• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK DENGAN MODUL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN KOSMETIKA KECANTIKAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK DENGAN MODUL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN KOSMETIKA KECANTIKAN."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK DENGAN MODUL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PENGETAHUAN KOSMETIKA KECANTIKAN SISWA SMK

SKRIPSI

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA

OLEH:

RUZIQNA KHAIRAT NIM : 508143046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS

FAKUTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

i

ABSTRAK

Ruziqna Khairat, NIM 508143046. Penerapan Metode Diskusi Kelompok Dengan Modul Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pengetahuan kosmetika kecantikan siswa Smk.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 10 Medan T.A 2012/2013 dapat meningkat dengan menggunakan metode Diskusi Kelompok. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Clasroom Action Reseach). Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 10 Medan. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas X Tata Kecantikan yang berjumlah 38 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Tes yang digunakan adalah pretest (tes awal), postest Siklus I dan Siklus II (tes akhir). Observasi aktivitas siswa dilakukan secara langsung pada saat proses pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi kelompok menggunakan modul pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan untuk menghitung ketuntasan belajar siswa digunakan daya serap dengan kreteria ketuntasan minimal 0% ≤ DS < 70%, 70% ≤ DS ≤ 100%, untuk ketuntasan belajar secara klasikal yang tercapai digunakan presentase siswa dalam belajar, reduksi data digunakan untuk mencari presentase siswa yang telah tuntas secara individual dari setiap siswa, untuk menentukan seseorang dikatakan tuntas belajar jika mencapai daya serap dan menentukan daya serap klasikal suatu tes kelas di gunakan rumus presentase kelas yang tuntas belajar dengan kriteria ketuntasan belajar secara klasikal akan berlaku jika dalam kelas tersebut terdapat 80% siswa yang mencapai nilai ≥ 70,00, Hasil observasi aktivitas siswa dari hasil pengamatan di tabulasi berdasarkan katagori kemudian dihitung presentase aktivitas siswa.

(3)

PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK DENGAN MODUL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PENGETAHUAN KOSMETIKA KECANTIKAN SISWA SMK

SKRIPSI

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA

OLEH:

RUZIQNA KHAIRAT NIM : 508143046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS

FAKUTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(4)
(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa

karena berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini

Pada penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, baik secara material maupun moral, oleh karena

itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K., M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Lely Fridiarty,M.Pd selaku Ketua Jurusan PKK Univerfsitas Negeri

Medan.

3. Ibu Dra.Dina Ampera M.Si selaku Sekretaris Jurusan PKK Universitas Negeri

Medan dan selaku Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

4. Ibu Dra. Siti Wahida,M.Si selaku Ketua Prodi Tata Rias Universitas Negeri

Medan.

5. Ibu Dr. Erli Mutiara M.Si selaku dosen pembimbing Akademik dan sebagai

Penguji yang telah memberi bantuan,bimbingan dan motivasi kepada penulis.

6. Ibu Dra. Lina Pangaribuan M.Pd dan Ibu Dra. Sulistiawikarsi M.Pd, sebagai

Penguji yang telah memberi bantuan bimbingan dan motivasi kepada penulis.

7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Teknik khususnya Jurusan PKK Program Studi

Tata Rias yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama mengikuti

perkuliahan di Kampus tercinta ini.

8. Seluruh pegawai Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

9. Teristimewa ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada kedua orangtua

tercinta Ayahanda Fastabiqul Khairat, Ibunda Ramlahwati yang telah

(6)

iii

10.Penulis juga berterima kasih kepada Abang Eka Dodi Suryanto, S.Pd kekasih

tercinta yang telah memberi semangat dan bantuan serta dukungan kepada

penulis selama penyusunan sekripsi.

11.Penulis juga berterima kasih kepada Melina oktaria, Miswari, Asri, Pio

Asimah, Ade Berliana, Puspita, Mey, Lusi, dan teman-teman Tata Rias

Angkatan 2008 Reguler yang saling mendukung dan membantu selama

penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini, oleh karena itu penulis sangat berharap akan saran dan kritik sehingga

dapat menambah wawasan dan jangkauan pemikiran dalam memperbaiki dan

meningkatkan mutu skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih,

semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis

khususnya.

Hormat saya

Penulis,

(7)

v

BABII.KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis ... 7

1. Hasil Belajar Memahami Kosmetika Kecantikan ... 7

2. Tinjauan Tentang Memahami Kosmetika Kecantikan ... 7

3. Metode Pembelajaran ... 14

4. Metode Pembelajaran Diskusi ... 14

5. Tinjauan Modul Pembelajaran ... 25

B. Kerangka Berpikir ... 37

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 39

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 39

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 39

D. Rancangan Penelitian ... 40

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 51

1. Deskripsi Hasil Pra Tindakan ... 52

2. Deskripsi Pelaksanaan dan Temuan pada Siklus I ... 52

a. Perencanaan ... 52

b. Implementasi Tindakan Siklus I ... 52

c. Hasil ObservasiSiklus I ... 56

(8)

vi

3. Deskripsi Pelaksanaan dan Temuan pada Siklus II ... 63

a. Perencanaan ... 63

b. Implementasi Tindakan Siklus II ... 63

c. Hasil ObservasiSiklus II ... 65

d. Refleksi Hasil Tindakan Siklus II ... 71

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 72

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(9)

vii

DAFTAR GAMBAR

1. Proses Pembelajaran Diskusi Kelompok ... 15

2. Bagan Kegiatan Penyusunan Modul ... 25

3. Langkah-langkah Penyusunan PTK ... 36

4. Diagram Hasil Belajar Siklus I ... 54

5. Grafik Aktivitas Siwa dalam Pembelajaran ... 55

6. Diagram Hasil Belajar Siklus II ... 63

(10)

viii

DAFTAR TABEL

1. Format Penyusunan Modul ... 26

2. Skenario Diskusi Kelompok ... 47

3. Keseluruhan Hasil Belajar Siswa ... 50

4. Persentase Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ... 53

5. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa pada Siklus I ... 55

6. Persentase Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ... 62

(11)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Silabus Memahami Kosmetika Kecantikan ... 76

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 79

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 91

4. Data Hasil Penelitian Pretes ... 114

5. Data Hasil Postest Siklus I ... 119

6. Data Hasil Postest Siklus II ... 118

7. Perhitungan Keseluruhan Hasil Belajar Siswa ... 120

8. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ... 121

9. Deskripsi data Hasil Pengamatan ... 122

10. Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ... 123

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini telah memberikan manfaat yang tidak

terhingga bagi kehidupan manusia. Perkembangan teknologi tersebut telah

mencakup segala aspek kehidupan masyarakat. Seiring dengan perkembangan

teknologi tersebut dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM) yang handal. Pendidikan merupakan salah satu bidang yang bertujuan

untuk membentuk manusia seutuhnya yang handal dan berkompeten di segala

bidang.

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang akan

menghasilkan lulusan yang nantinya diharapkan mempunyai lulusan yang

dibutuhkan baik di dunia usaha/dunia industri (DU/DI). Sekolah yang mampu

menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan berkualitas

lebih ditujukan kepada SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Hal ini dilatar

belakangi oleh Peraturan Pemerintah (PP) No. 29 Tahun 1990, Pasal 3 ayat 2,

yaitu, “Menyiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja serta

mengembangkan sikap professional” (Peraturan Pemerintah. No.29 Tahun

1990).

SMK Negeri 10 Kota Medan merupakan suatu lembaga formal yang

(13)

2

Medan. SMK Negeri 10 Kota Medan Memiliki 4 Jurusan diantaranya:

Tata Busana, Tata Boga, Tata kecantikan, Teknik Multimedia. Berbicara

mengenai pelaksanaan pembelajaran di sekolah khususnya di Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) seringkali masih menimbulkan persoalan yaitu

kurangnya pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan, hal ini terjadi

karena banyaknya siswa yang mampu menyajikan tingkat hapalan yang baik

tentang materi ajar yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya siswa tidak

mengetahui konsep yang diajarkan. (Sepektrum kurikulum SMK Negeri 10

Kota Medan).

Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pengetahuan Kosmetika

Kecantikan (PKK) pada SMK Negeri 10 Medan menunjukkan bahwa belum

tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai rata-rata siswa

pada kompetensi PKK yang belum tuntas selama tiga tahun terakhir adalah

pada tahun ajaran 2009/2010 jumlah siswa 30 dengan tidak tuntas 50%, tahun

ajaran 2010/2011 jumlah siswa 35 dengan jumlah tidak tuntas 60% dan tahun

ajaran 2011/2012 jumlah siswa 32 dengan jumlah tidak tuntas 60%. Melihat

nilai rata-rata pada sekolah tersebut menunjukkan belum tercapainya Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) dimana batas kelulusan mata diklat produktif

adalah ≥ 70 (Data Kumpulan Nilai Tahun 2010/2011 – 2011/2012 SMK

Negeri 10 Kota Medan ).

Berdasarkan hasil wawancara (tanggal 21 Mei 2012 pada guru Ibu

Cristien, S.Pd) bidang studi mata pelajaran Pengetahuan kosmetika kecnatikan

(14)

3

metode ceramah untuk menjelaskan teori/materi ajar dan pada akhir

pertemuan guru memberikan tugas dalam bentuk latihan soal. Pola pengajaran

dengan metode terdahulu harus diubah dengan cara menggiring siswa untuk

mencari ilmunya sendiri. Perubahan harus diikuti para guru yang bertanggung

jawab atas penyelenggaraan pendidikan di sekolah dalam upaya meningkatkan

prestasi dan kemampuan siswa, salah satu upaya yang di lakukan adalah

dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang

diajarkan dan dapat mengaktifkan balajar siswa.

Seorang guru pada proses pembelajaran harus benar-benar mampu

memilih metode yang tepat dalam menyampaikan setiap mata isi materi

pembelajaran agar apa yang disampaikan mempengaruhi jiwa siswa dengan

baik. Metode merupakan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan

berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumber daya

terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajar (Ginting,

2008) .

Berdasarkan uraikan diatas, maka perlu dilakukan peneliti dengan judul

yaitu Penerapan metode diskusi kelompok dengan modul pembelajaran untuk

(15)

4

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Metode Pembelajaran Diskusi dengan menggunakan modul pembelajaran

belum pernah diterapkan dalam pembelajaran pengetahuan kosmetika

kecantikan (PKK) di SMK.

2. Rendahnya aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran tidak dapat

memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam Pengetahuan

kosmetika kecantikan (PKK) di SMK.

3. Kurangnya keetersediaan fasilitas belajar berupa buku dapat mempengaruhi

rendahnya hasil belajar siswa dalam pengetahuan kosmetika kecantikan

(PKK) di SMK.

4. Rendahnya aktifitas siswa dalam sosialisasi berkelompok dengan teman dapat

mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa dalam pengetahuan kosmetika

kecantikan (PKK) di SMK.

C. Pembatasan Masalah

Oleh karena luasnya masalah dan keterbatasan peneliti dalam hal waktu,

tenaga serta dana maka dalam penelitian ini dibatasi yaitu untuk menerapkan

pembelajaran Metode diskusi kelompok dengan menggunakan modul

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar Pengetahuan Kosmetika

(16)

5

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka rumusan dalam penelitian ini

adalah: Bagaimana penerapkan metode diskusi kelompok dengan menggunakan

pembelajaran Modul dapat meningkatkan hasil belajar Pengetahuan Kosmetika

Kecantikan pada materi Kopetensi dasar Mendeskripsikan Produk kosmetik

kecantikan kulit siswa kelas X Tata kecantikan SMK Negeri 10 Kota Medan.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang akan di diteliti, maka tujuan penelitian

ini adalah apakah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X dengan

penerapan metode diskusi kelompok dengan menggunakan modul pembelajaran

mata pelajaran Pengetahuan Kosmetika Kecantikan siswa kelas X Tata kecantikan

SMK Negeri 10 Kota Medan?

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan bermanfaat terhadap berbagai pihak,

antara lain :

1. Bagi Peneliti:

a. Dapat digunakan sebagai bahan ajar.

b. Melatih kreativitas dalam mengembangkan teknik-teknik

(17)

6

2. Bagi Siswa :

a. Melatih siswa dalam bekerja sama dan tanggung jawab dalam diskusi

kelompok serta melatih siswa untuk bertanya dan menyampaikan

pendapat.

b. Menciptakan suasana belajar di kelas yang bergairah agar tidak jenuh

seperti kecenderungan mengikuti metode pembelajaran ceramah.

3. Bagi Akademik

a. Informasi bagi guru tentang penerapan model pengajaran Diskusi

Kelompok dengan Modul Pembelajaran dapat meningkatkan hasil

belajar siswa Tata Kecantikan.

b. Memberikan informasi secara tidak langsung kepada guru-guru SMK

Negeri 10 Kota Medan agar menerapkan metode diskusi kelompok

(18)

75 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasilpenelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa penerapan

metode diskusi kelompok menggunakan modul dalam kegiatan

pembelajarandapat meningkatkan hasil belajar Memahami Kosmetika Kecantikan

siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 10 Medan. Terjadi peningkatan nilai

rata-rata yang sebelumnya 66,86pada siklus I menjadi 81,58pada siklus II dan

peningkatan presentase ketuntasan klasikal dari 57,89 % pada siklus I menjadi

86,84 % pada siklus II.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disarankan yaitu:

1. Siswa dapat menerapkan berkelompok dengan teman sehingga siswa terbiasa

dalam mendiskusikan materi terutama materi dalam modul.

2. Siswa harus lebih mengembangkan diskusi kerja sama dalam membahas

materi dengan teman kelompok agar mempermudah untuk mengetahui

pembelajaran yang di pelajarin.

3. Guru dapat mengembangkan metode diskusi kelompok dengan menggunakan

modul dalam semua pembelajaran agar siswa tidak bosan dalam belajar

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Guru juga harus lebih memperhatikan keaktifan siswa dalam proses

(19)

76

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman M, 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Arikunto S, 1998. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto S, Suhardjono, Supardi. 2008.Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.

Depdiknas. 2004. Pedoman Pembelajaran Tuntas (Mastery learning). Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Jakarta.

Djamarah, Syaiful. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta.

Djamarah, S, B. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Dimiati. 2002. Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta

Ibrahim, Nur, Rachmadiarti, Ismono. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNNESA University Press

Ibrahim, F. Rachmadiarti, M. Nur, Ismono, 2002, Pembelajaran Kooperatif, UNESA- University Press, Surabaya.

Kunandar, 2007, Guru Profesional, Rajawali Pers, Jakarta.

Lie,A. 2004. Cooperative Learning : Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Cetakan ketiga. Gramedia Widiasarana. Jakarta.

Sagala, Syaiful, H. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana

(20)

77

Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Subandjana.1994. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sudjana, Nana. 1998. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung. Sinar Baru.

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Yogjakarta. Pustaka Pelajar.

Trianto. 2007. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Kognitif. Yogyakarta. Kencana.

Tranggono, Retno iswari Suharto. 2007. Panduan ilmu pengetahuan kosmetika. Gramedia: Jakarta

Uno, H.B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Winkel,W. S. 1996. Psikologi Pengajaran, Gramedia, Jakarta.

http: www. masbied.com. Pengukuran Dalam Penelitia. 2012-07-06. pm.08:21

Sumiati. 2008. http: www.PDF Peran Metode Diskusi Kelompok Kecil.com 2012-07-06. Pm. 08.30

Suradi. 2004. http: www.PDF Peran Metode Diskusi Kelompok Kecil.com 2012-07-06. Pm. 08.30

Winatraputra. 2002. http: www.PDF Peran Metode Diskusi Kelompok Kecil.com 2012-07-06. Pm. 08.30

Winkel. 2000. http: www.PDF Peran Metode Diskusi Kelompok Kecil.com 2012-07-06. Pm. 08.30

Referensi

Dokumen terkait

Data CBR, diperoleh dari Balai Kementrian Pelaksanaan Jalan raya Nasional 8 Jawa Timur, untuk menentukan tebal perkerasan pada pelebaran jalan. Data LHR,

Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi kecap manis di PT Lombok Gandaria yaitu kacang kedelai, gula merah kelapa, garam, air dan rempah – rempah.. Standar mutu bahan baku yang

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK)

Kegiatan program PPM ini berupa pelatihan, pengajaran dan pendampingan pembuatan batik menggunakan bahan-bahan alami hasil komoditi khas Provisi Jambi yang dapat

Data bahan makanan sebagai sumber zat pengatur berjumlah 58 bahan makanan, yang berasal dari bahan makanan berupa sayur-sayuran dan buah-buahan yang

Sebanyak 10 ekor nyamuk jantan dan betina yang terbentuk pada awal pasca irradiasi dikawinkan dengan nyamuk normal (tidak diiradiasi) yang berasal dari stok untuk

Berdasarkan hasil pengujian sistem seperti ditunjukkan pada tabel 4.2 pada masukan suhu stabil yaitu 45 0 C maka dapat dilihat semakin tinggi level air maka

banyak hiburan dari kesenian yang lain, oleh karena pertunjukan Dramatari Macan Gadungan berkaitan dengan acara ritual adat, sehingga banyak warga masyarakat yang