• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klasifikasi lagu berdasarkan pencipta lagu menggunakan jaringan syaraf tiruan propagasi balik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Klasifikasi lagu berdasarkan pencipta lagu menggunakan jaringan syaraf tiruan propagasi balik."

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menciptakan sistem untuk mengklasifikasikan lagu

berdasarkan pencipta lagu. Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah,

karena pada metadata tidak semua informasi lagu dipublikasikan, termasuk

pencipta lagu. Dari penelitian ini diperoleh manfaat untuk mengetahui pencipta

sebuah lagu.

Penelitian ini dilakukan dengan metode Klasifikasi Jaringan Syaraf Tiruan

Propagasi Balik dan ekstraksi ciri Music Surface Feature, dengan masukannya

adalah sinyal audio. Penelitian mencakup tiga tahap yaitu preprocessing, ektraksi

ciri audio digital dan klasifikasi. Pada tahap preprocessing data berupa file audio

dengan format mp3 yang berjumlah 40, dikonversi kedalam format wav kemudian

dipotong-potong sehingga menjadi 200 data. Pada tahap ekstraksi ciri setiap data

akan diambil ciri-cirinya yang berupa nilai-nilai numerik, nilai-nilai tersebut yang

akan menjadi masukan pada tahap klasifikasi.

Berdasarkan percobaan semua kombinasi ciri lagu dan percobaan variasi

arsitekstur Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik, diperoleh hasil penelitian yang

optimal yaitu sebuah sistem klasifikasi dengan akurasi mencapai 71%pada empat

pencipta lagu, yaitu: Abdee Negara, Dewa Budjana, Ahmad Dhani, Ian Antono.

Hasil tersebut diperoleh dari kombinasi 5 ciri lagu (Centroid, Roll Off, Flux, Zero

Crossing Rate dan Low Energy) serta klasifikasi dengan Jaringan Syaraf Tiruan

Propagasi Balik dengan arsitekstur: jumlah lapis tersembunyi 2 lapis, jumlah

neuron lapis pertama 99 dan lapis kedua 36, target error 0.01, kecepatan

pembelajaran 0.1, batas iterasi 5000. Hasil dari penelitian ini diperoleh kesimpulan

bahwa ekstraksi ciri dengan metode Music Surface Feature dan klasifikasi dengan

metode Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik mendapat akurasi diatas target

penelitian ini untuk klasifikasi pencipta lagu.

Kata Kunci: Music Surface Feature, Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik,

(2)

ABSTRACT

The objective of this research is to create a system to classify a song based on

its writer. The background of this research was, because the metadata is not all song

information published, including songwriter. The benefits obtained from this

research to determine the creator of a song.

A back-propagation neural network is used to classify the song after the

process of music surface feature analysis upon the incoming signals. Research

includes three stages: preprocessing, extraction of digital audio features and

classification. In stage preprocessing data in the form of audio file with mp3 format

which totaled 40 converted into the format wav then cut into pieces so that it

becomes 200 data. In the features extraction stage every data will be retrieved

features in the numeric values these values will be input at the stage classification.

Based on various combination of song features and different variations of

Neural Network Back Propagation architectures, the experiment obtained the

optimal classification with accuracy of 71% for four songwriter identification,

namely: Abdee State, Dewa Budjana, Ahmad Dhani, Ian Antono. The result

obtained from all song features (Centroid, Roll Off, Flux, Zero Crossing Rate dan

Low Energy) and classification Neural Network Back Propagation with

architecture: 2 layers of hidden layers, the amount of neuron in the first hidden layer

is 99 and the second hidden layer is 36, the target of error is 0.01, the learning rate

is 0.1, the epoch or iteration is 5000. The methods Music Surface Feature and

classification by Neural Network Back Propagation were able to accurately classify

song of different writer above target of this research.

Keywords: Music Surface Feature, Neural Network Back Propagation, Song

(3)

i

KLASIFIKASI LAGU BERDASARKAN PENCIPTA LAGU

MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika

HALAMAN JUDUL

Oleh:

Andreas Bagus Widodo 115314046

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

ii

SONG CLASSIFICATION BASED ON ITS WRITER USING NEURAL NETWORK BACK PROPAGATION

A THESIS

Presented as Partial Fulfillment of Requirements to Obtain Sarjana

Komputer Degree in Informatics Engineering Department

TITLE PAGE

By:

Andreas Bagus Widodo 115314046

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY OF SCIENCE AN TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY

(5)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

KLASIFIKASI LAGU BERDASARKAN PENCIPTA LAGU

MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

Oleh:

Andreas Bagus Widodo 115314046

Telah disetujui oleh:

Pembimbing,

(6)

iv

HALAMAN PENGESAHAN

KLASIFIKASI LAGU BERDASARKAN PENCIPTA LAGU

MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

Dipersiapkan dan ditulis oleh: ANDREAS BAGUS WIDODO

NIM: 115314046

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 12 Juni 2015

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. Anastasia Rita Widiarti, M.Kom …………. Sekretaris : Sri Hartati Wijono, S.Si., M.Kom …………. Anggota : Dr. Cyprianus Kuntoro Adi, S.J., M.A., M.Sc. ………….

Yogyakarta, Juli 2015 Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(7)

v

MOTTO

“Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya”

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa di dalam skripsi yang saya

tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 11 Juni 2015

Penulis

(9)

vii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Andreas Bagus Widodo

NIM : 115314046

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

KLASIFIKASI LAGU BERDASARKAN PENCIPTA LAGU

MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

Berserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada perpustakaan Universitas Sanata dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 11 juni 2015

Penulis

(10)

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menciptakan sistem untuk mengklasifikasikan lagu

berdasarkan pencipta lagu. Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah,

karena pada metadata tidak semua informasi lagu dipublikasikan, termasuk

pencipta lagu. Dari penelitian ini diperoleh manfaat untuk mengetahui pencipta

sebuah lagu.

Penelitian ini dilakukan dengan metode Klasifikasi Jaringan Syaraf Tiruan

Propagasi Balik dan ekstraksi ciri Music Surface Feature, dengan masukannya

adalah sinyal audio. Penelitian mencakup tiga tahap yaitu preprocessing, ektraksi

ciri audio digital dan klasifikasi. Pada tahap preprocessing data berupa file audio

dengan format mp3 yang berjumlah 40, dikonversi kedalam format wav kemudian

dipotong-potong sehingga menjadi 200 data. Pada tahap ekstraksi ciri setiap data

akan diambil ciri-cirinya yang berupa nilai-nilai numerik, nilai-nilai tersebut yang

akan menjadi masukan pada tahap klasifikasi.

Berdasarkan percobaan semua kombinasi ciri lagu dan percobaan variasi

arsitekstur Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik, diperoleh hasil penelitian yang

optimal yaitu sebuah sistem klasifikasi dengan akurasi mencapai 71%pada empat

pencipta lagu, yaitu: Abdee Negara, Dewa Budjana, Ahmad Dhani, Ian Antono.

Hasil tersebut diperoleh dari kombinasi 5 ciri lagu (Centroid, Roll Off, Flux, Zero

Crossing Rate dan Low Energy) serta klasifikasi dengan Jaringan Syaraf Tiruan

Propagasi Balik dengan arsitekstur: jumlah lapis tersembunyi 2 lapis, jumlah

neuron lapis pertama 99 dan lapis kedua 36, target error 0.01, kecepatan

pembelajaran 0.1, batas iterasi 5000. Hasil dari penelitian ini diperoleh kesimpulan

bahwa ekstraksi ciri dengan metode Music Surface Feature dan klasifikasi dengan

metode Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik mendapat akurasi diatas target

penelitian ini untuk klasifikasi pencipta lagu.

Kata Kunci: Music Surface Feature, Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik,

(11)

ix

ABSTRACT

The objective of this research is to create a system to classify a song based on

its writer. The background of this research was, because the metadata is not all song

information published, including songwriter. The benefits obtained from this

research to determine the creator of a song.

A back-propagation neural network is used to classify the song after the

process of music surface feature analysis upon the incoming signals. Research

includes three stages: preprocessing, extraction of digital audio features and

classification. In stage preprocessing data in the form of audio file with mp3 format

which totaled 40 converted into the format wav then cut into pieces so that it

becomes 200 data. In the features extraction stage every data will be retrieved

features in the numeric values these values will be input at the stage classification.

Based on various combination of song features and different variations of

Neural Network Back Propagation architectures, the experiment obtained the

optimal classification with accuracy of 71% for four songwriter identification,

namely: Abdee State, Dewa Budjana, Ahmad Dhani, Ian Antono. The result

obtained from all song features (Centroid, Roll Off, Flux, Zero Crossing Rate dan

Low Energy) and classification Neural Network Back Propagation with

architecture: 2 layers of hidden layers, the amount of neuron in the first hidden layer

is 99 and the second hidden layer is 36, the target of error is 0.01, the learning rate

is 0.1, the epoch or iteration is 5000. The methods Music Surface Feature and

classification by Neural Network Back Propagation were able to accurately classify

song of different writer above target of this research.

Keywords: Music Surface Feature, Neural Network Back Propagation, Song

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Klasifikasi Lagu Berdasarkan Pencipta Lagu Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi

Balik”. Tugas akhir ini merupakan salah satu mata kuliah wajib dan sebagai syarat

akademik untuk memperoleh gelar sarjana komputer program studi Teknik

Informatika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu penulis baik selama penelitian maupun saat

mengerjakan tugas akhir ini. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis

sampaikan kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan pertolongan dan kekuatan

dalam proses pembuatan tugas akhir.

2. Orang tua, Antonius Heru Priyanto dan Marta Sri Hartatiningsih, serta

keluarga yang telah memberikan dukungan spiritual dan material.

3. Dr. C. Kuntoro Adi, S.J., M.A., M.Sc. selaku dosen pembimbing tugas akhir,

atas bimbingan, waktu dan saran yang telah diberikan kepada penulis.

4. JB. Budi Darmawan S.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing akademik, atas

bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan kepada penulis.

5. Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T. selaku ketua program studi Teknik

Informatika, atas bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan kepada

penulis.

6. Paulina Heruningsih Prima Rosa S.Si., M.Sc., selaku dekan fakultas Sains

dan Teknologi, atas bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan kepada

penulis.

7. Seluruh dosen Teknik Informatika atas ilmu yang telah diberikan semasa

kuliah dan sangat membantu penulis dalam mengerjakan tugas akhir.

8. Sony Setiawan, atas bantuannya mempelajari metode ekstraksi ciri lagu dan

(13)

xi

9. Mas Yanuar, Mas Susilo dan Mas Danang selaku laboran Teknik Informatika,

atas bantuannya menyediakan tempat untuk mengerjakan tugas akhir.

10. Kekasih tercinta, Maria Tika Wijaya, atas dukungan semangat dan doanya.

11. Dio, Rio, Beny, Agung, Be, Priska, Lukas, Tea, Kevin, Dion dan

teman-teman lainnya, atas dukungan semangat dan doanya.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu

penulis dalam pengerjaan tugas akhir ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam laporan

tugas akhir ini. Saran dan kritik sangat diharapkan untuk hasil yang lebih baik di

masa mendatang.

Penulis,

(14)

xii

DAFTAR ISI 1

HALAMAN JUDUL ... i

TITLE PAGE ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I ... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 2

1.3. Maksud dan Tujuan Tugas Akhir ... 2

1.4. Pembatasan dan Ruang Lingkup Permasalahan ... 3

1.5. Sistematika Penulisan ... 3

BAB II ... 5

2.1 Lagu ... 5

(15)

xiii

2.1.2 Irama ... 5

2.1.3 Ekspresi ... 6

2.1.4 Melodi ... 6

2.2 Pencipta Lagu ... 6

2.3.1 Ahmad Dhani ... 6

2.3.2 Dewa Budjana ... 7

2.3.3 Ian Antono ... 7

2.3.4 Abdee Negara ... 7

2.3 Ekstraksi Ciri ... 7

2.3.1 Pemrosesan Sinyal Digital ... 8

2.3.2 Musical Surface Features ... 10

2.4 Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik ... 12

2.4.1 Jaringan Syaraf Tiruan ... 12

2.4.2 Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik ... 15

2.5 K-Fold Cross Validation ... 22

2.6 Confusion Matrix ... 22

BAB III ... 24

3.1 Analisa Kebutuhan ... 24

3.1.1 Analisa Pencipta Lagu... 24

3.1.2 Analisa Data ... 24

3.1.3 Metode Ekstraksi Ciri Lagu ... 25

3.1.4 Metode Klasifikasi ... 26

3.1.5 Metode Pengujian ... 26

3.1.6 Kebutuhan Sistem ... 27

(16)

xiv

3.2.1 Ekstraksi Ciri ... 29

3.2.2 Klasifikasi dan Pengujian ... 40

3.3 Perancangan Atarmuka Sistem ... 42

BAB IV ... 45

4.1 Hasil penelitian ... 45

4.1.1 Hasil Kombinasi Ciri Lagu ... 47

4.1.2 Hasil Variasi Arsitekstur Jaringan ... 51

4.2 Penggunaan Sistem ... 58

BAB V ... 60

5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

LAMPIRAN ... 63

A. Biografi Pencipta Lagu ... 63

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Confusion Matrix 2 kelas (Tan, Steinbach, & Kumar, 2006). ... 23

Tabel 3.1 Contoh Hasil Ekstraksi Ciri ... 40

Tabel 3.2 Five Fold Cross Validation ... 40

Tabel 4.1 Hasil Kombinasi Ciri ... 48

Tabel 4.2 Hasil Variasi Jumlah Jaringan 1 Lapis Tersembunyi... 51

Tabel 4.3 Hasil Variasi Jumlah Jaringan 2 Lapis Tersembunyi... 52

(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ilustrasi Jaringan Lapis Tunggal (Siang, 2007) ... 13

Gambar 2.2 Ilustrasi Jaringan Lapis Majemuk (Siang, 2007) ... 14

Gambar 2.3 Ilustrasi Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik (Siang, 2007) ... 15

Gambar 3.1 Diagram Blok Proses Pelatihan ... 28

Gambar 3.2 Diagram Blok Proses Pengujian ... 29

Gambar 3.3 Diagram Blok Proses Ekstraksi Ciri... 30

Gambar 3.4 Hamming Window ... 31

Gambar 3.5 Fast Fourier Transform... 32

Gambar 3.6 Inverse Fast Fourier Transform ... 33

Gambar 3.7 Ciri Centroid ... 34

Gambar 3.8 Ciri Roll Off ... 35

Gambar 3.9 Ciri Flux ... 36

Gambar 3.10 Ciri Zero Crossing Rate ... 38

Gambar 3.11 Ciri Low Energy ... 39

Gambar 3.12 Rancangan Tampilan Antarmuka Sistem ... 42

Gambar 4.1 Contoh Sinyal dan Spektrogram Audio Lagu Ciptaan Abdee

Gambar 4.4 Contoh Sinyal dan Spektrogram Audio Lagu Ciptaan Ian Antono ... 47

Gambar 4.5 Grafik Kombinasi Ciri ... 50

Gambar 4.6 Grafik Variasi Jumlah Jaringan 1 Lapis Tersembunyi ... 51

Gambar 4.7 Grafik Percobaan 2 Lapis Tersembunyi ... 55

Gambar 4.8 Grafik Percobaan 2 Lapis Tersembunyi Dengan Lapis 1 Berjumlah 99 ... 56

(19)

1

1. BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi membawa pengaruh baik terhadap

perkembangan musik. Dengan perkembangan teknologi tersebut musik tidak

hanya bisa dinikmati secara langsung namun dapat disimpan dalam bentuk

digital yang biasa disebut dengan audio digital.

Pada lagu yang tersimpan dalam audio digital terdapat metadata, yaitu

informasi dari audio digital. Pada metadata tidak semua informasi lagu

dipublikasikan, seperti pencipta lagu. Hal itu menyebabkan kurangnya

informasi pada file audio digital yaitu pencipta lagu.

Pada tahun 2010 terdapat penelitian dengan judul Klasifikasi Lagu

Berdasarkan Genre Musik dengan Jaringan Saraf Tiruan Propagasi Balik.

Penelitian tersebut bertujuan membuat sistem yang mampu secara otomatis

mengenali genre suatu musik. Metode ekstraksi ciri yang digunakan adalah

MUGRAT, sedangkan metode klasifikasi yang digunakan adalah Jaringan

Syaraf Tiruan Propagasi Balik. Penelitian tersebut mempunyai hasil optimal

yaitu, mengenali 4 genre musik dengan akurasi 94,34% (Setiawan, 2010).

Permasalahan yang pertama adalah bagaimana Jaringan Syaraf Tiruan

Propagasi Balik dapat mengenali pencipta sebuah lagu dengan akurasi yang

baik. Permasalahan yang kedua adalah bagaimana menemukan karakter lagu

(20)

sistem yang dapat mengenali pencipta sebuah lagu secara otomatis dengan

menganalisa sinyal audio digital dan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik

sebagai pengklasifikasiannya.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah untuk

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana menemukan karakter dari tiap pencipta lagu.

2. Bagaimana Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik mengenali

pencipta sebuah lagu.

Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik akan mampu mengenali

pencipta lagu dengan baik jika karakter dari lagu antar pencipta mempunyai

perberbedaan yang cukup tinggi.

Kesulitan dalam penelitian ini terletak pada bagaimana menemukan

perbedaan karakter tiap pencipta lagu. Jika dibandingkan dengan menemukan

perbedaan genre lagu, membedakan karakter pencipta lagu lebih sulit.

1.3. Maksud dan Tujuan Tugas Akhir

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sistem yang mampu

digunakan untuk:

a. Ekstraksi ciri lagu untuk mendapatkan perbedaan karakter dari pencipta

lagu menggunakan metode ekstraksi ciri yang dikemukakan oleh

George Tzanetakis yaitu Music Surface Feature.

b. Mengenali pencipta lagu menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

(21)

1.4. Pembatasan dan Ruang Lingkup Permasalahan

Untuk membahas topik yang lebih terarah dan terfokus pada tujuan

yang ingin dicapai, maka batasan masalahnya sebagai berikut:

1. Format file masukan adalah “.wav”.

2. Frekuensi audio yang dipakai adalah 44,100 khz.

3. Pengklasifikasian pencipta lagu hanya 4 pencipta lagu, yaitu: Ahmad

Dhani, Dewa Budjana, Ian Antono, Abdee Negara.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi beberapa bab

dengan susunan sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan

masalah, sistematika penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Bab ini membahas teori-teori dasar yang mendukung dan menjadi dasar

pemecahan masalah, antara lain teori tentang lagu dan pencipta lagu,

kemudian juga metode-metode seperti: ekstraksi ciri (Music Surface Feature)

dan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik yang akan dipakai untuk

perancangan sistem.

BAB III: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini membahas mengenai analisa komponen-komponen yang akan

digunakan untuk melakukan penelitian, serta perancangan sistem secara

(22)

BAB VI: IMPLEMENTASI DAN ANALISA HASIL

Bab ini menjelaskan uraian evaluasi dari hasil penelitian dan

menjelaskan cara pengoprasian sistem.

BAB V: PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian dan saran-saran untuk

(23)

5

2. BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini berisi penjabaran teori-teori yang bersangkutan dengan penulisan

Tugas Akhir ini. Teori-teori tersebut adalah Lagu, Pencipta Lagu, Ekstraksi Ciri,

Jaringan Saraf Tiruan Propagasi Balik, K-Fold Cross Validation, Confusion Matrix.

2.1 Lagu

Lagu menurut Jamalus (1988) adalah karya seni yang dinyanyikan

dengan diiringi alat musik. Sedangkan lagu merupakan bagian dari musik.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, “Pengertian musik secara umum adalah suara berirama yang dapat didengarkan oleh telinga manusia. Musik

dapat dinikmati karena alunan dari iramanya yang dapat merubah suasana”

Musik sendiri terdiri dari beberapa unsur, yaitu:

2.1.1 Harmoni

Harmoni adalah keselarasan bunyi yang merupakan

gabungan dua nada atau lebih yang berbeda tinggi rendahnya

(Jamalus, 1988).

2.1.2 Irama

Irama sebagai rangkaian gerak yang menjadi unsur dasar

dalam musik, irama dalam musik terbentuk dari sekelompok bunyi

dengan bermacam-macam lama waktu dan panjang. Irama tersusun

atas dasar ketukan tersebut terdiri dari ketukan kuat atau ketukan

(24)

2.1.3 Ekspresi

Ekspresi adalah ungkapan pikiran dan perasaan mencangkup

tempo, dinamik dan warna nada dari unsur-unsur pada musik yang

diwujudkan oleh seniman musik. Penyanyi yang disampaikan pada

pendengarnya (Jamalus, 1988).

2.1.4 Melodi

Melodi adalah susunan rangkaian nada (bunyi dengan

getaran yang teratur) yang terdengar berurutan serta bersama dengan

mengungkapkan suatu gagasan (Jamalus, 1988).

2.2 Pencipta Lagu

Pencipta lagu adalah seseorang yang memainkan suatu alat musik

dengan kepekaan, pengetahuan atau bakat seseorang terhadap musik, atau

bisa juga berarti kualitas atau keadaan dari sesuatu yang bersifat musik. Lagu

dapat tercipta dari kematangan konsep dalam komposisi lagu yang dibuat

(Jamalus, 1988).

Berikut ini adalah beberapa pencipta lagu ternama di Indonesia yang

mempunyai karakter tersendiri pada lagunya:

2.3.1 Ahmad Dhani

Musik rock yang dipunyai Ahmad Dhani mempunyai karakter

keras dan kuat selayaknya musik rock lainnya. Alat musik utama musik

rock menggunakan gitar listrik. Namun, Dhani banyak

mengkombinasikan gitar listrik dengan kibor dalam musiknya. Ahmad

(25)

2.3.2 Dewa Budjana

Berbeda dengan Ahmad Dhani yang juga mempunyai aliran

musik rock, Dewa Budjana mempunyai aliran musik rock yang

mempunyai karakter instrumental. Musik rock Dewa Budjana juga

merupakan kombinasi dengan musik jazz. Musik rock Dewa Budjana

juga jarang menkombinasikan gitar listrik dengan kibor (Budjana,

2007).

2.3.3 Ian Antono

Alat musik yang dipakai Ian Antono adalah gitar listrik. Tak ada

efek macam-macam yang dgunakan selain sebuah delay. Dari alat

musik yang Ian Antono gunakan, dapat disimpulkan bahwa musik rock

yang Ian mainkan merupakan musik rock yang sederhana (Sakrie,

2014).

2.3.4 Abdee Negara

Musik Rock Abdee Negara mengkombinasikan musik rock

dengan musik blues classic sehingga karakternya sangat kuat. Musik

Abdee Negara mempunyai karakter yang asik dan mudah diresap oleh

pecinta musik rock. Bahkan banyak lagu yang menjadi hits (Slank,

2013).

2.3 Ekstraksi Ciri

Ekstraksi ciri musik menggunakan metode yang dikemukakan oleh

George Tzanetakis. Metode tersebut menggunakan teori-teori pada

(26)

yaitu musical surface features, beat related features, musical surface features

from mel-frequency cepstral coefficients dan pitch related features

(Tzanetakis, 2002).

2.3.1 Pemrosesan Sinyal Digital

Pemrosesan Sinyal Digital digunakan pada metode ekstraksi

ciri musik untuk memetakan sinyal ke domain lain (Analisa Fourier),

Penjendelaan untuk meminimalkan sinyal yang terdiskontinu

(Hamming Window). Kedua proses tersebut sangat penting untuk

ekstraksi ciri musik pada metode yang dikemukakan oleh George

Tzanetakis (Tzanetakis, 2002).

a. Analisa Fourier

Analisa Fourier digunakan untuk memecah sinyal

menjadi komponen-komponen sinusoidal. Analisa Fourier

adalah cara untuk menguraikan sinyal menjadi gelombang sinus

dan kosinus (Oppenheim & Schafer, 1994). Analisa Fourier

dapat dilakukan menggunakan transformasi matematis pada

sinyal kontinu, yang dirumuskan dengan

� = ∫∞ − �

−∞ (2.1)

Invers transformasinya:

= ∫ �∞ �

−∞ (2.2)

Pada analisa Fourier terdapat metode matematis yang dapat

(27)

domain frekuensi, yaitu Fast Fourier Trasform(FFT). Yang di

rumuskan sebagai berikut.

- Mengambil nilai real

= ∑ − [ ]cos⁡[ .�. .]

= (2.3)

- Mengambil nilai imaginer

= ∑ − [ ]sin⁡[ .�. . ]

= (2.4)

- Mengambil nilai magnitude dengan substitusi nilai real dan

imaginer.

= √ | (2.5)

FFT jika di inverse akan menjadi

[ ] = ∑ =/ [ .�. . ] + ∑ =/ [ .�. . ] (2.6)

Inverse fast fourier transform (IFFT) berguna untuk

mengembalikan sinyal dari domain frekuensi ke domain waktu.

b. Hamming Window

Hamming Window digunakan untuk menaikan dan

menghimpitkan sinyal sehingga bentuk gelombang turun dan

mempunyai nilai puncak (Oppenheim & Schafer, 1994).

Hamming window dirumuskan dengan.

(28)

2.3.2 Musical Surface Features

Ciri ini berhubungan dengan permukaan spectral musik.

Permukaan spectral musik berkaitan dengan tekstur dan

instrumentasi musik (Tzanetakis, 2002).

Pada ciri ini akan didapat nilai-nilai sebagai berikut:

1. Rata-rata centroid

2. Rata-rata roll off

3. Rata-rata flux

4. Rata-rata zero crossing rate

5. Varian centroid

6. Varian roll off

7. Varian flux

8. Varian zero cross

9. Low Energy

Penjelasan Tiap ciri :

1. Spectral Centroid

Spectral centroid mengukur ketajaman suara. Spectral

centroid dirumuskan sebagai berikut.

= ∑��=1 �[ ].

∑��=1 �[ ] (2.8)

Dimana [ ] adalah magnitude pada frame ke t dan frekuensi

(29)

2. Spectral Roll off

Roll off digunakan untuk mengukur ketajaman spectral pada

presentase= r. Roll off dirumuskan sebagai berikut.

∑�

= [ ] = . ∑�= [ ] (2.9)

3. Spectral Flux

Flux adalah ukuran perubahan spectral local yang

dirumuskan sebagai berikut.

� = ∑ = [ ] − − [ ] (2.10)

4. Spectral Zero Crossing Rate

Zero crossing rate adalah perubahan nilai amplitudo dari positif

ke negatif atau sebaliknya. Zero crossing rate dirumuskan

dengan.

= ∑ = | [ ] − [ − ] | (2.11)

Dimana [ ] adalah sinyal domain waktu dan = jika

argumen positif, jika argumen negatif = .

5. Low Energy

Low energy merupakan presentase dari window yang

mempunyai energi lebih kecil dari rata-rata energi keseluruhan

(30)

2.4 Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik

2.4.1 Jaringan Syaraf Tiruan

Jaringan Syaraf Tiruan adalah sistem pemrosesan informasi

yang memiliki karakteristik mirip dengan jaringan syaraf biologis

(Siang, 2007).

Jaringan Syaraf Tiruan dibentuk sebagai generalisasi model

matematika dari jaringan syaraf biologis dengan asumsi:

1. Pemrosesan informasi terjadi pada banyak elemen sederhana

(neuron).

2. Sinyal dikirimkan melalui neuron-neuron melalui

penghubung-penghubung.

3. Penghubung antar neuron memiliki bobot yang akan memperkuat

atau memperlemah sinyal.

4. Untuk menentukan output, setiap neuron menggunakan fungsi

aktivasi (biasanya bukan fungsi linier) yang dikenakan pada

jumlahan input yang diterima. Besarnya output ini selanjutnya

dibandingkan dengan suatu batas ambang.

Jaringan Syaraf Tiruan ditentukan oleh 3 hal:

1. Pola hubungan antar neuron (arsitekstur jaringan).

2. Metode untuk menentukan bobot penghubung.

3. Fungsi aktivasi

Arsitekstur Jaringan Syaraf Tiruan merupakan salah satu

(31)

Macam Arsitekstur Jaringan Syaraf Tiruan:

1. Jaringan Lapis Tunggal

Dalam jaringan ini, sekumpulan input dihubungkan dengan

sekumpulan outputnya. Dalam jaringan lapis tunggal bobot satu

unit keluaran tidak mempengaruhi bobot unit keluaran lainnya.

X1

Gambar 2.1 Ilustrasi Jaringan Lapis Tunggal (Siang, 2007)

Pada Gambar 2.1 terdapat n unit input (X1, X2,…,Xn) dan m buah unit output (Y1, Y2,…,Ym). Kemudian Wij menyatakan bobot hubungan antara unit ke-i dalam input dengan unit ke-j

dalam output. Selama proses pelatihan bobot-bobot tersebut akan

(32)

2. Jaringan Lapis Majemuk

Jaringan lapis majemuk merupakan perluasan dari jaringan

lapis tunggal. Dalam jaringan lapis majemuk, selain unit input

dan output, ada pula unit lain, yang berada diantara unit input dan

output (sering disebut lapis tersembunyi). Dalam jaringan ini

dimungkinkan ada beberapa lapis tersembunyi. Unit dalam satu

layar tidak saling berhubungan.

Xn

Gambar 2.2 Ilustrasi Jaringan Lapis Majemuk (Siang, 2007)

(33)

2.4.2 Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik

Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik membandingkan

perhitungan keluaran jaringan syaraf tiruan dengan target keluaran

dan menghitung nilai error untuk setiap unit jaringan.

1. Arsitekstur Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik

Xn

Gambar 2.3 Ilustrasi Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik

(Siang, 2007)

Gambar 2.3 merupakan arsitekstur jaringan syaraf tiruan

(34)

sebuah lapis tersembunyi yang terdiri dari p unit ditambah sebuah

bias, dan sebuah lapis unit keluaran.

2. Fungsi Aktivasi

Dalam jaringan syaraf tiruan propagasi balik, fungsi

aktivasi harus memenuhi syarat: kontinu, terdiferensial dengan

mudah dan merupakan fungsi yang tidak turun. Salah satu fungsi

aktivasi yang memenuhi syarat tersebut adalah fungsi sigmoid

biner dengan rentang (0, 1).

= + −� dengan turunannya ′ = ( − ) (2.12)

Fungsi lain yang juga memenuhi syarat tersebut adalah

fungsi sigmoid bipolar dengan rentang (-1, 1).

= + −�− dengan turunnannya ′ = ⁡( + � )( − � ) (2.13)

Fungsi sigmoid memiliki nilai maksimum = 1. Makan untuk

pola tergetnya > 1, pola masukan dan keluaran harus terlebih

dahulu ditrasformasi sehingga polanya memiliki rentang yang

sama seperti fungsi sigmoid yang dipakai. Cara lain adalah

menggunakan fungsi aktivasi sigmoid hanya pada layar yang

bukan layar keluaran, pada layar keluaran cukup menggunakan

fungsi identitas = .

3. Proses Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik

Proses Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik

terdiri dari 3 proses yaitu propagasi maju, propagasi mundur,

(35)

kondisi penghentian terpenuhi. Umumnya penghentian yang

dipakai adalah iterasi dan error. Iterasi akan dihentikan jika

iterasi melebihi iterasi yang ditentukan. Atau jika error sudah

lebih kecil dari yang ditentukan.

1. Propagasi maju

Selama propagasi maju, sinyal masukan ( )

dipropagasi ke lapis tersembunyi. Keluaran dari tiap unit

tersembunyi tersebut ( ) di propagasi maju lagi ke lapis

tersembunyi diatasnya. Demikian seterusnya hingga

mendapatkan luaran jaringan ( ).

Berikutnya, luaran jaringan ( ) dibandingkan

dengan target yang harus dicapai ( ). Selisih −

adalah error yang terjadi. Jika error lebih kecil dari yang

telah ditentukan, maka iterasi dihentikan, jika tidak, maka

bobot setiap garis dimodifikasi untuk mengurangi nilai

error agar lebih kecil dari ketentuan.

2. Propagasi mundur

Berdasarkan error⁡ − , dihitung faktor � =

, , …⁡, yang dipakai untuk mendistribusikan errordi

unit ke semua unit tersembunyi yang terhubung

langsung dengan . � juga dipakai untuk mengubah bobot

(36)

Dengan cara yang sama, dihitung faktor �, di setiap

unit lapis tersembunyi sebagai dasar perubahan bobot

semua garis yang berasal dari lapis dibawahnya. Demikian

seterusnya sampai faktor � di unit tersembunyi yang

berhubungan langsung dengan unit masukan dihitung.

3. Perubahan bobot

Setelah semua faktor � dihitung, bobot semua garis

dimodifikasi bersamaan. Perubahan bobot satu garis

didasarkan atas faktor � neuron di lapis atasnya.

Algoritma pelatihan dengan 1 lapis tersembunyi dan fungsi

aktifasi sigmoid biner. Adalah sebagai berikut:

Langkah 1: Inisialisasi semua bobot dengan bilangan acak kecil.

Langkah 2: jika kondisi penghentian belum terpenuhi maka lakukan

langkah 2-9.

Fase I.

Langkah 3: tiap unit masukan menerima sinyal kemudian meneruskan

ke unit tersembunyi di atasnya.

Langkah 4: hitung semua keluaran di unit tersembunyi (j = 1, 2, … , p)

_ = ⁡ + ∑= (2.14)

(37)

Langkah 5: hitung semua keluaran di unit tersembunyi (k = 1, 2,

… , m).

_ = ⁡ + ∑ = (2.16)

= _ (2.17)

Fase II.

Langkah 6: hitung faktor � unit keluaran berdasarkan error setiap

unit keluaran (k = 1, 2, … , m).

� = − − (2.18)

Hitung suku perubahan bobot dengan laju percepatan

∆ = ⁡ � ; = ⁡ , , … , ; = , , … , (2.19)

Langkah 7: hitung faktor � unit tersembunyi berdasarkan error di

setiap unit tersembunyi = = , , … ,

�_ = ∑ = � (2.20)

� = �_ ( − ) (2.21)

Hitung suku perubahan bobot

∆ = � ; = , , … , ; = , , … , (2.22)

Fase III

Langkah 8: Hitung semua perubahan bobot

Perubahan bobot garis yang menuju ke unit keluaran:

= + ∆ ( = , , … , ⁡; =

(38)

Perubahan bobot garis yang menuju ke unit tersembunyi:

= + ∆ ( = , , … , ⁡; = , , … , ) (2.24)

Langkah 9: bandingkan kondisi penghentian

Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik memiliki kelemahan

tentang berapa epoch yang harus dilalui untuk memperoleh hasil yang

diinginkan.

Faktor-faktor penting dari Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi

Balik agar jaringan bekerja dengan maksimal adalah:

1. Pemilihan Bobot dan Bias Awal

Nguyen dan widrow (1990) mengusulkan cara membuat

inisialisasi bobot dan bias ke unit tersembunyi sehingga

menghasilkan iterasi yang lebih cepat.

Missal:

n = jumlah unit masukan

p = jumlah unit tersembunyi

= factor skala = . √�

Algoritma inisialisasi:

Langkah 1: Inisisalisasi semua bobot ( ) dengan

(39)

Langkah 2: hitung ‖ ‖ = √ + + ⋯ + (2.25)

Langkah 3: bobot yang dipakai sebagai inisialisasi = =

‖ ‖ (2.26)

Langkah 4: bias yang dipakai sebagai inisialisasi = ⁡ =

bilangan acak antara – dan .

2. Jumlah Unit Tersembunyi

Jaringan dengan sebuah lapis tersembunyi sudah cukup bagi

Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik untuk mengenali

sembarang kelas antara masukan dan target dengan tingkat

ketelitian yang ditentukan.

Jika jaringan memiliki lebih dari 1 lapis tersembunyi maka

algoritma pelatihan perlu direvisi. Dalam Fase I, keluaran harus

dihitung untuk tiap lapis, dimulai dari lapis tersembunyi paling

bawah. Kemudian dalam fase II, faktor � perlu dihitung untuk

tiap lapis tersembunyi, dimulai dari lapis keluaran.

3. Jumlah Pola Pelatihan

Jumlah pola pelatihan ditentukan oleh banyaknya bobot dan

tingkat akurasi yang diinginkan.

(40)

2.5 K-Fold Cross Validation

K-Fold Cross Validation adalah metode yang digunakan dalam proses

pengujian klasifikasi data. Data dibagi menjadi k bagian kemudian bagian

satu dan bagian yang lain ditukar-tukar sebanyak k (Tan, Steinbach, &

Kumar, 2006).

Sebagai contoh data dibagi menjadi 2 bagian dengan jumlah yang sama.

Pertama data bagian 1 digunakan sebagai data pelatihan dan data bagian 2

digunakan sebagai data pengujian. Kedua data bagian 2 digunakan sebagai

data pelatihan dan data bagian 1 digunakan sebagai data pengujian. Contoh

ini disebut sebagai 2-Fold Cross Validation.

K-Fold Cross Validation menjadikan data pelatihan dan pengujian tidak

sama. Data pelatihan tidak digunakan sebagai data pengujian.

2.6 Confusion Matrix

Data pelatihan dan pengujian merupakan data yang berbeda sehingga

klasifikasi dapat diuji dengan benar. Akurasi dari klasifikasi dihitung dari

jumlah data yang dikenali sesuai dengan target kelasnya. Perhitungan akurasi

klasifikasi data dihitung menggunakan tabel yang bernama Confusion Matrix

(Tan, Steinbach, & Kumar, 2006). Pada tabel 2.1 merupakan Confusion

(41)

Tabel 2.1 Confusion Matrix 2 kelas (Tan, Steinbach, & Kumar, 2006).

Hasil pengujian

1 0

Target kelas

1 F11 F10

0 F01 F00

Fij adalah jumlah data yang dikenali sebagai kelas j dengan target kelas

i. Dari Tabel 2.1 didapat persamaan-persamaan untuk menghitung akurasi

dan tingkat kesalahan suatu klasifikasi:

1. Persamaan untuk menghitung akurasi keseluruhan klasifikasi

= ⁡ ℎ⁡ ℎ⁡⁡ ⁡ ⁡ = ⁡� +� +� +�� +� (2.28)

2. Persamaan untuk menghitung error keseluruhan klasifikasi

= ⁡ ℎ⁡ ⁡ ℎ⁡ ⁡ ⁡ = ⁡� +� +� +�� +� (2.29)

3. Persamaan untuk menghitung akurasi klasifikasi kelas 1

= ⁡ ℎ⁡ ℎ⁡ ⁡ = ⁡� +�� (2.30)

4. Persamaan untuk menghitung error klasifikasi kelas 1

= ⁡ ℎ⁡ ℎ⁡⁡ ⁡ ⁡ ⁡ = ⁡� +�� (2.31)

5. Persamaan untuk menghitung akurasi klasifikasi kelas 0

= ⁡ ℎ⁡ ℎ⁡ ⁡ = ⁡� +�� (2.32)

6. Persamaan untuk menghitung error klasifikasi kelas 0

(42)

24

3. BAB III

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Bab ini berisi analisa kebutuhan sistem mencakup metode yang digunakan

untuk ekstraksi ciri lagu, klasifikasi lagu dan pengujian sistem. Selain kebutuhan

sistem Bab ini juga berisi perancangan sistem mencakup ekstraksi ciri, klasifikasi,

pengujian dan perancangan antarmuka.

3.1 Analisa Kebutuhan

Sub Bab ini berisi analisa pencipta lagu yang dipilih, sample lagu untuk

proses pelatihan dan pengujian sistem, metode ekstraksi ciri, klasifikasi

dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik, pengujian sistem dan

kebutuhan sistem.

3.1.1 Analisa Pencipta Lagu

Pencipta lagu yang dipilih dalam klasifikasi ini adalah Ahmad

Dhani, Dewa Budjana, Ian Antono, dan Abdee Negara. Ke empat

musisi atau pencipta lagu tersebut telah menciptakan banyak lagu

sehingga proses pelatihan menjadi lebih maksimal karena banyaknya

data. Ke empat pencipta lagu tersebut juga mempunyai genre musik

yang sama yaitu musik rock.

3.1.2 Analisa Data

Data berupa 40 lagu, 10 lagu dari tiap pencipta lagu. 10 lagu

tersebut akan melalui proses sebelum diolah dalam proses ekstraksi

(43)

banyak melalui pengompresan ke file audio .wav dengan format PCM,

frekuensi 44100 hz, 8 bit, audio tipe mono. hal itu diperlukan untuk

mendapat informasi yang utuh dari setiap lagu. Proses ini

membutuhkan aplikasi Sony Sound Forge Audio Studio 10. Aplikasi

tersebut tidak hanya digunakan untuk konversi audio tipe mp3 ke wav,

namun juga digunakan untuk memotong-motong lagu menjadi 5 file

audio dengan panjang masing-masing 5 detik. 5 file tersebut dipotong

dari tiap file lagu secara berurutan setelah menit pertama. Proses

tersebut menghasilkan 50 file audio untuk setiap pencipta lagu,

sehingga menjadi 200 file wav. 200 file tersebut yang siap diolah

dalam proses ekstraksi ciri.

3.1.3 Metode Ekstraksi Ciri Lagu

Metode ekstraksi ciri menggunakan metode dari George

Tzanetakis yang bernama Music Surface Feature. Untuk

mendapatkan hasil ekstraksi ciri diperlukan metode dalam

pemrosesan sinya digital yaitu Fast Fourier Transform, Inverse

Fourier Transform dan Hamming Window. Metode ekistraksi ciri

tersebut dipilih karena memiliki nilai-nilai yang dapat digunakan

untuk ekstraksi ciri lagu. Tidak hanya itu metode tersebut dapat

(44)

3.1.4 Metode Klasifikasi

Metode klasifikasi menggunakan jaringan syaraf tiruan

propagasi balik dipilih karena memberikan hasil yang akurat dengan

sampel diluar kumpulan sampel yang digunakan untuk pelatihan.

Berikut nilai-nilai parameter yang digunakan pada jaringan

syaraf tiruan propagasi balik:

1. Epoch/iterasi = 5000

2. Kecepatan pembelajaran = 0,1

3. Target error = 0,01 atau 1%

4. Lapisan tersembunyi = 1 lapis

5. Fungsi aktifasi = sigmoid bipolar

6. Inisialisasi bobot menggunakan metode Nguyen dan Widrow.

3.1.5 Metode Pengujian

Metode pengujian yang digunakan adalah 5-Fold Cross

Validation. Metode ini dipakai karena memberikan data yang berbeda

untuk klasifikasi dan pengujian. Sehingga akurasi sistem dapat

diketahui dengan benar.

Hasil dari tiap percobaan akan dimasukan ke dalam tabel

Confusion Matrix untuk menghitung akurasi klasifikasi data.

Tahap pengujian dilakukan pada proses mencari ciri lagu terbaik

(45)

3.1.6 Kebutuhan Sistem

Sistem ini mempunyai kebutuhan perangkat keras dan lunak

untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

1. Kebutuhan Perangkat Keras

Sistem ini membutuhkan perangkat keras dengan

spesifikasi minimal sebagai berikut:

1. Processor : AMD FX 6100, six core, 3,3GHz

2. Memory : 4 GB

3. Hard drive : 160 GB

4. Soundcard : Speaker HD audio device

Spesifikasi tersebut dipilih agar sistem berjalan dengan

maksimal

2. Kebutuhan Perangkat Lunak

Sistem ini membutuhkan perangkat lunak untuk pembuatan

dan menjalankannya, perangkat lunak tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Microsoft Windows 8.1

2. Matlab 2014

3. Sony Sound Forge Audio Studio 10.0

Microsoft Windows 8.1 digunakan sebagai sistem operasi

agar kedua perangkat lunak lainnya dapat berjalan. Matlab 2010

(46)

Sony Sound Forge Audio Studio 10.0 digunakan untuk mengolah

data sebelum diolah oleh sistem.

3.2 Perancangan Sistem

Sub bab ini berisi perancangan sistem dari perancangan proses pelatihan

sampai ke proses pengujian. Pada proses pelatihan dan pengujian terdapat

proses ekstraksi ciri lagu yang menggunakan metode Music Surface Feature

yang dikemukakan oleh George Tzanetakis.

Pada proses pelatihan masukan berupa file audio dengan tipe file .wav

dan frekuensi 44100 hz. Kemudian diambil ciri-ciri audionya. Langkah

selanjutnya ciri-ciri audio dan target/label keluaran dimasukan ke jaringan

syaraf tiruan propagasi balik, yang kemudian menghasilkan model jaringan

syaraf tiruan.

DATA

EKSTRAKSI CIRI

JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

MODEL JARINGAN

Gambar 3.1 Diagram Blok Proses Pelatihan

Hasil dari proses pelatihan yang berupa model jaringan dipakai di

proses pengujian. Sama dengan proses pelatihan, data mentah diambil cirinya

kemudian diproses pada model jaringan. Hasil dari model jaringan tersebut

(47)

DATA

EKSTRAKSI CIRI

MODEL JARINGAN

HASIL KLASIFIKASI

Gambar 3.2 Diagram Blok Proses Pengujian

3.2.1 Ekstraksi Ciri

Proses ekstraksi ciri dilakukan pada semua data mentah. Pada

proses pelatihan ekstraksi ciri dilakukan pada semua data mentah

kemudian disimpan pada variabel untuk setiap ciri. Keluaran dari

proses ini berupa nilai numerik sejumlah 9, sesuai dengan jumlah ciri

lagu.

Ada 8 tahap ekstraksi ciri, dari membaca data mentah sampai

mendapatkan 9 nilai ciri lagu. Tahap tersebut adalah:

1. Hamming window

2. Fast fourier transform (FFT)

3. Inverse Fast fourier transform (IFFT)

4. Pengambilan ciri Centroid

5. Pengambilan ciri Roll Off

6. Pengambilan ciri Flux

7. Pengambilan ciri Zero Cross Rate

(48)

Diagram dibawah ini merupakan urutan dari proses ekstraksi ciri:

Lagu *.wav

Hamming window

FFT

IFFT

Spectral Centroid

Spectral Roll off

Spectral Flux Spectral Zero

Cross

Low Enegy

Gambar 3.3 Diagram Blok Proses Ekstraksi Ciri

Pada Gambar 3.3 proses dimulai dari pengambilan data mentah,

kemudian masuk ke proses Hamming Window. Pada tahap Hamming

Window, data yang sudah dalam bentuk frame dipadatkan. Sehingga

bentuk gelombang akan naik. Hal ini dapat diartikan menormalisasi

(49)

START

END i=1, j=1

i<=40

J<=1024

amplitude(i, j) = amplitude(i,j) * (0.54 - (0.46 *

cos (2 * pi * j / 1023)))

YES

NO

NO

YES

Gambar 3.4 Hamming Window

Proses berlanjut ke tahap Fast Fourier Transform (FFT), pada

proses ini sinyal audio dikonversi ke dalam domain berbasis frekuensi.

(50)

START

magnitude(i, k) = sqrt((real(i, k) * real(i, k)) + (imaginer(i, k) *

(51)

Tahap selanjutnya adalah Inverse Fast Fourier Transform

(IFFT), pada tahap ini sinyal domain frekuensi dikembalikan ke proses

domain waktu. Tahap IFFT dapat dilihat pada Gambar 3.6.

START amplitude1(i, j) + imaginer(i,

k) * sin(2 * 3.14 * k * j /

(52)

Proses selanjutnya adalah mengambil 6 ciri lagu. Yaitu rata-rata

dan varian dari Spectral Centroid, Roll Off dan Flux.

7. Spectral Centroid

Input proses tahap ini adalah magnitude yang merupakan

hasil dari tahap FFT. Magnitude tersebut akan melalui proses

sesuai dengan persamaan 2.8. Hasil dari proses ini adalah

Spectral Centroid. Dari spectral tersebut akan dihitung nilai

rata-rata dan variannya. Tahap Centroid dapat dilihat pada Gambar 3.7

START

min1 = magni(i) max1 = magni(i) i<=40 (magni(i) - rat_cen)) + var_cen

var_cen = sqrt(var_cen / 39)

YES

(53)

8. Spectral Roll Off

Input proses tahap ini adalah magnitude yang merupakan

hasil dari tahap FFT. Magnitude tersebut akan melalui proses

sesuai dengan persamaan 2.9. Hasil dari proses ini adalah

Spectral Roll Off. Dari spectral tersebut akan dihitung nilai

rata-rata dan variannya. Tahap Roll Off dapat dilihat pada Gambar 3.8.

START

rat_ro = rat_ro + magni(i)

rat_ro = rat_ro/40 i<=40

var_ro = ((magni(i) - rat_ro) * (magni(i) - rat_ro)) + var_ro

var_ro =

(54)

9. Spectral Flux

Input proses tahap ini adalah magnitude yang merupakan

hasil dari tahap FFT. Magnitude tersebut akan melalui proses

sesuai dengan persamaan 2.10. Hasil dari proses ini adalah

Spectral Flux. Dari spectral tersebut akan dihitung nilai rata-rata

dan variannya. Tahap Flux dapat dilihat pada Gambar 3.9.

i=1,j=1,

temp2(i) = temp2(i) + temp1

i=1

min1 = temp2(i) max1 = temp2(i)

i<=40

temp2(i) = (((1 - (-1)) * temp2(i)) + ((-1) * max1) - (1 * min1)) / (max1 - min1)

rat_flux = temp2(i) + rat_flux

rat_flux = rat_flux / 40

i<=40

var_flux = ((temp2(i) - rat_flux) * (temp2(i) - rat_flux)) + var_flux

var_flux = sqrt(var_flux / 39) YES

(55)

Proses berikutnya setelah mengambil keenam ciri tersebut adalah

mengambil 3 ciri berikutnya, yaitu rata-rata dan varian dari Zero

Crossing Rate dan Low Energy.

1. Spectral zero crossing rate

Input proses tahap ini adalah amplitudo yang merupakan

hasil dari tahap IFFT. Amplitudo tersebut akan melalui proses

sesuai dengan persamaan 2.11. Hasil dari proses ini adalah

Spectral Zero Crossing Rate. Dari spectral tersebut akan dihitung

nilai rata-rata dan variannya. Tahap Zero Crossing Rate dapat

(56)

i=1,j=1,

rat_zc = rat_zc + zc(i)

rat_zc = rat_zc / 40

i<=40

var_zc = ((zc(i) - rat_zc) * (zc(i) - rat_zc)) + var_zc

var_zc = sqrt(var_zc / 39)

END

(57)

2. Low Energy

Input proses tahap ini adalah amplitudo yang merupakan

hasil dari tahap IFFT. Amplitudo tersebut akan melalui proses

untuk mendapatkan persentase amplitudo yang dibawah rata-rata

amplitudo pada setiap window. Hasil dari proses ini adalah 1 nilai

numerik. Tahap Low Energy dapat dilihat pada Gambar 3.11.

START (amplitude(i, j) * temp1)) + temp2

low_en1(i) =

(58)

Dari hasil ekstraksi ciri. Data yang diperoleh adalah nilai numerik

berjumlah 9. Pada ciri 1 sampai 4 masing-masing terdapat 2 nilai dan 1

nilai untuk ciri 5. Tabel 3.1 adalah contoh hasil ekstraksi ciri.

Tabel 3.1 Contoh Hasil Ekstraksi Ciri

data

3.2.2 Klasifikasi dan Pengujian

Sebelum masuk ke jaringan syaraf tiruan data dibagi menjadi 5

bagian untuk proses pelatihan dan pengujian. Data sejumlah 200 dibagi

menjadi 5.

Tabel 3.2 Five Fold Cross Validation

percobaan Training Testing

1 1,2,3,4 5

2 1,2,3,5 4 3 1,2,4,5 3 4 1,3,4,5 2

5 2,3,4,5 1

Dari 5 percobaan pada Tabel 3.1, akan didapatkan tabel confusion

matrix sehingga dapat dihitung akurasi sistem menggunakan persamaan

(59)

Proses klasifikasi menggunakan jaringan syaraf tiruan propagasi

balik. Dengan proses pengujian membandingkan kombinasi ciri lagu

agar didapat ciri terbaik untuk proses klasifikasi. Setelah didapat

kombinasi ciri lagu terbaik berikutnya mencari arsitekstur terbaik dari

jaringan syaraf tiruan propagasi balik. Pada proses mencari ciri terbaik

arsitekstur jaringan yang digunakan adalah:

a. Input jaringan 1,2,3,…, dan/atau 9 , sesuai dengan kombinasi ciri lagu.

b. Lapisan jaringan sebanyak 3 lapis, dengan 2 lapis tersembunyi,

dan 1 lapis keluaran.

c. Jumlah jaringan pada lapisan tersembunyi pertama dan kedua

masing-masing sebanyak 60.

d. Jumlah jaringan pada lapisan keluaran adalah 4, sesuai dengan

jumlah klasifikasi.

e. Batas epoch 5000

f. Target error 0,01

g. Kecepatan pembelajaran 0,1

h. Target luaran jaringan : Abdee Negara = (1,0,0,0), Dewa Budjana

= (0,1,0,0), Ahmad Dhani = (0,0,1,0), Ian Antono = (0,0,0,1)

Sedangkan pada proses pencarian arsitekstur terbaik input

jaringan akan disesuaikan dengan hasil kombinasi ciri terbaik. Pada

pencarian arsitekstur jaringan terbaik, akan di uji coba beberapa jumlah

(60)

dengan jumlah jaringan bervariasi, sesuai dengan input jaringan.

Jumlah jaringan pada lapis tersembunyi adalah kelipatan dari input

jaringan, yaitu sebanyak 10 kelipatan, contohnya jika input jaringan 10,

maka variasi jumlah jaringan adalah 10, 20, 30,…, 90, 100. Pada jumlah lapis tersembunyi 1, semua jumlah jaringan akan diuji dan dicari

akurasi tertinggi dengan syarat target error terpenuhi. Demikian pula

pada 2 lapis tersembunyi, namun pada 2 lapis tersembunyi, jumlah

jaringan pada lapis 1 dan 2 akan divariasikan.

3.3 Perancangan Atarmuka Sistem

(61)

Pada Gambar 4.12 dapat dilihat antarmuka sistem memiliki 3 panel

fungsi dari sistem, yaitu:

1. Ekstraksi ciri

Pada panel ekstraksi ciri terdapat komponen-komponen sebagai

berikut:

a. Edit text – berfungsi untuk menampilkan direktori data.

b. Tombol cari data – berfungsi untuk membuka jendela pencarian file direktori.

c. Listbox data – berfungsi untuk menampilkan list semua data. d. Tombol ekstraksi ciri – berfungsi untuk menjalankan proses

ekstraksi ciri.

2. Klasifikasi

Pada panel klasifikasi terdapat komponen-komponen sebagai

berikut:

a. Panel ciri lagu – berfungsi untuk menampilkan checkbox ciri lagu. b. Checkbox ciri-ciri lagu – berfungsi untuk memilih ciri yang dipakai. c. Edit text hidden network 1 – berfungsi untuk memasukan jumlah

jaringan lapis tersembunyi 1.

d. Edit text hidden network 2 – berfungsi untuk memasukan jumlah jaringan lapis tersembunyi 2.

(62)

f. Edit text epoch – berfungsi untuk memasukan batas iterasi pada arsitekstur jaringan.

g. Tombol klasifikasi – berfungsi untuk menjalankan proses klasifikasi.

h. Text box confusion matrix – berfungsi untuk menampilkan confusion matrix.

3. Uji lagu

Pada panel uji lagu terdapat komponen-komponen sebagai berikut:

a. Edit text – berfungsi untuk menampilkan direktori data.

b. Tombol cari lagu – berfungsi untuk membuka jendela pencarian file direktori.

c. Text hasil – berfungsi untuk menampilkan hasil pengujian lagu. d. Tombol sinyal dan spektrogram – berfungsi untuk menampilkan

(63)

45

4. BAB IV

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Bab ini berisi uraian implemantasi sistem berupa hasil penelitian dan analisa

ciri lagu serta arsitekstur jaringan terbaik dan antarmuka sistem.

4.1 Hasil penelitian

Hasil peneliatian ini adalah akurasi dari pengenalan lagu berdasarkan

pencipta lagu. Ada dua kombinasi yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu

kombinasi ciri lagu dan kombinasi jumlah jaringan. Contoh data audio berupa

sinyal digital yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada

gambar-gambar dibawah ini. Data tersebut ditampilkan dalam bentuk sinyal digital

dan spektrogram.

Gambar 4.1 Contoh Sinyal dan Spektrogram Audio Lagu Ciptaan Abdee

(64)

Gambar 4.2 Contoh Sinyal dan Spektrogram Audio Lagu Ciptaan Dewa

Budjana

Gambar 4.3 Contoh Sinyal dan Spektrogram Audio Lagu Ciptaan Ahmad

(65)

Gambar 4.4 Contoh Sinyal dan Spektrogram Audio Lagu Ciptaan Ian Antono

4.1.1 Hasil Kombinasi Ciri Lagu

Pada pencarian ciri lagu terbaik proses dilakukan dengan

klasifikasi menggunakan jaringan syaraf tiruan propagasi baik dengan

arsitekstur sebagai berikut:

a. Input jaringan 1,2,3,…, dan/atau 9 , sesuai dengan kombinasi ciri lagu.

b. Lapisan jaringan sebanyak 3 lapis, dengan 2 lapis tersembunyi,

dan 1 lapis keluaran.

c. Jumlah jaringan pada lapisan tersembunyi pertama dan kedua

masing-masing sebanyak 60.

d. Jumlah jaringan pada lapisan keluaran adalah 4, sesuai dengan

jumlah klasifikasi.

(66)

f. Target error 0,01

g. Kecepatan pembelajaran 0,1

Hasil dari klasifikasi tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Keterangan :

a = Spectral Centroid

b = Spectral Roll Off

c = Spectral Flux

d = Spectral Zero Crossing Rate

e = Low Energy

Tabel 4.1 Hasil Kombinasi Ciri

(67)

23 b,c,e 49,50

24 b,d,e 60,00

25 c,d,e 58,50

26 a,b,c,d 60,00

27 a,b,c,e 54,33

28 a,b,d,e 60,77

29 a,c,d,e 60,00

30 b,c,d,e 57,50

31 a,b,c,d,e 65,00

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat akurasi dari kombinasi semua ciri

lagu. Pada tabel tersebut ada ciri a,b,c,d dan e, masing-masing adalah

ciri Centroid, Roll off, Flux, Zero Crossing Rate dan Low Energy.

Sedangkan a,b; a,b,c; a,b,c,d; a,b,c,d,e dan lain-lain merupakan

kombinasi dari kelima ciri tersebut.

Baris yang diberi warna kuning merupakan kombinasi ciri

terbaik, karena mendapat akurasi klasifikasi tertinggi yaitu 65%.

Kombinasi tersebut adalah a,b,c,d,e yaitu semua ciri lagu. Kombinasi

tersebut akan menjadi input pada jaringan syaraf tiruan, untuk mencari

arsitekstur terbaik.

Untuk lebih mudah dalam membandingkan akurasi ciri satu

(68)

Gambar 4.5 Grafik Kombinasi Ciri

Dari Gambar 4.5 dapat dilihat perubahan akurasi jika ciri

dikombinasikan. Dapat dilihat pula bahwa kombinasi ciri terbaik adalah

semua ciri dengan akurasi 65%.

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Grafik Percobaan Ciri Lagu

(69)

4.1.2 Hasil Variasi Arsitekstur Jaringan

1. Satu Lapis Tersembunyi

Tabel 4.2 Hasil Variasi Jumlah Jaringan 1 Lapis Tersembunyi

no

jumlah jaringan. Akurasi tertinggi terdapat pada baris yang diberi

warna kuning. Yaitu pada percobaan no 1 dengan jumlah jaringan

18 dan akurasi sebesar 68,57%.

Untuk lebih mudah dalam membandingkan akurasi dari tiap

percobaan dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Gambar 4.6 Grafik Variasi Jumlah Jaringan 1 Lapis Tersembunyi

50.00

Grafik Percobaan 1 Lapis Tersembunyi

(70)

2. Dua Lapis Tersembunyi

Tabel 4.3 merupakan hasil dari variasi jumlah neuron pada

dua lapis tersembunyi.

Tabel 4.3 Hasil Variasi Jumlah Jaringan 2 Lapis Tersembunyi

(71)
(72)

73 36 57,00

Dapat dilihat dari Tabel 4.3 hasil dari percobaan masing-masing

variasi. Percobaan no 93 yang diberi warna kuning adalah percobaan

dengan akurasi tertinggi yaitu 71%. Akurasi tersebut didapat pada

jumlah lapis pertama 99 dan lapis kedua 36. Sehingga sistem ini

mencapai akurasi sebesar 71%.

Dapat dilihat pada grafik di bawah ini perubahan akurasi pada

(73)

Gambar 4.7 Grafik Percobaan 2 Lapis Tersembunyi

Dari Gambar 4.7 dapat dilihat perubahan akurasi jika jumlah

jaringan lapis pertama dan kedua divariasikan. Untuk lebih jelas

melihat perubahan akurasi dari jumlah jaringan lapisan tersembunyi

pertama 99. Dapat dilihat pada gambar 4.8.

0 10 20 30 40 50 60 70 80

18 27 36 45 54 63 72 81 90 99

Grafik Percobaan 2 Lapis Tersembunyi

(74)

Gambar 4.8 Grafik Percobaan 2 Lapis Tersembunyi Dengan Lapis 1

Berjumlah 99

Jika dibandingkan dengan percobaan menggunakan 1 lapis

tersembunyi, hasil dari 2 lapis tersembunyi lebih tinggi akurasinya.

Yaitu pada variasi jumlah jaringan 99 dan 36. Tabel 4.4 merupakan

confusion matrix dari pengujian dengan 2 lapis tersembunyi yaitu 99

dan 36 serta kombinasi seluruh ciri lagu.

Tabel 4.4 Confusion Matrix Pengujian Dengan 2 Lapis Tersembunyi Yaitu 99

Dan 36

Abdee

Negara Dewa Budjana

Ahmad

Grafik Percobaan 2 Lapis Tersembunyi Dengan Lapis 1

berjumlah 99

(75)

Dari confusion matrix pada Tabel 4.4 dapat dihitung akurasi

keseluruhan dengan persamaan 2.28. Dari Tabel tersebut juga dapat

dihitung akurasi tiap kelas dengan persamaan 2.30, 2.32.

1. Akurasi keseluruhan

= ⁡ + + + + + + ++ + ++ + + + + + + +

× % = × % = . × % = %

2. Akurasi kelas Abdee Negara

⁡� ⁡ = + + + × % = %

3. Akurasi kelas Dewa Budjana

⁡�ℎ ⁡ ℎ = + + + × % = %

4. Akurasi kelas Ahmad Dhani

⁡� ⁡ = + + + × % = %

5. Akurasi kelas Ian Antono

⁡� ⁡ = + + + × % = %

Hasil pengenalan terbaik ada pada abdee Negara dengan akurasi

86%. Hasil itu dapat dihubungkan dengan lagu-lagu dari slank, yang

(76)

4.2 Penggunaan Sistem

Gambar 4.9 Tampilan Antarmuka Sistem

Pada Gambar 4.9 dapat dilihat antarmuka sistem memiliki 3 panel

fungsi dari sistem, yaitu:

a. Ekstraksi ciri

(77)

b. Klasifikasi

Proses klasifikasi dilakukan dengan memilih 1 atau lebih ciri lagu.

Kemudian memasukan nilai variabel jaringan syaraf tiruan, yaitu: hidden

network 1, hidden network 2, goal dan epoch. Setelah itu menekan

tombol “klasifikasi”.

c. Uji lagu

Proses ini dilakukan untuk menguji satu lagu dengan penciptanya.

Cara menguji lagunya adalah menekan tombol “cari lagu”. Kemudian

menekan tombol “uji lagu”. Kemudian akan muncul hasil dari pengenalan lagu tersebut (Abdee Negara, Dewa Budjana, Ahmad Dhani

atau Ian Antono).

Tombol sinyal berfungsi untuk melihat gambar sinyal dari data

yang telah dipilih. Sedangkan spectrogram digunakan untuk melihat

Gambar

Tabel 2.1 Confusion Matrix 2 kelas (Tan, Steinbach, & Kumar, 2006). .............. 23
Gambar 2.1 Ilustrasi Jaringan Lapis Tunggal (Siang, 2007)
Gambar 2.2 Ilustrasi Jaringan Lapis Majemuk (Siang, 2007)
Gambar 2.3 Ilustrasi Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini hasil analisis pertama diregresi ulang dengan menggunakan model Fama dan Mac Beth untuk menunjukkan hubungan nilai beta saham dari setiap

Berdasarkan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Thahjono dan Swastika, yang menyatakan bahwa mengkonsumsi kopi dapat menurunkan kadar glukosa darah

Hasil kuantifikasi atau penghitungan plak yang terbentuk (PFU) (Tabel 1) setelah dilakukan satu kali perbanyakan dalam proporsi yang sama (100 µl kultur EPEC diinfeksikan dengan

Dari tabel pengujian tersebut dapat dilihat bahwa preferensi responden terhadap produk olahan berbahan baku ubi jalar yang dilihat dari atribut rasa, aroma, tekstur produk

Hasil sidik ragam menunjukan bahwa pengaaruh intraksi pupuk kandang sapi terhadap dua varietas tanaman terung ungu dan hijau berbeda sangst nyata terhadap tinggi tanaman

Menurut Nawawi (2012:67): Metode deskriptif diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan /melukiskan keadaan subyek/obyek

Faktor yang terbukti sebagai faktor risiko penyakit ginjal kronis diabetes pada diabetes mellitus tipe-2 adalah diabetes pada keluarga, hipertensi, kurangnya latihan jasmani

Kurikulum sebelumnya untuk Studi Perpustakaan dan Informasi di Universitas Diponegoro adalah: General English (semester pertama), English for Conversation (semester kedua),