• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III RANCANGAN AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III RANCANGAN AKHIR"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

56

BAB III

RANCANGAN AKHIR

Setelah proses brainstorming, bisnis model kanvas pada bab rancangan akhir ini akan menjelaskan model bisnis dari D’Sumaya.

Gambar 3.1. D’Sumaya Bisnis Model Kanvas

3.1 Customer Segments

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Osterwalder dan Pigneur mengenai pembedaan customer segments, yang menjadi customer segments dari D’Sumaya adalah mass market. Hal tersebut dikarenakan target pasar yang ingin dicapai oleh D’Sumaya adalah pasar yang luas, dengan kebutuhan dan keinginan yang sama. Oleh sebab itu, target pelanggan di rancangan

(2)

57

akhir dari D’Sumaya adalah para mahasiswa, karyawan, dan kalangan profesional lainnya. Walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa kalangan lain untuk menikmati atau menjadi pelanggan dari D’Sumaya.

Segmentasi juga dibagi berdasarkan SES (Social Economic Status), dimana memilah berdasarkan daya beli yang dimiliki calon pelanggan.

Berdasarkan hasil kuesioner, segmentasi pelanggan D’Sumaya memiliki Demographic umur 15-39 tahun, dengan jenis kelamin pria dan wanita. Dari status economic social (SES), pelanggan D’Sumaya dari golongan A – B. Kemudian dari hasil kuesioner sebagian besar responden memiliki profesi sebagai mahasiswa, karyawan maupun pekerja professional.

Tipe pelanggan dari D’Sumaya memiliki sifat psikologis yakni pecinta buah-buahan, peduli terhadap kesehatan dan tubuh, para konsumen jus buah dan dessert buah, serta yang memiliki kebiasaan selalu update mengenai tren dan berita yang berkembang. Calon pelanggan D’Sumaya tidak difokuskan pada masyarakat berdomisili sekitar Cengkareng saja, namun seperti diketahui bahwa mal hampir dikunjungi oleh setiap orang yang berada di wilayah DKI Jakarta.

3.2 Value Propositions

Jus buah adalah salah satu minuman yang memiliki tren yang paling cepat berkembang di kota-kota besar diseluruh dunia. Hal tersebut dikarenakan kemudahannya untuk memenuhi kebutuhan kesehatan manusia. Saat ini, orang- orang dengan tingkat kesibukkan yang tinggi seperti pekerja kantoran maupun

(3)

58

kalangan profesional, tidak memiliki cukup waktu untuk mengkonsumsi makanan sehat, ataupun membuatnya sendiri. Sebagian besar lebih cenderung mengkonsumsi fastfood atau makanan cepat saji sebagai makanan sehari-hari.

Minuman buah, terutama jus buah fresh menjadi solusi untuk mengatur kesehatan mereka. D’Sumaya bertekad menjadi pelopor restoran spesialis buah yang menawarkan segala jenis produk buah dari mulai minuman hingga dessert buah di Jakarta.

Target pasar lainnya seperti mahasiswa memiliki kebiasaan untuk lebih memilih produk yang lezat dibandingkan dengan produk yang sehat, meskipun seharusnya mereka mengkonsumsi buah-buahan sebagai pokok konsumsi sehari-hari untuk pertumbuhan mereka. Sebaliknya, lebih condong terhadap pola pembelian orang tua, yang memilih produk yang sehat untuk menjaga kesehatan tubuh mereka diusia senja. D’Sumaya menawarkan minuman dan dessert buah yang lezat dan sesuai dengan keinginan pelanggan yang menjadi value proposition D’Sumaya.

Secara spesifik, value preposition menurut Osterwalder dan Pigneur adalah nilai yang mampu diberikan kepada pelanggan sehingga beralih dari kompetitor. Hal tersebut meliputi banyak faktor, seperti diberikannya manfaat baru, perbedaan kualitas, mampu memberikan penyesuaian dengan permintaan pelanggan, harga yang diberikan, desain yang menarik, dan kenyamanan kepada pelanggan. D’Sumaya menggunakan semua faktor tersebut untuk menciptakan nilai kepada para calon pelanggan D’Sumaya.

Ada beberapa nilai yang ingin diberikan kepada pelanggan, diantaranya:

(4)

59

Pertama, value yang diberikan kepada pelanggan adalah organic yaitu setiap jenis bahan baku yang digunakan, baik buah-buahan maupun sayuran, merupakan produk organik sehingga dipastikan terbebas dari pestisida dan berbagai zat kimia. D’Sumaya menggunakan buah-buahan dan bahan baku organik dikarenakan untuk memastikan jaminan kesehatan yang akan diterima pelanggan ketika mengkonsumsi produk-produk yang ditawarkan oleh D’Sumaya. Walaupun dengan penggunaan bahan organik harga produk yang ditawarkan menjadi lebih mahal, namun kepastian akan kesehatan yang akan diterima oleh pelanggan semakin optimal. Pelanggan dapat mengetahui bahwa buah-buahan dan bahan dasar lainnya yang digunakan oleh D’Sumaya merupakan produk organik dengan cara melihat adanya label yang bersertifikasi pada buah maupun sayuran yang akan dipakai, yang akan menunjukkan keterangan bahwa produk tersebut merupakan produk organik.

Secara scientific, cara untuk mengetahui buah organik adalah berdasarkan nomor label dan jumlah angka pada label tersebut, contohnya:

Jika label hanya berjumlah 4 angka, maka buah tersebut berarti ditanam secara tradisional dan mengandung pestisida atau zat kimia lain.

Jika label diawali dengan angka 8 dan total jumlah angka adalah 5 maka buah tersebut ditanam menggunakan cara rekayasa genetika.

Jika label diawali dengan angka 9 dan total jumlah angka adalah 5 maka buah tersebut merupakan produk organik.

(5)

60

Beberapa contoh buah dengan label organik dapat dilihat pada Lampiran 3. Selain itu, sayuran dapat dikategorikan sebagai produk organik jika pada kemasan dari sayuran terdapat label yang menandakan bahwa sayuran tersebut merupakan produk organik. Contoh pelabelan pada sayuran organik dapat dilihat juga dalam Lampiran 3.

Kedua, value lain yang menjadi keunggulan produk D’Sumaya adalah pure sweetness, yaitu setiap jenis produk yang memerlukan pemanis tambahan dibantu oleh manisnya madu sebagai pemanis tambahan tersebut. D’Sumaya tidak menggunakan gula ataupun pemanis buatan lainnya selain dari rasa manis buah itu sendiri dan madu. Walaupun tidak semua orang menyukai madu, namun pelanggan akan diberikan pilihan untuk menggunakan madu atau tidak. D’Sumaya menggunakan madu dikarenakan manfaat kesehatan yang akan diperoleh dari madu dan rasa manis alami yang dihasilkan.

Penggunaan gula dan bahan pemanis buatan lainnya akan berbenturan dengan filosofi REFRESH dari D’Sumaya, yakni dari segi Healhty atau kesehatan.

Ketiga, value yang diberikan adalah high-technology, dimana pelanggan dapat melihat secara langsung penggunaan teknologi terbaru yang belum ada di Jakarta. Dalam hal ini D’Sumaya melakukan strategi benchmarking dari beberapa kompetitor yang berada di luar negri. D’Sumaya menggunakan mesin Cold Press Juice, dimana mesin ini pada umumnya digunakan untuk menghasilkan volum sari buah 30% lebih banyak dari mesin juicer biasa. Dengan menggunakan mesin ini, pelanggan akan mendapatkan sari buah yang lebih berasa karena bahan baku buah akan melewati proses

(6)

61

yang lebih mutahir. Pelanggan juga dapat melihat bagaimana bentuk dari mesin berteknologi terbaru ini dikarenakan konsep open kitchen yang digunakan D’Sumaya pada offline storenya.

Keempat, D’Sumaya memberikan value customer experience kepada pelanggan dengan cara packaging yang terkesan exclusive. Hal ini juga ditambahkan dengan memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk memilih buahnya secara langsung sehingga pelanggan lebih percaya terhadap bahan baku yang digunakan oleh D’Sumaya. Selain itu juga, D’Sumaya menggunakan sedotan sendok agar pelanggan dapat menikmati smoothies yang ditawarkan dengan cara yang unik. Contoh sedotan sendok tersebut seperti dibawah ini:

Gambar 3.2. Sedotan Sendok Smoothies D’Sumaya

(7)

62

3.3 Channels

Menurut Osterwalder dan Pigneur, channels digunakan oleh sebuah perusahaan sebagai alat komunikasi, distribusi, dan penjualan kepada pelanggan. Selain itu, channels merupakan cara yang digunakan perusahaan atau bisnis untuk memberikan atau menyampaikan nilai-nilai yang ingin diberikan kepada pelanggan. Hal tersebut dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pelanggan.

Bagi D’Sumaya, cara pertama untuk menyampaikan seluruh value preposition kepada pelanggan secara langsung adalah melalui offline store.

D’Sumaya akan hadir pertama kali di Lippo Mall Puri yang berada dikawasan Cengkareng, Jakarta Barat. D’Sumaya akan hadir setiap hari dari pukul 10.00 WIB hingga 22.00 WIB. Berlokasi di sektor FOOD AVENUE lantai 1.

Selain itu, cara kedua yakni penggunaan media sosial sebagai media marketing juga dapat memudahkan D’Sumaya untuk memperkenalkan produknya kepada calon pelanggan. Dengan media sosial tersebut, D’Sumaya juga mendapatkan feedback dari pelanggan yang dapat meningkatkan kualitas dari D’Sumaya. Media sosial seperti facebook, twitter, dan instagram sudah menjadi gaya hidup masyarakat Jakarta pada umumnya saat ini.

3.4 Customer Relationships

Sebuah perusahaan harus menjelaskan jenis hubungan yang ingin dibangun terhadap pelanggan. Hal tersebut diutarakan oleh Osterwalder dan

(8)

63

Pigneur yang menyatakan bahwa hal hubungan dengan pelanggan dapat bervariasi, mulai dari yang bersifat pribadi sampai yang bersifat otomatis.

Hubungan tersebut dapat berupa bantuan secara personal kepada pelanggan, layanan otomatis, dan pembangunan komunitas.

Dalam rangka untuk selalu memiliki hubungan dengan pelanggan, D’Sumaya akan membuat sebuah membership card bagi pelanggan.

Pelanggan akan mendapatkan reward 1 poin setiap pembelian nominal Rp 5.000,- dan dapat ditukarkan dengan dessert ataupun minuman buah ketika poin rewardnya mencapai 50. D’Sumaya akan memberikan minuman ataupun dessert gratis pada pelanggan yang merayakan ulang tahun pada hari itu dengan menunjukkan KTP yang dimilikinya. Hal tersebut dilakukan menurut Anderson dalam bukunya yang berjudul “Free:The Future of a Radical Price”, menyatakan bahwa pola model bisnis yang memberikan penawaran

“gratis” kepada pelanggan akan menimbulkan ketertarikan terhadap suatu hal yang baru dan menciptakan hubungan berkepanjangan kepada pelanggan.

Media sosial juga menjadi salah satu cara untuk menjalin hubungan dengan pelanggan. Melalui akun twitter, facebook, dan instagram, D’Sumaya akan membuat sebuah komunitas pecinta buah dan mempostingkan gambar- gambar produk, baik pada saat launching produk baru maupun saat promosi.

Selain itu, even-even menarik akan ditawarkan kepada pelanggan melalui media sosial tersebut. Sebagai contoh D’Sumaya akan memberikan compliment produk kepada pelanggan pada hari tertentu. Hal ini ditujukan agar pelanggan mengenali setiap produk yang ditawarkan oleh D’Sumaya.

(9)

64

Langkah akhir untuk selalu menjalin hubungan baik dengan pelanggan adalah dengan mendengarkan pelanggan. D’Sumaya membuka ruang masukkan dari pelanggan-pelanggan terkait dengan produk yang ditawarkan ataupun produk yang mereka inginkan agar dapat disediakan sebagai restoran spesialis buah.

Hal ini bertujuan agar D’Sumaya dapat selalu berinovasi mengikuti keinginan pelanggan dan tren yang diinginkan pasar.

3.5 Revenue Streams

Osterwalder dan Pigneur menyatakan bahwa jika pelanggan merupakan inti dari suatu model bisnis, revenue streams adalah urat nadi dari bisnis model tersebut. Hal tersebut dikarenakan revenue streams merupakan aliran dari pemasukan yang diterima oleh suatu bisnis sehingga bisnis tersebut dapat berkelanjutan. Aliran pendapatan didapat dari banyak hal, baik dari penjualan aset, biaya sewa, biaya berlangganan, biaya komisi, periklanan, maupun lisensi. Namun ada pula sumber pemasukan yang diperoleh sebuah bisnis yang berasal dari kegiatan transaksi atau penjualan.

Aliran pendapatan dari D’Sumaya adalah pendapatan transaksi dari penjualan langsung produk-produk yang ditawarkan di offline store. Secara garis besar, produk-produk yang ditawarkan adalah sebagai berikut:

Juices: Fresh Juices, Fruit Crushes

Smoothies: Low-fat smoothies, Super Smoothies, Fruit Crushes, and Skinny Smoothies

(10)

65

Ice Cream + Fruits Fruit Salad

Ice Fruits

3.6 Key Resources

Menurut Osterwalder dan Pigneur, setiap model bisnis membutuhkan sumber daya utama. Sumber daya ini merupakan hal yang memungkinkan untuk sebuah perusahaan menciptakan nilai, menjangkau pasar, mempertahankan hubungan dengan pelanggan, dan memperoleh pendapatan.

Sumber daya tersebut dapat berupa barang fisik, kemampuan intelektual, sumber daya manusia, dan kemampuan finansial.

Sumber daya terbesar D’Sumaya adalah buah-buahan dan bahan baku dessert buah. Buah-buahan dan bahan baku tersebut akan dibeli dari pemasok.

Pemasok buah-buahan dan bahan baku D’Sumaya adalah PT. Sewu Segar Nusantara (Sunpride), PT. Trans Retail Indonesia, PT. Supra Boga Lestari, Puncak Sari Organik, KALIANDRA ORGANIC Produce, dan PT. Eiwa Plastic Industry. Proses pembelian bahan baku menggunakan sistem pembelian putus dikarenakan jumlah bahan baku yang dibeli dari pemasok masih tergolong sedikit. Akan tetapi, apabila pembelian dari bahan baku sudah mencapai kapasitas tertentu, maka D’Sumaya akan menjalin kerjasama/

kontrak dengan para pemasok untuk mempermudah D’Sumaya dalam melakukan manajemen inventori dan meminimalisir resiko dari kerusakan

(11)

66

bahan baku yang dalam hal ini sangat rentan mengalami kerusakan. Selain itu, bahan dasar topping akan dibeli dari pemasok, akan tetapi D’Sumaya akan menangani pembuatan topping itu sendiri.

Sumber-sumber lain berupa aset fisik dan sumber daya manusia. Aset fisik berupa mesin pendingin, showcase cabinet, cabinet, mesin juicer, blender, mesin cashier, preparation and packaging, dan sink set merupakan anggaran terbesar untuk mengoperasionalkan D’Sumaya. Selain itu, sumber daya manusia akan dilatih untuk mampu menghasilkan servis terbaik untuk pelanggan. D’Sumaya akan dipimpin oleh founder yang akan berperan sebagai direktur, dibantu oleh seorang majaner toko, dan 6 staf yang akan bekerja sebagai barista dan kasir.

3.7 Key Activities

Setiap model bisnis membutuhkan sejumlah aktifitas kunci, yakni tindakan terpenting yang harus dilakukan oleh perusahaan agar dapat beroperasi dengan sukses. Hal itu diutarakan oleh Osterwalder dan Pigneur mengenai aktifitas kunci yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan.

Aktifitas kunci dapat dikategorikan seperti aktifitas produksi, aktifitas yang dilakukan perusahaan dalam pemecahan masalah, dan jaringan yang dibangun dalam sebuah perusahaan.

Kegiatan dari D’Sumaya dibagi menjadi dua bagian, yakni kegiatan pembelian buah-buahan dan bahan baku dan kegiatan penjualan di offline

(12)

67

store. Setiap kegiatan pembelian buah-buahan dan bahan baku yang termasuk dalam backward integration kepada pemasok akan ditangani oleh intern D’Sumaya sendiri. Selain itu, kegiatan penyimpanan bahan baku dan produk ready stock seperti ice fruits juga menjadi perhatian penting dalam aktifitas D’Sumaya. Hal ini diperlukan agar menjaga kualitas buah-buahan dan bahan baku lainnya yang digunakan dalam pemrosesan produk. D’Sumaya juga akan terus menerus melakukan R&D (Research and Development) terhadap produk-produk buah-buahan, baik itu berasal dari feedback pelanggan maupun dari ide D’Sumaya sendiri.

Kegiatan produksi/penjualan D’Sumaya membaginya menjadi 4 tahap dengan istilah CORE yang berarti sebagai berikut:

-

Come: menyambut pelanggan yang datang itu adalah menjadi tugas dari

sumber daya manusia yang dipekerjakan di offline store. Dengan pelatihan untuk cara menyambut pelanggan dengan ramah hingga cara untuk menawarkan produk akan sangat diperhatikan agar pelanggan merasa nyaman ketika berkunjung ke offline store D’Sumaya.

-

Order: menawarkan menu produk yang ada dari produk unggulan sampai

produk yang diinginkan/dikostumisasi oleh pelanggan akan dilayani.

Ketika pelanggan selesai melakukan order menu, maka akan ditanyakan nama dari pelanggan tersebut guna menunjukkan keakraban dengan pelanggan.

(13)

68

-

Ripe: memproses menu yang diinginkan pelanggan dengan cara open

kitchen concept sehingga segala proses yang dilakukan dalam pengolahan buah-buahan dan bahan baku dapat langsung dilihat oleh pelanggan.

D’Sumaya menginginkan proses transparasi sehingga pelanggan percaya dengan produk-produk yang ditawarkan. Setelah produk yang dinginkan oleh pelanggan selesai di proses, maka akan dipanggil nama pelanggan yang memesan produk tersebut.

-

Eat: pelanggan mengkonsumsi menu yang telah dipesannya dan pekerja D’Sumaya akan memberi salam kepada pelanggan tersebut.

Selain itu, D’Sumaya juga memiliki kegiatan marketing yakni pemberian promosi-promosi baik di offline store maupun melalui postingan di media sosial.

3.8 Key Partners

Menurut Osterwalder dan Pigneur, sebuah perusahaan membangun kemitraan dengan berbagai alasan dan kemitraan menjadi landasan dari berbagai model bisnis. Kemitraan dilakukan untuk mengoptimalkan model bisnis, mengurangi resiko, atau memperoleh sumber daya dari perusahaan lain. Manfaat dari membangun kemitraan adalah melakukan optimisasi dan skala ekonomi yang sesuai, mengurangi ketidakpastian dalam perjalanan bisnis, dan akuisisi sumber daya dan aktifitas tertentu.

(14)

69

Mitra utama dari D’Sumaya adalah para investor yang menjadi dasar terwujudnya D’Sumaya secara nyata. Para investor tersebut diantaranya adalah sanak family, rekan-rekan, maupun investor luar. Selain itu, para mitra dari D’Sumaya adalah para pemasok buah-buahan dan bahan baku yang telah disebutkan sebelumnya yakni, PT. Sewu Segar Nusantara (Sunpride), PT.

Trans Retail Indonesia, PT. Supra Boga Lestari, Puncak Sari Organik, KALIANDRA ORGANIC Produce, dan PT. Eiwa Plastic Industry.

Disamping itu, kemitraan yang paling penting adalah dengan management Lippo Mall Puri dengan memberi ijin sistem penyewaan dengan revenue sharing terhadap D’Sumaya di bagian FOOD AVENUE. D’Sumaya juga akan terus berkembang dengan membuka offline store diberbagai FOOD HALL maupun FOOD COURT di beberapa mall lainnya yang sedang berkembang dan memiliki prospek yang baik.

3.9 Cost Structures

Struktur biaya menjelaskan biaya yang terpenting yang muncul ketika mengoperasikan suatu model bisnis. Osterwalder dan Pigneur menyatakan biaya tersebut digunakan untuk menciptakan dan memberikan nilai kepada pelanggan, mempertahankan hubungan dengan pelanggan, dan menghasilkan pendapatan. Struktur biaya suatu model bisnis dibedakan dalam dua kelas, yaitu yang terpacu oleh biaya (cost-driven) dan terpacu oleh nilai (value- driven).

(15)

70

D’Sumaya mencoba mengkombinasikan keduanya untuk mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki. Oleh sebab itu, struktur biaya D’Sumaya bervariasi, dari biaya tetap dan biaya variabel. Berdasarkan hal tersebut, ada tiga bagian biaya yang dikeluarkan D’Sumaya dalam menjalani bisnis ini, yakni Fixed Cost, Variable Cost, dan Operational Expense yang terbagi dalam:

-

Fixed Cost

Fixed cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh D’Sumaya diawal proses menjalankan bisnis yang bernilai tetap, yang perlu dibayarkan satu kali diawal maupun harus dibayarkan perbulan dengan angsuran yang tetap. Hal tersebut meliputi:

1. Pembelian aset tetap seperti mesin pendingin, showcase cabinet, cabinet, mesin juicer, blender, mesin cashier, preparation and packaging, dan sink set.

2. Biaya desain interior dan eksterior dari ruangan offline store

-

Variable cost

Variable cost adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh D’Sumaya dalam melakukan pembelian buah-buahan dan bahan baku kepada pemasok, dimana harga tersebut tidak dapat diprediksikan dan dapat berubah sewaktu-waktu.

(16)

71

-

Operational Expense

Operational expense adalah biaya yang akan dikeluarkan sehari- hari untuk menunjang kegiatan operasional yang akan di lakukan oleh D’Sumaya baik itu di offline store maupun untuk kegiatan pembelian kepemasok. Biaya-biaya tersebut meliputi:

1. Biaya Listrik 2. Biaya Air

3. Biaya service charge yang dikenakan tiap bulan oleh management Lippo Mall Puri

4. Biaya gaji SDM yang bekerja untuk D’Sumaya

Gambar

Gambar 3.1. D’Sumaya Bisnis Model Kanvas
Gambar 3.2. Sedotan Sendok  Smoothies D’Sumaya

Referensi

Dokumen terkait

pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sbagai alat penyalurnya” (Effendy, 2002:28). Tak terkecuali tulisan dalam sebuah karya

BPPI sangat berharap agar RUU yang akan digarap, mampu mengatasi berbagai kelemahan dalam pelaksanaan kegiatan pelestarian pusaka Indonesia, yang dirasakan selama

Model rakit yaitu metode budidaya kerang dengan mengikatkan tali pada bambu yang diikatkan pada bambu atau akau kayu yang menyerupai rakit dan di beri jangkar agar

Berdasarkan hasil UAT dan Uji Kebermaknaan yang dilakukan terhadap pengunjung website, Aplikasi layanan pemesanan katering berbasis web mampu menampilkan daftar menu yang

Berikutnya Shou- Ren Hu (2010) mengidintifikasi bahwa jumlah kereta api yang lewat, jalan raya pemisah, jumlah kendaraan, alat pendeteksi hambatan, dan rambu-rambu

Guru sebagai insan akademik memiliki peranan untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Dalam kegiatan penyampain materi pembelajaran, bahasa merupakan

Memberi pertanyaan sederhana kepada pasien tentang pengunaan obat yang diberikan menerapkan nilai dasar Komitmen mutu dengan indikator Efektif, sebelum saya

Tuntunan Islam dalam urusan politik dan kenegaraan dalam garis besarnya sudah ada dalam Alquran dan Hadis Nabi. Namun dalam penerapan dan pelaksanaannya secara