POSYANDU
CINTA KASIH
Grak Limo Grak Limo Grak Limo
Grak Lima Meja, Asi Eksklusif, MPASI, dan Rolling Massage
Program Kreativitas Masyarakat (PKM) Pengabdian Masyarakat
POSYANDU
CINTA KASIH
POSYANDU
CINTA KASIH
Pembahasan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) erat kaitannya dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Pembentukan kader posyandu adalah bentuk upaya memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan kesehatan. Kader yang terlibat dalam pelaksanaan posyandu harus mendapatkan pelatihan dan pembinaan untuk mengoptimalkan kerja posyandu sehingga ibu hamil, pasangan usia subur, bayi dan balita yang merupakan sasaran dari kegiatan posyandu, memperoleh pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan pemikiran tersebut, Tim PKM-M GRAK LIMO membuat Modul Pelatihan ini untuk dijadikan pedoman bagi kader dalam pelaksanaan posyandu dan pemberian informasi kepada para ibu untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Fokus informasi pada modul ini meliputi sistem lima meja di posyandu, ASI ekslusif, rolling massage, dan Makanan Pendamping ASI (MPASI).
Dengan terbitnya modul ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu saat ini beserta para regenerasinya sehingga pelaksanaan posyandu akan terus dilaksanakan dengan kualitas kegiatan yang sangat baik dan pada akhirnya diharapkan akan berdampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat sekitar.
22 April 2019
TIM PKM-M GRAK LIMO
Indri Afrianti
Ketua Kelompok PKM-M GRAK LIMO
Kata Pengantar
i
POSYANDU
CINTA KASIH
Prol Penyusun Prol Penyusun Prol Penyusun
Ns. Devi Darliana, M.Kep., Sp.MB Ns. Nova Fajri M.Kep., Sp. Kep. An
Indri Afrianti (Keperawatan 2015)
Dzulhijjah Nur Rizki Nasution (Keperawatan 2016)
Sorayati Dwi Utami (Keperawatan 2015)
Adzimi Loveta Ginting Suka (Keperawatan 2016)
Siti Sara (Keperawatan 2016)
Ns. Qurata Aini S.Kep
Indri Afrianti (Keperawatan 2015)
Pengefektifan & Pengaktifan Posyandu Cinta Kasih Tim Kader Posyandu
Pengarah : Pengarah :
Penyusun :
Kontibutor :
Desain & Layout :
Editor :
ii
Ed sitor :
978-623-7086-25-3
ISBN
POSYANDU
CINTA KASIH
Daftar Isi
Kata Pengantar Profil Penyusun Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... 2
B. Tujuan ... 3
BAB II : PEMBAHASAN A. Sistem Lima Meja Posyandu 1. Posyandu ... 5
2. Tujuan posyandu ... 6
3. Sasaran posyandu ... 6
4. Kegiatan posyandu ... 6
5. Manfaat Posyandu ... 9
6. Peran kader Posyandu ... 10
7. Sistem lima meja ... 12
B. Asi Ekslusif 1. Pengertian ASI ... 15
2. Komposisi ASI ... 16
3. Manfaat ASI ... 16
4. Posisi Menyusui ... 17
C. Rolling Massage 1. Pengertian ... 18
2. Tujuan ... 19
3. Manfaat ... 19
4. Persiapan ... 19
5. Teknik ... 20
iii
POSYANDU
CINTA KASIH
Daftar Isi
D. Makanan Pendamping ASI (MPASI)
1. Pengertian ... 21
2. Pentingnya pemberian MPASI ... 22
3. Tanda-tanda bayi siap menerima MPASI ... 22
4. Bentuk MPASI ... 22
5. Dampak pemberian waktu MPASI yang tidak tepat ... 22
6. Cara pemberian MPASI ... 23
BAB III : PENUTUPAN A. Kesimpulan ... ...27
B. Saran ...27
DAFTAR PUSTAKA...28
iv
PENDAHULUAN
BAB 1
POSYANDU
CINTA KASIH
1
POSYANDU
CINTA KASIH
A. Latar Belakang
Posyandu termasuk salah satu upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM). Jumlah posyandu di Indonesia pada tahun 2017 sebanyak 291.447 dan di Aceh sendiri terdapat sebanyak 6.484 posyandu (Kemenkes RI, 2018). Posyandu di Indonesia dibagi atas empat tingkatan, mulai dari posyandu pratama, madya, purnama dan yang paling tinggi ialah posyandu mandiri. Presentase posyandu di Aceh, yaitu 11% pratama, 67%
madya, 19% purnama, dan 2% posyandu mandiri (Dinkes Aceh, 2017).
Fenomena saat ini, penyelenggaraan kegiatan posyandu belum memadai, jumlah dan partisipasi kader belum optimal, serta hanya 30% kader yang terlatih. Berdasarkan hasil penelitian banyak kader di posyandu hanya melakukan pengukuran berat dan tinggi badan saja pada balita tanpa melakukan fungsi lain, hal itu tidak sesuai dengan program posyandu yang menerapkan konsep lima meja (Wahyuni & Tawi, 2013).
Masalah terbesar yang berkaitan dengan fungsi posyandu adalah gizi buruk pada balita. Menurut data dan informasi profil kesehatan Indonesia tahun 2017, gizi buruk pada balita yang berusia 0-59 bulan berdasarkan indeks BB/U (Berat Badan/Usia) di Aceh 5,90%. Penyebab gizi buruk di Indonesia adalah bayi tidak mendapatkan ASI ekslusif (0-6 bulan), budaya memberikan makanan terlalu awal (satu minggu) pasca bayi lahir dan pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang tidak beragam.
Kegagalan ASI esklusif juga dapat terjadi karena ASI yang kurang atau tidak lancar sehingga sering membuat ibu mengambil keputusan untuk memberikan susu formula, hal ini akan menyebabkan produksi ASI semakin menurun. Padahal masalah tersebut dapat diatasi dengan melakukan rolling massage. Rolling Massage bertujuan untuk melancarkan aliran saraf saluran ASI, memberikan sensasi rileks sehingga dapat membantu ibu dari kondisi stress dan lelah akibat kurang istirahat.
2
PEMBAHASAN
BAB 2
POSYANDU
CINTA KASIH
4
A. Sistem 5 Meja
Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) adalah sebuah sarana pemerintah untuk memberdayakan masyarakat sesuai kebutuhan dari masyarakat setempat, yang akan dibimbing oleh pihak-pihak terkait.
Salah satu upaya kesehatan yang bersuberdaya masyarakat (UKBM) adalah posyandu. Artinya posyandu dikelola, digunakan, dan berfungsi untuk masyarakat, di mana faktor terpenting ialah peran dari masyarakat itu sendiri (Kementerian Kesehatan RI, 2012; Kementerian Kesehatan RI &
Kelompok Kerja Operasional Posyandu, 2011)
Karena peran masyarakat penting dalam peningkatan peran dan fungsi dari posyandu terbuatlah sebuah kelompok yang disebut kader posyandu.
Kader posyandu adalah sekelompok orang dari masyarakat yang berperan sebagai penggerak masyarakat untuk ikut atau datang ke posyandu untuk melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (Kementerian Kesehatan RI, 2012).
1. Posyandu
5
FORMULIR REGISTRASI
B. ASI EKLUSIF
1. Pengertian ASI
Menurut UNICEF, menyusui adalah memberikan bayi nutrisi yang dibutuhkan selama enam bulan pertama kehidupan, lalu dilanjutkan dengan pemberian MPASI (Makanan Pendampingan Air Susu Ibu) dengan begitu akan melindungi bayi dari infeksi dan penyakit lainnya. Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 33 Tahun 2012 pasal 6, yaitu “setiap Ibu yang melahirkan harus memberikan ASI eksklusif kepada Bayi yang dilahirkannya”
15
C. Rolling Massage
1. Pengertian
Rolling Massage (Pijat Oksitosin) adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang dan merupakan solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI dengan merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan.
Dimana pijatan ini berfungsi untuk meningkatkan hormon oksitosin yang dapat menenangkan ibu, sehingga ASI pun otomatis keluar (Biancuzzo, 2003; Indiyani, 2006; Yohmi & Roesli, 2009 dalam Mardiyaningsih, 2010).
Pijatan pada tulang belakang akan menghasilkan neurotransmitter yang dapat merangsang pengeluarkan oksitosin sehingga menyebabkan payudara ibu mengeluarkan air susunya. Pijat oksitosin bisa dilakukan kapanpun dengan durasi 3-5 menit setiap harinya, lebih disarankan dilakukan sebelum menyusui atau memerah ASI agar mendapatkan jumlah ASI yang lebih optimal.
18
D. Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI)
1. Pengertian
MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. MP-ASI berupa makanan padat atau cair yang diberikan secara bertahap sesuai dengan usia dan kemampuan pencernaan bayi atau anak (Kemenkes RI, 2014).
21
2. Pentingnya Pemberian MPASI
a. Pada usia 6-12 bulan, ASI hanya menyediakan ½ atau lebih kebutuhan gizi bayi, dan pada usia 12-24 bulan ASI menyediakan 1/3 dari kebutuhan gizinya sehingga MP-ASI harus segera diberikan mulai bayi berusia 6 bulan.
b. MPASI harus mengandung zat gizi mikro yang cukup untuk melengkapi zat gizi mikro yang sudah kurang pada ASI dan tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi (Kemenkes RI, 2014).
3. Tanda-tanda Bayi Sudah Siap Menerima MPASI
a. Jika bayi didudukkan kepalanya sudah tegak
b. Bayi mulai meraih makanan dan memasukkannya ke dalam mulut c. Jika diberikan makanan lumat bayi tidak mengeluarkan makanan
dengan lidahnya
4. Bentuk MPASI
a. Makanan lumat yaitu sayuran, daging/ikan/telur, tahu/tempe dan buah yang dilumatkan/disaring, seperti tomat saring, pisang lumat halus, pepaya lumat, air jeruk manis, bubur susu dan bubur ASI
b. Makanan lembik atau dicincang yang mudah ditelan anak, seperti bubur nasi campur, nasi tim halus, bubur kacang hijau
c. Makanan keluarga seperti nasi dengan lauk pauk, sayur dan buah (Kemenkes RI, 2014)
a. Memberi MP-ASI terlalu awal/dini pada usia < 6 bulan akan :
1. Menggantikan asupan ASI, membuat sulit memenuhi kebutuhan zat gizinya
2. Makanan mengandung zat gizi rendah bila berbentuk cair, seperti sup dan bubur encer
5. Dampak Pemberian Waktu MPASI Yang Tidak Tepat
22
PENUTUP
BAB 3
POSYANDU
CINTA KASIH
26
POSYANDU
CINTA KASIH
1. Kesimpulan
Sistem lima meja merupakan kegiatan disaat hari posyandu dengan memberdayakan masyarakat sebagai kader pelaksana kegiatan posyandu yang dilakukan untuk upaya kesehatan ibu dan anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisinya. ASI adalah nutrisi terbaik yang bisa ibu berikan dengan banyak manfaat lain yang dapat diperoleh anak.
Secara ekslusif selama enam bulan ASI diberikan tanpa ada campuran minuman atau makanan lainnya. Selanjutnya setelah lebih dari enam bulan anak diberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang sesuai dengan usianya. Bila dalam masa menyusui, ASI susah untuk keluar maka tindakan rolling massage bisa menjadi solusi untuk ibu agar memperlancar pengeluaran ASI, selain itu pemijatan atau rolling massage ini juga dapat memberikan manfaat bagi ibu yaitu meningkatkan kenyamanan, mengurangi bengkak, dan relaksasi.
2. Saran
Demi memperdalam beberapa hal tentang sistem lima meja di posyandu, ASI ekslusif, rolling massage, dan Makanan Pendamping ASI (MPASI) modul ini bisa menjadi salah satu referensi bagi pembaca, tetapi untuk memperluas pengetahuan dan pemahaman, pembaca dapat menambahkan sumber bacaan dari referensi lainya.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini tidak lepas dari kesalahan, terkait isi materi, penggunaan bahasa, dan sitematika. Oleh karena itu, penyusun berharap adanya saran-saran yang bersifat konstruktif, demi kesempurnaan penulisan pada kesempatan selanjutnya.
27
POSYANDU
CINTA KASIH
Daftar Pustaka
28
Delima, M., dkk. (2016). Pengaruh pijat oksitosin terhadap peningkatan produksi ASI ibu menyusui di puskesmas plus mandiangin. Jurnal Ipteks Terapan.
Kementerian Kesehatan RI. (2012). Ayo ke posyandu setiap bulan. pusat promosi kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Diakses dari
www.promkes.depkes.co.id
Kementerian Kesehatan RI, & Kelompok Kerja Operasional Posyandu. (2011).
Pedoman umum pengelolaan posyandu. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Mardianingsih, E. (2010). Efektifitas Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Ibu Post Sectio Cesarea di RS Wilayah Jawa Tengah.
Tesis. Depok. FIK. UI
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 33 Tahun 2012 tentang pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.
UNICEF. (2018). Breastfeeding the best start for your baby.
POSYANDU
CINTA KASIH
Grak Limo Grak Limo Grak Limo
Grak Lima Meja, Asi Eksklusif, MPASI, dan Rolling Massage
Program Kreativitas Masyarakat (PKM) Pengabdian Masyarakat
POSYANDU
CINTA KASIH