• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORITIS. Penelitian ini bertemakan hubungan kecerdasan (menghafali Al-Qur an)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KERANGKA TEORITIS. Penelitian ini bertemakan hubungan kecerdasan (menghafali Al-Qur an)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

15

BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini bertemakan hubungan kecerdasan (menghafal

i

Al-Qur’an) dengan

i

prestasi

i

belajar

i

peserta didik

i

pada suatu lembaga. Kajian pustaka ini dilakukan sebagai bahan pembanding untuk menguatkan arah penelitian ini.

Berdasarkan

i

hasil penelusuran

i

yang ada, ditemukan

i

beberapa skripsi

i

dan artikel jurnal yang relevan

i

dengan penelitian

i

ini di antaranya

i

adalah:

i

1. Skripsi

n

yang ditulis

i

oleh Muhammad

i

Nur,

i

Hubungan

i

Kemampuan Menghafal

i

Al-Qur’an

i

dengan Prestasi

i

Belajar

i

pada Mata Pelajaran

i

Al-Qur’an

i

dan Hadits

i

Siswa

i

di

i

Madrasah

i

Tsanawiyah

i

Daarun

i

Najah

i

Teratak

i

Buluh

i

Kecamatan

i

Siak

i

Hulu

i

Kabupaten

i

Kampar.

ii1

Penelitian ini mengulas mengenai seberapa besar hubungan yang terdapat pada kemampuan

i

menghafal

i

Al-Qur’ani dan prestasi

i

belajar

i

siswa,

ii

dan hasilnya Hipotesa alternatif (Ha) diterima. Hal

i

ini

i

menunjukkan

i

semakin

i

baik

i

kemampuan

i

menghafal

i

Al-Qur’an, semakin

i

bagus

i

pula

i

prestasi

i

belajar

i

Al-Qur’an

i

dan Hadits siswa. Sebaliknya,

i

semakin rendah kemampuan menghafal

i

Al-Qur’an siswa

i

maka semakin

i

rendah pula prestasi

i

belajar

i

mata

i

pelajaran

i

Al-Qur’an

i

dan Hadits siswa

i

di MTs Darun Najah

i

Taratak Buluh

i

Kecamatan

i

Siak

i

Hulu

i

Kabupaten

i

Kampar.

i

1 Muhammadi Nur,i “Hubungani Kemampuani Menghafali Al-Qur’ani dengani Prestasii Belajari padai Mata Pelajarani Al-Qur’ani dan Haditsi Siswa” (Studii Kasusi di Madrasahi Tsanawiyahi Daarun Najahi Teratak Buluhi Kecamatan Siaki Hulu Kabupateni Kampar tahun ajaran 2014/2015) (Skripsii Fakultas Tarbiyahi dan Keguruan,i Pekanbaru: Universitasi Islam Negerii Sultan Syarifi Kasim Riau,i 2014), 64.

(2)

16

Penelitian

i

tersebut memiliki

i

kemiripan dengan penelitian

i

yang akan dilakukan

i

penulis.

i

Bedanya, pengumpulan data skripsi tersebut menggunakan instrumen tes dan dokumentasi, sedangkan peneliti menggunakan metode dokumentasi. Selain itu pada skripsi tersebut penilaian menghafal Al-Qur’an

i

hanya

i

difokuskan pada aspek

i

kelancaran menghafal saja

i

sedangkan

i

pada penelitian penulis, memfokuskan pada 3 aspek kemampuan yaitu tahfidz, tajwid, dan fashahah. Selain itu, analisis data pada skripsi tersebut menggunakan rumus korelasi serial sedangkan peneliti akan menggunakan product moment.

2. Jurnal

i

oleh

i

Zakiah

i

dan

i

Fikratul

i

Khairi,

i

mahasiswa

i

Pascasarjana Universitas

ii

Islam

i

Negeri

ii

Sunan

i

Kalijaga

i

Yogyakarta,

ii

dengan

i

judul:

ii

Pengaruh

i

Kemampuan

i

Kognitif

i

Terhadap

i

Prestasi

i

Belajar Matematika

i

Siswa

i

Kelas

i

V

i

SDN

i

Gugus

i

01

i

Kecamatan

i

Selaparang.ii

2

Hasili penelitian

ii

ini menjelaskan

i

bahwa

ii

terdapat

i

pengaruh

i

yang

i

signifikani antara

i

kemampuan

i

kognitif

i

dengan

i

prestasi belajar

i

matematika

i

siswa

i

kelas

i

V,

i

yang dibuktikan

i

dari

i

hasil

i

analisis regresi

i

diperoleh

i

nilai

i

signifikansi

i

sebesar

i

(0,000)

i

< nilai

i

tingkat signifikansi

i

(0,05).

i

Perbedaan

i

artikel

i

tersebut

i

dengan

i

penelitian

i

ini berada

i

pada

i

analisis

i

data,

i

pada

i

artikel

i

tersebut

i

menggunakan

i

ujii regresi

i

linier sederhana

i

sedangkan

i

peneliti

i

menggunakan

i

product

i

moment.

i

Selain itu

i

variabel

i

bebas

i

pada

i

artikel

i

ini kemampuan

i

kognitif

i

sedangkan

i

variabel

i

bebas

i

peneliti

i

merupakan

i

hasil

i

spesifik

i

dari kemampuan

i

kognitif

i

yaitu

i

menghafal

i

Al-Qur’an.

i

2 Zakiah dan Fikratul Khairi,,i “PengaruhiK Kemampuan i Kognitifii Terhadapi Prestasii Belajari Matematikai Siswai KelasiVi SDNi Gugusi 01 Kecamatan Selaparangi”, el-Midad:

Jurnali PGMI, Vol. 11i No. 1 (Juni,i 2019), hlm. 85-100.

(3)

17

3. Heru Siswanto

i

dan Dewi

i

Lailatul Izza

i

(Institut

i

Agama Islam

i

Tarbiyatut Tholabah,

i

Lamongan) dalam jurnalnya tahun 2018 yang berjudul Hubungan

i

kemampuan menghafal

i

Al-Qur’an

i

dan Motivasi

i

Belajar dengan

i Hasili

Belajar PAI

i

Siswa Madrasah

i

Aliyah Al-Fathimiyah, Banjarwati, Paciran, Lamongan.

3

Hasil penelitian pada artikel jurnal tersebut menjelaskan

i

bahwa terdapat

i

hubungan

i

yang signifikan antara kemampuan menghafal

i

Al-Qur’an

i

dan motivasi

i

belajar

i

dengan hasil

i

belajar siswa

i

Madrasah Aliyah

i

Al- Al-Fathimiyah, Banjarwati, Paciran, Lamongan.

Perbedaan antara jurnal dengan penelitian ini adalah faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa, pada jurnal terdapat dua hal (kemampuan

i

menghafal Al-Qur’an

i

dan motivasi), berbeda dengan

i

penelitian ini yang hanya memfokuskan pada kemampuan

i

menghafal

i

Al- Qur’an. Kemudian pengumpulan data pada jurnal tersebut didapat dari kuesioner (motivasi) dan dokumentasi (kemampuan

i

menghafal

i

Al- Qur’an), sedangkan peneliti menggunakan metode

i

dokumentasi.

4. Jurnal yang ditulis oleh Pamungkas Stiyamulyani dan Sri Jumini pada, tahun 2018 dari program studi PGMI dan Pendidikan Fisika di UNSIQ yang berjudul

i

Pengaruh Menghafal

i

Al-Qur’an

i

terhadap Highorder Thinking Skills (HOTS) Ditnjau dari Motivasi Berprestasi Mahasiswa.

4

Hasil penelitian artikel jurnal tersebut menjelaskan aktivitas menghafal Al-

3 Heru Siswanto dan Dewi Lailatuli Izza, “Hubungani kemampuan menghafali Al-Qur’ani dan Motivasii Belajar dengani Hasil Belajari PAI Siswai Madrasah Aliyahi Al-Fathimiyah, Banjarwati, Paciran, Lamongan”, Darajat: Jurnali PAI, Vol. 1i No. 1i (Maret, 2018), hlm. 92.

4 Pamungkas Stiyamulyani dan Srii Jumini,i “Pengaruhi Menghafali Al-Qur’anii terhadapi Highorderi Thinkingi Skillsi (HOTSi) Ditinjaui darii Motivasii Berprestasii Mahasiswai”,SPEKTA Jurnali Kajian Pendidikani Sain, Vol. IVi No. 1 (April,i 2018), hlm. 39-40.

(4)

18

Qur’an mempengaruhi kemampuan berfikir mahasiswa hingga memiliki kemampuan berfikir tingkat tinggi (HOTS).

Perbedaan artikel jurnal tersebut dengan penelitian ini berada pada variabel terikat pada jurnal yaitu Highorder Thinking Skills (HOTS), serta terdapat

i

dua variabel

i

bebas

i

yaitu aktivitas menghafal

i

Al-Qur’an (utama) dan motivasi

i

berprestasi (moderator); sedangkan variabel bebas peneliti difokuskan pada kemampuan

i

menghafal

i

Al-Qur’an.

i

B. Kerangka Teoritis Masalah

i

Penelitian

i

1. Kemampuan

i

Menghafal

i

Al-Qur’an

i

a. Kemampuan

i

Menghafal

i

Kemampuan menghafal merupakan suatu kesanggupan seseorang dalam menyimpan hafalan yang telah dihafal dengan sungguh-sungguh, yang kemudian disimpan dalam memori otak, sehingga ketika akan mengulang hafalannya akan mudah diingat kembali.

5

Kemapuan menghafal Al-Qur’an ini dilakukan dengan

i

cara menjaga

i

dan memelihara

i

kemurnian

i

Al-Qur’an di luar kepala

i

(menjaga dengan baik dan benar). Terdapat tiga aspek penilaian kemampuan menghafal

i

Al-Qur’an

i

seseorang, yaitu:

i

1) Kelancaran

i

hafalan

i

Al-Qur’an

i

(tahfidz) 2) Ketepatan

i

tanda baca (tajwid)

3) Kefasihan (fashahah).

6

5 Hanny Findayani dan Santi Lisnawati, “Edutech Consultant Bandung”, Jurnal Aksara Public, Vol. 3 No. 2, (Mei 2019), hlm. 81.

6 Ibid., hlm 82.

(5)

19

Terdapat tiga aspek

i

yang harus dikembangkan dalam proses belajar

i

seseorang, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Perkembangan kognitif seseorang merupakan sebuah aktivitas

i

mental

i

yang berhubungan

i

dengan persepsi,

i

pikiran, ingatan,

i

dan pengolahan

i

informasi

i

yang memungkinkan

i

seseorang memperoleh

i

pengetahuan, memecahkan

i

masalah dan merencanakan

i

masa depan.

7

Memory adalah salah satu

i

aspek kognitif

i

yang harus

i

dikembangkan

i

dalam perkembangan

i

kognitif seseorang. Salah satu cara

i

yang dapat

i

dilakukan

i

untuk meningkatkan

i

daya ingat

i

ini adalah dengan

i

cara menghafal.

i

Sedangkan sistem memori, pemrosesan informasi manusia melalui 3 tahapan, yang pertama

i

sensori memori

i

(sensori memory

i

), kedua

i

ingatan

i

jangka

i

pendek

i

(short

i

term

i

memory

i

), dan

i

ingatan

i

jangka

i

panjang

i

(long

i

term

i

memory

i

).

8

Selaras dengan ini, pendidikan Al-Qur’an (menghafal

i

Al-Qur’an) memiliki fungsi meningkatkan kemampuan

i

mengingat seseorang

i

(pada tahap ingatan jangka pendek) sehingga ia juga dapat mengembangkan daya ingatnya (menuju tahap ingatan jangka panjang).

Dalam proses belajar, terdapat 3 modalitas

i

(type) dalam gaya

i

belajar

i

yaitu visual, auditorial,

i

dan kinestetik.

9

Pada dasarnya

i

setiap individu

i

memiliki 1 tipe belajar yang mendominasinya, meskipun tipe yang lain juga digunakan. Dalam proses

i

menghafal

i

Al-Qur’an, setiap

7 Desmita, Psikologi iPerkembangan Pesertai Didik, (Bandung:i PT Remajai Rosdakarya,i 2009), hlm. 97-98.

8 Robert S. Feldman,i Pengantari Psikologi, (Jakarta: Salembai Humanika,i 2012), hlm.

258.

9 Bobbii DePorteri dani Hernacki,i Quantumi Learning,i (Bandung: Kaifa, 2000), hlm. 112.

(6)

20

individu

i

memerlukan semua tipe belajar di atas, tetapi auditori lah yang lebih kuat.

b. Pengertian Menghafal Al-Qur’an

i

Definisi menghafal menurut KBBI adalah berusaha

i

meresapkan

i

ke dalam pikiran

i

agar selalu ingat.

i10

Sedangkan dalam Bahasa

i

Arab berartikan al-hifzh

i

yang memiliki arti menjaga,

i

memelihara,

i

atau menghafal.

11

Selain makna di atas, al-hifzh juga berartikan proses

i

mengulang sesuatu,

i

baik

i

dengan membaca

i

maupun mendengar.

i

Pekerjaan

i

apapun apabila sering diulang,

i

maka menjadi hafal.

i12

Al-Qur’an

i

berasal dari Bahasa Arab yaitu qaroa

i

yang memiliki arti bacaan,

13

dan menurut

i

istilah

i

ia berarti kalam

i

Allah SWT yang diwahyukan

i

kepada Nabi

i

Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril dengan lafadz dan maknanya.

14

Al-Qur’an

i

ditetapkan oleh

i

Allah

i

SWT sebagai

i

undang-undang bagi

i

manusia,

i

menjadi petunjuk, sebagai

i

tanda atas kebesaran Rosul, penjelasan atas kenabian dan kerosulannya.

15

Dari definisi di

i

atas,

i

dapat

i

ditarik kesimpulan

i

bahwa

i

menghafal

i

Al-Qur’an

i

adalah proses

i

mengulang

i

ayat-ayat

i

Al-

10 KBBI online, diakses pada tanggal 20 Maret 2020.

11 Ahmadi Warson Munawwir,i Al Munawir Kamusi Bahasai Arab-Indonesia, (Surabaya:

Pustakai Progresif, 1997), hlm. 279.i

12 Enyi Nilawati, Tahfidzi Al Qur’ani dan Tadabbur,ii (Sidoarjo:i Nizamiai Learningi Senter,ii 2017), hlm.i 1.

13 T. Ibrahim,ii H. Darsono,ii Pemahamani Al-Qur’ani dan Hadits,ii (Solo:i PTi Tigai Serangkaii Pustakai Mandiri,ii 2013), hlm. 2.

14 Ibid., hlm. 2.

15 Abdul Hamid,i Pengantari Studi Al-Qur’an,i(Jakarta: Prenadamediai Group, 2016), hlm.

29.

(7)

21

Qur’an, baik dengan membaca

i

maupun mendengar

i

yang bertujuan untuk menjaga

i

dan memelihara ayat-ayat tersebut.

Menghafal

i

Al-Qur’an tidak dibatasi umur, akan lebih

i

baik jika dimulai pada masa kanak-kanak atau remaja, karena pada masa tersebut kemampuan menghafal seseorang berada pada puncak- puncaknya. Jika seseorang baru memulai menghafal pada masa tua, bukanlah suatu yang tidak mungkin, tetapi pada masa tersebut kemampuan menghafal sudah menurun maka akan mempersulit proses menghafal

i

Al-Qur’an.

Dalam menghafal

i

Al-Qur’an, setiap individu memiliki cara- cara atau metode

i

yang berbeda

i

dengan individu lainnya. Macam- macam metode tersebut adalah:

1) Metode menulis

2) Metode mendengar (tasmi’ atau sima’i) 3) Metode berantai (tasalsuli)

4) Metode penggabungan (jami’) 5) Metode pembagian (muqsam)

6) Metode pengulangan per satu ayat (wahdah) 7) Metode menghafal bersama-sama (jama’i) 8) Metode Hanifida.

16

Pada

i

pembelajaran

i

tahfidz

i

di

i

MTs

i

Negeri

i

Kota Batu meliputi

i

beberapa

i

materi

i

diantaranya:

i

1) tahfidz

i

juz

i

30,

i

surat-

16 Cecei Abdulwaly, 120 Harii Menghafal Al-Qur’an (Sayai Yakin Andai Bisa), (Yogyakarta: Diandrai Creative, 2015) , hlm. 106.

(8)

22

surat

i

pilihan

i

(Al-Waqi’ah,

i

Ar-Rahman,

i

Al-Mulk),

i

juz

i

1,

i

juz

i

2, dst.

i17

c. Menghafal

i

Al-Qur’an dan Kecerdasan

Menghafal

i

adalah kegiatan untuk menyerap

i

informasi ke dalam otak

i

yang dapat digunakan dalam jangka waktu

i

panjang

18

dan menghafal merupakan usaha aktif untuk dapat memasukkan

i

informasi ke dalam

i

otak. Kemampuan menghafal merupakan bentuk potensi kecakapan dari seseorang yakni peserta didik dalam menangkap bermacam bentuk penugasan yang berarti dapat mengeluarkan apa yang telah disimpan dalam memori, kemudian bisa mengeluarkannya dengan baik saat diperlukan.

Faktor utama yang mempengaruhi prestasi belajar (dalam hal ini banyaknya jumlah surat yang dihafal dalam Al-Qur’an

i

dengan

i

hasil

i

belajar

i

mata

i

pelajaran

i

Qur’an

i

Hadist)

i

peserta didik yakni faktor

i

dari

i

dalam

i

diri

i

peserta

i

didik

i

(internal)

i

dan

i

faktor

i

yang

i

datang

i

dari

i

luar

i

diri

i

peserta

i

didik

i

(eksternal).

i

Faktor

i

internal

i

dapat berupa kemampuan yang

i

dimiliki peserta didik (kecerdasan dan kemampuan kognitif lainnya). Faktor kemampuan

i

peserta didik sangat berpengaruh

i

terhadap hasil

i

belajar yang

i

dicapai.

19

Merujuk

i

pada beberapa penjelasan

i

di atas dapat disimpulkan

i

bahwa menghafal merupakan aktifitas yang melibatkan aspek kognitif.

17 Wawancarai dengani guruii tahfidziidii MTsi Negeri Kotaii Batui padai tanggalii 12 Novemberi 2020.i

18 Aji Indiantoi S, Kiat-Kiat Mempertajami Daya Ingati Hafalan Pelajaran,i (Yogyakarta:

DIVAi Press, 2015), hlm. 11.

19 Kompri, Belajar Faktor-Faktori yang Mempengaruhinya,i (Jambi: Media Akademi, 2017), hlm. 43.

(9)

23

Karena pada ranah kognitif mencakup kegiatan yang berhubungan dengan otak.

20

ranah kognitif

i

berhubungan

i

dengan kemampuan

i

berfikir yang berarti kemempuan menghafal termasuk di dalamnya, maka dengan demikian telah diketahui bahwa kemampuan

i

menghafal Al-Qur’an

i

berkaitan dengan kecerdasan

i

yang merupakan bagian dari aspek kognitif.

2. Prestasi

i

Belajar

Prestasi

i

belajar adalah hal

i

yang tidak dapat

i

dipisahkan

i

dari kegiatan

i

belajar, karena belajar

i

merupakan sebuah proses

i

sedangkan prestasi

i

merupakan hasil

i

dari proses

i

belajar. Proses pembelajaran perlu diadakan evaluasi untuk mengetahui

i

prestasi yang

i

diperoleh oleh setiap peserta

i

didik setelah

i

proses pembelajaran

i

berlangsung.

Prestasi

i

belajar merupakan sebuah kalimat

i

yang terdiri dari dua

i

kata yang saling berkaitan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi

i

berarti hasil

i

yang telah dicapai

i

dari usaha yang telah dilakukan

i

dan dikerjakan.

21

Suatu prestasi didapatkan setelah seseorang melakukan suatu pekerjaan dengan sungguh-sungguh. Secara umum

i

para ahli sepakat bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil

i

dari suatu kegiatan

i

belajar.

Prestasi belajar memiliki arti hasil belajar

i

yang diperoleh dan tampak

i

nyata pada setiap siswa berupa penambahan

i

pengetahuan, timbulnya pengalaman baru, dan perubahan tingkah laku.

22

20 Anasi Sudjiono, Pengantar iEvaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pres, 1996), hlm.

49.

21 Timi Penyusun,i Kamusi Besari Bahasai Indonesia,i (Jakarta:i Balaii Pustaka,i 1998),i Cet. Ke-1, hlm.i 787.

22 Kompri, Belajar Faktor-Faktori yang Mempengaruhinya, (Jambi: Media Akademi, 2017), hlm. 43.

(10)

24

Terdapat dua faktor utama yang dapat mempengaruhi

i

prestasi belajar peserta didik yakni faktor

i

dari

i

dalam

i

diri

i

peserta

i

didik

i

(internal)

i

dan

i

faktor

i

yang

i

datang

i

dari

i

luar

i

diri

i

peserta

i

didik

i

(eksternal).

i

Faktor

i

internal

i

dapat berupa kemampuan yang

i

dimiliki peserta didik. Faktor kemampuan

i

peserta didik sangat berpengaruh terhadap

i

hasil belajar yang dicapai, prosentasenya adalah 70%: 30%.

23

Faktor-faktor

i

yang

i

berasal

i

dari

i

dalam

i

diri

i

anak

i

bersifat

i

biologis

i

sedangkan

i

faktor

i

yang

i

berasal

i

dari

i

luar

i

anak

i

meliputi keadaan keluarga, keadaan sekolah, dan lingkungan

i

sekitar. Faktor yang dikategorikan sebagai faktor internal adalah kecerdasan

i

/intelegensi, bakat,

i

minat, dan motivasi. Sedangkan motivasi sendiri terbagi menjadi

i

dua,

i

yaitu

i

motivasi

i

instrinsik

i

dan

i

motivasi

i

ekstrinsik.

i

Motivasi

i

instrinsik

i

adalah yang

i

didapat dari

i

dalam

i

diri

i

seseorang

i

atau kesadaran

i

diri untuk

i

melakukan

i

sesuatu,

i

sedangkan

i

motivasi

i

ekstrinsik

i

adalah motivasi

i

yang

i

didapat dari

i

luar

i

diri

i

seseorang,

i

misalkan motivasi

i

dari orang tua atau motivasi dari seorang guru.

3. Mata Pelajaran

i

Qur’an

i

Hadist

i

a. Definisi Mata

i

Pelajaran

i

Qur’an

i

Hadist

i

Belajar

i

adalah

i

aktivitas

i

mental

i

atau

i

psikis

i

yang

i

terjadi

i

karena

i

adanya

i

interaksi

i

aktif

i

antara individu

i

dengan

i

lingkungannya

i

yang

i

menghasilkan

i

perubahan-berubahan

i

yang bersifat

i

relatif

i

tetap

i

dalam aspek-aspek:

i

kognitif,

i

psikomotor,

i

dan afektif.

i

Perubahan

i

tersebut

i

dapat

i

berubah

i

yang

i

sama

i

sekali

i

baru

i

atau

i

23 Ibid., hlm. 41.

(11)

25

penyempurnaan/

i

peningkatan

i

dari

i

hasil

i

belajar

i

yang

i

diperoleh sebelumnya.

24

Mata pelajaran

i

Qur’an Hadist merupakan salah satu

i

unsur

i

mata

i

pelajaran

i

Agama

i

Islam yang ditujukan kepada

i

anak didik

i

untuk

i

memahami

i

Al-Qur’an

i

dan Hadist sebagai

i

sumber

i

ajaran

i

agama

i

Islam

i

dan

i

mengamalkan isi pandangannya

i

sebagai

i

petunjuk

i

dan landasan

i

dalam

i

kehidupan

i

sehari-hari.n b. Peran dan Fungsi

i

Pelajaran

i

Qur’an

i

Hadist

i

Mata

i

pelajaran

i

Qur’an

i

Hadist

i

juga memiliki peran dalam meningkatkan

i

pemahaman serta pelaksanaan

i

pendidikan agama Islam di lembaga-lembaga, yaitu:

1) Meningkatkan

i

pemahaman peserta didik pada

i

pendidikan

i

agama

i

Islam

i

lainnya

i

seperti

i

Bahasa Arab,

i

Fikih,

i

Aqidah

i

Akhlak,

i

dan

i

Sejarah Kebudayaan Islam.

2) Meningkatkan

i

keimanan

i

dan ketakwaan peserta didik dalam

i

meyakini kebenaran

i

ajaran

i

Islam

i

yang

i

telah

i

dilaksanakan

i

dalam

i

lingkungan

i

keluarga

i

maupun

i

di kehidupan

i

masyarakat.

i

3) Memperbaiki

i

kesalahan-kesalahan

i

dalam

i

keyakinan,

i

pemahaman,

i

dan

i

pengalaman

i

ajaran

i

agama

i

Islam

i

peserta didik dalam

i

kehidupan

i

sehari-hari.

i

4) Untuk

i

menyangkal hal-hal

i

negatif

i

dari

i

lingkungan

i

atau

i

budaya

i

lain

i

yang

i

dapat

i

membahayakan

i

diri

i

peserta didik dan

i

24 Darmadi,i Pengembangani Modeli Metodei Pembelajarani dalami Dinamikai Belajari Siswa,i (Yogyakarta:i Deepublish,i 2017),i hlm.i 296.n

(12)

26

menghambat

i

perkembangan menuju manusia

i

Indonesia

i

seutuhnya

i

yang

i

beriman

i

dan

i

bertaqwa

i

kepada

i

Allah

i

SWT.

Mata pelajaran ini memberikan

i

pendidikan

i

untuk

i

memahami

i

dan mengamalkan

i

Al-Qur’an

i

sehingga

i

mampu

i

membacanya dengan

i

fasih,

i

menerjemahkannya, menyimpulkan

i

isi

i

kandungannya, menyalin,

i

dan

i

menghafal

i

ayat-ayat

i

terpilih;

i

serta

i

memahami

i

dan

i

mengamalkan

i

hadist-hadist

i

pilihan

i

sebagai

i

pendalaman

i

dan perluasan

i

bahan kajian

i

dari

i

pelajaran

i

Qur’an

i

Hadist.

i

Secara substansial,

i

mata

i

pelajaran

i

Qur’an

i

Hadist

i

memiliki

i

kontribusi

i

dalam

i

memberikan

i

motivasi

i

kepada

i

peserta

i

didik

i

untuk mempelajari

i

dan memraktikkan ajaran

i

dan nilai-nilai

i

yang

i

terkandung

i

dalam Al-Qur’an

i

dan Hadist sebagai

i

sumber

i

utama

i

ajaran

i

agama Islam

i

dan

i

sekaligus

i

menjadi

i

pegangan

i

dan

i

pedoman

i

hidup

i

dalam

i

kehidupan

i

sehari-hari.

nn

Fungsi yang dimiliki mata pelajaran ini tidak kalah dengan fungsi-fungsi mata pelajaran

i

lainnya, Qur’an Hadist memiliki beberapa fungsi

i

yang penting, yaitu:

n

1) Pemahaman,

ii

yaitu

i

menyampaikan

i

ilmu

i

pengetahuan

i

tentang tata cara

i

membaca

i

dan

i

menulis

i

Al-Qur’an

i

dan Hadist-hadist pilihan serta kandungannya isinya.

2) Sumber

i

nilai,

i

yaitu

i

memberikan

i

pedoman

i

hidup

i

untuk

i

mencapai

i

kebahagiaan

i

hidup

i

di dunia

i

dan akhirat.

in

(13)

27

3) Sumber

i

motivasi,

ii

yaitu

i

memberikan

i

dorongan

i

untuk

i

meningkatkan

i

kualitas

i

hidup

i

beragama,

ii

bermasyarakat,

i

dan

i

bernegara.

n

4) Pengembangan,

ii

yaitu

i

meningkatkan

i

keimanan

i

dan

i

ketaqwaan

i

peserta

i

didik

i

dalam

i

meyakini

i

kebenaran

i

ajaran

i

agama

i

Islam,

i

melanjutkan

i

upaya

i

yang

i

telah

i

dilaksanakan

i

dalam

i

lingkungan

i

keluarga

i

maupun

i

jenjang

i

pendidikan

i

sebelumnya.

n

5) Perbaikan,

ii

yaitu

i

memperbaiki

i

kesalahan-kesalahan

i

dalam

i

keyakinan,

i

pemahaman,

i

dan pengalaman

i

ajaran

i

Islam

i

peserta

i

didik

i

dalam

i

kehidupan

i

sehari-hari.

n

6) Pencegahan,

ii

yaitu

i

untuk

i

menangkal

i

hal-hal

i

negatif

i

dari lingkungan

i

atau budaya

i

lain

i

yang dapat

i

membahayakan

i

diri

i

peserta

i

didik

i

dan menghampat

i

perkembangan menuju

i

manusia

i

yang beriman dan bertaqwa

i

kepada

i

Allah

i

SWT.

n

7) Pembiasaan,

i

yaitu

i

menyampaikan

i

pengetahuan,

ii

pendidikan,

i

dan penanaman

i

nilai-nilai

i

Al-Qur’an

i

dan Hadist pada peserta

i

didik

i

sebagai

i

petunjuk

i

dan pedoman

i

dalam

i

seluruh

i

kehidupannya.

n

c. Kompetensi Dasar

i

Pendidikan Agama

i

Islam

i

dan Budi

i

Pekerti

i

di SMP/ Mts

Kelas

i

VII

i

(14)

28

Kompetensi

i

Dasar

i

3.1 menunjukkan

i

perilaku

i

semangat

i

menuntut

i

ilmu

i

sebagai

i

implementasi

i

Q.S. al-Mujadilah/

i

58:11, ar-Rahman/

i

55: 33, dan Hadist terkait.

i

3.2 Menunjukkan

i

perilaku

i

ikhlas,

i

sabar, dan pemaaf

i

sebagai

i

implementasi

i

pemahaman

i

Q.S. an-Nisa/

i

4: 146, Q.S. al- Baqarah/

i

2: 153, dan Q.S. Ali Imran/

i

3: 134, dan Hadist terkait.

1.1 Memahami

i

makna

i

Q.S. al-Mujadilah/

i

58:11, ar-Rahman/

i

55: 33, dan Hadist terkait

i

tentang

i

menuntut

i

ilmu.

i

1.2 Memahami

i

makna

i

Q.S. an-Nisa/

i

4: 146, Q.S. al-Baqarah/

i

2:

153, dan Q.S. Ali Imran/

i

3: 134 serta Hadist terkait

i

tentang

i

ikhlas,

i

sabar,

i

dan pemaaf.

i

4.2.1 Membaca

i

Q.S. an-Nisa/

i

4: 146, Q.S. al-Baqarah/

i

2: 153, dan Q.S. Ali Imran/

i

3: 134 dengan tartil.

in

4.2.2 Menunjukkan

i

hafalan

i

Q.S. an-Nisa/

i

4: 146, Q.S. al- Baqarah/

i

2: 153, dan Q.S. Ali Imran/

i

3: 134, serta Hadist terkait dengan

i

lancar.

n

4.2.3 Menyajikan

i

keterkaitan

i

ikhlas,

i

sabar,

i

dan pemaaf

i

dengan pesan

i

Q.S. an-Nisa/

i

4: 146, Q.S. al-Baqarah/

i

2: 153, dan Q.S. Ali Imran/

i

3: 134.

25

25 Permendikbud nomor 37 Tahun 2018, hlm 249-251.

(15)

29

4. Hubungan Kemampuan

i

Menghafal

i

Al-Qur’an

i

dengan

i

Prestasi

i

Belajar

i

Qur’an

i

Hadits

i

Menghafal

i

Al-Qur’an

i

merupakan

i

suatu

i

kegiatan

i

menghayati

i

dan berusaha

i

meresapkan

i

bacaan-bacaan

i

Al-Qur’an

i

ke dalam

i

hati,

i

sampai

i

dapat

i

dihafal

i

dan melekat

i

dengan baik

i

dalam

i

ingatan.

i26

Dalam

i

proses menghafal Al-Qur’an

i

seorang hafidz terlebih

i

dahulu

i

membaca

i

dan mengulang-ulang

i

bacaannya

i

dengan baik

i

sebelum

i

dihafalkan.

i

Dengan

i

begitu, indera

i

pendengar dan penglihat akan terlatih lebih peka terhadap

i

ayat-ayat

i

Al-Qur’an.

i

Secara otomatis ayat-ayat

i

yang pernah

i

dihafalkan

i

akan

i

menjadi

i

sangat familiar,

i

sehingga

i

peserta didik hafidz dengan mudah dapat mengenal ayat tersebut yang kemudian dipelajarinya pada mata pelajaran

i

Qur’an Hadist.

Proses

i

menghafal

i

Al-Qur’an

i

sama hal nya dengan

i

proses

i

menghafal mata

i

pelajaran

i

Qur’an

i

Hadist,

i

yaitu penerimaan informasi dari indera penglihat atau pendengar kemudian diteruskan ke memori jangka

i

pendek,

i

dikodekan,

i

dan diteruskan pada memori

i

jangka

i

panjang.

i

Menghafal

i

Al-Qur’an

i

juga memiliki

i

dampak terhadap

i

mata pelajaran

i

Qur’an Hadist yang dihasilkan dari proses menghafalnya, yang pada akhirnya dapat membantu mencapai prestasi belajarnya. Peserta didik yang terbiasa

i

menghafal Al-Qur’an,

i

maka sistem memori

i

dalam

i

otaknya akan

i

terlatih

i

untuk mengingat,

i

sehingga ia akan lebih mudah pula untuk menghafal tema-tema Qur’an Hadist (muatan ayat yang terkandung

i

dalam

26 Muhammadi Nur,i “Hubungani Kemampuani Menghafali Al-Qur’ani dengani Prestasii Belajari pada Matai Pelajarani Al-Qur’ani dan Haditsi Siswa” (Studi Kasus di Madrasahi Tsanawiyahi Daaruni Najahi Terataki Buluhi Kecamatani Siak Hului Kabupateni Kampari tahun ajaran 2014/2015) (Skripsi Fakultas Tarbiyahi dani Keguruan,i Pekanbaru: Universitasi Islami Negerii Sultani Syarifi Kasim Riau,i 2014), 21.

(16)

30

mata pelajaran Qur’an Hadist, makna suatu ayat, asbabul nuzul dari suatu

ayat).

(17)

31

C. Kerangka

i

Berpikiri

Sampel Penelitian:

Kelas VII tahfidz di MTs Negeri Kota Batu (34 siswa)

Data Penelitian:

1. Jumlah hafalan Al-Qur’an siswa 2. Nilai mapel Qur’an Hadist siswa kelas VII

MTs Negeri Kota Batu Variabel bebas:

Kemampuan menghafal Al-Qur’an

Kesimpulan:

Terdapat hubungan yang positif antara kemampuan menghafal Al-Qur’an dengan prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadist

siswa kelas VII di MTs Negeri Kota Batu

Pengelolaan data menggunakan program IBM SPSS 24 Uji Korelasi Product Moment

Variabel terikat:

Prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadist

Mempengaruhi

(18)

32

D. Hipotesis

Hipotesis kuantitatif

i

(quantitative hypotheses) merupakan

i

prediksi- prediksi

i

yang dibuat

i

peneliti

i

tentang

i

hubungan

i

antar variabel yang

i

ia harapkan.

ii

Hipotesis

i

ini biasanya berupa

i

perkiraan

i

numerik

i

atas populasi

i

yang dinilai

i

berdasarkan

i

data sampel penelitian.

i27

Berdasarkan judul penelitian ini “Hubungan

i

antara Kemampuan

i

Menghafal

i

Al-Qur’an

i

dengan Prestasi

i

Belajar

i

Mata Pelajaran

i

Qur’an Hadist

i

Peserta Didik di MTs Negeri Kota Batu”, maka peneliti dapat mengambil hipotesa bahwa terdapat korelasi antara kemampuan

i

menghafal Al-Qur’an

i

dengan prestasi

i

belajar

i

mata pelajaran

i

Qur’an

i

Hadist

i

peserta didik di MTs Negeri Kota Batu.

Rumusan hipotesis dan rumusan masalah harus sesuai dan dapat diukur, sehingga masalah yang terjadi dapat dijawab dan hipotesis dapat diukur, serta dapat diuji bagaimana kebenarannya sebagaimana data

i

yang terkumpul.

i

Hipotesis

i

dalam penelitian

i

ini adalah:

i

Ho : Tidak

i

terdapat hubungan

i

antara kemampuan

i

menghafal

i

Al-Qur’an

i

dengan prestasi

i

belajar

i

mata

i

pelajaran Qur’an

i

Hadist peserta didik di MTs Negeri Kota Batu.

Ha : Terdapat

i

hubungan

i

antara kemampuan

i

menghafal

i

Al-Qur’an dengan prestasi

i

belajar

i

mata pelajaran

i

Qur’an

i

Hadist peserta didik

i

di MTs Negeri Kota Batu.

27 John W.i Creswell,i Research Designi Pendekatani Metode Kualitatifi, Kuantitatifi, dan Campuran,i (Yogyakata: iPustaka Pelajar,i 2017),i hlm.191.

Referensi

Dokumen terkait

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) membukukan perolehan kontrak baru senilai Rp12.2 triliun per September 2020 atau setara dengan realisasi 45% dari target pada tahun

Assalamu ‘alaikum Wr. Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

Kategoriler tartışmaya açıldığında toplumsal cinsiyetin gerçek­ liği de krize girer: Gerçeğin nasıl gerçekdışından aynlacağı belir­ sizleşir. İşte bu

1. Kesatuan merupakan prinsip yang utama di mana unsur-unsur seni rupa saling menun+ang satu sama lain dalam mementuk k$mp$sisi yang agus dan serasi. !ntuk

(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah (2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat

Perolehan tertinggi terdapat pada indikator komunikasi dengan peserta didik dengan rata-rata persentase 86,11% dengan kriteria sangat baik Hal ini disebabkan karena

Disinilah dibutuhkan penanganan demonstrasi secara profesional dengan melakukan penangkapan terhadap provokator, dan peradilan agar tercipta kondisi tertib hukum, namun

434 Mahmudah Guru Kelas MI MII Banyurip Ageng 02 Kota Pekalongan Ujian Tulis Ulang. 435 Nur Adilah Guru Kelas MI MSI 05 Sampangan Kota