DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ………. i
PERNYATAAN ORISINALITAS ………. ii
KATA PENGANTAR ... iii
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ……… 3
1.3 Tujuan Perancangan ……… 3
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ……… 3
1.5 Skema Perancangan ……… 5
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kampanye 2.1.1 Definisi Kampanye ……… 6
2.1.2 Tipe Kampanye Publik ……… 7
2.2 Strategi Kampanye ……… 8
2.3 Bahan Tambahan Makanan 2.3.1 Pengertian Bahan Tambahan Makanan ……… 8
2.3.2 Peranan Bahan Tambahan Makanan ……… 9
2.3.3 Jenis Bahan Tambahan Makanan 2.3.3.1 Pengawet sintetis ……… 10
2.3.3.2 Pewarna sintetis ……… 11
2.3.3.3 Pemanis sintetis ……… 13
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH
3.1 Data dan Fakta
3.1.1 Perusahaan / Lembaga Terkait
3.1.1.1 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ……… 14
3.1.1.1.1 Visi dan Misi ……… 14
3.1.1.1.2 Fungsi BPOM ……… 15
3.1.1.1.3 Nilai Dasar Organisasi ……… 15
3.1.1.2 UNICEF (United Nation International Children Emergency Fund) 3.1.1.2.1 Misi ………….……… 15
3.1.1.3 Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DEPKES RI) 3.1.1.3.1 Visi dan Misi ………….……… 17
3.1.1.3.2 Strategi dan nilai-nilai Departemen Kesehatan ……… 17
3.1.2 Data Hasil Observasi 3.1.2.1 Kuesioner ……… 18
3.1.3.2 Hasil Wawancara 3.1.3.2.1 Wawancara dengan Kepala Seksi Layanan Informasi Konsumen BPOM 22 3.1.3.2.2 Wawancara dengan Dokter dari Magister Kesehatan Gizi Klinik 24
3.1.3.2.3 Wawancara dengan Ahli Psikologi Anak ……… 25
3.2 Analisis masalah berdasarkan data dan fakta ……… 26
4.4.1.2 Konsep Logo ……… 33
4.4.2 Ukuran dan Biaya Media 4.4.2.1 Ukuran Media ……… 33
4.4.2.2 Biaya Media / Budgeting 4.4.2.2.1 Tahap Awareness ……… 34
4.4.2.2.2 Tahap Informing ……… 34
4.4.2.2.2.1 Media untuk Event di Sekolah ……… 34
4.4.2.2.3 Tahap Reminding ……… 35
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bapak Ujang Supriatna Apt. (kiri) dan Kezia Yolanda (kanan) ……. 23
Gambar 4.1 Logo kampanye ………. 33
Gambar 4.4.3.1.1 Poster tahap Awareness ………. 35
Gambar 4.4.3.1.2 Poster tahap Informing ………. 36
Gambar 4.4.3.1.3 Poster tahap Reminding ………. 37
Gambar 4.4.3.2.1 Iklan majalah tahap Awareness ………. 38
Gambar 4.4.3.2.2 Iklan majalah tahap Informing ………. 39
Gambar 4.4.2.2.3 Iklan majalah tahap Reminding ………. 40
Gambar 4.4.3.3.1 Desain pin ………. 41
Gambar 4.4.3.2 Desain gelas jus ………. 41
Gambar 4.4.3.3 Desain kaos ………. 42
Gambar 4.4.3.4 Desain tas kertas ………. 43
Gambar 4.4.3.4 Desain topeng mainan ………. 43
Gambar 4.4.3.5 Desain booklet ………. 44
Gambar 4.4.3.6 Visualisasi maket event sekolah ………. 45
DAFTAR TABEL
Grafik 3.1.2.1.1 Perbandingan total perempuan dan laki-laki hasil kuesioner 18
Grafik 3.1.2.1.2 Perbandingan jumlah anak per kelas hasil kuesioner 19
Grafik 3.1.2.1.3 Perbandingan pemberian uang jajan hasil kuesioner 19
Grafik 3.1.2.1.4 Perbandingan bekal minuman dari rumah hasil kuesioner 20
Grafik 3.1.2.1.5 Perbandingan minuman favorit hasil kuesioner ………….. 20
Grafik 3.1.2.1.6 Perbandingan alasan pemilihan minuman hasil kuesioner 21
Grafik 3.1.2.1.7 Perbandingan cara mendapatkan minuman hasil kuesioner 21
Grafik 3.1.2.1.8 Perbandingan total konsumsi minuman per hari hasil kuesioner 22
Grafik 3.1.2.1.9 Perbandingan pemberian izin dari orang tua hasil kuesioner 22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Zaman sekarang ini gaya hidup mulai berubah dan bergeser dengan
mengutamakan segala sesuatu yang praktis dan instan, tidak terkecuali bahan
pangan. Misalnya jika kita lapar, tinggal menuangkan air panas dan menunggu
selama 3 menit, maka mie instan pun siap dinikmati, atau jika ingin minum jus, kita
tinggal membuka kemasan dan menuangkannya, maka jus segar pun dapat segera
dinikmati, tak perlu susah untuk membuatnya dulu.
Kesibukan orang tua membawa dampak pada pola konsumsi anak. Kalau
dulu orang tua masih sempat memberikan bekal makanan dan minuman untuk anak,
sekarang mereka lebih suka memberi uang saku untuk jajan anak-anaknya. Saat
anak-anak diberi uang jajan, mereka seperti diberikan suatu kebebasan dalam
memilih apa yang akan mereka beli.
Anak usia 6-12 tahun atau usia sekolah biasanya diberi uang jajan yang tidak
banyak. Dengan uang yang terbatas itu mereka harus mengatur apa yang akan
dibelanjakan dengan uang tersebut. Apalagi jika orang tua mereka tidak memberikan
bekal ke sekolah, tentu mereka perlu mempergunakan uang jajan mereka
sebaik-baiknya untuk membeli makanan atau minuman.
Tidak hanya air mineral, tapi juga air yang memiliki rasa dan warna banyak
beredar di pasaran dan tidak sedikit yang menarik minat beli anak-anak. Lingkungan
sekolah biasanya menjadi tempat paling strategis untuk anak-anak membeli
minuman. Di kantin sekolah dapat ditemui berbagai jenis minuman, mulai dari soda,
teh, sari buah, susu, hingga air mineral.
Patut diketahui bahwa minuman-minuman dalam kemasan memiliki dampak
buruk jika dikonsumsi dalam jumlah tertentu karena beberapa dari minuman tersebut
banyak ditemukan mengandung zat aditif yang berbahaya. Zat aditif adalah zat yang
ditambahkan ke dalam makanan atau minuman yang bertujuan memberikan rasa,
warna atau aroma yang menarik, supaya makanan atau minuman tersebut dapat
bertahan lama, dan lain sebagainya. Zat-zat aditif bila dikonsumsi dalam jumlah
tertentu dalam waktu panjang dapat menyebabkan kanker, penurunan system
immune, penyakit SLE (Sistemic Lupus Erythematosus), gangguan fungsi ginjal, dan
efek-efek lain yang mengganggu kesehatan. Menurut Drs. Ujang Supriatna, Apt.
selaku Kepala Seksi Layanan Informasi Konsumen, zat-zat aditif yang saat ini
banyak digunakan oleh para produsen sebenarnya tidak berbahaya karena jika sudah
lulus dari hasil tes laboratorium, maka zat tersebut dianggap aman, asal sesuai
dengan peraturan yang sudah ditetapkan. Yang berbahaya adalah zat yang tidak
terdaftar di Dinas Kesehatan dan juga zat-zat aditif yang sudah tercatat, namun
digunakan melebihi batas yang dianjurkan oleh Dinas Kesehatan.
Iklan-iklan minuman dalam kemasan saat ini semakin kreatif saja dalam
menjaring peminatnya yang tak jarang adalah anak-anak. Produsen dengan sengaja
menonjolkan keunggulan produk mereka yang mengandung vitamin, DHA, atau
antioksidan, atau juga rasa yang beraneka dan menyegarkan, didukung juga dengan
packaging / kemasan yang menarik, namun seolah menutup-nutupi kenyataan adanya
zat tambahan lain yang kurang baik dikonsumsi. Bayangkan bagaimana jadinya jika
anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan dan masih rentan ini diberi asupan
zat-zat tersebut secara terus menerus karena ketidaktahuan mereka akan informasi
ini. Oleh sebab itu akan sangat baik untuk memberikan informasi bagi anak-anak
sejak dini mengenai minuman berzat aditif ini karena efek yang akan ditimbulkan
nanti baru akan diketahui di masa depan.
Melihat banyaknya jenis minuman dalam kemasan saat ini yang
menggunakan zat aditif ditawarkan pada anak-anak, baik melalui media, kemasan
yang sangat menarik, maupun warna-warna mencolok, maka penulis bermaksud
membuat sebuah kampanye untuk memperkenalkan bahaya zat aditif pada minuman
dalam kemasan untuk anak usia 6-12 tahun dengan menggunakan media-media yang
menggugah anak-anak sehingga mereka menjadi aware akan masalah ini. Penulis
mengangkat topik mengenai bahaya zat aditif minuman dalam kemasan sebagai topik
tugas akhir karena penulis melihat banyaknya jenis minuman dalam kemasan yang
diminati oleh anak-anak yang masih belum mengerti bagaimana bahaya
mengkonsumsi minuman tersebut. Penulis juga ingin memberikan informasi yang
sebenarnya yang tidak dikemukakan oleh media tentang produk mereka ini. Melalui
kerja sama dengan BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan), DEPKES, dan
UNICEF penulis berharap agar anak-anak akan memberikan perhatian mereka
terhadap kampanye ini.
1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup
Aktivitas sehari-hari yang dijalani oleh anak-anak usia 6-12 tahun pada
umumnya adalah bermain dan belajar. Kedua aktivitas tersebut sama-sama
menghabiskan energi dan menguras cairan dalam tubuh. Anak-anak akan cepat
menjadi haus dan kelelahan. Pada saat inilah mereka akan mulai mencari minuman
pelepas dahaga. Dengan banyaknya minuman dalam kemasan yang diberi zat aditif
di dalamnya dan beredar di pasaran saat ini, diperlukan suatu upaya untuk
menyadarkan anak-anak akan bahaya minuman yang bagi mereka tampak
menggiurkan itu. Tentu saja untuk mengubah kebiasaan mengkonsumsi minuman
dalam kemasan ini akan lebih baik jika didasari oleh minat dan keinginan dari si
anak sendiri. Oleh sebab itu upaya yang diberikan sebisa mungkin tidak bersifat
terlalu serius dan mudah dimengerti.
Dengan demikian, yang menjadi pokok permasalahan utama adalah:
Bagaimana membuat kampanye visual untuk menginformasikan bahaya zat aditif
minuman dalam kemasan pada anak usia 6-12 tahun secara efektif?
1.3Tujuan Perancangan
Tujuan kampanye ini adalah:
Melalui kampanye anti zat aditif minuman dalam kemasan ini diharapkan
dapat membantu memberikan informasi dan sumbangsih dalam rangka menyehatkan
anak-anak bangsa untuk menciptakan generasi yang sehat secara jasmani dan
terhindar dari bahaya zat aditif sejak dini.
1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam menyusun laporan tugas akhir, teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah:
• Studi Pustaka melalui buku dan internet.
• Wawancara dengan ahli kesehatan, Badan Pengawasan Obat dan makanan, orang tua, guru, dan anak-anak.
• Kuesioner untuk validitas pernyataan.
1.5Skema Perancangan
BAB V
PENUTUP
5.1Kesimpulan
Penggunaan zat aditif pada minuman dalam kemasan bukanlah hal baru di
telinga kita. Para produsen tentu menginginkan keuntungan yang besar bagi mereka
dan kadang kala kurang memperhatikan dampak kesehatan bagi produk yang mereka
jual. Tentunya yang menjadi korban adalah para konsumen, apalagi dalam konteks
minuman dalam kemasan yang menjadi peminat utama dari produk ini adalah
anak-anak. Oleh sebab itu perlu suatu upaya memperkenalkan bahaya minuman dalam
kemasan yang mengandung zat aditif sejak dini agar mereka bisa mewaspadainya.
Berbeda dengan cara penyampaian informasi pada orang dewasa, cara penyampaian
informasi bagi anak-anak diperlukan pemikiran lain bagaimana agar informasi
tersebut diterima dan dimengerti dengan baik. Dengan diwujudkan dalam suatu
kampanye anti zat aditif, anak-anak diajak untuk bersama-sama menghentikan
serangan zat-zat aditif berbahaya bersama dengan tokoh pahlawan super. Event
kampanye ini memberikan informasi sekaligus solusi bagi anak-anak agar dapat
memilih minuman mana yang baik untuk mereka. Kampanye akan diadakan di
sekolah-sekolah dasar di kota Bandung dan diharapkan dapat membawa hasil yang
baik, yaitu terjadi perubahan pola konsumsi anak dalam memilih minuman yang
akan mereka minum.
5.2Saran
1. Saran untuk diri sendiri:
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh
sebab itu penulis akan terus berusaha membuat karya yang lebih baik dengan tetap
bekerja keras dan menjadi lebih tekun lagi dalam menghasilkan karya-karya desain
komunikasi visual.
2. Saran untuk pihak FSRD Universitas Kristen Maranatha:
Kepada para dosen FSRD Universitas Kristen Maranatha agar terus
membantu para mahasiswa mahasiswinya untuk bisa menjadi seorang desainer yang
kreatif di kemudian hari dan mampu bersaing di dunia kerja yang profesional dengan
memberikan saran, dorongan, dan ilmunya agar para mahasiswa terpacu untuk bisa
lebih baik lagi.
3. Saran untuk masyarakat umum:
Kepada masyarakat umum, khususnya anak-anak usia 6-12 tahun agar tetap
berhati-hati dalam memilih minuman dalam kemasan karena adanya kandungan zat
aditiff berbahaya di dalamnya. Diharapkan juga agar anak-anak menjadi lebih
waspada dan dapat menjadi trigger bagi orang tuanya juga.
DAFTAR PUSTAKA
Yuliarti, Nurhaeti (2007), Awas! Bahaya di balik Lezatnya Makanan, Yogyakarta:
Penerbit Andi
Santrock, John (2007), Perkembangan Anak, Edisi Kesebelas Jilid 2, Jakarta:
Penerbit Erlangga
Winarno, F.G. (1994), Bahan Tambahan Untuk Makanan dan Kontaminan, Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan
Notoadmojo, S. (2003), Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Pt. Rineka
Cipta
Roman, Kenerth, Jane Maas & Martin Nisenholtz (2005). How To Advertise,
Membangun Merek dan Bisnis dalam Dunia Pemasaran Baru, Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo
Suhandang, Kustadi (2005). Periklanan : Manajemen, Kiat dan Strategi., Nuansa,
Bandung
Hakim, Budiman (2005). Lanturan Tapi Relevan, Dasar-dasar Kreatif Periklanan,
Galang Press, Yogyakarta.
Sutherland, Max & Alice K. Sylvester (2005) Advertising and The Mind of The
Consumer : Bagaimana Mendapatkan Untung Berlipat Lewat Iklan yang Tepat.
Penerjemah : Setia Bangun. PT. Gramedia Pustaka. Jakarta
Suyanto, M. (2004) Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan, ANDI OFFSET,
Yogyakarta
Batey, Ian (2003). Asian Branding : A Great Way To Fly. Alih bahasa, Wahab,
Abdul. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta
Unit Layanan Pengaduan Konsumen. Pemanis Buatan. Leaflet. Badan POM RI
www.bpom.go.id