• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERLAKUAN BEBERAPA UKURAN PROPOLIS TRAP TERHADAP PRODUKSI PROPOLIS PADA LEBAH APIS CERANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PERLAKUAN BEBERAPA UKURAN PROPOLIS TRAP TERHADAP PRODUKSI PROPOLIS PADA LEBAH APIS CERANA"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PERLAKUAN BEBERAPA UKURAN PROPOLIS TRAP TERHADAP PRODUKSI PROPOLIS

PADA LEBAH APIS CERANA

Oleh:

RAMLI SUDIRMAN M111 11 311

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

(2)

ii

(3)

iii

ABSTRAK

Ramli Sudirman (M111 11 311), Pengaruh Perlakuan Beberapa Ukuran Propolis Trap Terhadap Produksi Propolis Pada Lebah Apis cerana dibawah bimbingan A. Sadapotto dan Budiaman

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh beberapa ukuran propolis trap terhadap produksi propolis lebah Apis cerana. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi peternak lebah madu dan pihak- pihak lain yang berkepentingan sehubungan dengan upaya pemanenan propolis dengan propolis trap beberapa ukuran. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sapan Kua-kua, Kecamatan Buntao, Kabupaten Toraja Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.

Penelitian ini menggunakan metode rancangan yang selanjutnya dilakukan analisis Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa propolis trap yang menghasilkan propolis terluas ialah perlakuan 3x3 mm2 dengan total dari ketiga ulangannya seluas 450,286 cm2, sedangkan dari ketiga ulangan, ulangan yang menghasilkan propolis terluas ialah ulangan kedua dengan luas 201,96 cm2. Propolis trap yang menghasilkan propolis terberat ialah propolis trap perlakuan 3x3 mm2, propolis yang dihasilkan sebesar 12,6 gram dari keseluruhan ulangannya. Sedangkan dari ketiga ulangan, yang menghasilkan propolis terbanyak ialah ulangan kedua, yang menghasilkan propolis sebesar 4,623 gram.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat dan banyak memberikan bantuannya dalam perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan ini. Terima kasih yang sebesar- besarnya penulis ucapkan kepada :

1. Orangtua tercinta, Sudirman dan Raja Siang atas doa, kasih sayang, dan dukungan yang telah diberikan.

2. Bapak Prof.Dr.Yusran,S.Hut.M.Si selaku Dekan Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin.

3. Dr.Risma Illa Maulany, S.Hut.M.Sc selaku Pembantu Dekan I Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin.

4. Dr.Ir. Syamsuddin Millang, M.S selaku Ketua Jurusan Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin.

5. Dr.Ir.A.Sadapotto, M.P selaku pembimbing I dan Ir. Budiaman, M.P selaku pembimbing II sekaligus penasehat akademik yang telah banyak membimbing dan membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Dr.Risma Illa Maulany, S.Hut.M.Sc, Dr.Ir. Sitti Nuraeni, M.P dan Agussalim, S.Hut, M.Hut selaku penguji yang telah banyak mengarahkan serta mendorong penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Saudaraku tersayang, Ridwan, Rusdi dan Rustam, terima kasih atas doa dan dukungan materilnya selama ini. Kalian adalah semangatku untuk selalu berusaha dan berbuat yang terbaik.

8. Terima kasih kepada Rasdiyanah Sinala yang selalu membantu penulis, yang selalu mendukung kebaikan dan keberhasilan penulis, selalu sabar menghadapi penulis, selalu setia menemani penulis, memberi motivasi penulis, terima kasih atas semua waktu dan tenaga yang diluangkan baik suka maupun duka. Apalah daya penulis tanpa kehadiran dan keberadaan saudari Rasdiyanah Sinala di samping penulis.

(5)

v 9. Terima kasih kepada Saudari Ummi Safitri yang telah membantu perjuangan penulis baik suka maupun duka, yang selalu mengoreksi penulis jika melakukan kekeliruan juga yang selalu mendukung kebaikan dan keberhasilan penulis.

10. Untuk teman-temanku di KMKM yang tidak bisa disebutkan satu per satu namanya. Terima kasih atas doa, dukungan, bantuan, dan semangatnya.

11. Terima kasih kepada Irda Radiah yang selalu membantu dalam keadaan sulit, selalu memberi dukungan materil, dan selalu sabar menghadapi penulis, 12. Terima kasih kepada saudara-saudaraku serumah seperjuangan, yang selalu

membantu penulis, selalu sabar menghadapi penulis, selalu mengoreksi penulis jika melakukan kekeliruan, yang selalu mendukung kebaikan dan keberhasilan penulis, serta selalu berbagi dan mendampingi suka dan duka bersama penulis.

13. Teman-teman Purba 2011 selalu membantu dan menjaga kekompakan, doa, dukungan dan semangatnya. Sukses untuk kita semua.

14. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas segala doa, dukungan, dan bimbingannya.

Akhirnya penulis mengucapkan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian dan terutama kepada diri pribadi penulis.

Makassar, 2018

Ramli Sudirman

(6)

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .……….………..……….. i

HALAMAN PENGESAHAN …..……….………. ii

ABSTRAK ………... iii

KATA PENGANTAR ..………..………..………. iv

DAFTAR ISI ……….………... vi

DAFTAR TABEL ……….………... viii

DAFTAR GAMBAR ….……….………... ix

DAFTAR LAMPIRAN ….……….……….………..…... …. x

I. PENDAHULUAN ………... ….. 1

1.1. Latar Belakang.…….……….……… …….. 1

2.1. Tujuan dan Kegunaan.……….…………. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ……… ……… 4

2.1. Mengenal Lebah Madu Apis cerana...……….……..……… 4

2.1.1. Klasifikasi... … 4

2.1.2. Anatomi... 4

2.1.3 Kasta Lebah...………. 5

2.2. Propolis...………...……… 6

2.3. Teknik Pemungutan Propolis...….. 8

2.4. Komposisi dan Kegunaan Propolis...…….. 8

III. METODE PENELITIAN ……… ……. 10

3.1. Waktu dan Tempat..………..…………..……...…...…………...….. 10

3.2. Alat dan Bahan...………..…….…………...……… ………. 10

3.3. Variabel yang Diamati... 10

3.4. Prosedur Penelitian..…..………….…..………... 11

3.4.1. Pembuatan Propolis Trap... 11

(7)

vii

3.4.2. Pengujian Alat Dilapangan... …... 11

3.5. Metode Pengumpulan Data...…………...……… …….. 12

3.6. Rancangan Penelitian..………….……….…..………. …...….. 12

3.7. Analisis Data...…………...………... 12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……… 14

4.1. Luas Permukaan Propolis yang Terbentuk... …………. 14

4.2. Berat Propolis yang Dihasilkan... ….. 16

4.3. Pola Sebaran Propolis... 18

V. PENUTUP ………. 22

5.1. Kesimpulan...…………..……....……..……...…...…………... 22

5.2. Saran...………..…….…………...……… ……… 22 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 1. Luas Permukaan Propolis yang Terbentuk... 14 Tabel 2. Berat Propolis yang Terbentuk... 16

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 1. Propolis Trap... 10 Gambar 2. Diagram Luas Permukaan ………. 15 Gambar 3. Diagram Produksi Propolis ……… 17

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman Lampiran 1. Luas permukaan propolsis ………... 26 Lampiran 2. Berat produksi propolis ………26 Lampiran 3. Pola sebaran propolis perlakuan 2x2 mm2 pengulangan

pertama... 26 Lampiran 4. Pola sebaran propolis perlakuan 2x2 mm2 pengulangan

kedua……….………... 27 Lampiran 5. Pola sebaran propolis perlakuan 2x2 mm2 pengulangan

ketiga……… 27 Lampiran 6. Pola sebaran propolis perlakuan 3x3 mm2 pengulangan

pertama... 28 Lampiran 7. Pola sebaran propolis perlakuan 3x3 mm2 pengulangan

kedua……… 28 Lampiran 8. Pola sebaran propolis perlakuan 3x3 mm2 pengulangan

ketiga……… 29 Lampiran 9. Pola sebaran propolis perlakuan 4x4 mm2 pengulangan

pertama... 29 Lampiran 10. Pola sebaran propolis perlakuan 4x4 mm2 pengulangan

kedua………. 30 Lampiran 11. Pola sebaran propolis perlakuan 4x4 mm2 pengulangan

ketiga……….... 30 Lampiran 12. Dokumentasi……….……… 31

(11)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lebah adalah salah satu fauna yang dapat diternak dan dijadikan sebuah usaha untuk memberikan keuntungan peternaknya. Usaha ternak lebah ini dapat dijadikan komoditas perdagangan yang dibutuhkan oleh pasar, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama dalam memenuhi kebutuhan kesehatan, maka perlu dikelola dan dikembangkan dengan baik sehingga menghasilkan suatu produk yang berguna serta bernilai komersil.

Dalam pembudidayaan untuk pengembangan, lebah madu merupakan salah satu sumber daya hutan yang sangat potensial, dikarenakan pakan lebah yang melimpa. Disamping itu lebah sebagai penghasil madu yang dapat dimanfaatkan pada berbagai kepentingan, seprti dijadikan obat, kosmetik, bahkan digunakan sebagai pembungkus mummi, dan segala aktifitas lebah sangat berguna untuk proses penyerbukan tanaman (Morgan, 2007).

Apis cerana merupakan lebah madu yang banyak tersebar di wilayah asia antara lain tersebar di Negara Afganistan, Cina, Jepang, dan Indonesia. Di Indonesia, lebah Apis cerana mampu menarik perhatian para ahli dan peternak lebah. Dikarenakan lebah ini lebih tahan terhadap penyakit, terutama tungau perusak, dan Apis cerana mampu bertahan dan menyesuaikan diri pada iklim tinggi di lingkungan hidupnya (Mahriyanto, 1999).

Produk yang dihasilkan lebah tidak terbatas pada madu, melainkan beberapa produk lebah secara langsung yang bermanfaat dan bernilai komersil yaitu bee wax, pollen, bee venom, royal jelly, dan propolis. Salah satu produk lebah madu yang memiliki efek dapat memperkuat kekebalan tubuh organisme, merangsang regenerasi jaringan, memiliki efek bius, dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit adalah propolis (Sila dan Budiaman, 2004).

Propolis merupakan salah satu produk alami yang dihasilkan lebah madu, dan sudah banyak dimanfaatkan sebagai obat atau suplemen, anti peradangan, terapi penyakit, dll. Selain itu, propolis banyak memiliki manfaat dan potensi khusus, kerena memiliki sifat anti bakteri,anti virus, dan dapat menghambat pertumbuhan kanker (Fitriannur, 2009). Lebah membutuhkan propolis sebagai

(12)

2 pelindung dari virus dan bakteri serta penyakit yang datang dari luar. Lebah membuat propolis untuk menutupi celah-celah yang ada pada stub untuk perlindungan dari musuh. Selain berguna bagi lebah propolis juga berguna bagi manusia, karena beberapa penelitian menunjukkan propolis mempunyai sifat antibiotik (Yaouchun, 1993).

Propolis merupakan campuran rezin yang dikumpulkan oleh lebah dari kuncup pohon, cairan tanaman, dan sumber flora lainnya, kemudian dicampurkan dengan air liurnya, yang digunakan untuk menambal dan mensterilkan sarannya.

Kata propolis diambil dari bahasa Yunani yang terdiri atas pro yang berarti penjaga dari dan polis yang berarti kota. Secara umum propolis berfungsi sebagai penjaga koloni lebah dan produknya dari serangan mikroorganisme. (Salatino dkk, 2005).

Propolis trap sebagai alat yang digunakan untuk mendapatkan propolis dari lebah dengan bentuknya yang berlubang mengundang lebah untuk segera menutupnya. Sebab, propolis ia gunakan sebagai pelindung dari bakteri maupun musuh. Oleh karena itu secara alamiah, jika mendapatkan lubang pada sarangnya, lebah akan menutupnya menggunakan propolis yang ia produksi. Apabila propolis trap tidak ada, atau tidak terdapat lubang pada sarangnya atau dalam hal ini disebut stup, maka lebah pun tidak memproduksi propolis. Padahal diketahui bahwa propolis memberi banyak manfaat bagi manusia dan kesehatan selain itu juga bernilai ekonomis tinggi yang dapat menguntungkan peternak lebah. Oleh karena itulah penting untung membuat propolis trap demi mendapatkan manfaat dari propolis itu sendiri baik dari segi kesehatan maupun nilai ekonomi.nya.

Pada penelitian sebelum pemanfaatan fiberglass sebagai bahan dasar propolis trap dinilai baik karena bahannya yang dapat didesain dengan mudah dan anti karat tetapi bahan keras menyulitkan dalam pengambilan propolis dari propolis trap, sehingga rang plastik sebagai salah satu bahan dasar propolis trap yang digunakan untuk memanen propolis merupakan alternatif yang cocok untuk memproduksi propolis, dengan sifatnya yang lentur, tidak terlalu berbau, tahan karat, dan sangat ringan sehingga memudahkan dalam pengerjaannya, serta mudah dalam pemisahan propolis dari propolis trap. Disamping itu propolis trap

(13)

3 berbahan rang plastik memiliki beberapa ukuran yang dapat digunakan dengan efektivitas yang berbeda - beda pula.

Melihat manfaat propolis dan pentingnya propolis trap diatas, maka penulis meneliti tentang ukuran rang plastik yang sesuai digunakan untuk propolis trap, atau ukuran yang dapat memproduksi propolis lebih maksimal. Dalam hal ini, penulis menggunakan tiga ukuran berbeda dengan tiga kali ulangan.

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh beberapa ukuran propolis trap terhadap produksi propolis lebah Apis cerana.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi peternak lebah madu dan pihak-pihak lain yang berkepentingan sehubungan dengan upaya pemanenan propolis dengan propolis trap beberapa ukuran.

(14)

4

II. TINJUAN PUSTAKA

2.1. Mengenal Lebah Madu Apis cerana

2.1.1. Klasifikasi

Adapun klasifikasi lebah madu Apis cerana menurut pusat perlebahan APIARI Pramuka (2003) adalah sebagai berikut

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda

Kelas : Hexapoda / Insecta Ordo : Himenoptera Famili : Apidae Genus : Apis

Spesies : Apis cerana

2.1.2. Anatomi

Menurut Sumaprastowo dan Suprapto (1993), struktur lebah madu hampir sama dengan struktur badan insect lainnya. Badan terdiri dari tiga yaitu kepala (caput), dada (thorax), perut (abdomen). Seluruh badannya ditumbuhi rambut.

Jika dari depan, kepala berbentuk segitiga. Dikedua sisi kepala terdapat mata majemuk (compound eyes). Dibagian dahi terdapat tiga mata sederhana (oceli) yang terletaknya berbentuk segitiga. Dibagian tengah datar atas kepala terdapat dua pasang antena, yang keduanya masing-masing dengan pangkal dan sejumlah cincing-cincing pendek yang berbentuk flagel yang fleksibel. Antena berfungsi sebagai alat peraba yang responsive terhadap rangsangan mekanik atau kimiawi (Sihombing 1997).

Letak dada dibagian belakang kepala. Thorax terdiri atas ruas yaitu prothorax, mesothorax, dan metathorax pada masing-masing ruas melekat kaki, sedang sayapnya terdapat pada mesothorax dan metathorax (Hadiwiyoto 1980).

Selanjutnya dijelaskan oleh Sammataro dan Afitabile (1978), bahwa thorax atau bagian dada dari lebah terdiri atas otot yang mengendalikan dua pasang sayap, alat

(15)

5 lainnya mengendalikan tiga pasang tungkai. Tungkai merupakan struktur yang telah mengalami spesialisasi yang membantu lebah membersihkan tubuhnya dan mengumpulkan serta membawa pollen. Struktur thorax yang menyerupai lapisan- lapisan dan mempunyai tiga pasang lubang yang disebut spirakel yang merupakan saluran pernapasan atau sistem respirasi.

2.1.3. Kasta Lebah

Ratu lebah berbudi luhur, sabar dan mencinta seluruh rakyatnya. Ratu lebah tidak menyengak meskipun diganggu, kecuali ada ratu lain yang berada di kerajaannya, dengan adanya ratu lain, menimbulkan kemarahannya. Ratu yang ada dalam koloni mengusir saingannya, kalau perlu mengorbankan jiwanya untuk mempertahankan kedudukannya (Nuraeni, 2007).

Menurut Sumoprastowo dan Suprapto (1993), dalam suatu koloni lebah madu terdiri atas tiga macam lebah yaitu lebah ratu sebagai pemimpin, lebah pekerja dan lebah jantan. Lebah ratu dan lebah pekerja berjenis kelamin betina dan berkembang dari telur yang dibuahi oleh lebah jantan.

Menurut Dadan (1989), dalam suatu masyarakat lebah hanya terdapat seekor ratu. Lebah ratu memiliki ukuran badan yang lebih panjang dari lebah pekerja dan lebah jantan tetapi ukuran sayapnya lebih pendek dibanding panjang tubuhnya bila dibandingkan lebah pekerja dan lebah jantan. Lebah ratu memiliki sengat tetapi hanya digunakan untuk membunuh ratu lain bila ratu tersebut ada didalam koloni. Selanjutnya oleh Rismunandar (1990), dijelaskan bahwa kapasitas bertelur lebah ratu selain bergantung pada usianya, juga bergantung pada lebah pekerjanya untuk mengumpulkan makanan berupa nektar dan tepung sari bunga. Pakan seekor ratu adalah suatu pakan khusus yang dibuat oleh lebah pekerja. Pakan ini disebut royal jelly.

Lebah pekerja berjenis kelamin betina tetapi tidak sempurna, jumlahnya berkisar 80.000 sampai 100.000 ekor dalam koloni. Lebah pekerja berwarna coklat kehitaman dan mempunyai tugas yang paling berat tetapi tugas-tugas tersebut dibagi sesuai tingkat umurnya. Lebah pekerja yang masi muda bertugas sebagai perawat, penghubung dalam sarangnya kemudian yang agak tua bertugas sebagai penjaga sarang, sedang lebah pekerja yang sudah tua bekerja untuk

(16)

6 mencari makanan berupa pollen dan nektar dan mengumpulkan propolis (Hadiwiyoto, 1980).

Lebah yang paling dianggap sibuk dan memiliki bahan tugas berat adalah lebah pekerja. Disamping mencari nectar, ia juga mencari bahan yang digunakan untuk membuat sarang. Dalam sehari lebah ini mampu mengumpulkan nektar dari sekitar 260.000 tangkai bunga. Untuk menghasilkan 1 kg madu, mereka harus menempuh perjalanan pulang pergi sebanyak 80.000 kali (Marhiyanto, 1999), kemudian ditambahkan Rismunandar (1990), bahwa ukuran lebah pekerja adalah panjang rata-rata 14 mm, tinggi 5-6 mm, berat badan kosong rata-rata 0,10 gram.

Berat badan rata-rata bila berisi nektar 0,15 g, daya angkut rata-rata 0,20 g atau sama dengan dua kali berat badannya.

2.2. Propolis

Propolis adalah material lengket berwarna gelap yang dikumpulkan oleh lebah dari berbagai jenis tumbuhan, dicampur dengan lilin lebah (wax) dan digunakan untuk membangun kontrusi sarang lebah (Bankova, dkk, 2000).

Propolis merupakan suatu subtansi resin yang bentuknya lengket seperti lem, lembut dan liat pada suhu 25-45 0C. Pada suhu kurang dari 15 0C dan secara partikuler ketika dibekukan atau didekatkan pada pendingin, propolis akan berubah menjadi keras dan rapuh. Propolis akan tetap rapuh meskipun telah dilakukan pemanasan dengan suhu yang lebih tinggi. Pada suhu diatas 45 0C propolis akan menjadi lebih lengket dan lebih liat. Propolis secara khas akan mencair pada suhu 60-70 0C, meskipun beberapa propolis titik lemburnya mencai 100 0C (Krell, 1996).

Menurut Puspita, dkk (2015), propolis kaya akan zat asensial yang sangat berguna bagi masyarakat. Komposisi kimia propolis sangat bervariasi (warna dan aroma) dan erat hubungannya dengan jenis dan umur tumbuhan serta letak geografis asal propolis. Umumnya propolis mengandung resin dan balsam yang terdiri atas 55% flavonoid dan asam fenol dan esternya, 30% lilin lebah (wax), 10% etereal dan minyak aromatis, 5% pollen dan senyawa organic serta mineral sebesar 5%.

(17)

7 Variasi warna, komposisi dan khasiat propolis dapat terjadi karena sumber tanaman yang bermacam-macam. Propolis berwarna kuning sampai coklat gelap, bahkan transparan tergantung dari resin asalnya (Krell, 1996). Selain itu propolis secara umum bersifat tidak beracun, meskipun telah dilaporkan adanya reaksi elergi, tetapi reaksi ini biasanya hanya sebatas kemerahan pada kulit (de Almaida dan Manezes, 2002).

Propolis dapat digunakan dalam industri farmakologi, dapat memperkuat kekebalan tubuh organisme merangsang regenerasi jaringan dan memiliki efek bius lokal. Digunakan pada klinik lebah mengobati clavus tymanitis, oral orosion muclear. Secara klinis terbukti efektif mengobati high blood fat (lemah darah yang tinggi). Propolis dapat juga digunakan untuk mengobati penyakit gynecological dan tumor. Flavonoids yang terdapat pada propolis dapat memperbaiki sistem pembuluh darah jantung, lemah fisik, permeabilitas dan aliran darah. Flavonoids selain dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan sekresi kelenjer tubuh, menstimulasi berbagai kelenjer endokrin, kandungan propolis juga sangat efektif digunakan pada industri obat untuk ternak.

Kandungan ferulic acid pada propolis berfungsi sebagai antibiotic yang kuat dan juga mudah mengeboti luka yang sukar disembuhkan oleh obat lain (Sila dan Budiaman, 2004).

Rismunandar (1990), mengatakan bahwa saat mengumpulkan propolis pada waktu siang hari bila cuaca sudah mulai cerah. Pada saat itulah propolis yang berada pada tunas-tunas cabang dan daun tanaman menjadi lunak dan mudah diambil. Dengan mulutnya, sedikit demi sedikit lebah mengumpulkan propolis dan memasukkan kedalam pollen basket pada kaki belakang. Bila ada seekor lebah yang hinggap pada daun dengan mulut bergerak-gerak dan sebentar- sebentar mengangkat kaki belakangnya, lebah tersebut adalah lebah pekerja pengumpul propolis. Selanjutnya dijelaskan oleh Soerotjotanojo dan Kardjono (1992), bahwa propolis dibawa oleh lebah-lebah pekerja ke dalam stupnya dalam bentuk butir-butir sel.

Morse (1976), mengemukakan bahwa untuk mengumpulkan dan memanipulasi propolis adalah tugas yang tidak mudah bagi lebah, sebah bahan ini

(18)

8 melekat dan bergetah. Dalam mengumpulkan propolis, lebah pekerja menggunakan mandibulanya untuk menggigit permukaan tanaman.

2.3. Teknik Pemungutan Propolis

Menurut Hadiwiyoto (1980), propolis dapat diporoleh dengan cara mencairkan lilin lebah kemudian ampasnya diambil dan inilah yang merupakan zat perekat. Oleh Sila dkk (1995), cara lain untuk memporoleh zat perekat yaitu dengan mengerat langsung dari top bar dan bagian peti-peti lainnya dengan menggunakan pisau atau bisa juga dengan menggunakan propolis trap. Propolis trap ini dipasang diantara frame dan penutup dalam dari peti lebah.

2.4. Komposisi dan Kegunaan Propolis

Sila (1997), mengatakan bahwa komposisi kimia propolis sangat kompleks tetapi erat sekali hubungannya dengan sifat tanaman dari mana dia dikoleksi oleh lebah.

- Resin dan getah campuaran : 39-53 %

- Polyphenol : 12-17 %

- Polysaharida : 2-3 %

- Lilin lebah : 19-35 %

- Minyak ethereal : 8-12 %

Istilah propolis berasal dari kata Yunani, pro artinya sebelum dan polis artinya kota. Jadi propolis dapat diartikan sehubungan dengan kegunaannya sebagai penutup pintu masuk atau jembatan menuju komunitas lebah (Sila dkk, 1995), Propolis adalah bahan liat dan kaku yang mengandung resin, memiliki bauh aromatic pada suhu dibawah 15 0C, akan mengeras, menjadi liat dan lengket pada suhu 36 0C. dan akan meleleh menjadi cairan yang lekat pada suhu 60 sampai 70 0C. Berat jenisnya bervariasi bergantung pada jenis tanaman dari mana dikoleksi yaitu berkisar dari 1,112 sampai 1,136. Propolis tidak larut dalam air, sebagian larut dalam alcohol mudah larut dalam eter dan klorofon (Yaouchun, 1993).

(19)

9 Selain berguna bagi masyarakat lebah, propolis berguna juga bagi manusia.

Sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa propolis mempunyai sifat antibiotik sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur. Propolis juga memiliki bius lokal yang dapat digunakan untuk pengobatan berbai macam penyakit, antara lain: pengobatan infeksi pada mulut, tenggorokan, hidung dan sinus, tonsil dan asma, pengobatan prostat daerah jantung dan organ lain yang berhubungan dengan saluran urine, pengobatan demam dan flu, pengobatan kangker dan bronchitis, pengobatan skreosis, pengobatan penyakit Parkinson, pengobatan gastric ulcer dan pengobatan penyakit ginekologi dan tumor (Yaouchun, 1993).

(20)

10

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2017 di Desa Sapan Kua-kua, Kecamatan Buntao, Kabupaten Toraja Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.

3.2. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga ukuran propolis trap yang berbeda 2x2 mm2, 3x3 mm2, 4x4 mm2, timbangan digital, alat tulis menulis, kertas label, plastik bening, kertas mili meter, paku , palu, bingkai kayu lebah, lebah Apis cerana sebanyak sembilan koloni.

Gambar 1. Propolis trap

3.3. Variable yang Diamati

Variable yang diamati dalam penelitian ini yang berlangsung selama 30 hari adalah sebagai berikut :

a) Berat propolis yang diperoleh dari setiap koloni sesuai dengan perlakuan (gram). Berat propolis dihitung dengan menggunakan rumus:

A = B – C

A = berat propolis

B = berat plastik + berat propolis C = berat plastik kosong

(21)

11 b) luas permukaan propolis yang terbentuk (cm2). Diukur dengan menggunakan

kertas mili meter

c) pola penyebaran propolis pada propolis trap. Dengan menggambar polanya menggunakan plastik bening, kemudian diambil gambarnya menggunakan kamera.

3.4. Prosedur Penelitian

3.4.1. Pembuatan Propolis trap

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan rang plastik, dengan ukuran lubang 2x2 mm2, 3x3 mm2, dan 4x4 mm2. Kemudian rang plastik dipotong berdasarkan ukuran kotak sarang lebah, setelah itu menyiapkan kayu yang kemudian dibentuk bingkai sesuai ukuran rang plastik yang sudah dipotong, setelah itu rang plastik dilekatkan pada bingkai yang membentuk seperti penutup pada sarang lebah.

3.4.2. Pengujian Alat Dilapangan

Langkah-langkah pengujian perangkap propolis dilapangan yaitu :

a) Sembilan koloni lebah madu Apis cerana disiapkan yang kuat (delapan sisisran dalam satu koloni)

b) Propolis trap dipasang pada masing-masing kotak sarang, tepatnya diantara kotak sarang dan penutup luar sarang.

c) Propolis trap diambil pada hari ke-30, dan melihat pola sebaran propolis dengan menggambar menggunakan plastik bening yang diletakkan pada permukaan propolis trap. Gambar tersebut dihasilkan dengan menarik garis menggunakan spidol mengikuti pola yang terbentuk pada propolis trap.

Setelah itu masuk pada tahap menghitung luas permukaan propolis yang terbentuk. Menghitung luas permukaan,dengan menggunakan kertas mili meter. Plastik bening yang telah digambar pola diletakkan diatas kertas mili meter, lalu dihitung luas sebarannya berdasarkan pola yang telah digambar.

d) Propolis trap diambil dari sarang lebah lalu dilepas bingkainya setelah itu dimasukkan kedalam freezer selama 24 jam. Saat propolis telah membeku

(22)

12 rang plastik nya dikucek hingga propolisnya berjatuhan dan dikumpul dalam satu wadah.

e) Propolis yang telah dikeluarkan dari propolis trapnya, dimasukkan ke dalam plastik dan diberi label.

f) Propolis yang telah dihasilkan ditimbang beratnya dan dikurangi dengan berat plastik.

g) Kemudian hasil timbangan dicatat.

3.5. Metode Pengumpulan Data

Sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Dengan menggunakan metode observasi. Teknik pengumpulan data melalui metode observasi dalam penelitian ini yaitu observasi langsung : peneliti mengumpulkan data mengenai perilaku dan kejadian secara detail.

3.4. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah :

a) Propolis trap dengan ukuran lubang 2x2 mm2 b) Propolis trap dengan ukuran lubang 3x3 mm2 c) Propolis trap dengan ukuran lubang 4x4 mm2

3.6. Analisis Data

Rencana percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rencangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan tiga kali pengulangan

Menerut Gaspersz (1989) bahwa moel matematis RAL adalah sebagai berikut:

Yij = µ + Ti + Ɛijk

i = 1,2…….t j = 1,2,…….r

(23)

13 keterangan :

Yij = Respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-1 dan ulangan ke-j

µ = Nilai tengah umum Ti = Pengaruh perlakuan ke-i

Ɛij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-j

Data yang diporoleh, selanjutnya akan diolah dan jika data yang diporoleh dalam hal ini, perlakuan berpengaruh nyata terhadap variabel yang diamati akan dilanjutkan dengan uji lanjutan tukey.

(24)

14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel analisis ragam pada beberapa perlakuan ukuran propolis trap tidak berpengaruh nyata terhadap luas permukaan dengan diporoleh hasil signifikansi lebih besar dari taraf kepercayaan yang ditetapka, pada perhitungan berat telah diporoleh sama dengan luas sehingga tidak berpengaruh nyata terhadap beberapa perlakuan, dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2.

4.1.

Luas permukaan propolis yang terbentuk

Luas permukaan yang terbentuk pada propolis trap dilakukan dengan menggunakan tiga perlakuan pada propolis trap yang berukuran 30x30 cm2, masing - masing perlakuan ialah rang plastik yang berukuran 2x2 mm2, 3x3 mm2 dan 4x4 mm2. Setiap perlakuan dilakukan tiga kali pengulangan, dengan pengukurannya berlangsung selama 30 hari. Berikut adalah data hasil pengukuran luas propolis yang terbentuk pada masing-masing perlakuan dan pengulangan.

Tabel 1. Hasil perhitungan luas permukaan yang terbentuk pada propolis trap

No Perlakuan Ulangan (cm2)

Total

1 2 3

1 Ukuran 2X2 mm2 85,981 55,315 41,357 182,653

2 Ukuran 3X3 mm2 138,181 201,96 110,145 450,286

3 Ukuran 4X4 mm2 91,951 24,038 145,696 261,685

Pada perlakuan pertama, 2x2 mm2 total luas propolis yang terbentuk pada propolis trap ialah 182,653 cm2. Pada pengulangan pertama hingga ketiga secara berturut - turut 85,981 cm2, 55,315 cm2, dan 41,357 cm2. Pada perlakuan kedua, 3x3 mm2 total luas propolis yang terbentuk pada propolis trap ialah 450,286 cm2 dengan luas permukaan pada masing-masing ulangan ialah 138,181 cm2, 201,96 cm2 dan 110,145 cm2. Sedangkan pada perlakuan ketiga 4x4 mm2 total luas

(25)

15 60,88

150.09

87,23

0 20 40 60 80 100 120 140 160

ukuran 2 x2 ukuran 3 x 3 ukuran 4 x 4 Nilai rata -rata luas propolis (cm2)

propolis yang dihasilkan pada propolis trap ialah 261,685 cm2. Yang mana setiap ulangannya menghasilkan luas 91,951 cm2, 24,038 cm2 dan 145,696 cm2.

Dari hasil yang diporoleh dapat dilihat perbandingan rata – rata dari pengukuran beberapa perlakuan propolis trap pada diagram berikut.

Gambar2. Diagram luas permukaan (cm2)

Pada diagram di atas perbedaan luas permukaan propolis yang terbentuk dapat dilihat dari hasil data yang didapat menunjukkan bahwa luas permukaan propolis yang terbentuk, dimana dari ketiga perlakuan, perlakuan kedua membentuk propolis terluas dengan rata – rata yaitu 150,09 cm2, dan propolis trap yang menghasilkan luas terkecil dari keseluruhan perlakuan ialah perlakuan pertama, dengan rata – rata luas yaitu 60.88 cm2. Sedangkan propolis trap yang menghasilkan luas terbesar kedua ialah perlakuan ketiga, dengan luas rata - rata yaitu 87,23 cm2. Pada data pelitian sebelumnya dengan bahan dasar fiberglass yang dijadikan propolis trap, dengan menggunakan lebah Apis mellifera sebagai bahan uji coba selama sepuluh hari menghasilkan luas propolis terluas dari tiga perlakuan sebesar 28,29 cm2.

(26)

16 4.2. Berat propolis yang dihasilkan

Pengaruh ukuran propolis trap terhadap hasil produksi propolis trap, ialah berat propolis yang dihasilkan pada masing-masing perlakuan pada setiap ulangan. Berikut adalah data hasil pengujian berat propolis yang terbentuk pada masing-masing perlakuan dan pengulangan.

Tabel 2. Hasil perhitungan berat propolis yang dihasilkan propolis trap

No Perlakuan Ulangan (gram)

Total

1 2 3

1 Ukuran 2X2 mm2 2,032 3,503 2,602 8,137

2 Ukuran 3X3 mm2 4,181 4,623 3,796 12,6

3 Ukuran 4X4 mm2 2,321 1,031 4,969 8,321

Tabel 2, menunjukkan bahwa pada perlakuan pertama, 2x2 mm2, total berat yang dihasilkan pada propolis trap ialah 8,137 gram, pada setiap pengulangan menghasilkan propolis sebesar 2,032 gram, 3,503 gram dan 2,602 gram secara berturut-turut pada setiap ulangannya. Untuk perlakuan 3x3 mm2, dari ketiga ulangan, total berat propolis yang didapat sebesar 12,6 gram, didapatkan setiap ulangannya menghasilkan propolis sebesar 4,181 gram, 4,623 gram dan 3,796 gram secara berturut - turut. Sedangkan ukuran 4x4 mm2, merupakan perlakuan terakhir dari percobaan ini total berat propolis dihasilkan sebesar 8,321 gram. Untuk setiap ulangannya menghasilkan propolis sebesar 2,321 gram, 1,031 gram dan 4,969 gram secara berturut - turut.

Dari hasil yang diporoleh dapat dilihat perbandingan rata – rata berat dari pengukuran beberapa perlakuan propolis trap pada diagram berikut

(27)

17 .

Gambar 3. Diagram produksi propolis

Pada gambar 3, Hasil data yang diporoleh menunjukkan bahwa tingkat produksi propolis lebah Apis cerana pada propolis trap perlakuan kedua, menghasilkan propolis lebih tinggi dari perlakuan pertama dan ketiga, yang ukurannya secara berurutan 2x2 mm2 dan 4x4 mm2, yaitu secara keseluruhan, dari ketiga ulangan menghasilkan propolis dengan rata – rata yaitu 4,90 gram. Dimana untuk hasil produksi propolis tersebut, perlakuan pertama, menghasilkan propolis tersedikit, secara keseluruhan, dari tiga kali ulangan mendapatkan jumlah dengan nilai rata - rata sebesar 2,71 gram. Sedangkan untuk produksi propolis kedua terbanyak dari tiga perlakuan yaitu perlakuan ketiga, secara keseluruhan, dari ketiga ulangan menghasilkan propolis dengan rata - rata sebesar 2,77 gram. Sama halnya dengan luas, berat produksi propolis juga di uji coba pada penelitian sebemnya menggunakan fiberglass dengan rata – rata berat tertinggi 2,03 gram.

Secara umum, produksi propolis sangat dipengaruhi oleh kondisi tanaman penghasil getah disekitarnya. Hal ini sejalan dengan dengan apa yang dikemukakan oleh Walji (1996) bahwa, lebah mengumpulkan getah tersebut dengan cara menggigit sepotong ranting atau batang pepohonan selanjutnya mengunyah getah dengan lembut. Sedangkan jagung merupakan tanaman bawah yang tidak berkayu dan hanya memproduksi sedikit getah pada bagian pucuk- pucuk daun.

2,71

4,20

2,77

0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50

Ukuran 2 x 2 Ukuran 3 x 3 Ukuran 4 x 4 Nilai Rata-Rata Berat Propolis (gram)

Perlakuan

(28)

18 Factor lain yang mempengaruhi produksi propolis lebah madu yaitu populasi lebah madu dalam hal ini perbandingan jumlah lebah pekerja lapangan dewasa dan lebah pekerja lapangan mudah dalam suatu koloni, dimana lebah pekerja lapangan dewasa dengan gesit dan berpengalaman dalam hal mengumpulkan propolis yang terdapat pada pucuk-pucuk daun, ranting, batang dan bagian lain dari tanaman yang menghasilkan getah, ketersediaan pollen yang melimpah mengakibatkan ketidak seimbangan pakan pokok lebah antara nektar dan pollen. Akibatnya lebah kekurangan nektar sebagai sumber energi dan kekuatan. Sihombing (1997) mengemukakan bahwa sebagian besar energi yang diperlukan oleh lebah madu berasal dari nektar, semacam cairan yang dihasilkan oleh kelenjer nektar tumbuhan. Selanjutnya Dietz (1984) mengemukakan bahwa lebah pekerja yang sedang terbang memerlukan rata-rata 10 mg gula per jam, lima diantara tujuh jenis gula yang dibutuhkan oleh lebah madu (glukosa, fruktosa, sukrosa, melezitose dan maltose) terdapat dalam nektar. Selain itu persediaan lemak dalam tubuh lebah sangat mempengaruhi aktifitas terbang lebah dalam hal ini dalam mengumpulkan propolis. Sihombing (1997) mengemukakan bahwa cadangan lemak merupakan sumber energi yang mempunyai keistimewaan. Sifat ini sesuai untuk aktifitas terbang.

4.3. Pola sebaran propolis

Pola sebaran propolis digambarkan untuk mengetahui letak propolis yang melekat pada propolis trap sehinga dapat berinisiatif untuk pembuatan tipe propolis trap yang lebih mudah. Pola sebaran propolis lebah madu Apis cerana dari tiga perlakuan dengan tiga kali ulangan, pada propolis trap yang dipasang, dapat dideskripsikan dan digambarkan sebagai berikut

1. Perlakuan Pertama Ulangan Pertama

Pada gambar pola ini dapat dilihat pada lampiran 3, terlihat bahwa, saat perlakuan pertama, ulangan pertama, pola sebaran propolis yang terdapat pada propolis trap menunjukkan bahwa, propolis berada di tengah-tengah propolis trap dan menyebar kearah pinggir sebelah kanan. Sedangkan bentuknya ada yang memanjang, ada pula yang berbentuk bulat. Propolis yang memanjang

(29)

19 membentuk dua baris yang sejajar. Terbentuk dari tengan mengarah ke pinggir kanan.

2. Perlakuan Pertama Ulangan Kedua

Menunjukkan pola sebaran propolis pada propolis trap dengan bentuk memanjang. Pada gambar perlakuan pertama ulangan kedua tersebut, propolis terbentuk dua baris pada bagian pinggir atas propolis trap. Pada baris pertama propolis yang terbentuk kecil dan terpotong dibagian tengah, sehingga propilis hanya terdapat pada kedua sisi, kiri dan kanan. Sedangkan pada baris kedua lebih besar dam memanjang hingga ke pinggir sisi kanan dan kiri propolis trap, gambar pola ini dapat dilihat pada lampiran 4.

3. Perlakuan Pertama Ulangan Ketiga

Pada gambar pola sebaran propolis, saat perlakuan pertama ulangan ketiga, pola sebaran propolis pada propolis trap membentuk bundaran. Propolis terbentuk tepat di tengah-tengah propolis trap. Bentuknya ialah bundaran tidak rata dan hanya terdapat satu bagian. Tanpa ada bagian-bagian kecil lainnya seperti pada propolis trap yang sebelumnya, dapat dilihat pada lampiran 5.

4. Perlakuan Kedua Ulangan Pertama

Pada gambar pola sebaran propolis ini, terlihat bahwa saat perlakuan kedua, ulangan pertama, pola sebaran propolis yang terbentuk pada propolis trap menunjukkan bahwa propolis yang melekat pada propolis trap berada di tengah- tengah propolis trap. Bentuknya ada yang berbentuk bulat dan menyerupau bulat dengan pinngiiran yang tidak rapi. Beberapa bentuk yang menyerupai bulat tersebut terlihat hampir menyatu satu sama lain dan membentuk bentuk sebaran yang baru, dapat dilihat pada lampiran 6.

5. Perlakuan Kedua Ulangan Kedua

Terlihat bahwa saat perlakuan kedua, ulangan kedua, pola sebaran propolis yang terbentuk pada propolis trap menunjukkan bahwa propolis yang melekat pada propolis trap berada di sebelah kiri propolis trap. Sedangkan bentuknya menyerupai sepotong pulau sulawesi bagian Utara dan Timur. Bagian atas

(30)

20 propolis trap terpisah dengan bagian bawahnya, propolis yang terbentuk pada bagian atas lebih besar dari pada bagian bawah, dapat dilihat pada lampiran 7.

6. Perlakuan Kedua Ulangan Ketiga

Pada gambar sebaran propolis, saat perlakuan kedua, ulangan ketiga, pola sebaran propolis yang terbentuk pada propolis trap menunjukkan bahwa propolis yang melekat pada propolis trap berada di tengah-tengah propolis trap. Propolis yang terbentuk terbagi dua bagian dan berbentuk bulat. Garis bulatan tidak rata dan bergerigi pada bulatan yang besar. Pada bulatan kecilpun berntuk bulatannya tidak beraturan, dapat dilihat pada lampiran 8.

7. Perlakuan Ketiga Ulangan Pertama

Gambar pola ini menunjukkan sebaran propolis pada propolis trap untuk perlakuan ketiga ulangan pertama. Propolis terbentuk di bagian pinggir propolis trap sebelah kiri dan bagian bawah. Terbentuk beberapa bagian propolis yang berbentuk panjang dan bundar. Bentuk-bentuk tersebut ada yang besar dan ada pula yang kecil dengan garis pinggir yang lurus, atau tidak beraturan, dapat dilihat pada lampiran 9.

8. Perlakuan Ketiga Ulangan Kedua

Pada pola ini, terlihat bahwa saat perlakuan ketiga, ulangan kedua, pola sebaran propolis yang terbentuk pada propolis trap menunjukkan bahwa propolis yang melekat pada propolis trap berada di tengah-tengah propolis trap. Propolis berbentuk beragam, ada yang bulat, memanjang, dan tidak beraturan. Bentuk- bentuk tersebut sersebar namun hanya terdapat dibagian tengan propolis trap, dapat dilihat pada lampiran 10.

9. Perlakuan Ketiga Ulangan Ketiga

Gambar pola sebaran propolis pada perlakuan ketiga ulangan ketiga menunjukkan pola sebaran propolis pada propolis trap dengan bentuk memanjang. Pada gambar perlakuan pertama ulangan kedua tersebut, propolis terbentuk tiga bagian pada bagian pinggir bawah propolis trap. Propolis tersebut

(31)

21 tidak berbentuk bulat, bentuknya hampir memanjang namun sedikit melebar.

Sehingga bentuknya terlihat melonjong. Pada propolis trap tersebut, terbentuk tiga bagian propolis, dilihat pada lampiran 11.

(32)

22

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Propolis trap yang menghasilkan propolis terluas ialah perlakuan 3x3 mm2 dengan total dari ketiga ulangannya seluas 450,286 cm2, sedangkan dari ketiga ulangan, ulangan yang menghasilkan propolis terluas ialah ulangan kedua dengan luas 201,96 cm2, dan telah diuji dengan hasil tidak berpengaruh nyata pada beberapa perlakuannya.

2. Propolis trap yang menghasilkan propolis terberat ialah propolis trap perlakuan 3x3 mm2, propolis yang dihasilkan sebesar 12,6 gram dari keseluruhan ulangannya. Sedangkan dari ketiga ulangan, yang menhasilkan propolis terbanyak ialah ulangan kedua, yang mana menghasilkan propolis sebesar 4,623 gram. Telah diuji dengan hasil tidak berpengaruh nyata pada beberapa perlakuannya.

3. Pola sebaran propolis yang terdapat pada propolis trap menunjukkan bahwa, propolis berada di tengah-tengah propolis trap dan menyebar. Serta bentuknya ada yang memanjang, ada pula yang berbentuk bulat.

5.2. Saran

Adapun saran yang penulis berikan adalah perlunya penelitian ulang mengenai pengaruh perlakuan ukuran propolis trap terhadap produksi propolis dengan jenis yang berbeda dari penelitian ini, dengan besar koloni yang sama untuk setiap perlakuan dan ulangannya, juga tingkat produksi propolis yang stabil pada setiap siklus panennya, serta dibudidayakan dengan cara yang modern.

(33)

23

DAFTAR PUSTAKA

Bankova, V.S., de Castro, S.L. dan Marcucci, M.C. 2000. Propolis: Recent Advances in Chemistry and Plant Origin. Apidologi. 3: 3-15.

Dadan dan Sons,1989. The Hive and The Honey Bee. Dadant dan Sons, inc. Usa De Almeida, E.C., dan Menezes, H. 2002. Anti-Inflammatory Activity of Propolis

Extract: a Review. J Venom Anim Toxins. 8 (2).

Dietz, Alfred. 1984. Nutrition Of The Adult Honey Bee, dalam Dadant dan Sons.

The Hive and Honay Bee. Journal Printing Company, Illinois, Usa. Hal. 125 – 147

Fitriannur, 2009. Aktifitas Anti Bakteri Propolis Lebah Trigona spp. Asal Pandeglang terhadap Enterobacter Sakazakii. Institut Pertanian Bogor.

Hadiwiyoto, S. 1980. Pedoman Pemeliharaan Tawon Madu. Pradya Paramitha, Jakarta

Krell, R. 1996. Value Added Product From Beekeeping. United Nations Rome:

FAO Agricultural Services.

Mahriyanto, B. 1999. Peluang Bisnis Beternak Lebah. Gita Media Press.

Surabaya.

Morgan, S. 2007. Focus Group Qualiti Researh. Sage. London

Morse, A.R. 1976. Bee and Bee Keeping. Cioernel University Press, Ithaca And London, 295 PP

Nuraeni, S. 2007. Bahan Kuliah “Pengelolaan Lebah Madu”. Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin. Makassar.

Pusat Perlebahan APIARI Pramuka. 2003. Lebah Madu: Cara Beternak dan Pemanfaatan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Puspita., Agustian, D., dan Suwijiyo, P. 2015. Perbandingan Metode Pembuatan Ekstrak Terpurifikasi Bee Propolis Dari Lebah Madu (Apis mellifera) Berdasarkan Kadar Flavonoid Total Dihitung Sebagai Rutin. Universitas Gadja Mada. Yogyakarta.

Rismunandar. 1990. Berwiraswasta dengan Beternak Lebah. Sinar Baru, Bandung.

(34)

24 Salatino, AntonioErica Weinstein Teixeira, GiuseppinaNegri dan Dejair Message.

2005. Origin and Chemical Variation of Brazilian Propolis.Evidence Based Compl and Alt Medicine, Volume 2,1

Sammataro., dan Avitabile. 1978. The Beekeper,s Hand Book. Peach Montain Press, Dexter Michigan.

Sihombing, D.T.H. 1997. Ilmu Ternak Lebah Madu. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta.

Sila, M., dan Budiaman. 2004. Diversifikasi Produk Lebah Madu dan Manfaatnya. Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin. Makassar.

Sila., Sadapotto., dan Budiaman. 1995. Teknik Pemungutan dan Pengelolaan Produk Lebah Madu. Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin. Ujung Pandang.

Sila, M. 1997. Madu Tropis, Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Lembaga Penelitian Unhas. Ujung Pandang.

Soekartawi. 1995. Dasar Penyuluhan Proyek. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Soerodjotanojo, S., Kardjono. 1992. Membina Usaha Industri Ternak Lebah Madu Apis melifera L. Balai Pustaka. Jakarta.

Sumaprastowo, R.M., dan R.A Suprapto. 1993. Beternak Lebah Madu Modern.

Bharata. Jakarta.

Walji H, 2001. Daya Kekuatan dan Khasiat Lebah, Madu dan Serbuk Sari.

Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.

Yaouchun, Chen. 1993. Apiculture in china. Agricultural Publishing House.

Beijing.

(35)

25

LAMPIRAN

(36)

26 Lampiran 1. Luas permukaan propolsis

Source Type III Sum of Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 12604,869a 2 6302,434 2,930 ,129

Intercept 88928,011 1 88928,011 41,349 ,001

perlakuan 12604,869 2 6302,434 2,930 ,129

Error 12903,891 6 2150,648

Total 114436,771 9

Corrected Total 25508,759 8

Lampiran 2. Berat produksi propolis

Source Type III Sum of Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 4,251a 2 2,126 2,126 ,330

Intercept 93,819 1 93,819 93,819 ,000

perlakuan 4,251 2 2,126 2,126 ,330

Error 9,504 6 1,584

Total 107,574 9

Corrected Total 13,755 8

Lampiran 3

Pola sebaran propolis perlakuan 2x2 mm2 pengulangan pertama :

(37)

27 Lampiran 4

Pola sebaran propolis perlakuan 2x2 mm2 pengulangan kedua Lampiran 5

Pola sebaran propolis perlakuan 2x2 mm2 pengulangan ketiga

(38)

28 Lampiran 6.

Pola sebaran propolis perlakuan 3x3 mm2 pengulangan pertama Lampiran 7.

Pola sebaran propolis perlakuan 3x3 mm2 pengulangan kedua

(39)

29 Lampiran 8.

Pola sebaran propolis perlakuan 3x3 mm2 pengulangan ketiga Lampiran 9

Pola sebaran propolis perlakuan 4x4 mm2 pengulangan pertama.

(40)

30 Lampiran 10.

Pola sebaran propolis perlakuan 4x4 mm2 pengulangan kedua Lampiran 11

Pola sebaran propolis perlakuan 4x4 mm2 pengulangan ketiga

(41)

31 Lampiran `12. Dokumentasi

Pemanenan propolis

Proses menghitung luas

(42)

32 Pengambilan trap

Proses menggambar pola propolis

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah TQM , sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan ( reward ), komitmen organisasi,. dan kinerja

Pembinaan dan pelaksanaan koordinasi dalam perencanaan Infrastruktur Perkotaan, Sarana dan Prasarana Pemukiman, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup;e. Pelaporan dan evaluasi

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan guna menyelesaikan tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah: (1) ada pengaruh tingkat pendidikan karyawan terhadap produktivitas kerja karyawan.. (2) ada pengaruh masa kerja

Gambaran tersebut diatas menunjukkan seorang konselor yang bekerja dengan tidak berpijak pada landasan kerja yang pasti, tidak konsisten dengan teori, sehingga ia terombang-

may otherwise agree in writing» each request for Reimbursement covering MPWEP predetermined costs shall contain. for each Subproject included in the

Menurut Peraturan Bank Indonesia 5/8/2003, mengenai ruang lingkup manajemen risiko, terdapat 8 macam risiko, salah satunya yang berperngaruh dengan