• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Simulasi Mengajar Guru Penggerak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Simulasi Mengajar Guru Penggerak"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Simulasi Mengajar Guru Penggerak

Satuan Pendidikan : SMP Gemilang Modernland Kelas/Semester : IX/Ganjil

Tema : Teks Cerita Pendek

Sub Tema : Menyimpulkan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang mendukung dari cerita pendek yang dibaca atau didengar Pembelajaran ke : 1

Alokasi Waktu : 10 Menit

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik model pembelajaran discovery Learning, dengan metode literasi, diskusi dan presentasi dengan menumbuhkan sikap religius, tanggung jawab, disiplin dan gotong royong siswa diharapkan dapat :

Menemukan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang mendukung dari cerita pendek yang dibaca atau didengar.

Menyimpulkan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang mendukung dari cerita pendek yang dibaca atau didengar.

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PENDAHULUAN (2 Menit)

Penguatan Pendidikan Karakter

 Melakukan pembukaan dengan salam dan berdoa untuk memulai pembelajaran.

 Menanyakan kabar serta memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin dan tanggung jawab.

 Melakukan tepuk PPK dibimbing oleh guru.

 Memberitahukan tentang materi dan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang sedang berlangsung serta menjelaskan model pembelajaran yang akan ditempuh.

 Apersepsi.

KEGIATAN INTI ( 6 Menit) Literasi

 Peserta didik diberi stimulus atau rangsangan untuk melihat, mengamati, membaca teks cerpen berjudul “Pohon Keramat”

dan mendengar penjelasan materi terkait unsur pembangun karya sastra yang disampaikan guru.

Critical Thinking  Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi dan bertanya jawab tentang materi yang belum dipahami.

Collaboration (Kerja Sama)

 Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok dan diberi lembar kerja kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai kesimpulan unsur pembangun karya sastra teks cerpen berjudul “Mama Berhati Emas” serta menuliskan bukti pendukung yang didapat dari cerpen yang dibaca.

Communication (Komunikasi)

 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara bergiliran.

 Peserta didik dari kelompok lain menanggapi atas presentasi yang dilakukan tentang unsur pembangun karya sastra teks cerpen serta peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.

Creativity (Kreativitas)

 Peserta Didik menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan tentang unsur pembangun karya sastra teks cerpen.

 Guru menilai hasil kerja kelompok.

 Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kerja sama yang baik dalam kegiatan pembelajaran selama berlangsung.

(2)

C. PENILAIAN PEMBELAJARAN

Penilaian Sikap: Pengamatan/Observasi selama kegiatan berlangsung.

Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis berbentuk uraian dalam Lembar Kerja Peserta Didik Penilaian Keterampilan: Praktik/portofolio

Mengetahui, Tangerang, Juni 2022

Kepala SMP Gemilang Moderland Guru Mata Pelajaran

AHMAD SYARIF HIDAYAT, S.Ag AI MUTMAINAH, M.Pd

PENUTUP (2 Menit)

Guru dan Peserta Didik

 Guru memberikan penguatan terkait unsur-unsur pembangun teks cerpen (menarik kesimpulan/generalisasi) dan melakukan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

 Memberikan tugas kepada peserta didik (PR), dan mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

 Mengakhiri pertemuan dengan salam.

(3)

Lampiran 1:

LEMBAR PENILAIAN KOMPETENSI SIKAP Satuan Pendidikan : SMP Gemilang Modernland

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : IX/Ganjil

Materi : Teks Cerita Pendek

NO. NAMA PESERTA DIDIK

ASPEK YANG DINILAI JUMLAH

SKOR

NILAI PREDIKAT Religius Tanggung

Jawab Disiplin Gotong

Royong 16

1.

2.

3. dst.

Rubrik Penilaian Sikap:

Rubrik Skor

Sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan 1 Menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten

2 Menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten

3 Menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan secara terus-menerus dan ajeg/konsisten

4

Catatan:

1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:

100 = Sangat Baik 75 = Baik

50 = Cukup 25 = Kurang

2. Nilai = Skor yang diperoleh X 100 Skor maksimal

3. Kode Nilai/Predikat :

75,01 – 100,00 = Sangat Baik (BS) 50,01 – 75,00 = Baik (B)

25,01 – 50,00 = Cukup (C) 00,00 – 25,00 = Kurang (K)

(4)

Lampiran 2: Lembar Penilaian Kompetensi Pengetahuan

LEMBAR KERJA PESETA DIDIK (LKPD) Satuan Pendidikan : SMP Gemilang Modernland

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : IX/Ganjil

Materi : Teks Cerita Pendek

Kelompok :

Ketua : Anggota : A. Petunjuk:

1. Bacalah teks cerpen yang berjudul “Mama Berhati Emas”!

2. Simpulkanlah unsur-unsur pembangun teks cerpen tersebut!

3. Tentukanlah bukti pendukung unsur-unsur tersebut!

No. Unsur-unsur Cerpen Simpulan Unsur-unsur Cerpen yang Terdapat Pada Teks

Bukti Pendukung 1. Tema

2. Alur 3. Penokohan 4. Latar

5. Sudut Pandang 6. Amanat

Cerpen:

Mama Berhati Emas

Kadang Sinta suka berangan-angan. Alangkah menyenangkan bila punya mama seperti mama Ranti. Selalu rapi, bersepatu hak tinggi, dan bekerja di kantor. Langsing, rambutnya sebahu, berombak rapi… Atau seperti Tante Elsa, mama Inge yang bekerja di salon. Ia selalu tampil modis.

Pakaian dan make-up-nya serasi.

Jemarinya indah dengan cat kuku yang berganti-ganti warna sesuai bajunya.

Pokoknya kedua mama teman Sinta bagaikan ibu-ibu dalam sinetron. Kalau mama Sinta, boro-boro pakai cat kuku.

Sehari-hari memakai celana panjang dan kemeja. Tubuhnya gemuk pendek, dan rambutnya dipotong seperti laki-laki. Pagi-pagi ia naik sepeda ke pasar untuk membuka kios buah. Mama berdagang apel, jeruk, atau anggur.

Kalau musim duku, ya, berjualan duku juga. Mama pakai lipstik dan rok hanya bila pergi ke pesta.

Sebaliknya papa Sinta selalu berkemeja lengan panjang, berdasi, dan mengendarai mobil dinas. Dalam hati kadang Sinta heran.

Kok, Papa mau menikah dengan Mama? Bahkan sangat menyayangi Mama. Tiap pulang kerja Papa selalu menanyakan Mama.

Hari ini Sinta pulang sekolah lebih cepat karena ada rapat guru. Tapi Sinta malas pulang, karena di rumah hanya ada Pak Usin, tukang yang sedang memperbaiki dapur. “Lebih baik aku ke pasar saja, ke kios Mama!” pikir Sinta.

Sinta jarang datang ke kios Mama. Kalau Sinta pulang sekolah, biasanya kios sudah tutup dan Mama pun sudah ada di rumah.

Turun dari bis, Sinta masuk ke lorong pasar. Pasar mulai sepi. Pedagang-pedagang mulai mengantuk.

Mama sedang memasukkan apel ke dalam dus. Di depan kios Mama ada pedagang pisang.

Seorang laki-laki duduk dekat kios pisang sambil menggendong kotak semir sepatu.

Pakaiannya kumal, kulitnya hitam.

“Ma, Sinta pulang cepat. Guru-guru rapat” kata Sinta

(5)

“ Kalau begitu kita bisa pulang sama-sama!” kata Mama. “Tunggu sebentar, Mama beres- beres dulu!”

“Ma, anaknya, ya? Kenalin, dong!” Tiba-tiba penyemir sepatu bangkit dan mendekati kios Mama.

“Sinta, ini Ujang. Ayo, kalian salaman! “kata Mama.

Dengan segan Sinta mengulurkan tangannya. Dalam hati Sinta kurang senang. Apa- apaan si Ujang ini? Panggil mama Sinta seenaknya. Mama? Mama siapa?

“Pak Usin masih memperbaiki dapur. Mama tidak memasak hari ini. Kita makan ayam goreng saja, ya, di depan sana!’ kata Mama.

Sinta mengangguk. Hatinya kembali senang, Membayangkan ayam goreng, kentang goreng, pudding.

“Ma anaknya cantik. Asyik bener, nih, makan ayam goreng!” komentar si Ujang Mama tertawa.

“Terima kasih. Ujang juga cakep. Sinta melihat mata Ujang berbinar-binar dan wajahnya berseri-seri.

“Benar, nih, Ma. Boleh ajak si Dudung?” Tanya Ujang penuh harap.

“Ya, ya, lekas ajak ke sini. Kalau terlambat, ditinggal, lo!” kata Mama.

Bagaikan anak panah lepas dari busurnya Ujang berlari, meninggalkan kotak semir sepatunya di lantai kios tukang pisang.

“Ma, ko anak itu panggil Mama, bukan Ibu atau Tante?” bisik Sinta heran.

“Biar saja. Ibunya ada di kampung. Tukang sayur, tukang ikan juga sering panggil Mama.

Apalah artinya panggilan”! jawab Mama.

“Ma, Tidak malu bawa anak kumal ke restoran?” Tanya Sinta lagi. Ia cemas kalau-kalau bertemu teman di restoran. Mama tersenyum dan menggeleng.

“Sinta, anak-anak itu jug manusia seperti kita. Cuma, mereka kurang beruntung.

Lihatlah, betapa senang wajah Ujang karena diajak makan di restoran. Biarlah sekali-sekali kita member sedikit kebahagiaan pada dia!” Kata Mama.

Tepat ketika Mama mengunci kios dan mengeluarkan sepedanya, Ujang dan Dudung datang. Sinta menutup hidung karena kedua anak laki-laki itu bau terik matahari.

Dudung memegang tamborin, Rupanya ia seorang pengamen.

“Ma, dapat rezeki, ya, mau traktir kita? Ma, aku minta paha ayam, ya!” kata Dudung tanpa malu-malu. Mama cuma tersenyum, lalu menitipkan sepeda pada Pak Kirman, pedagang pisang.

“Ya, tinggal saja sepedanya di sini. Asal ada ongkos titipnya!” gurau Pak Kirman. Ujang dan Dudung juga menitipkan kotak semir sepatu dan tamborin.

Lagi-lagi Sinta terperanjat. Ah, Mama tidak takut sepedanya hilang. Mama begitu percaya pada Ujang dan Dudung.

Mereka berempat jalan ke luar pasar. Ketika Mama dan Sinta masuk ke restoran, ternyata Dudung dan Ujang belum masuk. Mereka bertemu dengan dua kawannya. Entah pengemis atau pengamen, Sinta tidak tahu.

Mama memesan makanan dan ketika kedua anak laki-laki itu masuk, Mama memberi isyarat agar mereka duduk.

Kemudian Mama dan Sinta mengantarkan nampan-nampan yang berisi ayam goreng, nasi dan minuman ringan pada Dudung dan Ujang.

“Kalian cuci tangan dulu di sana,” kata Mama. Orang-orang yang sedang makan memperhatikan Mama dan kedua anak laki-laki itu. Sinta merasa risih.

Sinta dan Mama kembali mengambil nampan untuk mereka sendiri. Dudung dan Ujang belum mulai makan, keduanya berbisik-bisik. Mama mendekati mereka.

“Ada apa?” tanya Mama.

“Ma, boleh tidak, satu nampan ini dibawa keluar untuk Oni dan Engkos? Nanti dikembalikan lagi. Aku dan Dudung paruhan saja! Kasihan Oni dan Engkos!” pinta Ujang.

Sinta terkesiap. Walaupun anak jalanan, ternyata Ujang punya rasa setia kawan yang besar.

Ia dapat makanan enak, dan ia tidak tega menikmatinya sendiri sementara dua kawannya menonton dari balik kaca di luar.

“Ajak saja mereka ke dalam. Mama akan pesankan lagi!” kata Mama.

“Tapi … jadi menyusahkan Mama, dong. Mama, kan, mesti bayar lagi!” kata Dudung dengan wajah prihatin.

“Oooh, uang Mama cukup, kok! Hari ini memang Tuhan kasih rezeki pada kalian!” kata Mama. Wajah Mama berseri-seri dan untuk pertama kalinya Sinta bias melihat bahwa sebetulnya Mama cantik.

Dudung dan Ujang pergi ke depan. Mama memesan makanan lagi untuk Engkos dan Oni. Sinta bangkit untuk menolong Mama membawakan nampan. Hati Sinta terharu.

Mama demikian baik.

(6)

Ketika membayar di kasir, kasir berkata, “Ibu baik sekali. Jarang orang seperti Ibu. Mau memperhatikan anak-anak jalanan!”

“Ah, hanya ini yang mampu saya lakukan!” kata Mama tersipu-sipu. Namun, dalam hati Sinta merasa bangga.

Kemudian mereka mulai makan. Keempat tamu makan dengan lahap. Setelah selesai, mereka mengucapkan terima kasih.

Mama dan Sinta pulang naik bajaj. Ujang akan kembali ke pasar dan mengantarkan sepeda Mama. Ketiga anak lainnya mengemis dan mengamen di bis kota.

Sore hari, Sinta bercerita pada Papa tentang Mama.

“Sejak dulu memang mamamu dikenal berhati emas. Itulah sebabnya Papa menikah dengan Mama!” kata Papa dan ia menepuk-nepuk bahu Mama.

Sinta tersenyum. Rasa hangat mengalir di hatinya. Sekali lagi ia melihat Mama yang sedang tersenyum.

Tampak cantik, walaupun tidak memakai lipstik dan berdandan modis. Mama Sinta yang berhati emas. Dan angan-angan Sinta ingin punya mama seperti mama orang lain terbang entah ke mana.

Cerita oleh: Sarah Nafisah

Dikutip dari Majalah Bobo Edisi Senin, 23 Desember 2019 18.47 WIB

Rubrik Penilaian Pengetahuan : No. Aspek yang

dinilai

Rambu-rambu Penilaian Skor

Menyebutkan unsur pembangun karya sastra

Peserta didik dapat menyebutkan 6 unsur Pembangun cerpen dengan lengkap

6 Peserta didik dapat menyebutkan 5 unsur Pembangun cerpen 5 Peserta didik dapat menyebutkan 4 unsur Pembangun cerpen 4 Peserta didik dapat menyebutkan 3 unsur Pembangun cerpen 3 Peserta didik dapat menyebutkan 2 unsur Pembangun cerpen 2 Peserta didik dapat menyebutkan 1 unsur Pembangun cerpen 1 Nilai Akhir = Skor yang diperoleh X 100

Skor maksimal

(7)

Lampiran 3:

INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN Satuan Pendidikan : SMP Gemilang Modernland

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : IX/Ganjil

Materi : Teks Cerita Pendek 1. Lembar soal keterampilan

Buatlah sebuah cerita pendek dengan memperhatikan struktur, unsur, dan kaidah kebahasaan!

2. Rubrik Penilaian

Soal Aspek yang dinilai Skor

1 Peserta didik membuat cerita pendek dengan memperhatikan struktur, unsur, dan kaidah kebahasaannya dengan sangat baik

4 Peserta didik membuat cerita pendek dengan memperhatikan

struktur, unsur, dan kaidah kebahasaannya dengan baik

3 Peserta didik membuat cerita pendek dengan memperhatikan

struktur, unsur, dan kaidah kebahasaannya dengan kurang baik

2 Peserta didik membuat cerita pendek dengan memperhatikan

struktur, unsur, dan kaidah kebahasaannya dengan tidak baik

1

Referensi

Dokumen terkait

Peserta didik bersama dengan kelompoknya, mendiskusikan LKPD yang diberikan guru, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi

Dengan kata lain, tentukan kalimat pembuka yang dapat memikat atau membuat pembaca penasaran sehingga mereka tidak akan berpaling dengan mudah dari puisi

Berdasarkan hasil review usulan proposal penelitian dan pengabdian dosen IKIP Mataram tahun 2017 dapat disimpulkan beberapa hal berikut: (1) dari 67 usulan

Media yang digunakan untuk pendidikan kesehatan tentang SADARI adalah menggunakan slide show, yang berisi tentang pengertian kanker payudara (carcinoma mammae),

Peserta didik bersama orang tua mendiskusikan, mengumpulkan informasi, kemudian siswa mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi dengan siswa lain mengenaitentang

Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Pengertian,

Peserta didik diperbolehkan untuk bekerjasama dengan teman sebangku untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai

Peserta didik bersama kelompoknya mendiskusikan, mengumpulkan informasi, kemudian siswa mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi dengan siswa satu kelompoknya