BAD
AN PEN GA
NURKLI
B AP E T EN 2014
Seminar Keselamatan Nuklir
Prosiding
Seminar Keselamatan Nuklir 2014 Makalah Penyaji Poster
Bidang Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif
PENGGUNAAN STATISTIK UNTUK EVALUASI IMPLEMENTASI
PENGGUNAAN PERLENGKAPAN PROTEKSI RADIASI OLEH ALUMNI STTN YANG BEKERJA SEBAGAI PPR DI INDUSTRI
Supriyono, Ghalih Renai Kesuma, Toto Trikasjono
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101/YKBB Yogyakarta.
e-mail : [email protected] ABSTRAK
PENGGUNAAN STATISTIK UNTUK EVALUASI IMPLEMENTASI PENGGUNAAN PERLENGKAPAN PROTEKSI RADIASI OLEH ALUMNI STTN YANG BEKERJA SEBAGAI PPR DI INDUSTRI. Telah dilakukan penelitian tentang penggunaan statistik untuk eva- luasi implementasi penggunaan perlengkapan proteksi radiasi alumni STTN yang bekerja sebagai petugas proteksi radiasi di industri. Metode statistik yang digunakan adalah kombinasi statistik deskriptif dan statistik inferensia. Acuan yang digunakan dalam evaluasi ini, digunakan Perka BAPETEN 4/2013. Dalam penelitian ini populasi yang ada adalah 118 orang dan sesuai dengan model Slovin dihasilkan jumlah sampel sebanyak 54 orang. Sesuai dengan Perka BAPETEN 4/2013 dan perilaku K3, maka titik berat penelitian ini ada 4 aspek, yaitu: pemakaian pera- latan pemantauan tingkat radiasi, pemakaian peralatan pemantauan dosis perorangan, pemakaian peralatan protektif radiasi dan perilaku K3 ketika bekerja. Sebagai instrumen penelitian, disusunlah kuesioner untuk 4 aspek dengan masing-masing berisi beberapa indikator yang sesu- ai dengan aspek yang diharapkan. Kuesioner diuji validitas dan reabilitasnya. Setelah semua pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid dan reliabel, maka kuesioner dibagikan kepada 54 sampel. Pada tahap pengolahan data, dengan skala likert 1 s/d 5 dan menggunakan uji t, maka masing-masing 19 pertanyaan dapat dihasilkan kesimpulan implementasi penggunaan perlengkapan proteksi radiasi alumni STTN yang be- kerja di industri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata alumni STTN yang bekerja sebagai petugas proteksi radiasi di Industri telah bekerja dengan baik dalam mengimplementasikan penggunaan perlengkapan proteksi radiasi. Artinya lulusan STTN telah memahami dan menjalankan Perka BAPETEN 4/2013 dengan baik.
Kata Kunci : Alumni STTN, PPR, Perka BAPETEN 4/2013, kuesioner, implementasi.
ABSTRACT
THE STATISTIC USAGE FOR EVALUATING THE IMPLEMENTATION OF USING THE RADIATION PROTECTION EQUIPMENT BY STTN’S ALUMNUS WHO WORK AS PPR IN INDUSTRY. A research about the Statistic Usage for Evaluating the Implementation of Using Radiation Protection Equipment by STTN’s Alumni who Work as Radiation Safety Officer in Industry had been done. The statistic method used in the research is descriptive statistic and inference statistic. The reference in this evaluation is BAPETEN Chairman Regulation (BCR) No. 4 year 2013. In this research, the population are 118 persons and in accordance with Slovin model, 54 persons are needed for the samples. According to BCR No. 4 year 2013 section 7 and occupational health and safety (OHS) behavior, there are 4 main points in this research, i.e. the use of radiation monitoring devices, of personal dosimetry, and of radiation protective devices, and OHS behaviour. As a research’s instrument, a quisioner was compiling for 4 mainpoints with each as- pects containing some indicators that fit the hope aspects. The quisioner was examining its validity and reability. After all the questions in this quesioner was expressed valid and reliable, so this quesioner wil be distributing to 54 samples. In the processing data stage, with the likert stage 1 to 5, in the using of test t, the each 19 questions can obtain the summary of implementation of using Radiation Protection utilties STTN’s alumnus who work in industry.
The research’s result shows that the average STTN’s alumnus who work as a Radiation Protection officer in industry, already work well in the implementa- tion of using Radiation Protection utilties. It means, the STTN’s grads arleady understand and do BCR No. 4 year 2013, especially for the section 7 well.
STTN’s grads arleady understand and do well the Regulation of BCR No. 4 in 2013.
Keywords : STTN’s alumnus, PPR, Regulation of BAPETEN’s Head No. 4 year 2013, quesioner, implementation 1. PENDAHULUAN
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN)-BATAN Yogyakarta sebagai perguruan tinggi kedinasan di bawah BATAN yang berdi- ri pada tahun 1985 dengan program Diploma III, dan pada tahun 2001 telah ditingkatkan menjadi program Diploma IV dengan Ju- rusan Teknofisika Nuklir dan Teknokimia Nuklir, yang menghasil- kan Sarjana Sains Terapan yang khusus dalam bidang iptek nuklir.
Lulusannya siap mengisi kebutuhan SDM bidang industri nuklir, misalnya untuk aplikasi teknik nuklir di bidang industri, bidang pertambangan, bidang pangan dengan spesialisasinya bidang pro- teksi radiasi.
Sebagai perguruan tinggi, STTN bertujuan untuk menghasil- kan lulusan siap kerja, profesional dan mandiri yang berjiwa ke- wirausahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka mahasiswa STTN dibekali dengan program-program yang menyiapkan ma- hasiswa untuk terjun ke dunia kerja yang berkaitan dengan bidang teknologi nuklir. Salah satu program yang diselenggarakan adalah pelatihan petugas proteksi radiasi untuk memperoleh Surat Izin Bekerja Petugas Proteksi Radiasi (SIB-PPR) yang diuji langsung oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Hal ini dapat menjadikan nilai lebih untuk para alumni STTN ketika berkarir di bidang iptek nuklir yang tidak sembarang orang dapat bekerja di bidang itu.
Alumni STTN telah banyak bekerja di industri, baik yang ber- hubungan dengan teknologi nuklir maupun yang berhubungan de- ngan kompetensi program studi. Para alumni tersebut sebelumnya telah dibekali pengetahuan mengenai radiasi beserta kaidah-kai- dahnya, sehingga diharapkan ketika mereka bekerja di industri telah siap dan menerapkannya. Dalam Peraturan Kepala (Perka) BAPETEN 15/2008 telah diatur persyaratan dan tata cara memper- oleh Surat Izin Bekerja bagi petugas tertentu yang bekerja di insta- lasi yang memanfaatkan sumber radiasi pengion, salah satunya adalah PPR. Hal ini berarti alumni yang telah memiliki SIB-PPR telah memenuhi syarat-syarat sebagai PPR.
Radiasi tidak dapat dilihat dan dirasakan dengan indera kita, untuk itu perlu penggunaan peralatan proteksi radiasi. Adapun perlengkapan proteksi radiasi tersebut meliputi peralatan peman- tauan tingkat radiasi dan/atau kontaminasi radioaktif di daerah kerja, peralatan pemantauan radioaktivitas lingkungan di luar fa- silitas dan instalasi, peralatan pemantauan dosis perorangan dan peralatan protektif radiasi [3].
PPR sebagai salah satu penanggung jawab keselamatan radiasi harus dapat menerapkan persyaratan proteksi dan keselamatan ra- diasi dalam pelaksanaan pemanfaatan tenaga nuklir. PPR memiliki tanggung jawab memastikan ketersediaan dan kelayakan perleng- kapan proteksi radiasi dan memantau pemakaiannya. Untuk me- ngetahui apakah PPR lulusan STTN yang bekerja di industri sudah benar-benar menerapkan ilmu yang diajarkan di bangku kuliah atau sudah menerapkan peraturan dan perundang-undangan yang ber- laku dengan baik dan benar, maka perlu dilakukan suatu penelitian terhadap alumni STTN yang bekerja sebagai PPR di industri [1,2,3].
Dalam penelitian ini digunakan statistik inferensi.
2. LANDASAN TEORI 2.1. Proteksi Radiasi
Menurut BAPETEN, proteksi radiasi adalah tindakan yang di- lakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan radiasi. Keselamatan Radiasi adalah tindakan yang dila- kukan untuk melindungi pekerja, anggota masyarakat dan lingku- ngan hidup dari bahaya radiasi [3].
Petugas proteksi radiasi (PPR) adalah petugas yang ditunjuk oleh Pemegang Izin dan oleh BAPETEN dinyatakan mampu me- laksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan proteksi radiasi.
PPR di industri diklasifikasikan menjadi: PPR Industri tingkat 1, PPR industri tingkat 2, dan PPR industri tingkat 3 [2].
Program proteksi dan keselamatan radiasi sebagaimana dimaksud dalam Perka BAPETEN 4/2013, paling sedikit meliputi:
1. Penyelenggara keselamatan radiasi, yang berisi penetapan tanggung jawab penyelenggara keselamatan radiasi;
2. Personil yang bekerja di fasilitas atau instalasi termasuk pro- gram pendidikan dan pelatihan mengenai proteksi dan kese- lamatan radiasi;
3. Perlengkapan proteksi radiasi;
4. Penetapan pembagian daerah kerja;
5. Pemantauan paparan radiasi dan/atau kontaminasi radioaktif di daerah kerja;
6. Pemantauan radioaktivitas lingkungan di luar fasilitas atau instalasi;
7. Program jaminan mutu proteksi dan keselamatan radiasi yang berisi antara lain prosedur kaji ulang dan audit pelaksanaan program proteksi dan keselamatan radiasi secara berkala;
8. Rencana penanggulangan keadaan darurat jika terjadi situasi yang memerlukan intervensi;
9. Penetapan pembatas dosis;
10. Prosedur yang meliputi prosedur operasi sesuai dengan jenis sumber yang digunakan dalam pemanfaatan tenaga nuklir,
pembagian daerah kerja yang ditetapkan pemegang izin, pe- mantauan kesehatan, pemantauan dosis yang diterima pekerja radiasi, dan rekaman dan laporan [3].
PPR berkewajiban membantu Pemegang Izin dalam melaksa- nakan tanggung jawabnya di bidang proteksi radiasi. Dalam Pasal 7 Perka BAPETEN 4/2013, tanggung jawab Petugas Proteksi Radiasi adalah:
1. mengawasi pelaksanaan program proteksi dan keselamatan ra- diasi.
2. mengkaji ulang efektivitas penerapan program proteksi dan ke- selamatan radiasi.
3. memberikan instruksi teknis dan administratif secara lisan atau tertulis kepada pekerja radiasi tentang pelaksanaan pro- gram program dan keselamatan radiasi.
4. mengidentifikasi kebutuhan dan mengorganisasi kegiatan pe- latihan.
5. memastikan ketersediaan dan kelayakan perlengkapan proteksi radiasi dan memantau pemakaiannya.
6. membuat dan memelihara rekaman dosis yang diterima oleh pekerja radiasi,
7. melaporkan kepada pemegang izin jika pekerja radiasi meneri- ma dosis melebihi pembatas dosis.
8. membuat dokumen yang berhubungan dengan proteksi radiasi.
9. melakukan kendali akses di daerah pengendalian.
10. melaksanakan latihan penanggulangan dan pencarian fakta da- lam hal kedaruratan.
11. memberikan konsultasi yang terkait dengan proteksi dan kese- lamatan radiasi di instalasinya [3].
Salah satu tanggung jawab PPR adalah memastikan ketersedi- aan dan kelayakan perlengkapan proteksi radiasi dan memantau pemakaiannya. Perlengkapan proteksi radiasi yang dimaksud me- liputi:
1. Peralatan pemantauan tingkat radiasi dan/atau kontaminasi ra- dioaktif di daerah kerja;
2. Peralatan pemantauan radioaktivitas lingkungan di luar fasili- tas dan instalasi;
3. Peralatan pemantauan dosis perorangan; dan/atau 4. Peralatan protektif radiasi [3].
Di dalam Perka BAPETEN 4/2013 disebutkan peralatan protek- tif radiasi meliputi:
1. Pakaian proteksi radiasi yang paling kurang terdiri atas:
a) Apron
b) Jas laboratorium
2. Peralatan protektif perlindungan pernafasan 3. Sarung tangan
4. Pelindung organ; dan/atau 5. Glove box [3].
2.2. Metode Statistik
Secara umum ada dua kegiatan yang dapat dilakukan oleh sta- tistika inferensial, yaitu menaksir dan menguji parameter populasi berdasarkan ukuran yang diperoleh dari sampel. Langkah awal da- lam perhitungan statistik ini adalah menentukan ukuran sampel.
Cara menentukan jumlah sampel yang diambil dengan menggu- nakan rumus (1) sesuai dengan model Slovin, sebagai berikut [4,5]:
n N
= Ne
1+ 2 (1)
dengan:
n = jumlah sampel N = jumlah populasi
e = batas toleransi kesalahan (error tolerance).
Dalam menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan
dengan persentase. Semakin kecil toleransi kesalahan, semakin akurat sampel menggambarkan populasi. Misalnya, penelitian de- ngan batas kesalahan 5% berarti memiliki tingkat akurasi 95%. Pe- nelitian dengan batas kesalahan 2% memiliki tingkat akurasi 98%.
Setelah sampel ditetapkan, maka membuat kuesioner yang se- suai dengan tujuan penelitian. Sebelum dibagikan kepada para res- ponden, kuesioner harus diuji kevalidan dan reliabelitasnya. Untuk mengukur validitas, langkah berikut diambil :
1. Menghitung skor faktor sebagai jumlah dari skor butir dalam faktor.
2. Menghitung korelasi antara skor butir (Xi) dengan skor faktor (Yi).
Rumus korelasi product moment Pearson [4].
r n
n n
XY X Y
X X
Y Y
ix=
−
( )( )
−
( )
−( )
∑ ∑ ∑
∑
2∑ ∑ ∑
2 2
2
dengan: (2)
rix = koefisien korelasi X = skor butir Y = skor faktor
3. Menguji taraf signifikasi korelasi dengan cara membandingkan dengan nilai korelasi tabel yang derajat bebasnya (n-2). Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka butir dikatakan valid.
Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya dengan internal consistency, yaitu dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang di- peroleh dianalisis dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split half) dengan rumus (3) berikut [5].
r r
r
i b
b
= + 2
1 (3)
dengan:
ri = reliabilitas internal seluruh instrumen
rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua.
Untuk mempercepat analisis hasil uji coba dan mempermudah perhitungan, maka digunakan program SPSS 17.
Setelah kuesioner dinyatakan valid dan reliabel, maka kuesio- ner disebarkan ke seluruh responden sebanyak jumlah sampel.
Hasilnya ditabulasi dan dikelompokkan per aspek. Langkah selan- jutnya adalah menjumlah skor tiap individu sampel untuk semua indikator (Xi) dan menjumlah skor tiap indikator untuk semua individu sampel (Yi). Dari Xi dan Yi akan dihasilkan total skor.
Hasil total skor dibandingkan dengan skor ideal yaitu perkalian antara skor tertinggi dikalikan jumlah butir instrumen dan dika- likan lagi dengan jumlah responden, apakah hasilnya lebih besar dari 75% (asumsi penerapan penggunaan perlengkapan proteksi radiasi oleh alumni STTN-BATAN yang bekerja sebagai PPR di industri dianggap baik).
Selanjutnya adalah menguji hipotesis H0 dan H1, apakah hipo- tesis ditolak atau diterima. Untuk menguji hipotesis tersebut digu- nakan uji-t satu sampel untuk dua pihak [6]. Rumusnya adalah :
t X= s n−µ0
(4)
Hasil kuesioner yang telah diterima hipotesanya, maka dapat diinterpretasikan ke dalam rentang skala kualitatif, dengan cara [6]:
RS m n
= b−
(5)
dengan:
M = angka tertinggi di dalam pengukuran n = angka terendah dalam pengukuran b = banyaknya kelas yang dibentuk RS = rentang skala
Dari rentang skala ini dibuat rentang skala sebanyak 5 rentang, sesuai dengan skala likert.
Selanjutnya adalah menghitung skor rata-rata tiap indikator, yaitu rumusnya adalah total skor per indikator dibagi dengan jum- lah responden. Hasilnya dimasukkan ke dalam rentang skala untuk diinterpretasikan, apakah termasuk kategori sangat baik, baik, se- dang, kurang baik dan sangat kurang baik.
3. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN 3.1. Kajian proteksi radiasi..
Menurut Perka BAPETEN 4/2013, untuk mengetahui apakah lulusan STTN yang bekerja sebagai PPR di industri sudah bekerja dengan baik, maka menurut pasal 7 dan dari kaidah keselamatan kerja yang perlu dianalisis adalah 4 aspek (lihat bab Pendahuluan) di mana aspek yang pertama terdiri dari 6 indikator, aspek yang kedua terdiri dari 3 indikator, aspek ketiga terdiri dari 3 indikator dan aspek keempat terdiri dari 7 indikator [3,7,8].
Dari 4 aspek beserta indikator-indikatornya disusun kuesioner kepada lulusan STTN dengan harapan didapat kesimpulan apakah lulusan STTN yang bekerja sebagai PPR di industri bekerja dengan baik atau tidak?
3.2. Kajian metode satistik inferensi.
Menurut metode statistik inferensi, untuk menyimpulkan apakah lulusan STTN yang bekerja sebagai PPR di industri bekerja dengan baik atau tidak, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut [6,7,8]:
1. Menentukan jumlah populasi.
2. Menghitung jumlah sampel dengan rumus Slovin.
3. Membuat kuesioner awal
4. Menyebarkan kuesioner awal kepada sebagian sampel.
5. Menguji validitas dan reliabilitas dari kuesener awal.
6. Memperbaiki kuesioner awal menjadi kuesioner final.
7. Menyebarkan kuesioner final kepada seluruh sampel.
8. Mentabulasi seluruh kuesioner yang masuk.
9. Melakukan pengolahan data dengan cara:
1) Menginterpretasi kategori masing-masing indikator.
2) Menyimpulkan apakah lulusan STTN yang bekerja sebagai PPR di industri bekerja dengan baik atau tidak
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kuesioner awal yang dibagikan kepada 54 calon responden di- hasilkan tingkat validitas dan reliabilitas kuesener awal, yang hasil- nya disajikan dalam Tabel 1, 2, 3, dan 4.
Setelah kuesioner awal diuji validitasnya, selanjutnya diuji reli- abilitasnya. Hasilnya disajikan dalam Tabel 5.
Tabel 1: Hasil Uji Validitas Aspek 1.
No. R hitung Keputusan r1Y 0,488 Valid r2Y 0,622 Valid r3Y 0,750 Valid r4Y 0,519 Valid r5Y 0,676 Valid r6Y 0,717 Valid
Tabel 2: Hasil Uji Validitas Aspek 2 No. R hitung Keputusan
r7Y 0,724 Valid
r8Y 0,686 Valid
r9Y 0,539 Valid
Tabel 3: Hasil Uji Validitas Aspek 3 No. R hitung Keputusan r10Y 0,793 Valid r11Y 0,839 Valid r12Y 0,575 Valid
Tabel 4: Hasil Uji Validitas Aspek 4 No. R hitung Keputusan r13Y 0,681 Valid r14Y 0,728 Valid r15Y 0,700 Valid r16Y 0,656 Valid r17Y 0,826 Valid r18Y 0,716 Valid r19Y 0,768 Valid
Dari Tabel 1, 2, 3 dan 4, semua indikator dinyatakan valid.
Berdasarkan Tabel 5 di atas nampak angka-angka reliabilitas- nya lebih besar dari 0,75. Jadi kuesioner awal dianggap reliabel.
Dengan valid dan reliabelnya indikator-indikator pada kuesioner awal, maka dengan berbagai macam perbaikan sesuai dengan saran responden awal, maka dihasilkanlah kuesioner final.
Dari hasil tabulasi dari pengumpulan kuesioner final, dihasil- kan perhitungan sebagai berikut: Skor ideal untuk penggunaan perlengkapan proteksi radiasi = 5 × 19 × 54 = 5130 (5 = skor terting- gi, 20 jumlah butir instrumen, dan 54 jumlah responden. Rata-rata skor ideal = 5130 : 54 = 95. Jumlah skor data yang terkumpul me- lalui penelitian 4186. Dengan demikian penggunaan perlengkapan proteksi radiasi = 4186 : 5130 = 0,816 atau 81,6% dari yang diharap- kan. Hasil yang diharapkan adalah 100%.
Tabel 5: Hasil Uji Reliabilitas
No Aspek Reliabilitas
1. Pemakaian peralatan pemantauan tingkat
radiasi 0,870
2. Pemakaian peralatan pemantauan dosis pero-
rangan 0,847
3. Pemakaian peralatan protektif radiasi 0,917
4. Perilaku K3 ketika bekerja 0,926
Hipotesis yang dirumuskan berupa hipotesis deskriptif, yaitu penerapan penggunaan perlengkapan proteksi radiasi oleh alumni STTN-BATAN yang bekerja sebagai PPR di industri sebesar 75%
dari yang diharapkan. Untuk itu perlu diuji dengan menggunakan uji t satu sampel (karena data interval) dan dengan uji dua pihak, yaitu harga t tabel dibagi dua dan diletakkan pada sebelah kanan dan kiri kurva.
H0 : µ < 75% = 0,75 × 95 = 71,25 H1 : µ > 75% = 0,75 × 95 = 71,25
t X= s n−
= −
µ0 77 51 71 25= 10 84 54, , 4 25
, ,
Selanjutnya harga t tersebut dibandingkan dengan harga t tabel dengan dk = n–1 = 54–1 = 53, dan taraf kesalahan α = 10%, maka harga t tabel pada uji dua pihak (dengan interpolasi). Karena t hi- tung lebih besar dari harga t tabel, (4,25 > 1,67412) atau jatuh pada daerah penerimaan H1, maka Ho ditolak dan H1 diterima.
Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa penerapan penggunaan perlengkapan proteksi radiasi oleh alumni STTN yang bekerja se- bagai PPR di industri sebesar 75% dari yang diharapkan ditolak.
Berdasarkan pembuktian penerapan penggunaan proteksi radiasi tidak sebesar 75%, yaitu 81,6%.
Hasil tabulasi kuesioner dapat diinterpretasikan ke dalam ren- tang skala kualitatif, dengan menggunakan rumus (5) dihasilkan:
RS =5 1− = 5 0 8,
Pada kuesioner penelitian ini menggunakan skala likert, maka RS tidak berubah, dan skala numeriknya sebagai berikut:
Sangat kurang baik : 1 ≤ x rata-rata ≤ 1,8 Kurang baik : 1,8 < x rata-rata ≤ 2,6 Cukup : 2,6 < x rata-rata ≤ 3,4 Baik : 3,4 < x rata-rata ≤ 4,2 Sangat baik : x rata-rata > 4,2
Hasil interpretasi tiap pertanyaan disajikan dalam Tabel 6.
Dari Tabel 6, butir pertanyaan yang paling baik dalam peng- gunaan perlengkapan proteksi radiasi adalah Setiap peralatan dan sumber radiasi dilengkapi dokumen penyerta (indikator 1) dengan nilai 258. Sedangkan yang tidak baik adalah kedisiplinan memakai apron ketika bekerja dengan sumber radiasi yang besar (indikator 10) dengan nilai 118.
5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan di atas lulusan STTN yang bekerja seba- gai PPR di industri dapat disimpulkan bahwa:
1. Menurut aspek pemakaian peralatan pemantauan tingkat ra- diasi telah bekerja sangat baik.
2. Menurut aspek pemakaian peralatan pemantauan dosis pero- rangan telah bekerja sangat baik.
3. Menurut aspek pemakaian peralatan protektif radiasi telah be- kerja cukup baik.
4. Menurut aspek perilaku K3 telah bekerja sangat baik.
5. Secara umum telah bekerja dengan sangat baik, yaitu sebesar 81,6% dari yang diharapkan.
5.2. Saran
Dalam penelitian ini ditemukan pula kekurangan yaitu kedisip- linan pemakaian apron ketika bekerja dengan menggunakan sum- ber radiasi yang besar. Saran kongkrit agar PPR selalu mengguna- kan apron dalam bekerja, maka perlu ada sosialisasi dalam bentuk tayangan visual bagaimana bahayanya seorang PPR yang bekerja tanpa apron. Selain interpretasi dengan kategori kurang, ditemu- kan pula kategori cukup baik, yaitu pada indikator pemasangan monitor dosis bersistem alarm dan pada indikator memasukkan sarung tangan ke dalam glove box setelah bekerja. Sehingga disa- rankan masih perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi bagi alumni STTN yang bekerja sebagai PPR di industri.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Akhadi, M., (2000); Dasar-dasar Proteksi Radiasi. Pertama;
Jakarta: PT Rineka Cipta.
[2] BAPETEN, (2008); Peraturan Kepala BAPETEN No. 15 tahun 2008; Jakarta: BAPETEN.
[3] BAPETEN, (2013); Peraturan Kepala BAPETEN No. 4 tahun 2013; Jakarta: BAPETEN.
[4] Sugiyono, (2011); Metodelogi Penelitian Administrasi.
kesembilanbelas; Bandung: Penerbit Alfabeta.
[5] Sugiyono, (2012); Statistika Untuk Penelitian. Keduapuluh;
Bandung: Penerbit Alfabeta.
[6] Supranto, J., (2000); Statistik, Teori dan Aplikasi. Keenam;
Jakarta: Erlangga
[7] Anonim, (2014); BATAN, ei pvm [Online]; Available at: http://
www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/Pengukuran_Radiasi/
Proteksi-03.htm [Diakses Februari 2014].
[8] Tjahyono, H., (2006); Modul Pengukuran Radiasi; [Online]
Available at: http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/
Pengukuran_Radiasi/Proteksi-02.htm [Diakses Februari 2014].
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Aspek-Aspek Penelitian dan Indikatornya.
Aspek 1 : Pemakaian peralatan pemantauan tingkat radiasi.
1. Setiap peralatan dan sumber radiasi dilengkapi dokumen pe- nyerta yang rinci mengenai kondisi.
2. Lingkungan di sekitar tempat kerja dilakukan monitoring ra- diasi.
3. Melaporkan bila ada alat rusak.
4. Ketika melakukan pekerjaan, saudara memasang monitor dosis bersistem alarm.
5. Secara rutin saudara mengecek peralatan apakah masih bekerja normal.
Aspek 2 : Pemakaian peralatan pemantauan dosis perorangan.
1. Ketika bekerja memakai dosimeter perorangan.
2. Setelah memakai TLD, saudara menyimpan kembali pada tem- patnya.
3. Mencatat dosis yang diterima setelah bekerja.
Aspek 3 : Pemakaian peralatan protektif radiasi.
1. Ketika bekerja memakai APD (helm, sarung tangan, masker, kacamata) yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Memakai apron ketika bekerja dengan sumber radiasi yang besar.
3. Setelah bekerja, sarung tangan dimasukkan ke dalam glove box.
Aspek 3 : Perilaku K3 ketika bekerja
1. Ketika akan melakukan pekerjaan saudara mempersiapkan ca- tatan dan mengisi log book.
2. Sebelum melakukan pekerjaan memperhitungkan besar dosis sesuai ketentuan yang berlaku.
3. Ketika melakukan pekerjaan, saudara memberikan tanda peri- ngatan bahaya sesuai prosedur.
4. Melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan.
5. Mencatat/melaporkan ke pihak berwenang ketika terjadi kecela- kaan, misal kegagalan peralatan, salah paparan dan sejenisnya.
6. Peraturan dan prosedur keselamatan kerja diperbaiki secara berkala.
7. Sebelum melakukan pekerjaan, memeriksa peralatan yang akan digunakan.
8. Perawatan yang bersifat preventif dijalankan secara rutin di tempat kerja.
Tabel 5: Interpretasi butir pertanyaan/pernyataan
Aspek Indikator Skor 5 Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1 Jml Resp. Skor Total Rata-rata Interpretasi
Aspek 1
1 45 7 1 1 0 54 258 4,778 Sangat Baik
2 37 16 1 0 0 54 252 4,667 Sangat Baik
3 26 19 7 1 1 54 230 4,259 Sangat Baik
4 42 8 1 1 2 54 249 4,611 Sangat Baik
5 13 8 10 2 21 54 152 2,815 Cukup Baik
Aspek 2
6 36 7 7 2 2 54 235 4,352 Sangat Baik
7 40 7 4 0 3 54 243 4,5 Sangat Baik
8 26 8 12 3 5 54 209 3,87 Baik
Aspek 3
9 38 10 3 1 2 54 243 4,5 Sangat Baik
10 8 3 8 7 28 54 118 2,185 Kurang Baik
11 18 5 5 8 18 54 151 2,796 Cukup Baik
Aspek 4
12 30 10 11 1 2 54 227 4,204 Baik
13 24 13 11 4 2 54 215 3,981 Baik
14 40 11 2 1 0 54 252 4,667 Sangat Baik
15 38 11 4 1 0 54 248 4,593 Sangat Baik
16 25 15 5 2 7 54 211 3,907 Baik
17 23 14 11 3 3 54 213 3,944 Baik
18 40 11 3 0 0 54 253 4,685 Sangat Baik
19 24 21 6 2 1 54 227 4,204 Sangat Baik