang.

A. Pentingnya Vitamin A Dan Zink

Vitamin A bersifat larut dalam lemak dan jika dikonsumsi secara berlebihan akan mudah disimpan dalam tubuh. Asupan berlebihan dapat menimbulkan overdosis, yang menimbulkan gejala hipervitaminosis. Gejalanya adalah pusing, mual, kulit mengelupas atau kasar, perdarahan, dan tubuh menjadi kurus.

Anak yang kekurangan vitamin A, mudah dikenali adalah buta senja tetapi bisa ditanggulangi dengan mengkonsumsi hati. Jika tidak cepat ditanggani akan muncul xeroftalmia atau kelainan mata. Biasanya akan terlihat bercak bitot yang merupakan bercak putih berbuih dan berbentuk segitiga, yang terdapat di daerah nasal kornea mata. Jika berlanjut, mata akan rusak dan kemungkinan akan mengalami kebutaan karena retina dan kornea mata rusak.

Kekurangan vitamin A selain menyebabkan kebutaan juga menurunkan daya tahan tubuh sehingga anak mudah terserang penyakit infeksi seperti campak, diare dan tuberkulosis paru. Konsumsi vitamin A yang cukup akan meningkatkan sistem imun tubuh, sehingga anak

(12)

7

terhindar dari penyakit. Defisiensi vitamin A juga telah terbukti dapat menghambat pertumbuhan tulang dan terbentuknya gigi yang sehat. Oleh karena itu, kecukupan konsumsi vitamin A pada anak-anak yang sedang mengalami proses tumbuh kembang.

Vitamin A juga dapat melindungi tubuh dari infeksi organisme asing, seperti bakteri patogen. Beta karoten, salah satu bentuk vitamin A, merupakan senyawa dengan aktivitas antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas. Senyawa radikal bebas ini banyak berasal dari reaksioksidasi di dalam tubuh maupun dari polusi di lingkungan yang masuk ke dalam tubuh.

Zink adalah salah satu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dan dikelompokkan dalam golongan trace mineral yang merupakan suplemen mineral terlengkap yang mengandung 76 unsur mineral (makro & mikro). Riset ilmu sudah membuktikan bahwa Zink adalah unsur dalam tubuh berjumlah kecil tetapi sangat dibutuhkan. Zink adalah pembentuk ratusan jenis enzim tubuh dan pemberi vitalitas serta berpatisipasi dalam proses penyatuan protein dan nucleid acid, melalui perannya lewat enzim karbonik anhidrtase (metabolisme CO2 dan HCO3), thimidin kinase,DNA dan RNA polymerase (sintesis asam nukleat dan protein) sehingga berpengaruh langsung terhadap pembelahan, pertumbuhan dan regenerasi sel. Banyaknya zink yang dibutuhkan setiap orangpun berbeda-beda, tergantung pada faktor: usia, jenis kelamin, status fisiologisnya (banyaknya zink yang harus diabsorbsi untuk menggantikan pengeluaran endogen, pembentukan jaringan, pertumbuhan, dan sekresi air susu), serta karakteristik diet.

Zink bekerja sama dengan vitamin A dalam fungsi penglihatan dan reproduksi. Jika jumlah Zink dalam tubuh berkurang, daya adaptasi mata

(13)

8

untuk melihat dalam gelap. Kekurangan zink juga dapat mengakibatkan beberapa gangguan kulit. Zink juga berguna untuk perbaikan luka bakar dan luka. Zink berperan dalam fungsi kekebalan

Defisiensi zinc hampir selalu disebabkan rendahnya kandungan zinc dalam makanan, terkadang diderita terutama golongan rawan gizi yaitu anak-anak , ibu hamil , ibu laktasi , dan lansia tanda dari defisiensi adalah gangguan pertumbuhan dan kematangan seksual pada anak pria seperti gangguan fungsi kelenjar tiroid dan laju metabolisme , timbulnya jerawat ,katarak , epilepsi ,anoreksia, psoriasis , aging ,kanker prostat dan gangguan imunitas seluler yang berdampak pada rendahnya daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi .jika terjadi defisiensi kronis dapat menyebabkan gangguan pusat sistem syaraf dan fungsi otak yang manifestasinya antara lain dementia, despresi mental yang berakhir dengan schizophrenia. Kebutuhan zinc meningkat pada fase penyembuhan dan perbaikan luka. Anak yang menderita alergi membutuhkan lebih banyak zinc dibanding anak normal. Defisiensi zinc ditandai dengan kehilangan nafsu makan, pada anak pertumbuhan terhambat, pada anak laki-laki kelenjar kelamin mengecil, kehilangan daya kecap dan rambut yang berwarna suram. Defisiensi akan menyebabkan berkurangnya jumlah antibodi dan limfosit yang memudahkan terjadinya infeksi.

1. Epidemilogi kurang vitamin A dan defisiensi zink

a). Variabel orang , umur : Balita , pria umur 13-17 tahun , wanita umur 13-15 tahun dan ibu hamil. Asupan vitamin A dan Zink yang dibutuhkan banyak diumur sekian, selain untuk pertumbuhan, juga konsumsi zat gizi mikro zink dan vitamin A sebagai zat untuk metabolisme tubuh. Jenis kelamin : mayoritas semua umur , akan tetapi beberapa penelitian menyatakan bahwa defisiensi Zink ini

(14)

9

lebih banyak pada anak-anak dari faktor tumbuh kembang, ibu hamil yang kekurangan intake Zink, ibu laktasi karena faktor dari mikro nutrien lain, dan lansia faktor penyerapan asumsi bahan makan dalam tubuhnya. Status perkawinan : menyangkut kehamilan dikarenakan banyak ibu hamil yang memiliki status gizi kekurangan Fe (besi) maka berdampak dengan intake kekurangan zat gizi Zink (seng)

b). Variabel waktu

Jangka waktu orang tersebut terkena defisienci Zink dan vitamin A: lama karena biasanya kekurangan Zink itu berkesimanbungan dengan berkuranganya atau kekuranga zat gizi lain. Jadi bisa dibilang lama waktu orang tersebut terkena deficiensi Zink dan vitamin A tergantung pada besaran maslah deficiensi zat gizi lain. Sosial dan ekonomi : adanya urbanisani mungkin dapat mejadi faktor penyebab tetapi tidak terlalu dominan,dan daya beli (pendapatan ekomoni) ini sering jadi salah satu alasan dikarenakan masyarakat yang bersangkutan tidak bisa atau tidak dapat membeli bahan makanan tersebut.

c). Variabel tempat

Keadaan penduduk :penduduk yang terlalu padat , Sumber makanan (ketersediaan pangan) : keterbatasan jumlah pangan , Keadaan pelayanan kesehatan : jauh dari pusat kesehatan dan jangkauan dari tenaga kesehatan.

2. Penanggulangan KVA dan defisiensi zink di Indonesia

a. Penyuluhan agar meningkatkan konsumsi vitamin A dan pro vitamin A

(15)

10

c. Distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita 1-5 tahun (200.000 IU pada bulan februari dan agustus), ibu nifas (200.000 IU), anak umur 6-12 bulan (100.000 IU).

d. Kejadian tertentu, ditemukan buta senja, bercak bitot. Dosis saat ditemukan (200.000 IU), hari berikutnya (200.000 IU) dan 4 minggu berikutnya (200.000 IU).

e. Bila ditemukan xeroptalmia. Dosis saat ditemukan :jika umur >12 bulan 200.000 IU, umur 6-12 bulan 100.000 IU, umur < 6 bulan 50.000 IU, dosis pada hari berikutnya diberikan sesuai umur demikian pula pada 1-4 minggu kemudian dosis yang diberikan juga sesuai umur Pasien campak, balita (200.000 IU), bayi (100.000 IU).

f. Suplementasi zink. g. Fortifikasi pangan zink.

h. Perbaikan jumlah dan mutu zink dalam makanan. i. Penyuluhan gizi.

3. Studi intervensi yang berhubungan dengan peningkatan status vitamin A dan zink

Suplementasi dengan menggunakan vitamin A dan zink telah dilakukan pada manusia untuk mengetahui interaksi antara vitamin A dan zink, penelitian yang dilakukan oleh Waporn Pingkaew 2013 menunjukkan ada peningkatan status zink pada pemberian makanan fortified dengan zink, zat besi serta zink anak sekolah di Thailand. Penelitian Marianne E Visser 2011 pada penedrita TB paru menunjukkan hasil analisis logistic regresi yang tidak signifikan pada grup yang dintervensi.

(16)

11

B. Vitamin A dan Zink 1. Vitamin A

a. Pengertian Vitamin A

Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat di perlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh (meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan penyakit infeksi lain). (Puspitorini, 2008).

Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam hari, dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh.Vitamin ini bersifat mudah rusak oleh paparan panas, cahaya matahari, dan udara. Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin A, antara lain susu, ikan, sayur-sayuran (terutama yang berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-buahan (terutama yang berwarna merah dan kuning, seperti cabai merah, wortel, pisang, dan pepaya). (Almatsier,2004)

Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata. (Gsianturi, 2004).

Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan prekursor/provitamin A / karotenoid mempunyai aktivitas biologik sebagai retinol. (Suhardjo, 2002)

(17)

12 b. Fungsi Vitamin A

Fungsi vitamin A antara lain :

1) Berhubungan dengan proses melihat yaitu sebagai retinene atau retinal, yang merupakan bagian dari pigmen penglihatan, yang peka terhadap cahaya.

2) Menjaga kesehatan jaringan epitel agar dapat berfungsi dengan baik 3) Berperan dalam proses penyempurnaan gigi, khususnya dalam

pembentukan sel-sel epitel email.

4) Meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh 5) Ikut berperan serta dalam pertumbuhan badan

6) Ikut berperan dalam proses reproduksi. Kebutuhan vitamin A selama hamil meningkat,untuk pertumbuhan janin dan untuk persiapan menyusui. (Hendra, 2006).

Salah satu fungsi vitamin A adalah memelihara kesehatan jaringan epitel, termasuk kulit dan selaput-selaput yang melapisi semua saluran yang terbuka keluar badan dan kelenjar-kelenjar serta saluran-salurannya. Jaringan-jaringan epitel tersebut dapat mengalami keratinisasi (timbul lapisan tanduk) bila terjadi kekurangan vitamin A. (Clara M, 2007)

c. Asal Usul Vitamin A

Vitamin A pertama kali ditemukan sebagai vitamin larut lemak dan digunakan sebagai nama generic untuk retinol dan semua provitamin. Tahun 1932 susunan kimia Vitamin A ditemukan dan pada 1937 dapat diisolasi dari minyak halibut. Vitamin A banyak digunakan sebagai fortifikan dan suplemen. Berbagai penelitian dilakukan untuk melihat adanya kemungkinan vitamin A dan beta karoten digunakan dalam

(18)

13

pencegahan penyakit jantung koroner dan kanker karena sebagai antioksidan. (Endang, 2013).

Vitamin A merupakan vitamin larut lemak yang agak stabil terhadap suhu tinggi dan tidak hilang dengan proses perebusan. Oleh karena itu, cara memasak biasa tidak mempengaruhi keadaan vitamin A dalam suatu bahan makanan. (Pudjiadi S, 2003).

Bentuk aktif vitamin A hanya terdapat dalam pangan hewani, pangan nabati mengandung karotenoid yang merupakan prekursor (provitamin) vitamin A. Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu (didalam lemaknya) dan mentega. Margarin biasanya diperkaya dengan vitamin A karena vitamin A tidak berwarna, warna kuning didalam kuning telur adalah karoten yang tidak diubah menjadi vitamin A. Minyak hati ikan digunakan sebagai sumber vitamin A yang diberikan untuk keperluan penyembuhan. (Suhardjo, 2002)

Sifat kimia vitamin A antara lain berbentuk Kristal alcohol berwarna kuning, larut pelarut lemak. Dalam makanan biasa terikat dengan dengan lemak rantai panjang. Vitamin A tahan terhadap panas cahaya dan larutan alkali, tetapi tidak tahan asam dan oksidasi. Bentuk aktif vitamin A hanya pada makanan hewani. Bentuk alpha, beta, gama dan kriptoxantinberperan sebagai provitamin A dan digunakan sebagai pewarna makanan. Satuan yang digunakan untuk vitamin A 1 ug (mikro gram) Retinol Ekuivalen (RE) = 1 ug retinol=6 ug beta karote =12 ug karoten lain=3.31 SI retinol = 9.9 SI (satuan Internasional) beta karoten.(Endang,2013).

Sumber karotin : sayur-mayur berwarna merah, kuning dan hijau seperti wortel, tomat, ubi kuning,jagung kuning, bayam, sayur dan daun-daunan. Buah : pepaya, mangga dan jeruk.(Hendra,2006)

(19)

14

Bahan makanan yang mengandung banyak vitamin A antara lain : hati, lemak hewani, telur, susu, metega dan keju. Sedangkan yang mengandung banyak provitamin A antara lain sayuran berdaun, wortel, pepaya dan minyak kelapa sawit. (Pudjiadi S, 2003)

d. Cara Mendapatkan Kapsul Vitamin A

Vitamin A dosis tinggi, baik yang biru maupun yang merah, tidak diperjual belikan dan diberikan secara gratis di posyandu, pos kesehatan atau melalui petugas kesehatan. (Gsianturi, 2004)

e. Dosis Pemberian Vitamin A

Untuk bayi berumur 6-11bulan, diberikan kapsul vitamin A bewarna biru dengan dosis 100.000 IU dan untuk umur 12-59b ulan diberikan kapsul vitamin A berwarna merah dengan dosis 200.000 IU. (Gsianturi, 2004).

Vitamin A bersifat larut dalam lemak, sehingga dosis yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gejala-gejala keracunan. Biasanya anak merasa mual, sakit kepala dan tidak nafsu makan. Cara pemberian dengan memotong dan memencet isinya kedalam mulut anak, akan menghindari resiko anak menelan beberapa kapsul sekaligus. Walaupun efek samping tersebut bersifat sementara, namun harus diusahakan agar tidak sampai terjadi. (Puspitorini, 2008).

f. Akibat Kekurangan Vitamin A

1) Kurang vitamin A (KVA) pada anak-anak yang berada di daerah pengungsian dapat menyebabkan mereka rentan terhadap penyakit infeksi, sehingga mudah sakit.

2) Anak yang menderita kurang vitamin A, bila terserang campak, diare atau penyakit infeksi lain, penyakitnya tersebut akan bertambah parah dan dapat mengakibatkan kematian. Infeksi akan

(20)

15

menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap zat-zat gizi dan pada saat yang sama akan mengikis habis simpanan vitamin A dalam tubuh.

3) Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama juga akan mengakibatkan terjadinya gangguan pada mata, dan bila anak tidak segera mendapat vitamin A akan mengakibatkan kebutaan.

4) Bayi-bayi yang tidak mendapat ASI mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita KVA, karena ASI merupakan sumber vitamin A yang baik. (Gsianturi, 2004).

Kekurangan (defisiensi) Vitamin A terutama pada anak-anak balita. Tanda-tanda kekurangan terlihat bila simpanan tubuh habis terpakai. Kekurangan vitamin A dapat merupakan kekurangan primer akibat kurang konsumsi, atau kekurangan sekunder karena gangguan penyerapan dan penggunaannya dalam tubuh, ataupun karena gangguan pada konversi karoten menjadi vitamin A. Kekurangan vitamin A sekunder dapat terjadi pada penderita Kurang Energi Protein (KEP), penyakit hati, gangguan absorpsi karena kekurangan asam empedu. (Suhardjo, 2002).

Penyebab lain KVA pada balita dikarenakan kurang makan sayuran dan buah-buahan berwarna serta kurang makanan lain sumber vitamin A seperti : daun singkong, bayam, tomat, kangkung, daun ubi jalar, wortel, daun pepaya, kecipir, daun sawi hijau, buncis, daun katu, pepaya, mangga, jeruk, jambu biji, telur ikan dan hati. Akibatnya menurun daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. (Depkes RI, 2005)

(21)

16 g. Kelebihan Vitamin A

Kelebihan vitamin A jarang sekali terjadi, namun harus waspada karena pemberian dosis tinggi secara terus menerus untuk pencegahan, bisa menyebabkan keracunan dengan gejala-gejala : sakit pada sendi-sendi, sakit kepala dan muntah-muntah.(Hendra,2006).

Kelebihan vitamin A hanya bisa terjadi bila memakan vitamin A sebagai suplemen dalam takaran tinggi yang berlebihan, misalnya takaran 16.000 RE untuk jangka waktu lama atau 40.000-55.000 RE/hari. Gejala kelebihan ini hanya terjadi bila dimakan dalam bentuk vitamin A. Karoten tidak dapat menimbulkan gejala kelebihan, karena absorpsi karoten menurun bila konsumsinya tinggi. (Suhardjo, 2002)

Gelaja-gelaja kelebihan vitamin A yang ditemukan antara lain secara umum adalah pandangan mata kabur, penurunan nafsu makan, kepala pusing/sakit, lemas, impotensi/ejakulasi dini, mual, osteoporosis, kemudian juga adanya perubahan pada kulit dan rambut seperti kerontokan rambut, sensitivitas pada cahaya matahari, kulit dan rambut berminyak, gatal pada kulit, warna kuning pada kulit dan juga membesarnya payudara pada laki-laki. Sedangkan untuk kelebihan vitamin A ini secara akut akan menyebabkan kadar kalsium yang terlalu tinggi, gangguan ginjal, gangguan hati, kanker prostat

Pada bayi ini terdapat dua hal yaitu kelebihan vitamin A sebelum persalinan dan setelah persalinan. Jika kelebihan vitamin A ini pada saat mengandung, maka dapat berakibat pada kecatatan bayi nantinya seperti terjadinya pembesaran kepala, hidprosefalus. Kecacatan pada bayi ini akibat kelebihan vitamin A lebih terjadi pada saat semester pertama kehamilan atau sekitar 3 bulan pertama dan 6 bulan pertama. Karena pada masa janin ini mengakibatkan sulit dideteksi dengan USG apakah

(22)

17

ada kecatatan atau tidak. Sehingga dihindari suplemen berlebihan terhadap ibu hamil ini. Sedangkan gejala yang timbul setelah persalinan pada bayi seperti adanya penonjolan pada ubun-ubun tetapi hanya sementara sampai konsumsi suplemen vitamin A dihentikan.

Beberapa tanda keracunan vitamin A antara lain: sakit kepala, pusing, rasa nek, rambut rontok, kulit kering, anoreksia, dan sakit pada tulang. Pada wanita dewasa biasanya menstruasi dapat berhenti dan bayi dapat mengalami pembesaran kepala. (Endang,2013). Untuk menghindari kelebihan ataupun kekurangan vitamin A sebenarnya gampang, anda cukup memberikan makanan dengan kandungan gizi lengkap. Anda dapat memberikan minuman susu yang mengandung tinggi zat gizi lengkap. Jangan berikan suplemen dosis tinggi sembarangan, berkonsultasilah dengan dokter. (Pudjiadi S, 2003)

Defisiensi vitamin A berpengaruh terhadap sintesis protein, sehingga juga meinpengaruhipertumbuhan sel. Karena itulah maka, anak yang menderita defisiensi vitamin A akan mengalamikegagalan pertumbuhanw. Masalah defisiensi vitamin A berdasarkan Survey Nasional oleh Hellen Keller International (HKI) tahun 1992 dilaporkan, bahwa masih ditemukan 50% anakbalita mempunyai kadar serum retinol <20 ug/dl^. Survey tahun 1995 di Pulau Jawa menunjukkan bahwa prevalensi anak prasekolah yang mempunyai kadar serum retinol <20 ug/dl sebesar 58,41%^, sedangkan survey nasional tahun 2006 ditemukan 14,6%w.(Taufiqurrahman, 2009)

h. Cara Mencegah Kurang Vitamin A

Vitamin A dapat diperoleh dari ASI atau makanan yang berasal dari hewan (susu, hati, daging ayam, telur) atau dari sayuran hijau serta buah bewarna merah atau kuning (mangga, pepaya).

(23)

18

Dalam keadaan darurat, dimana makanan sumber alami menjadi sangat terbatas, suplementasi kapsul vitamin A menjadi sangat penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. (Gsianturi,2004).

Untuk mencegah kekurangan vitamin A, maka di adakan pemberian vitamin A dosis tinggi secara rutin dua kali dalam satu tahun. Suplementasi vitamin A dosis tinggi yang dilakukan secara berkala pada anak, dimaksudkan untuk menghimpun cadangan vitamin A dalam hati, agar tidak terjadi kekurangan vitamin A dan akibat buruk yang ditimbulkannya seperti kebutaan dan kematian. Cadangan vitamin A dalam hati ini dapat digunakan sewaktu-waktu bila diperlukan. (Puspitorini, 2008)

i. Metabolisme vitamin dalam tubuh

Vitamin A (dalam bentuk ester dan β-karoten) diserap dari usus halus dan sebagian besar disimpan di dalam hati. Bentuk karoten dalam tumbuhan selain β, adalah α, γ-karoten serta kriptosantin. Setelah dilepaskan dari bahan pangan dalam proses pencernaan, senyawa tersebut diserap oleh usus halus dengan bantuan asam empedu (pembentukan micelle). Vitamin A dan karoten diserap oleh usus dari micelle secara difusi pasif, kemudian digabungkan dengan kilomikron dan diserap melalui saluran limfatik, kemudian bergabung dengan saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Di hati, vitamin A digabungkan dengan asam palmitat dan disimpan dalam bentuk retinilpalmitat. Bila diperlukan oleh sel-sel tubuh, retinil palmitat diikat oleh protein pengikat retinol (PPR) atau retinol-binding protein (RBP), yang disintesis dalam hati. Selanjutnya ditransfer ke protein lain, yaitu “transthyretin” untuk diangkut ke sel-sel jaringan. Vitamin A yang tidak

(24)

19

digunakan oleh sel-sel tubuh diikat oleh protein pengikat retinol seluler (celluler retinol binding protein), sebagian diangkut ke hati dan bergabung dengan asam empedu, yang selanjutnya diekskresikan ke usus halus, kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui feses. Sebagian lagi diangkut ke ginjal dan diekskresikan melalui urine dalam bentuk asam retinoat. Karoten diserap oleh usus seperti halnya vitamin A, sebagian dikonversi menjadi retinol dan metabolismenya seperti di atas. Sebagian kecil karoten disimpan dalam jaringan adiposa dan yang tidak digunakan oleh tubuh diekskresikan bersama asam empedu melalui feses. Pada diet nabati, di lumen usus, oleh enzim β- karoten 15,15deoksigenase, β- karoten tersebut dipecah menjadi retinal (retinaldehid), yang kemudian direduksi menjadi retinol oleh enzim retinaldehid reduktase. Pada. diet hewani, retinol ester dihidrolisis oleh enzim esterase dari pankreas, selanjutnya diabsorbsi dalam bentuk retinol, sehingga diperlukan garam empedu. Proses ini dijelaskan dalam gambar berikut.

Proses di atas sangat terkontrol, sehingga tidak dimungkinkan produksi vitamin A dari karoten secara berlebihan. Tidak seluruh karoten dapat dikonversi menjadi vitamin A, sebagian diserap utuh dan masuk ke dalam sirkulasi, hal ini akan digunakan tubuh sebagai antioksidan. Beberapa hal yang menyebabkan karoten gagal dikonversi menjadi vitamin A, antara lain (1) penyerapan tidak sempurna ; (2) konversi tidak 100%, salah satu sebab adalah diantara karoten lolos ke saluran limfe, dan (3) pemecahan yang kurang efisien.

Absorbsi vitamin larut lemak yang normal ditentukan oleh absorbsi normal dari lemak. Gangguan absorbsi lemak yang disebabkan oleh gangguan sistem empedu akan menyebabkan gangguan absorbsi

(25)

20

vitamin–vitamin yang larut lemak. Setelah diabsorbsi, vitamin ini dibawa ke hati dalam bentuk kilomikron dan disimpan di hati atau dalam jaringan lemak. Di dalam darah, vitamin larut lemak diangkut oleh lipoprotein atau protein pengikat spesifik (Spesific Binding Protein), dan karena tidal larut dalam air, maka ekskresinya lewat empedu, yang dikeluarkan bersama-sama feses. Vitamin A essensial untuk pertumbuhan, karena merupakan senyawa penting yang menciptakan tubuh tahan terhadap infeksi dan memelihara jaringan epithel berfungsi normal. Jaringan epithel yang dimaksud adalah terutama pada mata, alat pernapasan, alat pencernaan, alat reproduksi, syaraf dan sistem pembuangan urine.

Hubungan antara vitamin A dengan fungsi mata yang normal, perlu mendapat perhatian khusus. Vitamin A berperan dalam sintesis stereoisomer dari retinal yang disebut retinen, yang berkombinasi dengan protein membentuk grup prostetik yang disebut “visual purple”, yang lebih dikenal dengan istilah rodopsin. Jadi vitamin A diperlukan untuk mensintesis rodopsin, yang selalu pecah atau dirusak oleh proses fotokimiawi sebagai salah satu proses fisiologis dalam sistem melihat. Apabila vitamin A pada suatu saat kurang dalam tubuh, maka sintesis ”visual purple” akan terganggu, sehingga terjadi kelainan-kelainan melihat.

2. Zink

Secara kimiawi zink mempunyai keunikan tersendiri karena berfungsi pada sebagai regulator, katalitik, dan struktural yang penting pada berbagaisistem biologi dimana zink berperan pada lebih dari 300 enzim yang terdapat pada bermacam-macam spesies. Zink berperan

(26)

21

dalam metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein serta sintesis dan degradasi asam nukleat melalui peranannya pada enzim karbonik anhidrase (metabolisme CO2 dan HCO3), thimidin kinase/DNA dan RNA polimerase (sintesis asam nukleat dan protein). Zink juga berperan dalam stabilisasi struktur protein, asam nukleat, serta integritas organella subseluler seperti proses transport, fungsi imun, dan ekspresi informasi genetik serta perlindungan terhadap kerusakan akibat radikal bebas. Zink penting untuk berbagai fungsi termasuk pertumbuhan dan perkembangan, fungsi reproduksi, fungsi sensori dan kekebalan, antioksidan, serta stabilisasi membran.

Kandungan zink didalam tubuh manumur sekitar 1 2,5 gram, terdapat pada tulang, gigi, rambut, kulit, hati, otot, dan testis. Tidak ada organ tubuh yang khusus sebagai tempat penyimpanan zink; zink terdapat pada semua sel dan jaringan tubuh dalam konsentrasi yang cukup tinggi.20,21 Konsep nutrien tipe I dan tipe II dapat menjelaskan mengenai pengertian homeostasis dan distribusi dari zink. Nutrien tipe I terlibat dalam fungsi metabolik spesifik tertentu, bila terjadi defisiensi akan menimbulkan tanda klinis spesifik. Nutrien tipe mempunyai tempat penyimpanan didalam tubuh dan bila terjadi keadaan defisiensi maka konsentrasi di jaringan akan menurun. Sebaliknya, nutrien tipe II merupakan bahan pokok komposisi sel dan sangat penting untuk fungsi dasar jaringan.

Defisiensi nutrien tipe II menyebabkan disfungsi metabolik secara umum yang pada akhirnya memicu katabolisme. Konsentrasi nutrien tipe II di jaringan tidak akan menurun bila terjadi defisiensi. Karena nutrien tipe II tidak mempunyai tempat penyimpanan maka diperlukan masukan terus-menerus dalam jumlah kecil. Respon utama

(27)

22

defisiensi nutrien tipe II adalah gagal tumbuh dan berkurangnya volume jaringan (loss of tissue).

Contoh :

nutrien tipe II adalah asam amino, nitrogen, kalium, magnesium dan zink.

(28)

23 a. Sumber zat zink

Untuk mencukupi kebutuhan zink dapat di ambil dari sumber-sumber alami baik hewani maupun nabati seperti daging merah, daging unggas, makanan laut (seafood), tiram, produk susu, kacang-kacangan, sereal, dan biji labu kuning. Selain itu, sayuran hijau seperti bayam, asparagus, kemangi, brokoli, dan kacang polong merupakan makanan sehat sumber zink. Berikut adalah tabel beberapa kandungan zat zink (Zink) dalam bahan makanan.

Sumber : Sinlye Evan, 2012

Pemberian suplementasi Zink dan Fe juga dipengaruhi oleh asupan makanan. Zink banyak terdapat dalam daging, tiram, ikan kering, hati dan susu juga merupakan sumber makanan yang kaya akan zink. Selain itu makanan yang mengandung fitat dan makanan berserat menghalangi absorbsi Zink (Eschleman, 1996). Beberapa

(29)

24

bahan makanan yang dapat meningkatkan penyerapan zink dan besi adalah asam askorbat dan sitrat (pepaya, jambu biji, pisang, mangga, semangka, pir, jeruk, lemon, apel, jus nenas, kembang kol, dan limau), asam malak dan tartrat (wortel, kentang, tomat, labu, kol, dan lobak cina), asam amino sistein (daging, kambing, daging babi, hati, ayam, dan ikan), dan produk-produk fermentasi (kecap kacang kedele, acar/asinan kubis).

Beberapa makanan yang dapat menghambat penyerapan zink dan besi adalah fitat (beras, terigu, gandum, kacang kedele, susu coklat, kacang dan tumbuhan polong), polifenol (teh, kopi, bayam, kacang, tumbuhan polong, rempah-rempah), kalsium dan fosfat (susu dan keju) (Gillespie, 1998).

Seperti rendahnya bioavailibilitas dari zat gizi besi Bering disebabkan oleh tingginya asupan fitat yang banyak terkandung di dalam padi-padian dan kacang- kacangan yang dapat menghambat absorpsi besi. Dan juga disebabkan sedikitnya konsumsi daging yang dapat menyediakan besi yang bisa diserap dalam bentuk heme iron (zat besi yang berasal dari hewani) (Ernawati Nasution, 2004).

Jumlah zat zink yang dibutuhkan oleh anak berbeda – beda. Setiap tahapan umur anak-anak mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda terhadap asupan zat zink, tetapi secara umum jumlah asupan yang di rekomendasikan adalah sebagai berikut :

(30)

25 Sumber : Sinlye Evan, 2012

b. Absorbsi dan metabolisme

Proses absorbsi zink didalam tubuh digambarkan sebagai suatu keseimbangan yang dinamis. Zink diabsorbsi di usus halus dan sebagian kecil di lambung dan usus besar. Jejunum merupakan tempat absorbsi zink yang maksimal, sedangkan kolon tidak berperan penting. Ligan-ligan dengan berat molekul yang rendah seperti asarn amino dan asam-asam organik lainnya dapat meningkatkan daya larut dan memudahkan absorbsi. Sistein dan metionin meningkatkan kemampuan absorbsi zink dengan cara membentuk kompleks yang stabil dengan zink. Zink diabsorbsi lebih efisien dalam jumlah kecil. Seseorang dengan kadar zink rendah akan mengabsorbsi zink lebih efisien bila dibandingkan dengan kadar zink tinggi.

Secara fisiologis, zink diabsorbsi melalui dua proses yaitu uptake zink dari lumen gastrointestinal ke dalam enterosit (atas) dan transport zink dari enterosit ke dalam sistem sirkuler (bawah).

(31)

26

Didalam lumen usus, terjadi uptake zink ke dalam enterosit sebagai zink bebas (free-Zink) atau sebagai zink terikat pada ikatan berat molekul rendah (low molecular weight-ZinkZink-LMW). Uptake free-Zink atau Zink-LMW melibatkan protein transport pembawa mediated dan non-mediated (atas). Didalam enterosit, zink transport terlibat pada protein transport transeluler kaya sistein. Metalotionin bersaing dengan protein transport ekstrasel untuk zink setelah sebelumnya berperan pada absorbsi zink. Pengeluaran zink dari enterosit masuk ke dalam sistem sirkuler merupakan mekanisme aktif (bawah).

Dalam jumlah kecil zink dan transportnya akan berdifusi kemudian terjadi transport paraseluler zink bebas (atas). 12 Zink yang berasal dari diit akan bercampur dengan zink hasil sekresi pankreas dan hasil deskuamasi usus yang mengandung zink di dalam lumen intestinal kemudian melintasi permukaan serosa dan secara aktif di sekresi ke dalam sirkulasi portal dan akan diikat oleh albumin. Mekanisme ini bersifat reversibel. Pada kadar zink yang cukup, peningkatan pool zink dapat memicu sintesis metalotionin sel usus yang dapat mengikat kelebihan zink intraseluler. Setelah masuk ke dalam enterosit, zink diikat oleh protein intestinal kaya sistein (cystein rich intestinal protein CRIP) yang memindahkan zink ke metalotionin atau melintasi sisi serosa enterosit untuk berikatan dengan protein plasma (albumin) masuk ke sirkulasi portal dan terkonsentrasi di hati. Komponen plasma lain yang mengandung zink 2-makroglobutin, transferin, dan asam amino khususnya sistein dan histidin.

(32)

27

Distribusi zink yang telah diabsorbsi ke jaringan ekstrahepatik terutama terjadi didalam plasma yang mengandung sekitar 3 mg (0,1%) dari kadar total zink didalam tubuh. Zink terikat longgar dengan albumin dan asam amino, yang bertanggung jawab pada proses transport zink dari hati ke jaringan. Pertukaran zink dari plasma ke dalam jaringan cepat terjadi guna memelihara konsentrasi plasma zink yang relatif konstan.

Zink dikeluarkan dari tubuh melalui tinja, urin, dan jaringan yang terlepas termasuk kulit, rambut, dan sel-sel mukosa, pertumbuhan kuku, menstruasi dan ejakulasi. Sebagian besar zink diekskresi melalui tinja (90%) dan sekitar 0,5 0,8 mg/hari zink dikeluarkan melalui urin setiap harinya. Kehilangan zink melalui permukaan kulit, keringat, dan rambut hanya sekitar 1-5 mg/hari, selain itu dapat melalui sekresi semen dan menstruasi.30,31 Ada 4 transporter zink didalam proses metabolisme tingkat seluler yang diberi nama ZinkT-1, ZinkT-2, ZinkT-3, dan ZinkT-4. ZinkT-1 diekspresikan di jaringan, termasuk usus, ginjal, dan hati. Ekspresi ZinkT-1 di usus banyak dijumpai di permukaan basolateral dari villi duodenum dan jejunum. ZinkT-2 terutama dijumpai di usus, ginjal, dan testis. Sedangkan 3 terbatas pada otak dan testis. ZinkT-4 banyak terdapat pada kelenjar payudara dan kemungkinan berhubungan dengan sekresi zink dalam ASI. Pemberian suplementasi zink pada tikus percobaan berhasil menaikkan tingkat mRNA ZinkT-1 dan mRNA ZinkT-2 di usus halus dan ginjal, sedangkan ekspresi gen ZinkT-4 tidak berubah.

(33)

28 c. Interaksi zink dengan zat gizi lainnya

Absorbsi zink sangat bervariasi (5 40%) dan tidak tergantung hanya pada kandungan zink dalam diit, melainkan juga pada bioavailabilitas zink. Zink dari produk hewani merupakan zink yang mudah diserap,sedangkan zink dari produk nabati absorbsinya tergantung pada kandungan zink dari tanah.

1) Interaksi zink dengan fitat

Fitat diduga menghambat absorbsi zink. Fitat dengan kation zink akan membentuk kompleks yang kuat dan tidak dapat larut. Karena saluran cerna sangat kekurangan aktivitas enzim fitase maka ikatan zink dan fitat akan dikeluarkan melalui feses. Terdapat beberapa cara untuk menurunkan fitat yang terkandung dalam makanan, salah satunya adalah dengan cara fermentasi sehingga absorbsi zink dapat meningkat.

2) Interaksi zink dengan besi

Zat zink / zink merupakan salah satu mikromineral esensial penting yang di perlukan oleh tubuh. Zink terdapat dalam jumlah yang cukup banyak di dalam setiap sel, kecuali sel darah merah dimana zat besi berfungsi khusus mengangkut oksigen. Zink tidak terbatas perannya seperti zat besi. Peranan terpenting zink adalah pada proses percepatan pertumbuhan dan pembelahan sel, di mana zink berperan dalam sintesa dan degradasi dari karbohidrat, lemak, protein, asam nukleat dan pembentukan embrio. Zink juga berperan penting dalam sistem kekebalan dan terbukti bahwa zink merupakan mediator potensial pertahanan tubuh terhadap infeksi. Selain peranan di

(34)

29

atas, zink juga berperan sebagai antioksidan, perkembangan seksual, pengecapan serta nafsu makan.

Interaksi zink dan besi pertama kali terjadi di usus. Tipe interaksi antara keduanya berupa kesamaan jalur absorbsi, artinya bila kadar salah satu elemen tinggi maka akan mempengaruhi absorbsi elemen lain. Protein transport besi pada sisi apikal enterosit diketahui juga menjadi protein transport bagi zink. Besi sedikit mempengaruhi absorbsi zink jika rasio zink : besi = 1 : 1 tetapi efek inhibisi terhadap absorbsi zink terjadi bila rasio zink : besi = 1 :2 atau kurang

3) Interaksi zink dengan kalsium

Kalsium yang terkandung dalam diit dapat mempengaruhi absorbsi zink. Teori bahwa rasio kalsium berbanding terbalik dengan fitat atau zink dapat digunakan sebagai prediktor bioavailabilitas zink. Alasan teori tersebut bahwa 15 kalsium mempunyai kecenderungan membentuk kompleks dengan fitat dan zink serta akan menjadi bentuk yang tidak larut sehingga menyebabkan hambatan absorbsi zink.

4) Interaksi zink dengan tembaga

Tembaga dan zink memiliki sifat fisik kimia yang hampir sama. Asupan zink yang tinggi dapat mengganggu metabolisme tembaga. Efek antagonis zink terhadap metabolisme tembaga terjadi pada tingkat mukosa intestinal melalui metalotionin. Zink menyebabkan sintesa metalotionin dan tembaga yang baru diserap menggantikan tempat zink dari metalotionin karena afinitas tembaga lebih tinggi terhadap protein ini sehingga tembaga terikat dalam bentuk yang tidak dapat diabsorbsi.

(35)

30

Kenaikan asupan zink dan besi mungkin dapat mempengaruhi absorbsi tembaga pada manusia. Kemungkinan disebabkan karena lintasan transport yang sama didalam enterosit sehingga akan bersaing untuk reseptor yang sama. Inhibisi kompetitif antara besi, zink, dan tembaga juga mempengaruhi absorbsi zink.

d. Penentuan kadar zink

Kadar zink dalam tubuh dapat ditentukan dengan mengukur konsentrasi zink, bisa didalam serum, eritrosit, leukosit, netrofil, ataurambut. Kadar zink dalam serum paling sering digunakan dalam penentuan konsentrasi zink.

Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kadar zink diantaranya: infeksi akut atau inflamasi dimana terjadi penurunan kadar zink akibat terjadi redistribusi zink dari plasma ke hati yang diperantarai oleh mediator leukosit endogen. Faktor stres, 16 infark miokard, penyakit kronik (berhubungan dengan hipoalbuminemia), kehamilan, pemakaian kontrasepsi oral, serta proses hemolisis juga dapat mempengaruhi kadar zink tubuh. Zink merupakan salah satu mikronutrien esensial yang terkandung pada bahan makanan protein hewani, diantaranya tiram, kerang, ikan, hati, daging, unggas, telur, keju dan kacang-kacangan. Kadar normal rata-rata zink dalam plasma manumur sekitar 80 110 mikrogram/dL. Rambut mengandung 125- 250 mikrogram/dL, otot 50 mikrogram/dL. Jumlah total zink dalam sirkulasi plasma kurang dari 0,2 % kandungan total zink tubuh. Karena konsentrasi zink di jaringan seperti otot dan hati 50 kali lebih besar dibandingkan konsentrasi di plasma. Perubahan sedikit

(36)

31

saja pada ambilan (uptake) dan pelepasan (release) di jaringan akan menyebabkan perubahan besar konsentrasi zink plasma. Hal ini menjelaskan bahwa kadar zink dalam plasma yang sering dipakai sebagai indikator status zink sebenarnya tidak dapat mencerminkan status zink yang sebenarnya. Variasi konsentrasi zink dalam plasma akibat perubahan status zink sangat kecil dan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor lain seperti variasi diurnal dan antar individu. Konsentrasi zink dalam plasma juga menurun pada keadaan infeksi, sebagai akibat respon fase akut.Sebagain besar zink yang diangkut dalam plasma akan terikat dengan albumin, dan sebagian kecil dengan 2-makroglobulin dan oligopeptida. Kebutuhan tubuh akan zink bervariasi, tergantung usia, jenis kelamin, bioavailabilitas zink dari makanan dan keadaan fisiologis tertentu seperti kehamilan dan menyusui. Untuk anak umur 4bulan hingga 10 tahun, tidak 17 dibedakan menurut jenis kelamin, tetapi karena ada perbedaan diet dalam bioavailabilitas zink maka dibagi menjadi 3 kategori, yaitu availabilitas tinggi, sedang, dan rendah. Pembagian ini berdasarkan rasio molar fitat/zink.

Untuk penduduk Indonesia yang tinggal di pedesaan, sangat mungkin masuk dalam kategori diet yang bioavailabilitas zinknya rendah karena lebih dari 50% masukan energi makanan banyak mengandung fitat, 90% dari beras dan asupan protein hewani yang rendah.

e. Fungsi zink

Fungsi utama Zink yang banyak disorot akhir-akhir ini adalah sebagai zat gizi yang membantu pertumbuhan balita. Hal ini terkait

(37)

32

dengan kemampuan Zink untuk sintesis DNA dan RNA. Selain itu Zink juga berperan dalam kekebalan dan bagian dari lebih 200 jenis enzim, sehingga zat gizi ini hanya terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit (200 mg) dan banyak tersimpan di dalam pancreas, hati, ginjal, paru, otot, tulang, dan mata. (Endang, 2013)

Zink berperan penting dalam hal struktur danfungsi biomembran. Zink menjadi komponen penting beberapa enzim yang mengatur sel pertumbuhan, sintesa protein dan DNA, metabolisme energi, pengaturan transkripsi gen, kadar hormon, dan metabolisme faktor pertumbuhan. Zink berperan juga dalam fungsi kekebalan tubuh manusia. Bayi marasmus yang mendapat suplementasi zink akan memperlihatkan peningkatan respon pertahanan tubuhnya. Anak-anak di negara berkembang yang mendapat suplementasi zink menunjukkan penurunan insidens dan lama sakit diare baik akut maupun kronik.

Zink dalam darah juga membantu menjaga keseimbangan integritas membran. Karbonik anhidrase kadarnya tinggi didalam kelenjar saliva dan berfungsi membantu melindungi sel mukosa mulut dari kerusakan dan akan menstimulasi fungsi dan pertumbuhan sel pengecapan. Hal ini menyokong pertumbuhan sel pada pengecapan rasa dan bau. Zink juga membantu menyimpan kalsium pada gigi dan tulang. Enzim yang mengandung zink yaitu alkalifosfatase, membantu keseimbangan kadar fosfat pada tulang. Konsentrasi zink yang tinggi ditemukan pada granula sel beta pankreas yangmembantu sintesa, penyimpanan, dan sekresi insulin, sebaik fungsi antioksidan Selain itu, menurut Yoga efek zink antara lain sebagai berikut:

(38)

33

1. Zink merupakan kofaktor enzim superoxide dismutase (SOD). SOD akan merubah anion superoksida (merupakan radikal bebas hasil sampingan dari proses sintesis ATP yang sangat kuat dan dapat merusak semua struktur dalam sel) menjadi H2O2, yang selanjutnya diubah menjadi H2O DAN O2 oleh enzim katalase. Jadi SOD sangat berperan dalam menjaga integritas epitel usus. 2. Zink berperan sebagai anti-oksidan, dengan tembaga (Cu) dan

besi (Fe) yang dapat menimbulkan radikal bebas.

3. Zink menghambat sintesis Nitric Oxide (NO). Dengan pemberian zink, diharapkan NO tidak disintesis secara berlebihan sehingga tidak terjadi kerusakan jaringan dan tidak terjadi hipersekresi. 4. Zink berperan dalam penguatan system imun.

5. Zink berperan dalam menjaga keutuhan epitel usus, berperan sebagai kofaktor berbagai factor transkripsi sehingga transkripsi dalam sel usus dapat terjaga (Febriana Chandrawati P. 2010). f. Defisiensi zink

Defisiensi zink pertama kali dikemukakan oleh Prasad et al dalam hubungan dengan sindrom klinik dwarfismedan keterlambatan maturasi seksual laki-laki remaja di Iran34 Defisiensi zink akan menyebabkan terjadinya perubahan pada beberapa sistem organ seperti sistem saraf pusat (malformasi permanen, berpengaruh terhadap neuromotor dan fungsi kognitif), saluran pencernaan, sistem reproduksi, dan fungsi pertahanan tubuh baik spesifik maupun non spesifik. Gangguan pada sistem pertahanan non spesifik diantaranya terjadi kerusakan sel epidermal, gangguan aktifitas sel natural killer, dan fagositosis dari makrofag dan netrofil.

(39)

34

Ada 4 faktor yang berperan dalam terjadinya defisiensi zink : 1. Absorbsi yang inadekuat: keadaan malnutrisi, vegetarian,

pemberian nutrisi enteral dan parenteral atau diit untuk mengatasi inborn error of metabolism, infestasi intestinal, interaksi zat gizi antara komponen diit dan obat-obatan. 2. Maldigesti dan malabsorbsi: mekanisme absorbsi karena

imaturitas, akrodermatitis enterohepatika, pembedahan lambung atau reseksi usus dan enteropati.

3. Pembuangan yang meningkat: katabolisme, enteropati dengan protein loss, gagal ginjal, dialisis, terapi diuretik, chelating agent, dermatosis eksfoliatif.

4. Kebutuhan yang meningkat: sintesa jaringan cepat, konvalesen paska katabolik, neoplasma dan resolving anemia.

Baku emas untuk menilai bahwa sebelumnya terjadi defisiensi zink pada bayi dan anak adalah bila terjadi perbaikan pertumbuhan setelah suplementasi zink.Sebagian besar defisiensi zink disebabkan karena asupan diit yang tidak baik. Bila seorang anak mengalami defisiensi besi pada umumnya sering disertai adanya defisiensi zink. Meskipun gejalanya kurang spesifik, akan tetapi defisiensi zink tidak boleh diabaikan. Defisiensi zink dapat pula menyebabkan peningkatan kejadian infeksi dan memperberat sakitnya disebabkan adanya imunokompeten tubuh dan dapat mengganggu proses tumbuh kembang anak. Pemberian suplementasi zink efektif dapat mencegah/ mengurangi terjadinya defisiensi zink. Akan tetapi suplementasi zink ini belum diterapkan secara luas dalam lingkup masyarakat karena tingkat pengetahuan dan pemahaman yang masih rendah.

(40)

35

Intoksikasi zink sangat jarang terjadi. Menurut WHO tahun 2004, disebutkan bahwa pemberian zink pada anak umur kurang dari 6bulan yang sakit diare adalah 10 mg per hari, dan diatas umur 6bulan diberikan 20 mg zink elemental per hari. Intoksikasi zink akan terjadi bila anak menelan zink melebihi dosis yang dianjurkan. Pada intoksikasi zink akan terdapat gejala seperti letargik, mual, muntah, gelisah, sakit kepala. Pada bayi yang mendapat zink dengan dosis 30 mg/hari akan disertai defisiensi tembaga (Cu).

Defisiensi Zink mungkin terjadi akibat intik yang tidak cukup dan ketersedian Zink makanan yang rendah, yang dihubungkan dengan intik serat makanan, polifosat, besi, tembaga, dan fitat yang tinggi/berlebihan. Disamping itu, defisiensi Zink juga dapat diakibatkan oleh keadaan kesehatan. (Riyadi Hadi, 2013)

Gejala klinis yang tampak pada penderita defisiensi Zink adalah : 1. Pertumbuhan terhambat

2. Rasa dan penciuman rusak (terganggu) 3. Anoreksia dan intik makanan

4. Tertundanya kematangan seksual dan impotensi 5. Hipogonadisme dan hipospermia

6. Pertumbuhan rambut tehenti/alopesia 7. Penyembuhan luka tertunda

8. Gangguan perilaku, depresi, pikiran labil, tidak konsentrasi 9. Kekebalan tubuh menurun

10. Buta senja, fotofobia, blefaritis 11. Kuku (berhenti tumbuh)

12. Lesi, kulit (jari, perineum, lipatan – lipatan) 13. Diare

(41)

36 14. Tremor

15. Nistagmus 16. Disarthria 17. Jetterness

18. Paronychiae dengan superinfeksi monilial g. Etiologi kekurangan zat zink

Karena peranannya yang banyak dalam berbagai proses penting dalam tubuh, maka zink paling rentan mengalami defisiensi. Hal ini bearti zink harus tersedia dalam jumlah yang cukup dalam diet sehari hari. Tetapi sayangnya walaupun asupan zink yang dibutuhkan tubuh manumur sebenarnya sangat sedikit, namun ternyata penyerapan zink.

(42)

37

Oleh tubuh pun sangatlah kecil. Dari sekitar 4-14 mg/hari jumlah zink yang dianjurkan untuk dikonsumsi, hanya sekitar 10-40% saja yang dapat diserap.Di Indonesia, potensi defisiensi zink cukup tinggi, karena mengingat kebiasaan konsumsi menu masyarakat Indonesia umumnya rendah protein hewani dan relatif tinggi fitat dan serat yang dapat menghambat penyerapan zink. h. Metabolisme zink didalam tubuh

Absorpsi zink sebagian besar terjadi di duodenum dan yeyunum proksimal. Sel mukosa usus halus dapat menyekresi seng ke dalam usus halus atau menyerap zink dan menyalurkannya ke dalam darah. Zink dalam plasma diangkut oleh albumin (60 - 70%) dan α2 makroglobulin (30-40%). Sejumlah kecil diangkut oleh transferin dan asam amino bebas. Zink sebagian besar disekresi dalam getah pankreas dan sedikit dalam empedu, jadi feses merupakan jalan utama ekskresi zink. Molekul kecil yang membantu absorpsi atau sekresi zink dikenal sebagai metallothioneine. Pengeluaran seng melalui saluran cerna besarnya 1-2 mg/hari, urine 0,1 - 0,9 mg/24 jam; 0,5 - 1,5 mg/hari melalui keringat, kuku, kulit dan rambut.

Kebutuhan zink harus memperhitungkan bioavailability dari bahan makanan yang mengandung zink. Yang dimaksud dengan bioavailability zink adalah efek dari setiap proses, baik fisik, kimia maupun fisiologis yang berpengaruh terhadap jumlah zink yang diserap dari bahan makanan sampai menjadi bentuk biologis yang aktif untuk dapat dimanfaatkan bagi kebutuhan fungsional.

Komponen makanan berperan penting terhadap bioavilability zink karena adanya interaksi antara zink dan

(43)

38

komponen-komponen makanan lainnya. Beberapa zat seperti asam sitrat, asam palmitat dan asam pikolinik dapat meningkatkan penyerapan zink. Sedangkan fitat (inositol heksafosfat) dan serat (selulosa) menghambat absorpsi zink. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap bioavailability zink adalah kebutuhan sistemik. Pada diet yang tidak adekuat tubuh menyesuaikan kebutuhan zink dengan mengubah zink yang endogen. Keseimbangan (homeostasis) zink dalam tubuh tergantung pada absorpsi dan ekskresi. Ekskresi zink akan menurun pada defisiensi zink. Dengan demikian kebutuhan tubuh akan zink tergantung pada pengaturan diet yang adekuat agar dapat menyediakan zink bagi keperluan berbagai proses metabolisme dalam tubuh. Defisiensi zink dapat terjadi pada kondisi-kondisi: 1) Asupan dan absorpsi tidak adekuat pada penderita malnutrisi, vegetarian, infeksi intestinal (bakteri, protozoa, helminths), interaksi nutrisi dengan komponen diet dan obat-obatan, malabsorpsi, akrodermatitis enteropatika, penyakit-penyakit hepar, enteropati, radang usus, obstruksi biliaris; 2) pengeluaran berlebihan akibat dari status katabolik, gagal ginjal, dialisis ginjal dan pengobatan diuretika, kehilangan dan hemolisis darah kronik (talasemia, sickle cell), dermatitis eksfoliatif; 3) penggunaan meningkat yang disebabkan penyakit neoplasma, sintesa jaringan, dan masa penyembuhan. Defisiensi zink pada manumur pertama kali dijumpai pada penderita sebagai komplikasi sirosis hepatis akibat alkohol pada tahun 1956. Pada tahun 1958, di Iran pertama kali didapatkan anak-anak menderita defisiensi zink akibat kelainan gizi. Sejak saat itu penemuan-penemuan defisiensi zink dilaporkan di berbagai negara.

(44)

39

Parameter yang banyak digunakan untuk menetapkan status seng ialah 1) konsentrasi seng plasma atau serum, 2) konsentrasi seng eritrosit, 3) konsentrasi seng lekosit dan netrofil, 4) konsentrasi seng rambut, 5) konsentrasi seng urine, 6) konsentrasi seng air liur, 7) uji ketajaman pengecapan, 8) keseimbangan metabolisme seng, 9) studi isotop, 10) respons pertumbuhan dan perkembangan seksual terhadap suplementasi seng, 11) enzim yang tergantung pada seng, misalnya aktifitas alkali fosfatase. Fungsi zink sebagai kofaktor dari berbagai jenis enzim, termasuk yang berperan dalam metabolisme vitamin A baik secara langsung maupun tidak langsung,

i. Metabolisme Vitamin A pada Defisiensi Zink

Status zink mempengaruhi beberapa aspek metabolisme vitamin A, diantaranya pada absorbsi, transpor, dan penggunaannya. Tapi dua mekanisme utama yang sering digunakan untuk menjelaskan keterkaitannya yaitu 1) peran zink sebagai regulator dalam transpor vitamin A melalui sintesa protein, dan 2) zink merupakan kofaktor enzim retinol dehydrogenase yang berperan dalam konversi oksidatif retinol menjadi retinal. Mekanisme pertama yaitu peran zink dalam transpor vitamin A melalui sintesa protein. Defisiensi zink dapat menekan sintesa RBP (Retinol Binding Protein) pada hati dan menyebabkan turunnya konsentrasi RBP dalam plasma. Hal ini mempengaruhi transpor retinol dari hati menuju sirkulasi darah dan jaringan lainnya karena retinol ditransportasikan dalam bentuk RBP yang berikatan dengan transthyretin. Mekanisme kedua yaitu interaksi antara vitamin A dan zink melalui konversi oksidatif retinol menjadi retinal, yang

(45)

40

merupakan tahap penting jalur metabolisme vitamin A yang digambarkan dalam diagram visual cycle di atas yang terjadi pada retina mata. Dalam proses ini dibutuhkan enzim retinol dehidrogenase yang tergantung pada zink.

Selain itu defisiensi zink juga mempengaruhi absorbsi vitamin A karena mengurangi uptake retinol dalam limfa, yang ditandai dengan penurunan lymphatic phospholipid sebagai akibat dari gangguansekresi empedu ke dalam lumen usus.

(46)

41

BAB II

MP - ASI

A. Pengertian MP-ASI

Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata berbASIs susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan ketrampilan motorik oral. Ketrampilan motorik oral berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan makanan yang berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/anak. Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan

(47)

42

perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini.

Pemberian makan pada anak sebaiknya disesuaikan dengan tahapan perkembangan tubuhnya. Sebagai manusia kecil yang sedang sibuk tumbuh berkembang, kebutuhan zat gizi tubuh anak sangat banyak loh. Jangan sampai dia kekurangan asupan zat gizi karena efeknya sangat fatal sekali, bahkan hingga kelak di usia dewasanya.

1. Frekuensi pemberian makan MPASI

Pada awal MPASI WHO setelah bayi genap berumur 6 bulan (5 bulan 30 hari), frekuensi MPASI makanan utama/makan besar diberikan bertahap 2 – 3 kali sehari. Pada umur 6 – 8 bulan 29 hari,

frekuensi MPASI makanan utama (makan besar) diberikan 3 kali.

Berikan snack seperti biskuit atau buah matang 1 – 2 kali sehari. Pada umur 9 – 11 bulan 29 hari, frekuensi MPASI makanan utama (makan besar) diberikan 3 – 4 kali sehari. Berikan snack 1 – 2 kali sehari. Pada umur 12 – 24 bulan, frekuensi MPASI makanan utama (makan besar) diberikan 3 – 4 kali sehari dan juga 1 – 2 kali snack tambahan.

2. Jumlah takaran makanan yang diberikan

Frekuensi MPASI makan dan jumlah takaran makanan MPASI yang diberikan dalam panduan MPASI WHO menyesuaikan

dengan kapasitas lambung bayi dan rata-rata kandungan kalori . Kandungan kalori pada bubur MPASI diperkirakan sekitar

0,8 kcal/gram. Kapasitas ukuran lambung bayi masih kecil yah. Bayi yang baru lahir ukuran lambungnya hanya sebesar kelereng, umur 3 hari bertambah sebesar bola bekel dan umur 1 minggu bertambah

(48)

43

menjadi sebesar bola pingpong. Nah, ukuran ini berangsur-angsur akan membesar seukuran bola tenis pada bayi umur 6 – 12 bulan (ada sumber yang menuliskan besarnya lambung bayi seukuran kepalan tanggannya). Menurut penelitian, kapasitas lambung bayi itu sekitar 30 gram makanan/kg BB-nya.

Pada awal MPASI di umur 6 bulan jumlah takaran makanan

MPASI yang diberikan sekitar 2 – 3 sendok makan per kali

pemberian. ada umur 6 – 8 bulan 29 hari, jumlah takaran makanan

MPASI dinaikkan bertahap dari 2 – 3 sendok makan menjadi ½

cangkir/mangkok (125 mL) per kali pemberian. Jadi saat bayi umur 6 bulan 2 minggu diharapkan sudah lancar makan sehingga bisa diberikan takaran setengah mangkok (125 mL) saat makan. –> ukuran cangkir/mangkok yg digunakan 250 mL. Pada umur 9 – 11 bulan 29 hari, jumlah takaran makanan MPASI dinaikkan bertahap menjadi ½ cangkir/mangkok (125 mL) –> ukuran cangkir/mangkok 250 mL. Pada umur 12 – 24 bulan, jumlah

takaran makanan MPASI dinaikkan bertahap menjadi ¾ – 1

cangkir/mangkok (175 – 250 mL) –> ukuran cangkir/mangkok 250 mL.

3. Tekstur makanan MPASI

Menurut petunjuk MPASI WHO, pada umur 6 bulan tekstur

makanan MPASI yang diberikan adalah makanan lumat/halus

(bubur saring, pure atau makanan yang ditumbuk/dihaluskan). Pastikan tekstur makanan MPASI tidak terlalu cair atau encer, jadi gunakan sedikit saja air. Jadi tekstur bubur cair, tapi jika sendok dimiringkan bubur tidak tumpah. Pada umur 8 bulan bayi sudah

(49)

44

bulan 29 hari tekstur makanan MPASI dinaikkan menjadi makanan lembek (nasi tim, bubur tanpa disaring, makanan dicincang halus atau irisan makanan-lunak). Pada umur 12 bulan tekstur makanan

MPASI bayi sudah bisa memakan makanan meja keluarga: makanan

yang dicincang kasar, diiris atau dipegang tangan.

Tekstur makanan MPASI ini disesuaikan dengan

perkembangan sistema persarafan dan oro-motorik bayi. Di atas sudah disampaikan tentang kekosongan suplai energi dan zat gizi juga ukuran lambung yang kecil. Sehingga kita hanya bisa memberikan makanan dalam jumlah sedikit namun frekuensi sering, juga sebaiknya yang mudah dicerna.

Pemilihan tekstur makanan MPASI ini disesuaikan juga dengan proses pencernaan makanan. Proses pencernaan makanan ada dua tahap, yaitu pencernaan mekanik oleh kegiatan oro-motorik gigi-geligi dan pencernaan kimiawi oleh reaksi enzimatik enzim pemecah makanan. Reaksi enzimatik akan sempurna jika luas permukaan sentuh antar-partikel makin efisien, sehingga ukuran partikel bahan makanan yang tertelan sebaiknya sudah kecil.

Bayi umur 5 bulan baru belajar menggerakkan sendi rahangnya dan makin kuat refleks hisapnya. Bayi umur 7 bulan bisa membersihkan sendok menggunakan bibirnya. Bayi saat ini bisa

(50)

45

menggerakkan sendi rahang naik-turun juga gigi masih sedikit pun biasanya baru punya gigi seri yang bertugas memotong bukan menggilas makanan, sehingga proses mengunyah dan hasil partikel kunyahan masih kasar. Mulai umur 8 bulan bayi telah mampu menggerakkan lidah ke samping dan mendorong makanan ke gigi-geliginya, makin stabil menjaga keseimbangan dan memegang sehingga dia sudah bisa menerima makanan finger food.

Umur 10 bulan merupakan waktu kritis bayi diharapkan sudah bisa memakan tekstur makanan MPASI semi-padat (“lumpy” solid food) sehingga mulai kenalkan makanan lembek tanpa saring di umur 9 bulan. Jika terlambat menaikkan tekstur makanan maka anak akan semakin sulit memakan makanan yang lebih padat. Umur 12 bulan sendi rahang bayi telah stabil dan mampu melakukan gerakan rotasi sehingga sudah bisa lebih canggih dalam mengunyah

tekstur makanan MPASI kasar. Pada saat ini bayi telah siap

memakan makanan meja sesuai yang dimakan oleh keluarga Selain itu bayi membutuhkan lebih banyak waktu untuk memanipulasi makanan tekstur padat untuk bisa mengunyahnya hingga menjadi partikel yang lebih kecil untuk ditelan. Akibatnya bayi akan memakan jumlah makanan yang lebih sedikit (karena capek dan bosan -dipaksa- mengunyah) sehingga asupan makanannya kurang dan kekosongan kebutuhan tubuhnya akan tetap kosong. Jika ibu ingin bayi mendapatkan manfaat zat gizi secara optimal dari makanan yang dia makan maka sebaiknya ibu pilih menu dengan tekstur makanan MPASI sesuai tahap perkembangan bayi.

Gambar

Tabel 1. Spesifikasi LNS (LNS) dan FBF (MP ASI SUN)

Referensi

Dokumen terkait

Adapun faktor eksternalnya adalah faktor po litis, yaitu masih dirasakan adanya hambatan dari se golongan masyarakat yang berpikiran sekuler atau pe nganut agama lain,

Identifikasi Protein Imunogenik Kelenjar Saliva Vektor Malaria Anopheles vagus Berdasarkan Analisis Mass Spectrometry Identification of Immmunogenic Salivary Proteins of

memberikan dampak yang baik bagi pemahaman masyarakat terhadap penggunaan media sosial. Setidaknya pada tahap awal, kemampuan mereka sudah mencapai target awal yang

Lokasi tersebut dipilih berdasarkan identifikasi lapangan dan identifikasi TA sebagai data pendukung yang mengindikasikan bahwa kepadatan pengguna di Jalan Kebon Kopi

Berdasarkan analisis overlay pada layer peta kelas kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit, kelas kedalaman gambut Kabupaten Kubu Raya, peta penunjukan

Diagram alir produksi dijelaskan pada gambar. Pada menu produksi berisi informasi hasil tangkapan. Produksi Usaha Perikanan start stop login Username dan password benar Kapal

Bersama ini, kami ingin mengundang Bapak/ Ibu/ Saudara-Saudari dan juga para Sabumnim/ Sabum pecinta taekwondo di seluruh Indonesia untuk turut berpartisipasi dalam Kejuaraan Terbuka

Hal ini disebabkan karena formula dengan jumlah manitol semakin tinggi menghasilkan granul berukuran kecil, granul yang berukuran kecil akan memiliki kontak antar