• Tidak ada hasil yang ditemukan

Objektivitas Pemberitaan Polemik Antara PDIP dan Gerindra Di Kompas.com dan Okezone.com (Analisis Objektivitas Pemberitaan Polemik Antara PDIP dan Gerindra Di Media Online Kompas.com dan Okezone.com Maret 2014).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Objektivitas Pemberitaan Polemik Antara PDIP dan Gerindra Di Kompas.com dan Okezone.com (Analisis Objektivitas Pemberitaan Polemik Antara PDIP dan Gerindra Di Media Online Kompas.com dan Okezone.com Maret 2014)."

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Disusun Oleh : Angga Kur niawan NPM. 0943010120

YAYASAN KESEJ AHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

Disusun Oleh :

ANGGA KURNIAWAN

NPM. 0943010120

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian / Seminar Skr ipsi

Menyetujui,

PEMBIMBING

Dra. Sumardjijati,M.Si NIP : 196203231993092001

(3)

(Analisis Objektivitas Pemberitaan Polemik Antara PDIP dan Gerindra Di Media Online Kompas.com dan Okezone.com Maret 2014)

Nama Mahasiswa : ANGGA KURNIAWAN

NPM :

0943010120

Pr ogram Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Telah diuji dan diseminarkan pada tanggal : 17 Juli 2014

PEMBIMBING TIM PENGUJ I :

1. Ketua :

Dra. Sumardjijati,M.Si J uwito,S,Sos.MSi

NIP. 196203231993092001 NPT. 3.6704.95.0036.1

2. Sekertar is :

Dra. Sumardjijati,M.Si NIP. 196203231993092001 3. Anggota :

Dr s. Kusnarto, M.Si NPT.195808011984021001

Mengetahui,

KETUA PROGDI ILMU KOMUNIKASI

(4)

dan hidayatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Objektivitas Pember itaan Polemik Antar a PDIP dan Ger indra Di Kompas.com dan Okezone.com”

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Dra Sumardjijati, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi peneliti. Tidak lupa semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya:

1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto MP, selaku rektor UPN “Veteran” Jatim. 2. Dra. Hj. Suparwati, M.Si, sebagai Dekan FISIP UPN “Veteran” Jatim.

3. Juwito S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jatim.

4. Drs. Syaifudin Zuhri, M.Si sebagai Sekertaris Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jatim.

5. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun staf karyawan FISIP dan UPN “Veteran” Jatim.

6. Kedua orang tua penulis yang sangat berjasa bagi penulis. Terima kasih yang sebanyak-banyaknya ebes dan emes.

(5)

Akhir kata, peneliti menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu kritik maupun saran selalu penulis harapkan demi tercapainya hal terbaik dari proposal skripsi ini. Besar harapan peneliti, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi berbagai pihak. Amin.

Surabaya, 12 Mei 2014

(6)

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 14

1.3 Tujuan Penelitian ... 14

1.4 Manfaat Penelitian ... 14

BAB II KAJ IAN PUSTAKA ... 15

2.1 Penelitian Terdahulu ... 15

2.2 Landasan Teori ... 19

2.2.1 Pengertian Media Massa dan Komunikasi Massa ... 19

2.2.2 Media Online ... 23

2.3 Pers Dalam Kaidah Jurnalistik ... 29

2.4 Berita ... 33

2.4.1 Konsep Penyajian Berita ... 38

(7)

3.2 Definisi Operasional ... 48

3.2.1 Polemik Antara PDIP dan Gerindra ... 48

3.2.2 Pemberitaan Polemik Antara PDIP dan Gerindra di Kompas.com dan Okezone.com ... 50

3.3 Kategorisasi Obyektifitas Pers ...51

3.2.1 Akurasi Pemberitaan ... 52

3.2.2 Fairnes dan Ketidakberpihakan Pemberitaan ... 53

3.2.3 Validitas Keabsahan Pemberitaan ... 54

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ...55

3.3.1 Popolasi ...55

3.3.2 Sampel Dan Teknik Penarikan Sampel ...55

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 56

3.5 Teknik Analisis Data ... 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 58

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 58

4.1.1 Gambaran Singkat Kompas.com ... 58

4.1.2 Gambaran Singkat Okezone.com ... 64

4.2 Penyajian Data dan Analisis Data ... 66

4.2.1 Akurasi Pemberitaan ... 72

4.2.1.1 Akurasi Pemberitaan Kompas.com ... 72

(8)

4.2.2.1 Fairness atau Ketidakberpihakan Pemberitaan

Kompas.com... 81

4.2.2.2 Fairness atau Ketidakberpihakan Pemberitaan Okezone.com ... 83

4.2.2.3 Perbandingan Fairness Kompas.com dan Okezone.com ... 85

4.2.3 Validitas Pemberitaan ... 86

4.2.3.1 Validitas Pemberitaan Kompas.com ... 86

4.2.3.2ValiditasPemberitaan Okezone.com ... 88

4.2.3.3 Perbandingan Validitas Kompas.com dan Okezone.com ... 90

4.2.4 Analisis Data ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 96

5.1 Kesimpulan ... 96

5.2 Penyajian Data dan Analisis Data ... 97

(9)

objektivitas pemberitaan polemik anatar PDIP dan Gerindra pada media online kompas.com dan okezone.com.

Metode penelitian yang digunakan adalah analisis isi yang bersifat kuantitatif, Objektivitas pemberitaan di uji dan di analisis sesuai dengan kategorisasi yang di sesuaikan dalam teori yang di gunakan oleh Rachma Ida tentang 3 kategorisasi objektivitas pemberitaan.

Pemberitaan tentang pemberitaan polemik anatar PDIP dan Gerindra pada media online kompas.com dan okezone.com. Tidak objektif karena dari analisa data yang sudah dilakukan dilihat dari kategori ketidakberpihakan, ditemukan jika pemberitaan ini banyak melakukan pelanggaran. Peneliti menilai jika kedua media tersebut tidak seimbang dalam pemberitaanya. Peneliti juga melihat jika kompas.com dalam pemberitaan ini lebih condong mendukung kepada salah satu pihak yaitu PDIP karena pada berita yang dijadikan sampel peneilitan 5 berita berasal dari narasumber PDIP yang memojokkan Gerindra.

Ka ta kunci : objektifitas, berita, rachma ida, PDIP, Gerindra, kompas.com, okezone.com

ABSTRACT

Anga Kurniawan, Objectivity Coverage Debate Between PDIP and Gerindra In Kompas.com and Okezone.com. The purpose of this study was to determine the polemical news objectivity advance of PDIP and Gerindra on online media and okezone.com kompas.com.

The method used is quantitative content analysis, news Objectivity tested and analyzed in accordance with the categorization that are customized in a theory that is in use by about 3 Ida Rachma categorization news objectivity.

News reporting about polemical news objectivity advance of PDIP and Gerindra on online media and okezone.com kompas.com. Not objective because of the data analysis has been done seen from the category of impartiality, if this news is found many violations. Researchers assess if the two media are not balanced in pemberitaanya. Researchers also see if kompas.com in the news is more skewed in favor of one party that the PDIP because the sampled news peneilitan 5 news comes from sources that discredit Gerindra PDIP.

(10)

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu kebutuhan utama manusia adalah informasi, dalam perkembangan yang terjadi saat ini semakin banyak individu maupun kelompok yang membutuhkan informasi. Faktor terbesar yang bisa menunjang penyebaran informasi kepada khalayak adalah dengan media massa. Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi, hal ini bisa tergambar dari relita yang ada saat ini banyak koran-koran baru, stasiun televisi baru, dan berbagai sarana media massa baru seperti media online. Masing-masing media mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri.

(11)

interaktif komunikasi online, dan fitur-fitur yang ditatanya (costumizeable features). (Santana, 2005:137).

Rod Carvert (2004 : 265) dalam bukunya yamg berjudul The economic of Online Media yang diambil dari situs www.satudunia.net mengemukakan, Media Online atau biasa disebut dengan internet adalah hasil dari crosspolination teknologi komunikasi yang menawarkan kepada pengguna sebagai media yang berfungsi sebagai alat komunikasi antar manusia. Media ini bisa mengantarkan teks, grafik, gambar, audio dan juga audio-video pada saat yang sama dan juga mempunyai fungsi sebagai media massa seperti halnya televisi radio juga surat kabar. Media online disebut juga dengan media interaktif, yaitu suatu jenis media kolaboratif, mengacu pada media yang memungkinkan partisipasi aktif oleh penerima dan pengirim (interaktif).

Dari berbagai definisi tersebut, ada beberapa hal yang dikatagorikan sebagai karakteristik media online. Media online bersifat real time sehingga proses publikasi bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Dapat memuat berbagai macam model multimedia (audio, video dll) dan mendukung interaktifitas antar user. Banyak media online yang muncul tanpa membutuhkan organisasi resmi. Ciri lain adalah relatif lebih terdokumentasi karena online.

(12)

hal jumlah halaman seperti halnya media cetak. Namun demi alasan kecepatan akses, keindahan desain, tingkat keterbacaan dan alasan-alasan lainnya, perlu dihindarkan penulisan naskah yang terlalu panjang. Mekanisme dalam prosedur naskah cenderung lebih simple karena media online mengejar kecepatan. Proses editing sekaligus publishing seringdilakukan oleh bagian yang sama. Mekanisme editing juga bisa dilakukan ketika sudah dipublish.

(13)

pembaca, ralat, update, dan koreksi dilakukan secara periodik dan konsisten. Ini sekaligus memanfaatkan kekuatan interaktif internet (Supriyanto dan Yusuf, 2007: 104-105).

Dalam perkembangannya, media online bersaing dengan media cetak juga radio dan televisi. Reaksi yang muncul dari media cetak adalah mereka mulai memindahkan produk mereka ke media online tetapi dengan tampilan yang sama. Ada beberapa yang kemudian memasukkan beberapa elemen dan tetap menerbitkan versi cetaknya.

Di level dunia misalnya, kita bisa melihat raksasa bisnis AOL (America Online), MNS (Portal milik microsoft), Prodigy, CompuServe, dll. Perusahaan online raksasa ini kemudian juga mengembangkan media online. Perkembangan konvergensi media kemudian menjadikan usaha media online semakin menggurita dengan berbagai difersifikasi usaha juga melakukan penguasaan atas media lainnya. Sebagai contoh Pengusaha media Rupert Murdoch yang sudah memiliki Fox News Channel kemudian membeli Time Warner.ht tp:/ / id.w ikipedia.org/ w iki/ sejarah_media_online

(14)

dengan sajian lengkap pada 9 Juli 1998.Detik.com adalah media online berupa portal berita pertama di Indonesia yang benar-benar menjual konten dan menerbitkan informasi secara update dan real time. Keberhasilan Detik.com kemudian ditiru oleh berbagai perusahaan lain. Seperti juga di internasional, di Indonesia pertumbuhan internet dan media online menjadi pesaing bagi media cetak. Sebagai bentuk reaksi, banyak media cetak yang kemudian juga membuat portal berita dalam versi online. Muncul kompas.com, media indonesia dll. Juga muncul portal pesaing Detik.com seperti OkeZone.com, VivaNews.com dll.(Dwi Aris Subakti : 2009).

(15)

Demokrat, dan Harry Tanoesudibyo memiliki ambisi politik lewat partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).

Kepemilikan media oleh sejumlah para politikus tersebut membuat media yang dimiliki digunakan sebagai alat propaganda untuk mendukung tujuan politiknya. Hal tersebut berakibat pada isi media yang didominasi oleh sejumlah aktivitas pemiliknya yang sarat dengan muatan politik. Seperti ditayangkannya sejumlah agenda aktivitas partai politik yang dikuasai oleh pemilik media tersebut. Kepemilikian media yang dikuasai oleh politikus tersebut membuat khawatir masyarakat yang menginginkan keterbukaan informasi. Apalagi di dalam masa pemilu seperti sekarang ini, media yang dikuasai oleh politikus banyak menjadi corong informasi untuk partai atau politikus tertentu saja yang memiliki paham politik yang sama dengan pemilik media.

(16)

Jika memang demikian, maka kekuasaan pemilik media, meski secara etik dibatasi dan secara normatif disangkal, bukan saja memberi pengaruh pada konten media, namun juga memberikan implikasi logis kepada masyarakat selaku audiens. Pemberitaan media menjadi tidak bebas lagi, muatannya kerap memperhitungkan aspek pasar dan politik pemilik medianya maupun penyokong modalnya yang mengakibatkan isi media tersebut tidak lagi obyektif.

Sebagai bagian dari jurnalisme, media online dalam pemberitaannya juga harus menjaga objektivitasnya. Berita diproduksi dan didistribusikan oleh pers yang menyandang peran ganda yaitu sebagai produsen berita dan saluran dalam sebuah proses komunikasi. Pers sebagai penghubung antara komunikator dengan komunikan. Kebebasan media dilindungi oleh undang-undang yang menjamin beropini dan kebebasan memberikan informasi kepada masyarakat.

(17)

Seperti dalam pemberitaan seputar politik, pers sebagai lembaga sosial yang mempunyai fungsi sebagai pemberi informasi kepada masyarakat harus memberikan informasi yang tidak memihak siapa pun, termasuk pemilik maupun pemberi modalnya. Bila pemberitaan pers tersebut condong memberikan pemberitaan positif terhadap salah satu pihak tanpa memberitakan pihak lain maka opini masyarakat akan sama dengan yang diberitakan. Hal tersebut berarti media tersebut tidak Cover Both Side dalam memberitakan pemberitaanya.

Dalam pemberitaan yang menyangkut hajat masyarakat banyak seperti pemilu, pers dituntut untuk selalu memberikan pemberitaan yang berimbang. Pers sebagai Watch Dog atau lembaga yang berfungsi sebagai control sosial tidak boleh tebang pilih dalam memberikan pemberitaan yang hanya menguntungkan salah satu pihak saja.

(18)

menjadi Calon Presiden Indonesia lewat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Pernyataan ini mengakibatkan timbulnya opini di masyarakat tentang independensi pemberitaan kompas.com yang berkaitan tentang Jokowi. Dari data di web tersebut disebutkan beberapa media massa yang dibayar sebagai alat propaganda Jokowi, namun media media massa yang berasal dari MNC Group (MNC, RCTI, Global Tv, okezone.com, sindonews.com dan surat kabar Sindo) tidak disebutkan dalam media yang dibayar sebagai alat propaganda Jokowi. Hal tersebut dikarenakan MNC Group dimiliki oleh Harry Tanoesudibyo (HT) yang juga salah seorang politikus. HT juga mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden yang bakal mengikuti pemilu 2014 yang berduet dengan Wiranto lewat partai Hanura. MNC Group dalam hal ini okezone.com juga menjadi alat propaganda partai Hanura yang berfungsi untuk memuluskan jalan HT menjadi cawapres. Bahkan dalam situs www.indonesia-2014.com bisa dibilang okezone juga digunakan untuk menghancurkan lawan politik HT, terutama Jokowi. Pemberitaan partai politik di media massa akan membawa pengaruh bagi pembacanya, dan tidak mustahil hal tersebut juga akan berpengaruh pada pilihan suara yang akan dijatuhkan pada pemilu nanti.

(19)

Polemik tersebut disebabkan penunjukkan Jokowi sebagai capres dari PDIP. Penunjukkan tersebut direspon Gerindra sebagai penghianatan politik terhadap perjanjian Batu Tulis yang dilakukan antara PDIP dan Gerindra karena tidak mendukung Prabowo sebagai Capres pada pemilu presiden tahun 2014.

Berita mengenai polemik antara PDIP dan Gerindra seputar pencalonan Jokowi sebagai Capres pada pemilu 2014 ini diawali dengan dipilihnya Jokowi sebagai Capres pada hari Jumat tanggal 14 Maret yang disampaikan oleh Puan Maharani dengan dasar surat pernyataan dari Ketua PDIP Megawati Soeakarno Putri. Dalam surat pernyataan itu Megawati mendukung Jokowi sebagai Capres pada pemilu tahun 2014.

(20)

Pada berita tentang polemik perjanjian Batulis di media online di okezone.com yang berjudul “Prabowo Merasa Dikhianati Megawati” diberitakan

Prabowo merasa dikhianati Megawati karena penunjukkan Jokowi sebagai Calon

Presiden PDI-P. Dalam pemberitaan tersebut yang menjadi narasumber hanya

Prabowo, tidak disampaikan juga narasumber dari orang yang bersebrangan yaitu

Megawati. Hal tersebut termasuk tidak cover both side karena yang menjadi

narusmber hanya berasal dari satu pihak.

Dalam perkembangannya, PDIP yang menaung Jokowi merespon pernyataan dari ketua umum partai Gerindra tersebut. Pada berita di Kompas.com yang diupload pada senin 17 Maret, yang berjudul “PDI-P Minta Gerindra Tak Ungkit Perjanjian

Batu Tulis” Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDI Perjuangan Tubagus

Hasanuddin menyayangkan sikap Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto. Tubagus Hasanudin mengatakan Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada pemilu presiden tahun 2014, tapi dengan sebuah asumsi bila dalam Pilpres 2009 itu sukses. “Artinya Bu Mega jadi presiden dan Prabowo jadi wakil presiden," kata Hasanuddin, Dalam pemberitaan tersebut juga tidak Cover Both Side yang menjadi narasumber hanya dari salah satu pihak narasumber yang bertikai.

(21)

mcQuail (1994 : 130) lebih merupakan cita-cita yang diterapkan seutuhnya. Dalam sistem media massa yang memiliki keanekaragaman eksternal, terbuka kesempatan untuk penyajian informasi yang memihak, meski sumber tersebut harus bersaing dengan sumber informasi lainnya yang menyatakan dirinya objektif. Meskipun demikian tidak sedikit media yang mendapatkan tuduhan “media itu tidak objektif”.

Objektivitas berita merupakan suatu keadaan berita yang disajikan secara utuh dan tidak bersifat memihak salah satu sumber berita, yang bertujuan untuk memberi informasi dan pengetahuan kepada konsumen. (flournoy, 1986 : 48). Setiap berita yang disajikan dalam suatu surat kabar atau majalah harus memenuhi unsur objektivitas. Objektivitas berita merupakan hal yang sangat penting dalam penyajian sebuah berita. Penyajian berita yang tidak objektif dapat menimbulkan banyak ketidakseimbangan, artinya bahwa berita hanya disajikan berdasarkan informasi pada sumber berita yang kurang lengkap dan cenderung sepihak.

(22)

bila itu memang fakta, dan pendapat bila itu memang pendapat, dikutip dari Siebert tahun 1986 (Bungin, 2003 : 153 – 154).

Sebuah berita bisa dikatakan obyektif bila memenuhi beberapa unsur, diantaranya adalah tidak memihak, transparan, sumber berita yang jelas, tidak ada tujuan atau misi tertentu. Dilihat dari beberapa unsur di atas banyak sekali berita yang disajikan belum memenuhi unsur-unsur objektivitas atau bisa dikatakan bahwa berita tersebut tidak objektif. Suatu berita yang disajikan tidak objektif hanya akan menguntungkan salah satu pihak dan akan merugikan pihak lain. Dimensi-dimensi objektifitas menurut Rachma Ida terdiri dari aktualitas, fairness dan validitas pemberitaan, dalam akurasi pemberitaan dituliskan bahwa harrus ada kesesuaian judul dengan isi berita. (Kriyantono, 2006 : 244 dan juga dalam Bungin, 2003 : 154-155).

(23)

1.2. Per umusa n Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas yang melandasi penelitian ini, maka judul penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimanakah objektivitas pemberitaan media online kompas.com dan okezone.com tentang polemik antara PDIP dan Gerindra Seputar Pengangkatan Jokowi Sebagai Capres”

1.3. Tujuan penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Objektivitas polemik antara PDIP dan Gerindra Seputar Pengangkatan Jokowi Sebagai Capres di media online Kompas.com dan okezone.com.

1.4. Manfaat penelitian

1. Kegunaan teoritis : Menambah kajian ilmu komunikasi yang berkaitan dengan penelitian objektivitas berita, sehingga hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi landasan pemikiran untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

(24)

2.1 Penelitian Ter dahulu

(25)

pada pemilu nanti. Selama ini banyak tindakan negatif yang dilakukan wakil-wakil rakyat yang turut menyeret nama partai politik ke arah negatif, seperti kasus suap Al Amin Nasution, kasus korupsi Agus Condro, atau kasus perselingkuhan dan pelecehan seksual oleh anggota dewan. Hal-hal tersebut berpotensi untuk menurunkan simpati masyarakat pada individu maupun parpol yang bersangkutan.

Dalam penelitian tersebut peneliti memilih topik objektivitas pemberitaan, karena tidak ada pemberitaan yang benar-benar objektif. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, perumusan masalah dalam masalah ini adalah “Bagaimana objektivitas pemberitaan partai politik peserta Pemilu Legislatif 2009 selama massa kampanye massal pada harian Kompas, Jawa Pos, Suara Pembaruan, dan Media Indonesia?”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana objektivitas pemberitaan partai politik peserta Pemilu Legislatif 2009 selama masa kampanye massal pada harian Kompas, Jawa Pos, Suara Pembaruan, dan Media Indonesia.

(26)

dikumpulkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah semua jenis berita, straight news dan feature.

Dan pada Jurnal penelitian kedua yang ditulis oleh Hendr ika Windar yati dan Yohanes Widodo Ssos., MSc Program Studi Komunikasi, FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta, yang berjudul “OBJ EKTIVITAS BERITA LINGKUNGAN HIDUP DI HARIAN KOMPAS”. Berdasarkan latar belakang yang dituliskan di atas, peneliti ingin mengetahui baik tidaknya penerapan objektivitas dalam berita lingkungan dengan mengambil salah satu kasus yang dijadikan berita di sebuah media nasional. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah objektivitas Kompas dikategorikan baik dalam pemberitaan lingkungan hidup khususnya kasus kebakaran hutan dan lahan gambut di Indonesia periode Februari- September 2012?

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode analisis isi yang menggunakan kategori objektivitas media Rahma Ida. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah objektivitas Kompas dikategorikan baik dalam pemberitaan lingkungan hidup khususnya kasus kebakaran hutan dan lahan gambut di Indonesia. Objektivitas terkait pemberitaan kebakaran hutan dan lahan gambut pada harian Kompas dapat dilihat dari tiga dimensi diantaranya, akurasi, ketidakberpihakan dan validitas.

(27)

lahan gambut di Indonesia yang diterbitkan surat kabar harian Kompas periode Februari - September 2012.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini lebih diberatkan pada aspek keluasan data, sehingga hasil dari penelitian merupakan representasi dari keseluruhan populasi (Kriyantono, 2008: 55). Dalam penelitian ini, peneliti menghitung kemunculan unit analisis atau distribusi frekuensi kemunculan unit analisis dari teks berita, agar bisa menjawab rumusan masalah penelitian.

(28)

Setelah melakukan penelitian dan perhitungan terhadap 63 teks berita mengenai kebakaran hutan dan lahan gambut di Indonesia selama periode Februari- September 2012, untuk melihat apakah dalam pemberitaan lingkungan hidup Kompas telah menerapkan objektivitas dengan baik atau sebaliknya. Dapat disimpulkan bahwa Kompas telah menerapkan objektivitas dengan baik berdasarkan kategorisasi objektivitas Rahma Ida. Di mana dalam penelitian ini digunakan untuk menilai baik atau tidaknya objektivitas Kompas dalam pemberitaan lingkungan.

Dengan adanya dua jurnal penelitian terdahulu tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti “Objektivitas Pember itaan Polemik Antar a PDIP dan Ger indr a Di Kompas.com dan Okezone.com ”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode riset kuatitatif deskriptif sebagai analisis datanya dan menggunakan teori objektivitas pemberitaan Rachma Ida.

2.2. Landasan Teor i

2.2.1. Penger tian Media Massa dan Komunikasi Massa

(29)

misalnya kepentingan kapitalisme modal dan kepentingan keberlangsungan lapangan pekerjaan bagi karyawan dan sebagainya.

Media massa mempunyai kekuatan yang sangat signifikan dalam usaha mempengaruhi khlayaknya. Keberadaan media massa mempunyai peranan penting dalamusaha memberikan informasi penting bagi masyarakat, pengetahuan yang dapat memperluas wawasan, sarana hiburan sebagai pelepas ketegangan, dan yang tidak kalah pentingnya adalah peranan media sebagai kontrol sosial untuk memberikan kritik maupun mendukung kebijakan pemerintah agara memotivasi masyarakat.

Media massa merupakan institusi baru yang berkaitan dengan produksi dan distribusi pengetahuan dalam arti luas. Media massa mempunyai sejumlah ciri-ciri yang menonjol, diantaranya adalah penggunaan teknologi yang relatif maju untuk produksi (massal) dan penyebaran pesan, mempuyai organisasi yang sistematis dan aturan-aturan sosial serta sasaran pesan yang mengarah pada audiens dalam jumlah besar yang tidak bisa ditentukan apakah meraka menerima pesan yang disampaikan, atau malah menolaknya. Institusi media massa pada dasarnya terbuka, beroprasi dalam dimensi publik untuk memberikan saluran komunikasi reguler dari berbagai pesan yang mendapat persetujuan sodial dan dikehendaki oleh banyak individu.

(30)

1. Sumber. Komunikasi massa adalah suatu organisasi kompleks yang mengeluarkan biaya besar untuk menyusun dan mengirimkan pesan. 2. Khalayak. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan

kepada massa, yaitu khalayak yang jumlahnya besar yang bersifat heterogen dan anonim.

3. Pesan. Pesan dalam komunikasi massa bersifat umum, maksudnya adalah setiap orang bisa mengetahui pesan-pesan komunikasi dari media massa.

4. Proses. Ada dua proses dalam komunikasi massa yaitu: 1) Komunikasi massa merupakan proses satu arah. Komunikasi ini berjalan dari sumber ke penrima dan tidak secara langsung dikembalikan kecuali dalam bentuk umpan balik tertunda. 2) Komunikasi massa merupakan proses dua arah (Proses seleksi). Baik media ataupun khalayak melakukan seleksi. Media menyeleksi khalayak sasaran atau penerima menyeleksi dari semua media yang ada, pesan manakah yang mereka ikuti.

(31)

Setiap disiplin ilmu dalam komunikasi memiliki ciri-ciri dan karekateristik yang berbeda-beda, adapun beberapa karakteristik komunikasi massa yang sering digunakan pada media massa yaitu:

1. Sifatnya satu arah, walaupun beberapa media massa terkadang melibatkan khalayak secara langsung dengan diadakannya dialog interaktif, namun itu hanya untuk kepentingan terbatas.

2. Selalu ada proses seleksim misalnya, setiap media memilih khalayaknya, demikian juga dengan khlayak yang juga menyeleksi medianya, baik jenis maupun isi siaran dan berita, serta waktu untuk menikmatinya.

3. Menjangkau khalayak secara luas. Dengan adanya satuu stasiun pemancar pesan atau informasi dapat disampaikan dalam cakupan satu negara. Namun dalam karakteristik ini sistem ekonomi dan sosial juga ikut berperan.

4. Berusaha membidik sasaran tertentu, informasi yang disampaikan harus menarik minat orang-orang sehingga informasi tersebut disalurkan kepada orang lain

(32)

dasarnya. Untuk itu diperlukan penguasaan atas sejarah, sosiologi, ilmu ekonomi dan filsafat demi memahami sebuah masyarakat secara benar. (Rivers, 2004 :18)

Dalam komunikasi massa, umpan balik relatif tidak ada atau bersifat tunda, komunikator cenderung sulit untuk mengetahui umpan balik komunikan secara segera. Untuk mengetahuinya, maka biasanya harus diadakan seminar terbuka yang menghubungkan antara komunikator dan komunikan secara langsung, diadakannya survey atau penelitian. (Vardiansyah, 2004:33).

2.2.2 Media Online

(33)

Secara teknis, momen paling fundamental dalam jurnalisme online adalah penemuan WWW. Namun secara profesional, momen tersebut dimulai dari pecahnya berita mengenai Drudge Report yang menyangkut skandal Lewinsky, ketika sebuah e-mail dikirimkan ke 50 ribu pelanggan pada tanggal 18 Januari 1998. Dalam setiap aspek penting kisah ini, menurut Lasica ketika menulis Internet Journalism and The Clinton-Lewinsky Investigation, medium internet digunakan untuk “membongkar berita-berita skandal, menyuarakan tuduhan-tuduhan baru, dan merilis secara keseluruhan laporan final Starr atas investigasinya.” Jurnalisme online telah memicu tren alternatif, mengklaim bahwa jurnalisme online telah mengubah segala aktivitas jurnalistik dan kegiatan lama profesi jurnalisme. Sejak itu, jurnalisme online telah maju secara dramatis. Kini, hampir seluruh media berita memiliki web yang hadir dalam berbagai bentuk. Terdapat tiga kelompok situs berita dalam kaitannya dengan isi. (Santana K, 2005:136)

Model situs berita secara general yang kebanyakan digunakan oleh media berita tradisional sekadar merupakan edisi online dari medium induknya. Isi orisinalnya diciptakan kembali oleh internet dengan cara mengintensifkan isi dengan kapasitas-kapabilitas teknis dari cyberspace. Washington Post Online (www.washingtonpost.com), CNN Interactive (www.CNN.com) adalah contoh-contoh tipikal tipe ini.

(34)

Saloon, Slate and Drudge Report masuk ke dalam tipe ini. Situs ini memendekkan portal-portal pemberitaan melalui indeksisasi dan kategorisasi, hasil seleksi berbagai media dan isi mereka. Model situs ini memfokuskan isu-isu spesifik, melayani kepentingan komunitas dan kelompok-kelompok sosial tertentu, serta membuat saluran pertukaran pikiran dan diskusi interaktif dengan pembacanya.

Model situs ketiga berisi diskusi dan komentar-komentar pendek tentang berita dan media. Media-media watchdogs masuk ke dalam kelompok ini. Mereka menjadi saluran untuk diskusi masyarakat mengenai permasalahan yang mencuat.

Internet adalah medium terbaru yang mengkonvergensikan seluruh karakteristik dari bentuk-bentuk terdahulu. Karena apa yang berubah bukanlah substansinya, melainkan mode-mode produksi dan perangkatnya. (Hilf, 2000:27)

Teori konvergensi menyatakan bahwa berbagai perkembangan bentuk media massa terus merentang dari sejak awal siklus penemuannya. Setiap model media terbaru tersebut cenderung merupakan perpanjangan, atau evolusi, dari model-model terdahulu. Dalam konteks ini, internet bukanlah suatu pengecualian. (Stoval, 2005:116)

Sebagai bagian dari institusi komunikasi massa formal, jurnalisme online pun menganut ciri-ciri dan sifat media massa, yaitu :

a.Komunikator melembaga b.Pesan teroganisir

(35)

d.Periodik e.Universal f.Komersial

g.Memiliki status hukum h.Aktualitas pesan tinggi i.Secara stimultan/publikatif j.Profesional

k.Komunikasi heterogen

Jurnalisme online adalah tipe baru jurnalisme karena memiliki sejumlah fitur dan karakteristik yang berbeda dari jurnalisme tradisional. Fitur-fitur uniknya mengemuka dalam teknologinya, menawarkan kemungkinan-kemungkinan tidak terbatas dalam memproses dan meyebarkan berita, J.Pavlik dalam bukunya Journalism and New Media menyebut tipe baru jurnalisme ini sebagai “contextualized journalism”, karena mengintegrasikan tiga fitur komunikasi yang unik, yaitu kemampuan-kemampuan berdasarkan platform digital, kualitas-kualitas interaktif komunikasi online, dan fitur-fitur yang ditatanya (costumizeable features). (Santana, 2005:137)

(36)

dituntut untuk menyajikan berita paling up to date. Perbedaan yang paling jelas, terletak pada media dan efisiensi pencarian, pengolahan dan penyebarluasan beritanya.

Karakter jurnalisme online yang paling terasa meskipun belum tentu disadari adalah kemudahan bagi penerbit maupun masyarakat untuk membuat peralihan waktu penerbitan dan pengaksesan. Penerbit online bisa menerbitkan maupun mengakses artikel-artikel untuk dapat dilihat saat ini maupun nanti. Ini sebenarnya juga dapat dilakukan oleh jurnalisme konvensional, namun jurnalisme online dimungkinkan untuk melakukannya dengan lebih mudah dan cepat karena informasi yang disebarluaskan lebih cepat daripada jurnalisme konvensional. Sebagai bagian dari media massa, jurnalisme online pun memiliki dan menjalankan fungsi-fungsi media massa, yaitu :

a. Fungsi Informasi

(37)

b. Fungsi Edukasi

Merupakan fungsi yang dilakukan oleh media massa dalam emberikan pendidikan kepada masyarakat, termasuk pembinaan moral dan pendidikan budi pelerti. Informasi yang diberikan kepada masyarakat memberikan wawasan kepada masyarakat, baik mengenai nilai-nilai maupun norma-norma yang mampu memberikan penyadaran kepada masyarakat seperti mengenai ekonomi, politik, hukum, sosial budaya dan aspek lain yang pada intinya informasi yang diberikan merupakan upaya pemberdayaan masyarakat.

c. Fungsi Hiburan

Media massa juga memiliki fungsi hiburan, terlebih dengan media elektronik yang secara umum merupakan sarana hiburan bagi masyaakat Indonesia pada umumnya. Setiap hari berbagai acara hiburan ditayangkan di televisi, baik hiburan untuk anak-anak maupun orang dewasa. Bahkan media massa sekarang seolah-olah menjadi “agama baru” yang dapat menggeser nilai-nilai moral dari institusi lain, baik keluarga, sekolah, maupun agama.

d. Fungsi Kontrol Sosial

(38)

Situs berita online cenderung lebih bebas, tidak terlalu terpaku pada kaidah kaidah bahasa dan jurnalistik yang berlaku umum, jadi intinya bahasa yang digunakan pada situs berita online haruslah singkat, padat dan menarik. (http:/jonru.multiply.com/journal/item/128)

2.3. Per s Dalam Kaidah J ur nalistik

Ketika semua orang memiliki hak suara, maka mereka pun merasa ikut berkepentingan dengan jalannya pemerintahan. Setiap orang dengan intensitas yang berbeda-beda, mulai ikut berpartisipasi dalam urusan publik. Dalam kaitan inilah pers menjadi sangat penting untuk menjaga sistem politik. Pers juga menjadi sumber informasi atau pendidik, sumber nilai-nilai budaya baru, sekaligus sumber hiburan. (Rivers, 2004:51)

Ada dua pengertian pers, yaitu pers dalam arti sempit dan pers dalam arti luas. Pers dalam arti sempit adalah media massa cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid mingguan, dan sebagainya. Sedangkan pers dalam arti luas meliputi media massa cetak elektronik antara lain radio dan televisi, sebagai media yang menyiarkan karya jurnalistik. ( Effendy, 2000:90)

(39)

konkret atau nyata, oleh karena itu dapat diberi nama. Desangkan jurnalistik adalah aspek jiwa, karena ia abstrak, merupakan kegiatan daya hidup yang menghidupi aspek pers itu sendiri.

Sedangkan pengertian pers di Indonesia tercantum dalam Undang-undang No.11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers dan Undang-undang No. 21 Tahun 1982 tentang Perubahan Atas Undang-undang no. 11 Tahun 1966. dalam Undang –undang tersebut dinyatakan sebagai berikut:

”Pers adalah lembaga kemasyarakatan, alat perjuangan nasional yang mempunyai karya sebagai salah satu media komunikasi massa, yang bersifat umum berupa penerbitan yang teratur waktu terbitnya dilengkapi atau tidak diperlengkapi dengan alat-alat milik sendiri berupa percetakan alat-alat foto, klise, mesin-mesin stencil atau alat-alat tehnik lainnya.”

Jadi berdasar definisi pers diatas jelas tercantum bahwa pers harus mempunyai idealisme, yakni bahwa pers Indonesia merupakan alat perjuangan nasional, bukan sekedar penjual berita hanya untuk mencari keuntungan finansial.

(40)

1. Fungsi Informatif

Yaitu memberikan informasi atau berita kepada khalayak dengan cara yang teratur. Pers menghimpun berita yang dianggap berhuna dan penting bagiorang banyak dan kemudian menuliskan dengan kata-kata. Pers memberitakan suatu kejadian pada saat itu dan tidak menutup kemungkinan bahwa pers juga memperingatkan khalayaknya tentang peristiwa yang diduga akan terjadi.

2. Fungsi Kontrol ( fungsi watchdog )

Pers harus memberitakan apa yang berjalan dengan baik dan tidak berjalan dengan baik. Fungsi ini harus dilakukan dengan lebih aktif oleh pers daripada oleh kelompok organisasi masyarakat lain seperti LSM, dan lain sebagainya.

3. Fungsi Interpretatif dan Direktif

(41)

4. Fungsi Menghibur

Mereka menceritakan kisah yang menarik dan lucu untuk khalayak ketahui (humor, drama serta musik) meskipun kisah itu tidak terlalu penting.

5. Fungsi Regeneratif

Pers membantu menyampaikan warisan sosial kepada generasi baru terjadi proses regenerasi dari angkatan yang sudah tua kepada angkatan yang lebih muda dengan cara menceritakan bagaimana sesuatu itu dilakukan dimasa lampau, bagaimana dunia dijalankan sekarang, bagaimana itu diselesaikan dan apa yang dianggap dunia itu benar atau salah.

6. Fungsi Pengawalan Hak-Hak Warga Negara

(42)

7. Fungsi Ekonomi

Pers juga dapat berfungsi secara ekonomi yaitu dengan cara melayani sistem ekonomi melalui iklan

8. Fungsi Swadaya

Untuk memelihara kebebasan yang murni, pers berkewajiban untuk memupuk kekuatan modalnya sendiri agar tidak ditempatkan dibawah kehendak siapa saja yang mampu membayarnya sebagai balas jasa. ( Kusumaningrat, 2005 : 27-29 )

Hubungan pers sebagai media yang menjembatani masyarakat dan sistem pemerintahan mempunyai hubungan yang berkesinambungan dan saling menguntungkan.

2.4. Ber ita

(43)

Sedangkan menurut McQuail (1989 : 189) berita merupakan sesuatu yang bersifat metafistik dan sukar dijawab kembali dalam kaitannya dengan institusi dan kata putus mereka yang bersifat rasa dan sulit diraba karena kehalusannya. Berita bukanlah cermin kondisi sosial, tetapi laporan tentang salah satu aspek yang telah menonjolkannya sendiri.

Suatu fakta dapat dikatakan berita, apabila memenuhi syarat antara lain telah dipublikasikan oleh seseorang atau institusi yang jelas identitasnya, alamat, dan penanggungjawabnya, fakta tersebut ditemukan oleh jurnalis dengan cara yang sesuai dengan standar operasional dan prosedur dalam profesi jurnalistik (panuju, 2005 : 52).

Dari beberapa definisi tersebut dapat dirangkum bahwa berita adalah laporan dari kejadian yang penting atau peristiwa hangat, dapat menarik minat atau perhatian para pembaca. Berita merupakan gudang informasi, dan berita merupakan bagian terpenting dari tabloid atau surat kabar.

Menurut Djuroto (2002 : 48) untuk membuat berita paling tidak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut

1. Menjaga Objektivitas dalam pemberitaan.

2. Faktanya tidak boleh diputar sedemikian rupa hingga tinggal sebagian saja.

(44)

Sedangkan menurut Kusumaningrat (2006 : 47) unsur-unsur yang membuat suatu berita layak untuk dimuat ada tujuh yaitu ; Akurat, Lengkap, Adil, Berimbang, Objektif, Ringkas, Jelas, dan Hangat.

Selain unsur-unsur berita wartawan juga harus memikirkan nilai berita, dalam cerita atau berita itu tersirat pesan yang ingin disampaikan waratwan kepada pembacanya. Ada tema yang diangkat dari suatu peristiwa. Nilai berita ini menjadi menentukan berita layak berita. Menurut Ishwara (2005 : 53) peristiwa-peristiwa yang memiliki nilai berita ini misalnya yang mengandung konflik, bencana dan kemajuan, dampak, kemasyhuran, segar dan kedekatan, keganjilan, human interest, seks, dan aneka nilai lainnya.

Yang dapat membedakan antara berita dengan bukan berita salah satunya adalah pada ada tidaknya opini. Hal ini didasari bahwa sebuah berita berasal dari suatu fakta sedangkan opini berangkat dari suatu pemikiran. Berita mempresentasikan fakta sedangkan opini mempresentasikan gagasan atau ide. Dalam kacamata jurnalistik, tidak semua fakta adalah berita.

(45)

Untuk membuat berita paling tidak, harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Menjaga objektifitas dalam pemberitaan.

2. Fakta tidak boleh diputar balikkan sedemikian rupa hingga tinggal sebagian saja.

3. Berita itu harus menceritakan segala aspek secara lengkap.

Berdasarkan pasal dari kode etik jurnalistik milik AJI (pasal 3/14 Maret 2006) dijabarkan melalui sebagai berikut :

a. Menguji informasi berarti melakukan cek dan re-cek tentang kebenaran informasi.

b. Berimbang dengan memberikan ruang pemberitaan kepada masing-masing pihak secara proporsional.

c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan.

d. Azas praduga tak bersalah adalah prinsip dengan tidak menghakimi seseorang.

(46)

Unsur yang penting dalam menyajikan berita adalah kesesuaian antara judul berita dengan isinya, terlebih lagi bagi media massa cetak dengan pembaca yang memiliki karakteristik pembaca sekilas. Judul berita harus mempresentasikan seluruh isi berita, hal ini dimaksudkan untuk menghindari salah persepsi saat berita dibaca hanya menarik saat dibaca sekilas oleh khalayak melalui judul yang bombastis namun tidak sesuai dengan isi.

Kesesuaian judul dengan isi berita juga merupakan salah satu bentuk kejujuran jurnalis. Bila ingin berita laku keras, maka haruslah para jurnalis mencuri berita yang memiliki nilai penting dimata khalayak, bukannya melalui mengarang judul berita yang se bombastis mungkin sedangkan tidak tercermin pada isi beritanya.

Pada jurnal mata kuliah jurnalistik, dikatakan fungsi judul berita adalah :

1. Memberikan identitas pada berita

2. Mempermudah pembaca untuk memilih berita 3. Menarik perhatian pembaca

(47)

1. Foto, gambar, table, dan ilustrasi merupakan unsure berita yang pertama kali menangkap mata serta perhatian pembaca. Woodburn (yang dikutip dari jurnal jurnalistik media cetak) menjelaskan bahwa data pendukung berita di atas, memiliki kekuatan stopping power serta menjelaskan bagian dari unsure berita yang disajikan.

2. Foto dalam surat kabar, dapat digunakan dalam komunikasi dengan pembaca yang memiliki latar belakang beranekaragam karena foto mampu menyajikan berita melalui bahasa foto lebih universal.

2.4.1. Konsep Penyajian Ber ita

Konsep penyajian berita salah satunya kembali pada konsep aktualitas yang menurut Denis McQuail merupakan ciri utama berita melalui menyajikan suatu peristiwa terbaru, karena itu, sangat penting adanya pemberian identitas waktu dalam sebuah penyajian berita.

Dalam sebuah berita yang idealnya mengambil bentuk piramida terbalik yang diurutkan dengan menjelaskan mulai dari bagian berita yang terpenting sampai pada

yang kurang penting, letak tanggal terjadinya peristiwa umumnya terletak pada bagian teras berita. Bentuk penulisan Piramida Terbalik (Inverted Pyramid), seperti pada gambar berikut :

J UD U L

LEAD (5W +1H) TUBUH

(48)

(Gambar Piramida Terbalik 5W+ 1H)

Pada Piramida terbalik ini, penulisan berita dimulai dengan membuat lead atau teras berita sebagai paragraf pertama. Dalam penulisan lead ini mencakup rumus dasar dalam menulis berita berupa 5W + 1H yaitu :

a. What : Peristiwa atau hal apa yang terjadi b. Where : Dimana peristiwa itu terjadi c. When : Kapan peristiwa itu terjadi

d. Why : Mengapa peristiwa tersebut terjadi

e. Who : Siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut f. How : bagaimana peristiwa tersebut terjadi

Kemudian, lead dikembangkan atau teras berita tersebut dijadikan sebagai paragraf kedua dan digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan atau mendukung tulisan pada paragraf pertama.

Paragraf ketiga dan selanjutnya adalah sebagai tubuh berita. Selain susunan berita yang berbentuk piramida terbalik, yang harus diperhatikan adalah :

(49)

b. Gaya bahasa : penggunaan gaya bahasa yang dipakai dapat dimengerti oleh semua pihak, baik kalangan atas atau bawah bahkan pula yang tidak berpendidikan. Hal ini dikarenakan khalayak daripada media massa yang bersifat heterogen.

c. Ekonomis kata : harus menggunakan kalimat yang sesingkat mungkin untuk mengungkapkan satu maksud. Artinya satu gagasan satu kalimat.

d. Objektifitas : suatu berita harus tetap dijaga dalam Press Release walaupun mengandung suatu tujuan tertentu. Sehingga seseorang beropini, namun haruslah jelas opini tersebut dinyatakan oleh siapa.

e. Tetap menjaga keakurasian tulisan atau informasi : karena mampu mempengaruhi opini pembaca tentang kredibilitas seorang Publik Relations sebagai sumber informasi.

f. Data perlu diperhatikan Panjang sebuah Press Release : dalam penulisannya sebaiknya tidak lebih dari dua halaman, sehingga perlu dihindari penggunaan kata yang berbelit-belit.

(50)

Narasumber dalam berita penting karena berkaitan dengan kredibilitas media massa yang bersangkutan. Ini dikarenakan, perihal nara sumber berkaitan erat dengan kelanjutan adanya penuntutan bilamana ada pihak yang merasa dirugikan akan pemberitaan tersebut. Karena itu, masalah nara sumber, jurnalis dituntut untuk se-valid mungkin dalam menyajikan berita.

2.5 Pendekatan Politik Ekonomi Media

Pendekatan politik ekonomi media berpendapat bahwa isi media lebih ditentukan oleh kekuatan-kekuatan ekonomi dan politik di luar pengelolaan media. Faktor seperti pemilik media, modal, dan pendapatan media dianggap lebih menentukan bagaimana wujud isi media. Faktor-faktor inilah yang menentukan peristiwa apa saja yang bisa atau tidak bisa ditampilkan dalam pemberitaan, serta kearah mana kecenderungan pemberitaan sebuah media hendak diarahkan (Sudibyo, 2001:2). Dalam pendekatan politik ekonomi media, kepemilikan media (media ownership) mempunyai arti penting untuk melihat peran, ideologi, konten media dan efek yang ditimbulkan media kepada masyarakat.

(51)

186). Boyd Barrett secara lebih gamblang mengartikan ekonomi politik sebagai studi tentang kontrol dan pertahanan dalam kehidupan sosial. (Boyd Barrett, 1995: 186)

Dari pendapat Mosco di atas dapatlah dipahami pengertian ekonomi politik secara lebih sederhana, yaitu hubungan kekuasaan (politik) dalam sumber ekonomi yang ada di masyarakat. Bila seseorang atau sekelompok orang dapat mengontrol masyarakat berarti dia berkuasa secara de facto, walaupun de jure tidak memegang kekuasaan sebagai eksekutif, legislatif maupun yudikatif.

Pandangan Mosco tentang penguasa lebih ditekankan pada penguasa dalam arti de facto, yaitu orang atau kelompok orang yang mengendalikan kehidupan masyarakat. Jika memang demikian, maka kekuasaan pemilik media, meski secara etik dibatasi dan secara normatif disangkal, bukan saja memberi pengaruh pada konten media, namun juga memberikan implikasi logis kepada masyarakat selaku audiens. Pemberitaan media menjadi tidak bebas lagi, muatannya kerap memperhitungkan aspek pasar dan politik.

2.6. Objektifitas Ber ita

(52)

Media massa yang sarat dengan informasi adalah pers. Pers merupakan cermin realitas karena pers pada dasarnya lebih menekankan fungsi sebagai sarana pemberitaan. Isi pers yang utama adalah berita. Fakta dan realitas adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari konsep objektifitas. Oleh karena itu jika terdapat sebuah paradigma yang berkaitan dengan ilmu jurnalistik, pasti ditemukan sebuah paradigma yang mensyaratkan adanya konsep objektifitas dalam penyajian berita.

Pers senantiasa dituntut mengembangkan pemberitaan yang obyektif, yaitu “reporting format that generally spates fact from pinion present an emotionally detached view of the news, and strives for fairness and balanced” (DeFleur, 1994 : 635).

Dalam jurnalisme, kebenaran tidaklah bisa diklaim oleh satu pihak, namun harus dikonfirmasikan menurut kebenaran dari pihak lain. Inilah mengapa pemberitaan di surat kabar selalu dituntut untuk mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektifitas yang juga sering disebut sebagai pemberitaan cover both side, dimana pers menyajikan semua pihak yang terlibat sehingga pers mempermudah pembaca menemukan kebenaran. Selain fairness, pers juga dituntut melakukan pemberitaan yang akurat, tidak bohong, menyatakan fakta bila itu memang fakta, dan pendapat bila itu memang pendapat, dikutip dari Siebert tahun 1986 (Bungin, 2003 : 153 – 154).

Jurgen Westerstahl menjabarkan konsep objektifitas pada bagan berikut :

(53)

Bagan 1. Konsep Objektivitas Westerstahl (Westerstahl, 1983 : 405)

Westerstahl mengajukan komponen utama objektifitas berita dalam observasinya “maintaining objectivity in the dissemination of news can, it seems to me, most easily be defined as” adherence to certain norm or standards” (Charllote, 2006 : 7 – 8 yang dikutip dari Westerstahl, 1983 : 403).

Kefaktualan dikaitkan dengan bentuk penyajian laporan tentang peristiwa atau pernyataan yang dapat dicek kebenarannya pada sumber dan disajikan tanpa komentar. Impartialitas dihubungkan dengan sikap netral wartawan/reporter, suatu sikap yang menjauhkan setiap penilaian pribadi dan subyektif demi pencapaian sasaran yang diinginkan. Hanya saja, ada jurnalis yang menempatkan objektifitas sebagai simbol keyakinan di dalam pekerjaannya, dan ada pula jurnalis yang mengoperasionalisasikan objektifitas dalam rutinitas tugas serta tanggungjawabnya sehari-hari ( Charilote, 2006 : 3).

Objektifitas merupakan nilai etika dan moral yang harus dipegang teguh oleh media dalam menjalankan profesi jurnalistik. Dalam pasal 3, Kode Etik Jurnalistik yang dikeluarkan oleh AJI 14 Maret 2006 dikatakan “wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi serta menetapkan azas praduga tak bersalah”.

(54)

penelitian berita politik dengan skala nasional yang menjadi berita utama (Kriyantono , 2006 : 224). Rachma Ida disini mencoba untuk mengukur Objektifitas pemberitaan surat kabar dengan mengoperasionalisasikan dalam dimensi-dimensi objektifitas yang terdiri dari aktualitas, fairness dan validitas pemberitaan, berikut kategorisasi objektifitas menurut Rachma Ida (Kriyantono, 2006 : 244 dan juga dalam Bungin, 2003 : 154-155).

a. Akurasi pemberitaan, yaitu menyangkut kejujuran dalam pemberitaan yang meliputi:

1) Kesesuaian judul berita dengan isi berita. 2) Pencantuman waktu terjadinya suatu peristiwa.

3) Penggunaan data pendukung atau kelengkapan informasi atas kejadian yang ditampilkan.

4) Faktualitas berita, yaitu menyangkut ada tidaknya pencampuran fakta dengan opini wartawan yang menulis berita.

b. Fairness atau ketidakberpihakan pemberitaan, yaitu yang menyangkut keseimbangan penulisan berita yang meliputi :

1) Ketidakberpihakan, dilihat dari sumber berita yang digunakan. 2) Ketidahberpihakan dilihat dari ukuran fisik luas kolom. c. Validitas keabsahan pemberitaan, diukur dari :

(55)

2) Kompetensi pihak yang dijadikan sumber berita yang mendapatkan informasi yang digunakan untuk mengetahui validitas suatu kronologi peristiwa (berita yang menyangkut peristiwa dengan kronologi kejadiannya), apakah berasal dari apa yang dilihat, atau hanya sekedar kedekatannya dengan media yang bersangkutan atau karena jabatannya. Kategori ini dibagi menjadi : wartawan, pelaku langsung dan bukan pelaku langsung.

Objektifitas, betapapun sulitnya harus diupayakan oleh insan pers. Objektifitas berkaitan erat dengan kemandirian pers sebagai institusi sosial, hal ini penting mengingat signifikasi efek media terhadap khalayak.

2.7. Ker angka Ber pikir

Seperti yang telah diketahui bahwa pekerjaan media adalah pekerjaan yang berhubungan dengan pembentukan realitas. Sehingga, pada dasarnya berita yang tersaji di hadapan khalayak merupakan hasil olahan atau konstruksi wartawan sebagai perpanjangan tangan dari media. Karena semua pekerja jurnalis adalah agen : bagaimana peristiwa yang acak dan kompleks itu disusun sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah berita yang dapat dipahami dan dimengerti oleh khalayak.

(56)

Pemuatan berita-berita mengenai polemik antara PDIP dan Gerindra Di Kompas.com dan Okezone.com, dipilih penulis sebagai subyek penelitian.

Berita mengenai Polemik Antara PDIP dan Gerindra Di Kompas.com dan Okezone.com tersebut dianalisis menggunakan analisis isi atau Objektivitas pemberitaan menurut Rachma Ida (Kriyantono, 2006 : 244). Yang terdiri dari tiga elemen, yaitu akurasi pemberitaan, ketidak berpihakan pemberitaan (fairness), validitas keabsaan. Ketiga struktur tersebut merupakan suatu rangkaian yang dapat mewujudkan analisis isi atau Objektivitas pemberitaan dari suatu media. Selengkapnya, tertera pada bagan dibawah ini.

Objektivitas

Kelengkapan Informasi Atas Kejadian yang Ditampilkan

2. Dilihat Dari Ukuran Fisik Luas Kolom yang Digunakan 3. Validitas Keabsahan:

(57)

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodologi riset kuantitatif yang mengharuskan peneliti mersikap obyektif dan memisahkan diri dari data, karena riset ini menggambarkan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan.

Berdasarkan metodologi di atas, penelitian ini menggunakan metode analisi isi. Analisis isi digunakan untuk menganlisis isi pesan yang tampak, dengan cara sistematik dan obyektif. Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematik, faktual, akurat tentang fakta serta sifat yang dimiliki suatu populasi yang diteliti.

3.2. Definisi Oper asional

3.2.1. Polemik Antar a PDIP dan Ger indr a

(58)

Penunjukkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres pada pemilu 2014 oleh PDIP memunculkan polemik dengan partai Gerindra pimpinan Prabowo. Gerindra selama ini dikenal sebagai partai yang bersahabat dengan PDIP. Sebelumnya pada tahun 2009 PDIP dan Gerindra bersatu pada Pemilu presiden dengan mengusung Megawati dari PDIP dan Prabowo dari Gerindra menjadi Capres dan Cawapres. Kedua partai tersebut juga kompak mendukung Joko Widodo dan Basuki Cahya Purnama menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Namun pada pemilu presiden tahun ini kedua partai tersebut bertikai. Hal tersebut disebabkan penunjukkan Jokowi sebagai capres oleh PDIP dianggap oleh Gerindra sebagai penyimpangan perjanjian Batu Tulis yang dilakukan oleh Megawati dan Prabowo pada tahun 2009 di Batu Tulis, Jawa Barat.

Pada berita tentang polemik perjanjian Batulis di media online okezone.com yang berjudul “Prabowo Merasa Dikhianati Megawati” diberitakan Prabowo merasa dikhianati Megawati karena penunjukkan Jokowi sebagai Calon Presiden PDI-P.

(59)

presiden tahun 2014, tapi dengan sebuah asumsi bila dalam Pilpres 2009 itu sukses. “Artinya Bu Mega jadi presiden dan Prabowo jadi wakil presiden," kata Hasanuddin. Berita polemik antara PDIP dengan Gerindra ini banyak mendapat perhatian masyarakat. Hampir setiap media massa yang ada di Indonesia memberitakan peristiwa ini. Seringkali peristiwa ini menjadi berita utama dalam suatu pemberitaan di suatu media termasuk di dalamnya Kompas.Com dan Okezone.com.

3.2.2. Pember itaanPolemik Antar a PDIP dan Ger indr adi Kompas.com dan Okezone.com

(60)

Sedangkan dalam pemberitaan di media online okezone.com pada polemik ini, okezone.com banyak mengeluarkan berita yang memojokkan PDIP dan Jokowi dalam pemberitaan polemik ini. Hal tersebut terlihat dari beberapa judul dalam pemberitaanya seputar polemik ini yaitu “Ridwan Saidi: Jokowi Gak Punya Kelas jadi Presiden”, “Adik Prabowo Sebut Jokowi Kacang Lupa Kulit”, “Gerindra: Jokowi Harus Mundur sebagai Gubernur!”, “Prabowo Merasa Dikhianati Megawati”, “Gerindra Klaim 85 % Masalah Jakarta Diurus Ahok”, “Jokowi Nyapres, Rakyat Tahu Mana yang Tulus dan Tidak”.

3.3. Kategor isasi Obyektivitas Per s

Dari berita kasus PDIP dengan Gerindra di kompas.com dan okezone.com yang dianalisa sebagai obyek dari penelitian ini yang kemudian penulis mengklasifikasikannya berdasarkan kategori yang telah dibuat dan disesuaikan agar diperoleh hasil yang akurat, karena validitas metode dan hasil-hasilnya sangat bergantung dari kategori-kategorinya. Dengan demikian penelitian menggunakan kategorisasi yang digunakan oleh Rachmad Ida, PhD.

(61)

3.3.1. Akurasi pember itaan, meliputi :

1) Kesesuaian judul berita dengan isi berita, konsep ini dibagi dalam dua kategorisasi :

a) Sesuai, bila judul merupakan bagian dari kalimat yang sama pada isi berita atau kutipan yang jelas-jelas ada di dalam pemberitaan atau ada dalam isi berita.

b) Tidak sesuai, bila judul bukan merupakan bagian dari kalimat yang sama pada isi berita, atau bukan merupakan kutipan yang jelas-jelas ada.

2) Pencantuman waktu terjadinya suatu peristiwa. Kategori dalam konsep ini, yaitu :

a) Dicantumkan waktu, bila dalam tulisan mencamtumkan tanggal, pencantuman kata-kata atau pernyataan tentang waktu atau keduanya, yaitu mencantumkan tanggal dan kata-kata.

b) Tidak dicantumkan waktu, yaitu jika dalam tulisan itu tidak mencamtumkan waktu.

3) Penggunaan data pendukung atau kelengkapan informasi atas kejadian yang ditampilkan antara lain menggunakan : tabel, statistik, foto, ilustrasi gambar dan lain-lain, konsep ini dibagi

(62)

data referensi (buku undang-undang, peraturan pemerintah, dan lain-lain).

b) Tidak ada data pendukung, bila tulisan itu sama sekali tidak dilengkapi dengan data pendukung.

4) Faktualitas berita, konsep ini dibagi atas kategori :

a) Ada pencampuran fakta dan opini, yaitu apabila dalam artikel berita itu terdapat kata-kata opinionative, seperti : tampaknya, sepertinya, diperkirakan, seakan-akan, terkesan, kesannya, seolah, agaknya, diperkirakan, diramalkan, mengejutkan, kontroversi, manuver, sayangnya, dan lain-lain.

b) Tidak ada pencampuran fakta dan opini, yaitu apabila dalam artikel tidak ada kata-kata opinionative.

3.3.2. Fair ness dan ketidakber pihakan pember itaa n, meliputi :

1) Ketidakberpihakan, dilihat dari sumber berita yang digunakan yaitu : a) Seimbang, yaitu apabila masing-masing pihak yang diberitakan diberi

porsi yang sama sebagai sumber berita, dilihat dari jumlah sumber beritanya.

b) Tidak seimbang, yaitu jika masing-masing pihak yang diberitakan tidak diberi porsi yang sama sebagai sumber berita.

(63)

a) Seimbang, yaitu jika luas kolom yang dipakai antara pihak-pihak yang terlibat dalam pemberitaan memiliki jumlah kesamaan.

b) Tidak seimbang, yaitu jika luas kolom yang dipakai antara pihak-pihak yang terlibat dalam pemberitaan tidak memiliki jumlah kesamaan. 3.3.3. Validitas keabsahan pember itaan, diuk ur da r i :

1) Atribusi sumber berita. Konsep ini dibagi menjadi :

a) Sumber berita jelas, apabila dalam berita itu sumber beritayang dipakai dicantumkan identitasnya seperti nama, pekerjaan, atau sesuatu yang memungkinkan untuk dilakukan konfirmasi.

b) Sumber berita tidak jelas, bila dalam berita tidak dicantumkan identitas sumber berita.

2) Kompetensi pihak yang dijadikan sumber berita yang mendapatkan informasi yang digunakan untuk mengetahui validitas suatu kronologi peristiwa. Kategori ini dibagi dalam :

a) Wartawan, apabila peristiwa yang diberitakan merupakan hasil pengamatan wartawan secara langsung.

b) Pelaku langsung, apabila peristiwa yang diberitakan merupakan hasil wartawan dengan sumber berita yang mengalami peristiwa tersebut. c) Bukan pelaku langsung, apabila peristiwa yang diberitakan merupakan

(64)

informasi lalu menjadi sumber berita. Misalnya petugas humas, juru bicara, kapuspen, atau juga pejabat yang berwenang tetapi tidak berada di lokasi ketika peristiwa itu terjadi.

3.4. Populasi, Sampel, dan Teknik Penar ikan Sampel

3.4.1. Populasi

Penentuan jumlah populasi dalam suatu penelitian merupakan upaya bagi peneliti untuk membatasi ruang lingkup analisisnya. Populasi dalam penelitian adalah seluruh berita yang ada di media online Kompas.com dan Okezone.com tentang pemberitaanpolemik antara PDIP dengan Gerindra di kompas.comdan okezone.com Maret 2014. Populasi penelitian ini adalah seluruh berita tentang PDIP dengan Gerindra di kompas.comdan okezone.com pada 14 – 20 Maret 2014.

3.4.2 Sampel dan Teknik Penar ikan Sampel

(65)

sampling mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat periset berdasarkan tujuan riset.Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang dari ciri-ciri sampel yang ditetapkan. Pada penelitian ini sample dipilih dari jumlah populasi yang didasarkan pada keseluruhan unit populasi, yakni berita tentang polemik PDIP dengan Gerindra di kompas.comdan okezone.com 16 - 20 Maret 2014 yang menjadi populasi dalam penelitian ini.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

(66)

3.6. Teknik Analisis Data

(67)

4.1 Gambar an Umum Per usahaan 4.1.1. Ga mbar an Singka t Kompas.com

Situs berita kompas.com adalah bagian dari group Kompas yang terletak di Jl. Palmerah selatan 19 Jakarta. Oleh karena itu keberadaannya tidak dapat terlepas dari sejarah surat kabar Kompas itu sendiri. Sejarah terbitnya kompas tidak bias dipisahkan dengan pergolakan masa orde lama. Cikal bakal tebitnya kompas muncul atas ide dari pelaku sejarah pergolakan tersebut, yang gugur sebagai pahlawan revolusi yaitu letjen Ahmad Yani yang saat itu menjabat sebagai panglima TNI AD, menghubungi salah satu rekan sekabinetnya, Drs. Frans Seda, untuk menerbitkan surat kabar yang bias menyaingi dan mengimbangi pers komunis.

Drs. Frans Seda menyanggupi dan mempunyai satu pemikiran dengan sang pencetus ide. Drs. Frans Seda memantangkan penerbitan surat kabar tersebut dengan Ignantius Josef Kasimo, rekannya sesama partai kahtolik, berserta Petrus Kanisius Ojong dan Jakob Oetama yang keduanya aktif memimpin majalah Intisari.

(68)

tegas mendefinisikan visi dan misinya sebagai pembela rakyat yang sebenarnya, berbeda dengan surat kabar yang berideologi komunis bentukan Partai Komunis Indonesia.

Ketika Bentara Rakyat akan terbit, Drs. Frans Seda yang saat menjabat sebagai menteri perkebunan, dating menemui Presiden Soekarno untuk urusan kenegaraan. Presiden soekarno menanyakan nama Koran yang akan di terbitkan oleh Frans Seda, dan menyebutkan nama Bentara Rakyat di ubah menjadi “Kompas” yang berfusngsi sebagai penunjuk arah mata angin.

Kompas pun resmi menjadi nama surat kabar itu, sedangkan nama yang sudah disiapkan sebelumnya, yaitu Bentara rakyat dijadikan nama yayasan yang menerbitkan surat kabar Kompas. Pada bulan-bulan pertama kompas diplesetkan sebagai Kompt Pas Morgen atau “Kompas”, diawali tidak lebih dari 10 orang dibagian redaksi dan bisnis sampai tahun 1972, kantor redaksi ada di Jl. Pintu Besar selatan kemudian pindah ke Jl. Palmerah Selatan 22-26.

Undang-Undang pokok Pers pada tahun 1982 dan ketentuan surat izin usaha penerbitan pers mewajibkan untuk berbadan hokum. Oleh karena itu, sejak tahun1982 penerbit kompas bukan lagi yayasan Bentara Rakyat, tetapi PT Kompas Media Nusantara.

(69)

Setelah satu bulan mencetak penerbitannya pada PN. Eka Grafika, Kompas beralih pada percetakan masa Merdeka milik BM Diah. Ternyata kompas mendapat keuntungan lebih dengan mencetak penerbitannya di percetakan masa Merdeka ini ternyata hasil cetakannya jauh lebih bagus dan sudah menggunakan mesin rotasi sehingga daya cetaknya jauh lebih cepat. Sampai kemudian oplah Kompas meningkat hampir seratus persen.

Situasi dan kondisi yang tidak menentu pada orde lama mempengaruhi perkembangan Kompas selanjutnya penghentian penerbitanbeberapa surat kabar sehubungna dengan adannya pemberontakan G 30 S/PKI, juga menimpa Kompas. Tepatnya tanggal 2 Oktober 1965 Kompas dapat perintah untuk menghentikan kegiatannya. Namun manakala kondisi sudah mulai memulih, pada akhirnya kompas kembali diijinkan terbit kembali pada tanggal 6 Oktober 1965.

Selama pemerintahaan Orde Baru, kompas pernah tercatat sekali terkena larangan terbit, yaitu pada tahun 1978. Tercatat enam terbitan di masa itu mengakami nsaib yang sama dengan mekanisme pencabutan SIUUP. Keenam surat kabar itu adalah sinar Harapan, Merdeka, The Indonesian Times, Pelita, Sinar Pagi dan Pos Sore.

Namun hal itu tidak berlangsung lama, kemudian kompas kembali diijinkan terbit. Harian ini mulai menampakaan perkembangan yang pesat hingga oplahnya mencapai 300.000 eksemplar pada tahun 1982. Dan pada perkembangan selanjutnya tepatnya tahun 1997, Kompas menerbitkan tabloid yang terbit setiap minggu.

(70)

atas nama perorangan, yaitu Jakob Oetama, Frans seda, dan P. Iswantoro. Dengan ijin terbit berdasarkan surat keputusan Menteri Penerangan no. 001/Mempen/SIUUP/A.7/1985 tanggal 10 November 1985.

Kemudian Kompas juga tidak mau ketinggalan ikut menyajikan media online yang di kenal dengan www.kompas.com. Sebelumnya kompas cyber media dikenal sebagai kompas online, yang menyediakan edisi internet dari harian kompas. Di akhir tahun 1972, manajemen kompas memutuskan untuk membuat perusahaan yang terfokus pada internet, sehingga kompas cyber media didirikan.

Dengan para professional di jurnalistik, teknologi informasi, bisnis dan periklanan dan juga para professional di internet, Kompas cyber media menjadi situs berita internet pertama kali di Indonesia yang dikelola secara professional. Di bulan Agustus 1998, Kompas cyber media di luncurkan kembali dengan pengembangan di isi, dsain, dan strategi iklan.

Kompas Cyber Media tidak hanya memberikan kesempatan beriklan kepada perusahaan-perusahaan, tetapi juga juga menyediakan jasa desain web, produksi web, aplikasi web, fasilitas e-commerce, konsultasi internet dan pemeliharaan web. Kompas Cyber Media mempunyai komitmen untuk mengembangkan penggunaan internet dan e-commerce di Indonesia. Hal ini di wujudkan dalam berbagai kegiatan.

(71)

Mulai maret 1999, Kkompas Cyber Media bekerjasama dengan commerce servicw provider menyediakan fasilitas e-commerceyang lengkap dan sercure. Perusahan-perusahan dapat menfaatkan fasilitas tersebut untuk membangun took mereka di internet atau bergabung bersama internet mail Kompas Cyber Media yang disebut dengan webstore. Pembayaran dilakukan secara online melalui internet.

Komapas Cyber Media juga menyediakan dan memfasilitasi kebutuhan infrastruktur teknis bagi perusahaan yang membutuhkan, seperti secure server dan juga memberikan konsultasi dibidang strategic business, media dan internet.

Kompas cyber Media mempunyai tujuan utama untuk memberikan a high quality value proposition untuk para klien, dan juga memberikan solusi yang terintegrasi, baik di bidang internet atau mengkombinasikannya dengan media tradisional. Kompas Cyber Media memberikan produk-produk yang mengakomodasi berbagai kebutuhan dan anggaran dana klien. Salah satu filosofi perusahaan di relefasikan didalam responnya atas saran-saran dari klien

Kompas.com merupakan situs berita terpecaya di Indonesia, di update selama 24 jam sehari, dengan total readership lebih dari 15 juta orang. Tingkat kunjungan ke kompas.com atau lebih dikenal dengan sebutan page view, rata- rata mencapai 40 juta setiap bulan. Berita di kompas.com tak hanya saja bias di akses melalui internet, tapi juga melalui mobile (handphone).

Gambar

Tabel 4.1 Judul dan isi berita Kompas.com
Tabel 4.2 Judul dan isi berita Okezone.com
Tabel 4.3  Kategori Akurasi Media Kompas.com
Tabel 4.4 Kategori Akurasi Media Okezone.com
+7

Referensi

Dokumen terkait

itu, dampak dari infeksi penyakit bakterial dapat menurunkan mutu daging ikan yang terinfeksiberupa borok atau luka, sehingga tidak disenangi oleh konsumen. Penelitian

Kematian Yesus Kristus melalui penyaliban di tangan Pontius Pilatus adalah fakta sejarah yang benar-benar terbukti (lih. Bagaimana- pun, Orang yang mati di kayu salib Kalvari

Dasar perhitungannya adalah membuat semua biaya yang diperlukan menjadi biaya tahunan, jika alternatif-alternatif yang muncul mempunyai manfaat yang identik, maka

Bahan yang digunakan pada sistem pakar diagnosa penyakit kulit akibat virus dengan metode Teorema Bayes adalah sebagai berikut:.. Data pasien dan pemeriksaan diperoleh dari

respon dari para calon jemaah haji yang batal berangkat karena pandemi Covid-.

yang mereka ketahui. 2) Elaborasi - Menjelaskan pengertian satuan dan jenisnya - Menjelaskan konversi satuan metric dan british 3) Konfirmasi - Mengecek pemahaman siswa

1) Lambang Kementerian dicetak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0398/M/1977 tentang Lambang Departemen

Perkembangan Information and Communication Technology (ICT) atau Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam beberapa dekade terakhir berjalan sangat