• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIKROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA SMP NEGERI 1 DELITUA KABUPATEN DELI SERDANG T.A 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIKROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA SMP NEGERI 1 DELITUA KABUPATEN DELI SERDANG T.A 2012/2013."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK

ROLE PLAYING

DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI

SISWA SMP NEGERI 1 DELITUA KABUPATEN

DELISERDANG T.A 2012/2013

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

oleh;

SAHRANI ANGGRAINI

NIM 109351034

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

pengaruh bimbingan kelompok melalui teknik role playing dalam meningkatkan konsep diri siswa SMP Negeri 1 Delitua kabupaten Deli Serdang T.A 2012/2013. Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya Kepada Ibu Dra. Kemali Syarif, M.pd sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bantuan, dukungan, motivasi dan dengan penuh ketekunan, kesabaran juga loyalitas membimbing dalam penulisan skripsi sampai saya sidang.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si sebagai Rektor Universitas Negeri Medan

2. Bapak Drs. Nasrun Nasution, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED, Pembantu dekan I, pembantu dekan II dan pembantu dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang banyak memberi saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini dan kepada Ibu Dra. Nurarjani, M.Pd sebagai Sekretaris Jurusan.

(6)

5. Bapak/Ibu dosen dan Beserta para staf Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan kemudahan dalam pengurusan pengajuan judul skripsi hingga pengajuan sidang., khususnya jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah memberikan bekal ilmu hingga penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Dra.Zulhaini,S selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing selama perkuliahan.

7. Bapak Drs.Zainal Abidin sebagai kepala sekolah SMP Negeri 1 Delitua yang telah memberikan izin dan kemudahan untuk penelitian di sekolah tersebut, serta seluruh Bapak dan Ibu Guru yang mengajar di sekolah tersebut. Khususnya, guru BK SMP Negeri 1 Delitua yang sangat mendorong dan mendukung selama penelitian.

8. Secara Teristimewah kepada Kedua Orang tua penulis Ibunda Sabariah tercinta dan Ayahanda tercinta Amran yang telah mendidik dan memberikan kasih sayang, dukungan, semangat dan motivasi kepada saya berupa materi, moril serta do’anya yang tiada putus-putusnya sehingga dapat menjadi kekuatan dalam menyelesaikan studi kejenjang sarjana pendidikan.

9. Tak lupa pula buat kakak dan Adikku tercinta Nuri Amsari Astuti, S.Pd, Riski Maulana dan Reyza Maulizar yang telah memberikan dukungan moril serta do’a kepada penulis.

(7)

Bimbingan dan Konseling Stambuk 09 yang telah banyak memberikan masukan dan saran, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. 11. Dan tak lupa ucapan terimaskasih kepada siswa/i SMP Negeri 1 Delitua

yang telah membantu penulis dalam penelitian.

Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulisan menyadari skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya dalam memperkaya Ilmu Pendidikan di bidang Bimbingan Konseling. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2013 Penulis

Sahrani Anggraini NIM. 109351034

DAFTAR ISI

(8)

SAHRANI ANGGRAINI : Pengaruh bimbingan kelompok melalui teknik role playing dalam meningkatkan konsep diri

siswa SMP Negeri 1 Delitua kabupaten Deli Serdang T.A 2012/2013

Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah pengaruh bimbingan kelompok melalui teknik role playing dalam meningkatkan konsep diri siswa SMP Negeri 1 Delitua kabupaten Deli Serdang T.A 2012/2013. Sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh bimbingan kelompok melalui teknik

role playing dalam meningkatkan konsep diri siswa SMP Negeri 1 Delitua

kabupaten Deli Serdang T.A 2012/2013. Metode yang digunakan adalah penelitian Eksperimen. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII-2 SMP Negeri 1 Delitua yang memiliki konsep diri yang rendah. Besar sampel yang diambil adalah sebanyak 10 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling

terhadap sejumlah siswa yang mengalami konsep diri negatif.

Berdasarkan hasil aplikasi instrumentasi di peroleh besar sampel adalah 10 orang siswa yang memerlukan layanan bimbingan kelompok melalui teknik Role Playing. Analisis terhadap hasil penelitian menunjukan bahwa konsep diri siswa meningkat dan diperkuat dengan observasi selama bimbingan kelompok. Berdasarkan hasil ini dapat dikemukakan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi ada pengaruh bimbingan kelompok melalui teknik role playing dalam meningkatkan konsep diri siswa SMP Negeri 1 Delitua kabupaten Deli Serdang T.A 2012/2013 dapat diterima.

(9)

Kata Pengantar…....……...………... vi

Daftar Isi………... ix

Daftar gambar ... xii

Daftar tabel ... xiii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masala... 1

B. Identifikasi Masalah... 9

C. Batasan Masalah ... 10

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian... 10

F. Manfaat Peneltian... 11

BAB II: KAJIAN TEORI A. Kerangka Teori 1. Konsep Diri... 13

a. Pengertian Konsep Diri... 13

b. Pentingnya Konsep Diri dalam Perilaku... 15

c. Pembagian Konsep Diri... 18

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri ... 20

2. Bimbingan Kelompok... 21

a. Pengertian Bimbingan Kelompok... 22

b. Tujuan Bimbingan Kelompok... 23

c. Komponen Bimbingan Kelompok... 24

(10)

3. Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing.... ... .. 30

a. Pengertian Role Playing (bermain peran)... 30

b. Tujuan Dan Manfaat Penggunaan Role Playing (bermain peran). 32 c. Langkah-Langkah Penggunaan Teknik Role Playing (bermain peran)... 33

d. Kelebihan dan Kelemahan Teknik Role Playing ... ... 40

e. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pelaksanaan Role Playing ... ... 42

f. Bentuk-Bentuk Role Playing... 43

4. Pengaruh Bimbingan Dan Kelompok Melalut Teknik Role Playing Dalam Meningkatkan Konsep Diri Siswa... 45

B. KERANGKA KONSEPTUAL... 48

C. HIPOTESIS... 51

BAB III : METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Jenis penelitian... 52

1. Lokasi penelitian... 52

2. Jenis Penelitian... 52

3. Desain Penelitian... 52

B. Populasi Dan Sampel... .. 53

1. Populasi... 53

2. Sampel... 53

C. Operasional Variabel Penelitian... 54

(11)

2. Defenisi Operasional... 54

D. Teknik Pengumpulan Data... 57

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 60

F. Teknik Analisa Data... ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 63

A. Gambaran umum lokasi penelitian... 63

B. Deskripsi data hasil penelitian... 64

C. Uji persyaratan analisis ... 64

a. Uji normalitas... 64

b. Uji homogenitas... 65

D. Uji hipotesis... 66

E. Pembahasan hasil penelitian... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... . 71

A. Kesimpulan... 71

B. Saran... 71

Daftar pustaka... 75

Daftar Gambar... xii

Daftar Tabel... xiv

Lampiran ... 77

Daftar Gambar Gambar 2.1: Komponen Bimbingan Kelompok Yang Efektif... 25

(12)

Tabel 3.1: pilihan angket ... 58

Tabel 3.2: kontruksi kisi-kisi dan instrumen meningkatkan konsep diri... 59

Tabel 4.1 : Ringkasan hasil analisis uji normalitas data konsep diri... 65

Tabel 4.2 : Ringkasan hasil analisis uji Homogenitas data konsep diri... 65

Tabel 4.3 : Ringkasan hasil analisis uji Hipotesis data konsep diri... ... 66

Lampiran 1: angket konsep diri uji coba... 77

Lampiran 2 : data penelitian angket uji coba ...80

Lampiran 3 : Tabel ringkasan perhitungan angket konsep diri siswa... 82

Tabel r Product Moment Pada Sig.0,05 (Two Tail)... 83

Lampiran 4 :tabel perhitungan hasil Varians...85

Lampiran 5 : angket konsep diri siswa... 87

Lampiran 6 : data penelitian pre test dan post test... .. 89

Tabulasi data penelitian ... 90

Lampiran 9 : uji normalitas data konsep diri Pre-test... 96

Uji normalitas data konsep diri siswa post-test... 97

Daftar nilai kritis uji lillieffors...98

Lampiran 10 : tabel tabulasi data Pre-test dan post test...100

(13)

pedoman observasi konsep diri siswa pertemuan II...125

pedoman observasi konsep diri siswa pertemuan III...136

pedoman observasi konsep diri siswa pertemuan IV...148

BAB I

PENDAHULUAN

(14)

Gambar 2.3:langkah kedua, partisipan... 34

Gambar 2.4: langkah ketiga, menyiapkan pengamatan (observer)... 35

Gambar 2.5: langkah keempat, menata panggung... 35

Gambar 2.6: langkah kelima, pemeran... 36

Gambar 2.7: langkah keenam, diskusi dan evaluasi... 36

Gambar 2.8: langkah ketujuh, pemeran kembali... 37

Gambar 2.9: langkah kedelapan, diskusi dan evaluasi kedua... 37

Gambar 2.10: langkah kesembilan, berbagi pengalaman dan melakukan generalisasi... 38

Gambar 2.11: tahap-tahap perkembnangan kegiatan bimbingan kelompok... 49

Gambar 2.12: variabel X Y... 50

Gambar 1: menjelaskan pengertian konsep diri... 117

Gambar 2 : siswa mengeluarkan pendapatnya... 117

Gambar 3 : pimpinan kelompok membagikan skenario untk dipahami pada saat pertemuan kedua... 118

Gambar 4 : berdiskusi dan meminta siswa mengeluarkan pendapatnya... 118

Gambar 5 : siswa memainkan perannya...127

(15)

Gambar 7 : siswa membacakan puisi yang ada di skenario... 128

Gambar 8 : berdiskusi... 128

Gambar 9 : menentukan peran... 138

Gambar 10 : anggota kelompok sudah siap melaksanakan teknik role

playing... 138

Gambar 11 : saat melakukan teknik role playing... 139

Gambar 12 : diskusi setelah role playing... 139

Gambar 13 : siswa melakukan permainan di dalam bimbingan

kelompok... 139

Gambar 14 : siswa bersama-sama memecahkan permainan lingkaran

berbelit... 148

Gambar 15 : siswa mengisi angket (post-test)... 148

Gambar 16 : siswa konsentrasi dalam mengisi angket... 149

Daftar Tabel

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi ini, kita sedang memasuki suatu abad baru yang banyak menimbulkan perubahan dan perkembangan, sekaligus menjadi tantangan. Tantangan akibat perubahan dan perkembangan yang cepat, terjadi baik pada aspek sosial, budaya, dan teknologi. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi akibat perubahan tersebut semakin komplek, baik masalah pribadi, sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain. Untuk menghadapi tantangan ini diperlukan kesiapan individu secara fisik dan mental, agar lebih mampu mengatasi berbagai hal dalam mencapai kesuksesan.

(17)

hubungan yang lebih akrab. Pada perkembangan individu dituntut memiliki kemampuan penyesuain sosial dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Pada kenyataannya, perkembangan fisik yang terjadi pada individu tidak semuanya membuat individu merasa nyaman, akan tetapi sebaliknya banyak individu tidak percaya diri akan perubahan fisiknya. Penampilan fisik individu merupakan ciri pribadi atau identitas dari seseorang, sehingga ketika individu tidak percaya diri dengan keadaan fisiknya dan kekurangannya itu, maka akan merasa minder bahkan akan menjauhi teman sebayanya. Selain itu banyak juga individu yang perkembangan kognitifnya berbeda dengan teman sebayanya dan mengikuti pelajaran di sekolah akan terlambat. Perkembangan sosial banyak terjadi konflik antar teman sebaya dan banyak terjadi individu yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan teman-temannya. Sebagai contoh, dalam pergaulan siswa banyak yang salah memilih teman akrab atau teman bermain akibat salah pergaulan siswa merokok di lingkungan sekolah, sering cabut dan sering tidak masuk sekolah. Contoh lainnya adalah siswa yang tidak mampu mengerjakan tugasnya (PR) akan sering mencontek pada temannya akibatnya ia secara perlahan-lahan dijauhi oleh teman-temannya.

Dari contoh masalah di atas dapat disimpulkan bahwa pandangan individu terhadap keadaan dirinya baik secara fisik,psikis maupun sosial sangat berpengaruh pada perkembangan dirinya dalam menentukan hidupnya. Cara memandang individu terhadap dirinya disebut dengan “konsep diri”. Konsep diri adalah persepsi keseluruhan yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri. Mead (dalam Slameto 2010:182) menyebutkan konsep diri sebagai suatu produk sosial yang di bentuk melalui proses internalisasi dan organisasi pengalaman-pengalaman psikologis.

(18)

dimiliki serta bagaimana harus bersikap terhadap keadaan tersebut. Tingkah laku individu sangat bergantung pada kualitas konsep dirinya. karakteristik konsep diri terbagi dua macam yaitu konsep diri negatif dan konsep diri positif.

Burns (1993:279) Karakteristik mengenai konsep diri yang negatif yang pertama, mereka dapat menjadi sangat peka terdapap kritik, karena kritik dipandang sebagai pengabsahan lebih lanjut kepada inferioritas mereka. Yang kedua, sikap yang hiperkritis dipergunakan utnuk memperthankan citra diriyang goyah dan mengarahkan kembali perhatian kepada kekurangan dari orang-orang lain alih-alih kekurangan dari diri seseorang. Yang ketiga, terdapat kompleks penyiksaan dimanan kegagalan ditempatkan pada rencana-rencana tersembunyi dari orang-orang lain dan kesalahan ditunjukan kepada orang lain; di dalam cara ini kelemahan pribadi dan kegagalan tidak diakui. Yang keempat, sering terdapat respons yang berlebihan terhadap sanjungan; setiap pujian adalah lebik baik dari pada tidak ada sama sekali perasaan aman ditingkatkan dengan berusaha untuk mendapatkannya. Yang terakhir, orang dengan perasaan harga diri yang negatif berkemungkinan besar utnuk menunjukan sikap mengasingkan diri, malu-malu dan tidak ada niat untuk persaingan.

Sebaliknya seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Orang dengan konsep diri yang positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang.

Memahami konsep diri sangatlah penting, karena dengan pemahaman konsep diri yang benar seseorang akan dapat lebih mengetahui dirinya sendiri dan belajar untuk lebih menerima dirinya. Hal ini juga akan membuat individu tidak mudah kehilangan arah perjalanan hidup, tidak mudah terpengaruh dan apabila terpaksa melakukan suatu perubahan tidak akan membuat dirinya menjadi ‘shock’ karena perubahan yang terjadi.

(19)

cara dan bahan agar individu tersebut mampu mandiri dalam memecahakan masalah-masalah yang dihadapinya. Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku suat jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu (F.Parson dan Jones dalam Prayitno, 1994:93). Sedangkan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang didasarkan pada prosedur wawancara konseling oleh seorang ahli kepada yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi siswa. Menurut Jones (dalam Prayitno 1994:101) konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan itu.

Dengan bimbingan dan konseling siswa dibantu dalam memecahkan masalah-maslah yang dihadapinya. Dalam kegiatan bimbingan dan konseling ada beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling yaitu layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan bimbingan belajar, layanan konseling individu, layanan bimbingan kelompok dan layanan konseling kelompok. Begitu banyak layanan bimbingan dan konseling maka peneliti mengambil salah satu layanan bimbingan dan konseling yang digunakan untuk penelitian adalah layanan bimbingan kelompok yang di singkat BKP.

(20)

Dari pengalaman waktu PPL (program pengalaman lapangan) dan pengamatan saya, ternyata banyak siswa yang mengalami kegagalan dalam pelajaran bukan disebabkan oleh tingkat intelegensi yang rendah melainkan oleh adanya perasaan tidak mampu mengerjakan tugas, dalam hal ini ada kaitannya dengan konsep diri siswa tersebut. Pandangan individu terhadap kemampuan yang dimiliki akan mempengaruhi motivasinya dalam mengerjakan tugas. Apa lagi ada kelas unggulan, siswa yang kelasanya terakhir merasa minder dengan kelas yang unggulan dikarenakan siswa yang kelas unggulan adalah kelas yang siswa-siswanya sangat pintar, kreatif, disiplin, dan selalu memenangkan juara setiap kali perlombaan antar kelas. Sehingga kelas yang terakhir merasa terasingkan, merasa kurang mampu dalam pelajaran, tidak kreatif, selalu ribut di dalam kelas, dan kurang disiplin. Ada juga siswa yang tidak masuk sekolah selama 11 hari bahkan ada hampir 1 bulan tidak masuk sekolah dikarenakan siswa mempunyai masalah keluarga, kurangnya perhatian orangtua, dan selalu dimarahi orangtuanya serta siswa merasa tidak dianggap sebagai anak. Ada juga siswa salah pergaulan akibatnya siswa tersebut pernah mengkonsumsi ganja dan ia mengatakan bahwa dirinya telah kecanduan merokok, pihak keluarganya menyuruh ia untuk bekerja setelah pulang sekolah oleh karena itu ia bekerja bersama orang yang lebih tua darinya dan mengajak ia untuk merokok dan mengkonsumsi ganja tersebut. Banyak sekali siswa-siswa mengalami masalah dengan konsep dirinya. Kalau masalah ini dibiarkan maka akan tumbuh konsep diri yang negatif dan akan menghambat masa depan siswa.

(21)

Keberhasilan siswa dalam pendidikan tidak terlepas dari pihak sekolah salah satunya yaitu guru pembimbing (konselor). Tugas seorang konselor di sekolah adalah mengembangkan bahkan meningkatkan konsep diri siswa melalui proses bimbingan dan konseling. Siswa yang memiliki konsep diri negatif akan berpengaruh terhadap kualitas belajar siswa di sekolah. Perasaan yang tidak mampu untuk mengerjakan tugas akan mempengaruhi sikap belajarnya, sehingga banyak siswa yang kurang motivasi untuk belajar. jika hal ini terus-menerus dibiarkan dan tidak dibantu, maka akan berpengaruh terhadap perilakunya dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, konselor harus melakukan upaya dalam meningkatkan konsep diri siswa.

Ada beberapa jenis metode bimbingan kelompok menurut Tohirin (2007:289) adalah 1) program home room, 2) karyawisata, 3) diskusi kelompok, 4) kegiatan kelompok, 5) organisasi siswa, 6) sosiodrama (teknik role playing), 7) psikodrama,dan 8) pengajaran remedial. Dari beberapa metode atau teknik bimbingan kelompok saya memakai teknik sosiodrama (teknik role playing). Tohirin (2007:293) mengatakan sosiodrama dapat digunakan sebagai salah satu cara membimbing kelompok. Sosiodrama merupakan suatu cara membantu memecahkan masalah siswa melalui drama. Sesuai dengan namanya, masalah-masalah yang dramakan adalah masalah-masalah sosial. Teknik ini dilakukan melalui kegiatan role playing (bermain peran). Lebih lanjut dijelaskan oleh Winkel dan Hastuti (1997:571) sosiodrama merupakan dramatisasi dari persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam pergaulan dengan orang-orang lain, termasuk konflik yang sering dialami dalam pergaulan sosial. Untuk itu digunakan role playing, yaitu beberapa orang mengisi peranan tertentu dan memainkan suatu adegan tentang pergaulan sosial yang mengandung persoalan yang harus diselesaikan.

(22)

berkolaborasi untuk merajut sebuah cerita bersama, sehingga berkesempatan melakukan, menafsirkan dan memerankan suatu peranan. Uno (2007:25) mengatakan bahwa bermain peran sebagai suatu model pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. Artinya, melalui bermain peran siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran-peran yang berbeda dan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain. Uno juga mengungkapkan bahwa proses bermain peran ini dapat memberikan contoh kehidupan perilaku manusia yang berguna sebagai sarana bagi siswa untuk: (1) menggali perasaannya; (2) memperoleh inspirasi dan pemahaman yang berpengaruh terhadap sikap, nilai dan persepsinya; (3) mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah; (4) mendalami mata pelajaran dengan berbagai cara. Hal ini akan bermanfaat bagi siswa pada saat terjun ke masyarakat kelak karena ia akan mendapatkan diri dalam situasi dimana begitu banyak peran terjadi, seperti dalam lingkungan keluarga, bertetangga, lingkungan kerja, dan lain-lain. Sebagai contoh, seorang siswa memilih untuk memainkan peran sebagai ayah yang berkumis tebal dan sangat galak. Penelitian melalui role playing ini dibuat dengan bertujuan untuk membantu siswa agar meningkatkan konsep diri kearah positif dengan memerankan peran yang dapat menumbuhkan kemampuan atau keunggulan dirinya serta meningkatkan penyesuaian diri dalam hidupnya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini diberi judul : pengaruh bimbingan kelompok melalui teknik role playing dalam meningkatkan konsep diri siswa SMP

Negeri 1 Delitua kabupaten Deli Serdang T.A 2012/2013.

B. Identifikasi Masalah

(23)

sebagai berikut:

1. Siswa kurang percaya diri dalam mengerjakan tugas 2. Siswa merasa pesimis

3. Siswa tidak mampu meningkatkan konsep diri yang positif 4. Siswa sering terjadi konflik dengan teman sebayanya

5. Siswa tidak mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya

6. Adanya kecenderungan sebagian siswa yang tidak tahu arah yang positif dan negatif

7. Siswa tidak bisa mengontrol akan dirinya

8. Siswa lebih cenderung mementingkan dirinya sendiri daripada orang lain

C. Batasan Masalah

Dengan perhitungan keterbatasan kemampuan peneliti, maka peneliti dibatasi pada bimbingan kelompok melalui teknik role playing dalam meningkatkan konsep diri siswa SMP Negeri 1 Delitua kabupaten Deli Serdang T.A 2012/2013.

D. Perumusan Masalah

Apakah ada pengaruh pelaksanaan bimbingan kelompok melalui teknik role playing dalam meningkatkan konsep diri siswa SMP Negeri 1 Delitua kabupaten Deli Serdang T.A 2012/2013?

(24)

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan peneliti adalah Untuk mengetahui adakah pengaruh bimbingan kelompok melalui teknik role playing dalam meningkatkan konsep diri siswa SMP Negeri 1 Delitua kabupaten Deli Serdang T.A 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian maka diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat dalam penelitian ini sebagai bentuk pembekalan diri yang lebih baik serta mengetahui konsep diri individu dan menambah pengetahuan yang luas tentang konsep diri dan dapat mengaplikasikan ke arah yang lebih positif. Selain itu juga sebagai bahan Pengembangan dan pembelajaran dalam Bimbingan konseling.

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

(25)

b. Bagi guru BK

Bagi guru BK sekolah sebagai program perencanaan bimbingan dan konseling di sekolah sekaligus sebagai ilmu pengetahuan dalam mengembangkan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah.

c. Bagi peneliti

Bagi peneliti manfaat dari penelitian ini adalah menambah pengalaman, pengetahuan dan wawasan yang luas. Secara tidak langsung peneliti sudah menerapkan tingkah laku yang positif, mengembangkan konsep diri positif, mengontrol tingkat emosional, membentuk kepribadian kearah positif.

d. Bagi peneliti selanjutnya

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti, maka diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh bimbingan kelompok melalui teknik role playing dalam meningkatkan konsep diri siswa SMP Negeri 1 Delitua Kabupaten Deli Serdang T.A 2012/2013. Hal ini dibuktikan dengan perhitungan uji t (thitung > ttabel = 2.95 > 1.83).

Pemberian layanan bimbingan kelompok teknik role playing lebih efektif diberikan kepada siswa yang mempunyai konsep diri negatif karena kegiatan ini merupakan tempat bersosialisasi siswa dengan anggota kelompok lain dan masing-masing anggota kelompok akan lebih mudah untuk memahami dirinya sendiri dengan lebih baik.Sehingga, bimbingan kelompok melalui teknik role playing dapat meningkatkan konsep diri siswa menjadi lebih baik.

B. Saran

Saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti adalah :

1. Guru pembimbing hendaknya melakukan kegiatan layanan bimbingan kelompok melalui teknik role playing untuk meningkatkan konsep diri positif siswa

(27)

3. Bagi siswa tingkatkan terus konsep diri positif, karena ini juga berpengaruh pada siswa saat belajar di kelas. Siswa yang konsep diri positif tinggi akan baik dalam bersosialisasi, optimis, mudah percaya diri, ingin berjuang meskipun gagal tidak mudah menyerah, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya sehingga makin efektif komunikasinya berlangsung.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta.

Burns,R.B.1993. Konsep Diri Teori, Pengukuran, Perkembangan Dan Perilaku. Jakarta:Arcan.

Hajar,Siti. 2011. Psikologi Pengajaran Dan Bimbingan (Bahan Kuliah). Medan:UMN.

Hamalik,Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Hutagalung,inge. 2007. Pengembangan Kepribadian Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Positif. Bekasi: jaya cemerlang.

Istarani (Eds.). 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Mulyadi,Kresno. Tanpa tahun. Tujuan dan Manfaat Bermain Peran. (online). Dalam

http://roleplaying.google.com diakses pada 15 Februari 20 13.

Prayitno. & Amti,Erman. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.1994. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

1995. Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok (Dasar Dan Profil). Padang:Ghalia Indonesia.

1994. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Rafhael.2013. Program Bimbingan Melalui Teknik Role Playing Untuk Menanggulangi Perilaku Bullying Siswa Kelas XI SMA PKMI-1 Medan. Tesis di Pascasarjana Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Romlah,Tatiek. 2005. Teknik dan Teori Bimbingan Kelompok. (online). Dalam

http://psikologibelajar.com diakses 18 Februari 2013.

Rusaman.Tanpa tahun. pengertian Bermain Peran. (online). Dalam

http://digilib.unimus.ac.id.com diakses pada 15 Februari 20 13.

S,Sudjana. 2001. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production.

(29)

Subagyo, Pangestu dan Djarwanto. 2005. Statistika Induktif Edisi 5. Yogyakarta: BPFE-Yagyakarta.

Stuart dan Sundeen. Tanpa tahun. Pembagian konsep diri. (online). Dalam

http://digilib.unimus.ac.id.com diakses pada 18 Februari 20 13.

Tanjung, Bahdin Nurdan Ardian. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi

Dan Tesis). Medan: Kencana Prenada Media Group.

Tohirin.2007. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis Integrasi).

Jakarta: Grafindo.

Uno,Hamzah B (Ed.). 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar

Yang Kreatif Dan Efektif. Bandung:Bumi Aksara.

2005. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Bandung:Bumi Aksara.

Usman, Husain dan Akbar, Purnomo Setiadi. 2006. Pengantar statistika edisi kelima. Jakarta: Bumi Aksara.

Winkel,W.S dan Hastuti,M.M. 1997. Bimbingan Dan Konseling Di Istitusi Pendidikan Edisi

Revisi. Yogyakarta: Media Abadi.

Gambar

Gambar  2.1: Komponen Bimbingan Kelompok Yang Efektif....................... 25
Tabel 3.2: kontruksi kisi-kisi dan instrumen meningkatkan konsep diri..........   59
Gambar 8 : berdiskusi........................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

This is in particular true of the binary encodings, variable array size, local and reference frames and semantics concepts4. Summary of change:  Add clear examples and

Although the standard allows for GetFeatureInfo to return responses in different encodings, it however relies on a separate service such as WPS or a client application to transform

Abstrak —Struktur komposit merupakan struktur yang terdiri dari dua atau lebih material berbeda sifat dan karakteristik yang berkerja bersama sama untuk memikul beban yang

[r]

Maka hal ini menunjukkan bahwa model yang dapat memberikan hasil peramalan untuk ketinggian curah hujan terbaik untuk lokasi Tumpang, Pujon, dan Batu adalah model VAR-NN dengan 1

Pada Prototyping model kadang – kadang klien hanya memberikan beberapa kebutuhan umum software tanpa detile input, proses atau detail output dilain waktu mungkin

Jika Saudara bersedia menjadi responden dan dilakukan pengukuran kualitas tidur, maka saya mohon untuk menandatangani persetujuan dan mengisi kuesioner yang

(5) Selesai membaca shalawat, dilanjutkan dengan bertakbir yang ketiga sambil mengangkat kedua tangan, tanpa ruku' dan tanpa sujud Selesai bertakbir, kedua tangan kembali: ke posisi