• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior Museum Tsunami Di Aceh Dengan Tema Pengangkatan Kembali Identitas Kultural Aceh.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior Museum Tsunami Di Aceh Dengan Tema Pengangkatan Kembali Identitas Kultural Aceh."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR ... ii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR SKEMA ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Ruang Lingkup Kajian ... 3

1.4. Tujuan Pembahasan ... 3

1.5. Sumber Data ... 4

1.6. Metode dan Teknik Pengamatan ... 4

1.6.1. Metode Pengamatan ... 4

1.6.2. Teknik Pengamatan ... 4

1.7. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II. PERSPEKTIF TEORITIS MUSEUM DAN BUDAYA ACEH .... 6

2.1. Pengertian Museum ... 6

2.2. Jenis-jenis Museum ... 7

(2)

2.3.1. Tahap Permulaan ... 9

2.3.2. Program Persiapan ... 11

2.3.3. Desain Bangunan ... 13

2.4. Prinsip-prinsip Dasar dan Ktentuan Desain Museum ... 15

2.4.1. Kajian Program Ruang dan Sirkulasi ... 15

2.4.2. Kajian Fungsi Displai ... 17

2.4.2.1. Bentuk Displai ... 18

2.4.2.2. Dimensi Displai ... 19

2.4.2.3. Informasi Displai ... 21

2.4.2.4. Material Displai ... 21

2.4.3. Pencahayaan ... 22

2.4.4. Penghawaan ... 24

2.4.5. Sistem Keamanan Kebakaran ... 26

2.5. Pengertian Budaya ... 26

2.6. Budaya Aceh ... 27

2.6.1. Arsitektur Aceh ... 29

2.6.1.1. Rumoh Aceh ... 29

2.6.1.2. Arsitektur Mesjid Baiturrahman ... 32

2.6.2. Simbol-simbol dalam Adat Istiadat Aceh ... 34

2.6.3. Motif-motif Adat Istiadat Aceh... 35

2.7. Ruang Monumental ... 36

BAB III. ANALISA SITE ... 38

3.1. Analisa View ... 39

(3)

viii

3.4. Analisa Orientasi ... 43

3.5. Analisa Cahaya Matahari ... 44

3.6. Analisa Kebisingan ... 45

3.7. Analisa Fisik ... 46

3.8. Analisa Arah Angin ... 47

BAB IV. PERANCANGAN MUSEUM ... 50

4.1. Pemilihan Tema ... 50

4.2. Konsep Perancangan ... 51

4.2.1. Kebutuhan Ruang ... 51

4.2.2. Pembagian Ruang ... 52

4.2.3. Konsep Sirkulasi ... 53

4.2.4. Konsep Bentuk ... 54

4.2.5. Konsep Warna ... 54

4.2.6. Konsep Material ... 56

4.2.7. Konsep Keamanan Kebakaran ... 57

4.2.8. Konsep Penghawaan ... 57

4.2.9. Sistem Pencahayaan ... 58

4.3 Gambar Kerja ... 59

4.3.1 Denah General ... 59

4.3.2 Potongan General ... 62

4.3.3. Layout ... 63

4.3.4 Denah Ceilling ... 69

4.3.5 Denah Titik Lampu ... 71

4.3.6 Potongan Khusus ... 77

(4)

4.3.8 Detail Interior ... 88

4.3.9 Perspektif ... 95

BAB V. KESIMPULAN ... 97

DAFTAR PUSTAKA

(5)

x

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1. Contoh Layout Museum Besar ... 17

(6)

DAFTAR TABEL

BAB II

Tabel 2.1. Korelasi antara Fungsi dan Kebutuhan Ruang pada Museum ... 16

Tabel 2.2. Illuminasi Maksimum untuk Pencahayaan pada Objek ... 22

Tabel 2.3. Klasifikasi Prinsip Cahaya berdasarkan Fungsinya ... 23

Tabel 2.4. Data Jenis-jenis Performa Lampu dan Tingkat Daya Rusak pada Benda ... 24

Tabel 2.5. Tingkat Kelembaban Udara Relatif Berdasarkan Benda Koleksinya dan Iklim ... 25

BAB III Tabel 3.1. Kelebihan dan Kekurangan View Bangunan Tinggi ... 40

Tabel 3.2. Kelebihan dan Kekurangan Topografi Bangunan Tinggi ... 42

Tabel 3.3. Kelebihan dan Kekurangan Analisa Pencapaian ... 43

Tabel 3.4. Kelebihan dan Kekurangan Analisa Orientasi ... 44

Tabel 3.5. Kelebihan dan Kekurangan Masuknya Sinar Matahari dalam Museum ... 45

Tabel 3.6. Kelebihan dan Kekurangan Analisa Kebisingan ... 47

Tabel 3.7. Kelebihan dan Kekurangan Analisa Fisik... 48

Tabel 3.8. Kelebihan dan Kekurangan Arah Angin ... 49

BAB IV Tabel 4.1. Ruang Berdasarkan Kebutuhannya ... 51

Tabel 4.2. Pembagian Ruang ... 53

Tabel 4.3. Warna yang Diambil Berdasarkan Konsep Setiap Ruangan... 56

(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

BAB II

Gambar 2.1. Sirkulasi Pengunjung, Dimensi Manusia dan Benda Pameran ... 17

Gambar 2.2. Contoh Displai Instalasi Eksterior/ Interior ... 18

Gambar 2.3. Contoh Display Cases ... 19

Gambar 2.4. Persentil Tinggi Mata Manusia ... 20

Gambar 2.5. Dimensi arak antar display ... 30

Gambar 2.6. Kerangka Rumah Adat Tradisional ... 30

Gambar 2.7. Mesjid Baiturrahman ... 32

Gambar 2.8. Rencong ... 34

Gambar 2.9. Motif Emas Khas Melayu ... 34

Gambar 2.10. Tampuk Bantal Merah Bersulam Emas ... 35

BAB III Gambar 3.1. Denah First Floor ... 39

Gambar 3.2. Potongan B-B ... 39

Gambar 3.3. Potongan A-A ... 40

Gambar 3.4. Potongan B-B ... 41

Gambar 3.5. Analisa Pencapaian ... 42

Gambar 3.6. Analisa Orientasi ... 43

Gambar 3.7. Analisa Cahaya Matahari (Tampak Atas) ... 44

Gambar 3.8. Analisa Cahaya Matahari (Tampak Samping) ... 45

Gambar 3.9. Analisa Kebisingan (Tampak Atas) ... 46

Gambar 3.10. Analisa Kebisingan (Tampak Samping) ... 46

Gambar 3.11. Tampak Muka Bangunan ... 47

Gambar 3.12. Analisa Fisik ... 47

(8)

ABSTRAK

Laporan Tugas Akhir ini membahas tentang perancangan tugas akhir yaitu

perancangan interior museum tsunami di Aceh. Penulis membahas tentang pemilihan

topik perancangan museum ini, apa yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan

topik tersebut. Terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam

perancangan interior museum ini.

Perancangan museum terdiri dari banyak tahapan dan banyak standart yang

harus dipenuhi dalam merancang interior sebuah museum agar pengguna (user)

merasa nyaman berada di dalamnya. Selain itu pemeliharaan benda koleksi juga

menjadi hal yang harus diperhatikan dalam perancangan sebuah museum.

Pemilihan tema dalam perancangan interior museum tsunami Aceh menjadi

hal yang penting karena melibatkan masalah sosial, dan menyangkut permasalahan

yang sifatnya mendasar seperti peraturan setempat, budaya masyarakat setempat dan

menyangkut sebuah tragedi kemusiaan. Tema yang diangkat adalah kebudayaan

setempat yaitu kebudayaan Aceh yang menjadi identitas masyarakat setempat

sebagai pemulihan kebudayaan yang hancur saat tsunami.

Hasil perancangan interior museum ini banyak mengambil tema kebudayaan

Aceh dan peristiwa tsunami yang kental. Peristiwa tsunami dibawa kembali ke dalam

museum ini agar pengunjung dapat merasakan pengalaman saat terjadinya tsunami

dan mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut. Pada museum ini empati

pengunjung menjadi hal yang menjadi daya tarik tersendiri.

Dari hasil perancangan museum ini, Penulis menyimpulkan bahwa museum

tragedi tsunami merupakan simbol dari masyarakat Aceh, yang menjadi monumen

kebangkitan rakyat Aceh sekaligus kekuatan bagi mereka yang menjadi korban.

Museum ini juga memberikan pengetahuan tentang tsunami agar generasi mendatang

(9)

Universitas Kristen Maranatha 2008 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peristiwa tsunami tanggal 26 Desember 2004 menjadi salah satu bencana

terbesar abad ini, bencana ini telah merenggut lebih dari 200.000 jiwa.

Bencana ini terjadi di lepas pantai barat Aceh, kurang lebih 160 km sebelah

barat Aceh. Peristiwa ini telah membekas dalam ingatan banyak orang

terutama mereka yang menjadi korban dalam bencana ini. Banda Aceh

merupakan salah satu daerah yang mengalami kerusakan terparah, dan paling

banyak menelan korban jiwa. Menurut situs Wikipedia ada kira-kira sebanyak

126.000 orang meninggal dunia.Puluhan gedung hancur terutama di daerah

Meulaboh dan Banda Aceh di ujung Sumatera. Di Banda Aceh sekitar 50%

bangunan rusak akibat tsunami.

Peristiwa ini akan dapat diingat oleh kita yang mengalaminya saat ini tetapi

apakah generasi yang akan datang dapat mengetahui peristiwa besar ini. Atau

hanya akan terlupakan begitu saja dan tidak menjadikan peristiwa ini sebagai

pelajaran. Atas dasar pemikiran tersebut maka Pemerintah Provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam dan Pemerintah Kota Banda Aceh beserta badan terkait

lainnya berancana membangun museum untuk mengenang peristiwa ini.

Juru bicara Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD Nias, Mirza

Keumala seperti yang dikutip oleh situs resmi Pemerintah Aceh mengatakan

museum tersebut didirikan untuk mengenang sekaligus memetik pelajaran dari

musibah tsunami yang merupakan musibah terdahsyat abad ini. “Museum ini

akan menjadi pengingat bahwa kita pernah mengalami musibah besar yang tak

hanya merenggut ratusan ribu jiwa tapi juga merusak sejumlah infrastruktur di

sepanjang 800 kilometer pesisir pantai barat dan timur Aceh. Diharapkan,

dengan adanya museum ini dapat menjadi pelajaran bagi generasi penerus

(10)

Desain untuk museum ini dilakukan melalui sayembara untuk menemukan

desain yang inovatif dan kreatif. Setelah melalui tahap sayembara maka telah

terpilih Urbane Design yang diketuai oleh Ridwan Kamil sebagai

pemenangnya. Bangunan museum akan dibangun di atas tiang-tiang, yang

mengadopsi bentuk rumah tradisional Aceh. Ridwan Kamil mengatakan

seperti yang dikutip oleh situs www.voanews.com, di masa yang akan datang

museum ini dapat digunakan untuk situasi gawat mendadak, jika terjadi

gelombang tsunami masyarakat dapat menggunakan bangunan ini sebagai

tempat pengungsian.

Sebagai seorang calon sarjana desain interior, penulis merasa tertarik untuk

mengangkat studi kasus projek ini sebagai projek tugas akhir. Hal ini

dikarenakan, penulis sebagai bagian dari Bangsa Indonesia yang turut prihatin

dan menganggap bahwa tragedi tsunami Aceh ini bukan hanya tragedi milik

rakyat Aceh saja namun tragedi untuk seluruh Bangsa Indonesia. Penulis

merasa bangga memilih projek ini sebagai projek tugas akhir dan turut serta

menyumbangkan ide dan gagasan dalam mendesain sisi dalam (interior)

museum ini.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang

akan dibahas dalam laporan ini, yaitu:

1. Apakah definisi dan fungsi museum pada umumnya dan museum tragedi

tsunami Aceh pada khususnya?

2. Bagaimana tahap-tahap perancangan pada sisi interior museum tsunami

Aceh?

3. Bagaimanakah korelasi antara karakteristik fisik arsitektur museum tragedi

tsunami Aceh dengan interiornya?

(11)

Universitas Kristen Maranatha 2008 3 1.3. Ruang Lingkup Kajian

Prinsip dasar atau teori-teori yang digunakan penulis sebagai landasan berpikir

dalam membahas rumusan masalah yang telah diuraikan di atas diperoleh

melalui dua pendekatan studi, yaitu sebagai berikut:

1. Studi Literatur, wacana atau definisi, yaitu:

a. Pengertian atau definisi museum secara umum dan museum tsunami

secara khusus.

b. Karakter budaya Aceh dari segi pemikiran, pemaknaan, simbolisasi,

dan visual.

c. Study komparasi dengan museum lain yang bertaraf internasional

sebagai bahan literatur.

2. Studi Literatur Desain, yaitu:

a. Tahap-tahap perancangan interior sebuah museum.

b. Prinsip-prinsip dasar, standar baku dan standar internasional dalam

mendesain sisi interior sebuah museum.

c. Studi komparasi dengan museum yang bertaraf internasional sebagai

komparatif, inovatif, dan evaluatif.

1.4. Tujuan Pembahasan

Tujuan pembahasan dalam laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan definisi dan fungsi museum pada umumnya dan museum

tragedi tsunami Aceh pada khususnya.

2. Menguraikan tahap-tahap perancangan pada sisi interior museum tsunami

di Aceh.

3. Menganalisa korelasi antara karakteristik fisik arsitektur museum tragedi

tsunami Aceh dengan interiornya.

4. Mendesain sebuah museum yang dapat dijadikan ikon masyarakat Aceh,

ikon nasional, dan ikon internasional sebagai museum tragedi tsunami

Aceh ditinjau dari perpaduan arsitektur (eksisting) beserta desain

(12)

1.5. Sumber Data

Terdapat dua sumber data dalam proses pembuatan laporan Tugas Akhir ini,

yaitu:

1. Sumber Data Primer, yaitu semua data yang berhubungan dengan kondisi

lapangan dalam hal ini adalah data-data yang diberikan oleh pihak Urbane

Design sebagai arsitek.

2. Sumber Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari hasil studi literatur

seperti buku, situs internet dan artikel.

1.6. Metode dan Teknik Pengamatan

Dalam melakukan pengamatan, penguraian dan pembahasan laporan ini,

penulis menggunakan metode dan teknik pengamatan sebagai berikut:

1.6.1. Metode Pengamatan

Penulis memilih metode analisis deskriptif karena dalam perancangan

interiornya didahului dengan pengumpulan dan analisa data yang disesuaikan

dengan keadaan yang sebenarnya kemudian diuraikan, ditelaah, dicari korelasi

dan relevansinya agar memperoleh hasil desain yang tepat.

1.6.2. Teknik Pengamatan

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah studi literatur, yaitu

mencari semua data tentang objek yang akan didesain yang berasal dari

berbagai media tulis seperti buku, artikel dan situs internet.

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan Tugas Akhir adalah sebagai berikut:

- BAB I, yaitu Bab Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang,

(13)

Universitas Kristen Maranatha 2008 5 - BAB II, yaitu Bab Perspektif Teoritis Museum dan Budaya Aceh,

menguraikan tentang pengertian dan definisi museum, jenis-jenis museum,

tahap-tahap perancangan interior museum, prinsip-prinsip dasar dan

standar baku dalam mendesain museum, studi komparasi dengan museum

yang bertaraf internasional sebagai komparatif, inovatif, dan evaluatif,

karakter budaya Aceh serta ruang monumental.

- BAB III, yaitu Bab Analisa Site, memaparkan tentang analisa objek dalam

hal ini adalah arsitektur museum tsunami yang telah didesain oleh Urbane

Design.

- BAB IV, yaitu Bab Perangcangan Museum, memaparkan tentang

perancangan interior museum tragedi tsunami Aceh dan konsep

perancangan museum dan aplikasi visualnya dalam wujud desain dan

gambar kerja.

- BAB V, yaitu Bab Kesimpulan, menyimpulkan keseluruhan hasil kerja

perancangan interior museum tragedi tsunami Aceh yang dijadikan studi

(14)

BAB V

KESIMPULAN

Perancangan interior sebuah museum merupakan sesuatu hal yang tidak mudah.

Perancangan interior museum haruslah memikirkan berbagai aspek teoritis, bukan

hanya yang sifatnya estetik semata. Namun bukan hanya museum yang harus

memikirkan segi teori saja, setiap perancangan interior fungsi apapun juga, seorang

desainer harus dapat melihat aspek-aspek teoritis karena desain yang baik adalah

desain yang dapat dipertanggungjawabkan.

Banyak tantangan dalam merancang sebuah museum terutama dari sisi teori,

sulitnya mencari informasi tentang museum dan tidak berkembangnya museum di

Indonesia membuat penulis sulit untuk mencari bahan pembanding sebagai ukuran

sebuah museum yang baik. Sehingga penulis harus mencari bahan pembanding

tersebut ke museum yang berada di luar Indonesia, sehingga penulis hanya dapat

melihat melalui gambar atau foto saja.

Museum tsunami dibuat untuk menarik minat orang Indonesia secara khusus dan

masyarakat internasional secara umum agar mau mendatangi museum ini. Maka pada

perancangan museum tsunami ini dibuat hal-hal yang menjadi daya tarik tersendiri

seperti ruang monumental, pada ruangan ini pengunjung diajak berinteraksi dengan

kondisi ruangan sehingga pengunjung tidak merasa bosan dan pasif. Namun selain

ketertarikan tersebut sebuah museum harus terus berkembang dari segi desain dan

benda koleksi, jika tidak pengunjung yang sudah pernah datang tidak akan datang

lagi, maka interior ruang pamer dibuat semi permanen sehingga desain dapat dengan

mudah diperbaharui. Penulis berharap di masa yang akan datang museum di

Indonesia dapat berkembang dan minat kunjungan ke museum dapat meningkat

karena museum merupakan salah satu sarana pendidikan yang baik bagi masyarakat.

Perancangan interior museum Aceh mencangkup banyak hal selain hanya ukuran

teoritis saja, museum tragedi tsunami menyangkut masalah sosial dan budaya daerah

(15)

berhati-Universitas Kristen Maranatha 2008 98 mewakili banyak pihak, secara khusus mewakili rakyat Aceh juga harus mewakili

tragedi tsunami yang juga menghantam banyak negara. Interior Museum Tragedi

Tsunami Aceh ini adalah monumen yang akan membangkitkan semangat korban

tsunami.

Dalam perancangan tugas akhir ini penulis banyak mengalami tantangan dan

rintangan. Namun tantangan dan rintangan tersebutlah yang kemudian menjadikan

penulis untuk bias lebih berusaha untuk menjadi seorang desainer yang baik.

Perancangan tugas akhir yang membuat penulis mendapat banyak ilmu tambahan

dan dapat mempraktekkan segala teori yang telah didapat pada semester-semester

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Adimihardja, Kusnaka dan Salura, Purnama ( 2004 ) Arsitektur dalam Bingkai

Kebudayaan, Bandung : Foris Publishing.

Lefebvre, Henri ( 1991 ) The Production of Space, Oxford, Blackwell.

Matthews, Geoff ( 1991 ) Museums and Art Galleries, Oxford :Butterworth

Architecture.

Neufert, Ernst ( 2002 ) Data Arsitek, Edisi 33, Jilid 2, Jakarta : Erlangga.

Phillips Lighting ( 1993 ) Lighting Manual, Fifth Edition, Netherlands : Ligthing

Design and Application Centre.

Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah ( 1978 ) Adat Istiadat

Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh, Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan.

Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah ( 1978 ) Sejarah Daerah

Propinsi Daerah Istimewa Aceh, Jakarta : Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah ( 1985 ) Arsitektur

Tradisional Propinsi Daerah Istimewa Aceh, Jakarta : Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ( 1990 ) Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Reznikoff, S.C. ( 1986 ) Interior Graphic and Design Standards, New York :

Watson-Guptill Publications.

Sachari, Agus ( 2007 ) Budaya Visual Indonesia, Jakarta : Erlangga.

White, Edward T. ( 1983 ) Site Analysis: Diagramming Information for

Architectural Design, United States of America : Architectural Media.

(17)

Artikel dan Laporan :

Sueca, Ngakan Putu ( 2007 ) Rekonstruksi Aceh Pasca Tsunami. Indonesian

Design Magazine, edisi November 2007.

Santoso, Miky E. ( 2003 ) Dimensi Sosio-Politik, dan Simbolik Monumen

Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Bandung : Tesis Program Magister

Arsitektur ITB.

Artikel Elektronik :

www.djpp.depkumham.go.id

www.aceh.net

www.urbane.co.id

www.arsitekturmedia.blogspot.com

www.wikipedia.com

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan yakni 1) kemandirian belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 3 Gowa berada pada

PF Kepada setiap orang yang telah mengaku dosa dan bertobat, dengarkanlah berita anugerah pengampunan seperti yang dinyatakan dalam KOLOSE 1 : 13 - 14 , ”Ia

• Mengurangi pajanan faktor risiko dari lingk fisik, biologik & sosial seluruh komunitas.. – Modifikasi lingk fisik, biologik& sosial secara luas, al; pengolahan

Artinya, mengkreasikan musik-musik tradisi merupakan sebuah alternatif yang cukup baik dalam upaya mempertahankan musik tradisi di satu sisi dan tetap mengikuti

Kemitraan adalah kerjasama antara usaha kecil dengan menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan yang berkelanjutan oleh usaha menengah atau usaha

Oleh karena itu dibuatlah suatu unit pencatat kehadiran menggunakan RFID dan Kamera berbasis Raspberry Pi yang dapat melakukan presensi dengan cepat dan bisa

Dari beberapa hasil studi tersebut membuktikan pentingnya membangun kualitas keterhubungan (relationship quality ) oleh perusahaan melalui beberapa dimensi yaitu kepercayaan

(2) Apa saja yang menjadi problematika bagi guru dalam pengembangan pengamalan agama siswa kelas X di SMA Ma‟arif Jragung Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun