• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahasiswa: Atika Febriani Pembimbing: Dr. Ing. Ir. Bambang Soemardiono Ir. Sardjito, MT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Mahasiswa: Atika Febriani Pembimbing: Dr. Ing. Ir. Bambang Soemardiono Ir. Sardjito, MT"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)SIDANG TESIS. KONSEP PENATAAN PKL DI KORIDOR JALAN KEDUNGDORO SURABAYA. Mahasiswa: Atika Febriani - 3208.203004 Pembimbing: Dr. Ing. Ir. Bambang Soemardiono Ir Sardjito, Ir. Sardjito MT 2012. 1.

(2) Bab I - Latar Belakang Suyanto,B (2003 ) Perkembangan sektor ekonomi informal khususnya pedagang kaki lima (PKL) di kota Surabaya pasca krisis ekonomi tahun 1997, berlangsung cukup pesat. Alisjahbana j ((2004)) p pandangan g negatif g tentang g keberadaan PKL semakin kental ketika muncul wacana ’keindahan kota’. PKL merusak keindahan kota : Penyebaran PKL memanjang disepanjang jalan Kedungdoro dan tidak mengikuti pola tertentu. PKL makanan dan minuman disepanjang jalan ini beroperasi hanya pada malam hari yaitu pk. hari, pk 19.0019 00 24.00. 24 00. 2.

(3) Rumusan Masalah. Pertanyaan e ta yaa Penelitian e e ta : 1.. Faktor apa saja yang mempengaruhi citra kawasan dijalan Kedongdoro terkait dengan keberadaan PKL?. 1.. Bagaimana konsep yang tepat untuk menciptakan kesinambungan antara potensi PKL dengan lingkungannya, lingk ngann a sehingga menghilangkan kesan kumuh dan dapat meningkatkan citra kawasan?. 3.

(4) Tujuan dan Sasaran Penelitian Tujuan Penelitian: Merumuskan konsep penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) dikoridor jalan Kedungdoro. Dengan mengoptimalkan potensi PKL dari aspek perkotaan, ekonomi dan sosial sehingga dapat membentuk citra perkotaan yang positif dan harmonis. Sasaran Penelitian: 1. Mengidentifikasi faktor faktor-faktor faktor yang mempengaruhi nilai terhadap citra kawasan terkait dengan keberadaan PKL. 2. Mengembangkan konsep penataan yang tepat untuk meningkatkan citra kawasan disesuaikan dengan karakteristik dan potensi PKL dilingkungannya.. 4.

(5) Kontribusi Penelitian Dari hasil penelitian didapatkan pengembangan solusi dari masalah penataan PKL yang banyak terdapat di Indonesia. Khususnya penataan PKL dikawasan kota besar seperti Surabaya.. Batasan Penelitian Batas Wilayah Difokuskan untuk dapat meneliti penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di kota Surabaya. Khususnya PKL disepanjang koridor jalan Kedungdoro. Batas Subtansi Perumusan konsep penataan PKL dikoridor jalan Kedungdoro melalui telaah terhadap faktor yang mempengaruhi citra kawasan untuk mengembangkan konsep penataan guna meningkatkan citra kawasan Kedungdoro yang sesuai d dengan kkarakter k dan d PKL. PKL Untuk aspek terkait lainnya seperti infrastruktur, utilitas, dll diasumsikan dalam kondisi baik dan tidak memerlukan penataan lebih lanjut.. 5.

(6) Bab II - Sintesa Kajian Teori NO 1. 2. Faktor Indikator Definisi Sektor Formal dan Nilai penting sektor informal Sektor Informal dalam dalam ruang kota. Perkotaan Definisi dan karakter PKL di Identifikasi karakter dasar Indonesia. PKL.. 3. Kajian Arsitektur dan Perilaku Manusia. Karakter dasar manusia.. 4. Perilaku Manusia dengan. Sikap dan perilaku manusia terhadap lingkungan. 6 7. 8. Jenis dagangan, sarana usaha, pola penyebaran PKL,, ppola ppelayanan y PKL,, fungsi g ppelayanan, y , pengguna, skala, waktu, sifat, pola pengelolaan. Kepribadian, stimulus, respon. Perilaku, interaksi sosial. Lingkungannya Kajian Teori Perancangan Kota Identifikasi elemen Elemen Fisik pembentuk kota pembentuk citra kota. Tinjauan Aspek Koridor Jalan Identifikasi komposisi elemen Bangunan sebagai elemen dinding, vegetasi sebagai fi ik pembentuk fisik b k ruang kota. k elemen l dinding di di dan d atap, jalur j l sirkulasi i k l i sebagai b i elemen lantai, street furniture sebagai obyek dalam ruang. Meningkatkan image dan Bentuk, susunan lingkungan dan warna. Tinjauan Aspek Image daya y tarik kota Persepsi, p , kesan,, ppemaknaan,, eksperiensi p ruang g kota. Pengaruh perancangan kota terhadap citra kawasan. Kebersihan, ketertiban, kemudahan akses.. 9. Kajian Aspek Legal. 10. Kajian Aspek Sosial Ekonomi. 11. Variabel Latar belakang pendidikan, kemampuan SDM, aset, modal PKL, status kepemilikan, nilai sosial.. Contoh Permasalahan dan Penataan PKL di Indonesia.. Bentuk pelegalan lokasi dan jjenis perdagangan p g g informal Identifikasi potensi PKL. Bentuk pelegalan yang diharapkan.. Okupasi ruang publik oleh PKL dikota-kota metropolitan. Bentuk okupasi, pencegahan terjadinya okupasi, penanganan.. Model pengelompokan, mobilitas, waktu operasi. 6.

(7) Bab III – Metodologi Penelitian Jenis Penelitian :penelitian kualitatif dengan pendekatan naturalistic.. Variabel Variabel Penyebab • kekumuhan dan • karakteristik PKL •. jenis dagangan sarana usaha. Definisi Operasional Berkaitan dengan barang yang dijual belikan pada kawasan yang terdapat PKL. Tempat PKL berdagang yaitu kios, warung semi permanen gerobak, permanen, gerobak meja, meja alas gelar atau pikulan. pola penyebaran PKL Memanjang atau mengelompok. •. fungsi pelayanan. Menyediakan pelayanan perdagangan barang & jasa, pelayanan rekreasi, pelayanan sosial ekonomi,. •. pengguna. •. Skala. Pengguna dari golongan masyarakat ekonomi atas, menengah dan rendah. rendah Skala perdagangan kecil, menengah atau besar.. •. Waktu. Waktu berlangsungnya aktivitas jual-beli.. • •. Sifatt Sif pola pengelolaan. •. interaksi sosial. Bersifat B if t pedagang d menetap, t semii menetap, t keliling. k lili Berkaitan dengan pembinaan dan pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah atau paguyuban. Meliputi relokasi stabilisasi, relokasi, stabilisasi open market, market penutupan jalan tertentu, tertentu7 pemanfaatan trotoar. Berkaitan dengan perijinan, pemberian bantuan atau pinjaman modal..

(8) Populasi & Sampel Penelitian Populasi Populasi pada penelitian ini bersifat heterogen, yaitu masing-masing unsur memiliki sifat yyang g bervariasi. Oleh karena itu pperlu dilakukan ppengambilan g sampling, p g, yyang g memberikan kemungkinan yang sama bagi tiap unsur populasi untuk dipilih. Sampel Penelitian •Pedagang kaki lima :disurvei secara keseluruhan. Hal ini dilakukan karena populasi dianggap kecil atau kurang dari 100. Jumlah PKL adalah 127 unit dihitung berdasar jumlah sarana usaha yang berada disepanjang jalan Kedungdoro. Jumlah toko adalah 58 unit. •Pengunjung :30 orang.. Teknik Penentuan Responden •Pemilihan responden untuk analisa deskriptif kualitatif dilakukan dengan cara purposive i sampling, li •Sedangkan untuk analisa delphi, responden ditentukan dengan analisa Stakeholder yang berdasarkan pada interest, tingkat pengaruh (influence), dan tingkat kepentingan 8 (importance) stakeholders terhadap penataan PKL. PKL.

(9) Teknik Pengumpulan Data Data primer terdiri dari: •Gambar / foto terhadap seluruh elemen lingkungan di lokasi PKL •Eksisting lokasi penelitian berupa potensi dan permasalahan yang ada. •Keadaan sosial budaya •Keterangan pihak-pihak terkait yang dapat dipertanggungjawabkan melalui wawancara. Pengumpulan data primer dilakukan dengan: •Metode Observasi •Teknik T k ik Wawancara W •Kuesioner atau angket Data sekunder terdiri dari: •Dokumen pemerintah mengenai rencana penataan terkait keberadaan PKL kawasan terkait seperti RTRW,RDRTK, dlsb. •Literatur atau artikel pada buku dan majalah. majalah Pengumpulan data dilakukan dengan cara: •Studi Kepustakaan Data instansi. instansi •Data 9.

(10) Teknik Analisa Analisa identifikasi faktor faktor-faktor faktor yang mempengaruhi nilai terhadap citra kawasan terkait dengan keberadaan PKL. Metode Analisa desktiptif p kualitatif digunakan g untuk merumuskan faktor penyebab kekumuhan dari keberadaan PKL terhadap lingkungannya.. Analisa merumuskan kriteria penataan yang tepat untuk meningkatkan citra kawasan disesuaikan dengan karakteristik dan potensi PKL dilingkungannya. a. Analisa Delphi M Menggunakan k A Analisa li D Delphi l hi untuk k menjaring j i pendapat dan pandangan para stakeholders yang terpilih melalui analisa stakeholders. Pada analisa ini h il yang dih hasil diharapkan k adalah d l h terumuskannya t k faktor f kt yang mempengaruhi citra kawasan didasarkan pada stakeholder yang ahli dibidang perancangan kota.. b. Analisa Triangulasi. Referensi berupa teori citra kawasan, penelitian sejenis, regulasi. Pengamatan fakta empiris dilapangan dilapangan.. Stakeholder yang kompeten. Konsep Penataan PKL untuk Meningkatkan Citra Kawasan Gambar 3.1 Triangulasi Sumber: Hasil Analisa, 2010. 10.

(11) Bab IV - Analisa Gambaran Makro PKL yang dibahas pada penelitian ini adalah PKL yang menempati koridor jalan Kedungdoro Surabaya. Surabaya Secara makro dijalan Kedungdoro banyak terdapat fasilitas perdagangan dan jasa yang berupa ruko dan kompleks pertokoan, showroom, bank, restoran/ kafe serta depot.. Letak Geogratif dan Administratif .Daerah studi dibatasi pada PKL yang ada dikoridor jalan Kedungdoro dengan batas wilayah sebagai berikut: Sebelah utara : Jalan Embong Malang Sebelah barat : Jalan Kedung Anyar Sebelah selatan : Jalan Pasar Kembang Sebelah timur :Jalan Kedung Rukem, 11. Keterangan Gambar:. Batas Kawasan Penelitian. Gambar.4.1 Peta Lokasi Studi Sumber: RTRW Surabaya, 2013.

(12) Gambaran Wilayah Studi. Gambar 4.2 Sebagian besar PKL dijalan Kedungdoro berjualan makanan dan minuman. Hanya sebagian kecil PKL yang berjualan rokok . Sumber: Dokumentasi pribadi, 2010. Gambar 4.3 . Sarana usaha yang digunakan PKL 12 dijalan Kedungdoro adalah kios semi permanen dengan tenda, atau gerobak kayu. Sumber: Dokumentasi pribadi, 2010.

(13) Gambaran Wilayah Studi. 13 Gambar 4.4 Penyebaran PKL memanjang sepanjang jalan Kedungdoro tanpa adanya pola tertentu. Sumber: Dokumentasi pribadi, 2010. Gambar 4.5 PKL makanan dan minuman berjualan hanya diwaktu malam hari. Sumber: Dokumentasi pribadi, 2010.

(14) Karakter PKL di koridor jalan Kedungdoro Tabel 4.1 4 1 Jumlah PKL. Lokasi. tahun. jumlah. Jl. Kedungdoro. 2000 2010. 99 127. Sumber : Paguyuban PKL Surabaya tahun 2010 Tabel 4.2 Latar Belakang Pelaku Usaha. No 1. Latar Belakang Jenis Kelamin. 2. Usia. 3. Jenjang Pendidikan. Laki-laki Perempuan Jumlah 15-20th 21-30th 31-40th 41-50th >50th Jumlah Tidak Sekolah SD/sederajat SMP/ sederajat SMA/ sederajat Diploma/Sarj ana Jumlah. Jumlah 67 60 127 7 38 55 23 4 127 17 22 29. Persentase 52% 47% 100% 5% 30% 44% 18% 3% 100% 13% 17% 22%. 70. 55%. 2. 1%. 127. 100%. 14.

(15) Karakter PKL di koridor jalan Kedungdoro (l j t ) (lanjutan) Tabel 4.3 4 3 Jenis Barang Dagangan No. Jenis barang. Jumlah. Persentase. 105. 82%. dagangan 1. Makanan. dan. minuman 2. Rokok dan permen. 16. 13%. 3. Servis tambal ban. 6. 5%. 127. 100%. Jumlah. Dari hasil survey, PKL di Kedungdoro dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasar jenis barang dagangannya. •Tipe A: Makanan dan Minuman p B: Rokok dan Permen •Tipe •Tipe C: Servis tambal ban. 15.

(16) Karakter PKL di koridor jalan Kedungdoro (l j t ) (lanjutan) Tabel.4.4 Sarana Usaha Tabel 4.4 Sarana Usaha N No 1. 2 3. JJenis i B Barang Dagangan. Sarana S Usaha Makanan dan Gerobak Gerobak Gerobak, minuman meja, kursi, tenda R k k dan Rokok d permen Gerobak Kios semi Servis tambal ban permanen Jumlah. J l h Jumlah. P Persentase t. 28 77. 22% 60%. 16. 13%. 6. 5%. 127. 100%. Berdasar hasil survey dapat terlihat bahwa jenis barang dagangan juga mempengaruhi sarana usaha yang digunakan. Terdapat 3 (tiga) model sarana usaha PKL yaitu: 1 G b k meja, 1.Gerobak, j kursi k i dan d dil k i tenda/terpal dilengkapi t d /t l : digunakan di k oleh l h PKL yang berjualan makanan dan minuman. Rata-rata menggunakan terpal untuk melindungi dagangan dan konsumen yang makan ditempat. 2.Gerobak: digunakan g oleh PKL rokok. Gerobak ini biasanya y jjuga g berfungsi g sebagai g tempat berteduh si pedagang. 3. Kios semi permanen: digunakan oleh para tukang servis tambal ban.. 16.

(17) Karakter PKL di koridor jalan Kedungdoro (l j t ) (lanjutan) Tabel 4.5. Luasan Sarana Usaha PKL. No 1. 2 3. Jenis Barang Dagangan. Sarana Usaha Makanan dan Gerobak Gerobak Gerobak, minuman meja, kursi, tenda Rokok dan permen Gerobak Servis tambal ban Kios semi permanen. Luasan. Jumlah. Persentase. 2x1m=2m² 3x2m=6m² 3x2m 6m 3x3m=9m². 28 7 70. 22% 5% 55%. 2x1m=2m². 16. 12%. 3x2m=6m2 2x1m=2m² Jumlah. 1 5 127. 1% 3% 100%. Sarana usaha PKL mempunyai luasan berkisar 2m² sampai dengan 9m². Pada tabel diatas terlihat bahwa selain mempengaruhi bentuk sarana usaha, jenis dagangan ternyata juga mempengaruhi luasannya. Luasan terbesar adalah sarana usaha milik PKL makanan dan minuman, yaitu 9m².. 17.

(18) Karakter Latar Belakang PKL di koridor jalan Kedungdoro (l j t ) (lanjutan) Tabel. 4.6 Cara Penyimpanan Sarana Usaha. Jenis Barang Dagangan. Sarana Usaha. 1. Makanan dan minuman. 2. R k k dan Rokok d permen. Gerobak, meja, kursi, tenda Gerobak. 3. Servis tambal ban. No. Kios semi permanen Jumlah. Cara Penyimpanan Dibawa pulang. Jumlah. Persentase. 105. 82%. Ditinggal dilokasi Ditinggal dilokasi. 16. 13%. 6. 5%. 127. 100%. Sarana usaha PKL penjual makanan dan minuman selalu dibongkar dan dibawa pulang secara keseluruhan. Sarana usaha yang tidak dibawa pulang adalah gerobak dan kios milik PKL penjual rokok dan servis tambal ban 18.

(19) Karakter Latar Belakang PKL di koridor jalan Kedungdoro (l j t ) (lanjutan) Tabel 4.7 Tabel. 4 7 Tempat Usaha PKL. No. Jenis Barang Dagangan. 1. M k Makanan d minuman dan i. 2. Rokok dan ppermen. 3. Servis tambal ban. Sarana Usaha. Tempat Usaha. Jumlah. Persentase. Gerobak, Gerobak meja, kursi, tenda Gerobak. Trotoar dan sebagian badan jalan Trotoar. 105. 82%. 16. 13%. Kios semi permanen. Trotoar dan Sebagian badan jalan. 6. 5%. 127. 100%. Jumlah. Menurut hasil survey, y tempat p usaha PKL dapat p dibedakan menjadi j 2 yyaitu: 1.Trotoar dan sebagian badan jalan: Ditempati PKL makanan minuman dengan sarana usaha gerobak, meja, kursi dan serta. Juga PKL servis tambal ban dengan sarana kios semi permanen. 2.Trotoar: Ditempati PKL rokok dan permen dengan sarana usaha gerobak. 19.

(20) Karakter Latar Belakang PKL di koridor jalan Kedungdoro (l j t ) (lanjutan) Tabel 4.12. Waktu Operasional. No. Jenis Sarana Waktu Jumlah Persentase Barang Usaha Operasional Dagangan 1 Makanan dan Gerobak, 10.00-17.00 5 4% Minuman meja kursi, meja, kursi 18 00-24 18.00 24.00 00 108 85% tenda 2 Rokok dan Gerobak 10.00-17.00 3 2% permen 18.00-24.00 7 6% 10.00-17.00 4 3% 3 Servis Gerobak, tambal ban kios semi permanen Jumlah 127 100% Menurut waktu operasional menjalankan usahanya, ada dua tipe waktu yaitu pk. 1000-17.00 WIB, pk. 18.00-24.00 WIB. Sebagian besar PKL berjualan pada tipe waktu kedua yaitu pk. 18.00-24.00. Karena pada waktu-waktu tersebut tidak mengganggu kegiatan perdagangan formal yang berlangsung pada pagi sampai sore hari.. 20.

(21) Latar Belakang Analisa Deskriptif Kualitatif Analisa A li Karakter K kt Elemen El P b t k Koridor Pembentuk K id Jalan. J l Analisa dilakukan untuk memperoleh karakter dari bentuk fisik dan visual elemenelemen yang ada dikoridor jalan Kedungdoro Elemen Fisik. Tabel.4.15 Analisa Karakter Elemen Pembentuk Koridor Jalan. Sumber: Analisa, 2011 Kriteria Penilaian PKL Pembeli Ya/ Pendapat Responden T J % J % d k. Vegetasi g Memenuhi fungsi g ekologis, g , fungsi teknis, fungsi arsitektural.. Ya T. 22. 18. 105. 82. 3. 27. 10. 90%. d k Jalur Pejalan Kaki. Memenuhi nilai Kenyamanan Kesesuaian Kejelasan Keramahan. Memenuhi nilai Kenyamanan Kesesuaian Furniture Kejelasan j Keramahan Kejelasan Keramahan Street. 7. 6% 1. 4%. 120. 94. 96%. 7. 6% 1. 4%. 94. 96%. Y a T. 29. d k Y a 120. T d k. 29. Bentuk ppohon yyangg ada dianggap gg p belum memberi kesan menari secara estetis pada koridor jalan. Vegetasi yang ada tidak memiliki pola teratur sehingga ada pohon-pohon yang akarnya merusak torotar. Dimensi trotoar saat ini dianggap kurang memadai untuk para pejalan kaki karena hampir semua ruas trotoar dikuasai PKL. Kondisi fisik trotoar juga banyak mengalami penurunan. penurunan Jumlah perabot jalan dianggap kurang memadai. Responden meraas penempatan perabot jalan tidak teratur sehingga fungsinya tidak maksimal. maksimal Perlu ditambah 21 beberapa perabot jalan seperti tempat sampah, lampu penerangan..

(22) Latar Belakang Analisa Deskriptif Kualitatif a Analisa Tingkat Kepentingan Variabel a.. Dengan mengetahui manakah variabel yang paling menimbulkan kesan kumuh, maka nantinya akan dapat dilakukan analisa lebih lanjut untuk t k mendapatkan d tk kriteria k it i penataan t yang tepat t t dalam d l mengatasi t i kesan k kumuh tersebut. Hasil lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel. 4.15 Hasil Analisa tingkat kepentingan variable ( d responden (pada d PKL). Faktor. Penyebab kekumuhan dan karakteristik PKL. Peringkat. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10. Variabel. sarana usaha jenis dagangan pola pengelolaan Sifat Waktu pola penyebaran Fungsi pelayanan gg Pengguna Skala interaksi sosial. 22.

(23) Analisa Deskriptif Kualitatif (lanjutan) b Analisa Tingkat Kepentingan Sub Variabel b. Tabel 4.17 Analisa subvariabel pembuat kumuh kawasan pada reponden PKL. Faktor Penyebab kekumuhan dan karakteristik PKL. No 1. 2. 3. 4. 5. 6 7. Variable sarana usaha 11. 2. 3. 1. jenis 2. dagangan 3 3. 1. pola pengelolaan 2. 3. 1. Sifat 2. 3. 1. Waktu 2. 3. 4. 1. pola penyebaran 2. 1. fungsi 2 2. pelayanan 3.. 8. Pengguna. 9. Skala. 10. interaksi sosial. Peringkat Sub Variabel warung non permanen gerobak gelaran makanan saji servis non makanan k pemanfaatan trotoar open market penutupan jalan menetap semi menetap keliling malam siang sore pagi memanjang mengelompok fungsi barang dan jasa fungsi sosial ekonomi fungsi rekreasi. 1. 2. 1. 2.. warga menengah kebawah warga menengah keatas besar kecil. 1. 2.. belum mendapat pembinaan sudah mendapat pembinaan. 23.

(24) Analisa Delphi Tabel 4.19. Analisa subvariabel pembuat kumuh kawasan No 1. Variabel Jenis dagangan. 2. Sarana Usaha. 3. Pola Penyebaran. Keterangan Makin banyak jenis dagangan yang dijual maka akan makin kumuh. Dalam hal ini yang dinilai paling menyebabkan kekumuhan adalah PKL yang berjualan makanan. Jenis dagangan yang dijual PKL juga berkaitan erat dengan kebersihan. Kebersihan merupakan aspek penting dalam usaha meningkatkan citra suatu kawasan. k Kebersihan b ih meliputi li i kebersihan k b ih sarana usaha h PKL, kebersihan barang dagangan dan kebersihan dalam hal pengelolaan limbah Sarana usaha dianggap mempengaruhi kekumuhan baik itu warung permanen, warung semii permanen, gerobak b k maupun gelaran. l Karena sarana usaha ini biasanya hanya mengutamakan fungsi untuk berjualan dan tidak memperhatikan estetikadari bentuknya. Sarana usaha ini harus memperhatikan aspek bentuk secara fisik. Jika b bentuk k sarana PKL tertata dan d memenuhi hi baik b ik dari d i fungsi f i maupun estetika. Maka akan dapat memberikan support positif terhadap peningkatan citra kawasan. Makin tersebar pola keberadaan PKL maka akan menyebabkan k id k ketidakteraturan d dapat dan d menyebabkan b bk kekumuhan. k k h Maka susunan yang baik dari penyebaran PKL dianggap dapat meningkatkan citra kawasan dimana PKL tersebut berada. PKL yang penyebarannya teratur dapat memudahkan pengelolaan dan dapat 24 memberikan b ik support positif i if terhadap h d peningkatan i k citra i kawasan k.

(25) Analisa delphi (lanjutan) Tabel 4.20 Potensi PKL yang Terdapat Dikoridor Jalan Kedungdoro Sumber: Hasil Survey primer, 2010. No. Variabel. 1. Kesamaan dagangan. 2. Lokasi. Keterangan jenis Dengan adanya kesamaan variasi dagangan, dagangan PKL dikoridor jalan ini memiliki ciri khas yang dapat menarik pembeli. Jenis dagangan PKL yyang g menjadi j ciri khas adalah makanan jjadi. Lokasi PKL dijalan Kedungdoro mudah dicapai karena terletak dijalan kolektor daerah pusat kota yyang g banyak y dilalui warga g kota.. Pada tahap ini dilakukan penggalian pendapat dari para responden tentang faktor-faktor penyebab kekumuhan pada lingkungan PKL. PKL Metode yang dilakukan untuk mendapatkan komponen tersebut adalah wawancara semi terstruktur. 25.

(26) Analisa Fasade. EKSISTING Sarana Usaha PKL menutupi sebagian area depan d b bangunan sehingga hi mengganggu fasade bangunan disepanjang koridor jalan.. ARAHAN. Sarana Usaha PKL diarahkan memiliki b t k fisik bentukan fi ik yang berkesan transparan, sehingga tidak mengganggu fasade bangunan..

(27) Analisa Fasade (lanjutan) Sarana Usaha PKL menutupi sebagian area depan bangunan sehingga mengganggu fasade bangunan disepanjang koridor jalan.. 27. EKSISTING Kondisi fisik Sarana Usaha PKL tidak terawat, terbuat dari bahan seadanya (kayu bekas/terpal bekas/triplek) dan bentuk yang tidak memenuhi nilai estetika sehingga menimbulkan kesan kumuh.. Sarana Usaha PKL diarahkan memiliki bentukan fisik yang berkesan transparan, sehingga tidak mengganggu fasade bangunan.. ARAHAN. 27 Sarana Usaha PKL didesain dengan bentuk fisik dan warna yang disesuaikan dengan tampilan bangunan disekitarnya..

(28) Analisa Fasade (lanjutan). EKSISTING Deretan PKL memiliki pola peletakan dengan jarak yang tidak teratur dan terlalu berdekatan satu sama lain. ARAHAN Deretan PKL memiliki pola peletakan dengan jarak yang teratur dan posisinya sejajar satu sama lain. lain.

(29) Analisa Fasade (lanjutan). EKSISTING. Deretan PKL tidak memiliki pola 29 penataan tertentu sehingga menimbulkan kesan tidak teratur.. ARAHAN Sarana Usaha PKL didesain memiliki  luasan kapling  dan ketinggian yang sama  untuk menampilkan kesan teratur. . 29.

(30) Hasil Analisa Triangulasi Bentuk Fisik Koridor Sarana Usaha PKL Kriteria 1: Bentuk Sarana Usaha PKL harus mempunyai keserasian dengan fasade bangunan dan berkesan transparan sehingga tidak mengganggu estetika visual koridor jalan Kedungdoro. Kedungdoro Kriteria 2: Keberadaan PKL harus memiliki pola yang disesuaikan dengan keberadaan bangunan dikoridor jalan Kedungdoro. Ide Konsep: Bentuk sarana usaha PKL didesain memiliki kesamaan bentuk dasar geometris dengan bangunan disepanjang koridor Kedungdoro. Lapak PKL didesain memiliki elemen atap berbentuk segitiga (perisai) seperti mayoritas bangunan sekitarnya. Kesan transparan dimunculkan dengan cara memaksimalkan bukaan atau meniadakan elemen dinding pada sarana usaha PKL. Sarana usaha PKL menggunakan warna yang senada dengan komposisi warna bangunan sekitar.. 30.

(31) Hasil Analisa Triangulasi Bentuk Fisik Koridor Sarana Usaha PKL Kriteria : Trotoar harus memiliki luas yang cukup untuk digunakan para pejalan kaki. Ide Konsep: a b Trotoar didesain dengan dimensi yang sesuai dengan ruang pejalan kaki meliputi kebutuhan visual dan ebutu a ge gerak. a . Dimensi e s ttrotoar otoa ya yang g ada dapat diperlebar d pe eba de dengan ga ca caraa memanfaatkan e a aat a selokan se o a tertutup. te tutup. kebutuhan Saat PKL beraktivitas dapat menggunakan ruang pada trotoar sebelah dalam, sedangkan pejalan kaki disediakan ruang di trotoar sebelah luar selebar minimal 1.5m.. c b a. a. b. Keterangan: a: Ruang pejalan kaki b: Ruang untuk PKL c: Bangunan. 31.

(32) Hasil Analisa Triangulasi Kriteria 4: Street furniture harus disediakan untuk melengkapi fasilitas, sekaligus untuk mencegah PKL memakai seluruh trotoar untuk berjualan Ide Konsep: •Trotoar dilengkapi dengan street furniture, seperti bangku, lampu jalan, box telepon dan tempat sampah permanen permanen. Hal ini mencegah PKL menempati seluruh bagian trotoar trotoar. Street furniture diletakkan pada lokasi yang mudah terlihat oleh pengguna jalan.. Bangku. Tempat sampah. Tempat sampah h. Lampu jalan. Bangku. 32.

(33) Hasil Analisa Triangulasi Kriteria 5: Penanaman vegetasi harus disesuaikan dengan karakter tempat dan fungsinya. Dalam hal ini vegetasi akan difungsikan sebagai tanaman pembatas. Ide Konsep: Menggunakan jenis vegetasi yang memiliki tinggi <5m agar tidak menghalangi pandangan ke bangunan. Jenis vegetasi yang digunakan antara lain tanaman perdu, semak seperti bougenvil, bunga sepatu. Vegetasi disusun dengan konsep terbuka pada jarak 15-20m untuk membentuk pandangan dan sebagai akses dari jalan menuju trotoar. trotoar. 15-20m. 15-20m. 15-20m. 15-20m. 33.

(34) Hasil Analisa Triangulasi (lanjutan) Sarana Usaha Kriteria : Sarana usaha PKL harus bisa dibongkar pasang. Ide Konsep: •Sarana usaha PKL yang diperbolehkan dipakai hanya berupa warung non permanen/gerobak yang bisa dibongkar pasang. Gerobak harus dikemasi dan dibawa pulang setelah usai kegiatan jual-beli. •Gerobak PKL dilengkapi dengan roda agar mudah dikemasi saat selesai berjualan. Tenda peneduh memakai sistem bongkar pasang. Alternatif Desain Sarana Usaha 1 Sarana usaha berbentuk gerobak. Cocok untuk   PKL penjual makanan . Bagian atas gerobak  didesain sebagai tempat penyimpanan barang didesain sebagai tempat penyimpanan barang.  Gerobak PKL tidak memiliki peneduh, sehingga  masih diperlukan tenda.. Etalase gerobak dilengkapi kaca untuk menjaga  agar makanan yang dijual higinis.. Gerobak sederhana dilengkapi roda untuk  memudahkan membawa dan mengemasi sarana  usaha saat selesai aktivitas berjualan. h t l i kti it b j l. 34.

(35) Hasil Analisa Triangulasi (lanjutan) Sarana Usaha Kriteria : Sarana usaha PKL harus bisa dibongkar pasang. Ide Konsep: •Sarana usaha PKL yang diperbolehkan dipakai hanya berupa warung non permanen/gerobak yang bisa dibongkar pasang. Gerobak harus dikemasi dan dibawa pulang setelah usai kegiatan jual-beli. Gerobak PKL dilengkapi dengan roda agar mudah dikemasi saat selesai berjualan. Tenda peneduh memakai sistem •Gerobak bongkar pasang. Sarana usaha berbentuk kios,  cocok  Alternatif Desain Sarana Usaha 2 untuk PKL penjual makanan yang perlu  menyediakan tempat duduk untuk menyediakan tempat duduk untuk  pengujnjung makan.Didesain memiliki  peneduh yang menyatu dengan badan  gerobak. Peneduh mudah dibuka tutup  sehingga tidak memerlukan tenda sehingga tidak memerlukan tenda  tambahan. Etalase kios berfungsi juga untuk  tempat penyimpanan,  dilengkapi kaca  untuk menjaga agar makanan yang  dijual higinis. Kios PKL dilengkapi dengan roda dan  g p g motor.. 35.

(36) Hasil Analisa Triangulasi (lanjutan) Sarana Usaha Kriteria : Sarana usaha PKL harus bisa dibongkar pasang. Ide Konsep: •Sarana usaha PKL yang diperbolehkan dipakai hanya berupa warung non permanen/gerobak yang bisa dibongkar pasang. Gerobak harus dikemasi dan dibawa pulang setelah usai kegiatan jual-beli. Gerobak PKL dilengkapi dengan roda agar mudah dikemasi saat selesai berjualan. Tenda peneduh memakai sistem •Gerobak bongkar pasang.. Alternatif  Desain Sarana Usaha 3 Sarana usaha berbentuk kios PKL berukuran  kecil. Cocok untuk PKL penjual rokok.  Dilengkapi peneduh pada satu sisi untuk  melindungi pembeli dari panas dan hujan. . Kios terbuat dari material yang  ringan  seperti aluminium, galvalum. Memiliki  p p y p y g p tempat penyimpanan yang tertutup. Kios dilengkapi roda dan mudah didorong.  Tidak perlu dibongkar pasang  karena  berukuran kecil.. 36.

(37) Hasil Analisa Triangulasi (lanjutan) Sarana Usaha Kriteria : Sarana usaha PKL harus memiliki tampilan fisik yang serupa. Ide Konsep: •Warung non permanen/gerobak PKL harus berbentuk serupa sama lain untuk memenuhi azas keharmonisan dan keselarasan. •Warung non permanen yang dipakai PKL harus memiliki tempat penyimpanan sarana berdagang. •Tenda untuk warung PKL terbuat dari rangka galvalum/aluminium. Bentuk disesuaikan dengan bentukan gedung disekitarnya agar dapat membentuk citra kawasan yang serasi. Bagian atas warung diberi bentukan perisai yang menyerupai atap bangunan yang ada disepanjang koridor jalan Kedungdoro. •Warung PKL dibuat terbuka tanpa spanduk yang menutupi badan warung.. Atap tenda PKL berbentuk perisai Atap tenda PKL berbentuk perisai. Rangka tenda dari galvalum atau  aluminium.. 37.

(38) Hasil Analisa Triangulasi (lanjutan) Sarana Usaha Kriteria : Sarana usaha PKL harus memiliki tampilan fisik yang serupa. Ide Konsep: •Warung non permanen/gerobak PKL harus berbentuk serupa sama lain untuk memenuhi azas keharmonisan dan keselarasan. •Warung non permanen yang dipakai PKL harus memiliki tempat penyimpanan sarana berdagang. •Tenda untuk warung PKL terbuat dari rangka galvalum/aluminium. Bentuk disesuaikan dengan bentukan gedung disekitarnya agar dapat membentuk citra kawasan yang serasi. Bagian atas warung diberi bentukan perisai yang menyerupai atap bangunan yang ada disepanjang koridor jalan Kedungdoro. •Warung PKL dibuat terbuka tanpa spanduk yang menutupi badan warung.. Tenda yang terbuka dan tanpa  spanduk. Selama ini spanduk penutup justru  menimbulkan kesan kumuh karena  terlihat tidak serasi satu sama lain.  Dengan warung yang terbuka  Dengan warung yang terbuka diharapkan dapat menghilangkan  kesan kumuh dan meningkatkan citra  kawasan Kedungdoro. 38.

(39) Hasil Analisa Triangulasi (lanjutan) Kriteria : Luasan sarana usaha PKL perkapling tidak boleh melebihi 2x2m Ide Konsep: •Sarana usaha 1 unit PKL berukuran paling besar 2x2 m, sesuai dengan kalping yang telah ditentukan sesuai dengan pola trotoar. •PKL diperbolehkan memiliki lebih dari 1 kapling dengan tetap mengikuti aturan ukuran perkapling. 2.00 m. Luasan kapling PKL  masing masing 2x2 masing‐masing 2x2  meter.Luasan disesuaikan  dengan desain pola  trotoar agar mudah  penataannya. The image cannot be display ed. Your computer may not hav e enough memory to open the image, or the image may hav e been corrupted. Restart y our computer, and then open the file again. If the red x still appears, y ou may hav e to delete the image and then insert it again.. 39 Gerobak PKL dan tenda peneduh luasannya 2x2 meter..

(40) Hasil Analisa Triangulasi (lanjutan) Jenis Dagangan Kriteria : PKL harus dikelompokkan sesuai jenis dagangan Ide Konsep: •Makanan saji merupakan jenis dagangan yang paling banyak dijual oleh PKL disepanjang jalan Kedungdoro. Maka semua PKL makanan saji diatur terletak berderet dalam jajaran yang sama. Sedangkan beberapa PKL yang berjualan rokok dan menyediakan servis tambal ban diletakkan pada bagian awal dan akhir dari jajaran PKL tersebut. •PKL yang berdagang makanan saji dikelompokkan untuk memudahkan organisir sampah dan distribusi bahan mentah Makanan saji merupakan jenis dagangan yang paling banyak dijual oleh PKL disepanjang jalan Kedungdoro. •Makanan Maka semua PKL makanan saji diatur terletak berderet dalam jajaran yang sama. Sedangkan beberapa PKL yang berjualan rokok dan menyediakan servis tambal ban diletakkan pada bagian awal dan akhir dari jajaran PKL tersebut.. PKL Makanan PKL Berjualan rokok PKL Servis Tambal Ban. Gb. Susunan PKL berdasar  jenis dagangannya 40.

(41) Hasil Analisa Triangulasi (lanjutan) P l Penyebaran Pola P b Kriteria: Sebaran PKL harus berjejer disepanjang koridor jalan Kedungdoro. Ide Konsep: •Letak kios/warung PKL teratur berderet memanjang ditepian koridor jalan. Waktu operasional hanya diperbolehkan pada pk. 18.00-24.00 •Digunakan Digunakan prinsip Sharing Time. Time Yaitu PKL diperbolehkan memakai sebagian badan jalan jalan hanya pada waktu malam hari saat pertokoan formal sudah tutup.. Gb. Pola penyebaran PKL memanjang  disepanjang koridor jalan. Gb. Penataan PKL menggunakan prinsip  sharing time. Yaitu PKL beraktivitas saat  pertokoan formal sudah tutup.. 41.

(42) Hasil Analisa Triangulasi (lanjutan) P l Penyebaran Pola P b Kriteria1: Sebaran PKL harus berjejer disepanjang koridor jalan Kedungdoro. Ide Konsep: Luasan kapling ditentukan dengan standar seluas 2x2m. Maksimal kapling yang boleh ditempati adalah 2kapling. Luasan kapling disesuaikan dengan pola yang sudah ditentukan pada pola trotoar. . Kapling PKL 2x2m. 2.00 m. 2 00 m 2.00 m. 42.

(43) Kesimpulan •Dari analisa yang dilakukan maka diketahui ada beberapa faktor yang menjadi j penyebab p y kekumuhan akibat adanya y PKL dikoridor jjalan Kedungdoro. Faktor-faktor utama penyebab kekumuhan adalah sarana usaha PKL, jenis dagangan PKL dan pola penyebaran PKL. •PKL yang ada disepanjang koridor jalan Kedungdoro telah membuat fasade bangunan disepanjang jalan terganggu karena sarana usaha PKL yang umumnya menutupi fasade dengan kondisi lapak tidak terawat. terawat Konsep penataan PKL diharapkan dapat mengubah kondisi tersebut menjadi lebih teratur dan mengedepankan sisi estetika visual.. 43.

(44) Kesimpulan (lanjutan) 1. Konsep Non Fisik a. Konsep Peningkatan Daya Tarik Kawasan •Menggunakan konsep penataan sharing time . Siang hari bangunan disepanjang jalan koridor Kedungdoro khusus untuk perdagangan formal, malam hari PKL diperbolehkan berjualan saat perdagangan formal telah selesai beraktivitas. Sehingga kegiatan perdagangan oleh para PKL menjadi salah satu daya tarik kegiatan dimalam hari. b. Konsep Penanganan Kebersihan, Keamanan dan Kenyamanan. •Pengadaan tempat sampah pribadi di masing-masing PKL. •Penjagaan dan pengawasan dibawah aparat yang bekerja sama dengan paguyuban setempat. •Dilakukan penataan tempat membeli makanan, kemudahan akses, kemudahan sirkulasi. c. Konsep Legalitas PKL. •Pelegalan kawasan Kedungdoro sebagai kawasan PKL dan pembinaan status para PKL menjadi pedagang terdaftar. 2. Konsep Fisik a. Konsep Penataan PKL berdasar sarana usaha •Sarana usaha PKL bisa dibongkar pasang dan harus dibawa pulang seusai jam operasional. •Sarana usaha semi permanen yang diperbolehkan meliputi tenda, gerobak beroda, dan perlengkapan meja-kursi. •Sarana usaha harus memiliki fungsi tempat berjualan, sarana penyimpanan dan sarana pengangkutan barang. •Sarana usaha ditata menempati kapling-kapling yang telah ditentukan sebelumnya. b. Konsep Penataan PKL berdasar jenis barang dagangan •Jenis barang dagangan yang boleh dijual PKL di kawasan Kedungdoro adalah makanan, minuman, jasa servis tambal ban dan rokok.PKL makanan, minuman, jasa servis tambal ban dan rokok hanya boleh berjualan pada malam hari. c. Konsep Penataan PKL berdasar pola penyebaran •PKL ditata linier sepanjang jalan Kedungdoro sesuai dengan jenis barang dagangannya. 44 •Lokasi usaha PKL tidak bercampur dengan alur lalu lintas •Parkir kendaraan pengunjung dilokalisir hanya dititik-titik yang telah ditentukan..

(45) SEKIAN & TERIMAKASIH. 45.

(46)

Referensi

Dokumen terkait

Melanjutkan penelitian dengan cara melakukan identifikasi tentang masalah yang akan dibahas, berkaitan dengan sistem pendukung keputusan pemilihan Supplier

Berdasarkan uraian hasil penelitian tersebut diperoleh adanya hasil yang memuaskan terhadap penerapan model pembelajaran kontekstual berbantuan media video sebagai

Pemakaian Melamin Formaldehid (MF) memberikan ketahanan kusut yang lebih baik namun menghasilkan sifat kaku yang lebih tinggi pada kain, sementara Dimetiloldihidroksietilena

PERSYARATAN BINTARA PENYIDIK PEMBANTUUNTUK DAPAT MENGIKUTI SELEKSI PENDIDIKAN SEKOLAH INSPEKTUR POLISI (SIP). ANGKATAN KE – 47

(2) Sesuai dengan Pasal 3 semua masalah-masalah yang berkaitan dengan sertifikat impor dan ekspor atau izin-izin dimana sertifikat-sertifikat atau izin-izin tersebut seperti

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

Jika hasil pemeriksaan terhadap anak seperti ini:·Masih memiliki hambatan pada fungsi penglihatan meskipun telah dilakukan pengobatan misalnya dengan operasi dan

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan: (1) pemakaian diksi dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye, (2) pemakaian gaya bahasa yang terdapat