• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyakit Saluran Pernafasan TB Paru dan PPOK, ISPA, COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Penyakit Saluran Pernafasan TB Paru dan PPOK, ISPA, COVID-19"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Penyakit Saluran Pernafasan TB Paru dan PPOK, ISPA,

COVID-19

Disajikan pada MK Dietetik Penyakit Infeksi Prodi Gizi FIKES UHAMKA Jakarta

Leni Sri Rahayu

(2)

Epidemiologi TBC di Indonesia

▪ Masalah kesehatan jumlah penderita mencapai 289 pada setiap 100.000 penduduk dan menyebabkan Indonesia menjadi peringkat ke-5 negara dengan penyakit TB terbesar di dunia

▪ Pada tahun 2011 Indonesia (dengan 0,38-0,54 juta

kasus) menempati urutan keempat setelah India, Cina,

Afrika Selatan.

(3)

Tuberculosis

Tolak ukur keberhasilan asuhan gizi

Mempertahankan status gizi optimal

infeksi

Mikrobakterium tuberculosis

Penyebab

(4)

Patofisiologi TB

▪ Sebagian besar kuman TB menyerang paru-paru

kelenjar getah bening, tulang belakang, saluran kemih

▪ Penyebarannya melalui udara

▪ Waktu inkubasinya 4-8 minggu kuman tumbuh cepat dan merangsang respon imun seluler.

▪ Sebagian besar orang yang terpapar bakteri TB tidak

menimbulkan sakit gizi kurang, HIV, dan DM

(5)

Gejala kronik

demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama

demam dirasakan malam hari disertai keringat malam

Malas makan

perasaan tidak enak dan lemah

batuk batuk selama lebih dari 3 minggu

(6)

Diagnosa (Dewasa)

Sputum (dahak scr mikroskopik)

Positif

sedikitnya 2 dari 3 1 spesimen +

spesimen SPS BTA +

Rontgen dada

(7)

Diagnosa (Anak)

anamnesa riwayat kesehatan pasien dan keluarga. Setelah dicurigai pemeriksaan fisik (bunyi nafas, dll)

pemeriksaan laboratorium (pemeriksaan dahak atau cairan otak) patologi anatomi, rontgen dada

uji tuberculin

(8)

Penatalaksanaan Penyakit TB

▪ Bakteri hilang dari tubuh pengobatan dengan terus menerus tanpa putus dalam jangka waktu minimal 6 bulan.

▪ jika pengobatannya tidak tuntas, kuman ini akan lebih ganas lagi penyerangnya sehingga obat standar akan kebal (MDR).

Pengobatan efektif jika ditunjang dg status gizi baik

(9)

Terapi Obat

▪ Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan

▪ Obat yang diberikan pada tahap awal atau intensif adalah isoniazid, rifampicin, ethambutol dan

pyrazinamide.

▪ Isoniazid : obat TB yang paling potensial dalam hal membunuh bakteri dibandingkan dengan

rifampisin dan streptomisin.

(10)

Asuhan Gizi

▪ Prinsip : pemberian energi tinggi

▪ Energi : 25-35 kkal/kg/hari

▪ Protein 1.5 -2 g/kg BB/hari untuk

▪ Lemak cukup 25-30% total energi

▪ vitamin yang perlu ditingkatkan

▪ pemenuhannya diatas AKG :

▪ vitamin C untuk mempercepat penyembuhan

▪ vitamin K untuk mencegah perdarahan bagi pasien TB yang berat; vitamin B6 perlu jika pasien diberikan INH

▪ Bahan makanan sumber serat juga perlu diperhatikan untuk

menghindari konstipasi

(11)

Perhitungan Kebutuhan Energi Anak

Sebagai contoh A, usia 9 tahun

kebutuhan E = 1000 kkal + (9x100) kkal=1900 kkal

( Narims & wils dalam NDA of the Philippines Foundation).

Energi = 1000 + (100 x umur dalam tahun)

(12)

Kebutuhan energi pada penderita TB anak (WHO Asuhan Gizi di Puskesmas,2015)

7 – 10 kg 10-20 kg 20-33 kg

Setiap 10 kg pertama : 100

kkal/kgBB

10 kg pertama: 100 kkal/kg

BB

10 kg pertama: 100 kkal/kg

BB 10 kg kedua : 50

kkal/kg BB

10 kg kedua : 50 kkal/kg BB

Selebihnya ; 20 kkal/kg BB

(13)

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

▪ Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah peradangan pada paru-paru yang berkembang dalam jangka panjang.

PPOK umumnya ditandai dengan sulit bernapas, batuk berdahak, dan mengi (bengek)

▪ Penyakit ini progresif dengan gangguan aliran udara di

dalam paru paru disebabkan karena adanya inflamasi pada dinding saluran bronkus (bronchitis kronis)dan kerusakan dinding alveolus (emfisema)

pasien akan mengalami kesulitan dalam bernapas.

(14)
(15)

Etiologi

▪ Ciri khas dari penyakit ini adalah ada bronkritis kronis dan emfisema.

▪ Bronkritis kronis merupakan cikal bakal dari PPOK yang ditandai dengan adanya peradangan dan timbulnya aringan paruh pada dinding saluran bronkus yang yang

menyebabkan gangguan pernapasan, produksi lender, dan batuk persisten.

▪ Penyebab utama bronkritis adalah asap rokok.

▪ Perempuan mempunyai resiko 2 kali dibanding laki-laki.

Bronkritis kronik paling sering terjadi setelah usia 45 tahun.

▪ Emfisema ditandai oleh pelebaran rongga udara distal

bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli. Hal ini

menyebabkan rusaknya kantung-kantung udara

(16)

Patofisiologi

Terpaparnya tubuh dengan asap rokok atau polutan udara serta bahan kimia dan lain yang menyebabkan respon

peradangan.

penyebab menurunnya fungsi kantung kantung udara,

meningkatnya pagositosis, menekan sejumlah imunitas /Ig A.

Peradangan kronik ini menyebabkan hyperplasia sel

mengeluarkan mucus/dahak, dan menyebabkan edema pada

bronchus

(17)

Gejala

▪ batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh; sering tersengal-sengal, walaupun melakukan aktifitas

ringan seperti memasak atau mengenakan pakaian;

▪ mengi atau napas sesak dan berbunyi

▪ Lemas

▪ sering mengalami infeksi paru

▪ ada penurunan berat badan.

▪ Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan

jelas dan tanda inflasi paru.

(18)

Faktor Risiko

▪ terpapar rokok, terpapar polutan

▪ usia dan genetik.

▪ terpapar polutan yang berasal dari kendaraan,

debu dan bahan kimia dari lingkungan atau tempat kerja.

▪ ada riwayat infeksi saluran nafas bawah yang

sering berulang.

(19)

Diagnosis

▪ Diagnosis PPOK di tegakkan berdasarkan gambaran klinis melalui anamnesis,

▪ keluhan dan riwayat penyakit dan faktor predisposisi;

▪ pemeriksaan penunjang, pemeriksaan rutin

▪ dan pemeriksaan khusus. Pemeriksaan penunjang tes pernapasan dengan spirometer, pemeriksaan darah; rontgen paru-paru dan jantung, CT scan,

▪ Pemeriksaan jasmani dan pemeriksaan dahak

(20)

Hubungan dengan Gizi

▪ Penurunan BB satu tanda bahwa prognosa memburuk.

▪ Penyebab terjadi penurunan berat badan pada PPOK

diantaranya asupan makanan yang kurang akibat dari obat PPOK seperti theophilin dan bronchodilator yang dapat menyebabkan iritasi lambung.

▪ Faktor lain yang dapat menurunkan nafsu makan adalah adanya depresi, dan produksi dahak yang berlebihan.

▪ kebutuhan tubuh yang meningkat dan menurunnya kekuatan otot saluran pernafasan.

▪ Faktor infeksi dan gangguan pernafasan dapat meningkatkan

kebutuhan.

(21)

Penatalaksanaan PPOK

▪ PPOK termasuk penyakit yang belum bisa disembuhkan.

Namun mengontrol berat badan, massa dan kekuatan otot pernafasan merupakan hal yang tidak bisa diremehkan.

▪ Tujuan penatalaksanaan PPOK

▪ mengurangi gejala, mencegah eksaserbasi berulang,

▪ memperbaiki dan mencegah penurunan faal paru

▪ meningkatkan kualitas hidup

▪ PPOK, terapi edukasi, medikamentosa dan terapi gizi.

(22)

Penatalaksanaan Gizi

▪ Energi Kalori cukup 20-35 kkal/kgBB/ hari,

▪ Protein : 1.2 s/d 1.7 g/kg BB/hari.

▪ Lemak tinggi yaitu 30 s/d 45 % dari total energi

▪ KH rendah: 40-50% dari total energi, karbohidrat meningkatkan pengambilan oksigen dan

menghasilkan karbondioksida yang cukup tinggi.

Pemberian KH 30- 35% dapat menghindari terjadinya sesak dan ketosis.

▪ Vitamin antioksidan seperti vitamin C, vitamin A, vitamin E dan betakaroten,

▪ Mencegah osteoporosis : Ca, Vit D

(23)

Gejala dan strategi konseling PPOK

Gejala Strategi

Anoreksia 1. Tinggi kalori

2. Dengan makanan favorit lebih baik 3. Makan dalam frekuensi lebih sering

4. Gunakan margarin, butter, saus, dan kaldu untuk menambah energi

Cepat

kenyang/begah

1. Tinggi kalori

2. Batasi cairan dengan makanan , minum dengan jarak 1 jam setelah makan

Sesak nafas 1. Istirahat sebelum makan

2. Penggunaan bronkodilator sebelum makan 3. Makan perlahan

4. Siapkan makan siap saji dan mudah dicerna Lemah 1. Istirahat sebelum makan

2. Siapkan makanan siap saji dan mudah dicerna

(24)

Bergman EA dan Buergel N; Desease in respiratory; in Nutrition Therapy and

pathology; USA,2007

Gejala Strategi

Kembung 1. Porsi kecil tapi sering

2. Hindari makan terburu-buru 3. Hindari makanan bergas Konstipasi 1. Aktivitas cukup

2 Makanan tinggi serat dan cukup cairan

3. Jika sering terjadi diskusikan dengan dokter dengan pemberian obat pelunak faeses

Xerostomia 1. Hindari makanan kering, tambahkan kuah, saus,pada makanan

2. Batasi makanan kering-asin

3. Gunakan saliva artificial jika mungkin

(25)

I S P A

Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(26)

Prevalensi (Riskesdas)

14 25 1,6 4,5

4,4 9,3 2 4

ISPA MENURUT

NAKES ISPA MENURUT NAKES DAN

GEJALA

PNEMONIA

MENURUT NAKES PNEMONIA MENURUT NAKES

DAN GEJALA 2013 2018

(27)

Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(28)

ISPA

◦ Penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli

(saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya. ISPA umumnya berlangsung selama 14 hari.

◦ infeksi saluran nafas bagian atas : batuk pilek biasa, sakit telinga, radang tenggorokan, influenza, bronchitis, dan juga sinusitis.

◦ infeksi saluran nafas bagian bawah : pneumonia, bronchitis

(29)

Faktor Risiko ISPA

Status gizi imunisasi Suplementasi

vitamin A Pajanan rokok

pendidikan Pengetahuan Usia balita

(30)

Penularan ISPA

Penularan ISPA biasanya melalui medium kontak langsung seperti

◦ air ludah

◦ Darah

◦ Bersin

◦ udara pernafasan.

Karena itu penderita penyakit infeksi saluran pernafasan atas

diharuskan untuk memakai masker untuk menghindari penularan lebih lanjut kepada orang lain

(31)

Pencegahan ISPA

◦ Menjaga keadaan gizi keluarga agar tetap baik.

◦ Berikan ASI pada bayi sampai anak usia dua tahun.

◦ Menjaga pola hidup bersih dan sehat, istirahat/tidur yang cukup dan olah raga teratur.

◦ Membiasakan cuci tangan teratur menggunakan air dan sabun

◦ Melakukan imunisasi pada anak (DPT)

◦ Hindari kontak yang terlalu dekat dengan penderita ISPA.

◦ Hindari menyentuh mulut atau hidung anda setelah kontak dengan flu.

◦ Upayakan ventilasi yang cukup dalam ruangan / rumah.

(32)

Tanda dan gejala

◦ Demam, Suhu tubuh bisa mencapai 39,5OC-40,5OC.

◦ Meningismus, nyeri kepala, kaku dan nyeri pada

punggung serta kuduk

◦ Anoreksia

◦ Vomiting

◦ Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan, mungkin tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran pernafasan.

◦ Diare, seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran pernafasan akibat infeksi virus

◦ nyeri pada abdomen

◦ Sumbatan pada jalan nafas/

Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan lebih mudah tersumbat oleh karena banyaknya sekret.

◦ Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless

(33)

Efek Metabolik Demam

◦ Kenaikan BMR (13% setiap kenaikan 1˚ C), bila panas >

40 ˚ C maka BMR ↑ 40 %

◦ Proses metabolisme ↑, sehingga protein tubuh ada yang hilang

◦ Kehilangan cairan tubuh melalui keringat dan urin → kalau berlebihan dapat terjadi dehidrasi

Elektrolit yang hilang Na dan K (Sodium and Pottasium)

(34)

Diagnosis gizi yang sering ditemukan (Pnemonia dan Bronkhitis)

1. Domain intake :

a. Peningkatan energi

b. Intake protein lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan c. Intake karbohidrat lebih tinggi dibandingkan dengan kebutuhan 2. Domain klinis

a. Kesulitan menelan

b. Penurunan berat badan yang tidak diharapkan 3. Domain perilaku

a. Pengetahuan b. Perilaku

c. Ketersediaan makanan di rumah

(35)

Kebutuhan energy dan zat gizi

1. ENERGI

↑ suhu 1˚ C menaikkan BMR 13 %. Ditambah untuk katabolisme jaringan 10% dan bila pasien gelisah ditambah 10-30%. Berat ringannya infeksi

mempengaruhi kebutuhan energi

2. PROTEIN : 1,5 – 2 gram/kg BB/hari. Sebaiknya protein

dengan nilai biologi tinggi

(36)

Kebutuhan energy dan zat gizi

◦ KARBOHIDRAT

diberikan liberal & bila mungkin KH yang mudah cerna untuk cadangan pengurangan energi yang cepat

◦ LEMAK

Diberikan cukup sesuai keadaan (untuk cadangan energi)

◦ CAIRAN

Diberikan dalam jumlah banyak, untuk mengganti cairan yg hilang melalui keringat, urin sebanyak ± 2,5- 4 L / hari

(37)

Kebutuhan energy dan zat gizi

◦ MINERAL → cukup untuk keseimbangan asam basa terutama Na dan K, seperti diberikan dalam bentuk jus buah, sayuran dan

susu

◦ VITAMIN → sumbernya dari makanan & sebaiknya diberikan tambahan vitamin C, vitamin A dan B kompleks

◦ BENTUK MAKANAN → mudah cerna, selalu melihat kondisi pasien. Bisa berbentuk saring, lunak atau biasa

(38)

COVID-19

(39)

ASUHAN GIZI PADA KONDISI DARURAT COVID-19....?

◦ KONDISI APD TERBATAS: Nutritionis/Dietisien mengandalkan pada tim medis (Dokter & Perawat) untuk data yang

dibutuhkan terkait pengkajian gizi (data sekunder)

◦ CARA ALTERNATIF LAIN : Menghubungi pasien atau

keluarga pasien, kunjungan secara tidak langsung melalui video call/ intercom/telpon /WA

◦ DIETISIEN/NUTRISIONIS WAJIB : Mengunjungi pasien

mengidentifikasi, mendokumentasi data asesmen dan

menuliskan bagaimana informasi diterima, kemudian

berkolaborasi dan koordinasi dengan tim medis untuk

merencanakan asuhan gizi yang aman

(40)

PERUBAHAN METABOLISME KONDISI TERPAPAR COVID

1. Terjadinya PENGURANGAN ENERGI OKSIDATIF DARI GLUKOSA, meningkatnya proses glikolisis dan glukoneogenesis serta terjadinya resistensi insulin sehingga akan meningkatkan kadar gula darah

2. Terjadinya PENINGKATAN PEMECAHAN PROTEIN, peningkatan sintesis protein pada fase akut, penurunan sintesis protein otot, dan perubahan profil asam amino: seperti penurunan konsentrasi asam amino rantai cabang (BCAA)

3. Terjadinya PENINGKATAN MOBILISASI DAN PEMECAHAN LEMAK

4. Terjadinya peningkatan KEBUTUHAN MULTIVITAMIN DAN MINERAL tertentu

(41)

DIAGNOSA GIZI - MASALAH GIZI

❑ PENINGKATAN KEBUTUHAN ENERGI & PROTEIN

❑ INADEKUAT ENERGI INTAKE

❑ INADEKUAT ORAL INTAKE

❑ GANGGUAN UTILISASI ZAT GIZI

❑ PERUBAHAN NILAI LAB – KARBOHIDRAT

❑ PENURUNAN BB YG TIDAK DIHARAPKAN

❑ MALNUTRISI

(42)

PERANAN GIZI THDP INFEKSI

▪ MEMPERTAHANKAN DAYA TAHAN TUBUH

▪ MENYESUAIKAN KONDISI HIPERMETABOLIK/KATABOLIK

& KEMAMPUAN TUBUH

▪ MEMPERTAHANKAN KESEIMBANGAN ASAM, BASA DAN

ELEKTROLIT

(43)

Pemberian diet pada pasien dengan Covid -19 bertujuan untuk :

1. Memenuhi kebutuhan Energi, zat gizi makro dan mikro 2. Menenuhi kebutuhan cairan untuk menghindrari dehidrasi 3. Menghindari penurunan berat badan yang tidak direncanakan

4. Meningkatkan ketahanan tubuh untuk melawan infeksi virus lebih lanjut

5. Membantu proses pemulihan

(44)
(45)

DOKUMENTASI SKRINING GIZI

METODA

Malnutrition Screening Tools (MST)

(46)

Tatanan Baru Kegiatan Asuhan Gizi

Seluruh pasien di ruang rawat inap dan rawat jalan diduga covid 19

Mengikuti protocol kesehatan

Rawat Jalan Rawat Inap Non

Covid Rawat Inap Covid

(47)

Kegiatan Asuhan Gizi

• Melakukan Asesmen Gizi

• Pengambilan data dari sekunder yang tercantum dalam rekam medic (untuk rawat inap pasien covid)

• Data bisa diambil melalui media komunikasi (intercom atau HP)

• Melakukan Diagnosis Gizi

• Pengambilan data dari rekam medic dan langsung ke pasien

(untuk rawat inap non covid)

(48)

1. Pada ODP untuk menjaga asupan gizi yang baik dan sesuai dengan kebutuhan selama masa karantina mandiri

2. Pada PDP untuk mampu memotivasi diri sendiri dalam memngkonsumsi makanan yang diberikan selama masa perawatan 3. Pada pasien yang sudah sehat, menjaga asupan gizi seimbang agar

tetap tergaja kesehatan

EDUKASI GIZI :

(49)

RENCANA INTERVENSI/TERAPI DIET PASIEN COVID-19 TANPA PENYAKIT PENYERTA - MAKAN PER ORAL

Tujuan :

✓ Memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat gizi lain yang meningkat

✓ Mengoptimalkan daya tahan tubuh dan status gizi

Prinsip Diet : Energi Tinggi Protein Tinggi

Syarat Diet :

✓ Energi 30-35 kcal/kg BB/hari

✓ Peningkatan suhu tubuh 1 ºC diatas 37 ºC, energi bisa ditambah 13 %

✓ Protein 1.2-2 gram/kg BB/hari( ± 15-25% dari total energi 50% HBV)

✓ Lemak 25-30 % dari total energi

✓ Karbohidrat sisa dari protein dan lemak

✓ Minum cukup yaitu 8-10 gelas/hari

✓ Catatan : Pasien COVID-19 dengan penyakit penyerta Diet disesuaikan dengan kondisi klinis nya

(50)
(51)

RENCANA INTERVENSI/ TERAPI DIET

PASIEN COVID-19 DENGAN SAKIT KRITIS...?

BERISIKO TINGGI MALNUTRISI

Tujuan :

✓Memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat gizi lain secara bertahap

✓Mengoptimalkan daya tahan tubuh

✓mempertahankan status gizi

Prinsip Diet : Jika fungsi saluran cerna baik, enteral dini 24-48 jam

Syarat Diet :

✓ Energi 25-30 kcal/kg BB/hari, dimulai dari 10-15

kalori/BB aktual ditingkatkan pada hari ke 3 sampai hari ke 7

✓ Protein 1.2 - 2 gram/kg BBI/hari( ± 15-25 % dari total energi)

✓ Lemak 25-30 % dari total energi

✓ Karbohidrat sisa dari protein dan lemak

✓ Cairan 30-40 ml/kgBB untuk pasien yang stabi

(52)

Implementasi Rencana Intervensi Makanan Enteral Polimerik Dianjurkan untuk Pasien COVID-19

Untuk pasien dengan fungsi saluran cerna normal

• Densitas kalori 1 kcal/ml

dapat 1.5-2 kcal/ml jika harus restriksi cairan

• Protein 15-25%

• Lemak (vegetable oil) 25-30%

• KH sisa dari protein dan lemak 50-60%

• Elektrolit dan mikronutrien 100% RDA

• Osmolality 300 mOsm/l

(53)

KASUS – susun asuhan gizi (SOAP)

Ny. N. Usia 61 tahun, sosek menenegah kebawah, pedagang, anak dan menantu merokok, tinggal di daerah padat. Keluhan yang dirasakan adalah sesak nafas, batuk malam hari dan

keringat dingin, tidak bisa bangun, dan susah makan. Diagnosa medis TBC kronis. Obat yang diberikan ada 4 jenis yaitu

Ceftriaxone; Gastrofer omeprazole, RL dan Amino fluid. Data antropometri: BB saat ini 40 kg, BB 6 bulan yang lalu 44 kg, IMT:

16.8 (kurus), LILA; 22 cm. Data biokimia : haemoglobin 11.3 g/dl, hematocrit 33%, leukosit 13000 mm3, albumin 2.25 g/dl, globulin 1,25 g/dl. Kondisi klinis : tekanan darah normal, hanya nadi dan pernafasan cepat, suhu tubuh sedikit diatas normal (390C). Hasil dari riwayat makannnya asupannya adalah 1020 kkal, protein 30 g, lemak 18 g, dan CHO 144 g.

Referensi

Dokumen terkait

16 Sehingga untuk mencapai hal ini pihak manajemen akan melakukan praktik perataan laba guna memperoleh kondisi keuangan yang baik dengan tingkat DER yang

Alat ini digunakan untuk mengenali gas NO2, SO2, H2S, CO, hidrogen, propana, dan isobutana yang terdapat pada udara bebas dengan cara membandingkan nilai

Diagram Perhitungan Beban Sandar 1 Pendahuluan Identifikasi Jenis Kapal dan Kondisi Perairan Perhitungan Kecepatan Sandar dan Koefisien Beban Sandar Penentuan faktor keamanan

Pengujian secara in vivo adalah pengujian yang dilakukan dengan menggunakan hewan percobaan untuk mengetahui metabolisme suatu senyawa di dalam tubuh.. Hewan percobaan yang

Persediaan diterjemahkan dari kata “inventory” yang merupakan timbunan barang (bahan baku, komponen, produk setengah jadi, atau produk akhir, dll) yang secara sengaja disimpan

Kondisi ini dapat dibuktikan bahwa keputusan waktu panen lobster ternyata hasilnya tidak dapat selamanya benar dalam hal tidak dapat merubah situasi menjadi lebih baik

Berdasarkan hasil crossplot impedansi akustik dengan porositas yang ditunjukkan pada gambar 2 (a) dan posisinya pada log oleh gambar 2 (b) terlihat bahwa

Tujuan penelitian dan penulisan tesis ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kedudukan hukum atas kesepakatan para pihak untuk memilih sengketa ekonomi syariah di