• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI MORAL DALAM LIRIK LAGU JASON RANTI PADA ALBUM AKIBAT PERGAULAN BLUES: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA SKRIPSI OLEH INDAH NUR ISLAMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "NILAI MORAL DALAM LIRIK LAGU JASON RANTI PADA ALBUM AKIBAT PERGAULAN BLUES: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA SKRIPSI OLEH INDAH NUR ISLAMIAH"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI MORAL DALAM LIRIK LAGU JASON RANTI PADA ALBUM AKIBAT PERGAULAN BLUES: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

SKRIPSI

OLEH

INDAH NUR ISLAMIAH 150701020

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN

Nilai Moral dalam Lirik Lagu Jason Ranti pada Albam Akibat Pergaulan Blues: Kajian Sosiologi Sastra

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Indah Nur Islamiah

NIM : 150701020

Program Studi : Sastra Indonesia Fakultas : Ilmu Budaya USU

Judul Skripsi : Nilai Moral dalam Lirik Lagu Jason Ranti pada Album Akibat Pergaulan Blues: Kajian Sosiologi Sastra

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memeroleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, September 2019 Penulis,

Indah Nur Islamiah NIM 150701020

(5)

Nilai Moral dalam Lirik Lagu Jason Ranti pada Albam Akibat Pergaulan Blues: Kajian Sosiologi Sastra

Oleh:

INDAH NUR ISLAMIAH

ABSTRAK

Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan.

Standar bahasa kesusastraan yang dimaksudkan adalah penggunaan kata-kata yang indah dan gaya bahasa serta gaya cerita yang menarik, kesusastraan adalah karya seni yang pengungkapannya baik dan diwujudkan dengan bahasa yang indah. Karya sastra mempunyai keistimewaan, di dalam karya sastra banyak muncul penafsiran-penafsiran. Salah satu karya sastra yang memiliki banyak penafsiran adalah puisi. Lagu ialah salah satu puisi yang ditenarkan dengan menyatukan sajak dan irama musik. Dalam penelitian ini dibahas tentang nilai moral pada lirik lagu Jason Ranti, pada album pertamanya Akibat Pergaulan Blues. Lagu karya Jason Ranti mengandung nilai kehidupan di dalamnya, khususnya nilai moral. Skripsi ini menjadikan penggambaran aspek moralitas tersebut sebagai suatu pesan penting yang ingin disampaikan kepada masyarakat luas untuk memberitahukan krisis moral yang melanda pada saat ini.

Permasalahan dalam penelitian ini, yaitu nilai moralitas apa saja yang terdapat dalam lirik lagu karya Jason Ranti. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai moral yang terdapat dalam lirik lagu karya Jason Ranti.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif bersifat deskriptif. Setelah melakukan pengumpulan data, langkah selanjutnya ialah tahap analisis data. Data tersebut dikaji secara deskriptif. Kemudian penyajian hasil analisis data disajikan berupa uraian kata-kata dengan memberikan penjelaasan seputar lirik lagu karya Jason Ranti. Dalam penelitian ini penulis menemukan nilai moral yaitu berupa rasa kejujuran terhadap diri sendiri dan orang lain, nilai- nilai otentik dalam diri sendiri, keberanian moral dalam menyikapi permasalahan diri dan orang lain, kesediaan untuk bertanggung jawab terhadap kehidupan diri sendiri, sikap kerendahan hati dalam kehidupan sosial, realistik, dan kritis dalam melihat suatu masalah.

Kata kunci: lirik lagu, nilai moral, dan sosiologi sastra

(6)

PRAKATA

Puji syukur kehadhirat Tuhan Yang Maha Esa penulis ucapkan, karena rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Nilai Moral dalam Lirik Lagu Jason Ranti pada Album Akibat Pergaulan Blues: Kajian Sosiologi Sastra”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sastra di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, peneliti telah banyak menerima bantuan, bimbingan, pengarahan, dan saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Dr. Budi Agustono, M.S., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Prof. Drs.

Mauly Purba, M.A.PhD., sebagai Wakil Dekan I, Dra. Heristina Dewi, M.Pd., sebagai Wakil Dekan II, Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si., sebagai Wakil Dekan III.

2. Drs. Haris Sutan Lubis, M.S.P., sebagai ketua Program Studi Sastra Indonesia.

Drs. Amhar Kudadiri, M.Hum., sebagai sekretaris Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Drs. Hariadi Susilo, M.Si., sebagai dosen pembimbing yang telah banyak berperan untuk membimbing dan menasehati dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis merasa bersyukur sekaligus berterima kasih atas kesabaran, waktu dan tenaga yang telah Bapak berikan pada penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

4. Drs. Haris Sutan Lubis, M.S.P., dan Drs. Isma Tantawi, M.A., selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis.

(7)

5. Staf pengajar Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara yang banyak memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis. Terima Kasih juga kepada Bapak Joko yang banyak membantu penulis mengurus keperluan administrasi.

6. Kedua orang tua saya tersayang, Ayahanda Alm. Asman Tanjung, Ibunda Sutrisni yang telah memberikan dukungan moral, material, kasih sayang yang tanpa batas, dan doa yang tidak pernah berhenti. Kiranya kasih setia dan kemurahan Allah yang senantiasa memberkati kalian. Juga kepada abah dan kakak-kakak yang terkasih, terima kasih atas doa dan dorongan yang telah diberikan kepada penulis.

7. Kepada kakanda Ria Frieske Sari, S.S. terima kasih atas dukungan yang telah diberikan dalam proses pembuatan skripsi ini. Teruntuk Intan Mayasari, Linda Anggraini Lubis dan Dwi Citra Ningrum, terima kasih atas semangat, dukungan dan motivasi yang telah diberikan kepada saya dari masa awal perkuliahan hingga penyusunan skripsi.

8. Kepada teman-teman seperjuangan, terkhusus untuk stambuk 2015 yang tidak bisa disebutkan namanya satu-persatu dan anak-anak Koridor, terima kasih banyak sudah memberikan kenangan indah dari awal perkuliahan hingga sekarang, serta memberikan dukungan untuk penulis dalam menyelesaikan perkuliahan.

9. Terima kasih abangda dan kakanda stambuk 2013 selaku kakak asuh yang banyak memberikan masukan untuk saya. Terima kasih juga untuk adik-adik stambuk 2016 yang sudah memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi saya.

(8)

10. Kepada teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas dukungan dan semangatnya.

Demikian penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dan teman- teman yang telah memberikan motivasi dan doa kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Medan, September 2019 Penulis,

Indah Nur Islamiah

(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

PRAKATA ... v

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 4

1.2 Batasan Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah... 5

1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Tujuan Penelitian ... 5

1.4.2 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.2.1 Manfaat Teoretis ... 5

1.4.2.2 Manfaat Praktis ... 6

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI 7

2.1 Konsep... 7

2.1.1 Puisi ... 7

2.1.2 Lirik Lagu... 7

2.1.3 Nilai Moral ... 8

2.1.4 Sosiologi Sastra ... 9

2.2 Landasan Teori ... 9

2.2.1 Nilai Moral ... 12

2.2.2 Wujud Nilai Moral ... 13

2.2.2.1 Kejujuran ... 14

(10)

2.2.2.2 Nilai-Nilai Otentik ... 14

2.2.2.3 Kesediaan Bertanggung Jawab ... 15

2.2.2.4 Kemandirian Moral ... 15

2.2.2.5 Keberanian Moral... 16

2.2.2.6 Kerendahan Hati... 16

2.2.2.7 Realistik dan Kritis ... 17

2.3 Tinjauan Pustaka ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

3.1 Metode Penelitian ... 22

3.2 Sumber Data ... 22

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.4 Teknik Analisis Data ... 23

BAB IV PEMBAHASAAN ... 25

4.1 Nilai Moral dalam Lirik Lagu ”Stephanie Anak Senie”... 25

4.1.1 Keberanian Moral ... 25

4.1.2 Kesediaan Bertanggung Jawab ... 27

4.1.3 Realistik dan Kritis... 28

4.2 Nilai Moral dalam Lirik Lagu ”Lagu yang Problematik” ... 29

4.2.1 Kesediaan Bertanggung Jawab ... 29

4.2.2 Keberanian Moral ... 30

4.3 Nilai Moral dalam Lirik Lagu ”Anggurman” ... 31

4.3.1 Kejujuran ... 31

4.3.2 Realistik dan Kritis... 32

4.4 Nilai Moral dalam Lirik Lagu ”Akibat Pergaulan Blues” ... 33

4.4.1 Kejujuran ... 33

4.4.2 Realistik dan Kritis ... 33

4.4.3 Kemandirian Moral ... 34

4.5 Nilai Moral dalam Lirik Lagu ”Variasi Pink” ... 35

4.5.1 Kejujuran ... 35

(11)

4.5.2 Keberanian Moral ... 36

4.6 Nilai Moral dalam Lirik Lagu ”Kau yang Cari”... 37

4.6.1 Kejujuran ... 37

4.6.2 Kesediaan Bertanggung Jawab ... 38

4.6.3 Kerendahan Hati ... 39

4.7 Nilai Moral dalam Lirik Lagu ”Bahaya Komunis” ... 40

4.7.1 Kejujuran ... 40

4.7.2 Realistik dan Kritis ... 41

4.7.3 Keberanian Moral ... 42

4.7.4 Nilai-Nilai Otentik ... 43

4.8 Nilai Moral dalam Lirik Lagu ”Kisah Tusuk Belakang dari Tegal Rotan” ... 45

4.8.1 Kejujuran ... 45

4.8.2 Keberanian Moral ... 46

4.8.3 Nilai-Nilai Otentik ... 47

4.8.4 Realistik dan Kritis ... 47

4.8.5 Kesediaan Bertanggung Jawab ... 48

4.9 Nilai Moral dalam Lirik Lagu ”Pualang ke Rahim Ibunya ” ... 49

4.9.1 Nilai-Nilai Otentik ... 49

4.9.2 Kesediaan Bertanggung Jawab ... 50

4.9.3 Kemandirian Moral ... 51

4.10 Nilai Moral dalam Lirik Lagu ”Suci Maksimal ” ... 51

4.10.1 Kejujuran ... 51

4.10.2 Realistik dan Kritis ... 53

4.11 Nilai Moral dalam Lirik Lagu ”Doa Sejuta Umat” ... 54

4.11.1 Kejujuran ... 54

4.11.2 Realistik dan Kritis ... 55

4.11.3 Nilai-Nilai Otentik ... 56

(12)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 58

5.1 Simpulan ... 58

5.2 Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN ... 63

1. Lirik Lagu... 63

2. Parafrase Lirik Lagu pada Album Akibat Pergaulan Blues ... 74

3. Riwayat Hidup ... 83

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan. Standar bahasa kesusastraan yang dimaksudkan adalah penggunaan kata-kata yang indah dan gaya bahasa serta gaya cerita yang menarik, kesusastraan adalah karya seni yang pengungkapannya baik dan diwujudkan dengan bahasa yang indah.

Sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium;

bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan; dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Dalam pengertian ini, kehidupan mencakup hubungan masyarakat, antara masyarakat dengan orang-seorang, antar manusia, dan antar peristiwa yang terjadi dalam batin seorang.

Atmazaki (1990:29) mengatakan bahwa bahasa pada karya sastra mempunyai sifat khusus yang berbeda. Keistimewaan di dalam bahasa sastra banyak muncul penafsiran-penafsiran. Salah satu karya sastra yang memiliki banyak penafsiran adalah puisi. Bahasa menjadi indah karena ada puisi di dalamnya. Sayuti (2008:71) mengemukakan bahwa eksistensi hakiki puisi mencakupi empat hal, yaitu sebagai sosok pribadi penyair, sebagai dunia dalam kata, sebagai representasi kenyataan, dan sebagai sesuatu yang berpotensi memberikan pengaruh tertentu pada audiens.

(14)

Lagu ialah salah satu puisi yang ditenarkan dengan menyatukan sajak dan irama musik. Hal ini sesuai dengan pengertian lirik lagu menurut Sayuti (1985:106) yang mengatakan bahwa lirik adalah puisi pendek yang mengekspresikan emosi. Lirik dapat dimasukkan ke dalam genre puisi dalam karya sastra. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan kemiripan unsur-unsur antara pusi dengan lirik lagu.

Jan Van Luxemburg (1989:31) lirik atau syair lagu dapat dianggap sebagai puisi begitu pula sebaliknya dan sesuai, seperti definisi teks-teks puisi tidak hanya mencukup jenis-jenis sastra melainkan juga ungkapan yang bersifat pepatah, semboyan, doa-doa dan syair lagu.

Soedjiman (1986:47) mengemukakan bahwa lirik merupakan sajak yang berupa susunan kata sebuah nyanyian; karya sastra yang berisi curahan perasaan pribadi yang diutamakan ialah lukisan perasaannya. Melalui lirik lagu yang berupa pesan maupun lisan dan kalimat-kalimat berfungsi untuk menciptakan suasana serta gambaran imajinasi kepada pendengar dan menciptakan makna yang beragam. Fungsi dari lagu sebagai media komunikasi seperti bersimpati tentang realitas dan cerita imajinatif.

Sumardjo (1994:15) menjelaskan seorang ibu yang menidurkan anaknya secara tidak sadar menyanyikan balada-balada yang indah adalah puisi juga.

Bentuk ekspresi emotif tersebut diwujudkan dalam bunyi dan kata. Penggunaan gaya bahasa yang tepat dengan didampingi irama yang indah akan menghasilkan karya lain yang bisa dinikmati oleh masyarakat, serta penggunaan kalimat yang tepat akan menimbulkan aspek sosial yang dapat berguna untuk masyarakat.

(15)

Penulisan sajak-sajak yang indah itulah hingga saat ini muncul musisi- musisi handal yang karyanya tidak hanya dinikmati melainkan maknanya juga dapat memberi pemikiran yang lebih kritis terhadap masyarakat. Salah satu musisi yang dianggap spesial dengan lagu-lagunya yang sangat puitis dan kritis ialah Jason Ranti. Jason Ranti yang sebelumnya dikenal sebagai personel dari grup Stairway to Zinna, akhirnya keluar dari grup bandnya dan menjadi musisi solo.

Musisi yang berusia 34 tahun itu hadir dengan album perdana Akibat Pergaulan Blues yang terdengar sangat berbeda. Sebagai musisi solo, Jason Ranti mampu bermain gitar yang rumit dan atraktif. Selain itu Jason Ranti mampu merangkai sebuah lirik lagu yang kaya makna. Rangkaian lirik yang dirakit Jason terdengar jujur, lugas dan kritis. Di satu sisi,lirik lagu memiliki sarkasme, satire dan humor dalam takaran yang tepat.

Karya sastra ditulis oleh pengarang untuk menunjukkan model kehidupan yang terjadi pada masa sekarang. Sumardjo (1979:12) mengemukakan bahwa sastra adalah produk masyarakat. Ia berada di tengah masyarakat karena dibentuk oleh anggota-anggota masyarakat berdasarkan desakan-desakan emosional atau rasional dari masyarakatnya. Susastra bisa dipelajari berdasarkan disiplin ilmu sosial jua dalam hal soiologi sastra. Pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan disebut sosiologi sastra.

Damono (2009:9) mengungkapkan bahwa sosiologi adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga, dan proses sosial. Sosiologi sastra merupakan pendekatan yang bertolak dari orientasi kepada semesta, namun bisa juga bertolak dari orientasi kepada pengarang dan pembaca. Menurut pendekatan sosiologi sastra, karya sastra dilihat

(16)

hubungannya dengan kenyataan, sejauh mana karya sastra itu mencerminkan kenyataan. Kenyataan di sini mengandung arti yang cukup luas, yakni segala sesuatu yang berada di luar karya sastra dan yang diacu oleh karya sastra.

Sosiologi sastra memiliki hubungan dengan masyarakat dan kenyataan, hal tersebut dituangkan dalam bentuk nilai moral yang terdapat dalam karya sastra tersebut. Moral dalam kehidupan manusia memiliki kedudukan yang sangat penting. Nilai-nilai moral sangat dibutuhkan manusia baik kapasitasnya sebagai pribadi (individu) maupun anggota dalam suatu kelompok (masyarakat dan bangsa). Peradaban suatu bangsa dapat dinilai melalui karakter moral masyarakatnya. Moral memiliki kedudukan yang penting karena manusia dalam hidupnya harus patuh terhadap norma-norma, aturan-aturan, adat-istiadat, undang- undang dan hukum yang ada dalam suatu masyarakat.

Alasan penulis menganalisis lirik lagu karya Jason Ranti ini adalah penulis merasa tertarik karena lirik lagu mengandung nilai kehidupan di dalamnya, khususnya nilai moral. Penelitian ini menggambarkan aspek moralitas tersebut sebagai suatu pesan penting yang ingin disampaikan kepada masyarakat luas untuk meningkatkan nilai kritis dan meningkatkan nilai moral pada generasi muda saat ini. Penilitian ini bertujuan untuk menjelaskan aspek moralitas yang terdapat dalam lirik lagu karya Jason Ranti.

1.2 Batasan Masalah

Penulis membatasi penelitian ini dengan memfokuskan masalah pada nilai moral yang terkandung pada lirik lagu karya Jason Ranti dalam album Akibat Pergaulan Blues.

(17)

1.3 Rumusan Masalah

Dari uraian yang telah penulis sebutkan dapat ditemukannya permasalahan, adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah, bagaimana nilai moral yang terkandung pada lirik lagu karya Jason Ranti dalam album Akibat Pergaulan Blues?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan nilai moral yang terkandung pada lirik lagu karya Jason Ranti dalam album Akibat Pergaulan Blues?

1.4.2 Manfaat Penelitian

1.4.2.1 Manfaat Teoretis

Secara teoretis, manfaat hasil penelitian lagu ini adalah;

a) Penelitian ini dapat memperluas bidang kajian sastra dengan mengkaitkan dalam bidang keilmuan sosiologi sastra.

b) penelitian ini ialah penggunaan sosiologi sastra untuk mengkaji nilai moral dalam lirik lagu karya Jason Ranti, serta menambah wawasan terhadap pembaca

c) pada umumnya dan komunitas sastra pada khususnya.

(18)

1.4.2.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah:

a. Membantu penggemar karya sastra memahami isi lagu dalam lagu Jason Ranti yang berfokus pada nilai moral.

b. Menambah sikap kritis, memperluas cakrawala dan pemikiran mengenai sebuah lagu.

(19)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk, 2003:588). Dalam hal ini, konsep yang dimaksudkan adalah gambaran dari objek berupa lirik lagu dari album berjudul Akibat Pergaulan Blues yang akan dibedah dalam suatu pembahasan proposal yang berjudul Nilai Moral dalam Lirik Lagu Jason Ranti pada Album Akibat Pergaulan Blues yang dianalisis dari tinjauan Sosiologi Sastra. Konsep-konsep yang dipakai di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.1.1 Puisi

Menurut Pradopo (2009: 7) puisi mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi pancaindera dalam susunan yang berirama. Puisi itu merupakan rekaman dan interprestasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan.

2.1.2 Lirik Lagu

Menurut Pradopo (2005: 3) lirik lagu dapat dimasukkan ke dalam genre puisi dalam karya sastra. Perluasan makna puisi yang meliputi lirik lagu didasarkan pada pemahaman Riffaterre yang mengutarakan bahwa puisi selalu berubahubah sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsep estetikanya.

(20)

2.1.3 Nilai Moral

1) Nilai

Fraenkel dalam Sauri (2005: 1) mendefinisikan nilai sebagai value is any idea, a concept, about what some one think is important in life ”nilai adalah idea atau konsep yang bersifat abstrak tentang apa yang dipikirkan seseorang atau dianggap penting oleh sesorang dalam kehidupan”. Nilai adalah unsur penting dalam kehidupan manusia. Nilai-nilai tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.

2) Hakikat Moral

Ruang lingkup moral atau budi pekerti menurut Rianto dalam Zuriah (2007:

27) meliputi: (1) nilai moral yang berhubungan dengan Tuhan; (2) nilai moral yang berhubungan dengan sesama manusia; (3) nilai moral yang berhubungan dengan ligkungan. Moral dalam karya sastra tidak berbeda dengan pengertian moral secara umum yang berpangkal pada nilai-nilai kemanusiaan. Sesuatu yang membedakan antara moral adalah hakikat sastra itu sendiri sebagai sebuah karya yang imajinatif. Moral dalam karya sastra bukanlah dalam pengertian sempit, yaitu yang sesuai dengan sistem tertentu yang dapat diterima begitu saja. Hal ini beralasan karena pengarang dalam karyanya sering menceritakan kehidupan yang sesuai dengan sistem tindak-tanduk yang disampaikan pengarang yang telah dibumbui oleh daya imajinasinya (Nurgiyantoro, 1998: 325).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai moral dalam karya sastra berarti suatu sikap atau perilaku yang bisa menjadi tolak ukur

(21)

manusia yang ada di dalam suatu karya sastra. Apakah berisi yang bisa membuat sikap manusia berubah menjadi lebih baik atau tidak. Nilai moral meliputi nilai moral yang berhubungan dengan Tuhan, dengan sesama, dengan diri sendiri dan nilai moral yang berhubungan dengan lingkungan.

2.1.4 Sosiologi Sastra

Kartasapoetra dan Widyaningsih (1982:4) menjelaskan bahwa sosiologi berasal dari dua kata, yaitu socius dan logos, socious berarti berteman dan logos berarti ilmu, dengan kata yang lebih pendek lagi dapat ditegaskan bahwa sosiologi adalah ilmu tentang kehidupan bersama, dalam kehidupan bersama inilah terkandung makna yang luas.

2.2 Landasan Teori

Dalam sebuah penelitian, sangat dibutuhkan landasan teori yang mendasarinya karena landasan teori merupakan kerangka dasar sebuah penelitian.

Karena tanpa adanya landasan teori penelitian tidak akan mendapat hasil yang diinginkan oleh peneliti. Ilmu sastra yang berhubungan dengan tanggapan pembaca terhadap karya sastra tersebut. Landasan teori yang digunakan oleh peneliti ialah teori sosiologi sastra. Teori berasal dari kata theoria (Yunani), berarti kontemplasi kosmos atau realitas. Setelah mengalami perluasan makna, secara definitif teori diartikan sebagai kumpulan konsep melalui kompetensi ilmiah yang dilakukan oleh para ilmuwan di satu pihak, aplikasi dalam penelitian

(22)

praktis di pihak yang lain. Sosiologi sastra merupakan gabungan dari dua disiplin yang berbeda, sosiologi dan sastra, secara harfiah mesti ditopang oleh dua teori yang berbeda, yaitu teori-teori sosiologi dan teori-teori sastra. Masalah yang perlu dipertimbangkan adalah dominasinya dalam analisis sehingga tujuan yang dimaksudkan dapat tercapai secara maksimal.

Ratna (2002:18) mengemukakan teori-teori sosiologi yang dapat menopang analisis sosiologis adalah teori-teori yang dapat menjelaskan hakikat fakta-fakta sosial, karya sastra sebagai sistem komunikasi, khususnya dalam kaitannya dengan aspek-aspek ekstrinsik, seperti kelompok sosial, kelas sosial, stratifikasi sosial, institusi sosial, sistem sosial, interaksi sosial, konflik sosial, kesadaran sosial, mobilitas sosial dan sebagainya.

Semi (1985:52) menjelaskan sosiologi sastra adalah suatu teori yang bersifat objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat tentang sosial dan proses sosial. Sosiologi menelaah tentang bagaimana masyarakat itu tumbuh dan berkembang, mempelajari lembaga-lembaga sosial dan masalah-masalah perekonomian, keagamaan, politik dan lain-lain. Sosiologi sastra merupakan pendekatan yang karya sastranya dilihat hubungannya dengan kenyataan, sejauh mana karya sastra itu mencerminkan kenyataan. Kenyataan di sini mengandung arti yang cukup luas, yakni segala sesuatu yang berada diluar karya sastra dan yang diacu oleh karya sastra. Sosiologi sastra bermaksud menjelaskan bahwa karya sastra pada hakikatnya merupakan sebuah fakta sosial yang nyata tidak hanya mencerminkan realita sosial yang terjadi di masyarakat tempat karya itu dilahirkan. Tanggapan pengarang terhadap realitas sosial tersebut menaruh perhatian pada aspek dokumenter sastra dengan landasan suatu pandangan bahwa

(23)

sastra merupakan gambaran atau potret fenomena sosial yang pada hakikatnya fenomena sosial itu bersifat kongkret, dimana sebenarnya terjadi di sekeliling kita sehari-hari.

Wellek dan Weren (1990:110) sosiologi sastra bertolak dari suatu anggapan bahwa sastra adalah ungkapan perasaan masyarakat, sastra adalah ungkapan perasaan masyarakat yang juga berarti bahwa sastra mencerminkan dan mengekspresikan kehidupan. Masalah sosial dan kejadian yang dialami, dirasakan dan dilihat oleh pengarang melahirkan ide atau gagasan yang dituangkan dalam karyanya.

Ratna (2003:35) menyatakan bahwa pada dasarnya seluruh kejadian dalam karya, bahkan juga karya-karya yang masuk dalam genre yang paling absurd pun merupakan prototipe kejadian yang pernah dan mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Selo Sumarjan dalam Saraswati (2003:2) sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk di dalamnya perubahan-perubahan sosial. Dasar filosofis pendekatan sosiologi adalah adanya hubungan hakiki antara karya sastra dengan masyarakat.

Ratna (2009:60) hubungan-hubungan yang dimaksudkan disebabkan oleh (a) karya sastra dihasilkan oleh pengarang, (b) pengarang itu sendiri adalah anggota masyarakat, (c) pengarang memanfaatkan kekayaan yang ada dalam masyarakat. dan (d) hasil karya sastra itu dimanfaatkan kembali oleh masyarakat.

Ian Watt dalam Faruk (1994:4) menemukan adanya tiga macam pendekatan yang berbeda yaitu:

(24)

(1) Konteks sosial pengarang, hal ini berhubungan dengan masyarakat pembaca.

(2) Sastra sebagai cermin masyarakat yang mendapat perhatian adalah (a) sejauh mana sastra mencerminkan masyarakat pada waktu karya sastra itu ditulis, (b) sejauh mana sifat pribadi pengarang mempengaruhi gambaran masyarakat yang ingin disampaikan, (c) sejauh mana genre sastra yang digunakan pengarang dapat dianggap mewakili seluruh masyarakat.

(3) Fungsi sosial sastra yang menjadi perhatian adalah (a) sejauh mana sastra dapat berfungsi sebagai perombak masyarakatnya, (b) sejauh mana sastra hanya berfungsi sebagai penghibur-penghibur saja, dan (c) sejauh mana terjadi sintesis antara kemungkinan (a) dengan (b) di atas.

2.2.1 N ilai Moral

Sebuah karya sastra seperti puisi terdapat nilai-nilai moral yang dapat dipetik oleh pembaca. Babirin (1985:35) mengemukakan bahwa dari karya sastra dapat ditemukan buah pikiran atau renungan dari penulis dan sanggup menyadari nilai-nilai yang lebih halus berarti telah dapat mengapresiasi atau telah menangkap nilai yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Nilai adalah konsep ideal tentang sesuatu yang dipandang dan diakui berharga, serta mempengaruhi perilaku seseorang atau masyarakat yang mempunyai nilai tersebut. Daroesa menyatakan (1986:20) nilai adalah sesuatu atau hal yang dapat digunakan sebagai dasar penentu tingkah laku seseorang, karena sesuatu hal itu menyenangkan (pleasant), memuaskan (saflying), menarik (interest), berguna (believe). Nilai mengandung harapan atau sesuatu yang diinginkan oleh manusia.

(25)

Karena itu, nilai bersifat normative, merupakan keharusan untuk diwujudkan dalam tingkah laku kehidupan manusia.

Moral adalah pandangan atau konsep pada pribadi manusia, baik buruknya perbuatan, tindakan, sikap, kewibawaan, budi pekerti manusia dalam kehidupan masyarakat. Suseno (1987:15) mengatakan bahwa kata moral selalu mengacu pada baik buruknya manusia sebagai manusia. Manusia dapat dinilai dari banyak segi, manusia sebagai manusia ataupun manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki kepribadian. Moral adalah tolak ukur untuk menentukan benar dan salahnya sikap dan tindakan manusia dilihat dari segi baik buruknya. Ukuran parameter untuk segi baik dan buruk itu tergantung dan dipengaruhi oleh pandangan hidup bangsa yang bersangkutan. Moral menyangkut prilaku seseorang, orang yang tidak baik juga disebut orang yang tidak bermoral, atau sekurang-kurangnya sebagai orang yang kurang moral. Maka secara sederhana kita mungkin dapat menyamakan moral dengan kebaikan orang atau kebaikan manusiawi.

2.2.2 Wujud Nilai Moral

Wujud nilai moral menurut Suseno (1987: 141) adalah tindakan yang berkaitan dengan nilai moral kejujuran, nilai-nilai otentik, kesediaan unutk bertanggung jawab, kemandirian moral, keberanian moral, kerendahan hati, realitas, dan kritis.

Penjelasan wujud nilai moral yaitu sebagai berikut:

(26)

2.2.2.1 Kejujuran

Kejujuran berhubungan dengan ketulusan hati dan kelurusan hati.

Bersikap terhadap orang lain tanpa kejujuran adalah kemunafikan. Suseno (1987:142) mengemukakan bahwa bersikap jujur kepada orang lain berarti dua sikap yaitu bersikap terbuka dan bersikap wajar. Bersikap terbuka bukan berarti pertanyaan orang lain berhak mengetahui perasaan dan pikiran kita, sehingga tidak pernah menyembunyikan dengan apa yang kita perlihatkan. Bersikap wajar yaitu memperlakukan menurut standar-standar yang dipergunakan orang lain terhadap dirinya. Bersikap tetapi tidak pernah bertindak bertentangan dengn suara hati dan keyakinannya. Bersikap wajar merupakan keselarasan dan bukan berdasarkan kepalsuan, ketidak adilan, dan kebohongan.

2.2.2.2 Nilai-Nilai Otentik

Otentik berarti asli. Manusia otentik adalah manusia yang menghayati, menunjukkan dirinya sesuai dengan keasliannya, dengan kepribadian yang sebenarnya. Suseno (1987:143) mengemukakan otentik berarti, kita menjadi diri kita sendiri. Kita bukan orang jiplakan, orang tiruan, orang-orangan yang hanya bisa membeo saja, yang tidak mempunyai sikap dan pendirian sendiri karena ia dalam segala-galanya mengikuti mode, atau pendapat umum. Nilai-nilai otentik adalah mengenai memiliki karakter yang kuat. Nilai-nilai otentik dalam masyarakat sekarang ini juga sanga t diperlukan karena salah satu kunci sebuah keberhasilan adalah menjadi pribadi yang otentik atau memiliki ciri khas yang kuat dan tentunya bisa menjadi inspirasi banyak orang.

(27)

2.2.2.3 Kesediaan untuk Bertanggung Jawab

Kesediaan untuk bertanggung jawab adalah yang pertama, kesediaan untuk melakukan apa yang harus dilakukan dengan sebaik mungkin. Salam (1997:58) bertanggung jawab berarti memfungsionalkan sifat-sifat manusiawi untuk mempertahankan nilai-nilai pribadi yang luhur, serta dapat mendudukkan nilai harga diri manusia sebagai manusia. Bertanggung jawab mengatasi segala etika peraturan. Suseno (1987:16) etika tidak dapat menggantikan agama, namun ia juga tidak bertentangan dengan agama, bahkan diperlukan. Etika peraturan hanya mempertanyakan apakah sesuatu atau tidak, sehingga terikat pada apa yang perlu dan nilai yang ingin dihasilkan.

2.2.2.4 Kemandirian Moral

Kemandirian moral adalah kekuatan batin untuk mengambil sikap moral sendiri. Suseno (1987:146) kemandirian moral berarti kita tidak mengikuti pelbagai pandangan orang dalam lingkungan kita, melainkan selalu membentuk penilaian dan pendirian sendiri dan bertidak sesuai keyakinanya. Seseorang tidak sekedar mengikuti apa yang biasa pada lingkungannya. Kemandirian moral dapat membentuk kekuatan umtuk tidak mudah bekerjasama dalam suatu urusan atau arah hidup yang salah seperti tidak jujur, korup atau melanggar keadialan.

Mandiri secara moral berarti seseorang tidak dapat dipaksa oleh mayoritas, sekalipun mengatasnamakan sebuah kebersamaan selama itu dianggap salah seseorang tidak akan mau melanggarnya.

(28)

2.2.2.5 Keberanian Moral

Keberanian moral adalah ketekatan dan bertindak untuk bersikap mandiri.

Suseno (1987:147) keberanian moral menunjukkan dalam tekat untuk tetap mempertahankan sikap yang telah diyakini. Sebagai kewajiban pun apabila tidak disetujui atau secara aktif dilawan oleh lingkungan, sehingga tidak mundur dari tugas dan tanggung jawab. Keberanian moral adalah kesetiaan terhadap suara hati yang menyatakan diri dalam kesediaan untuk mengambil resiko konflik. Salam (1997:185) menjelaskan bahwa rahasia keberanian itu terletak pada kesanggupan mengendalikan diri dan mental tetapi stabil dalam cuaca bagaimanapun dan tetap tenang menghadapi segala sesuatu dalam keadaan darurat.

2.2.2.6 Kerendahan Hati

Kerendahan hati adalah kekuatan batin untuk melihat diri sendiri sesuai dengan kenyataaannya. Suseno (1987:148) orang yang rendah hati tidak hanya melihat kelemahannya, melainkan juga melihat kekuatannya. Dengan rendah hati seseorang mampu betul-betul bersedia untuk memperhatikan dan menanggapi setiap pendapat lawan, bahakan untuk seperlunya mengubah pendapat kita sendiri.

Kerendahan hati tidak bertentangan dengan keberanian moral, melainkan prasyarat kemurnian. Tanpa kerendahan hati keberanian moral mudah menjadi kesombongan seseorang untuk menyembunyikan,bahwa kita tidak rela untuk memperhatiakn orang lain, bahkan tidak berani membuka diri dalam dialog kritis.

(29)

2.2.2.7 Realistik dan Kritis

Tanggung jawab moral menuntut sikap yang realistik. Segala norma lainnya kurang lebih hanya merupakan bagaimana prinsip dasar itu dapat diterapkan kepada realitas. Sikap realistik tidak berarti bahwa seseorang menerima realitas begitu saja. Seseorang mempelajari keadan dengan serealis- realisnya supaya dapat disesuaikan dengan tuntutan prinsip-prinsip dasar. Oleh karena itu, sikap realistik mesti berbarengan dengan sikap realistis. Tanggung jawab moral menuntut agar seseorang terus-menerus memperbaiki apa yang ada agar lebih adil, lebih sesuai dengan martabat manusia, dan supaya orang-orang dapat lebih bahagia Suseno (1987:150). Prinsip-prinsip moral dasar adalah norma kritis yang kkita letakkan pada keadaan. Sikap kritis perlu terhadap segala macam kekuatan, kekuasaan dan wewenang dalam masyarakat. Tanggung jawab moral yang nyata menuntut sikap realistik dan kritis. Pedomannya ialah untuk menjamin keadilan dan menciptakan suatu keadaan masyarakat yang membuka kemungkinan lebih besar bagi anggota-anggota untuk membangun hidup yang lebih bebas dari penderitaan dan lebih bahagia.

2.3 Tinjauan Pustaka

Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan dan pendapat (sesudah menyelidiki atau mempelajari). Pustaka adalah kitab, buku, buku primbon (Alwi, dkk 2003: 912). Berdasarkan pengamatan, peneliti tidak menemukan penelitian tentang sosiologi sastra dalam lirik lagu Jason Ranti di Universitas Sumatera Utara. Penelitian sastra tentang lirik lagu sebagai subjek kajiannya bukanlah hal

(30)

yang baru, sudah ada penelitian sebelumnya mengenai kumpulan lagu Jason Ranti di Universitas lain. Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan, maka ada sejumlah sumber yang relevan untuk dijadikan menjadi acuan dalam penelitian ini, adapun sumber tersebut adalah, sebagai berikut.

Penelitian terhadap lagu karya Jason Ranti sudah pernah dilakukan oleh mahasiswa Universitas Bhayangkara Surabaya pada 2018. Skripsi berjudul

”Analisis Wacana Makna Kritik Lirik Lagu Bahaya Komunis oleh Penyanyi Jason Ranti” ditulis oleh Audhito Lazuardy Herudin. Pada penelitiannnya Audhito menggunakan teori analisis wacana Van Djik untuk menganalisis unsur teks, kognisi, dan konteks sosial dalam lagu ”Bahaya Komunis”. Penelitian itu menyimpulkan bahawa Jason Ranti mengangkat tema yang bersumber dari keseharian masyarakat dalam menulis lirik lagu ”Bahaya Komunis”. Jason Ranti melihat dari sudut pandang kritis dalam penulisan lirik lagunya, dalam lagu

”Bahaya Komunis” yaitu ramainya pertikaian antar masyarakat akibat isu komunis gaya baru.

Mayang Istnaini Ayu Hidayah mahasiswi Sastra Indonesia Universitas Diponegoro (2019) dengan judul ”Refleksi Sosial Dalam Lirik Lagu Karya Jason Ranti Sebuah Kajian Realisme Sosialis Georg Lukacs” dari penelitian tersebut peniliti menarik kesimpulan bahwa lirik lagu karya Jason Ranti merupakan media untuk penyampaian kritik terhadap realitas sosial yang terjadi di masyarakat.

Dalam lirik lagu ”Bahaya Komunis” kritik disampaikan atas dialektika yang terjadi antara masyarakat dengan pemerintah dalam menghadapi isu komunisme yang marak di Indonesia. Lirik lagu ”Suci Maksimal” berisi kritik terhadap dialektika antara masyarakat dengan pejabat mengenai kehidupan sosial dan

(31)

politik mereka. Lrik lagu ”Kafir” berisi kritik terhadap dialektika antara kelompok agamis dan nonagamis dalam menghadapikehidupan beragama antargolongan di masyarakat.

Sunaryo, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhamadiyah Purworejo (2016) dengan judul ”Analisis Nilai Moral Lirik Lagu Album Titi Kala Mangsa Karya Sujiwo Tejo” dari penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa: (1) nilai-nilai moral lirik lagu album Titi Kala Mangsa karya Sujiwo Tejo meliputi: (a) nilai moral yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan: agar manusia selalu mengingat Tuhan dalam kondisi sesibuk apa pun, serta menjaga keseimbangan antara bekerja dan berdoa;

(b) nilai moral yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan sesama:

keharusan menjaga kerukunan, harus senantiasa menjaga keharmonisan keluarga, senantiasa bekerja sama/gotong royong dan menjaga persaudaraan universal, serta menghargai pendapat orang lain; (c) nilai moral yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan diri sendiri: waspada atas perubahan zaman, menahan ego/nafsu negatif atau angkara murka, menjaga kejujuran, serta hidup sederhana dan tidak serakah. (2) relevansi nilai-nilai moral lirik lagu album Titi Kala Mangsa karya Sujiwo Tejo pada masyarakat saat ini di antaranya adalah nilai religius/ketuhanan yang harus senantiasa dijunjung oleh setiap manusia sebagai hamba Tuhan, nilai- nilai sosial yang harus dipegang oleh setiap manusia sebagai makhluk sosial yang selamanya akan saling membutuhkan satu dengan lainnya, prinsip kerja keras yang harus menjadi acuan setiap manusia agar terus berkarya dengan sungguhsungguh demi mencapai kesuksesan yang harus diimbangi dengan sandaran vertikal kepada Tuhan, serta nilai demokratis yang mengharuskan setiap

(32)

orang dapat menghormati pendapat orang lain dan menyadari bahwa perbedaan merupakan hal yang lumrah.

An Nissa Fitrianingtyas (2017) berjudul ”Nilai Moral dalam Lirik Lagu Karya Katon Bagaskara Sebuah Kajian Sosiologi Sastra”, Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Diponegoro. Hasil penelitian ini yaitu analisis struktural berupa analisis struktur fisik dan struktur batin lagu, seperti diksi, tema, dan amanat. Lain halnya dengan hasil analisis unsur musikalitas berupa birama dan tempo. Sedangkan hasil analisis moral berupa rasa kejujuran terhadap diri sendiri dan orang lain, nilai-nilai otentik dalam diri sendiri, keberanian moral dalam menyikapi permasalahan orang lain, dan kesediaan untuk bertanggung jawab terhadap kehidupan diri sendiri. Penelitian ini menjadikan penggambaran aspek moralitas tersebut sebagai suatu pesan penting yang ingin disampaikan kepada masyarakat luas untuk mengatasi krisis moral yang melanda generasi muda saat ini. Permasalahan dalam penelitian ini, yaitu bagaimana unsur-unsur struktur puisi membangun karya sastra, unsur-unsur musikalitas, dan aspek-aspek moralitas apa saja yang terdapat dalam lirik lagu karya Katon Bagaskara.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur puisi, menentukan unsur musikalitas, dan menjelaskan aspek moralitas yang terdapat dalam lirik lagu karya Katon Bagaskara.

Jupriyanto mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sumatera Utara (2013) dengan judul ”Pesan Moral dalam Lirik Lagu Album Untuk Kita Renungkan Karya Ebit G. Ade Sebuah Analisis Estetika Resepsi” dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa, makna dan pesan moral pada lagu Ebiet. G Ade dalam album “Untuk Kita

(33)

Renungkan”. Pesan moral yang terdapat pada lagu-lagu Ebiet dapat kita lihat dan temukan pada makna lagunya yang mengarah kepada kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam penelitian ini peneliti menemukan beberapa makna dan pesan moral. Peneliti menemukan makna tentang ke-Tuhan Yang Maha Esa, makna dalam kehidupan sosial, pesan moral dalam ke-Tuhan Yang Maha Esa, dan pesan moral dalam kehidupan sosial.

Penelitian sebelumnya berfungsi sebagai referensi dalam penelitian yang akan dilakukan. Sejauh pengamatan melalui peneliti, sejauh ini belum ada penelitian terhadap lirik lagu karya Jason Ranti melalui pendekatan sosiologi sastra termasuk salah satunya lirik lagu dalam single album yang akan peneliti analisis dari aspek moralitasnya.

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode/jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dan bersifat deskriptif. Menurut Nawawi (1990:63) diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan mengambarkan atau melukiskan keadaan objek/subjek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta yang nampak atau sebagaimana adanya. Dengan demikian dalam penelitian ini penulis tidak mengkaji hipotesis melainkan hanya mendeskrifsikan data-data fakta yang ada dan kemudian diinterpretasikan serta dianalisis secara rasional.

3.2 Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan adalah sumber data primer dan sekunder.

Data primernya yaitu data sumber utama yang dipakai peneliti adalah lirik lagu dalam album Akibat Pergaulan Blues karya Jason Ranti.

Sumber data sekunder yang digunakan peneliti adalah buku-buku, jurnal, artikel baik yang ada dipustaka maupun di website atau situs-situs yang berhubungan dengan penelitian.

(35)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah langkah awal yang dilakukan. Peneliti mengumpulkan data baik dari objek material maupun objek formal. Pengumpulan data bertujuan agar peneliti tidak kekurangan sumber-sumber yang akan dikaji.

Pengumpulan data bisa dari objek material yaitu objek yang akan dikaji dalam penelitian dan objek formal yaitu kajian yang digunakan dalam penelitian.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa langkah, yaitu:

(a) mencari objek lagu-lagu karya Jason Ranti.

(b) Mendengarkan lagu-lagu karya Jason Ranti.

(c) Mencatat kembali lirik lagu.

(d) Membaca kembali lirik lagu.

(e) Mencari variabel pada lirik lagu.

(f) Memeriksa indeks yang memuat variabel-variabel sesuai dengan topik masalah yang diteliti.

(g) Mencari referensi yang mendukung objek lagu. Baik secara studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dengan mempelajari buku- buku, jurnal penelitian, dan bahan-bahan tertulis lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian.

(h) Metode selanjutnya dengan studi teks, yaitu pengumpulan data melalui naskah lirik lagu yang diteliti setelah terlebih dahulu didengar, dicatat, dibaca dan dicari variabel pada lirik lagu tersebut selanjutnya

(36)

lirik lagu ditafsirkan nilai-nilai moral yang terkandung dalam naskah lirik lagu.

3.4 Analisis Data

Setelah melakukan pengumpulan data, sekiranya data yang didapat bisa menjadi bahan untuk penelitian. Langkah selanjutnya penelitian melakukan analisis data dengan cara data formal, dan memasukkan beberapa referensi yang akan menguatkan suatu penelitian. Analisis data dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis parafrase, yaitu penguraian kembali suatu teks (karangan) dalam bentuk susunan kata yang lain dengan maksud untuk menjelaskan makna yang tersembunyi. Dalam upaya membantu analisis, sebelum dilakukan analisis data, penulis harus bisa memahami makna dalam lirik lagu. Endraswara (2003:420) mengemukakan pemahaman makna tak hanya pada simbol, melainkan memandang sastra sebagai teks. Dasar pelaksanaan metode analisis data adalah menentukan data, memilah data yang mengandung nilai moral yang sesuai dengan objek penelitian, kemudian ditafsirkan. Dasar penafsiran dalam metode analisis data memberikan perhatian pada isi pesan.

(37)

BAB IV

PEMBAHASAN

Nilai moral yang terdapat pada lirik lagu karya Jason Ranti merupakan cara merepresentasikan nilai moral dalam lirik lagu tersebut. Nilai moral berdasarkan konsep Franz Magnis-Suseno terdiri atas kejujuran, nilai-nilai otentik, kesediaan untuk bertanggung jawab, kemandirian moral, keberanian moral, kerendahan hati, realistik dan kritis . Lagu-lagu yang akan digunakan sebagai objek penelitian adalah: “Stephanie Anak Senie”, “Lagu yang Problematik”, “Anggurman”, “Akibat Pergaulan Blues”, “Variasi Pink”, “Kau yang Cari”, “Bahaya Komunis”, “Kisah Tusuk Belakang dari Tegal Rotan”,

“Pulang ke Rahim Ibunya”, “Suci Maksimal “, dan “Doa Sejuta Umat”. Berikut hasil penelitian nilai moral lirik lagu karya Jason Ranti.

4.1 Nilai Moral dalam Lirik Lagu ”Stephanie Anak Senie”

4.1.1 Keberanian Moral

Keberanian moral menunjukkan diri pada seseorang untuk tetap terhadap tekad dan sikapnya terhadap sesuatu yang ia yakini sebagai hal yang benar sekalipun tidak disetuji atau secara aktif bertentangan dengan lingkungan. Sesorang tidak akan menyerah dari tugas dan tanggung jawabnya, walaupun akhirnya ia mengasingkan diri, merasa malu, dicela, ditentang, atau diancam oleh lingkungan. Keberanian moral adalah suatu bentuk konsistennya terhadap tekad dan keputusan yang diambil serta

(38)

mampu menerima resiko dan konflik yang ada. Dalam lagu ini menunjukkan peran seseorang yang ingin sukses. Pada dasarnya setiap manusia digambarkan sebagai makhluk sosial. Tokoh Stephanie pada lagu menunjukkan keberanian moral yang ia putuskan untuk menentukan jalan hidupnya sebagai seseorang yang memulai kesuksesaan dengan memberanikan diri untuk melakukan hal-hal baru pada tubuh dan aktivitasnya, tanpa mengkhawatirkan resiko dan konflik yang muncul.

Stephanie juga menunjukkan keberanian moral yang terungkap dalam lirik lagu Stephanie Anak Senie bahwa manusia hidup dalam bermasyarakat.

Sebagai bagian dari anggota masyarakat tersebut, ia harus dapat membantu dan berani menjadi pendamping serta penguat bagi anggota masyarakat lain.

Lagu Stephanie Anak Senie memiliki lirik yang memperlihatkan keberanian.

Stephanie menunjukkan melalui suara hatinya dengan cara bersedia untuk mengambil resiko konflik yang dialami oleh orang lain yang ada dalam lagu tersebut. Peran Stephanie dalam lirik lagu ini memperlihatkan rasa terbuka yang ditunjukkan kepada temannya, ia mampu berteman dengan siapa saja tanpa melihat keburukkan temannya tersebut. Lirik lagu ini membuktikan bahwa terdapat sikap untuk tidak memihak kepada yang siapapun yang menunjukkan keberanian moral dalam lirik lagu Stephanie Anak Senie tersebut. Sehubungan dengan keberanian moral tersebut terdapat kutipan yang memperlihatkan keberanian moral dalam lirik lagu Stephanie Anak Senie pada bait pertama dan keempat berikut:

(39)

(bait ke- 1)

Stephanie coba jadi artis begitu banyak cat di tubuhnya Satu di rambut, satu di kuku, satu di alis, satu di betis, yang lain di punggung

Ia seperti pameran berjalan

(bait ke-4)

Stephanie pamit ke maminya

Aku pergi dulu ke kampus, tak lama datang teman lamanya, yang dulu pernah terlibat kasus, masalah john kei dan Hercules

John Kei dan Hercules John Kei dan Hercules

4.1.2 Kesediaan Bertanggung Jawab

Manusia memutuskan untuk berani secara moral dan menunjukkan peran sebagai manusia otentik, maka ia juga harus bersedia bertanggung jawab terhadap resiko yang akan diterimanya. Lagu ini memperlihatkan peran Stephanie kesediaannya untuk bertanggung jawab dalam dirinya sendiri. Ia juga berusaha untuk meyakinkan orang akan tanggung jawab agar nilai tersebut tertanam dalam jiwanya. Rasa tanggung jawab yang dimiliki oleh Stephanie ditunjukkan dalam sikap peduli antarsesama kepada temannya atas apa yang sedang terjadi. Lagu Stephanie Anak Senie memperlihatkan adanya lirik tentang kesediaan bertanggung jawab yang dimiliki pada dirinya. Ia bersedia bertanggungjawab dalam menghadapi masalah hidup temannya dengan berani berteman kepada siapa saja dan diselesaikan secara bersama. Keberanian moral dan nilai otentik yang

(40)

dimiliki Stephanie menjadikan ia memiliki peran kesediaan untuk bertanggung jawab menghadapi masalahan. Rasa peduli antarsesama manusia yang dimiliki Stephanie menjadikan ia lebih yakin dalam menghadapi permasalahan hidupnya dan berusaha membangkitkan semangat hidupnya lagi. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan bait keenam berikut:

(bait ke-6)

Stephanie buat keputusan Ia rancang instalasi

Tentang resah tentang nasib walau waktu tinggal sehari Stephanie maju demi anarki

4.1.3 Realistik dan Kritis

Tanggung jawab moral menuntut sikap yang realistik. Sikap realistik tidak hanya menerima realitas begitu saja namun juga mempelajari keadaan dengan serealis-realisnya supaya dapat disesuaikan dengan prinsip-prinsip dasar. Prinsip- prinsip moral dasar adalah norma kritis yang diletakkan pada suatu keadaan. Pada lagu Stephanie Anak Senie menunjukkan keberadaan sikap realistik dan kritis yang dibuktikan dengan cara pandang Stephanie terhadap keaadaan sekitarnya. Sikap bertanggung jawab terhadap orang-orang membuka mata seseorang terhadap realitas yang ada.

Hal ini ditunjukkan dalam kutipan ketiga.

(bait ke-3)

Stephanie gemar andy warhol buat vidio di jalan tol Mobil lewat

(41)

Tronton lewat Presiden lewat Prabowo lewat FPI lewat MUI lewat

Dosen katakan what the hell is this Stephanie bilang ini reality

4.2 Nilai Moral dalam Lirik Lagu ” Lagu yang Problematik”

4.2.1 Kesediaaan Bertanggung Jawab

Bertanggung jawab disini ialah menjalani hidup yang semestinya, suatu sikap terhadap tugas yang membebani dirinya. Kesediaan untuk bertanggung jawab termasuk kesediaan untuk diminta dan untuk memberikan rasa bertanggung jawab pada diri sendiri. Seseorang merasa terikat untuk menyelesaikannya, demi tugas sendiri. Hal ini terlihat pada lirik lagu yang mengatakan bahwa “aku” harus menyelesaikan masalahnya.

Hal ini ditunjukkan dalam kutipan pertama.

(bait ke-1)

Aku berjalan sendirian tanpa kendaraan, tanpa pasukan Sibuk memikirkan perasaan, sibuk merasakan pemikiran Satu-satunya persamaan antara aku dan dia adalah mabuk Begitu heboh dengan rock 'n' roll mungkin ku harus bilang Ohhh... wow

(42)

4.2.2 Keberanian Moral

Kemandirian moral merupakan kekuatan batin untuk mengambil sikap moral sendiri dan untuk bertindak sesuai dengannya. Kekuatan untuk bagaimanapun juga tidak mau berkongkalikong dalam suatu urusan atau permainan yang kita sadari sebagai suatu hal yang tidak jujur, korup atau melanggar keadilan. Dalam hal ini keberanian moral juga menunjukkan sikap pendirian dalam mengambil langkah tidak terikut dengan pelbagai moral lingkungan .

Hal ini ditunjukkan dalam kutipan kedua dan ketiga .

(bait ke-2)

Aku tak tahan belakangan ia paksakan kepercayaan Ia tuliskan peraturan, ia cantumkan berbagai larangan For the love of Nikita Mirzani mana mungkin aku turuti Begitu heboh dengan masturbasi mungkin ku harus bilang Ohhh... wow

(bait ke-3)

Sekarang di rumah senidiri minim penerangan, minim kasih sayang Sibuk memikirkan kesalahan, sibuk menyalahkan pemikiran

Jangan bilang Rock 'n' Roll kalau masih tinggal sama mamah Begitu heboh dengan basa-basi mungkin ku harus bilang Ohhh... wow

(43)

4.3 Nilai Moral dalam Lirik Lagu ”Anggurman”

4.3.1 Kejujuran

Terdapat dua hal untuk bersikap jujur terhadap orang lain yaitu sikap terbuka dan adil. Bahwa sikap terbuka yaitu mampu menjawab dengan selengkapnya seta orang lain berhak mengetahui segala perasaan dan fikiran kita. Kemudian bersikap adil bahwa ia memperlakukan menurut standart-standart yang yang ada pada diri dan lingkungannya. Ia mampu menghormati hak orang lain, ia tidak pernah bertindak bertentangan dengan sura hati atau keyakinannya. Pada lirik lagu ini terlihat bahwa tokoh ”Aku” tidak menyukai oarang-orang yang menebarkan kebencian lewat media. Pada lirik lagu ini terlihat kejujuran untuk bersikap adil sesuai keyakinan dan kebenaran menurut dirinya.

Hal ini ditunjukkan dalam kutipan pertama dan kelima.

(bait ke-1)

Kalau kau memang benci

Tulis saja di koran kita pun, tak peduli Pergi jauh dariku jangan tinggalkan jejak Lebih baik, kamu mati

(bait ke-5)

Kalau kau memang brutal

Cabut saja dari sini angkat kaki jangan pernah kembali Pergi jauh Dariku, jangan tinggalkan jejak

Lebih baik, kamu mati

(44)

4.3.2 Realistik dan Kritis

Sikap realistik dan krfitis menuntut kita untuk mampu keadaan sekitar dengan serealis-realisnya. Sikap kritis juga diperlu ditunjukkan terhadap segala macam bentuk kekuasaan, kekuatan dan kewenangan dalam masyarakat agar kita tindak tunduk begitu saja terhadap kekuasaan yang tidak benar. Pada lirik lagu disebutkan bahwa orang yang menggilai kekuasaan yang ada dengan cara membodohi orang lain. Sikap realistik dan kritis tersebut mampu membut seseorang melihat keadaan sekitar dengan seluas-luasnya terhadap siatuasi dan masalah yang sedang terjadi.

Hal ini ditunjukkan dalam kutipan kedua, ketiga dan keempat.

(bait ke-2)

Jangan-jangan, bisa jadi Kau tak punya hati lagi Hilang sudah, habis sudah Di jual ke Setan

(bait ke-3)

Hey, aku tertawa terbahak-bahak

Lihat kamu pakai kostum Batman, Superman, Megaloman Anggurman, Merahman, eh Whisky dulu Man

Siapa bilang kamu bisa jadi Polisi?

(bait ke-4)

Apa Kamu sudah gila

Keracunana kebanyakan kekuasaan Kebodohon tak henti-henti

Gila, keracunan kebanyakan kekuasaan Kebodahan tak henti-henti

(45)

4.4 Nilai Moral dalam Lirik Lagu ”Akibat Pergaulan Blues”

4.4.1 Kejujuran

Nilai moral kejujuran dalam lirik lagu ini menunjukkan bahwa kejujuran telah diterapkan oleh sesama manusia, namun kejujuran di sini juga telah diterapkan kepada Tuhan yang Maha Esa. Rasa jujur serta percaya telah ditunjukkan dari kedua orang dalam lirik lagu ini. Hal ini ditunjukkan dengan cara jujur akan apa yang dirasakan kepada Tuhan. Jujur adalah sebuah sikap yang selalu menyesuaikan dengan keadaan, informasi, dan fenomena yang terjadi sesungguhnya. Jujur dapat diaplikasikan dalam perkataan maupun perbuatan.

Hal ini dipertegas dengan kutipan lirik lagu pada bait pertama berikut:

(bait ke-1)

Yang satu Pamulang, yang satu Bekasi Sepakat bertemu di cikini

Sepakat bertemu di cikini semua demi jalinan kasih Yang satu maskulin, yang satu feminim

Yang satu puritan, yang lain flamboyan Yang satu musisi, yang satu psikolog Saat hati bertemu spontan bilang, Ya Allah

4.4.2 Realistik dan Kritis

Bersikap realistik dan kritis dengan diri sendiri atau dengan orang sekitar, merupakan bagian dari wujud sikap realistik itu sendiri. Seseorang mampu bertanggung jawab pada dirinya sendiri dengan menyesuaikan dirinya dengan orang-orang sekitar dan dengan situasi yang ada. Tanggung jawab moral menuntut sikap yang realistik, pedomannya adalah dengan tujuan untuk

(46)

menciptakaan suatu keaadaan yang terbuka untuk membangun hidup yang terbebas dari penderitaan dan mewujudkan keadaan yang lebih bahagia bagi diri sendiri ataupun orang lain. Pada lirik lagu ini tujuan bersikap realistik dan kritis adalah menciptakan kebahagiaan bagi tokoh dengan membuka diri terhadap orang lain.

Hal ini dipertegas dengan kutipan lirik lagu pada bait kedua berikut:

(bait ke-3)

Sungguh semua seperti kebetulan Semua bermula dari percakapan Lima kata berlalu, kini timbul godaan Kini waktu pun tak berlaku

Saat meleleh seperti membeku

Dan perbincagan ini pun tak kan pernah berlalu Tak ingin lalu dua dari satu

Satu dari dua

4.4.3 Kemandirian Moral

Kemandirian moral adalah kekuatan batin untuk mengambil sikap moral sendiri dan bertindak sesuai dengannya. Mandiri secara moral berarti tidak mengikuti mayoritas lingkungan yang ada. Keberanian moral dapat ditunjukkan dengan mengekspresikan diri sesuai dengan keinginan diri sendiri. Seseorang tidak bisa dipaksakan untuk menyesuaikan kepribadiaanya dengan lingkungan yang ada baik secara faktor luar atau faktor batin diri sendiri, seperti dipermalukan ataupun diancam. Secara faktor batin seseorang juga tidak dapat dipaksakan untuk mengikuti kehendak yang lainnya, seperti perasaan malu, emosi, suka dan

(47)

sebagainya. Pada lagu ini perasaan suka atau cinta kepada seseorang tidak bisa dipaksakan semua timbul karena kemandirian moral yang muncul dari masing- masing individu.

Hal ini ditunjukkan dalam kutipan ketiga:

(bait ke-3)

Ini tentang kisah Dua mata hati

Mata yang menagih janji Ini tentang janji

Ingin hati-hati

4.5 Nilai Moral dalam Lirik Lagu ” Variasi Pink”

4.5.1 Kejujuran

Kejujuran merupakan kualitas seseorang pada dasar kepribadian moral yang selanjutnya menimbulkan kesedian untuk bertanggung jawab pada tindakannya sendiri. Kejujuran tersebut menuntut kita sebagai titik tolak untuk menentukan hal tersebut adalah sebuah kebenaran. Jujur adalah sebuah sikap yang selalu menyesuaikan dengan keadaan, informasi, dan fenomena yang terjadi sesungguhnya. Karena kejujuran juga sebagai hal yang terbuka agar orang lain mengetahui apa yang sedang dirasakan.

Pada lagu ini jujur diaplikasikan pada perkataan, untuk menyampaikan hal yang sebenarnya dirasakan. Sikap jujur tersebut menimbulkan rasa damai

(48)

di dalam hatinya dan akan lebih tenang dalam menyikapi permasalahan yang ada.

Hal ini dipertegas dengan kutipan lirik lagu pada bait pertama dan kedua berikut:

(bait ke-1)

Terjadi lagi malaikatku, terlambat datang

Kebanyakan dandan, wajahnya mustahil telanjang Berjam-jam didepan kaca, amat dimuka

Ia yakin penting, bibirnya rasa strowberry (bait ke-2)

Sungguh tak penting, aku tak ingin, rasa strowberry, lipstick warna pink

Sungguh tak penting, aku tak ingin, yang aku ingin, ia telanjang Ehmmmm....

Ehmm….

Hemmm hemmmm....

4.5.2 Keberanian Moral

Keberanian moral merupakan sikap mempertahankan sikap atau pendirian yang diyakini seseorang, secara pengalaman sikap ini akan membuat sesorang lebih berani dalam hati dan tindakannya, dalam arti seseorang mampu mengatasi rasa takut dan malu pada dirinya sendiri.

Seseorang dapat lebih bersemangat dan memiliki kekuatan untuk melakukan hal yang disenangi dan dianggap benar dalam kehidupannya.

Maka, kemandirian akan muncul dalam diri dan sebagai tekad yang bulat

(49)

dalam mempertahankan tindakannya. Dalam lagu ini tokoh aku melihat seseorang yang memiliki keberanian dalam bertindak pada dirinya sendiri, ia melakukan apa yang menjadi kesenangannya, dan orang tersebut dapat lebih berkembang dan mampu mempertahankan tindakannya.

Hal ini ditunjukkan dalam kutipan ketiga:

(bait ke-3)

Masalah lipstick malaikatku obsesif, kompulsif Tiga lapis warna bagaikan melukis di-kanvas Pink, pink, pink kombinasi pink, variasi pink Pink, pink, pink, pink, pink, pink

4.6 Nilai Moral dalam Lirik Lagu ”Kau yang Cari”

4.6.1 Kejujuran

Untuk menjadi manusia yang kuat moral pada dasarnya harus dimulai dengan sebuah kejujuran. Karena tanpa adanya kejujuran seseorang belum dapat berkembang karena tidak berani menjadi diri sendiri. Bersikap jujur terhadap orang lain berarti ada dua yaitu sikap terbuka dan bersikap adil.

Bersikap terbuka berarti kita harus menjawab setiap pertanyaan dengan selengkapnya, seseorang dapat bersikap terbuka dengan cara memberitahukan setiap rasa yang ia rasakan terhadap orang lain ataupun terhadap diri sendiri.

Bersikap adil yaitu mampu memperlakukan sesuatu menurut standart-standart yang diharapkan yang dipergunakan orang lain terhadap dirinya. Pada lirik

(50)

lagu ini terlihat kejujuran yang disampaikan secara terang-terangan dengan apa yang ia rasakan.

Hal ini ditunjukkan dalam kutipan pertama, kedua dan keempat.

(bait ke-1)

Semakin sibuk kau, belakangan Semakin kaya, dengan alasan Semakin rasa, sulit di ulangi

(bait ke-2)

Semakin sering kau, berlari Semenjak kau terus, hindari Semakin hari, sulit di mengerti (bait ke-4)

Sepanjang jalan yang, benderang Semakin hilang kilau, didalam Semakin diri, jauh di kenali

4.6.2 Kesediaan untuk Bertanggung Jawab

Kejujuran yang menjadi dasar kepribadian moral menjadi bentuk oprasional dalam kesedian bertanggung jawab. Karena timbulnya kesediaan tersebut untuk melakukan hal apa yang seharusnya dilakukan seseorang. Ia akan melakukan hal tersebut sebaik mungkin, sikap bertanggung jawab tersebut muncul karena dalam hal tersebut seseorang terlibat dalam masalah yang sedang ia jalani. Masalah tersebut akan ia selesaikan meskipun hal tersebut menuntut pengorbanan ataupun merugikan diri sendiri. Lirik lagu ini

(51)

menunjuk kesediaan bertanggung jawab seseorang karena ia terlibat dalam masalah tersebut dan ia merasa masalah tersebut memang ia selesaikan dengan cara yang menurutnya benar.

Hal ini ditunjukkan dalam kutipan ketiga.

(bait ke-3)

Menatap punggungnya yang dingin Di sisi ranjangnya yang lain

Semakin malam sulit di benahi

4.6.3 Kerendahan Hati

Kerendahan hati memiliki arti yang lebih, karena ia bukan hanya sekedar menujukkan kerendahan diri seseorang. Namun, kerendahan hati adalah sebuah kekuatan batin yang yang dimiliki seseorang untuk melihat diri sendiri sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Kerendahan hati seseorang membuat dirinya mengambil posisi yang tidak berlebihan. Seseorang yang rendah hati akan bersedia untuk memperhatikan dan menanggapi setiap pendapat orang lain. Pada lirik lagu ini kerendahan hati ditunjukkan sebagai sesuatu bentuk untuk menghargai dan meberikan ruang bagi pendapat lawannya, ia mampu menunjukkan kerendahan hati sebagai sesuatu hal yang harus mengubah pendapatnya sendiri.

Hal ini ditunjukkan dalam kutipan kelima.

(52)

(bait ke-5)

Aku menepi, kau yang cari, mungkin kembali, sampai nanti Aku menepi, kau yang cari, mungkin kembali, kau ku cari sampai nanti, di tinggal mimpi

4.7 Nilai Moral dalam Lirik Lagu ”Bahaya Komunis”

4.7.1 Kejujuran

Pada dasarnya kejujuran adalah kekuatan moral setiap manusia. Setiap kebaikan kecil yang dilakukan seseorang namun ia tidak memiliki kejujuran maka hal tersebut disebut kemunafikan. Tanpa kejujuran seseorang akan dianggap mempunyai maksud dan tujuanyang tidak sebenarnya. Sikap jujur yang menjadi alasan seseorang dapat terbuka, yaitu orang lain boleh mengetahui siapa kita dan apa yang kita rasakan. Baik itu perasaan sedih, senang, takut, atau khawatir terhadap seseuatu hal yang menggangu dalam diri. Seseorang dapat menyampaikan perasaan yang sedang ia rasakan sebagai bentuk bahwa ia telah jujur dan terbuka dalam menanggapi sesuatu hal. Kejujuran pada lagu ini ditunjukkan oleh tokoh aku dengan mengungkapkan rasa khwatirnya sebagai bentuk keterbukaan dalam menanggapi masalah yang ada.

Hal ini ditunjukkan dalam kutipan pertama.

(bait ke-1)

Terus terang aku khawatir Dengan komunis di tanah air Yang belakangan hidup kembali

Dari dalam gang,di pikiran, di pinggiran,di selangkangan Ini mungkin tanda-tanda

(53)

kudetanya yang mutakhir Ooo... telepon nine one one!

4.7.2 Realistik dan Kritis

Pendekatan yang bersifat intelektual adalah sifat yang khas pada etika moral sebagai bentuk refleksi kritis atas fenomena moralitas. Sikap tersebut adalah sikap realistik dan kritis. Setiap hal yang benar-benar terjadi di dunia ini menuntut tanggung jawab yang benar-benar pula, seseorang akan melihat kenyataan tersebut sebagai sesuatu hal yang realitas dan menuntut tanggung jawab yang realistik. Sikap yang realistik tersebut tidak berarti seseorang dapat menerima realitasnya begitu saja. Seseorang justru akan mempelajari keadaan dan situasi dengan sebenar-benarnya,hal inilah yang nantinya akan menuntut sikap kritis seseorang dalam menanggapi fenomena yang terjadi. Sikap realistik dan kritis itulah yang ditunjukkan pada lirik lagu ini sebagai bentuk sikap dalam melihat fenomena moralitas yang terjadi.

Hal ini ditunjukkan dalam kutipan kedua, kelima dan keenam.

(bait ke-2)

Belakangan muncul simbol

Di mana-mana, di langit-langit, di layar kaca Di kepala, di internet, di jendela

Di kaos band metal, di bawah terpal, di balik aspal Oooo, ow! Mana di mana

(bait ke-5)

Baru kemarin aku terkejut Aku tersudut lalu menyebut Waktu kulihat anak pertama

Begitu asik dengan pr berhitung i er san se s

(54)

Sungguh komunis telah menyusup Jauh kedalam sekolahan

Coba bayangkan palu dan arit

Kini diajarkandalam bentuk aritmatika Ooo ilmu neraka

(bait ke-6)

Aku berfikir lalu terkilir

Orang orang kiri seperti penyihir Kulihat dunia dititik nadir

Kulihat negara terombang ambing Orang orang kiri mendadak hadir Kucari petunjuk didalam kitap

Susuri kalimat biar kumantap,kubaca kiri menuju kanan, Mulai dari kiri menuju kekanan

Kini kusadar apa yang ku buat Aku membaca mulai dari kiri

Oh ini buku pasti buku kiri, ohhh buku ku bakar

4.7.3 Keberanian Moral

Keberanian moral adalah pengambilan keputusan sebagai bentuk dalam bertindak mandiri, kemandirian tersebut muncul dalam proses intelektual atau kognitif. Keberanian moral menunjukkan tekad yang bulat dalam mempertahankan sikap yang ia yakini adalah sebuah bentuk kewajiban yang harus ia lakukan, seseorang yang memiliki keberanian moral tidak akan menyerah dari tanggung jawabnya dalam menanggapi masalah. Ia akan mempertahankan keputusannya walau secara aktif dilawan oleh lingkungan.

Keberanian moral adalah kesetiaan terhadap suara hati yang bersedia mengambil resiko yang ada. Selain itu keberanian moral tidak menyesuaikan diri pada kekuatan-kekuatan yang ada, ia tidak mudah ditindas dan akan teta mempertahankan keputusan. Pada lagu ini keberanian moral terlihat pada

Referensi

Dokumen terkait

Melalui model pembelajaran Problem Base Learning  dan kecakapan abad 21, peserta didik dapat Menganalisis elemen gambar digital puppeter dalam animasi 2D, selanjutnya Membuat

METODE TERMODINAMIKA l y K‐Value > Hidrokarbon : Peng‐Robinson, Soave‐Redlich‐ Kwong

Semangat baru berupa penghormatan pada martabat manusia, termasuk juga yang berbeda (asing), dan fokus kepada kebaikan bersama yang lebih luas, diharapkan dapat

We will certainly offer the best means and also recommendation to get guide 100 Edible Mushrooms By Michael Kuo Even this is soft data book, it will be simplicity to lug 100

The middle of the story occur when Commodus know if Maximus is still. life became

Pengukuran Risiko Operasional Bank XXX dengan Metode Teori Nilai Ekstrim Pengukuran nilai risiko operasional dengan menggunakan data kerugian aktual Bank XXX tahun 2009 yang

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah: (1) gambaran tingkat depresi lansia di Panti Wreda Dharma Bhakti Surakarta menunjukkan sebagian besar lansia mengalami depresi sedang

ª ÜßÚÌßÎ ×Í× Ø¿´¿³¿² Ö«¼«´