• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETA WILAYAH HUKUM PENGADILAN AGAMA KAB. MADIUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PETA WILAYAH HUKUM PENGADILAN AGAMA KAB. MADIUN"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PETA WILAYAH HUKUM PENGADILAN AGAMA KAB. MADIUN

Laporan Tahunan 2011

(3)

KATA PENGANTAR

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas Rahmat, Taufiq dan Hidayah Nya, sehingga Laporan Tahunan Pengadilan Agama Kabupaten Madiun tahun 2011 ini dapat diselesaikan dengan baik.

Laporan tahunan ini dibuat dan berfungsi sebagai alat pantau sumber daya manusia, sebagai bahan untuk meneliti kebenaran dari evaluasi yang dibutuhkan, dan sebagai bahan untuk mengevaluasi hasil pengawasan serta sebagai bahan untuk mengetahui kemajuan yang telah dicapai, meliputi bidang yustisial, administrasi kepaniteraan dan kesekretatriatan, bidang pembinaan serta bidang pembangunan pada Pengadilan Agama Kabupaten Madiun.

Laporan ini juga sebagai salah satu bentuk pertangung jawaban pimpinan Pengadilan Agama Kabupaten Madiun kepada Instansi Vertikal untuk dijadikan bahan evaluasi dan perencanaan dalam rangka penyempurnaan pelaksanaan tugas dimasa yang akan datang dan sekaligus sebagai bahan informasi kepada semua pihak yang berkepentingan, khususnya jajaran pimpinan Pengadilan Agama Kabupaten Madiun sebagai bahan pijakan dalam pelaksanaan tugas dimasa yang akan datang.

Kami telah berusaha menyajikan laporan seobyektif mungkin, akan tetapi kami menyadari masih adanya kekurangan . Seiring dengan adanya masukan dan kritik dari semua pihak, maka buku laporan tahunan ini akan terus diperbaiki baik dari segi kelengkapan, keobyektifan data maupun tata letak penyusunan yang lebih baik dan menarik.

Demikian, semoga laporan ini ada gunanya dan bermanfaat bagi kita . Amin

Madiun, 30 Desember 2011

Ketua Pengadilan Agama Kab. Madiun

Hj. SRI ASTUTI, SH

(4)

D A F T A R I S I

HALAMAN JUDUL ……… i

PETA WILAYAH HUKUM PENGADILAN AGAMA KAB. MADIUN ……. ii

KATA PENGANTAR ………. iii

DAFTAR ISI ……… iv

BAB I PENDAHULUAN A. Kebijakan Umum Peradilan ……… 1

B. Visi dan Misi ……….. 9

C. Rencana Strategis………. 10

BAB II STRUKTUR ORGANISASI ……… 13

A. Penyusunan Alur Tupoksi 13 B. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) 15 BAB III KEADAAN PERKARA ……….. 16

BAB IV PENGAWASAN INTERNAL……….. 23

BAB V PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN 27 A. Sumberdaya Manusia Teknis Yudisial ……… 27

1. Sumberdaya Manusia Teknis Yudisial ………... 29

2. Sumberdaya Manusia Non Teknis Yudisial ………... 30

3. Promosi dan Mutasi ……… 31

4. Pengisian Jabatan Struktural ……….. 33

B. Pengelolaan Sarana dan Prasarana ……….. 34

1. Sarana dan Prasarana Gedung ……… 34

2. Sarana dan Prasarana Fasilitas Gedung ……….. 34

C. Pengelolaan Keuangan ……… 36

1. Belanja Pegawai ………. 36

2. Belanja Barang ………... 37

3. Belanja Modal ……… 37

D. Pengelolaan Administrasi ……… 37

1. Administrasi Peradilan ………. 37

2. Administrasi Umum ………... 43

BAB VI KESIMPULAN DAM REKOMENDASI A. Kesimpulan ………. 54

B. Rekomendasi ……….. 55

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Kebijakan Umum Peradilan

Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dikatakan bahwa “Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung RI. dan Badan Peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi”. Dengan amandemen Undang-undang Dasar Negara Republik Indoensia Tahun 1945 tersebut, khususnya Bab IX tentang kekuasaan kehakiman Pasal 24 telah membawa perubahan penting terhadap penyelenggaraan kekuasaan kehakiman. Sebagai respon terhadap penyesuaian tersebut, lahirlah Undang-undang Nomor 4 Tahun 2005 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2005 tentang Mahkamah Agung RI Berdasarkan Pasal 13 Undang-undang No.4 Tahun 2005 dinyatakan bahwa

“Organisasi, administrasi dan finansial Mahkamah Agung RI. dan Badan Peradilan yang berada dibawahnya berada dibawah kekuasaan Mahkamah Agung R I”. Dengan demikian berdasarkan pasal tersebut lahirlah apa yang disebut dengan Peradilan Satu Atap.

Sementara itu dalam Pasal 13 ayat (3) Undang-undang Nomor 4 Tahun 2005 disebutkan bahwa “Ketentuan mengenai organisasi, administrasi dan finansial badan peradilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk masing-masing lingkungan peradilan diatur dalam Undang-undang sesuai dengan kekhususan lingkungan peradilan masing-masing”. Sebagai realisasi dari pasal tersebut lahirlah Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Peradilan Umum sebagai penyempurnaan dari Undang-undang Nomor 2 Tahun 1986, Undang-undang Nomor 9 Tahun 2005 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagai penyempurnaan dari Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 dan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 Jo. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

(6)

Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tersebut diatas juga memuat penambahan kewenangan yang menjadi tugas pokok Peradilan Agama sebagai salah satu Pelaksana Kekuasaan Kehakiman yaitu dengan kewenangan untuk memeriksa, mengadili, menyelesaikan sengketa Ekonomi Syari’ah dan kenaikan batas usia pensiun bagi pejabat fungsional Hakim dan Kepaniteraan. Lahirnya Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dengan perubahannya Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 adalah telah membawa perubahan besar dalam penyelenggaraan Peradilan Agama. Aspek organisasi, administrasi, finansial dan tehnis peradilan telah menjadi bagian penting dalam perubahan tersebut.

Sebagai salah satu pertanggung jawaban Peradilan Agama sebagai salah satu Pelaksana Kekuasaan Kehakiman dibawah Mahkamah Agung RI. adalah berkewajiban pula melaksanakan Program Keterbukaan Informasi sesuai dengan Keputusan Mahkamah Agung RI Nomer : 144/KMA/SK/VIII/2007. Informasi yang diberikan kepada masyarakat luas diantaranya gambaran umum tentang Peradilan Agama, proses beracara, hak-hak pencari keadilan, biaya proses penyeleseian perkara dan hak-hak kepaniteraan, agenda persidangan, putusan dan penetapan Pengadilan Agama yang telah berkekuatan hukum dan informasi lainnya.

Sebagai salah satu pelaksana Kekuasaan Kehakiman yang merdeka dan tidak memihak, Pengadilan Agama Kabupaten Madiun berusaha memberikan pelayanan kepada para pencari keadilan dengan sebaik-baiknya, secara terbuka dan fair dengan melalui satu pintu yaitu melalui meja informasi, hal ini sebagaimana salah satu Program yang dicanangkan Direktorat Jendral Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung yaitu clean service.

Berkenaan dengan hal-hal tersebut diatas Pengadilan Agama Kabupaten Madiun sesuai dengan kewenangannya senantiasa berusaha untuk mengembangkan stretegi berbagai kegiatan terkait, mengawasi serta mengevaluasi pelaksanaan tugas selama tahun 2011 sebagaimana terurai dalam laporan dibawah ini.

Sepanjang tahun 2011 Pengadilan Agama Kabupaten Madiun berjuang keras dalam melaksanakan tugas untuk menopang perbaikan kinerja peradilan dalam rangka untuk mencapai kepada kesempurnaan kehendak roformasi birokrasi badan peradilan, oleh karena itu Pengadilan Agama Kabupaten Madiun dalam pelaksanaan

(7)

tugasnya mendasarkan pada peraturan perundang-undangan, antara lain sebagai berikut :

1. Bidang Teknis Yustisial dan Administrasi Kepaniteraan

1). Staatsblad 1941 Nomor 44 tentang Reglemen Indonesia yang diperbaharui (RIB=HIR) jo Undang-undang Darurat Nomor 1 Tahun 1951;

2). Undang-undang Nomor 20 Tahun 1947 tentang Peradilan Ulangan di Jawa dan Madura;

3). Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974;

4). Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan atas Undang- undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama jo Surat Edaran Mahkamah Agung RI. Nomor 2 Tahun 1990 tentang Petunjuk Pelaksanaan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989;

5). Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Abritase;

6). Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat;

7). Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat;

8). Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman;

9). Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf;

10). Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah;

11). Undang-undang Nomor 3 tahun 2009 tentang Perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung RI;

12). Undang-undang Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman;

13). Undang-undang Nomor 50 tahun 2009 tentang Perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama;

14). Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik, jo. Peraturan Menteri Agama R.I. Nomor 1 Tahun 1978 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977;

15) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1990 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah

(8)

Nomor 10 Tahun 1983 jo. Surat Edaran Mahkamah Agung R.I. Nomor 5 Tahun 1984 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983;

16). Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2008 tentang Pendapatan Negara Bukan Pajak;

17). Instruksi Presiden R.I. Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam;

18). Peraturan Mahkamah Agung R.I. Nomor 1 Tahun 2001 tentang Permohonan Kasasi Perkara Perdata yang Tidak Memenuhi Persyaratan Formal;

19). Peraturan Mahkamah Agung R.I. Nomor 1 Tahun 2002 tentang Acara Gugatan Perwakilan Kelompok;

20). Peraturan Mahkamah Agung R.I. Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan;

21). Peraturan Mahkamah Agung R.I. Nomer 2 Tahun 2008 tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah;

22). Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 2 tahun 2009 tentang Biaya Proses Penyelesaian Perkara dan Pengelolaannya pada Mahkamah Agung RI. dan Badan Peradilan dibawahnya;

23). Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor : KMA/001/SK/I/1991 tanggal 24 Januari 1991 tentang Pola Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama jo. Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor : KMA/007/SK/IV/1994 tentang Memberlakukan Buku I dan Buku II Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan;

24). Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor : KMA/004/SK/II/1992 tanggal 24 Februari 1992 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama;

25). Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor : KMA/006/SK/III/1994 tentang Pengawasan dan Evaluasi atas Hasil

(9)

Pengawasan oleh Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama;

26). Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor : KMA/028/SK/V/1996 tentang Biaya Permohonan Pemeriksaan Sengketa Kewenangan Mengadili dalam Perkara Perdata;

27). Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor : KMA/042/SK/VIII/2001 tentang Perubahan Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor : KMA/027A/SK/VI/2000 tentang Biaya Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara yang Dimohonkan Peninjauan Kembali;

28). Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor : KMA/42/SK/III/2002 tentang Perubahan Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor : KMA/127A/SK/VI/2000 tentang Biaya Perkara yang dimohonkan Kasasi

29) Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor : KMA/032/SK/IV/2006 tentang Pemberlakuan Buku II Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan;

30). Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor : 2 Tahun 2000 tentang perubahan Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor 5 Tahun 1994 tentang Biaya Administrasi.

31). Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor : 3 Tahun 2000 tentang Putusan Serta Merta (Uitvoerbaar Bij Voorrad) dan Provisionil;

32). Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor : 7 Tahun 2001 tentang Pemeriksaan Setempat.

33). Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor 3 Tahun 2002 tentang Penanganan Perkara yang Berkaitan dengan Asas Nebis In Idem;

34). Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor 8 Tahun 2008 tentang Eksekusi Putusan Badan Abritase Syari’ah;

35). Surat Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor : MA/KUMDIL/P/01/II/2002 tentang Petunjuk Penerimaan Tamu;

(10)

36). Surat Ketua Muda Mahkamah Agung R.I. Urusan Lingkungan Peradilan Agama Nomor : 28/TUADA-AG/X/2002 tentang Pencatatan Perceraian;

37) Surat Wakil Ketua Mahkamah Agung RI Non Yudisial Nomor : 33/WKMA.N.Y/IX/2008 tentang Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun 2008;

38). Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor : 012/KMA/SK/II/2007 tentang Pembentukan Tim Penyempurnaan Buku I, Buku II, Buku III dan Buku Tentang Pengawasan (Buku IV);

2. Bidang Administrasi Sekretariat dan lain-lain :

1). Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian jo. Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian;

2). Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak;

3). Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

4). Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

5). Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman;

6). Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

7). Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan atas Undang- undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama;

8). Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak;

9). Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil;

10). Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil jo. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 11 Tahun 2002, tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil;

(11)

11). Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil jo. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 12 Tahun 2002 tentang Perubahan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil;

12). Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural jo.

Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural;

13). Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil;

14). Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 41 Tahun 2002 tentang Kenaikan Jabatan dan Pangkat Hakim;

15). Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;

16). Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah;

17). Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2006 tentang Penyesuaian Gaji Pokok Pegawai Negeri Sipil menurut Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2001 ke dalam Gaji Pokok Pegawai Negeri Sipil menurut Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2005 tentang Perubahan ketujuh atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil;

18). Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006, tentang Penyesuaian Gaji Pokok Hakim menurut Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2000 tentang Peraturan Gaji Hakim Peradilan Umum, Peradilan Tata Usaha Negara dan Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2005 tentang Peraturan Gaji

(12)

Hakim Peradilan Umum, Peradilan Tata Usaha Negara dan Paradilan Agama;

19). Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 3 Tahun 2006 tentang Tunjangan Jabatan Struktural;

20). Keputusan Presiden R.I. Nomor 19 Tahun 2000 jo. Keputusan Presiden R.I. Nomor 89 Tahun 2001 tentang Tunjangan Hakim;

21). Peraturan Presiden R.I. Nomor 20 Tahun 2006 tentang Tunjangan Panitera;

22). Peraturan Presiden R.I. Nomor 22 Tahun 2006 tentang Tunjangan Jurusita dan Jurusita Pengganti;

23). Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004;

24). Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir de’ngan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2006;

25). Keputusan Panitera/Sekretaris Jenderal Mahkamah Agung R.I. Nomor UP.IV/226/PSJ/SK/2004, tentang Pendelegasian Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, Pemberhentian dan Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pengadilan Agama;

26). Surat Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung R.I. Nomor : MA/SEK/173a/SK/XI/2005 tentang Pedoman Penatausahaan Barang Milik Negara di lingkungan Mahkamah Agung R.I. dan Pengadilan di semua lingkungan Peradilan;

27). Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung R.I. Nomor : 002/Sek/SK/I/2009 tentang Petunjuk pelaksanaan Pembayaran Anggaran Pendapatan Belanja Negara di lingkungan Mahkamah Agung R.I. dan Badan Peradilan yang berada dibawahnya Tahun Anggaran 2009;

28). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PM.2/2009 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2010;

(13)

29). Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 06/PMK.02/2009 tentang Petunjuk Penyusunan, Penelaahan, Pengesahan dan Revisi Daftar Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2009;

30). Hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional Mahkamah Agung R.I. Tahun 2006 tanggal 10 s.d. 14 September 2006 di Batam, bidang Administrasi Tata Persuratan, Tata Kearsipan dan Administrasi Keprotokolan, Kehumasan dan Keamanan.

31). Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor : 143/KMA/SK/VIII/2007 tentang Memberlakukan buku I tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan Bidang Pola Kelembagaan Paradilan Administrasi Kepegawaian Peradilan, Administrasi Perencanaan, Administrasi Tata Persuratan, Tata Kearsipan dan Administrasi Keprotokolan, Kehumasan dan Keamanan, Administrasi Perbendaharaan Pedoman Pembangunan Gedung Kantor dan Rumah Jabatan Badan Peradilan di bawah Mahkamah Agung R.I., Photo type Gedung Pengadilan dan Rumah Dinas dan Pola Klasifikasi Surat Mahkamah Agung R.I.;

32). Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor : KMA/071/SK/III/2008 tentang Ketentuan Penegakan Disiplin Kerja Dalam Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Khusus Kenerja Hakim dan Pegawai Negerei Sipil Pada Mahkamah Agung dan Badan peradilan di bawahnya;

33) Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I. Nomor : 144 Keputusan tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan .

B. Visi dan Misi

Visi Pengadilan Agama Kabupaten Madiun mengacu pada visi Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai puncak kekuasaan kehakiman di Negara Republik Indonesia, yaitu : “Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia Yang Agung” .

Untuk mencapai visi tersebut maka perlu ditetapkan misi-misi sebagai berikut : 1. Meningkatkan profesionalisme aparat peradilan Agama ;

(14)

2. Mewujudkan manejemen Peradilan Agama yang modern ;

3. Meningkatkan sistem pemberkasan perkara, termasuk perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan peninjauan kembali (PK);

4. Meningkatkan kwalitas pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan;

5. Meningkatkan kajian hukum Islam (Syari’at) sebagai sumber hukum materiil Peradilan Agama ;

C. Renstra

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan, Pengadilan Agama Kabupaten Madiun mempunyai rencana strategis yang berkaitan dengan Reformasi Birokrasi.

Reformasi birokrasi pada hakekatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintah, terutama menyangkut aspek-aspek penataan kelembagaan (organisasi), peraturan ketatalaksanaan (business process), penataan sumber daya manusia aparatur, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja dan peningkatan pelayanan (good gavermance).

Tata kelola pemerintahan yang baik tersebut tidak bisa dilakasanakan dengan baik apabila adanya permasalah dan hambatan yang ada, tidak ditata ulang dan diperbaharui, karena reformasi birokrasi merupakan langkah strategis untuk membangun aparatur pemerintah yang berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama sebagai intuisi dibawah Mahkamah Agung R I yang menjadi pembina dan panutan peradilan agama di Indonesia telah membentuk Tim Monitoring Program Prioritas pembaharuan dilingkungan peradilan agama dengan Surat Keputusan Nomor : 0014/DJA/SK/KU/V/2011 tanggal, 11 Mei 2011 dan Tim tersebut diberi tugas menyiapkan bahan pelaksanaan monitoring pogram prioritas pembaharuan Dirjen Badilag dan melaksanakan koordinasi dengan intuisi terkait dalam rangka memajukan terlaksananya program prioritas pembaharuan.

Pogram prioritas prioritas tersebut adalah : 1. Penyelesaian perkara yang tepat waktu;

(15)

2. Manajemen Sumber Daya Manusia yang terencana dan terlaksana dengan baik;

3. Pengelolaan Web Site demi keterbukaan informasi publik;

4. Meja informasi untuk memberikan pelaksanaan informasi di gedung pengadilan;

5. Pelayanan publik yang prima;

6. Implementasi SIADPA Plus sebagai automasi pola Bindalmin;

7. Justice for All yang terdiri dari Prodeo, sidang keliling dan posbakum;

8. Pengawasan.

Dalam hal tersebut diatas tentunya Pengadilan Agama Kabupaten Madiun akan senantiasa mendukung dan melaksanakan kebijakan Dirjen Badilag tersebut.

Disamping itu pelayanan publik yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Kabupaten Madiun selalu memperhatikan 3 aspek penting dalam pelayanan, yaitu pelayanan informasi, pelayanan administrasi, dan pelayanan umum (pelayanan publik).

-Pelayanan Informasi .

Pelayanan informasi yang bersifat langsung, di Pengadilan Agama Kabupaten Madiun ditekankan melalui Humas Pengadilan, Web Site, Layar Sentuh dan TV Plasma serta telah terdisedia meja informasi tersendiri pada Pengadilan Agama Kabupaten Madiun.

Pelayanan informasi melalui humas Pengadilan dapat diberikan kepada masyarakat pencari keadilan, apabila mereka (para pihak berperkara) sangat membutuhkan informasi secara detail tentang suatu perkara dengan cara konsultasi.

Sedangkan pelayanan informasi melalui Web Site dan Layar Sentuh Pengadilan Agama meliputi informasi tentang :

a. Jadwal Sidang;

b. Biaya Perkara;

c. Perkara Putus;

d. Panggilan perkara ghoib yaitu perkara dimana tergugat/termohon tidak diketahui tempat tinggalnya diwilayah Indonesia.

e. Statistik perkara;

f. Faktor terjadinya perceraian;

(16)

g. Aduan via SMS;

h. Berita Peradilan;

i. Transparansi Anggaran, dll.

Khusus untuk pengelolaan Web Site di Pengadilan Agama Kabupaten Madiun, pada pertengahan tahun 2011 pernah mendapatkan penghargaan dari Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama sebagai Peringkat pertama terbaik dalam bidang pengelolaan web site untuk pengadilan tingkat pertama diwilayah Pengadilan Tinggi Agama Surabaya dengan Piagam Penghargaan Nomor : 038/DJA/SR/Kp.05.8/VI/2011 tanggal, 15 Juni 2011.

-Pelayanan Administrasi meliputi:

a. Proses penerimaan perkara dilakukan dengan sistim aplikasi administrasi perkara Peradilan Agama (SIADPA);

b. Proses pengelolaan kepegawaian dilakukan dengan sistim informasi managemet kepegawaian (SIMPEG);

- Pelayanan Umum (Publik) meliputi:

a. Menyiapkan ruang tunggu bagi mereka pencari keadilan yang layak dengan disediakan Telivisi, Koran dan Air Mineral;

b. Menyiapkan ruang sidang yang representatif dengan fasiltas AC;

c. Menjaga keamanan dan ketertiban jalannya persidangan dengan disiapkan 2 orang Satpam yang bergiliran dan 1 orang Polisi setiap hari persidangan;

d. Menyiapkan 1 orang petugas parkir;

e. Menyiapkan 2 orang petugas Clianning Servis (petugas kebersian) untuk menjaga kebersihan kantor dan keindahan lingkungan kantor;

f. Membudayakan sikap sopan, ramah dan bijaksana bagi warga Peradilan terhadap masyarakat pencari keadilan yang datang di Pengadilan.

g. Mempersiapkan sumber daya manusia yang professional dan handal;

h. Melaksanakan ketertiban, kedisiplinan, kekompakan/kebersamaan untuk menjaga kesetabilan jalannya organisasi;

(17)

BAB II

STRUKTUR ORGANISASI (TUPOKSI)

A. Penyusunan Alur Tupoksi

Dalam menyusun Alur Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Pengadilan Agama Kabupaten Madiun berpedoman kepada Undang-Undang No: 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang No: 3 Tahun 2006 dan selanjutnya telah diubah kembali dengan Undang-Undang No: 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama dan Peraturan Perundang Undangan lainnya yang masih berlaku.

Kekuasaan Kehakiman dilingkungan Peradilan Agama dilaksanakan oleh Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama serta berpuncak pada Mahkamah Agung RI sebagai Pengadilan Negara yang tertinggi di Republik Indonesia ini.

Sehingga seluruh pembinaannya, baik pembinaan teknis peradilan, pembinaan organisasi, pembinaan administrasi dan pembinaan keuangan dilakukan oleh Mahkamah Agung RI.

Sedangkan Pengadilan Agama, berfungsi sebagai Pengadilan Tingkat Pertama yang merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara-perkara pada Pengadilan Tingkat Pertama antara orang-orang yang beragama Islam dibidang Perkawinan, Waris, Wasiat, Hibah, Wakaf, Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Ekonomi Syari’ah, sesuai dengan pasal 49 Undang Undang No. 50 Tahun 2009 Jo. Undang Undang No. 3 Tahun 2006 Jo. Undang Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

Berdasarkan Undang Undang No. 3 Tahun 2009 perubahan kedua atas Undang Undang No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung dan Peraturan Presiden No. 13 Tahun 2005 tentang sekretariat Mahkamah Agung, Peraturan Presiden No. 14 Tahun 2005 tentang Kepaniteraan Mahkamah Agung serta Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung No: MA/Kumdil/177/VIII/K/1996 tanggal, 13 Agustus 1996 tentang Bagan Susunan Pengadilan Agama Klas IA, Klas IB dan Klas II, maka dapat dijelaskan bahwa Susunan Organiasasi Pengadilan Agama Kabupaten Madiun Klas IB adalah sebagai berikut :

(18)

Pengadilan Agama Kabupaten Madiun adalah Pengadilan Agama Klas IB yang dipimpin oleh seorang Ketua dibantu oleh seorang Wakil Ketua dan seorang Panitera /Sekretaris yang dibantu oleh seorang Wakil Panitera (Bidang Kepaniteraan) dan seorang Wakil Sekretaris (Bidang Kesekretariatan).

Dibidang kepaniteraan terdapat 3 orang Panitera Muda, yaitu Panitera Muda Gugatan, Panitera Muda Permohonan dan Panitera Muda Hukum, sedangkan dibidang Kesekretariatan ada 3 bagian urusan yaitu Urusan Kepegawaian, Urusan Keuangan dan Urusan Umum .

Untuk melaksanakan Tugas Yudisial, ada Kelompok Pejabat Fungsional Hakim, Kelompok Pejabat Fungsional Panitera Pengganti dan Jurusita/Jurisita Pengganti. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Bagan Struktur Organisasi dibawah ini.

(19)

B. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)

Dalam rangka terwujudnya pelayanan prima terhadap pencari keadilan, maka Pengadilan Agama Kabupaten Madiun dalam melaksanakan tugas sehari-hari diupayakan akan selalu berpedoman pada Standard Operating Procedures (SOP) yang disingkronkan dengan analisis jabatan (analisis beban kerja) sebagai implementasi Undang Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, sementara adanya Undang Undang Pelayanan Publik tersebut dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum dalam hubungan antara masyarakat dan penyelenggara dalam pelayanan publik, yang bertujuan mewujudkan batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban dan kewenangan bagi penyelenggara pelayanan publik.

(20)

BAB III

KEADAAN PERKARA

Pengadilan Agama Kabupaten Madiun pada tahun 2011 telah berusaha untuk mengefektifkan bagian Kepaniteraan, yang mana bagian kepaniteraan itu adalah merupakan satuan kerja yang bertanggung jawab terhadap pemberian layanan administrasi perkara. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang proses yang saat ini berlaku di Pengadilan Agama Kabupaten Madiun, maka perlu dibuat laporan sebagai berikut:

A. Rekapitulasi perkara

Pengadilan Agama Kabupaten Madiun selama tahun 2011 telah menerima perkara sebanyak 1.431 perkara, yang terdiri dari :

- Sisa perkara yang belum diputus tahun 2010 sebanyak 404 perkara - Perkara masuk tahun 2011 ini sebanyak 1.431 perkara

Dari jumlah perkara yang diterima/masuk tahun 2011 tersebut terdiri dari : a. Perkara gugatan yang berjumlah 1.305 perkara yang terdiri dari :

- izin Poligami 5 perkara

- Pembatalan Perkawinan 2 perkara

- Cerai Talak 470 perkara

- Cerai Gugat 819 perkara

- Harta bersama 3 perkara

- Nafkah Anak oleh Ibu - perkara

- Penguasaan anak 3 perkara

- Waris 3 perkara

b. Perkara Volentair (permohonan) yang berjumlah 126 perkara, yaitu :

- Pencegahan Perkawinan - perkara

- Perwalian 19 perkara

- Isbath nikah 5 perkara

- Dispensasi kawin 63 perkara

- Wali Adhol 7 perkara

- Pengangkatan anak 20 perkara

(21)

- Pengesahan anak 1 perkara - Permohonan penetapan pembagian harta peninggalan 1 perkara - Perubahan Biodata dalam Surat Nikah 10 perkara

Jumlah perkara sisa tahun lalu dan yang diterima pada tahun ini sebanyak 1.835 perkara dan yang dapat diselesaikan pada tahun 2011 sebanyak 1.451 perkara, terdiri dari :

a. Perkara yang dikabulkan sebayak 1.241 perkara, yang terdiri dari : - Perkara gugatan sebanyak 1241 perkara yang terdiri dari :

Izin Poligami 5 perkara

Pembatalan perkawinan 2 perkara

Cerai Talak 444 perkara

Cerai Gugat 787 perkara

Harta bersama 1 perkara

Penguasaan anak 2 perkara

Waris - perkara

- Perkara permohonan sebanyak 126 perkara yang terdiri dari :

Permohonan penetapan pembagian 1 perkara

harta peninggalan perkara

Perwalian 17 perkara

Isbath nikah 5 perkara

Dispensasi kawin 59 perkara

Wali Adhol 7 perkara

Pengangkatan anak 20 perkara

Pengesahan anak 1 perkara

b. Dicabut 62 perkara

c. Ditolak 1 perkara

d. Digugurkan 13 perkara

e. Dicoret 14 perkara

f. Tidak diterima 3 perkara

Jadi dari jumlah perkara sisa tahun lalu dan perkara yang diterima tahun 2011 sebanyak 1.835 perkara, perkara permohonan ( volountair) sebanyak 138 perkara dan

(22)

perkara gugatan sebanyak1.697 perkara serta pada tahun 2011 perkara tersebut dapat diselesaikan sebanyak 1.451 perkara, yang terdiri dari 1.325 perkara gugatan dan 126 perkara permohonan.

B. Faktor-faktor penyebab terjadinya perceraian

Pengadilan Agama Kabupaten Madiun pada tahun 2011 telah menerbitkan Akta Cerai dari perkara yang telah diselesaikan, yaitu sebanyak 1.224 perkara, dengan rincian setiap bulan sebagai berikut:

1. Januari 96 perkara

2. Pebruari 90 perkara

3. Maret 152 perkara

4. April 129 perkara

5. Mei 89 perkara

6. Juni 98 perkara

7. Juli 94 perkara

8. Agustus 109 perkara

9. September 69 perkara

10. Oktober 105 perkara

11. Nopember 97 perkara

12. Desember 96 perkara

Dari jumlah tersebut dapat diketahui beberapa faktor penyebab terjadinya perceraian, antara lain sebagai berikut:

a. Moral - perkara

- Poligami tidak sehat - perkara

- Krisis akhlak - perkara

- Cemburu 18 perkara

b. Meninggalkan kewajiban - perkara

- Kawin paksa - perkara

- Ekonomi 335 perkara

- Tidak ada tanggung jawab 545 perkara

c. kawin dibawah umur - perkara

d. Menyakiti jasmani - perkara

(23)

- Kekejaman jasmani - perkara

- Kekejaman mental - perkara

e. Dihukum - perkara

f. Cacat Biologis 16 perkara

g. Terus menerus berselisih - perkara

- Politis - perkara

- Gangguan pihak ketiga 100 perkara

- Tidak ada keharmonisan 210 perkara

C. Perkara Yang Menyangkut PP No. 10 Tahun 1983

Perkara khusus yang menyangkut PP No.10 tahun 1983 jo PP No.45 tahun 1990 pada Pengadilan Agama Kabupaten Madiun tahun 2011 sebanyak 39 perkara (sisa tahun 2010 sebanyak 9 perkara, diterima tahun 2011 sebanyak 20 perkara).

D. Perkara Yang Dimohonkan Banding

Di Pengadilan Agama Kabupaten Madiun pada tahun 2011 terdapat sejumlah 6 perkara yang dimohonkan banding ke Pengadilan Tinggi Agama Surabaya adalah sebagai berkut:

- Putusan Pengadilan Agama Kabupaten Madiun Nomor : 905/Pdt.G/2010/PA.Kab.Mn tanggal, 05 Januari 2011 yang telah dimohonkan banding dengan Akta Banding tanggal, 17 Januari 2011, berkas banding dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama Surabaya tanggal, 8 Maret 2011, dan telah diputus Pengandilan Tinggi Agama Surabaya dengan Putusan Nomor:

80/Pdt.G/2011/PTA.Sby tanggal, 5 April 2011 serta berkas perkara banding telah diterima kembali oleh Pengadilan Agama Kab. Madiun pada tanggal, 28 April 2011.

- Putusan Pengadilan Agama Kabupaten Madiun Nomor : 1173/ Pdt.G/

2010/PA. Kab. Mn tanggal, 2 Pebruari 2011 yang telah dimohonkan banding dengan Akta Banding tanggal, 14 Pebruari 2011, berkas banding dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama Surabaya tanggal, 25 Maret 2011 dan telah diputus oleh Pengadilan Tinggi Agama Surabaya dengan putusan Nomor:

(24)

101/Pdt.G/2011/PTA.Sby. serta berkas perkara banding telah diterima kembali oleh Pengadilan Agama Kab. Madiun pada tanggal, 18 Mei 2011;

- Putusan Pengadilan Agama Kabupaten Madiun Nomor : 844/Pdt.G/2010/PA.Kab.Mn tanggal, 12 Mei 2011 yang telah dimohonkan banding dengan Akta Banding tanggal, 26 Mei 2011, berkas banding dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama Surabaya tanggal, 11 Juli 2011dan telah diputus oleh Pengadilan Tinggi Agama Surabaya dengan putusan Nomor:

240/Pdt.G/2011/PTA.Sby tanggal, 18 Agustus 2011 serta berkas banding diterima kembali oleh Pengadilan Agama Kab. Madiun tanggal, 29 September 2011;

- Putusan Pengadilan Agama Kabupaten Madiun Nomor : 1115/Pdt.G/2010/PA.Kab.Mn tanggal, 12 Mei 2011 yang telah dimohonkan banding dengan akta banding tanggal, 27 Juni 2011, berkas banding dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama tanggal, 26 Juli 2011 dan telah diputus oleh Pengandilan Tinggi Agama Surabaya dengan putusan Nomor:

255/Pdt.G/2011/PTA.Sby tanggal, 4 Agustus 2011 serta berkas banding telah diterima kembali oleh Pengadilan Agama Kabupaten Madiun tanggal, 22 Agustus 2011;

- Putusan Pengadilan Agama Kabuapten Madiun Nomor: 143/ Pdt.G/ 2011/

PA. Kab. Mn tanggal, 18 Juli 2011 yang telah dimohonkan banding dengan Akta Banding tanggal, 01 Agustus 2011, berkas banding dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama Surabaya tanggal, 12 September 2011, dan telah diputus oleh Pengadilan Tinggi Agama Surabaya dengan putusan Nomor:

300/Pdt.G/2011/PTA.Sby tanggal, 28 September 2011serta berkas banding telah diterima kembali oleh Pengadilan Agama Kab. Madiun tanggal, 14 Oktober 2011;

- Putusan Pengadilan Agama Kabuapten Madiun Nomor: 776 / Pdt.G / 2010 / PA. Kab. Mn tanggal, 28 Juli 2011 yang telah dimohonkan banding dengan Akta Banding tanggal, 10 Agustus 2011, berkas banding dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama Surabaya tanggal, 24 Oktober 2011, dan sekarang masih dalam proses di Pengadilan Tinggi Agama Surabaya;

(25)

E. Perkara Yang Dimohonkan Kasasi

Pada tahun 2011 Pengadilan Agama Kabupaten Madiun telah menerima perkara yang dimohonkan Kasasi ke Mahkamah Agung R I sebanyak 1 (satu) Perkara yaitu :

- Putusan Pengadilan Agama Kabupaten Madiun Nomor:

1173/Pdt.G/2011/PA.Kab.Mn tanggl, 2 Pebruari 2011, telah mendapatkan putusan banding dari Pengadilan Tinggi Agama Surabaya dengan putusan Nomor : 101/Pdt.G/2011/PTA.Sby. tanggal, 26 April 2011, dimohonkan Kasasi dengan Akta Kasasi tanggal, 9 Juni 2011, berkas kasasi dikirim ke Mahkamah Agung tanggal, 5 Agustus 2011;

(belum putus/masih dalam proses Mahkamah Agung);

F. Perkara Yang Dimohonkan Peninjauan Kembali ( PK)

Pengadilan Agama Kabupaten Madiun pada tahun 2011 tidak menerima permohonan peninjauan kembali terhadap perkara yang telah diputus oleh Pengadilan Agama Kabupaten Madiun;

G. Perkara Yang Dimohonkan Eksekusi

Pada tahun 2011 Pengadilan Agama Kabupaten Madiun telah menerima permohon Eksekusi sebanyak 1 perkara, dan telah dilakukan anmanning serta sekarang masih dalam proses untuk diusahakan eksekusi damai.

H. Penyelesaian Permohonan Pembagian Harta Peninggalan diluar Sengketa Pengadilan Agama Kabupaten Madiun pada tahun 2011 nihil.

I. Data Tingkat Penyelesaian Perkara

a. Data tingkat penyelesaian perkara yang diterima tahun 2011 dan diputus tahun 2011 sebagai berikut :

Bulan Ditrima 1 bln 2 bln 3 bln 4 bln 5 bln 6 bln Lbh 6

bln Jmlh Ket.

Januari 157 3 30 41 9 36 24 14 157 -

Pebruari 104 1 28 17 7 19 22 9 103 1

Maret 135 4 20 31 15 29 30 6 135 -

April 111 0 24 20 12 13 34 8 111 -

(26)

Mei 136 1 22 32 22 26 20 7 130 6

Juni 101 2 17 20 15 24 18 3 99 2

Juli 95 2 14 19 9 25 19 - 88 7

Agustus 72 0 5 20 9 19 - - 53 19

September 148 1 21 36 17 - - - 75 73

Oktober 164 6 27 35 - - - - 68 96

Nopember 104 1 28 - - - - - 29 75

Desember 104 1 - - - - - - 1 103

Jumlah 1431 22 236 271 115 191 167 47 1049 382

b.Data tingkat penyelesaian perkara yang diterima tahun 2010 dan diputusan tahun 2011 sebagai berikut :

Bulan Diterima 1 bln 2 bln 3 bln 4 bln 5 bln 6 bln Lebih 6

bln Jumlah Ket.

Januari 142 1 22 30 10 15 56 8 142 -

Pebruari 101 0 22 27 10 11 24 7 101 -

Maret 98 1 29 13 6 12 29 8 98 -

April 112 1 27 18 12 17 25 12 112 -

Mei 104 3 19 14 16 11 34 7 104 -

Juni 132 4 31 40 5 14 26 12 132 -

Juli 101 0 16 21 18 16 23 7 101 -

Agustus 76 1 3 28 6 14 13 11 76 -

September 115 1 15 24 12 18 33 12 115 -

Oktober 175 2 30 41 14 29 49 9 174 1

Nopember 126 2 21 27 9 29 28 10 126 -

Desember 99 2 28 22 7 19 18 2 98 1

Jumlah 1381 18 263 305 125 205 358 205 1379 2

J. Minutasi berkas perkara

Pengadilan Agama Kabupaten Madiun tahun 2011 telah memutus dan menyelesaikan perkara sejumlah 1451 perkara, dari jumlah tersebut yang telah diminutasi 1432 perkara sedangkan sisanya 19 perkara terdiri dari perkara gugatan sebanyak 16 perkara dan 3 perkara permohonan .

(27)

BAB IV

PENGAWASAN INTERNAL

Sistem pengawasan Internal di Lingkungan Lembaga Peradilan saat ini terdiri dari dua bagian besar, yaitu Pengawasan Melekat dan Pengawasan Fungsional. Pengawasan Internal adalah Pengawasan dari dalam lingkungan peradilan itu sendiri yang mencakup 2 jenis pengawasan yaitu Pengawasan Melekat dan Pengawasan Fungsional.

Sedangkan Pengawasan itu dilaksanakan dengan maksud untuk:

a. Memperoleh informasi apakah penyelenggaraan tehnis peradilan, pengelolaan administrasi peradilan, dan pelaksanaan tugas umum peradilan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana peraturan perundang- undangan yang berlaku;

b. Memperoleh umpan balik bagi kebijaksanaan, perencanaan dan pelaksanaan tugas-tugas peradilan;

c. Mencegah terjadinya penyimpangan, penyimpangan administrasi, dan ketidak efisienan penyelenggaraan peradilan;

d. Menilai kinerja.

Kemudian Pengawasan itu bertujuan untuk mengetahui kenyataan yang ada sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pimpinan Pengadilan untuk menentukan kebijakan dan tindakan yang diperlukan menyangkut pelaksanaan tugas pengadilan, tingkah laku aparat pengadilan, dan kinerja pelayanan publik pengadilan, sehingga pengawasan itu mempunyai fungsi untuk :

a. Menjaga agar pelaksanaan tugas lembaga peradilan sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b. Mengendalikan agar administrasi peradilan dikelola secara tertib sebagaimana mestinya dan aparat peradilan melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya;

c. Menjamin pelayanan publik yang baik bagi pencari keadilan, yang meliputi kualitas putusan, waktu penyelesaian perkara yang cepat dan biaya perkara yang murah.

(28)

Selanjutnya berdasarkan Pedoman Umum Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1989 tentang Pengawasan Melekat, maka yang dimaksud dengan Pengawasan Melekat adalah serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian yang terus menerus dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahannya, secara preventif atau represif agar pelaksanaan tugas bawahan teresebut berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang undangan yang berlaku.

Sesuai dengan hasil Rapat kerja MahkamahAgung R I tahun 2011, maka waskat diharapkan dapat dilakanakan secara efektif, antara lain adanya laporan tertulis dari hakim pengawas bidang kepada Wakil Ketua dan adanya evaluasi dari pimpinan setiap bulan.

Karena itu Pengawasan Melekat merupakan kegiatan pengendalian secara terus menerus, maka Pengawasan ini dilaksanakan secara terus menerus dan berjenjang mulai dari Pimpinan terhadap Hakim dan seluruh jajaran Kepaniteraan dan Kesekretariatan yang selanjutnya diikuti oleh Panitera/Sekretaris terhadap jajaran Kepaniteraan serta Kesekretariatan dan para Pejabat di lingkungan Kepaniteraan dan Kesekretariatan terhadap bawahannya.

Sedangkan yang dimaksud Pengawasan Fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan secara fungsional baik intern pemerintah maupun ekstern pemerintah yang dilaksanakan terhadap pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembagunan agar sesuai dengan rencana dan peratuaran perundang undangan yang berlaku.

Sebagai implementasi dari pengawasan Fungsional tersebut, terakhir Pengadilan Agama Kabupaten Madiun telah menerbitkan kembali Surat Keputusan Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Madiun Nomor: W13-A. 14/2357/ Kp.07.5/

XII/ SK/2011 tanggal, 23 Desember 2011 tentang penunjukan Hakim Pengawas Bidang, karena banyaknya Hakim yang dimutasikan pada akhir tahun, dengan dikoordinasikan oleh Wakil Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Madiun Atas Nama Drs. AHMAD HUSNI TAMRIN, MH .

Adapun masing-masing Bidang Pengawasan dan Hakim Pengawas Bidang sesuai dengan Keputusan Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Madiun tahun 2011 tersebut adalah sebagai berikut :

(29)

- Hakim Pengawas Bidang Administrasi Perkara Tentang Prosedur Penerimaan Perkara dan Register serta Administrasi Perkara Tentang Keuangan Perkara dan Laporan oleh Dra. Hj. FAIDHIYATUL INDAH;

- Hakim Pengawas Bidang Administrasi Persidangan dan Penyelesaian Perkara oleh Drs. SUWARTO, MH;

- Hakim Pengawas Bidang Keuangan (DIPA) dan Bidang Kepegawaian oleh Drs. AHMAD ASHURI;

- Hakim Pengawas Bidang Bagian Umum Kesekretariatan oleh NURUL CHUDAIFAH, SAg.

Pengawasan dilakukan setiap 6 bulan sekali ( akhir bulan Juni dan Desember) dan hasilnya dilaporkan kepada Wakil Ketua sebagai Koordinator Hakim Pengawas Bidang oleh masing-masing Hakim Pengawas Bidang, kemudian Wakil Ketua melaporkan kepada Ketua Pengadilan Agama, yang selanjutnya Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Madiun melaporkan hasil pengawasan tersebut kepada Ketua Pengadilan Tinggi Agama Surabaya

Karena Pengawasan Melekat adalah merupakan kegiatan pengendalian secara terus menerus, maka Pengawasan ini dilaksanakan secara terus menerus dan berjenjang mulai dari Pimpinan terhadap seluruh jajaran Kepaniteraan dan Kesekretariatan yang selanjutnya diikuti oleh Panitera/Sekretaris terhadap jajaran Kepaniteraan dan Kesekretariatan serta para Pejabat di lingkungan Kepaniteraan dan Kesekretariatan terhadap bawahannya.

Pada tahun 2011 Pengadilan Agama Kabupaten Madiun tidak ada Pengawasan Rutin atau Reguler oleh Hakim Tinggi Pengawas Pengadilan Tinggi Agama Surabaya maupun dari Bagian Pengawasan Mahkamah Agung (Bawas Mahkamah Agung R I)

Kemudian terhadap Pengaduan masyarakat kepada Instansi Pengadilan Agama Kabupaten Madiun atas pelayanannya atau tingkah laku aparat Pengadilan Agama Kabupaten Madiun, maka penanganannya adalah langsung dilakukan oleh Wakil Ketua yang kemudian dilaporkan kepada Ketua Pengadilan untuk ditindak lanjuti, akan tetapi selama tahun 2011 tidak pernah ada Pengaduan masyarakat

(30)

terhadap pelayanan publik maupun terhadap tingkah laku aparat Pengadilan Agama Kabupaten Madiun.

(31)

BAB V

PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN

A. SUMBER DAYA MANUSIA

Peranan Sumberdaya Manusia (SDM) dalam era reformasi birokrasi adalah sangat penting dan menentukan, karena sumber daya manusia adalah termasuk aparatur negara dan pemerintahan. Khusus di Pengadilan Agama Kabupaten Madiun, pengelolaan Sumber Daya Manusia yang ada dimaksudkan agar dapat melaksanakan tugas pokok, fungsi dan wewenang Pengadilan Agama. Kelancaran tugas kedinasan dalam lembaga peradilan sangat tergantung pada kesigapan aparat peradilan itu sendiri, hal tersebut dapat dicapai dengan memaksimalkan pembinaan dan pengelolaan Sumber Daya Manusia dengan sempurna, sehingga diharapkan dapat diperoleh Sumber Daya Manusia yang bermoral baik , berdaya guna, handal dan berkuwalitas serta berintegritas yang tinggi.

Keseriusan Mahkamah Agung dalam membenahi kualitas Sumber Daya Manusia telah dituangkan dalam Surat Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI No. MA/SEK/07/SK/III/2006, tentang organisasi dan tata kerja Sekretariat Mahkamah Agung, yang juga mengatur mengenai pengelolaan Sumber Daya Manusia, maka pembinaan dan pengelolaan Sumber Daya Manusia pada Pengadilan Agama Kabupaten Madiun diarahkan kepada 4 unsur utama, yaitu Pembinaan Sumber Daya Manusia Teknis Yudisial, Pembinaan Sumber Daya Manusia Non Teknis Yudisial, Promosi dan Mutasi, serta Pengisian Jabatan Struktural.

Berdasarkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor:

143/KMA/SK/VIII/2007 tanggal, 24 Agustus 2007, tentang pemberlakuan Buku I yang isinya tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Kepegawaian Peradilan, Administrasi Perencanaan, Administrasi Tata Persuratan, Tata Kearsipan dan Keprotokolan, Kehumasan dan Keamanan, Administrasi Perbendaharaan, Pedoman Bangunan Gedung Kantor dan Rumah Jabatan Badan Peradilan Dibawah Mahkamah Agung, Proto Type Gedung Peradilan dan Rumah Dinas dan Pola

(32)

Klasifikasi Surat Mahkamah Agung RI, maka disitu disebutkan bahwa Klasifikasi Formasi Pegawai Pengadilan Tingkat Pertama Klas I B sebagai berikut :

1. Ketua 2. Wakil Ketua

3. Hakim terdiri dari minimal 3 Majelis Hakim atau maksimum 15 orang Hakim termasuk Wakil Ketua;

4. Panitera / Sekretaris;

5. Wakil Panitera dan Wakil Sekretaris;

6. Tiga (3) Sub Kepaniteraan yang masing-masing dipimpin oleh Seorang Panitera Muda dan Tiga (3) Urusan yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Urusan;

7. Setiap Majelis Hakim dibantu oleh maksimum 4 orang Panitera Pengganti;

8. Empat (4) orang Jurusita dan maksimal 8 Jurusita Pengganti;

9. Sembilan (9) orang pegawai pada unit/urusan perkara;

10. Ketatausahaan terdiri dari 33 orang termasuk 5 orang sopir, 10 penjaga malam, 2 tukang kebun.

Sehingga jumlah formasi yang edial untuk Pengadilan Klas I B adalah 99 orang, sedangkan Pengadilan Agama Kabupaten Madiun adalah Pengadilan yang termasuk Klasifikasi Pengadilan Klas I B yang jumlah formasinya hanya terisi 20 orang termasuk Ketua dan Wakil Ketua.

Untuk lebih jelasnya berikut ini dapat dilihat perbedaan antara formasi edial

dengan formasi Hakim/Pegawai pada Pengadilan Agama Kabupaten Madiun Klas I B.

No. Nama Jabatan Formasi

Edial

Formasi Yang

Ada Selisih

1 K e t u a 1 orang 1 orang -

2 Wakil Ketua 1 orang 1 orang -

3 Hakim 15 orang 5 orang 10 orang

4 Panitera/Sekretaris 1 orang 1 orang -

5 Wakil Panitera 1 orang 1 orang -

6 Wakil Sekretaris 1 orang 1 orang -

7 Panitera Muda 3 orang 3 orang -

(33)

8 Kepala Urusan 3 orang 3 orang -

9 Paniter Pengganti 20 orang - 20 orang

10 Jurusita 4 orang - 4 orang

11 Jurusita Pengganti 8 orang 2 orang 6 orang

12 Peg.Unit Urusan Perkara 9 orang - 9 orang

13 Ketatausahaan 12 orang 2 orang 10 orang

14 Sopir 5 orang - 5 orang

15 Pesuruh 10 orang - 10 orang

16 Penjaga Malam 3 orang - 3 orang

17 Tukang Kebun 2 orang - 2 orang

Jumlah 99 orang 20 orang 79 orang

Hal tersebut seharusnya dapat menjadi perhatian Pengadilan Tinggi Agama Surabaya dan Mahkamah Agung RI, agar dapatnya menambah jumlah formasi hakim dan pegawai pada Pengadilan Agama Kabupaten Madiun, yang mana jumlah beban kerja dan jumlah Sumber Daya Manusianya masih sangat tidak seimbang, bahkan sangat tidak masuk akal sebuah Pengadilan tidak ada pejabat Panitera Penggantinya (khusus/tidak rangkap jabatan).

Akan tetapi dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia yang handal, tangkas dan bertanggung jawab, pimpinan Pengadilan Agama Kabupaten Madiun selalu mendorong dan membina semua pegawai termasuk hakimnya untuk terus menerus meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan professionalismenya serta selalu diusahakan untuk mencari terobosan demi tercapainya pelaksanaan tugas kedinasan dengan baik dan tuntas.

1. Sumber Daya Manusia Teknis Yudicial

Sumberdaya manusia teknis yudisial Pengadilan Agama Kabupaten Madiun terdiri dari unsur Hakim dan Kepaniteraan.

a. Unsur Hakim

1). Hj. Sri Astuti, SH. (Ketua)

2). Drs. Ahmad Husni Tamrin, MH.(Wakil Ketua) 3). Drs. H. Wasidi, SH.

(34)

4). Dra. Hj. Faidhiyatul Indah 5). Drs. Suwarto, MH.

6). Drs. Ahmad Ashuri 7). Nurul Chudaifah, SAg b. Unsur Kepaniteraan

1). Drs. Muchtarom (Panitera/Sekretaris) 2). Drs. Harunurrasyid (Wakil Panitera) 3). Suparno, S.Ag. (Panitera Muda Hukum)

4). Ghulam Muhammady, SH. (Panitera Muda Permohonan) 5). Rini Wulandari, SH (Panitera Muda Gugatan)

6). ST. Mar’atu Ulfah, S.Ag (Panitera Pengganti ) 7). Cahyani, SH. (Panitera Pengganti )

8). Mashuri, S.Ag (Panitera Pengganti ) 9). Rahmawati, SH (Jurusita )

10). Wakid Ariyadi, S.Sos, SH. (Jurusita Pengganti/Staf Panmud Gugatan) 11). Anugrah Bagus Prastiono, SH. MM (Juru sita Pengganti)

2. Sumber Daya Manusia Non Teknis Yudisial

Sumberdaya manusia non teknis yudisial Pengadilan Agama Kabupaten Madiun meliputi Kesekretariatan dan Staf

a. Kesekretariatan

1). ST. Mar’atu Ulfah, S.Ag (Wakil Sekretaris) 2). Cahyani, SH. (Kepala Urusan Kepegawaian) 3). Rahmawati, SH (Kepala Urusan Keuangan) 4). Mashuri, S.Ag (Kepala Urusan Umum) b. Staf

1). Ainus Zaman, SHI (Staf Keuangan) 2). Fuad, SHI (Staf Umum)

Dari beberapa personil Kesekretariatan tersebut ada juga yang merangkap sebagai personil fungsional kepaniteraan yaitu :

1). ST. Mar’atu Ulfah, S.Ag (Wakil Sekretaris merangkap Panitera Pengganti dan Juru Sita Pengganti)

(35)

2). Cahyani, SH. (Kepala Urusan Kepegawaian merangkap Panitera Pengganti dan Juru Sita Pengganti)

3). Mashuri, S.Ag (Kepala Urusan Umum merangkap Panitera Pengganti dan Juru Sita Pengganti)

4). Rahmawati, SH (Kepala Urusan Keuangan merangkap Jurusita)

Dari uraian dan data tersebut diatas, maka adanya rangkap jabatan oleh 4 orang personil tersebut, jelas menunjukkan di Pengadilan Agama Kabupaten Madiun terdapat kekurangan personil, sehingga perlu penambahan khususnya Panitera Pengganti, Juru Sita Pengganti dan staf Kesekretariatan, disamping juga masih perlu penambahan tenaga Hakim .

3. Promosi dan Mutasi

Pengadilan Agama Kabupaten Madiun pada tahun 2011, terdapat beberapa Hakim dan pegawai yang telah mendapatkan surat keputusan mutasi pindah tempat tugas keluar dari Pengadilan Agama Kab. Madiun, baik mutasi biasa maupun mutasi promosi dan begitu juga terdapat mutasi pindah tempat tugas masuk kedalam Pengadilan Agama Kabupaten Madiun. Diantara Hakim dan Pegawai Pengadilan Agama Kabupaten Madiun yang mendapatkan promosi dan mutasi pindah tempat tugas keluar yaitu antara lain :

- Dra. Hj. Ati Khoiriyah, MH Hakim Pengadilan Agama Kab. Madiun Promosi dan Mutasi pindah tugas ke Pengadilan Agama Ponorogo menjadi Wakil Ketua Pengadilan Agama Ponorogo;

- Dra. Siti Rohmah M.Hum Hakim Pengadilan Agama Kabupaten Madiun Mutasi pindah tempat tugas menjadi Hakim pada Pengadilan Agama Nganjuk;

- Drs. H. Nur Khasan, SH., MH Hakim Pengadilan Agama Kabupaten Madiun Klas I B Promosi dan Mutasi pindah tugas menjadi Hakim pada Pengadilan Agama Lamongan Klas I A;

- Drs. Amanudin, SH., M.Hum Hakim Pengadilan Agama Kabupaten Madiun mutasi pindah tugas menjadi Hakim Pengadilan Agama Ponorogo

(36)

yang sebelumnya dengan surat tugas dari Pengadilan Tinggi Agama Surabaya telah di SPT kan pada Pengadilan Agama Nganjuk;

- Nur Laela Kusna, SAg Kaur Keuangan/Panitera Pengganti Pengadilan Agama Kabupaten Madiun, mutasi pindah tugas menjadi Panitera Pengganti pada Pengadilan Agama Ponorogo , dan telah digantikan oleh Rahmawati,SH sebagai Kaur Keuangan yang baru ;

- Dra. Nanik Umiyati Panitera Pengganti pada Pengadilan Agama Kabupaten Madiun mutasi pindah tugas menjadi Panitera Pengganti pada Pengadilan Agama Ponorogo;

- Dimas Hirawan jurusita pengganti pada Pengadilan Agama Kabupaten Madiun mutasi pindah tugas menjadi staf di Pengadilan Tinggi Agama Surabaya;

- Siti Sofiah, S.Si Staf di Pengadilan Agama Kabupaten Madiun mutasi pindah tugas ke Pengadilan Agama Gresik ;

Sedangkan mutasi pindah tugas hakim dan pegawai yang masuk ke

Pengadilan Agama Kabupaten Madiun tahun 2011 sebanyak 4 (empat) orang , masing-masing adalah sebagai berikut:

- Dra. Hj. Faidhiyatul Indah Hakim Pengadilan Agama Lamongan menjadi Hakim SPT pada Pengadilan Agama Kabupaten Madiun secara devinitif telah dilantik menjadi Hakim Pengadilan Agama Kabupaten Madiun pada tanggal, 23 Desember 2011;

- H. Wasidi, SH Hakim Pengadilan Agama Kota Madiun mutasi promosi pindah tugas menjadi Hakim Pengadilan Agama Kabupaten Madiun dan telah dilantik secara resmi pada tanggal, 23 Desember 2011;

- Drs. Suwarto, MH Hakim Pengadilan Agama Ngawi mutasi pindah tugas menjadi Hakim Pengandilan Agama Kabupaten Madiun, dan telah dilantik secara resmi pada tanggal, 8 Nopember 2011;

- Nurul Chudaifah, SAg Hakim Pengadilan Agama Magetan mutasi pindah tugas menjadi Hakim Pengandilan Agama Kabupaten Madiun, dan telah dilantik secara resmi pada tanggal, 8 Nopember 2011;

(37)

- Rini Wulandari, SH Panitera Penggati Pengadilan Agama Surabaya mutasi promosi menjadi Panitera Muda Gugatan pada Pengadilan Agama Kabupaten Madiun;

- Ainus Zaman, SHI Calon Panitera Panitera Pengganti Pengadilan Agama Banyuwangi mutasi pindah tugas menjadi Calon Panitera Pengganti pada Pengadilan Agama Kabupaten Madiun;

- Rahmawati, SH staf pada Pengadilan Tinggi Agama Surabaya mutasi promosi menjadi Jurusita pada Pengadilan Agama Kabupaten Madiun;

- Fuad, SHI masuk diterima sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil Pada Pengadilan Agama Kabupaten Madiun TMT 1 Maret 2011.

4. Pengisian Jabatan Struktural

Pengisian Jabatan Struktural Pengadilan Agama Kabupaten Madiun pada tahun 2011 hingga sampai laporan tanunan ini dibuat, Alhamdulillah telah dapat terisi semua. Dalam hal ini dengan terpenuhi pengisian jabatan struktural pada Pengadilan Agama Kabupaten Madiun, diharapkan semua layanan administrasi pengadilan baik administrasi perkara maupuan administrasi kesekretariatan dapat berjalan dengan lancar dan tertib, sehingga realisasi jabatan yang ada sebagai berikut:

No N A M A NIP JABATAN

1. Hj. Sri Astuti, SH. 194812311979012001 Ketua 2. Drs. Ahmad Husni Tamrin, MH. 196606021992031003 Wakil Ketua 3. Drs. Muchtarom 195311021987031002 Panitera/Sekretaris 4. Drs. Harunurrasyid 195912121993031004 Wakil Panitera 5. ST. Mar’atu Ulfah, S.Ag 150275729000000000 Wakil Sekretaris 6. Suparno, S.Ag 150246238000000000 Panitera Muda Hukum 7. Rini Wulandari, SH 197001132002122003 Panitera Muda Gugatan 8. Ghulam Muhammady, SH 195801281982031003 Panitera Muda Permohonan 9. Cahyani, SH. 150266006000000000 Kaur Kepegawaian

10. Rahmawati, SH 197210161999032001 Kaur Keuangan 11. Mashuri, S.Ag 197002201993031003 Kaur Umum

(38)

B. Pengelolaan Sarana dan Prasarana 1. Sarana dan Prasarana Gedung

Kantor Gedung Pengadilan Agama Kabupaten Madiun saat ini menempati gedung berlantai dua yang beralamat di Jalan Raya Tiron Km.6 Nglames, Kabupaten Madiun dengan gedung yang dibangun atas tanah seluas 2138 m2. dan telah bersertifikat atas nama Mahkamah Agung RI dan atas nama Pengadilan Agama Kabupaten Madiun dengan masing-masing sertikat sebagai berikut :

- Tanah Luas 1359 meter persegi Sertifikat Atas Nama Mahkamah Agung RI dengan DI 307/2008 nomor 4290/2008 DI 208/2008 Nomor : 2846/2008;

- Tanah Luas 512 meter persegi Sertifikat Atas Nama Pengadilan Agama Kabupaten Madiun dengan DI 307/2005 Nomor: 6448/2005 DI 208/2005 Nomor: 4076/2005.

- Tanah Luas 267 meter persegi Sertifikat Atas Nama Pengadilan Agama Kabupaten Madiun dengan DI 307/2006 Nomor: 8288/2006 DI 208/2006 Nomor : 5231/2006.

Dengan demikian pengelolaan sarana dan prasarana Gedung Kantor Pengadilan Agama Kabupaten Madiun tahun 2011 meliputi pengembangan , perawatan, dan penghapusan, namun pelaksanaannya pada tahun 2011 adalah hanya melaksanakan perawatan gedung kantor dan perawatan halaman gedung kantor, belum melaksanakan penghapusan karena terbatasnya waktu dan personil .

2. Sarana dan Prasarana Fasilitas Gedung

Sarana dan prasarana fasilitas gedung kantor Pengadilan Agama Kabupaten Madiun yaitu peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi (selokan) dan jaringan komunikasi serta asset tetap lainnya.

a. Peralatan dan Mesin

1. Station Wagon 2 unit

2. Sepeda Motor 8 unit

3. Mesin ketik manual standard 1 buah

4. Mesin ketik manual lengenwagon 1 buah

5. Lemari kayu 23 buah

6. Rak besi 6 buah

(39)

7. Rak kayu 6 buah

8. Filling cabinet besi 3 buah

9. Brandkas 4 buah

10. Papan nama 4 buah

11. White Board 1 buah

12. Meja kerja kayu 34 buah

13. Kursi besi 56 buah

14. Kursi kayu 59 buah

15. Sice 7 buah

16. Bangku panjang kayu 20 buah

17. Meja komputer 10 buah

18. Meja telepon 4 buah

19. Meja makan besi 10 buah

20. Jam elektronik 8 buah

21. Kipas Angin 13 buah

22. Televisi 1 buah

23. Amplifier 1 buah

24. Sound system 1 buah

25. Timbangan barang 2 buah

26. Lambang Garuda Pancasila 1 buah

27. Tiang Bendera 2 buah

28. Tangga alumunium 1 buah

29. Kaca hias 2 buah

30. Mimbar/podium 1 buah

31. Palu sidang 1 buah

32. Karpet 1 buah

33. Kabel Roll 1 buah

34. Printer 14 buah

35. Pesawat telepon 2 buah

36. Faximile 1 buah

37. Local Batery Telepon 4 buah

38. Meja kerja/Meja Sidang 3 buah

(40)

39. AC/DC Standard 19 buah

40. Mini komputer 8 buah

41. PC Unit 20 buah

42. Hub. 3 buah

43. Handycame 1 buah

44. Compact DiscPlayer 1 buah

45. Uninterruptible Power Supply (UPS) 4 buah

46. TV Monitor 1 buah

47. Mesin Absensi 1 buah

48. Wireless 1 buah

49. Telephone (PABX) 12 buah

50. PC Unit (Touch Screen) 1 buah

51. Meja Ruang Pertemuan 6 buah

52. Kursi Ruang Pertemuan 60 buah

b. Gedung dan Bangunan

Bangunan gedung kantor permanen 3 unit

c. Jalan, Irigasi dan jaringan

1. Saluran muka 1 unit

2. Bangunan pengeluaran 1 unit

d. Aset Tetap Lainnya

1. Piala 6 buah

2. Alat Tennis Meja 1 unit

e. Aset Tak Berwujud Lainnya

1. Software Komputer 1 paket

C. Pengelolaan Keuangan 1. Belanja Pegawai

- Pagu DIPA : Rp. 1.234.092.000,-

- Realisasi : Rp. 1.325.503.096,-

- Sisa Anggaran : Rp. – 91.412.056,-

Pagu DIPA untuk belanja pegawai Pengadilan Agama Kabupaten Madiun tahun anggaran 2011 telah mencukupi kebutuhan

(41)

2. Belanja Barang

- Pagu DIPA : Rp. 277.817.000,-

- Realisasi : Rp. 272.201.000,-

- Sisa Anggaran : Rp. 616.000,-

Belanja barang Pengadilan Agama Kabupaten Madiun untuk tahun anggaran 2011 tidak mencukupi terutama untuk belanja Daya dan Jasa pada mata anggaran 0002.2007.522111, anggaran belanja daya dan jasa pada bulan Oktober 2011 telah terserap habis.

3. Belanja Modal

- Pagu DIPA : Rp. 70.000.000,-

- Realisasi : Rp. 70.000.000,-

- Sisa Anggaran : Rp. 0,-

D. Pengelolaan Administrasi 1. Administrasi Peradilan

Pengadilan Agama di Indonesia ini yang diharapkan adalah peradilan yang mandiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan inilah yang disebut Court of Law. Sedangkan ciri Cuort of Law adalah hukum acara dan minutasi dilaksanakan dengan baik dan benar, tertib dalam melaksanakan administrasi perkara dan putusan dilaksanakan sendiri oleh Pengadilan yang memutus perkara tersebut.

Walaupun Personil Kepaniteraan Pengadilan Agama Kabupaten Madiun sangat terbatas jumlahnya dan banyak yang merangkap jabatan, akan tetapi dalam rangka melaksanakan tertib administrasi perkara dan penyelenggaraan administrasi peradilan yang seragam dan baik serta tertib, maka Pelaksanaan Administrasi Peradilan pada Pengadilan Agama Kabupaten Madiun tetap dilaksanakan berdasarkan Keputusan Mahkamah Agung RI. Nomor : KMA/001/SK/I/1991, tanggal 24 Januari 1991 tentang Pelaksanaan Pola Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Perkara yang meliputi 5 (lima) bidang yaitu :

1. Pola prosedur penyelenggaraan administrasi perkara tingkat pertama, Banding, Kasasi dan Peninjauan kembali.

2. Pola tentang register perkara

Referensi

Dokumen terkait

Dalam suasana yang penuh dengan nafsu kehewanan itu, boleh dikatakan tidak mungkin dapat diharapkan ada pemikiran yang bebas dari pengaruh buruk, dan tidak nanti mereka mampu

Kepada istri saya yang telah menyiapkan secangkir kopi untuk lembur menulis naskah, untuk Nawaksara Parama Arta yang menjadi motivasi utama agar terus berkarya,

Zat uji direaksikan dengan 2 mL H2SO4 pekat kemudian dikocok, maka akan terbentuk: — Warna kuning: Streptomisin, Eritromisin, Oksitetrasiklin, Klortetrasiklin, Kloramfenikol —

Dengan di luncurkannya program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ( BLSM )oleh pemerintah tidak membuat permasalahan kemiskinan di Indonesia semakin berkurang

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam laporan Hibah Iptek bagi Masyarakat

kabupaten/kota tidak memenuhi norma, standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, pelaksanaan Uji Berkala dilakukan oleh Unit

Tesis utama yang hendak dibuktikan John Wansbrough adalah al-Qur’an penuh dengan tradisi karena tercipta di dalam suasana yang penuh dengan perdebatan sektarian

Beberapa hal di atas pada dasarnya menggambarkan bagaimana peranan media dalam praktik komodifikasi dan komersialisasi program acara bertemakan dakwah yang terdapat