• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.69374/PP/M.XIIB/16/2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.69374/PP/M.XIIB/16/2016"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.69374/PP/M.XIIB/16/2016 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai

Tahun Pajak : 2009

Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding adalah sebagai berikut:

1. Koreksi Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp. 115.975.000,00 2. Koreksi Kredit Pajak Masukan Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp. 53.558.550,00;

1. Koreksi Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp.115.975.000,00

Menurut Terbanding

: bahwa Terbanding tetap mempertahankan koreksi positif atas Dasar Pengenaan Pajak Penyerahan yang Pajak Pertambahan Nilainya harus dipungut sendiri sebesar Rp.115.975.000,00, dari dokumen-dokumen yang diserahkan oleh Pemohon Banding kepada Terbanding, Terbanding tidak dapat meyakini kebenaran perhitungan sejumlah kaolin yang mengalami retensi menurut Pemohon Banding tersebut, Pemohon Banding juga tidak dapat membuktikan bahwa sejumlah kaolin tersebut memang mengalami retensi karena tidak terdapat bukti-bukti dan dokumen pendukung bahwa telah terjadi retensi atas sejumlah kaolin;

Menurut

Pemohon

: bahwa dari penjelasan Pasal 4A ayat (2) huruf a, dijelaskan bahwa kaolin termasuk dalam kategori yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai, jadi menurut Pemohon Banding sangatlah tidak tepat apabila Terbanding mengenakan Pajak Pertambahan Nilai atas retensi (penyusutan) tersebut;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(2)

Menurut Majelis : bahwa Terbanding melakukan koreksi positif atas Dasar Pengenaan Pajak Atas Penyerahan Barang dan Jasa yang terutang Pajak Pertambahan Nilai Penyerahan yang Pajak Pertambahan Nilainya harus dipungut sendiri sebesar Rp.138.531.150,00 berdasarkan hasil ekualisasi dengan Peredaran Usaha Pajak Penghasilan Badan atas retensi (penyusustan dan hilang) sejumlah kaolin yang tidak diakui oleh Terbanding;

bahwa menurut Terbanding, perhitungan retensi menurut Pemohon Banding tidak dapat diyakini kebenarannya, hal ini disebabkan Pemohon Banding tidak dapat menunjukkan metode perhitungan atas retensi tersebut dan juga tidak dapat menunjukkan bukti-bukti/dokumen pendukung bahwa telah terjadi retensi;

bahwa menurut Pemohon Banding koreksi sebesar Rp.115.975.000,00 merupakan retensi (penyusutan dan hilang) pada saat penyerahan barang dari gudang sampai ke konsumen antara lain disebabkan oleh kerusakan packaging, penyusutan waktu proses loading-unloading; terkena gancu buruh pelabuhan; barang rusak karena air laut/hujan; terkena pemotongan kadar air oleh customers; stock di pelabuhan karena kapal belum dibongkar; stock di customers dan berbagai sebab lainnya;

bahwa menurut Pemohon Banding kaolin adalah jenis barang yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana diatur dalam Pasal 4A ayat (2) huruf a Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 (selanjutnya disebut Undangundang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah);

bahwa dari hasil pemeriksaan, bukti-bukti, data-data dan keterangan dalam persidangan atas sengketa ini, Majelis berpendapat sebagai berikut:

bahwa terkait alasan Pemohon Banding yang menyatakan bahwa kaolin tidak termasuk barang yang atas penyerahannya terutang Pajak Pertambahan Nilai, Majelis berpendapat bahwa sengketa ini adalah sengketa Tahun 2009 sehingga Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang digunakan adalah Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 karena Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 baru berlaku sejak tanggal 1 April 2010;

bahwa dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 Pasal 4A Ayat (2) huruf a dan penjelasannya secara eksplisit tidak mengatur bahwa kaolin termasuk barang yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai;

bahwa Barang Kena Pajak berupa kaolin merupakan Objek Pajak Pertambahan Nilai terbukti bahwa Pemohon Banding telah memungut Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan kaolin a quo dan melaporkannya pada Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Tahun 2009;

bahwa pada dasarnya Pemohon Banding mengakui adanya selisih peredaran usaha sebagaimana diakui pada saat persidangan dan dituangkan dalam matriks sengketa tertanggal 11 September 2015, Pemohon Banding menjelaskan adanya selisih tersebut karena disebabkan oleh adanya penyusutan dan hilang (retensi) pada saat penyerahan barang dari gudang sampai ke konsumen antara lain disebabkan oleh kerusakan packaging, penyusutan waktu proses loading-unloading; terkena gancu buruh pelabuhan; barang rusak karena air laut/hujan; terkena pemotongan kadar air oleh customers; stock di pelabuhan karena kapal belum dibongkar;

stock di customers dan berbagai sebab lainnya;

bahwa berdasarkan fakta-fakta dalam persidangan dan dokumen yang ada, Majelis meyakini bahwa retensi akibat kerusakan packaging, penyusutan waktu proses loading-unloading ataupun akibat berkurangnya kadar

(3)

2. Koreksi Kredit Pajak Masukan Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp.53.558.550,00

Menurut Terbanding

: bahwa Terbanding (Pemeriksa) telah melakukan konfirmasi atas Faktur Pajak Masukan yang dilaporkan oleh Pemohon Banding di dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, jawaban konfirmasi yang diterima oleh Terbanding adalah "Tidak Ada" sehingga Terbanding melakukan koreksi positif atas Faktur Pajak Masukan tersebut;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(4)

Menurut Pemohon

: bahwa sedangkan menurut Terbanding (Pemeriksa) adanya jawaban konfirmasi "Tidak Ada" dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjung Pandan, untuk itu Pemohon Banding memberikan penjelasan bahwa Pemohon Banding telah mendapat penjelasan dari PT. BBB bahwa per tanggal 28 Januari 2012 NPWP PT.

BBB berubah dan atas Faktur Pajak Masukan yang telah Pemohon Banding kreditkan, Pemohon Banding telah membayar Pajak Masukan seluruhnya kepada supplier, bukti Pemohon Banding telah membayar kepada supplier dapat dilihat/ dibuktikan dari bukti pembayaran yang tercantum di rekening koran, jadi menurut Pemohon Banding Faktur Pajak Masukan yang telah Pemohon Banding kreditkan adalah sah (tidak cacat), sehingga tidak ada Pajak Pertambahan Nilai yang masih harus dibayar;

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, Terbanding melakukan koreksi positif atas Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan sebesar Rp.53.558.550,00 karena adanya jawaban konfirmasi dari KPP Pratama Cimahi dengan jawaban “tidak ada” terhadap 1 (satu) Faktur Pajak dari PT. CCC sebesar Rp.20.000.000,00 dan jawaban konfirmasi dari KPP Pratama Tanjung Pandan dengan jawaban “tidak ada” terhadap 6 (enam) Faktur Pajak PT. BBB dengan jumlah total sebesar Rp.32.086.550,00 serta koreksi 1 (satu) Faktur Pajak dari PT. DDD sebesar Rp.1.472.000,00;

bahwa menurut Terbanding koreksi atas Faktur Pajak Masukan Nomor: 0X0.000-0X.0000000X yang berasal dari PT. CCC sebesar Rp.20.000.000,00 karena adanya jawaban konfirmasi dari KPP Pratama Cimahi dengan jawaban “tidak ada” dan berdasarkan penelitian Terbanding PT. CCC bukan merupakan Pengusaha Kena Pajak sehingga Faktur Pajak yang diterbitkannya tidak dapat dikreditkan oleh Pemohon Banding;

bahwa menurut Terbanding koreksi atas 6 (enam) Faktur Pajak Pajak Masukan Nomor: 0X0.000- 0X.000000XX sampai dengan Nomor: 0X0.000.0X.000000XX yang berasal dari PT. BBB dengan total sebesar Rp.32.086.550,00 karena adanya jawaban konfirmasi dari KPP Pratama Tanjung Pandan dengan jawaban “tidak ada” dan berdasarkan penelitian NPWP: 000 bukan atas nama PT. BBB namun atas nama perusahaan lain sehingga Faktur Pajak a quo tidak dapat dikreditkan oleh Pemohon Banding;

bahwa menurut Terbanding koreksi atas Faktur Pajak Pajak Masukan Nomor: 0X0.000-0X.000000XX yang berasal dari PT. DDD sebesar Rp.1.472.000,00 karena Pemohon Banding tidak memberikan dokumen pendukung yang membuktikan terjadinya penyerahan dari PT. DDD kepada Pemohon Banding sesuai Faktur Pajak;

bahwa menurut Pemohon Banding seluruh Pajak Masukan telah dibayarkan kepada supplier, bukti pembayaran kepada supplier dapat dilihat/dibuktikan dari bukti pembayaran yang tercantum di rekening koran sehingga Faktur Pajak Pajak Masukan yang telah Pemohon Banding kreditkan adalah sah (tidak cacat) dan tidak ada Pajak Pertambahan Nilai yang masih harus dibayar;

bahwa Majelis berpendapat sengketa ini adalah sengketa terkait pembuktian dokumen sehingga untuk membuktikan kebenaran arus uang dan arus barang serta menguji kebenaran Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp.53.558.550,00 Majelis memerintahkan kepada para pihak untuk melakukan uji bukti;

bahwa hasil Uji Bukti telah dituangkan oleh Pemohon Banding dan Terbanding dalam laporan hasil Uji Bukti pada tanggal 12 November 2015, bahwa pada uji bukti Pemohon Banding menyampaikan bukti-bukti dokumen berupa: bukti pengeluaran bank, Giro, Faktur Pajak, Kuitansi, Rekening Koran Commonwealth masa September, November, Desember 2009 dan Januari 2010 dengan Rekening Nomor: X0XXXXXXXX, Rekening Bank MMM Masa November 2009 dengan Rekening Nomor: XXX-00-XX0XXXX-X, SPT Masa PPN Masa Pajak Juni 2010 PT. DDD, Surat Pemberitahuan perubahan, NPWP a/n PT. BBB, Surat Keterangan Terdaftar atas nama PT. BBB, Surat Jalan Pengiriman/penerimaan barang;

bahwa mengenai uji bukti terkait Koreksi 1 (satu) Faktur Pajak PT. CCC sebesar Rp.20.000.000,00 Pemohon Banding menyatakan bahwa pada saat terjadi transaksi PT. CCC merupakan Pengusaha Kena Pajak namun dalam melakukan pemesanan barang Pemohon Banding tidak menggunakan Purchase Order melainkan melalui telepon dan atas semua transaksi tersebut telah Pemohon Banding setor penuh sebesar Rp.220.000.000,00 dengan perincian pembayaran sebagai berikut: Rp.110.000.000,00 tanggal 04/09/2009 dan Rp.110.000.000 tanggal 11/09/2009 melalui Bank EEE sehingga Faktur Pajak yang dikeluarkan dapat Pemohon Banding kreditkan;

bahwa menurut Terbanding, Pemohon Banding dalam uji bukti menyerahkan rekening koran namun tidak dapat menunjukkan Purchase Order, Invoice dan surat jalan atas semua transaksi, bahwa dokumen tersebut sudah ditanyakan namun Pemohon Banding menyatakan kesulitan menyediakan dokumen tersebut;

bahwa menurut Terbanding, PT. CCC bukan merupakan Pengusaha Kena Pajak sehingga Faktur Pajak yang dikeluarkan tidak dapat dikreditkan;

bahwa mengenai hasil uji bukti terkait Koreksi 6 (enam) Faktur Pajak PT. BBB sebesar Rp.32.086.550,00 Pemohon Banding menyatakan telah menyetorkan penuh sebesar RP.352.952.050,00 dengan perincian pembayaran sebagai berikut: Rp.62.306.750,00 tanggal 21/11/2009 melalui Bank EEE, Rp.2.000.000 tanggal 16/10/2009 melalui Bank FFF, Rp.85.677.700,00 tanggal 27/11/2009 melalui Bank EEE, Rp.43.926.500,00 tanggal 04/12/2009 melalui Bank EEE, Rp.61.320.600,00 tanggal 17/12/2009 melalui Bank EEE, Rp.62.755.000 tanggal 23/12/2009 melalui Bank EEE, Rp.32.763.500,00 tanggal 04/01/2010 melalui Bank EEE, Rp.2.200.000 tanggal 17/11/2009 melalui Bank FFF, bahwa menurut Pemohon Banding per 26 Januari 2012 NPWP PT. BBB telah berubah,

bahwa menurut Terbanding dalam uji bukti Koreksi Faktur Pajak PT. DDD Pemohon Banding tidak memberikan surat jalan untuk membuktikan transaksi dengan PT. DDD;

bahwa menurut Terbanding, Pemohon Banding menunjukkan SPM PPN PT. DDD Masa Pajak Juni 2010,

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(5)

Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai sanksi administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa lainnya;

Menimbang : bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dalam persidangan maka Majelis berketetapan untuk menggunakan kuasa Pasal 80 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak untuk menolak banding Pemohon Banding sehingga perhitungan Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak Desember 2009 menjadi sebagai berikut:

Uraian

Jumlah (Rp) Menurut Pemohon

Banding

Terbanding Majelis Koreksi

Dikabulkan Majelis Dasar Pengenaan

Pajak Ekspor

120.247.316,00 116.947.548,00 116.947.548,00 0,00 Penyerahan yg PPN

nya harus dipungut sendiri

976.279.456,00 1.092.254.456,00 1.092.254.456,00 0,00

Jumlah seluruh penyerahan

1.096.526.772,00 1.209.202.004,00 1.209.202.004,00 0,00 Pajak keluaran yang

harus

dipungut/dibayar sendiri

97.627.945,00 109.225.446,00 109.225.446,00 0,00

Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan

97.489.158,00 43.930.608,00 43.930.608,00 0,00 Dibayar dengan

NPWP Sendiri

138.787,00 138.787,00 138.787,00 0,00

Jumlah pajak yang dapat diperhitungkan

97.627.945,00 44.069.395,00 44.069.395,00 0,00 Jumlah perhitungan

PPN Kurang/(Lebih) Bayar

0,00 65.156.051,00 65.156.051,00 0,00

PPN yang kurang dibayar

0,00 65.156.051,00 65.156.051,00 0,00 Bunga Pasal 13 (2)

KUP

0,00 31.274.904,00 31.274.904,00 0,00 Jumlah pajak yang

masih harus / (lebih) dibayar

0,00 96.430.955,00 96.430.955,00 0,00

Mengingat : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- undang Nomor 16 Tahun 2009, Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 dan peraturan perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan sengketa ini;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(6)

Memutuskan : Menolak banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Terbanding Nomor: KEP-865/WPJ.03/2014 tanggal 15 Agustus 2014 tentang Keberatan Wajib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Nomor: 00026/207/09/308/13 tanggal 29 Juli 2013 Masa Pajak Desember 2009, yang terdaftar dalam berkas perkara Nomor: XX-0XXX0X-X00X, atas nama XXX, sehingga jumlah Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Badan Masa Pajak Desember 2009 menjadi:

Uraian Jumlah (Rp)

Dasar Pengenaan Pajak Ekspor 116.947.548,00

Penyerahan yg PPN nya harus dipungut sendiri 1.092.254.456,00

Jumlah seluruh penyerahan 1.209.202.004,00

Pajak keluaran yang harus dipungut/dibayar sendiri 109.225.446,00

Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan 43.930.608,00

Dibayar dengan NPWP Sendiri 138.787,00

Jumlah pajak yang dapat diperhitungkan 44.069.395,00

Jumlah perhitungan PPN Kurang/(Lebih) Bayar 65.156.051,00

PPN yang kurang dibayar 65.156.051,00

Bunga Pasal 13 (2) KUP 31.274.904,00

Jumlah pajak yang masih harus / (lebih) dibayar 96.430.955,00

Demikian diputus di Jakarta pada hari Rabu tanggal 27 Januari 2016 berdasarkan musyawarah Majelis XII B Pengadilan Pajak yang ditunjuk dengan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Pajak Nomor:

Pen.00232/PP/PM/IV/2015 tanggal 24 April 2015 juncto Keputusan Ketua Pengadilan Pajak Nomor: KEP- 010/PP/2015 tanggal 29 Juli 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Ketua Pengadilan Pajak Nomor: KEP-005/PP/2015 tentang Penetapan Susunan Majelis Hakim dan Hakim Tunggal Pemeriksa Dan Pemutus Sengketa Pajak Pada Pengadilan Pajak dengan susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut:

Drs. HKN, M.A., M.P.A.

PTR, S.H.

Drs. SLC, M.Si.

WTJ

sebagai Hakim Ketua, sebagai Hakim Anggota, sebagai Hakim Anggota, sebagai Panitera Pengganti,

Dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua pada hari Rabu tanggal 28 Maret 2016 dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota, dihadiri Panitera Pengganti, tidak dihadiri oleh Terbanding dan dihadiri oleh Pemohon Banding;

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali tidak dapat dibenarkan, karena putusan Pengadilan Pajak yang menyatakan mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding

Bahwa berkenaan dengan amar pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang tertuang dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.24384/PP/M.IV/16/2010 tanggal 30 Juni 2010 tersebut

Bahwa didalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.54710/PP/M.IIB/16/2014 tanggal 17 Juli 2014 telah terdapat kekhilafan Majelis Hakim karena dalam putusannya Majelis Hakim

Menurut Majelis : bahwa Pemohon Banding menyatakan bahwa Pemohon Banding telah membuat Faktur Pajak Faktur Pajak atas selisih harga jual dan Nilai Jual Obyek Pajak dengan

Bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali tidak dapat dibenarkan, karena Putusan Pengadilan Pajak yang menyatakan mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding

Bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali tidak dapat dibenarkan, karena pertimbangan hukum dan putusan Pengadilan Pajak yang menolak permohonan Banding Pemohon

Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) membaca, memeriksa dan meneliti Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.60106/PP/M.IIIB/16/2015 tanggal 12 Maret 2015,

Bahwa alasan-alasan peninjauan kembali tersebut tidak dapat dibenarkan, karena pertimbangan hukum dan Putusan Pengadilan Pajak yang menolak Permohonan Banding Pemohon Banding