• Tidak ada hasil yang ditemukan

SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS

Prof. Dr. M. Ali S., M. Si.

Mimie Saputri, S. Pd., MEEL.

Maslim, S. Pd., M. Si.

Asri Mursawal, S. Kel.

Wajah Pesisir Aceh

Diterbitkan oleh Percetakan & Penerbit

SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS Jln. Tgk. Chik Pante Kulu No. 1

Kopelma Darussalam Telp. 0651-812221

email: upt.percetakan@unsyiah.ac.id unsyiahpress@unsyiah.ac.id https://unsyiahpress.unsyiah.ac.id

ISBN 978-623-7780-33-5

(2)

Wajah Pesisir Aceh

(3)

Sanksi Pelanggaran Pasal 113

Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta se- bagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta se- bagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda pal- ing banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

(4)

Prof. Dr. M. Ali S., M. Si.

Mimie Saputri, S. Pd., MEEL.

Maslim, S. Pd., M. Si.

Asri Mursawal, S. Kel.

SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS

Wajah Pesisir Aceh

(5)

Judul Buku : Wajah Pesisir Aceh

Penulis :

Prof. Dr. M. Ali S., M. Si.

Mimie Saputri, S. Pd., MEEL.

Maslim, S. Pd., M. Si.

Asri Mursawal, S. Kel.

ISBN : 978-623-7780-33-5 ISBN : 978-623-264-045-0 (PDF)

Pracetak dan Produksi :

SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS

Penerbit :

Syiah Kuala University Press

Jl. Tgk Chik Pante Kulu No.1 Kopelma Darussalam 23111, Kec. Syiah Kuala. Banda Aceh, Aceh

Telp : 0651 - 8012221

Email :

upt.percetakan@unsyiah.ac.id unsyiahpress@unsyiah.ac.id

Website:

http://www.unsyiahpress.unsyiah.ac.id Edisi : I

Cetakan Pertama, 2020 vi + 88 (16 X 23)

Anggota IKAPI 018/DIA/2014 Anggota APPTI 005.101.1.09.2019

Dilarang keras memfotokopi atau memperbanyak sebagian atau seluruh buku ini tanpa seizin tertulis dari penerbit.

(6)

Dr. M. Ali S., M. Si., dkk

KATA PENGANTAR

Dengan ridha Allah SWT buku “Wajah Pesisir Aceh” dapat diselesaikan dengan baik. Selawat dan salam untuk nabi Muhammad Saw. yang telah merubah peradaban manusia dari perilaku jahiliah ke perilaku islamiah, dari alam yang bodoh ke alam berilmu pengetahuan.

Provinsi Aceh memiliki kawasan pesisir yang sangat luas, mulai dari Kabupaten Aceh Tamiang di kawasan Timur, Kabupaten Aceh Besar di kawasan Utara dan sampai ke Kabupaten Aceh Singkil di kawasan Selatan. Luasnya kawasan pesisir dengan berbagai ragam sumberdaya alam yang terdapat di kawasan ini memerlukan adanya pembukuan, sehingga masyarakat dapat mengenalnya dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan bagi generasi penerus. Buku yang dibuat ini merupakan saduran dari berbagai literatur, yang membahas tentang kawasan pesisir.

Pembuatan buku ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa ada bantuan dari semua pihak. Karena itu ucapan terima kasih kepada semua pihak, yang telah membantu dalam menyampaikan informasi tentang kawasan pesisir terutama kawasan pesisir kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Aceh.

Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari harapan.

Penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari

(7)

Dr. M. Ali S., M. Si., dkk

ii Wajah Pesisir Aceh

semua pihak, untuk kesempurnaan buku ini di masa mendatang.

Amin yarabbalalamin.

Banda Aceh, Januari 2020.

Penulis

(8)

Dr. M. Ali S., M. Si., dkk

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

KAWASAN PESISIR ... 1

1. 1 Pengertian Kawasan Pesisir ... 1

1.2 Ekosistem di Kawasan Pesisir ... 2

KAWASAN PESISIR ACEH ... 19

2.1 Kota Banda Aceh ... . 22

2.2 Kabupaten Aceh Besar ... 31

2.3 Kabupaten Pidie ... 39

2.4 Kabupaten Pidie Jaya ... 44

2.5 Kabupaten Bireun ... 51

2.6 Kabupaten Aceh Utara ... 55

2.7 Kota Lhokseumawe ... 53

2.8 Kabupaten Aceh Timur ... 63

2.9 Kota Langsa ... 66

2.10 Kabupaten Aceh Tamiang ... 70

2.11 Kota Sabang ... 94

2.12 Kabupaten Aceh Jaya ... 101

2.13 Kabupaten Aceh Barat ... 105

2.14 Kabupaten Nagan Raya ... 109

2.15 Kabupaten Simeulue ... 113

2.16 Kabupaten Aceh Barat Daya ... 120

(9)

Dr. M. Ali S., M. Si., dkk

iv Wajah Pesisir Aceh

2.17 Kabupaten Aceh Selatan ... 128

2.18 Kota Subulussalam... 132

2.19 Kabupaten Aceh Singkil ... 137

EKOSISTEM DI KAWASAN PESISIR ACEH ... 124

3.1 Ekosistem Mangrove ... 145

3.2 EkosistemTerumbuKarang ... 145

3.3 EkosistemLamun ... 146

DAFTAR PUSTAKA ... 148

RIWAYAT PENULIS ... 150

(10)

Dr. M AliS., M. Si., dkk

KAWASAN PESISIR

1.1 Pengertian Kawasan Pesisir

Kawasan pesisir adalah suatu kawasan peralihan antara daratan dan laut. Arah kedarat meliputi bagian daratan yang tergenang air maupun kering yang masih dipengaruhi oleh sifat- sifat laut, akan tetapi ke arah laut meliputi wilayah yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat alami daratan antara lain pengaruh sedimentasi, aliran air tawar dari sungai dan pengaruh aktivitas manusia (Dahuri, 2000). Bengen (2004) menyebutkan bahwa wilayah pesisir adalah wilayah peralihan antara daratan dan laut.

Batas di daratan meliputi daerah yang tergenang air mapun yang tidak tergenang air yang masih dipengaruhi oleh proses-proses laut seperti pasang surut, angin laut dan intrusi garam. Batas laut adalah daerah-daerah yang dipengaruhi oleh proses-proses alami di daratan terutama sedimentasi, mengalirnya air tawar ke laut dan dipengaruhi oleh kegiatan manusia.

Wilayah pesisir yang dipergunakan di Indonesia menurut Soegiarto dalam Dahuri (2000) adalah daerah pertemuan antara darat dan laut. Ke arah darat meliputi bagian daratan baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air asin. Ke arah laut meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses

(11)

Dr. M AliS., M. Si., dkk 20 Wajah Pesisir Aceh

KAWASAN PESISIR ACEH

Provinsi Aceh (dulu Nanggroe Aceh Darussalam) adalah salah satu provinsi di Indonesia, letaknya di ujung Utara Pulau Sumatera.

Provinsi Aceh ini merupakan provinsi paling Barat dari Wilayah Indonesia. Batas Provinsi Aceh adalah sebelah Utara dengan Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Provinsi Sumatera Utara, sebelah Timur dengan Selat Malaka dan sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia (Samudera Indonesia).

Gambar 8 Peta Provinsi Aceh

Secara administrasi Pemerintahan Provinsi Aceh sampai tahun 2013, memiliki 18 kabupaten dan 5 kota. Kabupaten tersebut adalah Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireun,

(12)

Dr. M AliS., M. Si., dkk

EKOSISTEM DI KAWASAN PESISIR ACEH

3.1 Ekosistem Mangrove

Hampir semua kawasan pesisir Aceh terdapat ekosistem mangrove, dengan luas secara keseluruhan adalah 22950.321 hektar (Data Wetlands 2009). Beberapa kawasan mangrove di Aceh banyak mengalami kerusakan. Penurunan luas kawasan secara drastis terjadi di Aceh Tamiang, yang merupakan daerah dengan luas mangrove terbesar di Aceh. Hal ini terjadi karena maraknya pengalih fungsian lahan mangrove menjadi kebun-kebun sawit yang di lakukan oleh warga, maupun perusahaan perkebunan sawit di daerah tersebut.

3.2 Ekosistem Terumbu Karang

Aceh memiliki garis pantai terbentang dari Kabupaten Aceh Tamiang sampai ke Kota Banda Aceh, Kota Banda Aceh ke Kabupaten Aceh Singkil, dan garis pantai yang terdapat di kawasan pulau-pulau kecil di Kabupaten Aceh Besar, Aceh Singkil dan garis pantai di kawasan pesisir Kabupaten Simeulue.

Aceh Green menyebutkan bahwa luasan terumbu karang Aceh (Landsat 2002) adalah 15.234,38 ha. Angka ini jauh menurun dari yang dikemukakan oleh Tomascik pada tahun 1997 yaitu 47.993,04 ha. Selain itu, Pak Joni Trio Wibowo, S.Pi selanjutnya

(13)

Dr. M AliS., M. Si., dkk 147 Wajah Pesisir Aceh

PENUTUP

Provinsi Aceh yang terletak paling Barat Indonesia, dan merupakan provinsi paling ujung Utara Pulau Sumatera. Provinsi ini telah mengalami penggantian namanya, mulai dari nama Provinsi Aceh, Provinsi Daerah Istimewa Aceh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dan terakhir menjadi Provinsi Aceh.

Keberadaan Provinsi Aceh pada posisi paling Barat Negera Kesatuan Republik Indonesia, ditandai dengan dimulainya kilometer pertama Indonesia dengan Km 0 di Pulau Weh kawasan Kota Sabang. Apalagi Provinsi paling Baarat Indonesia berada diantara Perairan Samudera Hindia, dan Perairan Selat Malaka.

Akibat keberadaan Provinsi Aceh diantara dua perairan ini, maka 5 Kota dan 14 kabupaten berada di kawasan pesisir, dari 23 kabupaten/kota yang terdapat di provinsi Aceh. Banyak sumberdaya alam yang berasal dari Perairan Samudera Hindia dan Perairan Selat Malaka, yang dapat menjadi sumberdaya protein hewani bagi kehidupan manusia yang hidup di Provinsi Aceh maupun provinsi lain yang berdekatan dengan Provinsi Aceh terutama Provinsi Sumatera Utara. Semua ini merupakan rahmat Allah Swt., yang perlu dilestarikan dan dimanfaatkan oleh umat manusia di permukaan bumi ini.

(14)

Dr. M AliS., M. Si., dkk

DAFTAR PUSTAKA

Bengen, D. 2004. Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove.

Bogor: Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor.

Dahuri, R, J. Rais, S. P. Ginting, dan M. J. Sitepu. 2004.

Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 2010. Sabang Indonesia Weh Island. Sabang: Pemerintah Kota Sabang.

Fuadri. 2009. Strategi Pengembangan Agroindustri Komoditi Unggulan Kabupaten Aceh Barat (Thesis). Sekolah Pascasarjana Institut pertanian Bogor. Bogor: IPB.

Maulana, S. 2012. Keanekaragaman dan Dominansi Gastropoda di Zona Litoral Pantai Terganggu Ujung Seurangga Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya. Banda Aceh, FKIP Unsyiah.

Murdiyanto, B. 2003. Mengenal, Memelihara dan Melestarikan Terumbu Karang. Jakarta: Derektorat Jenderal Perikanan Tangkap Departemen Kelautan dan Perikanan.

Sarong, M. A. 2010. Pengelolaan Kerang Mangrove Geloina erosa Berdasarkan Bioekologi di Kawasan Pesisir Barat Kabupaten Aceh Besar. Bogor: Sekolah Pascasarjana IPB.

(15)

Dr. M AliS., M. Si., dkk 149 Wajah Pesisir Aceh

Suara Pemerintah. 2013. Potensi Daerah. Banda Aceh: Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematika Aceh.

Yulianda, F. 2000. Keterkaitan Komunitas Moluska (Gastropoda dan Bivalvia) Pada Ekosistem Mangrove di Kawasan Pantai Ulee Lheue Banda Aceh NAD. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

(16)

Dr. M AliS., M. Si., dkk

BIODATA PENULIS

Prof. Dr. M. Ali S., M. Si., dilahirkan pada tanggal 25 Maret 1959 di Gampong Masjid Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar. Ia anak ke delapan dari sembilan bersaudara berayah Mandor Sarong (almarhum) dan beribu Maryam (almarhumah). Pendidikan SD dan SMP ditempuh di Leupung Aceh Besar, SMA di Samalanga Kabupaten Bireun dan Sarjana diperoleh dari FKIP Unsyiah Banda Aceh tahun 1984. Magister Sains ditempuh di Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan tahun 1997, dan mengikuti pendidikan Strata Tiga (Program Doktor) pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor pada Program Studi Sumberdaya Pesisir dan Lautan (SPL) dan tamat Tahun 2010. Sejak 1 Februari 2015 dianugerahkan Guru Besar (Profesor) dalam bidang Zoologi Invertebrata pada FKIP Unsyiah Banda Aceh.

Sejak tahun 1986 bertugas pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah mengajar dalam matakuliah Zoologi Invertebrata, Ekologi Hewan, Struktur Hewan, dan Pengetahuan Lingkungan. Sejak Tahun 2011 mengajar pada Program Pascasarjana Unsyiah dalam Matakuliah Biologi Lingkungan, Biologi Pesisir dan Laut, Biologi Konservasi, Pulau-pulau Kecil, Sumberdaya Pesisir, dan Matakuliah Konservasi kawasan perairan. Sejak Tahun 2015 mengajar pada Program Doktor DMAS yang mengajar Matakuliah Topik khusus, Etika Ilmiah Penelitian, Survei dan Pemetaan, dan Matakuliah Studi Kasus. Selain di Unsyiah mengajar di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ar-Raniry Banda Aceh dan Fakultas Sain dan Teknologi UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh.

Penulis sejak 28 Januari 2019, diangkat menjadi Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. Sejak 1 September 2011 sampai dengan 30 Mei

(17)

Dr. M AliS., M. Si., dkk 151 Wajah Pesisir Aceh

2015 dipilih menjadi Sekretaris Program Studi Magister Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Unsyiah, dan sejak 1 Juni 2015 sampai 30 Desember 2016 sebagai Ketua Program Studi Magister Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Unsyiah. Sejak 1 Januari 2017 sampai 28 Januari 2019 diangkat sebagai Ketua Program Studi Magister Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah Darussalam Banda Aceh. Tahun 1988-1995 kepala Laboratorium Biologi FKIP Unsyiah. Tahun 1998-2002 sebagai kepala laboratorium Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN. Sejak 1 Januari sampai 20 Agustus 2004 sebagai kepala Laboratorium MIPA Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh.

Pengalaman yang pernah penulis temukan di luar tugas utama diantaranya adalah (1) Menjadi Ketua Penilai Angka Kredit Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Periode 2015-2019, (2) Anggota Paania Penilai Angka Kredit Dosen Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh Periode 2015-2018, (3) Ketua Penilai Angka Kredit Dosen Universitas Teuku Umar Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Periode 2019-2023, (4) Ketua Komisi D Kemahasiswaan dan Alumni FKIP Unsyiah Periode 2015-2019, (5) Ketua Komisi C Hukum dan Etika Universitas Teuku Umar Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Periode 2019- 2023, dan (6) Dosen Pembina Himabio dan UKM Mapala FKIP Unsyiah Periode 2013-2017.

Buku yang telah dihasilkan diantaranya adalah (1) Cara Praktis mengenal Hewan, (2) Jalan Terjal Meraih Doktor, (3) Leupung Luluh Lantak Diterjang Tsunami, (4) Deskripsi Genus dan Spesies Invertebrata, (5) Leupung Sejarahmu Dulu Riwayatmu Kini, (6) Zoologi Invertebrata, (7) Mengurut Dada Membina Sumberdaya, (8) Anak Tidak Diorbit Tetapi Melenjit, (9) Aceh Besar Pasca Tsunami, (10) Seni Membangun Rumah Ibadah Permanen, (11) Menulusuri Pendidikan di Sekolah Pascasarjana IPB, (12) Pahit Getir Anak Manusia Mencapai Gelar Sarjana, (12) Wajah Pesisir Aceh, (13) Kerang di Kawasan Ekosistem Mangrove Kabupaten Aceh Jaya, (14) Echinodermata di Perairan Pulau Aceh Kabupaten Aceh Besar, (15) Ekosistem Mangrove Kawasan Pesisir

(18)

Dr. M AliS., M. Si., dkk

Kabupaten Aceh Besar, (16) Ekosistem Mangrove Kawasana Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar, (17) Rekam Jejak Putra Leupung Mengenyam Pendidikan, (18) Rekam Jejak Putra Leupung Menjalankan Amanah, (19) Di Luar di Sayang di Dalam Dihadang, (20) Struktur Dasar Penetapan Hirarchi Taksonomi Hewan, (21) Aceh Raya Harapan Menjadi Kabupaten Baru di Provinsi Aceh, dan (22) Rekam Jejak Putra Leupung Mengabdi Kepada Masyarakat.

Prestasi yang pernah diperoleh diantaranya (1) Sebagai Dosen Berprestasi 3 Unsyiah pada Tahun 2015, (2) Dosen Berprestasi Mengajar Program Studi Magister Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Unsyiah Tahun 2015, (3) Tahun 2016 mendapat predikat sebagai Dosen Berprestasi Mengajar pada Program Studi Magister Sumberdaya Pesisir Terpadu Program Pascasarja Unsyiah. (4) Pada Tahun 2018 mendapat penghargaan dari Rektor Unsyiah sebagai Dosen Penulis Buku terbanyak tingkat Universitas Syiah Kuala. Sebelum menjadi menjadi Dosen Universitas Syiah Kuala Penulis pernah mendapat penghargaaan diantaranya (1) Peserta terbaik Studi Karya Bakti Karang Taruna (SKBKT) Nasional di Provinsi Jambi Tahun 1986, (2) Juara kedua peserta Pidato KNPI Kabupaten Aceh Besar Tahun 1983 di Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar, (3) Juara Umum Pelajar Berprestasi 1 SMP Negeri 3 Banda Aceh Filial Leupung Tahun 1973-1975, dan (4) Juara Pertama MTQ Nasional Tingkat Kecamatan Lhoknga/Leupung di Lhoknga Kabupaten Aceh Besar Tahun 1972.

(19)

Dr. M AliS., M. Si., dkk 153 Wajah Pesisir Aceh

Mimie Saputri, S.Pd., M.EEL. Lahir pada 04 Juli 1980 di Desa Geulangang Teungoh Kecamatan Jeumpa Kabupaten Aceh Utara (saat ini sudah menjadi Kabupaten Bireuen).

Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dengan Ayah bernama Drs. Anwar Cut Hasan (Almarhum) dan Ibu bernama Jamaliah, S.Ag. Pendidikan SD, SMP dan SMA ditempuh di Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen dan Sarjana diperoleh dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh tahun 2004. Gelar Magister Lingkungan Hidup dan Wilayah Pesisir (Master Environnement et Espace Littoraux) diperoleh di Universitas La Rochelle, Perancis tahun 2008.

Sejak tahun 2010 bertugas di Program Studi Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala. Penulis mengajar pada matakuliah Zoologi Invertebrata, Ekologi Hewan, Etologi, Statistik Dasar, Biodiversiti, Biologi Umum. Pada Tahun 2012 juga mengajar di Koordinatorat Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala, mengajar pada matakuliah Ekologi Laut Tropis dan Managemen Kualitas Air. Selain mengajar sejak tahun 2011 sampai saat ini menjabat sebagai Kepala Urusan Akademik dan Keuangan Program Studi Magister Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Unsyiah. Penelitian fokus pada Hewan Invertebrata, Biologi Laut dan Lingkungan hidup.

(20)

Dr. M AliS., M. Si., dkk

Maslim, S. Pd., M. Si. lahir di Rimo Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil pada tanggal 23 Sepember 1991 dari pasangan Bapak Misno dan Ibu Salbiah. Masuk ke SD Inpres No. 165734 Tebing Tinggi pada tahun 1998 kemudian pindah ke SD N 1 Rimo pada tahun 2001.

Pada tahun 2003 lulus dari SD N 1 Rimo, kemudian melanjutkan di SMP N 1 Rimo dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2009 lulus dari SMA N 1 Gunung Meriah dan melanjutkan ke FKIP Universitas Syah Kuala Prodi Pendidikan Bologi, lulus tahun 2013 dengan predikat cumlaude. Pada Tahun 2014 melanjutkan Pendidikan di Sekolah Pascasarjana IPB dan memperoleh gelar Magister Sains (M. Si) Tahun 2016 dengan predikat cumlaude.

Aktif pada kegiatan konservasi, khususnya konsevasi pesisir.

Sejak tahun 2012 bergabung dengan Jaringan KuALA dan aktif melakukan kegiatan konservasi, pendidikan dan penelitian penyu di kawasan Aceh Besar dan Aceh Jaya.

Selain itu, juga aktif pada kegiatan pendampingan masyarakat pesisir peduli konservasi di kawasan Aceh Besar. Pada tahun 2013 besama UNESCO Jakarta melakukan poject Sandwatch di SMA N 1 Lhoknga dan MTSN 1 Lhoknga Aceh besar. Aktif melakukan kegiatan penelitian tetang penyu, khususnya penyu belimbing dikawasan Aceh Besar.

(21)

Dr. M AliS., M. Si., dkk 155 Wajah Pesisir Aceh

Asri Mursawal, S. Kel. lahir di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar pada Tanggal 23 April 1992 anak dari pasangan M. Ali Sarong dan Rohani. Masuk Sekolah Dasar Negeri 82 Kota Banda Aceh pada Tahun 1999 dan Tamat Tahun 2004, Masuk SMP 6 Kota Bogor Tamat Tahun 2007, dan pada tahun 2007 Masuk SMA 5 Kota Banda Aceh tamat Tahun 2010. Pada Tahun 2010 masuk Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala, tamat Tahun 2016. Pada Tahun 2017 menempuh pendidikan pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor dan pada saat ini Tahun 2019 telah selesai melakukan penelitian dan sedang mempersiapkan diri melakukan ujian Tesis.

Aktif pada kegiatan penelitian Biota Perairan, Biota Mangrove, Biota Pulau-pulau Kecil, dan Penelitian tentang Kerang di kabupaten Aceh Jaya. Penelitian Tesis yang sedang dilaksanakan mengambil biota Perairan tentang Ophiuroida yang terdapat di kawasan Pesisir Kabupaten Aceh Besar dengan judul ”Morfogenetik dan Genetika Populasi Ophiomastix annulosa (Echinodermata : Ophiuroidea) di Perairan Pesisir Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh”.

Kegiatan menulis buku dan melakukan penelitian bersama, telah dilakukan sejak Tahun 2017. Buku yang telah dihasilkan diantaranya adalah (1) Ekosistem Mangrove Kawasan Pesisir Leupung Kabupaten Aceh Besar sebagai anggota, (2) Ekosistem Mangrove Kawasan Pesisir Kabupaten Aceh Besar sebagai anggota, dan (3) Buku Wajah Pesisir Aceh. Dalam kegiatan penelitian yang pernah dilakukan bersama diantaranya adalah (1) Pemetaan Kerang Mangrove di Kabupaten Aceh Jaya, dan (2) Karakteristik Pulau-pulau Kecil di Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh.

.

(22)

SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS

Prof. Dr. M. Ali S., M. Si. Mimie Saputri, S. Pd., MEEL. Maslim, S. Pd., M. Si. Asri Mursawal, S. Kel.

Wajah Pesisir Aceh

Diterbitkan oleh Percetakan & Penerbit

SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS Jln. Tgk. Chik Pante Kulu No. 1

Kopelma Darussalam Telp. 0651-812221

email: upt.percetakan@unsyiah.ac.id unsyiahpress@unsyiah.ac.id https://unsyiahpress.unsyiah.ac.id

ISBN 978-623-7780-33-5

Gambar

Gambar 8 Peta Provinsi Aceh

Referensi

Dokumen terkait

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid valid atau sahih mempunyai validitas

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul “ RINGGID (RUMAH

Berdasarkan definisi operasional di atas, maka maksud dari judul penelitian ini adalah penelitian tentang pembelajaran fiqih, melalui pendekatan saintifik

jamur tersebut. MetoJe ekplorasr ;a:n'rr menggunakan metode umpan serangga dengan larva Tbnebrio molitor,larva tersebut dibenamkan ke dalam tanah '.inr,-r-u nernerangkap

Kegiatan penyulaman bibit yang ada di persemaian bermaksud agar jumlah bibit yang diperlukan untuk penanaman jumlah bibit cukup selain itu agar bibit untuk penanaman

umum digunakan dari pada pendapatan yang tersedia bagi pemegang saham biasa, karena EPS ini mengukur tingkat penghasilan return untuk setiap lembar sahamnya.. Pajak, bunga, dan

VRP merupakan permasalahan kombi- natorial yang berarti bahwa dengan semakin banyaknya jumlah node, maka ruang solusi per- masalahan ini akan semakin besar sehingga dengan

(4) Cepat rambat bunyi dan cahaya memiliki nilai yang sama Pernyataan yang benar terdapat pada angka..... Di ketahui intensitas gelombang gempa di suatu lokasi yang berjarak 50