• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERAGAMAN NANAS BUBUR (Ananas comosus L. Merr.) cv.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KERAGAMAN NANAS BUBUR (Ananas comosus L. Merr.) cv. "

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

2023 SKRIPSI

KERAGAMAN NANAS BUBUR (Ananas comosus L. Merr.) cv.

QUEEN HASIL INDUKSI MUTASI KOLKISIN

Oleh:

RATNA INDRIANTI 11880220238

(2)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

2023 SKRIPSI

KERAGAMAN NANAS BUBUR (Ananas comosus L. Merr.) cv.

QUEEN HASIL INDUKSI MUTASI KOLKISIN

Oleh:

RATNA INDRIANTI 11880220238

Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

(3)
(4)
(5)
(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah subbahanahu wa ta’ala yang telah dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksankan dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam diucapkan untuk junjungan kita baginda Rasullah Muhammad Shallalahu’alaihi wa sallam.

Skripsi yang berjudul “Keragaman Nanas Bubur (Ananas comosus L.

Merr) cv. Queen Hasil Induksi Mutasi Kolkisin” ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Dalam pelaksanaan dan penyususnan skripsi ini tak lupa penulis menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Temanta Ginting dan Ibunda Nurhalisah yang merupakan pahlawan di kehidupan penulis, yang memberikan motivasi, mendo’akan, memberikan restu yang mengiringi di setiap langkah kaki penulis, serta memberikan dukungan maupun semangat yang luar biasa kepada penulis. Semoga Allah subahannallahu wa ta’ala melindungi, memberikan serta membalas dan meridhoi segala ketulusan dan pengorbanan yang telah diberi, Aamiin.

2. Kepada adik-adik tersayang Indah Maimunah dan Ahmad Fazri Andika Ginting yang telah mendo’akan yang tiada henti sampai saat ini.

3. Bapak Dr. Arsyadi Ali, S. Pt., M. Agr. Sc. Selaku Dekan, Bapak Dr. Irwan Taslpratama, M. Sc. Selaku Wakil Dekan I sekaligus ketua munaqasah, Ibu Dr. Elfawati, M. Si. Selaku Wakil Dekan II dan Bapak Dr. Syukria Ikhsan Zam, M.Si. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

4. Ibu Prof. Dr. Rosmaina., S.P., M.Si. Sebagai Ketua Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau serta pembimbing akademik penulis, sekaligus sebagai pembimbing I yang dengan penuh perhatian, kesabaran membimbing,

(7)

memberikan motivasi dan arahan kepada penulis sampai menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Ahmad Taufiq Arminuddin., S.P., M.Sc. sebagai Seketaris Program Studi Agroteknologi sekaligus penguji II yang telah memberikan masukan berupa kritik dan saran kepada penulis yang membuat laporan hasil penelitian ini lebih baik dari sebelumnya.

6. Ibu Nida Wafiqah Nabila M. Solin., S.P., M.Si. sebagai pembimbing II yang dengan penuh perhatian, kesabaran membimbing, memberikan motivasi dan arahan kepada penulis sampai menyelesaikan Penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Zulfahmi, S.Hut., M.Si. sebagai penguji I yang telah memberikan masukan berupa kritik dan saran kepada penulis dengan tujuan terselesaikannya skripsi ini dengan baik.

8. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Agroteknologi, karyawan dan civitas akademika Fakultas Pertanian dan peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah memberikan ilmu serta segala kemudahan selama penulis berkuliah di Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Sultan Syarif Kasim Riau.

9. Tim penelitian seperjuangan penulis yang telah bekerja sama membantu selama penelitian nanas, Lenni Anggraeni, S.P., Mutia Anjani, Sunardi, dan M. Nasrizal.

10. Senior yang telah memberikan arahan dan saran-saran yang membantu penulis dalam penyusunan laporan hasil penelitian, Febri Mursanto, S.P., Lisna Enda yani, S.P., Gusrinaldi, S.P., dan Ira Sundari, S.P.

11. Sahabat seperjuangan Sarah Az’ari, S.P., Intan Anggi Saputri, S.P., Sestri Afriani, S.P.,

12. Teman-teman Agroteknologi angkatan 2018 kelas D Intan kusuma Saputra, S.P., Audri Saskia, S.P., Riska Ayu Lestari, S.P., Anjes Pranata, S.P., Jihan Fahira, S.P., Maya Firiana, S.P., Miranda Wahyuni, S.P., Yosi Subat Ayu Lestari, Nurul Fatimah, Dedi Afandy, S.P., Eko Irnanda, S.P., Rajes Atrio Melcan, S.P., Febrianto Saputra, S.P., Shaqira Mozarida Ananda, S.P., Aldi Prasetya, Nazri al Dhani, Wahyu Tri Prasetyo.

13. Teman satu kos yang telah membantu penulis Fadilah Rahmadoni, S. Sos.

(8)

14. Rekan senior maupun junior Forum Studi Islam An-Nahl (FSI An-Nahl), Forum Kajian Islam Intensif Asy-Syams (FKII Asy-Syams), Forum Studi Agribisnis Brimasda (Forsa Brimasda) yang telah bersama-sama menjadi bagian dari ha-hal yang baik dalam kehidupan berorganisasi penulis selama berkuliah.

Akhir kata, Kepada semua yang tidak penulis tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis semoga Allah subahanahu wata’ala membalas, meridhoi, melindungi serta dimudahkan dalam segala urusannya. Aamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pekanbaru, Januari 2023

Penulis

(9)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Ratna Indrianti

NIM : 11880220238

Tempat/ Tgl. Lahir : Kota Raya/ 20 November 1999 Fakultas : Pertanian dan Peternakan

Prodi : Agroteknologi

Judul Skripsi : Keragaman Nanas Bubur (Ananas comosus L. Merr) cv.

Queen Hasil induksi Mutasi Kolkisin

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :

1. Penulisan Skripsi dengan judul Keragaman Nanas Bubur (Ananas comosus L. Merr) cv. Queen Hasil induksi Mutasi Kolkisin sebagaimana tersebut di atas adalah hasil pemikiran dan penelitian saya sendiri.

2. Semua kutipan pada karya tulis saya ini sudah disebutkan sumbemya.

3. Oleh karena itu Skripsi saya ini, saya nyatakan bebas dari p lagiat.

4. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam penulisan Skripsi saya tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-undangan.

Demikianlah Surat Pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun juga.

Pekanbaru, Januari 2023 Yang membuat pernyataan

Ratna Indrianti NIM : 11880220238

(10)

RIWAYAT HIDUP

Ratna Indrianti lahir pada tanggal 20 November 1999 di Desa Kota Raya Kecamatan Kunto Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu. Lahir dari pasangan ayahanda Temanta Ginting dan ibunda Nurhalisah. Anak ke-1 dari 3 bersaudara. Masuk sekolah dasar di SD Negeri 007 Ujung Batu dan tamat pada tahun 2012.

Tahun 2012 melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Ujung Batu, kecamatan Ujung Batu, kabupaten Rokan Hulu, Riau dan tamat pada tahun 2015, dan kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Ujung Batu dan tamat pada tahun 2018.

Pada tahun 2018 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Peguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) diterima menjadi mahasiswi pada program studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Bulan Juli sampai September tahun 2020 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) secara online pada masa pandemi covid-19. Pada bulan Juli sampai Agustus tahun 2021 melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Penulis melaksanakan penelitian pada bulan Oktober 2021-Oktober 2022 di Laboratorium Reproduksi dan Pemuliaan Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dengan judul “Keragaman Nanas Bubur (Ananas comosus L. Merr) cv. Queen Hasil Induksi Mutasi Kolkisin” di bawah bimbingan Ibu Prof. Dr. Rosmaina, S.P., M.Si. dan Ibu Nida Wafiqah Nabila M. Solin, S.P., M.Si.

Pada tanggal 17 Januari 2023 dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar Sarjana Pertanian melalui sidang tertutup program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

(11)

i KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kehadirat kepada Allah Subahanahu Wa Ta’alla atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Keragaman Nanas Bubur (Ananas comosus L. Merr) cv. Queen Hasil Induksi Mutasi Kolkisin”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Rosmaina, S.P.,M.Si. sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Nida Wafiqah Nabila M. Solin, S.P.,M.Si. sebagai dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk dan motivasi sampai selesainya skripsi ini. Kepada seluruh rekan-rekan yang telah banyak membantu penulis di dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, penulis ucapkan terima kasih dan semoga mendapatkan balasan dari Allah Subahanahu Wa Ta’alla untuk kemajuan kita semua dalam menghadapi masa depan nanti.

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan penulisan skripsi. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua baik untuk kini maupun untuk masa yang akan datang.

Pekanbaru, Januari 2023

Penulis

(12)

ii KERAGAMAN NANAS BUBUR (Ananas comosus L. Merr.) cv. QUEEN

HASIL INDUKSI MUTASI KOLKISIN

Ratna Indrianti (1188020238)

Di bawah bimbingan Rosmaina dan Nida Wafiqah Nabila M. Solin

INTISARI

Salah satu metode perbaikan tanaman yaitu melalui induksi mutasi. Kolkisin merupakan mutagen yang dapat menyebabkan perubahan kromosom. Tujuan penelitian ini untuk melihat perubahan morfologi tanaman nanas Bubur cv. Queen hasil induksi mutasi kolkisin dan mendapatkan konsentrasi kolkisin yang mampu menginduksi mutasi pada tanaman nanas bubur cv. Queen. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu 300, 400, 500 ppm dan kontrol. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 ulangan, sehingga terdapat 20 unit percobaan. Parameter pengamatan terdiri dari 12 karakter kualitatif dan 22 karakter kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi kolkisin 500 ppm menyebabkan perubahan karakter kualitatif pada warna daging buah. Pemberian kolkisin 300 hingga 500 ppm mampu menginduksi mutasi hal ini terlihat dari perubahan (peningkatan dan penurunan) morfologi pada semua karakter kuantitatif dengan koefesien keragaman 18%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kolkisin dengan konsentrasi 300 sampai 500 ppm mampu merubah karakter kualitatif dan kuantitatif pada nanas genotipe bubur cv. Queen.

Kata kunci: genotipe bubur, heritabilitas, pemuliaan mutasi

(13)

DIVERSITY OF PINEAPPLE BUBUR (Ananas comosus L. Merr.) cv.

QUEEN RESULTS OF COLCHICIN MUTATION INDUCTION

Ratna Indrianti (1188020238)

Under guidance byRosmaina and Nida Wafiqah Nabila M. Solin

ABSTRACT

One of the plant improvement menthods is mutation induction. Colchicine is a mutagen that can cause chromosomal changes. The purpose of this study was to observe changes in the morphology of the Pineapple bubur cv. Queen was the result of inducing colchicine mutations and obtained concentrations of colchicine capable of inducing mutations in cv. Queen. This study used a completely randomized design (CRD) which consisted of 4 treatments, namely 300, 400, 500 ppm and control. Each treatment was repeated 5 times, so there were 20 experimental units. The observation parameters consist of 12 qualitative characters and 22 quantitative characters. The results of this study indicated that the concentration of 500 ppm colchicine caused a qualitative character change in the color of the fruit flesh. Application of colchicine 300 to 500 ppm was able to induce mutations. This was evident from changes (increase and decrease) in morphology of all quantitative characters with a coefficient of variation of 18%.

Based on the results of the study, it can be concluded that colchicine with a concentration of 300 to 500 ppm was able to change the qualitative and quantitative characters of Pineapple bubur genotype cv. Queen

Keywords: bubur genotype, heritability, mutation breeding

ii

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI……… ... ii

ABSTRACT……… ... iii

DAFTAR ISI…….... ... iv

DAFTAR TABEL… ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR SINGKATAN ... vii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Penelitian... 3

1.3. Manfaat Penelitian... 3

1.4. Hipotesis ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Pemulian Mutasi ... 5

2.2. Induksi Mutasi Kolkisin ... 6

2.3. Sejarah Nanas ... 7

2.4. Morfologi Nanas ... 8

2.5. Syarat Tumbuh Nanas ... 10

III. MATERI DAN METODE ... 12

3.1. Tempat dan Waktu ... 12

3.2. Bahan dan Alat ... 12

3.3. Metode Penelitian ... 12

3.4. Pelaksanaan Penelitian ... 13

3.5. Parameter Pengamatan ... 13

3.6. Analisis Data ... 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19

4.1. Kondisi Umum ... 19

4.2. Karakter Kualitatif ... 19

4.3. Karakter Kuantitatif ... 25

4.4. Ragam Genotipe, Fenotipe dan Heritabilitas... 40

4.5. Koefesien Keragaman Genetik... 42

V. PENUTUP ... 44

5.1.Kesimpulan ... 44

5.2.Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

LAMPIRAN ... 54

iii

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1. Karakter Kualitatif Nanas... 20

4.2. Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun... 26

4.3. Lebar Daun dan Panjang Daun... 27

4.4. Panjang Buah dan Diameter Buah ... 28

4.5. Tinggi Mahkota dan Jumlah Daun Mahkota... 29

4.6. Diameter Tangkai Buah dan Diamter Batang... 31

4.7. Bobot Buah Tanpa Mahkota Dan Bobot Buah Dengan Mahkota. 32 4.8. Bobot Mahkota dan Diameter Hati Buah... 33

4.9. Kedalaman Mata dan Edbile Part... 34

4.10. Padatan Terlarut Total dan Total Asam Titrasi... 36

4.11. Kandungan Vit C dan Kadar Air... 37

4.12. Rasio PTT/TAT... 38

4.13. Jumlah Tunas Batang (shoot)... 39

4.14. Ragam Genotipe, Fenotipe dan Heritabilitas... 42

4.15. Jarak Genetik Tanaman Bubur cv. Queen yang diinduksi Mutasi pada Berbagai Konsentrasi Kolkisin... 43

iv

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Struktur Morfologi Tanaman Nanas... 9

4.1. Warna Daun... 21

4.2. Warna Kelopak Bunga dan Mahkota Bunga... 22

4.3. Bentuk Buah, Warna Buah Matang Fisiologis, Keberadaan Bintik Buah, Warna Mahkota Buah, Warna Buah Sebelum Matang, Mahkota Buah... 23

4.4. Warna Tangkai Buah dan Warna Daging Buah... 25

4.5. Grafik Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun... 26

4.6. Grafik Lebar Daun dan Panjang Daun... 27

4.7. Grafik Panjang Buah dan Diameter Buah... 28

4.8. Grafik Tinggi Mahkota dan Jumlah Daun Mahkota... 30

4.9. Grafik Diameter Tangkai Buah dan Diameter Batang... 31

4.10. Grafik Bobot Buah Tanpa Mahkota dan Bobot Buah Dengan Mahkota... 32

4.11. Grafik Kedalaman Mata dan Edible Part... 33

4.12. Grafik Kandungan Vitamin C dan Kadar Air... 34

4.13. Grafik Padatan Terlarut Total dan Total Asam Titrasi... 35

4.14. Grafik Total Asam Titrasi dan Kandungan Vit C... 37

4.15. Grafik Rasio PTT/TAT... 38

4.16. Grafik Jumlah Tunas Batang (shoot)... 39

4.17. Dendogram Tanaman Nanas Bubur cv. Queen yang diinduksi Mutasi pada Berbagai Konsentrasi Kolkisin...43

v

(17)

DAFTAR SINGKATAN

ANOVA Analysis of Variance

BPS Badan Pusat Statistik

CAM Crassulacean Acid Metabolisme

cm centi meter

DMRT Ducan Multiple Range Test EMS Ethyl Methane Solfonate

g Gram

mm Milimeter

NPK Nitrogen Phosphat Kalium

pH Power of Hydrogen

ppm Part per Milion

PTT Padatan Terlarut Total

RAL Rancangan Acak Lengkap

TAT Total Asam Titrasi

vi

(18)

1 I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Nanas (Ananas comosus L. Merr) merupakan salah satu buah–buahan tropis yang banyak diminati baik di dalam maupun di luar Negeri. Buah nanas umumnya dikonsumsi dalam bentuk segar atau buah meja, namun dapat pula dinikmati dalam bentuk jus sebagai minuman segar ataupun dalam bentuk olahan seperti dodol, kripik nanas dan selai (Astoko, 2019). Terdapat beberapa kandungan dalam nanas yaitu kandungan gizi, vitamin dan mineral dalam 100 g buah nanas sebagai berikut:

air 86 g, kalori 218 kj, protein 0,5 g, lemak 0,2 g, karbohidrat 3,5 g, serat 0,5 g, dan abu 0,3 g (Sada dkk., 2014).

Di Indonesia, produksi nanas pada tahun 2017 mencapai 1.795.986 ton, pada tahun 2018 mencapai 1.805.499 ton terus meningkat pada tahun 2019 mencapai 2.196.456 ton, dan pada tahun 2020 mengalami penurunan hingga 1.641.087 ton (BPS, 2021). Sedangkan di daerah Riau produksi nanas pada tahun 2019 mencapai 1.325.826 ton dan pada tahun 2020 mencapai 1.343.076 ton mengalami kenaikan mencapai 17.250 ton atau 1.30%. Produksi nanas yang mengalami peningkatan di Provinsi Riau berada di Kabupaten Kampar pada tahun 2020 mencapai 395.424 ton, setelah itu dilanjutkan dengan Kabupaten lainnya seperti Kabupaten Siak 394.424 ton, Indragiri Hilir 336.281 ton, Bengkalis 236.692 ton, Kepulauan Meranti 6.352 ton, Rokan Hilir 4.902 ton, Rokan Hulu 761 ton, Pelalawan 542 ton, dan yang terakhir Kabupaten Kuantan Singing 194 ton (BPS, 2021).

Nanas kultivar Queen merupakan salah satu nanas unggulan dan merupakan kultivar yang paling banyak dibudidayakan di Riau. Nanas Queen memiliki aroma yang lebih harum dibandingkan nanas lainnya, buahnya berukuran kecil, memiliki rasa yang manis (Zulkarnain, 2017). Biasanya dikonsumsi dalam bentuk segar, buah berwarna kuning keemasan, renyah (crisp) serta tidak transparan (Hadiati dan Indriyani, 2008). Nanas Queen memiliki kelemahan diantaranya adalah ukuran buah yang seringkali tidak stabil, ukuran buah kecil dan daun berduri sehingga menyulitkan dalam budidaya tanaman.

Perbaikan genetik nanas dapat dilakukan melalui pemuliaan konvensional dengan persilangan, tetapi kendalanya adalah nanas memiliki sifat self-incompatibility

(19)

2 yang tinggi sehingga persilangan dalam genotipe yang sama tidak menghasilkan biji. Persilangan antar genotipe bisa dilakukan tetapi membutuhkan waktu yang lama dan perlu pengaturan tanam agar bunga muncul bersamaan, karena memiliki umur panen yang berbeda (Rosmaina et al., 2019).

Salah satu alternatif untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pemuliaan mutasi. Mutasi adalah suatu proses perubahan yang mendadak pada materi genetik dari suatu sel, yang mencakup perubahan pada tingkat molekuler, gen dan kromosom (Poehlman dan Sleper, 1995). Mutasi dapat menambah maupun mengurangi satu atau beberapa sifat baru tanpa mengubah keseluruhan sifat unggul yang dimiliki sebelumnya (Sari dkk., 2020) Pemuliaan tanaman secara mutasi dibagi menjadi 2 yaitu mutagen fisik atau mutagen kimia.

Mutasi fisik adalah mutasi yang terjadi akibat mutagen fisik, misalnya sinar gamma. Mutagen kimia pada umumnya menggunakan bahan zat-zat kimia yaitu EMS dan kolkisin. Induksi mutasi menggunakan kolkisin diharapkan dapat melakukan penggandaan kromosom agar menghasilkan ukuran buah yang besar, memperbaiki sifat tanaman, baik secara kualitatif maupun kuantitatif khususnya dalam meningkatkan produktivitas tanaman nanas.

Beberapa penelitian menggunakan kolkisin untuk perbaikan tanaman telah dilaporkan oleh Ajijah dkk. (2003) pada tanaman kencur, Sulistianingsih dkk., (2004) pada tanaman anggrek, Daryono dan Rahmadanti (2009) pada tanaman krisan, Sinaga dkk. (2014) pada tanaman kacang hijau, Mahyuni dkk. (2015) pada tanaman binahong, Susianti dkk. (2015) pada tanaman stroberi, Rosmaiti dan Dani (2015) pada tanaman semangka, As’adah dkk. (2016) pada tanaman zaitun, Faturrahman (2016) pada tanaman kedelai, Aili dkk. (2016) pada tanaman jagung, Ayu (2019) pada tanaman bawang putih, Putra dkk. (2019) pada tanaman bawang merah, Pradana dan Hartatik (2019) pada tanaman terung.

Pada tanaman nanas sendiri, penggunaan kolkisin untuk mutasi telah dilaporkan diantaranya oleh Istiqomah dkk. (2018), Hannweg et al. (2012), Mujid (2005) dan Nady (2015). Istiqomah dkk. (2018) menjelaskan bahwa pengaruh kolkisin dengan konsentrasi 0,1% merupakan konsentrasi optimal yang dapat menginduksi eksplan poliploidi kalus tanaman nanas. Hannweg et al. (2012) melaporkan pemberian kolkisin 0,01 dan 1,0 g/L selama 18 atau 36 jam pada

(20)

3 bagian tunas yang dibelah menghasilkan persentase poliploid yang lebih besar dibandingkan tunas utuh (tanpa dibelah). Selanjutnya Mujib (2005) melaporkan pemberian kolkisin 0,01% dengan melarutkan kolkisin dalam air menyebabkan sekitar 5% planet albino (kandungan klorofil a dan klorofil b sangat rendah). Nady (2015) melaporkan tanaman nanas pada konsentrasi kolkisin 500 ppm merupakan konsentrasi yang berbeda signifikan terhadap tanaman kontrol, tetapi hasil pengujian tersebut tidak berpengaruh dalam perkembangan galur poliploidi.

Berdasarkan beberapa laporan di atas, belum ada laporan yang efektif menggambarkan kualitas buah nanas akibat perlakuan kolkisin. Pada penelitian sebelumnya Mursanto (2022) telah melakukan induksi mutasi kolkisin pada nanas bubur dengan konsentrasi 300 ppm, 400 ppm, dan 500 ppm yang diteliti.

Mursanto (2022) melaporkan bahwa induksi mutasi kolkisin dengan konsentrasi 300 ppm, 400 ppm, dan 500 ppm belum mampu menginduksi keragaman tanaman nanas bubur pada parameter tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun, jumlah stomata, dan ukuran stomata tetapi signifikan menurunkan jumlah duri pada daun.

Untuk melihat apakah induksi yang dilakukan berhasil atau tidak, maka perlu dilihat parameter pertumbuhan dan kualitas buah nanas hasil induksi mutasi kolkisin pada nanas Bubur.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis telah melakukan penelitian dengan judul “Keragaman Nanas (Ananas comosus L. Merr.) cv. Queen Hasil Induksi Mutasi Kolkisin”.

1.2. Tujuan

1. Untuk melihat perubahan morfologi tanaman nanas bubur cv. Queen hasil induksi mutasi kolkisin.

2. Mendapatkan konsentrasi kolkisin yang mampu menginduksi mutasi pada tanaman nanas bubur cv. Queen.

1.3. Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah dapat mengetahui informasi pengaruh hasil induksi kolkisin terhadap karakter morfologi tanaman nanas yang berkualitas baik, guna mengembangkan program pemuliaan tanaman serta budidaya tanaman nanas.

(21)

4 1.4. Hipotesis

1. Terdapat perubahan morfologi tanaman nanas bubur cv. Queen hasil induksi mutasi kolkisin.

2. Terdapat konsentrasi kolkisin yang mampu menginduksi mutasi pada tanaman nanas bubur cv. Queen.

(22)

5 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemuliaan Mutasi

Kata “mutasi” diartikan sebagai perubahan. Mutasi di bidang genetika diartikan sebagai perubahan materi genetik berupa DNA maupun RNA yang terjadi baik pada urutan gen, jenis basa nukleotidanya ataupun perubahan segmen yang lebih besar yaitu pada kromosom. Mutasi terjadi pada suatu makhluk secara tiba-tiba dan acak (Arumingtyas, 2019).

Mutasi adalah peristiwa perubahan susunan dan jumlah materi genetik pada kromosom atau DNA yang bersifat menurun. Perubahan materi genetik dapat menyebabkan perubahan sifat pada tingkatan sel atau individu. Tidak setiap perubahan DNA adalah mutasi. Kriteria dikatakan mutasi sebagai berikut: 1).

Adanya perubahan materi genetik (DNA), 2). Perubahan tersebut bersifat dapat atau tidak dapat diperbaiki, 3). Hasil perubahan tersebut diwariskan secara genetik pada keturunannya. Peristiwa terjadinya mutasi disebut mutagenesis. Sedangkan organisme yang mengalami mutasi dan memperlihatkan fenotip baru hasil mutasi disebut mutan. Adapun faktor yang menyebabkan terjadinya mutasi disebut mutagen. Mutasi mempunyai beberapa sifat yaitu muncul secara bebas, bersifat menurun terhadap keturunannya dan jarang terjadi.

Mutasi spontan (mutasi alami) terjadi dengan sendirinya tanpa adanya campur tangan manusia dan tanpa diketahui penyebabnya secara pasti. Mutasi alami ini berlangsung secara lambat dan sangat jarang terjadi. Mutasi alami bersifat merugi bagi makhluk hidup yang mengalaminya dan sering tidak mampu bertahan hidup karena tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Tetapi, ada juga yang bertahan hidup dan mewariskan sifat-sifat barunya kepada keturuanannya, maka keturunannya tersebut menjadi varietas baru. Mutasi terinduksi (mutasi buatan) untuk merangsang mutasi, mutagen yang di pakai yaitu bahan fisik (mutasi fisik) umumnya berupa radiasi sinar-sinar yang dihasilkan dari unsur-unsur radioaktif yang tersedia di alam atau hasil perbuatan manusia.

Mutagen fisik dapat menyebabkan kerusakan pada molekul-molekul DNA organisme hidup. Misalnya berbagai gelombang cahaya pada sinar matahari, seperti ultraviolet, infa merah, dan sinar radioaktif seperti sinar alfa, beta, dan

(23)

6 gamma. Bahan kimia (mutasi kimia) umumnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia yang bersifat racun. Mutagen kimia antara lain kolkisin, benzopyrene, dan EMS (ethylene methanesulfonat). Mutasi dihasilkan dari segala macam tipe perubahan materi yang diturunkan DNA yang merupakan sasaran utama dari pemberian bahan mutasi. Perubahan DNA yang terjadi akibat adanya mutasi, akan menimbulkan veriasi genetik baru yang akan diturunkan pada keturunannya (Baharudin dan Idrus, 2020).

Bagi para pemulia tanaman yang tidak mempunyai akses untuk menggunakan alat sumber iradasi secara fisik, mutagen kimia menjadi lebih mudah dan tersedia. Mutagen kimia paling umum digunakan pada biji dan sangat jarang untuk stek pucuk atau stek batang. Hal ini disebabkan oleh sifat biji yang sering dorman atau baru bisa aktif tumbuh jika direndam dalam cairan mutagenik.

Zat kimia juga bisa digunakan untuk jaringan tanman seperti batang, daun dan bunga. Akan tetapi, hasil yang baik bergantung pada perhatian yang cermat akan konsentrasi bahan kimia, lama perlakuan, suhu dan pH larutan kimia. Biasanya biji perlu dicuci air dulu setelah perlakuan untuk mencegah kerusakan (Syukur dkk., 2012).

2.2. Induksi Mutasi Kolkisin

Kolkisin merupakan salah satu zat mutagenik yang digunakan dalam proses poliploidisasi. Kolkisin (C22H25O6N) adalah alkaloid yang diekstrak dari biji dan umbi tanaman Colchirum aurumnale Linn. (Familia Liliaceae) (Ayu, 2019).

Kolkisin mampu menghentikan aktivitas benang-benang pengikat kromosom (spindel) sehingga kromosom yang telah membelah tidak memisahkan diri dalam anafase pada pembelahan sel (Susianti dkk., 2015). Kromosom yang lebih banyak menyebabkan ukuran sel dan inti bertambah besar. Sel yang berukuran lebih besar menghasilkan organ tanaman seperti daun, bunga dan buah serta dapat mengalami perubahan karakter morfologi pada tanaman. Penggandaan kromosom dapat terjadi melalui penggandaan sel somatik. Senyawa yang dapat menginduksi penggandaan sel somatik (mitosis) melalui penghambatan pembentukan benang spindel, diantaranya adalah kolkisin dan orizalin (Susianti dkk., 2015). Bagian tanaman yang umum digunakan untuk penggandaan kromosom ialah biji, kecambah, akar

(24)

7 atau tunas yang masih muda (Aristya dkk., 2015).

Potensi hasil pada tanaman dikendalikan oleh banyak gen (poligenik).

Semakin banyak gen pada tanaman maka akan meningkatkan hasil produksi. Dosis dapat ditingkatkan atau diperbanyak dengan menggunakan kolkisin. Dengan adanya poliploidi diharapkan hasil dari setiap individu akan lebih baik dan unggul (Aili dkk., 2016). Hal ini disebabkan karena tanaman tersebut yang awalnya dikendalikan oleh 2n (diploid) kemudian akan menjadi 4n atau 8n dan 16n (poliploid) (Sandra dkk., 2019). Kolkisin dapat mempengaruhi produksi metabolit sekunder (Noor et al., 2017). Menurut Mindari et al. (1998), perlakuan kolkisin dapat diaplikasikan dengan cara perendaman, pencelupan, penetesan, pengolesan, penyuntikan dan penyemprotan. Perlakuan tersebut dapat diberikan terhadap benih, akar kecambah, ujung batang planlet hasil biakan kultur jaringan atau bunga.

Kolkisin telah diterapkan pada berbagai tanaman, diantaranya Anggaraito (2004) pada tanaman melon dengan konsentrasi 0.20% dengan lama perendaman 16 jam dapat memperbesar ukuran buah melon. Pradana dan Hartatik (2019) pada tanaman terung konsentrasi kolkisin 100 ppm dan lama perendaman 12 jam meningkatkan diameter dan bobot buah tanaman terung. Sulistianingsih dkk.

(2004) pada tanaman anggrek dendrobium hibrida dengan konsentrasi 0.02%

dengan lama perendaman 6 jam memperbesar ukuran diameter batang dan ukuran bunga.

2.3. Sejarah Nanas

Nanas adalah buah yang sepanjang tahun selalu ada dan tidak mengenal musim (Sari, 2015). Nanas sendiri berasal dari Brasilia (Amerika Selatan) yang telah didomestikan sebelum masa Colombus. Pada abad ke 16, orang Spanyol membawa nanas ke Filipina dan Semenanjung Malaysia yang selanjutnya masuk ke Indonesia pada abad ke 15 yaitu sekitar tahun 1599. Awal mulanya buah nanas di Indonesia hanya sebagai tanaman perkarangan, kemudian meluas hingga di perkebunan dan ditanam di lahan yang kering (tegalan). Tempat semacam itu hampir ada di seluruh wilayah nusantara, sehingga tanaman ini kini dapat dipelihara di daerah tropik dan subtropik. Tanaman nanas termasuk tanaman

(25)

8 CAM (Crassulacean Acid Metabolisme), dan tanaman yang menyimpan air (Ardiansyah, 2019). Tanaman nanas merupakan tanaman hortikultura yang tergolong tanaman monokotil yang tampak memiliki kulit berbentuk sisik, berbiji mata banyak, daunnya panjang dan berserat serta keduanya sisinya berduri (Nanda, 2020).

Menurut Hadiati dan Indriyani (2008), varietas nanas ada beberapa jenis, antara lain Smooth Cayenne, Queen dan Spanish. Varietas yang sering dibudidayakan secara luas oleh petani adalah varietas Smooth Cayenne dan Queen.

Nanas Smooth Cayenne biasanya digunakan sebagai buah kalengan. Cirinya adalah tepi daun tidak berduri/durinya hanya terletak pada bagian ujung daun, mata lebar, daging buah berwarna kuning pucat, dan tembus cahaya (transparan) serta banyak mengandung air. Nanas Queen banyak dikonsumsi dalam bentuk segar. Ciri nanas Queen yaitu, tepi daun berduri, buah berukuran kecil, mata kecil dan menonjol, daging buah berwarna kuning keemasan, renyah (crisp), serta tidak transparan.

Menurut Suwanti dkk. (2017), wilayah terbesar yang memproduksi nanas adalah daerah Subang, Bogor, Palembang, Kediri dan lain-lain. Sedangkan menurut Audies (2015), daerah penghasil buah nanas adalah daerah Palembang, Riau, Jambi, Bogor, Subang, Pandeglang, Tasikmalaya dan Kutai. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak dan memiliki nama ilmiah Ananas comosus. Selain itu, juga memiliki nama daerah yaitu danas (Sunda) dan neneh (Sumatera). Dalam bahasa Inggris buah nanas disebut pineapple dan orang-orang Spanyol menyebutnya pina (Ardiansyah, 2019).Klasifikasi nanas berdasarkan ilmu taksonomi sebagai berikut: Kingdom: Plantae (Tumbuh-Tumbuhan), Divisi:

Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji), Kelas: Angiospermae (Berbiji Tertutup), Ordo: Farinosae (Bromeliales), Famili: Bromiliacae, Genus: Ananas, Species : Ananas comosus (L.) Merr (Maisarah, 2019).

2.4. Morfologi Nanas

Tanaman nanas berbentuk semak dan bersifat tahunan. Tanaman nanas memiliki beberapa bagian morfolgi yaitu akar, batang, daun, bunga, buah, dan tunas-tunas (Maisarah, 2019). Menurut Sejati (2017), akar pada tanaman nanas itu

(26)

9 dibedakan atas dua bagian yaitu akar samping dan akar tanah. Akar tanaman nanas melekat pada pangkal batang dan berakar serabut. Media tanah yang baik untuk perakaran 30-50 cm (Sundari, 2020). Sistem perakaran tanaman nanas menyebar antara 1-2 m dengan kedalaman 0.85 m (Nanda, 2020).

Bentuk batang nanas cukup panjang dengan ukuran 20-25 cm atau lebih, dan lebih tebal dengan diameter 2.0-3.5 cm, serta beruas-ruas pendek. Batang sebagai tempat perekat akar, daun, tunas, dan buah. Secara visual batang tidak nampak kerena tertutup oleh daun (Maisarah, 2019).

Daun nanas memiliki bentuk panjang seperti pedang dengan ukuran ± 100 cm dan lebar 2-8 cm, berduri dan ujungnya lancip berwarna hijau atau hijau kemerahan (Sundari, 2020). Bentuk daun nanas yang dijumpai adalah lanset, bentuk pangkal daun adalah membulat (Ardi dkk., 2019). Permukaan daun bagian bawah berwarna keputih-putihan atau berwarna keperakan (Maisarah, 2019). Jumlah daun tiap batang pada tanaman nanas bervariasi antara 70-80 helai yang tata letaknya seperti spiral yaitu mengelilingi batang mulai dari bawah sampai ke atas arah kanan dan kiri (Sejati, 2017).

Nanas memiliki bunga majemuk pada ujung batang yang sifatnya hermaprodit dan berjumlah 100-200 yang berada di bagian ketiak daun pelindung. Jumlah bunga mekar setiap harinya berjumlah 5-10 kuntum. Pertumbuhan bunga dari dasar menuju bagian atas yaitu sekitar 10-20 hari. Sedangkan dari menanam hingga membentuk bunga yaitu 6-16 bulan (Maisarah, 2019). Bunga nanas merupakan bunga sempurna kerena memiliki benang sari dan putik di bunga yang sama. Nanas memilki sifat self incompatible, sehingga diperlukan penyerbukan silang (cross pollinated) dengan perantara burung dan lebah (Maisyarah, 2019).

(27)

10 Gambar.2.1. Struktur morfologi tanaman nanas (Sundari, 2020).

Polen nanas tidak berfungsi jika terjadi penyerbukan sendiri. Sifat self incompatible pada nanas dapat terjadi karena adanya lokus tunggal S dengan multiple alel, sehingga tanaman nanas akan steril apabila menyerbuk sendiri, tetapi biji akan terbentuk jika terjadi penyerbukan silang. Biji yang terbentuk setelah penyerbukan silang berwarna coklat, panjang 5 mm, lebar 1-2 mm, mengandung endosperm keras dan embrio kecil. Tanaman nanas tidak bersifat musiman, tetapi dapat berbunga setiap saat (Rosmaina, 2007).

Buah nanas memiliki bentuk kulit seperti sisik dan termasuk dalam buah majemuk yang merupakan gabungan 100-200 bunga yang berbentuk bulat panjang, putik bunga akan berubah menjadi mata nanas (Nanda, 2020). Pada umumnya tanaman nanas akan berbuah hanya tumbuh satu buah saja. Namun ada juga yang lebih dari satu buah karena pengaruh lingkungan hal ini disebut multiple fruit (buah ganda). Bentuk buah nanas bermacam-macam yaitu silindris, lonjong, panjang kecil, dan seperti piramida (Maisarah, 2019).

Tunas pada bagian tanaman nanas terdiri atas tunas anakan, tunas batang, slip (tunas dasar buah) dan mahkota (tunas pucuk buah). Masing-masing tunas memiliki karakteristik spesifik tersendiri (Lubis, 2020). Tunas banyak digunakan petani untuk perbanyakan karena dapat memicu pertumbuhan pembungaan. Perbanyakan nanas dapat dilakukan dengan menggunakan tunas sebagai perbanyakan konvensional secara vegetatif (Hadiati dan Indriyani, 2008).

2.5. Syarat Tumbuh Nanas

Tanaman nanas dapat beradaptasi dan tumbuh baik di daerah tropis yang terletak antara 25º lintang utara sampai 25º lintang selatan dengan ketinggian tempat 100m-800m dari permukaan laut dan temperatur antara 21ºC-27 ºC (Hadiati dan Indriyani, 2008). Tanaman nanas dapat tumbuh pada keadaan iklim basah maupun kering, baik tipe A, B, C, maupun D, E, dan F. Tipe iklim A terdapat di daerah yang amat basah, B (daerah basah), C (daerah agak basah), D (daerah sedang), E (daerah agak kering) dan F (daerah kering). Curah hujan tanaman nanas berkisaran sekitar 1000-1500 mm/tahun (Sejati, 2017), namun tanaman nanas tidak toleran terhadap suhu rendah dan kelembaban udara 70%-80% (Hadiati dan

(28)

11 Indriyani, 2008).

Pada umumnya, hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian cocok untuk tanaman nanas. Dengan demikian jenis tanah yang cocok untuk tanaman nanas adalah yang mengandung pasir, subur, gembur, dan banyak mengandung bahan organik serta kandungan kapur rendah. Derajat keasaman yang cocok adalah pH 4,5-6,5. Tanah yang banyak mengandung kapur yang pHnya lebih dari 6,5 dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman nanas dan menyebabkan tanaman nanas menjadi kerdil dan klorosis sedangkan tanah yang asam dengan pH 4,5 atau bahkan lebih rendah dapat menyebabkan penurunan unsur Fosfor, Kalium, Belerang, Kalsium, Magnesium dan Molibdinum dengan cepat. Air sangat membantu pertumbuhan tanaman nanas untuk penyerapan unsur hara. Akan tetapi kandungan air jangan terlalu banyak sebab apabila tanaman nanas terendam akan sangat mudah terserang busuk akar maka dari itu aerasi dan drainasenya harus baik (Sejati, 2017).

Tanaman nanas membutuhkan intensitas sinar matahari yang cukup tinggi untuk pertumbuhan dan kualitas buah. Apabila intensitas matahari sangat rendah maka pertumbuhan akan terhambat, buah kecil, kadar asam tinggi, dan kadar gula buah rendah. Begitupun sebaliknya, apabila tanaman nanas terlalu banyak terkena sinar matahari maka menyebabkan buah nanas luka bakar dan hampir masak (Hadiati dan Indriyani, 2008). Sinar matahari untuk memperoleh hasil dan pertumbuhan yang baik diperlukan pada kisaran 33%-71% dari kelangsungan maksimumnya dan diukur dengan rata-rata 2000 jam (Ardiansyah, 2019).

(29)

12 III. MATERI DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di lahan Displai Nanas Varietas Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru, dan di lahan Agriculture Research Development Science (UARDS) dan di Laboratorium Reproduksi dan Pemuliaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2021- Oktober 2022.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman nanas bubur cv.

Queen yeng telah berumur 9 bulan yang telah diberikan perlakuan kolkisin pada umur 4 bulan dilakukan 3 kali selama 3 hari berturut-turut dalam kurun waktu 72 jam oleh peneliti sebelumnya, air, dan 10 g pupuk NPK, NaOH 0,1N, indikator phenolphthalein (pp), indikator amilum, iodin 0,01N, akuades, dan buah nanas bubur cv. Queen.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain RHS colour chart, alat tulis, pisau, sarung tangan, kamera digital, penggaris, jangka sorong, meteran, timbangan analitik, spatula, oven, hand refractometer, hot plate, talenan, blender, alat titrasi, elemeyer, pipet tetes, saringan, kertas label dan gelas ukur.

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu 1) K0 (tanaman kontrol), 2) K1 (kolkisin 300 ppm), 3) K2 (kolkisin 400 ppm) dan 4) K3 (kolkisin 500 ppm).

Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 ulangan, sehingga diperoleh 20 unit percobaan. Pengamatan dilakukan dengan melihat morfologi dan kualitas tanaman nanas menggunakan Buku Descriptors for Pineapple yang diterbitkan oleh International Board for Plant Genetic Resources (IBPGR, 1991) yang terdiri atas data kualitatif dan kuantitatif

.

(30)

13 3.4. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan pengamatan tanamaan nanas yang telah diberi perlakuan kolkisin oleh peneliti sebelumnya. Tanaman nanas yang sudah diberikan perlakuan kolkisin pada umur 4 bulan dilakukan selama 3 hari berturut-turut atau dalam waktu 72 jam dengan metode penyuntikkan pada titik tumbuh sebanyak 3 kali. Pemeliharaan dilakukan dengan pemupukan dan penyiraman. Pemupukan dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kesuburan lahan dengan menggunakan pupuk NPK sebanyak 10 g/tanaman.

Tanaman nanas merupakan tanaman yang tahan terhadap kekeringan, penyiraman dilakukan minimal 1 minggu sekali terutama di musim kemarau. Saat tanaman sudah dewasa, penyiraman cukup dilakukan 2 minggu sekali. Selain itu dilakukan penyiangan gulma di sekitar tanaman nanas. Pemanenan dapat dilakukan pada nanas yang siap panen dengan ciri-ciri mahkota lebih terbuka, tangkai buah menjadi keriput, mata lebih datar dan bentuknya lebih bulat, warna kulit dasar buah mulai menguning, dan aroma buah mulai muncul (Hadiati dan Indriyani, 2008).

3.5. Parameter Pengamatan

Parameter yang diamati dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan buku Descriptors for Pineapple yang diterbitkan oleh International Board for Plant Genetic Resources (IBPGR, 1991). Parameter yang diamati terdiri dari karakter kualitatif dan kuantitatif buah yang meliputi:

3.5.1. Karakter Kualitatif

Karakter kualitatif yang diamati dalam penelitian ini adalah:

1. Warna daun, diamati secara visual berdasarkan karakter yang telah ditentukan.

2. Warna kelopak bunga, diamati secara visual berdasarkan karakter yang telah ditentukan.

3. Warna mahkota bunga, diamati secara visual berdasarkan karakter yang telah ditentukan.

4. Bentuk buah, diamati secara visual berdasarkan karakter yang telah

(31)

14 ditentukan.

5. Warna buah sebelum matang, diamati secara visual berdasarkan karakter yang telah ditentukan.

6. Warna buah matang fisiologis, diamati secara visual berdasarkan karakter yang telah ditentukan.

7. Keberadaan bintik buah, diamati secara visual berdasarkan karakter yang telah ditentukan.

8. Profil mata buah, diamati secara visual berdasarkan karakter yang telah ditentukan.

9. Permukaan mata buah, diamati secara visual berdasarkan karakter yang telah ditentukan.

10. Warna daging buah, diamati secara visual berdasarkan karakter yang telah ditentukan.

11. Warna tangkai buah, diamati secara visual berdasarkan karakter yang telah ditentukan.

12. Bentuk mahkota buah, diamati secara visual berdasarkan karakter yang telah ditentukan.

3.5.2. Karakter Kuantitatif

Karakter kuantitatif yang diamati dalam penelitian ini adalah:

1. Tinggi tanaman (cm), diukur dengan cara mengukur tanaman dari pangkal sampai ujung daun terpanjang menggunakan meteran.

2. Panjang daun (cm), diukur dari pangkal sampai ujung daun.

3. Lebar daun (cm), diukur dengan cara mengukur bagian pangkal, tengah dan ujung daun diukur 5 cm dari ujung daun.

4. Jumlah daun (helai), dihitung seluruh daun kecuali daun yang telah layu.

5. Diameter batang (mm), diukur dengan cara mengukur lingkar batang pada bagian bawah tanaman menggunakan jangka sorong.

6. Bobot buah dengan mahkota (g), buah ditimbang setelah dipisahkan dari batang.

7. Bobot buah tanpa mahkota (g), buah ditimbang setelah dipisahkan dari mahkota dan batang buah.

8. Diameter tangkai buah (mm), diukur pada bagian tengah tangkai buah dengan

(32)

15 mengunakan jangka sorong.

9. Panjang buah (cm), diukur dari pangkal sampai ujung buah dengan penggaris.

10. Diameter buah (mm), buah dibelah secara horizontal yaitu bagian ujung tengah dan pangkal buah. Diameter buah diukur dari sisi buah yang telah dibelah dengan mengunakan jangka sorong.

11. Kedalaman mata (mm), diukur dengan cara membelah buah secara vertikal kemudian pengukuran dilakukan di tiga mata tunas menggunakan jangka sorong.

12. Diameter hati buah (mm), diukur dengan cara membelah buah secara vertikal kemudian diukur poros bawah, tengah, dan atas diantara daging buah dengan jangka sorong.

13. Tinggi mahkota (cm), diukur dengan penggaris dari ujung sampai pangkal mahkota buah.

14. Berat mahkota (g), mahkota yang telah dipisahkan dari buah lalu ditimbang.

15. Jumlah daun mahkota (helai), dihitung semua daun yang ada di mahkota.

16. Jumlah tunas batang (shoot), dihitung jumlah tunas yang tumbuh dibagian batang nanas.

17. Persentase bagian buah yang dapat dimakan (edible part) diukur dengan cara buah nanas dikupas kulitnya, kemudian nanas ditimbang.

Berat daging buah

Persentase buah = X 100 % Berat buah utuh

18. Kandungan Vitamin C diukur dengan menggunakan bahan hancuran yang diambil sebanyak 10-30 g dan dimasukkan kedalam labu takar 200 ml dan ditambah aquades samapi tanda tera lalu disaring. Filtrat hasil saringan diambil sebanyak 25 ml lalu ditambah indikator amilum sebanyak tiga tetes kemudian dititrasi dengan iodium 0,01 N. Apabila sudah terbentuk warna biru yang stabil maka titrasi dapat dihentikan. 1 ml Iodium 0,01 N = 0,88 mg asam askorbat/vitamin C (Angelia, 2017).

ml I2 x 0,88 x 100%

Bobot contoh Vitamin C =

(33)

16 Keterangan:

I2 = Larutam iodium yang digunakan untuk titrasi 0,88 = Faktor kenversi dari Massa molekul ke bobot Bobot contoh = Bobot sampel yang diukur

19. Kadar air dilakukan dengan pengeringan menggunakan oven. Kadar air diukur dengan cara menimbang 10 g bahan yang telah dihancurkan dimasukka ke dalam cawan yang telah diketahui bobotnya, kemudian dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105oc selama 24 jam (Iqbal dkk., 2014)

Keterangan :

a = berat cawan dan sampel sebelum dikeringkan (g) b = berat cawan dan sampel setelah dikeringkan (g) c = berat sampel (g)

20. Total asam tertitrasi Diukur dengan menggunakan bahan hancuran yang diamabil sebanyak 20 g dan dimasukkan ke dalam labu takar 200ml ditambahkan air destilata sampai tanda tera lalu disaring, filtrate hasil saringan diambil sebanyak 25 ml (fp=200/25) dan kemudian di beri indicator phenolphatalein (pp) sebannyak 3 tetes lalu di titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna merah muda yang stabil (Sohir dan Duri, 2018).

21. Padatan terlarut total (PTT), diukur dengan menghancurkan daging buah nanas, kemudian diambil sarinya dengan menggunakan kain kasa. Sari buah yang telah diperoleh dteteskan pada lensa refraktometer. Kadar PTT dapat dilihat pada alat (0Brix). Sebelum dan sesudah digunakan, lensa refraktometer dibersihkan dengan akuades (Waluyono et al., 2006).

3.5.3. Persentase perubahan (%)

Pengukuran persentase perubahan digunakan untuk mengetahui peningkatan/penurunan pertumbuhan pada parameter pengamatan. Pengukuran

a-b

c Kadar air (%) = x 100%

ml NaOH x N x fp x 64

TAT (%) = mg sample x 100%

(34)

17 dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P0 = Kontrol

P1 = konsentrasi kolkisin

Jika terjadi peningkatan maka nilainya (+), sedangkan jika terjadi penurunan maka nilainya (-).

3.6. Analisis Data

3.6.1. Anova dan uji lanjut

Data yang diperoleh pada karakter kualitatif akan disajikan secara deskriptif, sedangkan untuk melihat keragaman karakter kuantitatif dianalisis dengan Annova (Analysis Of Variance) menggunakan program SAS versi 9.1. Jika terdapat perbedaan, maka dilakukan uji lanjut dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) taraf 5%.

3.6.2. Analisis Ragam Genotip, Fenotip dan Heritabilitas

Berdasarkan variabilitas yang ada dalam populasi diperkiralkan dengan mengukur mean (rataan), ragam pertumbuhan fenotip dan genotip. Syukur et al.

(2012) untuk memperkirakan ragam fenotip dan genotip diperkirakan berdasarkan rumus sebagai berikut:

σ2g =

σ2f = σ2g +

(

σ

)

Keterangan :

σ²g : Ragaman genotipe σ²p : Ragaman fenotipe r : Ulangan

KTg : Kuadrat tengah genotipe

P0-P1 P0

100%

Persentase perperubahaan = x

(35)

18 KTe : Kuadrat tengah galat

KKG = √σ² KKF = √σ²

Keterangan :

KKG : Koefisien Keragaman Genotipe KKF : Koefisien Keragaman Fenotipe

Heritabilitas arti luas (h2) dari semua sifat dihitung menurut rumus seperti yang dijelaskan oleh Allerd (1960) sebagai berikut:

h2bs = σ

σ Keterangan : h2bs : Heritabilitas σ²g : Ragam genotipe σ²p : Ragam fenotipe

3.6.3. Koefisien Keragaman Genetik

Koefesien keragaman berdasarkan karakter pertumbuhan dilakukan menggunakan dendogram UPGMA melalui program MVSP 3.22.

(36)

45 V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Pemberian kolkisin 300 hingga 500 ppm mampu menginduksi mutasi pada tanaman nanas bubur cv. Queen dengan merubah karakter morfologi pada karakter kualitatif yaitu warna daging buah (500 ppm), koefesien keragaman genetik sebesar 18%, nilai heritabilitas tinggi pada parameter tinggi mahkota (54.62%), dan bobot buah dengan mahkota (91.17%).

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk melakukan pengamatan pada generasi kedua (M2) karena keragaman tertinggi terdapat pada generasi ke-2.

(37)

46 DAFTAR PUSTAKA

Afriani, R. 2018. Pengaruh Mutagen Kolkisin terhadap Karakter Fenotipe Tanaman Cabai Merah Keriting (Capsicum annuum L.). Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Pekanbaru.

Aili, E. N., Respatisarti, dan Sugiharto, N. A. 2016. Pengaruh Pemberian Kolkisin terhadap Penampilan Fenotip Galur Inbrida Jagung Pakan (Zea mays L.) pada Fase Pertumbuhan Vegetatif. Produksi Tanaman , 4 (5): 370-377.

Ajijah, N., dan Bermawie, N. 2003. Pengaruh Kolkisin terhadap Pertumbuhan dan Produksi Dua Tipe Kencur (Kaempferia galanga Linn). Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.14 (1): 46-54.

Angelia, I. O. 2017. Kandungan pH, Total Asam Tertitrasi, Padatan Terlarut, dan Vitamnin C pada Beberapa Komoditas Hotikultura. Journal of agritech sciene. 1 (2): 68-74.

Anggraito, Y. U. 2004. Identifikasi Berat, Diameter, dan Tebal Daging Buah Melon (Cucumis melo, L.) Kultivar Action 434 Tetraploid Akibat Perlakuan Kolkisin. Berk. Penel. Hayati 10 (1): 37-42.

Ardi , J., Akrinisa, M., dan Arpah , M. 2019. Keragaman Morfologi Tanaman Nanas (Ananas comosus L. Merr) di Kabupaten Indragiri Hilir. Jurnal Agro Indragiri, 4 (1): 34-38.

Ardiansyah, R. 2019. Budidaya Nanas. JB Books. Surabaya. 82 Hal.

Arif, B. A., S.R. Sujiprihati., Dan S.Muhammad. 2012. Pendugaan Parameter Genetic pada Beberapa Karakter Kuantitatif pada Persilangan Cabai Keriting (Capsicum annuum L.). Jurnal Agronomi Indonesia, 40 (2):

119-124.

Aristya G. R. dan B. S. Daryono. 2014. Karakter Fenotipik Tanaman Stroberi Festival (Fragaria x ananassa D.) Hasil Induksi Kolkisin pada Konsentrasi 0,05% dan 0,01%. Biogenesis, 2 (2): 70-78.

Arumingtyas, E.L. 2019. Mutasi Prinsip Dasar dan Konsekuensi. UB Press, Malang. 154 Hal.

As'adah, M., dan Hayati, T. R. 2016. Metode Pemberian Kolkisin terhadap Respon Morfologis Tanaman Zaitun (Olea europeae L.). Bioscience- Tropic, 2 (1): 46-52.

Astoko, E. P. 2019. Konsep Pengembangan Agribisnis Nanas (Ananas comosus L.

Merr.) di Kabupaten Kediri Propinsi Jawa Timur. Jurnal Habitat, 30 (3):

111–122.

(38)

47 Atikaduri, T. 2003. Karakterisasi Sifat Fisik dan Kimia Buah Serta Perubahannya Selama Penyimpanan dari Empat Populasi Nenas (Ananas comosus (L.) Merr.). Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Audies, A. 2015. Uji Afektivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Nanas (Ananas Comosus L.) Terdapat Pertumbuhan Streptococcus Mutans Penyebab Karies Gigi.

Skripsi. Univesitas Andalas. Padang.

Ayu, M. G. 2019. Aplikasi Kolkisin Terhadap Variasi Morfologi dan Fisiologi Tanaman Bawang Putih (Allium sativum L.) Doulu. Tesis. Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam. Universitas Sumatra Utara. Medan.

Badan Pusat Statistik Indonesia . 2021. Produksi Buah-Buahan dan Sayuran Tahunan Menurut Jenis Tanaman. Badan Pusat Statistik Indonesia.

Jakarta. 294 Hal.

Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. 2021. Produksi Buah-Buahan di Provinsi Riau Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman. Badan Pusat Statistik Riau. Pekanbaru. 299 Hal.

Baharudin, H. dan Idrus, I.K. 2020. Mutasi Genetik dan Teori Evolusi.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 5 Hal.

Damayanti, F. 2021. Potensi Pemuliaan Mutasi Radiasi Sebagai Upaya Peningkatan Variasi Genetik pada Tanaman Hias. Edubiologia, 1 (2): 78- 84.

Darotulmutmainnah, A. 2020. Efek Pemberian Senyawa Kolkisin terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum).

Herbapharma, 2 (2): 77-85.

Daryono, B. S., dan Rahmadani, W. D. 2009. Karakter Fenotipe Tanaman Krisan (Dendran thema grandiflorum) Kultivar B19 Yellow Hasil Perlakuan Kolkisin. Agrotropika , 14 (1): 15-18.

Dwijayanti, I. 2011. Pengaruh Kolkisin Terhadap Fenotipe Pertumbuhan Awal dan Jumlah Kromosom Tanaman Srikaya (Annona squamosal Linn.).

Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Effendy, Repatijarti dan Budi, W. 2018. Keragaman Genetik dan Heritabilitas Karakter Komponen Hasil dan Hasil Ciplukan (Physalis sp). Jurnal Agro. 5(1): 30-38.

Ermayanti, T. M., Ardian, N.W., Dan Diah, T. 2018. Induksi Poliploidi pada Tanaman Talas (Colosia esculenta (L) Schoott) Kaliurang dengan Perlakuan Kolkisin Secara In Vitro. Biologi Indonesia. 14 (1): 91-102.

Fathurrahman. 2016. Pengaruh Pemberian Kolkisin terhadap Pertumbuhan dan

(39)

48 Hasil Tanaman Kedelai Hitam (Glycane max (L.) merr). Dinamika Pertanian, 32 (1): 21-26.

Fadilla, Z. N., dan Respatijarti. 2018. Induksi Poliploidi pada Bawang Putih (Alium sativum L.) Dengan Pemberian Kolkisin. Produksi Tanaman, 7 (5): 783-790.

Gnanamurthy S., Dhanavel D., Girija M., Pavadai P, and Bharathi, T. 2012. Effect of Chemical Mutagenesis on Quantitative Traits of Maize (Zea mays L.) Journal International of Research in Botany. 2(4): 34-36.

Gultom, T. 2016. Pengaruh Pemberian Kolkisin Terhadap Jumlah Kromosom Bawang Putih (Asllium sativa) Lokal Kultivar Doulu. Jurnal Bioscience.

2 (3): 165-172.

Hadiati, S., dan Indriyani , N. L.P. 2008. Petunjuk Teknis Budidaya Nanas. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Solok, Sumatra Barat. 24 Hal.

Hannweg, K., Penter , M., dan Sippel , A. 2012. Use of Polyploidy in Tropical and Subtropical Plant Improvement Programmes. Acta Horticulturae, 28 (1): 67-74.

Haryanti, S, Hastuti, R.B; Setiari, N, dan Banowo A., 2009. Pengaruh Kolkisin Terhadap Pertumbuhan, ukuran Sel Metafase dan Kandungan Protein Biji Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata. L). Sains dan Teknologi, 10 (1) :112-120.

Herman, I. N. M., dan Dewi, I. R. 2013. Pengaruh Mutagen Kolkisin pada Biji kacang Hijau (Vigna radiata L.) Terhadap Jumlah Kromosom dan Pertumbuhan. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau. Pekanbaru.

Jurnal Biodiversitas dan Ekologi Tropika Indonesia, 14 September 2013.

13-20 Hal.

Hetharie, H. 2003. Perbaikan sifat tanaman melalui pemuliaan poliploid. Program Pasca Sarjana ITB, Bogor. 54 Hal.

Iqbal, Z., Herodin, S., & Widodo, S. 2014. Pendugaan Kadar Air dan Total Karoten Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Menggunakan NIR Spektroskopi. Jurnal Keteknian Pertanian, 2 (2): 111-116.

Indhirawati Rima, Aziz Purwantoro, Panjisakti Basunanda, 2015. Karakterisasi Morfologi dan Molekuler Jagung Berondong Stroberi dan Kuning (Zea mays L. Kelompok Everta). Jurnal Vegetalika, 4(1): 102-114.

Istiqomah, N., dan Shofi, M. 2018. Response of Pineapple Callus (Ananas comosus Merr.) through In-Vitro Colchicines Treatment. Jurnal Pendidikan Sains, 7 (1): 1-10.

(40)

49 Jumiati. 2019. Karakterisasi Morfologi Empat Genotype Nanas (Ananas comosus (L). Merr) di kabupaten Indragiri Hilir. Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Pekanbaru.

Khasanati, H.K., A. Amurwanto., U. Dwiputranto. 2014. Pengaruh Perendaman Etil Metan Sulfonat (EMS) Terhadap Daya Tahan Tanaman Kecipir Psophocarpus tetragonolubus (L.) DC Polong Pendek dari Serangan Patogen Rhizocctonia solani. Jurnal Scripta Biologica. 3(1): 203-207.

Lubis, E.R. 2020. Hujan Rezeki Budidaya Nanas. Bhuana Ilmu Popular. Jakarta.10 Hal

Mahyuni, R., Girsang, E. S., dan Hanafiah, D. S. 2015. Pengaruh Pemberian Kolkisin Terhadap Morfologi dan Jumlah Kromosom Tanaman Binahong (Anredera cordifolia Steenis). Agroekoteknologi,1 (4): 1812-1821.

Maisarah. 2019. Panduan Praktis Budidaya Nanas. Desa Pustaka Indonesia.Tamanggung, Jawa Tengah. 81 Hal.

Maisyarah. 2019. Kualitas Kimia Buah Empat Genotipe Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) yang Tumbuh di Lahan Gambut. Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Pekanbaru.

Malihah, Z. 2011. Korelasi antar Karakter pada 9 Galur Mutan Kedelai (Glycine max L. Merill). Skripsi. Budidaya Pertanian. Universitas Brawijaya.

Malang.

Miguel, T.P. and K.W. Leonhardt. 2011. In vitro polyploid induction of orchids using oryzalin. Scientia Horticulturae, 130: 314-319.

Mindari W.S., S. Tjondro W. dan P. Bambang. 1998. Pengaruh konsentrasi colchisine dan lama perendaman ujung-ujung batang kecambah terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.).

Majalah Ilmiah Pembangunan, 8 (18): 91-97.

Mujib, A. 2005. Colchicine Induced Morphological Variants In Pineapple. Plant Tissue Cult dan Biotech, 15 (2): 127-133.

Mulyati, E. 2008. Simulasi Uji Buss (Baru, Unik, Seragam dan Stabil) Tiga Varietas Nanas (Ananas comosus (L.). Merr). Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Mursanto, F. 2022. Pengaruh Induksi Kolkisin Terhadap Morfologi Nanas Bubur (Ananas comosus L. Merr) cv. Queen Pada Fase Vegetatif. Skripsi.

Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Pekanbaru.

(41)

50 Nady, N. 2015. Evaluation of New Strains Produced from Pineapple (Ananas comosus) Var. Cayeen Treated With Colchicine. Journal Horticulture, 42 (2): 741-757.

Nanda, R. F. 2020. Multiplikasi Nanas (Ananas comosus L. Merr.) Varietas Suska Kualu Menggunakan TDZ dan NAA secara In Vitro. Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Pekanbaru.

Nasution, I. S., Yusmanizar, dan K. Melinda. 2012. Pengaruh Penggunaan Lapisan Edible (Edible Coating), Kalisium Kloridadan Kemasan Plastik Terhadap Mutu Nanas (Ananas comosus L. Merr) Terolah Minimal.

Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia, 4:21-26.

Nasution, M. A., P. Roedhy., Sober., S. Memen, And Trikoesoemaningtyas. 2010.

Seleksi Hasil Persilangan Antara Queen Dan Smooth Cayenne Untuk Perbaikan Hasil Dan Mutu Buah Nanas. Jurnal Hortikultura .Indonesia, 1 (1): 10-16.

Noori SAS, Noroouzi M, Karimzadeh G, Shirkool K, Niazian M. 2017. Effect Of Colchicines-Induced Polyploidy In Morphological Characteristic And Essential Oil Composition Of Ajowan (Trachyspermum ammi L.). plant cell tissue Organ Culture, 13 (3): 543-551

Nurchasanah, S., D, I., dan K, R. E. 2018. Karakterisasi Sifat Kulitatif Sembilan Klon Kentang yang Diberi Perlakuan Kolkisin. Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper, 8(1): 271-279.

Poehlman, J. M., dan D. A. Sleper. 1995. Breeding Field Crops. Iowa State University Press. J. Ames. 432 p.

Poespodarsono, S. 1988. Dasar - Dasar Pemuliaan Tanaman. IPB Press, Bogor.

54 Hal.

Prabawa, P. S., dan Purba, J. H. 2019. Identifikasi Perubahan Fenotip Padi Beras Hitam (Oryza sativa L.) Var Cempo Ireng Hasil Perlakuan Kolkisin.

Agro Bali, 2 (1): 1-7.

Pradana, D. A., dan Hartatik, S. 2019. Pengaruh Kolkisin Terhadap Karakter Morfologi Tanaman Terung (Solanum melongena L.). Berkala Ilmiah Pertanian. 2 (4): 155-158.

Putra, B. K., dan Suegianto, A. 2019. Induksi Poliploid pada Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) dengan Pemberian Kolkisin. Produksi Tanaman,7 (6): 1053-1058.

Rahman, F. A., Nandariyah, dan Parjanto. 2017. Keanekaragaman Pertumbuhan

(42)

51 dan Hasil Tanaman Oyong (Luffa acutangula L.) pada Berbagai Konsentrasi Kolkhisin. Agrotech Research Journal, 1 (1): 1-6.

Rosmaina. 2007. Optimasi Ba/TDZ dan NAA untuk Perbanyakan Masal Nanas (Ananas comosus L. Merr) Kultivar Smooth Cayenne Melalui Teknik In Vitro. Tesis. Sekolah Pascasarjana Insitut Pertanian Bogor. Bogor.

Rosmaina, Syafrudin, Hasrol, Yanti, F., Juliyanti and Zulfahmi. 2016. Estimation Of Variability, Heritability and Genetic Advance Among Local Chili Pepper Genotypes Cultivated In Peat Lands, Bulgarian J. of Agricultural Science. 22(3): 431–436.

Rosmaina, Almaktsur, Elfianis, R., Oksana, dan Zulfahmi. 2019. Morphology and Fruit Quality Characters of Pineapple (Ananas comosus L. Merr) cv.

Queen on Three Sites Planting: Freshwater Peat, Brackish Peat and Alluvial Soil. IOP Conference Series: Earth And Environmental Science, 391-012064. Doi: 10.1088/1755-1315/391/1/012064. 1-9 Hal.

Rosmaina, Elfianis, R., Mursanto, F., Janna, A., Erawati, T., Yani, L. E. 2021.

Mutation Induction in the Pineaplle (Ananas comosus L. Merr) Using Colchicine. Eart and Environental Science, 905-012082.

Doi:10.1088/1755-1315/905/1/012082. 1-6 Hal.

Rosmaina, Febriandi, N., Ariyanti, E., Elfianis, R., Nilahayati dan Zulfahmi.

2022. Pineapple Genetic Diversity in Riau Peat land Assessed by Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD) Marker. Eart and Environental Science :1-6

Rosmaiti, dan Dani, J. 2015. Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Kolkisin pada Benih Semangka (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum et Nankai) Terhadap Keragaman Tanaman. Agrosamudra, 2 (2): 10-18.

Sada, N., Rahman , N., dan Supriadi. 2014. Analisis Kadar Mineral Natrium dan Kalium pada Daging Buah Nanas (Ananas comosus L. Merr) di Kota Palu. Jurnal Akademika Kimia, 3 (2): 317-321.

Sandra, E., Komalasari, P., dan Baihaqi, H. 2019. Cara Memahami dan Menguasai Kultur Jaringan Skala Rumah Tangga. Kampus IPB Tanaman Kencana Bogor: IPB Press.

Sari, P. K. 2015. Imobilisasi Zat Warna dalam Serat Daun Nanas (Ananas comosus) Sebagai Campuran Pembuatan Kertas. Skripsi. Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang.

Sari, N. M., Sutapa, G. N., dan Gunawan, A. N. 2020. Pemanfaatan Radiasi Gamma Co-60 Untuk Pemuliaan Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) dengan Mutagen Fisik. Buletin Fisik, 11 (2): 47-52.

(43)

52 Sartika, T. V., dan Basuki, N. 2017. Pengaruh Konsentrasi Kolkisin Terhadap Peraitan Putative Mutan Semangka (Citrullus lanatus). Jurnal Produksi Tanaman , 5 (10): 1669-1677.

Sejati, T. M. 2017. Budidaya Nanas. cv Pustaka Bengawan. Solo. 20 Hal.

Sinaga, E. J., dan Hasyim, E. S. 2014. Pengaruh Konsentrasi Kolkisin terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau (Vigna radiata L.).

Agroteknologi, 2 (3): 1238-1244.

Sheeler P., dan Bianchi, D.E. 2006. Cell and Molecular Biology. Canada. John Wiley and Sons, Inc. 12 p

Sofia, D. 2007. Respon Pertumbuhan dan Produksi Mentimun (Cucumis sativus L.). Karya Tulis. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. 1-20 Hal.

Sohir, dan Duri, T. 2018. Karakterisasi Sifat Fisik dan Kimia Serta Perubahan Selama Penyimpanan Empat Cultivar Nanas. Journal Pertanian dan Lingkungan, 2 (2): 1-40.

Sudarmadji, S. B. Haryono dan Suhardi. 1984. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makan Dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta. 136 Hal.

Sulistianingsih, R., Suyanto, dan Anggia E, N. 2004. Peningktan Kualitas Anggrek Dendrobium Hibrida dengan Pemberian Kolkisin. Ilmu Pertanian, 11 (1):

13-21.

Sundari, I. 2020. Karakterisasi Morfologi dan Kualitas Buah Tanaman Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) Lokal di Kabupaten Siak. Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Pekanbaru.

Susanti, D. 2012. Variasi Temperatur dan Waktu Tahan Kalsinasi Terhadap Unjuk Kerja Semikonduktor Tio2 Sebagai Dssc Dengan Dye Dari Ekstrak Buah Naga Merah. Jurnal Teknik, 1(1): 2301 - 2308.

Susianti, A., Aristya, G. R., Sutikno, dan Kasiamoari, R. S. 2015. Karakterisasi Morfologidan Anatomi Stroberi (Fragariaxananassad. cv. Festival) Hasil Induksi Kolkisin. Biogenesis, 3 (2): 66-75.

Suwanti, Susilo, J., Baskara, M., dan Wicaksono, K. P. 2017. Respon Pembungaan dan Hasil Tanaman Nanas (Ananas comosus L. Merr) cv.

Smooth Cayenne terhadap Pengurangan Pemupukan dan Aplikasi Etilen.

Jurnal Produksi Tanaman, 5 (8): 1346-1355.

Syaifudin, A., Ratnasari, E., dan Isnawati. 2013. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Kolkisin Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman

(44)

53 Cabai (Capsicum annum) Varietas Lado F1. Lenterabio, 2 (2): 167-171.

Syukur, M., Sujiprihati, S. dan Yuniati, R. dan D.A. Kusumah. 2009. Pendugaan Ragam Genetik dan Heritabilitas Karakter Komponen Hasil Beberapa Genotipe Cabai. Jurnal Agrivigor. 10 (2): 148-156.

Syukur, M., Sujiprihati, S. dan Yuniati, R. 2012. Teknik Pemuliaan Tanaman.

Penebar Swadaya. Jakarta. 12 Hal.

Waluyono, S, H, K. Purwadaria, dan I. Wayan Budiastra. 2006. Pengukuran Sifat- Sifat Fisis dan Akustik Buah Durian Selama Pematangan. Bulletin Agricultural Engineering, 2 (1): 50-59.

Winaryo, K. A. P., Sugiharto, A. N dan Ainurrasjid. 2016. Penampilan Fenotipik 2 Galur Jagung (Zea mays L.) Akibat Pemberian Kolkisin. Produksi Tanaman, 4 (2): 161-168.

Zulkarnain. 2017. Budidaya buah–buah tropis. Deepublish. Yogyakarta. 321 Hal.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Rancangan Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Berbasis Agribisnis di Daerah Riau, dalam Jumal Pembangunan Pedesaan, V olume 3 Nomor 2 November 2003, Universitas

“ analisis formalis dari karya seni mempertimbangkan efek estetika yang diciptakan oleh bagian-bagian komponen dari desain, bagian-bagian ini disebut elemen formal,

Hasil pendataan Sensus Pertanian 2013 ini diperoleh data bahwa di Kabupaten Banggai Kepulauan, tidak terdapat usaha pertanian yang dikelola oleh perusahaan

124 Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 3 (1) : 118 - 124 Sebagai fasilitator bagi siswa, yang sudah dilakukan guru dalam memfasilitasi siswa saat melaksanakan kegiatan religius di

Akhlak kepada Rasulullah, disamping akhlak kepada Allah SWT, sebagai muslim kita juga harus berakhlak kepada Rasulullah Saw, meskipun beliau sudah wafat dan kita tidak

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan model Numbered Head Together

Pelatihan brain jogging memiliki pengaruh yang sama pada cabang olahraga (beregu dan perorangan) karena prinsip pola gerak dari latihan brain jogging adalah sama

Suatu hal yang perlu mendapat per- hatian khusus adalah bahwa setiap perkem- bangan teknologi selalu menjanjikan kemu- dahan, efisiensi, serta peningkatan