• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUGAS AKHIR (STUDI KASUS UD MJOINT EXCLUSIVE LEATHER CRAFT YOGYAKARTA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN TUGAS AKHIR (STUDI KASUS UD MJOINT EXCLUSIVE LEATHER CRAFT YOGYAKARTA)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

(STUDI KASUS UD MJOINT “EXCLUSIVE LEATHER CRAFT” YOGYAKARTA)

P E N D E K A T A N S I M U L A S I D A L A M P E R B A I K A N K E S E I M B A N G A N L I N T A S A N P R O D U K S I

Disusun oleh:

Agung Laksono 122080148

Pembimbing I

Miftahol Arifin, ST., MT

Pembimbing II

Agus Ristono, ST., MT

(2)

Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN

Keseimbangan lintasan

Permasalahan keseimbangan lintasan produksi terjadi karena stasiun kerja dalam lintasan produksi mempunyai kecepatan produksi yang berbeda

Hal ini disebabkan karena terjadi penumpukan material di beberapa operasi dan pengalokasian tenaga kerja yang tidak merata pada stasiun kerja

Pendekatan simulasi dilakukan untuk melihat kinerja sistem saat ini untuk dievaluasi selanjutnya dilakukan skenario perbaikan yang optimal

(3)

Perumusan Masalah

Bagaimana pendekatan simulasi dapat digunakan pada penyelesaian masalah keseimbangan lintasan

Tujuan Penelitian

Menentukan keseimbangan lintasan produksi dengan menggunakan program simulasi

Manfaat Penelitian

Dapat menentukan usulan pengambilan keputusan metode kerja yang bisa digunakan

(4)

Batasan dan Asumsi

Agar peneletian ini lebih terarah, mudah dipahami, dan topik yang dibahas tidak meluas, maka perlu dilakukan pembatasan lingkup penelitian. Adapun batasan masalah tersebut adalah:

Fokus penelitian pada proses perakitan produk tas kulit

Tidak memperhitungkan faktor biaya berkaitan dengan usulan penambahan atau pengurangan jumlah operator

Hanya membahas metode penyelesaian keseimbangan lintasan dengan simulasi

Asumsi –asumsi yang digunakan adalah:

Kecepatan setiap operator dalam menyelesaikan suatu proses adalah sama

Setiap proses dikerjakan minimal oleh satu operator dan tidak ada yang saling membantu

(5)

PENGUMPULAN DATA

Adapun dalam pengumpulan data diperlukan pengumpulan informasi sebagai pendukung data, berikut ini data yang diperlukan :

•Data waktu proses operasi tiap stasiun kerja

•Data jumlah operator untuk tiap operasi

(6)

PENGOLAHAN DATA

Adapun dalam pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu ;

Uji keseragaman data

Uji kecukupan data

Menghitung waktu baku

Menghitung kapasitas produksi tiap stasiun kerja

Menghitung keseimbangan lintasan produksi

Perancangan model menggunakan promodel

(7)

ANALISIS HASIL

hasil model kondisi awal menunjukan besarnya Jumlah Waktu Menganggur 382,48 menit sedangkan hasil model kondisi perbaikan menujukan besarnya jumlah waktu menganggur sebesar 83,96 menit

Pada kondisi awal Keseimbangan Waktu Senggang 78,35%

sedangkan untuk model perbaikan Keseimbangan Waktu senggang 44,22 %

Pada Maksimasi Effisiensi Stasiun Kerja pada kondisi awal maupun perbaikan dapat dilihat pada tabel berikut

efisiensi lintasan produksi pada kondisi awal menunjukan sebesar 21,64% sedangkan efisiensi lintasan produksi pada kondisi perbaikan sebesar 55,77 %

Pada utilitas stasiun kerja kondisi awal dan kondisi perbaikan dapat dilihat pada tabel berikut

Hasil output kondisi awal adalah sebesar 346 unit sedangkan output kondisi perbaikan adalah sebesar 374 unit

(8)

KESIMPULAN

Dari hasil pengujian dan analisis hasil yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Metode simulasi menggunakan software Promodel 7,5 mampu memberikan penyelesaian terhadap permasalahan keseimbangan lintasan

Produktifitas model perbaikan yang dihasilkan sebesar 374 unit lebih besar dibandingkan dengan Produktifitas model kondisi awal yang dihasilkan sebesar 346 unit. Hal ini menunjukan peningkatan produktifitas setelah dilakukan simulasi keseimbangan lintasan. Unit produksi berada diatas target unit perhari produksi.

Pada kondisi awal terdapat stasiun kerja yang mengalami bottleneck yaitu pada stasiun kerja 2, stasiun kerja 4,dan stasiun kerja 5 masing – masing sebesar 20,83 %, 31,33 % dan 52,19 %.

Sedangkan pada kondisi perbaikan menunjukan stasiun kerja memiliki beban seimbang, hal ini menunjukan keseimbangan lintasan sudah optimal.

(9)

SARAN

Dari hal-hal yang telah diuraikan dalam kesimpulan diatas, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:

Perusahaan hendaknya mempertimbangkan hasil dari penelitian ini untuk dapat diterapkan kebijakan mengenai perbaikan keseimbangan lintasan yang lebih baik.

Perlu diadakan evaluasi biaya terkait penambahan alokasi pekerja pada kondisi model perbaikan.

Perlu dikembangkan lagi banyaknya data yang diambil sehingga menciptakan data yang lebih akurat.

Perlu dikembangkan lagi perbaikan - perbaikan lebih lanjut sehingga nantinya dapat diciptakan suatu keseimbangan lintasan yang lebih baik.

(10)

TERIMA KASIH

(11)

Tabel uji keseragaman data

Tabel 4.1 Uji Keseragaman data

No Operasi 𝑥 𝑎𝑥 BKA BKB Keterangan

1 1 5,6 0,814 8,042 3,158 Seragam

2 2 0,4 0,252 1,156 -0,356 Seragam

3 3 4,6 0,77 6,91 2,29 Seragam

4 4 2,3 0,824 4,772 -0,172 Seragam

5 5 2,1 0,786 4,458 -0,258 Seragam

6 6 3,8 1,04 6,92 0,68 Seragam

7 7 2,5 0,882 5,146 -0,146 Seragam

8 8 1,8 0,564 3,4 0,108 Seragam

9 9 1,5 0,24 2,2 0,78 Seragam

10 10 43,2 0,78 45,54 40,86 Seragam

11 11 2,4 0,934 5,2 -0,402 Seragam

12 12 4,3 0,768 6,6 1,99 Seragam

13 13 7,4 0,662 9,386 5,414 Seragam

14 14 2,4 0,606 4,2 0,58 Seragam

(12)

Tabel uji kecukupan data

No Operasi N 𝑋 𝑋 2 𝑋2 N’ Keterangan

1 1 25 140,3 19684,09 768 -6,27 Data cukup

2 2

25 9,2 84,64 3,76 13,30

Data cukup

3 3

25 115,2 13271,04 545,12 6,64

Data cukup

4 4

25 57,9 3352,41 151,31 14,33

Data cukup

5 5

25 52,9 2798,41 128,79 15,52

Data cukup

6 6

25 94,5 8930,25 384,57 11,07

Data cukup

7 7

25 63,2 3994,24 179,64 14,10

Data cukup

8 8

25 46,3 2143,69 93,99 12,40

Data cukup

9 9

25 36,6 1339,56 54,86 6,17

Data cukup

10 10

25 1081 1168561 46760,38 6,03

Data cukup

11 11 25 60 3600 161,32 13,8 Data cukup

12 12 25 170,5 29070,25 1398,63 18,01 Data cukup 13 13 25 186,1 34633,21 1398,63 3,91 Data cukup

14 14 25 59,5 3540,25 152,95 11,31 Data cukup

(13)

Tabel Waktu Baku

Tabel 4.5 waktu baku pada setiap stasiun kerja

Stasiun kerja Wn Kelonggaran (Allowance) Wb

1 6,48 14% 7,53

2 4,96

14% 5,76

3 8,85

14% 10,29

4 6,26

14% 7,27

5 46,65

14% 54,24

6 2,59

14% 3,01

7 4,64

14% 5,39

8 7,9

14% 9,18

9 2,59

14% 3,01

105,68

(14)

Perhitungan Kapasitas Produksi Tiap Stasiun Kerja

Stasiun kerja Tenaga kerja Wb (menit) Kapasitas produksi (unit)

1 4 7,53 254

2 3 5,76 250

3 6 10,29 280

4 4 7,27 264

5 12 54,24 106

6 2 3,01 318

7 3 5,39 267

8 5 9,18 261

9 2 3,01 318

105,68 2318

Stasiun kerja Tenaga kerja Waktu baku (menit)

Kapasitas produksi (unit)

1 5 18.2 131

2 2 5.76 167

4 7 7.27 462

5.1 14 27.12 123

5.2 14 27.12 123

7 3 8.4 178

8 4 12.01 160

105,88 1344

Kondisi awal Kondisi perbaikan

(15)

Perhitungan keseimbangan lintasan produksi

Perhitungan Keseimbangan Lintasan pada kondisi awal.

dapat dilihat nilai WB yang terbesar adalah 54,24 menit dan total jumlah waktu keseluruhan adalah 105,68 menit dengan jumlah stasiun kerja 9, maka kondisi awal keseimbangan lintasan di UD M JOINT dapat dihitung sebagai berikut :

1. Jumlah Waktu Menganggur

Jumlah waktu menganggur dihitung menggunakan persamaan (2.3)

𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑟 = 𝑛 × 𝑊𝑏 𝑠 − 𝑊𝑏 𝑖

𝑛

𝑖=1

= 9 × 54,24 − 105,68 = 382,48 menit

Keseimbangan Waktu Senggang = 𝑛×𝑊𝑏 𝑠 − 𝑛𝑖=1𝑊𝑏 𝑖

𝑛×𝑊𝑏 𝑠 × 100%

= 9×54,24−105,68

9× 54,24 × 100%

= 78,35 %

(16)

Perhitungan keseimbangan lintasan produksi

Maksimasi Effisiensi Stasiun Kerja dihitung dengan persamaan (2.1)

Untuk SK 1 efisiensinya :

𝑆𝐾 1 = 𝑊𝑏(𝑖)

𝑊𝑏(𝑠)× 100%

= 7,53

54,24× 100%

= 13,88 %

Dengan perhitungan yang sama maka akan didapat efisiensi setiap stasiun kerja yang dapat dilihat pada tabel

SK Wb(i)(menit) Efisiensi (%)

1 7,53 13,88 %

2 5,76 10,61 %

3 10,29 18,97 %

4 7,27 13,40 %

5 54,24 100 %

6 3,01 5,54 %

7 5,39 9,93 %

8 9,18 16,92 %

9 3,01 5,54 %

Efisiensi lintasan produksi dihitung menggunakan persamaan (2.2) 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = 𝑛𝑖=1𝑊𝑏 𝑖

𝑛 × 𝑊𝑏 𝑠 × 100%

= 105,68

9 × 54,24 × 100%

=21,64 %

(17)

Perhitungan keseimbangan lintasan produksi

Perhitungan Keseimbangan Lintasan pada kondisi perbaikan.

dapat dilihat nilai WB yang terbesar adalah 27,12 menit dan total jumlah waktu keseluruhan adalah 107,88 menit dengan jumlah stasiun kerja 7, maka kondisi perbaikan keseimbangan lintasan di UD M JOINT dapat dihitung sebagai berikut :

Keseimbangan waktu senggang dihitung dengan persamaan (2.4) Keseimbangan Waktu Senggang = 𝑛×𝑊𝑏 𝑠 − 𝑛𝑖=1𝑊𝑏 𝑖

𝑛×𝑊𝑏 𝑠 × 100%

=7×27,12−105,88

7× 27,12 × 100%

= 44,22 % 1. Jumlah Waktu Menganggur

Jumlah waktu menganggur dihitung menggunakan persamaan (2.3)

𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑟 = 𝑛 × 𝑊𝑏 𝑠 − 𝑊𝑏 𝑖

𝑛

𝑖=1

= 7 × 27,12 − 105,88 = 83,96 menit

(18)

Perhitungan keseimbangan lintasan produksi

Maksimasi Effisiensi Stasiun Kerja dihitung dengan persamaan (2.1)

Untuk SK 1 efisiensinya : 𝑆𝐾 1 = 𝑊𝑏(𝑖)

𝑊𝑏(𝑠)× 100%

= 18,2

27,12× 100%

= 67,10 %

Dengan perhitungan yang sama maka akan didapat efisiensi setiap stasiun kerja yang dapat dilihat pada tabel 4.10

Tabel 4.10 efisiensi stasiun kerja kondisi perbaikan

SK Wb(i)(menit) Efisiensi (%)

1 18,2 67,10 %

2 5,76 21,23 %

4 7,27 26,80 %

5.1 27,12 100 %

5.2 27,12 100 %

7 8,4 30,9 %

8 12,01 44,28 %

Efisiensi lintasan produksi dihiung menggunakan persamaan (2.2) 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = 𝑛𝑖=1𝑊𝑏 𝑖

𝑛 × 𝑊𝑏 𝑠 × 100%

= 105,88

7 × 27,12 × 100%

= 55,77 %

(19)

Perancangan model

Kondisi awal Kondisi perbaikan

Layout

(20)

Perancangan model

(21)

Perancangan model

(22)

Perancangan model

(23)

Perancangan model

(24)

Analisa hasil

Tabel 4.10 efisiensi stasiun kerja kondisi perbaikan

SK Wb(i)(menit) Efisiensi (%)

1 18,2 67,10 %

2 5,76 21,23 %

4 7,27 26,80 %

5.1 27,12 100 %

5.2 27,12 100 %

7 8,4 30,9 %

8 12,01 44,28 %

Tabel 4.9 efisiensi stasiun kerja kondisi awal

SK Wb(i)(menit) Efisiensi (%)

1 7,53 13,88 %

2 5,76 10,61 %

3 10,29 18,97 %

4 7,27 13,40 %

5 54,24 100 %

6 3,01 5,54 %

7 5,39 9,93 %

8 9,18 16,92 %

9 3,01 5,54 %

(25)

Utilitas stasiun kerja

Kondisi awal Kondisi perbaikan

Gambar

Tabel uji keseragaman data
Tabel uji kecukupan data  No  Operasi  N
Tabel Waktu Baku
Tabel 4.9 efisiensi stasiun kerja kondisi awal

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian desalinasi dilakukan dengan memakai 2 sel CDI, dan laju aliran ± 40 ml/menit, menggunakan larutan NaCl 0,5 M dan di variasikan pada struktur rangkaian

Maka Ho ditolak dan Ha diterimaartinya variabel kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja karyawan pada Posmetro Mandau Duri.Penelitian

Kerapatan relatif (Dr) pada tanah pasir berpengaruh terhadap perilaku keruntuhan fondasi yaitu perilaku keruntuhan geser pada pasir yang mempunyai kerapatan relatif (Dr)

Pada Periode 2005-2007 welfare loss konsumen Sambungan Langsung Jarak Jauh telepon tetap Indonesia pada tingkat kemahalan tarif 10% adalah 2,79 miliar rupiah, tingkat kemahalan

Berkat Taufik, Hidayah dan InayahNya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: Praktik Zakat Kerbau (Studi Kasus Di Desa Jorong Kecamatan

Pada gambar 8 (A) aliran annular, saat air mengalir pada dinding dalam pipa, dan ada udara bergerak keatas pada debit kecil (B) Jika kecepatan udara terus

kemudian dari hasil uji korelasi secara keseluruhan di sektor jasa ada hubungan antara transaksi asing terhadap return saham, dengan hubungan yang sangat rendah dengan

I HSG pada perdagangan kemarin berhasil menguat terbatas teru- tama ditopang aksi beli atas saham tambang logam dan energi menyusul kenaikan harga komoditasnya.. Lonjakan