15
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini bertemakan hubungan kecerdasan (menghafal
iAl-Qur’an) dengan
iprestasi
ibelajar
ipeserta didik
ipada suatu lembaga. Kajian pustaka ini dilakukan sebagai bahan pembanding untuk menguatkan arah penelitian ini.
Berdasarkan
ihasil penelusuran
iyang ada, ditemukan
ibeberapa skripsi
idan artikel jurnal yang relevan
idengan penelitian
iini di antaranya
iadalah:
i1. Skripsi
nyang ditulis
ioleh Muhammad
iNur,
iHubungan
iKemampuan Menghafal
iAl-Qur’an
idengan Prestasi
iBelajar
ipada Mata Pelajaran
iAl-Qur’an
idan Hadits
iSiswa
idi
iMadrasah
iTsanawiyah
iDaarun
iNajah
iTeratak
iBuluh
iKecamatan
iSiak
iHulu
iKabupaten
iKampar.
ii1Penelitian ini mengulas mengenai seberapa besar hubungan yang terdapat pada kemampuan
imenghafal
iAl-Qur’ani dan prestasi
ibelajar
isiswa,
iidan hasilnya Hipotesa alternatif (Ha) diterima. Hal
iini
imenunjukkan
isemakin
ibaik
ikemampuan
imenghafal
iAl-Qur’an, semakin
ibagus
ipula
iprestasi
ibelajar
iAl-Qur’an
idan Hadits siswa. Sebaliknya,
isemakin rendah kemampuan menghafal
iAl-Qur’an siswa
imaka semakin
irendah pula prestasi
ibelajar
imata
ipelajaran
iAl-Qur’an
idan Hadits siswa
idi MTs Darun Najah
iTaratak Buluh
iKecamatan
iSiak
iHulu
iKabupaten
iKampar.
i
1 Muhammadi Nur,i “Hubungani Kemampuani Menghafali Al-Qur’ani dengani Prestasii Belajari padai Mata Pelajarani Al-Qur’ani dan Haditsi Siswa” (Studii Kasusi di Madrasahi Tsanawiyahi Daarun Najahi Teratak Buluhi Kecamatan Siaki Hulu Kabupateni Kampar tahun ajaran 2014/2015) (Skripsii Fakultas Tarbiyahi dan Keguruan,i Pekanbaru: Universitasi Islam Negerii Sultan Syarifi Kasim Riau,i 2014), 64.
16
Penelitian
itersebut memiliki
ikemiripan dengan penelitian
iyang akan dilakukan
ipenulis.
iBedanya, pengumpulan data skripsi tersebut menggunakan instrumen tes dan dokumentasi, sedangkan peneliti menggunakan metode dokumentasi. Selain itu pada skripsi tersebut penilaian menghafal Al-Qur’an
ihanya
idifokuskan pada aspek
ikelancaran menghafal saja
isedangkan
ipada penelitian penulis, memfokuskan pada 3 aspek kemampuan yaitu tahfidz, tajwid, dan fashahah. Selain itu, analisis data pada skripsi tersebut menggunakan rumus korelasi serial sedangkan peneliti akan menggunakan product moment.
2. Jurnal
ioleh
iZakiah
idan
iFikratul
iKhairi,
imahasiswa
iPascasarjana Universitas
iiIslam
iNegeri
iiSunan
iKalijaga
iYogyakarta,
iidengan
ijudul:
iiPengaruh
iKemampuan
iKognitif
iTerhadap
iPrestasi
iBelajar Matematika
iSiswa
iKelas
iV
iSDN
iGugus
i01
iKecamatan
iSelaparang.ii
2Hasili penelitian
iiini menjelaskan
ibahwa
iiterdapat
ipengaruh
iyang
isignifikani antara
ikemampuan
ikognitif
idengan
iprestasi belajar
imatematika
isiswa
ikelas
iV,
iyang dibuktikan
idari
ihasil
ianalisis regresi
idiperoleh
inilai
isignifikansi
isebesar
i(0,000)
i< nilai
itingkat signifikansi
i(0,05).
iPerbedaan
iartikel
itersebut
idengan
ipenelitian
iini berada
ipada
ianalisis
idata,
ipada
iartikel
itersebut
imenggunakan
iujii regresi
ilinier sederhana
isedangkan
ipeneliti
imenggunakan
iproduct
imoment.
iSelain itu
ivariabel
ibebas
ipada
iartikel
iini kemampuan
ikognitif
isedangkan
ivariabel
ibebas
ipeneliti
imerupakan
ihasil
ispesifik
idari kemampuan
ikognitif
iyaitu
imenghafal
iAl-Qur’an.
i2 Zakiah dan Fikratul Khairi,,i “PengaruhiK Kemampuan i Kognitifii Terhadapi Prestasii Belajari Matematikai Siswai KelasiVi SDNi Gugusi 01 Kecamatan Selaparangi”, el-Midad:
Jurnali PGMI, Vol. 11i No. 1 (Juni,i 2019), hlm. 85-100.
17
3. Heru Siswanto
idan Dewi
iLailatul Izza
i(Institut
iAgama Islam
iTarbiyatut Tholabah,
iLamongan) dalam jurnalnya tahun 2018 yang berjudul Hubungan
ikemampuan menghafal
iAl-Qur’an
idan Motivasi
iBelajar dengan
i HasiliBelajar PAI
iSiswa Madrasah
iAliyah Al-Fathimiyah, Banjarwati, Paciran, Lamongan.
3Hasil penelitian pada artikel jurnal tersebut menjelaskan
ibahwa terdapat
ihubungan
iyang signifikan antara kemampuan menghafal
iAl-Qur’an
idan motivasi
ibelajar
idengan hasil
ibelajar siswa
iMadrasah Aliyah
iAl- Al-Fathimiyah, Banjarwati, Paciran, Lamongan.
Perbedaan antara jurnal dengan penelitian ini adalah faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa, pada jurnal terdapat dua hal (kemampuan
imenghafal Al-Qur’an
idan motivasi), berbeda dengan
ipenelitian ini yang hanya memfokuskan pada kemampuan
imenghafal
iAl- Qur’an. Kemudian pengumpulan data pada jurnal tersebut didapat dari kuesioner (motivasi) dan dokumentasi (kemampuan
imenghafal
iAl- Qur’an), sedangkan peneliti menggunakan metode
idokumentasi.
4. Jurnal yang ditulis oleh Pamungkas Stiyamulyani dan Sri Jumini pada, tahun 2018 dari program studi PGMI dan Pendidikan Fisika di UNSIQ yang berjudul
iPengaruh Menghafal
iAl-Qur’an
iterhadap Highorder Thinking Skills (HOTS) Ditnjau dari Motivasi Berprestasi Mahasiswa.
4Hasil penelitian artikel jurnal tersebut menjelaskan aktivitas menghafal Al-
3 Heru Siswanto dan Dewi Lailatuli Izza, “Hubungani kemampuan menghafali Al-Qur’ani dan Motivasii Belajar dengani Hasil Belajari PAI Siswai Madrasah Aliyahi Al-Fathimiyah, Banjarwati, Paciran, Lamongan”, Darajat: Jurnali PAI, Vol. 1i No. 1i (Maret, 2018), hlm. 92.
4 Pamungkas Stiyamulyani dan Srii Jumini,i “Pengaruhi Menghafali Al-Qur’anii terhadapi Highorderi Thinkingi Skillsi (HOTSi) Ditinjaui darii Motivasii Berprestasii Mahasiswai”,SPEKTA Jurnali Kajian Pendidikani Sain, Vol. IVi No. 1 (April,i 2018), hlm. 39-40.
18
Qur’an mempengaruhi kemampuan berfikir mahasiswa hingga memiliki kemampuan berfikir tingkat tinggi (HOTS).
Perbedaan artikel jurnal tersebut dengan penelitian ini berada pada variabel terikat pada jurnal yaitu Highorder Thinking Skills (HOTS), serta terdapat
idua variabel
ibebas
iyaitu aktivitas menghafal
iAl-Qur’an (utama) dan motivasi
iberprestasi (moderator); sedangkan variabel bebas peneliti difokuskan pada kemampuan
imenghafal
iAl-Qur’an.
iB. Kerangka Teoritis Masalah
iPenelitian
i1. Kemampuan
iMenghafal
iAl-Qur’an
ia. Kemampuan
iMenghafal
iKemampuan menghafal merupakan suatu kesanggupan seseorang dalam menyimpan hafalan yang telah dihafal dengan sungguh-sungguh, yang kemudian disimpan dalam memori otak, sehingga ketika akan mengulang hafalannya akan mudah diingat kembali.
5Kemapuan menghafal Al-Qur’an ini dilakukan dengan
icara menjaga
idan memelihara
ikemurnian
iAl-Qur’an di luar kepala
i(menjaga dengan baik dan benar). Terdapat tiga aspek penilaian kemampuan menghafal
iAl-Qur’an
iseseorang, yaitu:
i1) Kelancaran
ihafalan
iAl-Qur’an
i(tahfidz) 2) Ketepatan
itanda baca (tajwid)
3) Kefasihan (fashahah).
6
5 Hanny Findayani dan Santi Lisnawati, “Edutech Consultant Bandung”, Jurnal Aksara Public, Vol. 3 No. 2, (Mei 2019), hlm. 81.
6 Ibid., hlm 82.
19
Terdapat tiga aspek
iyang harus dikembangkan dalam proses belajar
iseseorang, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Perkembangan kognitif seseorang merupakan sebuah aktivitas
imental
iyang berhubungan
idengan persepsi,
ipikiran, ingatan,
idan pengolahan
iinformasi
iyang memungkinkan
iseseorang memperoleh
ipengetahuan, memecahkan
imasalah dan merencanakan
imasa depan.
7Memory adalah salah satu
iaspek kognitif
iyang harus
idikembangkan
idalam perkembangan
ikognitif seseorang. Salah satu cara
iyang dapat
idilakukan
iuntuk meningkatkan
idaya ingat
iini adalah dengan
icara menghafal.
iSedangkan sistem memori, pemrosesan informasi manusia melalui 3 tahapan, yang pertama
isensori memori
i(sensori memory
i), kedua
iingatan
ijangka
ipendek
i(short
iterm
imemory
i), dan
iingatan
ijangka
ipanjang
i(long
iterm
imemory
i).
8Selaras dengan ini, pendidikan Al-Qur’an (menghafal
iAl-Qur’an) memiliki fungsi meningkatkan kemampuan
imengingat seseorang
i(pada tahap ingatan jangka pendek) sehingga ia juga dapat mengembangkan daya ingatnya (menuju tahap ingatan jangka panjang).
Dalam proses belajar, terdapat 3 modalitas
i(type) dalam gaya
ibelajar
iyaitu visual, auditorial,
idan kinestetik.
9Pada dasarnya
isetiap individu
imemiliki 1 tipe belajar yang mendominasinya, meskipun tipe yang lain juga digunakan. Dalam proses
imenghafal
iAl-Qur’an, setiap
7 Desmita, Psikologi iPerkembangan Pesertai Didik, (Bandung:i PT Remajai Rosdakarya,i 2009), hlm. 97-98.
8 Robert S. Feldman,i Pengantari Psikologi, (Jakarta: Salembai Humanika,i 2012), hlm.
258.
9 Bobbii DePorteri dani Hernacki,i Quantumi Learning,i (Bandung: Kaifa, 2000), hlm. 112.
20
individu
imemerlukan semua tipe belajar di atas, tetapi auditori lah yang lebih kuat.
b. Pengertian Menghafal Al-Qur’an
iDefinisi menghafal menurut KBBI adalah berusaha
imeresapkan
ike dalam pikiran
iagar selalu ingat.
i10Sedangkan dalam Bahasa
iArab berartikan al-hifzh
iyang memiliki arti menjaga,
imemelihara,
iatau menghafal.
11Selain makna di atas, al-hifzh juga berartikan proses
imengulang sesuatu,
ibaik
idengan membaca
imaupun mendengar.
iPekerjaan
iapapun apabila sering diulang,
imaka menjadi hafal.
i12Al-Qur’an
iberasal dari Bahasa Arab yaitu qaroa
iyang memiliki arti bacaan,
13dan menurut
iistilah
iia berarti kalam
iAllah SWT yang diwahyukan
ikepada Nabi
iMuhammad SAW melalui Malaikat Jibril dengan lafadz dan maknanya.
14Al-Qur’an
iditetapkan oleh
iAllah
iSWT sebagai
iundang-undang bagi
imanusia,
imenjadi petunjuk, sebagai
itanda atas kebesaran Rosul, penjelasan atas kenabian dan kerosulannya.
15Dari definisi di
iatas,
idapat
iditarik kesimpulan
ibahwa
imenghafal
iAl-Qur’an
iadalah proses
imengulang
iayat-ayat
iAl-
10 KBBI online, diakses pada tanggal 20 Maret 2020.
11 Ahmadi Warson Munawwir,i Al Munawir Kamusi Bahasai Arab-Indonesia, (Surabaya:
Pustakai Progresif, 1997), hlm. 279.i
12 Enyi Nilawati, Tahfidzi Al Qur’ani dan Tadabbur,ii (Sidoarjo:i Nizamiai Learningi Senter,ii 2017), hlm.i 1.
13 T. Ibrahim,ii H. Darsono,ii Pemahamani Al-Qur’ani dan Hadits,ii (Solo:i PTi Tigai Serangkaii Pustakai Mandiri,ii 2013), hlm. 2.
14 Ibid., hlm. 2.
15 Abdul Hamid,i Pengantari Studi Al-Qur’an,i(Jakarta: Prenadamediai Group, 2016), hlm.
29.
21
Qur’an, baik dengan membaca
imaupun mendengar
iyang bertujuan untuk menjaga
idan memelihara ayat-ayat tersebut.
Menghafal
iAl-Qur’an tidak dibatasi umur, akan lebih
ibaik jika dimulai pada masa kanak-kanak atau remaja, karena pada masa tersebut kemampuan menghafal seseorang berada pada puncak- puncaknya. Jika seseorang baru memulai menghafal pada masa tua, bukanlah suatu yang tidak mungkin, tetapi pada masa tersebut kemampuan menghafal sudah menurun maka akan mempersulit proses menghafal
iAl-Qur’an.
Dalam menghafal
iAl-Qur’an, setiap individu memiliki cara- cara atau metode
iyang berbeda
idengan individu lainnya. Macam- macam metode tersebut adalah:
1) Metode menulis
2) Metode mendengar (tasmi’ atau sima’i) 3) Metode berantai (tasalsuli)
4) Metode penggabungan (jami’) 5) Metode pembagian (muqsam)
6) Metode pengulangan per satu ayat (wahdah) 7) Metode menghafal bersama-sama (jama’i) 8) Metode Hanifida.
16Pada
ipembelajaran
itahfidz
idi
iMTs
iNegeri
iKota Batu meliputi
ibeberapa
imateri
idiantaranya:
i1) tahfidz
ijuz
i30,
isurat-
16 Cecei Abdulwaly, 120 Harii Menghafal Al-Qur’an (Sayai Yakin Andai Bisa), (Yogyakarta: Diandrai Creative, 2015) , hlm. 106.
22
surat
ipilihan
i(Al-Waqi’ah,
iAr-Rahman,
iAl-Mulk),
ijuz
i1,
ijuz
i2, dst.
i17c. Menghafal
iAl-Qur’an dan Kecerdasan
Menghafal
iadalah kegiatan untuk menyerap
iinformasi ke dalam otak
iyang dapat digunakan dalam jangka waktu
ipanjang
18dan menghafal merupakan usaha aktif untuk dapat memasukkan
iinformasi ke dalam
iotak. Kemampuan menghafal merupakan bentuk potensi kecakapan dari seseorang yakni peserta didik dalam menangkap bermacam bentuk penugasan yang berarti dapat mengeluarkan apa yang telah disimpan dalam memori, kemudian bisa mengeluarkannya dengan baik saat diperlukan.
Faktor utama yang mempengaruhi prestasi belajar (dalam hal ini banyaknya jumlah surat yang dihafal dalam Al-Qur’an
idengan
ihasil
ibelajar
imata
ipelajaran
iQur’an
iHadist)
ipeserta didik yakni faktor
idari
idalam
idiri
ipeserta
ididik
i(internal)
idan
ifaktor
iyang
idatang
idari
iluar
idiri
ipeserta
ididik
i(eksternal).
iFaktor
iinternal
idapat berupa kemampuan yang
idimiliki peserta didik (kecerdasan dan kemampuan kognitif lainnya). Faktor kemampuan
ipeserta didik sangat berpengaruh
iterhadap hasil
ibelajar yang
idicapai.
19Merujuk
ipada beberapa penjelasan
idi atas dapat disimpulkan
ibahwa menghafal merupakan aktifitas yang melibatkan aspek kognitif.
17 Wawancarai dengani guruii tahfidziidii MTsi Negeri Kotaii Batui padai tanggalii 12 Novemberi 2020.i
18 Aji Indiantoi S, Kiat-Kiat Mempertajami Daya Ingati Hafalan Pelajaran,i (Yogyakarta:
DIVAi Press, 2015), hlm. 11.
19 Kompri, Belajar Faktor-Faktori yang Mempengaruhinya,i (Jambi: Media Akademi, 2017), hlm. 43.
23
Karena pada ranah kognitif mencakup kegiatan yang berhubungan dengan otak.
20ranah kognitif
iberhubungan
idengan kemampuan
iberfikir yang berarti kemempuan menghafal termasuk di dalamnya, maka dengan demikian telah diketahui bahwa kemampuan
imenghafal Al-Qur’an
iberkaitan dengan kecerdasan
iyang merupakan bagian dari aspek kognitif.
2. Prestasi
iBelajar
Prestasi
ibelajar adalah hal
iyang tidak dapat
idipisahkan
idari kegiatan
ibelajar, karena belajar
imerupakan sebuah proses
isedangkan prestasi
imerupakan hasil
idari proses
ibelajar. Proses pembelajaran perlu diadakan evaluasi untuk mengetahui
iprestasi yang
idiperoleh oleh setiap peserta
ididik setelah
iproses pembelajaran
iberlangsung.
Prestasi
ibelajar merupakan sebuah kalimat
iyang terdiri dari dua
ikata yang saling berkaitan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi
iberarti hasil
iyang telah dicapai
idari usaha yang telah dilakukan
idan dikerjakan.
21Suatu prestasi didapatkan setelah seseorang melakukan suatu pekerjaan dengan sungguh-sungguh. Secara umum
ipara ahli sepakat bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil
idari suatu kegiatan
ibelajar.
Prestasi belajar memiliki arti hasil belajar
iyang diperoleh dan tampak
inyata pada setiap siswa berupa penambahan
ipengetahuan, timbulnya pengalaman baru, dan perubahan tingkah laku.
22
20 Anasi Sudjiono, Pengantar iEvaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pres, 1996), hlm.
49.
21 Timi Penyusun,i Kamusi Besari Bahasai Indonesia,i (Jakarta:i Balaii Pustaka,i 1998),i Cet. Ke-1, hlm.i 787.
22 Kompri, Belajar Faktor-Faktori yang Mempengaruhinya, (Jambi: Media Akademi, 2017), hlm. 43.
24
Terdapat dua faktor utama yang dapat mempengaruhi
iprestasi belajar peserta didik yakni faktor
idari
idalam
idiri
ipeserta
ididik
i(internal)
idan
ifaktor
iyang
idatang
idari
iluar
idiri
ipeserta
ididik
i(eksternal).
iFaktor
iinternal
idapat berupa kemampuan yang
idimiliki peserta didik. Faktor kemampuan
ipeserta didik sangat berpengaruh terhadap
ihasil belajar yang dicapai, prosentasenya adalah 70%: 30%.
23Faktor-faktor
iyang
iberasal
idari
idalam
idiri
ianak
ibersifat
ibiologis
isedangkan
ifaktor
iyang
iberasal
idari
iluar
ianak
imeliputi keadaan keluarga, keadaan sekolah, dan lingkungan
isekitar. Faktor yang dikategorikan sebagai faktor internal adalah kecerdasan
i/intelegensi, bakat,
iminat, dan motivasi. Sedangkan motivasi sendiri terbagi menjadi
idua,
iyaitu
imotivasi
iinstrinsik
idan
imotivasi
iekstrinsik.
iMotivasi
iinstrinsik
iadalah yang
ididapat dari
idalam
idiri
iseseorang
iatau kesadaran
idiri untuk
imelakukan
isesuatu,
isedangkan
imotivasi
iekstrinsik
iadalah motivasi
iyang
ididapat dari
iluar
idiri
iseseorang,
imisalkan motivasi
idari orang tua atau motivasi dari seorang guru.
3. Mata Pelajaran
iQur’an
iHadist
ia. Definisi Mata
iPelajaran
iQur’an
iHadist
iBelajar
iadalah
iaktivitas
imental
iatau
ipsikis
iyang
iterjadi
ikarena
iadanya
iinteraksi
iaktif
iantara individu
idengan
ilingkungannya
iyang
imenghasilkan
iperubahan-berubahan
iyang bersifat
irelatif
itetap
idalam aspek-aspek:
ikognitif,
ipsikomotor,
idan afektif.
iPerubahan
itersebut
idapat
iberubah
iyang
isama
isekali
ibaru
iatau
i
23 Ibid., hlm. 41.
25
penyempurnaan/
ipeningkatan
idari
ihasil
ibelajar
iyang
idiperoleh sebelumnya.
24Mata pelajaran
iQur’an Hadist merupakan salah satu
iunsur
imata
ipelajaran
iAgama
iIslam yang ditujukan kepada
ianak didik
iuntuk
imemahami
iAl-Qur’an
idan Hadist sebagai
isumber
iajaran
iagama
iIslam
idan
imengamalkan isi pandangannya
isebagai
ipetunjuk
idan landasan
idalam
ikehidupan
isehari-hari.n b. Peran dan Fungsi
iPelajaran
iQur’an
iHadist
iMata
ipelajaran
iQur’an
iHadist
ijuga memiliki peran dalam meningkatkan
ipemahaman serta pelaksanaan
ipendidikan agama Islam di lembaga-lembaga, yaitu:
1) Meningkatkan
ipemahaman peserta didik pada
ipendidikan
iagama
iIslam
ilainnya
iseperti
iBahasa Arab,
iFikih,
iAqidah
iAkhlak,
idan
iSejarah Kebudayaan Islam.
2) Meningkatkan
ikeimanan
idan ketakwaan peserta didik dalam
imeyakini kebenaran
iajaran
iIslam
iyang
itelah
idilaksanakan
idalam
ilingkungan
ikeluarga
imaupun
idi kehidupan
imasyarakat.
i3) Memperbaiki
ikesalahan-kesalahan
idalam
ikeyakinan,
ipemahaman,
idan
ipengalaman
iajaran
iagama
iIslam
ipeserta didik dalam
ikehidupan
isehari-hari.
i4) Untuk
imenyangkal hal-hal
inegatif
idari
ilingkungan
iatau
ibudaya
ilain
iyang
idapat
imembahayakan
idiri
ipeserta didik dan
i
24 Darmadi,i Pengembangani Modeli Metodei Pembelajarani dalami Dinamikai Belajari Siswa,i (Yogyakarta:i Deepublish,i 2017),i hlm.i 296.n
26
menghambat
iperkembangan menuju manusia
iIndonesia
iseutuhnya
iyang
iberiman
idan
ibertaqwa
ikepada
iAllah
iSWT.
Mata pelajaran ini memberikan
ipendidikan
iuntuk
imemahami
idan mengamalkan
iAl-Qur’an
isehingga
imampu
imembacanya dengan
ifasih,
imenerjemahkannya, menyimpulkan
iisi
ikandungannya, menyalin,
idan
imenghafal
iayat-ayat
iterpilih;
iserta
imemahami
idan
imengamalkan
ihadist-hadist
ipilihan
isebagai
ipendalaman
idan perluasan
ibahan kajian
idari
ipelajaran
iQur’an
iHadist.
iSecara substansial,
imata
ipelajaran
iQur’an
iHadist
imemiliki
ikontribusi
idalam
imemberikan
imotivasi
ikepada
ipeserta
ididik
iuntuk mempelajari
idan memraktikkan ajaran
idan nilai-nilai
iyang
iterkandung
idalam Al-Qur’an
idan Hadist sebagai
isumber
iutama
iajaran
iagama Islam
idan
isekaligus
imenjadi
ipegangan
idan
ipedoman
ihidup
idalam
ikehidupan
isehari-hari.
nnFungsi yang dimiliki mata pelajaran ini tidak kalah dengan fungsi-fungsi mata pelajaran
ilainnya, Qur’an Hadist memiliki beberapa fungsi
iyang penting, yaitu:
n1) Pemahaman,
iiyaitu
imenyampaikan
iilmu
ipengetahuan
itentang tata cara
imembaca
idan
imenulis
iAl-Qur’an
idan Hadist-hadist pilihan serta kandungannya isinya.
2) Sumber
inilai,
iyaitu
imemberikan
ipedoman
ihidup
iuntuk
imencapai
ikebahagiaan
ihidup
idi dunia
idan akhirat.
in27
3) Sumber
imotivasi,
iiyaitu
imemberikan
idorongan
iuntuk
imeningkatkan
ikualitas
ihidup
iberagama,
iibermasyarakat,
idan
ibernegara.
n4) Pengembangan,
iiyaitu
imeningkatkan
ikeimanan
idan
iketaqwaan
ipeserta
ididik
idalam
imeyakini
ikebenaran
iajaran
iagama
iIslam,
imelanjutkan
iupaya
iyang
itelah
idilaksanakan
idalam
ilingkungan
ikeluarga
imaupun
ijenjang
ipendidikan
isebelumnya.
n5) Perbaikan,
iiyaitu
imemperbaiki
ikesalahan-kesalahan
idalam
ikeyakinan,
ipemahaman,
idan pengalaman
iajaran
iIslam
ipeserta
ididik
idalam
ikehidupan
isehari-hari.
n6) Pencegahan,
iiyaitu
iuntuk
imenangkal
ihal-hal
inegatif
idari lingkungan
iatau budaya
ilain
iyang dapat
imembahayakan
idiri
ipeserta
ididik
idan menghampat
iperkembangan menuju
imanusia
iyang beriman dan bertaqwa
ikepada
iAllah
iSWT.
n7) Pembiasaan,
iyaitu
imenyampaikan
ipengetahuan,
iipendidikan,
idan penanaman
inilai-nilai
iAl-Qur’an
idan Hadist pada peserta
ididik
isebagai
ipetunjuk
idan pedoman
idalam
iseluruh
ikehidupannya.
nc. Kompetensi Dasar
iPendidikan Agama
iIslam
idan Budi
iPekerti
idi SMP/ Mts
Kelas
iVII
i28
Kompetensi
iDasar
i3.1 menunjukkan
iperilaku
isemangat
imenuntut
iilmu
isebagai
iimplementasi
iQ.S. al-Mujadilah/
i58:11, ar-Rahman/
i55: 33, dan Hadist terkait.
i3.2 Menunjukkan
iperilaku
iikhlas,
isabar, dan pemaaf
isebagai
iimplementasi
ipemahaman
iQ.S. an-Nisa/
i4: 146, Q.S. al- Baqarah/
i2: 153, dan Q.S. Ali Imran/
i3: 134, dan Hadist terkait.
1.1 Memahami
imakna
iQ.S. al-Mujadilah/
i58:11, ar-Rahman/
i55: 33, dan Hadist terkait
itentang
imenuntut
iilmu.
i1.2 Memahami
imakna
iQ.S. an-Nisa/
i4: 146, Q.S. al-Baqarah/
i2:
153, dan Q.S. Ali Imran/
i3: 134 serta Hadist terkait
itentang
iikhlas,
isabar,
idan pemaaf.
i4.2.1 Membaca
iQ.S. an-Nisa/
i4: 146, Q.S. al-Baqarah/
i2: 153, dan Q.S. Ali Imran/
i3: 134 dengan tartil.
in4.2.2 Menunjukkan
ihafalan
iQ.S. an-Nisa/
i4: 146, Q.S. al- Baqarah/
i2: 153, dan Q.S. Ali Imran/
i3: 134, serta Hadist terkait dengan
ilancar.
n4.2.3 Menyajikan
iketerkaitan
iikhlas,
isabar,
idan pemaaf
idengan pesan
iQ.S. an-Nisa/
i4: 146, Q.S. al-Baqarah/
i2: 153, dan Q.S. Ali Imran/
i3: 134.
25
25 Permendikbud nomor 37 Tahun 2018, hlm 249-251.
29
4. Hubungan Kemampuan
iMenghafal
iAl-Qur’an
idengan
iPrestasi
iBelajar
iQur’an
iHadits
iMenghafal
iAl-Qur’an
imerupakan
isuatu
ikegiatan
imenghayati
idan berusaha
imeresapkan
ibacaan-bacaan
iAl-Qur’an
ike dalam
ihati,
isampai
idapat
idihafal
idan melekat
idengan baik
idalam
iingatan.
i26Dalam
iproses menghafal Al-Qur’an
iseorang hafidz terlebih
idahulu
imembaca
idan mengulang-ulang
ibacaannya
idengan baik
isebelum
idihafalkan.
iDengan
ibegitu, indera
ipendengar dan penglihat akan terlatih lebih peka terhadap
iayat-ayat
iAl-Qur’an.
iSecara otomatis ayat-ayat
iyang pernah
idihafalkan
iakan
imenjadi
isangat familiar,
isehingga
ipeserta didik hafidz dengan mudah dapat mengenal ayat tersebut yang kemudian dipelajarinya pada mata pelajaran
iQur’an Hadist.
Proses
imenghafal
iAl-Qur’an
isama hal nya dengan
iproses
imenghafal mata
ipelajaran
iQur’an
iHadist,
iyaitu penerimaan informasi dari indera penglihat atau pendengar kemudian diteruskan ke memori jangka
ipendek,
idikodekan,
idan diteruskan pada memori
ijangka
ipanjang.
iMenghafal
iAl-Qur’an
ijuga memiliki
idampak terhadap
imata pelajaran
iQur’an Hadist yang dihasilkan dari proses menghafalnya, yang pada akhirnya dapat membantu mencapai prestasi belajarnya. Peserta didik yang terbiasa
imenghafal Al-Qur’an,
imaka sistem memori
idalam
iotaknya akan
iterlatih
iuntuk mengingat,
isehingga ia akan lebih mudah pula untuk menghafal tema-tema Qur’an Hadist (muatan ayat yang terkandung
idalam
26 Muhammadi Nur,i “Hubungani Kemampuani Menghafali Al-Qur’ani dengani Prestasii Belajari pada Matai Pelajarani Al-Qur’ani dan Haditsi Siswa” (Studi Kasus di Madrasahi Tsanawiyahi Daaruni Najahi Terataki Buluhi Kecamatani Siak Hului Kabupateni Kampari tahun ajaran 2014/2015) (Skripsi Fakultas Tarbiyahi dani Keguruan,i Pekanbaru: Universitasi Islami Negerii Sultani Syarifi Kasim Riau,i 2014), 21.
30
mata pelajaran Qur’an Hadist, makna suatu ayat, asbabul nuzul dari suatu
ayat).
31
C. Kerangka
iBerpikiri
Sampel Penelitian:
Kelas VII tahfidz di MTs Negeri Kota Batu (34 siswa)
Data Penelitian:
1. Jumlah hafalan Al-Qur’an siswa 2. Nilai mapel Qur’an Hadist siswa kelas VII
MTs Negeri Kota Batu Variabel bebas:
Kemampuan menghafal Al-Qur’an
Kesimpulan:
Terdapat hubungan yang positif antara kemampuan menghafal Al-Qur’an dengan prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadist
siswa kelas VII di MTs Negeri Kota Batu
Pengelolaan data menggunakan program IBM SPSS 24 Uji Korelasi Product Moment
Variabel terikat:
Prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadist
Mempengaruhi
32
D. Hipotesis
Hipotesis kuantitatif
i(quantitative hypotheses) merupakan
iprediksi- prediksi
iyang dibuat
ipeneliti
itentang
ihubungan
iantar variabel yang
iia harapkan.
iiHipotesis
iini biasanya berupa
iperkiraan
inumerik
iatas populasi
iyang dinilai
iberdasarkan
idata sampel penelitian.
i27Berdasarkan judul penelitian ini “Hubungan
iantara Kemampuan
iMenghafal
iAl-Qur’an
idengan Prestasi
iBelajar
iMata Pelajaran
iQur’an Hadist
iPeserta Didik di MTs Negeri Kota Batu”, maka peneliti dapat mengambil hipotesa bahwa terdapat korelasi antara kemampuan
imenghafal Al-Qur’an
idengan prestasi
ibelajar
imata pelajaran
iQur’an
iHadist
ipeserta didik di MTs Negeri Kota Batu.
Rumusan hipotesis dan rumusan masalah harus sesuai dan dapat diukur, sehingga masalah yang terjadi dapat dijawab dan hipotesis dapat diukur, serta dapat diuji bagaimana kebenarannya sebagaimana data
iyang terkumpul.
iHipotesis
idalam penelitian
iini adalah:
iHo : Tidak
iterdapat hubungan
iantara kemampuan
imenghafal
iAl-Qur’an
idengan prestasi
ibelajar
imata
ipelajaran Qur’an
iHadist peserta didik di MTs Negeri Kota Batu.
Ha : Terdapat
ihubungan
iantara kemampuan
imenghafal
iAl-Qur’an dengan prestasi
ibelajar
imata pelajaran
iQur’an
iHadist peserta didik
idi MTs Negeri Kota Batu.
27 John W.i Creswell,i Research Designi Pendekatani Metode Kualitatifi, Kuantitatifi, dan Campuran,i (Yogyakata: iPustaka Pelajar,i 2017),i hlm.191.