• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LOCUS OF CONTROL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH LOCUS OF CONTROL"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

OLEH :

HASHFI SIREGAR 167017055

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(2)

TESIS

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Magister Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara

Oleh

HASHFI SIREGAR NIM : 167017055/AKUNTANSI

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(3)
(4)

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Dr. Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak, CA Anggota : 1. Dr. Khaira Amalia Fachrudin, SE., MBA.

2. Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak, CA, CMA 3. Keulana Erwin, SE, M.Si, Ph.D., Ak,CA 4. Dr. Rujiman, M.Si

(5)
(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh antara Locus Of Control, Etika Audit, Tekanan Waktu dan Komitmen terhadap Perilaku Penyimpangan Audit pada kantor akuntan publik yang berafiliasi asing di Medan.

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Populasi penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi asing di Medan. Metode pemilihan sampel menggunakan sensus (sampel jenuh), sehingga jumlah sampel yang digunakan adalah 75 data sampel. Metode analisis data menggunakan regresi linier berganda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Locus Of Control berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku penyimpangan audit, sedangkan Etika Audit berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap perilaku penyimpangan audit, Tekanan Waktu berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku penyimpangan audit, Komitmen berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku penyimpangan audit. Diantara keempat variabel tersebut, Komitmen memiliki pengaruh terbesar terhadap Perilaku Penyimpangan Audit.

Kata Kunci : Locus Of Control, Etika Audit, Tekanan Waktu, Komitmen, Perilaku Penyimpangan Audit.

(7)

ABSTRACT

This study aims to determine and analyze the influence between Locus Of Control, Audit Ethics, Time Pressure and Commitment on Dysfunctional Audit Behavior of a foreign affiliated public accounting office in Medan.

The research in this study used quantitative with an associative approach.

The population of this study is a foreign-affiliated Public Accountant Office in Medan. The sample selection method used a census sampling (saturated sample), so that the number of samples used was 75 sample data. Data analysis method was done by multiple linear regression

The results showed that Locus Of Control had a significant positive effect on Dysfunctional Audit Behavior, while Audit Ethics had a negative but insignificant effect on Dysfunctional Audit Behavior, Time Pressure had a positive and significant effect on Dysfunctional Audit Behavior, Commitment had a positive and significant effect on Dysfunctional Audit Behavior. Among these four variables, Commitment has the greatest influence on Dysfunctional Audit Behavior.

Keywords: Locus Of Control, Audit Ethics, Time Pressure, Commitment, Dysfunctional Audit Behavior.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas segala karunia dan ridhonya, sehingga tesis yang berjudul “Pengaruh Locus of Control, Etika Audit, Tekanan Waktu dan Komitmen Terhadap

Perilaku Penyimpangan Dalam Audit Pada Kantor Akuntan Publik yang Berafiliasi Asing Di Medan ” ini dapat diselesaikan. Tesis ini disusun untuk memenuhi gelar Magister Sains dalam Program Studi Magister Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Peneliti menyadari bahwa tesis ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak, CA, CMA selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan juga sekaligus dosen penguji yang telah memberikan saran kepada peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Bapak Dr. Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak, CA selaku Sekretaris Program Studi Magister Akuntasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan juga sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah banyak

(9)

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing serta memberikan saran kepada peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Ibu Dr. Khaira Amalia Fachrudin, SE., MBA. selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing serta memberikan saran kepada peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.

6. Bapak Keulana Erwin, SE, M.Si, Ph.D., Ak, CA selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik, saran dan masukan kepada penulis sehingga mampu menghasilkan tesis yang lebih baik.

7. Bapak Dr. Rujiman, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik, saran dan masukan kepada penulis sehingga mampu menghasilkan tesis yang lebih baik.

8. Kedua orang tua saya bapak Drs.Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, CA dan ibu Hafsah, SE, M.Si yang telah mengasuh dan membesarkan penulis, memberikan pedoman-pedoman hidup, mendoakan, memberikan semangat, memotivasi dan selalu mendukung peneliti selama ini. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada kakak dan adik kandung saya Hashifah Siregar, SE, M.Acc, Ak dan Hafizhan Siregar, SE serta keluarga yang selalu memberikan dukungan dan doa untuk menyelesaikan tesis ini

9. Teman-teman peneliti di Magister Akuntansi Reguler angkatan 2016 Ananda Anugrah Nasution, Nelty Rosmaya, Windy Astuti, Rachel Junita, John Raphael, Malinda Sari Sembiring, Hendro Siallagan, Junaidi Siahaan, Citra Puspa Sari, M. Bastian, Khairul Amri, Amira Fitria dan teman-teman

(10)

lainnya di Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang tidak bisa penulis sebut satu persatu.

Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyelesaian tesis ini yang tidak dapat disebutkan satupersatu.Peneliti berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Medan, Agustus 2018 Peneliti,

Hashfi Siregar

(11)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Hashfi Siregar

Tempat/Tgl.Lahir : Medan, 10 Juli 1993 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Nama Ayah : Drs.Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, CA

Nama Ibu : Hafsah, SE, M.Si

RIWAYAT PENDIDIKAN

1998 – 2004 : SD Negri 066668 Medan 2004 – 2007 : SMP Negri 28 Medan 2007 – 2010 : SMA Swasta Eria Medan 2010 – 2014 : Program Strata Satu, USU

2016 – 2018 : Program Magister Akuntansi USU

PENGALAMAN BEKERJA

2015-2017 Bekerja di Kantor Akuntan Publik Johan Malonda Mustika &

Rekan

(12)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRAC ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Originalitas Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 9

2.1.1 Teori Atribusi ... 9

2.1.2 Teori X dan Y... 11

2.1.3 Teori Kontingensi ... 12

2.1.4 Locus of Control ... 13

2.1.5 Etika Audit ... 14

2.1.6 Tekanan Waktu ... 16

2.1.7 Komitmen ... 17

2.1.8 Penyimpangan Perilaku Audit... 19

2.2 Penelitian Terdahulu ... 19

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konseptual ... 23

3.2 Rumusan Hipotesis ... 25

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ... 26

4.2 Lokasi Penelitian ... 26

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

4.3.1 Populasi ... 27

4.3.2 Sampel ... 27

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 27

4.5 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel .. 28

(13)

4.6 Metode Analisis Data ... 32

4.6.1 Analisis Deskriptif ... 33

4.6.2 Pengujian Model Pengukuran (Outer Model) ... 33

4.6.2.1 Uji Validitas Konvergen ... 34

4.6.2.1 Uji Validitas Diskriminan ... 35

4.6.2.2 Uji Realibilitas ... 35

4.6.3 Pengujian Model Struktural (Inner Model) ... 36

4.6.3.1 Analisis Koefisien Jalur ... 36

4.6.3.2 Koefisien Determinasi (R2) ... 38

4.6.4 Pengujian Hipotesis ... 38

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Jenis Penelitian ... 39

5.1.1 Gambaran Umum Responden ... 39

5.1.2 Statisitk Deskriptif ... 42

5.1.3 Hasil Pengujian Model Pengukuran ... 44

5.1.3.1 Hasil Uji Validitas Konvergen ... 46

5.1.3.2 Hasil Uji Validitas Diskriminan ... 52

5.1.3.3 Hasil Uji Realibitas ... 54

5.1.3.4 Nilai Average Variance Extracted ... 55

5.1.3.5 Nilai Cronbach Alpha ... 56

5.1.4 Hasil Pengujian Model Struktural ... 56

5.1.4.1 Hasil Analisis Koefisien Path ... 56

5.1.4.2 Hasil Uji Nilai Koefisien Determinasi ... 58

5.1.4.3 Hasil Uji Hipotesis ... 59

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 61

5.2.1 Pengaruh Locus Of Control Terhadap Perilaku Penyimpangan Audit ... 61

5.2.2 Pengaruh Etika Audit Terhadap Perilaku Penyimpangan Audit ... 61

5.2.3 Pengaruh Tekanan Waktu Terhadap Perilaku Penyimpangan Audit ... 62

5.2.4 Pengaruh Komitmen Terhadap Perilaku Penyimpangan Audit ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 64

6.1 Keterbatasan Penelitian ... 64

6.1 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(14)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ……….………... 20

4.1 Operasional Variabel Penelitian …….……….….... 30

5.1 Daftar Kantor Akuntan yang Berafiliasi Asing di Medan…... 39

5.2 Distribusi dan Pengembalian Kuisioner……….... 40

5.3 Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………...40

5.4 Lama Masa Kerja Sebagai Auditor………...… 41

5.5 Kedudukan di KAP………42

5.6 Pendidikan Terakhir……….…...43

5.7 Statistik Deskriptif………...44

5.8 Nilai Loading Factor………...46

5.9 Nilai Loading Factor Tahap II………...50

5.10 Nilai Cross Loadings………...52

5.11 Nilai Composite Reability………....54

5.12 Nilai Average Variance Extracted (AVE)………...55

5.13 Nilai Cronbach Alpha……… 56

5.14 Nilai Path Coeficient………...57

5.15 Nilai R-Square………...58

5.16 Nilai t-Statistics………59

(15)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

3.1 Kerangka Konseptual……….……... 23 4.1 Diagram Jalur Penyimangan Perilaku Audit .……… 37 5.1 Tampilan Output Kalkulasi

PLS Algorithm Tahap I……….…... 45 5.1 Tampilan Output Kalkulasi

PLS Algorithm Tahap II……….…... 50

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1.1 Kuisioner ... 69

1.2 Identitas Responden ... 82

1.3 Daftar Jawaban Responden ... 84

1.4 Hasil Output PLS ... 94

(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor eksternal pada dasarnya adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan yang dibuat oleh sebuah perusahaan, apakah laporan keuangan telah disusun dengan wajar sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Namun dalam menentukan kewajaran sebuah laporan sering terjadinya penyimpangan perilaku oleh seorang auditor. Penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh auditor ini nantinya juga akan mempengaruhi kualitas audit.

Penyimpangan perilaku dalam audit merupakan perlilaku yang menyimpang dari standar audit yang telah ditetapkan, hal ini yang menyebabkan kualitas audit menurun, penyimpangan perilaku audit terjadi karena ketatnya persaingan dan meningkatnya permintaan akan audit eksternal, penyimpangan perilaku audit biasanya dipengaruhi oleh pribadi auditor itu sendiri, kode etik, dan juga tekanan waktu yang ditetapkan kantor akuntan.

Penyimpangan perilaku dalam audit merupakan tindakan dimana seorang auditor mereduksi atau menurunkan kualitas audit baik secara langsung maupun tidak langsung. Penurunan kualitas audit yang dilakukan secara langsung disebut dengan reduksi kualitas audit (audit quality reduction behaviours). Reduksi kualitas audit merupakan setiap tindakan yang dilakukan oleh auditor selama pelaksanaan prosedur audit yang mereduksi efektivitas bukti bukti audit yang dikumpulkan, misalnya seperti tindakan penghentian prematur prosedur audit,

(18)

review yang dangkal atas dokumen yang diberikan klien, tidak menginvestigasi kesesuaian perlakuan akuntansi yang diterapkan klien, penerimaan atas penjelasan klien yang tidak memadai, mengurangi pekerjaan audit dari yang seharusnya dilkaukan, dan tidak memperluas scope pengauditan ketika terdeteksi transaksi atau pos yang meragukan, kemudia tindakan yang dapat mereduksi kualitas audit secara tidak langsung disebut perilaku underreporting time perilaku yang terjadi ketika auditor melaporkan waktu audit yang lebih singkat dari waktu actual yang dipergunakan untuk menyelesaikan tugas audit tertentu, perilaku ini dimotivasi oleh keinginan auditor untuk dapat menyelesaikan tugas audit dalam batas anggaran waktu, misalnya menyelesaikan tugas audit dengan menggunakan waktu personal, tidak melaporkan waktu lembur yang digunakan dalam menyelesaikan prosedur audit tertentu, atau dengan mengalihkan waktu audit yang digunakan untuk mengerjakan tugas audit pada klien tertentu terhadap klien lain.

(Silaban,2009)

Karateristik personal auditor merupakan karakter pribadi seorang auditor, hal ini yang mempengaruhi tingkat penyimpangan karena perilaku ini menjelaskan mengapa para auditor melakukan ataupun menerima perilaku penyimpangan audit. Personal auditor adalah sekumpulan karateristik dan pandangan seseorang dalam menetukan cara hidup dan menjadi penentu yang membedakan penerimaan auditor akan penyimpangan perilaku dalam audit. Karateristik personal auditor adalah ciri atau watak seorang auditor dengan sifat yang dimiliki dan dipengaruhi keadaan lingkungannya maupun dirinya sendiri untuk melakukan kegiatan audit (Nasution 2015).

(19)

Pada penelitian ini, karateristik personal auditor yang akan dikaji peneliti adalah locus of control, karena untuk menilai atau melihat keperilkuan seseorang di dalam sebuah organisasi, kemudian komitmen auditor terhadap profesinya juga akan digunakan untuk menilai keterikatan seseorang dengan sebuah organisasi.

Penyimpangan perilaku audit juga dipengaruhi juga oleh etika audit dimana dalam menjalankan audit, auditor memiliki pedoman-pedoman agar dalam menjalankan aktivitasnya auditor mendapatkan arah yang jelas dan memberikan keputusan yang tepat, hal lain yang mempengaruhi penyimpangan perilaku audit adalah tekanan waktu. Tekanan waktu sering menjadi kendala bagi auditor, karena tekanan waktu yang tidak mencukupi untuk melakukan audit, sehingga menyebabkan terjadinya perilaku penyimpangan.

Banyak kasus penyimpangan perilaku oleh seorang auditor yang terjadi, misalnya kasus yang terjadi pada auditor pemerintahan, tahun 2011 Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) menangkap dua orang auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Manado, dikarenakan auditor menerima suap sebesar Rp.600 juta dari walikota Tomohon, pemberian uang suap ini dilakukan agar laporan keuangan tomohon dinyatakan berstaus wajar dengan pengecualian.

Pada tahun 2013 kasus auditor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menerima duit dari anggaran kegiatan joint audit pengawasan dan pemeriksaan di Kemendikbud. Auditor didakwa memperkaya diri sendiri dan orang lain dengan memerintahkan pencairan anggaran dan menerima biaya perjalanan dinas yang tidak dilaksanakan. Dia juga memerintahkan pemotongan sebesar 5 persen atas biaya perjalanan dinas yang

(20)

diterima para peserta pada program kegiatan joint audit Inspektorat I, II, III, IV dan investigasi Itjen Depdiknas tahun anggaran 2009. Dari perbuatannya oknum telah memperkaya diri sendiri yakni Rp 1,103 miliar dengan total kerugian keuangan negara dalam kasus ini mencapai Rp 36,484 miliar.

Kasus penyimpangan perilaku oleh seorang auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik banyak juga terjadi, misalnya pada tahun 2009 Mentri Keuangan membekukan izin 2 Akuntan Publik (AP) dan 1 Kantor Akuntan Publik (KAP) karena melakukan pelaggaran terhadap Standar Auditing- Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Banyak juga kasus pembekuan Kantor Akuntan Publik di Indonesia dikarenakan masih banyak Kantor Akuntan Publik yang tidak melengkapi kertas kerja.

Pada tahun 2017 salah satu Big Four yang memiliki mitra di Indonesia. Berawal ketika Kantor Akuntan di Indonesia mengaudit sebuah perusahaan telekomunikasi, kemudian Kantor Akuntan mitra di Amerika Serikat, melakukan kajian atas hasil audit Kantor Akuntan di Indonesia. Mereka menemukan bahwa hasil audit atas perusahaan telekomunikasi itu tidak didukung dengan data yang akurat, yakni dalam hal persewaan lebih dari 4 ribu unit tower selular. Namun kantor akuntan di Indonesia itu merilis laporan hasil audit dengan status wajar tanpa pengecualian. kantor akuntan di Indonesia akhirnya sepakat membayar denda sebesar US$ 1 juta kepada regulator Amerika Serikat, akibat divonis gagal melakukan audit laporan keuangan kliennya.

(21)

Dari beberapa contoh kasus tersebut, maka sangat relevan bila ditarik suatu pertanyaan tentang bagaimana perilaku penyimpangan dalam audit bisa terjadi. Penelitian ini menggunakan indikator karateristik personal auditor, etika audit dan pengalaman auditor, karena indikator-indikator tersebut dianggap berpotensi dalam mempengaruhi penyimpangan perilaku dalam audit.

Penelitian yang berhubungan dengan perilaku penyimpangan dalam audit pernah dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain oleh Syarista (2016), mengungkapkan bahwa karateristik personal auditor, etika audit dan pengalaman auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku penyimpangan audit.

Nasution (2013), mengungkapkan bahwa karateristik personal auditor dan etika audit berpengaruh signifikan terhadap perilaku penyimpangan audit, namun pengalaman auditor tidak memiliki pengaruh. Sabeni (2012), mengungkapkan bahwa locus of control dan kinerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perilaku penyimpangan audit, turnover intention berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan komitmen tidak memiliki pengaruh. Harini (2009), mengungkapkan bahwa locus of control berpengaruh positf dan signifikan, kinerja berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan turnover intention tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku penyimpangan audit. Sitanggang (2015), mengungkapkan bahwa turnover intention dan komitmen berpengaruh, sedangkan kinerja tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku penyimpangan audit.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ulang pada Kantor Akuntan Publik di Medan.

(22)

Pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Medan.

Berdasarkan uraian yang telah disajikan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Locus of Control, Etika Audit, Tekanan Waktu dan Komitmen Terhadap Perilaku Penyimpangan Dalam Audit Pada Kantor Akuntan Publik yang Berafiliasi Asing Di Medan ”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan masalah sebagi dasar kajian penelitian yang dilakukan yaitu :

1. Apakah locus of control berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku audit?

2. Apakah etika audit berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku audit?

3. Apakah tekanan waktu berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku audit?

4. Apakah komitmen berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku audit?

(23)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnnya, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh locus of control terhadap penyimpangan audit

2. Untuk menganalisis pengaruh etika audit terhadap penyimpangan audit 3. Untuk menganalisis pengaruh tekanan waktu terhadap penyimpangan audit 4. Untuk menganalisis pengaruh komitmen terhadap penyimpangan audit.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana pengaruh karateristik personal auditor, etika audit dan pengalaman auditor terhadap tingkat penyimpangan perilaku audit.

2. Bagi Kantor Akuntan Publik

Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan untuk Kantor Akuntan Publik dalam melihat perilaku auditor agar memperhatikan aspek-aspek apa saja yang menjadi motivasi seorang auditor agar auditor dapat menghasilkan kinerja yang optimal.

(24)

3. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dapat menjadi refrensi bagi penelitian sejenis dengan objek yang sama di masa yang akan datang.

1.5 Originalitas Penelitian

Penelitian ini berkaitan dengan topik penelitian yang pernah dilakukan oleh Silaban (2009) tentang pengaruh disfungsional auditor dalam pelaksanaan progam audit. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya:

1. Lokasi penelitian sebelumnya adalah Kantor Akuntan Publik Afiliasi dan Kantor Akuntan Publik Non-Afiliasi pada kota Jakarta, Surabaya dan Medan. Pada penelitian ini lokasi penelitiannya adalah Kantor Akuntan Publik Afilasi Asing di Medan.

2. Penambahan variabel pada penelitian ini yaitu Etika Audit

3. Waktu penelitian sebelumnya dilaksanakan tahun 2009, sedangkan penelitian ini tahun 2018.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Atribusi

Atribusi adalah sebuah teori yang membahas tentang upaya-upaya yang dilakukan untuk memahami penyebab-penyebab perilaku kita dan orang lain.

Menurut Myers (1996), kecenderungan memberi atribusi disebabkan oleh kecenderungan manusia untuk menjelaskan segala sesuatu, termasuk apa yang ada dibalik perilaku orang lain. Teori atribusi menjelaskan tentang pemahaman akan reaksi seseorang terhadap peristiwa di sekitar mereka, dengan mengetahui alasan-alasan mereka atas kejadian yang dialami. Teori atribusi dijelaskan bahwa terdapat perilaku yang berhubungan dengan sikap dan karakteristik individu, maka dapat dikatakan bahwa hanya melihat perilakunya akan dapat diketahui sikap atau karakteristik orang tersebut serta dapat juga memprediksi perilaku seseorang dalam menghadapi situasi tertentu.

Pada dasarnya, teori atribusi menyatakan bahwa bila individu mengamati perilaku orang lain, mereka mencoba untuk menentukan apakah itu ditimbulkan secara internal atau eksternal. Perilaku yang disebabkan secara internal adalah perilaku yang diyakini berada di bawah kendali pribadi individu itu sendiri dalam keadaan sadar, seperti ciri kepribadian, kesadaran, dan kemampuan. Sedangkan perilaku yang disebabkan secara eksternal adalah perilaku yang dipengaruhi dari luar, yang artinya individu akan terpaksa berperilaku karena situasi, seperti adanya pengaruh sosial dari orang lain.

(26)

Penentuan atribusi penyebab apakah individual (internal) atau situasi (eksternal) dipengaruhi oleh tiga faktor (Kelly, 1972) dalam Sabeni (2012) yaitu:

A. Konsensus

Konsensus artinya perilaku yang ditunjukkan jika semua orang yang menghadapi situasi serupa merespon dengan cara yang sama.

Apabila konsensusnya tinggi, maka termasuk atribusi internal.

Sebaliknya, apabila konsensusnya rendah, maka termasuk atribusi eksternal.

B. Kekhususan

Kekhususan artinya perilaku yang ditunjukan individu berlainan dalam situasi yang berlainan. Apabila perilaku seseorang dianggap biasa maka akan dinilai sebagai atribusi internal. Sebaliknya, apabila perilaku dianggap suatu hal yang luar biasa maka individu lain yang bertindak sebagai pengamat akan memberikan atribusi eksternal.

C. Konsistensi

Konsistensi artinya perilaku yang sama dalam tindakan seseorang dari waktu ke waktu (konsisten). Semakin konsisten perilaku itu, orang akan menghubungkan hal tersebut dengan sebab-sebab internal.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori atribusi karena peneliti akan melakukan studi empiris untuk mengetahui penyebab yang mempengaruhi auditor terhadap penyimpangan perilaku audit.

(27)

2.1.2 Teori X dan Y

Teori X dan Y merupakan teori yang dikembangkan oleh McGregor, dimana ia mengklasifikasikan manusia menjadi dua tipe yaitu manusia yang cenderung berperilaku negatif yang disebut manusia bertipe X, dan manusia yang cenderung berperilaku positif yang disebut manusia bertipe Y (Siagian, (2004) dalam Kusuma (2017)). Setelah mengkaji para manajer berhubungan dengan para karyawan, McGregor menyimpulkan bahwa pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi- asumsi tersebut.

Menurut teori X, empat asumsi yang dimiliki oleh manajer adalah:

1. Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan, sebisa mungkin, berusaha untuk menghindarinya.

2. Karena karyawan tidak menyukai pekarjaan, mereka harus dipaksa, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan- tujuan.

3. Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari perintah formal bila mungkin.

4. Sebagaian karyawan menempatkan keamanan di atas faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukan sedikit ambisi.

Bertentangan dengan pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, teori Y mempunyai empat asumsi positif sebagai berikut:

(28)

1. Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain.

2. Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan.

3. Karyawan bersedia belajar untuk menerima, bahkan mencari, tanggung jawab.

4. Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan keseluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen.

Dalam teori motivasi X dan Y yang ditemukan oleh McGregor, individu yang memiliki external locus of control akan bertipe X karena mereka tidak menyukai tanggung jawab dan harus dipaksa agar berprestasi, serta harus dimotivasi oleh lingkungannya, sedangkan internal locus of control akan bertipe Y karena mereka menyukai kerja, kreatif, berusaha bertanggung jawab, dan dapat mengarahkan diri sendiri dengan target tertentu (Kusuma,2017).

2.1.3 Teori Kontigensi

Teori kontingensi telah diterima secara luas dalam disiplin ilmu manajemen sejak awal 60an. Munculnya teori ini adalah hasil dari kritik terhadap klasik teori-teori yang menganjurkan "one best way" untuk mengatur dan mengelola organisasi. Teori Kontingensi mengusulkan bahwa tidak ada cara yang terbaik untuk mengatur berbagai macam organisasi yang bekerja di industri yang berbeda dengan kondisi yang berbeda pula. Gaya manajemen dan struktur

(29)

organisasi yang sesuai tergantung pada konteks lingkungan organisasi yang bersangkutan.

Teori kontingensi dalam kepemimpinan pemerintah adalah salah satu teori yang berdasarkan pada tiga hal yakni hubungan atasan dengan bawahan, orientasi tugas dan wibawa pimpinan (Fiedler, 1967). Teori kontingensi dari Fiedler adalah teori kesesuaian pemimpin yang berarti menyesuaikan pemimpin dengan kondisi yang tepat. Teori yang dikemukakan oleh fiedler’s ini berpendapat bahwa Kinerja pemimpin ditentukan dari pemahamannya terhadap situasi dimana mereka memimpin. Secara sederhana teori kontigensi menekankan terhadap gaya kepemimpinan dan pemahaman situasi yang tepat oleh pemimpin.

Pemimpin harus memahami apa yang diinginkan bawahannya dalam kondisi tertentu dan menyesuaikan gaya kepemimpinan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Teori ini memandang pimpinan itu fleksibel dalam memilah gaya kepemimpinan tertentu dari empat kemungkinan antara lain pimpinan direktif, pimpinan suportif, pimpinan partisipatif, pimpinan yang orientasi pada prestasi (Larasati,2017).

2.1.4 Locus Of Control

Lokus kendali merupakan sebuah konsep yang dikembangkan oleh Rotter, konsep ini biasanya digunakan untuk penelitian mengenai keprilakuan dan untuk menjelaskan perilaku manusia di dalam organisasi.

Konsep ini menggolongkan individu apakah termasuk dalam lokus kendali internal atau lokus kendali eskternal. Lokus kendali internal mengatur kepada persepsi bahwa kejadian baik positif maupun negatif terjadi sebagai konsekuensi

(30)

dari tindakan atas perbuatan diri. Sedangkan lokus kendali eksternal mengacu pada keyakinan bahwa suatu kejadian berada di luar kontrol dirinya seperti nasib, keberentungan ((Schermerhon et al, 1991) dalam Nasution (2015)).

Gable dan Dangello (1994) dalam Hariani (2009) juga menyatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara individu dan lokus kendali eskternal dengan keinginan menggunakan kecurangan atau manipulasi untuk meraih tujuan personal, selanjutnya manipulasi ataupun kecurangan akan muncul dalam bentuk perilaku disfungsional. Perilaku ini yang dilakukan oleh auditor untuk memanipulasi proses audit dalam hal mendapatkan target kinerja individual auditor.

2.1.5 Etika Audit

Menurut Elder (2011:60) dalam Syarista (2016) “Etika dapat didefinisikan secara luas sebagai seperangkat prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai”. Menurut Daft (2002:167), “Etika (Ethics) adalah aturan mengenai prinsip-prinsip dan nilai- nilai moral yang mengatur prilaku seseorang atau kelompok mengenai apa yang benar dan apa yang salah”. Dari kedua pengertian diatas, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa etika adalah prinsip dan nilai moral yang akan mempengaruhi seseorang dalam pelaksanaan tindakannya. Menurut Keraf (1998), etika dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

1. Etika umum

Etika umum berkaitan dengan bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip modal dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak, serta tolak ukur dalam menilai baik buruknya

(31)

suatu tindakan. Etika umum dapat digolongkan dengan ilmu pengetahuan yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.

2. Etika Khusus

Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip modal dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Etika khusus dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Etika individual, menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.

b. Etika sosial, berkaitan dengan kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia lainnya salah satu bagian dari etika social adalah etika profesi.

Ponemon dan Gabhart (1990) menemukan bahwa profesi kognitif etika auditor akan mempengaruhi independensi auditor. Indenpendensi merupakan isu yang menarik karena dalam menghadapi konflik independensi auditor perlu untuk mempertimbangkan aturan eksplisit, standar audit dan kode etik professional.

Independensi dalam audit berarti berpegang pada pandangan yang tidak memihak di dalam penyelenggaraan pengujian audit, evaluasi hasil pemeriksaan, dan menyusun laporan audit.

Berdasarkan Standar Profesi Akuntan Publik (2001, SA Seksi 220: Par 01) mengemukakan bahwa “Seorang auditor harus bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Dengan demikian, ia tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapa pun, sebab bagaimana pun sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak, yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya”

(32)

Payamta (2002) dalam Syarista(2016) menyatakan bahwa berdasarkan

“Pedoman Etika” IFAC, maka syarat-syarat etika suatu organisasi akuntan sebaiknya didasarkan pada prinsip-prinsip dasar yang mengatur perilaku seorang Akuntan dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Prinsip tersebut adalah (1) integritas, (2)obyektifitas, (3) independen, (4) kepercayaan, (5) standar-standar teknis, (6) kemampuan professional, dan (7) perilaku etika. Independensi merupakan salah satu nilai etis yang dijabarkan secara tertulis bagi seorang auditor sebagai panduan agar dapat selalu berperilaku etis.

2.1.6 Tekanan Waktu

Tekanan waktu merupakan keadaan dimana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap tugasnya yang telah disusun dari anggaran waktu yang telah ditetapkan dari tempatnya bekerja.

Tekanan waktu audit sebenarnya merupakan situasi normal yang ada dalam lingkungan pekerjaan auditor. Tekanan waktu sangat diperlukan bagi auditor dalam melaksanakan tugasnya untuk dapat memenuhi permintaan klien secara tepat waktu dan menjadi salah satu kunci keberhasilan karir auditor di masa depan (Outley dan Pierce, 1996) dalam Kusuma (2017).

Menurut (Pierce dan Sweeney, 2004) dalam Kurnia (2011) Tekanan waktu memiliki dua jenis tekanan yang sering dihadapi auditor yaitu time budget pressure (tekanan batas waktu) dan time deadline pressure (tekanan anggaran waktu). Tekanan batas waktu merupakan tekanan yg diakibatkan oleh keadaan dimana auditor dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan audit sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Sementara itu, tekanan anggaran waktu

(33)

merupakan tekanan yang diakibatkan oleh jumlah waktu yang telah dialokasi oleh manajemen KAP untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan audit.

2.1.7 Komitmen.

Komitmen pada organisasi merupakan alat prediksi yang sangat baik untuk beberapa perilaku penting, diantaranya adalah perputaran pegawai, kesetiaan pegawai kepada nilai organisasi dan keinginan mereka untuk melakukan pekerjaan ekstra yaitu, melakukan pekerjaan melebihi apa yang seharusnya dikerjakan (Irawati, 2005) dalam Nasution (2015)

Menurut Mowday et. al. (1979) dalam Nasution (2015) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai kekuatan identifikasi dan keterlibatan individual dalam organisasi tertentu. Individu dengan komitmen organisasi yang tinggi dikarakterkan dengan penerimaan dan kepercayaan yang tinggi dalam nilai dan tujuan organisasi, keinginan untuk berusaha sekuat-kuatnya demi kepentingan organisasi, dan keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi.

Komitmen auditor terhadap profesinya merupakan salah satu faktor penentu atau memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilakunya dalam melaksanakan audit.

Komitmen profesional merupakan suatu pengembangan dari konsep yang lebih mapan yaitu komitmen organisasi. Komitmen Profesional didasarkan atas premis bahwa individu membentuk suatu kesetiaan terhadap profesi selama proses sosialisasi ketika profesi menanamkan nilai-nilai dan norma-norma profesi (Silaban, 2009).

Komitmen profesional pada awalnya hanya dipandang sebagai konsep yang bersifat unidimensi atau memiliki dimensi tunggal. Namun, sejalan dengan

(34)

perkembangan hasil-hasil penelitian, maka konsep komitmen profesional ini juga mengalami perkembangan menjadi konsep yang multidimensi. Terdapat tiga model komponen konseptual mengenai komitmen yang diperkenalkan oleh Meyer dan Allen (Meyer, et al, 1991 dalam Silaban, 2009) yang terdiri dari komitmen profesional afektif (affective professional commitment), komitmen profesional kontinu (continuance professional commitment), dan komitmen profesional normatif (normative professional commitment).

Komitmen profesional afektif (KPA) berhubungan dengan sejauh mana individu “ingin berada pada suatu profesi”. Komitmen profesional afektif merupakan keterikatan emosional individu terhadap profesinya yang didasarkan pada identifikasi pada nilai-nilai dan tujuan-tujuan profesi dan suatu keinginan untuk membantu profesi mencapai tujuan-tujuan tersebut (Meyer et al, 1993 dalam Silaban, 2009).

Komitmen profesional kontinu (KPK) berhubungan pada sejauh mana individu “tetap berada” pada suatu profesi (Meyer et al, 1991). Komitmen profesional kontinu merupakan bentuk komitmen seseorang terhadap profesinya yang didasarkan pada pertimbangan biaya-biaya yang dikeluarkan jika seseorang meninggalkan profesinya (Silaban, 2009).

Komitmen profesional normatif merupakan keterikatan individu dengan suatu profesi karena merasakan suatu kewajiban atau tanggungjawab untuk tetap berada pada suatu profesi. Meyer et al., (1993) menyatakan komitmen profesional normatif berhubungan pada sejauh mana individu meyakini bahwa mereka harus tetap berada pada suatu profesi (Silaban, 2009).

(35)

2.1.8Penyimpangan Perilaku Audit

“Penyimpangan perilaku audit (Dysfunctional Audit Behavior) merupakan reaksi terhadap lingkungan, seperti terhadap sistem pengendalian”( Donnelly et al,2003 dalam Syarista 2016). Implikasinya adalah bahwa auditor cenderung menghasilkan audit yang kurang berkualitas dan dapat menyesatkan para pengguna laporan tersebut. Beberapa penyimpangan perilaku dalam audit yang membahayakan kualitas audit:

1. Melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu yang sebenarnya (underreporting of audit time). Perilaku ini dapat menyebabkan adanya gambaran yang salah mengenai kebutuhan waktu yang sebenarnya, sehingga proses perencanaan untuk audit di masa yang akan datang menjadi terhambat dan tidak akurat, dan juga berpengaruh terhadap pelaksanaan audit selanjutnya, yaitu berkaitan dengan rencana penugasan personel yang kurang baik, menutupi kebutuhan revisi anggaran, dan meghasilkan time pressure untuk audit di masa yang akan datang

2. Merubah prosedur yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan audit di lapangan (replacing and altering original audit procedures). Perilaku ini dapat merubah rencana dan arah dari pekerjaan audit, sehingga auditor tidak dapat menemukan hal-hal yang material sebelumnya telah diperkirakan.

(36)

Penyelesaian langkah-langkah audit yang terlalu dini tanpa melengkapi keseluruhan prosedur (premature sign-off of audit steps without completion of the procedure).

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti

Judul Penelitian

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian 1 Syarista,

Riyanti (2016)

Hubungan Karakteristik Personal Auditor, Etika Audit dan Pengalaman Auditor Terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku dalam Audit pada Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan di Kota Medan

Variabel Independen : Karakteristik Personal Auditor, Etika Audit dan Pengalaman Auditor Variabel Dependen : Penyimpangan Perilaku Audit

Terdapat hubungan positif dan signifikan antara karateristik personal auditor, etika audit dan pengalaman auditor terhadap penerimaan penyimpangan perilaku audit baik secara parsial maupun simultan.

2 Nasution, Istianah (2013)

Pengaruh Karakteristik Personal Auditor, Etika Audit dan Pengalaman Auditor Terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku dalam Audit.

Variabel Independen : Karakteristik Personal Auditor, Etika Audit dan Pengalaman Auditor Variabel Dependen :

Penyimpangan Perilaku Audit

Terdapat hubungan positif dan signifikan antara karateristik personal auditor dengan penyimpangan perilaku audit, terdapat hubungan negatif signifikan antara etika audit dengan perilaku penyimpangan audit, dan pengalaman auditor tidak berpengaruh terhadap penerimaan penyimpangan perilaku audit.

3 Sabeni, Arifin (2012)

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Penerimaan Auditor Atas Penyimpangan Perilaku Dalam Audit.

Variabel

Independen : Locus of Control, Kinerja, Komitmen

Organisasi dan Turnover Intention .

Variabel Dependen : Dysfunctional Audit Behavior.

locus of control berpengaruh signifikan terhadap penerimaan dysfunctional audit behavior dengan arah negatif, kinerja berpengaruh signifikan terhadap penerimaan dysfunctional audit behavior dengan arah negatif, Komitmen organisasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap penerimaan dysfunctional audit behavior, turnover intention berpengaruh signifkan terhadap penerimaan dysfunctional audit behavior dengan arah positif.

(37)

No Nama Peneliti

Judul Penelitian

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian 4 Harini, Dwi

(2009)

Analisis Penerimaan Auditor atas Dysfunctional Audit Behavior:

Sebuah Pendekatan Karateristik Personal Auditor.

Variabel

Independen : Locus of Control, Kinerja, Turnover Intention.

Variabel Dependen : dysfunctional audit behaviour

Auditor yang memiliki kecendrungan locus of control external akan lebih meneriman dysfunctional audit behavior.

Auditor yang tingkat kinerjanya rendah akan lebih menerima dysfunctional audit behavior.

Turnover intention yang dimiliki oleh auditor tidak berpengaruh terhadap dysfunctional audit behavior.

5 Sitanggang, Hotmarojahan.

(2015)

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Penerimaan Auditor Atas Penyimpangan Perilaku Dalam Audit (Studi Empiris Pada

KAP Di

BAPEPAM-LK Di Jakarta)

Variabel

Independen : Kinerja, Turnover Intention,

Komitmen Organisasi

Variabel Dependen : dysfunctional audit behaviour

Kinerja tidak berpenngaruh terhadap dysfunctional audit behavior.

Turnover intention berpengaruh terhadap dysfunctional audit behaviors.

Komitmen organisasi berpengaruh terhadap dysfunctional audit behaviors.

6 Cahyadini, Erymesha Putri.

(2017)

Pengaruh Karateristik Personal Auditor Terhadap Perilaku Menyimpang Dalam Audit

Variabel

Independen : Locus of Control, Kinerja, Komitmen

Organisasi, Turnover Intention.

Variabel Dependen

: Perilaku

Menyimpang Dalam Audit

Locus of control eksternal berpengaruh positif terhadap perilaku menyimpang dalam audit.

Kinerja berpengaruh negatif terhadap perilaku menyimpang dalam audit.

Komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap perilaku menyimpang dalam audit.

Turnover intention berpengaruh positif terhadap perilaku menyimpang dalam audit.

7 Oktaviani, Wulan (2017)

Pengaruh Personalitas Auditor dan Etika Profesi Terhadap Penerimaan Perilaku Audit Disfungsional.

Variabel

Independen : Personal Auditor, Etika Auditor.

Variabel Dependen : Perilaku Audit Disfungsional.

Hasil penelitian menyatakan bahwa Variabel personal auditor berpengaruh terhadap Perilaku Audit Disfungsional.

Variabel etika auditor berpengaruh terhadap Perilaku Audit Disfungsional.

No Nama

Peneliti

Judul Penelitian

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

(38)

8 Basudewa, Dewa Gede Agung (2015)

Pengaruh Locus of Control, Komitmen Organisasi, Kinerja

Auditor, dan Turnover Intention Pada Perilaku Menyimpang Dalam Audit

Variabel

Independen : Locus of Control, Kinerja, Komitmen

Organisasi, Turnover Intention.

Variabel Dependen

: Perilaku

Menyimpang Dalam Audit

Hasil penelitian menyatakan bahwa Locus of contol berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku menyimpang dalam audit.

Komitmen organisasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perilaku menyimpang dalam audit.

Kinerja auditor berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perilaku menyimpang dalam audit.

Turnover intention berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku menyimpang dalam audit 9 Silaban,

Adnan (2015)

Perilaku Disfugsional Auditor Dalam Pelaksanaan Program Audit

Variabel

Independen : Locus of Control, Tekanan waktu, Komitmen, posisi auditor, tipe KAP Variabel Dependen : Perilaku Audit Disfugsional, Tekanan Waktu

Hasil penelitian menunjukkan locus of control eksternal berpengaruh positif signifikan dengan tekanan anggaran waktu yang dirasakan dan perilaku audit disfungsional.

Komitmen profesional berhubungan secara terbalik dengan perilaku RKA, tetapi hubungannya dengan tekanan anggaran waktu yang dirasakan dan perilaku URT tidak signifikan. Tekanan anggaran waktu yangdirasakan berpengaruh positif signifikan dengan perilaku audit disfungsional. Posisi auditor di KAP dan tipe KAP berpengaruh terhadap model perilaku

audit disfungsional.

10 Hariani Meilinda &

Adri Ahmad (2017)

Pengaruh Locus of Control, Turnover Intention, Kinerja, Komitmen Organisasi, Pada

Penyimpangan Perilaku Dalam Audit Pada Kantor Akuntan Publik

Berafiliasi di DKI Jakarta

Variabel

Independen : Locus of Control, Kinerja, Komitmen

Organisasi, Turnover Intention.

Variabel Dependen : Penerimaan Perilaku Dalam Audit

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Variabel locus of control berpengaruh signifikan terhadap penerimaan penyimpangan

perilaku dalam audit dengan arah positif.

Variabel turnover intention berpengaruh signifkan terhadap penerimaan penyimpangan

perilaku dalam audit dengan arah positif.

Variabel kinerja berpengaruh signifikan tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit.

Variabel komitmen organisasi memiliki pengaruh signifikan terhadap penerimaan

penyimpangan perilaku dalam audit kearah positif.

Sumber: Olahan Penelitian

(39)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh dalam mencari jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah penelitian yang menjelaskan variabel, hubungan antara variabel secara teoritis yang berhubungan dengan hasil penelitian terdahulu yang kebenarannya dapat diuji secara empiris.

Penelitian Oktaviani (2017) yang berjudul pengaruh personalitas auditor dan etika profesi terhadap penerimaan perilaku audit disfungsional. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah personal auditor dan etika auditor dan variabel dependennya adalah perilaku audit disfungsional. Oktaviani (2017) menyatakan bahwa variabel personal auditor berpengaruh terhadap perilaku audit disfungsional dan variabel etika auditor berpengaruh terhadap perilaku audit.

Penelitian Kusuma (2017) yang berjudul pengaruh locus of control, tekanan waktu, dan komitmen profesional terhadap perilaku disfungsional auditor.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah locus of control, tekanan waktu, dan komitmen dan variabel dependennya adalah perilaku disfungsional auditor. Kusuma (2017) dalam penelitiannya menyatakan bahwa locus of control eksternal berpengaruh positif terhadap perilaku disfungsional auditor, tekanan waktu berpengaruh positif terhadap perilaku disfungsional auditor, komitmen berpengaruh negatif terhadap perilaku disfungsional.

(40)

Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas mengenai pengaruh locus of control, etika audit, tekanan waktu dan komitmen terhadap pernyimpangan perilaku dalam audit. Berdasarkan latar belakang dan tinjauan teoritis yang telah dijabarkan sebelumnya, maka kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sumber olahan peneliti dari penelitian terdahulu

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual.

locus of control (X1)

Etika Audit (X2)

Tekanan Waktu (X3)

Penyimpangan Perilaku Dalam Audit

(Y)

Komitmen (X4)

(41)

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara atau dugaan sementara yang belum terbukti secara tentatif mengenai hubungan dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris. Hipotesis memberikan penjelasan sementara mengenai gejala-gejala serta memudahkan untuk dilakukannya perluasan dalam suatu bidang.

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta kerangka konseptual maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1: locus of control berpengaruh positif terhadap penyimpangan perilaku dalam audit

H2: Etika audit berpengaruh negatif terhadap penyimpangan perilaku dalam audit

H3: Tekanan waktu berpengaruh positif terhadap penyimpangan perilaku dalam audit

H4: Komitmen berpengaruh negatif terhadap penyimpangan perilaku dalam audit

(42)

BAB IV

METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Menurut (Sugiono, 2013) yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan asosiatif. Pendekatan asosiatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.

4.2 Lokasi Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau pihak pertama. Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan riset atau penelitian. Data primer dapat berupa pendapat subjek riset (orang) baik secara individu maupun kelompok, hasil obeservasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian, atau kegiatan, hasil pengujian (Syarista, 2016).

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik berafilias asing di wilayah Medan, jumlah Kantor Akuntan Publik di Medan adalah 5. Atas pertimbangan-pertimbangan efisensi, minat, keterbatasan waktu dan tenaga, serta

(43)

pengetahuan penulis, maka penulis melakukan beberapa batasan konsep terhadap penelitian yang akan diteliti, yaitu diantaranya:

1. Penelitian dilakukan hanya terbatas pada kantor akuntan publik yang berafiliasi asing dan berlokasi di Medan.

2. Penelitian ini hanya meneliti pengaruh locus of control, etika audit, tekanan waktu dan komitmen terhadap tingkat perilaku penyimpangan dalam audit pada kantor akuntan publik.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor senior dan auditor junior yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di wilayah Medan, Kantor Akuntan Publik di Medan yang menjadi populasi adalah seluruh kantor akuntan publik di wilayah medan yang terdaftar di IAPI dan berafiliasi asing, jumlah kantor yang terdaftar di IAPI pada tahun 2018 dan berafiliasi asing adalah lima.

4.3.2 Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan teknik pengambilan sampel yaitu teknik sampling jenuh (Sampling sensus).

Sampling jenuh adalah semua anggota populasi digunakan sebagai sampel tetapi dalam penelitian ini juga ditetapkan yang menjadi responden adalah orang yang melakukan kegiatan audit dan setiap kantor diperkirakan dua puluh responden.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data primer yang berupa kuisioner. Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian lapangan (field research).

(44)

Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah auditor yang bekerja di KAP. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner kepada KAP secara langsung.

Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang bekerja pada KAP sebagai responden dalam penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada auditor yang berkerja di KAP sebagai responden.

4.5 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai definisi dan bagaimana cara pengukuran setiap variabel.

1. Karakteristik Personal Auditor

Karateristik personal auditor adalah ciri seseorang atau watak auditor dengan sifat yang dimiliki dan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan maupun dirinya sendiri dalam melakukan kegiatan audit. Semua item pertanyaan diukur dengan menggunakan skala likert, 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju. Pertanyaan mengadopsi dari kuisioner Silaban (2009)

2. Etika Audit

Etika adalah seperangkat pedoman, aturan atau norma yang mengatur tingkah laku seseorang, baik yang dilakukan atau ditinggalkan yang dianut oleh

(45)

sekelompok atau profesi. Penerapan Etika Akuntan Publik adalah aplikasi seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku auditor, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan oleh kalangan profesi akuntan publik. Semua item pertanyaan diukur dengan menggunakan skala likert, 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju. Pertanyaan diadopso dari kuisioner Helniyoman (2014).

3. Tekanan Waktu

Tekanan waktu adalah tekanan yang diberikan kepada seorang auditor untuk menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan anggaran waktu yang telah ditetapkan. Tekanan waktu terjadi akibat dari anggaran waktu yang tidak terukur dengan akurat, sehingga menyebabkan individu mendapatkan tekanan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan dengan waktu yang berlebih dari yang telah di tetapkan. . Semua item pertanyaan diukur dengan menggunakan skala likert, 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) hampir tidak pernah, (2) jarang, (3) kadang-kadang, (4) sering, dan (5) hampir selalu.

Pertanyaan mengadopsi dari kuisioner Silaban (2009) 4. Komitmen

Komitmen adalah keterlibatan individu pada sebuah profesi, komitmen terdiri dari komitmen profesional afektif, komitmen profesional kontinu dan komitmen profesional normatif. Semua item pertanyaan diukur dengan menggunakan skala likert, 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor

(46)

yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju. Pertanyaan mengadopsi dari kuisioner Silaban (2009)

5. Penyimpangan Perilaku Dalam Audit

“Penyimpangan perilaku audit (Dysfunctional Audit Behavior) merupakan tindakan menyimpang yang dilakukan seorang auditor yang memberikan damppak terhadap kualitas audit, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semua item pertanyaan diukur dengan menggunakan skala interval likert, 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) hampir tidak pernah, (2) jarang, (3) kadang-kadang, (4) sering, dan (5) hampir selalu.

Pertanyaan mengadopsi dari kuisioner Silaban (2009) Tabel 4.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Indikator Skala

Pengukuran Locus Of Control

(X1)

Pekerjaan merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh hasil Interval Hasil dari suatu pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan

Pekerjaan dapat terlaksana dengan baik jika ada perencanaan yang baik

Seorang bawahan harus selalu memberi saran atau pendapat kepada atasannya

Memperoleh pekerjaan yang sesuai adalah suatu keberuntungan

Memperoleh penghargaan adalah suatu keberuntungan Suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik jika dilakukan secara sungguh-sungguh

Untuk memperoleh pekerjaan harus ada teman atau kenalan yang membantu

Promosi merupakan suatu keberuntungan

Untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai, kenalan atau teman lebih penting daripada kemampuan

Promosi diberikan kepada karyawan yang kinerjanya baik Untuk mendapatkan yang diinginkan, seseorang harus kenal dengan orang yang tepat

Untuk dapat berprestasi diperlukan keberuntungan

Karyawan yang bekerja dengan baik akan mendapat imbalan yang sepadan

Pengaruh yang diberikan karyawan terhadap atasannya lebih besar dari yang dipikirkan karyawan bersangkutan

Keberuntungan merupakan faktor yang membedakan orang yang berhasil dan gagal

Gambar

Gambar 3.1  Kerangka Konseptual. locus of control  (X1) Etika Audit (X2) Tekanan Waktu (X3)  Penyimpangan Perilaku Dalam Audit (Y) Komitmen (X4)
Gambar 4.1 Diagram Jalur Penyimpangan Perilaku Audit
Tabel 5.8  Nilai Loading Factor
Tabel 5.10  Nilai Cross Loadings  Indikato r  Locus Of Control  (X1)  Etika  Audit (X2)  Tekanan  Waktu (X3)  Komitmen (X4)  Perilaku  Penyimpangan Audit (Y)  LOC5  0.899  -0.549  0.189  0.506  0.691  LOC6  0.745  -0.329  0.314  0.614  0.669  LOC8  0.706

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, tindakan yang dapat mengurangi kualitas audit antara lain review yang dangkal terhadap dokumen klien , pengujian terhadap sebahagian item sampel, tidak

Penelitian di atas sebagian besar menjelaskan tentang kesesuaian transaksi pembiayan rahn emas, dilihat dari segi perlakuan akuntansi yang didasarkan pada PSAK 107 dan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan akuntansi pembiayaan Murabahah yang diterapkan oleh BMT UGT Sidogiri capem Asembagus telah sesuai dengan PSAK 102, kesesuaian

Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa mahasiswa-mahasiswa akuntansi dalam kemampuan mereka untuk mendeteksi hadirnya masalah-masalah etika dalam skenario audit profesional

Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dari atas pelayanan jasa kepelabuhan yang dibayar oleh klien sedangkan Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas bagian yang

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak konsisten dengan teori yang dikemukakan, di mana internal locus of control tidak dapat memperkuat

1) Untuk mengetahui perlakuan Akuntansi Asuransi Kecelakaan Diri yang diterapkan pada PT Jasaraharja Putera Kantor Cabang Surabaya. 2) Untuk menganalisis kesesuaian antara

PENGARUH KONFORMITAS, LOCUS OF CONTROL DAN FRAUD DIAMOND TERHADAP PERILAKU KECURANGAN AKADEMIK MAHASISWA AKUNTANSI Studi Empiris Pada Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Muhammadiyah