ABSTRAK
PERILAKU ASERTIF PESERTA DIDIK KELAS X
SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/ 2013 DALAM MEMBINA HUBUNGAN DENGAN TEMAN SEBAYA
CDandra WaDyu Kristanto Universitas Sanata DDarma
Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleD gambaran mengenai perilaku asertif peserta didik kelas X SMA Pangudi LuDur Yogyakarta taDun ajaran 2012/2013 dalam membina Dubungan dengan teman sebaya dan mengetaDui topik-topik bimbingan yang sesuai untuk mengembangkan keterampilan berperilaku asertif berdasarkan butir-butir skala perilaku asertif yang terindikasi rendaD. Penelitian ini adalaD penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian adalaD peserta didik kelas X SMA Pangudi LuDur Yogyakarta taDun ajaran 2012/2013 sejumlaD 12/ siswa yang terdiri dari 4 kelas yaitu, kelas X.1, kelas X.4, kelas X.5 dan kelas X.6. Instrumen penelitian yang digunakan adalaD “Skala Perilaku Asertif dalam Membina Hubungan dengan Teman Sebaya”. Teknik analisis data yang digunakan adalaD perDitungan persentase dan tingkat dengan pendistribusiannya berdasarkan rumus kategorisasi jenjang menurut Azwar.
Hasil penelitian menunjukan baDwa: (1) tidak ada peserta didik yang memiliki perilaku asertif sangat rendaD. (2) tidak ada peserta didik yang memiliki perilaku asertif rendaD, (3) 18,6% peserta didik memiliki perilaku asertif sedang, (4) 68,2% peserta didik memiliki perilaku asertif tinggi dan (5) 13,2% peserta didik memiliki perilaku asertif sangat tinggi. Berdasarkan Dasil penelitian tersebut, diusulkan topik-topik bimbingan yang dapat meningkatkan keterampilan perilaku
ABSTRACT
THE ASSERTIVE BEHAVIOR OF TENTH GRADE STUDENTS AT SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA IN 2012/2013 ACADEMIC YEAR IN MAINTAINIING THE RELATIONSHIPS WITH PEERS
CDandra WaDyu Kristanto Sanata DDarma University
Yogyakarta 2013
TDe aim of tDis researcD is to obtain a description of assertive beDavior of tentD grade students at SMA Pangudi LuDur Yogyakarta in 2012/2013 academic year in maintaining tDe relationsDips witD peers and find out appropriate guidance topics for guidance in otDer to develop tDe skills of assertive beDavior based on tDe scale items of assertive beDavior wDicD are indicated low. TDis researcD is a descriptive study using survey metDod. TDe subjects is tDe tentD grade students at SMA Pangudi LuDur Yogyakarta in 2012/2013 academic year consisting of 12/ students. TDe students come from four classes, namely class X.1, X.4, X.5 and X.6. TDe researcD instrument used is "Assertive BeDavior Scale in Maintaining RelationsDips witD Peers". TDe tecDnique of analysis data used is tDe calculation of tDe percentage and tDe distribution rate formula is based on categorization levels according to Azwar.
PERILAKU ASERTIF PESERTA DIDIK KELAS X
SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/ 2013
DALAM MEMBINA HUBUNGAN DENGAN TEMAN SEBAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh:
CHANDRA WAHYU KRISTANTO
081114051
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
PERILAKU ASERTIF PESERTA DIDIK KELAS X
SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/ 2013
DALAM MEMBINA HUBUNGAN DENGAN TEMAN SEBAYA
SKRIPSI
Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program
Studi Bimbingan dan KonselingDisusun oleh:
CHANDRA
WAHYU KRISTANTO
081114051
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku (Filipi 4: 13)
Kupersembahkan karya ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberkati dan menuntun setiap
langkahku.
Untuk kedua orangtua ayahanda Sukamto dan ibunda Suharti serta
kedua adikku Ari dan Tria yang tak hentinya mendoakan.
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,10 Desember 2013
Penulis
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Chandra Wahyu Kristanto
Nomor Mahasiswa : 081114051
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
PERILAKU ASERTIF PESERTA DIDIK KELAS X SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/ 2013 DALAM MEMBINA HUBUNGAN DENGAN TEMAN SEBAYA
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 10 Desember 2013 Yang menyatakan
vii
ABSTRAK
PERILAKU ASERTIF PESERTA DIDIK KELAS X
SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/ 2013 DALAM MEMBINA HUBUNGAN DENGAN TEMAN SEBAYA
Chandra Wahyu Kristanto Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai perilaku asertif peserta didik kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dalam membina hubungan dengan teman sebaya dan mengetahui topik-topik bimbingan yang sesuai untuk mengembangkan keterampilan berperilaku asertif berdasarkan butir-butir skala perilaku asertif yang terindikasi rendah. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 sejumlah 129 siswa yang terdiri dari 4 kelas yaitu, kelas X.1, kelas X.4, kelas X.5 dan kelas X.6. Instrumen penelitian yang digunakan adalah “Skala Perilaku Asertif dalam Membina Hubungan dengan Teman Sebaya”. Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan persentase dan tingkat dengan pendistribusiannya berdasarkan rumus kategorisasi jenjang menurut Azwar.
viii
ABSTRACT
THE ASSERTIVE BEHAVIOR OF TENTH GRADE STUDENTS AT SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA IN 2012/2013 ACADEMIC YEAR IN MAINTAINIING THE RELATIONSHIPS
WITH PEERS Chandra Wahyu Kristanto Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
The aim of this research is to obtain a description of assertive behavior of tenth grade students at SMA Pangudi Luhur Yogyakarta in 2012/2013 academic year in maintaining the relationships with peers and find out appropriate guidance topics for guidance in other to develop the skills of assertive behavior based on the scale items of assertive behavior which are indicated low. This research is a descriptive study using survey method. The subjects is the tenth grade students at SMA Pangudi Luhur Yogyakarta in 2012/2013 academic year consisting of 129 students. The students come from four classes, namely class X.1, X.4, X.5 and X.6. The research instrument used is "Assertive Behavior Scale in Maintaining Relationships with Peers". The technique of analysis data used is the calculation of the percentage and the distribution rate formula is based on categorization levels according to Azwar.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya dalam mendampingi, memberi kekuatan, memberi semangat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, dan akhirnya peneliti dapat menyelesaikannya dengan baik dan lancar.
Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan, bantuan, dan dampingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti secara khusus mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Dra. Yulia Supriyati, M.Pd selaku dosen pembimbing yang dengan sabar meluangkan waktu, memberikan motivasi, dan ide-ide kepada penulis dalam proses penulisan skripsi.
3. Bapak Andreas Mujiyono S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang bersedia memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
x
5. Peserta didik kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 atas bantuan dan kerjasama sebagai responden dalam melaksanakan penelitian.
6. Orangtua Bapak Sukamto dan Ibu Suharti, serta kedua adik Ari Chandra Wardani dan Tria Widiastuti yang selalu memberikan motivasi, nasihat, dan doa dalam penyusunan skripsi ini.
7. Teman-teman BK 2008; Oky Widyastuti, Marcella Iqnatia, L. Ratna Panditasari, Yuliana Marsheyla Atanus, Laurentia Dian Arvita, Ursulani Bonatiur Nainggolan, Dian Setianingsih, Benedictus Herru, Teofilus Tri Yanuar, Vincentius Wisnu, Rani Savitri, Ester Yanti, Catur Nur Wijayanti, Rosalia Dessy, Chandra Ningtyas, Diana Setyowati dan Yunita Sari serta teman-teman yang lain untuk setiap bantuan, pendapat, saran, kritik, dukungan motivasi dan semangat kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
1. Manfaat teoritis ... 5
2. Manfaat praktis... 6
F. Definisi Operasional... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Pergaulan Remaja dengan Teman Sebaya... 7
1. Hakekat Perkembangan Remaja ... 7
2. Tugas Perkembangan Remaja... 8
3. Remaja dan Teman Sebaya ... 9
xii
1. Pengertian Perilaku Asertif ... 11
2.
Ciri-Ciri Orang Yang Asertif ... 123. Tujuan Perilaku Asertif... 14
4. Aspek-Aspek dalam Perilaku Asertif ... 15
5. Manfaat Perilaku Asertif ... 18
6. Hambatan Perilaku Asertif ... 20
7. Perilaku Non-Asertif/Pasif ... 21
8. Perilaku Agresif... 22
C. Bimbingan dan Konseling dalam Mengembangkan Perilaku Aserif Peserta Didik ... 23
D. Tinjauan Penelitian Lain Yang Relevan ... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 26
A. Jenis Penelitian ... 26
B. Metode Penelitian ... 26
C. Tempat dan Waktu Penelitian... 27
D. Responden Penelitian ... 27
E. Instrumen Penelitian ... 28
1. Skala Likert Perilaku Asertif dalam Membina Hubungan dengan Teman Sebaya ... 28
2. Skoring Skala Likert... 31
F. Uji Coba Alat ... 31
1. Validitas Instrumen ... 31
2. Reliabilitas Instrumen ... 36
G. Pengumpulan Data... 37
1. Tahap persiapan ... 37
2. Tahap pelaksanaan ... 38
H. Teknik Analisis Data ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
A. Hasil Penelitian... 42
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 44
xiii
BAB V PENUTUP... 50
A. Kesimpulan ... 50
B. Saran ... 50
C. Usulan Topik Bimbingan Pribadi-Sosial ... 51
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Rincian Jumlah Peserta Didik ... 28
Tabel 2: Kisi-Kisi Skala Perilaku Asertif... 30
Tabel 3: Hasil Perhitungan Taraf Validitas... 33
Tabel 4: Jumlah Item Valid dan Tidak Valid... 35
Tabel 5: Kriteria Guilford ... 37
Tabel 6: Norma Kategorisasi ... 40
Tabel 7: Kategorisasi Skor Skala Perilaku Asertif... 41
Tabel 8: Distribusi Skor Skala Perilaku Asertif ... 43
Tabel 9: Capaian Butir Skala Perilaku Asertif ... 48
Tabel 10: Item-Item Skala yang Berkategori Sedang ... 49
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 : Skala Perilaku Asertif dalam Membina Hubungan Dengan
Teman Sebaya (uji coba)…... 57
Lampiran 2 : Tabulasi Uji Coba Penelitian... 62
Lampiran 3 : Hasil Perhitungan Validitas ... 71
Lampiran 4 : Perhitungan Reliabilitas ... 74
Lampiran 5 : Skala Perilaku Asertif dalam Membina Hubungan Dengan Teman Sebaya... 75
Lampiran 6 : Tabulasi Hasil Penelitian ... 79
Lampiran 7 : Surat Ijin Penelitian ... 90
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini disajikan latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa. Dikatakan masa transisi karena remaja belum memiliki status
orang dewasa dan juga telah meninggalkan masa kanak-kanak. Dalam masa
transisi ini, remaja memiliki kesempatan untuk mencoba berbagai perilaku
baru dalam rangka mencari jati diri. Mencoba perilaku baru merupakan tugas
perkembangan yang umum pada masa remaja. Dalam melaksanakan tugas
perkembangan ini, remaja seringkali dihadapkan dalam keragu-raguan dalam
memilih perilaku.
Mappiare (1982: 157) berpendapat bahwa penerimaan dan penolakan
teman sepergaulan serta akibat-akibatnya dapat menciptakan sikap dan
bentuk perilaku tertentu pada remaja. Perilaku remaja akan tampak dalam
pergaulannya dengan orang lain. Pergaulan yang umum dilakukan remaja
adalah dalam lingkup pergaulan dengan teman sebaya. Dalam pergaulannya
dengan teman sebaya, remaja banyak melakukan penyesuaian diri karena
lingkup teman sebaya merupakan lingkup sosial pertama remaja untuk belajar
hidup bersama orang lain yang bukan anggota keluarganya. Pada tahap ini,
harga diri seorang remaja. Remaja yang diterima teman-teman sebaya
akan merasa bahwa dirinya dihargai dan dihormati, namun seorang remaja
yang tidak diterima teman-teman sebaya akan memposisikan diri sebagai
orang yang tidak berharga.
Standar perilaku tertentu yang memungkinkan remaja dapat diterima
oleh kelompoknya, dapat menjerumuskan remaja pada kepatuhan kepada
kelompok secara berlebihan tanpa memperhitungkan akibat negatif yang
mungkin mereka terima. Akibat negatif yang mereka tanggung sebagai
konsekuensi terhadap kepatuhan kelompok tidak jarang justru bertentangan
dengan nilai-nilai tertentu yang mereka anut sebagai pribadi.
Untuk menghindari dampak-dampak negatif, seorang remaja
diharapkan dapat menempatkan dirinya di dalam kelompok yang
memungkinkan terpenuhinya kepentingan kelompok tanpa menyingkirkan
nilai-nilai yang dianut sebagai pribadi. Apabila remaja dapat melakukan hal
ini, maka ia dapat diterima oleh kelompok sebaya dan dapat berkembang
sebagai pribadi. Remaja dituntut memiliki kemampuan yang baik dalam
menyesuaikan diri dalam hubungan sosial dan menyeimbangkan dengan
perkembangannya sebagai pribadi.
Dalam melaksanakan hubungan sosial dibutuhkan kemampuan dalam
berkomunikasi secara terbuka untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan
dengan jujur pada diri sendiri maupun orang lain. Inilah yang disebut sebagai
perilaku asertif. Lloyd (1990: 1) mendefinisikan perilaku asertif sebagai gaya
respek dalam berinteraksi dengan orang lain. Sementara Cawood (1997: 13)
mengartikan perilaku asertif sebagai ekspresi yang langsung, jujur, dan pada
tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan, atau hak-hak seseorang tanpa
kecemasan yang berlebihan. Kemampuan bersikap asertif ini sangat penting
dimiliki sejak dini, karena hal ini akan membantu remaja untuk bersikap tepat
dalam hubungan sosialnya.
Mengembangkan kemampuan berperilaku asertif akan membantu
remaja dalam menciptakan dan mengembangkan kemampuan komunikasi
serta penyesuaian diri yang efektif. Remaja membutuhkan kemampuan
berperilaku asertif untuk menjalin hubungan interpersonal yang baik.
Individu yang berperilaku tidak asertif akan mengalami kesulitan dalam
menjalin hubungan interpersonal sehingga membuat dirinya merasa tidak
nyaman. Apabila hal ini dibiarkan, maka akan timbul potensi konflik
intrapersonal maupun interpersonal.
Remaja pada umumnya banyak menghabiskan waktu dengan
teman-teman sebayanya, maka dapat dipahami bahwa pengaruh teman-teman-teman-teman sebaya
pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih besar
daripada pengaruh keluarga. Ketidakmampuan bersikap asertif pada remaja
dapat berperan terhadap terjadinya perilaku yang tidak sesuai atau
menyimpang. Disinilah diperlukan keterampilan berperilaku asertif pada
remaja dalam hubungan interpersonal terutama dengan kelompok sebaya.
Peserta didik kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran
sedang mengalami masa transisi dalam mencari jati diri. Ada kemungkinan
peserta didik belum atau kurang memiliki perilaku asertif dalam
pergaulannya dengan teman sebaya. Kesan peserta didik kelas X SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta belum atau kurang memiliki perilaku asertif
diperkuat dengan pernyataan salah satu guru BK SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta yang mengatakan bahwa sebagian peserta didik nampak masih
canggung dalam bergaul dengan teman sebaya.
Dari uraian di atas, timbul sebuah pertanyaan yaitu sejauh mana
perilaku asertif peserta didik kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dalam
membina hubungan dengan teman sebaya? Inilah permasalahan yang akan
diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis
memberi judul skripsi ini: “Perilaku Asertif Peserta Didik Kelas X SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 Dalam Membina
Hubungan Dengan Teman Sebaya”. Lewat skripsi yang disusun penulis
berharap dapat ikut memberikan sumbangan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap topik skripsi ini.
B. Batasan Masalah
Sehubungan dengan judul skripsi, maka pembatasan masalah terfokus
pada “Perilaku Asertif Peserta Didik Kelas X SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 Dalam Membina Hubungan Dengan
C. Rumusan Masalah
Secara spesifik, masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perilaku asertif peserta didik kelas X SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta dalam membina hubungan dengan teman sebaya?
2. Topik-topik bimbingan manakah yang sesuai untuk meningkatkan perilaku
asertif untuk peserta didik kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Memperoleh gambaran tentang perilaku asertif peserta didik kelas X SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dalam membina
hubungan dengan teman sebaya.
2. Mengetahui topik-topik bimbingan yang sesuai untuk meningkatkan
perilaku asertif peserta didik kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
E. Manfaat Penelitian
1. ManfaatTeoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi para pembaca khususnya
mahasiswa Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan dan
memperkaya pengetahuan yang dimiliki menyangkut tentang perilaku
asertif sebagai bekal seorang calon guru Bimbingan dan Konseling di
2. ManfaatPraktis
a. Bagi Guru Pembimbing
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru Bimbingan dan
Konseling untuk pengembangan program layanan Bimbingan
Konseling Pribadi-Sosial, khususnya dalam rangka meningkatkan
perilaku asertif peserta didik dalam membina hubungan dengan teman
sebaya.
b. Bagi Peserta didik
Apabila guru BK melaksanakan program yang diusulkan,
peserta didik mendapat kesempatan mengembangkan kemampuan
perilaku asertifnya.
F. Definisi Operasional
Perilaku asertif adalah kemampuan mengungkapkan pikiran, gagasan,
pendapat, maupun perasaan dengan jujur dan terbuka tanpa melanggar
hak-hak pribadi orang lain yang meliputi dua aspek yaitu kemampuan memberi
dan menerima secara asertif. Kemampuan memberi adalah kemampuan untuk
mengungkapkan dan mengekspresikan diri kepada orang lain. Kemampuan
menerima adalah kemampuan untuk mendengarkan, mempertimbangkan,
menunjukan pemahaman, dan merespon apa yang diungkapkan atau
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab kajian pustaka memuat landasan teori yang berkaitan dengan masalah
dalam penelitian ini, yaitu pergaulan remaja dengan teman sebaya, perilaku
asertif, bimbingan dan konseling dalam mengembangkan perilaku asertif peserta
didik, dan tinjauan penelitian lain yang relevan.
A. Pergaulan Remaja dengan Teman Sebaya
1. Hakekat Perkembangan Remaja
Masa remaja adalah masa dimana individu berintegrasi dengan
masyarakat dewasa, dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat
orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang
sama (Hurlock, 1997: 154). Stanley Hall (Gunarsa, 1983: 85)
berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa yang penuh dengan
badai dan tekanan dalam kehidupan perasaan dan emosinya, dengan
demikian remaja mudah terkena pengaruh lingkungan.
Perkembangan remaja ditandai dengan adanya perkembangan
fisik, perkembangan emosi, perkembangan sosial, dan perkembangan
intelektual. Perkembangan-perkembangan tersebut menimbulkan
kebutuhan-kebutuhan baru dalam diri remaja (Hurlock, 1997: 77).
Pada perkembangan sosial remaja, aspek yang berkembang antara lain
Kelompok teman sebaya sangat berperan dalam kehidupan
remaja. Apabila remaja mengalami tekanan dari pihak lain, biasanya
mereka akan pergi kepada kelompok teman sebayanya. Teman sebaya
merupakan kelompok yang sangat dipercaya oleh remaja (Mappiare,
1984: 155).
2. Tugas Perkembangan Remaja
Havighurst (Hurlock, 1997:10) menjabarkan 8 tugas
perkembangan remaja.Salah satu tugas perkembangan itu ialah
mencapai hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya
baik pria maupun wanita.
Selama tahun-tahun terakhir dari masa kanak-kanak, minat
seseorang tumbuh semakin besar terhadap kebersamaan.Dari hal ini
mereka membentuk kelompok teman sebaya.Pada masa remaja,
dorongan untuk disetujui oleh kelompok menjadi sangat
kuat.Dorongan ini muncul dalam perilaku remaja saat berada dalam
kelompok.Ia akan memakai suatu gaya tertentu pada penampilannya
agar sesuai dengan gaya yang digunakan oleh kelompok sebayanya.
Keberhasilan yang diperoleh dalam melaksanakan tugas
perkembangan ini akan membawa remaja pada penyesuaian sosial
yang lebih baik sebagai bekal melaksanakan tugas perkembangan
3. Remaja dan Teman Sebaya
Santrock (2002:43) menyebutkan bahwa memasuki masa remaja,
seorang anak meluangkan lebih banyak waktu dengan teman-teman
sebaya mereka dan persahabatan menjadi semakin penting serta
popularitas di antara teman-teman sebaya merupakan motivasi yang
kuat bagi kebanyakan remaja. Lebih jauh Santrock (2002: 46)
menjelaskan bahwa remaja banyak terlibat dalam konformitas dengan
teman sebaya baik yang bersifat positif maupun negatif.Bentuk
perilaku konformitas negatif antara lain menggunakan bahasa yang
kasar dan jorok, tindakan merusak, olok-olok, mencuri, dan membuat
keributan. Konformitas positif antara lain tampak dalam keinginan
untuk meluangkan waktu lebih banyak dengan kelompok, terlibat
dalam kegiatan-kegiatan sosial kelompok.
Remaja saat berada dalam kelompok sebaya akan membentuk
suatu iklim kelompok dan norma-norma kelompok tertentu (Monks,
1989:235). Norma-norma dalam kelompok remaja sangat ditentukan
oleh pemimpin dalam kelompok.Meskipun norma-norma dalam
kelompok bukan hal yang buruk, terdapat bahaya bagi pembentukan
identitas remaja. Bahaya yang muncul adalah saat remaja lebih
mementingkan perannya sebagai bagian dari kelompok daripada
mengembangkan norma pribadi.
Kebersamaan dalam kelompok mampu mengembangkan rasa
dalam kelompok dapat mengatakan kepada remaja bagaimana ia
seharusnya bersikap secara tepat serta mengoreksi dan membimbing
sikap dan nilai-nilai remaja dengan cara yang langsung maupun tidak
langsung. Teman dan kebersamaan akan mengembangkan rasa saling
memberi perhatian dan saling membagi respon-respon emosional
(Duck, 1991).
Menurut Mappiare (1984: 170) dalam kelompok teman sebaya,
adalah sebuah kenyataan bahwa ada remaja yang dapat diterima dan
ada pula yang mengalami penolakan. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor yang bersifat pribadi, antara lain:
a. Penampilan dan perbuatan yang meliputi: tampang yang baik
atau rapi serta aktif dalam urusan kelompok.
b. Kemampuan berpikir antara lain: mempunyai inisiatif,
mengemukakan buah pikirannya dan banyak meikirkan
kepentingan kelompok.
c. Sikap, sifat dan perasaan antara lain: bersikap sopan,
memerhatikan orang lain, dapat menahan emosi bila berada
dalam keadaan yang tidak menyenangkan, dan suka
menyumbangkan pengetahuan pada orang lain terutama
anggota kelompok.
d. Pribadi, meliputi: jujur dan dapat dipercaya,
menyesuaikan diri secara tapat dalam berbagai situasi dan
pergaulan sosial.
Penerimaan teman sebaya penting artinya bagi seorang remaja,
karena itu ia akan berusaha agar dapat diterima dalam pergaulan
dengan teman sebaya.
B. Perilaku Asertif
1. Pengertian Perilaku Asertif
Llyod (1991:1) mengartikan perilaku asertif sebagai suatu gaya
atau bentuk wajar yang tidak lebih dari sikap langsung, jujur, dan
penuh respek pada saat berinteraksi dengan orang lain. Perilaku asertif
merupakan perilaku yang menjadi syarat untuk hasil “sama-sama
menang” (win-win solution) dalam negosiasi, pemecahan konflik,
kehidupan keluarga, dan transaksi bisnis yang normal.
Cawood (1997:13) mendefinisikan perilaku asertif sebagai
ekspresi yang langsung dan jujur sebagai pengungkapan pikiran,
perasaan, kebutuhan atau hak-haknya tanpa kecemasan yang
beralasan.Kata langsung diartikan sebagai perilaku yang tidak
berputar-putar, pesan yang disampaikan dengan jelas terfokus dan
tidak menghakimi. Kata jujur berarti perilaku yang selaras, semua
isyarat-isyaratnya cocok, kata-kata, gerak-gerik, dan perasaan
semuanya mengatakan hal yang sama. Pada tempatnya dimaksudkan
sebagai perilaku yang memerhitungkan hak-hak dan perasaan-perasaan
Adams dan Lenz (1995:5) menyatakan bahwa asertivitas adalah
kemampuan untuk bersikap jelas, jujur, mengomunikasikan yang benar
tentang diri sendiri sambil tetap mampu menghormati orang lain.
Bersikap asertif berarti mengerti apa yang diperlukan dan diinginkan,
menjelaskannya kepada orang lain, bekerja dengan cara sendiri sambil
tetap menunjukan hormat kepada orang lain (Adams dan Lenz,
1995:28). Sementara Corey (1988:217) mengartikan perilaku asertif
sebagai perilaku yang mampu menerima kenyataan atau menegaskan
diri sebagai tindakan yang layak dan tegas.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
perilaku asertif adalah kemampuan mengungkapkan pikiran, gagasan,
pendapat, maupun perasaan dengan jujur dan terbuka terhadap diri
sendiri dan tanpa keraguan dalam menjelaskan kepada orang lain; tidak
berputar-putar, langsung menuju pokok persoalan, tidak
menutup-nutupi masalah yang hendak disampaikan tanpa menimbulkan
perselisihan, tidak menyakiti, dan tidak melanggar hak dan kebutuhan
orang lain.
2. Ciri-Ciri Orang Yang Asertif
Adams dan Lenz (1995: 15) mengemukakan enam ciri orang
yang asertif, yaitu:
a. Orang yang asertif dapat bergaul dengan jujur dan langsung
mempertahankan hak-haknya dengan tidak melanggar hak dan
kebutuhan orang lain.
b. Orang yang asertif bersikap apa adanya, terbuka, otentik, dan
langsung dalam menyampaikan pikiran dan perasaannya.
c. Orang yang asertif mampu bertindak demi kepentingan diri sendiri
dan mengambil inisiatif demi memenuhi kebutuhannya.
d. Orang yang asertif berani meminta informasi dan bantuan dari
orang lain jika membutuhkan.
e. Saat mengalami konflik dengan orang lain, orang yang asertif
bersedia mencari penyelesaian yang memuaskan kedua belah pihak.
f. Orang yang asertif kecemasannya akan berkurang dan semakin
merasakan suatu kepuasan, meningkatkan harga diri dan
kepercayaan diri, sehingga kebutuhan yang penting akan semakin
dapat terpenuhi.
Alberti dan Emmons (2002: 42) menjelaskan perilaku asertif
secara terperinci, yaitu perilaku yang memungkinkan individu untuk:
a. Mengembangkan kesetaraan dalam hubungan interpersonal dimana
kedua pihak berdiri di atas dasar yang sama dengan saling
menyeimbangkan kekuatan sehingga tidak ada pihak yang menang
atau kalah.
b. Berbuat menurut kepentingan yang dianggap baik, seperti:
1) Meyakini penilaian pribadi.
3) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
c. Mempertahankan hak tanpa merasa cemas, yaitu:
1) Berani berkata tidak.
2) Menyatakan kekecewaan.
3) Mengekspresikan dukungan atau bantahan terhadap suatu
pendapat.
d. Mengekspresikan perasaan secara terbuka tanpa merasa cemas.
3. Tujuan Perilaku Asertif
Cawood (1997:21) menyebutkan ada dua tujuan utama
berperilaku asertif, yaitu:
a. Menjaga proses komunikasi agar tetap lancar. Dengan
menggunakan keterampilan asertif, diharapkan agar dialog tetap
terbuka, membiarkan informasi baru dan pikiran-pikiran serta
perasaan yang berbeda secara jujur dan mengalir. Dengan sikap ini
diharapkan tidak ada maksud dari pihak lain untuk memaksa agar
mendapatkan apa yang diinginkannya atau sebaliknya
mengesampingkan hak-haknya.
b. Membangun sikap saling menghormati. Dengan bersikap asertif,
orang diharapkan semakin percaya diri, harga dirinya bertambah,
dan mempunyai rasa hormat terhadap diri sendiri. Dengan bersikap
hormat terhadap diri sendiri maka ia juga bisa menghormati orang
4. Aspek-Aspek dalam Perilaku Asertif
Perilaku asertif memuat dua aspek utama yaitu keterampilan
menerima dan keterampilan memberi. Cawood (1997: 78-79)
mendeskripsikan aspek keterampilan memberi ke dalam enam
komponen atau indikator yaitu:
a. Keterampilan memberikan informasi.
Ketrampilam memberikan informasi yaitu ketrampilan untuk
memberikan pernyataan atau tanggapan yang berisi informasi
tertentu secara lugas, deskriptif, tanpa bias, dan tanpa nasihat.
b. Keterampilan memberikan opini atau sudut pandang.
Ketrampilan memberikan opini atau sudut pandang yaitu
kemampuan untuk mengngkapkan pendapat atau sudut pandang
pribadi dengan disertai kesadaran bahwa setiap pribadi memiliki
hak atas opininya sendiri serta pengenalan atas pengetahuan
pribadi. Opini yang diberikan disertai dengan pengakuan atasnya,
tanpa adanya rasa bersalah dan tanpa intimidasi dari orang lain.
c. Keterampilan menyatakan kebutuhan atau harapan
Keterampilan menyatakan kebutuhan atau harapan yaitu
kemampuan untuk menyatakan kebutuhan atas harapan pribadi
dengan disertai pemahaman atas kebutuhan atau harapan tersebut
d. Keterampilan berbagi perasaan
Ketrampilan berbagi perasaan secara asertif didasarkan atas
pengenalan akan perasaan pribadi sehingga perasaan tersebut
diakui dan diungkapkan kepada orang lain secara terbuka dan jelas.
e. Keterampilan memberikan keputusan ya dan tidak
Keterampilan memberikan keputusan ya dan tidak yaitu
kemampuan memberikan keputusan dengan sikap tegas, tidak
bertele-tele dan menggunakan alternative atau alasan yang jelas
terutama dalam memberukan keputusanmengatakan tidak.
f. Keterampilan menyampaikan kritik atau pujian
Keterampilan menyampaukan kritik atau pujian yaitu kemampuan
menyampaikan kritik atau pujian secara terfokus pada perilaku
yang dituju, disertai penjelasan atas dampaknya pada diri sendiri
dan orang lain tanpa manipulasi atau maksud tersembunyi dan
disampaikan pada waktu yang tepat.
Ketrampilan menerima secara asertif secara umum ditandai
dengan adanya penerimaan atas pernyataan orang lain, mendengarkan
secara aktif, mempertimbangkan, menunjukkan pemahaman, serta
merespons sesuai wawasan pribadi. Cawood (1997:105-107) juga
mendeskripsikan aspek keterampilan menerima dalam perilaku asertif
a. Keterampilan mencari informasi
Ketrampilan mencari informasi yaitu kemampuan untuk
mendengarkan dan menanggapi pernyataan orang lain dengan
disertai pertimbangan atas pengenalan lawan bicara dan pengajuan
pertanyaan yang tepat dan mengundang informasi.
b. Keterampilan merefleksikan isi pesan
Ketrampilan merefleksikan isi pesan yaitu kemampuan untuk
mendengarkan tanpa sikap kritis, menafsirkan isi
pernyataan/informasi orang lain dan mengungkapkan lagi isi pesan
dalam paraprase yang tepat.
c. Keterampilan merefleksikan kembali perasaan yang terlibat
Ketrampilan merefleksikan kembali perasaan yang terlibat yaitu
kemampuan untuk berempati terhadap pernyataan perasaan orang
lain, menafsirkan nada atau label emosi dalam pernyataan tersebut
dan mamu mengungkapkan dalam tanggapan yang tepat.
d. Keterampilan menerima kritik
Ketrampilan menerima kritik yaitu kemampuan menerima kritik
dari orang lain dengan disertai pengakuan atas kesalahan pribadi
jika kritik itu benar, menelusuri pokok permasalahan yan
disampaikan sehingga mampu meminta saran kepada pemberi
e. Keterampilan menerima pujian
Ketrampilan menerima pujian yaitu kemampuan untuk menerima
pujian dan meresapi pujian dari orang lain serta menanggapi
dengan bijak dan tidak tergesa-gesa membalas pujian yang
diberikan.
5. Manfaat Perilaku Asertif
Menurut Cawood (1997: 26) perilaku asertifmemiliki banyak
manfaat khususnya dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Manfaat yang diperoleh bila orang berperilaku asertif adalah sebagai
berikut:
a. Menjalani kehidupan secara realistis. Jika orang berperilaku asertif
maka ia akan berurusan dengan perasaan-perasaan nyata, pikiran
nyata, dan kebutuhan-kebutuhan nyata untuk memecahkan masalah
yang nyata. Orang lebih memusatkan perhatiannya pada
masalah-masalah yang nyata dengan cara memusatkan perhatian pada masa
kini dan tidak terkekang akan berbagai kecemasan masa lalu atau
kekhawatiran akan masa depan.
b. Kepercayaan diri yang meningkat. Pilihan untuk menegaskan
perasaan dan pikiran kita akan meningkatkan penghargaan diri dan
kepercayaan diri. Orang menjadi lebih kreatif dan terbuka terhadap
usaha mengambil resiko.
c. Hubungan yang diperkaya. Kepercayaan didasarkan antara lain
konflik. Keterampilan asertif memberikan sumbangan besar pada
kedua hal ini. Orang mempunyai kompetensi dan keberanian untuk
mengawali kegiatan-kegiatan dan untuk mengatasi kesulitan
bersama orang lain.
Menurut Adams (1995: 29) manfaat perilaku asertif adalah:
a. Memahami diri sendiri. Setiap orang memiliki kebutuhan, harapan,
dan ide-ide tersendiri. Melalui pengungkapan diri kepada orang
lain, orang akan semakin mengenal dirinya dengan baik.
b. Hidup di masa kini. Orang menjalani hidup dengan berfokus pada
masa kini. Dengan berani mengungkapkan pendapat dan kebutuhan
secara tepat, orang akan menyadari kebutuhan masa kini dan
berusaha memenuhinya.
c. Menjadi pribadi yang menarik. Pengungkapan diri secara jujur,
tegas, dan langsung tanpa kepura-puraan dibalik perkataan dan
tingkah laku, mencerminkan pribadi yang menarik.
d. Harga diri bertambah. Pengungkapan diri secara jujur, langsung,
dan tegas menambah harga diri karena pengungkapan diri menjadi
lebih mudah ketika orang berhasil melakukannya.
e. Orang lain menjadi asertif. Kesediaan mengungkapkan pikiran,
kebutuhan, perasaan, dan keinginan, membuka jalan bagi orang
f. Mencegah keretakan hubungan. Komunikasi yang tidak jujur
menyebabkan hubungan menjadi rusak. Kesalahpahaman dapat
dihindari dengan mengungkapkan diri secara asertif.
6. Hambatan Dalam Perilaku Asertif
Dalam menjalin hubungan dengan orang lain, kecenderungan
yang sering terjadi adalah orang menyetujui permintaan orang lain dan
mengalami kesulitan untuk mengatakan ”tidak” terhadap pernyataan
orang lain. Beberapa alasan orang sulit mengatakan “tidak” kepada
orang lain, adalah:
a. Tidak menyangka akan tawaran mendadak dari orang lain.
b. Adanya keinginan untuk menyenangkan orang lain yang
membutuhkan persetujuan atau dukungan.
c. Adanya perasaan takut bila menyinggung orang lain.
d. Adanya ketakutan mendapatkan hukuman atau kehilangan teman.
e. Adanya perasaan bersalah.
f. Adanya harapan akan timbal balik dari orang lain.
g. Terbebani kewajiban atau tugas yang harus dijalankan.
h. Adanya keinginan berkorban untuk orang lain.
i. Adanya suatu kebutuhan atau dorongan untuk melakukan sesuatu.
Perilaku asertif individu perlu dikembangkan agar dalam
berkomunikasi dengan orang lain dapat bereaksi secara tepat terhadap
7. Perilaku Non-Asertif/Pasif
Cawood (1997: 31) menjelaskan perilaku non-asertif/pasif
sebagai perilaku yang hanya bisa menerima (pandangan-pandangan
dan harapan-harapan setiap orang) tanpa memberikan pendapat
maupun perasaannya sendiri. Perilaku non-asertif/pasif berarti tidak
menyatakan perasaan, pikiran, kebutuhan, pendapat sendiri kepada
orang lain dan kurang bertindak demi diri sendiri untuk memenuhi
kebutuhan penting diri sendiri. (Adams, 1995: 25).
Kecenderungan perilaku non-asertif/pasif adalah memenangkan
harapan orang lain dan menjunjung tinggi pandangan serta kebutuhan
orang lain. Orang yang memiliki perilaku non-asertif/pasif cenderung
kurang menghargai diri sendiri. Perilaku non-asertif juga dapat dilihat
jika seseorang selalu berusaha menghindari konflik, bahkan
mendiamkan orang lain yang menyebabkan konflik.
Ada empat ciri-ciri perilaku non-asertif/pasif menurut Adams
(1995: 30), yaitu:
a. Cenderung menghindari konflik
b. Lebih mengutamakan reaksi daripada melakukan aksi.
c. Menggunakan lebih banyak waktu dan energi untuk menanggapi
yang dikatakan dan dilakukan orang lain daripada mengambil
inisiatif untuk berkomunikasi dan bertindak atas kemauan sendiri.
Menurut Cawood (1997: 33), ciri-ciri perilaku non-asertif/pasif
adalah:
a. Bersikap manis. Sikap manis yang ditunjukan bukanlah sikap yang
mengekspresikan perasaannya, melainkan sikap pura-pura yang
tidak berani mengungkapkan opini, ide, kebutuhan, perasaan, dan
haknya kepada orang lain.
b. Merasa bertanggung jawab atas perasaan-perasaan orang lain yang
tersinggung, kecewa, atau marah.
c. Menghalangi tindakan nyata dan kemajuan yang nyata dengan
menunda keputusan atau tindakan. Ini adalah cara untuk
menghindari usaha menguji keberhasilan diri sendiri.
8. Perilaku Agresif
Lloyd (1991) mendefinisikan perilaku agresif sebagai tindakan
yang melanggar orang lain, menempatkan keinginan dan kebutuhan
pribadi di atas orang lain. Cawood (1997: 35) menjelaskan bahwa
perilaku agresif berarti hanya memberikan pandangan-pandangan dan
harapan-harapan sendiri pada orang lain tanpa mau menerima dan
memperhitungakan sama sekali hak, kebutuhan, perasaan, atau
pendapat mereka.
Perilaku agresif dapat diungkapkan secara langsung maupun
tidak langsung. Pengungkapan secara langsung berarti dalam
mengekspresikan pikiran atau perasaannya diluapkan secara langsung
artinya dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan tidak langsung
kepada orang atau benda tetapi melalui media yang dianggap mewakili
orang atau benda tersebut. Usaha untuk mengurangi perilaku agresif
dapat dilakukan melalui proses katarsis dan berperilaku asertif.
C. Bimbingan dan Konseling dalam Mengembangkan Perilaku Asertif
Peserta Didik
Tujuan pelayanan bimbingan adalah agar peserta didik mampu
mengatur kehidupannya sendiri, menjamin perkembangan pribadinya
seoptimal mungkin, memikul tanggung jawab atas hidupnya sendiri,
memiliki pandangan sendiri dan tidak sekedar “membebek” pendapat orang
lain, mengambil sikap sendiri dan berani bertanggung jawab atas
perbuatannya (Winkel, 2004:31). Tujuan ini dapat terwujud melalui program
bimbingan yang dijalankan oleh guru pembimbing.Salah satunya adalah
melalui pelayanan bimbingan pribdi-sosial.
Winkel (2004:118) menjelaskan mengenai bimbingan
pribadi-sosial:
Bimbingan pribadi-sosial berarti bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri; dalam mengatur diri sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya; serta bimbingan dalam membina kemanusian dengan sesama di berbagai lingkungan (pergaulan sosial).
Melalui bimbingan pribadi-sosial seorang guru pembimbing
menyampaikan suatu topik bimbingan.Salah satu topik bimbingan yang
asertif. Guru pembimbing menyusun suatu modul bimbingan tentang
mengembangkan perilaku asertif peserta didik. Manfaat yang dapat
diperoleh peserta didik melalui topik mengembangkan perilaku asertif,
antara lain:
1. Peserta didik berlatih untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, ide-ide,
kebutuhan-kebutuhannya kepada orang lain secara tepat serta tidak
melanggar pikiran, perasaan, ide-ide, dan kebutuhan-kebutuhan orang
lain.
2. Peserta didik mampu memberikan respon yang tepat dalam menyikapi
pernyataan dari orang lain dan keadaan tertentu yang terjadi dalam
dirinya.
3. Peserta didik menerapkan perilaku asertif dalam pergaulannya dengan
teman sebaya dalam berbagai situasi yang terjadi.
D. Tinjauan Penelitian Lain Yang Relevan
Hia (2004) mengadakan penelitian tentang asertivitas para suster
yunior dan medior Konggregasi Suster-Suster Cinta Kasih dari Maria
Bunda Berbelas Kasih (SCMM) di Sumatera Utara tahun 2004. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode
survei. Jumlah populasi penelitian adalah 60 orang, yang terdiri dari para
suster yunior dan medior SCMM Indonesia yang berusia maksimal 56
tahun. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil
Indonesia tahun 2004 yang berdomisili di Sumatera Utara belum tinggi
dan perlu ditingkatkan.
Da Santo (2004) mengadakan penelitian tentang tingkat
komunikasi asertif para suster medior Congregation Imitations Jesu (CIJ)
tahun 2004 dan implikasinya terhadap program pelatihan asertivitas. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Jumlah populasi
pada penelitian ini adalah 70 orang. Alat pengumpul data yang digunakan
adalah kuesioner. Hasil dari penelitian ini adalah komunikasi asertif
sebagian besar suster medior CIJ tahun 2004 belum tinggi dan perlu
ditingkatkan.
Redong (2006) mengadakan penelitian tentang persepsi
siswa-siswi SMK Panti asuhan Santo Thomas Ngawen Gunung Kidul
Yogyakarta tahun ajaran 2005/2006 tentang ketrampilan asertifnya dan
implikasinya terhadap program bimbingan kelompok. Jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Populasi penelitian adalah
remaja penghuni Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen Gunung Kidul
Yogyakarta tahun ajaran 2005/2006 dengan jumlah 80 orang. Alat
pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian ini
adalah menurut siswa-siswi SMK Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen
Gunung Kidul Yogyakarta tahun ajaran 2005/2006 ketrampilan asertif
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab metodologi penelitian ini memuat penjelasan mengenai tujuan
penelitian, jenis penelitian, metode penelitian, tempat dan waktu penelitian,
responden penelitian, dan instrument penelitian.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
dilaksanakan untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat
penelitian dilakukan (Furchan, 1982: 415). Selain itu penelitian ini juga
termasuk penelitian ex post facto yaitu penelitian yang dilakukan untuk
meneliti peristiwa yang telah terjadi yang kemudian meruntut ke belakang
untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.
Penelitian ex post facto bertujuan untuk melacak kembali, jika dimungkinkan,
apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya sesuatu.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan
metode survei. Menurut Furchan (1982: 424) metode survei dapat digunakan
bukan hanya untuk melukiskan kondisi yang ada, melainkan juga untuk
membandingkan kondisi-kondisi tersebut dengan menilai keefektifan suatu
variabel. Variabel adalah atribut suatu obyek yang mempunyai variasi antara
satu dengan yang lain (Sugiyono, 2010: 60).
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
pada peserta didik kelas X sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada
tanggal 2 Februari 2013.
D. Responden Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah 208 peserta didik.
Responden dalam penelitian ini adalah sebagianpeserta didik kelas X SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 4 kelas
dengan jumlah 129 peserta didik. Dengan demikian penelitian ini termasuk
penelitian sampel. Teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling
karena pengambilan sampel populasi dilakukan dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2009: 124). Rincian jumlah peserta didik tiap kelas adalah seperti
Tabel 1. Rincian Jumlah Peserta Didik Kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Kelas Jumlah siswa
X.1 33
X.4 34
X.5 31
X.6 31
Total 129
E. Instrumen Penelitian
1. Skala Likert Perilaku Asertif dalam Membina Hubungan dengan Teman
Sebaya
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
Perilaku Asertif dalam Membina Hubungan dengan Teman Sebayayang
berpedoman pada teknik penyusunan skala model Likert yang
dimodifikasi. Skala ini dirancang dalam bentuk item tertutup, dengan
alternatif jawaban empat pilihan (genap). Penyajian alternatif jawaban
dengan empat pilihan (genap) ditempuh untuk menghindari central
tendency effect yaitu kecenderungan responden untuk memilih pilihan
tengah.
Variabel yang diangkat dalam skala didasarkan pada aspek-aspek
perilaku asertif sebagaimana diungkapkan Cawood (1997) yaitu:
a. Keterampilan memberi, yaitu: memberikan informasi, memberikan
perasaan, memberikan keputusan ya dan tidak, dan memberikan kritik
atau pujian.
b. Keterampilan menerima, yaitu: mencari informasi, merefleksikan
kembali isi pesan, merefleksikan kembali perasaan yang terlibat,
menerima kritik dan menerima pujian.
Kisi-kisi skala perilaku asertif dalam membina hubungan dengan teman
Tabel 2.Kisi-Kisi Skala Perilaku Asertif Sebelum Uji Coba
No Aspek Perilaku Asertif Indikator Item
Favorable Jml Unfavorable Item Jml
1 Keterampilan menerima 1.1 Memberikan informasi. 1.2 Memberikan opini/sudut
pandang.
1.3 Menyatakan kebutuhan/harapan. 1.4 Berbagi perasaan.
1.5 Memberikan keputusan ya dan tidak.
1.6 Menyampaikan kritik atau pujian.
1,3,9 2,4,8
13,15,53 19, 20, 21 12, 26, 27
31, 32,33 3 3 3 3 3 3 5,34,51 10,65,66 16,18,60 22, 23, 24 28, 29, 30
7, 35, 36
3 3 3 3 3 3
2 Keterampilan memberi 2.1 Mencari informasi.
2.2 Merefleksikan kembali isi pesan. 2.3 Mefefleksikan perasaan yang
terlibat.
2.4 Menerima kritik. 2.5 Menerima pujian
37, 38, 39 43, 44, 45 49, 50, 17
55, 56, 57 61, 62, 63
3 3 3
3 3
40, 41, 42 46, 47, 48 25,52, 54 6,58, 59, 11,14,64 3 3 3 3 3
Jumlah item 33 33
2. Skoring Skala Likert
Dalam instrumen penelitian ini digunakan empat opsi atau
alternatif jawaban yaitu sangat sering, sering, jarang, dan tidak
pernah.Alternatif/opsi tengah (sedang/cukup) dalam skala ini tidak dipakai
untuk mengurangi kecenderungan responden dalam memberikan jawaban
yang netral agar dapat meningkatkan variabilitas responsi. Skor untuk
masing-masing alternatif jawaban adalah sebagai berikut:
a. Untukpernyataan positif (favorable item): sangat sering (SS) = 4,
sering (S) = 3; jarang (J) = 2; dan tidak pernah (TP) = 1.
b. Untuk pernyataan negatif(unfavorable item): sangat sering (SS) = 1,
sering (S) = 2, jarang (J) = 3 dan tidak pernah (TP) = 4.
Adapun total skor dari masing-masing responden adalah hasil
penjumlahan skor dari seluruh item yang tersedia dan dijadikan sebagai
data olahan untuk kepentingan analisis penelitian ini. Instrumen penelitian
dapat dilihat pada lampiran 1.
F. Uji Coba Alat
1. Validitas Instrumen
Kualitas instrumen penelitian ini diperiksa dengan validitas isi
(content validity), dikarenakan penyusunan instrumen didasarkan pada
kisi-kisi yang sesuai dengan aspek tujuan, bahan/deskripsi bahan, indikator
dan jumlah pernyataan per indikator. Untuk mengetahui validitas isi,
pembimbing. Konsultasi dengan dosen pembimbing bertujuan untuk
mengetahui apakah masing-masing pernyataan benar-benar sesuai dengan
aspek dan indikator perilaku asertif. Skala kemudian diujicobakan pada
peserta didik kelas X.2 dan X.3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Setelah
diujicoba, validitas instrumen ini dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis statistik yaitu dengan menggunakan analisis korelasi product
moment dari Pearson (Masidjo, 1995: 246) dengan rumus sebagai berikut:
XY
r =
2 2 22 X N Y Y
X N Y X XY N Keterangan : XY
r = korelasi skor butir dengan skor-skor aspek
N = jumlah subyek
X = skor butir
Y = skor total per aspek
Untuk menghitung koefisien korelasi validitas item, digunakan
SPSS (Statistic Programme for Social Sciene)versi 17,0for windows) agar
penghitungan menjadi lebih cepat dan mudah. Penghitungan validitas
dengan menggunakan SPSS menggunakan batasan taraf signifikasi 0,05
(5%) dan patokan korelasi minimum yaitu 0,25. Jika koefisien korelasinya
lebih besar dari 0,25 maka item yang bersangkutan dinyatakan valid. Jika
koefisien korelasinya kurang dari 0,25 maka item yang bersangkutan
Proses perhitungan taraf validitas dilakukan dengan memberi skor
pada setiap item dan mentabulasi data uji coba. Tabulasi uji coba
penelitian dapat dilihat pada lampiran 2. Selanjutnya proses perhitungan
dilakukan dengan program SPSS (Statistical Programe For Social
Science) versi 16,0for windows agar lebih efektif dan efisien. Hasil
[image:51.612.104.509.249.702.2]perhitungan taraf validitas dapat dilihat padatabel 3.
Tabel 3. Hasil Perhitungan Taraf Validitas
Item-Total Statistics
Corrected
Item-Total Correlation Keputusan
Item 1 .391 VALID
Item 2 .497 VALID
Item 3 .097 TIDAK VALID
Item 4 .414 VALID
Item 5 .274 VALID
Item 6 -.277 TIDAK VALID
Item 7 .222 TIDAK VALID
Item 8 .019 TIDAK VALID
Item 9 .129 TIDAK VALID
Item 10 .500 VALID
Item 11 .011 TIDAK VALID
Item 12 .417 VALID
Item 13 .317 VALID
Item 14 .034 TIDAK VALID
Item 15 .438 VALID
Item 16 .445 VALID
Item 17 -.049 TIDAK VALID
Item 18 .210 TIDAK VALID
Item 19 .223 TIDAK VALID
Item 20 .264 VALID
Item 21 .083 TIDAK VALID
Item 23 .385 VALID
Item 24 .450 VALID
Item 25 .552 VALID
Item 26 .108 TIDAK VALID
Item 27 .065 TIDAK VALID
Item 28 .339 VALID
Item 29 .046 TIDAK VALID
Item 30 .167 TIDAK VALID
Item 31 .471 VALID
Item 32 .400 VALID
Item 33 .315 VALID
Item 34 .428 VALID
Item 35 .288 VALID
Item 36 .441 VALID
Item 37 .568 VALID
Item 38 .471 VALID
Item 39 .325 VALID
Item 40 .135 TIDAK VALID
Item 41 -.035 TIDAK VALID
Item 42 .062 TIDAK VALID
Item 43 .401 VALID
Item 44 .280 VALID
Item 45 .452 VALID
Item 46 .238 TIDAK VALID
Item 47 .455 VALID
Item 48 .441 VALID
Item 49 .527 VALID
Item 50 .571 VALID
Item 51 .354 VALID
Item 52 .479 VALID
Item 53 .590 VALID
Item 54 .468 VALID
Item 55 .401 VALID
Item 56 .237 TIDAK VALID
Item 57 .471 VALID
Item 58 .380 VALID
Item 59 .457 VALID
Item 61 .173 TIDAK VALID
Item 62 .522 VALID
Item 63 .466 VALID
Item 64 .244 TIDAK VALID
Item 65 .396 VALID
Item 66 .480 VALID
[image:53.612.100.545.192.632.2]Adapun jumlah item yang valid dan tidak valid tertera pada tabel 4:
Tabel 4. Jumlah Item Valid dan Tidak Valid
No Variabel yang
diangkat Indikator FavorableItem Skala Uji coba Unfavorable Item yang GugurFav Unfav 1 Keterampilan
Memberi Memberikan Informasi Memberikan 1,3,9 5,34,51 3, 9 - opini/sudut pandang 2, 4, 8 10, 65, 66 8 -
Menyatakan
kebutuhan/harapan 13, 15, 53 16, 18, 60 - 16 Berbagi perasaan 19, 20,
21 22, 23, 24 19, 21 22 Memberikan keputusan
ya atau tidak 12, 26, 27 28, 29, 30 26, 27 29, 30 Menyampaikan kriktik
atau pujian 31, 32, 33 7, 35, 36 - 7 2 Keterampilan
Menerima Mencari informasi 37, 38, 39 40, 41, 42 - 40, 41, 42 Merefleksikan kembali
isi pesan 43, 44, 45 46, 47, 48 44 - Merefleksikan kembali
perasaan yang terlibat 49, 50, 17 25, 52, 54 17 - Menerima kritik 55, 56,
57 6, 58, 59 56 6 Menerima pujian 61, 62,
63 11, 14, 64 61 11, 14, 64
Jumlah 33 33 11 12
Total 66 23
Total keseluruhan yang digunakan untuk penelitian 43 item, yang
aspek keterampilan menerima. Keduapuluh tiga item yang tidak digunakan
dalam penelitian karena item yang valid dianggap telah cukup mewakili
aspek dan indikator.
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas suatu alat ukur adalah derajat keajegan alat tersebut
dalam mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan, 1982: 295). Masidjo
(1985: 209) berpendapat reliabilitas suatu alat ukur adalah taraf sampai
dimana suatu alat tes mampu menunjukan konsistensi hasil pengukuran
yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil.
Pendekatan yang digunakan untuk memeriksa reliabilitas skala
pada penelitian ini adalah teknik Alpha Cronbach melalui program
SPSS(Statistic Programme for Social Sciene)versi 17,0for window).
Rumus koefisien alpha (α) adalah sebagai berikut:
Keterangan:
S12 dan S22 = Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
Sx2 = Varians skor skala
Dari hasil data uji coba diperoleh perhitungan koefisien reliabilitas
menghasilkan angka 0,723 (Hasil perhitungan reliabilitas dapat dilihat
dalam lampiran 4). Hasil perhitungan dikonsultasikan ke kriteria Guilford
[image:55.612.102.510.181.659.2](Masidjo, 1995: 72) yang disajikan dalam tabel 5.
Tabel 5. Kriteria Guilford No Koefisien Korelasi Kualifikasi
1. 0,91 - 1,00 Sangat Tinggi 2. 0,71 – 0,90 Tinggi
3. 0.41 – 0,70 Cukup 4. 0,21 – 0.40 Rendah 5. Negatif – 0,20 Rendah Sekali
Berdasarkan kriteria yang disusun Guilford,hasil tersebut disimpukan
bahwa reliabilitas skala pada penelitian ini termasuk tinggi (0,71-0,90).
G. Pengumpulan Data
Di bawah ini disajikan garis besar tahap-tahap pengumpulan data yang
dilalui dalam penelitian, yaitu:
1. Tahap persiapan
Berikut ini langkah-langkah yang ditempuh dalam tahap persiapan
penelitian:
a. Mempelajari buku-buku mengenai perilaku asertif.
b. Menyiapkan instrumen/skala tentang perilaku asertif dalam membina
hubungan dengan teman sebaya yang digunakan untuk menggali data
penelitian.
c. Mengkonsultasikan instrumen penelitian yang telah dibuat dengan
d. Menentukan responden untuk uji coba alat dan penelitian, yaitu peserta
didik kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
e. Meminta ijin uji coba alat dan penelitian kepada Kepala SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta.
f. Melaksanakan uji coba skala di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada
tanggal 19 Januari 2013.
g. Pengujian empirik terhadap validitas dan reliabilitas kuesioner yang
dilakukan kepada peserta didik kelas X SMAPangudi Luhur
Yogyakarta.
h. Menganalisis data uji empirik terhadap validitas dan reliabilitas
kuesioner.
2. Tahap pelaksanaan
Skala yang telah diujicobakan digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian (skala penelitian dapat dilihat dalam lampiran 5).
Penelitian dilaksanakan pada peserta didik kelas X SMA Pangudi Luhur
pada tanggal 2 Februari 2013. Jumlah peserta didik yang menjadi subjek
penelitian adalah 129 orang.
Penyebaran skala penelitian dilakukan oleh peneliti sendiri. Skala
yang disebarkan sejumlah 129 eksplempar dan kembali 129 eksplempar.
Peneliti mendampingi siswa selama mengisi skala sehingga siswa dapat
bertanya mengenai butir pernyataan yang tidak dipahami secara langsung
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: skoring
jawaban subyek, membuat tabulasi dan menghitung total jawaban,
menghitung presentase, mengelompokan data, menyusun peringkat presentase
aspek perilaku asertif peserta didik dalam membina hubungan dengan teman
sebaya dan menampilkan hasil penelitian. Untuk menilai tinggi rendahnya
perilaku asertif peserta didik, digunakan kategorisasi jenjang (ordinal)
berdasarkan distribusi normal (Azwar, 2012: 106). Tujuan penggolongan ini
adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok terpisah secara
berjenjang menurut suatu kontinium berdasar atribut yang diukur.
Berikut ini dijelaskan langkah yang ditempuh dalam mengolah dan
menganalisis data:
1. Memeriksa keabsahan administratif setiap lembar jawaban responden
untuk diolah lebih lanjut.
2. Memberi skor setiap alternatif jawaban yang dipilih oleh setiap responden.
Norma skoring adalah: sangat sering = 4, sering = 3; jarang = 2; dan tidak
pernah = 1 untuk pernyataan positif dan sebaliknya untuk pernyataan
negatif.
3. Memasukan skor jawaban ke dalam tabulasi data dengan bantuan
Microsoft Exel for Windowsuntuk memudahkan pengolahan data (tabulasi
data penelitian dapat dilihat dalam lampiran 6).
4. Menghitung skor total yang dicapai responden.
6. Mengkategorisasikan kualifikasi perilaku asertif dalam membina
hubungan dengan teman sebaya peserta didik kelas X SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 berdasar kriteria Azwar. Kategorisasi
disusun berdasar distribusi normal dengan model kategorisasi jenjang
(ordinal). Norma kategorisasi dibuat dengan berpedoman pada norma
kategorisasi Azwar (2012: 147-148) dengan lima jenjang kategori
diagnosis, yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, sangat rendah. Norma
[image:58.612.100.512.185.650.2]kategorisasi yang digunakan disajikan dalam tabel 6.
Tabel 6.Norma Kategorisasi
Keterangan:
X maksimum teoretis : skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian
dalam skala.
X minimum teoretik : skor terendah yang diperoleh subyek penelitian
dalam skala.
σ (standart deviasi) : luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6 satuan
deviasi sebaran.
µ (mean teoretik) : Rata-rata teoritis dari skor maksimum dan
minimum.
Perhitungan Skor Keterangan
µ+1.5σ X Sangat Tinggi µ+0.5σ X ≤ µ+1.5σ Tinggi
µ-0.5σ X ≤ µ+0.5σ Cukup µ-1.5σ X ≤ µ-0.5σ Rendah
Kategori di atas digunakan untuk mengelompokkan tinggi rendah
perilaku asertif peserta didik. Perhitungan dalam penggolongan norma
kategorisasi adalah sebagai berikut:
x : Minimum Teoritik : 1 x 43 = 43
x : Maximum Teoritik : 4 x 43 = 172
Luas Jarak : 172 – 43 =129
x : Mean Teoretis : (172+43) : 2 = 107,5
sd : Standar Deviasi : 141 : 6 = 23,5
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan kategori skor. Kategori skor
[image:59.612.102.517.179.610.2]disajikan dalam tabel 7.
Tabel 7. Kategori Skor Perilaku Asertif dalam Membina Hubungan
dengan Teman Sebaya Peserta Didik Kelas X SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta
No Formula Kriteria Rerata Skor Kategori (kualitatif)
1. X [x-1,5(sd)] 72 Sangat Kurang Asertif
2. [x-1,5(sd)] X [x-0,5(sd)] 73-95 Kurang Asertif 3. [x-0,5(sd)] X [x+0,5(sd)] 96-119 Cukup Asertif 4. [x+0,5(sd)] ) X[x+1,5(sd)] 120-142 Asertif
5. [x+1,5(sd)] X 143 Sangat Asertif
Kategorisasi ini digunakan sebagai acuan atau norma dalam
mengelompokkan skor individu dalam kategorisasi/skala perilaku
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat jawaban atas masalah penelitian yaitu “Bagaimana
perilaku asertif peserta didik kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun
Ajaran 2012/2013 dalam menjalin hubungan dengan teman sebaya dan topik-topik
bimbingan apa saja yang dapat diusulkan untuk meningkatkan perilaku asertif
peserta didik kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta”. Penyajian hasil
penelitian dilanjutkan dengan pembahasan tentang hasil penelitian tersebut.
A. Hasil Penelitian
Perilaku asertif peserta didik kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Tahun Ajaran 2012/2013 dalam membina hubungan dengan teman sebaya
ditentukan dengan menggunakan kategorisasi jenjang berdasar model
distribusi normal. Dalam penelitian ini ada lima kategori perilaku asertif
dalam menjalin hubungan dengan teman sebaya berdasarkan nilai rata-rata
skor total, yaitu kategori sangat rendah, kategori rendah, kategori sedang,
kategori tinggi, dan kategori sangat tinggi. Perilaku asertif peserta didik
dalam membina hubungan dengan teman sebaya pada penelitian adalah
Tabel 8. Distribusi Skor Perilaku Asertif dalam Bergaul dengan Teman
Sebaya
Norma Kategori Rentang
Skor Kategori Frekuensi Persentase
X [x-1,5(sd)] ≤ 72 Sangat Kurang
Asertif 0 0 %
[x-1,5(sd)] X [x-0,5(sd)] 73 – 95 Kurang Asertif 0 0 % [x-0,5(sd)] X [x+0,5(sd)] 96 – 119 Cukup Asertif 24 18,6 % [x+0,5(sd)] ) X[x+1,5(sd)] 120 – 142 Asertif 88 68,2 % [x+1,5(sd)] X ≥ 143 Sangat Asertif 17 13,2 %
Jumlah 129 100 %
Dari tabel 8 tampak bahwa :
1. Tidak ada peserta didik yang sangat kurang asertif (0 %).
2. Tidak ada peserta didik yang kurang asertif (0 %).
3. Peserta didik yang cukup asertif ada 24 orang (18,6 %).
4. Peserta didik yang asertif ada 88 orang (68,2 %).
5. Peserta didik yang sangat asertif ada 17 orang (13,2%)
Dari data tersebut, tampak bahwa sebagian besar peserta didik kelas X
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 berperilaku asertif
yang tinggi. Ada sebagian peserta didik yang perilaku asertifnya cukup. Peserta
yang berada dalam ketegori sedang inilah yang berada dalam kondisi tidak
ideal sehingga perlu ada peningkatan untuk mencapai per