• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latar belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Latar belakang Masalah"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang Masalah

Indonesia saat ini sedang dilanda oleh krisis keuangan akibat Covid-19. Krisis keuangan tersebut sangat merugikan masyarakat, baik yang bersifat perseorangan maupun badan usaha. Masyarakat banyak yang gagal membayar cicilan beserta bunganya akibat usahanya yang ditutup dikarenakan berbagai kebijakan untuk memutus penyebaran Covid-19.

Berbagai kebijakan tersebut menyebabkan terganggunya aktivitas ekonomi. Sebagai contoh investasi pembangunan dibatalkan, adanya gangguan pada supply barang, dan terjadinya PHK secara masal. Di sisi konsumsi, ketidakpastian yang meningkat akibat pandemi menyebabkan konsumen lebih selektif dan menahan belanja sehingga permintaan konsumsi global melemah tajam.

Terganggunya aktivitas ekonomi secara terus menerus mengakibatkan Indonesia masuk ke jurang resesi. Pertumbuhan ekonomi dari triwulan I tahun 2020 hanya tumbuh sebesar 2,97%

dari yang sebelumnya 5,07%. Sedangkan pada triwulan II tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi 5,32%.

Terakhir, pertumbuhan ekonomi pada triwulan III tahun 2020,

Indonesia terkontraksi 3,49%

(https://www.worldbank.org/en/country/indonesia/publication/de cember-2020-indonesia-economic-prospects, diakses Hari Jum’at 29 Januari 2021 pukul 11:05).

Berdasarkan kondisi di atas Pemerintah Indonesia menetapkan Undang-Undang No 2 Tahun 2020 tentang penetapan PERPU No 1 Tahun 2020 mengenai Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Covid -commit to user

(2)

19. Selanjutnya Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Negara Indonesia yang mempunyai peran penting dalam menjaga stabilitas sistem moneter mengelurkan beberapa kebijakan yang ditindak lanjuti dalam Peraturan Bank Indonesia (selanjutnya disebut PBI)

Harapannya, dengan adanya regulasi regulasi tersebut Indonesia dapat keluar dari zona resesi dan terciptanya stabilitas moneter. Bank Indonesia akan terus berkoordinasi dengan pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan otoritas terkait, serta senantiasa memantau perkembangan pandemi Covid -19 dalam menetapkan langkah regulasi yang diperlukan untuk memitigasi dan mengurangi dampaknya terhadap perekonomian nasional.

Krisis yang terjadi tidak hanya melanda Indonesia, melainkan hampir seluruh negara di dunia. Salah satu negara yang terdampak krisis moneter akibat Covid-19 adalah Jepang. Negara yang berjuluk negara matahari terbit ini mengalami masalah diberbagai sektor ekonomi.

Masalah ekonomi yang timbul pada Jepang disebabkan oleh kebijakan pemerintah dalam memutus rantai penyebaran Covid - 19. Salah satu hal yang menyebabkan masalah ekonomi tersebut adalah penurunan konsumsi domestik yang parah, yang menyumbang lebih dari separuh perekonomian Jepang. Ekspor juga turun tajam karena perdagangan global dilanda pandemi.

Masalah ekonomi tersebut berdampak nyata pada pertumbuhan ekonomi Jepang pada tahun 2020. Pada kuartal pertama 2020, Pertumbuhan ekonomi Jepang terkontraksi 0,6%. Sedangkan, pada kuartal kedua 2020, pertumbuhan ekonomi Jepang terkontraksi sebesar 8,3%. Terakhir, kuartal ketiga 2020, pertumbuhan Jepang membaik hingga 5,3%

(https://www2.deloitte.com/us/en/insights/economy/asia-commit to user

(3)

pacific/japan-economic-outlook.html, diakses pada Hari Jum’at 29 Januari 2021 pukul 13:02).

Akibat dari krisis tersebut, Bank of Japan mengambil tindakan nyata. Bank of Japan telah mengeluarkan regulasi-regulasi agar Jepang dapat keluar dari zona resesi dan hal tersebut berhasil. Hal ini membuktikan bahwa regulasi Bank of Japan dapat memainkan peran yang lebih besar dalam membantu meringankan beban yang disebabkan oleh perubahan struktural pada ekonomi yang disebabkan oleh Covid-19.

Kesuksesan Bank of Japan dalam menangani krisis akibat Covid-19 dapat kita lihat pada regulasi yang telah dikeluarkan.

Fokus yang diatur oleh regulasi Bank of Japan adalah mengenai pembiayaan perusahaan. Untuk pembiayaan perusahaan tersebut, Pemerintah Jepang dan Bank of Japan telah menggelontorkan dana sebesar sekitar 110 triliun yen.

Subsidi pemerintah yang besar menahan pekerja dalam pekerjaan mereka dan perusahaan dalam bisnis. Untuk merangsang sektor jasa, pihak berwenang memberikan diskon bagi mereka yang ingin bepergian dan makan di luar. Pengunjung kembali ke restoran dan pembeli kembali ke mall.

Selain pembiayaan perusahaan, Bank of Japan juga mengeluarkan regulasi mengenai penyed iaan dana yen dan mata uang asing yang cukup. Bank memutuskan untuk membeli sejumlah JGB tanpa batas, dengan tujuan untuk menjaga stabilitas di pasar obligasi dan menstabilkan seluruh kurva imbal hasil pada tingkat yang rendah. Terkait dana valas, Bank telah menyediakan dana dolar AS dalam jumlah besar berdasarkan kerja sama dengan lima bank sentral besar lainnya.

Keberhasilan Bank of Japan bukan hanya dalam hal pertumbuhan ekonomi saja. Pemerintah dan Bank of Japan kemungkinan berhasil mengatasi masalah pengangguran. Hal ini commit to user

(4)

dapat kita lihat dengan tingkat pengangguran Jepang, sebesar 3 persen, jauh lebih rendah daripada sekitar 7-8 persen untuk negara- negara Eropa dan AS.

Kendati perekonomian Jepang telah membaik, Jepang masih harus waspada terhadap situasi pandemi kedepannya. Tentu tidak memungkinkan akan adanya lonjakan kasus yang akhirnya memaksa pemerintah Jepang memerapkan kembali kebijakan untuk memutus penyebaran virus.

Selain negara Jepang, negara lainnya yang terkena dampak akibat Covid-19 adalah korea selatan. Korea selatan yang merupakan salah satu negara maju di dunia tidak kebal terhadap Covid-19 dan harus berusaha agar dapat memulihkan kembali ekonominya.

Korea selatan mengalami berbagai macam masalah ekonomi.

Permasalahan tersebut tentunya juga timbul akibat kebijakan pemerintah dalam memutus persebaran Covid -19, sehingga berbagai kegiatan ekonomi secara terpaksa harus berhenti.

Bank of Korea tidak membiarkan keterpurukan perekonomian negaranya secara terus menerus. Bank of Korea dengan sigap merumuskan berbagai macam regulasi agar dapat mendongkrak perekonomian Korea Selatan ke level yang baik.

Usaha bank of Korea membuahkan hasil, perekonomian Korea Selatan seiring dengan berjalannya waktu mengalami perbaikan.

Hal ini dapat kita lihat dari pertumbuhan ekonomi Korea Selatan pada kuartal pertama tahun 2020 yang terkontraksi sebesar 1,3%.

Selanjutnya, pada kuartal kedua tahun 2020, Korea Selatan terkontraksi sebesar 3,3%. Terakhir, pertumbuhan ekonomi Korea Selatan pada kuartal ketiga tumbuh sebesar 1,9%

(https://www.globaltimes.cn/page/202012/1211315.shtml, diakses pada Hari Senin 01 Februari 2021 pukul 18:02).

Keberhasilan Bank of Korea tidak lepas dari regulasi yang commit to user

(5)

mengatur tentang suku bunga. Bank of Korea telah melakukan penurunan suku bunga dasar ke rekor terendah baru 0,5%, langkah tersebut diambil didasari oleh kondisi ekonomi yang hampir terhenti.

Bank sentral juga telah mengeluarkan regulasi berupa memompa likuiditas di pasar melalui perjanjian pembelian kembali, dengan jumlah total 46,6 triliun won. Dengan adanya regulasi ini diharapkan dapat memompa aktivitas ekonomi di pasar.

Melihat keberhasilan Bank of Japan dan Bank of Korea, Bank Indonesia harus mencontoh langkah langkah kedua Bank Sentral tersebut. keberhasilan Bank of Japan dan Bank of Korea dapat kita lihat dalam pertumbuhan ekonomi mereka pada kuartal ke tiga, dimana kedua negara dapat menaikan pertumbuhan ekonomi dari kuartal sebelumnya. Sedangkan Indonesia justru mengalami penurunan dan belum menunjukan adanya perbaikan.

Berdasarkan pemaparan diatas penulis berkehendak untuk membuat karya ilmiah skripsi dengan membandingkan regulasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, Bank of Japan, dan Bank of Korea. Adapun regulasi yang nantinya diciptakan harus sesuai dengan filofolis Indonesia. Hukum yang ideal adalah hukum yang berasal dari dan hidup di dalam masyarakat. Landasan filosofis hukum adalah tentang alasan dibalik pembentukan peraturan perundang-undangan yang memperhatikan pandangan hidup, ideologi dancita-cita (rechtsidee) dalam masyarakat tempat itu dibuat, dan tidak boleh mengikuti ideologi negara atau negara lain (Dona Budi, 2020: 5).

Alasan Penulis memilih tiga bank sentral tersebut untuk dijadikan objek studi komparasi regulasi dengan alasan adanya Kesamaan peran dan tugas Bank Sentral Indonesia, Jepang, dan Korea Selatan, yang dalam menjalankan peran dan tugasnya ketiga commit to user

(6)

bank sentral tersebut mempunyai mandat dalam mengatur otoritas moneter dan sistem pembayaran (Suhartono, 2009:1-2)

Alasan kedua, Berdasarkan The Legatum Prosperity Index yang dilakukan oleh think tank yang berbasis di London, yang mengukur kebijakan dan kondisi kesejahteraan ekonomi dan sosial berdasarkan 12 pilar di 167 negara, menempatkan Negara Jepang pada posisi pertama dan Negara Korea Selatan dalam posisi kedua dalam penanganan kesehatan dan ekonomi disaat Covid -19.

Nantinya akan diambil apa saja perbedaan dan kesamaan dari berbagai regulasi yang dikeluarkan oleh bank sentral dari berbagai negara untuk nantinya akan dianalisis apakah regulasi tersebut dapat diterapkan di Indonesia atau tidak. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk mengkaji lebih mengenai hal tersebut melalui penelitian yang berjudul “STUDI KOMPARASI REGULASI BANK SENTRAL DI NEGARA INDONESIA, JEPANG, DAN KOREA SELATAN DALAM PENANGANAN KRISIS AKIBAT PANDEMI VIRUS KORONA”

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diuraikan sebelumnya diatas, maka penulis menyusun sebuah rumusan masalah untuk dikaji lebih rinci dalam pembahasannya. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Regulasi Bank Indonesia, Bank of Japan dan Bank of Korea dalam penanganan krisis akibat Covid -19 di Indonesia?

2. Bagaimana Konstruksi Regulasi yang Ideal Bagi Bank Indonesia dalam Penanganan Krisis Akibat Covid -19?

commit to user

(7)

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dinyatakan sebelumnya, maka penulisan hukum ini tentu mempunyai suatu tujuan. Tujuan tersebut terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu tujuan objektif dan tujuan subjektif. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian untuk penulisan hukum ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Objektif

a. Terwujudnya perbandingan regulasi yang dikeluarkan oleh Bank Sentral Indonesia, Jepang, dan Korea Selatan dalam menangani dampak Covid-19 pada bidang ekonomi.

b. Terwujudnya kajian yang dapat digunakan oleh Bank Indonesia untuk mengeluarkan regulasi dalam menangani dampak Covid-19 pada bidang ekonomi.

2. Tujuan Subjektif

a. Menerapkan ilmu dan teori yang telah didapat dan dipelajari oleh penulis serta memperluas pengetahuan penulis tentang ilmu hukum khususnya dalam bidang hukum perdata, juga dapat memberikan sumbangsih dan kontribusi pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum pada umumnya dan bidang hukum perbankan pada khususnya

b. Memenuhi salah satu persyaratan akademis guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1(S1) dalam bidang Ilmu Hukum di Fakultas commit to user Hukum

(8)

Universitas Sebelas Maret.

c. Menghasilkan artikel ilmiah yang akan diterbitkan dalam jurnal nasional agar dapat memberikan pengetahuan dan wawasan bagi semua pihak yang mengkaji masalah di bidang hukum perbankan.

Manfaat Penelitian

Sebuah karya ilmiah dalam penulisan hukum tentunya dapat menjawab isu hukum yang dihadapi dan memberikan kontribusi manfaat secara teoretis maupun praktis di bidang Hukum Perdata baik bagi penulis maupun pembaca. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi akademisi, praktisi, dan masyarakat dalam rangka pengembangan ilmu hukum pada umumnya dan hukum perbankan terkait dengan regulasi pada khususnya.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan dan pengajaran untuk pemahaman, pengkajian, dan penulisan karya ilmiah di bidang hukum khususnya hukum perbankan.

c. Hasi penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan literatur dalam dunia kepustakaan, khususnya mengenai hukum perbankan.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penulisan hukum ini diharapkan mampu memberikan jawaban atas permasalahan yang sedang diteliti dan sebagai sarana mengembangkan penalaran serta pola pikir ilmiah, sekaligus untuk mengetahui

commit to user

(9)

kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama menempuh studi Ilmu hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

b. Hasil penulisan hukum ini diharapkan mampu untuk membantu memberikan masukan dan tambahan pengetahuan bagi semua pihak, baik pemerintah, lembaga negara terkait, maupun masyarakat yang membutuhkan pengetahuan terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

Metode Penelitian

3. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder. Penelitian normatif menurut Peter Mahmud adalah penelitian yang memberikan penjelasan sistematis aturan yang mengatur suatu kategori hukum tertentu, menganalisis hubungan antara peraturan menjelaskan daerah kesulitan dan mungkin memprediksi pembangunan masa depan (Peter Mahmud, 2017:135-137).

4. Sifat Penelitian

Pada Penulisan Hukum (Skripsi) ini menggunakan penelitian yang bersifat deskriptif. Penelitian hukum yang bersifat deskriptif adalah penelitian yang hanya menjelaskan apa yang benar (true), dan apa yang salah (false) dari setiap permasalahan, serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya (Peter Mahmud, 2017:35).

5. Pendekatan Penelitian commit to user

(10)

Pada penelitan ini penulis menggunakan pendekatan komparatif (comparative approach) dan pendekatan perundang-undangan (statue approach). Pendekatan komparatif (comparative approach) dilakukan dengan membandingkan peraturan perundang undangan ataupun putusan pengadilan di suatu negara dengan peraturan hukum di negara lain (bisa dengan satu negara atau lebih), namun dalam membandingkan peraturan tersebut harus dengan tema yang sama. (Peter Mahmud 2017:137). Pendekatan perundang-undangan (statue approach) pendekatan yang dilakukan dengan menelaah semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan isu hukum.

6. Jenis Data

Penelitian hukum normatif merupakan penelitian yang bersumber bahan pustaka yang digolongkan sebagai data sekunder. Data sekunder memiliki lingkup yang luas mulai dari buku-buku, dokumen resmi, sampai dengan surat- surat secara pribadi. Data sekunder ini dapat mencangkup bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. (Peter Mahmud 2017: 37)

a. Bahan Hukum Primer

1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan Menjadi Undang-commit to user

(11)

Undang

2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia

3) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia

4) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undangundang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia Menjadi Undang-Undang

5) The Bank of Japan Act (Act Number 67 of 1942) 6) Bank of Korea Act (Law Number 138 Promulgated

on May 5, 1950)

7) Act on Special Measures for Pandemi Influenza and New Infectious Diseases Preparedness and Response (Act Number 31 of 2012)

8) Infectious Disease Control And Preventions Act (Law Number 30596 Promulgated Apr. 2, 2020) 9) Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2020

tentang Pelaksanaan Kewenangan Lembaga Penjamin Simpanan dalam Rangka Melaksanakan Langkah-langkah Penanganan Permasalahan Stabilitas Sistem Keuangan

10) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan commit to user

(12)

Program Pemulihan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan Serta Penyelamatan Ekonomi Nasional

11) Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional 12) Peraturan Presiden Nomor 108 Tahun 2020 tentang

Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional

13) Peraturan Kementerian Keuangan Nomor 38/PMK.02/2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Keuangan Negara Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) Dan/Atau Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional Dan/Atau Stabilitas Sistem Keuangan

14) Peraturan Kementerian Keuangan Nomor 63/PMK.05/2020 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pengelolaan Rekening Khusus Pembiayaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional

15) Peraturan Kementerian Keuangan Nomor 64/PMK.05/2020 Tahun 2020 tentang Penempatan Dana Pada Bank Peserta Dalam Rangka Program Pemulihan Ekonomi Nasional commit to user

(13)

16) Peraturan Kementerian Keuangan Nomor 70/PMK.05/2020 Tahun 2020 tentang Penempatan Uang Negara Pada Bank Umum Dalam Rangka Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional

17) Peraturan Kementerian Keuangan Nomor 75/PMK.09/2020 tentang Pedoman Pengawasan Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Dan/Atau Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional Dan/Atau Stabilitas Sistem Keuangan Serta Penyelamatan Ekonomi Nasional

18) Peraturan Kementerian Keuangan Nomor 88/PMK.010/2020 Tahun 2020 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Pinjaman dari Pemerintah kepada Lembaga Penjamin Simpanan dalam rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Sistem Keuangan 19) Peraturan Kementerian Keuangan Nomor

104/PMK.05/2020 Tahun 2020 tentang Program Pemulihan Ekonomi Nasional Penempatan Dana Dalam Rangka Pelaksanan Program Pemulihan Ekonomi Nasional

20) Peraturan Kementerian Keuangan Nomor 85/PMK.05/2020 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pemberian Subsidi Bunga/Subsidi Margin Untuk Kredit/Pembiayaan Usaha Mikro, Usaha Kecil, Dan Usaha Menengah Dalam Rangka Mendukung Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional commit to user

(14)

21) Peraturan Bank Indonesia Nomor 22/17/PBI/2020 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/4/Pbi/2018 Tentang Rasio Intermediasi Makroprudensial Dan Penyangga Likuiditas Makroprudensial Bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, Dan Unit Usaha Syariah 22) Peraturan Bank Indonesia Nomor

22/16/PBI/2020 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/4/Pbi/2017 Tentang Pembiayaan Likuiditas Jangka Pendek Syariah Bagi Bank Umum Syariah 23) Peraturan Bank Indonesia Nomor

22/15/PBI/2020 Tahun 2020 tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek Bagi Bank Umum Konvensional

24) Peraturan Bank Indonesia Nomor 22/14/PBI/2020 Tahun 2020 tentang Operasi Moneter

25) Peraturan Bank Indonesia Nomor 22/13/PBI/2020 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/8/Pbi/2018 Tentang Rasio Loan To Value Untuk Kredit Properti, Rasio Financing To Value Untuk Pembiayaan Properti, Dan Uang Muka Untuk Kredit Atau Pembiayaan Kendaraan Bermotor 26) Peraturan Bank Indonesia Nomor

22/12/PBI/2020 Tahun 2020 tentang Sistem Pembayaran

27) Peraturan commit to user Bank Indonesia Nomor

(15)

22/10/PBI/2020 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/3/PBI/2018 tentang Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah

28) Peraturan Bank Indonesia Nomor 22/9/PBI/2020 Tahun 2020 tentang Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah

29) Peraturan Bank Indonesia Nomor 22/7/PBI/2020 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Pelaksanaan Beberapa Ketentuan Bank Indonesia Sebagai Dampak Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)

30) Peraturan Bank Indonesia Nomor 22/6/PBI/2020 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/4/Pbi/2017 Tentang Pembiayaan Likuiditas Jangka Pendek Syariah Bagi Bank Umum Syariah 31) Peraturan Bank Indonesia Nomor

22/5/PBI/2020 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/3/Pbi/2017 Tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek Bagi Bank Umum Konvensional

32) Peraturan Bank Indonesia Nomor 22/4/PBI/2020 Tahun 2020 tentang Insentif Bagi Bank Yang Memberikan Penyediaan Dana Untuk Kegiatan Ekonomi Tertentu Guna Mendukung Penanganan Dampak Perekonomian Akibat Wabah Virus Corona commit to user

(16)

33) Peraturan Bank Indonesia Nomor 22/3/PBI/2020 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/3/PBI/2018 Tentang Giro Wajib Minimum Dalam Rupiah Dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, Dan Unit Usaha Syariah

b. Bahan Hukum Sekunder 1) Jurnal Hukum 2) Buku-buku

3) Skripsi dan hasil karya ilmiah 4) Artikel hukum

7. Teknik Pengumpulan Data

Penulis menggunakan dokumen/data yang berada di Internet dengan cara mereseach, mengunduh, dan mencopy.

8. Teknik Analisis Data

Analisis data menggunakan penafsiran hukum yang bersifat komparatif, yang menyajikan data deskriptif dengan analisisnya. (Peter Mahmud 2017:130). Data-data yang telah dikumpulkan nantinya akan dianalisis berdasarkan peraturan- peraturan yang ada dan ditinjau dari fakta- fakta yang ada sehingga menghasilkan data deskkriptif dengan analisis.

commit to user

(17)

Sistematika Penulisan Hukum

Tujuan bagian ini adalah untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang sistematika penulisan hukum yang sesuai dengan aturan baru dalam penulisan hukum maka penulis menggunakan sistematika penulisan hukum. Adapun sistematika penulisan hukum ini terdiri dari 4 (empat) bab yang tiap bab terbagi dalam sub-sub bagian yang bertujuan untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan hasil penelitian ini yang saling berkaitan hubungannya satu dengan yang lainnya. Sistematika keseluruhan penulisan hukum ini adalah sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisikan antara lain latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan hukum.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab II memuat 2 (dua) sub bab yaitu:

1. Kerangka Teori

2. Kerangka pemikiran menampilkan narasi gambaran BAB III: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab III berupa penguraian dan penyajian hasil pembahasan berdasarkan rumusan masalah, yaitu:

1. Bagaimana Regulasi Bank Indonesia dalam penanganan krisis akibat Pandemi Virus Korona di Indonesia?

2. Bagaimana Konstruksi Regulasi yang Ideal Bagi Bank commit to user

(18)

Indonesia dalam Penanganan Krisis Akibat Covid -19?

BAB IV: PENUTUP

Dalam bab ini, penulis menguraikan secara singkat tentang kesimpulan akhir dari pembahasan serta jawaban atas rumusan masalah dan diakhiri dengan saran-saran yang didasarkan atas hasil keseluruhan penelitian

commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Rancangan Undang-Undang tentang Penetapan Peraturan Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara Dan

bahwa berdasarkan ketentuan penjelasan Pasal 2 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona

sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020

Sejak disahkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan