1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TELKOM) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa layanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan jaringan telekomunikasi di Indonesia.
Gambar 1.1 Logo Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Pemegang saham mayoritas TELKOM adalah Pemerintah Republik Indonesia sebesar 52.09%, sedangkan 47.91% sisanya dikuasai oleh publik. Saham TELKOM diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode “TLKM” dan New York Stock Exchange (NYSE) dengan kode “TLK”. Dalam upaya bertransformasi menjadi digital telecommunication company, TELKOM Group mengimplementasikan strategi bisnis dan operasional perusahaan yang berorientasi kepada pelanggan (customer-oriented). Transformasi tersebut akan membuat organisasi TELKOM Group menjadi lebih lean (ramping) dan agile (lincah) dalam beradaptasi dengan perubahan industri telekomunikasi yang berlangsung sangat cepat. Organisasi yang baru juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam menciptakan customer experience yang berkualitas. Kegiatan usaha TELKOM Group bertumbuh dan berubah seiring dengan perkembangan teknologi, informasi dan digitalisasi, namun masih dalam koridor industri telekomunikasi dan informasi.
Hal ini terlihat dari lini bisnis yang terus berkembang melengkapi legacy yang sudah ada sebelumnya.
2 Saat ini TELKOM Group mengelola 6 produk portofolio yang melayani empat segmen konsumen, yaitu korporat, perumahan, perorangan dan segmen konsumen lainnya.
Berikut penjelasan portofolio bisnis TELKOM Group:
a. Mobile
Portofolio ini menawarkan produk mobile voice, SMS dan value added service, serta mobile broadband. Produk tersebut ditawarkan melalui entitas anak, Telkomsel, dengan merk Kartu Halo untuk pasca bayar dan simPATI, Kartu As dan Loop untuk pra bayar.
b. Fixed
Portofolio ini memberikan layanan fixed service, meliputi fixed voice, fixed broadband, termasuk Wi-Fi dan emerging wireless technology lainnya, dengan brand IndiHome.
c. Wholesale & International
Produk yang ditawarkan antara lain layanan interkoneksi, network service, Wi-Fi, VAS, hubbing data center dan content platform, data dan internet, dan solution.
d. Network Infrastructure
Produk yang ditawarkan meliputi network service, satelit, infrastruktur dan tower.
e. Enterprise Digital
Terdiri dari layanan information and communication technology platform service dan smart enabler platform service.
f. Consumer Digital
Terdiri dari media dan edutainment service, seperti e-commerce (blanja.com), video/TV dan mobile based digital service. Selain itu, kami juga menawarkan digital life service seperti digital life style (Langit Musik dan VideoMax), digital payment seperti TCASH, digital advertising and analytics seperti bisnis digital advertising dan solusi mobile banking serta enterprise digital service yang menawarkan layanan Internet of Things (IoT).
3 1.1.1 Profil Umum Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Tanggal Pendirian : 23 Oktober 1856
Pendiri : Cacuk Sudarijanto Direktur Utama : Alex Sinaga
Status : BUMN
Kantor Pusat : Bandung
Situs Web : www.telkom.co.id Slogan : The World In Your Hand
Anak Perusahaan : PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Multimedia Nusantara (Metra), PT Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra), PT Telekomunikasi Indonesia International (TII), PT Graha Sarana Duta (GSD)/
Telkom Property, PT Telkom Akses (Telkom Akses), PT PINS Indonesia (PINS), PT Infrastruktur Telekomunikasi Indonesia (Telkom Infratel), PT Patra Telekomunikasi Indonesia (Patrakom), PT Metranet (Metranet), PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin), PT Napsindo Primatel Internasional (Napsindo).
1.1.2 Visi dan Misi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Visi Perusahaan
Be the King of Digital in the Region
Misi Perusahaan
Lead Indonesian Digital Innovation and Globalization
1.1.3 Budaya Perusahaan
“The Telkom Way” merupakan budaya Perusahaan atau nilai-nilai Perusahaan yang dimiliki Telkom sejak tanggal 10 Juni 2013 yang ditetapkan oleh Direksi melalui surat Keputusan Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, No.PD.201.00/r.00/HK250/COP-B0020000/2013 tentang Arsitektur Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan. Selanjutnya pedoman implementasi Budaya Perusahaan di lingkungan Telkom Group ditetapkan dalam Peraturan Direktur Human Capital & General Affair Telkom No.PR.201.01/r.00/HK250/COP- B0400000/2013 tentang Budaya Perusahaan Telkom Group.
Penetapan budaya Perusahaan diatas mengacu pada konsep pengelolaan Telkom Group yang didasarkan pada elemen 8S yaitu Spirituality, Style, Shared Values,
4 Strategy, Staff, Skill, System, dan Structure. Secara lengkap Budaya Perusahaan diformulasikan sebagai berikut:
a. Philosophy to be the Best: Always The Best
Always the Best adalah sebuah basic belief untuk selalu memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan. Always the Best memiliki esensi “Ihsan” yang dalam pengertian ini diterjemahkan “terbaik”. Setiap insan Telkom Group yang memiliki spirit ihsan akan selalu memberikan hasil kerja yang lebih baik dari yang seharusnya, sehingga sikap ihsan secara otomatis akan dilandasi oleh hati yang ikhlas. Ketika setiap aktivitas yang di lakukan adalah bentuk dari ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Philosophy to be the Best: Integrity, Enthusiasm, Totality
Always the Best menuntut setiap insan Telkom Group memiliki integritas (integrity), antusiasme (enthusiasm), dan totalitas (totality).
c. Principles to be the Star: Solid, Speed, Smart
Principles to be the Star dari The Telkom Way adalah 3S yakni Solid, Speed, Smart yang sekaligus menjadi core values atau great spirit.
1) Solid
Seluruh insan Telkom Group harus memberikan yang terbaik (Always The Best) dan meningkatkan soliditas di antara seluruh insan Telkom Group sebagai satu Great Team.
2) Speed
Segenap insan Telkom Group harus bekerja cepat dalam setiap kesempatan untuk memenangkan persaingan. Karena yang cepat akan mengalahkan yang lambat.
3) Smart
Seluruh insan Telkom Group dituntu tbekerja smart, yaitu memahami tujuan yang ingin dicapai, menentukan prioritas dan selalu mencari cara baru yang lebih baik untuk mencapai tujuan.
4) Practices to be the Winner: Imagine - Focus – Action
Practices to be the Winner dari The Telkom Way adalah IFA yakni Imagine, Focus, Action sekaligus sebagai Key Behaviors.
5 1.1.4 Divisi Digital Service
TELKOM memiliki tujuh direktorat, diantaranya Director of Digital and Strategic Portofolio yang didalamnya terdapat Divisi Digital Service (DDS). TELKOM DDS dipimpin oleh Executive General Manager (EGM) dan dibantu oleh dua Deputy yaitu Deputy EGM Coherence and Innovation Management dan Deputy EGM Research and Big Data. Deputy EGM Research and Big Data merupakan salah satu Deputy EGM yang bertanggung jawab dalam pengelolaan Inovasi Product and Service Big Data. Dalam melakukan inovasi Product and Service Big Data, terdapat empat unit yang bertanggung jawab dalam pelaksanaannya diantaranya:
a. BDM (Big Data Management), memiliki tanggung jawab untuk menyediakan desain database dan layanan dukungan data manajemen untuk satu atau lebih proyek. Dan mampu memastikan desain database yang efektif dan menjaga akurasi, integritas, dan keamanan sistem catatan terkomputerisasi.
b. BDA (Big Data Platform), Big data platform membuat organisasi dapat memilah data dan mengatur data dengan kecepatan pengerjaan yang sesuai. Bigdata platform bertugas mengolah data yang di ekstrak informasinya, untuk menentukan keputusan.
c. BSD (Big Data Service Delivery), yang mempunyai tugas menganalisis pasar, melihat apa kebutuhan konsumen, menawarkan jasa yang tepat ke konsumen sampai terjadinya kesepakatan.
d. DSC (Data Scientist), Data scientist yaitu salah satu unit pada divisi digital service yang bertanggung jawab dalam mengumpulkan, mengolah, dan menganalisa data untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan. Data tersebut biasanya berjumlah sangat besar yang terstruktur dan tidak terstruktur. Tugas data scientist memilih fitur, membangun dan mengoptimalkan pengklasifikasian menggunakan teknik koding, data mining menggunakan metode state of the art, meningkatkan prosedur pengumpulan data untuk memasukkan informasi yang relevan untuk membangun sistem analytic, pengolahan, pembersihan, integritas data yang digunakan untuk analisis, membuat sistem deteksi anomali otomatis dan pelacakan konstan kinerja.
6 Berikut ini merupakan alur suatu kerja dari persiapan hingga sampai ke pelanggan:
Gambar 1.2 Big Data Operating Model
Sumber: Data Sekunder Big Data PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Penulis dalam penelitian ini akan di fokuskan melakukan survey pada unit Data Scientist.
7 1.1.5 Struktur Organisasi Divisi Digital Service PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Gambar 1.3 Struktur Organisasi Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Sumber : Data Internal PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
PRESIDENT DIRECTOR
Director of Digital & Strategic Portofolio
EGM Divisi Digital Service VP Corporate Strategic
Planning
VP Innovation Strategy
VP Execution
VP Synergy
VP Integration&Portofolio Management EVP Strategic Investment
VP SI Planning Dep EGM
Research& Big Data
SM Data Scientist Management Dep EGM
Coherence&
Innovative Management
8 Jobdesk Struktur Organisasi Divisi Digital Service PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk
Direktorat Digital & Strategic Portofolio berperan sebagai penanggung jawab atas ketersediaan rumusan corporate level strategy yang mencakup directional strategy, portofolio strategy, dan parenting strategy, mengeksplorasi sumber-sumber pertumbuhan baru untuk pertumbuhan portofolio bisnis Telkom Group melalui alliance & acqusition dan synergy, serta rumusan strategy inovasi dalam rangka mengoptimalkan eksplorasi bisnis layanan digital yang koheren.
1. Corporate Strategic Planning memiliki peran dan tanggung jawab atas kesiapan secara memadai rumusan Rencana Jangka Panjang Perseroan/ Corporate Strategic Scenario (CSS), Portofolio strategy serta parenting strategy guna memberikan arah, tujuan/goal dan strategi pencapaiannya dalam merencanakan pengelolaan portofolio bisnis Telkom Group, serta pengukuran performansi seluruh unit bisnis Telkom yang diselaraskan dengan kebijakan, system, guideline, dan procedure pengelolaan performansi unit sebagai dasar untuk pengambilan keputusan manajemen.
2. Innovative Strategy, bertanggung jawab atas ketersediaan perencanaan strategi bisnis digital yang komprehensif, pengembangan strategi bisnis FU (Functional Unit) Digital, perencanaan dan pelaksanaan orkestrasi dan sinergi digital antar CFU (unit yang berhubungan dengan cutomer), pengelolaan open innovation dan program amoeba dan pengelolaan Digital Maturity (ODMM).
3. Departemen Strategic Investment memiliki peran dan tanggung jawab atas perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi atas program strategic investmen, yaitu pengembangan bisnis non organik namun tidak terbatas pada acquisition, alliance, divestment, dan partnership.
4. Stategic Investment Planning memiliki peran dan tanggung jawab atas perencanaan dan evaluasi pengembangan bisnis non organik secara komprehensif.
5. Strategic Investment Execution memiliki peran dan tanggung jawab atas pelaksanaan program strategic investment setelah mendapat persetujuan dari Direksi sampai penutupan transaksi (closing).
6. Departmen Synergy, memiliki peran dan tanggung jawab atas terlaksananya sinergi yang bersifat strategis dan cross function, memberikan solusi atas permasalahan pelaksanaan program sinergi yang dieskalasi oleh unit bisnis atau entitas bisnis dalam lingkup Telkom Group serta memastikan efektivitas proses integrasi post deal A&A dan sistem pengendalian portofolio bisnis perusahaan, sehingga mampu memberikan value creation yang optimal bagi perusahaan.
7. Departemen Integration & Portofolio Management memiliki peran dan tanggung jawab atas pelaksanaan program A&A integration dari kegiatan strategic investment serta efektivitas sistem pengendalian portofolio bisnis perusahaan, sehingga
9 portofolio bisnis yang dikelola mampu memberikan value creation yang optimal bagi perusahaan.
8. Divisi Digital Service merupakan salah satu unit operasi yang diperankan dalam penyelenggaraan aktivitas bisnis dengan fokus pada fungsi pengelolaan digital business exploration dan coherent innovation untuk lingkup telkom secara group.
9. Departemen Coherence & Innovative Management, mengelola creative center (Digital Valley & Digital Lounge), mencari (discovery) dan menyeleksi produk Startup untuk mendukung pengembangan sistem experience, melakukan kegiatan pembinaan telent digital, mengelola inkubasi dan akselerasi Startup.
10. Departemen Research & Big Data, menyelenggarakan kegiatan dan kolaborasi penelitian/riset (riset bisnis, riset teknologi dan kapabilitas terkait pengembangan produk), pengembangan inovasi, mengelola broadband terkait research (broadband access network research, broadband core network research, cloud and node platform research, infra service research, mobility & fmc research), mengelola security terkait research dan mengelola laboratorium dan sarana yang dibutuhkan.
11. Data Scientist, mengelola business planning, performance & support, internal &
external use case management.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya Data Scientist menjalankan aktivitas utama antara lain, tidak terbatas sebagai berikut:
a. Melaksanakan pengelolaan fungsi resource management untuk memenuhi kebutuhan data scientist di tribe atau unit lain.
b. Mengembangkan text, voice, dan video analytics untuk kepentingan pengelolaan insight atas data yang berasal dari: social media, SMS, email, network, agent atau customer service note dan bentuk lainnya untuk dilakukan analisis.
c. Membangun dictionary dan training set untuk melakukan classification.
d. Memberikan insight atas pengelolaan data yang dilakukan untuk improvement.
e. Melakukan business process understanding, data understanding, dan data preparation dalam membuat data model.
f. Menampilkan data insight untuk ditampilkan ke front line berupa targeted caring, dan targeted offering dari hasil data analytics.
g. Membangun predictive model untuk improvement program internal maupun eksternal, misalnya meliputi: churn model, collection model, network analytics model, untuk menjadi program proaktif dalam rangka menurunkan keluhan pelanggan.
10 h. Membangun competency dan analytics engine untuk text analytics, leads generation, predictive model, dan suggested caring /offering.
i. Mengembangkan internal dan external usecase management yang menjadi library usecase untuk mendukung kebutuhan tribe.
11 1.2 Latar Belakang
Saat ini di Indonesia terdapat tiga perusahaan telekomunikasi yang saling berkompetisi untuk menduduki peringkat pertama, diantaranya TELKOM, INDOSAT, dan XL.
Gambar 1.5 Pendapatan dan Laba Perusahaan Telekomunikasi di Indonesia Sumber : bareksa, 2018
Berdasarkan gambar 1.5 dapat dilihat bahwa TELKOM, yang merupakan perusahaan milik negara, kembali menunjukan kestabilannya dalam memperoleh laba dan pendapatan. Hingga kuartal III-2017, TELKOM berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp17,92 triliun atau naik 21,7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Kenaikan laba TELKOM tersebut didorong oleh pendapatan perseroan yang naik 12,5 persen menjadi Rp 97 triliun dari sebelumnya Rp 86 triliun, dan masih menduduki peringkat pertama dibanding perusahaan lainnya.
Indosat menempati posisi kedua, kemudian XL berada di posisi ke tiga. Hal tersebut menunjukkan bahwa persaingan dalam industri telekomunikasi sangat ketat, dimana setiap perusahaan memiliki target yang harus dicapai. Ketatnya persaingan dalam bisnis saat ini, profesionalitas tinggi dituntut dalam dunia kerja, hal inilah yang mengakibatkan munculnya tekanan bagi individu (karyawan) dalam bekerja.
Karyawan sendiri merupakan sumber daya yang penting dalam sebuah perusahaan, menurut Nawawi dalam Gaol (2014:44), Sumber Daya Manusia adalah orang yang bekerja dan berfungsi sebagai aset organisasi atau perusahaan yang dapat dihitung jumlahnya (kuantitatif) dan Sumber Daya Manusia merupakan penggerak organisasi.
Berdasarkan penjelasan tersebut, kinerja yang baik dari karyawan akan sangat membantu perusahaan dalam mewujudkan visi misinya.
Menurut Moeheriono dalam Abdullah (2014:3) kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program
12 kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi.
Kinerja karyawan dapat dilihat dari keberhasilan karyawan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan target yang sudah ditetapkan oleh TELKOM DDS. Berikut adalah rekapitulasi kinerja karyawan TELKOM DDS Unit Data Scientist tahun 2016-2017:
TABEL 1.1
KINERJA KARYAWAN TELKOM DDS UNIT DATA SCIENTIST 2016-2017
Tahun Jumlah Karyawan
Kriteria Penilaiam NKI (Nilai Kerja Individu)
P1 P2 P3 P4 P5
2016 30 1 19 10 0 0
2017 30 0 13 17 0 0
Sumber : HC TELKOM DDS
Berikut kriteria penilaian kinerja karyawan TELKOM DDS:
P1 (Prestasi 1) > 110% : Istimewa P2 (Prestasi 2) 103%-110% : Baik Sekali P3 (Prestasi 3) 96%-103% : Baik
P4 (Prestasi 4) 90%-96% : Kurang Baik P5 (Prestasi 5) <90% : Kurang Baik Sekali
Dari hasil rekapitulasi kinerja karyawan TELKOM DDS tahun 2016-2017, berdasarkan tabel 1.1 tampak bahwa prestasi kinerja karyawan mengalami penurunan. Jumlah karyawan yang kriteria istimewa pada tahun 2016 sebanyak 1 orang, kriteria baik sekali sebanyak 19 orang, dan kriteria baik sebanyak 10 orang.
Sedangkan pada tahun 2017 kriteria istimewa tidak ada, dan baik sekali mengalami penurunan dari 19 orang menjadi 13 orang, dan kriteria baik meningkat dari 10 orang menjadi 17 orang.
Fenomena pada TELKOM DDS Unit Data Scientist yang seringkali terjadi adalah kinerja suatu perusahaan terganggu karena berbagai perilaku karyawan yang sulit di cegah. Kinerja dalam sebuah perusahaan sangat ditentukan oleh kondisi dan perilaku karyawan yang dimiliki karyawan tersebut karena kinerja karyawan sangat berdampak pada keuntungan perusahaan. Kinerja perusahaan yang bagus dapat dirusak baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu bentuk perilaku
13 karyawan yang mengganggu kinerja perusahaan adalah gejala stres kerja, Mangkunegara (2013:67)..
Dalam penelitian ini penulis akan meneliti pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan. Stres menurut Handoko (2014:200) adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Pada diri karyawan berkembang berbagai macam jenis gejala stres yang dapat mengganggu kinerja mereka. Gejala-gejala tersebut dapat berupa gejala fisik maupun mental. Orang-orang yang mengalami stres bisa mengalami nerveous dan kekhawatiran yang berlebih. Mereka sering mudah marah dan agresif, tidak dapat relax atau menunjukkan sikap yang tidak kooperatif. Mereka biasanya melarikan diri dengan mengkonsumsi minuman beralkohol atau merokok secara berlebihan.
Selain itu, mereka bisa terkena penyakit fisik seperti masalah pencernaan, tekanan darah tinggi, serta sulit tidur. Stres kerja merupakan bagian dari stres dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bekerja, potensi untuk mengalami stres kerja cukup tinggi, antara lain dapat disebabkan karena interaksi antara atasan, pekerjaan menuntut konsentrasi tinggi, beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan, kondisi kerja yang tidak mendukung, persaingan kerja yang tidak sehat, dan lain- lain.
Berdasarkan wawancara dengan Manager Data Scientist diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Resource yang terbatas namun tugas beraneka ragam. Dengan jumlah resource 30 orang maka setiap pekerjaan yang kebanyakan berupa proyek-proyek di manage resourcenya agar target terpenuhi.
b. Waktu penyelesaian proyek yang diminta selalu cepat dan tepat waktu dengan karyawan yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda, memiliki kompetensi yang berbeda-beda, sisi attitude kebiasaan orang juga mempengaruhi terhadap pekerjaan.
c. Satu orang dituntut bisa mengerjakan lebih dari satu pekerjaan proyek, karena resource yang terbatas dan permintaan yang banyak, maka karyawan harus bisa bagi-bagi waktu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
d. Beban kerja meningkat karena setiap tahun karena jumlah pekerjaan proyek bertambah.
e. Reputasi Eksternal, kalau pekerjaan tidak selesai tepat waktu dengan mutu yang
14 telah disepakati maka reputasi TELKOM bisa buruk dan bisa terkena denda.
TABEL 1.2 BEBAN KERJA
Tahun Jumlah Karyawan Jumlah Proyek Realisasi Proyek
2016 30 18 18
2017 30 23 23
Sumber: HC TELKOM DDS
Pekerjaan proyek bukan perkara mudah karena untuk memenangkan proyek ini TELKOM bersaing dengan perusahaan Indosat dan XL. Pengerjaan proyek membutuhkan kreativitas dalam hal ide, estimasi biaya, waktu, alat penunjang, sumber daya, membutuhkan konsentrasi tinggi dan ketelitian dalam pengerjaannya karena harus sesuai dengan kulitas yang telah disepakati dengan mitra atau perusahaan pengguna jasa.
Seperti yang dapat dilihat pada tabel 1.2 bahwa jumlah karyawan tidak mengalami pertambahan tetapi jumlah proyek mengalami kenaikan. Tahun 2016 dengan jumlah karyawan 30 orang, jumlah proyek ada 18. Kemudian di tahun 2017 dengan jumlah karyawan yang sama yaitu 30 orang namun jumlah proyek bertambah menjadi 23. Dengan jumlah resouce yang terbatas, 1 orang karyawan dapat mengerjakan lebih dari satu proyek mengakibatkan beban kerja yang meningkat. Menurut Robbins and Judge (2014:371) beban kerja yang diberikan perusahaan kepada karyawan dengan keterbatasan waktu yang melebihi kapasitas karyawan dapat berakibat stres kerja.
Menurut Rivai (2014:108) Banyaknya angka keterlambatan yang sering merupakan indikasi stres kerja. Hal ini dapat dibuktikan dengan data absensi karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi Digital Service Unit Data Scientist tahun 2016 dan 2017 yang digambarkan sebagai berikut:
15 Gambar 1.6 GRAFIK ABSENSI KARYAWAN TELKOM DDS UNIT DATA
SCIENTIST 2016 Sumber : HC TELKOM DDS
Gambar 1.7 GRAFIK ABSENSI KARYAWAN TELKOM DDS UNIT DATA SCIENTIST 2017
Sumber : HC TELKOM DDS
Dari gambar grafik diatas, dapat dilihat bahwa adanya perbedaan antara tahun 2016 dan 2017 fluktuasi naik turun pada absensi atau ketidakhadiran karyawan pada TELKOM DDS Unit Data Scientist. Kategori nilai angka paling tinggi dari absensi
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Cuti Terlambat Sakit
0 5 10 15 20 25
Cuti Terlambat Sakit
16 tahun 2016 dan 2017 adalah terlambat yaitu pada bulan juli 2016 sebanyak 15 kali dan pada bulan juni sebanyak 22 kali. Berdasarkan wawancara dengan Manager Data Scientist, bertambahnya tugas yang diberikan, dan dikejar-kejar deadline karena harus selesai tepat waktu, membuat karyawan harus lembur atau pulang malam yang mengakibatkan karyawan datang terlambat keesokan harinya. Lalu hampir tiap bulan terdapat karyawan yang sakit dengan angka yang paling tinggi yaitu pada bulan juni 2016 sebanyak 4 kali dan april 2017 sebanyak 5 kali.
Selanjutnya yaitu kategori cuti dengan angka yang paling tinggi di bulan juli 2016 yaitu sebanyak 5 kali dan desember 2017 sebanyak 4 kali.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian “Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Divisi Digital Service PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Studi Pada Unit Data Scientist)”.
17 1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
a. Bagaimana stres kerja pada Divisi Digital Service PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (unit data scientist)?
b. Bagaimana kinerja karyawan pada Divisi Digital Service PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (unit data scientist)?
c. Bagaimana pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan pada Divisi Digital Service PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (unit data scientist)?
1.4 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui tingkat stres pada Divisi Digital Service PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Unit Data Scientist.
b. Untuk mengetahui kinerja karyawan pada Divisi Digital Service PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk Unit Data Scientist.
c. Untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan pada Divisi Digital Service PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Unit Data Scientist.
1.5 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian adalah sebagai berikut:
a. Aspek Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan bidang pengembangan sumber daya manusia, khususnya pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan. Selain itu, beberapa temuan yang terdapat dalam penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan rujukan bagi peneliti selanjutnya.
b. Aspek Praktis
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi kepada Divisi Digital Service PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Unit Data Scientist tentang pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan sehingga dapat dijadikan evaluasi serta masukan bagi perusahaan.
1.6 Periode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Divisi Digital Service Service PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Unit Data Scientist yang terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan No. 11, Gambir, Jakarta Pusat. Dilaksanakan mulai dari Oktober 2018 sampai dengan Desember 2018.