• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas Mikrobiologis Susu Kemasan "K" Yang Dijual di Toko "X" Berdasarkan Keberadaan Bakteri Salmonella shigella dan Tes Reduktase.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kualitas Mikrobiologis Susu Kemasan "K" Yang Dijual di Toko "X" Berdasarkan Keberadaan Bakteri Salmonella shigella dan Tes Reduktase."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

iii

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian untuk menentukan kualitas mikrobiologik susu kemasan ‘K’ berdasarkan keberadaan bakteri salmonella Shigella dan tes reduktase.

Metode yang digunakan pada penelitian iniadalah pour plate dan pengenceran

berseri, untuk mengetahui keberadaan Salmonella ShigeIla dan jumlah Salmonella

Shigella. Tes reduktase digunakan untuk rnenentukan kualitas susu ‘K’. Tes gula - gula digunakan untuk rnengetahui jenis Salmonella Shigella. Hasil menunjukkan jumlah kuman yang diduga Salmonella Shigella pada 3 sampel susu berturut-turut

adalah 0, 0, dan 300 / ml (jumlah di bawah dosis infektif), waktu reduksi susu ‘ K’ pada 3 sampel berturut-turut adalah 7 jam, 4 jam, dan 4 jam dengan kualitas baik, sedang, sedang. Berdasarkan uji gula-gula tidak didapatkan Salmonella Shigella.

Berdasarkan jumlah kuman yang diduga Salmonella Shigella dan tes reduktase, susu ‘K’ aman untuk dikonsumsi, namun kualitasnya tidak konstan.

(2)

iv

ABSTRACT

Microbial Quality of Milk Branded ‘K ’Sold in Shop ‘X’ Based on Presence of Salmonella Shigella and Reductase Test

By: Emilya Heriman Tutors: Philips Onggowidjaja S.Si.,M.Si & Liessyana,dr

A research has been conducted to determine the microbial quality of packaqed milk branded ’K’ based on the existence of Salmonella Shigella and reductase test. The methods used in this research were pour plate and serial dilution. To detect the presence of Salmonella Shigella and to determine number of Salmonella Shigella per ml of milk. Reductase test was performed to determine the quality of “K milk, the sugars test was conducted to identify the types of Salmonella Shigella. The result showed that the numbers of the presumed Salmonella Shigella in 3 sampels were 0 ,0, and 300 cels/ml milk respectively. The reduction times of sample I , 2, 3 were 7, 4, &

4 hours respectively ( good medium,medium qualities).

.

Based on sugar test, Salmonella Shigella were not found. Based on the test presumed numbers of presumed Salmonella Shigella and reductase test “K” milk was safe to be consumed,

but the quality was not constant

(3)

vii

DAFTAR ISI

Lembar persetujuan..

...

Lembar peryataan..

...

ABSTRAK.,

...

ABSTRACT

...

Kata pengantar..

...

Daftar Isi ...

Daftar Lampiran

...

Dafiar Tabel

...

Dafiar Bagan

...

BAB BAB i ii iii iv V vii ix X xi

I Pendahuluan 1

I.1 Latar Belakang

...

I.2 Identifikasai Masalah.

...

I.3 Maksud dan Tujuan..

...

I.4 Kegunaan Penelitian..

...

I.5 Kerangka Pemikiran..

...

I.6 Metodologi..

...

3

I.7 Lokasi dan Waktu

...

3

II Tinjauan Pustaka..

...

4

...

4

II.1 susu II.2 Enterobakter

...

5

II.3 Salmonella..

...

6

II.3.1 Penyakit - penyakit yang disebabkan Salmonella 6 II.3.1.1 Demam enterik..

...

6

...

1 2 2 3 3 II.3.1.2 Septikemia..

...

7

II.3.1.3 Enterokolitis. 7 II.3.2 Metode bakteriologik

...

8

II.3.2.1 Biakan pada perbenihan diferensial 8

II.3.2.2Biakan pada perbenihan selektif

8

(4)

... viii II.4 II.5 II.6 II.7

BAB III

III.1

III.2

BAB

IV

IV. 1

IV.2

IV.3

IV.4

BAB V

v.

1 V.2

II.3.2.3Biakan pada perbenihan diperkaya

II.3.3 Pengobatan..

. . .

. .

.

.

.

.

.

.

.

. .

.

. . . .

II.3.4 Epidemiologi.. . .

.

.

.

. . .

II.3.5 Pencegahan & pengendalian.. .

.

.

.

Shigella..

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

. . .

.

.

.

.

. . .

.

. . .

. . .

.

. .

.

.

.

. .-

II.4.1 Beberapa sifat Shigella.,

.

. . .

.

.

.

.

. .

. . . ..

II.4.2 Pengobatan..

.

.

.

.

.

.

. .

.

.

.

. . . .

.

. . .

.

.

.

.

. .

II.4.3 Epidemiologi.. .

. . . .

.

. . . .

.

. .

.

. . .

.

.

.

.

.

Tes Reduktase..

.

.

.

.

.

. .

.

. . . .

.

. . .

.

.

.

.

. .

.

. .

Metode Pour Plate..

.

.

.

. . . .

.

. . .

. .

. . . .

.

. .

.

.

. .

.

.

.

.

Tes Gula-gula

...

.

.

.

.

..

. .. .

.

.

...

.

..

..

. . . ..

...

..

.

..

.

..

Peralatan, Bahan dan Tata Kerja..

.... .

....

...

.

... ...

.

..

Peralatan dan Bahan..

.

.

. .

.

. . .

.

.

.

. . .. . . .

.

. .

. .

.

Cara Kerja... ..

.

. .

.

.

.

.

.

. .

.

. ..

. . .. . .

..

. .

.

.

.

. .

.. .

.

. . .

.

Hasil dan Pembahasan..

.

. .

.

. .

.

.

.

. .

.

. .

.

. .

.

. . .

.

. . .

.

. .

.

Penanaman pada Medium SS.

... ..

. .

....

..

..

...

.

...

Perwanaan Gram.. . .

..

.

. . .

.

. .

....

. . .

.

.. .

..

. . .. . . .

Tes Reduktase

...

. . . .

..

. . . ..

.

.

. .

.

..

.

. . ... .

..

..

.

..

.

.

. .

Tes Gula-gula.. .

. .

. .

.

. .

.

. .

. . .

.

.

.

. .

.

.

.

.

. .

. .

.

.

.

.

.

. . .

.

.

.

. .

Kesimpulan dan Saran..

. . .

.

.

. .

. . .

.

. .

.

..

.

.

. .

.

.

. .

. . ..

. .

..

.

. .

Kesimpulan.

.

. . .

.

. .

. . .

. . .

.

.

. .

. . .

. . . .

.

.

. . . .

. .

.

.

. . . .

.

saran.

.

.

. . .

. .

. . .

.

.

.

. .

. .

.

.

. .

. .

.

. .

. .

.

. .

.

.

. .

.

.

.

. .

.

. .

. .

.

. .

8 9 9 10 10 10 10 10 11 12 12 13 13 14 18 18 19 20 21 22 22 22

(5)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Surat - surat Pengaduan Susu Kemasan

...

Lampiran B Penyakit yang Disebabkan oleh Salmonella

...

Lampiran C Ciri - ciri Biokimawi Enterobacteriaceae

...

Lampiran D Jumlah koloni pada Medium SS

...

Kemasan'K' Pada Studi Awal

...

32 25

29

30

31

Lampiran E Foto Pertumbuhan Berbagai Bakteri dari Sampel Susu

(6)

X

DAFTAR

TABEL

17

18 19

20

20 Tabel IV.1 Jumlah Salmonella Shigella per ml susu..

...

Tabel IV.2 Warna Koloni- koloni yang Tumbuh..

...

(7)

xi

DAFTAR BAGAN

(8)

1

BAB

I

P E N D A H U L U A N

I.1 Latar Belakang

Susu adalah suatu makanan yang dibutuhkan oleh tubuh terutama untuk

tulang, karena susu mengandung kalsium yang dibutuhkan untuk mengatur

sejumlah besar aktivitas sel yang vital, fungsi saraf dan otot, kerja hormon,

pembekuan darah, motilitas seluler, dan sebagainya (Peter,et al.,1990). Susu

terdiri dari 87% air, 2,5% protein, 5% karbohidrat dan 4% lemak. Susu

dibutuhkan oleh bayi, balita, maupun anak-anak. Susu yang dihasilkan ibu yang

baru melahirkan disebut ASI

(Air

Susu Ibu). ASI kaya

akan

imunoglobulin, seperti IgG dan IgA. Pada balita dan

anak-anak

susu dibutuhkan untuk

pertumbuhan mereka. Susu juga dapat diolah menjadi beberapa macam produk

lain misalnya, mentega, yoghurt, kousmiss, keju, kefir, dan susu asidofilus.

(Volk, 1997)

Pada saat ini ada berbagai macam susu di pasaran, baik dalam bentuk

bubuk, maupun cairan, baik kental maupun susu segar yang dapat dikonsumsi

langsung. Susu yang dapat diminum langsung saat ini banyak diminati

masyarakat. Selain praktis ,susu jenis ini juga menyediakan berbagai macam

aroma dan rasa. Susu yang dapat dikonsumsi langsung tersebut ada yang dikemas dalam botol, kardus, atau gelas plastik. Pada umumnya masyarakat tidak

mengetahui apakah susu yang mereka minum itu layak diminum atau tidak.

Karena itu perlu dilakukan penelitian atas produk susu yang dapat dikonsumsi

(9)

2

sanitasi (Colome,1989). Kasus kontaminasi susu kemasan mungkin saja terjadi,

terbukti dengan adanya pengaduan konsumen kepada Yayasan Bina Konsumen

Indonesia no. 002/BK/PK/I/2001 tentang susu ‘B’ kemasan botol 200 ml .Selain itu tercatat pula pengaduan no. 046/BK/PENG/VIII/1997 tentang susu ‘DL’ kemasan botol 200 ml ( Lampiran A). Kedua produk tersebut mengalami

perubahan

rasa ( menjadi asam ) sebelum tanggal kadaluarsa yang ditentukan.

Melalui penelitian ini ingin diketahui apakah dalam susu kemasan ‘ K terdapat bakteri Salmonella Shigella atau tidak, sehingga dapat diketahui apakah

susu kemasan

‘K‘

aman untuk dikonsumsi berdasarkan keberadaan kedua

golongan bakteri tersebut.

I.2 Identifikasi Masalah

Susu kaya

akan

nutrisi sehingga susu juga mudah ditumbuhi

mikroorganisme. Proses pasteurisasi yang tidak memadai, sanitasi buruk dan alat-

alat yang tidak higienis, dan lain

-

lain, menyebabkan susu terkontaminasi mikroorganisme. Kalau susu kemasan yang bereputasi nasional atau internasional saja bisa terkontaminasi, mungkin saja susu kemasan “K” pun tidak luput dari kemungkinan terkontaminasi berbagai jenis kuman. Apakah susu kemasan “K“

terkontaminasi kuman

-

kuman, khususnya Salmonella Shigella ?

I.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini untuk menguji kelayakan minum langsung produk susu kemasan ‘K’ berdasarkan kualitas mikrobiologik. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui jumlah bakteri Salmonella Shigella per ml susu, kualitas susu

(10)

3

I.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi konsumen

supaya berhati-hati dalam mengkonsumsi produk susu siap minum, bagi produsen,

agar dapat mempertahankan atau meningkatkan kualitas mikrobiologik susu.

I.5 Kerangka Pemikiran

Susu merupakan makanan bergizi sekaligus dapat terkontaminasi bibit penyakit, apabila sanitasinya tidak dijaga dengan baik. Susu harus bebas dari

mikroorganisme yang menyebabkan penyakit dan memenuhi standar kesehatan

agar tidak merugikan konsumen. Padahal, susu kemasan'K' diklaim produsennya

bisa diminum langsung. Berdasarkan hal tersebut disusun asumsi: susu kemasan

'

K'

aman dikonsumsi lanngsung.

I.6 Metodologi

Penelitian

ini

bersifat survei deskriptif. Kehadiran Salmonella Shigella

diseleksi dengan medium agar SS(Volk,1997). Metode Pour Plate digunakan

untuk mengetahui jumlah bakteri per ml susu

(Volk,1997).

Kualitas susu

ditentukan dengan tes reduktase, yang ditandai dengan kecepatan hilangnya warna

biru dari metilen blue (Capuccino & Sherman,1998). Identifikasi SS lebih lanjut dilakukan dengan tes gula-gula (Ronald, 1997).

I.7 Lokasi dan waktu

Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

(11)

22

BAB

V

KESIMPULAN DAN

S A R A N

v.l

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa susu kemasan ‘ K yang dijual di toko’X’ :

1. Tidak mengandung Salmonella Shigella.

2. Kualitas mikrobiologik susu kemasan K tidak konstan , namun susu kemasan ‘ K masih layak dikonsumsi langsung ( asumsi diterima)

V.2 S A R A N

(12)

23

DAFTAR PUSTAKA

1. Atlas Ronald. 1997. Principles of Microbiological, 2 edition . Chicago

: Wm. C. Brown publisheis.

2. Baratawidjaja,K.G. 1996. Imunologi Dasar, Edisi 3 . Jakarta Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

3. Cappucino, J.G & Sherman, N. 1998. Microbiology. A Laboratory

Manual, edition. New York: at Farmigdale Benjamin Cummings

publishing company, Inc.

4. Colome, J. S. , et al. 1986. Laboratory Exercises In Microbiology. St Paul;

West publishing Company

5. Jawetz,Melnick, & Adelberg. 1997. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 20.

Jakarta : EGC

6. Volk, W.A & Brown, J. C. 1997. Basic Microbiology, edition New York : Addison Wesley Longman, Inc.

Referensi

Dokumen terkait

Giovani Juli Adinatha VARIASI BENTUK PENAMAAN BADAN USAHA BERBAHASA JAWA: STRATEGI PEMERTAHANAN BAHASA JAWA DI KOTA SEMARANG Maklon Gane THE COMPLEXITY OF LOLODA PRONOMINAL

Dan jangan lupa merubah variable agar dalam penulisan coding bisa berjalan dengan lancar. Untuk penulisan coding kita kita lakukan pada “button” d engan cara klik kanan –

informasi teknologi budidaya ubikayu, dari sisi potensi klon lokal, pengolahan lahan, penanaman dan pemeliharaan (pemupukan dan pembumbunan) serta produktivitas singkong

Harga tersebut merupakan harga yang berlaku pada saat penelitian dilakukan (2009); 6) biaya yang dikeluarkan untuk usaha bioetanol adalah biaya investasi dan

Penelitian yang dilakukan meliputi : identifikasi buah pisang raja, pembuatan serbuk pisang raja, pembuatan tablet serbuk pisang raja, uji sifat fisik tablet serbuk pisang raja,

proses penciptaan karya seni bisa berasal dari ber - bagai hal atau peristiwa yang paling dekat dengan kehidupan pribadi kita, ketika pribadi dengan ber- bagai pengalaman estetika

Guna memenuhi kewajiban menjalankan tugas pokok dan fungsi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan Rencana kegiatan di Dinas

Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penawaran mete glondongan pada tingkat petani adalah: produksi mete glondongan satu