• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pemberdayaan Koperasi Tani Berbasis Agribisnis Di Kabupaten Badung (Studi Kasus Pada Koperasi Tani Subak Uma Lambing).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pemberdayaan Koperasi Tani Berbasis Agribisnis Di Kabupaten Badung (Studi Kasus Pada Koperasi Tani Subak Uma Lambing)."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI TANI BERBASIS

AGRIBISNIS DI KABUPATEN BADUNG

(Studi Kasus pada Koperasi Tani Subak Uma Lambing)

HESTI DEWI MASITAH

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

TESIS

STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI TANI BERBASIS

AGRIBISNIS DI KABUPATEN BADUNG

(Studi Kasus Pada Koperasi Tani Subak Uma Lambing )

HESTI DEWI MASITAH NIM : 1391161001

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

(3)

STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI TANI BERBASIS

AGRIBISNIS DI KABUPATEN BADUNG

(Studi Kasus Pada Koperasi Tani Subak UmaLambing )

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Agribisnis

Program Pascasarjana Universitas Udayana

HESTI DEWI MASITAH NIM : 1391161001

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

(4)

LembarPengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL : 19 JANUARI 2016

Pembimbing I

Prof. Dr. Ir. Made NarkaTenaya, MS. NIP. 19500103 198003 1 001

Pembimbing II

Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, MP. NIP. 19621116 198702 1 001

Mengetahui,

Ketua

Program Studi Magister Agribisnis Program Pascasarjana

UniversitasUdayana

Dr. Ir. Ni Wayan Sri Astiti, MP. NIP. 19590506 198702 2

Direktur Program Pascasarjana

UniversitasUdayana

(5)

Tesisini Telah Diuji Pada Tanggal 19 Januari 2016

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor

UniversitasUdayana, No. 4367/UN14.4/HK/2015, tanggal 30 Desember 2015

Ketua : Prof. Dr. Ir. Made Narka Tenaya, MS. Anggota :

(6)

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama : HESTI DEWI MASITAH NIM : 1391161001

Program Studi : Magister Agribisnis

JudulTesis : STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI TANI BERBASIS AGRIBISNIS DI KABUPATEN BADUNG (Studi Kasus Pada Koperasi Tani Subak Uma Lambing )

DenganinimenyatakanbahwakaryailmiahTesis/Disertasi* inibebasplagiat. Apabiladikemudianhariterbuktiplagiatdalamkaryailmiahini,

makasayabersediamenerimasanksisesuaiPeraturanPemerintahPendidikanNasio nalRepublik Indonesia No 17 Tahun 2010 danPeraturanPerundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 19Januari 2016 Yang MembuatPernyataan

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Salam Sejahtera,

PujisyukurpenulispanjatkankehadapanTuhan Yang MahaEsa, karenahanyadenganlimpahanrahmat-Nya,

penulismampumenyelesaikanpenulisanTesisdenganJudulStrategiPemberdayaanKo

perasiTaniBerbasisAgribisnis di KabupatenBadung

(StudiKasuspadaKoperasiTaniSubak Uma Lambing).

Terimakasih yang

sebesar-besarnyaditujukankepadaRektorUniversitasUdayana, terimakasihkepadaIbu Prof. Dr. dr. A.A. RakaSudewi, Sp. S(K). selakuDirektur Program

PascasarjanaUniversitasUdayana yang

telahmemberikanfasilitasdankesempatanpadapenulismengikutipendidikan di Program Pascasarjana Magister Agribisnis.

Padakesempataniniperkenankanlahpenulismengucapkanterimakasih yang tuluskepadaProf.Dr.Ir.Made NarkaTenaya, MS selakuPembimbing I danBapakProf. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, MP. selakuPembimbing II yang denganpenuhperhatiandankesabarantelahmemberikandorongan, semangat, bimbingandan saran selamapenulisantesis.Demikianjuga, ucapan yang samaditujukankepada Dr. I PutuGdeSukaatmadja, SE, MP; Dr. I GedeSetiawanAdi Putra, SP, MSi, dan Dr. Ir. Ni Wayan Sri Astiti, MP yang telahberkenanmengujidanmemberikanmasukan yang konstruktif.

Penulisjugamengucapkanterimakasihsebesar-besarnyakepadaBapakdanIbuDosenPascasarjana Program Magister

Agribisnisatasilmudanbimbingannya.Demikian pula

kepadaBapakdanIbuStafAdministrasiPascasarjana Program Magister Agribisnisatasbantuannya.

(8)

vii

(9)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis, Hj. Hesty Dewi Masitah yang biasa

dipanggil Hesty dilahirkan di Denpasar pada

tanggal 19 Oktober1970. Penulis merupakan

anak ketiga dari enam bersaudara yang

dilahirkan dari pasangan H. M.I Bucharidan

Hj. R.R. SitiTaslimah.

Pendidikan dasar ditempuh di sekolah dasar InpresNo. 22 Dangin Puri

Denpasar pada tahun 1979 dan tamat pada tahun1983.Kemudian melanjutkan

pendidikan di SekolahMenengah Pertama (SMP) Negeri5 Denpasar pada tahun1983

dan tamat pada tahun1986. Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) ditempuh di

SMAN 5 Denpasar pada tahun1986 dan lulus pada tahun 1989. Selanjutnya, pada

tahun1989 melanjutkan kejenjang strata I pada Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas

Pertanian Universitas Warmadewa dan lulus pada tahun 1993.

Pada tahun 2013 penulis berkesempatan melanjutkan kuliah kejenjang strata

II pada Program Study Magister Agribisnis, Program Pascasarjana, Universitas

Udayana.Selain berkuliah, penulis pekerjaansehari-harinya wiraswasta di bidang

Perkebunan, ikut sebagai organisasi sosial diantaranya PersatuanWanitaMuslimat NU

(10)

ABSTRAK

Hesti Dewi Masitah.Strategi Pemberdayaan Koperasi Tani Berbasis Agribisnis Di Kabupaten Badung (Studi KasusPadaKoperasi Tani Subak Uma Lambing). Di bawahBimbingan Prof. Dr. Ir. Made NarkaTenaya, MS dan Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, MP.

Dalam konteks pengembangan sistem agribisnis, peran koperasi pertanian dapat dijumpai padapengembangan subsistem budidaya, subsistem hulu, subsistem hilir, serta sub-sistem penunjang. Subsistem penunjang koperasi memegang peranan penting dalam pengembangan sumber daya manusia petani, transfer teknologi, ketersediaan permodalan dan asuransi, serta sebagai advokator sekaligus negosiator terdepan dalam mengembangkan iklim usaha yang melindungi nasib parapetani kecil. Tujuanpenelitianiniuntukmengetahuifaktor internal daneksternalpadapemberdayaan koperasi tani berbasis agribisnis, merumuskanstrategi yang diperlukanuntukpemberdayaan koperasi tani berbasis agribisnis, danuntukmenentukanstrategi yang paling tepatdalampemberdayaan koperasi tani berbasis agribisnis pada Koperasi Tani Subak Uma Lambing, Sibang Kaja Abiansemal Kabupaten Badung.

Berdasarkanhasilpenelitianmenunjukkanbahwafaktor strategis internal yang menjadi kekuatan koperasi adalah ijin koperasi, tenaga pendampingdariDinasPertanian, tempat yang tetapdanlokasi yang menguntungkan, anggota yang beragam, kemitraan dalam membeli hasil pertanian dari anggota, salurandisribusi, posisikas, penerapanteknologi yang canggihdantepatguna, sertastrukturorganisasi. Faktor strategis internal yang merupakan kelemahan koperasi adalah kualitas sumber daya manusia, rasa memiliki terhadap koperasi, kemampuan koperasi dalam membeli hasil pertanian, sarana alat produksi, semangat menggunakan jasa koperasi, pemupukan modal melalui simpanan pokok dan simpanan wajib, kelemahanopeasional, sertakelemahanpsikologi. Faktor strategis eksternal yang merupakan peluang koperasi adalah kebijakan pemerintah, pembinaan dan pengawasan, daya tampung hasil pertanian, koperasi sebagai penyedia jasa, dan masih ada anggota subak yang belum masuk koperasi. Faktor strategis eksternal yang merupakan ancaman koperasi adalah laju perekonomian, perubahan suku bunga yang terus berubah, dan perubahan iklim.Strategi yang perlu dirumuskan adalah strategi peningkatan kemampuan finansial, pengembangan pemasaran, pengembangan sumber daya manusia, pengaturan dan pengendalian.Strategi yang paling tepat adalah menerapkan prinsip-prinsip good corporate government (GCG).

(11)

ABSTRACT

Hesti Dewi Masitah Empowerment of Farmers Agribusiness-based Cooperative Strategy In Badung (Case Study on Farmer Cooperative Subak Uma Lambing). Under the guidance of Prof. Dr. Ir. Made NarkaTenaya, MS and Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, MP.

In the context of developing agribusiness system, the role of agricultural cooperatives can be found in the development of aquaculture subsystem, subsystem upstream, downstream subsystem, as well as sub-systems support. In subsystem supporting cooperatives, they play an important role in the development of human resources of farmers, transfer of technology, the availability of capital and insurance, as well as leading negotiator at the same time advocates in developing a business climate that protects small farmers fate. The research objective is to determine the internal and external factors on the empowerment of farmer agribusiness-based cooperatives, formulated strategies needed to empower farmer agribusiness-based cooperative and to determine the most appropriate strategy in empowering farmers agribusiness-based cooperative at Farmers Cooperative Subak Uma Lambing, SibangKajaAbiansemal District Badung.

Based on the results of the study, it showed that the internal and external factors are the strength of cooperatives is the channel of distribution, cash position, favorable location, the application of appropriate technologies, organizational structures are used, cooperative permission, assistants, a permanent member of the diverse, partnerships in term of purchasing the agricultural products from members. Internal factors which are weaknesses is the weakness of quality of human resources, ownership of the cooperative, the ability of cooperatives to buy the agricultural products, the means of production equipment, the spirit of using the services of the cooperative, capital accumulation through the principal savings and deposits compulsory, operatioal, and psychological. External environments which are the environmental of opportunities and threats are economic, social, cultural, demographic, political, governmental, legal, technological, competitive, governmental policies, guidance and supervision, the capacity of agricultural products, as service providers. External strategic factors include the rate of the economy, changes in interest rates are constantly changing, climate change. The strategy that needed to be formulated is the strategy of increasing financial capability, development, marketing, human resource development, regulation and control. The most appropriate strategy is to apply the principles of good corporate government (GCG).

(12)

RINGKASAN

Hesti Dewi Masitah.Strategi Pemberdayaan Koperasi Tani Berbasis Agribisnis Di Kabupaten Badung (Studi KasusPadaKoperasi Tani Subak Uma Lambing). Di bawahBimbingan Prof. Dr. Ir. Made NarkaTenaya, MS dan Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, MP.

Dalam konteks pengembangan sistem agribisnis, peran koperasi pertanian dapat dijumpai padapengembangan subsistem budidaya, subsistem hulu, subsistem hilir, serta sub-sistem penunjang. Dalam subsistem penunjang koperasi memegang peranan penting dalam pengembangan sumber daya manusia petani, transfer teknologi, ketersediaan permodalan dan asuransi, serta sebagai advokator sekaligus negosiator terdepan dalam mengembangkan iklim usaha yang melindungi nasib parapetani kecil.

Permasalahan dalam penelitian ini adalahmasihlemahnyafaktor internal daneksternalpadapemberdayaan koperasi tani berbasis agribisnis. Perlunyamenetapkanstrategiuntukpemberdayaan koperasi tani berbasis

agribisnis.Mempergunakanstrategi yang paling

relevandalammerumuskanpemberdayaan koperasi tani berbasis agribisnis pada Koperasi Tani Subak Uma Lambing, Sibang Kaja Abiansemal Kabupaten Badung.

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Menjelaskanfaktor–faktor internal daneksternalpadapemberdayaan koperasi tani berbasis agribisnis di Koperasi Tani Subak Uma Lambing, Sibang Kaja, Abiansemal, Kabupaten Badung.

2. Merumuskanstrategi yang diperlukanuntukpemberdayaan koperasi tani berbasis agribisnis pada Koperasi Tani Subak Uma Lambing, Sibang Kaja, Abiansemal, Kabupaten Badung.

(13)

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, sumber data yang digunakanmenggunakan data sekunder yaitu LaporanTahunanTutupBukuTahun2014olehPengurusKoperasiTaniSubak Uma Lambing. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif.

Berdasarkanhasilpenelitianmenunjukkanbahwafaktorstrategis internal yang menjadikekuatankoperasiadalah ijin koperasi, tenaga pendampingdariDinasPertanian, tempat yang tetapdanlokasi yang menguntungkan, anggota yang beragam, kemitraan dalam membeli hasil pertanian dari anggota, salurandisribusi, posisikas, penerapanteknologi yang canggihdantepatguna, sertastrukturorganisasi. Faktor strategis internal yang merupakan kelemahan koperasi adalah kualitas sumber daya manusia, rasa memiliki terhadap koperasi, kemampuan koperasi dalam membeli hasil pertanian, sarana alat produksi, semangat menggunakan jasa koperasi, pemupukan modal melalui simpanan pokok dan simpanan wajib, kelemahanopeasional, sertakelemahanpsikologi. Faktor strategis eksternal yang merupakan peluang koperasi adalah kebijakan pemerintah, pembinaan dan pengawasan, daya tampung hasil pertanian, koperasi sebagai penyedia jasa, dan masih ada anggota subak yang belum masuk koperasi.

Faktor strategis eksternal yang merupakan ancaman koperasi adalah laju perekonomian, perubahan suku bunga yang terus berubah, dan perubahan iklim.Strategi yang perlu dirumuskan adalah strategi peningkatan kemampuan finansial, pengembangan pemasaran, pengembangan sumber daya manusia, pengaturan dan pengendalian, sertapenerapanprinsip-prinsipgood corporate government (GCG).Strategi yang paling relevanadalah menerapkan prinsip-prinsip good corporate government (GCG).

(14)

xii

(15)

dan Perkebunan, maupundiklat yang diselenggarakanolehlembaga-lembagalainnya.

Meningkatkankualitassaranadanprasaranadalamhalinipeningkatanjaringan internet, penggunaankomputer yang semakinprofesional.

Adanya transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggung jawaban,

kewajaran harus tetap dijaga oleh Koperasi Tani Subak Uma Lambing, Sibang Kaja, Abiansemal, Kabupaten Badung, sehingga koperasi terus dapat berkembang dengan baik, agar ke depan mudah diserahkan kepada pengurus

(16)

DAFTAR ISI Halaman

SAMPUL DEPAN ... i

PERSYARATAN GELAR ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iv

SURAT PERNYATAAN... v

1.3 TujuanPenelitian... 6

1.4 ManfaatPenelitian... 7

1.4.1 Manfaatakademis (teoritis) ... 7

1.4.2 Manfaatpraktis ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

2.1 Koperasi ... 8

2.1.1 Pengertiankoperasi ... 8

2.1.2 Jenis-jeniskoperasi ... 10

2.2 Pemberdayaan ... 12

2.3.1 Pengertianagribisnis ... 18

(17)

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEPTUAL ... 23

4.1 RancanganPenelitian ... 29

4.2 LokasiPenelitian ... 30

4.3 JenisdanSumber Data ... 30

4.4 InstrumenPenelitian ... 31

4.5 TeknikPengumpulan Data ... 31

4.5.1Wawancara ... 31

4.5.2 Study dokumentasi ... 32

4.5.3 Observasi non partisipasi ... 32

4.6 Variabel, Indikator,danPengukuran... 33

4.7 Analisis Data ... 34

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

5.1GambaranUmum Daerah Penelitian... 35

5.1.1 GeografisdanIklim... 35

5.1.2 KeadaanpendudukDesaSibangkaja ... 35

5.1.3 SejarahKoperasiTaniSubak Uma Lambing ... 36

5.2 Hasil dan Pembahasan ... 38

5.3StrategiPemberdayaanKoperasiTaniBerbasisAgribisnis ... 55

5.3.1 Strategipeningkatankemampuanfinansial... 56

5.3.2 Pengembanganpemasaran ... 56

5.3.3 Pengembangansumberdayamanusia ... 56

5.3.4 Strategipengaturandanpengendalian... 57

5.3.5Penerapanprinsip - prinsipgood corporate government (GCG) ... 58

5.4 StrategiPaling Relevan PemberdayaanKoperasiTaniBerbasisAgribisnis ... 58

5.5 KeterbatasanPenelitian ... 59

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 60

6.1 Simpulan... 60

6.2 Saran-saran ... 61

(18)

DAFTAR TABEL

Halaman

(19)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Matrik SWOT ... 17

2.2 Mata RantaiKegiatanAgribisnis ... 22

3.1 KerangkaBerpikir ... 26

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 PEDOMAN WAWANCARA

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara geografis wilayah Indonesia merupakan negara kepulauan yang berbasis pada pengembangan di sektor ekstraktif seperti pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Kondisi ini ditunjang dengan suatu kenyataan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian utama di sektor pertanian. Strategi pembangunan yang berorientasi pada pengembangan sektor pertanian di pedesaan merupakan langkah konkrit mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan merata (Prawoto, 2012).

Indonesia yang merupakan Negara yang memiliki iklim tropis menyebabkan kegiatan pertanian terjadi sepanjang tahun. Sehingga secara strategis mendorong tumbuh dan berkembangnya sektor pertanian dengan relatif cepat, karena: (1) matahari bersinar sepanjang tahun, (2) Indonesia berada di luar

zona taifun atau badai, (3) tersedianya sarana dan prasarana pertanian, dan (4) adanya kemauan politik pemerintah memposisikan sektor pertanian menjadi

sektor andalan (Soekartawi, 2013).

Kondisi diatas menyebabkan Indonesia pernah mencapai sukses pada masa lalu, yaitu produktivitas pertanian relatif tinggi (Soekartawi, 2013). Akan tetapi, pendekatan komoditas untuk pembangunan pertanian ke depan pada era globalisasi dianggap tidak tepat lagi. Saat ini orientasi pembangunan pertanian mengalami perubahan dari orientasi peningkatan produksi menjadi orientasi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Oleh karena itu, diperlukan

(22)

2

paradigma baru dengan memberdayakan lembaga ekonomi pedesaan yaitu koperasi (Sudaryanto et al., 2005).

Koperasi ialah suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak memandang haluan agama dan politik secara sukarela masuk, untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas tanggungan bersama (Hendrojogi, 2012).

UU Republik Indonesia, Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian, menyebutkan bahwa koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai

badan usaha berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur dalam tata perekonomian nasional. Pengembangan koperasi yang terus digalakkan dewasa ini tidak hanya ditujukan untuk mengurangi

masalah kesenjangan pendapatan, tetapi pengembangan koperasi diharapkan mampu memperluas basis ekonomi agar dapat berkontribusi dalam mempercepat

meningkatnya perekonomian baik di daerah, maupun ketahanan ekonomi secara nasional.

Sebagai salah satu bentuk kelembagaan di antara sekian banyak kelembagaan, koperasi berperan dalam pengembangan sektor pertanian. Koperasi mempunyai dua ciri indentitas, yaitu adanya anggota koperasi yang merupakan owner sekaligus customer dari lembaga koperasi. Hal ini terlihat pada unit usaha ekonomi yang dimiliki dan diawasi secara demokratis dengan satu tujuan yaitu melayani kebutuhan anggota (Baga, 2005).

(23)

3

banyaknya usaha koperasi yang diberikan ijin perkoperasian oleh pemerintah. Sampai dengan bulan November 2001, jumlah koperasi di seluruh Indonesia tercatat sebanyak 103.000 unit lebih, dengan jumlah keanggotaan sebanyak 26.000.000 orang (Amanda, 2012).

Lembaga koperasi sejak awal diperkenalkan sudah diarahkan untuk berpihak kepada kepentingan ekonomi rakyat yang dikenal sebagai golongan ekonomi lemah. Strata ini biasanya berasal dari kelompok masyarakat kelas menengah kebawah. Eksistensi koperasi memang merupakan suatu fenomena tersendiri, sebab tidak satu lembaga sejenis lainnya yang mampu menyamainya, tetapi sekaligus diharapkan menjadi penyeimbang terhadap pilar ekonomi lainnya (Amanda, 2012).

Koperasi sebagai wadah untuk mengembangkan demokrasi yang menghimpun potensi pembangunan dan melaksanakan kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan anggota-anggotanya. Koperasi berfungsi sebagai alat perjuangan ekonomi yang mampu mengelola perekonomian rakyat untuk memperkokoh kehidupan ekonomi nasional berdasarkan azas kekeluargaan (Anonim, 2014d). Koperasi ini diperlukan untuk mengembangkan usaha agribisnis skala kecil. Tanpa koperasi tidak mungkin agribisnis kecil dapat berkembang (Bungaran, 2001 dalam Syahza, 2003).

(24)

4

pendapatan bagi pelaku-pelaku agribisnis dan agroindustri di suatu wilayah (Arifin, 2001 dalam Syahza, 2003).

Agribisnis adalah usaha atau kegiatan pertanian serta apapun yang terkait dengan pertanian berorientasi profit (Maulidah, 2012). Belajar dari pengalaman masa lalu, pendekatan pembangunan ekonomi dalam rangka mendayagunakan keunggulan kompetitif menjadi keunggulan yang bersaing perlu diubah dari pembangunan pertanian menjadi pembangunan sistem agribisnis di mana pertanian, industri hulu pertanian, industri hilir pertanian, serta jasa-jasa pendukung dikembangkan secara harmonis dan simultan (Firdaus, 2012).

Sektor agribisnis sebagai sektor ekonomi rakyat masih memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan lebih lanjut, baik untuk memperkuat ekonomi rakyat, maupun sebagai andalan Indonesia dalam perdagangan bebas. Untuk mewujudkan tujuan pengembangan ekonomi kerakyatan, terutama di sektor pertanian maka perlu dipersiapkan kebijakan strategis untuk memperbesar atau mempercepat pertumbuhan sektor pertanian, khususnya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat (Saragih, 2001 dalam Syahza, 2003). Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah pengembangan agribisnis dan agroindustri yang terencana dengan baik dan terkait dengan pembangunan sektor ekonomi lainnya (Syahza, 2003).

(25)

5

penting dalam pengembangan sumber daya manusia petani, transfer teknologi, ketersediaan permodalan dan asuransi, serta sebagai advokator sekaligus negosiator terdepan dalam mengembangkan iklim usaha yang melindungi nasib para petani kecil (Baga, 2005).

Hingga Oktober Tahun 2014 jumlah koperasi yang ada di Bali mencapai 4.691 buah. Berdasarkan jumlah tersebut sebanyak 455 buah koperasi yang tidak

aktif, dan sisanya sebanyak 4.236 buah koperasi yang aktif, dari 4.236 jumlah koperasi yang aktif di Bali, terdapat 472 koperasi yang aktif di Kabupaten

Badung. Berdasarkan jumlah koperasi aktif di Kabupaten Badung hanya delapan koperasi dikelompokkan sebagai koperasi tani menurut data dari Dinas

Koperasi Provinsi Bali (2014).

Mengacu pada delapan koperasi tani yang ada di Kabupaten Badung, dua koperasi tani yang bergerak di bidang agribisnis yaitu: (1) Koperasi Tani Merta

Nadi di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung adalah koperasi tani yang bergerak pada usaha agribisnis, dan (2) Koperasi Tani Subak Uma

Lambing di Desa Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung yang mulai mengembangkan usahanya dalam aktivitas agribisnis yaitu menjual produk-produk hasil pertanian anggota koperasi tersebut (Dinas Koperasi Provinsi Bali (2014).

(26)

6

menjualkan produk-produk hasil pertanian seperti cabai, bawang merah, gabah, dan berbagai jenis sayuran. Oleh karena itu, sangat menarik untuk mengkaji strategi pemberdayaan Koperasi Tani berbasis agribisnis pada Koperasi Tani Subak Uma Lambing, Abiansemal, Badung.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah faktor internal dan eksternal pada pemberdayaan koperasi tani berbasis agribisnis di Koperasi Tani Subak Uma Lambing, Sibang Kaja Abiansemal Kabupaten Badung?

2. Strategi apakah yang perlu dirumuskan untuk pemberdayaan koperasi tani berbasis agribisnis pada Koperasi Tani Subak Uma Lambing, Sibang Kaja Abiansemal Kabupaten Badung?

3. Strategi apakah yang paling relevan dalam merumuskan pemberdayaan koperasi tani berbasis agribisnis pada Koperasi Tani Subak Uma Lambing, Sibang Kaja Abiansemal Kabupaten Badung?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui faktor–faktor internal dan eksternal pada pemberdayaan koperasi tani berbasis agribisnis di Koperasi Tani Subak Uma Lambing, Sibang Kaja Abiansemal Kabupaten Badung.

(27)

7

3. Menentukan strategi yang paling relevan dalam pemberdayaan koperasi tani berbasis agribisnis pada Koperasi Tani Subak Uma Lambing, Sibang Kaja Abiansemal Kabupaten Badung.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat akademis (teoritis)

Berdasarkan hasil penelitian ini, nantinya diharapkan dapat mendukung atau memperkuat teori-teori tentang SWOT analisis, dan teori tentang strategi pemberdayaan koperasi tani.

1.4.2 Manfaat praktis

(1) Koperasi Tani Subak Uma Lambing Sibang Kaja Abiansemal Badung dapat mengetahui strategi pemberdayaan koperasi tani menuju koperasi yang berbasis agribisnis yang untuk di terapkan, yang disesuaikan dengan kondisi Koperasi Tani Subak Uma Lambing Sibang Kaja Abiansemal Badung sehingga pada akhirnya dapat lebih meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.

(2) Dapat memberikan masukan kepada pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi mengenai perlunya memberikan dukungan, motivasi serta memberikan bantuan strategi yang paling tepat untuk mengembangkan koperasi menuju ke arah agribsinis, sehingga anggota koperasi menjadi semakin sejahtera.

(28)

8 BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Koperasi

2.1.1 Pengertian koperasi

Koperasi adalah suatu gerakan otomatis untuk membela diri dari suatu kelompok masyarakat terhadap tekanan-tekanan hidup yang dilakukan oleh kelompok lain dalam masyarakat, baik yang berupa dominasi sosial maupun berupa eksploitasi ekonomi, sehingga menimbulkan rasa tidak aman bagi kehidupan mereka (Hendrojogi, 2012).

Perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak memandang haluan, agama dan politik secara sukarela masuk, untuk sekadar memenuhi kebutuhan beramal yang bersifat kebendaan atas tanggungan bersama disebut koperasi menurut Soeriatmadja (dalam Hendrojogi, 2012). Koperasi merupakan salah satu lembaga ekonomi, di samping badan usaha swasta dan badan usaha pemerintah (Hainim dan Yusbar, 2012).

(29)

9

Koperasi dan usaha kecil-menengah merupakan bentuk dan jenis usaha yang digolongkan dalam ekonomi kerakyatan karena sifatnya mandiri dan

merupakan usaha bersama. Ketahanan ekonomi daerah tergantung pada pelaku-pelaku ekonomi, termasuk kinerja koperasi dan usaha kecil-menengah.

Untuk itu, kekuatan ekonomi akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik apabila kekuatan sinergi kolektif yang dinaungi oleh koperasi berjalan

sebagaimana mestinya (Syahza, 2014).

Sesuai UU No. 25/1992 Pasal 3 koperasi bertujuan memajukan

kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan

masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Menurut UU No. 25/1992 Pasal 4 fungsi koperasi adalah sebagai berikut.

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.

(30)

10

2.1.2 Jenis –jenis koperasi

Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 pasal 16 jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Jenis koperasi terdiri atas lima jenis, yaitu:

1. Koperasi simpan pinjam

Koperasi simpan pinjam merupakan koperasi yang bergerak dalam pembentukan modal melalui tabungan dari para anggota secara terus menerus untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada para anggota dengan tujuan produktif dan kesejahteraannya.

2. Koperasi konsumen

Koperasi yang menyediakan semua kebutuhan sehari-hari konsumen atau para anggota dalam bentuk barang dan jasa.

3. Koperasi produsen

Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak didalam kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang-barang baik yang dilakukan oleh koperasi sebagai organisasi maupun anggota-anggota koperasi.

4. Koperasi pemasaran

Koperasi yang jenis usahanya memiliki kegiatan pemasaran kepada anggota lebih dari suatu macam barang dan jasa.

5. Koperasi jasa

(31)

11

Jenis koperasi menurut PP No. 60/1959: 1. Koperasi desa

Adalah koperasi yang beranggotakan masyarakat pedesaan yang melakukan kegiatan usahanya di pedesaan.

2. Koperasi pertanian

Merupakan koperasi yang kegiatannya khusus melayani dan menyediakan pupuk, obat pemberantas hama tanaman, benih, alat pertanian, dan memberi penyuluhan teknis pertanian.

3. Koperasi peternakan

Adalah koperasi yang kegiatannya khusus melayani kebutuhan anggotanya yang aktivitasnya pada pemeliharaan ternak (peternakan).

4. Koperasi industri

Adalah koperasi yang beranggotakan orang-orang yang aktivitasnya khusus bergerak di bidang industri.

5. Koperasi simpan pinjam

Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam merupakan koperasi yang aktivitas usahanya spesial melayani anggota yang menyimpan dan meminjam uang dari koperasi.

6. Koperasi perikanan

(32)

12

7. Koperasi konsumsi

Koperasi konsumsi merupakan koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan konsumsi yaitu membeli barang-barang untuk kepentingan konsumsi.

2.2 Pemberdayaan

2.2.1 Pengertian pemberdayaan

Pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok yang

saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan (Prijono dan

Pranarka (1996). Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki (Sumodiningrat, 1999).

Suatu masyarakat dikatakan berdaya jika memiliki salah satu atau lebih dari beberapa variabel. Pertama, memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup dan perekonomian yang stabil. Kedua, memiliki kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Ketiga, memiliki kemampuan menghadapi ancaman dan serangan dari luar. Keempat, memiliki kemampuan berkreasi dan berinovasi dalam mengaktualisasikan diri dan menjaga koeksistensinya bersama bangsa dan negara lain (Mahmudi, 2001).

(33)

13

penumbuhan iklim dan pengembangan usaha terhadap usaha mikro, kecil dan menengah sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Pemberdayaan terhadap usaha mikro, kecil dan menengah dapat dilakukan dalam bentuk: (1) pembinaan dan pendataan organisasi kelompok, (2) pembinaan manajemen keuangan, (3) pendidikan dan pelatihan serta bimbingan teknis, (4) perkuatan permodalan, (5) magang, (6) pemasaran Produk, (7) fasilitas kemitraan, (8) fasilitasi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), serta (8) pemantauan dan evaluasi perkembangan.

Pemberdayaan berarti berdaya, mampu, tahu, mengerti, paham, termotivasi, berkesempatan, melihat peluang, dapat memanfaatkan peluang, bersinergi, mampu bekerja sama, tahu berbagai alternatif, mampu mengambil keputusan, berani menghadapi resiko, mampu mencari dan menangkap informasi, mampu bertindak sesuai situasi (Anonim, 2014b).

2.2.2 Strategi pemberdayaan

(34)

14

1. Kekuatan (strengths)

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetensi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar.

2. Kelemahan (weakness)

Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja

perusahaan. Keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen, dan keterampilan pemasaran dapat merupakan sumber

dari kelemahan perusahaan. 3. Peluang (opportunity)

Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecenderungan – kecenderungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahan teknologi dan meningkatnya hubungan antara

perusahaan dengan pembeli atau pemasok merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.

4. Ancaman (threats)

(35)

15

pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.

2.2.3 Analisis Lingkungan

Dalam merumuskan strategi, terlebih dahulu harus melakukan analisis lingkungan dengan maksud untuk menyesuaikan, baik keunggulan maupun kelemahan yang dimiliki perusahaan. Menurut Glueck et al. (2003) analisis lingkungan adalah suatu proses yang digunakan perencana strategis untuk

memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang atau ancaman terhadap perusahaan.

Glueck et al. (1980) mendefinisikan bahwa lingkungan meliputi faktor-faktor dalam dan luar perusahaan yang dapat menuntun ke arah

kesempatan-kesempatan atau ancaman-ancaman pada perusahaan.

Simpulan dari pendapat di atas, bahwa lingkungan perusahaan pada prinsipnya terdiri atas lingkungan internal dan eksternal.

1. Lingkungan Internal

(36)

16

kelemahan manajerial, fungsional, operasional, struktural atau bahkan yang bersifat psikologis.

2. Lingkungan eksternal

Analisis lingkungan eksternal adalah suatu cara yang digunakan oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menggali dan mengidentifikasi semua peluang (opportunity) dan ancaman (threats) yang akan mempengaruhi keberadaan organisasi tersebut. Faktor-faktor yang perlu dianalisis dalam lingkungan eksternal diantaranya : lingkungan ekonomi, sosial budaya, demografi, lingkungan politik, lingkungan pemerintah, lingkungan hukum, lingkungan teknologi, dan lingkungan kompetitif (David, 2006).

2.2.4 Analisis SWOT

(37)

17 Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan dan

menghindari ancaman

Gambar 2.1

Matriks SWOT (Rangkuti, 2007; 12)

Berikut ini adalah keterangan dari matriks SWOT (Rangkuti, 2007; 12) sebagai berikut.

1. Strategi SO (Strength and Opportunity). Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar – besarnya.

(38)

18

3. Strategi WO (Weakness and Opportunity). Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT (Weakness and Threats). Strategi ini berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2.3 Agribisnis

2.3.1 Pengertian Agribisnis

Suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya

dengan pertanian dalam arti luas. Yang dimaksud dengan pertanian dalam artian yang luas adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan

kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian (Arsyad,1985 dalam Soekartawi, 2013, hal.3).

(39)

19

petani, pedagang (bakul), dan peternak (Snodgrass dan Wallace, 1974 dalam Soemarno, 1996).

Pengertian agribisnis dapat diperluas mencakup pemerintah, pasar, asosiasi perdagangan, koperasi, lembaga keuangan, sekelompok pendidik, yang mempengaruhi dan mengarahkan bermacam-macam tingkatan arus komoditas (Balbin dan Clemente, 1986 dalam Soemarno 1996). Halcrow (1981, dalam Soemarno, 1996) mengartikan agribisnis hanya meliputi kegiatan industri jasa dan material untuk usaha tani (produksi pertanian) dan industri pengolahan dan pemasaran hasil-hasil pertanian.

Agribisnis secara luas dapat dipandang sebagai "bisnis" yang berbasis pertanian. Secara struktural agribisnis ini terdiri atas tiga sektor yang saling bergantung, yaitu (1) sektor masukan, yang ditangani oleh berbagai industri hulu yang memasok bahan masukan kepada sektor pertanian, (2) sektor produksi

(farm), yang ditangani oleh berbagai jenis usaha tani yang menghasilkan produk-produk bioekonomik, dan (3) sektor keluaran, yang ditangani oleh

berbagai industri hilir yang mengubah basil usaha tani menjadi produk konsumsi awetan/ olahan dan yang menyalurkan produk ini melalui sistem pemasaran kepada konsumen (Downey dan Erickson, 1989 dalam Soemamo, 1996).

(40)

20

(Saragih, 1996 dalam Iwan, 2009). Namun demikian, kalau disimak lebih lanjut maka SUP/agribisnis akan mempunyai dua makna yang berbeda namun saling berhubungan yaitu: (1) suatu usaha ekonomi, dan (2) suatu sistem terpadu (Simatupang, 2004 dalam Sudaryanto et al., 2005).

Agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditas pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan masukan dan keluaran produksi (agroindustri), pemasaran masukan-keluaran pertanian, dan kelembagaan penunjang kegiatan. Berhubungan maksudnya adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian (Downey and Erickson, 1987 dalam Maulidah, 2012).

Dengan demikian agribisnis meliputi seluruh sektor yang terlibat dalam pengadaan bahan masukan/ input usaha tani; terlibat dalam proses produksi bioekonomik; menangani pemrosesan hasil-hasil usaha tani; penyebaran, dan penjualan produk-produk pemrosesan tersebut kepada konsumen. Sistem Agribisnis adalah semua aktivitas mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai kepada pemasaran produk-produk yang dihasilkan usaha tani dan agroindustri yang saling terkait satu sama lain.

(41)

21

Sebagai sebuah sistem terpadu, SUP/agribisnis merupakan satu kesatuan jaringan yang tidak terpisahkan antara empat komponen: (1) Jaringan perusahaan, (2) Konsumen, (3) Kebijakan dan kondisi perekonomian makro, dan (4) Lembaga penunjang.

Cakupan SUP/agribisnis sebagai suatu sistem terpadu jauh lebih luas dari cakupan SUP/agribisnis sebagai suatu perusahaan. Sebagai suatu perusahaan SUP/agribisnis hanya menyangkut kegiatan ekonomi saja, sedangkan sebagai sebuah sistem terpadu di samping jaringan perusahaan, SUP/agribisnis juga mencakup konsumen, kebijakan, dan keadaan ekonomi makro, dan lembaga penunjang (Simatupang, 2004 dalam Sudaryanto et al., 2005).

2.3.2 Mata rantai agribisnis

Indonesia yang memiliki potensi di bidang pertanian sangat tinggi, sudah selayaknya merubah paradigma pertanian dari peningkatan produksi menjadi pendekatan agribisnis. Cakupan aspek agribisnis adalah meliputi kaitan mulai dari proses produksi, pengolahan sampai pada pemasaran termasuk di dalamnya kegiatan lain yang menunjang kegiatan pertanian (Soekartawi, 2013).

(42)

22

Gambar 2.2

Mata Rantai Kegiatan Agribisnis (Arsyad et al., 1985 dalam Soekartawi, 2013) Agribisnis

Kegiatan Pertanian

Kegiatan usaha yang

menghasilkan/menyediakan

prasarana/sarana/ input bagi kegiatan pertanian (industri pupuk, alat-alat pertanian, pestisida, dsb.)

Kegiatan usaha yang

menggunakan hasil

pertanian sebagai input (industri pengolahan hasil

pertanian, perdagangan,

Gambar

Gambar 2.1
Gambar 2.2

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat Program Pemberdayaan Kelembagaan Kelompok Tani dalam Penguatan Aksesibilitas Petani (Studi kasus di Kelompok Tani Bina Harapan Desa Karamatwangi Kecamatan

Strategi yang dirumuskan sebagai altenatif strategi yang akan dilaksanakan oleh koperasi antara lain: (1) Meningkatkan kegiatan dan efisiensi promosi yang efektif, (2) ekspansi

Strategi pemberdayaan masyarakat petani melalui program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Kabupaten Ponorogo tepatnya pada Gapoktan Margo Rejeki di

Secara operasional penelitian dimaksudkan untuk mengetahui "Analisis Peranan Pemberdayaan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (BLM-PUAP) terhadap Tingkat

Judul skripsi : Efektivitas Peran Kelompok Wanita Tani (KWT) Rizki Lestari Dalam Pemberdayaan Perempuan Berbasis Agropolitan (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Koperasi Tani Mertanadi dalam meningkatkan hasil asparagus dan mengetahui kendala-kendala yang dihadapi petani dalam

8 Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Guyub Rukun Banjarmangu, memiliki strategi yang digunakan mengembangkan koperasi dalam upaya untuk meningkatkan laba

Analisis QSPM pada Kelompok Tani Mekar Sari Alternatif Strategi Total TAS Prioritas Melakukan promosi lebih gencar secara online untuk menggaet konsumen dari luar Soloraya 5,382