• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman dalam pembelajaran Kimia di SMK VIP AL-HUDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman dalam pembelajaran Kimia di SMK VIP AL-HUDA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

I n f u s I n f u s

I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 1111 |||| BAB

BABBABBAB IIII PENDAHULUAN PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUAN A.

A. A.

A. LatarLatarLatarLatar BelakangBelakangBelakangBelakang MasalahMasalahMasalahMasalah

Berdasarkan pengalaman dalam pembelajaran Kimia di SMK VIP AL-HUDA KEBUMEN, penulis menemukan masalah tentang rendahnya ketrampilan siswa dalam praktikum kimia analisa pada materi stoikiometri larutan dan titrasi asam – basa. Materi stoikiometri larutan dan titrasi asam – basa dalam silabus mengisyaratkan pengalaman belajar melalui percobaan. Set peralatan yang ada, menuntut siswa dibagi dalam kelompok yang besar, sehingga tidak semua siswa benar-benar melakukan percobaan titrasi mengingat keterbatasan alat dan waktu.

Berdasarkan identifikasi masalah, rendahnya ketrampilan siswa dalam praktikum kimia dikarenakan ketersediaan set peralatan yang terbatas. Pembagian siswa dalam kelompok besar dengan 5 siswa dalam 1 kelompok tidak bisa membuat semua siswa aktif.

Botol infus dan infusion set merupakan limbah dari rumah sakit ataupun balai pengobatan. Pemanfaatannya selama ini baru sebatas didaur ulang atau digunakan sebagai pot tanaman hias. Padahal, prinsip kerja infus ketika digunakan untuk memindahkan cairan ke tubuh pasien sama dengan prinsip kerja buret sebagai alat titrasi. Penulis berharap dengan pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set sebagai alat titrasi dapat meningkatkan ketrampilan siswa dalam praktikum kimia analisa pada materi stoikiometri larutan dan titrasi asam – basa.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perlu diadakan penelitian tindakan kelas tentang “Pemanfaatan Limbah Botol Infus dan Infusion Set sebagai Alat Titrasi pada Praktikum Kimia Analisa Kelas XI F Program Keahlian Kimia Industri SMK VIP Al-Huda Kebumen Tahun Pelajaran 2013/2014”.

(2)

I n f u s I n f u s

I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 2222 |||| B.

B.

B.B. IdentifikasiIdentifikasiIdentifikasiIdentifikasi MasalahMasalahMasalahMasalah

1. Adakah alat pengganti buret sebagai alat titrasi dalam praktikum kimia analisa pada materi stoikiometri larutan dan titrasi asam – basa?

2. Mengapa ketrampilan siswa rendah dalam praktikum kimia analisa pada materi stoikiometri larutan dan titrasi asam – basa?

C C

CC.... RumusanRumusanRumusanRumusan MasalahMasalahMasalahMasalah

1. Apakah limbah botol infus dan infusion set dapat dimanfaatkan sebagai alat titrasi pada praktikum kimia analisa di kelas XI F program keahlian Kimia Industri SMK VIP Al-Huda Kebumen tahun pelajaran 2013/2014?

2. Apakah melalui pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set sebagai alat titrasi dapat meningkatkan ketrampilan siswa pada praktikum kimia analisa di kelas XI F program keahlian Kimia Industri SMK VIP Al-Huda Kebumen tahun pelajaran 2013/2014?

D D

DD.... PembatasanPembatasanPembatasanPembatasan MasalahMasalahMasalahMasalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yang diteliti yaitu:

1. Pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set sebagai alat titrasi berupa pembuatan alat titrasi dari botol infus dan infusion set, sehingga dapat digunakan sebagai pengganti buret pada proses titrasi.

2. Ketrampilan siswa pada praktikum kimia analisa dinilai dari aktivitas belajar siswa yang memberikan dampak terhadap hasil pembelajaran ranah kognitif, afektif dan psikomotorik melalui lembar penilaian dan observasi ketrampilan. E.

E.

E.E. TujuanTujuanTujuanTujuan PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Memanfaatkan limbah botol infus dan infusion set sebagai alat titrasi pengganti buret.

(3)

I n f u s I n f u s

I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 3333 |||| 2. Meningkatkan ketrampilan siswa pada praktikum kimia analisa di kelas XI F

program keahlian Kimia Industri SMK VIP Al-Huda Kebumen tahun pelajaran 2013/2014.

F. F.

F.F. ManfaatManfaatManfaatManfaat PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

Pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set sebagai alat titrasi pengganti buret diharapkan meningkatkan kualitas pembelajaran antara lain:

1. Memberikan contoh pembuatan alat praktikum dari limbah.

2. Sebagai media alat peraga bagi guru mata pelajaran Kimia Analisa pada materi stoikiometri larutan dan titrasi asam – basa.

3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami pengalaman belajar melalui praktikum yang didesain dalam kelompok kecil.

4. Mengurangi rasa takut siswa dalam proses titrasi karena alat yang digunakan bukan menggunakan buret yang berharga mahal.

(4)

I n f u s I n f u s I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 4444 |||| BAB BAB BAB BAB IIIIIIII KERANGKA

KERANGKAKERANGKA TEORITIS,KERANGKATEORITIS,TEORITIS,TEORITIS, KERANGKAKERANGKAKERANGKAKERANGKA BERPIKIRBERPIKIR DANBERPIKIRBERPIKIRDANDANDAN HIPOTESISHIPOTESISHIPOTESISHIPOTESIS A.

A.

A.A. KerangkaKerangkaKerangkaKerangka TeoritisTeoritisTeoritisTeoritis

1. Botol Infus danInfusion set

Botol infus berbahan dasar plastik Low Density Polyethylene (LDPE). Plastik LDPE termasuk jenis plastik yang dapat didaur ulang. LDPE memiliki percabangan yang lebih banyak daripada plastik yang berbahan dasar HDPE (High Density Polyethylene) sehingga gaya antar molekulnya rendah. Salah satu ketahanan LDPE terhadap bahan kimia adalah tidak mengalami kerusakan dari asam, basa, alkohol dan ester. Sifat mekanis jenis LDPE ini kuat, tembus pandang, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu 60oC sangat resisten terhadap reaksi kimia dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas kuat.

Infusion set terdiri atas alat pengatur tetesan (regulator) dan jarum pada ujung selang infus. Regulator berfungsi mengatur kecepatan tetesan cairan dari botol infus. Regulator menghasilkan tetesan dengan volume yang sama sebesar 0,05 mL. Jarum pada ujung selang infus digunakan sebagai jalan agar cairan infus masuk ke tubuh pasien.

Botol infus dan infusion set bekas dapat menjadi sumber penyakit dan menular pada individu lain. Selama penggunaan infus, selang infus menjadi jalur naiknya kuman penyebab penyakit sampai ke dalam botol infus. Oleh karena itu, sebelum penggunaan kembali botol infus dan infusion set harus dilakukan dekontaminasi. Dekontaminasi adalah menghilangkan mikroorganisme patogen dan kotoran dari suatu benda sehingga aman untuk pengelolaan selanjutnya dan dilakukan sebagai langkah pertama bagi pengelolaan alat kesehatan bekas.

(5)

I n f u s I n f u s

I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 5555 |||| 2. Ketrampilan Siswa

Ketrampilan siswa berupa aktivitas belajar siswa yang memberikan dampak terhadap hasil pembelajaran ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Aktivitas belajar diperlukan dalam pembelajaran karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku, sehingga di dalam proses pembelajaran terjadi suatu kegiatan. Dimyati (2002:50) menyatakan, tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas; itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Rousseau dalam Sardiman (1988: 95) menyatakan, bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan observasi sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Hal ini menunjukkan setiap orang yang belajar harus aktif sendiri. Tanpa ada aktivitas, maka proses pembelajaran tidak mungkin terjadi dan tidak ada hasil belajar yang dicapai.

Aqib (2006: 132) menyatakan, hasil belajar adalah perwujudan hasil usaha penyusunan pengetahuan dari pengalaman konkret, aktivitas kolaboratif dan refleksi, serta interpretasi, sedangkan menurut Djamarah (2002: 86), hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungan yang menyangkut cipta, rasa, dan karsa. Hasil belajar memiliki peran penting terhadap proses belajar mengajar. Penilaian hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan belajar melalui berbagai pembelajaran.

Dalam sistem Pendidikan Nasional, rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan

(6)

I n f u s I n f u s

I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 6666 |||| ranah psikomotorik. Hasil belajar Kimia dikelompokkan menjadi dua aspek yaitu aspek pemahaman dan penerapan konsep serta aspek kinerja ilmiah. Aspek pemahaman dan penerapan konsep mencakup semua sub ranah dalam ranah kognitif. Aspek kinerja ilmiah mencerminkan semua aktivitas sains yang melatih dan mengembangkan baik keterampilan sains dan sikap ilmiah, aspek ini mencakup ranah psikomotor dan afektif.

B. B.

B.B. KerangkaKerangkaKerangkaKerangka BerpikirBerpikirBerpikirBerpikir

Keterbatasan alat praktikum kimia analisa pada materi stoikiometri larutan dan titrasi asam – basa menuntut siswa dibagi dalam kelompok yang besar. Ketrampilan siswa dalam praktikum kimia analisa rendah karena tidak semua siswa benar-benar melakukan percobaan titrasi mengingat keterbatasan alat dan waktu. Pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set sebagai alat titrasi pengganti buret diharapkan meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan bekerja dalam kelompok kecil. Aktivitas belajar yang meningkat diharapkan meningkatkan ketrampilan siswa dalam praktikum kimia analisa pada materi stoikiometri larutan dan titrasi asam – basa.

Gambar Gambar Gambar

Gambar 1.1.1.1. SkemaSkemaSkemaSkema KerangkaKerangkaKerangkaKerangka BerpikirBerpikirBerpikirBerpikir

Keterbatasan alat praktikum stoikiometri larutan dan titrasi asam – basa

Ketrampilan siswa rendah Pemanfaatan botol infus dan infusion set

sebagai alat titrasi pengganti buret

Siswa dibagi dalam kelompok besar

Siswa dibagi dalam kelompok kecil

Diharapkan ketrampilan siswa meningkat

(7)

I n f u s I n f u s

I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 7777 |||| C.

C.

C.C. HipotesisHipotesisHipotesisHipotesis

Berdasarkan kerangka teoritis dan kerangka berpikir tersebut, hipotesis penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Limbah botol infus daninfusion set dapat dimanfaatkan sebagai alat titrasi pada praktikum kimia analisa di kelas XI F program keahlian Kimia Industri SMK VIP Al-Huda Kebumen tahun pelajaran 2013/2014.

2. Pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set sebagai alat titrasi dapat meningkatkan ketrampilan siswa pada praktikum kimia analisa di kelas XI F program keahlian Kimia Industri SMK VIP Al-Huda Kebumen tahun pelajaran 2013/2014.

(8)

I n f u s I n f u s

I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 8888 |||| BAB

BABBABBAB IIIIIIIIIIII PELAKSANAAN PELAKSANAAN PELAKSANAAN

PELAKSANAAN PENELITIANPENELITIANPENELITIANPENELITIAN A.

A.

A.A. SettingSettingSettingSetting PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMK VIP Al-Huda Kebumen Gg. Pemali No. 60 Jetis Kutosari Kebumen dalam kurun waktu antara bulan Agustus dan September tahun 2013. Kegiatan yang dilakukan meliputi: 1. Menyusun rencana kegiatan; 2. Menyusun instrumen penelitian; 3. Pengumpulan data dengan melakukan tindakan siklus I dan II; 4. Analisis data; 5. Pembahasan/diskusi dengan kolaborator; 6. Menyusun laporan hasil penelitian. B.

B.

B.B. SubSubSubSubjjjjekekekek dandandandan ObObObObjjjjekekekek PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 22 siswa kelas XI F program keahlian Kimia Industri SMK VIP Al-Huda Kebumen semester gasal tahun pelajaran 2013/2014. Objek dalam penelitian ini yaitu pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set sebagai alat titrasi serta ketrampilan siswa.

C. C.

C.C. SumberSumberSumberSumber DataDataDataData

Sumber data primer diperoleh dari nilai pretest dan postest berbentuk data kuantitatif, sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari hasil observasi ketrampilan siswa yang dilakukan kolaborator berbentuk data kualitatif.

D. D.

D.D. TeknikTeknikTeknikTeknik dandandandan AlatAlatAlatAlat PengumpulanPengumpulanPengumpulanPengumpulan DataDataDataData 1. Teknik Pengumpulan Data.

a. Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data ketrampilan siswa pada kondisi awal, siklus I dan II.

b. Teknik tes (pretest dan posttest) digunakan untuk memperoleh data hasil belajar pada siklus I dan II.

(9)

I n f u s I n f u s

I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 9999 |||| 2. Alat pengumpulan data

a. Lembar observasi ketrampilan siswa.

b. Soal tes terdiri atas soal pretest dan postest. E.

E.

E.E. ValidasiValidasiValidasiValidasi DataDataDataData

Data ketrampilan siswa hasil penilaian dan observasi divalidasi dengan triangulasi sumber secara kolaboratif dengan guru kolaborator, sedangkan validasi terhadap instrumen penilaian tes tertulis berupa penyusunan kisi-kisi, sehingga terpenuhi validitas teoretik, khususnyacontent validity.

F. F.

F.F. AnalisisAnalisisAnalisisAnalisis DataDataDataData

Analisis data menggunakan deskriptif komparatif yang dilanjutkan refleksi. Deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan data kondisi awal, siklus I dan siklus II. Refleksi berupa membuat simpulan berdasarkan deskriptif komparatif kemudian dilanjutkan memberikan ulasan dan langkah tindak lanjut.

G. G.

G.G. IndikatorIndikatorIndikatorIndikator KinerjaKinerjaKinerjaKinerja

Indikator kinerja dalam penelitian ini berupa 18 dari 22 siswa mencapai skor ketrampilan lebih besar dari atau sama dengan 75. Skor ketampilan maksimum 100 yang merupakan jumlah dari ketrampilan pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

H. H.

H.H. ProsedurProsedurProsedurProsedur TindakanTindakanTindakanTindakan

Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas terdiri atas 2 siklus. Siklus I adalah pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set sebagai alat titrasi, dilanjutkan dengan siklus II pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set sebagai alat titrasi disertai video tutorial penggunaan alat titrasi tersebut. Siklus I dan II berlangsung pada 8 pertemuan (16 jam pelajaran).

(10)

I n f u s I n f u s

I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 10101010 |||| Variabel yang diteliti adalah ketrampilan siswa dan pemanfaatan limbah botol infus daninfusion set sebagai alat titrasi.

1. Siklus I

a. Perencanaan (planning)

Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilengkapi dengan instrumen penilaian dan observasi ketrampilan siswa, 11 set alat titrasi dengan pemanfaatan limbah botol infus daninfusion set.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) 1) Apersepsi

a) Guru memberikan pertanyaan awal mengenai stoikiometri larutan dan titrasi asam – basa.

b) Menjelaskan cakupan materi. 2) Kegiatan Inti

a) Eksplorasi

(1) Guru menjelaskan materi tentang stoikiometri larutan dan titrasi asam – basa.

(2) Guru membagi siswa ke dalam 11 kelompok masing-masing 2 siswa. (3) Guru menjelaskan mengenai tujuan pemanfaatan limbah botol infus dan

infusion set sebagai alat titrasi.

(4) Guru memberikan contoh soal untuk dianalisa, menjelaskan penulisan data dan pengolahan data percobaan serta penulisan laporan praktikum. (5) Guru menjelaskan dan memperagakan penggunaan alat titrasi.

(6) Guru memberikan soal pretest untuk dikerjakan siswa secara mandiri. (7) Guru membagi 11 set alat titrasi dan kelengkapannya serta soal tugas

(11)

I n f u s I n f u s

I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 11111111 |||| b) Elaborasi

(1) Siswa mengerjakan soal pretest secara mandiri.

(2) Guru memberi kesempatan siswa untuk berpikir, menganalisis, dan mendiskusikan penggunaan alat titrasi.

(3) Guru memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif dengan mengarahkan jalannya proses titrasi dan menyajikan hasil kerja kelompok.

(4) Guru mengkondisikan siswa mengerjakan soal posttest dan verifikasi hasil praktikum.

c) Konfirmasi

(1) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan dan tertulis terhadap keberhasilan siswa.

(2) Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi. (3) Guru memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman belajar yang

bermakna dengan memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh. 3) Penutup

a) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang hasilnya bagus. b) Guru bersama dengan siswa membuat rangkuman dan simpulan

pembelajaran. c. Observasi (Observing)

Observasi dilakukan oleh observer yaitu guru kolaborator dan guru pengampu bersamaan dengan tindakan untuk mengamati proses pembelajaran. Penilaian dan observasi menghasilkan skor ketrampilan untuk tiap siswa meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik pada siklus I.

(12)

I n f u s I n f u s

I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 12121212 |||| d. Refleksi (Reflecting)

Hasil penilaian dan observasi ketrampilan siswa berupa skor ketrampilan menjadi bahan refleksi melalui deskriptif komparatif untuk menyiapkan langkah tindak lanjut dengan membuat video tutorial penggunaan alat titrasi.

2. Siklus II

a. Perencanaan (planning)

Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilengkapi dengan instrumen penilaian dan observasi ketrampilan siswa, 11 set alat titrasi dengan pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set serta video tutorial penggunaan alat titrasi.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) 1) Apersepsi

a) Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.

b) Guru memberikan pertanyaan awal mengenai materi titrasi asam – basa. 2) Kegiatan Inti

a) Eksplorasi

(1) Guru menjelaskan materi tentang titrasi asam – basa.

(2) Guru memberikan pengarahan dan menjelaskan pemanfaatan video tutorial penggunaan alat titrasi.

(3) Guru memberikan soal pretest untuk dikerjakan siswa secara mandiri. b) Elaborasi

(1) Siswa mengerjakan soal pretest secara mandiri.

(2) Guru memberi kesempatan siswa untuk berpikir, menganalisis, dan mendiskusikan pemanfaatan video tutorial penggunaan alat titrasi.

(13)

I n f u s I n f u s

I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 13131313 |||| (3) Guru mengawasi, mengamati dan mengarahkan jalannya proses titrasi

dan menyajikan hasil kerja kelompok setelah memanfaatkan video tutorial penggunaan alat titrasi.

(4) Guru mengkondisikan siswa mengerjakan soal posttest dan verifikasi hasil praktikum.

c) Konfirmasi

(1) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan terhadap keberhasilan siswa.

(2) Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi. (3) Guru memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman belajar

dengan memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh. 3) Penutup

a) Guru memberikan penghargaan kepada siswa dan kelompok yang hasilnya bagus.

b) Guru bersama siswa membuat rangkuman dan simpulan pembelajaran. c. Observasi (Observing)

Observasi dilakukan oleh observer yaitu guru kolaborator dan guru pengampu bersamaan dengan tindakan untuk mengamati proses pembelajaran. Penilaian dan observasi menghasilkan skor ketrampilan untuk tiap siswa meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik pada siklus II.

d. Refleksi (Reflecting)

Hasil penilaian dan observasi ketrampilan siswa berupa skor ketrampilan menjadi bahan refleksi melalui deskriptif komparatif untuk mengetahui apakah indikator kinerja yang ditetapkan telah tercapai.

(14)

I n f u s I n f u s

I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 14141414 |||| BAB

BABBABBAB IVIVIVIV HASIL

HASIL HASIL

HASIL DANDANDANDAN PEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASAN A.

A.

A.A. HasilHasilHasilHasil

1. Desain Alat Titrasi

Pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set sebagai alat titrasi didesain menyerupai alat titrasi menggunakan buret. Sebelum digunakan, botol infus dan infusion set dilakukan dekontaminasi untuk membersihkan bahan berbahaya yang menyebabkan infeksi mengingat sangat mungkin terjadi infeksi dari organisme penyebab penyakit yang diderita pasien pengguna infus tersebut. Dekontaminasi dilakukan dengan perendaman botol infus dan infusion set dalam larutan asam kromat encer dan kemudian dilakukan pencucian dengan larutan pembersih.

Ada beberapa bagian penting pada alat titrasi yang harus dikonversi penggunaannya dengan tetap mempertahankan kegunaannya. Profil alat titrasi yang didesain dari pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set sebagai alat titrasi sebagai berikut:

(15)

I n f u s I n f u s

I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 15151515 |||| Gambar

GambarGambarGambar 2.2.2.2. AlatAlatAlatAlat TitrasiTitrasiTitrasiTitrasi

Infusion set tidak seluruhnya digunakan. Jarum infusion set tidak digunakan, jadi hanya regulator dan selanginfusion set yang digunakan. Perbandingan bagian dan fungsi bagian-bagian buret dengan alat titrasi dengan pemanfaatan limbah botol infus daninfusion set sebagai berikut:

Tabung Buret Botol Infus

Kran Buret Regulator Infus

Gambar Gambar Gambar

Gambar 3.3.3.3. PerbandinganPerbandinganPerbandinganPerbandingan BagianBagianBagianBagian AlatAlatAlatAlat TitrasiTitrasiTitrasiTitrasi

Perbedaan yang paling mendasar adalah dalam penentuan volume larutan yang digunakan. Buret menggunakan skala yang tertera pada tabung buret sebagai penanda volume yang digunakan, sedangkan alat titrasi dari limbah botol infus dan infusion set menghitung jumlah tetesan. Tetesan yang terbentuk

(16)

I n f u s I n f u s

I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 16161616 |||| bervolume 0,05 mL per tetes, jadi volume yang digunakan dihitung dari banyaknya jumlah tetesan dikalikan 0,05 mL.

2. Video Tutorial Penggunaan Alat Titrasi

Video tutorial penggunaan alat titrasi yang memanfaatkan limbah botol infus dan infusion set dibuat oleh guru dibantu guru kolaborator. Video berisi tayangan penggunaan alat titrasi yang dapat digunakan siswa untuk memperhatikan dan menyimak kembali penjelasan yang mungkin terlewatkan ketika penjelasan awal penggunaan alat titrasi. Penggunaan video pada siklus II merupakan tindak lanjut hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.

3. Kondisi Awal Ketrampilan Siswa

Keterbatasan alat praktikum kimia analisa pada materi stoikiometri larutan dan titrasi asam – basa menuntut siswa dibagi dalam kelompok yang besar. Ketrampilan siswa dalam praktikum kimia analisa rendah karena tidak semua siswa benar-benar melakukan percobaan titrasi mengingat keterbatasan alat dan waktu. Observasi ketrampilan siswa dilakukan dengan menggunakan lembar penialain dan observasi ketrampilan siswa dengan ketentuan kriteria untuk tiap aspek yang diobservasi skor 5 = sangat baik, skor 4 = baik, skor 3 = cukup, skor 2 = kurang, dan skor 1 = sangat kurang. Skor maksimum ketrampilan siswa sebesar 100 yang merupakan jumlah dari ketrampilan pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil penilaian dan observasi ketrampilan pada kondisi awal sebagai berikut :

Tabel 1. Ketrampilan Siswa pada Kondisi Awal No

No No

No SkorSkorSkorSkor KetrampilanKetrampilanKetrampilanKetrampilan JumlahJumlahJumlahJumlah siswasiswasiswasiswa

1 ≥ 75 10

(17)

I n f u s I n f u s

I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 17171717 |||| 4. Deskripsi Hasil Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Hal penting dalam perencanaan pada siklus I berupa penyusunan rencana pembelajaran yang memanfaatkan alat titrasi dari limbah botol infus dan infusion set, pendesainan 11 alat titrasi dan penyusunan lembar penilaian dan observasi ketrampilan siswa.

b. Tahap Tindakan

Tindakan pada siklus I terlaksana dalam 4 pertemuan atau 8 jam pembelajaran. Tindakan yang dilakukan meliputi penjelasan materi stoikiometri larutan dan titrasi asam – basa, demonstrasi titrasi asam basa menggunakan buret dan menggunakan alat titrasi dari limbah botol infus dan infusion set, pembagian kelompok dan pelaksanaan pretest serta posttest pada tiap pertemuan pembelajaran.

c. Tahap Observasi

Observasi dilakukan oleh observer yaitu guru kolaborator dan guru pengampu bersamaan dengan tindakan untuk mengamati proses pembelajaran. Observasi pada siklus I didapatkan bahwa penggunaan alat titrasi dari limbang botol infus dan infusion set berjalan kurang lancar karena siswa belum sepenuhnya memahami cara penggunaannya. Siswa melakukan kesalahan pembacaan dan perhitungan hasil praktikum. Penyusunan laporan masih kurang sistematis dan hasil perhitungan masih terdapat beberapa kesalahan.

Tabel 2. Ketrampilan Siswa pada Siklus I No

No No

No SkorSkorSkorSkor KetrampilanKetrampilanKetrampilanKetrampilan JumlahJumlahJumlahJumlah siswasiswasiswasiswa

1 ≥ 75 13

(18)

I n f u s I n f u s

I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 18181818 |||| Hasil observasi siklus I didapatkan 13 dari 22 siswa mendapatkan skor ketrampilan ≥ 75 belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan.

d. Tahap Refleksi

Hasil observasi ketrampilan siswa dianalisa secara deskriptif komparatif kemudian direfleksi. Hasil refleksi terhadap tindakan pada siklus I, yaitu:

1) Perlu penjelasan tentang cara penggunaan alat titrasi agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan maupun pembacaan hasil praktikum.

2) Perlu penjelasan ulang perhitungan hasil praktikum.

3) Penjelasan ulang sistematika laporan praktikum dan penyajian data hasil praktikum.

4) Pembuatan video tutorial penggunaan alat titrasi. 5. Deskripsi Hasil Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan dilakukan seperti halnya pada siklus I dengan menambahkan video tutorial penggunaan alat titrasi sebagai media pembelajaran pada siklus II selain alat titrasi dari limbah botol infus dan infusion set. Pembuatan alat titrasi merupakan tindak lanjut hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. b. Tahap Tindakan

Tindakan pada siklus II terlaksana dalam 4 pertemuan atau 8 jam pembelajaran. Tindakan yang dilakukan meliputi penjelasan ulang materi stoikiometri larutan dan titrasi asam – basa yang masih sulit diterima siswa berdasar hasil pretest dan posttest pada siklus I, penjelasan ulang sistematika penyusunan laporan praktikum dan penyajian data hasil praktikum, penyampaian video tutorial penggunaan alat titrasi dari limbah botol infus dan infusion set, dan pelaksanaan pretest serta postest pada tiap pertemuan pembelajaran.

(19)

I n f u s I n f u s

I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 19191919 |||| c. Tahap Observasi

Observasi pada siklus II didapatkan bahwa penggunaan alat titrasi dari limbah botol infus dan infusion set berjalan lebih lancar dan hanya 3 siswa yang masih melakukan kesalahan pembacaan hasil praktikum.

Tabel 3. Ketrampilan Siswa pada Siklus II No

No No

No SkorSkorSkorSkor KetrampilanKetrampilanKetrampilanKetrampilan JumlahJumlahJumlahJumlah siswasiswasiswasiswa

1 ≥ 75 19

2 < 75 3

Hasil observasi siklus II didapatkan 19 dari 22 siswa mendapatkan skor ketrampilan ≥ 75 telah menunjukkan pencapaian indikator kinerja yang ditetapkan. d. Tahap Refleksi

Hasil observasi ketrampilan siswa dianalisa secara deskriptif komparatif kemudian direfleksi. Hasil refleksi terhadap tindakan pada siklus II menunjukkan, bahwa indikator kinerja yang ditetapkan telah tercapai dengan siswa sebanyak 19 dari 22 telah memiliki skor ketrampilan ≥ 75 yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

B. B.

B.B. PembahasanPembahasanPembahasanPembahasan

Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah keterbatasan alat praktikum kimia analisa pada materi stoikiometri larutan dan titrasi asam – basa. Keterbatasan tersebut menuntut siswa dibagi dalam kelompok yang besar. Ketrampilan siswa dalam praktikum kimia analisa rendah karena tidak semua siswa benar-benar melakukan percobaan titrasi mengingat keterbatasan alat dan waktu. Oleh karena itu, perlu media atau alat yang bisa mengatasi keterbatasan tersebut. Akan tetapi, alat yang didesain harus tetap memberikan fungsi yang sama dengan alat yang digantikannya.

(20)

I n f u s I n f u s

I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 20202020 |||| Pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Media pembelajaran membuat pembelajaran bakal menjadi lebih menarik dan mengesankan bagi siswa (Prastowo, 2011). Sejalan dengan pemikiran Prastowo inilah pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set didesain guna lebih meningkatkan ketrampilan siswa dengan meningkatnya aktivitas belajar yang siswa lakukan dalam kelompok kecil.

Dimyati (2002:50) menyatakan, tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas; itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Aktivitas belajar memberikan dampak terhadap ketrampilan siswa dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Penskoran ketrampilan siswa menggunakan lembar penilaian dan observasi yang disusun meliputi tiap ranah pembelajaran.

Penggunaan limbah botol infus dan infusion set dikarenakan bahan dasar berupa plastik LDPE. Plastik LDPE tahan terhadap bahan kimia berupa asam, basa, alkohol, dan ester serta tidak reaktif pada temperatur kamar, sehingga bisa digunakan sebagai penampung larutan asam – basa pada proses titrasi (http://id.wikipedia.org/wiki/Polietilena_berdensitas_rendah). Fungsi bagian buret dan infusion set memiliki banyak kesamaan, hal ini juga menjadi pertimbangan agar tidak terlalu banyak mengubah cara penggunaan alat titrasi. Dalam segi ekonomi, botol infus lebih murah dan mudah didapatkan karena berupa limbah, sedangkan buret jika ingin mendapatkannya harus bisa membeli dengan harga yang yang mahal, berkisar antara Rp. 500.000,- sampai Rp. 1.000.000,-. Hal ini menyebabkan siswa yang akan melakukan titrasi menjadi takut menggunakan buret. Dalam segi keamanan, botol infus lebih aman digunakan karena botol infus tidak akan pecah ketika jatuh, sedangkan buret sangat rentan pecah.

(21)

I n f u s I n f u s

I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 21212121 |||| Perhitungan volume larutan yang digunakan dilakukan dengan menghitung jumlah tetesan yang digunakan. Satu tetesan yang terbentuk bervolume 0,05 mL, sehingga jumlah volume yang digunakan dihitung dengan mengalikan jumlah tetesan dengan 0,05 mL. Oleh karena harus ada siswa yang menghitung jumlah tetesan, maka proses titrasi harus dilakukan berpasangan dengan 1 siswa melakukan titrasi dan siswa yang lain menghitung jumlah tetesan yang digunakan.

Video tutorial dibuat oleh guru dibantu kolaborator berisi tayangan penggunaan alat titrasi. Video tutorial dibuat sebagai tindak lanjut refleksi pelaksanaan pembelajaran siklus I. Video tutorial memberikan penjelasan secara menyeluruh dari penggunaan alat titrasi mulai dari pengesetan alat, pengisian larutan, penggunaannya dalam proses titrasi, pembacaan hasil titrasi dan pembersihan alat titrasi. Video ini bisa digunakan sebagai standar operasional prosedur penggunaan alat titrasi dan dapat dilihat berulang-ulang guna lebih meyakinkan siswa dalam penggunaan alat titrasi.

Ketrampilan siswa pada kondisi awal merupakan masalah yang dialami dengan keterbatasan alat praktikum. Pembagian kelompok besar beranggotakan 5 sampai dengan 6 anak jelas menyebabkan ketidakmerataan kesempatan siswa untuk mencoba melakukan titrasi. Aktivitas siswa sangat terbatas dan terjadi ketergantungan terhadap anggota kelompok yang dinilai aktif. Sementara siswa lain lebih berperan sebagai pengamat tanpa melakukan kinerja. Kondisi seperti ini diusahakan untuk diubah dengan melakukan tindakan berupa pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set sebagai alat titrasi, sehingga memungkinkan siswa bekerja dalam kelompok kecil. Kelompok kecil yang beranggotakan 2 siswa perkelompok lebih menuntut siswa aktif. Ketrampilan siswa juga akan lebih

(22)

I n f u s I n f u s

I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 22222222 |||| meningkat seiring penigkatan aktivitas belajarnya baik pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Aplikasi alat titrasi dari pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set dilakukan pada siklus I setelah siswa mendapatkan penjelasan tentang materi yang bersangkutan. Petunjuk penggunaan dan demonstrasi penggunaan alat dilakukan guru sebagai gambaran kepada siswa bagaiman prosedur operasional standar penggunaan alat meliputi pengesetan alat, pengisian larutan, penggunaannya dalam proses titrasi, pembacaan hasil titrasi dan pembersihan alat titrasi.

Pembagian kelompok dilakukan mengingat dalam proses penggunaan alat ini perlu kerja sama dalam pembacaan jumlah tetesan yang digunakan. Akan tetapi, bukan dalam kelompok besar melainkan kelompok kecil sehingga siswa tertuntut aktif guna menyelesaikan tugasnya. Rasa takut terlihat berkurang karena alat titrasi yang dibuat tidak rentan pecah dibanding penggunaan buret. Penggunaan bagian alat yang hampir serupa dengan buret juga membuat adaptasi terhadap alat titrasi menjadi lebih cepat. Hanya saja, masih terdapat 9 dari 22 siswa yang masih mengalami kesulitan dalam penggunaan alat dan melakukan kesalahan dalam pembacaan dan perhitungan hasil praktikum. Hal ini dikarenakan kurang jelasnya penjelasan tentang penggunaan alat titrasi dan pembacaan serta perhitungan hasil praktikum yang diterimanya ketika penjelasan awal.

Refleksi dengan kolaborator menghasilkan masukan terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan digunakan sebagai dasar penyusunan perencanaan pada siklus II. Penjelasan ulang mengenai materi dan penyusunan laporan praktikum diberikan pada awal siklus II. Guna memperjelas penggunaan alat titrasi dibuat video tutorial penggunaan alat titrasi. Hasil

(23)

I n f u s I n f u s

I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 23232323 |||| penggunaan alat titrasi dengan video tutorial ternyata memberi pemahaman lebih tentang pemanfaatan alat titrasi dari limbah botol infus daninfusion set yang dibuat. Pemahaman siswa terhadap proses titrasi, pembacaan hasil, perhitungan hasil dan sikap serta kinerja selama praktikum menjadi lebih baik dibanding kondisi awal ataupun siklus I. Hasil penilaian dan observasi terhadap ketrampilan siswa didapatakan kenaikan dengan 19 dari 22 siswa memperoleh skor ketrampilan ≥ 75. Hasil ini mengindikasikan ketercapaian indikator kinerja yang ditetapkan sekaligus menjadi dasar hipotesis tindakan tentang limbah botol infus dan infusion set dapat dimanfaatkan sebagai alat titrasi dan dapat meningkatkan ketrampilan siswa pada praktikum kimia analisa di kelas XI F program keahlian Kimia Industri SMK VIP Al-Huda Kebumen tahun pelajaran 2013/2014 terbukti atau dapat diterima secara empiris.

(24)

I n f u s I n f u s I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 24242424 |||| BAB BAB BAB BAB VVVV PENUTUP PENUTUP PENUTUP PENUTUP A. A.

A.A. SimpulanSimpulanSimpulanSimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Limbah botol infus daninfusion set dapat dimanfaatkan sebagai alat titrasi pada

praktikum kimia analisa di kelas XI F program keahlian Kimia Industri SMK VIP Al-Huda Kebumen tahun pelajaran 2013/2014.

2. Pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set sebagai alat titrasi dapat meningkatkan ketrampilan siswa pada praktikum kimia analisa di kelas XI F program keahlian Kimia Industri SMK VIP Al-Huda Kebumen tahun pelajaran 2013/2014.

B. B.

B.B. SaranSaranSaranSaran

Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Penanganan awal limbah botol infus dan infusion set sebelum digunakan harus melalui proses dekontaminasi mengingat botol infus dan infusion set beresiko menyebabkan infeksi penyakit dari pasien pengguna infus jika proses dekontaminasi tidak dilakukan secara benar.

2. Penggunaan botol infus daninfusion set sebagai alat titrasi akan bertahan lebih lama penggunaannya untuk titrasi asidemetri dengan larutan asam sebagai zat penitrasi.

3. Penggunaan basa sebagai zat penitrasi pada titrasi alkalimetri hendaknya tidak dalam konsentrasi tinggi agar alat titrasi bertahan lebih lama.

(25)

I n f u s I n f u s I n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e t 2 0 1 3S e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 25252525 |||| DAFTAR DAFTAR DAFTAR

DAFTAR PUSTAKAPUSTAKAPUSTAKAPUSTAKA

Aqib, Z. 2006.Penelitian Tindakan Kelas, Untuk : Guru. Bandung: Yrama Media Dimyati. 2002.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, S.B. 2002.Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif (Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan). Yogyakarta: Diva Press

Sardiman. 1988.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali http://id.wikipedia.org/wiki/Polietilena_berdensitas_rendah

Gambar

Gambar 1. 1. 1. 1. Skema Skema Skema Skema Kerangka Kerangka Kerangka Kerangka Berpikir Berpikir Berpikir BerpikirKeterbatasan alat praktikum stoikiometri
Gambar Gambar Gambar 2. 2. 2. 2. Alat Alat Alat Alat Titrasi Titrasi Titrasi Titrasi
Tabel 1. Ketrampilan Siswa pada Kondisi Awal No
Tabel 3. Ketrampilan Siswa pada Siklus II No

Referensi

Dokumen terkait

Kemang Dalam No..

Pengaruh Penyaluran Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah dan Pendapatan Operasional terhadap Laba Operasional (studi kasus: PT.BPR Sukadana Surakarta).Skripsi.. Fakultas

PROVINSI KALIMANTAN

Pola Kehidupan Masyarakat Adat Kampung Cireundeu Dalam Mempertahankan Kearifan Lokal Ditinjau Dari Aspek Etnografis .... Kondisi Sistem Perekonomian Masyarakat Adat Kampung

Terdapat perbedaan yang signifikan antara return dan abnormal return sebelum, pada saat dan setelah pengumuman Right issue 2. Ada perbedaan

1) Upaya-upaya pengembalian aset ( Asset Recovery) hasil tindak pidana korupsi yang berada di luar negeri, merupakan bagian dari pemberantasan tindak pidana

Judul Skripsi yang diangkat adalah : “ Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran PAI dI SMKN 2 Kecamatan Katingan Hilir ” Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan

Mitra PKM kami adalah Ibu Sugiati, berusia 64 tahun, bertempat tinggal di Jl. Wahidin III, RT. 1, Sidoarjo, yang terus berjuang mempertahankan eksistensi dan