• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOUR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 44 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOUR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 44 Bandung."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Annisa Roza Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOUR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PEMBELAJARAN IPS: PTK di kelas VII-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan beberapa permasalahan yang ditemukan oleh penulis di lapangan, yaitu rendahnya sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan. Hal tersebut dapat dilihat dari sikap siswa yang kurang memperhatikan kebersihan kelas dan kurang memperhatikan kondisi lingkungan sekitar. Sampah yang berserakan di kolong bangku dan di lantai dibiarkan begitu saja, belum banyak siswa yang membawa bekal makan dan minum dari rumah, lampu kelas dan kipas angin dibiarkan menyala pada saat tidak dibutuhkan, dan tanaman yang tidak dirawat. Siswa tidak banyak memahami mengenai sebab akibat permasalahan lingkungan sehingga tidak memiliki inisiatif untuk memperbaikinya. Perilaku yang tidak ramah lingkungan tersebut tidak mencerminkan nilai/karakter yang terkandung dalam ungkapan lisan Sunda, salah satunya dalam babasan paribasa. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, peneliti merasa tertarik untuk mengembangkan green behaviour siswa melalui babasan paribasa dalam pembelajaran IPS. Siswa dapat merefleksikan nilai positif dan negatif yang terkandung dalam babasan paribasa sehingga dapat memilah nilai positif untuk diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam aspek kearifan lingkungan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Desain penelitian yang digunakan adalah model PTK dari Kemmis dan Taggart. Adapun tahapan dari desain ini, yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observ), dan refleksi (reflect). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan, yaitu catatan lapangan, pedoman observasi, dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan green behaviour melalui babasan paribasa dalam pembelajaran IPS dikatakan berhasil. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus I sampai siklus IV, siswa sudah memiliki moral knowing, moral feeling, dan moral action dalam pembelajaran IPS. Secara moral knowing, siswa telah memahami prinsip green behaviour dengan mengklarifikasi nilai babasan paribasa yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Secara moral feeling, siswa mampu merasakan dan menyadari bahwa green behaviour sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Secara moral action, siswa telah dapat mengaplikasikan antara moral knowing dan moral feeling ke dalam moral action, seperti membuang sampah pada tempatnya, membawa bekal makan dan minum dari rumah, menghemat energi listrik, serta menanam dan merawat tanaman. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi untuk siswa, guru, pihak sekolah, dan peneliti selanjutnya untuk mengembangkan pembelajaran IPS yang bermakna dan peduli terhadap lingkungan sehingga dapat meningkatkan green behaviour siswa.

Kata Kunci:

(2)

Annisa Roza Vanya, 2014

ABSTRACT

This research was conducted based on some problems found in the field, namely the low of students caring attitude towards the environment. It can be seen from the attitude of the students who pay less attention to the cleanliness of the class and less attention to the environmental conditions. Only a few of students who bring lunch from their home, thus the other students tend to buy foods in the school and they often threw the garbage on the floor or they put it under the bench. The other problems are the students let the fan and lights on even when they are not used. Then, there are some untreated plants. Most of the students do not have the initiative to solve the environmental problems because they do not understand the consequences. This behavior do not shows the characteristic which contained in Sudanese idiom, it is babasan paribasa. Based on the background, the writer was interested in developing students green behavior through babasan paribasa in learning social studies. Students can reflect the positive and negative norm in babasan paribasa and apply the positive norm in the daily life especially in the environmentally friendly aspect. The writer used classroom action research as the method from Kemmis and Taggart which has some steps; plan, act, observe, and reflect. The data which used in this study are collected through three forms; Observation, interview, and study of documentation. This research shows that the improvement of green behavior through babasan paribasa in social studies was successes. Based on the result of the observation in the first cycle to fourth cycle, the students have had moral knowing, moral feeling, and moral action in social studies. According to moral knowing, students have already had green behaviour principle by clarifying babasan paribasa value related to lesson material. Moreover, based on moral feeling, students can feel and realize that green behaviour is very essential in daily activities. Additionally, according to moral action, students can apply both moral knowing and moral feeling into moral action, for example don’t throw the rubbish everywhere, bring their meal and drink from their home, save electric power, and plant and protect kind of plants. This result can be as recommendation for students, teachers, and the further researcher to improve teaching and learning process in social studies which has meaningful learning and also give their attention toward the environment to make the improvement of students green behavior.

Key words:

(3)

Annisa Roza Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOUR MELALUI BABASAN PSRIBASA SUNDA DALAM PEMBELAJARAN IPS: PTK di kelas VII-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……… i

UCAPAN TERIMAKASIH……….. ii

ABSTRAK……….. iv

ABSTRACT………... v

DAFTAR ISI……….. vi

DAFTAR TABEL……….. ix

DAFTAR GAMBAR………. ix

DAFTAR BAGAN………. xi

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Rumusan Masalah………... 6

C. Tujuan Penelitian………. 7

D. Manfaat Penelitian………... 7

E. Struktur Organisasi……….. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA……… 9

A. Green behaviour………... 9

1. Definisi Green behaviour………. 10

2. Penanaman Nilai dalam Green behaviour……… 13

3. Green behaviour dalam Pembelajaran IPS……….. 15

B. Babasan paribasa……… 18

1. Definisi Babasan paribasa……….. 20

2. Babasan paribasa sebagai Media Penanaman Nilai……… 22

3. Penerapan Babasan paribasa dalam Pembelajaran IPS……….. 28

(4)

Annisa Roza Vanya, 2014

C. Penelitian Terdahulu………. 34

BAB III METODE PENELITIAN……….. 37

A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian………... 37

B. Desain Penelitian……….. 38

C. Metode Penelitian………. 41

D. Siklus Penelitian Tindakan Kelas………. 42

1. Siklus I……….. 42

a. Perencanaan……….. 42

b. Tindakan……… 43

c. Observasi………... 44

d. Refleksi……….. 44

E. Fokus Penelitian………. 44

1. Babasan paribasa……….. 44

2. Green behaviour……… 46

F. Instrumen Penelitian……….. 47

1. Pedoman Observasi……… 47

2. Pedoman Wawancara……… 49

3. Catatan Lapangan……….. 50

4. Dokumentasi……….. 50

G. Teknik Pengumpulan Data……… 50

1. Observasi………... 50

2. Wawancara……… 51

3. Dokumentasi………. 51

4. Catatan Lapangan………. 51

H. Teknik Analisis Data……… 51

(5)

Annisa Roza Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOUR MELALUI BABASAN PSRIBASA SUNDA DALAM PEMBELAJARAN IPS: PTK di kelas VII-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Analisis Selama di Lapangan……….. 52

3. Analisis Setelah di Lapangan……….. 52

I. Validitas Data………. 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 54

A. Deskripsi Data Penelitian………. 54

1. Deskripsi Sekolah……… 54

2. Profil Guru Mitra………. 55

3. Kelas Penelitian………... 56

B. Deskripsi Penelitian………. 56

1. Kegiatan Pra Tindakan……… 56

2. Pelaksanaan Tindakan………. 59

a. Siklus I………. 60

b. Siklus II……… 74

c. Siklus III……….. 88

d. Siklus IV.………. 102

C. Pembahasan……….. 114

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN………. 128

A. Kesimpulan……….. 128

B. Saran……… 130

Daftar Pustaka………. 132

(6)

Annisa Roza Vanya, 2014

DAFTAR TABEL

Tabe 2.1 Prinsip Kunci Green Behaviour……… 13

Tabel 2.2 Babasan dan Paribasa yang Berhubungan dengan Green Behaviour……….. 31

Tabel 2.3 Babasan dan Paribasa yang Maknanya dapat diaplikasikan ke dalam Pembelajaran IPS untuk Mengembangkan Green Behaviour Siswa……….. 41

Tabel 3.1 Pedoman Observasi Pengembangan Green Behaviour Siswa... 48

Tabel 3.2 Rubrik Pedoman Observasi Pengembangan Green Behaviour Siswa……….. 51

Tabel 4.1 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus Ke-I………. 68

Tabel 4.2 Green behaviour Siswa pada Siklus I……… 70

Tabel 4.3 Daftar Cek Green Behaviour Siswa Siklus I………. 73

Tabel 4.4 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II………. 82

Tabel 4.5 Green behaviour Siswa pada Siklus II……….. 84

Tabel 4.6 Daftar Cek Green Behaviour Siswa Siklus II………... 87

Tabel 4.7 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III……… 97

Tabel 4.8 Green behaviour Siswa pada Siklus III………. 99

Tabel 4.9 Daftar Cek Green Behaviour Siswa Siklus III……….. 101

(7)

Annisa Roza Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOUR MELALUI BABASAN PSRIBASA SUNDA DALAM PEMBELAJARAN IPS: PTK di kelas VII-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.11 Green behaviour Siswa pada Siklus IV……… 111

Tabel 4.12 Daftar Cek Green Behaviour Siswa Siklus IV………. 113

Tabel 4.13 Rata-rata pengembangan green behaviour siswa pada

siklus I, II, III, dan IV……… 115

Tabel 4.14 Perkembangan Green Behaviour Siswa pada Siklus I

sampai IV……….. 117

Tabel 4.15 Babasan dan Paribasa yang Dijadikan Pegangan Perilaku

(8)

Annisa Roza Vanya, 2014

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart………. 38

Gambar 4.1 Perkembangan Indikator Membuang Sampah pada Tempatnya

Siklus I-IV……….. 117

Gambar 4.2 Perkembangan Indikator Membawa Bekal Makan dari Rumah

Siklus I-IV……….. 118

Gambar 4.3 Perkembangan Indikator Membawa Bekal Minum dari Rumah

Siklus I-IV………... 119

Gambar 4.4 Perkembangan Indikator Menghemat Energi Listrik

Siklus I-IV………... 120

Gambar 4.5 Perkembangan Indikator Menanam dan Merawat Tanaman

Siklus I-IV………... 121

(9)

Annisa Roza Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOUR MELALUI BABASAN PSRIBASA SUNDA DALAM PEMBELAJARAN IPS: PTK di kelas VII-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

Bab I pada skripsi ini membahas mengenai latar belakang masalah yang

penulis dapatkan dari observasi awal. Kemudian, untuk memfokuskan kajian

penelitian, pada bab ini juga dilengkapi oleh rumusan masalah, tujuan penelitian

dan manfaat penelitian. Adapun stuktur organisasi, yaitu untuk mengetahui

mengenai garis besar dari isi masing-masing bab yang terdapat pada skripsi ini.

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian yang berjudul “Pengembangan Green Behaviour melalui

Babasan Paribasa Sunda dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 44 Bandung

Kelas VII – C”, dilatarbelakangi oleh rendahnya kepedulian siswa terhadap

lingkungan, hal tersebut dapat dilihat dari kondisi kelas yang kotor dan tidak

rapih. Banyak sampah yang berserakan di lingkungan kelas, padahal di depan

kelas sudah terdapat tempat sampah organik dan anorganik. Adapun ketika siswa

membuang sampah, mereka tidak membuang sampah (organik dan anorganik)

pada tempatnya. Berbicara mengenai kepedulian lingkungan, kebanyakan dari

pesrta didik hanya memahami bahwa membuang sampah pada tempatnya

merupakan tindakan ramah lingkungan. Hal tersebut memang tidak salah, namun

apabila dikaitkan dengan permasalahan lingkungan yang ada di zaman sekarang,

membuang sampah pada tempatnya saja tidak cukup. Tidak banyak siswa yang

mengetahui pentingnya memisahkan sampah organik dan anorganik sebelum

dibuang ke tempatnya. Pada keadaan tersebut pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) sangat penting untuk memperbaiki perilaku siswa agar dapat lebih

bertanggungjawab terhadap kebersihan lingkungan. Berbicara mengenai

kebersihan lingkungan, tidak terlepas dari green behaviour. Green behaviour

adalah bagaimana manusia dalam kehidupan sehari-harinya dapat mejaga dan

memelihara lingkungan hidupnya (Soemanrno, 2011, hlm. 1). Oleh karena itu,

konsep green behaviour dapat diterapkan untuk meningkatkan kepedulian siswa

(10)

Lingkungan kelas yang kotor tentunya dapat menimbulkan masalah yang

merugikan komunitas kelas, baik guru maupun siswa. Lingkungan yang kotor

juga akan menimbulkan dampak yang berkepanjangan di kemudian hari, seperti

terjadinya banjir akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik, dan juga dapat

menimbulkan wabah penyakit yang disebabkan oleh nyamuk malaria dan bakteri.

Keadaan kelas yang kotor tersebut dapat direfleksikan dengan suatu peribahasa

Sunda yang berbunyi, ari diarah supana, kudu dijaga/dipiara catangna, yang

secara harfiah artinya jika menginginkan hasilnya, harus mau menjaga dan

merawatnya. Apabila diartikan secara istilah yang berkaitan dengan lingkungan,

paribasa tersebut menyiratkan arti ketika kita menginginkan suatu lingkungan

yang bersih dan nyaman maka harus rajin membersihkannya. Tidak akan ada hasil

yang sesuai keinginan apabila kita tidak berusaha untuk mewujudkannya,

misalnya agar lingkungan bersih dari sampah maka sikap yang harus dilakukan

adalah membuang sampah pada tempatnya.

Permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh sampah, seperti banjir,

semakin marak terjadi di berbagai daerah. Manusia harus meminimalisir dampak

tersebut dengan mengurangi sampah agar tidak semakin menumpuk dengan

menggunakan barang yang ramah lingkungan. Menggunakan

barang-barang yang ramah lingkungan merupakan salah satu tindakan green behaviour.

Akan tetapi masih banyak siswa yang belum memahami bahwa membawa bekal

makanan dan minuman dari rumah menggunakan tempat yang ramah lingkungan

(dapat dipakai berulang-ulang) dapat meminimalisir limbah sampah anorganik di

lingkungan tempat tinggal mereka. Perilaku green behaviour tersebut juga dapat

mengurangi dampak negatif, seperti banjir, sarang penyakit (nyamuk, kuman, dan

bakteri), pencemaran udara, pencemaran air hingga pencemaran tanah. Selain dari

pada itu, green behaviour juga dapat dilakukan dengan cara menghemat energi

listrik serta menanam dan merawat pohon guna mengurangi dampak negatif dari

pemanasan global (global warming).

Rusmana (2010, hlm. 39) menyebutkan bahwa, green behaviour

merupakan bagian dari pendidikan lingkungan hidup yang berarti pembelajaran

(11)

3

Annisa Roza Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOUR MELALUI BABASAN PSRIBASA SUNDA DALAM PEMBELAJARAN IPS: PTK di kelas VII-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hidup dengan tujuan akhir untuk meningkatkan perlindungan dan sikap

bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup. Sejalan dengan pengertian

tersebut, dalam pembelajaran IPS di sekolah menengah pun kerap mempelajari

fenomena lingkungan yang dapat meningkatkan aspek kognitif, afektif dan

psikomotor siswa dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya. Hal tersebut

dapat dilakukan dengan cara membuang sampah pada tempatnya, menghemat

energi listrik apabila tidak sedang digunakan, mengkonsumsi barang-barang yang

ramah lingkungan, dan lain-lain. Untuk mengembangkan rasa tanggung jawab

dalam menjaga lingkungan tersebut, Lickona (2012, hlm. 84) mengemukakan

mengenai komponen karakter yang baik, meliputi pengetahuan moral (moral

knowing), perasaan moral (moral feeling), dan tindakan moral (moral action).

Maka, dalam pengembangan green behaviour ini, siswa diharapkan memiliki

ketiga karakter tersebut agar pembelajaran IPS dapat lebih bermakna dan

bermanfaat guna mengembangkan green behaviour siswa.

Di balik permasalahan di atas, guru sebagai sumber panutan di sekolah

sering kali lalai dalam menanamkan pendidikan karakter pada siswanya. Hal

tersebut berdampak pada rendahnya rasa tanggung jawab siswa dalam memelihara

kebersihan lingkungan. Keadaan tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh

Supriatna (2011) selama ini pembelajaran IPS mengenai green behaviuor lebih

banyak menekankan pada aspek menghapal dan mengingat (recall) mengenai

nama-nama sumber daya alam, nama-nama pohon, jenis polusi, kejadian bencana

alam, jenis makanan organik dan anorganik dan lain-lain. Pembelajaran IPS

sejatinya bukan hanya menekankan pada aspek menghapal atau pun mengingat,

tetapi siswa juga harus memahaminya. Ketika siswa memahami materi yang

diberikan, maka secara tidak langsung siswa akan lebih mudah mengingat

pembelajaran yang diberikan.

Dewasa ini pengembangan nilai dan sikap sering kali terlupakan,

khususnya dalam proses belajar mengajar di sekolah. Hal tersebut bersebrangan

dengan apa yang diutarakan oleh Indikka (2012, hlm. 7) dalam pelaksanaannya,

anak-anak membutuhkan nilai-nilai untuk menafsirkan fenomena dunia

(12)

merupakan unsur penting dalam pengajaran IPS. Merujuk pada pernyataan

tersebut, terbukti bahwa pembelajaran mengenai nilai-nilai dalam proses

pembelajaran amatlah penting. Pembelajaran nilai, selain menyentuh aspek

kognitif, juga harus menyentuh aspek afektif dan psikomotor. Dalam

pembelajaran IPS banyak menyangkut aspek lingkungan tersebut, sehingga

pembelajaran IPS harus mampu mengembangkan aspek green behaviour siswa

yang tergolong rendah. Hal tersebut sesuai dengan yang tercantum dalam ruang

lingkup mata pelajaran IPS menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam

permendiknas No. 22 (2006, hlm. 14) tentang standar isi, meliputi aspek-aspek

seperti:

1. Manusia, tempat dan lingkungan.

2. Waktu, keberlanjutan dan perubahan.

3. Sistem sosial dan budaya.

4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

Pengembangan green behaviour ini, akan penulis kembangkan melalui

babasan dan paribasa Sunda, yang mengandung banyak aspek kearifan

lingkungan. Adapun pengertian babasan adalah gabungan kata yang mengandung

arti kiasan pada masing-masing anggota kata dalam kalimatnya, sedangkan

paribasa adalah kelompok kata atau kalimat yang menyatakan suatu maksud

tertentu. Contohnya dalam kalimat paribasa Sunda ari diarah supana kudu

dijaga/dipiara catangna, yang berarti apabila menginginkan hasilnya (lingkungan

yang bersih) maka harus menjaga dan merawatnya (Munawar, 2010 hlm. 5).

Babasan tersebut dapat diterapkan kepada siswa agar lebih menyadarkan betapa

pentingnya kelestarian dan kebersihan lingkungan sekitar sehingga kita patut

mensyukurinya dengan cara menjaga dan merawat kesuburannya bersama-sama.

Dengan menggunakan babasan dan paribasa, pembelajaran diharapkan akan

lebih hidup dan bermakna, serta lebih kontekstual.

Babasan dan paribasa ini merupakan bagian dari ungkapan lisan Sunda

yang biasa dipakai oleh masyarakatnya sebagai ungkapan terhadap seseorang atau

keadaan yang menggunakan bahasa kiasan yang mengandung arti mendalam

(13)

5

Annisa Roza Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOUR MELALUI BABASAN PSRIBASA SUNDA DALAM PEMBELAJARAN IPS: PTK di kelas VII-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diharapkan dapat mengambil nilai kearifan lingkungan babasan dan paribasa

tersebut sehingga selanjutnya dikaji, dipahami, dan diaplikasikan sikap teladannya

dalam kehidupan sehari-hari.

Babasan dan paribasa dapat dimanfaatkan untuk merefleksikan keadaan

lingkungan sekitar siswa. Sejatinya dalam suatu babasan dan paribasa

mengandung filosofi kehidupan yang dapat dipelajari. Istilah pendidikan nilai itu

sendiri mengacu pada aksiologi pendidikan, sejauh mana pendidikan itu

memunculkan dan menerapkan nilai/moral kepada peserta didik (Elmubarok,

2008 hlm. 12). Oleh karena itu, pendidikan nilai sangatlah penting sebagai inti

dari ilmu pengetahuan siswa, untuk menentukan sikap apa yang harus diteladani

dalam suatu kajian yang dipelajarinya. Dengan kata lain proses pembelajaran

yang akan dilakukan adalah bagaimana sejumlah nilai babasan dan paribasa

dapat direfleksikan ke dalam pembelajaran IPS sehingga siswa tidak sekedar

mengingat materi pelajaran akan tetapi juga memahaminya.

Menurut Effendi (2011, hlm. 3) pentingnya implementasi nilai-nilai

budaya lokal dalam pembelajaran IPS dapat dikaji dari filsafat pendidikan yang

mendasarinya yaitu perenialisme. Perenialisme memandang bahwa masa lalu

adalah sebuah mata rantai kehidupan umat manusia yang tidak mungkin

diabaikan. Sebagai generasi penerus, peserta didik harus dibekali asal usul

kebudayaan daerahnya, sebagai fondasi untuk menghadapi arus globalisasi yang

tengah marak berkembang. Pembelajaran di sekolah merupakan salah satu cara

untuk mewariskan nilai-nilai budaya pada generasi muda suatu bangsa.

Melalui pengalaman belajar, siswa akan mewarisi nilai luhur suatu budaya

dan menanamkan nilai tersebut dalam dirinya. Melalui pengalaman belajar dari

keluarga dan masyarakat sekitar, peserta didik dapat mencari, menemukan dan

membangun pengetahuannya. Keterkaitan nilai budaya lokal babasan dan

paribasa dengan green behaviour dapat dipakai sebagai media pembelajaran

siswa di kelas. Salah satunya, yaitu agar peserta didik lebih peduli terhadap

kebersihan lingkungannya, misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya,

(14)

bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan (plastik, gelas/botol minuman sekali pakai,

kertas, dan sebagainya).

Penanaman makna suatu kebudayaan dalam pendidikan IPS bukan berarti

melakukan indoktrinasi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, melainkan

mengkajinya secara logis, kritis dan analitis sehingga peserta didik mampu

memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata. Berdasarkan rendahnya

sikap peduli lingkungan tersebut, penulis tertarik untuk mengembangkan green

behavior melalui pembelajaran IPS di sekolah, khususnya di kelas VII – C SMP

Negeri 44 Bandung. Oleh karena itu penulis bermaksud untuk

menginternalisasikan peranan nilai pada babasan dan paribasa Sunda dalam

pembelajaran IPS. Agar dapat lebih mengembagkan green behaviour siswa

dengan baik, maka penulis memutuskan untuk mengkaji suatu fenomena

lingkungan, kemudian merefleksikannya dengan nilai kearifan lokal yang

terkandung dalam babasan dan paribasa, sehingga pembelajaran akan lebih

bersifat kontekstual serta siswa dapat dengan mudah memahami dan

mengaplikasikan nilai-nilai yang ditanamkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan

beberapa rumusan masalah, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana guru merancang Pengembangan Green behaviour melalui Babasan

Paribasa dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 44 Bandung Kelas VII-C?

2. Bagaimana melaksanakan Pengembangan Green behaviour melalui Babasan

Paribasa dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 44 Bandung Kelas VII-C?

3. Bagaimana merefleksikan Pengembangan Green behaviour melalui Babasan

Paribasa dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 44 Bandung Kelas VII-C?

4. Bagaimana kendala dan solusi dalam menerapkan strategi Pengembangan

Green behaviour melalui Babasan Paribasa dalam Pembelajaran IPS di SMP

(15)

7

Annisa Roza Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOUR MELALUI BABASAN PSRIBASA SUNDA DALAM PEMBELAJARAN IPS: PTK di kelas VII-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Merancang Pengembangan Green behaviour melalui Babasan Paribasa dalam

Pembelajaran IPS di SMP Negeri 44 Bandung Kelas VII-C.

2. Melaksanakan Pengembangan Green behaviour melalui Babasan Paribasa

dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 44 Bandung Kelas VII-C.

3. Merefleksikan Pengembangan Green behaviour melalui Babasan Paribasa

dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 44 Bandung Kelas VII-C.

4. Mengetahui kendala dan solusi dalam menerapkan strategi Pengembangan

Green behaviour melalui Babasan Paribasa dalam Pembelajaran IPS di SMP

Negeri 44 Bandung Kelas VII-C.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Untuk bahan pertimbangan guru pada pelaksanaan pembelajaran dalam

menggunakan strategi belajar yang lebih bervariasi agar lebih efektif sehingga

tujuan pembeajaran dapat tercapai dengan baik.

2. Bagi Peneliti Lebih Lanjut

Penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki pengetahuan peneliti dalam

hal penerapan metode pembelajaran yang lebih tepat dan untuk pedoman bagi

penelitian selanjutnya agar lebih baik lagi.

3. Bagi Peserta didik

Dengan menggunakan metode pembelajaran ini, diharapkan peserta didik

dapat lebih peka dan bertanggung jawab terhadap pentingnya menjaga kebersihan

lingkungan sehingga tercipta lingkungan kelas yang sehat dan nyaman.

4. Bagi Sekolah

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dalam

meningkatkan mutu pelayanan pendidikan sehubungan dengan faktor yang

(16)

E. Struktur Organisasi

Skripsi ini terdiri dari lima bab. Pada bab satu, berisikan mengenai

pendahuluan, yang didalamnya membahas mengenai latar belakang masalah

berdasarkan obeservasi awal yang telah dilakukan oleh penulis, kemudian

rumusan masalah, tujuan penelitian, dan yang terakhir manfaat penelitian.

Bab dua, peneliti memaparkan mengenai kajian pustaka yang akan dipakai

oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Kajian pustaka ini meliputi; pengertian

dan ruang lingkup green behaviour, babasan dan paribasa, dan pembelajaran IPS.

Adapun tujuan teori yang digunakan berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan

dari para ahli dan peneliti yang telah melakukan penelitian lebih dahulu mengenai

lingkup kajian yang hampir sama.

Bab tiga membahas mengenai metode penelitian yang digunakan oleh

peneliti, lokasi penelitian, subyek yang akan diberikan tindakan sesuai dengan

masalah yang ada, teknik pengumpulan data yang akan digunakan, prosedur

penelitian, validasi data, dan yang terakhir, yaitu melakukan analisis terhadap

data-data yang telah diperoleh untuk memperkuat hasil penelitian yang telah

dilakuakan.

Bab empat berisikan hasil penelitian. Pada bab ini, penulis memaparkan

mengenai deskripsi hasil pengolahan dan analisis penelitian yang diperoleh

(17)

Annisa Roza Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOUR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PEMBELAJARAN IPS: PTK di kelas VII-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III dalam skripsi ini berisikan mengenai penentuan metode

merupakan hal yang harus diputuskan dengan cermat. Peneliti harus memahami

objek yang dikaji sehingga dapat memutuskan metode apa yang akan ditempuh

agar tujuan penelitiannya dapat tercapai dengan baik. Lokasi penelitian, subjek

penelitian, desain penelitian, fokus penelitian, setting penelitian, siklus penelitian

tindakan kelas, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis

data serta validitas dan reliabilitas data menjadi sub bab dalam penelitian ini.

Setelah menganalisis masalah yang diteliti, berkaitan dengan

permasalahan suatu kelas dengan satu permasalahan pembelajaran yang sama,

maka peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai metode untuk

memecahkan masalah pada penelitian ini.

A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SMPN 44 Bandung Jalan Cimanuk

nomor 1 – Bandung. Agar lebih efektif dan efisien pemilihan lokasi penelitian ini disesuaikan dengan tempat peneliti melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan

(PPL). Berdasarkan observasi awal, peneliti melihat siswa VII – C kurang memiliki sikap kepedulian terhadap lingkungan, dilihat dari lingkungan kelas

yang banyak sampah sehingga tidak mengindahkan peraturan sekolah untuk selalu

menjaga lingkungan sekolah, termasuk lingkungan kelas agar tetap bersih. Oleh

karena itu peneliti akan mengembangkan green behaviour melalui babasan dan

paribasa dalam pembelajaran IPS agar peserta didik mampu merefleksikan betapa

pentingnya penanaman nilai, sikap dan perilaku yang terkandung pada babasan

dan paribasa yang telah lama dikembangkan dalam kearifan lokal Sunda.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap, tahun ajaran 2013-2014, yaitu

pada bulan April sampai dengan bulan Mei. Waktu penelitian disesuaikan dengan

(18)

2. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII – C SMPN 44 Bandung yang berjumlah 38 (tiga puluh delapan) orang pada semester genap tahun ajaran

2013-2014. Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan peneliti

sebelumnya, kelas VII – C ini memiliki kelemahan dalam segi perilaku yang berkenaan dengan kebersihan lingkungan. Siswa cenderung tidak peduli akan

pentingnya membuang sampah pada tempatnya, padahal di depan kelas mereka

telah tersedia dua tong sampah khusus untuk sampah organik dan anorganik.

B. Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti di sini adalah

sebagai acuan untuk memperbaiki sesuatu yang belum tertanam dengan baik

sehingga terlihat perubahan ke arah yang lebih baik pula. Berdasarkan pada

pengertian PTK yang telah dibahas sebelumnya, di mana penelitian dilakukan

dengan latar belakang permasalahan yang ada di kelas. Untuk dapat melihat

progres dalam pengembangan green behaviour, maka desain penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah model Spiral dari Kemmis dan Taggart

yang digambarkan sebagai berikut:

(19)

39

Annisa Roza Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOUR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PEMBELAJARAN IPS: PTK di kelas VII-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara lebih rinci, Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2005, hlm.

66) menjelaskan tahap penelitian tersebut. Dalam tahapan pertama, yakni

membuat perencanaan tindakan sesuai dengan observasi awal; kedua, tahap

pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan sebelumnya; ketiga, melakukan

observasi pada saat pelaksanaan tindakan; keempat, yaitu melakukan refleksi

untuk mengetahui letak kekurangan pada pelaksanaan tindakan yang telah

dilakukan kemudian menyusun perencanaan tindakan untuk siklus selanjutnya.

Keempat tahap tesebut akan peneliti aplikasikan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki perilaku atau

sikap siswa sebagai solusi dari permasalahan yang didapatkan dari observasi awal

sebagai hasil analisis masalah. Adapun rencana yang disusun dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian dengan

melihat permasalahan yang dialami oleh kelas tersebut.

b. Melakukan observasi pra penelitian terhadap kelas yang akan dijadikan subjek

penelitian.

c. Menyusun waktu penelitian.

d. Mendiskusikan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan langkah

pembelajaran penanaman nilai babasan dan paribasa.

e. Menentukan materi yang direfleksikan dengan babasan dan paribasa agar

green behaviour siswa dapat berkembang dengan baik dalam pembelajaran

IPS.

f. Mempersiapkan babasan dan paribasa serta media pembelajaran lainnya yang

sesuai dengan materi.

g. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk melaksanakan

penelitian di kelas.

h. Meminta masukan kepada dosen pembimbing mengenai materi yang

berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran.

i. Menyususn instrumen yang akan digunakan dalam penelitian untuk

(20)

2. Tindakan

Tindakan ini mencakup berbagai perlakuan/tindakan guru dalam upaya

memecahkan masalah yang dikaji dan disusun dalam perencanaan. Dalam

pelaksanaannya, peneliti akan menerapkan perencanaan yang telah dibuat

sebelumnya. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan pada tahap tindakan

ini adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan sebelumnya oleh peneliti

sesuai dengan RPP yang telah dirancang.

b. Merefleksikan babasan dan paribasa guna mengembangkan green behaviour

siswa pada pembelajaran IPS.

c. Melakukan diskusi balikan dengan guru mitra/kolaborator.

3. Observasi

Dalam kegiatan observasi dilakukan pengumpulan data atau informasi

mengenai proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru atau peneliti serta

mengamati perkembangan green behaviour siswa melalui pembelajaran IPS.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan yang akan dilakukan dalam tahap observasi

ini adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan aktivitas siswa di dalam dan di luar kelas yang menjadi subjek

penelitian, yaitu kelas VII – C SMP Negeri 44 Bandung.

b. Pengamatan mengenai implementasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru

dengan RPP yang telah dirancang sebelumnya.

c. Catatan lapangan dan wawancara dengan siswa.

4. Refleksi

Melalui kegiatan refleksi, peneliti menganalisis hasil observasi

perkembangan green behaviour siswa dan kinerja guru dalam menerapkan nilai

kearifan lokal pada babasan dan paribasa. Kegiatan ini dilaksanakan setelah

pelaksanaan tindakan dan observasi dilakukan. Refleksi dilakukan dengan diskusi

(21)

41

Annisa Roza Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOUR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PEMBELAJARAN IPS: PTK di kelas VII-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penyusunan rencana tindakan pada siklus berikutnya sampai target pencapaian

terpenuhi dan menemukan titik jenuh.

C. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian, metode merupakan hal yang sangat penting

sebagai pedoman untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan.

Metode yang dipilih harus dipertimbangkan kesesuaiannya dengan objek studi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu dengan

mengungkapkan kajian tentang pengembangan green behaviour melalui babasan

dan paribasa dalam pembelajaran IPS pada siswwa kelas VII- C SMP Negeri 44

Bandung. Meninjau permasalahan yang akan diteliti berkaitan dengan proses

pembelajaran, maka penulis memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai

metode yang akan digunakan dalam memecahkan masalah dalam penelitian ini.

Pada dasarnya PTK dapat diartikan sebagai penelitian tindakan yang dilakukan

dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar siswa.

Pada dasarnya PTK dapat diartikan sebagai penelitian tindakan untuk

memperbaiki proses dan kualitas belajar di suatu kelas sehingga mendapatkan

hasil yang baik. Menurut Kemmis dalam Wiriaatmadja (2010, hlm. 12)

menjelaskan bahwa penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif

yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk

pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari: a) kegiatan

praktek sosial atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai

kegiatan-kegiatan praktek pendidikan, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya

kegiatan praktek ini. Pendapat tersebut diperkuat oleh Elliot dalam Wiriaatmadja

(2010, hlm. 12) yang menyatakan penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah

situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas terhadap

situasi sosial tersebut.

Tujuan dilakukannya penelitian tindakan kelas adalah untuk peningkatan

dan atau perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat

berpengaruh positif terhadap pencapaian hasil belajar dan pengembangan karakter

(22)

bahwa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas merupakan suatu

penelitian yang dilakuka secara sistematis terhadap berbagai tindakan yang

dilakukan oleh peneliti, dari mulai disusunnya perencanaan sampai dengan

penilaian terhadap pelaksanaan tindakan di kelas dalam kegiatan belajar mengajar

untuk memperbaiki masalah pembelajaran yang dialami kelas tersebut.

D. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini dilakukan sesuai dengan jadwal kegiatan belajar mengajar

kelas VII – C SMP Negeri 44 Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa kali tindakan . setiap tindakan meliputi beberapa tindakan, yaitu perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun tahap penelitian yang akan

dilakukan pada setiap siklus secara garis besarnya adalah sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus ini dilakukan berdasarkan hasil analisis observasi awal.

Berdasarkan hasil observasi awal tersebut, peneliti menemukan suatu masalah

yang harus ditanggulangi. Permasalahan yang terjadi, yaitu kurangnya rasa

kepedulian siswa terhadap lingkungan. Rendahnya rasa kepedulian terhadap

lingkungan ini akan ditanggulangi melalui pengembangan green behaviour siswa.

Melalui berbagai pertimbangan, peneliti memutuskan untuk menggunakan

babasan dan paribasa sebagai cara untuk mengmbangkan green behaviour siswa

tersebut. Kegiatan perencanaan ini, lebih rincinya akan dilaksanakan melalui

tahap berikut:

1) Membuat RPP tentang materi yang akan diajarkan, yaitu mengenai pola

penggunaan lahan industri dalam kegiatan ekonomi. Pembelajaran

direfleksikan dengan babasan dan paribasa yang berhubungan dengan materi

tersebut.

2) Memeprsiapkan materi ajar.

3) Mempersiapkan babasan dan paribasa yang akan digunakan, seperti

leuweung ruksak, cai beak, rakyat balangsak. Babasan tersebut untuk

(23)

43

Annisa Roza Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOUR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PEMBELAJARAN IPS: PTK di kelas VII-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak memelihara kelestarian lingkungan dalam kegiatan ekonomi. Babasan

dan paribasa lain yang digunakan untuk penunjang penerapan nilai dan sikap

sebagai pertimbangan siswa dalam pengembangan green behaviour adalah

hayang untung kalah buntung; halodo sataun, lantis ku hujan sapoe; manuk

hirup ku jangjangna jelema hirup ku akalna, kudu bisa lolondokan, cikaracak

ninggang batu laun-laun jadi legok.

4) Mempersiapkan media pembelajaran sebagai penunjang dalam penyampaian

materi agar siswa lebih mudah memahami, seperti gambar kerusakan hutan

akibat dieksploitasi dan video mengenai global warming sebagai akibat dari

pola penggunaan lahan industri yang tidak ramah lingkungan.

5) Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan

pembelajaran.

6) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi siswa mengenai

pengembangan green behaviour.

7) Menyusun pedoman wawancara untuk guru mitra dan siswa.

8) Menyusun lembar catatan lapangan.

b. Tindakan

Tindakan ini merupakan pelaksanaan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat

sebelumnya. Guru mengajar sesuai dengan RPP yang telah tidbuat dengan

merefleksikan babasan dan paribasa sebagai pengembangan nilai dan sikap green

behaviour siswa. Tahapan pelaksanaan akan dilakukan sebagai berikut:

1) Guru melakukan apersepsi dan motivasi sesuai dengan materi yang akan

dibahas, kemudian menayangkan gambar hutan gundul yang telah

dieksploitasi merefleksikannya dengan menghubungkan babasan (leuweung

ruksak, cai beak, rakyat balangsak) dalam kegiatan tersebut.

2) Dalam kegiatan inti, guru memberikan materi pembelajaran, serta video

global warming dan merefleksikannya dengan untuk memvisualisasikan

proses perilaku yang tidak ramah lingkungan dalam kegiatan ekonomi yang

menimbulkan dampak buruk bagi kelestarian lingkungan dihubungkan dengan

(24)

3) Guru memberikan LKS berupa artikel mengenai pola penggunaan lahan yang

terdapat beberapa pertanyaan di dalamnya. Guru memfasilitasi siswa untuk

melakukan diskusi kelompok dan mempresentasikannya di depan kelas.

kemudian, pada pertemuan selanjutnya memberikan tugas untuk

mengklasifikasikan gambar kegiatan ramah lingkungan dan tidak ramah

lingkungan.

4) Guru memfasilitasi siswa untuk mensimulasikan cara membuang sampah

organik dan anorganik.

5) Melakukan satu menit bersih sebelum pembelajaran diakhiri.

c. Observasi

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahapan observasi pada siklus I

adalah dengan melakukan observasi menggunakan lembar observasi yang telah

disusun. Observasi ini digunaka sebagai upaya untuk pengumpulan data dan untuk

melihat hasil pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi yang dilakukan peneliti dalam tahapan refleksi siklus I

adalah sebagai berikut:

1) Peneliti melakukan pengkajian data yang diperoleh dari hasil observasi green

behaviour siswa dan penerapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dan

catatan lapangan.

2) Melakukan diskusi dnegan guru mitra untuk membahas hasil observasi

tindakan.

3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi dari data

observasi yang didiskusikan.

E. Fokus Penelitian

1. Babasan dan paribasa

Penerapan babasan dan paribasa, akan mengkaji mengenai keterkaitan

suatu makna dari kearifan lokal di dalamnya berdasarkan fenomena lingkungan

(25)

45

Annisa Roza Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOUR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PEMBELAJARAN IPS: PTK di kelas VII-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lokal yang terdapat dalam peninggalan peradaban masa lalu seharusnya menjadi

nilai revitalisasi untuk pembentukan karakter generasi berikutnya. Oleh Karena

itu, dalam babasan dan paribasa yang merupakan kearifan lokal Sunda, terdapat

bebagai nilai sebagai pembentukan karakter peserta didik. Pendidikan karakter

tidak saja membimbing, dan membina setiap anak didik untuk memiliki

kompetensi intelektual, kompetensi keterampilan mekanik, tetapi juga harus

terfokus kepada pencapaian pembangunan dan perkembangan karakter. Bahasa

Sunda berasal dari SUN – DA – HA, yang mengandung arti SUN adalah diri, DA adalah alam dan HA adalah Tuhan.

Babasan dan paribasa dimasukkan ke dalam materi pembelajaran IPS

disesuaikan dengan SK dan KD untuk mengembangkan karakter siswa sesuai

dengan yang tercantum dalam tujuan pembelajaran IPS. Dengan kata lain,

babasan parbasa akan dipakai sebagai media dalam pengembangan green

behaviour siswa dengan menggunakan pendekatan VCT (Value Clarification

Tehnique).

VCT merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat

diterapkan oleh guru untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam berpikir

rasional untuk mendapatkan nilai yang dapat bermanfaat bagi siswa itu sendiri.

Adapun langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan pada penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a. Guru memberikan materi pembelajaran

b. Guru memberikan contoh babasan dan paribasa yang berhubungan dengan

pembelajaran.

c. Siswa memperhatikan babasan dan paribasa sehingga berusaha untuk

memahaminya.

d. Guru mengklarifikasi masalah dengan memberikan tanggapan atas pendapat

siswa sambil mengarahkannya kepada konsep atau materi pembelajaran

e. Tanya jawab mengenai hubungan materi pembelajaran dengan contoh

babasan

(26)

f. Memberikan penghargaan ketika siswa berani untuk berpendapat dengan

pujian.

g. Menyimpulkan pendapat secara bersama-sama (siswa dengan guru)

2. Green behaviour

Green behaviour diantaranya adalah suatu perilaku yang harus dibiasakan

mulai dari aktivitas kecil yang rutin kita lakuakan sehari-hari, seperti mematikan

lampu ketika tidak sedang diperlukan, hendaknya turun naik tangga konvensional

daripada menggunakan tangga berjalan, mendaur ulang kertas hingga

mengeringkan pakaian secara manual daripada menggunakan pengering

elektronik, serta menghidari sesuatu yang tidak ramah lingkungan, meliputi

mematikan keran ketika menyikat gigi sampai dengan menggunakan botol

minuman pribadi ketika sedang bepergian.

Menurut Supriatna (2013) Dalam pembelajaran IPS, green behavior

nampak dalam perilaku seperti; menghemat penggunaan air, listrik, bahan bakar

minyak dan mengkonsumsi barang dan makanan yang tidak merusak lingkungan.

Dalam melakukan mobilitas sehari-hari, green behavior siswa akan nampak

dalam hal seperti; memilih naik tangga daripada lift, menggunakan kendaraan

umum daripada kendaraan pribadi, menggunakan sepeda sebagai alat transportasi,

menggunakan sinar matahari untuk pencahayaan ruang, menghindari penggunaan

barang-barang yang tidak ramah lingkungan, menggunakan peralatan yang dapat

didaur ulang, mengurangi dan menghindari penggunaan plastik sebagai barang

perlengkapan, dan lain-lain.

Pembelajaran IPS dalam mengembangkan green behaviour melalui

babasan dan paribasa, pada penelitian ini akan menggunakan beberapa

pendekatan pembelajaran. Berdasarkan rujukan indikator menurut para tokoh di

atas, maka di bawah ini penulis mengadaptasi beberapa indikator yang relevan

guna mengembangkan green behaviour siswa. Adapun indikator yang akan

digunakan sebagai tolak ukur perkembangan siswa di sekolah adalah sebagai

(27)

47

Annisa Roza Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOUR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PEMBELAJARAN IPS: PTK di kelas VII-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Membuang sampah pada tempatnya

b. Membawa bekal makanan dari rumah menggunakan tempat makan yang dapat

digunakan berulang-ulang

c. Membawa bekal air minum dari rumah menggunakan botol minuman isi

ulang.

d. Menghemat energi listrik di kelas ketika tidak diperlukan

e. Menanam dan merawat pohon di sekolah

F. Instrumen Penelitian

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi ini lebih kepada mengkaji sejauh mana siswa dapat

menerima, memahami, dan mengaplikasikan green behaviour yang direfleksikan

melalui babasan dan paribasa terhadap pembelajaran IPS. Perilaku yang

diharapkan meliputi rasa tanggung jawab, bijaksana dan kepedulian terhadap

lingkungan. Hal tersebut akan digunakan sebagai tolak ukur pembelajaran selama

pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan observasi akan dilakukn dengan cara menggunakan tanda ceklis (√) pada indikator (sikap) yang dianggap menunjukan green behaviour terhadap pembelajaran IPS, serta untuk mengukur keberhasilan

guru dalam menerapkan pendekatan pembelajaran mengenai kajian nilai kearifan

lokal melalui babasan dan paribasa dalam mengembangkan green behaviour

siswa. Pedoman observasi pada penelitian ini melihat pada aspek perkembangan

green behaviour siswa.

Melalui pedoman Observasi Green behaviour, peneliti dapat

menindaklanjuti hasil penelitian yang didapat dalam menilai perkembangan

aspek-aspek yang menunjukkan bahawa sejauh mana perkembangan green

behaviour siswa pada saat dilaksanakan tindakan. Untuk lebih jelasnya pedoman

(28)

Tabel 3.1 Pedoman Observasi Pengembangan Green behaviour Siswa

No Indikator Baik Cukup Kurang

1. Membuang sampah pada tempatnya

2. Membawa bekal makanan dari rumah

menggunakan tempat makan yang

dapat digunakan berulang-ulang

3. Membawa bekal air minum dari rumah

menggunakan botol minuman isi ulang.

4. Menghemat energi listrik di kelas

ketika tidak diperlukan

5. Menanam dan merawat pohon

Tabel 3.2 Rubrik Pedoman Observasi Pengembangan Green behaviour Siswa

No Indikator Kriteria Baik

(B)

Cukup (C)

Kurang (K)

1. Membuang sampah pada tempatnya

a. Tidak terdapat sampah di bawah meja

b. Melakukan piket kelas c. Memisahkan sampah

organik dan anorganik 2. Membawa

bekal makanan dari rumah

a. Membawa bekal makanan empat sehat, lima sempurna (bukan makaknan yang siap saji/instan)

b. Menggunakan tempat makan (misting) yang dapat digunakan berulang-ulang. c. Membawa bekal

sesuai dengan dua kriteria di atas minimal dua kali dalam seminggu (ketika pelaksanaan tindakan)

3. Membawa bekal air

(29)

49

Annisa Roza Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOUR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PEMBELAJARAN IPS: PTK di kelas VII-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

minum dari rumah

menyehatkan (air putih, susu dll)

b. Menggunakan botol minuman yang ramah lingkungan/dapat digunakan berulang ulang.

c. Membawa bekal minum sesuai dua kriteria di atas minumal dua kali dalam seminggu (ketika pelaksanaan tindakan)

4. Menghemat energi listrik

a. Mematikan lampu ketika tidak diperlukan b. Mematikan kipas

angin/membuka jendela/menggunaka kipas tradisional c. Tidak menggunakan

colokan listrik kelas untuk mengisi ulang batre (handphone) 5. Menanam dan

merawat pohon

a. Menanam tanaman di sekolah

b. Menyiram tanaman secara rutin

c. Membersihkan dari daun-daun yang kering

Keterangan:

B = Apabila tiga kriteria terpenuhi

C = Apabila hanya dua kriteria yang terpenuhi K = Apabila kurang dari dua kriteria yang terpenuhi

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara berisikan daftar pertanyaan yang akan diajukan

kepada siswa. Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui respon dan

(30)

menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik mengenai babasan dan paribasa

dalam mengembangkan green behaviour.

a. Pedoman wawancara dengan guru mitra

Pedoman wawancara dengan guru mitra nerupakan salah satu cara yang

dipilih peneliti untuk mendapat informasi seputar proses pembelajaran IPS.

pedoman wawancara tersebut lebih jelasnya terdapat pada lampiran.

b. Pedoman wawancara dengan siswa

Pedoman wawancara dengan siswa ini bertujuan untuk mendapatkan

informasi mengenai tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPS sebelum dan

sesudah menggunakan pembelajaran IPS berbasis nilai babasan dan paribasa.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan format atau lembar yang berisikan temuan di

lapangan yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan yang meliputi kegiatan

guru dan siswa. Catatan lapangan merupakan komentar peneliti dan guru mitra

selama proses pembelajaran IPS berlangsung. Adapun format catatan lapangan

pada penelitian ini lebih lengkapnya akan dilampirkan.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan sebagai data konkrit yang digunakan dalam kajian

dokumen, yang bermanfaat untuk lebih memperjelas terhadap sesuatu yang

diselidiki. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan

dokumentasi berupa foto proses pembelajaran sebagai penunjangnya.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini

adalah:

1. Observasi

Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari

perilaku itu sendiri. Marshall dalam Sugiyono, (2009, hlm. 226) menyatakan

bahwa “through observation, the researcher learn about behaviour and the

(31)

51

Annisa Roza Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOUR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PEMBELAJARAN IPS: PTK di kelas VII-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lakuakan, diperlukan untuk melihat perilaku yang diharapkan sebagai respon dari

pelaksanaan tindakan atau pembiasaan yang telah diberikan.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk salah satu teknik

pengumpulan data terutama ketika melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga untuk mengetahui hal-hal

dari responden yang lebih mendalam dan jumlah reponden sedikit. Wawancara

yang dilakukan secara terstruktur di mana peneliti sebagai orang yang

mewawancara sudah mempersiapkan bahan terlebih dahulu dengan dibantu alat

perekam untuk melancarkan pengumpulan informasi dan dilakukan melalui tatap

muka atau wawancara langsung.

3. Dokumentasi

Beberapa dokumen yang dapat membantu peneliti dalam penelitian

tindakan kelas ini adalah silabus, RPP, kurikulum, laporan hasil tes siswa, buku

teks yang digunakan, tugas-tugas kelompok yang dikerjakan siswa.

4. Catatan Lapangan

Menurut Wiriaatmadja (2010, hlm. 246) catatan lapangan berguna untuk

mencatat observasi, analisis dan refleksi pada waktu diskusi antara peneliti dan

mitra gurudilakukan dan berbagai reaksi terhadap masalah-masalah di kelas. Oleh

karena itu peneliti menggunakan catatan lapangan ini sebagai salah satu bahan

yang digunakan untuk mengolah data sehingga diketahui hasil yang hendak

diketahui.

H. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data diarahkan untuk mencari

dan menemukan upaya yang dilakukan guru dalam menningkatkan kualitas

(32)

1. Analisis Sebelum di Lapangan

Dalam tahapan ini, analisis dilakukan terhadap data hasil observasi awal

yang dilakuakn oleh peneliti sebelum pelaksanaan tindakan. Analisis dilakukan

oleh peneliti terhadap hasil observasi dan wawancara tentang kegiatan

pembelajaran IPS di kelas VII C SMPN 44 Bandung.

2. Analisis Selama di Lapangan

Analisis data akan dilakukan melalui tiga tahap, diantaranya:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus

permasalahan.

b. Mendeskripsikan Data

Pendeskripsian data harus dilakukan agar data yang telah kita seleksi

menjadi bermakna, pendeskripsian pun dapat dilakukan secara naratif, grafik

maupun tabel.

c. Membuat Kesimpulan Berdasarkan Deskripsi Data

Dalam proses penelitian menganalisis dan menginterpretasikan data

merupakan proses penting, karena data yang telah terkumpul tidak akan ada

artinya jika kita tidak mengolahnya.

3. Analisis Setelah di Lapangan

Analisis setelah tindakan di lapangan merupakan tahapan untuk

mengetahui apakah tindakan yang dilakukan berhasil sesuai dengan target atau

tidak berhasil. Setelah selesai memperoleh seluruh data yang dibutuhkan, peneliti

kemudian menganalisis dengan meninjau kembali apakah ada analisis data yang

perlu direvisi atau tidak. Jika seluruh data yang tersedia sudah cukup, maka

peneliti menyusun laporan atas analisis yang telah disusun.

I. Validitas Data

Mengenai validitas data, penulis menggunakan validitas yang berlaku

dalam penelitian ini. Data yang telah dikategorikan kemudian divalidasi sesuai

(33)

53

Annisa Roza Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOUR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PEMBELAJARAN IPS: PTK di kelas VII-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ekspert Opinion” (Hopkins dalam Wiriatmadja, 2005, hlm.168-171). Adapun kegiatanannya sebagai berikut :

1. Member check, dengan mengulas kembali data yang diperoleh kepada

informan akan persepsi yang diberikan.

2. Saturation, maksudnya situasi pada saat sudah jenuh, atau tidak ada lagi data

lain yang berhasil diperoleh.

3. Audit trail, dengan mengaudit data yang diperoleh, misalnya catatan

lapangan.

4. Expert Opinion, maksudnya mengkonsultasi data yang diperoleh kepada

pakar atau pembimbing skripsi, yaitu Dr. Nana Supriatna, M.Ed. dan Yeni

(34)

Annisa Roza Vanya, 2014

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abas, M, dkk. (2007). PendidikanLingkunganHidupuntuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.

Ali, M. (2011). StrategiPenelitianPendidikan. Bandung: Angkasa.

Alma, B. (2010). PembelajaranStudiSosial. Bandung: Alfabeta.

DepartemenPendidikanNasional.(2006). PanduanPenyusunanKurikulum Tingkat SatuanPendidikanDasardanMenengah. Jakarta: BNSP.

Djahiri, A.K.(1985). MenelusuriDuniaAfektif: PendidikanNilaidan Moral. Bandung: LAB PPKN FPIPS IKIP Bandung.

Elmubarok, Z.(2008). MembumikanPendidikanNilai. Bandung: Alfabeta.

Goleman, D.(2010). Ecological Intellegence (KecerdasanEkologis) MengungkapRahasia di BalikProduk-produk yang Kita Beli. Jakarta: PT GramediaPustakaUtama.

HadinidanPuspitasari.(2012).StrategiPembelajaranTerpadu. Yogyakarta: Familia.

Hamzah, S.(2013). PendidikanLingkunganSekelumitWawasanPengantar. Bandung: PT RefikaAditama.

Hasan, H.(1996). PendidikanIlmuSosial. Jakarta: Depdikbud, DirjenDikti.

Isjoni.(2007).PembelajaranSejarahpadaSatuanPendidikan. Bandung: Alfabeta.

Iskandar, J danIskandar, B.(2011). Agroekosistem Orang Sunda. Bandung: PT KiblatBukuUtama.

Jalaludindan Idi.(2010). FilsafatPendidikan: Manusia, Filsafat, danPendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.

(35)

133

Annisa Roza Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOUR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PEMBELAJARAN IPS: PTK di kelas VII-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Koentjaraningrat.(1979). KebudayaanMentalitetdan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia.

Komalasari, K. (2010). PembelajaranKontekstual: KonsepdanAplikasi. Bandung: PT RafikaAditama.

Lickona, T.(2012). Educating for Character (MembidikuntukMembentukKarakter) Jakarta: BumiAksara.

Mulyana, A., dkk.(2012).

BabasanParibasasebagaiPenanamanNilaidalamMasyarakatSunda Serta

AplikasinyadalamPembelajaranSejarah. UPI Bandung: Tidakditerbitkan.

Munawar, C.(2010). 1330 BabasandanParibasaSundai. Bandung: NuansaAulia.

Rosidi, A.(2005). PandanganHidup Orang SundaSepertidalamParibasa. Bandung: Kaki Langit.

Sadullah, U.(2010). PedagogikIlmuMendidik. Bandung: Alfabeta.

Samani, M., danHariyanto.(2012). PendidikanKarakter: Konsepdan Model. Bandung: RemajaRosdaKarya.

Sanjaya.(2011). PenelitianTindakanKelas. Jakarta: KencanaPrenada Media Group.

Sapriya, dkk.(2007).KonsepDasar IPS. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek.

Sapriya.(2009). Pendidikan IPS: KonsepdanPembelajaran. Bandung: PT RemajaRosdaKarya.

Sugiyono.(2009). MetodePenelitianPendidikan: PendekatanKuantitaatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wahyudin.(2008). Pembelajarandan Model-Model Pembelajaran (seri 1) Jakarta: CV IPA Abong.

Wiraatmadja, R.(2008). MetodePenelitianTindakanKelas. Bandung: PT RemajaRosdaKarya.

(36)

Yusuf, dkk.(1998). PendidikanKependudukandanLingkunganHidup: di IKIP dan FKIP. Jakarta: DepartemenPendidikandanKebudayaan.

Zuharini.(1990). FilsafatPendidikan Islam. Jakarta: BinaAksara.

B. SkripsidanTesis

Dewanti, G.(2013). Skripsi: MengembangkanPembelajaran Green History

untukMeningkatkan Green behaviourSiswa. UPI Bandung:

Tidakditerbitkan.

Effendi, A.(2011). Tesis: ImplementasiKearifanLingkungandalamBudayaMasyarakatAdatKampung KutasebagaiSumberPembelajaran IPS. UPI Bandung: TidakDiterbitkan.

Indikka, K.(2012). Tesis: Pengembangan Green

behaviourpadaSiswamelaluiPenggunaan Media Audio Visual

dalamMetodePembelajaran Examples Non Examples pada Mata Pelajaran IPS di SekolahDasar. UPI Bandung: TidakDiterbitkan.

Rosnenty, R.(2010). Tesis:

PengaruhPemanfaatanLingkungansebagaiSumberBelajar IPS

terhadapPenguasaanKonsepdanKepedulianLingkunganpadaPesertaDiddi kSekolahDasar. UPI Bandung: Tidakditerbitkan.

Rusmana. (2010). Tesis: PembelajaranNilai PLH dalamMewujudkanSekolahBerbudaya.

C. Jurnal

Cushman, R.(2012). Green behaviour (Homo Ecologus) online 16 Halaman.Tersedia:

http://engineering.darthmouth.edu/Benoit_R_Roisin/Courses/engs44/green behaviour.pdf/ (15 April 2014)

Khan, R.(2008).From Education for Sustainable Development to Ecopedagogy: Sustaining Capitalism or Sustaining Life? Green Theory&Praxis: The Journal of Ecopedagogy. 29, 309-317.

StegdanVlek (2013).Encouraging Pro-environmental Behaviour "Journal of Environmental Psichology.29.309.317.

Supriatna, N.(2011).PengembanganPendidikanKaraktermelalui Green

Curriculum danEcopedagogydalamPembelajaran IPS,

(37)

135

Annisa Roza Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOUR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PEMBELAJARAN IPS: PTK di kelas VII-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Supriatna, N.(2012).Developing Green behaviour through Ecopedagogy in Social Studies Learning in Elementari School in Bandung. Indonesia. Paper, Presented at the Eight of Asia (CESA 2012),Chulalongkorn University Bangkok, Thailand, 2012.

Supriatna, N.(2013).Green History: BalajardariPengalamanHistorisHubunganManusiadenganAlam.Makalahp ada Seminar NasionalPendidikanSejarahdanKongres APPS Tanggal 17-19 Mei 2013 Bandung.

D. Internet

Dewi.(2012).Paribasa. Tersedia: http://www.bahasasunda.0fees.net/paribasa.html. (Diakses: 6 Juli 2014).

Hertini.(2011).Bentuk-bentukkearifanlokaldalampemeliharaanlingkunganhidup. Tersedia: http://airenihertini.blogspot.com/2011/11/bentuk-bentuk-kearifan-nasional-dalam..html. (Diakses: 18 Juni 2014).

Setiawan,

dkk.(2012).KearifanLokalBabasandanParibasadalamPerkembanganGlob alisasi. Tersedia: http://imbasadi.wordpress.com/2012/11/21/kearifan -lokal-babasan-dan-paribasa-tim-upi/ (Diakses: 4 Juni 2014).

Sumarlin, O.(2012). MembangunSekolahHijau.Tersedia di:

http://smansagaranten.sch.id/index.php/none/39-topikmingguan/73membangunsekolah-hijau/ (Diakses 27 Maret 2014).

Gambar

Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart  (dalam Wiraatmadja, 2011, hlm. 66)
Tabel 3.1 Pedoman Observasi Pengembangan Green behaviour Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tentang jenis dan perbandingan tingkat infeksi cacing parasit pada feses sapi di rumah potong hewan Siantar dan Medan dilakukan dengan menggunakan metode Glass

1 Tahun 1979 pada ketentuan KEDUA titik 1 sub 1.8 yang berbunyi: ”Pengankatan dan pemberhentian Pejabat-pejabat sebagai dimaksud dalam pasal 75 ayat (2) Keputusan Menteri Dalam

Proses pirolisis sangat banyak digunakan di industri kimia, misalnya, untuk menghasilkan arang, karbon aktif, metanol, dan bahan kimia lainnya dari kayu, untuk

Sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi pihak pengelola Dinas Kehutanan Kabupaten Tapanuli Utara dalam memelihara vegetasi hutan yang berfungsi sebagai

[r]

[r]

To find out about the students interest in reading novel, the writer analyze the Sixth Semester Students as sample, in this step the research is trying to find out about the

Nilai laju penurunan temperatur hasil pengujian dengan pemakaian swirl fan pada rentang daya input 95 s/d 120 Watt dan variasi kecepatan 2,8; 4,3 dan 6,6 m/s lebih besar