BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengacu kepada model Kemmis & MCTaggart (dalam Kunandar 2008). Proses penelitian ini mempunyai empat aspek pokok yaitu perencanaan, tindakan/pel;aksanaan, observasi, renungan/refleksi. Penelitian ini dirancang dalam 2 siklus dengan desain sebagai berikut :
Gambar 2. Rancangan PTK dalam 2 Siklus PELAKSANAAN
PERENCANAAN PENGAMATAN
REFLEKSI
PENGAMATAN PERENCANAAN
PELAKSANAAN
REFLEKSI SIKLUS 1
SIKLUS 2
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di KB Satya Parahita yang terletak di Pondok Sang Timur, Jalan Tidore, RT 02/RW VII/Kelurahan Tegalrejo – Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga. Waktu penelitian ditetapkan dalam bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2014 seperti pada tabel berikut :
Tabel. 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan
Agustus September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Pengumpulan Data Awal
(Pra Siklus) V v
2
Penyusunan Proposal Dan
Persiapan V v
3 Siklus 1 V
4 Siklus 2 v
5 Analisa Data V v
6
Penyusunan Laporan Hasil
PTK v v v
7 Pelaporan hasil PTK v v v v
3.2.2 Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah semua peserta didik di KB Satya Parahita, Salatiga yang berjumlah 5 anak.
3.3 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yang setiap siklusnya memuat langkah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Adapun rincian prosedur penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut :
3.3.1 Siklus 1
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan ini meliputi :
a. Memberikan sosialisasi kepada para orang tua maupun pengasuh anak didik untuk membiasakan anak didik mengerjakan aktivitas selama pembelajaran dengan sedikit bantuan atau tanpa bantuan.
b. Mempersiapkan perencanaan aktivitas pembelajaran dengan membuat rencana kegiatan harian.
c. Mempersiapkan media yang akan digunakan untuk pembelajaran.
d. Membuat lembar observasi dan checklist untuk menilai aktivitas anak didik dalam mengikuti proses pembelajaran.
2. Tahap Tindakan
Tahap tindakan di lapangan meliputi :
a. Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai tema dengan membiasakan anak didik untuk bergabung bersama teman-temannya tanpa pendampingan orangtua atau pengasuh didekat anak didik
b. Guru memberikan instruksi kepada anak didik untuk mengerjakan aktivitas secara mandiri
c. Masing-masing anak melakukan aktivitas yang diberikan guru. Apabila ada anak didik yang melakukan secara mandiri atau sedikit bantuan, maka guru memberi penghargaan berupa pujian.
3. Tahap Observasi
Pada tahap ini, peneliti juga melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi dan checklist yang bertujuan untuk mengukur kemampuan anak dalam melakukan aktivitas kemandirian dengan mengacu pada pencapaian indikator-indikator yang telah ditentukan.
4. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi, peneliti segera menganalisa pelaksanaan PTK setelah kegiatan belajar mengajar berakhir. Refleksi berkaitan dengan apa yang telah dicapai anak dalam aktivitas kemandirian melalui metode pembiasaan, apa yang belum dicapai anak didik dan apa yang perlu diperbaiki saat pembelajaran dalam siklus berikutnya. Hasil refleksi tersebut digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya.
3.3.2 Siklus 2
Pada siklus 2, kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada siklus 1. Hanya saja, peneliti merubah bentuk sosialisasi kepada orang tua maupun pengasuh anak didik dalam pendampingan untuk lebih menjauh lagi terhadap anak didik. Siklus 2 merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus sebelumnya.
3.4 Sumber Data
Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Sumber data dan jenis data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi :
1. Tempat yang akan diteliti yaitu kelas Kelompok Bermain (KB) dan proses pembelajaran yang berlangsung dengan menerapkan metode pembiasaan.
2. Peserta didik yang melakukan pembelajaran dan orang tua yang ikut ambil bagian untuk pelaksanaan kemandirian.
3. Penilaian peserta didik selama proses pembelajaran dalam aspek kemandirian.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang diambil dalam sebuah penelitian karena tujuannya adalah untuk mendapatkan data guna menunjang dari sebuah penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Check list
Check list atau disebut juga daftar cek adalah suatu daftar yang memuat tentang subyek dan aspek-aspek yang akan diamati. Dari aspek-aspek yang telah dibuat, selanjutnya adalah mengamati perilaku yang nampak disesuaikan dengan aspek tersebt, kemudian memberi tanda centang ( ) pada tiap-tiap aspek tersebut. (Zainal Arifin:164). Dalam penelitian ini, yang mengisi daftar cek yang telah dibuat adalah peneliti sendiri.
2. Observasi
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi yang dilakukan di kelas. Subyek yang diteliti adalah anak-anak di KB Satya Parahita yang berjumlah 5 orang. Obervasi ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara langsung dengan melihat dan mengamati kegiatan anak-anak di dalam mengikuti proses
pembelajaran di kelas dan untuk mengamati bagaimana para orangtua mendampingi anak-anaknya di dalam kelas selama penelitian berlangsung.
Dengan demikian, di dalam menyimpulkan hasil penelitian tidak menekankan pada salah satu sisi saja, melainkan secara menyeluruh.
3. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab. Wawancara ini dilakukan antara peneliti dengan guru dan peneliti dengan orang tua peserta didik. Wawancara dilaksanakan sebelum dan sesudah peneliti melakukan tindakan. Wawancara yang dilakukan sebelum melakukan tindakan bertujuan untuk mengetahui perilaku kemandirian apa yang belum muncul dan kondisi awal peserta didik.
4. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumen dapat berbentuk gambar atau foto, tulisan atau hasil karya dari seseorang (Sugiyono, 2012 : 240). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumen yang berupa Rencana Kegiatan Harian (RKH) dan foto kegaiatan anak-anak dalam proses pembelajaran
3.6 Analisis Data
Data-data yang sudah diperoleh selanjutnya akan dihitung skor akhirnya sehingga mendapatkan presentase ketuntasan peserta didik dalam melakukan aktivitas kemandirian (data kuantitaif). Analisis data dilakukan dengan teknik komparatif yaitu membandingkan dengan indikator keberhasilan. Data yang digunakan meliputi daftar cek atau check list yang ada. Sedangkan lembar observasi dan wawancara sebagai data kualitatif diolah dengan penulisan
deskriptif dari penarikan kesimpulan yang dilakukan oleh peneliti dalam mengamati perilaku kemandirian peserta didik. Untuk menghitung tingkat presentase tiap siklus digunakan analisa data sederhana sebagaimana yang dikemukakan oleh Hartini, M.Thamrin, Dian Miranda (2013).
P = x100%
3.7 Validitas Data
Untuk memvalidasi data, peneliti menggunakan triangulasi data. Data-data yang telah dikumpulkan, diperoleh dari hasil penilaian atau evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, guru kelas, dan teman sejawat
3.8 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah tumbuhnya kemandirian anak yang dilihat dari aktivitas belajar selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Apabila setiap indikator berhasil dicapai hingga 80% artinya kemandirian anak sudah berkembang dengan baik.
Berdasarkan acuan dari penilaian sekolah pada aspek kemandirian, Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007 dan permasalahan yang terjadi, peneliti mengembangkan beberapa indikator yang menjadi aspek yang akan diteliti, yaitu :
Keterangan : P = Presentase
n = Jumlah anak yang mendapat kategori N = jumlah anak dalam satu kelas
Tabel 2. Indikator dan Aspek Penilaian
Indikator Aspek yang dinilai
Bergabung dengan teman-teman Anak mampu bergabung dan bermain bersama teman-temannya
Mampu berpisah dengan orangtua Anak mampu dan mau berpisah dengan orangtua
Merapikan alat-alat sekolah setelah melakukan kegiatan
Anak mampu membereskan alat tulis dan peralatan sekolah sendiri
Makan sendiri Anak mampu makan sendiri
Mengerjakan aktivitas atau kegiatan sendiri
Anak mampu mengerjakan aktivitas belajar sendiri