• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya mengalami peningkatan yang signifikan. Perkembangan yang. melalui keluarga maupun lembaga pendidikan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya mengalami peningkatan yang signifikan. Perkembangan yang. melalui keluarga maupun lembaga pendidikan."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

Anak usia dini adalah sosok individu yang pada prosesnya mengalami suatu perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Pada masa ini anak usia dini juga sering disebut masa golden ages, karena perkembangannya mengalami peningkatan yang signifikan. Perkembangan yang dialami oleh anak perlu adanya stimulus yang diberikan oleh orang yang ada disekitarnya. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan setiap aspek perkembangan anak yaitu melalui pendidikan anak usia dini, baik melalui keluarga maupun lembaga pendidikan.

Black et al., dalam Sofyan dkk (2019) berpendapat bahwa pendidikan anak usia dini bertujuan untuk membentuk pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal sehingga memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dalam Sujiono (2013) tentang Sistem Pendidikan Nasional berkaitan dengan Pendidikan Anak Usia Dini tertulis pada pasal 1 ayat 14 ditegaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang diberikan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan selanjutnya. Dilihat dari pengertian diatas menunjukkan bahwa pendidikan anak usia dini memegang peran yang sangat penting dalam

(2)

menentukan perkembangan anak selanjutnya. Hal ini dikarenakan pendidikan anak usia dini merupakan pondasi dasar bagi kepribadian anak.

Pendidikan yang ada pada saat ini beragam jenisnya, ada pendidikan formal, informal, dan non formal. Pendidikan yang diberikan kepada anak sejak dini disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki anak untuk mengembangkan setiap aspek perkembangan yang ada dalam diri anak sebagai bekal untuk melanjutkan kependidikan dasar. Kegiatan yang diberikan kepada anak usia dini berupa kegiatan bermain sambil belajar agar memberikan perasaan menyenangkan dalam diri anak.

Bermain sambil belajar pada anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan yang ada dalam diri anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Catron dalam Sofyan (2015) yang mengungkapkan bahwa melalui bermain, dapat mengembangkan aspek perkembangan anak diantaranya emosi, sosial, bahasa, kognitif, serta motorik. Pada proses pengembangan, setiap aspek perkembangan perlu adanya stimulus yang diberikan disertai dengan kegiatan bermain yang disesuaikan dengan tema pembelajaran.

Salah satu aspek perkembangan yang dapat dikembangan melalui kegiatan bermain yaitu perkembangan bahasa pada anak. Menurut Sofyan (2015) mengungkapkan bahwa bahasa adalah aspek perkembangan yang berperan penting dalam kehidupan manusia. Komponen berbahasa salah satunya adalah berbicara yang merupakan alat komunikasi pada manusia. Menurut Lovit dalam Sofyan (2015) perkembangan bahasa dapat dibagi ke dalam tiga bentuk perkembangan yaitu perkembangan kosakata, perkembangan semantik dan

(3)

sintaktik, serta perkembangan variasi dan kompleksitas berbahasa. Pada perkembangan bahasa anak, ada berbagai aspek yang perlu dikembangkan salah satunya penguasaan kosakata pada anak sebagai persiapan dalam menghadapi jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Menurut KBBI dalam Alawiyah,dkk (2018) menyatakan bahwa kosakata adalah sekumpulan perbendaharaan kata yang dapat dikuasai oleh seseorang untuk membentuk sebuah kalimat. Penguasaan kosakata dapat mempengaruhi kemampuan individu dalam keterampilan berbahasanya seperti, menyimak, mendengar, membaca serta menulis. Kosakata dari suatu bahasa itu selalu mengalami perubahan dan berkembang karena kehidupan yang semakin kompleks. Oleh karena itu, pentingnya pembelajaran kosakata sejak dini yang diajarkan secara teratur dan terarah agar kemampuan tersebut dimiliki oleh setiap anak dalam menjalani setiap kehidupannya.

Meningkatkan penguasaan kosakata anak, dapat dilakukan melalui stimulus yang diberikan dengan kegiatan bermain sambil belajar. Kegiatan bermain sambil belajar, merupakan suatu hal yang diutamakan dalam proses pembelajaran anak usia dini. Hal ini sesuai dengan pendapat ahli yang mengungkapkan berbagai pendapat tentang kegiatan bermain sambil belajar. Abdurahman, (2003) dalam Sofyan (2018) mengungkapkan keberhasilan proses pengoptimalan seluruh aspek perkembangan yang ada pada anak dipengaruhi banyak faktor.

Faktor-faktor tersebut meliputi kualitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran, sarana prasarana yang tersedia, kurikulum, dan motivasi anak didik. Guru menjadi salah satu faktor penting dalam menunjang

(4)

keberhasilan pendidikan anak usia dini yang tergambar pada perkembangan potensi anak pada saat proses pembelajaran melalui bermain sesuai dengan tema yang diajarkan saat itu. Pada setiap lembaga pendidikan, guru telah berupaya menerapkan pemberian stimulus kepada anak dalam meningkatkan penguasaan kosakata. Salah satunya melalui penggunaan berbagai alat permainan edukatif (APE). Akan tetapi, masih banyak ditemukan lembaga yang masih monoton dan tidak ada hal yang baru dalam penggunaan alat permainan edukatif dikarenakan keterbatasannya sarana dan prasarana di sekolah.

Selain itu, di lapangan juga masih banyak ditemukan anak yang belum mampu menunjukkan benda atau memperagakan sikap, dan tingkah lakunya sesuai dengan kata tertentu. Anak juga masih mengalami kesulitan dalam memilih kata-kata yang sesuai dengan makna tertentu, memiliki arti yang sama (sinonim) dan arti yang berlawanan (antonim). Selain kemampuan tersebut, anak juga mengalami kesulitan dalam menyebutkan kata-kata dan komponen kata yang diberikan guru. Hal tersebut dikarenakan masih banyak tuntutan orang tua kepada guru untuk mengajarkan anak belajar menggunakan kertas dan pensil. Jika dikaitkan dengan teori pembelajaran yang sebenarnya hal tersebut berbanding terbalik karena pada masa kanak-kanak, anak hanya mengenal hal-hal baru melalui pengalaman bermainnya. Dengan demikian menjadikan guru kurang bersemangat untuk menghadirkan kegiatan bermain sambil belajar anak yang terbaru.

Sehubungan dengan permasalahan diatas, peneliti ingin memberikan solusi alternatif untuk anak dalam meningkatkan penguasaan kosakata yaitu dengan

(5)

penggunaan permainan scrabble yang dimodifikasi agar mampu meningkatkan penguasaan kosakata anak melalui menyusun huruf-huruf di papan scrabble yang membentuk sebuah kata yang dapat dipahami anak. Mengajarkan permainan baru kepada anak bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan dengan keterbatasan media yang digunakan untuk bermain. Melalui penggunaan media permainan mempermudah anak dalam bermain dan mengembangkan berbagai aspek perkembangan yang ada dalam dirinya. Ada beberapa orang yang telah melakukan penelitian permainan scrabble untuk meningkatkan kemampuan anak dalam membaca permulaan dan menulis. Salah satu contohnya adalah penelitian Choirun Nisak Aulina (2012) tentang “Pengaruh Permainan Dan Penguasaan Kosakata Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia 5-6 Tahun”. Selain penelitian yang dilakukan di Indonesia, ada penelitian yang dilakukan di negara luar seperti penelitian Puranik dan Christopher (2011) tentang “From Scribbles to Scrabble: Preschool Children’s Developing Knowledge of Written Language”.

Penelitian diatas menunjukkan bahwa membaca permulaan dan menulis harus memiliki kemampuan penguasaan kosakata. Oleh karena itu penguasaan kosakata perlu dimiliki oleh setiap anak.

Permainan scrabble terlihat masih asing di kawasan pendidikan anak usia dini, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dalam meningkatkan penguasaan kosakata anak usia dini. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dilapangan, ternyata masih banyak TK yang belum mengenal dan menggunakan permainan scrabble untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak. Permainan yang digunakan masih berupa puzzle yang sering dimainkan oleh

(6)

anak. Salah satu TK yang belum menggunakan permainan scrabble sebagai alat permainan edukatif (APE) adalah TK Dharma Wanita Mendalo Darat. Selain hal tersebut, di TK ini masih terlihat beberapa anak yang penguasaan kosakatanya rendah dan perlu adanya stimulus yang diberikan agar penguasaan kosakata anak berkembang dengan baik. Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengangkat topik yang berjudul “Meningkatkan Penguasaan Kosakata Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Permainan Scrabble di TK Dharma Wanita Mendalo Darat”.

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut untuk mempermudah dalam pelaksanaan penelitian maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti yaitu : 1. Meningkatkan penguasaan kosakata anak

2. Kegiatan permainan scrabble

3. Subjek dari penelitian ini adalah anak kelompok B3 usia 5-6 Tahun di TK Dharma Wanita Mendalo Darat pada semester genap yang berjumlah 15 orang anak. Laki-laki berjumlah 7 orang anak dan perempuan berjumlah 8 orang.

1.3 Rumusan Masalah

1.3.1 Bagaimana tingkat penguasaan kosakata anak usia 5-6 tahun sebelum diberi tindakan melalui permainan scrabble di TK Dharma Wanita Mendalo Darat?

1.3.2 Bagaimana tingkat penguasaan kosakata anak usia 5-6 tahun setelah diberi tindakan melalui permainan scrabble di TK Dharma Wanita Mendalo Darat?

(7)

1.3.3 Apakah dengan permainan scrabble dapat meningkatkan penguasaan kosakata anak usia 5-6 tahun di TK Dharma Wanita Mendalo Darat ?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Mengetahui tingkat penguasaan kosakata anak usia 5-6 tahun sebelum diberi tindakan permainan scrabble.

1.4.2 Mengetahui tingkat penguasaan kosakata anak usia 5-6 tahun setelah diberi tindakan permainan scrabble.

1.4.3 Mengetahui peningkatan penguasaan kosakata anak usia 5-6 tahun melalui permainan scrabble.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Sebagai pendukung untuk pelaksanaan pendidikan sehingga bermanfaat bagi orang tua, guru dan masyarakat.

2. Sebagai informasi pengetahuan dalam meningkatkan penguasaan kosakata anak.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi anak dapat meningkatkan penguasaan kosakata dengan pembelajaran yang menyenangkan melalui kegiatan permainan scrabble yang telah disediakan oleh guru.

2. Bagi guru dapat menambah wawasan dan lebih kreatif dalam menggunakan APE sebagai media pembelajaran serta bahan evaluasi guru terhadap penguasaan kosakata anak.

(8)

3. Bagi orang tua untuk memberikan dorongan pada anak agar terus belajar dengan menggunakan scrabble. Maka secara tidak langsung dapat meningkatkan penguasaan kosakata anak dalam bermain menggunakan permainan scrabble.

1.6 Definisi Operasional

Adapun definisi operasional penelitian ini yaitu penguasaan kosakata anak melalui permainan scrabble, kegiatan ini dapat dilakukan seperti: mengungkapkan huruf-huruf dan menyusun huruf menjadi sebuah kata secara menurun maupun mendatar. Kegiatan ini memiliki kemampuan kepada anak untuk mengungkapkan kata-kata serta menyusun huruf-huruf menjadi sebuah kata yang disesuaikan dengan tema kegiatan serta kemampuan anak.

Referensi

Dokumen terkait

Daerah proyek yang keadaan lapanganya atau pada tempat – tempat lokasi bangunan yang masih berupa hutan, maka sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, agar terlebih

Kesenian yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul bermacam – macam jenis kesenian yang ada di Gunungkidul khususnya di desa Kemadang masih banyak dari tabel dibawah merupakan

Karena itu, tujuan studi adalah melakukan analisis energi dan eksergi pada sistem HTGR siklus turbin uap untuk mengetahui kerugian/ kehilangan panas yang terjadi

Apabila terjadi perubahan tempat tugas atau status kepegawaian guru antar madrasah, antar jenis pendidikan dalam satu kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya, antar

Water kefir dengan konsentrasi sari mesokarp 0% memiliki total khamir paling tinggi karena kandungan gula dari HFS dan sari buah semangka kuning yang bisa lebih

Anggang mempunyai warna daging yang sangat menarik, dari kuning, jingga, hingga merah. Daging buah agak tipis dengan porsi edible antara 15-30%, daging buah halus, tekstur lembut,

digunakan dalam proses penanganan keluhan. Bengkel Clink perlu meningkatkan.. upaya sosialisasi prosedur pelayanan, meningkatkan kecepatan dan memberi kemudahan dalam

Parameter pengujian yang dilakukan antara lain: kapasitas dispersi sejalan dengan pembentukan biosurfaktan selama 7 hari inkubasi; tingkat emulsifikasi dengan mengukur